• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI EVALUASI SARANA DAN PRASARANA PADA MATA PELAJARAN BUBUT DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 12 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI EVALUASI SARANA DAN PRASARANA PADA MATA PELAJARAN BUBUT DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 12 BANDUNG."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI EVALUASI SARANA DAN PRASARANA PADA MATA

PELAJARAN BUBUT DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

NEGERI 12 BANDUNG

(Studi Kasus Pada Workshop Program Studi Keahlian Teknik Pemesinan

Sekolah Menengah Kejuruan Negri 12 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh :

RICCO APRIADI

E. 0551. 0809481

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Ricco Apriadi,2013

Studi Evaluasi Sarana Dan Prasarana Pada Mata Pelajaran Bubut Dasar Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 12 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STUDI EVALUASI SARANA DAN PRASARANA PADA MATA

PELAJARAN BUBUT DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

NEGERI 12 BANDUNG

Ricco Apriadi (0809481)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran standar sarana dan prasarana pada ruang kerja praktek mesin bubut yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 12 Bandung. Idealnya sarana dan prasarana di Sekolah Menengah Kejuruan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang di susun oleh Badan Standar Nasional Penidikan (BSNP). Namun pada kenyataannya, sarana dan prasarana pada ruang kerja praktik mesin bubut di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 12 Bandung tidak sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Sehingga siswa mengalami kendala dan kesulitan dalam melakukan praktikum, hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang belum mencapai kompetensi kelulusan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Objek pada penelitian ini adalah jumlah dan standar mesin bubut, standar ruangan kerja praktik, standar ruang penyimpanan dan instruktur. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan pengamatan (observasi), wawancara (interview) dan dokumentasi. Pengolahan data pada penelitian ini adalah menggunakan persentase dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah mesin bubut untuk peserta didik pada ruang praktik 33,33% tidak relevan dengan Badan Standar Nasional Pendidikan. Spesipikasi mesin bubut pada SMK N 12 Bandung berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan dapat dikatakan memenuhi standar spesipikasi. Luas ruang kerja praktik mesin bubut 164,8% sangat memenuhi standar lampiran Permendiknas no. 40 tahun 2008. Berdasarkan perhitungan secara kuantitas tingkat pencapaian standar area kerja mesin bubut 50% kurang memenuhi standar lampiran Permendiknas no. 40 tahun 2008. Berdasarkan perhitungan secara kuantitas tingkat pencapaian standar sarana pada ruang penyimpanan dan instruktur mesin bubut 75% memenuhi standar lampiran Permendiknas no. 40 tahun 2008.

(3)

Ricco Apriadi,2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK………... i

KATA PENGANTAR………... ii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iii

DAFTAR ISI……….. iv

DAFTAR TABEL………. vi

DAFTAR GAMBAR………. vii

DAFTAR LAMPIRAN………. viii

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Identifikasi Masalah……… 3

C. Rumusan Masalah……….. 3

D. Batasan Masalah………. 3

E. Tujuan Penelitian……… 4

F. Manfaat Penelitian……….. 4

G. Sistematika Penulisan………. 4

BAB II LANDASAN TEORI………... 5

A. Pembelajaran Praktik……….. 5

B. Pengertian Kompetensi………... 7

1. Pembelajaran Berbasis Kompetensi………. 8

2. Evaluasi Berbasis Kompetensi………. 9

C. Kesenjangan SMK Berbasis Kompetensi……….. 11

D. Pentingnya Bengkel Kerja Bagi Siswa SMK………. 12

E. Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Proses Belajar Mengajar di SMK……… 13

F. Sarana Dan Prasarana………. 15

1. Arti dan Ruang Lingkup Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan………... 16

2. Tujuan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan……….... 16

3. Perencanaan Pengadaan Perabot dan Perlengkapan Pendidikan.. 17

4. Perencanaan Pengadaan Perabot dan Perlengkapan Pendidikan.. 19

5. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan……… 20

6. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan……….. 21

7. Penggunaan Sarana dan Prasarana Pendidikan……….... 22

8. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan………... 22

9. Penataan Sarana dan Prasarana Pendidikan………. 23

(4)

Ricco Apriadi,2013

Studi Evaluasi Sarana Dan Prasarana Pada Mata Pelajaran Bubut Dasar Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 12 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut……….. 30

BAB III METODE PENELITIAN……….. 33

A. Metodologi Penelitian………. 33

1. Metode Penelitian………. 33

2. Data dan Sumber Data……….. 33

3. Teknik Pengumpul Data………... 35

4. Alat Pengumpul Data……… 35

5. Teknik Analisis Data………. 36

B. Alur Penelitian……… 39

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN………. 40

A. Deskripsi Data………. 40

B. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….... 49

A. Kesimpulan………. 49

B. Saran………... 49

DAFTAR PUSTAKA………... 50

(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan

dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu: “Pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).

Jelaslah pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja

agar anak didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik, sehingga penerapan

pendidikan harus diselengggarakan sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasional

berdasarkan UU No 20/ 2003. Menurut UU RI No 20/ 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dimana salah satu jenis dari pendidikan menengah adalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pasal 15 menyatakan bahwa “ Pendidikan

kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta diklat

terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”.

Pemberlakuan kurikulum 2004 dilaksanakan dalam rangka meningkatkan

mutu pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan upaya

antisipatif untuk mencegah kesenjangan antara hasil pendidikan dengan tuntutan

(6)

2

Ricco Apriadi,2013

Studi Evaluasi Sarana Dan Prasarana Pada Mata Pelajaran Bubut Dasar Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 12 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kenyataannya anggapan bahwa semua SMK bermutu dan menghasilkan

lulusan yang siap diterima dunia kerja tidak selamanya tepat, hal tersebut bisa

dilihat dari masih banyaknya lulusan SMK yang menganggur.

Sebagai.gambaran0menurut0Wardiman0Djojonegoro:

Di Jawa Timur, lulusan SMK baru 45% yang terserap dunia kerja, selebihnya (55%) masih menjadi pengangguran. Selain itu, banyak perusahaan dan industri yang mengeluhkan sulitnya mendapat teknisi tingkat menengah sesuai standar. Padahal peluang kerja terbuka di dalam dan luar negeri, yang tidak terpenuhi karena lulusan yang ada belum mencapai kompetensi yang dibutuhkan. Tampaknya tidak ada pilihan bagi SMK, selain berbenah diri. Menurut Wardiman Djojonegoro, langkah utama adalah mengubah orientasi dan paradigma pendidikan. Jika selama ini tujuan pendidikan di SMK hanya mengejar ijazah, kini harus diganti mengejar kompetensi. Konsekuensinya, sekolah harus paham standar dunia kerja, dan harus membangun kerja sama yang baik dengan banyak pihak, terutama dunia industri dalam arti luas. Selain itu, sekolah membutuhkan sistem pembelajaran yang tidak berjarak dengan dunia kerja dan masyarakat yang selalu berkembang dinamis. (Sumber:Wardiman Djojonegoro. Optimalisme ditengah permasalahan pendidikan Indonesia. [Online]. Tersedia:http://suzieitaco.wordpress.com/2012/11/02/optimisme-ditengah-permasalahan-pendidikan/ [17 Maret 2013].

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada salah seorang guru telah

diketahui masih banyak siswa jurusan mesin yang tidak lulus dalam mata

pelajaran kejuruan khususnya mata pelajaran pembubutan dasar. Syarat untuk

kenaikan kelas pada umumnya adalah nilai dari mata pelajaran kejuruan harus

lulus. Nilai yang dikatakan lulus adalah 80 keatas, tapi pada kenyataannya nilai

dibawah rata-rata. Tabel hasil nilai siswa dabat dilihat dibawah ini:

Tabel 1.1 Daftar Nilai Bubut Dasar Siswa/Siswi SMK Negri 12 Bandung

No Nilai Frekuensi Persentase

1 ≤80 15 siswa 41,66%

2 ≥80 21 siswa 58,33%

(Sumber: data nilai dari guru SMK N 12 Bandung. 2013)

Data yang diperoleh dari daftar nilai telah diketahui bahwa jumlah nilai

(7)

3

persentase nilai kelulusan tersebut dibawah ini: (Sumber: wawancara guru SMK

N 12 Bandung: 2013).

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, timbul masalah bagaimana

penerapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) di SMK N 12 Bandung

khususnya pada mata pelajaran Membubut Dasar. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Studi Evaluasi Sarana dan Prasarana pada Mata Pelajaran Bubut Dasar di Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 12 Bandung”.

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

maka perlu kiranya masalah tersebut diidentifikasi terlebih dahulu. Adapun

identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Alat praktik dan mesin praktik kemungkinan belum terpenuhi.

2. Perbandingan jumlah peserta didik dengan jumlah alat/mesin praktik di

SMK N 12 Bandung kemungkinan tidak sebanding.

3. Ruang praktik mesin bubut di SMK N 12 Bandung kemungkinan tidak

memenuhi SNP.

C. Rumusan Masalah

Maka rumusan masalah pokok penelitian ini adalah:

1. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana Mesin Bubut di SMK N 12

Bandung pada jurusan Pemesinan Pesawat Udara berdasarkan SNP?

2. Apakah jumlah peserta didik di SMK N 12 Bandung sebanding dengan

jumlah mesin bubut (sarana utama) yang ada?

D. Batasan Masalah

Ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti perlu dibatasi karena

sangat penting agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas. Membatasi masalah

memiliki implikasi pada penyempitan teori yang akan diteliti. Pembatasan

(8)

4

Ricco Apriadi,2013

Studi Evaluasi Sarana Dan Prasarana Pada Mata Pelajaran Bubut Dasar Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 12 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

latar belakang masalah, identifikasi masalah dan rumusan masalah maka pada

penelitian ini penulis akan membatasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Standar alat praktik dan mesin bubut di SMK N 12 Bandung.

2. Standar ruang praktik mesin bubut di SMK N 12 Bandung.

3. Perbandingan jumlah fasilitas praktik dengan peserta didik di SMK N 12

Bandung.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang sudah disebutkan di atas, maka tujuan

penelitian yang ingin akan dicapai adalah:

1. Mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana praktikum mesin bubut

yang digunakan di SMK N 12 Bandung berdasarkan dengan SNP.

2. Mengetahui perbandingan jumlah mesin bubut (sarana utama) dengan

jumlah peserta didik pada mata pelajaran praktik Membubut Dasar di

SMK N 12 Bandung berdasarkan dengan SNP.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat tujuan diatas, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi penulis nantinya untuk bekal jadi tenaga pengajar khususnya di Kabupaten

Landak dan masukan bagi sekolah untuk melengkapi alat dan mesin praktik.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya,

maka berikut rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan penelitian yang

akan diuraikan berdasarkan urutan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, meliputi latar belakang, identifikasi masalah, perumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II Landasan teori atau kerangka teori penelitian yang dilakukan.

BAB III Metode Penelitian, teknik pegumpulan data, dan pengolahan data.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasannya.

(9)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi

yang jelas mengenai fasilitas mesin produksi yang ada di Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 12 Bandung. Oleh karna itu penelitian ini tidak menguji

hipotesis sehingga datanya bukan berupa data statistik. Peneliti hanya melakukan

pengamatan terhadap lingkungan secara alamiah tanpa melakukan intervensi

terhadap lingkungan tersebut.

Dalam penelitian ini, permasalahan yang akan diteliti adalah permasalahan

yang terjadi pada masa sekarang dengan permasalahan-permasalahan aktual yang

terjadi sebagaimana adanya pada saat penelitian dilakukan, sehingga metode yang

digunaan adalah metode penelitian deskriptif, sebagaimana yang diungkapkan

oleh Sugiyono (2009:45) bahwa:

“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanyatanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Berdasarkan pendapat diats, maka dalam penelitian ini penulis akan

menggunakan pendekatan metode deskriptif, karena penelitian ini tertuju pada

pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dengan tujuan utama untuk

memperoleh gambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif.

2. Data dan Sumber Data

Menurut Arikunto (2006:118) data adalah hasil pencatatan, baik berupa

fakta ataupun angka. Hal ini sesuai dengan yang dikeluarkan dari SK Menteri P

dan K No. 0259/U/1977 Tanggal 11 Juli 1977 dalam Arikunto (2006:118)

(10)

34

Ricco Apriadi,2013

Studi Evaluasi Sarana Dan Prasarana Pada Mata Pelajaran Bubut Dasar Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 12 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan

data yang dipakai untuk suatu keperluan. Data yang diambil dalam penelitian ini

adalah data jumlah fasilitas alat yang ada di ruang bengkel mesin pesawat udara

SMK N 12 Bandung.

Menurut Arikunto (2006:129) “Sumber data dalam penelitian adalah

subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data ini dapat berupa benda, gerak, manusia, tempat dan sebagainya”. Sedangkan menurut Lofland & Lofland (1984:47) dalam Lexy (2007:157) mengungkapkan, bahwa ”Sumber data utama

dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Sumber data dalam penelitian ini adalah

sumber data tertulis dan sumber data berupa foto.

a. Kata-kata dan Tindakan

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai

merupakan sumber data utama. Dalam penelitian ini yang yang menjadi

pengamatan dari sumber data utama ini adalah kepala bengkel.

b. Sumber Data Tertulis

Sumber data tertulis merupakan sumber data utama. Sumber data tertulis

dari penelitian ini adalah jumlah fasilitas mesin yang ada di bengkel

Produksi Pesawat Udara (mesin bubut).

c. Sumber Data Berupa Foto

Menurut Lexy (2007:160) “foto menghasilkan data deskriptif yang cukup

berharga dan sering di gunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan

hasilnya sering dianalisis secara induktif”. Oleh karena itu dalam

penelitian ini, penelitian menggunakan sumber foto sebagai sumber data

dalam studi evaluasi ketercapaian pembelajaran dilihat dari segi fasilitas

yang ada di SMK N 12 Bandung.

3. Teknik Pengumpul Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

dengan melalui pengamatan (observasi), wawancara, studi dokumentasi, dan

(11)

35

a. Pengamatan (observasi)

Pengamatan merupakan cara untuk pengumpulan data oleh peneliti secara

langsung ke lapangan. Peneliti mengamati apa yang menjadi objek

penelitian Arikunto (2006:229) mengemukakan pengertian observasi

sebagai berikut: Observasi atau yang disebut dengan pengamatan yang

meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan

melalui pengelihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap.

Jenis observasi atau pengamatan yang dapat dilakukan oleh peneliti dalam

melakukan proses penelitian ini adalah mengamati lingkungan sekitar

bengkel Pemesinan Pesawat Udara di SMK N 12 Bandung.

b. Studi Dokumentasi

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa foto dan

dokumen sarana dan sarana di ruang bengkel bubut SMK N 12 Bandung.

Dari dokumen-dokumen tersebut peneliti mengkaji hal-hal yang

diperlukan dan berkaitan dengan penelitian.

c. Studi Wawancara

Metode wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan

wawancara yang tidak terstruktur. Menurut Sugiyono (2011:197), dimana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

4. Alat Pengumpul Data

Peneliti memerlukan teknik untuk memudahkan dalam mengumpulkan

data-data yang diperlukan dalam sebuah penelitian, maka dalam proses

pengumpulan data diperlukan alat pengumpul data. Sebagaimana yang dijelaskan

di atas bahwa pengumpul data dilakukan dengan cara pengamatan langsung,

wawancara dan studi dokumentasi, maka untuk mengumpulkan data-data tersebut

diperlukan pedoman atau instrumen observasi, pedoman wawancara dan pedoman

(12)

36

Ricco Apriadi,2013

Studi Evaluasi Sarana Dan Prasarana Pada Mata Pelajaran Bubut Dasar Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 12 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Pedoman Observasi

Pedoman observasi merupakan petunjuk yang menjelaskan dan berisi

dengan garis-garis besar atau pokok-pokok yang harus diteliti dalam

observasi yang dilakukan. Pedoman observasi berisi tentang daftar jenis

kegiatan yang akan diamati. Dalam proses observasi, pengamatan

(penelitian) tinggal memberikan tanda atau tally atu berupa check list pada

peristiwa yang muncul.

5. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan & Bikken (1982) dalam Lexy (2007:248) mengungkapkan “Analisis data kualititatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengkoordinasikan data, memilih memilahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting, dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”. Analisis data dimulai sejak sebelum memasuki lapangan dan setelah selesai dilapangan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nasution dalam Sugiyono (2011:245) bahwa “analisis telah mulai sejak memutuskan dan menjelaskan masalahnya, sebelum terjun

kelapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data

menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang

grounded.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi

dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang

penting, dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan agar mudah dipahami

oleh peneliti maupun orang lain. Dala analisis ini peneliti melakukan penelaahan

dan penafsiran (judgement) terhadap data yang dibandingkan dengan teori-teori

yang mendukung penelitian.

Aktifitas dalam analisis data yaitu data collection, data reduction, data

(13)

37

mempengaruhi satu sama lainnya dan tidak dapat berdiri sendiri. Pengambarannya

dapat dilihat sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data

Data-data didapat dari hasil observasi, wawancara, intisari dokumen dan

lain-lain, kemudian dikumpulkan dalam pencatatan, pengetikan,

penyuntingan atau alih tulis. Data yang dikumpulkan bukan hanya berupa

data kualitatif tapi juga data kuantitatif. Data kuantitatif diperlukan untuk

memperoleh gambaran umum mengenai prilaku siswa ketika proses

pembelajaran berlangsung.

b. Reduksi Data

Sugiyono (2011:247) mengungkapkan bahwa “Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya”. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya

jika diperlukan.

c. Penyajian Data

Melalui penyajian data ini, maka data akan terorganisasikan, tersusun

dalam pola hubungan, sehingga akan mudah dipahami.dalam penelitian

kulitatif, penyajian data dilakukan dalam bentik uraian singkat, bagan,

hubungan bagan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Data yang

dihasilkan pada penelitian dalam bentuk uraian tentang fasilitas yang ada

di bengkel bubut, yang kemudian dapat ditarik kesimpulan dari penelitian

tersebut.

d. Menarik Kesimpulan dan Verifikasi

(14)

38

Ricco Apriadi,2013

Studi Evaluasi Sarana Dan Prasarana Pada Mata Pelajaran Bubut Dasar Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 12 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan kesimpulan yang kredibel.

e. Menghitung Persentase Ketercapaian

Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah, sehingga tidak ada

uji hipotesis. Analisis rumusan masalah dilakukan melalui pencapaian

perhitungan persentase sehingga dapat ditemukan jawaban secara

kuantitatif yang digunakan untuk mendeskripsikan sarana dan prasarana

yang ada di SMK Negri 12 Bandung. Perhitungan yang digunakan adalah

persentase pencapaian melalui tabel frekuensi distribusi relatif yang

diperoleh dari menentukan skor ideal (skor ideal adalah skor yang

ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap pernyataan mendapatkan jawaban

skor tertinggi) dan membaginya dengan jumlah skor hasil penelitian nyata.

(Mohamad Ali, 2011:246). Persamaan persentase pencapaian dapat dilihat

melalui persamaan:

(Mohamad Ali, 2011:246)

Dimana : n = jumlah skor rill

N = jumlah skor jawaban ideal

[image:14.595.115.514.131.658.2]

% = tingkat persentase ketercapaian

Tabel 3.1 Tingkat Pencapaian Pedoman Observasi

Alternatif Jawaban Kriteria Pencapaian Sangat Memenuhi 76% - 100%

Memenuhi 51% - 75% Kurang Memenuhi 26% - 50% Tidak Memenuhi 0% - 25%

Sumber: Mohamad Ali (1984:45)

B. Alur Penelitian

Pradigma penelitian atau kerangka berpikir adalah konsep berpikir peneliti

(15)

39

permasalahan tersebut dapat dicari jawabannya. Berdasarkan hal tersebut

pradigma penelitian ini adalah dapat dilihat dalam bagan pada halaman berikut

[image:15.595.119.503.192.640.2]

ini:

(16)

49

Ricco Apriadi,2013

Studi Evaluasi Sarana Dan Prasarana Pada Mata Pelajaran Bubut Dasar Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 12 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi, analisis data dan pengolahan data yang sudah

dilakukan maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Perbandingan rata-rata jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki SMK N

12 Bandung dengan jumlah peserta didik yang menggunakan fasilitas

tersebut dikatakan memenuhi standar SNP.

2. Jumlah mesin bubut (sarana utama) di SMK N 12 Bandung menurut SNP

tidak memenuhi standar minimal.

B. Saran

Berdasarkan pada analisi dan pembahasan hasil temuan pada penelitian,

maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi sekolah ada baiknya sarana dan prasarana praktikum disesuaikan

dengan standar yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.

2. Bagi guru hendaknya mampu memanfaatkan sarana dan prasarana serta

mengatur jadwal kegiatan praktikum sehingga penggunaan sarana dan

(17)

51

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M (1985). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa: Bandung.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

BPSDMKP KKP. Pembelajaran Praktek Guna Meningkatkan Keterampilan

PesertaDiklat.[Online](Tersedia:http://www.bdasukamandi.bpsdmkp.kkp.

go.id/artikel/208pembelajaran.praktek-guna-meningkatkan-keterampilan-peserta-diklat. Diakses 17 Maret 2013).

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum SMK Edisi Tahun 2004.

Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional.(2004). Undang-Undang Nomor 20 : Tahun

2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3. Jakarta: Depdiknas.

Djojonegoro Wardiman. Optimalisme Ditengah Permasalahan Pendidikan

Indonesia.[Online](Tersedia:http://suzieitaco.wordpress.com/2012/11/02/o

ptimisme-ditengah-permasalahan-pendidikan/. Diakses 17 Maret 2013).

Herry (1998). Pengertian Kompetensi. [Online] (Tersedia:

http://www.pengertiandefinisi.com/2012/01/pengertiankompetensi.html.

Diakses 17 Maret-2013)

Lampiran Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40

(18)

51

Ricco Apriadi,2013

Studi Evaluasi Sarana Dan Prasarana Pada Mata Pelajaran Bubut Dasar Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 12 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2010/02/lamp-permen-no-40-tahun-2008-smk.pdf. Diakses 9 April 2013).

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Parnandes. (2013) Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana dan

Prasarana Di Sekolah Kejuruan Negeri Dengan Standar Sarana dan

Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan. Tidak

diterbitkan, Bandung: UPI.

Riyanto. (2011) Program Pelatihan Keterampilan Kerja Bubut dan Kerja Frais

Bagi Siswa Putus Sekolah SD & SMP). Tidak diterbitkan, Bandung: UPI.

Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D:

Bandung: Alfabeta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Gambar

Tabel 3.1 Tingkat Pencapaian Pedoman Observasi
Gambar 3.1 Alur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

ULP Pengadilan Neger i Jayapur a, telah mengadakan Acar a Penjelasan Dokumen Pengadaan secar a. online melalui LPSE M ahkamah Agung RI https:/

Ber dasar kan hal ter sebut di atas konsultan yang masuk dalam daftar pendek ber hak mengikuti seleksi lanjutan.. Demikian Berita Acar a ini dibuat, untuk diper

be impossible to meet in his own time, since “ ad Ö th transmissions had become far too diffuse.. of al-BukhÎrÖ ’s and Muslim’s books. Al- ÓÎ zim Ö says that he has been

Dilihat dari semua faktor-faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan kepuasan pernikahan, dapat dikatakan bahwa pasangan suami istri yang memiliki pendidikan

Hal ini dilakukan karena vitamin C yang telah diencerkan dengan aquades, kadar keasamannya akan menurun, sehingga harus ditambahkan dengan larutan asam agar vitamin

dimenangkan dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap, konsumen lain yang tidak ikut menggugat dapat langsung menuntut ganti rugi berdasarkan putusan pengadilan tersebut... DAGANG

pemikiran tentang batas- batas pertumbuhan (limits to growth) yang arahnya menggambarkan bahwa eksploitasi yang berlebihan terhadap sumberdaya alam secara terus-menerus akan

mengadakan kerja sama bantuan hukum timbal balik dalam masalah pidana yang telah ditandatangani pada tanggal 25 Januari 2011 di New Delhi. Kesepakatan tersebut pada