• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENANAMAN NILAI BUDAYA SUNDA PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI PEMBINA CIANJUR : Penelitian Studi Deskriptif Analitik pada Anak Kelompok A dan Kelompok B Tahun Pelajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENANAMAN NILAI BUDAYA SUNDA PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI PEMBINA CIANJUR : Penelitian Studi Deskriptif Analitik pada Anak Kelompok A dan Kelompok B Tahun Pelajaran 2012/2013."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PERSEMBAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Struktur Organisasi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Kajian Tentang Nilai Budaya ... 11

(2)

3. Pengertian Nilai-Nilai Budaya ... 19

B. Kajian Tentang Budaya Sunda ... 23

1. Pengertian Kata Sunda ... 23

2. Nilai BudayaSunda... 25

3. Cageur, Bageur, Bener, Pinter jeung Singer Watak Ideal Orang Sunda ... 38

C. Kajian Tentang Anak Usia Dini ... 45

1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini ... 45

2. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini ... 45

3. Hakikat Program Pembelajaran bagi Anak Usia Dini... 46

4. Pendekatan dan Asas Pembelajaran Anak Usia Dini ... 48

D. Kajian Tentang Hubungan Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini Dan Penanaman Nilai Budaya Sunda ... 54

1. Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini ... 54

2. Penanaman Nilai Budaya Sunda Pada Anak Usia Dini ... 57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 59

A. Metode Penelitian... 59

B. Subjek Penelitian ... 61

C. Instrumen Penelitian... 62

(3)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72

A. Profil TK Negeri Pembina Cianjur ... 72

1. Lokasi TK Negeri Pembina Cianjur ... 72

2. Visi dan Misi TK Negeri Pembina Cianjur ... 74

3. Sarana dan Prasarana ... 75

4. Tenaga Pendidik dan Kependidikan ... 75

5. Program Pembelajaran ... 79

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 81

1. Sumber Keilmuan atau Filosofi Penanaman Nilai Budya Sunda dan Penerapan Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur... 82

2. Perencanaan Pembelajaran pada Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur... 84

3. Pelaksanaan Pembelajaran pada Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur... 85

4. Penilaian dalam Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur ... 89

5. Peran Guru dalam Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur ... 90

(4)

1. Sumber Keilmuan atau Filosofi Penanaman Nilai Budya Sunda dan

Penerapan Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur... 92

2. Perencanaan Pembelajaran pada Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur... 96

3. Pelaksanaan Pembelajaran pada Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur... 99

4. Penilaian dalam Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur ... 103

5. Peran Guru dalam Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur ... 105

6. Faktor-Faktor yang mendukung dan menghambat dalam Penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur ... 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 111

A. Kesimpulan ... 111

B. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA

(5)

TABEL

3.1 Kisi-kisi Instrumen ... 63

3.2 Data Subjek Wawancara ... 67

4.1 Data Guru di TK Negeri Pembina Cianjur Periode 2012/2013 ... 76

4.2 Data Anak Kelompok A (Manggis) ... 76

4.3 Data Anak Kelompok B1 (Anggur) ... 77

4.4 Data Anak Kelompok B2 (Apel)... 78

4.5 Data Anak Kelompok B3 (Stawberi) ... 78

4.6 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa di TK Negeri Pembina Cianjur ... 87

4.7 Analisis Perencanaan di TK Negeri Pembina dengan Nilai Kesundaan ... 98

[image:5.612.113.531.121.545.2]
(6)
[image:6.612.168.447.259.534.2]

GAMBAR

(7)

LAMPIRAN I ... 105

1. Data Bimbingan Skripsi ... 106

2. Surat Keterangan ... 107

3. Surat Keputusan Pembimbing ... 108

4. Surat Ijin Penenlitian ... 109

5. Surat Pengantar Validasi ... 110

6. Lembar Validasi Instrumen ... 111

LAMPIRAN II (Instrumen Penelitian) ... 112

1. Pedoman Studi Dokumen ... 113

2. Pedoman Observasi ... 117

3. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 121

4. Pedoman Wawancara Perwakilan Komite Sekolah ... 124

5. Pedoman Wawancara Guru Kelas ... 127

LAMPIRAN III ... 128

1. Catatan Observasi ... 129

(8)

... 139 4. Rencana Kegiatan Mingguan ... 145

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (2003) pada pasal 1

ayat 14 menyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang

pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan

dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal”.

Secara umum pendidikan prasekolah atau pendidikan anak usia dini

dimaksudkan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan. Pendidikan

prasekolah hendaknya tidak berorientasi akademik, tetapi hendaknya dapat menyediakan pengalaman-pengalaman belajar bagi anak, juga harus disesuaikan

dengan kebutuhan, minat dan perkembangan anak (Solehuddin, 1997: 6-9)

Para ahli neuroscience mengemukakan bahwa, anak sejak dilahirkan telah memiliki milayaran sel neuron yang siap dikembangkan. Pada saat ini

pertumbuhan sel jaringan otak terjadi sangat pesat, dan sampai pada usia 4 tahun (golden age) 80% jaringan otaknya telah tersusun. Jaringan tersebut akan

(10)

kurang menerima rangsangan atau rangsangannya tidak tepat. Pada masa ini pula ada suatu masa dimana anak cerdas berbahasa apabila tidak distimulasi dengan

baik kemampuan berbahasa anak tidak akan berkembangan secara optimal. Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan

masyarakat. Suparlan (1988) mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan pengetahuan yang dipunyai oleh manusia sebagai makhluk sosial, yang lainnya adalah perangkat–perangkat, model–model pengetahuan yang secara selektif

dapat dipergunakan untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan yang dihadapi dan untuk mendorong dan menciptakan tindakan–tindakan yang

diperlukannya. Kebudayaan merupakan bagian dan menjadi milik masyarakat maupun dunia ini. Perbedaan terletak pada kebudayaan yang satu lebih sempurna daripada kebudayaan masyarakat lainnya, didalam perkembangan untuk

memenuhi segala sesuatu keperluan masyarakatnya.

Kebudayaan mengatur manusia untuk bertindak. Kebudayaan melahirkan

kaidah-kaidah untuk melindungi masyarakat dari kehancuran yang diakibatkan oleh kekuatan-kekuatan yang tersembunyi dimasyarakat. kaidah ini berupa

petunjuk cara-cara bertingkah laku didalam pergaulan hidup. Kebudayaan mengatur manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, dan menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Apabila

manusia hidup sendiri, maka tak akan manusia lain yang merasa terganggu dengan tindakan-tindakannya.

(11)

seseorang tinggal didaerah Sunda harus dengan sadar terus memelihara dan menjaga budaya Sunda itu sendiri. Dengan selalu mengajarkan dan mengenalkan

sejak dini mengenai adat istiadat, norma, hukum dan juga yang terpenting adalah bahasa itu sendiri.

Pemeliharaan nilai-nilai budaya yang terdapat pada suatu daerah dapat ditanamkan pada unsur terkecil dalam masyarakat itu sendiri, yaitu keluarga. Keluarga merupakan kelompok terkecil dari masyarakat yang banyaknya selalu

dan besar mempengaruhi pola dalam keluarga tersebut.

Pengenalan yang diberikan sejak dini akan lebih baik diberikan untuk anak

dalam keluarga dan terus berkembang pada lingkungan-lingkungan anak berada. Ketika anak berada dirumah, pola penanaman nilai-nilai budaya dapat dikenalkan dengan hal-hal sederhana yang dapat dipahami oleh anak. baik melalui tata

krama, maupun bahasa itu sendiri. Yang akan menciptakan hubungan antara manusia didalam masyarakat, yaitu norma-norma yang dikenal dengan cara

(usage), kebiasaan (folkways), tatakelakuan (mores), dan adat istiadat (costums).(Suryani, 1988)

Pada dasarnya, nilai budaya yang menjadi dasar sebuah daerah yaitu sistem religius, sistem pengetahuan, sistem bahasa dan sistem kesenian. Penggunaan bahasa daerah yang sangat jarang digunakan. Apalagi budaya Sunda

itu sendiri, yang merupakan daerah yang sangatlah banyak penduduknya. Padahal jati diri yang mempersatukan orang Sunda adalah bahasanya dan budayanya.

(12)

Sunda meyakini bahwa memiliki etos atau karakter Kasundaan, sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Karakter Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat),

bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (cerdas). (Eman

Sulaeman : 2012)

Kini masalah yang timbul adalah pengembangan bahasa daerah yang saat ini mengalami perubahan dalam segi pemakaian dalam kehidupan sehari-hari. Mengakibatkan beberapa bahasa daerah yang merupakan ciri khas dari daerah

daerah tertentu menjadi punah karena sudah tidak lagi digunakan.

Menurut UNESCO memperkirakan hanya 10 persen saja penduduk

Nusantara yang berbicara dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu. Pengamat pendidikan, yang juga Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Arief Rachman (2010), mengatakan pelestarian dan promosi bahasa

ibu harus dilakukan agar bahasa ibu tidak punah. Kepala Pusat Bahasa Departemen Pendididan Nasional, Dendy Sugono (2010), menambahkan saat ini

di Indonesia terdapat 746 bahasa yang sudah teridentifikasi. "Bahasa-bahasa itu tersebar di kepulauan yang memiliki luas 1,7 juta kilometer persegi dengan

17.508 pulau," katanya. Menurutnya, dari jumlah itu saat ini telah ada 10 bahasa yang punah. Sembilan di antara yang punah itu ada di Papua, yaitu Bahasa Bapu, Bahasa Darde dan Bahasa Wares di Kabupaten Sarmi. Sedangkan di Kabupaten

Jayapura adalah Bahasa Taworta dan Bahasa Waritai. Bahasa Murkim dan Bahasa Walak di Kabupaten Jayawijaya, Bahasa Meoswar di kabupaten

(13)

masih ada 33 bahasa lagi yang saat ini terancam punah. Dari jumlah itu, 32 bahasa berasal dari Papua dan 1 berasal dari Maluku Utara.

Dalam beberapa penelitian, juga menunjukan bahwa ada beberapa daerah yang sudah tidak banyak menggunakan bahasa daerahnya sendiri sebagai bahasa

komunikasinya sehari-hari. Misalnya saja bahasa daerah Sunda. Ketika percakapan sehari-hari, etnis Sunda banyak menggunakan bahasa Sunda. Namun kini telah banyak masyarakat Sunda terutama yang tinggal di perkotaan tidak lagi

menggunakan bahasa tersebut dalam bertutur kata. Seperti yang terjadi di pusat-pusat keramaian kota Bandung dan Bogor, dimana banyak masyarakat yang tidak

lagi menggunakan bahasa Sunda.

Pada saat ini banyak sekali upaya yang bisa dilakukan untuk tetap memelihara budaya Sunda itu sendiri. Salah satunya adalah terus menggunakan

bahasa Sunda dalam kegiatan sehari-hari. Yang sekarang ini terus ditanamkan pada anak usia dini melalui interaksi dirumah dan yang dilakukan juga di sekolah

anak tersebut.

Pentingnya pengenalan pada anak usia dini melalui berbagai cara ini,

semata-mata dilakukan supaya apa yang sudah ada dalam budaya Sunda itu sendiri tetap terjaga dan terpeliha secara baik dan terus menjadi dasar penanaman nilai-nilai budaya untuk kelangsungan diri anak juga jati diri anak itu sendiri.

Dalam pendidikan pada anak usia dini, proses tujuan pendidikan nasional yang ditetapkan oleh pemerintah ditanamkan pada kegiatan pembelajaran yang

(14)

mengenalkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air dengan selalu menamamkan nilai-nilai budaya daerah itu sendiri.

Pemerintah Daerah khususnya Daerah Jawa Barat mempunyai Peraturan daerah tersendiri yang mengatur tentang Penggunaan dan Pelestarian Bahasa,

Sastra dan Aksara Sunda, yang tercermin dengan lahirnya Perda Provinsi Jawa Barat No 6 tahun 1996 tentang Pelestarian, Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Sastra dan aksara Sunda. Yang kemudian Perda tersebut diperbaharui

dengan Perda No 5 tahun 2003 tentang pemeliharaan Bahasa, Sastra dan Aksara Daerah.

Walaupun dalam penyelenggaraannya masih terbilang terbatas pada realitas dalam pelaksanaan, tetapi ada sedikit penekanan dalam setiap pelaksanaan penggunaan bahasa sunda tersendiri, yaitu mengharuskan setiap Rabu

menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa komunikasi dalam keseharian. Percobaaan ini pun dilakukan dalam kegiatan pembelajaran di jenjang pendidikan

tertentu, misalnya jenjang Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar dan jenjang lainnya. Meskipun hanya dengan pengunaan bahasanya saja, dalam intinya tersirat

makna yang dalam tentang pelestariaan budaya Sunda itu sendiri.

TK Negeri Pembina Cianjur dalam proses pengajarannya sudah menanamkan nilai budaya Sunda dengan menggunakan bahasa, dan

norma-norma dalam bentuk kegiatan keseharian di kelas tersendiri. Biasanya keseharian ini dilakukan pada setiap hari Rabu yang di tiap kegiatan menyuguhkan dengan

(15)

bersikap yang ramah seperti orang Sunda, kemudian dari segi keagamaan yang mendalam dan pengenalan kesenian seperti Pencak Silat.

Pandangan tersebut mengisyaratkan bahwa nilai budaya yang bisa diajarkan atau dikenalkan pada anak usia dini salah satunya yaitu tetap

menanamkan nilai budaya sunda yang dapat terus kita jaga untuk generasi selanjutnya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang bagaimanakah Penanaman Nilai Budaya Sunda Pada Anak Usia Dini Di Tk

Pembina Cianjur Tahun Pelajaran 2012/2013

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimanakah penanaman nilai budaya sunda pada

anak usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur ?

Secara khusus dapat dituangkan ke dalam pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana sumber keilmuan atau filosofi penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur ?

2. Bagaimana perencanaan pada penanaman nilai budaya sunda pada anak usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur ?

3. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pada penanaman nilai budaya sunda

pada anak usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur ?

4. Bagaimana sistem penilaian yang digunakan dalam penanaman nilai

(16)

5. Bagaimana peran guru dalam penanaman nilai budaya sunda pada anak usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur ?

6. Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat penanaman nilai budaya Sunda pada anak usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur?

C Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan unuk menjawab dan

mendiskripsikan tentang penanaman nilai budaya sunda pada anak kelompok A dan kelompok di TK Negeri Pembina Cianjur. Secara khusus penelitian ini ingin

menjawab dan mendeskripsikan tentang :

1. Mendeskripsikan sumber keilmuan atau filosofi penanaman Nilai Budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur

2. Perencanaan pembelajaran pada penanaman nilai budaya sunda pada anak usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur

3. Pelaksanaan pembelajaran pada penanaman nilai budaya sunda pada anak usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur

4. Sistem penilaian yang digunakan dalam penanaman nilai budaya sunda pada anak usia dini di TK Negeri Pembina Cianjur

5. Peran guru dalam penanaman nilai budaya sunda pada anak usia dini di

TK Negeri Pembina Cianjur

6. Faktor yang mendukung dan mengahambat dalam penanaman nilai budaya

(17)

D Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik secara teoritis

maupun secara praktis. Setelah penelitian ini dilakukan, peneliti mengharapkan beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Bagi guru, penelitian ini dapat meningkatkan motivasi guru untuk mengembangakan penanaman nilai budaya sunda pada anak usia dini di TK sehingga dapat terus memelihara dan menjaga keletarian budaya sunda

agar tidak mengalami kepunahan

2. Bagi Lembaga Taman Kanak-kanak, penelitian ini dapat memberi

pemahaman tentang penanaman nilai budaya pada anak usia dini di TK sehingga di TK yang lain dapat menerapkan cara penanaman nilai budaya sunda yang dilakukan.

3. Peneliti, sebagai pengalaman dan menambahnya wawasan serta pengetahuan yang lebih luas mengenai penanaman nilai budaya sunda bagi

anak usia dini

E Struktur Organisasi

Penyusunan skripsi terdiri dari lima yang terdiri dari :

Bab pertama menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, asumsi penelitian, metode penelitian secara garis besar beserta teknik pengumpulan data dan pendekatannya, lokasi dan

(18)

Bab tiga berisi penjabaran lebih rinci lagi tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Penelitian Deskriptif. Semua

prosedur serta tahap-tahap penelitian mulai dari persiapan hingga penelitian berakhir. Bab empat mendeskripsikan proses pelaksanaan penelitian, profil

sekolah hasil temuan penelitian dan merupakan bagian analisis dan pembahasan mengenai hasil temuan penelitian. Bab lima, pada bab ini mencoba mengungkapkan bagaimana penanaman nilai budaya sunda pada anak usia dini di

TK Negeri Pembina Cianjur serta memaparkan penafsiran/pemaknaan peneliti berupa kesimpulan terhadap semua hasil temuan penelitian yang diperoleh dan

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini diarahkan untuk menganalisis dan mendeskripsikan data tentang

penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah melalui pendekatan kualitatif, hal ini didasarkan kepada rumus-rumus yang muncul dalam penelitian ini yang menuntut

peneliti untuk melakukan berbagai aktifitas eksplorasi dalam rangka memahami dan menjelaskan masalah-masalah yang menjadi focus masalah dalam penelitian ini.

Kemudian pengumpulan berbagai data dan informasi akan dilakukan melalui teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi terhadap sumber-sumber data yang

diperlukan. Menurut Bodgan dan Taylor (1975:5) dalam Moleong (2002: 3) mendefinisikan metodologi penelitian sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berangkat dari inkuiri

naturalistik yang temuan-temuannya tidak diperoleh dari prosedur perhitungan secara statistik.

Karakter khusus penelitian kualitatif berupaya mengungkapkan keunikan

(20)

penelitian yang diharapkan dalat menghasilkan suatu deskripsi tentang ucapan, tulisan dan perilaku yang diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, atau

organisasi tertentu dalam suatu setting tertentu pula. Kesemuanya itu dikaji dari sudut pendang yang utuh, komprehensif, dan holistic (Bogdan dan Taylor, 1992 :21-22;

Fachan, 2001:1)

Selanjutnya untuk mendukung validitas dan keakuratan data yang diperoleh selama penelitian, maka dipandang perlu bagi peneli untuk melakukan kajian

pustakaan untuk menganalisaan yang lebih mendalam.

Penelitian pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif ini bertujuan untuk

memperoleh gambaran secara empirik tentang penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur secara aktual.

Metode deskritif dalam penelitian menurut Nasution (1988: 9) adalah dilakukan dengan mengumpulkan data deskriptif yang banyak dan dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian, penelitian ini tidak mengutamakan angka dan statistik,

walaupun tidak menolak data kuatitatif, karakteristik dari penelitian kualitatif

ditandai oleh kegiatan unutk mengamati orang dalam situasi nyata baik dalam

berinteraksi dengan lingkungan, maupun unutk memahami perilaku orang yang diamati tersebut.

Dikatakan oleh Sugiono (2008:8) bahwa; “Penelitian kualitatif adalah

(21)

mengatakan pendekatan kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan suatu makna peristiwa interaksi perilaku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif sendiri.

Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini bertitik tolak dari konsep yang memandang manusia sebagai faktor utama dalam manejemen. Tegasnya, faktor

manusia adalah yang mutlak. Manusia menjadi titik pusat dalam menejemen dibandingkan benda-benda.

Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi “proses” daripada

“hasil”. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan

lebih jelas apabila diamati delam proses.

Penelitian ini berupaya melakukan pencatatan terhadap masalah-masalah yang muncul yang terkait dengan objek yang diteliti dengan cara seksama. Setelah

melakukan pencatatn terhadap masalah yang muncul, kemudian dideskripsikan secara apa adanya. Hakekat metode deskripsi yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 1989: 79) berdasarkan

kepada paparan diatas, maka melalui penelitian diharapkan terkumpul sejumlah data dengan berupaya memecahkan masalah berdasarkan fenomena yang ada dan

kemudian dapar dipecahkan sehingga mampu membuat satu kesimpulan yang dapat dijadikan sebagai bahan dalam pengembangan penanaman nilai budaya Sunda

.

(22)

Penelitian ini dilaksanakan di TK Negeri Pembina Cianjur yang berlokasi di Jln. Gatot Mangkupraja Desa Nagrak Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.

Sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah kegiatan pembelajaran di hari Rabu, Kepala Sekolah, Guru dan Orang Tua Murid TK / Komite Sekolah Negeri

Pembina Cianjur sebanyak dua orang. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur.

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri.

Nasution (Sugiono, 2011: 306) menyatakan “Dalam penelitian kualitatif, tidak

ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrument peneliti utama. Alasannya ialah bahwa segala sesuatu belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah fokus penelitian prosedur penelitian yang digunakan bahkan hasil yang diharapkan,

itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang

serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan dan hanya penelitian itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.

(23)

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam pengumpulan data ini, penulis

[image:23.612.54.569.262.691.2]

menggunakan beberapa teknik yaitu studi dokumentasi, observasi, wawancara, dan trigulasi, dengan berdasarkan pada kisi-kisi instrument sebagai berikut:

Tabel 3.1

KISI-KISI PENELITIAN

Judul Penelitian : Penanaman Nilai Budaya Sunda pada Anak Kelompok A dan Kelompok B di TK

Lokasi Penelitian : TK Negeri Pembina Cianjur (TKNPC)

Jln Gatot Mangkupraja Desa Nagrak Kabupaten Cianjur

No Tujuan/Masalah Penelitian Data/Informasi yang diperlukan Teknik Pengumpulan

Data

Sumber Data

Umum Khusus

1 Memperoleh pemahaman

mengenai sumber keilmuan atau filosofi penerapan penanaman nilai budaya Sunda

Pengertian nilai Budaya Sunda

Penanaman Nilai Budaya

Sunda Studi Dokumen Dokumen dan Buku-Buku mengenai Nilai Budaya Sunda

2 Memperoleh gambaran

mengenai penerapan penanaman nilai Budaya Sunda di TKNPC

Ruang lingkup

pelaksanaan nilai budaya Sunda secara nyata dilakukan di TKNPC

Ruang lingkup materi nilai budaya Sunda yang secara nyata disampaikan di kelompok A

Ruang lingkup materi nilai budaya Sunda yang secara nyata disampaikan di kelompok B

Observasi KBM

pelaksanaan penanaman nilai budaya Sunda

Wawancara Guru TKNPC

3 Memperoleh gambaran

mengenai perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

Materi mengenai

program penanaman nilai budaya Sunda di

Materi mengenai program

penanaman nilai budaya Sunda di kelompok A

Wawancara Kepala

(24)

pada penanaman nilai budaya Sunda di TKPNC

TKNPC Materi mengenai program

penanaman nilai budaya Sunda di kelompok B

Guru TKNPC

Studi Dokumen Dokumen program penanaman nilai budaya Sunda TKNPC

Rancangan

langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran penanaman nilai budaya Sunda

Langkah-langkah yang

direncanakan dalam penanaman nilai budaya Sunda melalui pembiasaan

Langkah-langkah yang

direncanakan dalam

penanaman nilai budaya yang terintegrasi dalam kegiatan bidang pengembangan lainnya Studi Dokumen Dokumen dan Buku-Buku mengenai Nilai Budaya Sunda

Wawancara Kepala

Sekolah TKNPC

Guru TKNPC

Rancangan metode

untuk kegiatan pembelajaran dalam penanaman nilai budaya Sunda

Metode-metode yang

direncanakan digunakan dalam penanaman nilai budaya Sunda Studi Dokumen Dokumen dan Buku-Buku mengenai Nilai Budaya Sunda

Wawancara Kepala

Sekolah TKNPC

Guru TKNPC

Metode yang

digunakan dalam rangka implementasi penanaman nilai budaya sunda di TKNPC

Melalui kegiatan pembiasaan

Melalui kegiatan yang

terintegrasi dengan bidang pengembangan lainnya

Observasi KBM

Pelaksanaan Penanaman nilai budaya Sunda

Wawancara Kepala

Sekolah TKNPC

(25)

4 Memperoleh gambaran mengenai pendekatan sumber daya manusia dalam penanaman nilai budaya Sunda di TKNPC

Rancangan pendekatan

sumber daya manusia yang direncanakan terlibat dalam penanaman nilai budaya Sunda di TKNPC

Pihak yang direncanakan

terlibat dalam penanaman nilai budaya Sunda di TKNPC

Peran dan keterlibatan orang-orang yang direncanakan terlibat dalam penanaman nilai budaya sunda di TKNPC Studi Dokumen Dokumen dan Buku-Buku mengenai Nilai Budaya Sunda

Wawancara Kepala

Sekolah TKNPC

Guru TKNPC

Pendekatan sumber

daya manusia yang terlibat secara nyata dalam penanaman nilai budaya Sunda

Peran dan keterlibatan dalam penanaman nilai budaya sunda di TKNPC (kepala sekolah, guru, orang tua)

Observasi KBM

Pelaksanaan Penanaman nilai budaya Sunda

Wawancara Kepala

Sekolah TKNPC

Guru TKNPC

Orang tua murid

5 Memperoleh gambaran

pelaksanaan sistem penilaian penanaman nilai budaya Sunda di TKNPC

Pelaksanaan evaluasi Aspek penilaian dalam

penanaman nilai budaya sunda

Studi dokumen Dokumen dan

Buku-Buku mengenai Nilai Budaya Sunda

Wawancara Kepala

Sekolah TKNPC

Guru TKNPC

6 Menperoleh gambaran

mengenai faktor-faktor dalam penanaman nilai budaya Sunda di TKNPC

Faktor yang mendukung dalam penanaman nilai budaya Sunda di TKNPC

Peran dan keterlibatan pihak-pihak yang terkait dalam penanaman nilai budaya Sunda di TKNPC

Peran dan keterlibatan kepala sekolah TKNPC

Peran dan keterlibatan guru

Peran dan keterlibatan orang tua

Wawancara Kepala

Sekolah TKNPC

Guru TKNPC

(26)

a. Observasi

Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksikan secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi subjek penelitian (Burns, 1990: 80). Semua

yang dilihat dan didengar asalkan sesuai dengan tema penelitian, semuanya dicatat dalam kegiatan observasi yang terencana secara flesibel dan terbuka.

Observasi dilakukan dalam untuk mendapatkan informasi mengenai penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur khususnya pada kelompok A dan kelompok B. melalui observasi, peneliti di lapangan dan

mencatatnya apa adanya sesuai dengan kondisi lapangan. Upaya untuk memfokuskan observasi dan memudahkan pencatatan hasil pengamatan, peneliti menggunakan

pedoman observasi.

Aspek-aspek yang diamati pada penelitian ini adalah proses penanaman nilai budaya Sunda pada kelompok A dan kelompok B.

b. Wawancara

Faktor yang menghambat dalam penanaman nilai budaya Sunda di TKPNC

Peran dan keterlibatan pihak-pihak yang terkait dalam penanaman nilai budaya Sunda di TKNPC

Peran dan keterlibatan kepala sekolah TKNPC

Peran dan keterlibatan guru

Peran dan keterlibatan orang tua

Wawancara Kepala

Sekolah TKNPC

Guru TKNPC

(27)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tetentu oleh dua pihak,yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang

diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu. Maksud diadakan wawancara seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1985: 266) antara

lain: mengonstruksi perihal orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan dan kepedulian, merekonstruksi kebulatan-kebulatan harapan pada masa yang akan mendatang, memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi dari

orang lain baik manusia maupun bukan manusia (tringulasi); dan memverifikasi, mengubah, dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai

pengecekan anggota.

Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data tentang

penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur khusunya pada kelompok A dan kelompok B. Wawancara dilakukan khususnya dengan kegiatan pembelajaran pada Hari Rabu, Kepala Sekolah, Guru, dan orang tua murid TK Negeri

Pembina Cianjur (Perwakilan Komite Sekolah).

Teknik wawancara yang digunakan pada penelitian ini yaitu wawancara yang

berbentuk terstruktur dan tidak terstruktur, yaitu melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya dan kemudian ditambah pertanyaan-pertanyaan baru yang tidak terdapat dalam daftar pertanyaan, hal ini tersebut uncul dikarenakan

(28)
[image:28.612.108.576.227.583.2]

relevan dengan masalah penelitian yang sedang dikaji. Wawancara juga digunakan sebgai teknik penyerta pada saat melakukan observasi dan analisi dokumentasi.

Tabel 3.2

Data Subjek Wawancara

No Nama TTL Pendidikan

Terakhir

Masa Kerja Jabatan

1 Juju Julaeha, S.Pd Cjr, 03 Jan 1968 S1 1988 - sekarang

Kepala Sekolah

2 Yusuf Jamjam, S.Pd Cjr, 14 Mar 1970 S1 - Komite

Sekolah 2 Rinrin Dora Wartini Skbm, 11 Des 1967 SLTA 1989 –

sekarang

Guru Kelas B3 3 Elis Mariyani, S.Pd Cjr, 24 Okt 1975 S1 2002 –

sekarang

Guru Kelas B1 4 Diah Sadiah, S.Pd Skbm, 02 Apr 1968 S1 2005 –

sekarang

Guru Kelas B2 5 Mira Megareta, S.H Cjr, 18 Mar 1979 S1 2004 -

sekarang

Guru Kelas A

Secara garis besar wawancara akan difokuskan pada :

a. Upaya peneliti menggali dan mendalami informasi informasi tentang fokus penelitian yang berkembangan tentang penanaman nilai budaya

Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur

b. Upaya menggali informasi tentang fakta dan data yang berhubungan dengan penerapan pembelajaran, pendekatan guru, strategi yang

(29)

c. Wawancara dilakukan ketika memverifikasi data yang diperoleh atau kesimpulan dari suatu pengamatan. Hal ini dilakukan agar tafsiran tidak

subjektif.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan suatau cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan memperoleh data yang lengkap, sah dan bukan

berdasarkan perkiraan. Data yang lain bias berupa buku teks, surat kabar, majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah, artikel dan sejenisnya.

Dalam penelitian ini, studi dokumentasi digunakan untuk menggali data dan informasi yang berkenaan dengan penanaman nilai budaya Sunda di

TK Negeri Pembina Cianjur.

Studi dokumentasi yang dilakukan untuk meneliti dan mengkaji dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian, mempelajari dan

mendalami berbagai litelatur yang berkenaan dalam penanaman nilai budaya Sunda, juga dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian tersebut dengan

menggunakan kamera digital sebagai alat perekam.

d. Tringulasi

Tringulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

(30)

Peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas, yaitu mengecek kredibilitas data dan berbagai sumber data.

E. Analisis Data

Kegiatan terakhir setelah data dikumpulkan dan diperkirakan telah memiliki tingkat kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan, dlanjurkan dengan tahap penganalisaan data. Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan bersifat naratif

kualitatif, hal ini dikarenakan data bersifat. Analisis datan dilakukan secara berangsur setiap selesai mendapatkan data dari hasil wawancara, observasi dan studi

dokumentasi. Dalam menafsirkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan tidak bersifat men-genelisir, tapi diarahkan pada menemukan esensi atau hal-hal mendasar

dari kenyataan.

Pada kegiatan analisi data selanjutnya adalah proses tringulasi yaitu proses pengecekan keabsahan data yang ada dari teknik-teknik pengumpulan data. Misalnya

data yang diperoleh dari informan (sumber data) yang diperoleh dari hasil wawancara dicek dengan pengamatan. Proses tringulasi sangat penting dilakukan, bila perlu

diulang lagi dengan wawancara, pengamatan dokumen yang lain, sehingga ditemukan kenyataan yang sesungguhnya. Dengan demikian proses pengumpulan dan analisi data dilakukan secra terus menerus melalui proses cek dan re-cek, re-analisis

(31)

a. Reduksi Data

Kegiatan mereduksi data meliputi; penyeleksian, menfokuskan, simplikasi dan

tranformasi data mentah yang telah ditulis dalam catatan-catatan lapangan. Data mentah diseleksi, diklarifikasi berdasarkan aspek permasalahan penelitian dan

diringkas dengan maksud agar mudah dipahami dan peneliti dan mempermudah dalam pengambilan kesimpulan

b. Display Data

Setelah data yang diringkas lalu ditulis dalam pola analisis untuk dianalisis. Data disajikan dalam bentuk table atau matriks agar mudah dipahami dan

mempermudah dalam pengambilan kesimpulan.

c. Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah terakhir dari tahap analisis data ini adalah menafsirkan atau menginterpretasikan data yang telah disusun, karena meskipun data telah disajikan

secara jelas, data tersebut tidak memiliki arti jika tifak dilengkapi dengan interpretasi. Penafsiran data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi rancangan

pembelajaran, pendekatan guru, strategi yang digunakan, sistem evaluasi dan faktor yang ada dalam penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri Pebina Cianjur. Berdasarkan uraian diatas langkah analisis data ini digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1

(32)

d. Tahap Pelaporan

Langkah terakhir dari penelitian ini adalah penulisan dan penyusunan tertulis yang berisi tentang rangkain kegiatan dan hasil penelitian yang disusun secra

sistematis.

Koleksi Data

Reduksi Data

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang penanaman nilai budaya Sunda pada anak kelompok A dan Kelompok di TK Negeri Pembina Cianjur, Nagrak Jln. Gatot Mangkupraja Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur dapat disimpulkan bahwa :

1. Penanaman nilai budaya Sunda yang dilaksanakan di TK Negeri Pembina Cianjur diterapkan berdasarkan Pemerintah Daerah khususnya Daerah Jawa

Barat mempunyai Peraturan daerah tersendiri yang mengatur tentang Penggunaan dan Pelestarian Bahasa, Sastra dan Aksara Sunda, yang tercermin

dengan lahirnya Perda Provinsi jabar No 6 tahun 1996 tentang Pelestarian, Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Sastra dan aksara Sunda. Yang kemudian Perda tersebut diperbaharui dengan Perda No 5 tahun 2003 tentang

pemeliharaan Bahasa, Sastra dan Aksara Daerah, serta Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 423.5/Kep.674-Disdik/2006 tentang Standar Kompetensi

(34)

2. Perencanaan dan pelaksanaan penanaman nilai budaya Sunda pada anak kelompok A dan kelompok B yang diterapkan di TK Negeri Pembina Cianjur

tidak dibuat secara sendiri karena nilai budaya Sunda terintegrasi dengan nilai-nilai pengembangan yang ada di TK. Tetapi dalam pelaksanaannya, nilai

budaya yang paling menonjol dalam kegiatan di hari rabu tersebut adalah berkomunikasi dengan Bahasa Sunda. Pelaksanaan penanaman nilai budaya Sunda ini dilakukan dengan cara pembiasaan sehari-hari dan dengan secara

langsung. Karena metode ini mempermudah anak untuk mengenal dan terus menetap pada anak.

3. Guru memiliki peran yang vital dalam pengembangan penanaman nilai budaya Sunda yang benar pada diri anak, peran guru tersebut yaitu mendidik,

mengajar, membimbing dan melatih. Peran-peran tersebut telah dilaksanakan setiap guru dengan baik.

4. Penilaian penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur

dilakukan tidak secara tertulis tetapi terintegrasi dengan pengembangan bidang yang terdapat pada pembelajaran keseharian anak khususnya pada hari

(35)

5. Berdasarkan hasil penelitian, penanaman nilai budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur memiliki faktor yang mempengaruhi penanaman nilai

budaya Sunda pada anak baik faktor keluarga, sekolah dan lingkungan anak berkembang. Tetapi dapat dikatakan sudah cukup baik dalam hal pengenalan

penyampaian, dan penanaman nilai budaya Sunda di dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

Secara keseluruhan dapat disimpulakan bahwa penerapan penanaman nilai

budaya Sunda di TK Negeri Pembina Cianjur sudah cukup berhasil diterapkan, tercermin dalam perilaku setiap anak baik kelompok A dan kelompok B yang

mengalami perubahan kearah yang lebih baik yaitu mencoba menggunakan bahasa Sunda sebagai alat komunikasi sehari-hari anak dalam bersosialisasi baik dengan

(36)

B. Rekomendasi

Mengacu pada hasil penelitian, ada beberepa rekomendasi yang diharapkan

dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan anak usia dini pada khususnya. Rekomendasi tersebut ditujukan kepada :

1. Pihak sekolah

Dengan penanaman nilai budaya Sunda, sekolah telah banyak mencatat prestasi yang sangat baik, alangkah lengkapnya bila program yang sudah ada semakin

dilengkapi dengan perencanaan dan pelaksanaan yang baik pula, agar anak akan semakin mengenali nilai-nilai budaya Sunda yang lain dan akan mempengaruhi

perkembangan karakter anak. 2. Guru

Sebagai fasilitator anak dalam proses pembelajaran, guru telah melaksanakan tugasnya dengan baik, tetapi untuk lebih memaksimalkan seluruh potensi anak alangkah baiknya dalam upaya penanaman nilai budaya Sunda guru lebih

mengembangkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan budaya Sunda seperti memperbanyak permainan-permainan tradisional yang dapat mengembangkan

nilai-nilai kearifan Sunda, dan nilai-nilai-nilai-nilai budaya yang lain yang dapat mempengaruhi ppengembanagn karakter anak.

3. Peneliti berikutnya

(37)

Peneliti selanjutnya dapat dikembangkan dengan melakukan penelitian mengenai penanaman nilai budaya Sunda yang lebih baik seperti :

1. Hubungan pendidikan karakter dengan kearifan budaya local 2. Pengaruh nilai budaya terhadap perkembangan sosial anak

(38)

. DAFTAR PUSTAKA

Al-Khazandar, Madmud Muhammad. (2008) Kejujuran. Islam House.com.

Ardiwinata, Jajat. 2009. Sosiologi Antropologi Pendidikan. Bandung : UPI PRESS.

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. (2007).

Konsep Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal.

Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional

Baswori dan Suwandi, (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiman, Nandang. (2006). Memahami Perkembangan Anak Usia Sekolah

Dasar. Jakarta:Depdiknas.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Danadibrrata, R.A. (2006). Kamus Basa Sunda. Bandun: Kiblat dengan UNPAD.

Depdiknas (2008). Modul Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Non-Formal Dan Informal Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.

Depkes RI. (2007). Kecakapan Khusus Saka Husada Krida Bina Perilaku Bersih

dan Sehat. Jakarta: Depkes RI.

Depsiknas. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas RI.

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djahiri, A K (1996). Menelusuri Dunia Afektif – Nilai Moral dan Pendidikan

Nilai Moral Norma. Bandung: Lab PPKN PFIPS IKIP Bandung.

Elmubarok, Zaim. 2009. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung. Alfabeta Garna, Judistira K. (2007). Budaya Sunda Melintasi Waktu Menantang Masa

Depan. Bandung: Lembaga Penenlitian UNPAD dan Juditira Garna

Foundation.

Gunardi, Gugun. (2011). “Membangun Karakter Anak Sunda: Kajian Ungkapan

(39)

Haryono, Supri. (2009). Sosiologi. Surakarta: Mitra Pustaka.

Hudayat, Asep. (2011).”Problematika Bageur Dalam Pergulatan Kultur”, dalam Internasional Seminar on Reformulating and Transforming Sundanase Culture. Bandung: FASA UNPAD.

I Wayan Koyan. 2000. Pendidikan Moral Pendekatan Lintas Budaya. Jakarta: Depdiknas.

Koentjaraningrat, 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Lubis, Mawardi. 2009. Evaluasi Pendidikan Nilai. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Mariana, Dede dan Paskarina, Caroline. (2006). “Revitalisasi Nilai-Nilai Budaya Sunda bagi Penciptaan Local Good Govermence di Jawa Barat”, dalam

Pembangunan Berbasis Budaya Sunda. Bandung: Puslit Kebijakan

Publik dan Pembngenbangan Wilayah UNPAD.

Menanti dan Pelly. 1994. Teori-Teori Sosial Budaya. Jakarta : Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Moleong, Lexi J. 2006. Metodologi Penelitian Kuatitatif. Bandung : PT Rosdakarya.

Mulyana, Rohmat. 2004. Mengartikulasi Pendidikan Nilai. Bandung : CV Alfabeta.

Rahmat. 2009. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Laboratorium Pkn. FPIPS. UPI

Satriawinarah, (2011). Pandangan Hidup Orang Sunda.

http://satriawinarah.wordpress.com/2011/06/12/pandangan-hidup-orang-sunda/ [15 November 2011].

Sauri, Sofyan. (2012) Pengertian Nilai Menurut Para Ahli

Schneider, A. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New York: Rinehart & Wiston.

Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Soelaman, Munandar. (2010). Ilmu Budaya Dasar. Bandung: Refika Aditama. Sopari, Viki. (2012). Program Bimbingan Pribadi Sosial Berbasis Nilai Budaya

(40)

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,

kuantitatif . Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sunarni, Nani. (2011). “Eksistensi Budaya Sunda di Tengah Perkembangan

Global”, dalam Internasional Seminar on Refomulating and

Transforming Sundanase Culture. Bandung: FASA UNPAD.

Suryalaga, Hidayat. (2003). Kasundaan Rawayan Jati. Bandung: Sundanet.com.

Suryani, Elis NS. (2010). Ragam Pesona Budaya Sunda. Bogor: Ghalia Indonesia..

Suyanto, Slamet. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : DEPDIKNAS.

Syaodih S, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Syaodih, Ernawulan, (2005). Bimbingan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Tinggi.

Solehuddin, M. (2004). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: FIP UPI

Tamsyah, Budi Rahayu. (1996) Kamus Lengkap Sunda-Indonesia,

Indonesia-Sunda, Sunda-Sunda. Bandung: Pustaka Setia.

Tu’u, Tulus. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:

Gramedia.

Tuasikal, Muh. Abduh. (2008). Jujur, KiatMenuju Selamat http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/jujur-kiat-menuju-selama.htm

[17 april 2012].

Yusuf, Syamsu. (1989). Disiplin Diri dalam Belajar dihubungkan dengan

Penanaman Disiplin yang Dilakukan OrangTua dan Guru. Tesis

Gambar

TABEL
GAMBAR 3.1  Analisis Data Model Interaktif dari
Tabel 3.1
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

Sernua perokok mengetahui bahaya merokok dan sebagian besar mengetahuinya dari media massa, sedangkan 77% perokok rnempunyai keinginan untuk berhenti merokok.. Kesimpulan yang

Lingkup penelitian meliputi produsen dan distributor pupuk wilayah Kalimantan Selatan pada berbagai lini serta para petani yang terlibat dalam program “Pajale” khusu snya

Pemerintah sebagai pemegang kebijakan dapat mengagas pemberdayaan legal ( legal empowerment ) melalui hukum, legeslatif, judikal dan resolusi dalam memberdayakan daerah

bagian bawah jenis tanaman kantong semar. “ Engga sih, tetapi sebagian besar yang kami lihat menunjukkan adanya pembesaran pada bagian bawah, malah ada yang seperti

Dalam paradigma pembangunan pertahanan dan keamanan nasional yang bersifat inklusif, Program Magister Studi Pertahanan ITB turut berperan serta mengembangkan

Hasil determinasi tumbuhan benalu kopi... Rekomendasi persetujuan etik

Dalam rangka mencetak penggerak-penggerak roda dakwah kampus yang memiliki kematangan jiwa dan siap terjun ke tengah-tengah masyarakat dan dunia kampus, UKM

4.3 Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara