• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN KERJASAMA KELEMBAGAAN DI SMEA NEGERI KOTAMADIA BANDUNG : Kajian tentang Gaya dan Dampaknya terhadap Fungsi Sekolah dan Kebutuhan Personal.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN KERJASAMA KELEMBAGAAN DI SMEA NEGERI KOTAMADIA BANDUNG : Kajian tentang Gaya dan Dampaknya terhadap Fungsi Sekolah dan Kebutuhan Personal."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN KERJASAMA KELEMBAGAAN

DI SMEA NEGERI KOTAMADIA BANDUNG

(Kajian tentang Gaya dan Dampaknya terhadap Fungsi Sekolah dan Kebutuhan Personal)

TESIS

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung untuk Memenuhi Persyaratan Menempuh Ujian

"Magister Pendidikan" dalam Bidang

Administrasi Pendidikan

Oleh

DRA. DEDEH DARYATI

Noior Pokok XXII-14/9032207

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG

(2)

DISETUJUI DAN DISYAHKAN

UNTUK UJIAN TAHAP DUA

OLEH:

PROF. DR. H. ACHMAD SANUSI, S.H. , M. PA.

Pembimbing I

PROF. DR. OTENGJStfTISNA, M. ED.

Pembimbing II

Bidang Studi Administrasi Pendidikan

Program Pascasarjana IKIP Bandung

(3)

D F A R

il aman

KATA PENGANTAR . . ... i

UCAPAN TERIMA KASIH i i i

DAFTAP IST "'

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang, Pembatasan, dan Perumusan

Masai ah 1

1.1.1 Latar Bel akang 1

1.1.2 Pembatasan Masai ah 4

1.1.3 Perumusan Masai ah ... 5

1.2 Tujuan dan Manfaat 6

i • ilc J. I U.J UdM B*mt>Kt;KMmmmmmmK*x.*waBm;^aM = ^ * e x n O

1 . 2 . 2 Manfaat £

1.3 Populasi dan Sampel ... 7

i .3. 1 F'opul asi 7

1.3.2 Sampel 7

1. 4 Anggapan Dasar S

BAB II. TEORI TENTANG KEPEMIMPINAN DAN

KERJASAMA KELEMBAGAAN 9

2.1 Kepemimpinan dan Kepemimpinan

Transaksional 9

2.2 Kerjasama Kelembagaan 12

2.3 Kepemimpinan 13

2.3.1 Pengertian Kepemimpinan 14

2.3.2 Gaya Kepemimpinan 15

1) Kepemimpinan Berorientasi kepada

a. Otoktatis 16

b . Demokr at i s 17

c . Pseudodemokrat is IS

d. Laissez-faire 18

2) Kepemimpinan Monothesis, Idiographis,

dan Transaksional ... 19

a. Monothesis 19

b. Idiographis 19

c. Transaksional 20

3) Kepemimpinan yang Berorientasi kepada

Jangkauan Masa Depan 20

4) Kepemimpinan yang Berorientasi kepada

(4)

5) Kepemimpinan yang Berorientasi kepada

Tmgkahl aku ... 21

£) Kepemimpinan yang Berorientasi kepada

Waktu ... 21

2.4 Kurikuium dan Gar is—Gar is Besar Program F'engaj ar an ...,*... ... 'J.'/.

2.4.1 Kur i kul urn 22

2.4.2 Gar is—Gari s Besar Pr ogr am Pengajbxan

fRDpp'i ->f

- —-*-* I I . ' . . . B -t_ 1 '

2.5 Jenjang Tujuan Pendidikan 25

BAB III. METODE PENELITIAN 31

3. 1 Prosedur 31

3.2 Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 34

3.3 Penqolahan Data 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN . 37

4.1 Gambaran Umum SMEA Negeri Kotamadia

Bandung 37

a. Jumlah Sekolah 37

b. Letak Geografis 39

c. Keadaan Guru 39

d. Keadaan Siswa 40

4.2 Kepemimpinan Transaksional dan

Kerjasama Kelembagaan 41

4.2.1 Pengembangan Kegiatan Sekolah.... 41 1) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikuium 45 a. Gaya dan Dampak Kepemimpinan

Transaksional dan Kerjasama dalam

Program Tahunan, Program Semester,

dan Program Satuan Pel ajaran 46

b. Gaya dan Dampak Kepemimpinan

Transaksional dan Kerjasama'dalam

Penyusunan Jadual Pejaran 48 c. Gaya dan Dampak Kepemimpinan

Transaksional dan Kerjasama dalam

Penentuan Wal i Kelas 51

d. Gaya dan Dampak Kepemimpinan

Transaksional dan Kerjasama dalam

Pelaksanaan Subsumat if, Sumat i f

dan Ujian 53

e. Gaya dan Dampak Kepemimpinan

Transaksional dan Kerjasama dalam

Penentuan Ijazah 55

2) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan 56 a. Gaya dan Dampak Kepemimpinan

Transaksional dan Kerjasama dalam

Kegiatan Pramuka 57

(5)

b. Gaya dan Dampak Kepemimpinan

Transaksional dan Kerjasama dalam

Kegiatan Paskibra ... 58 c. Gaya dan Dampak Kepemimpinan

Transaksional dan Kerjasama dalam

Kegiatan Kesen ian 59

d. Gaya dan Dampak Kepemimpinan

Transaksional dan Kerjasama dalam

Kegiatan Kerohanian ... 60

e. Gaya dan Dampak Kepemimpinan

Transaksional dan Kerjasama. dalam

Keg iat a 01 ah Raga 62

f. Gaya dan Dampak Kepemimpinan

Transaksional dan Kerjasama dalam

Kegiatan Keputr ian 64

g. Gaya dan Dampak Kepemimpinan

Transaksional dan Kerjasama dalam

Kegiatan Palang Merah Remaja ... 65 3) Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan

Masyarakat dan Unit Produksi 67 a. Gaya dan Dampak Kepemimpinan

Transaksional dan Kerjasama dalam

Komunikasi dengan Alumni 67 b. Gaya dan Dampak Kepemimpinan dan

Kerjasam dalam Bidang Usaha dan

Produksi 68

c. Gaya dan Dampak Kepemimpinan dan Kerjasama dalam Bidang Komunikasi

dengan Masyarakat 70

4) Wakil Kepala Sekolah Bidang Umum .. 72 a. Gaya dan Dampak Kepemimpinan dan

Kerjasama dalam Kegiatan SPP/BP3 ... 72 b. Gaya dan Dampak Kepemimpinan dan

Kerjasama dalam Kegiatan Korpri .... 73 c. Gaya dan Dampak Kepemimpinan dan

Kerjasama dalam Kegiatan Darmawanita 74

4.3 Prof esional isme 75

4.4 Iklim Kerja 77

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian SO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 85

5. 1 Kesimpulan 85

5.2 Saran 88

DAFTAR BACAAN 89

LAMPIRAN:

Riwayat Hidup 90

Izin Penelitian 92:

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang. Pembatasan. dan Perumusan Masai ah

1.1.1 Latar Belakang

Komponen

personal

(kepala

sekolah

dan

guru)

ialah

komponen yang dominan

dalam

penyelenggaraan

kelembagaan di

sekolah.

Kepala sekolah sebagai pernimpin

dalam

kelembagaan

suatu sekolah yang membawahi guru (termasuk para wakil kepala

sekolah)

dan

tatausaha.

Kepala sekolah

bersama

guru

dan

tatausaha

memp'unyai

ikatan

kelembagaan

dalam

penciptaan

produk

anak

didik (output) yang berkualitras

tinggi.

Oleh

karena itu, kepemimpinan transaksional dan kerjasama

kelembagaan

di

sekolah

akan

mempunyai

signifikansi

dan

kontribusi

yang

tinggi terhadap para personal

yang

ada

di

sekolah,

terhadap

lembaga sekolah

tersebut,

secara

tidak

langsung akan berpengaruh terhadap kualitas output. serta secara makro akan berpengaruh terhadap kualitas keberadaan

(7)

Sekolah sebagai

lembaga pendidikan yang berfungsi

memberikan

pengetahuan, memberikan

keterampilan,

dan

membentuk sikap seseorang (Manulang,

1981:1).

Baik atau

kurang baiknya suatu sekolah bergantung pada pencapaian

fungsi sekolah. Semakin baik pencapaian fungsi sekolah,

maka

akan semakin baik kualitas

sekolah;

sebaliknya,

semakin rendah pencapaian fungsi

sekolah,

maka

semakin

rendah

kualitas

sekolah.

Baik

atau

kurang

baiknya

sekolah

akan

berpengaruh

pulaterhadap

perkembangan

masyarakat.

Hal ini diakui Henderson

(1959:350),

"If

all

schools were good schools,

social progress

should

be

more

swift." Pendapat ini

didukung

oleh

Sutisna

(1987:109),

"Pentingnya

keterlibatan

para

kepala

sekolah

yang lebih besar dalam

administrasi

personal

semakin

diakui.

Pertama,

perumusan

kembali

peranan

kepala

sekolah

dalam

pembaharuan

pendidikan

telah

membawa

kepada

kesimpulan perlunya

perluasan

kepala

sekolah

meliputi

tanggung jawab

dalam

mengembangkan

program

dan kepemimpinan pengajaran dalam

memelihara,

memajukan,

dan memperlancar

kekuatan organisasi

untuk

perbaikan kondisi mengajar belajar." Berpandangan

dari

pernyataan ini, maka seluruh personal sekolah harus

berupaya

untuk

meningkatkan fungsi

sekolah

mencapai

target maksimal. Pencapaian fungsi sekolah tersebut

(8)

sekolah mempunyai peran penggerak kekuatan sekolah yang

tinggi dalam kepemimpinan transaksional dan kerjasama kelembagaan.

Kepemimpinan transaksional sebagai kepemimpinan yang menghargai pencapaian tujuan-tujuan institusi dan

juga

memperhatikan

kepribadian anggota

dalam

rangka

mencapai tujuan tersebut. Kepemimpinan transaksional (Dement ingkan si fat dan peranan serta tanggung jawab lembaga, tetapi juga berkeinginan dengan tercapainya tujuan kelembagaan itu akan berakibat terpenuhinya kebutuhan pribadi (personal) yang bersi fat individual. Sedangkan, kerjasama kelembagaan ditujukan untuk pencapaian fungsi lembaga, yakni lembaga sekolah.

Di Kotamadia Bandung, seperti halnya di kota dan daerah lain, fungsi sekolah, dalam hal ini SMEA Negeri seluruh Kotamadia Bandung dipengaruhi oleh kepemimpinan transaksional dan kerjasama kelembagaan antara kepala sekolah dengan guru-guru dan tatausaha di sekolah.

Dengan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti model kepemimpinan transaksional dan kerjasama kelembagaan antara kepala sekolah dengan guru-guru di sekolah, sehingga penelitian ini berjudul "Kepemimpinan Transaksional dan

Kerjasama Kelembagaan di SMEA Negeri Kotamadia

Bandung

(9)

Sekolah dan terhadap Kebutuhan Fersonal).

Penelitian

ini perlu dilaksanakan,

sebab

selain

belum ada yang meneliti, juga diharapkan dapat

memberi

informasi

dan sumbangan terhadap peningkatan

kualitas

sekolah dalam hal model kepemimpinan transaksional dan

kerjasama yang dilakukan di SMEA Negeri Kotamadia

Ban

dung,

yang

tentunya akan bermanfaat

bagi

peningktan

kualitas sekolah dan pengembangan pola pikir masyarakat

1.1.2 Pembatasan Masaiah

Kepemimpinan transaksional dan kerjasama

kelemba

gaan

yang

dilakukan kepala sekolah

dengan

guru-guru

akan berpengaruh terhadap lajunya sistem pendidikan

di

sekolah.

Sekolah

merupakan

sistem

yang

komponen-komponennya

bekerjasama

dalam

rangkaian

pencapaian

fungsi

sekolah.

Kepemimpinan

transaksional

menjadi

salah satu medium dalam pemenuhan tuntutan lembaga

dan

mengindahkan

pula

tuntutan

para

personal

lembaga.

Begitu

pula dengan kerjasama, seperti disebut

Cribbin

dalam

Hamzah (1982:105),

"Pola kerjasama

adalah

yang

paling

baik.

Di sini yang wajar adalah

delegasi

dan

suatu manajemen konsultatif."

Kerjasama kepala sekolah dengan guru-guru meliputi

kegiatan pengembangan manajemen, kegiatan

(10)

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kepemim

pinan transaksional

ialah suatu sistem untuk

meningkat-kan komunikasi dan untuk memahami tingkah laku manusia.

Analisis transaksional

ialah sebagai stimulus

ditambah

respons.

Hal ini sesuai dengan pendapat Wagner

(1987:5)

tentang analisis transaksional yakni "a system for

im

proving

communication

and

for

understanding

human

behavior" yang selanjutnya didefinisikannya "as a

sti

mulus plus a response".

Adapun

yang dimaksud kerjasama kelembagaan

dalam

penelitian

ini ialah melakukan suatu kegiatan

bersama

untuk kepentingan

fungsi

lembaga.

Kepemimpinan transaksional dan kerjasama kelemba

gaan

yang

diteliti

ini

dilakukan

di

SMEA

Negeri

Kotamadia Bandung.

Fokus

penelitian

ini ditujukan kepada

gaya

dan

dampak kepemimpinan transaksioanl dan kerjasama kelem

bagaan

yang

terjadi di SMEA Kotamadia

Bandung

tahun

1993.

1.1.3 Perumusan Masaiah

Permasalahan

penelitian

ini

ialah

kepemimpinan

transaksional dan kerjasama kelembagaan di SMEA

Negeri

Kotamadia

Bandung

antara

kepala

sekolah

dan

guru

(11)

lembaga

dan

terhadap

personal

(kepala

sekolah

dan

guru).

Dengan demikian, perumusan masalah penelitian

ini

ilah

nilai-nilai

apa

yang

ada/melekat

pada

kepala

sekolah tetkala menjalankan kepemimpinan dan

kerjasama

kelembagaan?

1-2 Tujun dan Manfaat

1- 2.1 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang:

1) Jenis kegiatan kepala SMEA dan Guru SMEA

Kotamadia

Bandung

yang

menggunakan

kepemimpinan

trans

aksional ;

2) Gaya kepemimpinan

yang digunakan kepala SMEA Kota

madia Bandung;

dan

3) Dampak penggunaan

kepemimpinan

transaksional

dan

kerjasama

kelembagaan

kepada

pencapaian

fungsi

sekolah dan terhadap personal guru.

1-2.2 Manfaat

Hasil

penelitian ini diharapkan

bermanfaat

bagi

peningkatan

kualitas

kepemimpinan

transaksional

dan

kerjasama

kelembgaaan, karena penelitian ini

menggam-barkan

tiga hal yang terdapat dalam tujuan

penelitian

(jenis kegiatan yang menggunakan kepemimpinan

transak

(12)
[image:12.595.111.540.107.722.2]

serta dampak yang ditimbulkan dengan gaya

kepemimpinan

transaksional dan kerjasama kelembagaan). Gambaran

tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak

yang terkait dengan lembaga persekolahan, seperti

pembelajar

(mahasiswa),

para pengajar (guru dan dosen),

kepala

sekolah,

para pengawas pendidikan,

dan

pihak

lain,

baik secara perorangan,

maupun secara berkelompok

untuk

peningktan

kualitas

pendidikan.

Manfaat

bagi

mahasiswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan

kajian,

bandingan,

dan referensi;

dan

manfaat

bagi

pengajar di antaranya dapat dijadikan acuan dan komparasi dalam bekerjasama dengan kepala sekolah

dengan

para teman sejawat dan dengan

staf

tatausaha;

begitu

pun

manfaat bagi

kepala sekolah

dan

pengawas

pendidikan, bahkan bagi pihak lain yang berminat.

1.3 Populasi dan Sampel

1.3.1 Populasi

Populasi

penelitian

ini

yakni

kepemimpinan

transaksional

kepala

sekolah

(termasuk

wakilnya

terhadap

guru

dan

kerjasama

kelembagaannya

yang

dilaksanakan di SMEA Negeri Kotamadia Bandung.

1.3.2 Sampel

(13)

transaksional dan kerjasama kelembagaan antara kepala

sekolah/wakil

kepalas sekolah dengan

para guru dan

tatausaha di seluruh SMEA Negeri Kotamadia Bandung pada

kurun waktu semester ganjil tahun ajaran 1993.

1-4 Anggapan Dasar

Anggapan dasar penelitian ini adalah:

1) Di SMEA Negeri Kotamadia Bandung ada kepala sekolah/

wakil kepala sekolah dan guru-guru serta tatausaha

yang di antara mereka terjadi kepemimpinan

transak

sional dan kerjasama kelembagaan dalam

penyelengga-raan pendidikan di sekolah.

2> Kepala sekolah memegang jabatan struktural yang

ter-tinggi di sekolah, menjadi pemimpin, mempunyai

wewe-nang untuk melakukan berbagai kegiatan dan kerjasama

dengan bawahannya.

(14)
(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam

bab

ini dibicarakan tentang

metode

pene

litian

yang

digunakan, yakni tentang

prosedur

pene

litian (persiapan dan penentuan lokasi,

serta penentuan

subyek penelitian),

pelaksanaan (teknik pene-litian dan

teknik pengumpulan data),

dan pengolahan data.

3.1 Prosedur

Peneliti mengadakan penelitian ini untuk

mendapat-kan

gambaran

tentang

gaya

dan

dampak

kepemimpinan

transaksional dan kerjasama kelembagaan di SMEA

Negeri

Kotamadia Bandung.

Gambaran tersebut

berisi tentanq

ni-lai-nilai

yang terdapat pada jenis

kegiatan

kepemim

pinan transaksional

dan kerjasama yang dilakukan kepala

sekolah

dan guru-guru,

juga berisi tentang gaya

kepe

mimpinan transaksional dan

kerjasama kelembagaan,

serta

dampak gaya jenis kepemimpinan transaksional dan

kerjasama kelembagaan terhadap pencapaian

fungsi

seko

lah dan terhadap tuntutan personal

(para guru).

[image:15.595.89.501.210.700.2]
(16)

Langkah—langkah prosedur yang peneliti tempuh dalam penelitian ini ialah sebagai berikut.

3.1.1 Persiapan. Penentuan Lokasi. dan Penentuan Subyek

3.1.1.1 Persiapan

1) menyeminarkan proposal penelitian; 2) menentukan lokasi penelitian;

3) mendapatkan surat izib penelitian dari PPs IKIP Ban dung, dari Sospol Provinsi Jawa Barat, dan Surat dari Kanwil Depdikbud Jawa Barat;

4) menelusuri kondisi SMEA Negeri Kotamadia Bandung; 5) memilih dan menentukan orang tertentu yang menjadi

pegawai di SMEA untuk membantu peneliti; dan

6) menghubungi Kepala SMEA Negeri Kotamadia Bandung un tuk mengadakan penelitian.

3.1.1.2 Penentuan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tentang "Kepemimpinan Transak sional dan Kerjasama Kelembagaan di SMEA Negeri Kota madia Bandung (Kajian tentang Gaya dan Dampaknya terhadap Pencapaian Fungsi Sekolah dan terhadap Kebu tuhan Personal)" ini ialah seluruh SMEA yang berada di Kotamadia Bandung, yakni:

(17)

2) SMEA Negeri II, Jalan Solontongan Buahbatu; dan 3) SMEA Negeri III, Jalan Budi Cilember, Cimahi.

3.1.1.3 Penentuan Subyek Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis subyek pene litian, yaitu manusia dan prilakunya. Manusia ialah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru. petugas

perpustakaan, petugas komputer, dan pengelola koperasi

siswa.

Kepala sekolah dijadikan subyek untuk menimba data tentang model kepemimpinan yang mereka gunakan, tentang jenis kegitan yang mengandung nilai—nilai kepemimpinan

transaksional dan kerjasama kelembagaan.

Wakil kepala sekolah sebagai orang yang lebih dekat kepada kepala sekolah daripada guru. Mereka pun ditelusuri tentang partisipasi dengan kepala sekolah

yang berhubungan dengan kepemimpinan transaksional dan kerjasama kelembagaannya.

Guru adalah ujung tombak pelaksana pengajaran di

depan kelas. Ia adalah pelaksana model kepemimpinan kepala sekolah yang akan bereaksi setuju, tidak setuju,

atau netral terhadap model kepemimpinan dan kerjasama

kepala sekolah. Oleh karena itu, dari guru akan

diperoleh data tentang kebenaran atau ketidakbenaran hal yang dikatakan dan dilakukan kepala sekolah serta wakilnya.

(18)

Petugas

perpustakaan,

petugas

komputer,

dan

petugas

koperasi siswa adalah jaringan

kerja

sekolah

yang diteliti pula. Mereka bagian dari sistem suatu

sekolah.

Mereka komponen pendukung

pencapaian

fungsi

sekolah. Oleh karena itu, tanggapan mereka akan ditimba dan diperhitungkan.

3.2 Pelaksanaan Pengumpulan Data

Teknik

pengumpulan data penelitian ini

ialah

wa-wancara, observasi, dan triangulasi di SMEA Kotamadia Bandung pada tahun 1993.

1) Wawancara

Wawancara digunakan peneliti untuk mengumpulkan data

dari

kepala sekolah (termasuk wakil-wakilnya)

tentang

model

dan jenis kepemimpinan serta kerjasama kelembaga

an sesuai dengan tujuan penelitian.

2) Observasi

Observasi ditujukan kepada keadaan pelaksanaan kepe

mimpinan transaksional dan kerjasama kelembagaan.

3) Triangulasi

Triangulasi ditujukan kepada staf tatausaha untuk mendapatkan data tentang kebenaran data yang diperoleh

dengan teknik wawancara dan observasi.

(19)

3.3 Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan, maka data tersebut diolah dan dianalisis, dideskripsikan, dan dibahas de ngan pola kerja sebagai berikut.

1) Data hasil observasi dan hasil wawancara digabungkan

untuk menentukan:

a. jenis kegiatan yang menggunakan kepemimpinan transak sional dan kerjasama kelembagaan;

b. nilai—nilai yang terdapat pada gaya kepemimpinan transaksional dan kerjasama kelembagaan;

c. dampak kepemimpinan transaksional dan kerjasama ke lembagaan terhadap pencapaian fungsi sekolah dan terhadap kebutuhan personal guru.

2) Data hasil triangulasi dikelompokkan atas:

a. data yang mendukung terhadap hasil observasi dan ha

sil wawancara; dan

b. data yang menolak kategori data wawancara dan obser

vasi .

3) Kombinasi data hasil wawancara, observasi, dan tri angulasi dianalisis, dideskripsikan, dan dibahas un tuk mendapatkan gambaran tentang kepemimpinan tran saksional dan kerjasama kelembagaan di SMEA Negeri Kotamadia Bandung, yakni model kepemimpinan transak sional yang dilakukan kepala sekolah, serta cara

(20)

kerjasama kelembagaan dengan para guru serta dampak nya terhadap pencapaian fungsi sekolah dan terhadap kebutuhan para guru.

(21)
(22)

BAB V

KESIMPULAN

Bab V ini mengemukakan kesimpulan penelitian "Kepe

mimpinan Transaksioanl

dan Kerjasama Kelembagaan di SMEA

Negeri

Kotamadia

Bandung

(Kajian

tentang

Gaya

dan

Dampaknya terhadap Fungsi Sekolah dan terhadap Kebutuhan

Persona])".

Setelah itu, Bab V ini

mengemukakan

saran

atau rekomendasi berdasarkan temuan penelitian ini.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan

hasil analisis data

yang

dikumpulkan

melalui

observasi,

wawancara,

dan

triangulasi,

maka

dapat

disimpulkan bahwa kepemimpinan transaksional

dan

kerjasama

kelembagaan di SMEA Negeri Kotamadia

Bandung

itu pendistribusian tanggung jawab kepala sekolah kepada

wakil

kepala sekolah dan kepada guru (stimulus),

wakil

kepala

sekolah dan guru merespons stimulus kepala seko

lah. Stimulus-respons tersebut dalam situasi demokratis,

(23)

-ukuno terhadap keberla„gsungan penyelenggaraan kegiatan

~koI.h sebagai pemberi pengetahuan, pemberi

keteram-pilan, dan pengubah sikap ke arflh i^ -,

P

e arah ^ebaikan, juga berdam

pak

terhadap

kebutuhan personal

airr,*

h

,

H

nal auru

dalam

pemenuhan

kebutuhan ke+on^nn--^*•«=«• enangcin i,beker i^. h = ^ i

rja' dan

keinginan

berkrea-t iviberkrea-tas.

Gaya kepemimpinan transaksional dan kerjasama ke

lembagaan di SMEA Megeri Kotamadia Bandung a993)

teria-di ^lam aktivitas pengembangan kegiatan sekolah, dalam

kegiatan profesionalisme, dan da!a„ kegiatan iklim kerja

Gaya dalam pengembangan kegiatan sekolah ialah gaya

demokratis yang menekankan transaksional, yakni qaya

musyawarah kekeluargaan dengan tawar-menawar

(stimulu--spons, untuk menciptakan keinginan lembaga, dan dengan

terwujudnya keinginan lembaga, maka para guru (persona!,

mendapat pengakuan dari sekolah, mendapat ketenan9an da

lam pelaksanaan tugas, serta mendapat peluang untuk

berkreativitas,

Gaya dan kerjasama dalam pengembangan kegiatan

se-•»l.h terjadi dalam kegiatan bidang kurikulum (yang

dipimpin oleh seorang wakil kepala

sek„lah)f ^

kegiatan kesiswaan (yang dipimpin oleh seorang wakil

•-P.1. sekolah,, dalam bidang hubungan masyarakat dan

"hit produksi (yang dipimpin oleh seorano wakil kepala

sekolah,, dan dalam bidang umum (yang dipimpin Qleh

seorang wakil kepala sekolah,.

(24)

Kegiatan bidang kurikulum mencakup kegiatan

peren

canaan

(pembuatan kalender akademik,

program

tahunan,

program

semester, program satuan

pelajaran,

pembuatan

jadual

pengajaran, penentuan wali kelas),- kegiatan

pe

laksanaan proses belajar mengajar; dan kegiatan

penilai-an (subsumatif, sumatif, ujipenilai-an, dpenilai-an penentupenilai-an ijazah).

Kegiatan bidang kesiswaan (ekstrakurikuler)

menca

kup

kegiatan pramuka, paskibra,

kesenian,

kerohanian,

olah raga, keputrian, dan palang merah remaja.

Kegiatan

bidang hubungan masyarakat dan unir

pro

duksi

mencakup kegiatan komunikasi dengan alumni, komu

nikasi dengan bidang usaha dan produksi, dan

komunikasi

dengan masyarakat.

Kegiatan bidang umum ialah penerimaan SPP/BP3,

ke

giatan korpri, dan kegiatan darmawanita.

Gaya

kepemimpinan transaksional dan kerjasama

ke

lembagaan dalam kegiatan profesionalisme ialah

kekompak-kan antarguru, tatausaha, dan siswa dalam mengkondisikekompak-kan

diri untuk mendukung SMEA, misi ekonomi dalam hal dagang

Adapun kepemimpinan transaksional dan kerjasama da

lam kegiatan iklim kerja (faktor pendukung) ialah

upaya

mempererat persahabatan dan kekeluargaan.

Seluruh kegiatan di atas diarahkan untuk pencapaian

fungsi

sekolah dan pemenuhan kebutuhan

para

personal.

Pencapaian

fungsi

sekolah

yakni

pemberian

berbagai

keterampilan

untuk

bekerja

dan

untuk

pengembangan

(25)

fotensi

diri

siswa

Ccalon

output),

serta

perubahan

sikap, di antaranya sikap berekonomi.

5.2 Saran

Berdasarkan

hasil penelitian ini

penulis

memberi

saran

atau rekomendasi kepada

para calon peneliti

dan

pemakai kepemimpinan transaksional sebagai berikut.

Calon

peneliti yang akan mengkaji hal yang

berhu

bungan

kepemimpinan transaksional hendaknya

mempertim-bangkan pemimpin dan yang dipimpin atau pemberi stimulus

dan penerima stimulus (perespons). Hal ini penting kare

na keberlangsungan transaksional dan kerjasama

kelemba

gaan

tidak

akan terjadi apabila para

pelakunya

tidak

berpandangan mementingkan keseimbangan vitalitas lembaga

dan vitalitas pribadi (personal).

Para pemakai kepeminpinan transaksional dan

kerja

sama kelembagaan sebaiknya memperhitungkan konsidi

Pim-pinan

dan yang dipimpin, yakni memperhitungkan

kondisi

pemberi stimulus dan penerima (perespons), karena

kepe

mimpinan transaksional belum tentu dapat digunakan

pada

(26)
(27)

DAFTAR BACAAN

Brown, J.F. (1936). Psycholoqy and the Soc ial Order. New

York: McGraw-Hill.

Cahyono, Ceppy Hari. (1984). Psikoloq i Kepemi mp inan. Su rabaya: Usaha Nasional.

Cribbin, James J. (1985). Kepemimpinan: Menqefekt i fkan

Strategi Organisasi Jakarta: PT Pustaka Binaan

Pressindo.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1986) GBPP Basa Sunda SMP. Bandung.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (19B4/1985). Dasar

Ilmu Pendidikan. Universitas Terbuka Jakarta: Karunika.

Fiedler, Fred E. (1965) ATheory of Leadership Effec tiveness. New York: McGrow, Hill Series in Mana

gement .

Fiedler, Fred E. dan Martin M. Chemers. (1974). Leader ship and Effective Management. USA: Scott, Foresman and Company.

Gordon, Thomas (saduran Mudjito) (1986). Kepemimpinan yang

Efekt i f. Jakarta: Rajawali Pers.

Hamsah (1990). Kepemimpinan: Mengefekt i fkan Strategi Orqanisasi

(terjemahan). Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Hoontz, H.& C. O'Donnell (1955) Principles of Manage ment . New York: McGraw-Hall.

Ismaun. (tt). Kepemimpinan yang Dilandasi oleh Nilai—

Nilai Pancasila (Makalah). Bandung: FPIPS IKIP.

Loomba, N. Paul. (1978). Management: A Qualitative Per-spekt ive. New York: Macmillan Publishing, Co Ltd. Manullang, Belferik (1985). Pengambilan Keputusan

Konsul-tati f. Komunikasi Persuasi f, dan Kerjasama Guru-guru dengan Kepala Sekolah (Suatu Studi di SMA Negeri Su

(28)

Oteng Sutisna. (1937). Administrasi Pendidikan. Dasar Teor it is untuk Praktek Profesional.Bandung: Angkasa.

. (1989). Administrasi Pendidikan: Dasar Teor it is

untuk Praktek Profesional. Bandung Angkasa.

Pamudji, S.(1982) Kepemimpinan Pemer intahan di Indone

sia. Jakarta: Bina Aksara.

Peraturan Pemerintah RI No. 29 Tahun 1990, tentang Pendi dikan Menengah.

Pigors, P. (1935) Leadership and Pominat ion. Boston: Hougton Mifflin.

Poerwadarminta.(1954) Kamus Umum Bahasa Indonesia. Ja

karta: Perpustakaan Perguruan Kementerian PP dan K Sahertian A. Piet dan Ida Aleida Sahertian. (1987). -Model

Lat ihan Kepemimpinan. Surabaya: Usaha Nasional.

Sudardja Adiwikarta. (1988). Sosiologi Pendidikan: Isyu

dan Hipotesis tentang Hubungan Pendidikan dengan Ma

syarakat . Jakarta: Dirjendikti (Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga Kependidikan).

Sudjana, N. (1981). Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum:

Strategi dan Implikasi. Ciamis: STKIP.

Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989, tentang Penjabaran Sis

tem Pendidikan Nasional 1990. Jakarta: Dharma Bhakti.

Wagner, Abe. (1981). The Transactional Manager: How to

Solve People Problems with Transact ional Analysis

New York: Prentice Press.

Gambar

transaksionaldantersebutkerjasamakelembagaan).Gambarandiharapkan dapatdimanfaatkan oleh pihak-pihak
gambarantentang

Referensi

Dokumen terkait

Hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada materi suhu, kalor, dan perpindahan kalor siswa kelas X

Provinsi Jawa Tengah, 2016) agar dapat mengetahui faktor apa saja yang dapat. membuat UKM di Jawa Tengah terus bertumbuh dan tidak

KABUPATEN TANAH LAUT KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA.

Selain itu, karena pada radikal hidroksil dapat terjadi reaksi scavenger yaitu bereaksi dengan senyawa lain yang dapat menghasilkan senyawa radikal yang mempunyai daya

kapal 5000 GT dari setiap pola operasi bila menggunkan kapal bekas. • Mengetahui besar rasio biaya

Pemerintah Kota Bandung yang telah memberi fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program pendidikan Pasca Sarjana di Program Studi Pembangunan Institut

Strategi yang digunakan oleh guru pendidikan Islam adalah berlandaskan kepada pendekatan yang digun akan sebagai asas dalam pengajaran dan pem belajaran Tilawah

Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat kecernaan pakan ikan nila merah (Oreochromis niloticus) yang berbasis tepung ikan rucah.. Penelitian ini menggunakan