• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM ANALISA IMAGE PROCESSING UNTUK MENCARI KEMIRIPAN PADA TEKSTUR WARNA KULIT MANUSIA MENGGUNAKAN HISTOGRAM WARNA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM ANALISA IMAGE PROCESSING UNTUK MENCARI KEMIRIPAN PADA TEKSTUR WARNA KULIT MANUSIA MENGGUNAKAN HISTOGRAM WARNA."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

MENGGUNAKAN HISTOGRAM WARNA

SKRIPSI

Oleh :

FERY ANDRIYANTO

0734010123

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

▸ Baca selengkapnya: blok diagram tv warna dan fungsinya

(2)

MENGGUNAKAN HISTOGRAM WARNA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Jurusan Teknik Informatika

Oleh :

FERY ANDRIYANTO

0734010123

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(3)

Saat ini perkembangan teknologi informasi citra digital semakin pesat. Persepsi manusia terhadap suatu citra cenderung didominasi pada faktor komposisi warna. Untuk mengatasi masalah dalam pengamatan pada citra, maka perlu dirancang suatu sistem analisa image processing untuk mencari kemiripan warna. Sistem analisa tersebut memiliki kemampuan dengan tingkatan mendeteksi kemiripan pada tekstur warna kulit manusia.

Sistem analisa untuk mencari kemiripan warna ini berdasarkan tingkat piksel gambar yang dimiliki. Sehingga jarak histogram pada intensitas warna asli yang direpresentasikan sesuai dengan jumlah piksel yang akan dibandingkan

menggunakan histogram warna (Color Histogram). Dengan histogram warna

dapat diketahui tingkat warna dari piksel-piksel dalam citra.

Pada pendeteksian piksel-piksel dalam citra dilakukan pendekatan dengan perhitungan bit per pixel pada kedalaman warna (Color Depth). Hasil yang

didapat setelah simulasi, berupa citra gambar acuan 8 bit dan 24 bit dengan ukuran 350x350 yang akan dibandingkan dengan citra asli. Akurasi dalam sistem analisa untuk mencari kemiripan tekstur warna manusia mendekati tingkat kemiripan 88 %. Sistem analisa ini dirancang hanya untuk mencari kemiripan

warna dengan batasan tidak mengenali obyek benda atau pola (segmentation).

(4)

ii

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan hidayahnya telah

memberikan ridho bagi hambanya.

Syukur Alhamdulillah, sampai saat ini penulis masih diberi kemampuan

dan dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul ”SISTEM ANALISA

IMAGE PROCESSING UNTUK MENCARI KEMIRIPAN PADA TEKSTUR

WARNA KULIT MANUSIA MENGGUNAKAN HISTOGRAM WARNA” yang

merupakan persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer di Universitas

Pembangunan Nasional ”Veteran” Jatim.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak

yang telah membantu baik materiil maupun dorongan spirituil untuk

menyelesaikan penulisan tugas akhir ini, terutama kepada:

1. Orang Tua atas motivasi dan doanya sehingga semua yang dikerjakan

dapat berjalan dengan lancar.

2. Bapak Prof. Dr. Ir Teguh Soedarto, MP selaku Rektor UPN ”Veteran”

Jatim.

3. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku DEKAN FTI UPN ”Veteran” Jatim.

4. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika,

(5)

S.Kom selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan selama proses pelaksanaan Tugas Akhir Penulis.

6. Bapak Chyrtia Aji P, S.Kom dan Bapak Firza Aditiawan, S.Kom selaku

PIA TA yang telah mendukung proses pelaksanaan Tugas Akhir Penulis.

7. Dosen-dosen Teknik Informatika dan Sitem Informasi, staff dan segenap

civitas akademika UPN ”Veteran” Jatim.

8. Bayu Haniarta yang telah banyak membantu demi kelancaran Tugas Akhir

Penulis dan Ajeng Retnaning W yang telah memberikan doa, motivasi.

9. My best Friends: KRIPOSOFT dan seluruh teman-teman yang sudah

mendukung dan memberikan semangat dalam mengerjakan tugas akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak terdapatkekurangan dalam

penulisan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, kritik serta saran yang membangun

dari pembaca sanagt membantu guna perbaikan dan pengembangan di masa yang

akan datang.

Akhirnya dengan rahmat dan ridho Allah SWT penulis berharap semoga

Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian terutama

mahasisiwa dibidang komputer

Surabaya, 03 Februari 2012

(6)

D A F T A R I S I

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR TABEL... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Manfaat ... 4

1.6 Metodologi Pembuatan Skripsi ... 5

1.7 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Citra ... 9

2.2 Permodelan Warna (Color Model) ... 15

(7)

2.4 Histogram Warna (Color Histogram)... 22

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisa Permasalahan ... 37

3.2 Pengolahan Citra Digital ... 39

3.3 Perancangan Sistem ... 40

3.4 Algoritma dan Blok Diagram Sistem ... 41

3.4.1 Sistem Analisa Tekstur Warna Kulit Manusia Menggunakan Histogram Warna ... 44

(8)

4.1.2 Sampling ... 53

4.1.3 Quantization ... 55

4.2 Color Depth ... 55

4.3 Data Sampel ... 57

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI 5.1 Peralatan Uji Coba ... 62

5.2 Uji Coba Sistem ... 62

5.3 Langkah Pengoperasian Sistem ... 64

5.4 Evaluasi Sistem ... 74

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan…….. ... 76

6.2 Saran…….……. ... . 77

DAFTAR PUSTAKA

(9)

D A F T AR G A M B A R

Gambar 2.1 Piksel Matrik ... 10

Gambar 2.2 Matriks Citra Digital NxM ... 11

Gambar 2.3 Ilustrasi Sistem Koordinat Piksel ... 12

Gambar 2.4 Ilustrasi Citra Biner Monokrom ... 13

Gambar 2.5 Ilustrasi Citra Grey Scale ... 14

Gambar 2.6 Ilustrasi Citra True Color ... 15

Gambar 2.7 Tiga Warna Dasar RGB yang ditembakkan Pada Ruang Hampa Menghasilkan Warna Putih ... 16

Gambar 2.8 Warna yang Dimodelkan sebagai Kubus dengan Indeks RGB 17 Gambar 2.9 Tiga Warna Dasar CMY Ditembakkan Pada Background yang Berwarna Putih, Biasanya akan Menghasilkan Warna Abu-abu Gelap Kecoklatan... 17

Gambar 2.10 Warna-warna Pada Permodelan Warna HSL ... 19

Gambar 2.11 Warna-warna Pada Permodelan Warna HSV ... 20

Gambar 2.12 Piksel Matriks 8x8 ... 23

Gambar 2.13 Matriks Standar Kuantisasi ... 25

Gambar 2.14 Hasil Kuantisasi Warna Median Cut Algoritma 16 bit Warna/Pixel, 8 bit Warna/Pixel, 4 bit Warna/Pixel dan 2 bit Warna/Pixel ... 26

(10)

Gambar 2.16 Jendela Utama MATLAB ... 30

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Analisa Deteksi Kemiripan Warna ... 43

Gambar 3.2 Langkah Awal Untuk Membuat GUI ... 49

Gambar 3.3 Langkah Untuk Membuat GUI Quick Start ... 49

Gambar 3.4 Create GUI, Reload M-File (.m) dan Figure (.fig)... 50

Gambar 3.5 Rancangan Antarmuka Sistem Analisa Deteksi Kemiripan Warna ... 51

Gambar 4.1 Pembacaan Citra ... 53

Gambar 4.2 Ilustrasi Citra Monokromatik Ukuran [8x8] dengan Keabuan [0,255] ... 53

Gambar 5.1 Tampilan Awal Sistem Deteksi Kemiripan Dijalankan ... 64

Gambar 5.2 Run Program Untuk Melakukan Load Gambar Acuan... 65

Gambar 5.3 Load Gambar Perbandingan Pada Tab Window Directory Folder ... 65

(11)

Gambar 5.5 Messagebox Hasil Pendeteksian Kemiripan Pada

Seluruh Sampel ... 67

Gambar 5.6 Menampilkan Histogram Citra Gambar Acuan ... 68

Gambar 5.7 Menampilkan Hasil Histogram Gambar Paling

Mirip ... 69

Gambar 5.8 Run Program Untuk Load Gambar ... 70

Gambar 5.9 Proses Load Gambar Yang dibandingkan Pada

Windows Directory Folder ... 70

Gambar 5.10 Hasil Akhir Mendeteksi Kemiripan Tekstur Warna

Kulit ... 71

Gambar 5.11 Messagebox Hasil Pendeteksian Kemiripan Gambar

Dalam 1 (satu) Folder ... 71

Gambar 5.12 Menampilkan Histogram Citra Gambar Acuan ... 72

(12)

D A F T A R T A B E L

Tabel 2.1 Penghitungan Algoritma Histogram Citra 8x8 ... 23

Tabel 2.2 Hubungan Antara Bit Per Piksel dengan Jumlah Warna Maksimum... 28

Tabel 2.3 Operator Aritmatika Dasar Pada MATLAB ... 31

Tabel 2.4 Variabel Yang Terdefinisi di MATLAB ... 33

Tabel 2.5 Fungsi Matematika yang Terdefinisi di MATLAB ... 34

(13)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semakin berkembangnya teknologi informasi dan pemanfaatan teknologi

komputer di berbagai bidang kehidupan, kebutuhan akan efisiensi pengelolaan

data yang meliputi data teks, suara, citra dan video semakin meningkat. Salah

satu aspek dalam hal pengelolaan data adalah penemuan kembali informasi yang

diinginkan pengguna atau yang disebut dengan istilah temu-balik citra atau Image

Retrieval (IR). Telah banyak penelitian yang dilakukan dalam mencapai sebuah

data yang relevan dengan didasari sebuah informasi data yaitu citra (image).

Dalam penelitian ini pembahasan retrieval difokuskan pada salah satu jenis

dokumen yaitu dokumen berbentuk citra (image).

Persepsi manusia terhadap suatu citra cenderung didominasi pada faktor

komposisi warna, dimana sebuah kompisisi tersebut pencampuran warna dasar

citra RGB (Red, Green, Blue). Dalam warna yang ada pada gambar memiliki

informasi yang dinamakan picture element atau pixel yang merupakan satuan

titik kecil yang menyusun sebuah gambar yang ada pada dimensi warna dasar

RGB.

Untuk mencari komposisi dan faktor citra warna digunakan sebuah

metode penghitungan yang disebut histrogram warna (Color Histrogram).

Histogram warna dari piksel-piksel dalam citra dapat digunakan sebagai

(14)

diperlukan untuk efisiensi proses pencarian kemiripan citra, karena dokumen

citra terdiri piksel-piksel yang berjumlah ratusan, ribuan bahkan jutaan.

Dalam pelacakan pengenalan citra warna kulit manusia yang di terapkan

dibidang kesehatan pengenalan pola kulit manusia di representasikan dalam

kategori sebagai warna kulit yang sama jenis dalam pola citra warna maupun

kondisi dalam citra warna kulit yang buruk seperti terjadinya kelainan penyakit

kulit.

Tujuan dalam penganalisaan citra warna kulit manusia ini dibuat suatu

histrogram warna untuk mencapai kemiripan warna dalam mendektesi kemiripan

warna kulit manusia dengan ketepatan kepastian 88% dengan dukungan

pencarian citra tekstual dan dikembangkan ciri citra dengan menggunakan tekstur

kedalam citra (Color Depth) untuk mencari titik-titik atau tingkatan bit per piksel

yang ada pada gambar.

Banyaknya piksel yang menyusun suatu gambar tergantung pada resolusi

gambar. Sedangkan banyaknya variasi warna yang dapat direpresentasikan oleh

sebuah piksel tergantung pada color depth (kedalaman warna) yang digunakan,

dalam penganalisaan kemiripan warna di gunakan histogram warna (Color

Histrogram) dimana merepresentasikan disribusi jumlah piksel untuk tiap

intensitas warna dalam citra yang telah di tentukan pada dimensi pada

perbandingan bit.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem analisis untuk mengukur

tingkat kemiripan tekstur warna kulit manusia berdasarkan kemiripan histogram

(15)

1.2. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang yang dipaparkan diatas, dapat

diketahui rumusan masalah yang ada untuk pengembangan pengenalan pola

tekstur warna kulit pada manusia. Masalah – masalah tersebut ialah :

a. Bagaimana mendeskripsikan suatu tekstur atau jenis warna kulit

manusia menggunakan histogram warna (Color Histogram).

b. Bagaimana mendeskripsikan fitur yang ada pada kedua gambar

dengan menggunakan metode BPP (bit per pixel) dalam mencari

kedalaman warna (Color Depth).

c. Bagaimana merancang sistem untuk mencari pembedaan dalam suatu

tekstur warna kulit manusia dengan beberapa tekstur warna kulit

lainnya.

d. Bagaimana mencari prosentase kemiripan suatu tekstur warna kulit

manusia pada dua obyek gambar (image) yang berbeda dengan

melihat perbedaan citra warna.

1.3. Batasan Masalah

Dalam pembuatan skripsi ini, ruang lingkup permasalahan yang akan

dibatasi sebagai berikut :

a. Pengenalan citra gambar ini dibuat sistem analisa untuk mencari

(16)

b. Sistem histogram warna yang dianalisa berdasarkan batas warna piksel

gambar sehingga perbandingan obyek bentuk gambar tidak dapat dibaca

atau disimpulkan dengan pengertian pengenalan obyek (Segmentasi).

c. Batas analisa gambar yang disimpulkan dengan prosentase kemiripan

citra warna histogram pada form gambar yang dibuat dengan dua

perbandingan untuk mencari tingkat kemiripan citra warna.

d. Citra input yang digunakan dalam uji coba berekstensi jpg.

e. Metode pencitraan dalam mencari kemiripan warna ini di

implementasikan dalam perangkat lunak Matlab.

1.4. Tujuan

Tujuan skripsi ini adalah untuk mencari tingkat kemiripan warna yang

lebih tinggi dari hasil perbandingan sampel warna gambar yang berbeda dan

histogram warna pada sampel gambar.

.

1.5. Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dari skripsi ini antara lain sebagai

berikut:

a. Membantu untuk mencari tingkat kemiripan warna yang lebih akurat dan

mendekati kemiripan warna dari sampel gambar asli.

b. Memudahkan dalam mencari tingkat kemiripan warna dengan

(17)

1.6. Metodologi Pembuatan Skripsi

Pembuatan skripsi terbagi menjadi beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan pencarian, pengumpulan dan pemahaman

tentang informasi-informasi yang diperlukan dan literatur yang

berhubungan dengan permasalahan metode histogram warna. Literatur

yang digunakan meliputi buku skripsi mahasiswa jurusan teknik

informatika, buku panduan pengolahan citra dan dokumen internet

tentang histogram warna.

b. Perumusan masalah dan penyelesainnya

Pada tahap ini meliputi perumusan masalah, batasan-batasan masalah dan

penyelesainnya serta penentuan parameter yang digunakan untuk

mengukur kemiripan.

c. Perancangan Perangkat Lunak

Pada tahap ini dilakukan perancangan perangkat lunak untuk menerapkan

permasalahan dan penyelesaiannya pada tahap sebelumnya.

d. Pembuatan Perangkat Lunak

Pada tahap ini dilakukan pembuatan perangkat lunak sesuai dengan

perancangan perangkat lunak yang telah dilakukan. Dalam tahap ini

dilakukan konversi algoritma menjadi kode program yang siap dieksekusi.

e. Uji Coba dan Evaluasi Hasil

Pada tahap ini dilakukan uji coba dan analisa serta dilakukan evaluasi

(18)

f. Dokumentasi

Pada tahap ini disusun buku sebagai dokumentasi dari pelaksanaan skripsi

yang berisi konsep penunjang, perancangan perangkat lunak, pembuatan

perangkat lunak, dokumentasi dari uji coba dan pada bagian akhir berisi

tentang kesimpulan dan saran.

1.7. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan skripsi ini adalah:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang permasalahan,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metodologi

pembuatan skripsi dan sistematika penulisan laporan skripsi ini.

BAB II : TINJ AUAN PUSTAKA

Pada bab dua dijelaskan tentang landasan teori-teori yang

dibutuhkan terkait skripsi ini. Yaitu mengenai definisi citra

digital, color model, image processing, metode histogram

warnan (color histogram) serta penjelasan mengenai software

(19)

BAB III : ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI

Bab tiga ini berisi tentang tahapan-tahapan yang digunakan

dalam perancangan untuk membuat sistem image processing

pada kemiripan citra warna kulit manusia. Yang terdiri dari atas

penjelasan dari analisa permasalahan, perancangan sistem,

prosedur metode yang digunakan, contoh permasalahan serta

rancangan antarmuka sistem yang akan dibuat.

BAB IV : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab empat berisi penjelasan hasil implementasi dari

perancangan sistem analisa image processing untuk mencari

kemiripan citra warna kulit warna beserta sampel yang

digunakan dan dibandingkan. Yang meliputi kebutuhan sistem

dan implementasi tampilan-tampilan antarmuka aplikasi.

BAB V : UJ I COBA DAN EVALUASI

Bab lima ini menjelaskan lingkup uji coba aplikasi yang telah di

buat sebelumnya. Pelaksanaan uji coba dan evaluasi dari hasil

uji coba yang telah dilakukan untuk kelayakan pemakaian

aplikasi.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran untuk pengembangan

(20)

aplikasi guna untuk mendapatkan hasil kinerja aplikasi yang

lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

(21)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Citra

Secara harfiah, citra (image) adalah gambar pada bidang dwimatra (dua

dimensi), representasi, kemiripan atau imitasi dari suatu obyek. Citra sebagai

keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik. Berupa foto, bersifat

analog berupa sinyal-sinyal, video seperti gambar pada monitor televisi, atau

bersifat digital yang dapat langsung disimpan pada suatu media penyimpanan.

Dalam tinjauan matematis, citra merupakan fungsi kontinu dari intensitas

cahaya pada bidang dua dimensi. Ada dua jenis citra yaitu citra diam dan citra

bergerak. Citra diam adalah citra tunggal yang tidak bergerak, sedangkan citra

bergerak adalah rangkaian citra diam yang ditampilkan secara sekuensial.

Sedangkan citra digital merupakan citra yang tersusun dalam bentuk raster (grid

atau kisi). Setiap kotak (tile) yang terbentuk disebut pixel (picture element) dan

memiliki koordinat (x, y). sumbu x (horizontal) atau kolom (column), sample

sedangkan sumbu y (vertikal) atau baris (row, line). Setiap piksel memiliki nilai

(value atau number) yang menunjukkan intensitas keabuan pada piksel tersebut.

Derajat keabuan dimana merepresentasikan grey level atau kode warna. Kisaran

nilai ditentukan oleh bit yang dipakai dan akan menunjukkan resolusi aras

abu-abu (grey level resolution). (Pramitarini, 2011)

1 bit – 2 warna [0, 1]

4 bit – 16 warna [0, 15]

(22)

24 bit – 16.777.216 warna (true color)

Kanal merah – Red (R) [0, 255]

Kanal hijau – Green (G) [0, 255]

Kanal blue – Blue (B) [0, 255]

Gambar 2.1. Piksel Matrik

Nilai digital dan banyak bit :

M = banyak piksel per baris (panjang)

N = banyak piksel per kolom (lebar)

b = banyak atau besar bit pada suatu citra

Ada beberapa sifat citra menurut perekam beserta media penyimpanannya yaitu :

A. Citra Analog

Citra Analog tidak direpresentasikan dalam komputer dan bersifat kontinu,

semua merupakan fakta, contoh : gambar pada monitor televisi, foto sinar X,

hasil CT scan dan lain-lainnya. Citra analog tersimpan dalam pita kaset.

B. Citra Digital

Digital image processing merupakan proses pengambilan atribut-atribut

pada gambar dengan input dan output yang berupa gambar. (Gonzalez dan

(23)

Citra digital adalah citra yang dapat diolah oleh komputer. Yang disimpan

dalam memori komputer hanyalah angka-angka yang menunjukkan besar

intensitas pada masing-masing piksel. Karena berbentuk data numeris, maka citra

digital dapat diolah dengan komputer.

Di dalam komputer, citra digital disimpan sebagai suatu file dengan format

tertentu. Format citra tersebut menunjukan cara sebuah citra digital disimpan,

misalnya apakah dengan suatu kompresi atau tidak. Contoh format citra digital

adalah .bmp, .jpg, .png, .tif dan sebagainya. Ukuran citra digital dinyatakan dalam

piksel (picture element). Umumnya, nilai setiap piksel merupakan kuantisasi

harga intensitas cahaya. Dengan demikian, suatu citra digital dapat dipandang

sebagai sebuah matriks yang elemen-elemennya menunjukkan intensitas cahaya

terkuantisasi.

Citra digital dinyatakan matriks berukuran N x M (baris / tinggi = N, kolom

/ lebar = M). setiap titik memiliki koordinat dan biasanya dinyatakan dalam

bilangan bulat positif, yaitu 0 atau 1 tergantung pada sistem yang digunakan.

Format nilai piksel sama dengan format citra kseluruhan. Pada kebanyakan

sistem pencitraan, nilai ini biasanya berupa bilangan bulat positif juga. Ilustrasi

sistem koordinat piksel dilihat pada gambar 2.2 dan contoh ilustrasi koordinat

piksel dengan layer piksel ƒ (2,2) = 1 .

(24)

Gambar 2.3. Ilustrasi Sistem Koordinat Piksel

Beberapa penjelasan format piksel adalah sebagai berikut :

a. Format piksel 1 Bit (Citra Biner Monocrom)

Citra biner diperoleh melalui proses pemisahan piksel-piksel bedasarkan

derajat keabuan yang dimilikinya. Pada citra biner, setiap titik bernilai 0 dan

1, masing-masing merepresentasikan warna tertentu. Nilai 0 diberikan untuk

piksel yang memiliki derajat keabuan lebih kecil dari nilai batas yang

ditentukan. Sementara piksel yang memiliki derajat keabuan yang lebih besar

dari batas akan diubah menjadi nilai 1.

Pada standar citra untuk ditampilkan dilayer komputer, nilai biner ini

berhubungan dengan ada tidaknya cahaya yang ditembakkan oleh electron

gun yang terdapat didalam monitor komputer. Angka 0 menyatakan tidak ada

cahaya, dengan demikian warna yang direpresentasikan adalah hitam. Untuk

angka 1, terdapat cahaya, sehingga warna yang direpresentasikan adalah

putih. Standar tersebut sebagai standar citra cahaya, sedangkan standar citra

tinta atau cat adalah berkebalikan, karena biner tersebut menyatakan ada

(25)

setiap byte dapat menampung informasi 8 bit. Ilustrasi dari citra biner bisa

dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4. Ilustrasi Citra Biner Monokrom

b. Format piksel 8 Bit (Citra Gray Scale)

Citra skala keabuan memberi kemungkinan warna yang lebih banyak

daripada citra biner, karena ada nilai-nilai diantara nilai minimum (biasanya =

0) dan nilai maksimum. Banyaknya kemungkinan nilai minimum dan nilai

maksimumnya bergantung pada jumlah bit yang digunakan. Mata manusia

pada umumnya hanya mempunyai kemampuan untuk membedakan maksimal

40 tingkat skala keabuan. Untuk citra tampak (visible image) dipilih skala

keabuan lebih dari 40.

Pada umumnya, citra skala keabuan menggunakan jumlah bit 8, sesuai

dengan satuan memori computer. Contohnya untuk skala keabuan 4 bit, maka

jumlah kemungkinan nilainya adalah 16 dan nilai maksimumnya adalah 24 –

1 = 15. Sedangkan untuk skala keabuan 8 bit, maka jumlah kemungkinan

(26)

Format citra ini disebut skala keabuan, karena pada umumnya warna yang

dipakai adalah antara warna hitam sebagai warna minimal dan warna putih

sebagai warna maksimalnya, sehingga warna diantara hitam dan putih adalah

abu-abu. Namun pada prakteknya, warna yang dipakai tidak terbatas pada

warna abu-abu. Sebagai contoh, dipilih warna minimalnya adalah putih dan

warna maksimalnya adalah merah, maka semakin besar nilainya semakin

besar pula intensitas warna merahnya. Format citra ini kadang disebut sebagai

citra intensitas. Ilustrasi dari citra Gray Scale dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5. Ilustrasi Citra Grey Scale

c. Format piksel 24 Bit (Citra Warna atau True Color)

Pada citra warna, setiap titik mempunyai warna yang paling spesifik yang

merupakan kombinasi dari 3 warna dasar, yaitu merah (Red), hijua (Green)

dan biru (Blue). Ada perbedaan warna dasar untuk dasar cahaya. (misalnya

display di monitor komputer) dan untuk cat (misalnya cetakan diatas kertas).

Untuk cahaya, warna dasarnya adalah red, green dan blue (RGB), sedangkan

untuk cat warna dasarnya adalah sian, magenta, kuning (

(27)

Keduanya saling berkomponen. Format citra ini sering disebut sebagai

citra RGB (Red-Green-Blue). Setiap warna dasar mempunyai intensitas

sendiri dengan nilai maksimum 255 (8 bit). Misalnya warna kuning

merupakan kombinasi warna merah ungu muda, nilai RGB nya adalah 255

255 0. Sedangkan warna ungu muda, nilai RGB nya adalah 150 0 150,

dengan demikian setiap titik pada citra warna membutuhkan data 3 byte.

Jumlah kombinasi warna yang mungkin untuk format citra ini adalah 224 atau

lebih dari 16 juta warna. Dengan demikian, bisa dianggap mencakup semua

warna yang ada, inilah sebabnya format ini dinamakan true color. Ilustrasi

dari citra ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.6. Ilustrasi Citra True Color

2.2. Per modelan War na (Color Model)

Warna merupakan ciri yang paling ekspresif dibandingkan dengan ciri

visual yang lain. Warna juga merupakan salah satu ciri yang paling banyak

digunakan dalam pengenalan citra. Warna adalah spektrum tertentu yang

terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Nilai warna

ditentukan oleh tingkat kecerahan maupun kesuraman warna. Nilai ini

(28)

Penelitian memperlihatkan bahwa kombinasi warna yang memberikan

rentang paling lebar adalah red (R), green (G) dan blue (B). Ketiga warna

tersebut merupakan warna pokok yang biasa disebut RGB. Warna lain

dapat diperoleh dengan mencampurkan ketiga warna pokok tersebut dengan

perbandingan tertentu. Setiap warna pokok mempunyai intensitas sendiri

dengan nilai maksimum 255 (8-bit). Misal warna kuning merupakan

kombinasi warna merah dan hijau sehingga nilai RGB: 255 255 0.

RGB disebut juga ruang warna yang dapat divisualisasikan sebagai sebuah

kubus seperti gambar 2.8, dengan tiga sumbunya yang mewakili komponen

warna merah (red) R, hijau (green) G, biru (blue) B.

Ada beberapa pemodelan warna yang digunakan untuk melakukan

digitalisasi citra, yaitu :

A. RGB

Suatu warna tertentu akan didefinisikan sebagai penggabungan 3 warna

dasar dengan intensitas tertentu pada setiap warna dasarnya. Warna dasar dari

color model RGB adalah merah (red), hijau (green) dan biru (blue). Pemodelan

warna RGB merupakan pemodelan terbaik dalam grafika komputer karena

mirip dengan visualisasi yang dilakukan mata.

Gambar 2.7. Tiga Warna Dasar RGB yang Ditembakkan pada Ruang Hampa

(29)

Gambar 2.8. Warna yang Dimodelkan sebagai Kubus dengan Indeks RGB.

Kelebihan dari pemodelan warna ini adalah citra tampak nyata seperti aslinya.

B. CMYK

Pemodelan warna yang mengacu 4 warna pada tinta percetakan yang

biasanya digunakan. Yaitu warna cyan, magenta, yellow (kuning) dan key

(hitam). Warna hitam disini berfungsi untuk mengatur kontras atau kecerahan

suatu warna.

Warna CMY merupakan warna-warna secondary dari warna-warna primary

RGB. Cyan merupakan secondary dari warna hijau dan biru. Magenta

merupakan secondary dari warna merah dan biru. Sedangkan kuning adalah

secondary dari warna merah dan hijau.

Gambar 2.9. Tiga Warna Dasar CMY Ditembakan pada background yang

Berwarna Putih, Biasanya akan Menghasilkan Warna Abu-abu Gelap

(30)

Kelebihan pemodelan warna ini adalah kemiripannya dengan tinta

yang tersedia untuk mencetak citra, yaitu cyan, magenta, yellow (kuning) dan

key (hitam).

C. YIQ

Pemodelan warna pada sistem televisi berwarna. Y menunjukan

komponen luma, sedangkan I dan Q menunjukan komponen chroma.

Kelebihan pemodelan warna ini adalah mirip dengan warna yang dihasilkan

oleh gelompang. Sehingga sangat cocok untuk sistem televisi.

D. YCbCr

Pemodelan warna yang digunakan oleh sistem fotografi digital.

Pemodelan warna YCbCr bukan pemodelan warna utama, namun merupakan

cara pengkodean informasi RGB. Y menunjukan komponen luma, Cb

menunjukan perbedaan biru dan Cr menunjukan perbedaan merah pada

chroma.

E. xvYCC

Pemodelan warna yang digunakan oleh video elektronik. Mekanisme

yang digunakan sama dengan pada YcbCr yaitu sebagai sistem fotografi

(31)

F. HSL atau HSV

Keduanya adalah pemodelan paling umum dari pemodelan warna RGB.

Biasanya digunakan oleh aplikasi visual pada komputer. Pemodelan warna ini

mempunyai beberapa komponen, yaitu :

a. Hue : pemodelan pencampuran warna dari merah, kuning, hijau biru.

b. Intensity, radiance : intensitas cahaya yang dierima suatu wilayah.

c. Luminance (Y) : Pencahayaan relatif atau tergantung dari arah pandang

atau arah datangnya cahaya.

d. Brightness : kecerahan.

e. Lightness : kecerahan relative

f. Colorfullness : sensasi visual karena komponen warna yang terbatas.

Kelebihan pemodelan warna ini adalah sangat mirip dengan RGB

sehingga mirip dengan aslinya. Namun, punya komponen yang lebih

kompleks dari RGB. Sehingga semakin menyerupai aslinya.

(32)

Gambar 2.11. Warna-warna pada Pemodelan Warna HSV

2.3. Operasi Pengolahan Citra

Operasi-operasi yang dilakukan dalam pengolahan citra banyak ragamnya,

namun secara umum operasi pengolahan citra dapat diklarifikasikan dalam

beberapa jenis sebagai berikut:

1. Perbaikkan Kualitas Citra (Image Enchancement)

Jenis operasi ini bertujuan untuk memperbaiki citra dengan cara

manipulasi parameter-parameter citra. Dengan operasi ini, ciri-ciri

khusus yang terdapat didalam citra lebih ditonjolkan.

Contoh-contoh operasi perbaikkan citra:

a. Perbaikkan kontras gelap atau terang

b. Perbaikkan tepian obyek (edge enchancement)

c. Penajaman (sharpening)

d. Pemberian warna semu (pseudocoloring)

(33)

2. Perbaikan Citra (Image Restoration)

Operasi ini bertujuan menghilangkan cacat pada citra. Tujuan

pemugaran citra hampir sama dengan operasi perbaikkan citra.

Perbedaanya, pada pemugaran citra penyebab degradasi gambar

diketahui.

Contoh-contoh operasi pemugaran citra :

a. Penghilangan kesamaran (deblurring)

b. Penghilangan derau (noise)

3. Pemampatan Citra (Image Compression)

Jenis operasi ini dilakukan agar citra dapat direpresentasikan dalam

bentuk yang lebih kompak sehingga memerlukan memori yang lebih

sedikit. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pemampatan citra

adalah citra yang telah dimampatkan harus tetap mempunyai kualitas

gambar yang bagus.

4. Segmentasi Citra (Image Segmentation)

Jenis operasi ini bertujuan untuk memecah suatu citra kedalam

beberapa segmen dengan suatu kriteria tertentu. Jenis operasi ini

berkaitan erat dengan pengenalan pola.

5. Penguraian Citra (Image Analysis)

Jenis operasi ini bertujuan menghitung besaran kuantitif dua citra untuk

menghasilkan diskripsinya. Teknik pengolahan citra mengekstrasi

ciri-ciri tertentu yang membantu dalam identifikasi obyek. Proses

segmentasi kadang kala diperlukan untuk melokalisasi obyek yang

(34)

Contoh-contoh operasi pengorakan citra:

a. Pendeteksian tepian obyek (edge detection)

b. Ekstraksi batas (boundary)

c. Representasi daerah (region)

6. Rekontruksi Citra (Image Recontruction)

Jenis operasi ini bertujuan untuk membentuk ulang obyek dari beberapa

citra hasil proyeksi. Operasi rekontruksi citra banyak digunakan dalam

bidang medis.

2.4. Histogram Warna (Color Histogram)

Merupakan fitur warna yang paling banyak digunakan. Histogram warna

sangat efektif mengkarakterisasikan distribusi global dari warna dalam sebuah

image. Warna yang sering digunakan adalah RGB (Red, Green, Blue). Jika

masing-masing warna didiskritkan menjadi h interval maka total jumlah

diskritnya adalah hi. Sebuah histogram warna H(hi) adalah sebuah vector (n1, n2,

…, n) dimana ni menunjukkan jumlah piksel dalam citra hi pada bin i. Fitur

vector yang disimpan sebagai index dari citra.

Dimana : L = derajat keabuan

ni = jumlah pixel yang memilki derajat keabuan i

n = jumlah seluruh pixel didalm citra

Komposisi warna merupakan salah satu fitur yang dapat digunakan dalam

sistem temu-balik citra. Komposisi warna dapat direpresentasikan dalam bentuk

histogram. Histogram warna merepresentasikan distribusi jumlah piksel untuk

(35)

kuantisasi menjadi beberapa level diskrit, kemudian untuk tiap level tersebut

dihitung jumlah piksel yang nilainya sesuai. Contoh, citra 8x8 dengan skala

keabuan 0 – 15, gambar tabel piksel adalah sebagai berikut :

Gambar 2.12. Piksel Matriks 8x8

Informasi suatu citra seringkali dapat diwakili oleh histogram warna.

Komputasi histogram sangat sederhana dan cepat, serta dapat dilakukan pada saat

me-load citra.

Tabel 2.1. Penghitungan Algoritma Histogram Citra 8x8.

Manfaat dalam penggunaan histogram citra yaitu dapat menentukan apakah

suatu citra sudah berada dalam jangkauan yang tepat dalam suatu skala keabuan

atau warna. Jika jangkauan skala belum tepat pada parameter yang diinginkan

maka parameter digitasinya perlu diatur lagi lebih dilebarkan atau lebih

(36)

Histogram warna terdiri dari dua tipe, Global Color Histograms (GCHs) dan

Local Color Histograms (LCHs). Pada penggunaan GCH, distribusi warna global

suatu citra diambil dan digunakan sebagai metada. Jika pengguna mencari citra

dengan yang dalam sistem databasenya hanya memperhatikan distribusi warna global

suatu citra, maka GCH adalah pilihan terbaik. Walaupun demikian, karena GCH

hanya mengambil distribusi warna global suatu citra sebagai pertimbangan untuk

membandingkan citra, ini bisa mengembalikan hasil yang tidak sesuai dengan

persepsi visual.

Pada penggunaan LCH, menghasilkan citra hasil pencarian yang jumlahnya

banyak secara kuantitas, dan hasil pencariannya terpegaruh oleh citra geometri

misalnya citra yang dirotasi. Sehingga tidak efektif secara kualitas. karena ada citra

yang penyebaran warnanya jauh namun tetap ditampilkan sebagai hasil pencarian.

Pada pengukuran tingkat kemiripan menggunakan histogram warna,

persepesi manusia cenderung didominasi oleh faktor komposisi warna yang

dimiliki oleh citra. Histogram warna dari piksel-piksel dalam citra dapat

digunakan sebagai representasi komposisi warna yang dimiliki citra. Dengan

demikian, dapat dicari citra yang memiliki tingkat kemiripan warna dengan

komposisi warna yang serupa dan jarak warna yang lebih mendekati pada citra

yang dibandingkan.

Sistem yang dibuat juga akan menampilkan keterangan kemiripan tekstur

warna kulit manusia berdasarkan sampel yang dibandingkan dengan sampel data

yang berbeda berdasarkan prosentase tingkat kemiripan komposisi warnanya

yaitu kemiripan sama (80 % - 99 %), kemiripan sedang (70 % - 89 %) dan kurang

(37)

2.5. Kuantitasi Warna (Color Quantization)

Color quantization atau kuantitasi warna adalah suatu proses pengurangan

jumlah warna yang berbeda yang digunakan dalam sebuah citra sehingga

menghasilkan citra baru. Kuantisasi warna berfungsi untuk membuang informasi

yang kurang penting yaitu informasi yang tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap visualisasi ketika sub-citra direkontruksi. Proses kuantisasi dapat

dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu : (Pramitarini, 2011)

• Operasidien Koder : mengkonversi koefisien – koefisien transform

menjadi level – level kuantisasi.

• Operasi di Dekoder : mengkonversi level – level menjadi koefisien

transform rekonstruksi, biasanya disebut inverse quantization.

Kualitas gambar dapat diperoleh melalui seleksi matrik kuantisasi yang

spesifik. Ini memungkinkan pengguna untuk menentukan tingkat kualitas

berkisar 1 – 100, dimana angka 1 menunjukkan bahwa kualitas cita yang rendah

sedangkan angka 100 menunjukkan bahwa kualitas yang dimiliki citra bernilai

tinggi. Berikut adalah matrik standar kuantisasi :

Gambar 2.13. Matriks Standar Kuantisasi

Teknik yang paling standar adalah dengan cara memperlakukan kuantisasi

(38)

clustering pada tiga dimensi dapat digunakan untuk kuantisasi warna. Algoritma

yang paling popular diciptakan oleh Paul Heckbert (1980). Algoritma tersebut

disebut the median cut algorithm.

Median cut algorithm adalah algoritma untuk mengurutkan data data

sejumlah dimensi dalam seri set dan memotong masing-masing set data pada titik

tengahnya. Kuantisasi warna pada pembuatan histogram, nilai RGB yang

mempunyai dari 0 sampai 255 akan kemungkinan kombinasi sebesar 16777216

(didapat dari: 255 x 255 x 255). Pada proses komputasi, tentu akan dapat

menghabiskan banyak waktu dalam melakukan proses (time consuming).

Gambar 2.14. Hasil Kuantisasi Warna Median Cut Algorithm 16 bit Warna / Pixel, 8 bit Warna / Pixel, 4 bit Warna / Pixel, dan 2 bit Warna / Pixel

2.6. Format File Citra J PEG (Joint Photographic Expert Group)

JPEG didirikan oleh komite Joint Photographic Expert Group yang

mengeluarkan standar pada tahun 1992. JPEG menetapkan standar yaitu codec.

(39)

byte dan dikompresi kembali menjadi sebuah gambar serta digunakan sebagai

streaming sebuah file. JPEG biasanya digunakan untuk foto perts Group atau di

website. JPEG menggunakan kompresi tipe lossy. Kualitas JPEG 2000 bisa

bervariasi tergantung setting kompresi yang digunakan (Pramitarini, 2011).

Pada format JPEG, citra disimpan sebagai suatu matriks dimana

masing-masing elemennya digunakan untuk menyimpan informasi warna untuk setiap

pixel. Jumlah yang dapat disimpan ditentukan dengan satuan bit-per-pixel.

Semakin besar ukuran bit-per-pixel dari suatu JPEG, semakin banyak pula jumlah

warna yang dapat disimpan. Format JPEG cocok untuk citra-citra fotografi

karena perubahan pada warna yang halus dan untuk menyimpan citra digital

sangat bagus karena memiliki banyak variasi dalam bentuk maupun warna.

Citra dalam format JPEG mendukung dalam operasi dalam piksel, ada

tiga macam: citra biner, citra warna dan citra hitam-putih (grayscale). Citra biner

hanya mempunyai dua nilai keabuan, yaitu nilai 0 dan 1. Oleh karena itu, 1 bit

sudah merepresentasikan nilai piksel. Citra berwarna adalah yang lebih umum.

Warna yang terlihat pada citra JPEG merupakan kombinasi dari tiga warna dasar,

yaitu merah (R), hijau (G) dan biru (B). setiap piksel disusun oleh tiga komponen

warna Red, Green dan Blue (RGB). Kombinasi dari ketiga warna RGB tersebut

menghasilkan warna khas untuk piksel yang bersangkutan.

Pada citra 256 warna setiap piksel panjangnya 8 bit, tetapi komponen

warna RGBnya disimpan dalam tabel RGB yang disebut palet. Setiap komponen

panjangnya 8 bit, jadi 256 nilai keabuan untuk warna merah, 256 nilai keabuan

untuk warna hijau, 256 nilai keabuan untuk warna biru. Nilai setiap piksel tidak

(40)

dan Blue (B) untuk masing-masing piksel yang bersangkutan. Namun pada citra

hitam-putih, nilai R = G = B untuk menyatakan bahwa citra hitam putih hanya

mempunyai satu kanal warna. Citra hitam putih umumnya adalah citra 8 bit.

Citra yang lebih kaya warna adalah citra 24 bit. Setiap piksel panjangnya

24 bit, karena setiap piksel langsung menyatakan komponen warna merah,

komponen warna hijau dan komponen warna biru. Masing-masing komponen

panjangnya 8 bit. Citra 24 bit disebut juga citra 16 juta warna, karena citra ini

mampu menghasilkan 224 = 16.777.216 kombinasi warna. Hubungan antara

bit-per-pixel dengan jumlah warna maksimum pada JPEG ditunjukan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Hubungan Antara Bit Per Piksel dengan Jumlah Warna Maksimum

2.7. Pengenalan Matlab 7

Menurut Teguh (2005), MATLAB merupakan suatu program komputer

yang bisa membantu memecahkan berbagai masalah matematis yang kerap

difungsikan dalam bidang teknis. Kemampuan MATLAB untuk menemukan

solusi dari berbagai masalah numerik secara cepat, mulai hal yang paling dasar,

(41)

x – 2y = 32

12x + 5y = 12

hingga yang kompleks, seperti mencari akar-akar polinomial, interpolasi dari

sejumlah data, perhitungan dengan matriks, pengolahan sinyal, dan metoda

numerik.

Salah satu aspek yang sangat berguna dari MATLAB ialah

kemampuannya untuk menggambarkan berbagai jenis grafik, sehingga bisa

memvisualisasikan data dan fungsi yang kompleks. Sebagai contoh, tiga gambar

berikut diciptakan dengan command surf di MATLAB.

Gambar 2.15.

Grafik 3-Dimensi Diciptakan dengan

Command

“Surf”

di MATLAB.

MATLAB atau Matrix Laboratory adalah suatu aplikasi berbasis expert

sistem yang digunakan untuk keperluan komputasi sains, seperti halnya Maple

dan Mathematica. Aplikasi yang dibuat oleh MathWorks.inc ini sangat handal

untuk komputasi yang terkait dengan array atau matriks. Selain digunakan untuk

komputasi, MATLAB juga dapat dibuat untuk sarana simulasi. Toolbox - toolbox

sebagai pelengkap MATLAB juga disediakan dalam paketnya, seperti toolbox

(42)

sebagainya. Toolbox ini berisi paket yang di dalamnya terdapat perintah-perintah

untuk melakukan tugas khusus sesuai dengan nama toolboxnya, misalnya

perintah untuk membaca nilai piksel suatu image, perintah ini terdapat dalam

toolboximage processing. Berikut jendela utama MATLAB:

Gambar 2.16. Jendela Utama MATLAB

2.7.1. Operasi Dasar di MATLAB

Dalam mode penggunaan dasar, Matlab juga digunakan sebagai fungsi

kalkulator. Dimana didalam Matlab sudah mendukung operasi matematika dasar

sehingga bisa dilakukan penghitungan operator dasar seperti penambahan,

penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian. Sebagai contoh, lakukan

penghitungan berikut pada command window:

>> 3+12

(43)

15

Operator aritmatika dasar yang didukung oleh Matlab ialah sebagai berikut:

Tabel 2.3. Operator Aritmatika Dasar Pada Matlab

Operator Keterangan

+ , –, *, / Tambah, Kurang, Kali, Bagi

(, ) Kurung

\ Pembagian terbalik

^ Pangkat

Hirarki operator mengikuti standar aljabar yang umum. Variabel yang

muncul setiap melakukan penghitungan pada command window adalah ans,

singkatan dari “answer” yang digunakan MATLAB untuk menyimpan hasil

perhitungan terakhir.

Pada operasi MATLAB untuk menyimpan nilai bisa menciptakan

variabel, baik variabel berupa bilangan atau variabel berupa teks. Berikut conntoh

(44)

200

Untuk melihat hasil rata_rata, kita bisa panggil variabel tersebut.

>> rat a_r at a

r at a_r at a =

250

Untuk bisa melakukan beberapa operasi sekaligus dalam satu baris

dengan menggunakan tanda koma sebagai pemisah. Format bilangan “floating

point” di MATLAB digambarkan dalam contoh berikut:

2.5 x 107 dituliskan 2.5e7

0.02 x 10-16 dituliskan 0.02e- 16 atau .02e- 16

Untuk menambahkan tanda titik-koma ( ; ) diakhir command, maka

MATLAB akan menampilkan variabel dan bilangan yang baru kita masukkan

atau hasil perhitungan yang baru dikerjakan. Jika terdapat titik-koma, maka

perhitungan tetap dilakukan tanpa menuliskan hasilnya. Dalam melakukan

pengecekan variabel apa saja yang sedang aktif didalam MATLAB, dilakukan

pemanggilan command whos. Atau bisa melihat daftar pada windowWorkspace,

(45)

Untuk menghapus beberapa atau semua variabel, gunakan perintah

commandclear. Misalkan untuk menghapus variabel total yang ada pada contoh

penulisan variabel diatas sebagai berikut:

>> cl ear t ot al

dan untuk menghapus semua variabel sekaligus

>> cl ear

Untuk menghapus atau membersihkan layar pada command windows adalah

perintah clc.

>> cl c

2.7.2. Variabel Terdefini di MATLAB

Pada pengoperasian didalam MATLAB telah terdapat variabel yang

terdefinisi, dimana variabel tersebut dapat memudahkan dalam mendefiniskan

suatu bahasa aritmatika meliputi pembulatan dan fungsi yang berkaitan dengan

bilangan kompleks. Sehingga bisa langsung dipergunakan tanpa perlu

mendeklarasikannya lagi. Berikut variabel-variabel yang ada didalam MATLAB:

Tabel 2.4. Variabel Yang Terdefinisi di MATLAB

Variabel Keterangan

ans

answer”, diguanakan untuk menyimpan hasil perhitungan

terakhir.

eps

Bilangan sangat kecil mendekati nol yang merupakan batas

akurasi perhitungan di MATLAB.

pi Konstanta π, 3.1415926..

(46)

1/ 0,

2^ 5000 , dan sebagainya.

NaN

not a number”, untuk menyatakan hasil perhitungan yang

tak terdefinisikan, misalkan 0/ 0 dan i nf / i nf .

i, j Unit imajiner, √– 1, untuk menyatakan bilangan kompleks.

Sedangkan berbagai fungsi matematika yang umumnya dipergunakan

dalam melakukan penghitungan aritmatika juga telah terdefinisi di MATLAB

yang meliputi fungsi eksponensial, logaritma, trigonometri, pembulatan, dan

fungsi yang berkaitan dengan bilangan kompleks. Berikut fungsi matematika

yang terdefini didalam MATLAB:

Tabel 2.5. Fungsi Matematika yang Terdefinisi di MATLAB

abs(x) Menghitung nilai absolut dari x, yaitu |x|

sign(x) Fungsi “signum”: berbilai +1 jika x positif, -1

jika x negatif dan 0 jika x sama dengan nol.

Fungsi Eksponensial dan Logaritma:

sqrt(x) Akar kuadrat dari x

exp(x) Pangkat natural dari x, yaitu ex

Fungsi trigonometri sinus, cosinus, tangent,

(47)

satuan radian)

round(x) Pembulatan x ke bilangan bulat terdekat.

floor(x) Pembulatan ke bawah dari x ke bilangan bulat

rem(x,y) Sisa pembagian dari x/y

Fungsi bilangan kompleks

real(z) Menghitung komponen riil dari bilangan

kompleks z

imag(z) Menghitung komponen imajiner dari bilangan

kompleks z

abs(z) Menghitung magnitude dari bilangan kompleks

z

(48)

conj(z) Menghitung konjugasi dari bilangan kompleks

z

Pada MATLAB dalam melakukan pemberian nama variabel mengikuti

rambu-rambu berikut:

• Gunakan karakter alfabet (A sampai dengan Z, a sampai dengan z),

angkat, dan garis bawah ( _ ), sebagai nama variabel. Karena, MATLAB

peka terhadap besar-kecilnya huruf. Misalnya sebagai berikut:

jumlah, x1, x2, S_21, H_2_in : merupakan nama variabel yang valid.

sinyal1, Sinyal1, SINYAL1 : dianggap sebagai 3 (tiga) variabel yang

berbeda.

• Jangan menggunakan spasi, titik, koma, atau operator aritmarika sebagai

bagian dari nama.

• Selain bilangan, variabel juga bisa berisi teks. Dalam mendefinisikan

(49)

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI

Metode Histogram warna adalah metode yang digunakan untuk

merepresentasikan komposisi warna yang di distribusikan jumlah piksel untuk

tiap intensitas warna dalam citra. Metode ini adalah sebagai perbandingan tingkat

kemiripan tesktur warna kulit manusia yang ditentukan berdasarkan komposisi

warna, sedangkan sebelum dilakukan histogram warna perlu dilakukan pencarian

tingkat keabu-abuan. Dimana tingkat keabu-abuan tersebut di representasikan

penghitungan sebagai normalisasi citra dari komposisi warna yang akan di hitung

dengan cara membandingakan tingkat koposisi warna dari tiap intensitas citra

pada gambar yang akan di analisa menggunakan histogram warna. Pada bab ini

akan dibahas tentang analisa permasalahan perancangan sistem yang terdiri dari

citra dasar menggunakan compare (perbandingan) bit per pixel dan juga metode

histogram warna beserta penghitungan yang mendukung dalam pencarian jarak

antar histogram.

3.1. Analisa Permasalahan

Histogram warna merupakan suatu grafik nilai pada komposisi citra warna

yang dimiliki oleh sebuah gambar. Penggunaan proses histogram juga penting

dalam membantu bidang industri maupun bidang bisnis. Pada sistem aplikasi

histogram dibutuhkan sebagai analisa dalam mencari tingkat kemiripan warna

kulit manusia, dimana citra warna kulit manusia sangat beragam belum termasuk

(50)

warna kulit manusia. Secara tradisional oleh pakar dibedakan ada tiga ras utama

yaitu: ras kulit hitam, ras kulit putih, atau ras kulit kuning. Namun, setelah diteliti

lebih lanjut ternyata ras manusia memiliki pembagian yang lebih rinci lagi seperti

Ras Khoisan (orang Bushmen atau Hottentot dari Afrika Selatan), Ras Australoid

(orang Dravida, orang Asia Tenggara “Asli”, orang papua dan orang Australia),

Ras Negroid (kulit hitam), Ras Kaukasoid (kulit putih) dan Ras Mongoloid (kulit

putih/ kulit kuning).

Dengan demikian, perancangan pada sistem analisa untuk mencari

kemiripan warna kulit manusia digunakan histogram warna dengan batasan hanya

pada tingkat warna yang dibandingan tanpa mengenali suatu bentuk benda atau

obyek pada gambar. Berikut proses-proses yang digunakan dalam pembuatan

sistem analisa pada histogram warna,yaitu:

1. Preprocessing, merupakan kumpulan dari proses yang digunakan untuk

dapat menghasilkan kemiripan tekstur warna manusia yang lebih

mendekati dan akurat.

a. Tingkat keabu-abuan yaitu pada penggunaan histogram citra yaitu

dapat menentukan apakah suatu citra sudah berada dalam jangkauan

yang tepat dalam suatu skala keabuan / warna. Jika jangkauan skala

belum tepat pada parameter yang diinginkan maka parameter

digitasinya perlu diatur lagi lebih dilebarkan atau lebih disempitkan.

b. Color quantization yaitu suatu prosedur untuk mengurangi

kemungkinan jumlah warna. Bilamana jumlah warna citra yang

besar akan bisa dikurangi dan disesuaikan, sehingga proses yang

(51)

c. Color Depth yaitu sebagai deskripsi dalam mencari kedalam warna

yang menggunakan perbandingan pada bit-per-pixel.

d. Normalisasi yaitu sebagai pencarian nilai distribusi warna pada

gambar sama, histogram warnanya akan sama, dan tidak tergantung

pada ukuran gambar yang akan di bandingkan kecuali gambar

acuan.

2. Sistem analisa tekstur warna kulit manusia dengan metode histogram

warna yaitu melakukan pengukuran tingkat kemiripan komposisi

warna dengan menghitung jarak antar histogram dan relevansi dengan

melakukan pendekatan comparing bit per pixel dari nilai keabuan

(RGB value to Grayscale).

3.2. Pengolahan Citra Digital

Pengolahan citra (image processing) merupakan proses untuk mengolah

piksel-piksel dalam citra digital untuk tujuan tertentu. Beberapa alasan dilakukan

pengolahan citra digital adalah sebagai berikut :

• Untuk mendapatkan citra asli dari citra yang sudah rusak karena

pengaruh noise yang bercampur dengan citra asli dalam suatu

proses tertentu. Proses pengolahan citra bertujuan untuk

mendapatkan citra yang mendekati citra asli.

• Untuk mendapatkan citra dengan karakteristik tertentu dan cocok

secara visual yang dibutuhkan dalam proses lanjut dalam

(52)

pengolahan citra dapat diklarifikasikan dalam beberapa jenis

sebagai berikut :

1. Image Enchancement (Perbaikan kualitas Citra)

2. Image Restoration (Pemugran Citra)

3. Image Compression (Pemampatan Citra)

4. Image Segmentation

5. Image Anlysis

6. Image Recontruction (Rekontruksi Citra)

Operasi-operasi tersebut bertujuan untuk membentuk objek dari beberapa

citra hasil proyeksi. Pada citra digital, dengan tipe jpeg warna pada titik-titik

piksel dibentuk dari sebuah data numerik. Tinggi dan rendahnya keabuan piksel

dinyatakan dalam bentuk intensitas atau derajat keabuan. Satuan lebar intensitas

merupakan dalam bentuk intensitas merupakan lebar memori (bit) citra yang

disebut dengan format piksel.

3.3. Perancangan Sistem

Perancangan sistem yang akan dilakukan sebagai bahan pertimbangan

dalam analisa permasalahan pembuatan sistem analisa image processing tekstur

warna kulit manusia dengan menggunakan histogram warna adalah menggunakan

dua buah citra dalam format *jpg.

Tujuan dari sistem analisa ini adalah membandingkan seberapa besar

kemiripan dua buah citra berdasarkan histogram warnanya. Secara umum, alur

dari sistem analisa ini yaitu mengambil atau me-load obyek yang berupa citra

(53)

melakukan load gambar sebagai image query yang akan dibandingkan pada

sampel gambar pada folder. Hasil Tingkat kemiripan tersebut akan ditampilkan

dengan keterangan berupa prosentase pada kemiripan yang mendekati dari

sampel yang dibandingkan beserta proses pendektesian hasil file yang

dibandingkan pada folder directory.

Pada sistem ini akan dibuat satu persatu mulai yang pertama

membangkitkan data, sistem untuk menampung data awal sebagai acuan,

penghitungan bit per pixel pada gambar. Sampel gambar acuan menggunakan

kulit orang indonesia yang termasuk kulit ras mongoloid. Seluruh sistem ini

menggunakan perangkat lunak Matlab versi 7.10 (R2007b).

Setelah sistem secara keseluruhan sudah terbuat maka dilakukan tahap

berikutnya yaitu tahap pengujian sistem. Dalam pengujian sistem, data-data yang

dihasilkan akan dianalisa sehingga tujuan dari proyek akhir ini terpenuhi yaitu

kemiripan citra warna pada tekstur warna kulit manusia menggunakan histogram

warna.

3.4. Algor itma dan Blok Diagram Sistem

Perancangan dalam pembuatan sistem analisa histogram ini diperlukan

alur dasar sebagai pemahaman kinerja program yaitu dengan menggunakan

penjelasan algoritma sistem yang akan dibuat. Pertama file citra sebagai sumber

citra awal akan diubah menjadi data digital, sehingga akan diubah menjadi bit-bit

piksel gambar, gambar tersebut bertipe JPEG (Joint Photographic Expert Group)

dan resize gambar ditentukan berdasarkan kolom matriks piksel dengan ukuran

(54)

Kemudian masukkan gambar yang akan dibandingan (compared) masuk pada

data sumber perbandingan dihitung dari perbadingan matrik bit per pixel dari

gambar sumber awal dengan gambar sumber perbandingan. Setelah dihitung dari

keseluruhan akan dimasukan berapa tingkat histogram penghitungan dari tiap

pixel gambar dan dimasukkan data prosentasi pada tiap perbadingan gambar awal

dengan gambar sumber.

Perancangan tersebut di gambarkan dengan alir data awal yaitu dirancang

pada algoritma. Algoritma sistem ini dirancang berdasarkan yang akan

diimplementasikan dalam bentuk program yang dijalankan sebagaimana berikut:

Algoritma sistem analisa histogram

1. Run Program

2. Load gambar 1

3. Normalisasi histogram warna gambar 1

4. Load gambar 2

5. Perbandingan bit per-pixel

6. Show hasil antar histogram

7. Tampilkan hasil prosentase kemiripan warna

8. Selesai

Pada perancangan diagram alir sistem analisa histogram akan di buat

berdasarkan algoritma program untuk penentuan titik penghitungan pada tiap

proses yang akan dijalankan. Dengan demikian, jalannya proses program secara

keseluruhan yang akan dibuat akan dijelaskan pada blok diagram sistem analisa

(55)
(56)

3.4.1. Sistem analisa tekstur warna kulit manusia menggunakan histogram

warna

Dalam perancangan sistem analisa tektur warna kulit manusia, dibentuk

satu kompresi data bit pada gambar untuk mencari tiap bandingan image yang

akan dihitung dengan gambar sumber sebagai acuan. Dimana acuan tersebut akan

ditentukan berdasarkan bit gambar pikselnya. Secara keseluruhan dalam

pembuatan sistem untuk mencari kemiripan warna pada tekstur warna kulit

manusia, terlebih dahulu adalah mengetahui tekstur warna kulit manusia itu

sendiri. Warna kulit sendiri sedikit dominan pada tiap tingkat intensitas pada

piksel yang ditangkap dalam format gambar. Sehingga dibutuhkan kompresi bit

untuk mengetahui berap tingkat bit yang dimiliki jika mengetahui ukuran (size)

yang dipakai sebagai acuan adalah 350x350.

Pertama yang harus dilakukan adalah untuk menyimpan memory bit pixel

gambar awal dan gambar yang akan dibandingkan, dengan menggunakan data

memory yang akan lebih besar dari pada menggunakan kompresi data yang

dikecilkan pada bit pixel gambar dan tampungan data gambar lebih spesifik.

Yang dibutuhkan dalam penyimpanan memory bit pixel yaitu gambar sumber,

gambar sumber awal, nama file dan path file. Gambar sumber sebagai penyimpan

alamat directory gambar yang diload sebagai acuan. Gambar sumber awal

sebagai resize ukuran resolusi piksel 72dpi. Nama file sebagai menyimpan nama

file yang disimpan dalam memory untuk mencatat nama yang akan digunakan

untuk gambar acuan. Sedangkan path file sebagai path directory file gambar awal

(57)

Setelah proses penyimpanan data file gambar akan dilakukan beberapa

tahap selanjutnya yaitu melakukan load path pada gambar yang akan

dibandingkan. Kemudian disimpan pada data gambar, dengan parameter

rgb2gray yaitu gambar sudah dikompresi kedalam penghitungan data grayscale

sebagai titik dalam penghitungan tingkat keabuannya. Gambar perbandingan

akan diresize dengan ukuran yang sama 350x350 dan ditentukan dimensi tiap bit

pixelnya.

Untuk mendeteksi kemiripan akan menghitung selisih dari gambar

sumber awal dengan gambar yang di simpan pada path file secara keseluruhan

atau dalam 1 folder dibandingkan sesuai directory yang diambil. Setelah semua

dibandingakan akan keluar output histogram dengan tingkat gambar awal dan

tingkat kemiripan pada form hasil dan messagebox sebagai hasil analisa seluruh

folder yang dibandingkan.

3.4.2. Preprocessing Pembacaan Citra

Preprocessing atau awal proses dalam pembuatan sistem analisa,

dilakukan awal proses rancangan adalah melakukan load data gambar. Sebelum

melakukan tracing pada load gambar. Sampel yang akan digunakan harus sudah

dilakukan dalam kondisi berukuran 350x350, karena dalam melakukan diluar

piksel ukuran 350x350 akan mengalami set resize ukuran piksel pada data

gambar dan kemungkinan kecil akan berpengaruh dalam tingkat proses

pengecekan data kemiripan warna.

Berikut source program yang digunakan untuk membaca citra yang

(58)

Cell proses load gambar akan dilakukan pengambilan gambar pada

directory file yang berekstensi *.jpg. Dimana, gambar tersebut akan ditampilkan

pada form utama yang ada pada cell menampilkan gambar yaitu pada

imshow(gmbr_sumber_awal1) yang telah di handle atau di output axes1.

3.4.3. Proses Keabuan Rata-Rata

Dalam mencari tingkat Keabuan rata-rata pada gambar akan dilakukan

mencari informasi piksel gambar. Dimana piksel tersebut di ubah menjadi tingkat

nilai minimum dan tingkat nilai maksimum. Sehingga bit yang ada pada gambar

asli akan diubat menjadi grayscale yang memiliki citra skala keabuan dengan

jumlah 8 bit, tergantung satuan piksel gambar yang akan dilakukan pencarian

tingkat keabuan rata-rata.

Ketika dalam melakukan pengecekan data pada file directory sebagai

gambar yang akan dibandingkan maka, file yang ada directory tersebut juga

diproses untuk mencari tingkat keabuannya secara keseluruhan dengan me-load

alamat folder pada directory gambar yang dipakai sebagai sampel yang dicari

tingkat kemiripan warnanya dari gambar asli. Berikut source program yang

mencari tingkat keabuan rata-rata:

%% proses load gambar [nama_fi

le path_file]=uigetfile( '*.jpg','Pilih file master'); gambar_s

umber = [path_file nama_file]; gmbr_sumber_awal1 = imread (gambar_sumber);

(59)

Cell pada source program diatas berfungsi untuk membaca data yang akan

diproses tingkat keabuannya. Dimana, inialisasi akan dilakukan secara kelompok

pada data directory file keseluruhan data sebagi acuan dan file gambar yang akan

dicari perbandingannya yang diubah menjadi keabuan rata-rata. Berikut source

program file yang diubah menjadi keabuan (grayscale):

3.5. Proses Deteksi Kemiripan War na

Dalam proses deteksi kemiripan gambar akan dibandingkan dari gambar

sumber awal dengan gambar perbandingan, sehingga pengambilan gambar akan

dihitung berdasarkan tingkat kedalam warna pada gambar acuan dan sampel

gambar. Pada pengompresian intensitas warna yang didapat akan dilakukan

penghitungan dimensi dengan kuantisasi gambar.

Pada proses penghitungan dimensi, proses gambar yang disimpan pada

file sumber gambar akan dihitung berapa besar selisih dan tingkat kemiripannya

dengan sampel gambar perbandingan. Kemudian akan diload pada pada hasil

yang menampilkan keseluruhan perbandingan dari gambar awal ke dalam sampel

gambar perbandingan. Berikut adalah source program yang melakukan proses

deteksi kemiripan:

s_filename = [path_sumber nama_file];

(60)

Data gambar tersebut akan diubah terlebih dahulu menjadi data bertipe

double. Sehingga gambar yang awalnya bertipe integer menjadi bertipe double

agar citra gambar dapat diproses dengan baik. Berikut source program untuk

menentukan dimensi gambar:

Pada proses untuk menetukan hasil dari pengecekan data gambar sumber

awal dengan sampel gambar akan dicari selisih dari kedalam warna. Berikut

source program hasil deteksi kemiripan:

3.6. Rancangan Antarmuka

Pada pembuatan sistem amalisa kemiripan warna pada tekstur warna kulit

manusia, rancangan antarmuka diimplementasikan dengan menggunakan

MATLAB. MATLAB adalah program komputer dan sekaligus bahasa

pemrograman komputer generasi ke-empat yang dikembangkan oleh Grup

MathWorks untuk keperluan bidang komputasi numeris dan manipulasi matriks.

Dalam pembuatan rancangan antarmuka program pada Matlab dibuat interface

gmbr_

sumber = im2double (gmbr_sumber);

gambar_database = im2double (gambar{ii,1});

[x1 y1]= size (gmbr_sumber_awal); dimensi = x1*y1;

(61)

menggunakan GUI (Graphical User Interface). Untuk memulai mengunakan

aplikasi dalam membuat GUI, langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Klik menu File lalu pilih New, kemudian pilih GUI.

Gambar 3.2. Langkah Awal Untuk Membuat GUI.

2. Pada Task Create New GUI, lalu pilih Blank GUI (Default), kemudian

lakukan “Save” jika melakukan checkbox dan klik “Ok”.

(62)

3. Setelah itu Matlab akan reload pada M-File sebagai Editor code program dan

Figure sebagai pembuatan antarmuka pada program.

Gambar 3.4. Create GUI, Reload M-File (.m) dan Figure (.fig)

Rancangan antarmuka pembuatan interface sistem analisa kemiripan

tekstur warna kulit manusia membutuhkan toolbox inputan picture, graphic,

button, static text dan edit text. Dimana inputan gambar dan grafik menggunakan

toolbox yang sama yaitu axes yang berfungsi sebagai peralatan manipulasi grafik

dan gambar.

Rancangan pada sistem dibutuhkan dua toolbox axes sebagai tempat

menampung untuk menampilkan gambar, satu toolbox button untuk mengklik

jalannya program sistem analisa, dua toolbox static text sebagai pemberian nama

label pada toolbox inputan teks, dan 1 toolbox edit text untuk menampilkan hasil

prosentase hasil kemiripan gambar. Berikut rancangan antarmuka sistem analisa

Gambar

Gambar 2.10. Warna-warna pada  Pemodelan Warna HSL
Gambar 2.11. Warna-warna pada  Pemodelan Warna HSV
Gambar 2.12. Piksel Matriks 8x8
Gambar 2.13. Matriks Standar Kuantisasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Order-statistics filters adalah filter nonlinear spatial dengan response didasarkan pada urutan / ranking dari pixels yang termuat dalam area image yang dicover oleh

Tujuan dari pembuatan aplikasi ini adalah untuk membangun sebuah sistem informasi penilaian kinerja pegawai yang dapat membantu pejabat penilai dalam menilai

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini yaitu: Untuk mendeskripsikan penggunaan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media benda konkret

Secara spesifik hasilnya adalah sebagai berikut: (1) Berdasarkan hasil jawaban yang diberikan oleh subjek sebelum diberikan Pendekatan Antisipasi Didaktis terlihat

Artinya akibat pencemaran air Sungai Citarum ini, menyebabkan fungsi daya tampung lingkungan hidup perairan Sungai Citarum menjadi hilang karena kondisi di

Media pembelajaran bahasa Arab berbasis web offline yang dikembangkan ini memuat seluruh aspek kemahiran berbahasa mulai dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dimaksudkan

a) Adanya upaya anggota kelapa sawit dalam meningkatkan kesejahteraan seperti meminjam modal kepada lembaga koperasi. Dengan adanya koperasi unit desa anggota lebih

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Samata Kabupaten Gowa tentang pengaruh pemberian brownies tempe substitusi wortel terhadap status gizi siswa