• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK LANDEK PADA MASYARAKAT KARO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KARAKTERISTIK LANDEK PADA MASYARAKAT KARO."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

CHRISTI NOVA ADELINA S, NIM 208142093 Karakteristik Landek pada Masyarakat Karo. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. 2012.

Tujuan penelitian ini adalah mendenskripsikan asal-usul landek, mendeskripsikan jenis-jenis landek pada masyarakat Karo, mendeskripsikan karakteristik landek upacara, karakteristik landek adat, dan karakteristik landek guro-guro aron berdasarkan sifat, peran dan wataknya.

Dalam pembahasan penelitian ini, digunakan teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian, seperti pengertian karakteristik, pengertian landek, dan pengertian asal-usul

Waktu penelitian yang digunakan pada penelitian ini dilakukan selama 3 Bulan yaitu bulan Juni 2012 sampai dengan bulan Agustus 2012. Tempat penelitian adalah di deas Seberaya Kabupaten Karo. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah seniman Karo di Kota Medan, seniman Karo di desa Seberaya, tokoh adat di desa Seberaya, seniman Karo di Tiga Binanga, seniman Karo di desa Juhar, seniman Karo di desa kabanjahe, serta seniman Karo di Kota Medan.Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi, kemudian di analisis dengan metode deskriptif kualitatif.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, landek merupakan dasar pemikiran masyarakat Karo dalam menggambar aktivitas kehidupan mereka yang dituangkan lewat tari. Landek pada masyarakat Karo terbagi atas empat jenis yaitu

landek upacara, landek sayembara, landek adat, dan landek guro-guro aron.

Karakteristik digunakan untuk mengkaji sifat, peran dan watak landek. Karakteristik landek upacara berdasarkan sifatnya yaitu, ritual, pemujaan, alamiah, magic, dan sakral. Karakteristik landek upacara berdasarkan perannya yaitu, kegiatan berkaitan kesejahteraan, perlambangan, komunikasi, interaksi. Karakteristik landek upacara berdasarkan wataknya yaitu, lembut, suci, tenang, khidmat. Karakteristik landek sayembara berdasarkan sifatnya yaitu, perlombaan, estetis, kreasi, motivator dan terkonsep. Karakteristik landek sayembara berdasarkan perannya yaitu, sebagai evaluasi , hiburan, pelatihan, penilaian, dan motivasi. Karakteristik landek berdasarkan wataknya yaitu, patuh terhadap aturan melandek, indah menyenangkan, pengembangan, ungkapan, dan warisan. Karakteristik landek adat berdasarkan sifatnya yaitu, tradisi, kekerabatan. Karakteristik landek berdasarkan peranannya yaitu, penghubung. Karakteristik

landek berdasarkan wataknya yaitu ceremonial dan kehormatan.Karakteristik landek guro-guro aron berdasarkan sifatnya yaitu, ekspresif, estetis, komunikatif,

(2)

KARAKTERISTIK LANDEK PADA MASYARAKAT KARO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Christi Nova Adelina S

NIM 208142093

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun judul skripsi ini adalah “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Keramik Teknik

Slab Dengan Menggunakan Media Audio Visual Di SMAN 1 Dolok

Masihul”. Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan yang telah ditetapkan untuk

meraih Gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa. Peneliti sangat menyadari ketidak sempurnaan skripsi ini, baik dalam metode penulisan, pengungkapan ide, maupun dalam mendeskripsikan kata-kata. Atas ketidak sempurnaan skripsi ini, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik dikemudian hari. Banyak kendala yang dialami peneliti selama proses penelitian, baik dalam hal materi, moril dan juga pencarian sumber-sumber yang sulit didapat, tetapi selama menghadapi kendala-kendala tersebut, peneliti sangat terbantu oleh beberapa pihak yang suka rela selalu memberikan semangat dan bantuan kepada peneliti, untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ptof. Dr. Ibnu Hajar M. Si sebagai Rektor Unimed 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum sebagai Dekan FBS.

(8)

4. Ibu Nurwani, S.S.T, M.Hum selaku ketua Program Studi Sendratasik sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah banyak memberikan arahan, motivasi dan senantiasa sabar dalam membimbing peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra.Rr.RHD. Nugrahaningsih, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa begitu banyak memberikan arahan, bantuan, nasehat dan memberikan motivasi kepada peneliti semenjak semester awal hingga sampai peneliti akan menyelesaikan skripsi ini.

6. Semua dosen dan staff pengajar khususnya program studi seni tari yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada peneliti selama studi kuliah.

7. Teristimewa saya ucapkan ribuan terimakasih kepada kedua orang tua saya yang terkasih , Ayahanda “Relvin Sembiring” dan Ibunda “Hendriani S” yang telah berjuang keras dalam memberikan kasih sayang, materi, doa, dan motivasi yang tiada habisnya semenjak saya lahir, hingga sampai saat saya akan menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Jasa Tarigan, Bapak Luther tarigan, Bapak Panca Ginting, dan Ibu Norma Tarigan selaku narasumber yang memberikan informasi kepada peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

(9)

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini nantinya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Peneliti,

(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Daftar Wawancara dengan narasumber ... 17

Tabel 2 Pengklasifikasian Tutur Siwaluh ... 27

Tabel 3 Pengklasifikasian Tutur Siwaluh ... 28

Tabel 4 Karakteristik Landek Upacara berdasarkan Sifatnya ... 44

Tabel 5 Karakteristik Landek Upacara berdasarkan Perannya ... ... 47

Tabel 6 Karakteristik Landek Upacara berdasarkan Wataknya... 50

Tabel 7 Karakateristik Landek Sayembara berdasarkan Sifatnya... 55

Tabel 8 Karakteristik Landek Sayembara berdasarkan Perannya... 57

Tabel9 Karakteristik Landek Sayembara berdasarkan Wataknya...59

Tabel 10 Karakteristik Landek Adat berdasarkan Sifatnya... 64

Tabel 11 Karakteristik Landek Adat berdasarkan Perannya...65

Tabel 12 Karakteristik Landek Adat berdasarkan Wataknya...66

Tabel13 Karakteristik Landek Guro-guro aron berdasarkan Sifatnya...70.

Tabel 14 Karakteristik Landek Guro-guro aron berdasarkan Perannya...71

(16)
(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Etnis Karo merupakan satu diantara beberapa etnis di provinsi Sumatera Utara. Karo yang merupakan nama etnis yang kemudian menjadi nama wilayah administratif yang mereka diami yaitu Kabupaten Karo yang terletak di dataran tinggi Tanah Karo, namun etnis Karo tidak hanya tersebar diwilayah Kabupaten Karo saja melainkan dibeberapa wilayah yaitu, di Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Dairi, dan Kabupaten Aceh Tenggara. Meskipun mereka tersebar di beberapa daerah seperti di Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Dairi, Simalungun yang berada di luar wilayah Kabupaten Karo, namun mereka tetap melaksanakan bagian dari kebudayaan dalam aktivitas mereka.

Berdasarkan letak geografisnya masyarakat Karo membagi wilayahnya ke dalam dua kategori yaitu:(a) Karo Gugung atau masyarakat Karo yang berada di wilayah pegunungan, terutama di kawasan Kabupaten Karo, Langkat, dan Deli Serdang, dan (b) Karo jahe, yaitu mereka yang berada di kawasan pesisir terutama di wilayah Kabupaten Deli Serdang dan Langkat. Masyarakat Karo Gugung dianggap lebih murni menerapkan kebudayaan Karo, sedangkan Karo Jahe lebih banyak mengalami akulturasi dengan kebudayaan sekitarnya.

(18)

2lakukan dan dikenal oleh masyarakat luas seperti upacara, kegiatan adat, kerja tahun, makan sirih, pesta buah, dan lain sebagainya. Kesenian sebagai hasil dari kebiasaan masyarakat dalam aktivitasnya memiliki peranan yang sangat penting dan sangat mempengaruhi pola hidup masyarakat, begitu pula dengan masyarakat

Karo, yang menghasilkan produk-produk kesenian dari peristiwa penting dalam

kehidupan mereka. Kesenian tersebut selalu hadir dalam setiap pelaksanaan kegiatan, baik upacara, keagamaan, kematian, pernikahan, memasuki rumah baru, meminta hujan, menolak hujan, dan lain sebagainya.

Tari sebagai bagian dari kesenian tentunya harus di lestarikan, karena tari menyimpan dokumen mengenai gambaran hidup masyarakat. Tari muncul dengan sendirinya dari kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan masyarakatnya. Tari bukan hanya sebagai hiburan dalam kegiatan yang dilaksanakan, namun terdapat ungkapan di dalam tari tersebut yang ingin disampaikan. Tari pada masyarakat

Karo dikenal dengan sebutan landek. Landek bila diartikan dalam bahasa

(19)

tradisional dalam pelaksanaanya. Sifat, peran dan watak dari landek tersebutlah yang akan membedakan anatara landek yang satu dengan landek yang lainnya.

(20)

melepaskan anaknya dari tanggung jawabnya yang di ungkapkan lewat landek

sedangkan dalam upacara kematian landek akan menjadi satu kesatuan keluarga

yang yang bersedih kehilangan anggota keluarganya yang juga di ungkapkan lewat landek tersebut. Landek bagi masyarakat Karo memiliki banyak peranan, salah satunya adalah sebagai sistem simbol. Sistem simbol yang dimaksud adalah bahwa di dalam landek terdapat ekspresi atau ungkapan yang mengandung arti dan tujuan tertentu sesuai dengan kegiatan apa landek tersebut dilaksanakan, kemudian pada pelaksanaan landek juga terjalin komunikasi yang antara invidu-individu dalam satu kumpulan masyarakat yang melandek sehingga landek juga merupakan media komunikasi. Komunikasi tersebut tidak disampaikan secara lisan, namun disampaikan lewat motif-motif gerak dan ekspresi yang dimunculkan oleh orang-orang yang melandek.

Landek memiliki ciri khas ataupun karakteristik tersendiri yang

(21)

dasar estetiknya”. Peneliti merasa karakteristik dalam landek Karo harus di kaji untuk memaparkan bagaimana pelaksanaan landek pada masyarakat Karo yang membedakannya dari etnis-etnis lainnya, serta melihat bagaimana sifat, watak dan peran landek pada masyarakat Karo. Hal-hal diatas tersebutlah yang membuat peneliti merasa penting untuk mengangkat “karakteristik landek pada masyarakat

Karo” menjadi topik penelitian yang akan dibahas di dalam laporan tertulis

skripsi.

B. Identifikasi Masalah

Peneliti membuat identifikasi masalah dengan sangat terperinci agar peneliti dapat mengenal lebih dekat permasalahan apa yang akan ditemukan ketika melakukan penelitian dilapangan. Peneliti merasa dengan adanya identifikasi masalah akan lebih mudah mengenal permasalahan yang diteliti sehingga penelitian akan mencapai pada sasarannya, karena identifikasi masalah merupakan hal- hal yang menjadi bagian-bagian pertanyaan yang ada di benak peneliti untuk di cari jawabannya. Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang di lakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang di bahas tidak terlalu luas, maka berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka masalah dalam penelitian ini di identifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah asal usul landek dalam masyarakat Karo? 2. Bagaimanakah bentuk penyajian landek?

3. Bagaimanakah perkembangan landek?

(22)

C. Pembatasan Masalah

Mengingat ruang lingkup permasalahan bisa menjadi luas, maka penulis memandang perlu untuk membuat batasan masalah terhadap materi penelitian yang akan di lakukan agar pembahasan tidak melebar dan dapat mencapai sasarannya. Berdasarkan penelitian diatas serta dengan memandang sangat luasnya cakupan masalah yang di identifikasi serta keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, baik itu dana, waktu, serta kemampuan teoritis, maka peneliti melakukan pembatasan masalah. Dengan demikian dari identifikasi permasalahan yang ada maka pembatasan masalah di dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah asal-usul landek?

2. Bagaimanakah karakteristik landek pada masyarakat Karo?

D. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah yang diatas, maka untuk lebih mefokuskan dan memusatkan masalah yang akan di teliti maka masalah harus dirumuskan. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :“Karakteristik

Landek pada Masyarakat Karo”.

E. Tujuan Penelitian

(23)

hanya bila rumusan masalah di tulis kedalam bentuk pertanyaan, tujuan masalah harus ditulis dalam bentuk pernyataan. Berdasarkan perumusan masalah yang ada sehingga peneliti memiliki beberapa tujuan yang harus dicapai dalam penelitian ini :

1. Mendeskripsikan asal usul landek pada masyarakat Karo? 2. Mendeskripsikan karakteristik landek pada masyarakat Karo?

F. Manfaat Penelitian

Penelitian selalu memiliki hasil yang bermanfaat atau berguna terutama bagi pengembangan ilmu, baik bagi diri peneliti, maupun lembaga, instansi tertentu, ataupun orang lain. Sesuai dengan penjelasan diatas dan setelah penelitian ini dirangkumkan maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai landek pada masyarakat Karo.

2. Bagi peneliti dan Jurusan Sendratasik sebagai sumber informasi mengenai karakteristik kesenian Karo, khususnya karakteristik landek pada masyarakat Karo.

3. Bagi kalangan publik di luar instansi Jurusan Sendratasik, sebagai informasi bahwa Karo memiliki produk-produk kesenian yang layak disajikan.

(24)

5. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti-peneliti lain yang pada masa yang akan datang ingin meneliti kesenian Karo.

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dideskripsikan pada bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Landek merupakan suatu dasar pemikiran masyarakat Karo pada masa

lampau dalam menggambar aktivitas kehidupan mereka dari berjalan, bersopan-santun, ramah tamah, dan aktivitas kehidupan lainnya dalam bentuk kesenian.

2. Asal usul landek pada awalnya terinspirasi dari adanya

permangga-mangga yang merupakan suatu kegiatan menyanyi yang tidak di iringi

dengan alat musik. Nyanyian tersebut menjadi irama yang menghibur. Setelah permangga-mangga muncul, masyarakat Karo mulai terinspirasi untuk menciptakan tari lewat irama dari permangga-mangga, maka pada saat permangga-mangga di laksanakan, masyarakat Karo juga menari dengan mengikuti nyanyian yang di lantunkan sebagai irama, tari tersebut kemudian diberi nama landek

3. Landek pada masyarakat Karo terbagi kedalam empat jenis, yaitu landek

upacara, landek sayembara, landek adat dan landek guro-guro aron

4. Landek upacara merupakan landek yang digunakan dalam

(26)

5. Landek sayembara merupakan landek yang akan diadu dalam suatu

pertandingan (sayembara), yang merupakan landek-landek kreasi yang diciptakan oleh seniman-seniman Karo dan sudah dikenal oleh masyarakat luas.

6. Landek adat merupakan landek yang menggambarkan susunan sistem

kekerabatan dalam masyarakat Karo. Landek adat memunculkan bagaimana rasa hormat, rasa patuh, serta budaya sumbang yang ada di dalam masyarakat Karo.

7. Landek guro-guro aron merupakan landek kreasi namun yang juga sudah

populer di masyarakat, seperti piso-surit, terang bulan, roti manis, tiga serangkai dan lima serangkai. Tari-tari kreasi tersebut selalu ditampilkan pada pesta guro-guro aron.

8. Karakteristik landek upacara berdasarkan sifatnya yaitu, ritual, pemujaan, alamiah, magic, dan sakral. Adapun karakteristik landek upacara berdasarkan perannya yaitu, sebagai rangkaian kegiatan berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat, landek sebagai media perlambangan, landek sebagai media komunikasi, dan landek sebagai media interaksi. Sedangkan karakteristik landek upacara berdasarkan wataknya yaitu, lembut, suci, tenang, khidmat.

(27)

kreativitas masyarakat, sebagai media penilaian, dan sebagai motivasi dalam melestarikan kesenian. Sedangkan karakteristik landek berdasarkan wataknya yaitu, patuh terhadap aturan melandek, indah dan menyenangkan, pengembangan dari gerakan-gerakan tradisi, ungkapan, dan warisan.

10.Karakteristik landek adat berdasarkan sifatnya yaitu, tradisi dan kekerabatan. Adapun karakteristik landek berdasarkan peranannya yaitu, sebagai media penghubung antara kegiatan dengan keluarga dan sebagai media utama dan pelengkap. Sedangkan karakteristik landek berdasarkan wataknya yaitu ceremonial dan kehormatan.

(28)

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan di atas, peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Setelah dilakukannya penelitian ini, peneliti berharap kepada pemerintahan Kabupaten Karo agar selalu memberikan perhatian terhadap kesenian.

2. Kepada institusi dan orang yang ahli di bidang kebudayaan, khususnya di Tanh Karo agar lebih memperhatikan dan memberi pengarahan, pengenalan, dan pelatihan kepada masyarakat untuk tetap melestarikan kebudayaan.

3. Kepada para seniman, khususnya seniman Karo agar terus dapat berkarya dan menjaga utuh kesenian tradisi Karo.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Narbuko. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta :Bumi Aksara. Anya Peterson Royce. (2007). Antropologi Tari. Jawa Barat: Sunan Ambu

Braim Karo Sekali, Jimmy, 2004 “ Peranan tari ( landek) mbaba kampil pada

upacara perkawinan batak Karo di Jambur Pamere Medan” Medan

:Universitas Negeri Medan.

Khaldun, Ibnu, 1985, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Rieneke Cipta Metheny Lois Ellfeld, 1976, Dance from Magic to Art, terjemahan Dwi

Wahyudianto, Yogyakarta : Universitas Gajah Mada

Nadel dan Gwen Nadel, 2001, The Dance Experience, Yogyakarta : Universitas Gajah Mada

Ginting, Tarsim, 2008 “ Makna Simbolik Tari Pecat-Pecat Seberaya pada

Masyarakat Karo” Medan : Universitas Negeri Medan.

Gule, Enovemta, 2012 “Struktur Penyajian Perkolong-kolong pada Upacara

Kerja Tahun Masyarakat Karo” Medan : Universitas Negeri Medan.

Ijah, Seribina, 2008 “ Peran tari simalungen rayat dalam upacara adat pada

masyarakat Karo di desa Rumah Berastagi kabupaten Tanah Karo”

Medan : Universitas Negeri Medan.

Brandon, James. R. 2003, Theatre In Southeast Asia, terjemahan Soedarsono, Bandung : P4ST UPI

Jakob Sumardjo. (2000). Filsafat Seni. Bandung :ITB

K.J. Veeger. (1992). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Kraus, Richard, 2000, Histori Of The Dance In Art and Education, terjemahan

Dwi Wahyudianto, Yogyakarta : Universitas Gajah Mada

Koentjaraningarat. (2004). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

(30)

Nurhasanah, 2011 “Bentuk penyajian dan nilai estetika tari piso surit pada

masyarakat Karo” Medan : Universitas Negeri Medan

Sedyawati, 1984, Tari : Tinjauan Seni Pertunjukan. Jakarta : Dunia Pustaka Jaya Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung :

Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

Pengendalian warna permukaan dilakukan dengan mengontrol suhu dan waktu penggorengan (suhu dan waktu penggorengan tidak boleh terlalu jauh diatas suhu

 Teleangiectatic osteosarcoma adalah type yg plg agresif, gambaran radiologis bisa berupa “ purely osteolytic lesion” yg mirip dg. aneurysmal

Ramuan Pelangsing Tradisional, Jamu Pelangsing Tradisional, Obat Herbal Pelangsing Perut, Obat Herbal Penurun Berat Badan, Obat Pelangsing Cepat Dan Aman,..

Korban dapat memberikan kuasa kepada keluarga atau orang lain untuk melaporkan KDRT kepada pihak kepolisian baik di tempat korban berada maupun di tempat kejadian perkara.. Dalam

Kemampuan Kinestetik Anak Melalui Pembelajaran Tari Kreasi Binatang Laut ” (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok B Tk Kebon Baru Utara Kecamatan Kesambi Kota Cirebon

Zat warna fluoresin bila menempel pada epitel kornea yang defek/luka akan menjadi hijau karena jaringan epitel yang rusak bersifat lebih

• Mual muntah juga salah satu predisposisi terjadinya aspirasi cairan asam lambung terutama pada saat induksi anestesi dan kondisi emergensi. Antiemetic dapat

In addition to gardens and animal parks, there are 19 attractions that can be used by tourists when visiting the area Agro Bina Darma, and are mostly found in the primary vehicle