• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH DI SMP NEGERI 19 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH DI SMP NEGERI 19 MEDAN."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

KATA"PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Penyayang, karena berkat bimbingan dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan lesis ini. Di samping itu, beragam bimbingau, lr<lltluan, dan dorongan yang penulis terima dari berbagai pihak dalam penyelesaian tesis ini. Pada kesempatao ini, secara tulus dan ikhlas peoulis sampaikao penghargaan dan terima kasih kepada .

l. Bapak Prof Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, selaku Pembimbing I dengan peouh kesabaran m.:mbimbing saya «..alam penulisan tesis ini sejak penyusunan proposal hingga tesis ini selesai.

2. Bapak ProfDr.Efendi Napitupulu, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah memberi.kau bimbingau yang efekli f «..IIJ.II inci, set Ia selalu tm:mberi semangat dan dorongan dalam penyelesaian tesis ini.

3. Bapak ProfDr.Haruo Sitompul, M.Pd. Bapak Dr.Mukhtar, M.Pd. dan Bapak Dr:Julaga Sitwnorang, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang memberikan Satan untuk perbaikan tesis ini.

4. Bapak Drs. Tami Sembiring ~Jalu Kepala Sekolah SMP Negeri 19 MOOirn peuuli:; mengu.:apkan terimakasilt atas izin penelitian yang diberikan, dan juga layanan yang san gat baik demi kelancaran pelaksanaan penelitian ini.

5. Tematt-letllan mabasiswa PPS - UNIMED Mooan khususuya h:man seangkatan yang telah banyak memberi saran-saran demi perbaikan tesis ini, penulis ucapkan terima kasih.

I ' ,

(2)

Penulis menyampaika.n tetimakasih yaog paling dalam kepada Ayahanda Ed.iau Silalab.i dan lbwJ<la R Br. Simarmata yan!:\ ldah m.:rnber.ikau ~ndid i kan yang paling bennak:na dalam membentulc kepnbadian penulis. Dem.ilcian juga kepada istri tercinta Rista Ulina br.Simbolon dan anak-anakku Vivi Develyn Aubry, Hartland Jashua Saing Aubry, Nico Area Pasca Aubry yang selalu bersama peuulis menjalani hll.fi-hari yang melelllhkan selama ml!nempuh studi.

Akhimya kepada Tuhao Yang Maha Esa peoulis memohon maaf dan memanjatkan doa, semoga semua jasa baik akan mendapat balasan dari-Nya. Amin

Mcdan, Juli 2008

Antoni Silalahl

v

(3)

ABSTRAK

SDaiUi Aatoai, Palpn• Modd Pe•bela,Pna daa I.Co•uibal I.Dterpenoaal Terluldap llali.l Bdljar SejaraJI di SMP Negeri 19 MediiL Tail. Plop . . Stadi Tebologj Peadidib.a Puce Sarjua Uaivenltu Negeri Medlla (UNIMED) 2008.

Tujuan peoclitian ini adalah untuk

metiiCfabui

perbcd- basil be.lajar sejarah

antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran berpikir kritis dan siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional, untuk mengetabui peroedaan basil belajar sejuah antara siswa yang memiliki kemampuan komunibs\ interpersooaJ tinggi de

ngan

siswa }'IIIII manifiki kemampuan koanmikasi iota persooa.l rendab, dan

untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan komunikasi

interpersooal dalam mempengaruhi basil belajar sejarah siswa.

Penelitian ini dJlahaMho di SMP Negeri 19 Medan Kelas VDI Tahun Pelajaran 200712008. Metode yang dignnahn •d•lah kuasi eksperimen dengan

rancangan faktorial 2 x 2. Jumlah sampel teljansk:au da1am penclitian ini adalah

seluruh siswa Kelas

vm

yang berjumlah 210 orang. Subyek penc:litian betjumlah 80 orang siswa yang dibagi meojadi dua kelompok yaitu kelompok pertama betjumlah 40 orang yang diajar dengan model pembelajaran berpikir lcritis yang terdiri dari 20 orang siswa memiliki kemampuan interpersOnal tinggi dan 20 orang siswa lainnya memiliki kemampuan kom•mikasi interperSonal rendah. Kelompok kedua betjumlah 40 orang yang diajar dengan model pembelajaran konvensional yang terdiri etas 20 orang siswa memiliki kemampuan komuoikasi interpersonal tinggi dan 20 orang siswa dengan kemampuan komuoihsi interpersonal reodah. Sebelum perlakuan sarnpel penelitian terlebih dahulu diberikan angket kemampuan komunikasi interpersonal. Tes basil belajar sejarab digunakan untuk menjaring data penelitian guna mcnguji hipotesis-hipotesis pmelitian yang sebelumnya terlebih dahulo diujicoba UDtuk

JDeD8C'8hui

tingbt validitas dan real.ibilitasnya. Statistik yang dignnabn adalah stalistik desbiptii ltipotesis penelitian dioji dengao mengguoakan

Anava 2 jaJur setelah sebelumnya dilakukan uji persyacatan analisis data yaitu uji nonnalitas data mengunakan uji Liliefors dan Uji Homogenitas vari~ dengan

~ Uji Bartlet Jib tadlqMt interaksi antara variabel peoclitian, analisis dilanjutbn dengan mengguuatan uji Tuckey.

Hasil peogujian hipotesis memmjukkan behwa model pembelajaran berpikir lcritis dan model pernbelajaran konvensional memberi pengaruh yang betbeda terbadap basil belajar sejarah. Hal ini ditonjokkan oleb F..._ = 20,68 > F- \>ol • 3,96 pada taraf signifikan a • O,OS dengan dk ~ ( 1, 76). Komunikasi interpersonal tinggi

dan reDdah membenhn pe:npruh yang berbeda terhadap basil belajar sejarah. Hal ini

(4)

die - ( 1,76) dan terdapat interabi antara model pembelajaran dan komunibsi interpersonal Hal ini ditunjukkan olcb F....,.

=

86,98 > F..w - 3,96 pada taraf signifibn

a

= 0,05 denp.n die - ( 1,76). Berdasarlam basil penelitian mab

disimpulbn model pembelajarm berpikir 1critis lebih uoggul dan model pembelajaran konveosiooal dan umuk siswa yang memiliki komunibsj interpcrsooal

reudah lebih cocolt digunakan model pembelajaran konveosiooa1 sedengl<an bagi

siswa dengan kemampuan komunik:asi interpersonal tinggi dapat menggunakan model pembelajaran berpikir kritis. Diharapkan kepada guru-guru sejarab untuk meninglcatkan kemampuan mengelola dan merencanakan pembelajaran agar basil belajar yang dicapai siswa meningkal

(5)

Abstnct

AaiiDIII s•!e•l, ne . . . re of ...

SIMJiw&

M8llel ... , . , _ ,

c-alcadoa .. 6e a-It of Perfo.-..- of lfiltory • SMP Nqeri 19 Medu. Tllesb. ne Edaudoa TeeboJocy Study PI'OII'Uil of Poet GI'HIUIIe ~ St81e UDivenHy of Medaa (UNJMED), 2008

The objective of this study is to know the diffCJeuoe result of study on History between the snJdeols learn with

a

critical thinkjng study model and the students learn

with a conventional study model. still to know the diffetenoe result study on history between the students having capability in communication with interpersonal

commuoicatioo is lower, and to

mow

the intc111Ction betwcco the study model and

capability in inlerpersonal communication in influencing the study model and capability in interpersonal communication in influencing the study result of student.

This study was conducted on SMP Negeri 19 Medan Vlll Grade for Study Year 2007/2008. The method adopted is a quasi-experiment with a factorial design of 2x2. Total sample achievable to this study is all student GTadc Vlll in totally 2 10 people. The subject for tbe research was amount 80 students divided into two groups namely the first sroup with a tota140 persons learn with a critical thinking in studying model comprising 20 students having a highly interpersonal capability and another 20

students having a lower interpersonal capability. The second sroup in total 40 persons

learned in a conventional studying model comprising of 20 student having a highly interpersonal communication and another 20 students with a lower interpersonal communication capability. Before treatment the resean:h sample given prior a questionnaire of capibility in interpersonal .communication. The test in performance of history is used to find the data of research in order to test the hypothesis of research as tested prior is to know the validity rate and its reliability. Statistic used is a descriptive statistic. The research hypothesis tested by adopting Anava 2 channels after cooducting an analysis requrement test of data previously with a normally test for data adopting a Uliefors test and variety homogeDous test by using a Bartlet test

If found an interaction between a research variable, the analysis continued by adopting a Tuckey test.

The hypothesis test showed that the model of studying with a critical think

and studying model with conventional give a different intlueoce to the result of study

of history. This can be seen by F..,.,. ~ 20.68 > F -= 3.96 on a significant rate a = O.OS with dk - (I. 76). A highly and lower rate interpenonal communication p1 esent a different influence to the result of study on history. This indicated by F....,. - 9S.13 >

F.--

3.96 on a significant rate a =

o_os

dk = ( 1.76). Based on the result of study it can be coochlded a critical thing study model is more superior than the conventional studying model and for student with a lower interpersonal communication is more adjustable used a conventional studying model while for the student with a highly interpersonal communication capability can use critical thing studying model. Hopefully to those teachers of history to improve capability in handling and plan a study for the studying can be achieved as rising.
(6)

DAFTARISI

~--

---

--­

----·---··--ABSTRAC - · · · · - · - - · - - - - -.. · - - - · · · · .. ··-····- ··· KATA PENGANTAR · .. -DAFrARISI - - - - · · · -- - · - · - - -- -- - - · - · ·

DAFTARTABELDAFrAR GAMBAR · · · · · · · · · · · · · DAFTAR LAMPIRAN

-BAB I PENDABULUAN

I

iii iv vi vlli

A Latar Belakang Masalah oo• 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 oooooooooo oooooo oooooooooooooooo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 I

B. Identifikasi Masafah 0 0 ooOOOOOOOOoooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo• 7

C. Pembatan Masalah.oo. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 oo ... oo ... oooooooooooooooooooooo ... oo. oooooo... 8

D. Perumusan Masalah.oo ••••• oo oooo•oo •· oo•···•oooo•····oooo· ••oooo•oo••·•oooo••oooo•oo••·· 8 E. Tlijuan Penelitianoooooooooooooo oo• 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 oooooooooooooooooooooooooooooooooo · .. 0 0 0 0 0 0

9

F.

Manfaat Penelitian.ooooooo•··· ..• oo .. ••oooo···ooooooooooooo•oo••·oooooooooooo···oo·•oooo 9

BAB D LANDASAN TWRI. KERANGKA BERPIKIR, DAN

IIIPOTESIS PENELITIAN

A Landasan T eori 00 00 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 . . 00 00 0 0 0 0 0 0 0 0 00 00 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 00 00 0 0 0 0 0 0 0 0 II

I. Hakibt Belajar dan Hasil Bela jar Sejarah.oooooooooooooooooooooooooooo. 11 2. Hakibt Model Pembelajaran ooooooOOOOOOOOooooooooooooooooooooooooooooooOOoooo 16 3. Hakikat Komunikasi lnterpesonal oooooooooooo•ooooooooooooooooooooooooooooo • 28 4. Penelitian yang Rei evan 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 00 00 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 00 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 oo• 34

B. Kerangka Berpilcir ooooooooooooooooooooooooooooooooooooo•ooooooooooooooooooooooooooooOOOOOO 35 C. Hipotcsisi Penelitian oooooooo•oooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo ... 00 0 0 0 0 44

BAB

m

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 46

B. Populasi dan Sam pel 0 0 0 0 0 0 0 0 . 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 . 46

C. Metode Penelitian •• oooo•··· ···oo·oo· .•..•..•.•. oooo oooooooooooo···· oo··· oo·oo····oo· ·· 47 D. Pengontrolan Perlalruan.oo .•.• oooooo ... oooo•••ooooooooooooooo •••••.•• oo .. oo. oooooooo••· 48 E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ooooooooooOOOOOOOOooooooooooOOOOOOOO 50

F. PelaksaMan Pcrlalruan .. oo .... oo ... 0 0 . . . 0 0 . . . 51

G. Teknik Pengumpulan Data OOooooooOO ... oooo .... oooooooooooooooo ooooOOOOoooo 54

BAB IV HASO.. PENELITIAN

A Dcs.kripsiData ooooooOOoooo .. oooo.ooooooooooooooooooooo• •oooooooooo••oooooooooooooooooooooooo 62 B. Pengujian Persyaratan Ana lis is Data 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 74

(7)

C P . enguJ•an .. Hi potests ... .. .

D. Pembahasan

Hasil

Penelitian ... .

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

81

90

A. Simpulan... ... . .. .. ... .... .. .. .. . . ... . . .. . . ... .. . .

<J7

B. Implikasi... 98 C. Saran-saran ... ... 101

DAFrARPUSTAKA ... 102

(8)

DAFfAR TABEL

Tabel Tahapaan Model Pembelajaran Berpikir Krisis ... 24

Tabel 2 Perbandingan Karakteristik Model Pembelajaran Betpikir Kritis dan Model Ekspositori . ... ... ... 27

Tabel 3 Perbandingan Model Pembelajaran Berpikir Kritis Dengan Ekspositori... 38

Tabel 4 Tabel

Data

Penelitian ... 48

Tabel S Kisi-kisi Tes Hasil Belajar ... 54

Tabel 6 Kisi-kisi Instrumen Angket Komunikasi InterperSOI18l ... 56

Tabel 7 Ringkasan Perhitungan Validitas AngketKomunikasi Interpersonal ... 60

Tabel 8 Data Skor Hasil Belajar Sejarah Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Berpikir Kritis ...

62

Tabel 9 Data Skor Hasil Belajar Sejarah Siswa Komunikasi Interpersonal Tinggi Menggunakan Model Ekspositori ... 64

T abel 10 Data Skor Hasil Belajar Sejarah Siswa Komunikasi Interpersonal Rendah Menggunakan Model Pembelajaran Berpikir Kritis ...

65

Tabel II Data SI.or Hasil Belajar Sejarah Siswa Komunikasi Interpersonal Rendah Menggunakan Model Ekspositori ... 67

Tabel 12 Data Skor Skor HasiJ Belajar Sejarah Siswa Yang Memiliki Komunikasi Interpersonal Rendah ... ... ... 68

Tabel 13 Data Skor Basil Bela jar Sej arah Siswa Yang Memiliki Komunikasi Interpersonal Tinggi ... 70

[image:8.602.81.530.94.692.2]
(9)

Tabel 15 Data Skor Hasil Belajar Sejarah Yang Diajar Dengan Model

Pembelajaran Ekspositori ... 73

Tabel 16 Rangkuman Hasil Perhi1ungan Normalitas

Data

Dengan Uji Lilicfors Untuk Sampel Kelompok Model Pembehijaran Bcrpikir

Kritis dan Model Konvensional ... ···-· ... ... . . .. . 7 4

Tabel 17 Rangkuman Hasil Perhitungan nonnalitas Da1a Dengan Uji Liliefors Untuk Sam pel Kelompok Kemampuan Komunilcasi Interpersonal Tinggi dan Kemampuan Komunilcasi Interpersonal Rcndah ... 75

Tabel 18 Ranglruman Hasil Perhitungan Slcor Hasil Belajar Sejarah Untuk Setiap Kelompok Sampel ... 76

Tabel 19 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians Sampel Hasil Belajar Sejarah Untuk Model Pembelajaran Berpikir Kritis dan Model Pernbelajaran Konvensional .. ... .... . ... . . . .. .. . . .. . . 77

Tabel 20 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians Sampcl Hasil Belajar Sejarah Untuk Kelompok Pembelejaran Model Bcrpikir Kritis dan Model Pembelajaran Konvensional Berdasarkan Kemampuan Komunilcasi Interpersonal Tinggi dan Rendah ... 78

Tabel 21 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians Sampcl Hasil Belajar Sejarah Untuk Kelompok Kom•mib.si Interpersonal Tinggi dan Rendah ... 79

Tabel 22 Perbandingan Slcor Hasil Belajar Sejarah Untuk Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Berdasarkan Kemampuan

Komunilcasi Interpersonal ... 80

Tabel 23 Ranglruman Hasil Perhitungan Anava Faktorial 2x2 ...

80

Tabel

24

Ringlcasan Hasil Uji Perbandingan Ganda Dengan Uji Tuckey .. 86 [image:9.600.70.531.82.675.2]
(10)
[image:10.602.77.526.116.687.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa Komunikasi Interpersonal Tinggi Menggunalam Model Pembelajaran Berpikir Kritis ... 63

Gam

bar 2 Histogram Skor Hasil Bela jar Siswa Komunikasi Interpersonal Tinggi Mengguna.kan Model Ekspositori ... 64

Gamber 3 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa Komunibsi Interpersonal

Rendall Menggunalam Model ~belaj8I8D Berpikir Kritis ... 66

Oambar 4 Histogram Skor Hasil Belajar Siswa Komunikasi Interpersonal Rendah Menggunakan Model Elcspositori ... 67 Gam bar

s

Histogram Skor

Hasil

Belajar Sejarah Siswa Yang Memiliki

Komunikasi lnle!pcrsoOal Rendah ··· 69

Gam bat 6 Histogram Skor Hasil Belajar Sejarah Siswa Yang Memililci

Interpersonal Tinggi ... 70

Gambat 7 Histogram Skor Hasil Belajar Sejarah Siswa Yang Diajar Dengan Mooel Pembelajaran Berfikir Kritis ...

12

Gam bat 8 Histogram Skor Hasil Bela jar Sejarah Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Ekspositori ... _... .... .. .. ... 73

Gam.bat 9 lnteraksi Yang Terjadi Antara Model Pembelajaran dan Kemarnpuan Komnnikasi Interpersonal Datam Mempeogarubi Hasil Belajar Sejarah Siswa ... .... .. .. .. .... . .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. 85

(11)

DAFf AR LAMPIRAN

Halaman Lamp iran Angket Komunilcasi lnterpersooal (Sebelum Uji Coba) ... I 06

Lamp iran 2 Uji V aliditas Angket Komunikasi Interpersonal... I 09

Lampiran 3 Uji Relabilitas Angket Komunikasi Interpersonal ... I 13

Lamp iran 4 Angket Komunilcasi lnterpcrsooal (HasH Uji Coba) ... 114

Lamp iran

s

Tes Hasil Belajar ... _... 117

Lamp iran 6 Uji Validitas Tes Hasil Belajar... 124

Lamp iran 7 Uji Rcliabilitas Tes Hasil Bclajar... 126

Lampiran 8 Analisis Butir Setiapltem Tes Hasil Belajar... 129

Lamp iran 9 Tes Hasil Bela jar (Hasil Uji Coba) ... l 37 Lamp iran 10 Data Skor Kcmampuan Komunikasi Interpersonul Siswa ... 144

Lampiran II Instrumen Perlakuan Model Pembelajaran Berpikir Kritis ... I 50 Lamp iran 12 Instrumen Perlakuan Model Pembelajaran Model Ek:spositori... ... ... 162

Lamp iran 13 Data Skor Hasil Belajar Siswa ... 174

Lamp iran 14 Data Penelitian ... 177

Lamp iran IS Distribusi Frekuensi Data Penelitian ... 178

Lampiran 16 Perhitungan Statistik Dasar ... 185

Lamp iran 17 Perhitungan Uji Normalitas Data Dcngan Uji Liliefors ... 192

Lamp iran 18 Uji Homogenitas V arians ... 200

Lamp iran 19 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 205

(12)

A. Lltu Bebbag Ma .. Jall

BABI

PENDABULUAN

Pendidilcan merupebn wabana untuk membangun dan meningbtkan

IJIIIltabet bangsa. Pc:ndjdikan }'Illig baik abn menciplabn manusia yang ccrdas, ma.syarakat yang berkualitas dan bangsa yang unggul dengan beragam keahlian. Dengan lceunggulan itu dapat mengantarbn bangsa Ice dalam lcehidupan bermartabat yang bercirikan antara lain maju, makmur dan sejahtera, hal ini sejalan dengan tujuan Pendidilcan Nasiooal yaitu meuc:erdaslcan lcehidupen bangsa dan mengembanglcan manusia lndonesia seuiuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepeda

Tuban Yang Maha Esa, beralchlalc mulia, sehat, berilmu, cabp, kreatif, mandiri dan menjadi

warga

negara yang demohatis. serta bertanggung jawab (UU Rl No.20, 2003).

Tujuan pendidikan dapet dicapai melalui pendidikan di selcolah, karena

setolah dapet dianggap sebapi miniatur masyanbt luas, dan

proses

pembelajaran merupebn bagian yang tak terpisahkan dari proses sosialisasi. nmu pengetahuan yang dipelajari di sekolah seyogianya dapet dimanfaatbn daJam masyarakat. Demikian pula sebaliknya, ape yang dipe:rlukan dalam masyaralcat seyogianya dapet

diJatihkan di selcolah. Dengan

demikian proses pembelajaran

selalu relevan dcngan

proses sosialisasi pada umumnya.

(13)

Mala pelajaran Sejatah termasuk dalam rumpun Umu Pengetahuan Sosial (IPS), yang kwang diminati oleh siswa (Kuntowijoyo, 1995). Kendala ini banya.lt penyebabnya antara lain proses belajar mengajar monoton yaitu guru Jrurang laeatif

dalam penggunaan model pembelajaran. Cara penyampaian pengajaran keliru,

banyat materi yang mengbafalkan semeatara bal yang penting tentang makna sejarah

tidak disentuh. Materi pelajaran IPS sangat banya.lt dan basil akhir penilaian tidak

berdiri seodiri, yakni digabungkan dengan pelajarat1 ekonomi dan geografi. Guru

kurang tanggap membeca situasi koodisi dan hanya menggunakan sarana apa

adanya, kurang kreatif mencari altematif. Sehingga siswa kurang berm i nat dan

lcuraog aktif untuk belajar.

Dalam lcegiatan belajar mengajar seorang guru dituntut untuk melalcukan

pembe.lajarat1 secara malcsimal agar siswa memperoleh basil belajar akhir yang maksimal yaitu bertambahoya pengetahuan dan

wawasan

serta sikap yang

ditanamlcan oleh seorang guru kepeda siswa yang berkaitan dengan pelajaran yang

disampeilran Untuk meogetahui adanya perubahan Ice arah positif terlcait dengan Jcecerdasan

i.otelektual.

Jcemandiriau, dan ~ sibp dalam penilaian tidak boleh

mengabaikan tiga aspek, yakni kognitif, affelctif, dan psilcomotor. Terlebib pelajaran

sejarah yang secara garis besar menyampeilcan infonnasi perlcembangan peradaban

manusia dari zaman Ice lll!Nn Oalam pembelajarat1 sejarah, untulc mencapai

relevansi antara proses

pembelajaran

di sekolah

deogao

proses sosialisas~ guru

dituntut untuk dapat menciptalcan suasana belajar yang demokratis-kreatif dalam

pembelajaran, yaitu suasana belajar yang melibatkan siswa secara attifbailc sebagai

(14)

subjek maupun seba81'i objek, sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuannya

sesuai denl!l'" potensi yang ada pada <firinya dalam hal ( 1) menyerap infonnasi ke

dalam struldur kognitif, atau menyesuailcan struldur kognitif dengan

infonnasi-infonnasi baru sebingga dicapai tingbt kebermalcnaan yang setinggi-tingginya; (2)

menghayati sendiri peristiwa-peristiwa untulc membentulc siJcap dan internalisasi

nilai-nilai; dan (3) melakubn kegialan

secara

langsung dalam

rangka

pembentukan

k.eterampilan.

Tetapi pada k.enyataannya, snasana belajar demokratis-lcreatif belum

sepenuhnya dapat diciptalcan. Salah satu penyebabnya adalah guru belum

mampu

melakukan pembelajaran yang bervariasi, strategi dan model yang digunakan dalam

pembelajaran masih monolon, selringga siswa banya berposisi pasif menerima dan

menyimpan data, falcta, teori atau infonnasi saja, tidak. berlcesempatan untuk mengolah agar memi1iki kemampuan bedikir yang tajam, dimaM kondisi ini diperluk.an untuk ketetapan dalam pengambilan keputusan. Kenyataan ini

menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah selama ini selalu terpusat pada

guru

dan peran siswa hanya penerima infonnasi. Kondisi seperti ini terkesan moooton, karena

tidalt ada kreativitas siswa untuk mengem.bangkan kemampuan yang ada pada dirinya.

Hal inilah yang mendasari munculnya kebutuhan untuk memberikan

peoekaoan

yang

Iebih

kuat

peda

peDSI'jaran

yang memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk melatih .kemampuan berfikir, mengemu.ka.kan peodapat, mengharl!l'i

pendapat ternan dan menggali potensi yang ada pada dirinya, sehingga siswa

mampu

(15)

-

;

menernpathn dirinya bailc sebagai objet maupun sebagai subjelc daJam kegiatan

pembelajaran, yang teutunya akan berdampak pada meningbtDya kcmampuan siswa

dalam memaham.i dan menda lami materi pelajlll'lllL Pengajaran dimalc:sud adalah

pengembangan model pembelajlll1lll berpi.lcir kritis yang berpusat pada siswa (student

oriented) memaksa

guru

untuk memperluas wawasan dan melahlan terobosan agar

proses dan basil belajar sejarah Jebih efektif dan efisien_

Menurut Meiny seperti yang dikulip Parji (2002), bahwa pembelajaran yang berorientasi pada subjelc didik seperti model berpikir kritis demolcratis, guru

berperan sebagai Jcawan, fasilitator, dan motivator bagi subyck didik Untuk itu perlu

dikcmbangbn metode pembelajaran berpikir kritis yang menuntut kemampuan komunilcasi interpcrsooal yang baik untuk mengembanglcan wawasan siswa terbadap

berbagai pcnoa1an yang ada di selcitamya. Pelajaran sejarah adalah pelajaran yang

diajatbn dari tingkat SO sampai SMA, berdasalbn

ruang

Jingkupnya mata pelajaran sejarah berusaba mcuyiapbn pcsata didi1c menjadi mauusia yang berbudi pelcerti

seperti pe:ngorbanan para pahlawan banpnya_ Tetapi iron.isnya sejarah kerap

~~- kritik kbususnya dalam proses dan basil pembelajarannya. Pembelajamn

sejarah masih mendanbn pada aspet kognitiL lchususuya pada pengetahuan yang

berupe kenw111"18!1 daJam menydlutbn dan mengingat fakta, sehingga bersifat verbalistil: (Depdiblas, 2002)_

Azra (2002) mengungbpbn setidaknya ada tiga hal yang menjadi sumber kepgalan pembelajaran sejarah, yaitu {1) materi yang pada IIDilllD.Dya berpusal pada

pemblthasan yang bersifat idealisnlc, lega.Jistik dan normatif, (2) pendelratan

4

(16)

-pembelajaran yang bersifat indok:r1rinitit: regimentatit: monologis dan lidalc pmtisipatif; dan (3) subyelc ini lebih teoretis daripada praktis yang meogalcibathn

adaoya dislaepansi yang jelas antara teoretis dan wacana yang dibahas deogan

guru

sejarah peda waktu mengajar. Setiawan (2003) meogemukak"'l ada lima m•salah wnwn dalam pembelajaran sejarah, yaitu : (I) kebiasaao siswa yang masih belajar

secara verbalistik, (2) bahao ajar yang lrurang menyeotuh kehidupao oyata kareoa

sejarah hanya membicarakan peristiwa. ma.sa lampau, (3) kedudukan guru yang

ccodcrung sebagai transmiJter of knowledge., (4) evaluasi yang ceoderuog .pada

kawasan kogoitif, dan (S) ma.salah kurikulum dan perangkat alcomodasinya seperti; materi, metode, media, sumber dan sebeg~~ ioya.

Melihat lcoodisi di atas dapat dikatabn bahwa guru cenderung tidalc

meoggunabo model pembelajaran yang bervariasi. Hal ini disebabkao kuraognya

penguasaao guru terbadap model pembelajaran yang ada, pad•hal penguasaan guru terhadap model pembelajaran sangat diperlukan uotuk meniogkatkao profesiooalisme guru dalam melaksaMkao tugasoya, guru cenderung meogabaikao peogguoaao model yang variatif; tetapi banya terpaku pada satu model pembelajaran saja. Hal ini tentu dapat berpenga.ruh terbadap basil belajar dan kreativitas siswa daJam mengikuti

proses pembelajarao.

Bila merujuk pada peroleban basil belajar IPS lcbususoya pada tahuo

200312004

di

SMP

Negeri

19 Mcdan,

perolehan

NEM

siswa tertinggi 8,32

dan

terendah 4,08 dengao nilai rata-rata • 6,92. Hal ini sebenaroya sudah tergoloog baik

oamuo halcelcat belajar bukao banya berorieotasi pada basil, tetapi perlu juga

(17)

diperhatikan begaimana proses pembelajaran tersebut berlangsung, apakah proses

pembelajanm tersebut benac-benar meuglwgai dan meuggali potensi siswa. atau apakah hanya semata-mata mengejar target angka untuk kelulusan s.iswa.

Sudah selayaknya paradigma lama pembelajaran sejarah dipetbaiki.

Pembelajaran sebeiknya ditekankan peda pengetahuan yang bennakna, guru diharapbn dapat mengubab model pembelajanm sehingga

siswa merasa

diilrutsertakan dalam proses pembelajaran.

Meugembengbn strategi pembelajaran sejarah yang berpusat pada siswa memalcsa guru dan berbagai pihak yang terlibat di dalamnya untuk memperluas wawasan dan melakukan terobosan agar proses dan basil belaj.ar sejarah lebih efektif dan efisien. Model pembelajaran berpikir kritis dianggap tepat untuk mengarahkan siswa pada situasi pemhelajaran yang efektif, bmnakna dan meuuntut kemampuan berkomunikasi secara interpersonal untuk lebih memudabbn dalam memabami

pembelajaran sejamb.

Komunibsi interpersonal yang akan dikaji dalam pembelajaran sejarah adalab terjadinya bubungau antara lromunikatof dengan komunibn, sehingga komunikasi dapat berlangsung secara efektif. Komunikasi yang efektif dianggap paling beik dalam upaya mengubab pendaplt, atau prilaku seseorang, karena sifatnya dialogis berupa percabpen. Hal ini dinyatakan oleh R. Wayne Pace (1979) bahwa komunikasi interpersonal

adalah

komliilihsi antara dua orang atau lebih secara

langsung dalam sebuah tatap muka.

(18)

B. lclentilibsi Muablh

.Berdasarkan latar belabng di atas, maka masafah yang muncul dalam proses

belajar-mengajar dapet diideotifalcasikan sebagai berikut : Apakah pengguoaan model

pembelajaran yang berbeda akan memberibn pengarub yang berbeda terbadap basil

bebljar siswa? Ape model pembebljaran yang peJi.llg tepat untuk meningkatho basi.!

belajat? Apabh dengan menggunakan model mengajar yang ekspositori

(ekspositorik) basil belajar siswa abo meningbt? Apakah komunilcasi interpersonal

dalam pembelajaran model berpilcir k:ritis berpengarub peda basil belajar siswa?

Apehh dengan menggunakan model pembelajaran berpikir kritis basil belajar sejarah

siswa akan meningkat? Bagaimana peran pengajar dalam meningkatkan basil belajar

sejarah siswa?

Selain m•salah-masalah tersebut, masih terdapet beberapa masafah yang

terjadi antara lain : Apabh kemampuar11 menpjar guru masih perlu ditingkatkan? Bapimanakah pengguoaan waJctu yang digunakan dalam proses pembelajaran

sejarah selama ini? Bagai!lWllhh guru meogembllngbn teknik penyajian malleri

dalam proses pembelajaran sehingga dapat memberibn kemudahan belajar bagi

siswa? Apabh pemberian materi oleh guru mempetbatikan kemampuan siswa?

apakah pengetahuan dasar s.iswa telah mendulcung untuk mempelajari yang abn

ditjarbn? Bagaimanakah uji kemampnlft siswa

dilakukan

sebingga dapat

memberikan wnpan balik., baik kepada siswa maupun kepeda guru? Selain

(19)

rnasalah yang dikernuka.kao di atas rnasih banya.k rnasalah yang akan muocuJ yang tentu saja mcmbvtnhkao peoel.itian tersendiri.

C. Pembatasaa Ma.salall

Dari

sekian

banyak faktor yang muogkin mempengaruhi basil belajar siswa

dalam pelajaran sejarah, maka yang mcujadi pctbatiaD dalam peoelitian ioi dibatasi

pada ruang linglcup lokasi peoelitian, subyek peoelitian, waktu peoelitian dan variabel peoelitian. Berkaitan deogan lok.asi peoelitian, peoelitian dilaksana!can di SMP Negeri

19 Medan. Peoelitian hanya mehbatk:an siswa lrelas

vm

dan dilalrukan pada

semester genap 200712008

Model yang digunaklin dalam. peoelitian ioi dibatasi dengan model pembelajaran berpikir lrritis dan model ekspositori. SMangbo karalcteristik siswa

dibedakan pada tiogkat kemampuan komunibsi interperSOnal tinggi dan

kemampuan komunibsi interpersooal rendah. Hasil belajar sejarah ditinjau pada

ranah kogoitif, psikomotorik, dan afektif.

D. PenDI-M-tall

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan, maka

masalah peoelitian ioj diruntusltan sebagai berikut :

I. Apakah

ada perbedaan

basil

belajar

sejarah

antara siswa

yang

diajat

dengan

model pembelajaran berpikir lcritis dan siswa yang diajar dengan model

pembelajaran ekspositori?

(20)

3. Apalcah terdapat interalr.si antua model pembelajaran dan komunilrasi

interpersonal dalam mempengaruhi basil belajar sejarah siswa SMP Negeri 19

Medan?

E. li!ju• Pettditilla

Berdasarkan

nunusan

masalah di

alas,

maka tujuan penelitian ini adalah:

1.. Uotuk mengetahui ada tidaknya pefbede•n basil belajar sejarah antara siswa yang

diajar dengan model pembelajaraa berpikir kritis dan model pembelajaran

ekspositori.

2. Untuk mengetahui ada tida.knya perbedaan basil belajar antara siswa yang

memiliki kemampuan komunikasi mterpersonal yang tinggi dan siswa yang memililci kemampuan komunilrasi interpersonal yang rendah.

3. Uotuk mengetahui ada tidaknya interabi antara model pembelajaraa dan

komunikasi interpersonal dalam mempengaruhi basil belajar siswa pada pelajaran

sejarah.

F. Maafaat PeaeUtl . .

Manfilat penelitian ini secara teoritis adalab untuk menarnbah kbasanab

pengetahuan khususnya yang berbitan dengan model pembelajaraa dan

hubungannya dcngan komunihsi

interpersonal

siswa.

Seeara

khusus IIWifaat

penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang ada tidaknya pengaruh

model pembelajaran berpikir kritis dalam mem•KfahJcan siswa belajar. Di samping itu

(21)

penelitian ini juga dibarapkan dapat memberikan infonnasi tentang ada tidalcnya

pengaruh komunikasi interpersonal terbadap basil belajar sejarah.

Khusus bagi Jcalangan guru sejarah penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti yaitu :

I . Sebagai masuk.an untuk memperluas

wawasan

pengetahuan model pembelajaran berpikir kritis.

2. Sebagai infonnasi .tentang ada tidaknya pengaruh komunikasi interpersonal

terbadap basil belajar sejarah.

3. Mengembanglcan dan menerapkan model pembelajaran sesuai dengan komunikasi

interpersonal s.iswa untuk meningbtlcan basil belajamya

(22)

BABV

SIMPlJIAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.

su..,. ...

Berdasarlcan basil dan pembabasen penelitian, maka dapet ditarik beberapa

kesimpulan dalam peoelitian ini sebagai berikut :

I. Terdapet perbedaan basil belajar sejarah antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran berpikir bitis den!!""

sisw&

yang diajar dengan model pembelajaran ekspositori. Kelompolt siswa yang diajar dengan model pembelajaran berpikir kritis memperoleh basil belajar sejarah lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diajar dengan model pembelajarm ekspositori.

2. Terdapet pe~be<'an basil belajar sejarah anlaJ'a kelompok siswa yang memiJiki

kemampuan komunjbsj interpersonal tinggi dengan kelompok siswa yang memiliki koaJuoibsj intcrpersooa1 rendab. Siswa yang memililci komumbsj interpersonal memperoleh basil belajar lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang memiliki kom•wbsi iDterpe:rsonal reodah.

3. Terdapat interatsi antara model pcmbelajaran dan laeativitas daJam mempengaruhi basil belajar siswa pKia mata pelajaran sejarah. Siswa yang memiliki komunibsi interpersonal tinggi memperoleh hasil belajar lebih tinggi jika diajar dengan model pemhelajaran berpikir

kritis

daripK!a siswa yang diajar dengan model peiDbelajaran ebpositori. Selanjutnya untuk siswa yang memiliki kreativitas rendah, n:.eupe~uleh basil belajar yang lebih tinggi jib diajar dengan
(23)

model pembelajaran ekspositori daripada diajar dengan model pembelajaran

berpikir kritis.

B. Implikasi

I. Upaya Peaerapaa Model Pembelajaran Berpikir Kritis pada Pembelajaraa

Sejarala

Hasil kesimpulan pertama menyatakan bahwa siswa yang diajar dengan model

pembelajaran berpikir kritis mendapatkan basil belajar sejarah yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran ekspositori.

Dengan terujinya bipotesis penelitian, maka basil penelitian ini bisa dijadikan sebagai

landasan bagi gW"U, khusu.snya guru mata pelajaran sejarah dalam melaksanalran

pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berpikir

kritis memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap pengetahuan yang dipelajarinya Dengan bekal pengetahuan dan minat belajar yang dimilikinya, siswa tersebut akan terus berusaha mencari jawaban

atas pennasalaban yang di hadapinya, dengan sesekali meminta bantuan guru jika siswa tersebut terbentur dengan pennasalabannya. Berbeda dengan pembelajarana

dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori, guru pada pendekatan seperti

ini mengarahkan siswa untulc menyelesaikan beban belajamya dari awaJ hingga akhir

pembeiajaran.

(24)

Pada pendekatan seperti ini guru sejarah harus senantiasa menyiapbn diri

untuk mengantisipesi segala bentuk penyelesaian pennasalahan belajar siswa. Setclah

sampai kepa.da tahapan terakltir guru harus memberikan respon terbadap hasil yang diperoleh oleh siswa.

Pada penerapannya, ada beberapa hal yang dilakukan dalam proses

penyusunan pembelajaran tematik, diantaranya adalah : (I) menghitllll8 beberapa

waktu yang tersedia dan dibutuhkan untuk setiap kompetensi. Pada langhh ini yang

mendasar •actalah mempcrbatibn berapa jumlah kompetensi atau indibto£, kedalaman materi dan jumlah tatap muka, (2) mcnempattan matcri dalam urutan

logis, berbitan dengan kompetensi yang akan dicapai, yaitu dengan memperbati.kan

ketercapaian kompetensi lainnya, menentukan sumber belajar yang relevan dan

mempertimbangkan strategi belajar yang digunakan. (3) menyusun rencana pcmbelajaran.

l. Upaya Peaia&kataa Kemampua Guru Sejarab Meagguaakaa Model

Pembelajaraa Berpikir Kritis

Mata pelajaran scjarah merupabn cahang ilmu pengetahuan sosial yang lebih

banyak mengutamabD pemaharnan dan menghafal Seonmg siswa dapet berpcluang untuk berbasil dalam belajar sejarah apabila ia mampu memahami tiga basil pokok

sejarah, yaitu : Konsep-koosep (pengertian), runtutan peristiwa, malcna peraturan sejarah. Dengan demilcian, pembelajaran sejarah perlu dimulai dengan penyajian

(25)

gejala konlait, hal-bal riil yang ada dan yang terjadi di sek:itar siswa. Mengemas pembelajaran yang konlcrit dan yang terjadi di sekitar siswa sebaga.i media yang

menarik perbatian siswa, meningbtkan motivasi, dan mendorong siswa untuk

mencari berbagai pemecahan masalah yang dihadapi sehingga siswa tertarik

melalrukan peogbjian dan mengemukalran pemecaban masalah melalui aktivitas dan

pengal•rnan lanpmg berkenaan dengan peristiwa sejarah yang dipelajari.

Melihat lcarakteristik dari mata pelajaran sejarah di atas, maka seorang guru

sejarah dituolul untuk dapat melakubn pembelajaran sejarah yang memndahlran siswa dalam memahami konsep, runtutan sejarah dan maJcna peristiwa sej818h.

Pembelajaran berpikir kritis merupakan salah satu pendebtan yang tepat dalam menyajikan berbagai konsep sejarah yang harus difahami oleh siswa. Apabila

pendebtan ini berbasil dilakukan, mab pernaharnan siswa akan sejarah tidak sebatas

peristiwa masa lalu saja, melainkan konsep dan peristiwa sejarah mampu dikuasai

oleh siswa sec:ara terintegrasi. Tetapi yang menjadi pennasalahan •rtama, apahh

semua guru sejarah mampu mela.ksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran

berpikir kritis. Sehingga ada beberapa hal yang perlu dilakubn sehubungan dengan penerapan pendebtan ini, yaitu : ( 1) guru-guru perlu dilatih, ditatar dan <hoimbing

untuk mengembangkan pembelajaran yang menarik, (2) Lembaga Penjamin Mutu

Pendidikan (LPMP) harus sering memanggll guru-guru untuk dibekali dengan

metode-metode

pembelajaran

interalc:tif

yang sesuai dengan perkembangan 7NI!an

melalui pendidikan dan latihan, dan (3) Pemerintah mengalokasikan dana untuk

peningkatan sumber daya guru melalui pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

(26)

C.

Saran

Berdasarkan simpulan dan implitasi seperti yang telah dikenmkalam di atas,

mab berkenaan dengan basil peoelitiao yang didapatkan, malra peneliti memberibn

saran

seperti berikut :

I. Perlu dilalrukannya peodidibn dan pelatihan bagi guru-gruu sejarah yaog belwn

meoguasai penerapeil peodebtao model pembelajaran berpikir kritis ini, sebab

pendebtao pembelajaran seperti ini telah terbulcti dapat meoinglcatbn basil belajar sejarah siswa.

2. Agar kepela sekolah melenglcapi

sarana

dan prasarana sekolah khususnya VCD

peristiwa sejarah yang sangat diperlubn uotulc berlangsungnya proses

pembelajaraa yang efisien dan bermakna bagi siswa.

3. Kepela sek.olah bersama-sama dengan kCII!lite sekolah menganggarlcan dana untuk

menunjang kelancaran proses belajar mengajar di sekolah khususoya penggunaan peodekatan model pembelajaran berpim kritis dalam pembelajaran sejarah.

4. K.aralcteristik siswa yang ditinjau dalam penelitian ini hanya aspek kemampuan

komomibsi interpersonal siswa dalam belajar saja, bagi peneliti yang ingin

meneliti lebih lanjut tentaog model pembelajaraa berpikir kritis ini dapat

meuinjau karakteristik siswa yang lainnya.

S. Kepeda peueliti yang ingin melakubn replikasi terbadap penelitian ini,

sebalikDya menambah kembali jwnlah sampel penelitiao dan waktu penelitian

yang lebih lama lagi supaya generalisasi basil penelitiao benar-benar

mengungbpbn kendala yang sebenamya dalam mengatasi rendahnya basil belajar sejarah siswa.

(27)

DAFI'AR PUSTAKA

A:ua, A (2002). Pendidikan Kewargaan dan Demohmi di Indonesia Dalam H.A.

Tilaar. Pendidikan UntuA: Ma.syaraA:.aJ lndonuia /Janl. Jakarta : Orasindo.

Dahar, Raina Wilis. ( 1989). Teori-teori Be/ajar. Jakarta : Erlangga.

Damanik, R (2003). "Pengaruh Model PembelajataD dan Kcmampuan .Berpikir

Logis Terbadap Hasil Belajar Sosilogis", Tesis, Medan : Program Pasca

Saljana Universitas Negeri Medan.

Darajat (2004). "Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Berpikir Terhadap Hasil Belajar Matematika". Tesis. Program Pasca Saljana Universitas Negeri Medan.

Davies, 1\'0f. K (1991). Pengelolaan Be/ajar. (Penerjemah : Sudirjo, dldc). Jakarta : Rajawali

Press.

Deliati, l (2006). "Pengarub Model PembelajataD dan Gaya Belajar Terbadap Hasil Belajar di MAN 2 Medan", Tesis. Medan : Prognun

Pasca

Sa!jana Universitas Medan.

Departemen Pendidikan Nasional. (2000). Pegangan

Guru

llm11 Pengetahuan Sosial :

Sejarah Nasional dan Um11111 Untuk SLTP, Ganex

Exact.

Bandung.

Departemen J>mdidikan Nasional. (2004). Pembe/ajaran Dup Dialog dan Critical

Thingking. Jakarta : Depdiknas.

Departemen Pendid.ikan Nasiooal. (2004). Undang-Undang Sutem Pendidikan

Nasional. Jakarta : Depdilcnas.

Ellis, A dan Fouts, J. (1993). Research

and

Educalionollnovaiian, USA :

Eye

on

Education.

(28)

FrieDberg. Lilian .. ( 1992). Applied CommunicoJion. California : Alfred Publishing Co. Inc.

Gagne, RM. ( ). The Conditioru of Learning and Theory is Instruction. (4th

Edition). New Yorlc : Hold, Rinehart and Winston.

Gibson, L James, H. Donnelly dan Joo M. Ivan Cevi<:b. {1996). Manojemen Jilid / .

Terjemahan : Zuhad Ichyaudin. Jakarta : Rineka Cipea.

Hamid. ( 1992). "Pengaruh Pcmberian Rangk:uman dan Gaya Kognitif Mahasiswa

Terhadap Perolehan Belajar". Tesis. Malang : Program Pasca Sarjana IKIP Malan g.

Harsanto, R (2000). Melatih Anak Berpikir Kritis don Kreatif. Jakarta : Grasindo.

Joyce, B. and Wei!, M (1996). Models o[Teaching. Fith Edmon. London : Allay and Bacon.

Kadaryanti, U. (2003). "Pengaruh Pcmbelajaran Critical Thingking Terhadap Hasil . Belajar di Sekolab Dasar". Skripsi. Pekan Baru : FKIP Universitas Riau.

KWltowijoyo. ( 1995). Pembelajaran IPS Sejarah di SMP. Jakarta : Gina Grafika.

Liliweri, Alo. ( 1997). Komunika:ri

Antar

Pribadl : Jakarta : Citra Aditya Balcti.

Miarso, Yusufhadi. ( 1998). Laporan Pemlitian S urvei Model Pengembangan lnstruA:siona/. Jakarta : PAU : PPAI Universitas Terbuka, Depdikbud.

Mudroffir. (1999). Tebwlogi ln:rtrublona/. BandWlg : Rcmaja Rosdakarya.

Mulyoso. F. (2005). Pembelajaran Kreatif dan Menyenangk.an. Jakarta : Rosda.

Mulyooo, A (2005). Pendidik.an IJagi Anak Berkesulilan Be/ajar , Jakarta : Rineka

Cipta.

(29)

Nasution, R (1991). Psi~logi Pendidihm. Jakarta : Universitas Terbub.

Nasution, S. (2003). Berbogai Pendekalan Dalam Proses Be/ajar dan Mengajar.

Jakarta : Burni Aksara.

Parji. (2002). Stralegi Pemhelajaran Pendidihm Moral Pado Era Te/cm}/ogi lnfonnasi. Jumal Dmu Pendidilam No. 02, Jilid 9, Mei 2002. LPTK dan ISPL

Riding, R and Rayner. S. ( 1998). Cognitive Styles and Lemning Strategies. London :

David Fulton Publisher.

Semiawan, Cony, dkk. ( 1987). Pendelratan Keterampilan Proses : Bagaimana Mengaktiftan Siswa dalam Be/ajar. Jalwta : Gramodia.

Setiawan, D. (2003). Prabik Be/ajar Kewarganegaroan. (Bahan Pelatihan). Medan :

Depdiknas dan Center For Civic Education Indonesia.

Slameto. (1985). Be/ajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhirrya. Jalcarta : Rinek:a Cipta.

Soebmto, T. (1997). Tektwlogi Be/ajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud

Suparman, A. ( 1993). Desainlnstruksional. Jakarta : PAU-PPAI Dilcti Depdikbud

Sudjana (1996). Metode Statistila. Bandung : Tarsito.

Supamo, Paul ( 1997). Fi/safat Konslnlktive Da1am Pendidikan. Yogyabrta Kanisius.

Supriyoko,

Ki.

(2002).

Konsep Broad

Based

Education Dalam Kerangka

Mengembangkon Keterampilan Hldup Masyarakot Da/am H.A.R Tilaar. Pendidikon untuk Masyarakal Indonesia Baru. Jakarta : Gtasindo.

(30)

Steels, B. B and Richey, RC. (1994). Teknologi Pembelajaran Defenisi dan

Kawasamrya. Jakarta : IPTPI dan LPTK.

Syah. Muhibbin. (2002) : PsiJ:ologi PendidiJ:on Dengan Pendekotan Baru. Bandung :

Remaja

Rosdalwya

Wardani, LG.AK. (2000). Be/ajar dan Pembelajaran. Jalcatta : Universitas Terbuka.

Winlcel, W.S. ( 1996). PsiJ:ologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo.

Za.karia, T.R. (2000). Pendekfltan-pendefmlan Pendidikfln Nilai dan lmplemenlasi

Dalam Pendidikfln Budi Pekertl. Jurnal Umum Pendidikan dan Kebudayun.

Gambar

Tabel Tahapaan Model Pembelajaran Berpikir Krisis ........................... 24
Tabel 15 Data Skor Hasil Belajar Sejarah Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Ekspositori ...........................................................
Gambar 1

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memanjatkan kehadirat Allah AWT, akhirnya mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Hutang Luar Negeri, Investasi Asing, Pengeluaran Pemerintah

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kecepatan lari, power otot tungkai, kekuatan otot perut dan fleksibilitas togok berhubungan secara signifikan pada

Penelitian yang telah dilakukan Dina Rosalina (2008:76) dengan judul “Efektivitas Permainan Konstruktif terhadap Peningkatan Kreativitas Anak Usia Prasekolah”

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kejadian kebakaran hutan dan lahan pada berbagai tipe tutupan lahan di Kalimantan Barat dan menduga luas area terbakar dari titik

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peran lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Fisika

Tahap pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran selama 3-4 jam (setengah hari) jika cuaca panas. Ketika musim hujan, atau mendung proses penjemuran dilakukan lebih dari

Penelitian ini secara empiris menguji pengaruh proporsi komisaris independen,komite audit, manajemen laba, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap

Efek samping yang paling sering terjadi adalah iritasi mukosa lambung dengan. terjadinya