• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENURUNAN PENGGUNA TERMINAL LAMONGAN BERDASARKAN TRIP PRODUCTION.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENURUNAN PENGGUNA TERMINAL LAMONGAN BERDASARKAN TRIP PRODUCTION."

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISIS PENURUNAN PENGGUNA TERM INAL LAM ONGAN BERDASARKAN TRIP PRODUCTION

OLEH :

DUDUN AFRELU PRASTYO

0653010008

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEM BANGUNAN NASIONAL “ VETERAN

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA, Sehingga saya

dapat menyelesaikan tugas akhir deengan judul “ ANALISIS PENURUNAN

PENGGUNA TERMINAL LAMONGAN BERDASARKAN TRIP

PRODUCTION”. Adapun tugas akhir ini merupakan suatu syarat bagi mahasiswa

dalam menempuh jenjang sarjana Strata 1 (S-1) di Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan UPN “Veteran” Jawa Timur.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis berusaha semaksimal mungkin

menerapkan ilmu yang penulis dapatkan di bangku perkuliahan dan buku–buku

literatur yang sesuai dengan judul Tugas Akhir ini. Disamping ini penulis juga

menerapkan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh dosen pembimbing. Namun

sebagai manusia biasa dengan keterbatasan yang ada pada penulis menyadari

bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala saran

dan kritik yang bersifat membangun dari setiap pembaca akan penulis terima demi

kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Dengan tersusunnya Tugas Akhir ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih

sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan,

dorongan, semangat, arahan serta berbagai macam bantuan baik berupa moral

maupun spritual, terutama kepada :

1. Ibu Ir.Naniek Ratni Jar.,M.Kes, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan

(3)

2. Bapak Ibnu Sholichin,ST,MT, selaku Kepala Program Studi Teknik Sipil

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan Dosen

Pembimbing I.

3. Nugroho Utomo, ST, selaku dosen pembimbing utama Tugas Akhir yang telah

berkenan memberikan bimbingan, waktu dan dorongan moril selama pengerjaan

Tugas Akhir sampai selesai.

4. Dra.Anna Rumintang, MT , selaku dosen wali, waktu dan dorongan moril

selama pengerjaan Tugas Akhir sampai selesai.

5. Ibu Ir. Siti Zainab., MT, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

Tugas Akhir ini.

6. Segenap dosen dan staff Program Studi Teknik Sipil UPN “Veteran” Jawa

Timur.

7. Para tim penguji yang telah membantu penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lebih baik.

8. Bapak tersayang, Ibu tersayang,yang telah banyak memberikan dukungan lahir

dan batin, material, spritual, dan moral sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir ini dengan lebih baik.

9. Fathur Rizqy, malelow, Ramzie S, Iqbal, Kurnia Cahya, dan teman-temanku

yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu,trimakasih atas bantuan dan

(4)

10. Segenap keluarga besar Teknik Sipil UPN “Veteran” Jatim dan teman-teman

Teknik Sipil khususnya angkatan 2007 dan 2008 terima kasih atas dorongan dan

semangatnya yang bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir ini.

Surabaya, 8 Mei 2012

(5)

ABSTRAK

ANALISIS PENURUNAN PENGGUNA TERMINAL LAMONGAN BERDASARKAN TRIP PRODUCTION

Oleh :

DUDUN AFRELU PRASTYO 0653010008

Terminal Lamongan mempunyai fungsi penting sebagai pelengkap sarana transportasi angkutan umum di Kota Lamongan. Melihat kondisi yang ada di terminal Lamongan sekarang jarang dipakai dan kurang memenuhi syarat kebutuhan ruang dan fasilitas terminal. Maka dalam tugas akhir ini menganalisa penurunan pengguna Terminal dan prediksi bangkitan pergerakan (berdasarkan

Trip Production). Dengan adanya analisa ini diharapkan bisa mengetahui dan

mengestimasi besarnya penurunan pergerakan yang keluar dari terminal, sehinga permasalahan yang ada sekarang ini bisa diatasi semaksimal mungkin.

Dalam Tugas Akhir ini dilakukan survey langsung ke lokasi dan pengambilan data ke instansi terkait. Serta menganalisa penurunan pengguna terminal, dan memprediksi penurunan jumlah penumpang dan kendaraan pada tahun rencana 5 tahun yang akan datang.

Hasil yang diperoleh dari persentase Trip Production didapatkan prediksi jumlah kendaraan bus antar kota yang masuk pada tahun 2016 menurun sebesar 82.79% kendaraan, dan keluar menurun sebesar 82.79% kendaraan, jumlah MPU/Angkutan Kota yang masuk menurun sebesar 21.91% kendaraan, dan yang keluar menurun 21,88% kendaraan. Jumlah penumpang bus masuk pada tahun rencana 2016 menurun sebesar 23.05% penumpang dan yang keluar menurun sebesar 23.57% penumpang. Jumlah penumpang MPU/Angkutan Kota yang masuk menurun sebesar 43.99%, dan yang keluar menurun sebesar 37.85% penumpang. Dan untuk bangkitan pergerakan diperoleh persamaan X1, y = 1.771. (5) – 1.372, X2, y = 2.738.(5) - 2.978, X3, y = 2.057.(5) – 4.890, X4, y = 1.347.(5) + 0.536, X5, y = 2.085.(5) + 0.486, X6, y = 1.830.(5) + 0.003, X7, y = 2.062.(5) + 1.689, X8, y = 2.937.(5) – 4.644, X9, y = 1.300.(5) + 5.416.

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini

yang berjudul ” ANALISIS PENURUNAN PENGGUNA TERMINAL

LAMONGAN BERDASARKAN TRIP PRODUCTION ”.

Tugas Akhir ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Teknik Program Studi Teknik Sipil. Pada kesempatan ini penulis ingin

megucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Ir. NANIEK RATNI JAR ., M.Kes selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan UPN “VETERAN” Jawa Timur.

2. Bapak Ibnu Solichin, ST., MT. selaku Kepala Program Studi Teknik Sipil dan

Dosen Pembimbing Utama yang telah membimbing dan memberi wawasan.

3. Bapak Nugroho Utomo, ST. selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah

membimbing dan memberi wawasan

4. Ibu Dra. Anna Rumintang, MT, selaku dosen wali yang selalu setia membantu

dalam segala hal.

5. Ibu Ir. Siti Zaenab, MT. Selaku dosen pembimbing statistik yang memberikan

bantuan dan dukungan moral yang sangat besar kepada saya

6. Seluruh dosen dan karyawan Teknik Sipil, Universitas Pembangunan Nasional

(7)

7. Buat kedua orang tuaku tercinta, Bapak Panut dan Ibu Wigiarti, kalian adalah

sumber kehidupan, pembimbing utama hidup, dan pendidikku. Yang telah

membesarkan serta mendidik untuk mampu bersikap terbuka, disiplin, berani dan

bijaksana. Dan berkat doa restu merekalah saya dapat menyelesaikan tugas akhir

ini

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 4

1.5 Studi Area ... 5

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Ketentuan Umum ... 7

2.2 Klasifikasi Terminal ... 7

2.2.1 Klasifikasi Terminal Menurut Jenis Angkutannya ... 7

2.2.2 Klasifikasi Terminal Menurut Fungsi Pelayanannya ... 8

2.2.3 Klasifikasi Terminal Menurut Peranannya ... 8

2.3 Fungsi Terminal ... 9

2.4 Penentuan Lokasi Terminal ... 9

2.5 Kriteria Pembangunan Terminal ... 10

2.6 Kriteria Perencanaan Terminal ... 10

(9)

2.8 Persyaratan Teknik Terminal ... 17

2.9 Pengelolaan Terminal ... 20

2.9.1 Perencanaan Terminal Baru ... 20

2.9.2 Pelaksanaan Operasional Terminal ... 20

2.9.3 Pengawasan Operasional Terminal ... 21

2.10 Tugas Dinas LLAJ di Terminal ... 21

2.11 Jenis Kendaraan dan Interaksi Antar Moda ... 23

2.12 Prediksi ... 24

2.13 Kapasitas Tingkat Pelayanan ... 25

2.13.1 Distribusi Yang Terjadi di Terminal ... 27

2.13.2 Teori Antrian ... 29

2.13.3 Time Table dan Lay Over Time ... 33

2.14 Analisa Antrian Pemberangkatan Bus Antar Kota ... 34

2.15 Standar Ruang ... 35

2.16 Garasi / Pool Bus ... 36

2.17 Bangkitan Pergerakan ... 36

2.13.3 Metode Analisis Regresi Linier ... 40

BAB III METODOLOGI PEMBAHASAN ... 43

3.1 Permasalahan ... 43

3.2 Inventaris Data ... 43

3.2.1 Data Primer ... 43

3.2.2 Data Sekunder ... 44

3.3 Perhitungan Bangkitan Pergerakan (Trip Production) ... 44

(10)

3.4.1 Prediksi Penumpang dan Kendaraan ... 45

3.5 Alur Metodologi Analisa Penurunan Pengguna Terminal Lamongan ... 45

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Data Masukan ... 48

4.1.1 Perhitungan Jumlah Sampel ... 48

4.2 Prediksi Jumlah Kendaraan ... 49

4.2.1 Prediksi Jumlah Bus Antar Kota ... 49

4.2.2 Prediksi Jumlah Mobil Penumpang Umum (MPU) dan Angkutan Kota ... 54

4.3 Prediksi Jumlah Penumpang ... 58

4.3.1 Prediksi Jumlah Penumpang Bus Antar Kota ... 58

4.3.2 Prediksi Jumlah Penumpang Mobil Penumpang Umum (MPU) dan Angkutan Kota ... 62

4.4 Menentukan Bangkitan Pergerakan dan Lokasi Baru yang Strategis (Berdasarkan Metode Trip Production) ... 66

4.4.1 Zona Lokasi Berdasarkan Tujuan ... 67

4.4.2 Pemaparan Hasil Survei ... 69

4.4.3 Menentukan Lokasi Strategis Berdasarkan Trip Production ... 91

4.4.4 Prediksi Bangkitan Pergerakan ... 88

4.4.4.1 Prediksi Bangkitan Pergerakan (Berdasarkan Trip Production) Ditinjau Dari Jenis Kelamin ... 89

(11)

4.4.4.3 Prediksi Bangkitan Pergerakan (Berdasarkan

Trip Production) Ditinjau Dari Pendidikan ... 92

4.4.4.4 Prediksi Bangkitan Pergerakan (Berdasarkan Trip Production) Ditinjau Dari Jumlah Keluarga ... 93

4.4.4.5 Prediksi Bangkitan Pergerakan (Berdasarkan Trip Production) Ditinjau Dari Pekerjaan ... 94

4.4.4.6 Prediksi Bangkitan Pergerakan (Berdasarkan Trip Production) Ditinjau Dari Pendapatan ... 95

4.4.4.7 Prediksi Bangkitan Pergerakan (Berdasarkan Trip Production) Ditinjau Dari Jam Berangkat ... 96

4.4.4.8 Prediksi Bangkitan Pergerakan (Berdasarkan Trip Production) Ditinjau Dari Moda... 97

4.4.4.9 Prediksi Bangkitan Pergerakan (Berdasarkan Trip Production) Ditinjau Dari Perjalanan yang Sama .... 98

4.4.5 Uji Korelasi ... 99

4.4.6 Uji ANOVA (Analys of Varians) dengan Microsoft Exel ... 100

4.4.7 Hasil Analisis Bangkitan Pergerakan Terminal Lamongan Berdasarkan Trip Production ... 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 104

5.1 Kesimpulan ... 104

5.2 Saran ... 107

DAFTAR PUSTAKA ...

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kebutuhan Luas Terminal (m2) ... ... 19

Tabel 2.2 Ukuran Bus di Indonesia ... 23

Tabel 4.1 Jumlah Bus Antar Kota yang Masuk di Terminal Lamongan ... 49

Tabel 4.2 Perhitungan Regresi Linier ... 50

Tabel 4.3 Perhitungan Derajat Korelasi Pertumbuhan Bus Antar Kota yang Masuk Terminal ... 51

Tabel 4.4 Jumlah Bus Antar Kota yang Keluar dari Terminal Lamongan ... 52

Tabel 4.5 Perhitungan Regresi Linier ... 52

Tabel 4.6 Perhitungan Derajat Korelasi Pertumbuhan Bus Antar Kota yang Keluar Terminal ... 53

Tabel 4.7 Jumlah Mobil Penumpang Umum (MPU) dan Angkutan Kota yang Masuk di Terminal Lamongan ... 54

Tabel 4.8 Perhitungan Regresi Linier ... 54

Tabel 4.9 Perhitungan Derajat Korelasi Pertumbuhan Mobil Penumpang Umum (MPU) dan Angkutan Kota yang Masuk Terminal Lamongan ... 55

Tabel 4.10 Jumlah Mobil Penumpang Umum (MPU) dan Angkutan Kota yang Keluar di Terminal Lamongan ... 56

Tabel 4.11 Perhitungan Regresi Linier ... 56

Tabel 4.12 Perhitungan Derajat Korelasi Pertumbuhan Mobil Penumpang Umum (MPU) dan Angkutan Kota yang Keluar Terminal Lamongan ... 57

Tabel 4.13 Jumlah Penumpang yang Masuk dengan Bus Antar Kota ... 58

(13)

Tabel 4.15 Perhitungan Derajat Korelasi Pertumbuhan Penumpang Bus Antar Kota

yang Masuk Terminal Lamongan ... 59

Tabel 4.16 Jumlah Penumpang Bus Antar Kota yang Keluar Terminal Lamongan ... 60

Tabel 4.17 Perhitungan Regresi Linier ... 60

Tabel 4.18 Perhitungan Derajat Korelasi Pertumbuhan Angkutan Kota yang Keluar

Terminal Lamongan ... 61

Tabel 4.19 Jumlah Penumpang dengan Mobil Penumpang Umum (MPU) dan

Angkutan Kota yang Datang di Terminal Lamongan ... 62

Tabel 4.20 Perhitungan Regresi Linier ... 62

Tabel 4.21 Perhitungan Derajat Korelasi Pertumbuhan Penumpang Mobil

Penumpang Umum (MPU) dan Angkutan Kota yang Datang di Terminal

Lamongan ... 63

Tabel 4.22 Jumlah Penumpang dengan Mobil Penumpang Umum (MPU) dan

Angkutan Kota yang Berangkat di Terminal Lamongan ... 64

Tabel 4.23 Perhitungan Regresi Linier ... 64

Tabel 4.24 Perhitungan Derajat Korelasi Purtumbuhan Mobil Penumpang Umum

(MPU) dan Angkutan Kota yang Berangkat Terminal Lamongan ... 65

Tabel 4.25 Karakteristik Lokasi Tujuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 70

Tabel 4.26 Karakteristik Lokasi Tujuan Responden Berdasarkan Usia ... 72

Tabel 4.27 Karakteristik Lokasi Tujuan Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir ... 74

Tabel 4.28 Karakteristik Lokasi Tujuan Responden Jumlah Keluarga Dalam Satu

Rumah ... 76

(14)

Tabel 4.30 Karakteristik Tujuan Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga

Perbulan ... 80

Tabel 4.31 Karakteristik Lokasi Tujuan Responden Berdasarkan Jam Berangkat ... 82

Tabel 4.32 Karakteristik Lokasi Tempat Tinggal Responden Berdasarkan Moda ... 84

Tabel 4.33 Karakteristik Lokasi Tempat Tinggal Responden Berdasarkan Tujuan Perjalanan ... 86

Tabel 4.34 Nilai Persentase Tertinggi Variabel Pada Tiap Zona ... 88

Tabel 4.35 Tabel Perhitungan Regresi Linier Berdasarkan Jenis Kelamin ... 89

Tabel 4.36 Tabel Perhitungan Regresi Linier Berdasarkan Usia ... 91

Tabel 4.37 Tabel Perhitungan Regresi Linier Berdasarkan Pendidikan ... 92

Tabel 4.38 Tabel Perhitungan Regresi Linier Berdasarkan Jumlah Keluarga ... 93

Tabel 4.39 Tabel Perhitungan Regresi Linier Berdasarkan Pekerjaan ... 94

Tabel 4.40 Tabel Perhitungan Regresi Linier Berdasarkan Pendapatan ... 95

Tabel 4.41 Tabel Perhitungan Regresi Linier Berdasarkan Jam Berangkat ... 96

Tabel 4.42 Tabel Perhitungan Regresi Linier Berdasarkan Moda ... 97

Tabel 4.43 Tabel Perhitungan Regresi Linier Berdasarkan Perjalanan yang Sama ... 98

Tabel 4.44 Tabel Persamaan Bangkitan Pergerakan (Berdasarkan Trip Production).... 99

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi Studi Penelitian ... 5

Gambar 1.2 Detail Lokasi Studi Penilitian ... 6

Gambar 2.1 Jenis-jenis parkir kendaraan pada terminal ... 12

Gambar 2.2 Ukuran Bus Standart ... 13

Gambar 2.3 Ukuran Bus Parkir ... 14

Gambar 2.4 Parkir Sejajar ... 14

Gambar 2.5 Parkir Bersudut ... 15

Gambar 2.6 Bagan Model Pelayanan Tahap Tunggal, Fasilitas Saluran Tunggal ... 27

Gambar 2.7 Bagan Model Pelayanan Tahap Tunggal, Fasilitas Saluran Jamak ... 28

Gambar 2.8 Skema Bus dalam Terminal ... 34

Gambar 2.9 Skema Bangkitan Pergerakan ... 38

Gambar 4.1 Peta Zona Wilayah Bangkitan Pergerakan Kabupaten Lamongan ... 68

Gambar 4.2 Grafik Karakteristik Lokasi Tujuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71

Gambar 4.3 Grafik Lokasi Tujuan Responden Berdasarkan Usia... 73

Gambar 4.4 Grafik Lokasi Tujuan Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 75

Gambar 4.5 Grafik Karakteristik Lokasi Tujuan Responden Jumlah Keluarga Dalam Satu Rumah ... 77

Gambar 4.6 Grafik Karakteristik Lokasi Tujuan Responden Berdasarkan Pekerjaan . 79 Gambar 4.7 Grafik Karakteristik Tujuan Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga Perbulan ... 81

(16)

Gambar 4.9 Grafik Lokasi Tempat Tinggal Responden Berdasarkan Moda ... 85

Gambar 4.10 Grafik Lokasi Tempat Tinggal Responden Berdasarkan Tujuan

Perjalanan yang Sama ... 87

Gambar 4.11 Grafik Hubungan Variabel Jenis Kelamin Terhadap Total

Pengguna Masing-Masing Zona di Terminal Lamongan ... 90

Gambar 4.12 Grafik Hubungan Variabel Usia Terhadap Total Pengguna

Masing-Masing Zona di Terminal Lamongan ... 91

Gambar 4.13 Grafik Hubungan Variabel Usia Terhadap Total Pengguna

Masing-Masing Zona di Terminal Lamongan ... 92

Gambar 4.14 Grafik Hubungan Variabel Jumlah Keluarga Terhadap Total

Pengguna Masing-Masing Zona di Terminal Lamongan ... 93

Gambar 4.15 Grafik Hubungan Variabel Pekerjaan Terhadap Total Pengguna

Masing-Masing Zona di Terminal Lamongan ... 94

Gambar 4.16 Grafik Hubungan Variabel Pendapatan Terhadap Total Pengguna

Masing-Masing Zona di Terminal Lamongan ... 95

Gambar 4.17 Grafik Hubungan Variabel Pendapatan Terhadap Total Pengguna

Masing-Masing Zona di Terminal Lamongan ... 96

Gambar 4.18 Grafik Hubungan Variabel Moda Terhadap Total Pengguna

Masing-Masing Zona di Terminal Lamongan ... 97

Gambar 4.19 Grafik Hubungan Variabel Moda Terhadap Total Pengguna

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan suatu daerah perlu ditunjang dengan infrastruktur yang

memadai sesuai dengan situasi dan kondisi daerah ataupun kota tersebut, sehingga

memberikan kemudahan-kemudahan kepada masyarakat untuk mengakses segala

kebutuhan yang diperlukan. Seiring dengan kemajuan ekonomi yang cukup pesat di

Jawa Timur maka sektor transportasi ikut mengalami perubahan. Hal ini

menyebabkan mobilitas dari manusia maupun barang menjadi lebih luas

jangkauannya, dan secara kuantitas semakin besar jumlahnya, oleh karena itu

diperlukan pengembangan dan memaksimalkan sarana dan prasarana transportasi

tersebut. Untuk mengimbangi pertumbuhan dalam bidang transportasi tersebut salah

satu transportasi yang digunakan untuk mobilitas penumpang dan barang adalah

transportasi darat, khususnya jalan raya. Salah satu prasarana yang penting dalam

sistem transportasi jalan raya adalah terminal angkutan umum.

Kendaraan umum khususnya bus antar kota sebagai salah satu alat

transportasi yang mempunyai kapasitas mengangkut penumpang yang cukup besar,

yang merupakan pilihan utama dari masyarakat luas untuk membantu mengatasi

masalah transportasi (khususnya Kabupaten Lamongan). Dengan meningkatnya

pertumbuhan penduduk akan membawa dampak timbulnya peningkatan transportasi

(18)

Besarnya tuntutan pemenuhan akan kebutuhan sarana dan prasarana

transportasi bagi para penumpang yang menggunakan jasa terminal, baik yang masuk

atau yang keluar terminal Lamongan hendaknya dapat menciptakan mobilitas

penumpang yang lebih aman, nyaman, lancar dan tertib serta bernilai ekonomis bagi

para penumpang. Kondisi terminal Lamongan saat ini dapat dikatakan kurang layak,

ditinjau dari kurangnya fungsi pelayanan terminal yang masih banyak kekurangan

dalam pengaturan tataguna lahan yang tidak sesuai dengan cara penempatannya.

Tingkat produksi perjalanan di terminal Lamongan yang sangat minim, ini

dikarenakan jarangnya bus antar kota dan angkutan kota yang masuk terminal

Lamongan. Sehingga pengguna Terminal Lamongan setiap tahunnya mengalami

penurunan.

Berdasarkan kondisi yang demikian, maka dapat menganalisa penurunan

pengguna terminal Lamongan berdasarkan produksi perjalanan (trip production),

dengan begitu kita dapat menyatakan bangkitan perjalanan pada saat sekarang,

(19)

1.2. Per masalahan

Permasalahan yang timbul sehubungan dengan analisa ini adalah sebagai

berikut :

1. Berapakah prediksi penurunan kendaraan yang keluar-masuk pada Terminal

Lamongan (%) selama periode 5 tahun mendatang ?

2. Berapakah prediksi penurunan penumpang yang keluar-masuk pada Terminal

Lamongan (%) selama periode 5 tahun mendatang?

3. Bagaimana bangkitan pergerakan pada terminal lamongan ditinjau berdasarkan

trip production pada 5 tahun yang akan datang?

1.3. Mak sud dan Tujuan

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk memecahkan

masalah-masalah yang telah disebutkan diatas, yaitu :

1. Menentukan jumlah kendaraan pada terminal yang dilayani dalam periode 5 tahun

mendatang.

2. Menentukan jumlah penumpang pada terminal yang dilayani dalam periode 5

tahun mendatang.

3. Untuk menyatakan bangkitan pergerakan (berdasarkan trip production) pada masa

sekarang, sehingga dapat digunakan untuk prediksi masa depan berdasarkan trip

(20)

1.4. Batasan Masa lah

Mengingat kemampuan yang ada pada penulis sangat terbatas, maka dirasa

perlu untuk melakukan pembatasan studi. Adapun pembatasan pada studi ini

meliputi :

1. Tidak merencanakan lokasi baru yang strategis.

2. Tidak merencanakan pengaturan tata letak terminal yang ada dalam periode 5

tahun dengan data-data yang telah ada.

3. Tidak merencanakan sistem kebutuhan ruang bagi kendaraan dan fasilitas-fasilitas

terminal.

4. Menganalisa dampak yang timbul kenapa terjadi penurunan pengguna terminal.

5. Perhitungan struktural serta analisa biaya pada terminal tidak ditinjau.

6. Keadaan tanah dan kebutuhan tebal perkerasan akibat beban tidak ditinjau.

7. Konstruksi bangunan beserta dimensi struktur tidak ditinjau.

8. Drainase didaerah lokasi baru terminal dan sekitarnya tidak ditinjau.

(21)

1.5. Studi Ar ea

Lokasi studi dalam analisa penurunan penumpang terminal berdasarkan trip

production untuk tugas akhir yaitu di Desa Tumenggungan Kecamatan Lamongan

Kabupaten Lamongan.

Gambar 1.1. Loka si Studi Penelitian

(22)

Ga mbar 1.2. Detail Lokasi Studi Penelitian

(23)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Ketentuan Umum

Yang dimaksud dengan ketentuan umum disini adalah beberapa pengertian

mengenai terminal prasarana transportasi, yaitu antara lain :

1. Tempat untuk menaikan dan menurunkan penumpang dan barang.

2. Tempat dimana terjadinya pergantian atau perpindahan moda dari suatu sistem

transportasi.

3. Sebagai salah satu unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi

efisiensi kehidupan.

4. Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagai pelayanan

umum

2.2. Klasifik asi Ter minal

2.2.1 Klasifikasi Ter minal Menur ut J enis Angkutannya

Berdasarkan jenis angkutannya, terminal dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :

1. Terminal Penumpang

Adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikan dan menurunkan

penumpang, perpindahan intra dan atau antar moda transportasi serta pengaturan

(24)

2. Terminal Barang

Adalah prasarana transporatasi jalan untuk keperluan membongkar dan memuat

barang serta perpindahan intra dan atau antar moda transportasi.

2.2.2 Klasifikasi Ter minal Menur ut Fungsi Pelayanannya

Berdasarkan fungsi pelayanannya, terminal penumpang dapat dibedakan

menjadi 3 (tiga) yaitu :

1. Terminal Tipe A

Berfungsi melayani kendaraan umum untuk antar kota antar provinsi, dan atau

angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota

dalam pedesaan.

2. Terminal Tipe B

Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam provinsi,

angkutan kota dan angkutan pedesaan.

3. Terminal Tipe C

Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.

2.2.3 Klasifikasi Ter minal Menur ut Per anannya

Menurut peranannya, terminal dapat diklasifikasikan dalam 2(dua) jenis,

yaitu :

1. Terminal Primer

Adalah terminal untuk melayani arus penumpang dan barang dengan jangkauan

(25)

2. Terminal Sekunder

Adalah terminal untuk melayani arus penumpang dan barang yang bersifat lokal

dan atau melengkapi kegiatan terminal primer.

2.3. Fungsi Terminal

Fungsi terminal transportasi jalan dapat ditinjau dari 3 unsur :

1. Fungsi terminal bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan menunggu,

kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda atau kendaraan

lain, tempat fasilitas–fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan pribadi.

2. Fungsi terminal bagi pemerintah, adalah segi dari perencanaan dan manajemen

lalu lintas untuk menata lalu lintas dan angkutan serta menghindari dari

kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali kendaraan

umum.

3. Fungsi terminal bagi operator/pengusaha, adalah untuk pengaturan operasi bus,

penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus dan sebagai fasilitas

pangkalan.

2.4. Penentuan Lokasi Ter minal

Penentuan lokasi terminal harus memperhatikan :

1. Menentukan bangkitan pergerakan dengan melakukan pembagian zona yang

potensial untuk melakukan aktifitas pergerakan.

2. Menentukan variabel–variabel apa saja yang berpengaruh terhadap aktifitas

(26)

3. Peramalan bangkitan pergerakan pada masa sekarang dan untuk prediksi

beberapa tahun kedepan

4. Menentukan fasilitas ruang dan tata ruang layout secara umum.

2.5. Kr iter ia Pembangunan Ter minal

Pembangunan terminal dilengkapi dengan :

1. Rencana bangun terminal.

2. Analisa dampak lalu lintas.

3. Analisa mengenai dampak lingkungan.

Dalam rencana bangun terminal penumpang harus memperhatikan :

1. Fasilitas penumpang yang diisyaratkan.

2. Pembatasan yang jelas antara lingkungan kerja terminal dengan lokasi peruntukan

lainnya, misalnya pertokoan, perkantoran sekolah dan sebagainya.

3. Pemisahan antara lalu lintas kendaraan dan pergerakan orang di dalam terminal.

4. Pemisahan yang jelas antara jalur angkutan antar kota antar provinsi, angkutan

antar kota dalam provinsi, angkutan kota dalam pedesaan.

5. Manajemen lalu lintas di dalam terminal dan daerah pengawasan terminal.

2.6. Kr iter ia Per encanaan Ter minal

1. Sistem sirkulasi lalu lintas dalam perencanaan terminal bus harus diperhatikan :

a. jalan masuk dan keluar kendaraan harus lancar, dan dapat bergerak dengan

(27)

b. jalan masuk dan keluar calon penumpang kendaraan umum harus terpisah

dengan keluar masuk kendaraan.

c. kendaraan di dalam terminal harus dapat bergerak tanpa halangan yang tidak

perlu.

Sistem sirkulasi kendaraan didalam ditentukan berdasarkan :

a. Jumlah arah perjalanan.

b. Frekuensi perjalanan.

c. Waktu yang diperlukan untuk turun/naik penumpang.

Sistem sirkulasi ini juga harus di tata dengan memisahkan jalur bus/kendaraan

dalam kota dengan jalur bus angkutan antar kota.

2. Pemungutan retribusi terminal harus tidak menimbulkan kemacetan atau

menghalangi sirkulasi lalu lintas.

3. Turun naik penumpang dan parkir bus harus tidak mengganggu kelancaran

sirkulasi bus dengan memperhatikan keamanan penumpang.

4. Luas bangunan, ditentukan menurut kebutuhan jam puncak berdasarkan jam

puncak adalah :

a. Kegiatan sirkulasi penumpang, pengantar, penjemput, sirkulasi barang dan

pengelola terminal.

b. Macam tujuan dan jumlah trayek, motivasi perjalanan, kebiasaan penumpang

dan fasilitas penunjang.

(28)

6. Luas pelataran terminal ditentukan berdasarkan kebutuhan pada jam puncak, yang

meliputi :

a. Frekuensi keluar masuk kendaraan.

b. Kecepatan waktu naik/turun penumpang.

c. Kecepatan waktu bongkar/muat barang.

d. Banyaknya jurusan yang perlu ditampung dalam sistem jalur.

7. Sistem parkir kendaraan di dalam terminal harus diatas sedemikian rupa sehingga

rasa nyaman, mudah dicapai, lancar dan tertib, ada beberapa jenis sistem tipe

dasar pengaturan platform, teluk dan parkir adalah :

a. Sejajar, dengan platform yang membujur bus memasuki teluk pada ujung yang

satu dan berangkat pada ujung yang lain.

b. Tegak lurus, tegak lurus bus–bus diparkir dengan muka menghadap ke

platform maju memasuki teluk dan berbalik keluar. Ada beberapa jenis teluk

tegak lurus terhadap platform dan membentuk sudut dengan platform.

(29)

Ga mbar 2.1. J enis-J enis Par kir Kendar aan Pada Ter minal

Sumber : Menuju lalu lintas dan angkutan jalan yang tertib, (Departemen perhubungan, hal 99)

Berdasarkan penempatan fasilitas parkir dibagi atas :

1. Parkir dibadan jalan (on street parking)

a. Pada tepi jalan tanpa pengendalian parkir.

b. Pada kawasan parkir dengan pengendalian parkir.

2. Parkir diluar badan jalan (off street parking)

a. Fasilitas parkir untuk umum adalah tempat yang berupa gedung parkir atau

taman parkir untuk umum yang diusahakan sebagai kegiatan tersendiri.

b. Fasilitas parkir sebagai fasilitas penunjang adalah tempat yang berupa gedung

parkir atau taman parkir yang disediakan untuk penunjang kegiatan pada

(30)

Ukuran bus juga mempengaruhi dalam merencanakan parkir diterminal,

untuk ukuran bus dapat dilihat pada tabel 2.2 dan dari ukuran bus standar

ditambahkan 0.5 m pada samping kiri–kanan dan muka–belakang. Agar terlihat

teratur maka kendaraan parkir ditempatkan pada kotak – kotak yang telah ditentukan.

Seperti gambar dibawah ini untuk bus standar yaitu angkutan umum dengan badan

tunggal menggunakan dua gardan, enam buah roda yang mempunyai kapasitas antara

50 atau 80 orang dengan maksimum tempat duduk 53 seats.

W = 2.5 m

12 m

Gambar 2.2 Uk ur an Bus Standar t

Maka berdasarkan ukuran bus standar didapatkan ukuran kotak parkir

dengan menambahkan masing – masing sebesar 0.5 m pada samping kiri – kanan dan

muka belakang. Sehingga ukuran kotak parkir menjadi :

W

L

Gambar 2.3 Ukur an Bus Par kir

Maka L = (12 + 2) x 0.5 = 13 m.

(31)

Pada terminal digunakan dua macam kedudukan kotak parkir yaitu kotak

parkir bersudut dan kotak parkir berjajar. Kotak parkir sejajar digunakan pada tempat

penurunan penumpang bus antar kota, sedangkan kotak parkir bersudut digunakan

untuk parkir bus.

13 m 2 m 13 m 2 m 13 m

Gambar 2.4 Parkir Sejajar

Untuk kedudukan kotak parkir dengan sudut 450

Gambar 2.5 Par kir Ber sudut

2.7 Pembagian Daer a h dan Fasilitas Ter minal Penumpang

Daerah terminal pada dasarnya dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

a. Daerah manfaat terminal adalah daerah yang diperuntukan bagi kegiatan utama

terminal yaitu bongkar muat barang dengan naik turun penumpang serta parkir

kendaraan (umum) dan diamankan dari penggunaan lainnya yang mengganggu

kegiatan tersebut.

Daerah manfaat terminal dari emplasemen yaitu seluas lahan yang diberikan

konstruksi perkerasan dengan penggunaan hanya untuk kegiatan bongkar muat

barang maupun naik turunnya penumpang dan parkir kendaraan (penumpang

(32)

b. Daerah milik terminal adalah daerah diluar manfaat terminal, secara setatus

dimiliki oleh terminal, diperuntukkan bagian yang menunjang kegiatan terminal,

dibatasi dengan pagar untuk menunjukan wilayah terminal.

Peruntukan daerah milik terminal, terdiri atas :

- Bangunan/ruang tunggu terminal.

- Bangunan kantor terminal.

- Bangunan lainnya yang diizinkan sesuai dengan kepentingan (kios, toilet).

c. Daerah pengawasan terminal adalah daerah / areal diluar daerah milik terminal

lahannya secara setatus tidak dimiliki oleh terminal, tetapi penggunaan dan

peruntukannya diawasi agar tidak mengganggu kegiatan terminal dan sistem lalu

lintas secara keseluruhan. Hal-hal yang mengganggu misalnya mobil umum yang

mengganggu penumpang terminal, bongkar muat dan parkir kendaraan diluar

terminal sehingga mengganggu lalu lintas dijaringan jalan yang menghubungkan

terminal.

Fasilitas terminal penumpang terdiri dari fasilitas utama dan penunjang.

Fasilitas utama terminal penumpang terdiri atas :

a. Jalur pemberangkatan kendaraan umum.

b. Jalur kedatangan kendaraan umum.

c. Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk

didalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum.

d. Bangunan kantor terminal.

e. Tempat tunggu penumpang dan atau pengantar.

f. Menara pengawas.

(33)

h. Rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurang-kurangnya memuat petunjuk

jurusan, tarif dan jadwal perjalanan.

i. Peralatan parkir kendaraan pengantar dan atau taksi.

Fasilitas penunjang terminal adalah :

a. Kamar kecil.

b. Mushola.

c. Kios/kantin.

d. Ruang pengobatan.

e. Ruang informasi dan pengaduan .

f. Telepon umum.

g. Tempat penitipan barang.

h. Taman.

2.8. Per syar atan Teknik Ter minal

a. Terminal Penumpang Tipe A

- Terletak di kotamadya atau kabupaten dan dalam jaringan trayek antar kota

antar provinsi dan atau angkutan lintas batas negara.

- Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas III A.

- Jarak antara dua terminal penumpang terminal tipe A sekurang-kurangnya 20

km di pulau Jawa, 30 km di pulau Sumatra dan 50 km di pulau lainnya.

- Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya di pulau Jawa dan Sumatra

seluas 5 Ha, dan di pulau lainnya seluas 3 Ha.

- Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal

(34)

- Volume kendaraan sekitar 50 – 100 kendaraan/jam.

b. Terminal Penumpang Tipe B

- Terletak di kotamadya atau kabupaten dan dalam jaringan trayek angkutan kota

dalam provinsi.

- Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan sekurang-kurangnya

kelas III B.

- Jarak antara dua terminal penumpang terminal tipe B atau dengan terminal tipe

A, sekurang-kurangnya 15 km di pulau Jawa, 30 km di pulau lainnya.

- Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya di pulau Jawa dan Sumatra

seluas 3 Ha, dan di pulau lainnya seluas 2 Ha.

- Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal

sekurang-kurangnya berjarak 50 meter di pulau Jawa dan 30 meter di pulau lainnya.

- Volume kendaraan sekitar 25 – 50 kendaraan/jam.

c. Terminal Penumpang Tipe C

- Terletak dalam Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II dan dalam jaringan

trayek angkutan pedesaan.

- Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi III A.

- Luas lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan.

- Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal, sesuai

kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas disekitar terminal.

- Volume kendaraan sekitar 25 kendaraan/jam.

Kebutuhan luas terminal penumpang berdasarkan tipe dan fungsinya secara rinci

(35)

Tabel 2.1 Kebutuhan Luas Terminal (m2)

Sirkulasi Kendaraan 3.960 2.740 1.100

Bengkel 150 100 -

Ruang Istirahat 50 40 30

Gudang 25 20 -

Ruang parkir Cadangan 1.980 1.370 550

B. Pemakai J asa

Cud Pengembangan 23.494 17.255 5.463

Kebutuhan Lahan 46.988 34.510 10.296

kebutuhan Lahan Untuk Desain (Ha) 4,7 3,5 1,1

(36)

2.9. Pengelolaan Ter minal

Pengelolaan terminal penumpang yang harus dilakukan adalah

meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pengoperasian terminal.

2.9.1. Per encanaan Ter minal Bar u

Kegiatan perencanaan terminal meliputi :

a. Penataan pelataran terminal menurut rute atau jurusan.

b. Penataan fasilitas penumpang.

c. Penataan fasilitas penunjang terminal.

d. Perjanjian daftar rute dan tarif angkutan.

e. Penyusunan jadwal perjalanan berdasarkan kartu pengawasan.

f. Pengaturan jadwal petugas diterminal.

g. Evaluasi sistem pengoperasian terminal.

2.9.2. Pelaksanaan Oper asional Ter minal

Kegiatan pelaksanaan pengoprasian terminal penumpang meliputi :

a. Pengaturan tempat tunggu dan arus kendaraan umum didalam terminal.

b. Pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan menurut jadwal yang telah

ditetapkan.

c. Pemungutan jasa pelayanan terminal penumpang.

d. Pemberitahuan tentang pemberangkatan dan kedatangan kendaraan umum kepada

penumpang.

(37)

2.9.3. Pengawasan Oper asional Ter minal

Pengawasan operasional terminal penumpang meliputi :

a. Pemantauan pelaksanaan tarif.

b. Pemeriksaan kartu pengwasan dan jadwal perjalanan.

c. Pemeriksaan kendaraan yang secara jelas tidak memenuhi kelayakan jalan.

d. Pemeriksaan batas kapasitas muatan yang diijnkan.

e. Pemeriksaan pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa angkutan.

f. Pencatatan dan pelaporan pelanggaran yang terjadi.

g. Pemeriksaan kewajiban pengusaha angkutan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

h. Pemantauan pemanfaatan terminal sesuai dengan penentuannya.

i. Pencatatan jumlah kendaraan dan penumpang yang datang dan berangkat.

2.10. Tugas Dinal LLAJ di Ter minal

Dinas LLAJ mempunyai peranan penting dalam terminal, yaitu :

a. Dinas LLAJ Dati II meliputi UPT terminal melakukan penyelenggaraan terminal.

b. Kepala UPT terminal melakukan evaluasi dan optimasi terminal melalui :

- Pengaturan jalur-jalur pemberangkatan dan kedatangan bus, termasuk

pengaturan jumlah jalur untuk masing-masing trayek serta membuatkan daftar

kedatangan dan pemberangkatan bus tiap jalur.

- Pengaturan jalur lalu lintas bus, yaitu untuk bus yang bukan sebagai asal yang

(38)

- Pemisahan jalur bus untuk antar kota antar provinsi dengan bus antar kota

dalam provinsi, angkutan kota ataupun angkutan pedesaan.

- Penataan jam keberangkatan pada masing-masing jalur untuk mengetahui

jumlah bus yang berada pada suatu terminal yang dikaitkan dengan persiapan

pemberangkatan.

- Penataan lay out terminal sedimikian rupa, sehingga penggunaan daerah

manfaat terminal dapat dilakukan seoptimal mungkin.

c. Mengatur jalur dan peralatan menurut rute/jurusan dengan cara melakukan

inventarisasi luas pelataran terminal dan penataan pelataran terminal dengan

memperhatikan :

- Tempat parkir bus menunggu memasuki jalur pemberangkatan.

- Jalur-jalur pemberangkatan menurut masing-masing jurusan.

- Masing-masing jalur perkerasan diberi tanda dengan huruf dan angka.

- Pada masing-masing jalur dipasang papan petunjuk jurusan yang ditempatkan

sedemikian agar mudah dilihat pengguna jasa.

- Mengatur bus ekonomi dan non ekonomi secara terpisah.

d. Mengatur pemberangkatan menurut jadwal pemberangkatan.

e. Melakukan pencatatan jumlah penumpang dan kendaraan yang keluar masuk

dengan mengisi buku pencatatan yang berisi nomor urut, nomor kendaraan, nama

perusahaan, jam keberangkatan dan kedatangan serta jumlah penumpang.

f. Menyajikan daftar trayek dan tarif.

g. Memantau pelaksanaan tarif angkutan.

(39)

2.11. J enis Kendaraan dan Inter aksi Antar Moda

Ukuran bus akan menentukan tempat pemberhentian dan luas areal

perputaran bus. Ukuran bus sangat menentukan pola dalam perencanaan terminal

karena banyak pengaruh terhadap luas terminal dan efisiensi operasional terminal.

Ukuran bus yang secara umum terdapat di Indonesia dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 2.2 Ukuran Bus Di Indonesia

N0 J enis Kendar aan Ukur an (mm)

Panjang Lebar Tinggi

1 Bus Kecil 4000-6000 1500-1750 1700-1800

2 Bus Sedang 6000-8000 1750-2000 2600-2800

3 Bus Besar Lantai Tunggal 9000-12000 2225-2500 3000-3300

4 Bus Besar Lantai Ganda 9800 2400 4250

Sumber Ditjen Hubdat, 1985

Salah satu hal penting dalam suatu sistem transportasi adalah penempatan

lokasi terminal yang tepat. Dampak kesalahan lokasi akan berpengaruh kepada

kualitas pelayanan transportasi. Oleh karena pada persimpangan (junction) antar

moda angkutan akan lebih baik untuk dilokasikan terminal.

Untuk mencapai sistem transportasi perkotaan yang efektif dan efisien,

keterpaduan pelayanan antar moda perlu ditingkatkan. Pengembangan dan

keterpaduan jaringan dan pelayanan moda jalan raya, kereta api, laut dan udara yang

terintegrasi pada titik simpul sebagai titik aksebilitas terhadap berbagai moda dalam

berbagai tingkat pelayanan, sehingga tercipta keterpaduan jaringan pelayanan dan

keterpaduan terminal.

Pada terminal Lamongan, interaksi antar moda yang terjadi adalah interaksi

dalam perpindahan antar moda satu dengan moda lainnya yang berbentuk dari suatu

(40)

moda jalan raya/darat. Perpindahan ini berupa perpindahan rute/jurusan baik yang

datang dari dalam kota maupun luar kota sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

2.12. Per amalan

Untuk menentukan analisa kebutuhan ruang, maka jumlah kendaraan dan

penumpang pada umur rencana perlu diketahui. Untuk mengetahui jumlah

penumpang dan kendaraan tersebut dilakukan peramalan berdasarkan data-data yang

ada, yang menunjukan perkembangan kendaraan dan penumpang bus antar kota.

Pada peramalan ini digunakan cara regresi linier, cara ini diambil karena mempunyai

kelebihan dibandingkan dengan cara lain :

- Mudah untuk meramal data-data yang kurang teratur pertumbuhannya.

- Baik untuk data yang kurang jelas kecenderungan (linier atau non linier).

- Mudah dilakukan pengecekan dengan angka korelasi.

Perumusan regresi linier yaitu :

y = a + b . x ………...… (2.1)

dimana :

y = nilai tren metode tertentu.

a = pertambahan tren tambahan.

x = jumlah unit tahun yang dihitung dari periode dasar.

(41)

Nilai a dan b dapat dicari :

x = .

y = .

b = . . – . .

. .

a = y – b.x

2.13. Kapasitas Tingkat Pelayanan

Morlok (1987) menjelaskan bahwa kapasitas terminal merupakan ukuran

dari volume lalu lintas yang ditampung terminal. Salah satu dari karakteristik yang

menonjol pada terminal penumpang dan barang adalah kedatangan satuan-satuan lalu

lintas dengan headway (selang waktu) yang bervariasi. Pada banyak kegiatan di

terminal, pelayanan mempunyai kapasitas yang sangat terbatas, dan apabila

kendaraan akan mengguanakannya pada periode waktu dimana pelayanan ini tidak

dapat menampungnya maka kendaraan tersebut harus menunggu. Waktu menunggu

ini harus ditambahkan dengan waktu pelayanan sebenarnya untuk dapat menunjukan

waktu sebenarnya yang digunakan oleh suatu kegiatan. Menunggu atau antrian ini

sangat umum terdapat pada terminal transportasi.

Kapasitas pada dasarnya merupakan ukuran dari volume yang melalui

terminal. Ada dua konsep kapasitas terminal, yaitu untuk konsep pertama,

kemungkinan arus lalu lintas maksimum yang melalui terminal dapat terjadi, selalu

(42)

mungkin sesudah tempat pelayanan segera ini tersedia. Selain itu, tertahannya arus

yang besar tadi akan mengakibatkan berbagai kelambatan yang sangat mengganggu

lalu lintas yang keterlambatannya tidak dapat diterima. Sedang untuk konsep kedua,

yaitu volume maksimum yang masi dapat ditampung dengan waktu

menunggu/kelambatan masih dapat diterima.

Tingkat pelayanan angkutan umum biasanya dinyatakan dalam parameter,

anatara lain : kehandalan (reability), waktu perjalanan dan kualitas perjalanan.

Parameter-parameter diatas mengisyaratkan pentingnya dua faktor utama, yaitu

waktu dan ketepatan waktu, serta jenis kendaraan dan pelayanannya.

Tempat pelayanan di terminal bus kota dalam melayani penumpang

mempunyai kapasitas sangat terbatas dan waktu proses yang berada. Apalagi satuan

lalu lintas datang dan menggunakannya pada waktu pelayanan tidak dapat

menampungnya, maka satuan lalu lintas tadi harus menunggu. Hal ini terjadi pada

arus lalu lintas puncak yaitu pada saat pagi hari dan sore hari atau pada kondisi

khusus yaitu pada saat libur dan hari raya, dimana kebutuhan penumpang bus akan

meningkat.

Dari rata-rata kedatangan dan waktu rata-rata dalam sistem (waktu tunggu

rata-rata dan waktu pelayanan rata-rata), jumlah tempat mengantri bus yang datang

dapat diketahui, jadi daya tampung terminal tersebut dan fungsinya melayani lalu

(43)

2.13.1 Distr ibusi yang Ter jadi di Ter minal

Dalam melaksanakan evaluasi yang biasa terjadi di terminal diperlukan,

yaitu :

A.Distribusi Kedatangan.

Salah satu pola kedatangan yang paling sering bila kedatangan di

distribusikan secara acak adalah probablitas poisson, dimana distribusi ini

menggambarkan jumlah kedatangan per unit waktu.

Di terminal pada umumnya mempunyai pola kunjungan angkutan yang

random (acak), yaitu tidak adanya ketergantungan antara satu kendaraan dengan

kendaraan lainnya. Jadi distribusi kedatangan kendaraan digambarkan dengan fungsi

probabilitas poisson.

B.Model Pelayanan.

Tahap tunggal merupakan model penanganan sistem yang paling sederhana,

dimana kendaraan dalam sistem melewati satu jenis pelayanan saja.

Model pelayanan tahap tunggal dapat dibedakan berdasarkan jumlah stasiun

untuk pelayanan yang digunakan terminal tersebut :

1. pelayanan tahap tunggal dengan fasilitas saluran tunggal.

(A single stage, single Channel model)

Gambar 2.6. Bagan Model Pelayanan Tahap Tunggal, Fasilitas Faluran Tunggal

sumber : morlok, 1978

Kendaraan Antrian Fasilitas

Pelayanan

Kendaraan telah

(44)

untuk pelayanan fasilitas saluran tunggal, berarti fasilitas pelayanan mempunyai

satu stasiun.

2. pelayanan tahap tunggal, fasilitas saluran jamak.

(A single stage, multi channel model)

Gambar 2.7. Bagan Model Pelayanan Tahap Tunggal, Fasilitas Salur an J amak sumber : morlok, 1978

C.Model Antrian

Untuk terminal bus Lamongan menggunakan model pelayanan tahap

tunggal dengan fasilitas saluran jamak/ganda (n = 2). Alasan mempergunakan

model ini karena di terminal Lamongan kendaraan yang masuk terbagi atas dua

saluran pelayanan, yaitu pelayanan pada terminal dalam kota 1 dan dalam kota 2.

Dan masing-masing kendaraan tidak dapat pindah dari satu jalur kelajur lainnya

sesuai yang telah ditentukan dan pelayanannya dilakukan dengan sistem yang

pertama masuk, pertama dilayani terlebih dahulu.

Kendaraan Antrian

Fasilitas

Pelayanan

Kendaraan

telah terlayani Fasilitas

(45)

2.13.2 Teor i Antr ian

Teori antrian memberikan suatu informasi yang berguna dalam mendesain

dan menganalisa dari suatu pelayanan. Ada beberapa contoh mengenahi situasi

antrian, baik yang bersifat individu maupun ganda dan beberapa kombinasi yang

memberikan suatu dasar untuk menganalisa beberapa masalah lalu lintas, antara lain:

a. Pada jalur masuk terminal bus terdapat antrian kendaraan yang akan masuk ke

dalam terminal.

b. Pada halte bus, dimana bus-bus berhenti sejenak untuk menaikan dan menurunkan

penumpang.

c. Pada persimpangan lalu lintas, pada saat persimpangan jalan mendapatkan lampu

merah.

d. Pada gerbang-gerbang tol bebas hambatan

Secara umum antrian terjadi karena adanya kedatangan arus yang

membutuhkan pelayanan pada suatu fasilitas pelayanan, dimana pada waktu

kedatangan ada kemungkinan langsung dilayani atau harus menunggu jasa pelayanan

dibandingkan dengan kebutuhan.

Sistem antrian mempunyai sifat khas yang mempengaruhi hasil dari antrian

tersebut, yaitu :

A.Pola Kedatangan

Cara dimana kendaraan-kendaraan memasuki sistem antrian merupakan pola

kedatangan, dimana kedatangannya mungkin konstan atau tidak beraturan.

B.Pelayanan

Waktu yang digunakan untuk melayani kendaraan dalam satu sistem antrian

(46)

sedangkan saluran pelayanan menunjukan jumlah jalur antrian untuk mendapatkan

pelayanan pada satu tahap pelayanan.

C.Disiplin Pelayanan

Disiplin pelayanan pada suatu sistem diperlukan untuk megetahui

bagaimana perioritas pelayanan yang dipilih pada suatu sistem antrian. Dalam sistem

transportasi biasanya dilakukan dengan cara yang pertama datang akan pula yang

dilayani, tetapi dalam sistem lain kemungkinan yang datang pertama akan paling

akhir dilayaninya. Dalam istilah teori antrian (Morlok, 1978) yang pertama disebut

“pertama masuk, pertama keluar” (First in - First out/FIFO), sedang kedua disebut

“terakhir masuk, pertama keluar” (Last in – First out/LIFO).

Untuk khusus antrian pada tempat pelayanan tunggal dengan kedatangan

poisson, waktu pelayanan eksponetial negatif dan diisplin FIFO, berbagi ukuran dari

prestasi antrian ini terlihat, karena distribusi poisson hanya mempunyai satu

parameter yaitu nilai rata-rata dan tingkat pelayanan rata-rata. Keduanya dinyatakan

dalam satuan lalu lintas persatuan waktu. Misalnya kendaraan per jam headway.

Kendaraan rata-rata ialah dan waktu pelayanan rata-rata ialah

.

Harus diketahui

bahwa rata-rata lebih besar dari pada waktu pelayanan rata-rata

.

Oleh karena

itu tempat pelayanan tidak selalu dipakai. Headway keberangkatan rata-rata harus

sama dengan kedatangan rata-rata

.

Maka tidak ada satuan-satuan lagi yang

dapat berangkat kecuali satuan-satuan yang tiba. Dimana ρ sama dengan

(47)

1,0 kalu tidak maka antrian akan makin panjang dengan bertambahnya waktu dan

sauatu keadaan tetap.

Rumusan teori antrian single channel adalah sebagai berikut :

a. Kemungkinan terdapat n kendaraan dalam sistem jumlah kendaraan dalam

sistem meliputi kendaraan yang antri dan kendaraan yang akan dilayani.

P (n) P (n) =

1

=

(ρ) n (1 - ρ)………... (2.2)

b. Jumlah rata-rata kendaraan didalam sistem (n)

n =

=

...……...………... (2.3)

c. Var (n) jumlah kendaraan didalam sistem

Var (n) = .

( ) = ( ) ………...…………... (2.4)

d. Panjang antrian rata-rata (q)

q =

( ) = ( ) ………...……... (2.5)

e. Kemungkinan untuk memakai waktu didalam sistem

f (d) = (μ - )e( - μ )d ………...…... (2.6)

f. Waktu rata-rata yang digunakan dalam sistem

d = ………... (2.7)

g. Waktu tunggu rata-rata didalam antrian

w =

(48)

dimana :

= jumah rata-rata kendaraan yang tiba per satuan waktu.

μ = tingakat pelayanan rata-rata, jumlah kendaraan kendaraan persatuan waktu

ρ = intensitas lalu lintas atau faktor pemakaian =

untuk kasus antrian pada tempat pelayanan jamak dengan kedatangan

poisson, waktu pelayanan eksponential negatif dan disiplin FIFO, maka dipakai

menyusun teori antrian multiple channel dan sebagai berikut.

a. Kemungkinan terdapatnya tepat n kendaraan didalam sistem untuk 0 ≤ n ≤ k

P(n) =

!

p(0)

………... (2.9)

b. Jumlah rata-rata didalam sistem

n =

( )!( )

( 0) +

…..………..………... (2.10)

c. Panjang antrian rata-rata

q =

( )!( )

( 0)

…..………... (2.11)

d. Waktu rata-rata yang digunakan didalam sistem

d =

( )!( )

( 0) +

…..……….…...…………... (2.12)

e. Waktu menunggu rata-rata yang digunakan dalam sistem

w =

(49)

dimana :

k = jumlah stasiun pelayanan atau saluran pelayanan,

masing mempunyai tingkat pelayanan μ .

k = tingkat kedatangan rata-rata per stasiun. = k. k

ρ = .

D. Disiplin Antrian

Jumlah kendaraan yang masuk pada suatu sistem antrian dibagi menjadi

terbatas dan tidak terbatas, dimana populasi yang relatif besar digolongkan terbatas.

Batas panjang antrian sendiri tergantung kemampuannya melayani arus

yang datang, yaitu terbatas dan tidak terbatas.

2.13.3 Time Table dan Lay Over Time

Time table adalah waktu yang telah ditentukan lamanya kendaraan/bus

berada didalam terminal. Time table ini diharapkan tidak terjadi penumpukan

kendaraan didalam terminal sehingga membuat kondisi terminal penuh. Waktu yang

ditentukan biasanya berkisar 1 – 15 menit. Apabila ini terlewati maka pihak yang

bertugas diterminal segera mengusir bus keluar terminal.

Sedangkan pengertian lay over time secara umum adalah :

- Waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan untuk menaikan ataupun menurunkan

penumpang diterminal.

- Waktu untuk memberikan pengemudi istirahat.

(50)

Namun pada kenyataan waktu lay out time ini terkadang akan menghambat

sirkulasi didalam terminal yang mengakibatkan terjadinya penumpukan jalur

pemberangkatan. Hal ini dikarenakan sikap para pengemudi yang sengaja

berlam-lama sampai bus terisi penuh atau juga kondisi diluar terminal yang macet.

2.14. Analisa Antr ian Pember angkatan Bus Antar Kota

Pada terminal Lamongan pola kedatangan bus antar kota dapat dilihat pada

skema dibawah ini.

Gambar 2.8 Skema Bus dalam Ter minal

Pada skema tersebut, ada dua alternatif yaitu bus datang menurunkan

penumpang lalu ke pool/garasi. Ada juga bus datang menurunkan penumpang lalu

lansung keluar terminal.

Untuk menentukan pelayanan masing-masing tempat pemberangkatan maka

digunakan rumus :

ρ =

Bus Datang Menurunkan

Penumpang

Parkir Bus

Pemberangkatan Penumpang Garasi

(51)

dimana : ρ < 1, akan tercapainya keamanan dan antrian yang terbatas.

(Pengantar Teknik dan Perncanaan Transportasi, 1991)

2.15. Standar Ruang

Adapun kebutuhan ruang berbagi aktifitas didalam pengoprasian suatu

terminal adalah :

a. Ruang untuk lintas manusia

- Orang berjalan cepat agak berdesakan 0.75 m2/orang

- Orang dalam posisi normal tanpa berdesakan 1.875 m2/orang

b. Ruang istirahat 1.5 m2/orang

c. Tempat duduk tunggu diperkirkan ¼ jumlah penunggu standart kebutuhan ruang

0.65 m2/orang.

d. Toilet dan wastafel

- 1 toilet membutuhkan 1.275 m2.

- 1 wastafel 1 m2.

Berdasarkan survey dilapangan, maka :

- Menurunkan penumpang waktu ± 3 menit.

- Menaikan penumpang waktu ± 5 menit.

- Istirahat bus (kecil) = 1 jam

Stadart ruang untuk kantor :

- Petugas loket = 3 m2/orang.

- Keuangan dan adminitrasi = 5 m2/orang. - Ruang kepala = 3 m2/orang.

(52)

- Ruang keamanan = 3 m2/orang.

- Parkir mobil.

- Parkir sepeda motor.

- Kios

Direncanakan untuk pengguna fasilitas umum yang ada

- 1 telepon umum untuk melayani = 100 orang.

- 1 toilet untuk melayanai wanita = 40 orang.

- 1 toilet untuk melayani pria = 60 orang.

- 1 wastafel melayani = 60 orang.

- 1 toilet umum melayani umum.

2.16. Garasi / Pool Bus

Salah satu dari fasilitas utama yaitu garasi/pool bus, dimana jumlah

kapasitas dari garasi/pool bus untuk terminal cukup besar ditentukan oleh beberapa

faktor, yaitu luasnya, jaringan kerja, besarnya armada angkutan, metode perawatan,

luas tanah yang tersedia. Seluruh garasi besar selalu mempunyai fasilitas pencucian,

bangunan adminitrasi dan personel terminal.

2.17. Bangkitan Per ger akan

Bangkitan atau tarikan perjalanan dapat diartikan sebagai banyaknya jumlah

perjalanan / pergerakan / lalu-lintas yang dibangkitkan oleh suatu zona (kawasan) per

satuan waktu (per detik, menit, jam, hari, minggu dan seterusnya). Dari pengertian

tersebut, maka bangkitan perjalanan merupakan tahapan pemodelan transportasi yang

(53)

berasal (meninggalkan) dari suatu zona/kawasan/petak lahan (banyaknya) yang

datang atau tertarik (menuju) ke suatu zon /kawasan petak lahan pada masa yang

akan datang (tahun rencana).

Morlok menyebutkan bahwa banyaknya perjalanan pada tahun rencana

nanti, sangat ditentukan oleh karateristik tata guna lahan/petak-petak lahan

(kawasan-kawasan) serta karateristik sosio-ekonomi tiap-tiap kawasan tersebut yang terdapat

dalam ruang lingkup wilayah kajian tertentu, seperti area kota, regional/provinsi atau

nasional. Secara sederhana dapat diartikan bahwa jumlah perjalanan adalah fungsi

dari tata guna lahan/kawasan/zona yang menghasilkan perjalanan tersebut dan dapat

pula kita bentuk model sederhananya.

Bangkitan perjalanan ini dianalisis secara terpisah menjadi dua bagian yaitu :

1. Produksi perjalanan/Perjalanan yang dihasilkan (Trip Production )

Merupakan banyaknya (jumlah) perjalanan /pergerakan yang dihasilkan oleh

zona asal (perjalanan yang berasal), dengan lain pengertian merupakan

perjalanan/pergerakan/arus lalu-lintas yang meningkatkan suatu lokasi tata guna

lahan/zona/kawasan.

2. Penarik Perjalanan /perjalanan yang tertarik (Trip Attraction)

Merupakan banyaknya (jumlah) perjalanan/pergerakan yang tertarik ke zona

tujuan (perjalanan yang menuju), dengan lain pengertian merupakan perjalanan

atau pergerakan/arus lalu lintas yang menuju atau datang kesuatu lokasi tata

guna lahan/zona/kawasan.

Bangkitan/Tarikan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang

memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari satu zona atau tata guna lahan

(54)

lalu lintas merupakan merupakan fungsi tata guna lahan yang yang menghasilkan

pergerakan lalu-lintas. Bangkitan ini mencangkup :

a. Lalu-lintas yang meninggalkan lokasi.

b. Lalu-lintas yang menuju atau tiba ke suatu lokasi.

Gambar 2.9 Sk ema Bangkitan Per ger akan

Hasil keluaran dari perhitungan bangkitan dan tarikan lalu lintas berupa

persamaan persentase. Kita dapat dengan mudah menghitung jumlah orang atau

kendaraan yang masuk atau keluar dari suatu luas tanah tertentu dalam satu hari (atau

satu jam) untuk mendapatkan tarikan dan bangkitan pergerakan. Bangkitan dan

tarikan tersebut tergantung pada dua aspek tata guna lahan: • Jenis tata guna lahan.

• Jumlah aktivitas (dan intensitas) tata guna lahan. i

Pergerakan yang ber asal

dari zona i

j

Pergerakan yang ber asal

(55)

a. Jenis Tata Guna Lahan.

Jenis tata guna lahan yang berbeda (pemukiman, pendidikan dan komersial)

mempunyai ciri bangkitan lalu-lintas yang berbeda : • Jumlah arus lalu-lintas

• Jenis arus lalu-lintas

• Lalu-lintas pada waktu tertentu (misalkan pertokoan akan menghasilkan arus

lalu lintas sepanjang hari).

Jenis tata guna lahan yang berbeda (pemukiman, pendidikan dan komersial

mempunyai ciri bangkitan lalu-lintas yang berbeda : • Jumlah arus lalu-lintas.

• Jenis arus lalu-lintas, lalu-lintas pada waktu tertentu (misalkan pertokoan

akan menghasilkan arus lalu-lintas sepanjang hari);

b. Intensitas aktivitas tata guna lahan

Bangkitan/Tarikan pergerakan bukan saja beragam dalam jenis tata guna

lahan tetapi juga tingkatan aktivitasnya. Semakin tinggi tingkat penggunaan sebidang

tanah, semakin tinggi pergerakan arus lalu-lintas yang dihasilkannya. Salah satu

ukuran intensitas aktifitas sebidang tanah adalah kepadatannya. Metode analisis yang

dipakai dalam tahap bangkitan perjalanan sangat tergantung pada basis perjalanan

dan pendekatan analisis yang dilakukan. Ada dua metode analisis yang dapat dipakai

dalam tahap bangkitan perjalanan, kedua metode ini terkait dengan basis perjalanan

(56)

2.17.1. Metode Analisis Regr esi Linier

Metode analisis ini merupakan salah satu dari model-model yang tergabung

di dalam model statistik matematika. Metode ini merupakan alat analisis statistik

uang menganalisis faktor-faktor penentu yang menimbulkan suatu kejadian atau

kondisi tertentu yang diamati, sekaligus menguji sejauh manakah kekuatan

faktor-faktor penentu yang dimaksudkan berhubungan dengan kondisi yang ditimbulkan

atau diciptakannya.

Peramalan jumlah perjalanan dikawasan perkotaan pada tahap bangkitan

perjalanan, akan menggunakan metoda ini untuk seluruh perjalanan berbasis zona

dan berbasis rumah, serta perjalanan antar kota. Untuk perjalanan berbasis zona

metode analisis regresi linear menganalisis bagai mana hubungan antara

variabel-variabel bebas berupa karateristik sosial-ekonomi zona (guna lahan) dengan variabel-variabel

terikat berupa jumlah arus lalu-lintas (perjalanan) dari zona asal yang diamati ke

zona tujuan yang diamati dan juga menghasilkan hasil berupa angka perkiraan

jumlah perjalanan dari asal ke tujuan yang ditimbulkan oleh karateristik-karateristik

sosio – ekonomi zona untuk perjalanan yang berbasis zona dan

karateristik-karateristik sosio – ekonomi rumah tangga untuk perjalanan berbasis rumah.

Ada 2 ( dua ) bentuk metode analisis regresi linear ini, yaitu:

1. Analisis Regresi Linear Sederhana (Simple Linear Regresion Analysis). Analisis

ini hanya menghubungkan variable terikat dengan 1 (satu) buah variable bebas

yang mempengaruhi naik turunnya variable terikat yang diamati dengan asumsi

studi, variabel-variabel lainnya tidak mempengaruhi perubahan pada variable

(57)

analisis ini adalah, dengan berbasis persamaan fungsi kebutuhan, maka didapat

persamaan sebagai berikut :

Y = a + bx ………..……… (2.14)

Atau

Q = a + bTGL ……….. (2.15)

Di mana :

Y atau Q = Variabel terikat yang akan diramalkan besarannya (dependent

variable) atau dalam studi transportasi berupa jumlah perjalanan

(lalu-lintas) manusia, kendaraan, dan barang dari titik asal ke

titik tujuan yang akan diperkirakan.

x atau TGL= variabel bebas (independent variable) berupa factor yang

berpengaruh terhadap timbulnya jumlah perjalanan (lalu-lintas)

seperti karateristik sosio-ekonomi zona, dengan asumsi factor

lain yang tidak berpengaruh (disebut juga explanatory variable)

a = Parameter konstanta (constant parameter) yang artinya, kalau x

atau TGL sama dengan nol dalam arti tidak berubah / tetap,

maka Y atau jumlah perjalanan sama dengan a.

b = Parameter koofisien (coefficient parameter) berupa nilai yang

akan dipergunakan untuk meramalkan Y atau Q.

e = Nilai kesalahan yang mewakili seluruh faktor-faktor yang kita

(58)

2. Analisis Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression Analysis).

Merupakan teknik analisis regresi yang menghubungkan satu variabel terikat

dengan dua atau lebih variabel-variabel bebas yang dianggap atau mungkin

mempengaruhi perubahan variabel terikat yang diamati.

Y = a + b1x1 + b2x2 + …… + bnxn

Y = variabel terikat yang akan diramalkan (dependent variable).

X1, …..xn = variabel-variabel bebas (independent variable).

b = parameter koefisien (koefisien parameter) berupa nilai yang akan

dipergunakan untuk meramalkan Y.

e = nilai kesalahan yang mewakili seluruh faktor-faktor yang kita

(59)

BAB III

METODOLOGI PEMBAHASAN

Metode yang digunakan dalam penulisan mengenai analisa kapasitas dan

tingakat pelayanan pada terminal Lamongan didasarkan pada 4 (empat) tahapan

penelitian secara garis besar, yaitu :

1. Permasalahan

2. Inventaris data

3. Metode analisa dan perhitungan

4. Kesimpulan dan saran

3.1. Per masalahan

Tugas akhir ini menganalisa penurunan pengguna terminal Lamongan

berdasarkan trip production.. Permasalahan yang ada dirumuskan menjadi satu tujuan

yang harus diselesaikan untuk mengatasi permasalahan, seperti telah dijelaskan pada

pendahuluan.

3.2. Inventar is Data

3.2.1. Data Pr imer

Dalam memperoleh data primer dilakukan dengan pengumpulan data

dengan kuisioner (angket) yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

(60)

yang masuk terminal, tujuan dan asal penumpang rata-rata tiap jam dalam 4 (empat)

hari.

3.2.2. Data Sekunder

Data-data institusi terkait yang telah melakukan survei pada lokasi tersebut,

sehingga data yang didapat merupakan data sekunder. Data-data tersebut diperoleh

dari sumber :

1. Ditjen Perhubungan Kota Lamongan.

2. Bagian Arsip Terminal Lamongan

3.3. Per hitungan Bangkitan Per ger akan (Trip Production)

Untuk menjawab perumusan masalah yang telah ditetapkan, yaitu berapa

besar pengaruh variabel mengenai bangkitan pergerakan (X) seperti: jumlah

penumpang (jiwa), dan jumlah kendaraan yang masuk atau keluar terminal (unit),

terhadap produksi perjalanan (Y).

Analisis regresi linier ini adalah suatu cara yang dimungkin untuk

melakukan satu dari beberapa pross interasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pada langkah awal adalah menyeleksi satu dari beberapa variabel

independent untuk masuk ke dalam model regresi.

b. Pada langkah berikutnya menyeleksi satu dari beberapa variabel independent

yang tersisa untuk masuk ke dalam model dan bergabung dengan variabel

(61)

c. Pada tahap akhir akan diperoleh persamaan regresi sederhana (simple

Regression) yang terbentuk secara otomatis yang berupa suatu persamaan

yaitu:

Y= a + b. X atau Y = a.x +b

Dimana :

Y = variabel tergantung (jumlah produksi perjalanan)

a = konstanta (angka yang akan dicari)

b = koefisien regresi (angka yang akan dicari)

X = variabel tidak tergantung (faktor-faktor berpengaruh)

(Gasperz, 1990)

3.4. Metode Analisa Hitungan

3.4.1. Per amalan Penumpang dan Kendar aan

Pada peramalan berdasrakan analisa runtut waktu dan regresi linier yang

dimaksud adalah untuk menentukan kebutuhan ruang.

Dengan rumus dibawah ini :

y = a + b . x

dimana :

y = nilain tren metode tertentu.

a = pertambahan tren tambahan.

x = jumlah unit tahun yang dihitung dari periode dasar.

(62)

Nilai a dan b dapat dicari :

x = .

y = .

b = . . – . .

. .

Gambar

Gambar 2.2 Ukuran Bus Standart
Gambar 2.4 Parkir Sejajar
Tabel 4.6 Perhitungan Derajat Korelasi Pertumbuhan Bus Antar Kota  yang
Tabel 4.9 Perhitungan Derajat Korelasi Pertumbuhan Mobil Penumpang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kurangnya regulasi terkait pertanian dan tidak adanya perhatian dari pemerintah Spanyol dan pemilik lahan pertanian terhadap kesejahteraan pekerja imigran berimbas

Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (pelatih), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan

Bagi tujuan pengecualian ini “rawatan awalan” bermaksud rawatan pertama diterima dalam merawat kecederaan akibat kemalangan; Mana-mana rawatan pergigian atau pembedahan kecuali

Hal ini ditunjukkan oleh perhitungan analisis data dalam kondisi pada fase intervensi (B) dengan mean level sebesar 85,6 , kondisi estimasi kecenderungan arah yang meningkat,

Selain berbicara tentang batasan usia anak dan adanya kewajiban orang tua dalam mencegah perkawinan di bawah umur seperti yang diatur dalam peraturan

Tabel 3 menunjukkan derajat infestasi lipas yang diukur pada setiap area pool bus, yaitu diketahui area pool bus 6 memiliki nilai derajat infestasi

Berdasarkan pemaparan di atas sangat jelas guru harus mampu merubah suasana pembelajaran di kelas, terutama dalam meningkatkan ketrampilan membaca pemahaman dalam

Soal pada quiz tersebut dapat ditambahkan dengan meng - klik tombol untuk membuat soal baru atau dengan meng klik tombol untuk menambahkan soal yang sudah... Misalnya,