• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL TENAGA KERJA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL TENAGA KERJA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2016"

Copied!
429
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

 

   

PROFIL TENAGA KERJA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2016       Direktorat Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi  Direktorat Jenderal Bina Konstruksi  KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT RI        Tim Penyusun    Dr. Ir. Masrianto, MT  Hasto Agoeng Sapoetro, S.ST., MT  Drs. Pardiman  Disaintina Ari Nusanti, ST., MM.  Eka Prasetyawati, ST., M.Tech  Yanuar Munlait, ST., M.Tech  Siti Sri Wahyuni, S.IP., M.Si  Evi Fauziah, ST., M.PSDA  Indra Budiarsana, A.Md., S.Kom  Sofyanudin, S.Kom.   Dimas Bayu Susanto, ST., M.PSDA  Gandang Sungkawa, SE., MM.  Dr. Ahmad Suryadi Nomi  Supranto Nadaek, S.Pd,. MM.                        Buku ini boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya, diperbanyak untuk tujuan  pendidikan dan bukan untuk diperjualbelikan 

(3)

i

KATA SAMBUTAN

Bismilahirrahmanirahim, Assallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam sejahtera bagi kita semua,

Buku “Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016” merupakan kumpulan data statistik yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kemeterian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia.

Data dan informasi yang disajikan dalam Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016, bersumber dari Instansi, Dinas, Lembaga Pemerintah dan Swasta dalam wilayah Provinsi di Indonesia. Dengan terbitnya Buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016 ini diharapkan dapat memberi manfaat, terutama untuk mendapatkan gambaran jumlah dan kualifikasi tenaga kerja konstruksi Indonesia sejalan dengan perkembangan berbagai kegiatan pembangunan yang telah dicapai selama ini, dan yang masih perlu didorong pelaksanaannya di masa mendatang. Selain itu data dan informasi tersebut dapat juga dijadikan sebagai masukan bagi pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi di masa mendatang untuk meningkatkan daya saing jasa konstruksi nasional agar mampu menghadapi dinamika perkembangan pasar dalam negeri dan luar negeri. Kedepan, buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi ini akan selalu dimuktahirkan baik untuk data maupun pengembangan informasi terkait tenaga kerja konstruksi, dan dapat menjadi salah satu data dukung dalam pengukuran produktivitas konstruksi Indonesia, yang menjadi indikator daya saing Indonesia dibandingkan negara lain.

Semoga Buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016 ini dapat bermanfaat dalam pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi, Aamiin.

Wabillahi Taufik Walhidayah, Wassallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Direktur Jenderal

Bina Konstruksi

(4)

ii

KATA PENGANTAR

Bismilahirrahmanirahim, Assallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam sejahtera bagi kita semua,

Dengan memanjatkan Puji Syukur ke Khadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya, yang senantiasa diberikan kepada kita semua, sehingga Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun

2016 ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Penyusunan Buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016 merupakan salah satu bahan untuk pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi yang informatif dan terintegrasi dan berkesinambungan. Untuk dapat menentukan kebijakan yang tepat dan efektif, kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai potret/gambaran baik jumlah dan kualifikasi tenaga kerja Indonesia, untuk kemudian menentukan strategi komprehensif untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja konstruksi Indonesia.

Publikasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai Tenaga Kerja Konstruksi baik secara nasional maupun di tiap provinsi di Indonesia, Buku Profil Tenaga

Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016 dihimpun dari berbagai data baik secara primer

maupun sekunder yang berasal dari instansi pemerintah maupun swasta. Penyajian profil ini adalah dalam bentuk ulasan ringkas dan penyajian berbentuk grafik, dengan harapan dapat diperoleh informasi secara mudah dan cepat.

Dengan tersusunnya buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak atas kerjasama yang baik dalam menyusun publikasi ini.

Akhirnya, Semoga Buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016 ini dapat bermanfaat dalam pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi, Aamiin.

(5)

i

DAFTAR ISI

Kata Sambutan i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

A LATAR BELAKANG 1

B DEFINISI TEKNIS 2

1 Kompetensi Konstruksi Bidang Arsitektur 5

2 Kompetensi Konstruksi Bidang Sipil 5

3 Kompetensi Konstruksi Bidang Mekanikal 8

4 Kompetensi Konstruksi Bidang Elektrikal 8

5 Kompetensi Konstruksi Bidang Tata Lingkungan 10

6 Kompetensi Konstruksi Bidang Manajemen Pelaksana 10

C TENAGA KERJA KONSTRUKSI INDONESIA 11

1 Badan Usaha Konstruksi Nasional Tahun 2016 11

2 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2016 13

3 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2016 15

4 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 - 2015 18

5 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 - 2015 25

6 Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 - 2015 32

7 Tenaga Kerja Konstruksi Tidak Bersertifikat 34

D INVESTASI DIBIDANG INFRASTRUKTUR 35

1 Belanja Modal Konstruksi APBD 37

E RASIO CAKUPAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI TAHUN 2013 - 2015 41

F PEMETAAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI 45

G PROFIL TENAGA KERJA KONSTRUKSI DI PROVINSI 46

1 Provinsi Aceh 46

2 Provinsi Sumatera Utara 57

3 Provinsi Sumatera Barat 68

4 Provinsi Riau 79

(6)

ii

6 Provinsi Sumatera Selatan 101

7 Provinsi Bengkulu 112

8 Provinsi Lampung 124

9 Provinsi Bangka Belitung 136

10 Provinsi Kepulauan Riau 147

11 Provinsi DKI Jakarata 158

12 Provinsi Jawa Barat 169

13 Provinsi Jawa Tengah 180

14 Provinsi D I Yogyakarta 191

15 Provinsi Jawa Timur 202

16 Provinsi Banten 213

17 Provinsi Bali 224

18 Provinsi Nusa Tenggara Barat 235

19 Provinsi Nusa Tenggara Timur 246

20 Provinsi Kalimantan Barat 257

21 Provinsi Kalimantan Tengah 268

22 Provinsi Kalimantan Selatan 279

23 Provinsi Kalimantan Timur 290

24 Provinsi Kalimantan Utara 301

25 Provinsi Sulawesi Utara 312

26 Provinsi Sulawesi Tengah 323

27 Provinsi Sulawesi Selatan 334

28 Provinsi Sulawesi Tenggara 345

29 Provinsi Gorontalo 356

30 Provinsi Sulawesi Barat 367

31 Provinsi Maluku 378

32 Provinsi Maluku Utara 389

33 Provinsi Papua Barat 400

34 Provinsi Papua 411

(7)

1 A. LATAR BELAKANG

Pasar tenaga kerja Indonesia terus mengalami perkembangan sepanjang tahun 2014 dan 2015, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah pekerjaan dan penurunan angka pengangguran terbuka. Menurut data Survai Tenaga Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2014 diperkirakan bahwa jumlah penduduk Indonesia mencapai sebesar 252,7 juta jiwa, di mana 121,9 juta orang di antaranya merupakan angkatan kerja. Pada periode bulan Agustus 2013 hingga Agustus 2014, terjadi peningkatan jumlah pekerjaan sebesar 1,7 persen, sedangkan angkatan kerja meningkat sebesar 1,4 persen pada periode yang sama. Hal ini menunjukkan tren penurunan angka pengangguran terbuka dalam persentase penduduk angkatan kerja. Walaupun sebagian besar tren perkembangannya cenderung positif, namun perlu menjadi perhatian bersama bahwa jumlah pekerjaan terus berfluktuasi dari kuartal ke kuartal. Kondisi ini terjadi dikarenakan adanya faktor “pekerjaan musiman” dan perputaran pasar tenaga kerja. Gambaran lain menunjukkan bahwa jumlah pekerja yang bekerja diperkirakan sebesar 118,2 juta pada Februari 2014 dan angka ini turun menjadi 114,6 juta di tahun 2015. Dalam kaitan dengan indikator kompetisi global, Indonesia berada pada posisi 40 besar dalam laporan Global Competitiveness Index 2014. Indonesia terus berupaya menembus menjadi sepuluh negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2025 nanti. Target ini akan sangat bergantung pada perwujudan proyek-proyek infrastruktur yang nantinya dapat mendorong sektor konstruksi dalam negeri yang merupakan tulang punggung pembangunan infrastruktur. Sektor konstruksi di Indonesia diproyeksi akan menjadi salah satu yang terbesar dan menjadi pasar konstruksi paling penting di dunia seiring dengan meningkatnya investasi properti bangunan tempat tinggal maupun bangunan komersil serta belanja pemerintah terkait dengan program pembangunan infrastruktur jangka menengah maupun panjang. Laporan Global Construction 2025 memproyeksikan pertumbuhan rata-rata sektor konstruksi Indonesia di kisaran rata-rata 6% dari tahun

(8)

2

2012 – 2025. Pada periode tersebut diperkirakan akan terjadi kenaikan lima peringkat dari posisi ke-10 menjadi posisi ke-5 pada pasar konstruksi terbesar di dunia.

Pada akhir tahun 2015, Indonesia harus bersiap diri untuk menghadapi era perdagangan bebas di kawasan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), yang dikenal dengan istilah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC). Konsekuensi dari diberlakukannya MEA ini adalah hilangnya hambatan tarif/non-tarif, terbukanya akses pasar, adanya perlakuan non-diskriminasi aliran jasa dan investasi, serta mobilitas tenaga kerja yang lebih bebas. Dengan demikian, terdapat peluang untuk memperluas pasar jasa konstruksi yang menuntut kalangan jasa konstruksi perlu meningkatkan kapasitas teknis, manajerial, dan sumber daya manusia (SDM) agar dapat bersaing dan mampu memasuki pasar jasa konstruksi di dalam maupun di luar negeri. Peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu faktor kunci dalam rangka mempertahankan kemampuan bahkan dominasi pasar kerja konstruksi nasional. Jika dilihat dari sisi pertumbuhan, rata-rata pertumbuhan tenaga kerja konstruksi ternyata tidak mampu mengimbangi rata-rata pertumbuhan nilai konstruksi. Pada periode 2006-2013, rata-rata pertumbuhan tenaga kerja hanya sebesar 6 persen. Sementara pertumbuhan rata-rata nilai konstruksi untuk periode yang sama sebesar 21 persen (sumber: http://www.pu.go.id/strategi peningkatan kualitas SDM sektor konstruksi).

B. DEFINISI TEKNIS

 Profil adalah gambaran yang terbentuk/tersusun dari serangkaian data dan informasi yang menjelaskan tentang anatomi/kondisi tentang sesuatu pada periode tertentu.

 Kompetensi yaitu suatu ungkapan kualitas Sumber Daya Manusia yang terbentuk dengan menyatunya 3 aspek spesifik terdiri : Ranah Pengetahuan (domain Kognitif atau Knowledge), Ranah Keterampilan (domain Psychomotoric atau Skill) dan Ranah Sikap Perilaku (domain Affektif atau Attitude/Ability), atau secara definitif pengertian kompetensi ialah penguasaan disiplin keilmuan dan pengetahuan serta

(9)

3

keterampilan menerapkan metode dan teknik tertentu didukung sikap perilaku kerja yang tepat, guna mencapai dan atau mewujudkan hasil tertentu secara mandiri dan atau berkelompok dalam penyelenggaraan tugas pekerjaan.

 Kompetensi Kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

 Standar Kompetensi adalah sejumlah uraian pekerjaan yang terukur yang terbentuk atas sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu.

 Konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Hasil kegiatan tersebut antara lain bangunan gedung, jalan, jembatan, rel dan jembatan kereta api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, landasan pesawat terbang, dermaga, bangunan pembangkit tenaga listrik, transmisi, distribusi dan bangunan jaringan komunikasi. Kegiatan ini meliputi perencanaan, persiapan, pembuatan, pembongkaran dan perbaikan/perombakan bangunan.

 Pekerja tetap adalah pekerja yang bekerja pada perusahaan/usaha yang menerima upah/gaji secara tetap, tidak tergantung pada absensi/kehadiran pekerja tersebut.  Pekerja harian lepas adalah pekerja dibayar yang tidak terikat secara tetap dengan perusahaan/usaha dimana mereka hanya bekerja selama pekerjaan/proyek telah selesai, maka secara otomatis mereka tidak mempunyai hubungan kerja.

 Hari orang adalah jumlah pekerja harian lepas dalam satu hari untuk menyelesaikan satu pekerjaan.

 Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB merupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional.

 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah besarnya produk domestik bruto (PDB) suatu daerah. Produk domestik regional bruto menyajikan data series PDB

(10)

4

baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000, yang disajikan dalam nilai rupiah maupun persentase. berdasarkan data beberapa tahun teakhir baik data yang dihimpun secara langsung (data primer) maupun data yang dikutip dari adminstrasi Instansi/Dinas/Lembaga Pemerintah maupun swasta (data sekunder).

 Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Dalam hal tersebut masuk ke dalam pembukuan akuntansi dengan kata lain belanja modal akan mempengaruhi posisi keuangan

 Nilai konstruksi adalah nilai pekerjaan yang telah diselesaikan oleh pihak pemborong menurut realisasi proyek yang telah diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan nilai kontrak antara pemilikdengan kontraktor.

 Sertifikat adalah tanda bukti pengakuan atas kompetensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan dan atau keterampilan tertentu dan atau kefungsian dan atau keahlian tertentu.

 Sertifikat Keahlian (SKA) adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan)

 Sertifikat Keterampilan (SKT) adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi.

(11)

5 1. KOMPETENSI KONSTRUKSI BIDANG ARSITEKTUR

a. Arsitektur

Arsitek adalah seorang ahli yang memiliki kompetensi untuk merancang dan mengawas pelaksanaan bangunan gedung, perkotaan dan lingkungan binaan, yang meliputi aspek astetika, budaya, dan social.

b. Desain Interior

Desain interior adalah seorang ahli yang memiliki kompetensi seni dan ilmu merancang ruangan dalam bangunan dengan tujuan untuk menciptakan ruang yang fungsional, estetika dan struktur keindahan dan manfaat suatu bangunan.

c. Lansekap

Lansekap adalah seorang ahli yang memiliki kompetensi seni dan ilmu merancang lansekap (pertamanan) dengan tujuan untuk menciptakan ruang pertamanan yang fungsional, estetika dan struktur keindahan dan manfaat suatu pertamanan atau kawasan.

d. Iluminasi

Iluminasi adalah seorang ahli yang memiliki kompetensi merancang tata cahaya, baik di luar bangunan maupun di dalam ruangan bangunan.

2. KOMPETENSI KONSTRUKSI BIDANG SIPIL a. Teknik Bangunan Gedung

Teknik Bangunan Gedung adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan struktur bangunan gedung, yang menguasai bangunan gedung.

b. Teknik Jalan

Teknik Jalan adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang geometri dan struktur jalan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi jalan.

c. Teknik Jembatan

Teknik Jembatan adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur jembatan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi jembatan.

(12)

6 d. Keselamatan Kerja

Keselamatan Jalan adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang, dan menilai seluruh aspek keselamatan jalan.

e. Teknik Terowongan

Teknik Terowongan adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur terowongan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi terowongan.

f. Teknik Landasan Terbang

Teknik Landasan Terbang adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk geometri dan struktur landasan terbang, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi landasan terbang.

g. Teknik Jalan Rel

Teknik Jalan rel adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang geometri dan struktur jalan rel, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi jalan rel.

h. Teknik Dermaga

Teknik Dermaga adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur dermaga, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi dermaga dan melakukan pengawasan pekerjaan dermaga.

i. Teknik Bangunan Lepas Pantai

Teknik bangunan Lepas Pantai adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur bangunan lepas pantai, melaksanakan konstruksi bangunan lepas pantai.

j. Teknik Bendungan Besar

Teknik Bendungan Besar adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur bendungan besar, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi bendungan besar.

(13)

7 k. Teknik Sungai dan Drainase

Teknik Sungai dan drainase adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur sungai dan drainase, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi sungai dan drainase.

l. Teknik Irigasi

Teknik irigasi adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur irigasi, termasuk bendung, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi irigasi.

m. Teknik Rawa dan Pantai

Teknik Rawa dan pantai adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur rawa dan pantai, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi rawa dan pantai.

n. Teknik Pembongkaran Bangunan

Teknik Pembongkaran Bangunan adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang pembongkaran bangunan sesuai kondisi lingkungan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan pembongkaran bangunan.

o. Teknik Pemeliharaan & Perawatan Bangunan

Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan adalah ahli yang memiliki kompetensi melaksanakan dan mengawasi pekerjaan pemeliharaan dan perawatan bangunan.

p. Teknik Geoteknik

Geoteknik adalah ahli yang memiliki kompetensi melaksanakan pengukuran dan uji kekuatan daya dukung tanah dan menilai jenis-jenis tanah pada lokasi yang akan didirikan bangunan.

q. Teknik Geodesi

Teknik Geodesi adalah ahli yang memiliki kompetensi melaksanakan pemetaan tanah dan atau laut dengan meroda teristris, fotogrameris, remote sensing maupun GPS yang diperlukan sebagai dasar merancang bangunan dan atau wilayah tertentu.

(14)

8 3. KOMPETENSI KONSTRUKSI BIDANG MEKANIKAL

a. Teknik Mekanikal

Teknik Mekanikal adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur mekanikal pada bangunan tertentu atau di luar bangunan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi mekanikal.

b. Teknik Sistem Tata Udara dan Refrigerasi

Teknik Sistem Tata Udara dan Refrigerasi adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur sistem tata udara dan refrigerasi, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi sistem tata udara dan refrigerasi.

c. Teknik Plambing dan Pompa Mekanik

Teknik Plambing dan Pompa Mekanik adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur plambing dan pompa mekanik, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi plambing dan pompa mekanik.

d. Teknik Proteksi Kebakaran

Teknik Proteksi Kebakaran adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur proteksi kebakaran pada bangunan, memasang dan mengawasi pekerjaan proteksi kebakaran pada bangunan.

e. Teknik Transportasi dalam Gedung

Teknik Transportasi Dalam Gedung adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur dan instalasi transportasi dalam gedung, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan pemasangan struktur dan instalasi transportasi dalam gedung.

4. KOMPETENSI KONSTRUKSI BIDANG ELEKTRIKAL a. Teknik Pembangkit Tenaga Listrik

Teknik Pembangkit Tenaga Listrik adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur pembangkit tenaga listrik, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi pembangkit tenaga listrik dan pemasangan instalasi pembangkit tenaga listrik.

(15)

9 b. Teknik Transmisi Tenaga Listrik

Teknik Transmisi Tenaga Listrik adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur transmisi tenaga listrik, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi transmisi tenaga listrik dan pemasangan instalasi transmisi tenaga listrik.

c. Teknik Distribusi Tenaga Listrik

Teknik Distribusi Tenaga Listrik adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur distribusi tenaga listrik, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi distribusi tenaga listrik dan pemasangan instalasi distribusi tenaga listrik.

d. Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik

Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur pemanfaatan tenaga listrik, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi pemanfaatan tenaga listrik dan pemasangan instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

e. Teknik Elektronika & Telekomunikasi Dalam Gedung

Teknik Elektronika dan Telekomunikasi Dalam Gedung adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur Elektronika dan Telekomunikasi Dalam Gedung, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi Elektronika dan Telekomunikasi Dalam Gedung dan pemasangan instalasi Elektronika dan Telekomunikasi Dalam Gedung.

f. Teknik Sistem Sinyal Telekomunikasi Kereta Api

Teknik Sistem Sinyal Telekomunikasi Kereta Api adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur Sistem Sinyal Telekomunikasi Kereta Api, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi Sistem Sinyal Telekomunikasi Kereta Api dan pemasangan.

(16)

10 5. KOMPETENSI KONSTRUKSI BIDANG TATA LINGKUNGAN

a. Teknik Lingkungan

Teknik Lingkungan adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur teknik lingkungan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi teknik Lingkungan pemasangan instalasi Teknik Lingkunangan.

b. Teknik Perencanaan Wilayah & Kota

Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang wilayah dan perkotaan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan pembangunan wilayah dan perkotaan.

c. Teknik Sanitasi & Limbah

Teknik Sanitasi dan Limbah adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang lokasi dan proses sanitasi dan limbah, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan pembangunan sanitasi dan limbah.

d. Teknik Air Minum

Teknik Air Minum adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang instalasi air minum, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan pembangunan instalasi air minum.

6. KOMPETENSI KONSTRUKSI BIDANG MANAJEMEN PELAKSANA a. Teknik Manajemen Konstruksi

Teknik Manajemen Konstruksi adalah ahli yang memiliki kompetensi menyusun program dan perencananaan pembangunan konstruksi.

b. Teknik Manajemen Proyek

Teknik Manajemen Proyek adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang program dan melaksanakan dan mengawasi pengelolaan proyek konstruksi.

c. Teknik K3 Konstruksi

K3 Konstruksi adalah ahli yang memiliki kompetensi membuat menyusun program dan perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja proyek konstruksi dan

(17)

11

melakukan pengawasan atas penerapan sistem, program dan perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pelaksanaan proyek konstruksi.

d. Teknik Sistem Manajemen Mutu

Sistem Manajemen Mutu adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang program dan merencananakan sistem manajemen mutu pelaksanaan proyek konstruksi dan melakukan pengawasan penerapan sistem, program dan perencanaan manajemen mutu proyek konstruksi.

C. TENAGA KERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA 1. Badan Usaha Konstruksi Nasional Tahun 2016

Secara umum pengertian kontraktor adalah sebuah badan/lembaga/orang yang mengupayakan atau melakukan aktifitas pengadaan baik berupa barang maupun jasa yang dibayar dengan nilai kontrak yang telah disepakati.

Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi yaitu: BG0 - Bangunan Gedung, SI0 - Bangunan Sipil, MK0 - Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 - Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 - Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 - Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 - Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 - Jasa Pelaksanaan Spesialis. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor secara nasional berjumlah 249.859 perusahaan.

Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dijelaskan bahwa kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut :

(18)

12 Tabel 1

Badan Usaha Kontraktor Nasional Tahun 2016

Perorang an

P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2

1 BG0 - Ba nguna n Gedung - 82,140 8,731 9,614 9,715 1,927 383 158 112,668 2 SI0 - Ba nguna n Si pi l - 76,170 11,001 13,864 9,476 2,877 703 220 114,311 3 MK0 - Ins tal a s i Meka ni ka l da n

El ektri ka l - 2,566 221 320 2,040 338 199 124 5,808 4 EL0 - Ins tal a s i Meka ni ka l da n

El ektri ka l - 4,399 635 1,202 2,566 396 214 120 9,532 5 PL0 - Ja s a Pel a ks a na a n La i nnya - 98 - 7 96 11 9 9 230 6 TI5 - Ja s a Kons truks i Teri ntegra s i - - - - - - 5 48 53 7 KT0 - Ja s a Pel a ks a na a n

Ketera mpi l a n 65 107 12 13 20 2 - - 219 8 SP0 - Ja s a Pel a ks a na a n Spes i a l i s - 4,970 400 492 1,012 122 17 25 7,038

65 170,450 21,000 25,512 24,925 5,673 1,530 704 249,859 Total

No Klasifikasi Kecil Menengah Besar Jumlah

Klasifikasi

Real time data 2016 - http://www.lpjk.net/

Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa konstruksi, dijelaskan bahwa "Jasa Konstruksi" adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi. "Pekerjaan Konstruksi" adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.

Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi yaitu: AR1 - Perencanaan Arsitektur; RE1 - Perencanaan Rekayasa; PR1 - Perencanaan Penataan Ruang; KL4 - Konsultansi Lainnya; SP3 - Konsultansi Spesialis; AR2 - Pengawasan Arsitektur; RE2 - Pengawasan Rekayasa; PR2 - Pengawasan Penataan Ruang. . Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 22.527 perusahaan.

(19)

13

Berdasarkan data real time Nopember 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Natsional tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Tabel 2

Badan Usaha Konsultan Nasional Tahun 2016

Perorang

an Besar

P K1 K2 M1 M2 B

1 AR1 - Perenca na a n Ars i tektur 2 2,585 1,112 302 87 92 4,180 2 RE1 - Perenca na a n Reka ya s a 1 3,745 1,860 470 193 275 6,544 3 PR1 - Perenca na a n Pena ta a n Rua ng - 1,180 717 258 111 119 2,385 4 KL4 - Kons ul ta ns i La i nnya - 902 529 278 98 199 2,006 5 SP3 - Kons ul ta ns i Spes i a l i s - 526 275 175 56 100 1,132 6 AR2 - Penga wa s a n Ars i tektur - 70 20 6 2 4 102 7 RE2 - Penga wa s a n Reka ya s a 6 3,620 1,758 356 150 212 6,102 8 PR2 - Penga wa s a n Pena ta a n Rua ng - 25 10 31 2 8 76

9 12,653 6,281 1,876 699 1,009 22,527 Total

No Klasifikasi Kecil Menengah Jumlah

Klasifikasi

Real time data 2016 - http://www.lpjk.net/

2. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2016

Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 131.451 orang.

Tabel 3

Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Nasional Tahun 2016

No Klasifikasi Kualifikasi Jumlah sesuai

Kualifikasi

Utama Madya Muda

1 AA – Arsitektur 66 5,646 6,417 12,129 2 AS – Sipil 1,915 31,045 37,762 70,722 3 AM – Mekanikal 97 2,908 3,593 6,598 4 AE – Elektrikal 266 6,136 5,580 11,982 5 AT - Tata Lingkungan 109 3,776 3,527 7,412 6 AL - Manajemen Pelaksanaan 1,065 11,016 10,527 22,608 Total 3,518 60,527 67,406 131,451

(20)

14

Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN).

Grafik 1

Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Nasional Tahun 2016

Sumber data : BPS Statistik Indonesia - data diolah oleh konsultan

Berdasarkan grafik 1 tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA - Arsitektur 12.129 orang atau 9%; AS – Sipil 70.722 orang atau 54%; AM – Mekanikal 6,598 orang atau 5%; AE – Elektrikal 11.982 orang atau 9%; AT - Tata Lingkungan 7.412 orang atau 6%; AL - Manajemen Pelaksanaan 22.608 orang atau 17%.

(21)

15 Grafik 2

Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Nasional Tahun 2016

Sumber data : BPS Statistik Indonesia - data diolah oleh konsultan

Berdasarkan grafik 2 tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 3.518 orang atau 3%; Ahli Madya 60.,527 orang atau 46% dan Ahli Muda 67.406 atau 51%.

3. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2016

Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 399.024 orang.

Tabel 4

Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Secara Nasional Tahun 2016

No Klasifikasi Kualifikasi Jumlah sesuai

Kualifikasi Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

1 AA – Arsitektur 83,685 17,568 24,544 125,797 2 AS – Sipil 138,219 25,955 17,040 181,214 3 AM – Mekanikal 22,330 3,283 3,096 28,709 4 AE – Elektrikal 8,422 4,137 3,481 16,040 5 AT - Tata Lingkungan 20,554 3,226 1,961 25,741 6 AL - Manajemen Pelaksanaan 15,458 3,407 2,658 21,523 Total 288,668 57,576 52,780 399,024

(22)

16

Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN).

Grafik 3

Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Secara Nasional Tahun 2016

Sumber : dari berbagai sumber, data olahan konsutan

Berdsarkan Grafik 3 tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA – Arsitektur 125.797 orang atau 32%; AS – Sipil 181.214 orang atau 45%; AM – Mekanikal 28.709 orang atau 7%; AE – Elektrikal 16.040 orang atau 4%; AT - Tata Lingkungan 25.741 orang atau 6%; AL - Manajemen Pelaksanaan 21.523 orang atau 5%.

(23)

17 Grafik 4

Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Secara Nasional Tahun 2016

Sumber : dari berbagai sumber, data olahan konsutan

Berdasarkan Grafik 3 tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 288.668 orang atau 72%; Kelas2 sebanyak 57.576 orang atau 15%; dan Kelas 3 sebanyak 52.780 orang atau 13%.

(24)

18 4. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 - 2015

Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan)

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut:

1) Persyaratan SKA ahli utama:

Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun.

2) Persyaratan SKA ahli madya:

Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun.

3) Persyaratan SKA ahli muda:

Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun.

4) Persyaratan SKA ahli pemula :

Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman.

Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 berfluktuasi dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 53.905 orang; tahun 2014 sebanyak 71.426 orang dan tahun 2015 sebanyak 33.515 orang.

(25)

19 Tabel 5

Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Nasional Tahun 2013 – 2015

No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun

2013 2014 2015

1 Muda 18,783 41,820 15,480

2 Madya 31,782 25,039 15,336

3 Utama 3,340 4,567 2,699

Total 53,905 71,426 33,515

Sumber : BPS Statistik Indonesia Tahun 2016

Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016.

Grafik 5

Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Nasional Tahun 2013 - 2015

Sumber : dari berbagai sumber, data olahan konsutan

Berdasarkan Grafik 5 tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 17.521 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 37.911 orang.

Pada Tabel 5 berikut memperlihatkan sebaran tenaga kerja ahli konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 di setiap provinsi yaitu:

(26)

20 Tabel 6

Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Provinsi Tahun 2013-2015

No Provinsi Jumlah Tenaga Kerja Ahli Konstruksi

2013 2014 2015 1 Aceh 388 568 801 2 Sumatera Utara 1,435 2,380 1,537 3 Sumatera Barat 285 413 577 4 Riau 2,861 4,306 1,399 5 Jambi 214 434 301 6 Sumatera Selatan 294 210 493 7 Bengkulu 153 82 204 8 Lampung 30 891 650 9 Bangka-Belitung 56 43 222 10 Kepulauan Riau 639 320 336 11 DKI Jakarta 38,330 48,994 11,686 12 Jawa Barat 1,540 2,193 1,531 13 Jawa Tengah 201 1,569 1,641 14 D I Yogyakarta 1,050 571 822 15 Jawa Timur 401 1,993 3,539 16 Banten 1,505 245 234 17 Bali 363 491 718

18 Nusa Tenggara Barat 249 303 466

19 Nusa Tenggara Timur 238 334 262

20 Kalimantan Barat 428 559 555 21 Kalimantan Tengah 211 251 229 22 Kalimantan Selatan 216 303 807 23 Kalimantan Timur 636 941 1,042 24 Kalimantan Utara - - - 25 Sulawesi Utara 212 314 177 26 Sulawesi Tengah 22 143 276 27 Sulawesi Selatan 107 1,284 1,512 28 Sulawesi Tenggara 897 184 172 29 Gorontalo 31 32 31 30 Sulawesi Barat 141 36 193 31 Maluku 282 360 167 32 Maluku Utara 95 96 489 33 Papua Barat 182 247 102 34 Papua 213 336 344 TOTAL NATIONAL 53,905 71,426 33,515

(27)

21

Tabel 7

Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Provinsi Tahun 2013

No Provinsi Tenaga Kerja Konstruksi Ahli - Tahun 2013

Muda Madya Utama Total

1 Aceh 140 245 3 388 2 Sumatera Utara 595 805 35 1,435 3 Sumatera Barat 140 140 5 285 4 Riau 910 1,925 26 2,861 5 Jambi 70 140 4 214 6 Sumatera Selatan 117 175 2 294 7 Bengkulu 70 70 13 153 8 Lampung 8 22 - 30 9 Bangka-Belitung 26 26 4 56 10 Kepulauan Riau 280 350 9 639 11 DKI Jakarta 12,290 23,310 2,730 38,330 12 Jawa Barat 630 700 210 1,540 13 Jawa Tengah 70 105 26 201 14 D I Yogyakarta 490 490 70 1,050 15 Jawa Timur 210 175 16 401 16 Banten 665 735 105 1,505 17 Bali 175 175 13 363

18 Nusa Tenggara Barat 105 140 4 249

19 Nusa Tenggara Timur 27 210 1 238

20 Kalimantan Barat 315 105 8 428 21 Kalimantan Tengah 70 140 1 211 22 Kalimantan Selatan 106 105 5 216 23 Kalimantan Timur 280 350 6 636 24 Kalimantan Utara - - - - 25 Sulawesi Utara 105 105 2 212 26 Sulawesi Tengah 8 14 - 22 27 Sulawesi Selatan 33 70 4 107 28 Sulawesi Tenggara 385 490 22 897 29 Gorontalo 7 24 - 31 30 Sulawesi Barat 70 70 1 141 31 Maluku 140 140 2 282 32 Maluku Utara 71 21 3 95 33 Papua Barat 70 105 7 182 34 Papua 105 105 3 213 TOTAL NATIONAL 18,783 31,782 3,340 53,905

(28)

22 Tabel 8

Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Provinsi Tahun 2014

No Provinsi Tenaga Kerja Konstruksi Ahli - Tahun 2014

Muda Madya Utama Total

1 Aceh 322 243 3 568 2 Sumatera Utara 1,309 1,020 51 2,380 3 Sumatera Barat 185 221 7 413 4 Riau 2,826 1,439 41 4,306 5 Jambi 256 175 3 434 6 Sumatera Selatan 90 105 15 210 7 Bengkulu 42 36 4 82 8 Lampung 515 360 16 891 9 Bangka-Belitung 30 13 - 43 10 Kepulauan Riau 225 91 4 320 11 DKI Jakarta 30,083 15,230 3,681 48,994 12 Jawa Barat 932 965 296 2,193 13 Jawa Tengah 681 782 106 1,569 14 D I Yogyakarta 220 328 23 571 15 Jawa Timur 907 951 135 1,993 16 Banten 98 99 48 245 17 Bali 219 256 16 491

18 Nusa Tenggara Barat 170 129 4 303

19 Nusa Tenggara Timur 250 82 2 334

20 Kalimantan Barat 124 427 8 559 21 Kalimantan Tengah 154 96 1 251 22 Kalimantan Selatan 172 124 7 303 23 Kalimantan Timur 476 420 45 941 24 Kalimantan Utara - - - - 25 Sulawesi Utara 200 112 2 314 26 Sulawesi Tengah 91 48 4 143 27 Sulawesi Selatan 639 621 24 1,284 28 Sulawesi Tenggara 78 105 1 184 29 Gorontalo 24 8 - 32 30 Sulawesi Barat 29 7 - 36 31 Maluku 178 179 3 360 32 Maluku Utara 22 71 3 96 33 Papua Barat 124 114 9 247 34 Papua 149 182 5 336 TOTAL NATIONAL 41,820 25,039 4,567 71,426

(29)

23 Tabel 9

Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Provinsi Tahun 2015

No Provinsi Tenaga Kerja Konstruksi Ahli - Tahun 2015

Muda Madya Utama Total

1 Aceh 320 481 - 801 2 Sumatera Utara 700 836 1 1,537 3 Sumatera Barat 331 246 - 577 4 Riau 755 644 - 1,399 5 Jambi 135 166 - 301 6 Sumatera Selatan 294 199 - 493 7 Bengkulu 69 135 - 204 8 Lampung 352 298 - 650 9 Bangka-Belitung 94 128 - 222 10 Kepulauan Riau 195 141 - 336 11 DKI Jakarta 4,969 4,020 2,697 11,686 12 Jawa Barat 802 729 - 1,531 13 Jawa Tengah 641 999 1 1,641 14 D I Yogyakarta 357 465 - 822 15 Jawa Timur 1,579 1,960 - 3,539 16 Banten 71 163 - 234 17 Bali 388 330 - 718

18 Nusa Tenggara Barat 179 287 - 466

19 Nusa Tenggara Timur 133 129 - 262

20 Kalimantan Barat 301 254 - 555 21 Kalimantan Tengah 161 68 - 229 22 Kalimantan Selatan 305 502 - 807 23 Kalimantan Timur 485 557 - 1,042 24 Kalimantan Utara - - - - 25 Sulawesi Utara 96 81 - 177 26 Sulawesi Tengah 107 169 - 276 27 Sulawesi Selatan 815 697 - 1,512 28 Sulawesi Tenggara 89 83 - 172 29 Gorontalo 17 14 - 31 30 Sulawesi Barat 71 122 - 193 31 Maluku 130 37 - 167 32 Maluku Utara 297 192 - 489 33 Papua Barat 41 61 - 102 34 Papua 201 143 - 344 TOTAL NATIONAL 15,480 15,336 2,699 33,515

(30)

24

Berdasarkan Tabel dan Grafik di atas menunjuk tren dari tenaga kerja konstruksi yang telah memiliki Sertikat sebagai Tenaga Ahli, dengan rincian sebagai berikut :

 Tahun 2013 Tenaga Kerja Konstruksi yang telah memiliki sertifikat Ahli

Konstruksi sebanyak 53.905 orang, dengan rincian sebagai berikut :  Tenaga kerja konstruksi Ahli Muda sebanyak : 18.783 orang  Tenaga kerja konstruksi Ahli Madya sebanyak : 31.782 orang  Tenaga kerja konstruksi Ahli Utama sebanyak : 3.340 orang

 Total tenaga kerja konstruksi Ahli sebanyak : 53.905 orang

 Tahun 2014 Tenaga Kerja Konstruksi yang telah memiliki sertifikat Ahli

Konstruksi sebanyak 71.426 orang, ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak 17.521 orang atau 32.50%, dengan rincian sebagai berikut :

 Tenaga kerja konstruksi Ahli Muda sebanyak : 41.820 orang  Tenaga kerja konstruksi Ahli Madya sebanyak : 25.039 orang  Tenaga kerja konstruksi Ahli Utama sebanyak : 4.567 orang

 Total tenaga kerja konstruksi Ahli sebanyak : 71.426 orang

 Tahun 2015 Tenaga Kerja Konstruksi yang telah memiliki Sertifikat Ahli

Konstruksi sebanyak 33.515 orang, ada penurunan dari tahun lalu sebanyak 37.911 orang atau -53.08%, hal ini terjadi karena masa berlakunya sertifikat telah habis dan/atau belum diperpanjang sertikatnya dengan rincian sebagai berikut :

 Tenaga kerja konstruksi Ahli Muda sebanyak : 15.480 orang  Tenaga kerja konstruksi Ahli Madya sebanyak : 15.335 orang  Tenaga kerja konstruksi Ahli Utama sebanyak : 2.699 orang

(31)

25 5. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 - 2015

Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (kontraktor) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKT-P, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I

1) SKT Pemula :

Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III :

Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun.

3) SKT Tingkat II :

Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun.

4) SKT Tingkat I :

Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun.

Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 122.815 orang; pada tahun 2014 sebanyak 169.549 orang; dan pada tahun 2015 sebanyak 221.499 orang.

Tabel 10

Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Secara Nasional Tahun 2013 – 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi

Terampil Tahun 2013 2014 2015 1 Kelas 3 13,895 14,657 23,400 2 Kelas 2 35,077 46,634 51,475 3 Kelas 1 73,843 108,258 146,624 TOTAL NATIONAL 122,815 169,549 221,499

(32)

26

Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016.

Grafik 6

Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Secara Nasional Tahun 2013 – 2015

Sumber : BPS Statistik Indonesia – diolah oleh konsultan

Berdasarkan Grafik 6 tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 46.734 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 51.950 orang.

(33)

27 Tabel 11

Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Berdasarkan Provinsi Tahun 2013-2015 No Provinsi Jumlah Tenaga Kerja Terampil Konstruksi

2013 2014 2015 1 Aceh 4,480 6,342 10,014 2 Sumatera Utara 6,020 6,796 8,062 3 Sumatera Barat 1,091 2,990 7,910 4 Riau 7,035 6,286 20,516 5 Jambi 1,995 3,278 4,085 6 Sumatera Selatan 995 163 1,993 7 Bengkulu 280 1,320 2,433 8 Lampung 1,715 2,433 3,127 9 Bangka-Belitung 1,120 1,069 1,934 10 Kepulauan Riau 588 750 4,456 11 DKI Jakarta 9,625 9,843 11,204 12 Jawa Barat 30,660 52,816 38,932 13 Jawa Tengah 5,250 8,667 16,200 14 D I Yogyakarta 1,855 3,070 3,453 15 Jawa Timur 14,490 27,092 22,619 16 Banten 6,615 8,363 9,699 17 Bali 2,275 339 2,506

18 Nusa Tenggara Barat 2,209 2,618 4,123

19 Nusa Tenggara Timur 2,135 18 2,892

20 Kalimantan Barat 4,400 5,882 8,262 21 Kalimantan Tengah 736 207 2,988 22 Kalimantan Selatan 1,820 2,732 3,329 23 Kalimantan Timur 3,465 4,463 6,691 24 Kalimantan Utara - - - 25 Sulawesi Utara 11 232 1,776 26 Sulawesi Tengah 2,100 3,285 3,233 27 Sulawesi Selatan 3,850 4,466 7,025 28 Sulawesi Tenggara 1,015 141 1,509 29 Gorontalo 1,015 1,235 4,454 30 Sulawesi Barat 315 - 180 31 Maluku 1,103 1,500 1,944 32 Maluku Utara 142 180 888 33 Papua Barat 660 328 1,464 34 Papua 1,750 645 1,598 TOTAL NATIONAL 122,815 169,549 221,499

(34)

28 Tabel 12

Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Berdasarkan Provinsi Tahun 2013

No Provinsi Tenaga Kerja Konstruksi Terampil - Tahun 2013

Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1 Total

1 Aceh 455 385 3,640 4,480 2 Sumatera Utara 70 1,120 4,830 6,020 3 Sumatera Barat 6 140 945 1,091 4 Riau 455 1,575 5,005 7,035 5 Jambi 140 210 1,645 1,995 6 Sumatera Selatan 15 70 910 995 7 Bengkulu - 70 210 280 8 Lampung 175 210 1,330 1,715 9 Bangka-Belitung - 805 315 1,120 10 Kepulauan Riau 28 140 420 588 11 DKI Jakarta 1,260 665 7,700 9,625 12 Jawa Barat 6,020 10,080 14,560 30,660 13 Jawa Tengah 980 1,995 2,275 5,250 14 D I Yogyakarta 350 665 840 1,855 15 Jawa Timur 525 5,145 8,820 14,490 16 Banten - 1,610 5,005 6,615 17 Bali 630 595 1,050 2,275

18 Nusa Tenggara Barat 4 1,260 945 2,209

19 Nusa Tenggara Timur 105 980 1,050 2,135

20 Kalimantan Barat 175 270 3,955 4,400 21 Kalimantan Tengah 1 70 665 736 22 Kalimantan Selatan 210 280 1,330 1,820 23 Kalimantan Timur 455 910 2,100 3,465 24 Kalimantan Utara - - - - 25 Sulawesi Utara - 11 - 11 26 Sulawesi Tengah 280 1,015 805 2,100 27 Sulawesi Selatan 735 1,960 1,155 3,850 28 Sulawesi Tenggara - 280 735 1,015 29 Gorontalo 315 700 - 1,015 30 Sulawesi Barat 175 70 70 315 31 Maluku 18 875 210 1,103 32 Maluku Utara 3 6 133 142 33 Papua Barat 30 105 525 660 34 Papua 280 805 665 1,750 TOTAL NATIONAL 13,895 35,077 73,843 122,815

(35)

29 Tabel 13

Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Berdasarkan Provinsi Tahun 2014

No Provinsi Tenaga Kerja Konstruksi Terampil - Tahun 2014

Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1 Total

1 Aceh 496 384 5,462 6,342 2 Sumatera Utara 3 1,395 5,398 6,796 3 Sumatera Barat 6 315 2,669 2,990 4 Riau 360 504 5,422 6,286 5 Jambi 115 260 2,903 3,278 6 Sumatera Selatan 5 3 155 163 7 Bengkulu - 367 953 1,320 8 Lampung 194 216 2,023 2,433 9 Bangka-Belitung - 694 375 1,069 10 Kepulauan Riau 27 179 544 750 11 DKI Jakarta 806 419 8,618 9,843 12 Jawa Barat 7,319 16,997 28,500 52,816 13 Jawa Tengah 1,296 3,129 4,242 8,667 14 D I Yogyakarta 401 938 1,731 3,070 15 Jawa Timur 747 8,870 17,475 27,092 16 Banten - 1,995 6,368 8,363 17 Bali 20 74 245 339

18 Nusa Tenggara Barat 3 1,449 1,166 2,618

19 Nusa Tenggara Timur 1 7 10 18

20 Kalimantan Barat 134 608 5,140 5,882 21 Kalimantan Tengah 1 29 177 207 22 Kalimantan Selatan 372 255 2,105 2,732 23 Kalimantan Timur 852 928 2,683 4,463 24 Kalimantan Utara - - - - 25 Sulawesi Utara - 121 111 232 26 Sulawesi Tengah 276 1,518 1,491 3,285 27 Sulawesi Selatan 726 2,317 1,423 4,466 28 Sulawesi Tenggara - 105 36 141 29 Gorontalo 303 932 - 1,235 30 Sulawesi Barat - - - - 31 Maluku 24 1,222 254 1,500 32 Maluku Utara 2 1 177 180 33 Papua Barat 29 79 220 328 34 Papua 139 324 182 645 TOTAL NATIONAL 14,657 46,634 108,258 169,549

(36)

30 Tabel 14

Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Berdasarkan Provinsi Tahun 2015

No Provinsi Tenaga Kerja Konstruksi Terampil - Tahun 2015

Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1 Total

1 Aceh 726 828 8,460 10,014 2 Sumatera Utara 218 2,687 5,157 8,062 3 Sumatera Barat 139 955 6,816 7,910 4 Riau 918 2,518 17,080 20,516 5 Jambi 360 564 3,161 4,085 6 Sumatera Selatan 182 271 1,540 1,993 7 Bengkulu 289 605 1,539 2,433 8 Lampung 371 1,216 1,540 3,127 9 Bangka-Belitung 12 773 1,149 1,934 10 Kepulauan Riau 213 823 3,420 4,456 11 DKI Jakarta 1,042 755 9,407 11,204 12 Jawa Barat 8,552 11,533 18,847 38,932 13 Jawa Tengah 3,265 4,078 8,857 16,200 14 D I Yogyakarta 967 1,014 1,472 3,453 15 Jawa Timur 1,316 7,364 13,939 22,619 16 Banten 602 2,653 6,444 9,699 17 Bali 245 307 1,954 2,506

18 Nusa Tenggara Barat 10 1,337 2,776 4,123

19 Nusa Tenggara Timur 27 224 2,641 2,892

20 Kalimantan Barat 274 1,000 6,988 8,262 21 Kalimantan Tengah 55 69 2,864 2,988 22 Kalimantan Selatan 372 475 2,482 3,329 23 Kalimantan Timur 722 1,122 4,847 6,691 24 Kalimantan Utara - - - - 25 Sulawesi Utara 3 179 1,594 1,776 26 Sulawesi Tengah 434 1,592 1,207 3,233 27 Sulawesi Selatan 786 2,324 3,915 7,025 28 Sulawesi Tenggara 293 856 360 1,509 29 Gorontalo 554 1,498 2,402 4,454 30 Sulawesi Barat 2 19 159 180 31 Maluku 18 971 955 1,944 32 Maluku Utara 134 55 699 888 33 Papua Barat 94 116 1,254 1,464 34 Papua 205 694 699 1,598 TOTAL NATIONAL 23,400 51,475 146,624 221,499

(37)

31

Tabel dan grafik tersebut menunjuk trend dari tenaga kerja konstruksi yang telah memiliki sertikasi Terampil, dengan rincian sebagai berikut :

 Tahun 2013 Tenaga Kerja Konstruksi yang telah memiliki sertifikat Terampil

Konstruksi sebanyak 122.815 orang, dengan rincian sebagai berikut :

 Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas-3 : 13.895 orang

 Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas-2 : 35.077 orang

 Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas-1 : 73.843 orang

 Total Tenaga kerja konstruksi Terampil : 122.815 orang

 Tahun 2014 Tenaga Kerja Konstruksi yang telah memiliki sertifikat Terampil

Konstruksi sebanyak 169.549 orang, ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak 46.734 orang atau 38.05%, dengan rincian sebagai berikut :

 Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas-3 : 14.657 orang

 Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas-2 : 46.634 orang

 Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas-1 : 108.258 orang

 Total Tenaga kerja konstruksi Terampil : 169.549 orang

 Tahun 2015 Tenaga Kerja Konstruksi yang telah memiliki sertifikat Terampil

Konstruksi sebanyak 221.499 orang, ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak 51.950 orang atau 42.30%, dengan rincian sebagai berikut :

 Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas-3 : 23.400 orang

 Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas-2 : 51.475 orang

 Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas-1 : 146.624 orang

(38)

32 6. Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 - 2015

Tabel 15

Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi Berdasarkan Provinsi 2013-2015.

No Provinsi Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi

2013 2014 2015 1 Aceh 106,602 126,062 136,852 2 Sumatera Utara 389,822 376,642 359,774 3 Sumatera Barat 98,396 115,213 114,354 4 Riau 136,196 126,839 146,073 5 Jambi 59,996 61,806 64,985 6 Sumatera Selatan 132,854 166,907 167,807 7 Bengkulu 37,097 41,582 42,425 8 Lampung 145,024 182,889 222,906 9 Bangka-Belitung 29,766 31,168 28,787 10 Kepulauan Riau 68,499 60,074 68,849 11 DKI Jakarta 179,653 219,248 229,594 12 Jawa Barat 1,265,248 1,485,424 1,691,596 13 Jawa Tengah 950,578 1,269,113 1,529,103 14 D I Yogyakarta 102,552 146,349 154,956 15 Jawa Timur 1,046,964 1,259,443 1,510,085 16 Banten 239,824 277,458 286,995 17 Bali 211,093 205,470 196,696

18 Nusa Tenggara Barat 106,885 104,864 156,641

19 Nusa Tenggara Timur 75,600 79,317 74,754

20 Kalimantan Barat 108,815 118,559 104,753 21 Kalimantan Tengah 44,587 49,929 71,788 22 Kalimantan Selatan 99,651 100,164 102,094 23 Kalimantan Timur 117,726 101,046 101,207 24 Kalimantan Utara - - 16,062 25 Sulawesi Utara 73,227 79,244 84,546 26 Sulawesi Tengah 63,449 71,949 73,525 27 Sulawesi Selatan 191,746 210,957 219,228 28 Sulawesi Tenggara 53,269 61,169 72,427 29 Gorontalo 26,579 26,506 29,486 30 Sulawesi Barat 23,320 24,541 28,794 31 Maluku 27,897 21,472 32,452 32 Maluku Utara 16,222 22,678 23,241 33 Papua Barat 12,924 19,882 22,160 34 Papua 34,662 36,122 43,091 TOTAL NATIONAL 6,276,723 7,280,086 8,208,086

(39)

33

Grafik 6

Jumlah Tenaga Kerja Terampil Konstruksi per Provinsi 2013-2015

Sumber : BPS Statistik Indonesia tahun 2016

Berdasarkan grafik 6 tersebut diatas maka dapat dilihat bahwa sektor konstruksi merupakan salah satu sektor andalan untuk menyerap tenaga kerja di Indonesia. Tabel diatas menunjuk trend dari tenaga kerja disektor konstruksi dari tahun 2013 – tahun 2015 dengan rincian sebagai berikut :

 Tahun 2013 Jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor ini sebesar 6.276.723 orang.

 Tahun 2014 Jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor ini sebesar 7.280.086 orang atau ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak 1.003.363 orang atau 15.99%.

 Tahun 2015 Jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor ini sebesar 8.280.086 orang atau ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak 928.000 orang atau 12.75%

(40)

34 7. Tenaga Kerja Konstruksi Tidak Bersertifikat

Tabel 16

Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi Tidak Bersertifikat Berdasarkan Provinsi 2013-2015.

No Provinsi Tenaga Kerja Tidak Bersertifikat

2013 2013 2013 1 Aceh 101,734 119,152 126,037 2 Sumatera Utara 382,367 367,466 350,175 3 Sumatera Barat 97,020 111,810 105,867 4 Riau 126,300 116,247 124,158 5 Jambi 57,787 58,094 60,599 6 Sumatera Selatan 131,565 166,534 165,321 7 Bengkulu 36,664 40,180 39,788 8 Lampung 143,279 179,565 219,129 9 Bangka-Belitung 28,590 30,056 26,631 10 Kepulauan Riau 67,272 59,004 64,057 11 DKI Jakarta 131,698 160,411 206,704 12 Jawa Barat 1,233,048 1,430,415 1,651,133 13 Jawa Tengah 945,127 1,258,877 1,511,262 14 D I Yogyakarta 99,647 142,708 150,681 15 Jawa Timur 1,032,073 1,230,358 1,483,927 16 Banten 231,704 268,850 277,062 17 Bali 208,455 204,640 193,472

18 Nusa Tenggara Barat 104,427 101,943 152,052

19 Nusa Tenggara Timur 73,227 78,965 71,600

20 Kalimantan Barat 103,987 112,118 95,936 21 Kalimantan Tengah 43,640 49,471 68,571 22 Kalimantan Selatan 97,615 97,129 97,958 23 Kalimantan Timur 113,625 95,642 93,474 24 Kalimantan Utara - - 16,062 25 Sulawesi Utara 73,004 78,698 82,593 26 Sulawesi Tengah 61,327 68,521 70,016 27 Sulawesi Selatan 187,789 205,207 210,691 28 Sulawesi Tenggara 51,357 60,844 70,746 29 Gorontalo 25,533 25,239 25,001 30 Sulawesi Barat 22,864 24,505 28,421 31 Maluku 26,512 19,612 30,341 32 Maluku Utara 15,985 22,402 21,864 33 Papua Barat 12,082 19,307 20,594 34 Papua 32,699 35,141 41,149 Nasional 6,100,003 7,039,111 7,953,072

(41)

35

Berdasarkan Tabel di atas menunjuk trend dari tenaga kerja konstruksi yang tidak teridentifikasi, dengan rincian sebagai berikut :

 Tahun 2013 Tenaga Kerja Konstruksi yang tidak memiliki sertifikat kompetensi

sebanyak 6.100.003 orang

 Tahun 2014 Tenaga Kerja Konstruksi yang tidak memiliki sertifikat kompetensi

sebanyak 7.039.111 orang, ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak 939.108 orang atau 15.40%.

 Tahun 2015 Tenaga Kerja Konstruksi tidak memiliki sertifikat kompetensi

sebanyak 7.953.072 orang, ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak 913.961 orang atau 12.98%.

D. INVESTASI DI BIDANG INFRASTRUKTUR

Investasi infrastruktur merupakan salah satu prasyarat utama tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. Ketersediaan infrastruktur mencerminkan adanya investasi yang merata yang mencerminkan adanya pembangunan infrastruktur yang memadai dan mampu melayani pertumbuhan ekonomi. Pemerintah dinilai banyak pihak masih belum cukup serius dalam membangun infrastruktur apabila dilihat dari indikator alokasi anggaran infrastruktur dari total PDB-nya.

Investasi infrastruktur di Indonesia berkisar antara 5,0 hingga 7,0% dari total PDB pada paruh pertama tahun 1990-an, namun prosentase ini berkurang secara tajam setelah krisis moneter Asia sejak 1997, menjadi 2 hingga 3% saja dalam tahun-tahun belakangan ini. Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menjadi sangat menjanjikan (di atas 6,0%) apabila investasi infrastruktur dapat dinaikkan hingga sekurang-kurangnya5,0% dari PDB, seperti halnya negara-negara Asia lainnya seperti Filipina (3,6%), Vietnam (9,9%), bahkan India dan China berada di atas 10%, yang membuat keduanya sebagai kontributor utama pertumbuhan di Asia yang mengesankan.

(42)

36

Investasi infrastruktur yang rendah juga menjadi penyebab merosotnya daya saing dan daya tarik investasi Indonesia dibandingkan negara tetangga dan negara lainnya secara global. Dalam hal daya saing global tersebut, maka World Competitiveness

Yearbook 2007 menempatkan Indonesia pada ranking 54 dari 55 negara berkembang

dan maju yang disurvai. Dengan demikian, tantangan pembangunan infrastruktur ke depan adalah bagaimana untuk terus meningkatkan investasi dalam pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan kinerjanya semakin dapat diandalkan agar daya tarik dan daya saing Indonesia dalam konteks global dapat membaik.

Sebagai langkah nyata dalam pengembangan investasi infrastruktur sebagai fokus pembangunan sesuai amanat APBN, maka Pemerintah telah menerbitkan PP No. 1/2008 tentang Investasi Pemerintah, menggantikan PP No. 8/2007. PP No. 1/2008 memberikan perluasan cakupan investasi, tidak hanya dalam bentuk Public Private Partnership (PPP), melainkan investasi dalam bentuk surat berharga maupun investasi langsung.

Investasi Pemerintah yang dimaksudkan PP No.1/2008 adalah penempatan sejumlah dana dan/atau barang dalam jangka panjang untuk investasi pembelian surat berharga dan Investasi Langsung untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam rangka memajukan kesejahteraan umum.

Peranan investasi telah terbukti dalam mewujudkan pencapaian sasaran prioritas pembangunan nasional pada tahap pertama Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Indonesia. Pemerintah menomorsatukan pembangunan infrastruktur oleh karena ketersediaan infrastruktur ke-PU-an memiliki kontribusi yang sangat signifikan bagi pembangunan masyarakat.

Berbagai studi menunjukkan elastisitas infrastruktur terhadap perubahanoutput (PDB) berkisar antara 0,07 hingga 0,44. Hal ini menunjukkan bahwa infrastruktur sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Di sisi lainberbagai studi menunjukkan bahwa economic rate of return dari investasi infrastruktur berada disekitar 19-117%, jauh di atas biaya hutang yang mungkin berkisar di antara 10% (Easterly & Seeven,

(43)

37

2003). (Sumber: Buku Telaah isu strategis kebijakan pengembangan investasi infrastruktur bidang ke-PU-an).

1. Belanja Modal Konstruksi APBD

a. Belanja Modal Konstruksi APBD Tingkat I

Jenis Belanja Modal Konstruksi APBD Tingkat I atau di tingkat provinsi atau terdiri dari 6 jenis belanja modal, berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat sebagai berikut : (1) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan; (2) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan; (3) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air; (4) Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan, Taman dan Hutan Kota; (5) Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon; (6) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan.

Tabel 17

Belanja Modal Konstruksi APBD Tingkat I (Jutaan Rp)

Jenis Belanja Konstruksi 2013 2014 2015

Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan 10,807,586,409 9,913,781,396 16,894,595,090

Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan 1,657,363,034 1,568,666,782 2,431,047,150

Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan

Air 3,091,819,904 3,266,827,214 6,356,744,594

Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan,

Taman dan Hutan Kota 150,691,262 219,609,127 462,907,667

Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan

Telepon 503,741,343 351,809,249 349,329,998

Belanja Modal Pengadaan

Konstruksi/Pembelian Bangunan 9,030,668,898 8,024,758,502 13,708,031,471

Konstruksi 25,241,870,850 23,345,452,270 40,202,655,970

(44)

38

Berdasarkan Tabel tersebut dapat dilihat dijelaskan bahwa:

 Tahun 2013 Total belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai

25,241,870,850

 Tahun 2014 Total belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai

23,345,452,270 ada penurunan belanja modal dari tahun 2013 sebesar

-1,896,418,580 atau -7.5%

 Tahun 2015 Total belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai

40,202,655,970 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar

16,857,203,700 atau 72%.

b. Belanja Modal Konstruksi APBD Tingkat II

Jenis Belanja Modal Konstruksi APBD Tingkat II atau di tingkat kabupaten/kota atau terdiri dari 6 jenis belanja modal, berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat sebagai berikut : (1) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan; (2) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan; (3) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air; (4) Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan, Taman dan Hutan Kota; (5) Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon; (6) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan.

Gambar

Tabel diatas menunjuk trend dari tenaga kerja disektor konstruksi dari tahun 2013  – tahun 2015 dengan rincian sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa hal telah dilakukan suatu institusi pendidikan untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa antara lain : inovasi metode pembelajaran,

i. Mengenalpasti jenis kursus kemahiran yang ditawarkan di Institut Kemahiran Mara yang dipilih di Negeri Kedah. Mengenalpasti golongan yang terlibat dalam kursus

Pada penelitian ini mengadopsi dari penelitian Zhou (2012), menggunakan karakteristik demografi dan perilaku donor darah sebagai dasar segmentasi orang yang berniat

Bagian  ini  menjelaskan  besarnya  dana  yang  diperlukan  untuk  melaksanakan  kegiatan,  serta  menjelaskan  sumber  dan  jenis  pendanaan  yang  akan 

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Dari data perolehan tersebut maka dapat diketahui bahwa industri tidak melakukan pembelian bahan baku kayu indah secara berkesinambungan Hal ini disebabkan

Berdasarkan hasil perhitungan seperti yang terlihat pada tabel 4, diperoleh hasil t- value sebesar 7,59 > 1,96, maka dapat di- simpulkan bahwa variabel Online Trust

Secara khususnya kajian ini menghuraikan (1) pengaruh kepimpinan transformasi sekolah terhadap komitmen pengajaran dan pembelajaran guru, komitmen inovasi pengajaran serta