• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III HASIL PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB III

HASIL PENELITIAN

Dari penelitian yang penulis lakukan di GKI Jatibarang mulai tanggal 18 Pebruari sampai 18 Maret 2022 penulis mendapatkan data-data primer dari 12 informan yaitu: 4 orang Majelis Jemaat (1 Pendeta dan 3 Penatua bidang Kesaksian dan Pelayanan/ Kespel) dan 7 orang anggota diakonia serta 1 perwakilan dari anggota jemaat warga ekonomi lemah penerima bantuan. Sedangkan untuk data sekunder penulis mendapatkan dari bapak Yopi Hermanto selaku Tata Usaha GKI Jatibarang yang meminjamkan “Buku Acara”109 Tahun GKI Jatibarang, dan juga buku “Program Kerja Majelis Jemaat GKI Jatibarang Periode Tahun 2021-2022.

3.1. Sekilas GKI Jatibarang

GKI Jatibarang merupakan bagian dari Sinode GKI yang berada di kecamatan Jatibarang kabupaten Indramayu provinsi Jawa bagian Barat. Kelahiran/

kehadiran Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jatibarang tidak terlepas dari lahir dan berkembangnya GKI Indramayu. Pelayanan GKI Indramayu dengan keunikannya telah melahirkan Jemaat awal GKI Jatibarang melalui pembaptisan yang dilakukan oleh Pdt. OE. Van Der Brug. Salah seorang yang menerima baptisan saat itu ialah Sdr. Yo Kim An. Melalui baptisan ini bukan berarti kegiatan gerejawi di Jatibarang langsung berjalan baik. Kehadiran dan kesediaan serta kesetiaan Sdr. Yo Kim An menerima baptisan serta aktivitasnya membawa dampak penting dalam perkembangan pelayanan gereja. Meskipun belum memiliki gedung gereja, pelayanan melalui perkunjungan dan percakapan sehari-hari telah menarik banyak orang untuk ikut dalam persekutuan, baik yang di selenggarakan di Indramayu maupun yang dilakukan dalam percakapan di rumah-rumah. Singkat cerita, pada tahun 1906 seorang tua-tua GKI Indramayu yang bernama Tjan Hian Eng menghibahkan sebuah pekarangan yang diatasnya di bangun sebuah gereja, juga dimanfaatkan sebagai ruang sekolah. Pada tahun 1948 Gereja Jatibarang memutuskan untuk bergabung dengan Sinode GKI Pusat Jabar (saat itu THKT-KH Djawa Barat). GKI Jawa Barat yang sekarang telah berubah menjadi GKI Sinode Wilayah Jawa Barat. Seiring berjalannya waktu, perkembangan terus berjalan, pendeta yang melayani pun silih berganti. Saat ini GKI Jatibarang memiliki 2 pos

(2)

2

Jemaat, yaitu pos Jemaat Pusakanegara yang didirikan pada tahun 1967 dan pos Jemaat Anjatan yang didirikan pada tahun 1976.

GKI Jatibarang berada di jalan Siliwangi, letak yang strategis. Hal ini menjadikan gereja memiliki anggota jemaat dengan beragam latar belakang dan budaya. Mayoritas anggota Jemaat GKI Jatibarang adalah dari etnis Tionghoa disamping etnis-etnis yang lain seperti etnis Batak, Jawa, Sunda, Manado, Toraja, hingga Sangihe Talaud.

Diagram 1. Etnis.

Profesi jemaat juga beragam, mayoritas adalah sebagai wirausaha/berdagang, selebihnya ibu rumah tangga, swasta, pelajar, mahasiswa, hingga profesional.

Diagram 2 pekerjaan.

Etnis

1 Tionghoa 2 Batak 3 Jawa 4 Sunda 5 Manado 6 Toraja

7 Sangihe talaud

(3)

3

Demikian juga dengan status pendidikan yang kebanyakan lulusan SMA, selebihnya S1, SMP, hingga kejuruan D3 dan ada juga S2.

Diagram 3. Pendidikan.

Perbedaan-perbedaan yang ada, keragaman budaya di tengah jemaat GKI Jatibarang, tidak menghalangi semangat untuk bersatu sebagai Tubuh Kristus.

Berbagai talenta yang dimiliki oleh setiap anggota jemaat dipakai oleh Tuhan untuk menjadi alatNya dalam setiap kegiatan pelayanan.1

Kepemimpinan GKI Jatibarang dipegang oleh Majelis Jemaat yang terdiri dari pendeta dan para penatua/Majelis Jemaat. Majelis Jemaat mempunyai kewenangan tersendiri, namun tetap dalam lingkup kebersamaan dengan Klasis dan Sinode. Susunan organisasi Majelis Jemaat GKI Jatibarang terdiri dari: Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan bidang-bidang pelayanan. Disi ada 4 bidang pelayanan yaitu: Persekutuan, Pembinaan, Kesaksian dan Pelayanan, dan Saranan Penunjang. Untuk bidang persekutuan ada 4 sub bidang yaitu: Kebaktian, Perlawatan, Sakramen, dan Kedukaan. Setiap komisi yang ada yaitu komisi Dewasa, komisi Remaja dan komisi Anak, masing-masing didampingi oleh Majelis Pendamping dengan tugas memantau dan memberi arahan dalam setiap kegiatan komisi. Majelis pendamping juga menyampaikan setiap kegiatan yang dilaksanakan atau rencana kerja yang akan dilaksanakan kepada Majelis Jemaat dalam Persidangan Majelis Jemaat yang diadakan setiap bulan di minggu pertama.

1 Buku Acara “109 Tahun GKI Jatibarang” 02-0801906 - 02-08-2015 Pendidikan

1 SMA 2 S1 3 SMP 4 SD 5 Kejuruan 6 D3

7 Tidak tamat SD 8 S2

(4)

4

Dibentuk juga pendamping Panitia, yaitu Majelis yang bertugas mendampingi setiap ada rapat panitia seperti panitia Natal dan panitia Paskah. Untuk kedua pos Jemaat masing-masing mempunyai beberapa Majelis Pendamping. Jumlah Majelis Jemaat seluruhnya saat ini 23 orang yaitu 1 orang pendeta dan 22 orang penatua ( 11 pria dan 11 wanita). Untuk penatua gereja induk Jatibarang ada 15 orang ( 8 pria dan 7 wanita). Untuk pos Jemaat Pusakanegara 4 orang ( 2 pria dan 2 wanita ) dan pos Jemaat Anjatan 3 orang ( 1 pria dan 2 wanita ). Jumlah anggota Jemaat GKI Jatibarang induk sebanyak 434 orang. Jumlah anggota jemaat Pos Pusakanegara sebanyak 176 orang dan jumlah anggota jemaat post Anjatan sebanyak: 147 orang.2 Total jumlah anggota jemaat GKI Jatibarang sebanyak 757 orang. Untuk pelayanan diakonia pos Jemaat ditangani oleh pos Jemaat masing-masing.

3.2. Pelayanan diakonia terhadap warga ekonomi lemah masa pandemi Covid-19 di GKI Jatibarang

GKI Jatibarang merupakan gereja yang tetap melaksanakan Tri Tugas Panggilan gereja selama masa pandemi Covid-19. GKI Jatibarang tidak hanya melaksanakan Koinonia dan Marturia secara virtual, tetapi lebih dari itu juga melaksanakan Diakonia secara langsung. Menurut ibu Lydia, pelayanan Diakonia yang dilaksanakan di GKI Jatibarang selama masa pandemi adalah:

3.2.1. Pelayanan kasih dengan membagikan sembako. Sembako di sini ada 3 macam yaitu :

3.2.1.1.Sembako rutin dari gereja

Pembagian sembako rutin di GKI Jatibarang dikenal dengan istilah Kunjungan Kasih Triwulan ke anggota diakonia. Kunjungan ini dilakukan setiap 3 bulan sekali yaitu dibulan Maret, Juni, September dan Desember, dengan membagikan sembako masing-masing senilai Rp. 175.000,- untuk 7 orang anggota Diakonia. Sembako yang dibagikan berupa beras 5 kg, minyak, gula, teh, kopi, susu, kecap, mie instan, aneka makanan kering. Program kunjungan kasih ke anggota diakonia ini sudah berjalan sejak tahun 2009. Di masa pandemi, melalui program Kunjungan Kasih Triwulan ke anggota diakonia, GKI Jatibarang memberi kesempatan kepada anggota jemaat untuk berpartisipasi berbagi berkat dengan

2 Buku Program Kerja Majelis Jemaat GKI Jatibarang Periode Tahun 2021-2022.

(5)

5

memberikan bantuan sembako bagi saudara-saudara yang terdampak pandemi.

Bantuan juga dapat diberikan dalam bentuk uang yang kemudian oleh Majelis Jemaat bidang Kesaksian dan Pelayanan disalurkan berupa sembako.

Dari sembako yang terkumpul dapat dikemas menjadi 30 paket dan dibagikan kepada 7 orang anggota diakonia, 13 anggota jemaat warga ekonomi lemah dan 10 masyarakat sekitar yang terdampak pandemi. Majelis jemaat menentukan orang-orang yang berhak menerima bantuan sembako dengan berbagai pertimbangan agar bantuan yang diberikan itu benar-benar tepat sasaran. Penentuan bagi anggota jemaat warga ekonomi lemah penerima bantuan adalah mereka yang hidupnya sangat sederhana, memiliki pekerjaan/ usaha tetapi dengan modal kecil, usaha kecil-kecilan seperti warung-warung kecil, penjual makanan/ kue keliling, pekerja harian, sopir freeline, ojol, mereka yang hidupnya sangat pas-pas an.

Sedangkan penentuan masyarakat sekitar yang menerima bantuan adalah mereka yang ada disekitar gereja yang pekerjaannya terdampak oleh pandemi seperti, tukang beca, tukang pakir, ojol, buruh bangunan, orang-orang yang pekerjaannya tidak menentu. Seberapa pun jumlah sembako yang terkumpul, dibagi rata untuk 30 orang. Selama masa pandemi, tiap kali kunjungan kasih Triwulan, 7 orang anggota diakonia menerima 2 paket yaitu paket sembako dari gereja seperti biasa dan paket sembako persembahan jemaat.

Khusus di bulan Desember jumlah donatur lebih banyak sehingga lebih banyak sembako yang terkumpul dan dapat dikemas menjadi 60 paket. Penerima 60 paket sembako di bulan Desember adalah: 7 orang anggota diakonia, 19 orang anggota jemaat warga ekonomi lemah, 10 orang masyarakat sekitar, 14 orang anggota diakonia pos Jemaat Pusakanegara dan 10 orang anggota diakonia pos Jemaat Anjatan. Jadi setiap bulan Desember GKI Jatibarang membagikan sembako kepada anggota diakonia pos Jemaat Pusakanegara dan Anjatan. Ibu Lydia mengatakan bahwa bantuan-bantuan yang diberikan oleh gereja tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup anggota diakonia sepenuhnya, tetapi setidaknya bisa membantu meringankan beban hidup mereka.

3.2.1.2. Sembako dari Sinode

(6)

6

Pada bulan Juli 2020 Sinode mengucurkan dana sebesar Rp. 3.000.000,- untuk dialokasikan pada pembagian sembako bagi mereka yang membutuhkan.

Majelis Jemaat bidang Kesaksian dan Pelayanan memutuskan untuk membagi menjadi 30 paket, masing-masing paket senilai Rp. 100.000,- berisi 5 kg beras minyak, gula, teh, kopi, mie instan. Penerimanya adalah 7 orang anggota diakonia, 13 anggota jemaat warga ekonomi lemah, dan 10 masyarakat sekitar yang terdampak pandemi. Penentuan siapa saja yang berhak menerima bantuan adalah wewenang Majelis Jemaat bidang Kesaksian dan Pelayanan sepenuhnya.

3.2.1.3. Sembako dari BPK ( Badan Pendidikan Kristen ) Penabur

Di masa pandemi BPK Penabur memberikan bantuan sembako dalam 2 tahap, tahap pertama di bulan Mei dan tahap kedua di bulan Juli 2020. Pada tahap pertama diberikan sebanyak 40 paket sembako yang masing-masing paket berisi 5 kg beras dan 1 dus mie instan. Disini paket sembako dapat diberikan kepada lebih banyak penerima yaitu 7 orang anggota diakonia, 13 anggota jemaat warga ekonomi lemah dan 20 masyarakat sekitar yang terdampak pandemi. Demikian juga untuk tahap kedua diberikan sejumlah 40 paket sembako yang sama.

3.2.2. Program GONG ( Gotong Royong )

Pada bulan April 2020 GKI Jatibarang menerima kucuran dana dari Sinode sebesar Rp.6.750.000,-. Dana ini untuk dialokasikan kepada 2 sasaran: pertama, memberi makan masyarakat yang membutuhkan berupa paket nasi setiap hari selama waktu tertentu, kedua, memberi bantuan modal kepada pemilik warung nasi yang sepi dengan menyediakan makanan bagi masyarakat yang membutuhkan selama beberapa waktu. Majelis Jemaat bidang kesaksian dan pelayanan setelah mempertimbangkan, kemudian memutuskan untuk memberikan paket nasi kepada 30 orang penerima yaitu, 7 orang anggota diakonia dan 23 masyarakat sekitar yang terdampak. Pemberian paket nasi senilai Rp. 15.000,- selama 15 hari berturut-turut.

Untuk memudahkan pelaksanaan, dibagikan voucher untuk pengambilan nasi setiap hari bagi para penerima bantuan makanan. Namun dalam penentuan pemilik warung nasi yang menerima bantuan modal, majelis jemaat bidang kesaksian dan pelayanan cukup mengalami kesulitan karena pada waktu itu bertepatan dengan

(7)

7

bulan puasa dimana banyak warung nasi yang tutup/ tidak konsisten buka, sehingga diputuskan hanya 1 pemilik warung nasi yang konsisten buka yang menerima bantuan modal padahal tujuan program ini adalah untuk membantu beberapa pemilik warung nasi yang sepi.3

3.2.3. Pembagian Alat Pelindung Diri

Di bulan November 2020 GKI Jatibarang menerima bantuan dari Sinode berupa sejumlah alat pelindung diri yaitu masker, hand sanitizer dan face shield untuk dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Sejumlah alat pelindung diri ini dibagikan kepada anggota diakonia, anggota jemaat terdampak, dan , masyarakat sekitar, dan juga kepada tenaga medis di puskesmas-puskesmas sekitar.4

3.2.4. Pelayanan kasih dengan membagikan bantuan berupa uang

3.2.4.1. Bantuan berupa uang untuk anggota diakonia dan anggota jemaat warga ekonomi lemah

Bantuan berupa uang senilai Rp. 200.000,- diberikan kepada 7 orang anggota Diakonia. Selain kepada 7 orang anggota diakonia, bantuan berupa uang juga diberikan kepada seorang anggota jemaat warga ekonomi lemah yang dirasa perlu untuk dibantu dengan pertimbangan hidupnya hanya dari berjualan di kantin kecil sekolah padahal selama pandemi sekolah memberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh, sehingga tidak bisa berjualan dan tidak ada pemasukan. Anggota jemaat ini belum bisa dimasukkan sebagai anggota Diakonia karena usianya masih usia produktif. Selain menerima bantuan dari gereja, mereka juga menerima bantuan dari pemerintah berupa uang tunai yang diberikan setiap 3 bulan sekali.

3.2.4.2. Bantuan berupa uang untuk Yayasan KAUM ( Kasih Abadi Untuk Mentawai )

GKI Jatibarang membina hubungan baik dengan Yayasan KAUM dengan memberikan bantuan berupa uang sebesar Rp. 606.000,- setiap bulan. Bantuan

3 K. Lydia ( Koordinator Majelis Jemaat bidang Kespel) wawancara, 20 Feb. 2022, pukul 16.30WIB

4 Y. A. Septianta ( Pendeta Jemaat ) wawancara online, 17 Maret 2022, pukul 16.30

(8)

8

diberikan untuk membantu kehidupan dan pendidikan bagi 5 anak yang ada di Mentawai sebagai korban Tsunami. Bantuan ini dikelola oleh klasis Cirebon.5

3.2.5. Pelayanan kasih untuk kesehatan

GKI Jatibarang membantu anggota diakonia dengan pembayaran iuran BPJS kelas 2 untuk 4 orang anggota diakonia. Untuk pelaksanaan pembayaran dilakukan oleh pihak gereja. Sementara 3 anggota diakonia yang lain sudah dibantu pembayarannya oleh anggota jemaat yang tergerak hatinya. Ibu Susanti mengatakan bahwa, gereja siap memberikan layanan antar jemput bagi anggota diakonia yang membutuhkan transport saat akan berobat ke rumah sakit. Beliau juga mengatakan, dulu sebelum ada BPJS biaya pengobatan untuk anggota diakonia yang sakit dibantu oleh anggota jemaat yang tergerak hatinya.

3.2.6. Pelayanan kasih untuk kedukaan

GKI Jatibarang memberikan layanan sepenuhnya jika ada anggota diakonia yang meninggal, mulai dari penyediaan peti mati dan segala perlengkapannya, semua biaya ditanggung oleh gereja. Keluarga yang berduka tetap menerima uang duka dari Yayasan Dana kasih. Demikian juga dengan pelayanan peribadahan mulai dari ibadah tutup peti, ibadah penghiburan dan ibadah pemakaman, semua dilayani oleh gereja. Gereja membantu pembayaran iuran Dana Kasih untuk anggota diakonia. Saat ini tinggal 1 orang anggota diakonia yang dibantu gereja untuk pembayaran iuran Dana Kasih nya. 6 anggota diakonia yang lain sudah dibantu pembayarannya oleh anggota jemaat yang tergerak hatinya.

3.2.7. Pembagian bingkisan Natal Diakonia

Di bulan Desember GKI Jatibarang membagikan bingkisan Natal kepada seluruh anggota diakonia, baik anggota diakonia di jemaat induk Jatibarang, maupun anggota diakonia di pos Jemaat Pusakanegara dan pos Jemaat Anjatan. Bingkisan Natal biasanya berupa pakaian, tetapi bisa juga berupa selimut, sprei, handuk atau barang-barang lain yang pasti bermanfaat. Jumlah anggota diakonia penerima bingkisan Natal seluruhnya 31 orang yaitu 7 orang anggota diakonia GKI

5 H. Nikodemus (anggota Majelis Jemaat bidang Kespel) wawancara, 25 Februari 2022, pukul 10.30

(9)

9

Jatibarang, 14 orang anggota diakonia pos Pusakanegara dan 10 orang anggota diakonia pos Anjatan,6

Pada tanggal 2 Maret 2022 penulis melakukan observasi bersama dengan Majelis Jemaat bidang Kesaksian dan Pelayanan membagikan amplop diakonia bulanan ke anggota diakonia sebanyak 5 orang dan seorang anggota jemaat warga ekonomi lemah, sementara masih ada 2 orang anggota diakonia yang belum dibagikan karena letak rumahnya cukup jauh, sehingga untuk 2 orang anggota diakonia ini uang baru akan diberikan bersamaan dengan pembagian sembako Triwulan di bulan Maret.

Pada tanggal 15 Maret 2022 penulis melakukan observasi, bersama dengan Majelis Jemaat bidang Kesaksian dan Pelayanan mempersiapkan sembako hasil persembahan jemaat yang telah terkumpul yang akan dibagikan kepada 30 orang yaitu 7 anggota diakonia, 13 anggota jemaat warga ekonomi lemah, dan 10 masyarakat sekitar yang terdampak. Adapun sembako yang terkumpul berupa beras, mie instan, minyak, gula, kecap, kopi, susu, aneka makanan kering, juga vitamin,masker dan hand sanitizer.

Keterangan foto: Sembako Triwulan yang akan dibagikan.

Tanggal 16 Maret 2022 kembali penulis melakukan observasi, bersama dengan Majelis Jemaat bidang Kesaksian dan Pelayanan melakukan kunjungan kasih Triwulan ke anggota diakonia dengan membagikan bantuan sembako dan uang ( bagi 2 orang anggota diakonia yang belum menerima amplop diakonia bulanan ), juga kunjungan ke anggota jemaat warga ekonomi lemah dan masyarakat sekitar yang terdampak dengan membagikan sembako. Dalam kunjungan ini penulis menanyakan beberapa pertanyaan kepada anggota diakonia dan anggota jemaat warga ekonomi lemah terkait bantuan sembako dan uang yang diterima.

Adapun jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu,

6 Susanti (anggota Majelis Jemaat bidang Kespel ) wawancara, 25 Februari 2022, pukul 11.45

(10)

10

Menurut bapak Liem Tjay Liong ( 72 tahun ) seorang duda yang tinggal bersama anak perempuannya, bantuan dari gereja berupa sembako dan uang sangat membantu kehidupannya. Anak perempuannya hanya berjualan kaki lima di pinggir jalan, berjualan rokok dan minuman. Penghasilannya sehari-hari kadang tidak cukup untuk biaya hidup, belum lagi harus membayar sewa tempat berjualan di pinggir jalan. Bantuan dari gereja sangat disyukuri, selain itu beliau juga menerima bantuan berupa uang dari desa. Namun untuk kehidupannya sehari-hari, juga biaya listrik, air masih terasa berat, setiap mendekati akhir bulan, pengeluaran benar-benar dihemat.

Menurut ibu Marina ( 65 tahun ) seorang tukang pijit yang tinggal bersama suaminya yang tidak punya pekerjaan tetap, mengandalkan pekerjaan sebagai tukang pijit sangat tidak mencukupi. Selama masa pandemi jarang sekali orang yang memanggil, bahkan dalam sebulan hanya ada satu orang yang memanggil.

Memang bantuan dari gereja bukan satu-satunya bantuan, ibu Marina juga mendapat bantuan dari desa, tetapi dalam masa pandemi pengeluaran harus benar- benar dihemat, makan seadanya saja, belum lagi harus membayar uang kos, tetapi seberapapun bantuan yang diterima semua tetap disyukuri.

Menurut ibu Erna ( 67 tahun ) seorang janda yang hidup sendiri, tidak punya anak dan suaminya sudah meninggal, bantuan yang diterima dari gereja dirasa cukup. Pendapatannya dari aktivitas sebagai buruh panen bawang, bantuan sembako dan uang dari gereja, juga bantuan dari desa , cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Beliau mengatakan, hingga saat ini tidak pernah sampai meminta-minta untuk makan, beliau percaya Tuhan Yesus akan selalu mencukupkan kebutuhannya.

Menurut ibu Sanimah ( 67 tahun ) seorang janda yang hidup bersama anak dan menantunya,beliau sangat bersyukur bantuan dari gereja sangat meringankan kebutuhan hidupnya. Beliau juga mendapat bantuan dari desa, sehingga dengan adanya bantuan dari gereja dan bantuan dari desa beliau tidak terlalu membebani anak dan menantunya yang bekerja sebagai karyawan mini market.

Menurut ibu Lagi ( 75 tahun ) seorang yang mengalami cacat fisik akibat penyakit struk yang dideritanya belasan tahun lalu, bantuan dari gereja sangat disyukurinya. Beliau sangat senang gereja masih mau memberi perhatian sementara

(11)

11

dirinya tidak bisa beraktivitas lagi. Satu hal yang membuat penulis salut adalah semangat hidupnya, dari caranya bicara menunjukkan beliau seorang yang optimis menjalani hidup. Menurut ibu Susanti yang sudah sangat lama mengenal beliau, memang ibu Lagi adalah orang yang tegar, selalu optimis dan tidak pernah mengeluh. Bantuan yang diterima dari gereja meringankan beban keluarga, sementara suaminya sudah tidak dapat bekerja, anak perempuannya berjualan kue dipinggir jalan dan menantunya sebagai sopir freelines yang tidak tentu penghasilannya.

Menurut bapak Tan Sek Liong ( 78 tahun ) seorang duda yang tinggal bersama anak, menantu dan cucunya, kehidupan anak menantunya sendiri sangat pas-pas an bahkan sering tidak mencukupi. Bantuan sembako dan uang yang diterima dari gereja sangat membantu meringankan biaya hidup, walaupun tidak bisa dibilang mencukupi. Itupun beliau juga mendapat bantuan dari desa. Terutama mendekati akhir bulan persediaan uang habis, makan pun seadanya.

Menurut bapak Darka ( 69 tahun ) yang tinggal bersama istri dan anak laki- laki nya, semua bantuan yang diberikan diterima dengan rasa syukur kepada Tuhan.

Ada juga bantuan dari desa, persoalan cukup atau tidak cukup ya di cukup- cukupkan saja. Sudah sangat bersyukur ada yang membantu dari gereja dan juga dari desa. Sekalipun anaknya hanya bekerja di sebuah market dengan gaji pas- pasan, juga istrinya kadang hanya berjualan kue,beliau tetap bersyukur atas pemeliharaan Tuhan.

Menurut bapak Mario ( 60 tahun ) anggota jemaat warga ekonomi lemah, bantuan sembako diterima dengan rasa syukur kepada Tuhan. Warung nasi nya sudah jarang sekali buka sejak istrinya meninggal, beruntung beliau memiliki kos- kos an walaupun sangat sederhana sehingga pendapatan dari kos-kos an ini masih bisa membantu meringankan beban hidup bersama anak-anaknya yang masih belum bekerja..

Dari hasil observasi dan wawancara dengan anggota diakonia penerima bantuan uang dan sembako,secara umum mereka mengatakan bahwa bantuan yang diterima dari gereja memang sangat membantu meringankan beban kebutuhan hidup mereka, tetapi bukan berarti bantuan itu mencukupi kebutuhan mereka, karena

(12)

12

mereka juga menerima bantuan lain seperti bantuan dari desa, bahkan untuk beberapa orang seperti ibu Marina, bapak Liem Tjay Liong dan bapak Tan Sek Liong masih dirasa berat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hasil observasi dan wawancara ini sesuai dengan pernyataan Ibu Lydia yang mengatakan bahwa bantuan yang diberikan gereja tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup anggota diakonia sepenuhnya, tetapi setidaknya bisa membantu meringankan biaya hidup mereka. Namun demikian, setiap penerima bantuan sangat bersyukur atas apa yang diterimanya selama ini.

3.3. Model diakonia yang paling memadahi untuk membantu warga ekonomi lemah masa pandemi Covid-19 di GKI Jatibarang

Selama pandemi GKI Jatibarang melakukan pelayanan diakonia dengan pemberian bantuan secara langsung seperti: Pertama, pembagian sembako rutin dari gereja, sembako dari Sinode dan sembako dari BPK Penabur Jatibarang. Kedua, pembagian APD ( Alat Pelindung Diri ) dari Sinode berupa masker, hand sanitizer dan face shield. Ketiga, Pembagian bantuan berupa uang untuk anggota diakonia, anggota jemaat warga ekonomi lemah, dan juga untuk kehidupan dan pendidikan 5 anak korban Tsunami Mentawai. Keempat, Melaksanakan program GONG ( Gotong Royong ) dari Sinode dengan pembagian makanan bagi masyarakat yang membutuhkan dan pemberian modal bagi pemilik warung nasi yang sepi untuk menyediakan makanan. Kelima, memberikan layanan kesehatan dengan pembayaran iuran BPJS anggota diakonia. Keenam, memberikan layanan kedukaan dengan pembayaran iuran Dana Kasih dan pembiayaan sepenuhnya bagi anggota diakonia yang meninggal.

Dalam program GONG ( Gotong Royong ) GKI Jatibarang mencoba melakukan pelayanan diakonia dengan memberikan bantuan secara tidak langsung, yaitu dengan memberdayakan orang yang dibantu. Program GONG ( Gotong Royong ) dengan sasaran: pertama, memberi makan masyarakat yang membutuhkan dan kedua, memberi modal kepada pemilik warung nasi yang sepi untuk menyediakan makanan bagi masyarakat yang membutuhkan. Jadi dengan pemberian bantuan modal, pemilik warung nasi diberdayakan untuk dapat menggunakan modal yang diberikan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Referensi

Dokumen terkait

Demikian juga halnya dengan Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata yang menyatakan bahwa, perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik. Hal ini dapat berarti bahwa, sekalipun telah

Dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah, pemerintahan kabupaten/kota mempunyai kewenangan: (1) menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah berdasarkan

perusahaan akan mengeluarkan biaya menjadi sebesar Rp 953.598.332,00 di tahun 2015. Tidak hanya terjadi pengurangan pada biaya produksi, biaya penjualandan

S etelah didoakan bersama dan dipertimbangkan dengan seksama calon-calon yang diajukan oleh anggota jemaat, maka pada Persidangan Majelis Jemaat tanggal 10

Kewajiban seluruh peternak mitra di Cibinong ataupun daerah lain pada dasarnya adalah sama yaitu bertanggung jawab atas program pemeliharaan ayam broiler dengan sebaik–baiknya,

Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian ini, yaitu kesintasan pasien HIV/AIDS pada yang patuh terhadap janji ambil obat lebih tinggi dibanding

Hari ini kita lihat perkara-perkara yang berkaitan dengan penganiayaan seksual misalnya kepada kanak-kanak, kepada wanita begitu berleluasa dan juga perkara-perkara

(4) Usulan SKPD DIY Pengampu Dana Keistimewaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah DIY untuk dibahas dan