• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI PERMAINAN KELOMPOK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI PERMAINAN KELOMPOK."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM PENINGKATAN KETERAMPILAN

KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI PERMAINAN

KELOMPOK

(Pra Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII MTs Al Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

Farrah Rahmayanti

0901499

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PROGRAM PENINGKATAN

KETERAMPILAN KOMUNIKASI

INTERPERSONAL MELALUI

PERMAINAN KELOMPOK

(Pra Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII MTs Al Inayah

Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh Farrah Rahmayanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Farrah Rahmayanti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

FARRAH RAHMAYANTI 0901499

PROGRAM PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI PERMAINAN KELOMPOK

(Penelitian Pra-Eksperimen pada Siswa Kelas VIII di MTs Al-Inayah Bandung Tahun 2013/2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Dr. H. Agus Taufiq, M.Pd. NIP. 19580816 198503 1 007

Pembimbing II

Dra. Hj. Aas Saomah M.Si. NIP. 19610317 198703 2 001

Mengetahui / Mengesahkan,

Ketua Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Farrah Rahmayanti. (2014). Program Peningkatan Keterampilan Komunikasi Interpersonal melalui Permainan Kelompok (Studi Pra Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII MTs Al Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Siswa yang belum mampu berkomunikasi dengan baik akan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian, aktualisasi diri dan prestasi. Untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dapat dilakukan dengan berinteraksi, seperti dalam permainan. Dalam permainan kelompok banyak terjadi komunikasi antara anggota kelompok dan anggota lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan program bimbingan yang efektif untuk meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok di kelas VIII MTs Al Inayah Bandung tahun ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan desain pre-eksperiment

one group pre test-post test. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Alat pengungkap data menggunakan angket/kuesioner dan statistik non

paraetrik untuk menganalisis data. Hasil penelitian yaitu : (1) profil kemampuan komunikasi interpersonal pada siswa; (2) program bimbingan yang sesuai untuk mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal; (3) efektifitas program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal siswa melalui permainan kelompok. Rekomendasi penelitian ditujukan kepada : (1) guru bimbingan dan konseling; (2) peneliti selanjutnya.

(5)

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Farrah Rahmayanti. (2014). Increasing Interpersonal Communication Skills Program through Group Playing (Pre-Experiment Research of Students in Class VIII at MTs Al Inayah Bandung Learned Years 2013/2014)

An effort is done to be able to interact is by showing communication ability. Junior high school students are in searching identity level that showed in group. In a group interpersonal communication is an important thing, student who hasn’t been able to communicate well, it will influence againts the character forming, actualization and achievement. To increase the ability of communication can be done through interaction like in a game. In a group playing will have more communication activities among group members and other groups. The objective of the research is to make efective guidance program to increase the interpersonal communication through group playing in grade VIII at MTs Al Inayah Bandung Learned Year 2013/2014. The method is used in this research is quantitative research method through design pre – experiment one group pre test – post test, The sampling technic using purposive sampling. To find the data using and questionare and non parametric statistic to analyse the data. The result are : 1. The profile of interpersonal communication ability on students. 2. The suitable guidance program to develop interpersonal communication skill, 3. The effectivity of interpersonal communication skills program through group playing. The recommendation of research is for : (1) Guidance and conseling teacher, (2) The next researcher

Key words : interpersonal communication, group playing.

(6)

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Metode Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK A. Karakteristik Perkembangan Remaja ... 9

B. Komunikasi ... 10

C. Komunikasi Interpersonal ... 13

D. Permainan Kelompok ... 30

E. Program Bimbingan dan Konseling ... 35

(7)

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40

B. Desain dan Metode Penelitian ... 40

C. Definisi Operasional Variabel ... 41

D. Instrumen Penelitian ... 44

E. Teknik Pengumpulan Data ... 50

F. Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 53

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 97

B. Rekomendasi ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 99

(8)

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel

Tabel 3.1 Kisi-kisi instrument keterampilan komunikasi interpersonal siswa ... 45

Tabel 3.2 Ketentuan pemberian skor instrument pengungkap keterampilan komunikasi interpersonal ... 47

Tabel 3.3 Uji validitas keterampilan komunikasi interpersonal siswa. ... 49

Tabel 3.4 Konversi skor T ... 52

Tabel 3.5 Konversi skor T ... 52

Tabel 4.1 Tingkat keterampilan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII di MTs Al Inayah Bandung ... 53

Tabel 4.2 Profil keterampilan komunikasi interpersonal tiap kelas ... 58

Tabel 4.3 Profil skor keterampilan komunikasi interpersonal siswa kelas eksperimen MTs Al Inayah pada masing-masing aspek ... 59

Tabel 4.4 Perubahan skor tingkat keterampilan komunikasi interpersonal siswa sebelum dan sesudah memperoleh permainan kelompok ... 60

Tabel 4.5 Perubahan nilai rata-rata pretest dan posttest skor keterampilan komunikasi interpersonal siswa 61

Tabel 4.6 Perubahan nilai rata-rata pretest dan posttest komunikasi interpersonal siswa berdasarkan aspek-aspek komunikasi interpersonal ... 61

Tabel 4.7 Rencana operasional program peningkatan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII MTs Al Inayah Bandung tahun ajaran 2013/2014. ... 71

Tabel 4.8 Tabel evaluasi keberhasilan permainan kelompok terhadap aspek proses dan aspek hasil ... 76

Tabel 4.9 Uji Normalitas ... 79

(9)

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.11 Hasil perhitungan uji t selisih pretest dan posttet ... 80 Tabel 4.12 Hasil uji perhitungan paired samples T test pretest dan posttest

(10)

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik

Grafik 4.1 Profil skor per aspek komunikasi interpersonal siswa kelas VIII

MTs Al Inayah Bandung ... 54 Grafik 4.2 Profil komunikasi interpersonal berdasarkan aspek ... 65 Grafik 4.3 Profil rata-rata skor pretest posttest kelompok sampel secara

keseluruhan ... 81 Grafik 4.4 Perubahan aspek komunikasi interpersonal siswa setelah

melakukan intervensi dengan menggunakan program

(11)

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Gambar 2.1 Komponen-komponen komunikasi interpersonal dalam sebuah

model ... 21 Gambar 2.2 Interpersonal gap sebagai faktor penghambat komunikasi ... 28 Gambar 2.3 Kerangka operasional penelitian mengenai progam

keterampilan komunikasi interpersonal ... 39 Gambar 3.1 Aspek-aspek komunikasi interpersonal yang digunakan untuk

(12)

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang sama, yaitu berupa pengembangan potensi siswa, baik dari akademik ataupun kehidupan sosial siswa di sekolah. Di lingkungan sosial yang sama, setiap individu berinteraksi dengan individu lain. Interaksi yang terjadi di sekolah dapat berupa interaksi antara guru dengan guru, guru dengan staf dan pegawai sekolah, guru dengan kepala sekolah, guru dengan siswa, siswa dengan siswa lainnya.

Siswa dalam memasuki lingkungan sekolah terkadang ada kekhawatiran dalam dirinya (Pratama,2013, hlm. 1). Siswa dihadapkan dengan berbagai hal seperti suasana, kondisi, lingkungan aturan, norma, budaya, dan teman-teman yang baru. Siswa harus mampu beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekolah. Upaya yang dilakukan siswa untuk dapat berinteraksi dengan menunjukkan kemampuan berkomunikasi. Siswa yang mengalami kesulitan berinteraksi diindikasikan dengan keterbatasan komunikasi, khususnya komunikasi interpersonal yang dapat menimbulkan persoalan bagi siswa di sekolah.

(13)

2

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat memperhatikan orang lain saat sedang berbicara, dan tidak memotong pendapat orang lain saat sedang berbicara.

Kemampuan komunikasi interpersonal bermanfaat dalam pergaulan sosial remaja, namun tidak semua remaja memiliki komunikasi yang baik, sehingga memerlukan bantuan dalam mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonalnya. Menurut Hurlock, (1988, hlm. 192), remaja merupakan individu yang memiliki karakteristik yang berbeda dalam proses perkembangannya sehingga memerlukan bantuan dalam mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal yang baik dan efektif di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Siswa yang belum mampu berkomunikasi dengan baik akan mengalami hambatan terutama dalam berinteraksi akan mempengaruhi terhadap pembentukan kepribadian dan aktualisasi diri dalam kehidupan, terutama dalam meraih prestasi di sekolah.

Hasil penelitian Astuti (2013, hlm.2), menjelaskan 62% dari 50 siswa sekolah menengah pertama memiliki permasalahan yang berhubungan dengan komunikasi yang terbukti siswa gugup apabila bicara dengan orang yang belum dikenal, merasa gemetar apabila berhadapan dengan orang banyak, tidak berani mengemukakan pendapat di depan umum, dan takut mendapat kritikan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di MTs Al Inayah yang dilakukan pada Maret 2014 melalui wawancara dengan guru BK, pengamatan langsung, dan menyebar angket menunjukkan kurangnya kemampuan komunikasi interpersonal yang dimiliki siswa. Kurangnya kemampuan komunikasi interpersonal dilihat dari perilaku kelas VIII Tahun Ajaran 2013/2014 yaitu menunjukkan sekitar 25% dari 147 siswa yang cenderung diam ketika diberikan kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan pendapat, siswa bersikap tidak peduli ketika melihat temannya diejek karena kekurangannya, siswa cenderung tidak mendengarkan temannya ketika sedang berbicara di depan kelas. Selain itu masih banyak siswa yang kurang terbuka dalam mengungkapkan masalahnya kepada guru bimbingan dan konseling karena merasa malu, sungkan, dan takut.

(14)

3

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengalami kegagalan dalam melakukan komunikasi interpersonal mengakibatkan remaja diabaikan dan dikucilkan dari lingkungan. Kegagalan dalam melakukan komunikasi interpersonal membuat remaja kesulitan dalam melakukan interaksi yang lebih luas.

Fenomena-fenomena yang telah dijelaskan menunjukkan masalah dalam komunikasi interpersonal siswa. Komunikasi interpersonal berpengaruh dalam perkembangan sosialnya, agar siswa mampu mencapai tugas perkembangan dengan optimal serta dapat mengembangkkan potensinya. Dalam proses komunikasi diharapkan terjalin hubungan antara satu dengan lainnya yang dapat berjalan secara selaras, serasi, dan seimbang.

Siswa memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima oleh teman sebaya atau kelompoknya. Sesuai dengan pernyataan Santrock (2007, hlm.270) yang menyebutkan bahwa remaja memiliki kebutuhan untuk mencari kelompok yang sesuai dengan keinginannya agar dapat diterima kelompok. Untuk memenuhi kebutuhan remaja disukai dan diterima akan pengakuan kelompoknya dibutuhkan kemampuan berkomunikasi yang baik. Individu yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik akan lebih diterima oleh orang lain (Suranto,2011, hlm. 92). Siswa yang komunikasi interpersonalnya kurang baik membutuhkan suatu layanan yang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal siswa. Berdasarkan kajian literatur di dalam bimbingan dan konseling terdapat banyak metode untuk membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan interpersonal, salah satunya bimbingan kelompok. Beberapa teknik dalam bimbingan kelompok yang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal yaitu teknik role playing dan permainan.

(15)

4

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan kepada siswa SMP, sesuai dengan karakteristik perkembangan yang berada pada taraf operasional formal. Selain itu, dalam permainan kelompok akan banyak terjadi komunikasi antara anggota kelompok dengan anggota lainnya. Semakin sering individu melakukan interaksi dapat meningkatkan kemapuan individu untuk berkomunikasi. Diperkuat juga dengan pendapat DeVito (2011, hlm. 22) menyatakan, salah satu tujuan lazim yang harus dicapai dalam komunikasi interpersonal adalah bermain.

Berdasarkan hasil penelitian Rusmana (2009, hlm. 22) mengungkapkan beberapa alasan menggunakan permainan dalam kelompok yaitu 1) Mengembangkan diskusi dan partisipasi, 2) Permainan dapat menjadi cara untuk menstimulasi minat dan energi anggota kelompok, 3) Memfokuskan kelompok. Suatu permainan dapat digunakan untuk memfokuskan anggota pada suatu isu atau topik yang umum, 4) Mengangkat suatu fokus, 5) Memberi kesempatan untuk pembelajaran eksperiensial, 6) Memberi konselor informasi yang berguna,7) Memberikan kesenangan dan relaksasi, 8) Meningkatkan level kenyamanan, 9) Permainan untuk meningkatkan keakraban sehingga menambah rasa nyaman diantara anggota kelompok.

Berdasarkan alasan-alasan yang diungkapkan, perkembangan siswa tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Kondisi lingkungan yang sulit diperdiksi dapat menimbulkan kesenjangan perkembangan perilaku siswa, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Upaya menangkal dan mencegah perilaku yang tidak diharapkan dapat ditempuh dengan cara mengembangkan potensi siswa dan memfasilitasi siswa secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian.

Berdasarkan paparan, maka peneliti bermaksud akan mengkaji mengenai

(16)

5

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah

Siswa sebagai individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan selalu melakukan komunikasi. Untuk mencapai kematangan, siswa memerlukan bimbingan karena siswa masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungan sosialnya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya namun, kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan orang lain berbeda. Kemampuan siswa dalam komunikasi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kemampuan komunikasi interpersonal verbal dan non verbal.

Siswa yang kurang baik dalam berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adanya perasaan malu yang dimiliki oleh siswa, tidak tahu cara untuk memulai pembicaraan dengan teman, takut tidak direspon oleh teman ketika berinteraksi, dan memiliki pengalaman buruk dengan teman sebelumnya. Komunikasi penting dan perlu mendapat perhatian yang serius dikalangan para pendidik, karena kesulitan berkomunikasi yang dialami para siswa di sekolah akan membawa dampak negatif baik terhadap diri siswa sendiri maupun terhadap lingkungannya. Berdasarkan standar kompetensi kemandirian siswa SMP seharusnya memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang lain atas dasar nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan hidup.

Berdasarkan identifikasi masalah, dihasilkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana profil keterampilan komunikasi interpersonal pada siswa kelas

VIII MTs Al InayahBandung tahun ajaran 2013/2014?

2. Bagaimana rancangan program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok yang sesuai pada siswa kelas VIII MTs Al Inayah Bandung tahun ajaran 2013/2014?

(17)

6

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah maka dapat dijelaskan tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran mengenai:

1. Profil kemampuan komunikasi interpersonal pada siswa kelas VIII MTs Bandung tahun ajaran 2013/2014.

2. Rancangan program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui siswa kelas VIII MTs Al Inayah Bandung tahun ajaran 2013/2014. 3. Efektivitas program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal

melalui permainan kelompok siswa kelas VIII MTs Al Inayah Bandung tahun ajaran 2013/2014.

D. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan untuk menguji efektivitas permainan kelompok untuk meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal siswa pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama.

Penelitian dilakukan pada siswa kelas VIII jenjang sekolah menengah pertama di MTs Al Inayah Bandung. Penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa pada jenjang SMP merupakan masa perkembangan remaja awal dengan kondisi komunikasi yang berubah dari masa anak menuju masa remaja dan adanya tuntutan untuk memahami orang lain yang mendorong remaja untuk berperan dan berhubungan lebih akrab terhadap lingkungannya, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.

(18)

7

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dan kegunaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa yang termasuk ke dalam karakteristik kurang dalam komunikasi interpersonal dapat memiliki pengelolaan emosi yang lebih baik, sehingga siswa mampu menampilkan emosinya secara tepat, mampu berinteraksi dengan teman-temannya secara sehat, dan mampu diterima oleh teman-teman sebayanya.

2. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman serta wawasan mengenai permasalahan siswa dalam komunikasi interpersonal serta bimbingan kelompok permainan pada siswa.

3. Bagi Konselor

Konselor sekolah dapat menggunakan permainan kelompok untuk meningkatkan komunikasi interpersonal terhadap siswa.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian siswa dalam berkomunikasi, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II merupakan kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan konsep-konsep mengenai komunikasi interpersonal dalam bimbingan dan konseling, siswa SMP kelas VIII, konsep bimbingan dan konseling serta penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan komunikasi interpersonal.

(19)

8

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab IV menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari dua hal utama yaitu analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian serta menguraikan pembahasan, dan analisis temuan.

(20)

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

(21)

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian adalah MTs Al Inayah yang berlokasi di jalan cijerokaso No.63 Kelurahan Sarijadi Bandung, Kecamatan Sukasari Bandung. MTs Al Inayah Bandung mempunyai siswa yang memiliki latar belakang ekonomi, sosial dan budaya yang relatif heterogen. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas VIII MTs Al Inayah Bandung tahun pelajaran 2013/2014. Dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1. Siswa kelas VIII memasuki masa remaja yang memiliki rentang usia 12-15 tahun. Usia remaja berada pada masa transisi yang membutuhkan komunikasi dengan orang lain.

2. Siswa kelas VIII menunjukkan rendahnya kemampuan komunikasi interpersonal, seperti siswa diam saat diberikan kesempatan mengemukakan pendapat, dan tidak mendengarkan ketika temannya sedang berbicara di depan kelas.

Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2013:85). Pertimbangan pengambilan sampel tingkat keterampilan komunikasi interpersonal dari populasi penelitian yang berada pada tingkatan rendah dan sangat rendah yang diungkap dengan instrumen komunikasi interpersonal siswa.

B. Desain Dan Metode Penelitian

(22)

41

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(23)

41

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keefektifan permainan kelompok dalam meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode

pre-eksperimen one group pre test- post test. Menurut Sugiyono (2013, hlm.74)

metode pre-experimental yaitu metode penelitian seperti eksperimen tetapi tidak ada pengontrolan variabel .

C. Definisi Operasional Variabel

Terdapat dua variabel utama dari tema penelitian yaitu program permainan kelompok dan komunikasi interpersonal siswa . Definisi operasioanl variabel diuraikan sebagai berikut.

1. Komunikasi Interpersonal

Penelitian komunikasi interpersonal merujuk pada konsep komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh Hartley (1999, hlm. 52-61) yaitu kemampuan siswa Kelas VIII MTs Al Inayah Bandung dalam berkomunikasi non-verbal, penguatan, bertanya, merefleksikan, membuka serta menutup, pendengar yang aktif dan keterbukaan diri. yang dilakukan terhadap orang lain (lawan bicara) yang berada dalam lingkungan sekolah.

Komponen-komponen komunikasi interpersonal yang diungkap adalah: a. Komunikasi non verbal (non-verbal communication)

Komunikasi non-verbal yang dimaksud meliputi ekspresi wajah, arah pandangan mata, sikap tubuh, penampilan, serta volume suara seseorang.

b. Penguatan (reinforcement)

Reinforcement yang dimaksud adalah pemberian pujian dan dukungan bagi

orang lain.

c. Bertanya (questioning)

Bertanya yang dimaksudkan adalah mengajukan pertanyaan terbuka yang mengungkap serta menjelaskan jawaban dan pertanyaan tertutup yang mendorong orang untuk berbicara langsung.

(24)

42

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Merefleksikan yang dimaksud adalah pertanyaan dengan menggunakan refleksi percakapan dari beberapa aspek yang telah dikatakan (diutarakan)

e. Membuka dan menutup (opening and closing)

Membuka dan menutup mengacu pada cara siswa menetapkan awal dan akhir dari percakapan.

f. Pendengar yang aktif (active listening)

Pendengar yang aktif adalah sebuah proses menangkap pesan yang diterima dan memberikan respon dengan jelas yang menunjukkan memperhatikan.

g. Keterbukaan diri (self-disclosure)

Self-Disclosure adalah proses berbagi informasi tentang diri sendiri dengan

orang lain.

Gambar 3.1

Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal Yang Digunakan Untuk Pengembangan Instrumen

2. Permainan Kelompok

Menurut Rusmana (2009, hlm.17) proses-proses kognitif, afektif, dan interpersonal dari bermain dapat mempermudah kemampuan-kemampuan adaptif, seperti berpikir kreatif, pemecahan masalah, penanganan dan perilaku sosial siswa penting bagi proses komunikasi siswa dan bermain juga dapat menjadi hal yang paling efektif dengan mentargetkan proses-proses spesifik.

Permainan kelompok dalam penelitian bermaksud untuk menjelaskan (layanan bimbingan) yang bersifat latihan (permainan) dilakukan dalam setting kelompok. Penggunaan kelompok dapat memenuhi kebutuhan psikologis siswa

(25)

43

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seperti kebutuhan berkomunikasi dengan teman sebaya, dan lingkungan sekolah, kebutuhan untuk mengekspresikan diri dan dihargai, kebutuhan untuk memahami nilai-nilai yang ada disekitar sebagai pedoman.

Prosedur pelaksanaan permainan kelompok dalam penelitian berdasarkan prosedur pembentukan kelompok yang dikemukakan oleh Glading (1995) terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

a. Tahap awal: orientasi peserta (pembinaan hubungan baik)

Tahap awal merupakan tahapan yang kritis dalam mewujudkan hubungan baik pada sebuah kelompok. Orientasi peserta didahulukan menggunakan permainan yang bersifat peleburan dan penjajagan antar peserta (ice

breaking games) agar peserta tidak merasa canggung satu sama lain.

b. Tahap Transisi: orientasi permainan kelompok

Tahap transisi fasilitator (konselor) menjelaskan arah dan tujuan kepada peserta agar tercapai kesepakatan antar anggota kelompok (konseli) untuk melakukan apa dan bagaimana. Penjelasan tersebut yaitu:

1) Tujuan umum dan tujuan khusus permainan kelompok yang dilaksanakan.

2) Tata cara permainan kelompok secara umum, yaitu cara memulai, melaksanakan, dan mengakhiri permainan.

c. Tahap kerja: pelaksanaan permainan kelompok

Tahap kerja fasilitator (konselor) melibatkan peserta (konseli) secara aktif permainan kelompok sesuai dengan stimulasi materi yang dilaksanakan. Selanjutnya fasilitator memberikan dorongan empatik dan penguatan kepada peserta pada saat permainan kelompok berlangsung.

d. Tahap terminasi: Refleksi dan pengakhiran permainan kelompok

(26)

44

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Setiap peserta permainan kelompok diberikan kesempatan untuk menjelaskan peran yang telah dimainkan.

2) Setiap peserta permainan kelompok diberikan kesempatan untuk menjelaskan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan permainan kelompok dan penanganannya.

3) Setiap peserta permainan kelompok diberikan kesempatan untuk menjelaskan pelajaran yang diperoleh dari permainan kelompok yang telah diikuti.

4) Peserta diarahkan untuk membahas proses pelaksanaan dan hasil permainan kelompok berkaitan permasalahan nyata yang akan diselesaikan.

Pada tahap pengakhiran fasilitator mengakhiri kegiatan permainan serta mengemukakan kesepakatan tindakan yang akan dilakukan peserta dan kesimpulan hasil akhir dari permainan kelompok disertai dengan penguatan atas tindakan peserta untukmeningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal.

D. Instrumen Penelitian

1. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu berupa angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner keterampilan komunikasi interpersonal yang dikembangkan oleh Vera Dwi Handayani (2012) berjumlah 50 item pernyataan. Angket tersebut memiliki indeks reabilitas sebesar 0,783 yang berarti tingkat korelasi dan derajat keterandalan tinggi.

2. Jenis Skala

Jenis skala yang pengungkap data dalam penelitian menggunakan model

Likert yang terdiri dari beberapa pernyataan positif dan pernyataan negatif dengan

(27)

45

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Angket/kuesioner komunikasi interpersonal siswa dikembangkan berdasarkan definisi operasional variabel. Angket berisi penyataan-pernyataan mengenai keterampilan komunikasi interpersonal merujuk pada konsep yang dikembangkan oleh Hartley (1999, hlm. 52-61), yaitu komunikasi non verbal (non-verbal communication), penguatan (reinforcement), bertanya (questioning), refleksi (reflecting), membuka dan menutup (opening and cloing), pendengar yang aktif (active listening), keterbukaan diri (self-disclosure). Penyebaran butir penyataan tentang komunikasi interpersonal siswa dijabarkan dalam kisi-kisi sebagai berikut.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Komunikasi Interpersonal Siswa

No Aspek Indikator Pernyataan

(+) (-) 1 Komunikasi

non-verbal

Menunjukkan ekspresi wajah yang sesuai dengaan kedaan, seperti senang atau sedih

Menunjukkan sikap tubuh yang sesuai

(28)

46

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pedoman Skoring

Instrumen komunikasi interpersonal dibuat dalam bentuk pernyataan-pernyataan beserta kemungkinan jawaban. Item pernyataan-pernyataan tentang komunikasi interpersonal siswa dibuat dalam alternatif respons pernyataan subjek skala 5 (lima) yaitu : a) Sangat Sesuai; b) Sesuai ; c) Bingung; d) Tidak Sesuai; 5) Sangat Tidak Sesuai. Secara sederhana tiap opsi alternatif respons mengandung arti dan nilai skor seperti berikut.

Tabel 3.2

Ketentuan Pemberian Skor Instrumen Pengungkap Keterampilan Komunikasi Interpersonal

Alternatif Jawaban Skor Jawaban

Posif Negatif

Sangat Sesuai 5 1

Sesuai 4 2

Bingung 3 3

(Questioning) pertanyaan yang memperluas jawaban 4 Merefleksikan

diri sendiri kepada orang lain 46, 47,

48, 49 50 5

(29)

47

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tidak Sesuai (TS) 2 4

(30)

48

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Uji Coba Alat Ukur

Pengembangan angket dilakukan melalui tiga tahap pengujian sebagai berikut: a. Uji Kelayakan Instrumen

Instrumen komunikasi interpersonal peserta didik yang telah disusun terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan instrumen (judgement). Penimbangan dilakukan oleh dosen ahli yaitu dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Penimbangan instrumen bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan redaksi, yakni kesesuaian item pernyataan yang telah disusun dengan landasan teoritis dan ketepatan bahasa yang digunakan, dilihat dari sudut bahasa baku dan subjek yang memberikan respon.

Hasil penelitian menunjukkan secara konstruk hampir seluruh item pada angket komunikasi interpersonal termasuk memadai. Terdapat item-item yang perlu diperbaiki dari segi bahasa dan isi. Hasil pertimbangan dari tiga dosen ahli dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya item-item pernyataan dapat digunakan dengan beberapa perbaikan redaksi supaya mudah dipahami siswa.

Langkah berikutnya dilakukan uji keterbacaan terhadap sebelas orang siswa kelas VIII di sekolah yang berbeda yang tidak diikutsertakan dalam sampel penelitian tetapi memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel penelitian. Uji keterbacaan dimaksudkan untuk melihat sejauh mana keterbacaan instrumen oleh responden sebelum digunakan untuk kebutuhan penelitian. Hasil uji keterbacaan item pernyataan pada angket dapat dipahami oleh kesebelas siswa yang melakukan uji keterbacaan.

3. Uji Validitas dan Reabilitas

a. Uji Validitas

(31)

49

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diukur.” Semakin tinggi nilai validasi maka menunjukkan semakin valid instrumen yang akan digunakan.

Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian adalah dengan mengkorelasikan skor butir dengan skor total. Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan bantuan program SPSS 21.0 for windows. Validitas item dilakukan dengan menggunakan prosedur pengujian Spearman Brown. Adapun data yang digunakan untuk mengukur validitas item, merupakan data hasil penyebaran instrumen. Dengan kata lain, penyebaran instrumen dilaksanakan sekaligus untuk menguji validitas item (built-in).

Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil uji validitas menunjukan dari 50 butir item pernyataan dari angket keterampilan komunikasi interpersonal siswa, terdapat 8 butir item yang dinyatakan tidak valid. Indeks validitas instrumen bergerak antara 0.210 – 0.830 pada p > 0.05 (hasil perhitungan validitas pada lampiran). Hasil item-item pernyataan setelah validasi disajikan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Uji Validitas Keterampilan Komunikasi Interpersonal Siswa

Kesimpulan Item Jumlah

Jumlah Awal 50

Dibuang 3,6,9,13,16,19,44,45,50 8

b. Uji Reabilitas

(32)

50

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dipercaya, karena berapa kali pun data diambil hasilnya akan tetap sama.

Metode yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah metode Alpha. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dalam penelitian dengan taraf signifikansi 5% diolah dengan metode statistika memanfaatkan program komputer

SPSS for Windows Versi 21.0. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 257) sebagai tolak

ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas sebagai berikut: 0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah

0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah 0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup 0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi 0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi

(Sugiyono, 2010, hlm. 257)

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas memperlihatkan dari 47 butir item, menunjukan koefisien reliabilitas (konsistensi internal) instrumen keterampilan komunikasi interpersonal sebesar 0.783. artinya, tingkat korelasi dan derajat keterandalan instrumen keterampilan komunikasi interpersonal berada pada kategori tinggi. (hasil perhitungan reliabilitas dan validitas terlampir).

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu data mengenai komunikasi interpersonal siswa kelas VIII MTs Al Inayah Bandung. Angket yang digunakan adalah angket terstruktur dengan bentuk jawaban tertutup. Responden hanya perlu menjawab pernyataan dengan cara memilih alternatif respon yang telah disediakan dengan alternatif jawaban sangat sesuai, sesuai, bingung, tidak sesuai, sangat tidak sesuai.

Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan penyebaran alat pengumpul data berupa angket untuk mengumpulkan data mengenai gambaran keterampilan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII MTs Al Inayah Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan kelengkapan instrumen dan petunjuk pengerjaan instrumen.

(33)

51

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Membacakan petunjuk dan mempersilahkan peserta didik untuk mengisi angket yang telah dipersiapkan sebelumnya.

4. Mengumpulkan kembali angket yang telah selesai diisi serta mengecek kelengkapan identitas dan kelengkapan jawaban para siswa.

F. Analisis Data

1. Verifikasi Data

Verifikasi data bertujuan untuk menyeleksi data yang dianggap layak untuk diolah. Tahapan verifikasi data yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengecekan jumlah instrumen yang telah terkumpul.

b. Melakukan tabulasi data yaitu perekapan data yang diperoleh dari peserta didik dengan melakukan penyekoran sesuai dengan tahapan penyekoran yang telah ditetapkan.

c. Setelah tabulasi data maka dilanjutkan dengan melakukan perhitungan statistik sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.

2. Penetapan Penyekoran Instrumen

Perhitungan skor keterampilan komunikasi interpersonal siswa adalah dengan menjumlahkan seluruh skor dari tiap-tiap pertanyaan sehingga didapatkan skor total keterampilan komunikasi interpersonal. Data yang telah terkumpul dari responden selanjutnya dibagi ke dalam lima tingkat keterampilan komunikasi interpersonal dengan menggunakan katagori tinggi sekali, tinggi, sedang, rendah, dan rendah sekali yang diperoleh melalui konversi skor mentah menjadi skor matang dengan menggunakan batas lulus ideal dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung skor total masing-masing responden.

b. Mengkorversi skor responden menjadi skor baku, dengan rumus:

(34)

52

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu s = standar deviasi skor kelompok

(Azwar, 2011, hlm. 156) c. Mengkonversi skor Z menjadi skor T, dengan rumus:

Keterangan : Skor T = skor T atau skor matang yang dicari 50 = konstanta nilai tengah sebagai rata-rata 10 = konstanta standar deviasi

Z skor = skor baku

(Azwar, 2011, hlm. 156) d. Mengelompokan data menjadi lima kategori dengan pedoman sebagai

berikut.

Tabel 3.4

Konversi Skor T

Skala skor T Kategori Skor

x ≥ μ + 1.5 ơ Tinggi Sekali Berdasarkan hasil perhitungan, pengelompokan data untuk profil keterampilan komunikasi interpersonal pada Tabel 3.5 sebagai berikut.

Tabel 3.5 Konversi Skor T

Kategori Komunikasi

Interpersonal Keterangan

Sangat Tinggi (≥ 66.00) Siswa pada kategori sangat tinggi telah mencapai keterampilan komunikasi interpersonal yang optimal, artinya siswa mampu menunjukkan komunikasi non verbal, mampu memberikan dukungan kepada orang lain, mampu mengajukan pertanyaan yang efektif, merefleksikan percakapan, membuka dan menutup percakapan, pendengar yang baik, dan bersikap terbuka kepada orang lain.

(35)

53

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komunikasi interpersonal, namun belum optimal artinya siswa mampu berkomunikasi secara non verbal, mampu memberikan dukungan, mampu mengajukan pertanyaan yang efektif, merefleksikan percakapan, membuka dan menutup percakapan, pendengar yang baik, dan bersikap terbuka hanya kepada orang-orang terdekat saja.

Sedang (46.00 – 55.99) Siswa pada kategori sedang telah mencapai keterampilan komunikasi interpersonal, artinya siswa telah mampu berkomunikasi non verbal, memberikan dukungan, mengajukan pertanyaan yang efektif, merefleksikan percakapan, membuka dan menutup percakapan, pendengar yang aktif, dan bersikap terbuka, tetapi tidak sesuai keadaan.

Rendah (36.00 – 45.99) Siswa pada kategori rendah tahu cara berkomunikasi interpersonal, namun belum teraktualisasikan, artinya siswa tahu cara berkomunikasi non verbal, belum mampu untuk berkomunikasi non verbal, tahu cara memberikan dukungan, namun belum mampu memberikan dukungan, tahu cara merefleksikan percakapan, namun belum mampu merefleksikan percakapan, tahu cara membuka dan menutup percakapan, namun belum mampu membuka dan menutup percakapan, tahu cara menjadi pendengar yand aktif, tapi belum mampu menjadi pendengar yang aktif, dan tahu terbuka, namun belum mampu bersikap terbuka kepada orang lain.

Sangat Rendah (≤ 35.99)

Siswa pada kategori sangat rendah tidak memiliki keterampilan komunikasi interpersonal, artinya siswa tidak tahu dan tidak bisa pada aspek berkomunikasi non verbal, reinforcement, merefleksikan, membuka dan menutup, pendengar yang aktif, dan keterbukaan.

Setiap aspek dan indikator dari komunikasi interpersonal digunakan kualifikasi yang sama dengan kualifikasi pada Tabel 3.5.

e. Untuk menghitung keterampilan komunikasi interpersonal digunakan rumus:

(36)

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian, program permainan kelompok terbukti efektif untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII MTs Al-Inayah Bandung Tahun 2013/2014. dengan hal-hal sebagai berikut.

1. Profil komunikasi interpersonal siswa kelas VIII MTs Al-Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 berada pada kategori sedang, dan seluruh indikator telah termanifestasikan sebagai perilaku tugas perkembangan hubungan sosial. Kategori sedang bermakna bahwa siswa menunjukan kemampuan dalam arah pandangan mata tetapi masih sebatas pada orang terdekat saja tidak kepada semua orang, menunjukkan kemampuan dalam memberikan pujian dan dukungan tetapi tidak sesuai situasi, menunjukkan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan yang efektif, tapi masih ragu dalam bertanya, menunjukkan kemampuan dalam merefleksikan percakapan, tapi tidak sesuai keadaan, menunjukkan kemampuan dalam menyapa orang lain, tapi belum mampu untuk mengakhiri percakapan dengan orang lain, menunjukan kemampuan dalam menjadi pendengar yang aktif hanya topik yang dianggap menarik saja, menunjukan kemampuan dalam bersikap terbuka dan jujur, tetapi hanya sebatas teman yang dikenal saja.

(37)

98

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

(38)

98

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Program melalui permainan kelompok efektif untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII MTs Al-Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014, diketahui dengan adanya peningkatan pada komunikasi interpersonal siswa secara umum dan setiap aspek yang terdiri dari: komunikasi non verbal, penguatan, bertanya, merefleksikan, membuka dan menutup percakapan, pendengar yang aktif, keterbukaan.

B. Saran

Saran ditunjukkan bagi guru bimbingan dan konseling dan peneliti selanjutnya sebagai berikut.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

a. Instrumen komunikasi interpersonal siswa SMP dapat digunakan guru Bimbingan dan Konseling untuk mengungkap Komunikasi Interpersonal baik perorangan ataupun secara kelompok bagi siswa kelas VIII. (Instrumen terlampir)

b. Program permainan kelompok dapat digunakan guru Bimbingan dan Konseling sebagai upaya untuk meningkatkan komunikasi interpersonal. (Program terlampir)

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

(39)

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

ABKIN. (2008). Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling

dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta : DEPDIKNAS.

Adler, R & Rodman. (2006). Understanding Human Communication Ninth

Ediion. New York: Oxford University Press.

Ali, M & Mohammad A. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.

Aelani, L. (2012). Efektivitas Bimbingan Teman Sebaya dalam Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa. Skripsi: PPB FIP UPI.

Aminudin, D. (2012). Efektivitas Bimbingan Teman Sebaya Dalam Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa. Disertasi: PPB FIP UPI.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Astuti, A. (2013). Model Layanan BK Kelompok Teknik Permainan (Games)

untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Siswa.

[online]. Tersedia : http:// jounal.unnes.ac.id/sju/indeks.php/jubk. (17 April 2014).

Azwar, S. (2011). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Azwar, S. (2011). Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Corey, G. (2009). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT. Refika Aditama.

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Devito, J. Alih Bahasa oleh. Agus Maulana,.(2011). Komunikasi Antar Manusia (Terjemahan Agus Maulana). Tangerang: Karisma Publishing Group. Effendy, U. (1985). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya. Gerungan, W.A. (2009). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Glading, S.T. (1995). Group Work: A Counseling Speciality. New Jersey: Merril, an imprintof prentice Hall.

(40)

2

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(41)

100

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Handayani, D. V. (2013). Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal dan

Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling di SMA.

Skripsi: PPB FIP UPI.

Hartley, P. (1999). Interpersonal Communication, 2nd ed. New York: Routledge.

Hasan, A.M.A. (2005). Teori & Teknik Ucapan Berpengaruh. Malaysia: PTS Professional.

Horton, P. and Hunt, C.L. 1984. Sociology, Sixth Edition. Mc. Graw-Hill Book Company. London.

Hurlock, E. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.

Hurlock, E. B. Alih bahasa oleh Istiwidayanti dan Soejarwo. (1988). Psikologi

Perkembangan “ Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan”.

Jakarta: Erlangga.

Ismail, A. (2006). Education Games “Menjadi Cerdas Dan Ceria Dengan

Permainan Edukatif”. Yogyakarta: Pilar Media.

Kamumu, R. (2012). Hubungan Antara Komunikasi Efektif Orang Tua dan Anak

dengan Tingkat Stres Pada Remaja Siswa SMK Negeri 6 Yogyakarta.

[Online]. Tersedia: http://himcyoo.wordpress.com/jurnal-ilmiah/jurnal-bimbingan-dan-konseling (5 Januari 2014).

Latipun. 2006. Psikologi Konseling. Malang : UMM Press.

Masiaji. (2011). Efektivitas Bimbingan Kelompok Terhadap Komunikasi Antar

Pribadi Siswa Kelas VII di SMPN 2 Sulang Kabupaten Rembang (Skripsi IKIP PGRI Semarang). Tersedia: http://library.ikippgrismg.ac.id.

Mulyana, D. (2011). Ilmu Komunikasi. Bandung : Rosdakarya.

Myers, G & Myers, T. 1992. The Dinamics Of Human Communication

Laboratory Approach. USA: Mc. Graw-Hill, Inc

Natawidjaja, R. (1987). Pendekatan dalam Penyuluhan Kelompok. Jakarta: Depdikbud. Ditjen Dikti. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.

Novian. (2014). Peningkatan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Guru

Bahasa Indonesia kepada Siswa Menggunakan Metode Problem Solving di MAN 2 Pontianak. Jurnal Pendidikan dan Sastra Indonesia. Diambil 3

Oktober 2014.

Noviyanti, I. (2009). Kontribusi Komunikasi Interpersonal Terhadap Penyesuaian

(42)

101

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurihsan, A.J. (2006). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: refika Aditama.

Prayitno & Erman A. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta.

Prayitno. (1995). Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan

Profil). Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pratama, D.F. (2012). Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal dan

Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling di SMK.Skripsi: PPB FIP UPI.

Putra, G. I. (2013). Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Role Playing Untuk

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Komunikasi Antar Pribadi.

[online]. Tersedia:

jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/counsilium/article/download/3265/2295 (16 April 2014).

Rahmat, J. (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya.

Rusmana, N. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (Metode,

Teknik, dan Aplikasi). Bandung: Rizqi Press.

Santrock, John W. Alih Bahasa oleh Shinto. B Adelar dan Sherly Saragih. (2003).

Adolescence Perkembangan Remaja Edisi keenam. Jakarta: Erlangga.

Sedanayasa. 2009. Keterampilan Komunikasi. Singaraja: Undiksa

Sholehah. M. (2009). Hubungan Antara Konsep Diri dengan Komunikasi

Interpersonal Pada Siswa di Sekolah. Skripsi: PPB FIP UPI.

Sitompul, N. C. (2009). Perilaku Komunikasi Nonverbal Guru dalam Kelas

Pembelajaran: Maknanya Bagi Pembelajaran Siswa Sekolah Menengah Atas. [online]. Tersedia: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/1550 (8 Agustus 2014). Sudjana. (2010). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyo. (2005). Komunikasi Antar Pribadi. Semarang: UNNES Press.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

(43)

102

Farrah Rahmayanti, 2014

Program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sukardi. (2003). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara. Suranto. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suherman, U. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi : Madani Production.

Sukmadinata, N. S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Surya, M. (2003). Psikologi Pendidikan: Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Surya, M. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: Maestro.

Sweeney, D.S & Homeyer, L.E. (1999). The Handbook Of Group Play Therapy. San fransisco: Jossey-Bass Publisher.

Trisnaningtyas, Esti & Nursalim. 2010. Penerapan Latihan Asertif Untuk

Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Siswa. [Online].

Tersedia:

http://mochamadnursalim.cv.unesa.ac.id/bank/201105/2._Artikel_Esti_dan_ Nursalim1.pdf. (19 Januari 2014).

Tubs, ST & Moss, S. terjemahan Deddy Mulyana & Gembirasari. (2005). Human

Communication Prinsip-prinsip Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

West, R & Turner, L. 2012. Pengantar Teori Komunikasi: Analisa dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Winkel.(1985).Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta : Gramedia.

Yusuf, S & Nurihsan, J. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S. (2009). Mental Hygiene. Bandung: Maestro.

Gambar

Gambar 3.1   Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal Yang Digunakan Untuk Pengembangan
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Komunikasi Interpersonal Siswa
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Uji Validitas Keterampilan Komunikasi Interpersonal Siswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sahabat MQ/ Setelah namanya disebut-sebut dalam rekaman pembicaraan antara Anggodo Widjojo/ dengan sejumlah petinggi Polri dan Kejaksaan/ Susno Duadji dinyatakan nonaktif/

[r]

kandungan. Hal yang sepertinya sepele ternyata sangat berguna bagi perkembangan anak serta menunjang kesuksesannya di masa depan. Bagi anak yang sudah memasuki masa

Wawancara dengan Ibu Uswatun Hasanah, S.Pd.I. Selaku Guru Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VIII.. Salah satu model pembelajaran yang mengasyikkan adalah

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kemungkinan penggunaan daging buah alpukat sebagai substitusi krim pada es krim dan mempelajari pengaruhnya terhadap

Salah satu dari masalah-masalah diatas dapat dipecahkan dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu untuk membuat suatu aplikasi untuk menungkatkan mutu pelayanan. Dengan

Bagaimana gambaran umum pelatihan tenaga kerja di Sentra Industri Tas. Kebon

Bertujuan untuk mengetahui respon masyarakat terhadap pelaksanaan program saving group oleh Yayasan Fondasi Hidup Indonesia di Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten