• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTASI RATU ATUT CHOSIYAH DALAM PEMBERITAAN KASUS KORUPSI ALKES DAN SUAP PILKADA LEBAK DI PORTAL BERITA ”SUARA KARYA” DAN “MERDEKA”: KAJIAN LINGUISTIK FUNGSIONAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REPRESENTASI RATU ATUT CHOSIYAH DALAM PEMBERITAAN KASUS KORUPSI ALKES DAN SUAP PILKADA LEBAK DI PORTAL BERITA ”SUARA KARYA” DAN “MERDEKA”: KAJIAN LINGUISTIK FUNGSIONAL."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

REPRESENTASI RATU ATUT CHOSIYAH DALAM

PEMBERITAAN KASUS KORUPSI ALKES DAN SUAP

PILKADA LEBAK DI PORTAL BERITA

”SUARA KARYA” DAN “MERDEKA”

: KAJIAN LINGUISTIK

FUNGSIONAL

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar

Magister Humaniora Program Studi Linguistik

oleh

Lusi Setiyanti

NIM 1201097

PROGRAM STUDI LINGUISTIK

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

REPRESENTASI RATU ATUT CHOSIYAH DALAM

PEMBERITAAN KASUS KORUPSI ALKES DAN SUAP

PILKADA LEBAK DI PORTAL BERITA

”SUARA KARYA” DAN “MERDEKA”

: KAJIAN LINGUISTIK

FUNGSIONAL

Oleh Lusi Setiyanti

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Magister Humaniora di bidang linguistik

© Lusi Setiyanti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Lembar Pengesahan Tesis

LUSI SETIYANTI

REPRESENTASI RATU ATUT CHOSIYAH DALAM PEMBERITAAN

KASUS KORUPSI ALKES DAN SUAP PILKADA LEBAK DI PORTAL BERITA “SUARA KARYA” DAN “MERDEKA”:

KAJIAN LINGUISTIK FUNGSIONAL

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dadang Sudana, M.A., Ph.D.

196001201987031001

Pembimbing II

Iwa Lukmana, M.A., Ph.D.

196611271993031002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Linguistik

Prof.Dr.Syihabuddin, M.Pd.

(4)

Lusi Setiyanti, 2014

Representasi ratu atut chosiyah dalam pemberitaan kasus korupsi alkes dan suap pilkada lebak di portal berita

”suara karya” dan “merdeka”: kajian linguistik fungsional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

1.3 Rumusan Masalah Penelitian ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

1.6 Metode Penelitian ... 6

1.7 Definisi Operasional... 7

1.8 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORETIS... 10

2.1 Representasi... 10

2.2 Representasi dalam Kajian Analisis Wacana Kritis (AWK) ... 13

2.3 Representasi dalam Kajian Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) 15

2.3.1 Proses (Process) ... 15

2.3.2 Partisipan (Participant) ... 21

2.3.3 Sirkumtan (Circumtance) ... 25

2.4 Ideologi... 28

2.4.1 Nilai ... 29

2.4.2 Perspektif... 30

2.5 Penelitian Terkait ... 30

(5)

Lusi Setiyanti, 2014

3.1 Tujuan Penelitian ... 33

3.2 Jenis Penelitian ... 34

3.3 Definisi Operasional ... 34

3.3 Data dan Sumber Data ... 36

3.4 Populasi dan Sampel ... 36

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.6 Teknik Analisis Data... 38

3.7 Langkah-Langkah Penelitian ... 39

3.8 Contoh Analisis Data ... 39

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN... 44

4.1 Representasi... 45

4.1.1 Proses (Process) ... 40

4.1.2 Partisipan (Participant) ... 53

4.1.3 Sirkumtan (Circumtance) ... 69

4.2 Ideologi... 79

4.2.1 Nilai ... 80

4.2.2 Perspektif... 84

4.3 Pembahasan ... 87

4.3.1 Representasi Ratu Atut Chosiyah dalam Pemberitaan Kasus Korupsi Alkes dan Suap Pilkada Lebak di Portal Berita “Suara Karya” dan “Merdeka”: Kajian Linguistik Fungsional ... 87

4.3.2 Ideologi di balik Pembertitaan Kasus Korupsi Alkes dan Suap Pilkada Lebak di Portal Berita “Suara Karya” dan “Merdeka” 92 BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 96

5.1 Simpulan ... 96

5.2 Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA... 98

LAMPIRAN... 101

(6)

Lusi Setiyanti, 2014

Representasi ratu atut chosiyah dalam pemberitaan kasus korupsi alkes dan suap pilkada lebak di portal berita

”suara karya” dan “merdeka”: kajian linguistik fungsional

(7)

Lusi Setiyanti, 2014

Representasi Ratu Atut Chosiyah dalam Pemberitaan Kasus Korupsi Alkes

dan Suap Pilkada Lebak di Portal Berita “Suara Karya” dan “Merdeka”: Kajian Linguistik Fungsional

Lusi Setiyanti (1201097)

Program Studi Linguistik, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia

lusi_setiyanti@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini mengeksplorasi representasi sebuah entitas dalam pemberitaan surat kabar. Secara khusus, penelitian ini mengkaji representasi Ratu Atut Chosiyah (RAC) dalam wacana korupsi Alkes dan suap Pilkada Lebak di portal berita Suara Karya (SK) dan Merdeka serta ideologi yang melandasinya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan cara memilih berita yang bertopik sama dan muncul pada kedua media tersebut. Data dianalisis dengan menggunakan teori Analisis Wacana Kritis (AWK) yang bertumpu kepada analisis transitivitas dalam Linguistik Fungsional Sistemik (LFS) yang dikembangkan oleh Halliday (2004). Hasil penelitian menunjukkan bahwa media SK memiliki kecenderungan untuk merepresentasikan RAC dalam imaji yang positif sedangkan media Merdeka cenderung lebih negatif. Selanjutnya, ditemukan bahwa media SK tampaknya memegang sistem kepercayaan yang telah dimiliki oleh kelompok masyarakat sejak era prareformasi yang menggunakan instrumen-instrumen sosial untuk kepentingan politik. Sebaliknya, sistem kepercayaan yang dipegang oleh media Merdeka cenderung dekat dengan semangat reformasi yang diusung oleh orang-orang dari generasi yang melahirkan reformasi.

(8)

Lusi Setiyanti, 2014

Representasi ratu atut chosiyah dalam pemberitaan kasus korupsi alkes dan suap pilkada lebak di portal berita

”suara karya” dan “merdeka”: kajian linguistik fungsional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

The Representation of Ratu Atut Chosiyah on the News of Medical Devices Corruption and Election Tickle Case of Lebak District in News Portal

"Suara Karya " and " Merdeka": Functional Linguistic Study

ABSTRACT

This study explores the representation of an entity on the news of media. Specifically, this study examines the representation of Ratu Atut Chosiyah (RAC) on the news of medical devices corruption and Election tickle case of Lebak district in news Portal "Suara Karya " and " Merdeka". The purpose of this study is to find out and describe media's view of Suara Karya (SK) and Merdeka which also the subject of this research. In the other hand, this study tries to give a view about ideology in those media. This study employs descriptive qualitative method. Data was collected with selecting the same topic news and appear in those media. To analyse the data, this study used Critical Discourse Analyses (CDA) approach focus on transitivity analysis in Linguistic Functional Systemic (LFS) which conducted by Halliday (2004). The findings of this study are that SK tended to present RAC in positive image better than Merdeka which presented in the negative way, and even in the several analyses showed that Merdeka judged RAC. Second, SK held believe system which already owned by societal group since pre-reformation era that used social instrumentals for political interest. In the contrary, believe system that held by Merdeka is closer with reformation spirit which announced by that generation.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab satu berisi pendahuluan yang diawali pembahasan mengenai latar belakang

penelitian. Berdasarkan latar belakang penelitian, penulis mengidentifikasi

masalah penelitian dan kemudian merumuskanya ke dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan penelitian. Jawaban yang dihasilkan dari pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan

penelitian merupakan tujuan dari penelitian sehingga diperoleh manfaat dari

penelitian ini. Definisi operasional dalam bab ini bertujuan untuk memudahkan

pemahaman terkait istilah-istilah yang menjadi kerangka utama penelitian ini.

Adapun sistematika penulisan yang menjadi poin terakhir dalam bab ini

dimaksudkan untuk memberikan gambaran isi keseluruhan bagian dalam tesis ini.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kehidupan sosial masyarakat senantiasa mengalami dinamika dengan

ciri yang fluktuatif. Hal ini merupakan ciri alamiah dari sebuah bangsa.

Kehidupan bernegara dengan segala dinamikanya senantiasa mengalami

pasang-surut dengan isu-isu yang menjadi topik perbincangan masyarakat di

dalam negara tersebut.

Salah satu masalah klasik yang dihadapi oleh sebuah negara adalah

penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan pribadi. Inilah akar dari konsep

sebuah persoalan yang disebut sebagai korupsi. Fakta ini menjadikan perang

terhadap korupsi sebagai ciri utama yang signifikan dalam suatu negara.

Secara jelas dan lugas, pemberantasan korupsi juga dijadikan sebagai tolok

ukur keberhasilan suatu pemerintahan. Dengan kata lain, salah satu komponen

yang penting dalam penyelenggaraan kehidupan sebuah negara adalah

komponen penanggulangan korupsi.

Korupsi telah berkembang menjadi isu sentral yang sangat penting.

Dalam kehidupan negara Indonesia, dampak korupsi sangat banyak dan dapat

dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Korban korupsi tidak hanya

mencakup satu-dua orang secara individual, namun seluruh bangsa sebagai

(10)

2

Lusi Setiyanti, 2014

Representasi ratu atut chosiyah dalam pemberitaan kasus korupsi alkes dan suap pilkada lebak di portal berita

”suara karya” dan “merdeka”: kajian linguistik fungsional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Dalam berbagai penelitian tentang indeks korupsi, keadaan korupsi di

indonesia sudah sangat meluas dan masif. Bahkan mungkin dapat dikatakan

dampak korupsi menjadi sesuatu yang telah diketahui oleh khalayak umum.

Berbagai upaya penyadaran oleh pihak-pihak yang peduli terhadap isu korupsi

telah dilakukan, mulai oleh lembaga dan komisi negara seperti KPK (Komisi

Pemberantasan Korupsi) sampai lembaga swadaya masyarakat seperti ICW

(Indonesian Corruption Watch). Salah satu contohnya adalah dengan

gerakan-gerakan yang berupaya menyadarkan dan memberitahukan kepada masyarakat

ataupun pada generasi penerus bangsa bahwa dampak korupsi sangat banyak

dan merugikan, atau dengan memotivasi generasi muda agar tidak menjadi

generasi yang lemah dalam persoalan moral.

Persoalan korupsi di Indonesia telah menjadikan korupsi sebagai salah

satu fokus perhatian besar masyarakat. Masyarakat Indonesia yang semakin

kritis tentunya semakin memiliki kepedulian dan motivasi untuk turut

berperang melawan korupsi. Fenomena ini tentunya juga menjadi perhatian

banyak kalangan.

Salah satu kalangan yang sangat berkepentingan dalam isu korupsi ini

adalah pers. Bagi media, isu-isu sentral di tengah masyarakat menjadi

komoditas yang dapat ditawarkan sebagai bagian dari jasa penyampaian

informasi yang mereka usung. Pemberitaan seputar korupsi pun menjadi marak

di berbagai media cetak dan elektronik.

Maraknya pemberitaan korupsi ini menjadi fenomena yang sangat

menarik untuk dicermati. Korupsi telah ditempatkan sebagai fenomena politik,

sosial, budaya, ekonomi, dan kultural. Signifikansi pemberitaan korupsi

dengan segala dimensinya ini telah dijelaskan oleh Zifana dan Wintarsih

(2014: 75), dengan mengutip sebuah rilis dari I2 (Indonesia Indicator), bahwa

24,2% pemberitaan politik didominasi oleh kasus korupsi yang berhubungan

dengan politik. Kasus korupsi bahkan menjadi isu terbesar pemberitaan

bertema politik, melampaui berbagai isu lainnya yang banyak dikupas oleh

media, seperti sengketa pilkada, politik biaya tinggi, partai politik, calon

legislatif, serta persoalan teknis yang dihadapi Komisi Pemilihan Umum

(11)

3

Deskripsi yang diberikan Zifana dan Wintarsih (2014: 75) tersebut

semakin memperkuat dugaan bahwa korupsi memang telah menjadi aspek

yang tak dapat dipisahkan dari dinamika politik Indonesia yang direfleksikan

dalam berbagai pemberitaan media sepanjang tahun 2013. Dalam analogi

yang diberikan Zifana dan Wintarsih (2014: 75), jika politik (parpol, caleg

dan pemilu) dapat dimaknai sebagai kendaraan meraih kekuasan, maka

korupsi dapat dimaknai sebagai salah satu jalan pintas yang banyak dipakai.

Fakta bahwa pemberitaan kasus korupsi begitu masif terlihat di media

massa dapat dilihat secara kasat mata, di mana banyak tokoh politik yang

terlibat dalam berbagai kasus korupsi. Salah satu contoh betapa eratnya

keterkaitan dunia politik dengan korupsi adalah kasus korupsi yang

melibatkan Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah (RAC) terkait pengadaan

alat kesehatan (alkes) dan penyuapan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK),

Akil Mukhtar, dalam kasus sengketa Pilkada Kabupaten Lebak Banten.

Kasus RAC tersebut menyita perhatian masyarakat luas. Dugaan

keterlibatan RAC dan beberapa anggota keluarganya, yang banyak

menduduki berbagai jabatan penting di pemerintahan Provinsi Banten,

memberikan warna ironi tersendiri kepada masyarakat. Sebagai satu dari dua

wilayah penopang ibukota, bersama Jawa Barat, Provinsi Banten merupakan

wilayah yang memiliki peran krusial bagi negara Indonesia. Kasus korupsi

RAC seolah telah menguak kembali fakta yang memilukan bahwa Banten

merupakan salah satu provinsi dengan angka kemiskinan yang masih tinggi.

Di sisi lain, besarnya perhatian media massa terhadap kasus ini juga

dipicu oleh perhatian masyarakat yang besar. Terhitung sejak kasus ini

mengemuka, hampir setiap hari pemberitaan kasus korupsi Banten menghiasi

halaman-halaman berita berbagai media. Berbagai kalangan masyarakat pun

bereaksi dengan berbagai macam respon, mulai dari yang sangat mengutuk

hingga membela.

Pada bagian ini, masyarakat sebenarnya perlu memiliki daya kritis

untuk mencermati bahwa media-media massa mungkin memiliki kepentingan

yang berbeda dalam hal pemberitaan kasus korupsi pengadaan alkes dan

(12)

4

Lusi Setiyanti, 2014

Representasi ratu atut chosiyah dalam pemberitaan kasus korupsi alkes dan suap pilkada lebak di portal berita

”suara karya” dan “merdeka”: kajian linguistik fungsional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

media partisan, yakni media yang berafiliasi pada kekuatan politik tertentu.

Salah satu contohnya ialah portal berita Suara Karya, yang merupakan versi

daring dari Harian Umum Suara Karya. Kelompok berita Suara Karya pada

mulanya merupakan media yang terkait dengan Partai Golongan Karya

(Golkar). Gagasan penerbitan surat kabar ini berasal dari sekumpulan kader

Golkar yang memiliki dorongan untuk membuat harian umum dengan misi

demi menyukseskan pembangunan nasional.1 Mengingat bahwa RAC

merupakan kader Golkar, maka menarik sekali untuk mencermati bahwa ada

banyak kemungkinan dalam pemberitaan kasus korupsi yang melibatkan

RAC di dalam portal berita Suara Karya. Strategi-strategi yang ditempuh

Suara Karya dalam merepresentasikan RAC, yang notabene merupakan kader

Golkar, pada pemberitaan kasus korupsi suap Pilkada Lebak dan Alkes

Banten menjadi menarik untuk ditelisik.

Berbagai kemungkinan yang boleh jadi sama maupun berbeda, dapat

ditemukan juga dalam portal-portal berita lainnya yang memberikan

perhatian besar pada pemberitaan kasus korupsi RAC. Meskipun media

tertentu mungkin tidak memiliki kedekatan atau tidak berafiliasi dengan

Partai Politik, namun akan sangat menarik pula mencermati bagaimana

strategi yang ditempuh media lainnya dalam merepresentasikan RAC, apakah

memiliki ideologi yang sama atau berbeda dengan Suara Karya.

1.2 Identifikas i Masalah Penelitian

Korupsi di Indonesia merupakan sebuah wacana besar yang terdiri

atas wacana-wacana yang lebih kecil. Pemberitaan terkait kasus-kasus

korupsi menjadi beberapa wacana kecil yang membangun inti dari wacana

tersebut, beberapa di antaranya adalah pemberitaan yang terkait dengan kasus

korupsi alkes dan suap Pilkada Lebak yang melibatkan beberapa petinggi

Banten di dalamnya.

Sebagai bagian dari wacana korupsi yang lebih besar, beragam

pemberitaan yang terkait kasus tersebut sangat menarik untuk dicermati.

(13)

5

Terlebih pada beberapa media yang dikenal sebagai media partisan. Kajian

semacam ini pernah dibahas seperti dalam Zifana dan Wintarsih (2014:

75-80). Media partisan perlu dicermati dalam perkembangan wacana mengingat

adanya kemungkinan pengaruh mereka terhadap penerimaan sebuah wacana

oleh masyarakat.

Kajian ini diposisikan untuk memperluas kajian-kajian sebelumnya

yang terkait dengan pemberitaan di dalam media-media partisan. Kasus yang

berhubungan dengan media yang memiliki sejarah keterkaitan dengan parpol

yang kadernya terlibat dalam konstelasi politik Banten, yakni Suara Karya

dan media yang tidak memiliki sejarah keterkaitan dengan parpol yang

kadernya terlibat dalam konstelasi politik Banten tersebut, yakni Merdeka.

1.3 Rumusan Masalah Penelitian

Di dalam penelitian ini, dicoba diungkapkan karakteristik bahasa yang

digunakan oleh Harian Umum Suara Karya dan Merdeka dalam

merepresentasikan pihak yang menjadi aktor dalam wacana kasus korupsi dan

suap Pilkada Lebak, yakni RAC. Untuk lebih jelasnya, tujuan ini dirumuskan

dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1.3.1 Bagaimana representasi RAC dalam pemberitaan kasus korupsi Alkes

dan suap Pilkada Lebak di portal berita Suara Karya dan Merdeka?

1.3.2 Ideologi apakah yang ada di balik pemberitaan kasus korupsi Alkes dan

suap Pilkada Lebak Banten di portal berita Suara Karya dan Merdeka?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan rumusan masalah penelitian

di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.4.1 Untuk mencermati bagaimana wacana kasus korupsi Ratu Atut

Chosiyah (RAC) dapat dimaknai melalui pemberitaan di portal berita

Suara Karya dan Merdeka. Dengan kata lain, dari kajian ini diharapkan

ada temuan atas pandangan yang menggambarkan kedua media, Suara

(14)

6

Lusi Setiyanti, 2014

Representasi ratu atut chosiyah dalam pemberitaan kasus korupsi alkes dan suap pilkada lebak di portal berita

”suara karya” dan “merdeka”: kajian linguistik fungsional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1.4.2 Menguraikan dan menjelaskan pandangan Harian Umum Suara Karya

dan Merdeka terhadap RAC dalam pemberitaan kasus korupsi alat

kesehatan dan suap Pilkada Lebak di portal berita Suara Karya dan

Merdeka. Lebih lanjut, penelitian ini juga akan mencoba memberikan

pandangan terkait ideologi kedua portal berita Suara Karya dan

Merdeka dalam pemberitaan terkait wacana tersebut.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan mengacu kepada tujuan dan pertanyaan penelitian di atas,

penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut.

1.5.1 Untuk memperluas karya-karya pengamatan dan penelitian yang

berkenaan dengan kajian wacana dalam perspektif kritis.

1.5.2 Untuk memperkaya sumber-sumber acuan yang yang berkenaan dengan

kajian wacana dalam perspektif kritis.

1.5.3 Memberikan perspektif dan pengetahuan baru dalam memandang dan

menilai wacana korupsi dan suap Pilkada.

1.5.4 Bagi masyarakat Banten yang hingga penelitian ini diselenggarakan

masih mencermati kasus korupsi ini, untuk memberikan cara pandang

baru dalam menyikapi pemberitaan media terkait wacana ini.

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini tergolong sebagai penelitian deskriptif dengan ciri kualitatif

karena data yang terkumpul dan dianalisis dipaparkan secara deskriptif dalam

bentuk kata-kata atau bahasa, bukan berupa angka-angka. Penelitian deskriptif

dengan ciri kualitatif bertujuan untuk memahami suatu fenomena dengan

memanfaatkan berbagai metode yang telah teruji dalam sebuah kajian ilmiah

(2010: 6). Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai instrumen utama dalam

pengumpulan data. Peneliti menganalisis dan mendeskripsikan data yang

diperoleh dengan menggunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis (AWK) yang

bertumpu kepada analisis Transitivitas yang dikembangkan oleh Halliday (2004).

Peneliti menerapkan analisis transitivitas yang mencakup tiga hal, yaitu

(15)

7

dan suap Pilkada Lebak RAC. Melalui analisis transitivitas tersebut, peneliti

dapat menyimpulkan ideologi yang dimiliki oleh kedua media, yakni SK dan

Merdeka.

1.6.1 Tekhnik Pengumpulan Data

Di dalam penelitian ini, digunakan dua macam data, yakni data primer

dan data sekunder. Data Primer dalam bentuk teks-teks yang digunakan

sebagai sampel penelitian, sedangkan data sekunder dalam bentuk penelitian

kepustakaan (library research), dengan cara mengumpulkan berbagai

literatur dari berbagai sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian

ini. Pengumpulan data primer dilakukan dengan mengumpulkan seluruh teks

berita terkait, yakni dengan cara memilah teks dengan karakter yang spesifik

mengulas Ratu Atut Chosiyah dalam kasus tersebut. Teks-teks tersebut

kemudian dipisahkan dan digunakan sebagai data penelitian.

1.6.2 Tekhnik Analisis Data

Kerangka analisis yang digunakan dalam penelitian ini model Analisis

Wacana Kritis yang menggunakan sistem transitivitas Linguistik Fungsional

Sistemik (LFS) sebagai alat analisis. Data dianalisis dengan menggunakan

prinsip-prinsip klausa sebagai representasi dengan bertumpu kepada sistem

transitivitas. Bentuk ekspresi diklasifikasikan sebagai fitur sifat bahasa yang

dapat diamati, antara lain pada tiga unsur transitivitas: process; participant;

dan circumstance. Dalam analisis ini, prosedur kuantitatif sederhana juga

digunakan untuk mendeteksi kecenderungan masing-masing media. Hasil

perhitungan kuantitatif, kemudian, akan ditafsirkan dengan

mengkombinasikannya dengan temuan- temuan lain yang relavan.

1.7 Definisi Operasional

Berdasarkan tujuan-tujuan penelitian yang dikemukakan pada bagian

sebelumnya, perlu dirumuskan beberapa definisi operasional guna memudahkan

pemahaman terkait istilah-istilah yang menjadi kerangka utama penelitian ini.

(16)

8

Lusi Setiyanti, 2014

Representasi ratu atut chosiyah dalam pemberitaan kasus korupsi alkes dan suap pilkada lebak di portal berita

”suara karya” dan “merdeka”: kajian linguistik fungsional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Representasi adalah bagaimana suatu entitas, baik manusia, kelompok,

maupun suatu gagasan atau opini tertentu ditampilkan: apakah entitas atau

gagasan tersebut diutamakan, dimarginalkan, atau dinetralkan (Eriyanto, 2001:

113). Representasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggambaran

Ratu Atut Chosiyah (RAC) melalui teks dalam wacana kasus korupsi Alkes dan

suap Pilkada Lebak yang dilakukan oleh portal berita online Suara Karya (SK)

dan Merdeka.

Ideologi ialah sistem norma dan nilai yang digunakan dalam kehidupan

sehari-hari (Wodak, 2009). Dalam penelitian ini, ideologi yang dimaksud adalah

sistem norma dan nilai yang digunakan oleh media Suara Karya (SK) dan

Merdeka dalam memberitakan RAC melalui karakter proses dalam kalimat

sebagai representasi.

Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis) adalah proses

identifikasi dan interpretasi terhadap suatu teks berita yang mengaitkan bahasa

dengan konteks tertentu termasuk di dalamnya tujuan dan praktik tertentu. Hal ini

selaras dengan pendapat Blommaert (2005: 22-23) bahwa Analisis Wacana Kritis

diperlukan untuk menjelaskan, menafsirkan, menganalisis, dan mengkritisi

kehidupan sosial yang tercermin di dalam teks. Dalam penelitian ini, AWK

digunakan untuk menjelaskan, menafsirkan, menganalisis, dan mengkritisi

pembertiaan yang dilakukan oleh Suara Karya (SK) dan Merdeka mengenai RAC

dalam kasus korupsi Alkes dan suap Pilkada Lebak.

Pemberitaan adalah pelaporan tentang peristiwa atau pendapat yang

memilki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan

dipublikasikan melalui media massa periodik (Wahyudi, 1996: 85). Pemberitan

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemberitaan mengenai kasus korupsi

Alkes dan suap Pilkada Lebak RAC yang dilakukan oleh media online Suara

Karya dan Merdeka.

Menurut KBBI, Korupsi adalah peneyelewengan atau penyalahgunaan

uang negara (perusahaan dsb) untung keuntungan pribadi atau orang lain. Korupsi

yang dimaksud dalam hal ini adalah upaya campur tangan menggunakan

kemampuan yang didapat dari posisinya untuk menyalahgunakan informasi,

(17)

9

Media adalah sarana untuk "menjual" informasi atau berita kepada

konsumen yang dalam hal ini adalah pembaca untuk media massa tercetak,

pendengar untuk media massa radio dan pemirsa untuk media massa televisi

(Wahyudi, 1996:55). Istilah media dalam pendekatan AWK mengacu kepada

saluran sosial yang biasa digunakan untuk mengkomunikasikan informasi

dalam dunia sehari-hari (Van Dijk, 2008: 185). Dalam hal ini, media adalah

sarana (alat) penghubung dengan masyarakat seperti surat kabar, radio, televisi,

film dan lain-lain. Lebih khusus lagi dalam penelitian ini, media yang dimaksud

adalah Suara Karya dan Merdeka yang memberitakan kasus Korupsi Alkes dan

suap Pilkada Lebak RAC.

Portal berita adalah situs yang menampilkan informasi mengenai informasi

yang terjadi kepada masyarakat. Portal berita yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah Suara Karya dan Merdeka yang memberitakan kasus korupsi Alkes dan

suap Pilkada Lebak RAC.

1.8 Sistematika Penulisan

Tesis ini berisi laporan penelitian yang disajikan dalam lima bab. Bab

satu, yakni bab ini, dikemukakan latar belakang penelitian, rumusan masalah

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Kemudian bab dua berisi kajian teori, sebagai landasan yang digunakan

dalam penelitian ini. Kajian teori ini meliputi teori tentang representasi,

tinjauan representasi dalam kajian AWK, dalam kajian LFS, dan ideologi.

Kajian-kajian sebelumnya yang terkait dengan kajian ini juga ditampilkan

untuk menjelaskan posisi penelitian ini. Selanjutnya, bab tiga adalah metode

penelitian yang mencakup jenis penelitian, data dan sumber data, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data. Bab empat berisi laporan atas

penemuan dan pembahasan hasil temuan pada penelitian. Bab terakhir, yakni

bab kelima, menampilkan interpretasi atas hasil penelitian dalam bentuk

(18)

33

Lusi Setiyanti, 2014

Representasi ratu atut chosiyah dalam pemberitaan kasus korupsi alkes dan suap pilkada lebak di portal berita

”suara karya” dan “merdeka”: kajian linguistik fungsional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini, dijelaskan desain penelitian yang digunakan dalam tesis

ini. Desain yang dimaksud berkenaan dengan metode penelitian yang

meliputi jenis penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan

teknik analisis data. Untuk lebih memperjelas keselarasan metode dengan

analisis dan pembahasan yang kemudian dilakukan, sebelumnya disajikan

tujuan dan paradigma penelitian yang digunakan di dalam bab ini.

3.1Tujuan Penelitian

Di dalam Bab I, telah dikemukakan bahwa tujuan umum penelitian ini

adalah untuk memaknai representasi Ratu Atut Chosiyah (RAC) sebagai

tersangka dalam pemberitaan portal berita Suara Karya (SK) dan Merdeka.

Pemaknaan yang dimaksud adalah terbatas pada wacana kasus korupsi alat

kesehatan dan suap Pilkada Kabupaten Lebak. Untuk mengurai makna dalam

representasi RAC tersebut, penelitian ini bertumpu kepada analisis

Transitivitas (Halliday, 2004).

Secara praktis, tujuan dari penelitian ini adalah menemukan dan

menggambarkan cara yang digunakan oleh kedua portal berita SK dan

Merdeka dalam merepresentasikan sosok RAC pada wacana terkait. Secara

lebih rinci, tujuan-tujuan dari penelitian ini ialah untuk menguraikan

pandangan kedua portal berita SK dan Merdeka terhadap para pihak dalam

pemberitaannya masing-masing; dan melacak ideologi di balik representasi

para pihak tersebut.

Guna mencapai kedua tujuan utama tersebut, penelitian ini

menghubungkan hasil analisis teks dengan konteks sosial. Karena itu,

penelitian mencakup beberapa tujuan yang lebih spesifik, yakni menganalisis

dan mendeskripsikan struktur proses (process) dalam wacana kasus korupsi

RAC; menganalisis dan mendeskripsikan partisipan (participant) dalam

wacana kasus korupsi RAC; dan menganalisis dan mendeskripsikan

(19)

34

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong sebagai penelitian deskriptif dengan ciri kualitatif

karena data yang terkumpul dan dianalisis dipaparkan secara deskriptif dalam

bentuk kata-kata atau bahasa, bukan berupa angka-angka. Penelitian deskriptif

dengan ciri kualitatif bertujuan untuk memahami suatu fenomena dengan

memanfaatkan berbagai metode yang telah teruji dalam sebuah kajian ilmiah

(2010: 6). Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai instrumen utama dalam

pengumpulan data. Peneliti menganalisis dan mendeskripsikan data yang

diperoleh dengan menggunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis (AWK) yang

bertumpu kepada analisis Transitivitas yang dikembangkan oleh Halliday (2004).

Peneliti menerapkan analisis transitivitas yang mencakup tiga hal, yaitu

process; participant; dan circumstance untuk menganalisis wacana korupsi

dan suap Pilkada Lebak RAC. Melalui analisis transitivitas tersebut, peneliti

dapat menyimpulkan ideologi yang dimiliki oleh kedua media, yakni SK dan

Merdeka.

3.3 Definisi Operasional

Berdasarkan tujuan-tujuan penelitian yang dikemukakan pada bagian

sebelumnya, perlu dirumuskan beberapa definisi operasional guna memudahkan

pemahaman terkait istilah-istilah yang menjadi kerangka utama penelitian ini.

Adapun beberapa definisi operasional tersebut ialah sebagai berikut.

Representasi adalah bagaimana suatu entitas, baik manusia, kelompok,

maupun suatu gagasan atau opini tertentu ditampilkan: apakah entitas atau

gagasan tersebut diutamakan, dimarginalkan, atau dinetralkan (Eriyanto, 2001:

113). Representasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggambaran

Ratu Atut Chosiyah (RAC) melalui teks dalam wacana kasus korupsi Alkes dan

suap Pilkada Lebak yang dilakukan oleh portal berita online Suara Karya (SK)

dan Merdeka.

Ideologi ialah sistem norma dan nilai yang digunakan dalam kehidupan

sehari-hari (Wodak, 2009). Dalam penelitian ini, ideologi yang dimaksud adalah

(20)

35

Lusi Setiyanti, 2014

Representasi ratu atut chosiyah dalam pemberitaan kasus korupsi alkes dan suap pilkada lebak di portal berita

”suara karya” dan “merdeka”: kajian linguistik fungsional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Merdeka dalam memberitakan RAC melalui karakter proses dalam kalimat

sebagai representasi.

Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis) adalah proses

identifikasi dan interpretasi terhadap suatu teks berita yang mengaitkan bahasa

dengan konteks tertentu termasuk di dalamnya tujuan dan praktik tertentu. Hal ini

selaras dengan pendapat Blommaert (2005: 22-23) bahwa Analisis Wacana Kritis

diperlukan untuk menjelaskan, menafsirkan, menganalisis, dan mengkritisi

kehidupan sosial yang tercermin di dalam teks. Dalam penelitian ini, AWK

digunakan untuk menjelaskan, menafsirkan, menganalisis, dan mengkritisi

pembertiaan yang dilakukan oleh Suara Karya (SK) dan Merdeka mengenai RAC

dalam kasus korupsi Alkes dan suap Pilkada Lebak.

Pemberitaan adalah pelaporan tentang peristiwa atau pendapat yang

memilki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan

dipublikasikan melalui media massa periodic (Wahyudi, 1996: 85). Pemberitan

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemberitaan mengenai kasus korupsi

Alkes dan suap Pilkada Lebak RAC yang dilakukan oleh media online Suara

Karya dan Merdeka.

Menurut KBBI, Korupsi adalah peneyelewengan atau penyalahgunaan

uang negara (perusahaan dsb) untung keuntungan pribadi atau orang lain. Korupsi

yang dimaksud dalam hal ini adalah upaya campur tangan menggunakan

kemampuan yang didapat dari posisinya untuk menyalahgunakan informasi,

keputusan, pengaruh, uang atau kekayaan demi kepentingan keuntungan dirinya.

Media adalah sarana untuk "menjual" informasi atau berita kepada

konsumen yang dalam hal ini adalah pembaca untuk media massa tercetak,

pendengar untuk media massa radio dan pemirsa untuk media massa televisi

(Wahyudi, 1996:55). Istilah media dalam pendekatan AWK mengacu kepada

saluran sosial yang biasa digunakan untuk mengkomunikasikan informasi

dalam dunia sehari-hari (Van Dijk, 2008: 185). Dalam hal ini, media adalah

sarana (alat) penghubung dengan masyarakat seperti surat kabar, radio, televisi,

film dan lain-lain. Lebih khusus lagi dalam penelitian ini, media yang dimaksud

adalah Suara Karya dan Merdeka yang memberitakan kasus Korupsi Alkes dan

(21)

36

Portal berita adalah situs yang menampilkan informasi mengenai informasi

yang terjadi kepada masyarakat. Portal berita yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah Suara Karya dan Merdeka yang memberitakan kasus korupsi Alkes dan

suap Pilkada Lebak RAC.

3.4 Data dan Sumber Data

Penelitian ini menempatkan semua teks berita di Harian Umum Suara

Karya dan Merdeka yang berkenaan dengan wacana kasus korupsi Ratu Atut

Chosiyah sebagai sumber berita. Secara spesifik, beberapa teks yang terkait

dengan langsung dengan representasi Ratu Atut Chosiyah dipilih sebagai data

yang dianalisis dan dijadikan sumber data utama dalam kajian ini. Tokoh utama

yang dimaksud di sini ialah Ratu Atut Chosiyah.

3.5Populas i dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi merupakan seperangkat atau sekumpulan elemen yang

memiliki satu atau lebih atribut kepentingan penelitian (Arikunto, 2002:

115). Di dalam Arikunto (2002: 116), dijelaskan bahwa sampel merupakan

bagian dari populasi yang dipilih untuk diamati dan kemudian dianalisis.

Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Arikunto (2002),

gambaran yang sama diberikan pula oleh Alwasilah (2009: 71). Menurut

Alwasilah (2009: 71) penarikan sampel dilakukan dari populasi yang lebih

luas cakupannya. Mengacu kepada berbagai gagasan tersebut sebagai

panduan, maka seluruh berita yang berkaitan dengan kasus korupsi yang

melibatkan RAC dalam pemberitaan portal berita SK dan Merdeka adalah

populasi penelitian ini.

3.5.2 Sampel

Moleong (2004: 165) menjelaskan secara rinci bahwa sampel harus

dipilih dengan baik dan representatif. Nilai sampel yang baik dan

representatif akan menentukan sejauh mana suatu penelitian dapat

(22)

37

Lusi Setiyanti, 2014

Representasi ratu atut chosiyah dalam pemberitaan kasus korupsi alkes dan suap pilkada lebak di portal berita

”suara karya” dan “merdeka”: kajian linguistik fungsional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

jumlah minimum subyek yang dapat diterima dalam penelitian tergantung

kepada jenis penelitian yang dilakukan. Keputusan atas ukuran sampel pada

penelitian ini didasarkan pada bentuk-bentuk sampling pada beberapa

penelitian sejenis sebelumnya.

Secara praktis, penelitian ini menggunakan sistem purposive sampling

(Alwasilah, 2009: 72; dan Arikunto, 2002: 128). Purposive sampling dalam

penelitian ini didasarkan kepada karakteristik utama populasi yang memiliki

kesamaan. Sampel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah yang

memenuhi kriteria tertentu.

Sebagaimana telah dikemukakan, seluruh berita yang berkaitan

dengan kasus korupsi yang melibatkan RAC dalam pemberitaan portal berita

SK dan Merdeka adalah populasi penelitian ini. Untuk mendapatkan

keterwakilan dari populasi tersebut, teks yang digunakan sebagai data

berjumlah enam teks, masing-masing tiga teks dari portal berita SK dan

Merdeka. Teks-teks tersebut ialah teks-teks berita yang dipilih secara

purposive, atau dengan tujuan tertentu. Ini dilakukan dengan memperhatikan

aspek peristiwa yang menjadi latar dalam pemberitaan, yakni 1) ketika media

memberitakan respon Wakil Gubernur Banten, Rano Karno, terkait

penangkapan RAC, 2) ketika RAC menjalani pemeriksaan perdana di KPK,

dan 3) ketika RAC mengajukan permohonan penangguhan penahanan agar

dapat tetap melaksanakan tugasnya sebagai Gubernur Banten. Dengan

menggunakan teks menurut teknik purposive ini, generalisasi pada

pemberitaan, secara kelembagaan, akan memenuhi syarat keterwakilan (lih.

Alwasilah, 2009: 73).

3.6 Tekhnik Pengumpulan data

Di dalam penelitian ini, digunakan dua macam data, yakni data primer

dan data sekunder. Data Primer dalam bentuk teks-teks yang digunakan

sebagai sampel penelitian, sedangkan data sekunder dalam bentuk penelitian

kepustakaan (library research), dengan cara mengumpulkan berbagai

literatur dari berbagai sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian

(23)

38

Pengumpulan data primer dilakukan dengan mengumpulkan seluruh

teks berita terkait. Judul-judul teks tersebut dan tanggal terbitnya dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Judul-Judul Teks yang Digunakan.

Media No. Judul Teks Tanggal Berita

S

Tekhnik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

transitivitas dari Linguistik Fungsional Sistemik (LFS) sebagai tumpuan.

Pada bab sebelumnya, telah dikemukakan bahwa Sistem transitivitas

sekurangnya mencakup 3 hal, yaitu process; participant; dan circumstance.

Ketiganya merupakan tiga kategori semantik yang menjelaskan secara umum

bagaimana fenomena dunia nyata direpresentasikan dalam struktur linguistik

(Eggins, 2004: 207).

Prinsip-prinsip dan prosedur analisis data ditentukan oleh tujuan

utama penelitian, yakni bagaimana representasi para pihak yang terlibat

dalam wacana korupsi RAC dalam pemberitaan kedua portal berita. Data

dianalisis dengan menggunakan prinsip-prinsip klausa sebagai representasi,

sebagaimana telah diuraikan dalam Bab II, dengan bertumpu kepada sistem

transitivitas. Bentuk ekspresi diklasifikasikan sebagai fitur sifat bahasa yang

dapat diamati, antara lain pada tiga unsur transitivitas: process; participant;

(24)

39

Lusi Setiyanti, 2014

Representasi ratu atut chosiyah dalam pemberitaan kasus korupsi alkes dan suap pilkada lebak di portal berita

”suara karya” dan “merdeka”: kajian linguistik fungsional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Dalam analisis ini, prosedur kuantitatif sederhana juga digunakan

untuk mendeteksi kecenderungan masing-masing media. Hasil perhitungan

kuantitatif, kemudian, akan ditafsirkan dengan mengkombinasikannya

dengan temuan-temuan lain yang relavan.

3.8 Langkah-langkah Penelitian

Dengan mengacu kepada metode dan kerangka analisis yang digunakan,

maka langkah- langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Membaca semua arsip berita masing-masing media yang terkait dengan

pemberitaan kasus korupsi RAC.

b. Memilih teks-teks berita yang terkait dengan topik yang dipilih.

c. Membaca teks-teks berita yang terpilih.

d. Melakukan pemetaan untuk deskripsi dan gambaran umum teks-teks.

e. Melakukan analisis process.

f. Melakukan analisis participant.

g. Melakukan analisis circumstance.

h. Melakukan kajian sosial yang terkait dengan wacana korupsi RAC.

i. Melakukan pembahasan berdasarkan seluruh hasil analisis untuk menjawab

pertanyaan penelitian.

3.9 Contoh Analisis Data

3.9.1 Analisis Proses (process)

Berikut adalah contoh data yang dianalisis dengan menggunakan

analisis proses material. Untuk lebih memperjelas bagaimana penggunaan

material process oleh kedua media, mari kita lihat dua contoh data (3) dan (4)

(25)

40

Pada contoh (3), Suara Karya menekankan material process “diperiksa”

untuk merepresentasikan gambaran realitas yang dialami RAC. Sementara

pada contoh (4), proses material “akan memeriksa” digunakan Merdeka untuk

menceritakan pengalaman RAC yang lain. Temuan ini sangat menarik karena

pilihan material process kedua media menunjukkan cara penceritaan yang

berbeda dengan penekanan pada aspek pengalaman yang berbeda untuk topik

yang sesungguhnya sama. Pada contoh (3), SK menekankan keadaan di mana

RAC telah mengalami proses diperiksa dengan durasi dua kali, sebagai saksi.

Sementara itu, Merdeka menggambarkan pengalaman RAC yang belum terjadi

lewat proses “akan memeriksa” sehingga menempatkan RAC sebagai goal

yang dikenai oleh proses.

3.9.2 Analisis Partisipan (participant)

Sekarang kita beralih pada dua contoh di mana kedua media

(26)

41

Lusi Setiyanti, 2014

Representasi ratu atut chosiyah dalam pemberitaan kasus korupsi alkes dan suap pilkada lebak di portal berita

”suara karya” dan “merdeka”: kajian linguistik fungsional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu (18) Gubernur Banten

agar bisa menjalankan tugas sebagai gubernur

Pr. Material Range

kognisi masing-masing wartawan dalam menceritakan rencana penangguhan

penahanan RAC. SK menggunakan rujukan Gubernur Banten Ratu Atut

Chosiyah dalam menampilkan RAC sebagai aktor. Sementara itu, Merdeka

menyertakan RAC dalam kapasitas kliennya dengan bentukan proses material

yang mengikuti proses material pada klausa sebelumnya.

Perbedaan mencolok tersebut dapat dimaknai sebagai upaya Merdeka

untuk memberikan legitimasi berita bahwa rencana penangguhan penahanan

sebagai sesuatu yang biasa karena dilakukan seorang „klien‟ dari seorang

penasihat hukum. Sebaliknya, SK sangat menekankan posisi RAC sebagai

actor yang masih menjabat „Gubernur Banten‟, dan ini juga ditenmpatkan

sebagai klausa utama yang diikuti proses material selanjutnya di mana RAC

juga masih menjadi actor di dalamnya.

Dengan mengacu kepada actor yang ditampilkan dalam pemberitaan

kedua media, serta bagaimana aktor-aktor itu ditampilkan dalam teks, seperti

tampak dalam empat contoh di atas, dapat dilihat bahwa ada perbedaan

(27)

42

Pertama, dilihat dari kuantitas actor yang ditampilkan, SK

menempatkan KPK sebagai actor utama dalam pemberitaan kasus korupsi

RAC. Sebaliknya, Merdeka justru menempatkan RAC sendiri sebagai actor

utama dari pemberitaan kasus ini.

Kedua, dari dua contoh yang ditampilkan, SK memiliki kecenderungan

untuk menampilkan RAC sebagai pelaku atau actor dalam cara yang

cenderung positif. Sebaliknya, Merdeka tampak menempatkan RAC sebagai

pelaku atau actor dalam cara yang cenderung lebih negatif. Ini ditandai oleh

cara-cara pembentukan kalimat sebagaimana ditunjukkan dalam contoh (18)

dan (19) dalam cara menampilkan RAC sebagai goal yang dikenai tindakan

oleh actor KPK.

3.9.3 Analisis Sirkumtan (circumstance)

Sebagai contoh, kita dapat kembali menggunakan contoh (3) untuk

penggunaan circumstance berjenis extent dengan kategori duration oleh SK

sebagai berikut.

Sekarang, mari kita bandingkan circumstance berjenis extent dengan

kategori duration yang ditampilkan oleh Merdeka.

(28)

43

Lusi Setiyanti, 2014

Representasi ratu atut chosiyah dalam pemberitaan kasus korupsi alkes dan suap pilkada lebak di portal berita

”suara karya” dan “merdeka”: kajian linguistik fungsional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Sebagaimana ditunjukkan oleh kedua contoh di atas, secara fungsi,

kedua media menggunakan jenis circumstance yang sama, yakni extent dengan

kategori duration. Walau demikian, perbedaan ada pada jenis pilihan diksi

yang dipakai kedua media.

Pada contoh (3), SK menggunakan numeralia dua kali untuk

membentuk circumstance berjenis extent dengan kategori duration. Sementara,

diksi yang dipakai oleh Merdeka sebagaimana tampak dalam contoh (27)

tampak lebih bias karena tidak menggunakan numeralia. Dari segi clarity,

temuan ini sepintas menunjukkan bahwa SK membentuk circumstance berjenis

extent dengan kategori duration yang lebih jelas daripada Merdeka.

Konsekuensi dari diksi yang digunakan sebagai circumstance berjenis

extent ini adalah pada pemahaman pembaca. Kata selama berakar dari kata

dasar lama. Secara psikologis, ini dapat memengaruhi persepsi pembaca

karena bias yang diberikan kata lama jelas akan memberikan efek yang

berbeda dengan penggunaan numeralia seperti yang dilakukan SK pada contoh

(3).

Temuan ini lebih memperjelas bagaimana cara kedua media menyikapi

wacana melalui pilihan diksi yang difungsikan sebagai circumstance berjenis

extent dengan kategori duration. SK lebih ingin memberikan kejelasan dalam

soal persoalan hukum RAC, sementara Merdeka memberikan bias yang dapat

membentuk kesan jelas pembaca terhadap RAC sebagai subjek berita kasus

(29)

96

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini mengkaji representasi RAC dalam pemberitaan wacana

kasus korupsi di Provinsi Banten yang melibatkan Ratu Atut Chosiyah (RAC).

Temuan dan pembahasan pada bab sebelumnya melahirkan kesimpulan yang

pada akhirnya menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian ini.

5.1 Simpulan

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan analisis data yang

disajikan dalam bab sebelumnya, maka dapat ditarik dua kesimpulan dari

penelitian ini, yakni yang berkenaan dengan representasi RAC dan ideologi

yang melatarbelakangi media Suara Karya dan Merdeka dalam membuat

pemberitaan wacana kasus korupsi Alkes dan suap Pilkada Lebak.

Pertama, penelitian ini telah menemukan bahwa media SK memiliki

kecenderungan untuk merepresentasikan RAC dalam imaji yang positif dan

bersimpati, sedangkan media Merdeka cenderung lebih negatif dan bahkan

dalam beberapa bagian analisis, telah tampak menghakimi RAC. Ini

ditunjukkan melalui ciri positif dan negatif yang ditampilkan kedua media

pada aspek-aspek makna eksperiensial dalam penempatan klausa sebagai

representasi, apakah memiliki ciri negatif (-) kepada RAC atau (+) kepada

RAC.

Kedua, SK memegang sistem kepercayaan yang telah dimiliki oleh

kelompok masyarakat sejak era prareformasi yang menggunakan

instrumen-instrumen sosial untuk kepentingan politik. Dalam hal ini, SK sebagai

instrumen media pemberitaan juga berfungsi sebagai instrumen politik yang

membantu kepentingan politik Partai Golkar melalui cara pemberitaan yang

memuat ideologi reservasi untuk para kader Partai Golkar yang terjerat

masalah hukum. Sebaliknya, sistem kepercayaan yang dipegang oleh Merdeka

(30)

97

Lusi Setiyanti, 2014

Representasi ratu atut chosiyah dalam pemberitaan kasus korupsi alkes dan suap pilkada lebak di portal berita

”suara karya” dan “merdeka”: kajian linguistik fungsional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dari generasi yang melahirkan reformasi. Walau demikian, ideologi represi

yang mereka usung sedikit banyak telah memengaruhi perfoma bahasa di mana

media seharusnya tetap netral dan tidak cenderung tendensius terhadap

tersangka yang belum diputus bersalah oleh pengadilan.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, penulis mengemukakan

saran dan rekomendasi terkait dengan penelitian ini. Penelitian ini telah

menunjukkan pentingnya AWK dalam memicu sikap kritis pada masyarakat

ketika menyikapi berbagai wacana yang mengemuka di tengah kehidupan

mereka. Dengan demikian, hal tersebut memungkinkan masyarakat agar dapat

memahami ideologi-ideologi yang yang ada di balik wacana atau teks-teks

berita, sehingga dapat menilai sebuah wacana dengan menggunakan sudut

pandang objektif.

Untuk penelitian-penelitian selanjutnya, ada baiknya jika sampel media

massa yang diteliti diperluas, misalnya menggunakan perbandingan tiga atau

empat media massa dan tidak hanya menggunakan media cetak saja melainkan

dapat pula menggunakan media elektronik, misalnya menganalisis wacana

dalam pemberitaan di televisi. Selain itu, karena penelitian ini hanya

menggunakan analisis sistem transitivitas dalam Linguistik Fungsional

Sistemik, ada baiknya jika penelitian-penelitian serupa selanjutnya dapat

menggunakan kerangka analisis yang lain, ataupun menggunakan beberapa

kerangka sekaligus untuk membandingkan hasilnya agar upaya pengungkapan

suatu ideologi dapat lebih eksplisit dan obyektif. Dengan demikian, penulis

berharap penelitian dalam ranah AWK juga akan lebih menantang jika

dikombinasikan dengan analisis kelengkapan Linguistik Fungsional Sistemik

lainnya agar hasilnya tidak hanya membahas persoalan ideologi di balik

representasi yang ditunjukkan makna eksperiensial, tetapi juga makna-makna

(31)

98

Daftar Pustaka

Alwasilah, A. Chaedar. 2009. Pokoknya Kualitatif, Dasar-dasar Merancang

dan. Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Penerbit PT.

Rineka Cipta.

Bailey, Christian A. 2007. A Guide to Qualitative Field Research. London:

Sage.

Blommaert, Jan. 2005. Discourse: A Critical Introduction. New York:

Cambridge University Press.

Culler, Jonathan D. 1976. Saussure. Hassocks: Harvester Press.

Eggins, Susan 2004. An Introduction to Systemic Functional Linguistics.

London: Continuum.

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media.

Yogyakarta: LkiS.

Fairclough, Norman. 1989. Language and Power. England: Longman Group

UK Limited.

Fiske, John. 1987. Television Culture. London dan New York: Routledge.

Fiske, John. 1990. Introduction to Communication Studies, Second Edition.

London dan New York: Routledge.

Gerot, Linda & Wignell, Peter. 2004. Making Sense of Functional Grammar.

(32)

99

Lusi Setiyanti, 2014

Representasi ratu atut chosiyah dalam pemberitaan kasus korupsi alkes dan suap pilkada lebak di portal berita

”suara karya” dan “merdeka”: kajian linguistik fungsional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Halliday, M.A.K. 1985. Language as a Social Semiotic System. London:

Arnold.

Halliday, M.A.K. & Christian M.I.M. Matthiessen. 2004. An Introduction to

Functional Grammar. 3rd, revised edition. London: Edward Arnold.

Matthiessen, Christian M.I.M. . (2010). Key Terms In Systemic Functional

Linguistics. London & New York: Continuum.

Mills, Sara. 1998. Feminist stylistics. London: Routledge.

Moghtadi, Laleh. 2014. “Iranian High School EFL Textbooks: Why They

Should Be Modified” dalam International Journal of Language Learning and Applied Linguistics World (IJLLALW) Volume 5 (2),

February 2014. Hal. 53‐69.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Parveen, Kausar. 2014. “Thematic Analysis of Newspaper Headlines -

Systemic Functional Linguistics perspective” dalam International Journal of English Language Research (IJELR). 1(1). Hal. 1-18.

Richardson, J.E. 2004. (Mis)Representing Islam: the Racism and Rhetoric of

the British Broadsheet Press. Amsterdam: John Benjamins.

Richardson, J.E. 2007. Analysing Newspaper: An Approach from Critical

Discourse Analysis. New York: Palgrave MacMillan.

Rizwan, Snobra. 2013. “Representation of Sociocultural Identity in Urdu Short

Story: a Transitivity Analysis” dalam 2013 SAVAP International. Hal

(33)

100

Tusntall, J. 1971. Social Sciences: Foundation Course (Course D100).

Cambridge: Open UP.

Van Dijk, Teun A. 1998. “ Opinion and Ideologies in the Press” dalam Bell, A.

dan Garret, P. (ed). Approaches to Media Discourse. Oxford: Blackwell

Publishers.

Van Dijk, Teun A. 2008. Discourse and Power. Basingstoke: Palgrave.

Van Leeuwen, Theo. 1995. Representing Social Action. Discourse and Society

6:81-106.

Wahyudi, J.B. 1996. Dasar-Dasar Jurnalistik Radio Dan Televisi, Jakarta:

Pustaka Utama Grafiti.

Wodak, R. 2004. “Critical Discourse Analysis”, dalam Searle, C., dkk.

Qualitiative Research Practice. London: Sage.

Wodak, R. 2009. Language, Power, and Ideology: Studies in Political Discourse.

London: Benjamins Publishing Company.

Zifana, Mahardhika. 2011. Representasi Pihak Pro dan Kontra Pemilihan

Langsung Gubernur DIY dalam Pemberitaan Media Indonesia. Tesis

pada Program Studi Linguistik, Sekolah Pascasarjana UPI. Tidak

Dipublikasikan.

Zifana, Mahardhika dan Wintarsih. 2014. “Representasi Ratu Atut Chosiyah Pada Pemberitaan Kasus Korupsi Alat Kesehatan dan Suap Pilkada

Lebak di Portal Berita Vivanews dan Suara Karya” dalam Yanti. Prosiding Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Kedua Belas.

Gambar

Tabel 3.1 Judul-Judul Teks yang Digunakan.

Referensi

Dokumen terkait

Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas perkembangansiswa dengan usaha mengembangkan seluruh potensi siswa, baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik. 13 Seorang

Skripsi ini berjudul “ PENGARUH TINGKAT INFLASI, NILAI TUKAR (US$/Rp) DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP PERGERAKAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BEI ”9. diajukan

[r]

Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) kinerja LKM-A PUAP tahun 2008, 2009 dan 2010 di Kabupaten Bantul termasuk dalam kategori cukup baik dengan penilaian kinerja yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh umur, jam kerja dan jumlah tanggungan dalam keluarga terhadap pendapatan pengemudi becak wisata

Positioning tempat makan dilakukan dengan Analisis Multidimensional Scaling melalui peta persepsi, yang mana peta persepsi tersebut menggambarkan posisi masing-masing

Meskipun bangunan atas telah direncanakan dengan baik dan dapat dilakukan pengawasan serta pelaksanaan yang baik pula, tetapi akan mengalami kegagalan bila sistem pondasinya tidak

Proyek Pembangunan Kemang Village merupakan proyek âIntergrated Superblockâ yang dibangun di atas lahan seluas 15,5 ha di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, yang terdiri dari