• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU HOTEL KAPSUL BOBOBOX DALAM MASA PANDEMI COVID-19 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU HOTEL KAPSUL BOBOBOX DALAM MASA PANDEMI COVID-19 SKRIPSI"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU HOTEL KAPSUL BOBOBOX

DALAM MASA PANDEMI COVID-19

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi

Program Studi Ilmu Komunikasi

Disusun oleh:

Bagas Saputra 1502184163

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS

TELKOM UNIVERSITY BANDUNG

2022

(2)

ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU HOTEL KAPSUL BOBOBOX

DALAM MASA PANDEMI COVID-19

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi

Program Studi Ilmu Komunikasi

Disusun oleh:

Bagas Saputra 1502184163

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS

TELKOM UNIVERSITY BANDUNG

2022

(3)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU HOTEL KAPSUL BOBOBOX

DALAM MASA PANDEMI COVID-19

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi

Program Studi Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh:

Bagas Saputra 1502184163

Pembimbing

Ratih Hasanah Sudradjat S.Sos.,M.Si.,Ph.D NIP: 13780046

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG

2022

(4)

HALAMAN PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Bagas Saputra NIM : 1502184163 Kelas : KM-42-01

Prodi : Ilmu Komunikasi Fakultas : Komunikasi dan Bisnis

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas akhir ini dengan judul:

“ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU HOTEL KAPSUL BOBOBOX DALAM MASA PANDEMI COVID-19”

adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan kecuali melalui pengutipan sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku. Saya bersedia menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan pelanggaran terhadap etika keilmuwan dalam tugas akhir.

Bandung, 09 Juli 2022 Yang membuat pernyataan,

Bagas Saputra 1502184163

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas ridho dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

“Analisis Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Hotel Kapsul Bobobox Dalam Masa Pandemi Covid-19”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Universitas Telkom, khususnya Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Bisnis atas kesempatan dan didikan yang diberikan selama kurang lebih selama 3.5 tahun ini.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang turut terlibat dalam penyusunan skripsi ini.

1. Kedua orang tua penulis Mamah Jamini dan Bapak Wasra Subarna yang telah memberikan dukungan, semangat, motivasi, doa-doa, dan juga supportnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Adiwijaya S.si., M.si. selaku Rektor Telkom University.

3.

Ibu Ade Irma Susanty M.M., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Komunikasi &

Bisnis Telkom University.

4. Idola Perdini Putri, Ph.D selaku Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi & Bisnis Telkom University.

5. Ratih Hasanah Sudradjat S.Sos., M.Si., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah berkontribusi besar meluangkan waktu, pikiran dan perhatiannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Ruth Mei Ulina Malau, M.I.Kom. selaku Dosen Wali selama berkuliah di Telkom University.

7. Seluruh dosen pengajar program studi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu, wawasan, pemahaman serta pengalamannya selama penulis mengikuti studi di Fakultas Komunikasi Dan Bisnis, Universitas Telkom.

8. Seluruh staf administrasi program studi Ilmu Komunikasi atas kelancaran informasi dan dukungan administrasi selama mengikuti program pendidikan ini.

(6)

9. Mas Qois, Mba Ghaziana, Mba Tiara, Mba Stephanie, dan Nabil selaku informan kunci, informan ahli, dan informan pendukung yang telah bersedia diwawancarai dan mengizinkan untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini.

10. Keempat kaka peneliti Teh Mia, A Ridwan, A Dede, Teh Restu yang telah bersedia membantu dan banyak memberi semangat serta doa-doa, dan juga support kepada peneliti.

11. Rohil Al Quria sebagai teman dekat penulis yang telah bersedia membantu dan banyak memberi semangat serta doa-doa, dan support dari segi materi, pikirsn, dan waktu kepada penulis.

12. Seluruh sahabat terbaik penulis Arif, Ahok, Andhika, Fadli, Dimas, Daffa, Diki, Fariz, Farhan, Bagas Guntur, Riezcho, Indra, Imam, Naufal, Meli, Mayang, Nanda Adel, Fina, Lulu, Ratih, Sani, Sarah, Sisy, Rhafa, dan Tasya.

Selaku teman-teman SMA (Kelas Malam) penulis.

13. Dendi, Aang, Farhan Aditya, Farhan Estu, Gugun, Bagas PN, Danis, Akmal, , Daffa, Mutia. Kemudia teman-teman kuliah saya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

14. Rizki, Ruben, Chandra, Kayyis, teman asrma Gedung 8.

15. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan maupun dukungan, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunianya kepada mereka semua.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, baik dalam teknik penulisan, struktur bahasa, ataupun persepsi ilmiah. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan di masa mendatang. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi diri penulis sendiri, dan umumnya bagi mahasiswa Universitas Telkom.

Bandung, 09 Juli 2022

Bagas Saputra

(7)

v

ABSTRAK

Pandemi Covid-19 berdampak pada industri pariwisata. Akomodasi dan makan minum sangat terdampak dengan persentase 92,47% menurut survey yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Hotel Kapsul Bobobox adalah salah satu hotel kapsul pertama yang ada di Indonesia yang sangat mengedepankan teknologi sebagai penunjang dari fasilitas yang disedikan yang terintegrasi dengan smart booking, smart check in and check out, Internet of Things (IoT), control system, sistem pembayaran terintegrasi, dan fitur obrolan (chat features) pada aplikasi Bobobox. Dalam masa pandemi new normal Hotel Kapsul Bobobox tumbuh dengan cepat dengan konsistensi sampai 80%. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan strategi komunikasi pemasaran terpadu Hotel Kapsul Bobobox dalam masa pandemi Covid-19. Penelitian ini dilakukan dengan suatu pedoman Model IMC milik Adji Watono dan Maya Watono (2011:34-35) yaitu terdiri dari discovery circle, intent circle, dan strategy circle yang merumuskan prinsip-prinsip dasar yang menjadi faktor kunci kesuksesan strategi pemasaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan paradigma post positivisme. Penelitian deskriptif kualitatif dilakukan dengan kesesuaian dari kondisi yang terjadi atau nature setting. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam dengan marketing manager, social media lead, dan business analyst Hotel Kapsul Bobobox. Penelitian ini memaparkan tentang strategi komunikasi pemasaran terpadu Hotel Kapsul Bobobox dalam masa pandemi Covid-19 dengan menggunakan Model IMC Dwi Sapta. Hasil dalam penelitian ini bahwa analisis pada discovery circle sudah cukup dilakukan berdasarkan dengan aspek-aspek yang ada. Namun beberapa perlu ditambahkan agar analisis yang dilakukan lebih maksimal. Kemudian dalam menganalisis intent circle perlu memperhatikan secara mendalam baik isu positif maupun isu negatif guna untuk pengembangan suatu produk. Kemudian dalam pembuatan strategy circle, dalam menyampaikan informasi pesan/merek sebaiknya saling memperkuat dan berimbang sehingga informasi/pesan yang disampaikan mampu diterima oleh semua target audience artinya tidak terfokus pada satu media online saja.

Kata kunci: Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu, Hotel Kapsul Bobobox, pandemi Covid-19, discovery cirlce, intent circle, strategy circle

(8)

ABSTRACT

The Covid-19 pandemic has had an impact on the tourism industry. Accommodation and eating and drinking are very popular with a percentage of 92.47% according to a survey conducted by the Central Statistics Agency (BPS). Bobobox Capsule Hotel is one of the first capsule hotels in Indonesia that strongly ignites technology as a support for the facilities provided that are integrated with smart booking, smart check in and check out, Internet of Things (IoT), control systems, integrated payment systems, and the chat feature of the Bobobox application. During the new normal pandemic, the Bobobox Capsule Hotel grew rapidly with a consistency of up to 80%. The purpose of this study is to describe the integrated marketing communication strategy of the Bobobox Capsule Hotel during the Covid-19 pandemic. This research was conducted with an IMC model guide owned by Adji Watono and Maya Watono (2011: 34-35), which consists of discovery circles, intent circles, and strategy circles that formulate the basic principles that are key factors for the success of marketing strategies. This research uses descriptive qualitative research method with post positivism paradigm.

Qualitative descriptive research is carried out by adjusting the conditions that occur or natural settings. Data collection is done by observing, deepening with marketing managers, social media leads, and business analysts at the Bobobox Capsule Hotel.

This study describes the integrated marketing communication strategy of the Bobobox Capsule Hotel during the Covid-19 pandemic using the IMC Dwi Sapta Model. The result of this research is that it is sufficient to analyze the discovery circle based on the existing aspects. However, some need to be added so that the analysis is carried out more optimally. Then in analyzing the circle of intentions, it is necessary to pay close attention to positive and negative issues for the development of a product. Then in the strategy-making circle, in conveying information/brands, it should be mutually reinforcing and balanced so that the information/messages conveyed can be accepted by all target audiences, meaning that they are not focused on one online media only.

Keyword : Integrated Marketing Communication Strategy, Bobobox Capsule Hotel, Pandemic Covid-19, discovery cirlce, intent circle, strategy circle

(9)

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ...v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I ...1

PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Fokus Penelitian ... 13

1.3 Identifikasi Masalah ... 13

1.3 Tujuan Penelitian ... 13

1.4 Manfaat Penelitian ... 13

1.4.1 Aspek Teoritis: ... 13

1.4.2 Aspek Praktis: ... 13

1.5 Waktu dan Periode Penelitian ... 14

BAB II ... 15

TINJAUAN PUSTAKA ... 15

2.1 Landasan Teori ... 15

2.1.1 Komunikasi ... 15

2.1.2 Komunikasi Pemasaran ... 16

2.1.3 Komunikasi Pemasaran Terpadu ... 17

2.1.4 Komunikasi Pemasaran Terpadu Model Dwi Sapta ... 19

2.2 Penelitian Terdahulu ... 27

2.3 Kerangka Pemikiran ... 37

BAB III ... 38

METODOLOGI PENELITIAN ... 38

3.1 Paradigma Penelitian ... 38

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 38

(10)

3.2.1. Subjek Penelitian ... 38

3.2.2. Objek Penelitian ... 39

3.3 Lokasi Penelitian ... 39

3.4 Unit Analisis Penelitian ... 39

3.5 Informan Kunci ... 40

3.6 Pengumpulan Data Penelitian ... 41

3.6.1. Observasi ... 41

3.6.2. Wawancara ... 42

3.6.3. Dokumentasi ... 42

3.7 Teknik Analisis Data ... 43

3.8. Teknik Keabsahan data ... 45

BAB IV ... 46

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1. Karakteristik Narasumber ... 46

4.2. Hasil Penelitian... 49

4.2.1. Discovery Circle (Lingkaran Kiri) ... 49

4.2.2. Intent Circle (Lingkaran Tengah) ... 63

4.2.3. Strategy Circle (Lingkaran Kanan) ... 70

4.3. Pembahasan ... 90

4.3.1. Discovery Circle (Lingkaran Kiri) ... 90

4.3.2. Intent Circle (Lingkaran Tengah) ... 95

4.3.3. Strategy Circle (Lingkaran Kanan) ... 99

BAB V ... 107

KESIMPULAN DAN SARAN ... 107

5.1. Kesimpulan ... 107

5.2. Saran ... 108

5.2.1. Saran Akademis ... 108

5.2.2. Saran Praktis ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 111

LAMPIRAN ... 113

(11)

ix DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 COMPETITOR BOBOBOX ...5

Tabel 1. 2 WAKTU DAN PERIODE PENELITIAN ... 14

Tabel 2. 1 PENELITIAN TERDAHULU ... 27

Tabel 3. 1 UNIT ANALISIS PENELITIAN ... 39

Tabel 3. 2 DAFTAR INFORMAN PENELITIAN... 40

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Hasil Survey Badan Pusat Statistik (BPS) ...2

Gambar 1. 2 penerimaan penghargaan juara 1 Wonderful Startup Academy (WSA) batch II ...7

Gambar 1. 3 komunikasi Hotel Kapsul Bobobox dimasa pandemi Covid-19 ...8

Gambar 1. 4 komunikasi Hotel Kapsul Bobobox dimasa pandemi Covid-19 ...9

Gambar 1. 5 sertifikasi kebersihan dari Ikatan Ahli Kesehatan masyarakat Indonesia (IAKMI) ... 10

Gambar 2. 1 Integrated Marketing Communication Model Dwi Sapta ... 20

Gambar 2. 2 Discovery Cicle IMC Model Dwi Sapta ... 20

Gambar 2. 3 Intent Circle IMC Model Dwi Sapta... 23

Gambar 2. 4 Strategy Circle IMC Model Dwi Sapta ... 24

(13)

xi DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Draf Wawancara ... 113

Lampiran 2 Transkrip Wawancara Informan Kunci 1 ... 119

Lampiran 3 Transkrip Wawancara Informan Kunci 2 ... 129

Lampiran 4 Transkrip Wawancara Informan Kunci 3 ... 142

Lampiran 5 Transkrip Wawancara Informan Ahli ... 147

Lampiran 6 Transkrip Wawancara Informan Pendukung ... 164

Lampiran 7 Hasil Ithenticate ... 171

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pandemi Covid-19 yang memberi dampak kepada seluruh sektor yang ada di negara bahkan dunia. Kondisi tersebut membuat perubahan tatanan dalam aktivitas manusia. Berdasarkan kebijakan pemerintah RI (Republik Indonesia) seluruh warga Indonesia harus menerapkan jaga jarak guna agar penularan virus Covid-19 tidak menyebar secara meluas. Pandemi ini di anggap sebagai wabah dunia oleh World Health Organization (WHO). Sehingga pernyataan tersebut menjadi suatu pembahasan juga pembicaraan yang menarik, pandemi ini juga merupakan permasalahan yang sangat serius yang harus diperhatikan oleh pemerintah maupun masyarakat di seluruh dunia secara baik.

Pemerintah Indonesia melakukan kebijakan baru yang di tulis pada peraturan Republik Indonesia PP nomor 21 tahun 2020. Bahwa pemerintah Indonesia memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Peraturan yang diberlakukan ini adalah pembatasan kegiatan masyarakat di wilayah tertentu yang banyak teridentifikasi virus Covid-19, peraturan tersebut diberlakukan guna untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 menyebar secara meluas. Selain melakukan kebijakan dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pemerintah Indonesia juga melakukan kebijakan dalam upaya-upaya lain seperti sistem dan protocol kesehatan yang sangat ketat guna dalam menanggulangi penyebaran Covid-19 secara meluas. Upaya-upaya tersebut diantaranya melakukan penutupan akses jalur keluar masuk kota bahkan negara, dan penutupan jalan-jalan sesuai ketentuan di daerah masing-masing. Dan juga memberlakukan sistem baru seperti work from home (WFH) dan online learning.

Permasalah yang timbul dari adanya Pandemi Covid-19 ini tidak hanya menyerang pada bidang kesehatan dunia saja, namun pandemi Covid-19 ini juga menyerang pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menyebabkan ketidakstabilan. Sedangkan prekonomian adalah hal yang sangat penting bagi

(15)

2 Bangsa Indonesia. Ketidakstabilan prekonomian Indonesia tersebut di pengaruhi oleh salah satu bidang yaitu pada parisiwata.

Dengan pernyataan tersebut dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa industri pariwisata salah satu bidang yang paling terdampak di tengah pandemi Covid-19, hal ini juga berkaitan pada akomodasi perhotelan.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia mengatakan wabah covid-19 kini telah memaksa 1.642 hotel di seluruh Indonesia untuk tutup. Sebelum adanya pandemic, industri pariwisata cenderung tumbuh pesat. Namun ketika pandemi ini melanda kunjungan wisatawan menurun secara signifikan dibanding biasanya.

Hal ini dapat dilihat dari menurunnya jumlah pengunjung hotel di Indonesia.

Gambar 1. 1 Hasil Survey Badan Pusat Statistik (BPS) Sumber: https://ekonomi.bisnis.com/

Pada gambar 1.1 memperlihatkan hasil survey yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan hasil survey BPS yang dilakukan pada 10-26 Juli 2020, pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap pelaku usaha yang mayoritas adalah Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dan Usaha Menengah dan Besar (UMB) yang sama-sama melaporkan penurunan pendapatannya. Berdasarkan pada gambar 1.1 Akomodasi dan makan minum sangat terdampak oleh pandemic covid-19 dengan persentase 92,47%. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada sektor pariwisata Indonesia sangat mengalami penurunan yang sangat dratis dan berdampak pada sektor akomodasi perhotelan di Indonesia. Namun dengan seiring

(16)

berjalan nya waktu kasus Covid-19 pun secara perlahan membaik dan pemerintah Indonesia melakukan kebijakan baru yang tetap mengutamakan dengan protocol kesehatan.

Akomodasi perhotelan merupakan salah satu bagian dari bisnis pariwisata yang terdampak dengan adanya peandemi ini, karena dengan adanya pandemi ini ketidakmungkinan untuk memanfaatkan waktu luang mereka. Upaya bertahan untuk memualai era new normal ditunjukkan dengan tetap adanya komunikasi brand dalam kegiatan pemasarannya. Sehingga kegiatan pemasaran harus tetap berjalan sebagai investasi untuk kedepannya. Dengan adanya new normal brand diharuskan untuk selalu melakukan komunikasi untuk kegiatan pemasarannya.

Berfokus pada akomodasi perhotelan di masa kini yang semakin canggih pelaku bisnis yang mengembangkan inovasi nya melalui teknologi, seperti pada umumnya hotel berkesan dengan, kamar yang luas, kamar mandi di dalam, tempat tidur dan furniture dalam kamar memiliki kualitas tinggi, dan kemewahan. Namun di zaman yang semakin canggih ini tidak sedikit start-up yang hadir dari berbagai bidang namun salah satunya berada pada start up yang berfokus pada akomodasi perhotelan.

Salah satu start-up yang berfokus pada bidang perhotelan saat ini menghadirkan dan membuat inovasi baru pada akomodasi perhotelan yaitu Dengan membuat konsep hotel kapsul. Hotel kapsul adalah sebuah tempat penginapan yang menggunakan kamar berukuran kecil dan disebut sebagai kapsul dengan biaya yang terjangkau Marc Schreiber, (2011) dalam Putra, (2018).

Sehingga dengan adanya hotel dengan berkonsepkan kapsul yang memiliki desain, kualitas, durabilitas, dan dengan diintegrasikan dengan teknologi akan memberikan pengalaman baru bagi para pengunjung yang bermalam di hotel tersebut. Hotel kapsul belakang ini menjadi trend baru bagi traveller yang mengutamakan pengalam yang baru dengan harga yang lebih terjangkau, dan salah satunya adalah Hotel Kapsul Bobobox yang ada di Indonesia.

Hotel Kapsul Bobobox adalah salah satu hotel kapsul pertama yang ada di Indonesia yang sangat mengedepankan teknologi sebagai penunjang dari fasilitas yang disedikan. Hotel kapsul pada umumnya berupa ruangan kecil yang dibangun di suatu gedung, namun berbeda dengan Bobobox yang dapat memberikan

(17)

4 pengalaman menginap yang berbeda dengan hotel kapsul lainnya. Bobobox sendiri memiliki suatu misi yang bertujuan agar setiap konsumen yang menginap dapat merasakan istirahat yang sangat berkualitas dengan pengalaman terbaiknya.

Selain itu Bobobox juga merupakan akomodasi perhotelan yang mengusung tema Smart-Pod Hotel dengan menyediakan 2 tipe kamar Sky dan Earth Sky sendiri adalah tempat tidur yang berada di atas dan Earth merupakan tempat tidur yang berada di bawah. Bobobox sendiri memiliki sebutan tersendiri untuk setiap kamarnya yaitu pod. Setiap pod dilengkapi oleh pintu yang hanya bisa terbuka melalui aplikasi Bobobox di smartphone konsumen. Karna itulah Bobobox sangat menjaga keamanan pelanggannya karna menggunakan QR code yang hanya dimiliki oleh pelanggannya.

Pod Bobobox adalah ruangan yang didesain untuk kenyamanan maksimum dan efisiensi biaya dan ruang. Setiap pod Bobobox dilengkapi dengan tempat 3 tidur berukuran king, AC, area untuk bekerja, pengeras suara Bluetooth, B-Pad, dan moodlamps. Pelanggan dapat mengontrol pod, mulai dari membuka pintu, mengatur warna lampu, sampai mengatur volume pengeras suara melalui aplikasi.

Pod Bobobox sepenuhnya terintegrasi dengan smart booking, smart check in and check out, Internet of Things (IoT), control system, sistem pembayaran terintegrasi, dan fitur obrolan (chat features) pada aplikasi Bobobox. Aplikasi Bobobox tersedia di App Store dan Google Play yang dapat diunduh secara gratis.

Fasilitas yang disediakan Bobobox untuk pelanggannya yaitu sikat gigi, pasta gigi, linen, dan handuk. Fasilitas lain yang diberikan Bobobox dilengkapi dengan adanya ruangan khusus dan Wi-Fi gratis.

Harga yang ditawarkan Bobobox pun terbilang terjangkau, karena dengan fasilitas lengkap seperti hotel tersebut pihak perusahaan memberikan harga hostel.

Biaya yang ditawarkan Bobobox untuk menginap satu malam mulai (Rp.135.000 Rp.200.000). Pelanggan dapat memesan kamar melalui website, aplikasi ataupun langsung pada gerai Bobobox. Setelah memesan kamar, pelanggan bisa melakukan pembayaran otomatis karena Bobobox sudah terhubung dengan beberapa mitra pembayaran seperti Bank BCA, Bank Mandiri,, Bank BRI, Bank BNI, Danamon, dan Go-Pay. Terdapat beberapa start-up seperti hotel kapsul

(18)

Bobobox yang menjadi competitor yaitu, VK Pods, My Pod Room, dan Inap at capsule hotel

Tabel 1. 1 COMPETITOR BOBOBOX

No. Nama Brand Lokasi Website/ Social Media

1. VK Pods Bandung, Jawa Barat, 2,8 km dari Braga City Walk dan 3,7 km dari Cihampelas Walk

www.vkpods.com

2. MyPodRoom Jl.Dalem Kaum 102, Bandung 40251 – Jawa Barat Indonesia

www.mypodroom.com

3. Inap at capsule hotel Grand Asia Afrika Apartment, Tower D, 19th floor, unit 17 (D- 1917). Jalan Lengkong Kecil, 40261 Bandung, Indonesia

Instagram :

@inap.at.capsule

Sumber: (Olahan Penulis 2021)

Berdasarkan dengan tabel kompetitor di atas bila di bandingkan dengan Hotel Kapsul Bobobox. Hotel Kapusl Bobobox sudah sangat jauh lebih canggih dan lebih baik dengan berdasarkan penjelasan sebelum nya mengenai Hotel Kapsul Bobobox selain itu dibuktikan dengan adanya pandemi ini justru Hotel Kapsul Bobobox mengembangkan bisnis nya dengan menambah enam lokasi baru di tiga kota dengan memanfaatkan putaran pendanaannya tahun lalu. Sehingga pada masa New Normal Bobobox dapat bisa stabil dengan pendapatannya.

Menurut Antonius pada masa seperti saat ini yaitu masa adaptasi dengan kehidupan gaya baru new normal, keberadaan atau penempatan Hotel bobobox justru meningkat sehingga dapat dikatakan adanya strong recovery. Maksud dari penjelasan diatas dimana pelanggan dari hotel Bobobox yang mempunyai gaya kamar yang tidak sama dengan hotel lainnya, tetapi berbentuk kapsul ini tumbuh dengan cepat dengan konsistensi sampai 80% dan Antonius juga yakin akan naik

(19)

6 sampai 90% dalam kurun waktu dekat ini.

“Perubahan yang terjadi pada perilaku pelanggan ini memberikan gambaran bahwa adanya titik terang berjalannya bisnis hotel kapsul ini disaat pandemi covid-19 yang memaksa seluruh masyarakat untuk beradaptasi dengan kehidupan new normal. Maka dari itu, perusahaan yang berjalan dibidang perhotelan bobobox memanfaatkan kesempatan ini dengan membangun dua lokasi terbaru, lokasi pertama berada di area Malioboro Yogyakarta dan yang kedua berada di Juanda Jakarta Pusat.“ ucap Antonius Bong, selaku presiden Bobobox Hotel.

Sehingga dapat dikatakan dengan pandemi seperti ini Bobobox tetap melakukan inovasi-inovasi baru untuk meningkatkan penjualan di masa transisi new normal seperti ini. Selain itu dengan fasilitas yang memadai dengan beberapa keunggulan yang mengikuti trend zaman dengan memanfaatkan teknologi secara maksimal sebagai alat bantu customer yang hanya dimiliki oleh Bobobox namun tidak dimiliki oleh kompetitor lain, dan dapat dikatakan bahwa fasilitas pada bobobox mengikuti zaman masa kini. Selain mengandalkan konsep hotel masa kini yang mengintegrasikan pods dan mobile nya, Bobobox terbukti memiliki kredibilitas sebagai Startup hotel kapsul terbaik karena Bobobox mendapatkan predikat juara satu dalam kompetisi Wonderful Startup Academy (WSA).

(20)

Gambar 1. 2 penerimaan penghargaan juara 1 Wonderful Startup Academy (WSA) batch II

Sumber: https://aptika.kominfo.go.id/

Pada gambar 2.1 merupakan gambar penerimaan penghargaan juara 1 Wonderful Startup Academy (WSA) batch II yang diberikan kepada perwakilan bobobox sebagai peraih juara satu. Ini adalah kali keduanya WSA membuka pendaftaran untuk acara kejuaran penghargaan. Pada kali keduanya ini atau disebut batch II jumlah peserta yang mengikuti dan mendaftarkan diri menaik kurang lebih dari 70% dengan jumlah 180 perusahaan Indonesia perintis baru atau start up. Acara WSA ini dilakukan melalui 3 tahap, tahap pertama merupakan co- working (creative camp) dimana pada tahapan ini peserta mendapatkan pendamping dalam durasi satu bulan. Lalu pada tahap dua yaitu creative center, dimana peserta berada dalam masa inkubasi dalam durasi satu bulan sama seperti tahap pertama. Ketiga yaitu tahapan Creative capital yaitu dimana peserta akselerasi selama satu bulan durasi lamanya. Tiga tahapan tersebut dilakukan secara singkat serta padat dengan waktu yang efektif. Wonderful Start Up Academy (WSA) mempunyai tentu mempunyai kriteria tersendiri untuk melakukan penilaian, adapaun yang termasuk dalam peneliaian menurut WSA adalah pelanggan, competitive analysis, business opportunities, dan yang terakhir adalah penilaian berdasarkan future development plan. Beberapa kriteria tersebut masuk kedalam strategi komunikasi pemasaran. Berikut merupakan profil umum terkait Hotel Kapsul Bobobox yang menjadi objek dari penelitiam ini.

Mengenai hal tersebut dimasa pandemi Hotel Kapsul berisi keras untuk mengkomunikasian produknya agar dimasa sulit ini Hotel Kapsul Bobobox tetap bisa mempertahankan konsistensi nya menjadi hotel kapsul yang terbaik di Indonesia di tengah masa pandemi Covid-19. Menurut Firmansyah, (2020) Komunikasi merupakan bagaimana seorang individu atau yang biasa disebut komunikator menyampaikan pemikiran dan pemahamannya kepada lawan

(21)

8 bicaranya atau disebut komunikan. Komunikasi juga berperan sebagai cara untuk menyampaikan sebuah pesan yang dimana pesan tersebut berisikan ide atau informasi melalui perantara sebuah media kepada komunikannya agar dapat dipahami. Definisi dari komunikasi ini dikemukakan oleh Forsdale yang di sampaikan oleh Muhammad (2009) dalam Firmansyah, (2020) “Komunikasi merupakan sebuah proses yang terjadi dari seorang individu yang dengan sengaja memberikan stimulus. Stimulus yang diberikan ini bisa berbentuk verbal yang dapat mempengaruhi tingkah laku dari diri seseorang”. Berikut komunikasi yang dilakukan oleh Hotel Kapsul Bobobox dalam masa pandemi Covid-19

Gambar 1. 3 komunikasi Hotel Kapsul Bobobox dimasa pandemi Covid-19 Sumber: www.instagram.com/bobobox.id/

Berdasarkan gambar 1.3 diatas menjelsakan bahwa pada instagram

@bobobox_id, Hotel Kapsul Bobobox mengkomunikasikan di masa pandemi ini Bobobox mengedepankan kebersihan dan keamanan untuk para tamu yang akan datang, seperti yang dikatakan Mas Ahmad Qois selaku manager marketing Bobobox saat wawancara, mengatakan bahwa tujuan informasi yang disampaikan dalam masa pandemi ini tujuannya adalah untuk kita sebagai hotel kapsul yang cepat paling aman, dan nyaman di masa pandemi dengan harga yang terjangkau juga. Dapat dilihat bahwa informasi yang disampaikan tersebut untuk membentuk keyakinan para konsumen bahwa Bobobox sudah mealakukan seperti apa yang dianjurkan pemerintah seperti memastikan bahwa area Bobobox aman dan bersih,

(22)

karyawan Bobobox menjaga kebersihan dan kesehatan, dan kesehatan serta kebersihan tamu adalah menjadi prioritas Bobobox. Selanjutnya Bobobox dalam masa pandemi covid-19 melakukan kegiatan pemasarannya dengan mengkomunikasikan contactless dimasa new normal.

Gambar 1. 4 komunikasi Hotel Kapsul Bobobox dimasa pandemi Covid-19 Sumber: www.instagram.com/bobobox.id/

Berdasarkan gambar 1.4 diatas menjelasakan bahwa pada instagram

@bobobox_id, Hotel Kapsul Bobobox memeberikan layanan/experience baru di era new normal ini dengan menerapkan pengurangan kontak antara pegawai dengan tamu yang akan menginap, dengan kegiatan informasi tersebut, tamu yang akan menginap cukup dengan menggunakan aplikasi nya saja sudah bisa cek-in sampai dengan cek-out tanpa harus kontak dengan pegawai yang ada sehingga dengan informasi tersbut Bobobox ingin semua tamu yang datang merasa aman dan nyaman walaupun dalam keadaan pandemi covid-19. Tidak hanya itu saja komunikasi Hotel Kapsul Bobobox dalam masa pandemi Covid-19 dalam memesarkan produknya, bobobox juga mendapatkan sertifikasi kebersihan dari Ikatan Ahli Kesehatan masyarakat Indonesia (IAKMI) bahwa Hotel Kapsul Bobobox benar-benar berkomitmen untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi tamu yang akan menginap di Hotel Kapsul Bobobox.

(23)

10 Gambar 1. 5 sertifikasi kebersihan dari Ikatan Ahli Kesehatan masyarakat

Indonesia (IAKMI)

Sumber: www.instagram.com/bobobox.id/

Berdasarkan gambar 1.4 diatas menjelasakan bahwa pada instagram

@bobobox_id, Hotel Kapsul Bobobox menjalankan standar prosedut operational mengenai protokol kesehatan serta contactless experience yang sudah diterapkan secara menyeluruh di setiap cabang Bobobox dan menjadi komitmen Bobobox dalam menjamin keamanan dan kebersihan untuk kenyamanan semua para tamu sehingga medapatkan sertifikasi oleh Ikatan Ahli Kesehatan masyarakat Indonesia (IAKMI). Informasi tersebut membuat para tamu yakin dan percaya sehingga peningkatan tumbuh dengan cepat dengan konsistensi sampai 80% dan Antonius juga yakin akan naik sampai 90% dalam kurun waktu dekat ini.

Keterkaitan dari komunikasi pemasaran ini adalah sebuah proses yang terjadi pada kehidupan sosial dalam lingkup paling sedikit yaitu dua orang, dimana individu tersebut atau komunikator memberikan stimulus kepada lawan bicaranya atau komunikan. Pesan yang diberikan dengan sengaja oleh komunikator atau stimulus ini biasanya berbentuk pesan verbal, maksudnya adalah pesan yang disampaikan melalui saluran komunikasinya sehingga dapat memberikan pengaruh untuk perubahan perilaku yang berupa respon terhadap pesan yang disampaikan tersebut. Definisi pemasaran menurut Kotler dan Keller (2007) dalam (Firmansyah, 2020), “pemasaran merupakan proses yang terjadi dalam kehidupan sosial yang didalam proses tersebut seorang individu atau

(24)

beberapa kelompok mendapatkan apa yang menjadi keinginan serta kebutuhan mereka. Sehingga mereka dapat secara bebas melakukan pertukaran produk yang bernilai”.

Kedua hubungan ini yaitu komunikasi dengan pemasaran ini sudah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan ataua dapat dikatakan sudah terjalin erat. Komunikasi adalah hal yang tidak dapat dilepaskan, komunikasi adalah kegitan utama dalam kehidupan sehari hari. Pada dasarnya komunikasi merupakan penyampaian pesan dari satu individu kepada individu lainnya untu mencapai sebuah tujuan yang direncanakan dengan sengaja. Komunikasi bisa terjadi antara sesama individu, individu kepada kelopok, atau bisa juga individu kepada perusahaan atau sebaliknya. Komunikasi yang tedapat dalam pemasaran bersifat rumit dalam artian tidak mudah seperti saat komunikasi kepada teman biasa, ataupun keluarga. Pemasaran mempunyai strategi dalam bauran pemasaran (marketing mix), dimana sebuah organisasi dapat melakukan perkembangan untuk proses tukar menukar dengan tujuan saling menguntungkan kepada pelanggannya.

Kotler dan Armstrong (2008) dalam Firmansyah, (2020) mengungkapkan bahwa “proses dimana perusahaan dapat mengumpulkan berbagai teknik untuk melakukan pemasaran yang handal dan dapat membuat respon yang baik dari pelanggan terhadap perusahaan dipasar disebut bauran pemasaran (marketing mix)”. Selain itu juga Menurut Kotler (2005) dalam Firmansyah, (2020) sebuah gabungan dari lima model komunikasi pemasaran, seperti : pemasangan iklan, teknik promosi penjualan, hubungan masyarakat dan pemberitaan, penjualan yang dilakukan secara pribadi, pemasaran secara langsung dan aktif saat melakukan aksi merupakan bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Dengan keadaan dan kondisi seperti dimasa pandemi ini pelaku usaha baik binis di bidang jasa maupun industri tetap harus menentukan dan membuat strategi komunikasi pemasaran agar tetap bertahan. Dengan begitu seperti hasil survey yang dilakukan oleh BPS terkait dampak pandemic terhadap lapangan usaha bahwa yang terbesar adalah pelaku usaha di bidang akomodasi dan makan minum. Yang memiliki penurunan penjualan dari biasanya, sehingga memerlukan adanya strategi pemasaran yang tepat guna mengkomunikasiakan produknya terhadap khalayak

(25)

12 di masa pandemi seperti ini agar bisa bangkit Kembali.

Dalam komunikasi pemasaran sebuah bisnis yang berfokus pada akomodasi perhotelan ini juga harus siap serta sigap untuk merencanakan sebuah strategi untuk mempromosikan sebuah perusahaan. Strategi promosi ini tentu berguna untuk memperlancarkan tujuan dari perusahaan tersebut. Salah satu tujuan dari perusahaan akomodasi perhotelan yaitu menarik pelanggan untuk menikmati fasilitas yang disediakan dalam hotel dengan menginap beberapa hari didalamnya. Maka dari itu, cara untuk membuat pelanggan tertarik menginap merupakan fokus yang harus diprioritaskan tidak lupa dengan memperhatikan situasi yang terjadi disekitar perushaan, apabila perencanaan dalam strategi komunikasi pemasaran dapat memenuhi tujuan perusahaan maka perusahaan akan semakin berkembang maju.

Sama halnya dengan penelitian terdahlu yang dijadikan sebagi referensi yaitu, yang pertama penelitian dengan judul “Analisis Kegiatan Komunikasi Pemasaran Terpadu Fave Hotel Olo Padang Pada Masa Pandemi Covid-19”

penelitian ini dilakukan oleh Novia Antika pada tahun 2021. Dimana, penelitian ini membahas salah satu hotel yang berada di Padang Sumatera Barat yaitu Fave Hotel Olo Padang yang meneliti seputar strategi komunikasi pemasarannya dimasa Pandemi Covid-19. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Fave Hotel Olo Padang dimasa pandemi Covid-19. Dan Hasil dari penelitian ini ditemui bahwa selama masa pandemi Covid-19, Fave Hotel Olo Padang menggunakan kegiatan komunikasi pemasaran terpadu seperti promosi penjualan, hubungan masyarakat, pemasaran langsung, mulut ke mulut, dan penjualan personal.

Selanjutnya, penelitian terdahulu kedua yang dijadikan sebagai referensi yaitu, penlitian yang berjudul “Analisis Kegiatan Komunikasi Pemasaran Terpadu Pada M Bloc Space Sebagai Creative Hub Di Jakarta” penelitian ini dilakukan oleh Nisrina Fithriyah pada tahun 2021. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh M Bloc Space sebagai Creative Hub di Jakarta. Dan hasil dari penelitian ini ditemui bahwa Hasil dari penelitian yang ditemukan bahwa M Bloc Space membuat narasi yang kemudian disebarkan ke khalayak ramai. Pemasaran melalui pengalaman

(26)

diciptakan M Bloc Space melalui acara musik, edukasi, serta acara kebudayaan.

Pemasaran lainnya melalui website resmi dan media sosial yang digunakan sebagai media interaksi antara pihak M Bloc Space dengan audience.

Berdasarkan pemaparan yang ditulis oleh peneliti di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai strategi komunikasi pemasaran pada hotel kapsul bobobox yang memposisikan sebagai start-up yang diketahui memiliki prestasi serta dimasa pandemic seperti ini bobobox tetap bertahan dengan konsistensi konsumen sebesar 80%. Dengan mengembangkan inovasi- inovasi baru Sehingga penelitian ini diberi judul “ Analisis Kegiatan Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Hotel Kapsul Bobobox dalam Masa Pandemi COVID-19”. Terkait penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

1.2 Fokus Penelitian

Pada Penilitian ini, penelitian ini berfokus pada strategi komunikasi pemasaran terpadu yang dilakukan Hotel Kapsul Bobobox di masa pandemi COVID-19.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan oleh penulis, maka penulis mendapatkan rumusan masalah yaitu: Bagaimana kegiatan strategi komunikasi pemasaran terpadu hotel kapsul bobobox dalam masa pandemi COVID-19 ?.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah di jelaskan di atas maka dapat diketahui tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran terpadu hotel kapsul bobobox dalam masa pandemi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua aspek yaitu:

1.4.1 Aspek Teoritis:

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi maupun wawasan bagi para pembaca maupun mahasiswa yang sedang melakukan penelitian dengan bertemakan strategi komunikasi pemsaran dalam meningkatkan brand awareness pada industri perhotelan.

1.4.2 Aspek Praktis:

(27)

14 Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi maupun bahan evaluasi bagi pihak-pihak perusahaan dalam menentukan strategi komunikasi pemasaran dalam meningkatkan brand awareness yang berhubungan dengan industri perhotelan.

1.5 Waktu dan Periode Penelitian

Rencana waktu dan periode penelitian dilakukan dari bulan Juni 2021 hingga Desember 2021

Tabel 1. 2 WAKTU DAN PERIODE PENELITIAN

Kegiatan

2021 2022

Bulan Bulan

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 Penulisan

Proposal Bimbinga Proposal Skripsi Desk Evaluation Pengumpulan Data

Analisis Data Penyusunan Naskah Skripsi Sidang Skripsi

(Sumber: Olahan penulis 2021)

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Komunikasi

Sebagai makhluk sosial yang hidup berkelompok, manusia sangat membutuhkan interaksi atau berkomunikasi dengan anggota kelompok lainnya. Komunikasi dapat mempermudah manusia untuk berinteraksi, sehingga suatu maksud dan tujuan yang ingin disampaikan dapat terwujud dengan mudah. Dengan hal tersebut dapat diketahui munculnya komunikasi karena adanya sebab dan akibat yang ditimbulkan dari adanya hubungan sosial.

Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi dan dan kehidupan umat manusia tidak bisa dipisahkan.

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama,” communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common) Mulyana, (2014:46). Sedangkan Hovland dalam Mulyana, (2014:68) menjelaskan Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) memberikan rangsangan (biasanya berupa simbol verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate).

Harold Lasswell dalam (Mulyana, 2014:69) menegaskan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut, seperti “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” atau “Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?.

Berdasarkan definisi Harold Laswell di atas dapat diturunkan dengan 5 faktor komunikasi tersebut saling bergantungan satu sama lain, yaitu:

1. Pengirim pesan atau komunikator (Sumber, pengirim penyandi, komunikator, dan pembicara)

2. Pesan (Message)

3. Saluran atau media (tatap muka, media cetak, dan media elektronik) 4. Penerima

5. Efek dan Umpan Balik

(29)

16 Berdasarkan lima faktor turunan yang di definisikan oleh Harold Laswell dari pengertian komunikasi tersebut bahwa komunikasi adalah penyampain pesan yang dapat digunakan oleh komunikator kepada komunikan melalui media dan dapat menimbul efek atau umpan balik. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui proses penyampaian pesan yang di lakukan dari hotel Bobobox dalam strategi komunikasi pemasaran dimasa pandemic Covid- 19

2.1.2 Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran (marketing communication) merupakan sarana industri untuk berusaha menjelaskan, membujuk, dan mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung terkait produk serta jasa yang dijual. Firmansyah, (2020)

Kotler dan Keller, (2009:5) berpendapat bahwa pemasaran (marketing) adalah menjelaskan tentang kebutuhan manusia serta sosial. Definisi pemasaran yang singkat dan jelas yaitu dapat memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.

Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler &

Keller, (2009:5) bahwa pemasaraan adalah suatu proses kegiataan organisasi untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan mengasihkan nilai kepada konsumen dengan mengelola hubungan menggunakan cara yang menguntungkan organisasi maupun pemangku kepentingannya.

Pada teori yang dijelaskan oleh American Marketing Association (AMA) dalam Kotler & Keller, (2009:5) menyimpulkan bahwa komunikasi pemasaran merupakan kombinasi dari dua aspek, yaitu komunikasi dan pemasaran.

Komunikasi adalah proses menyampaikan pesan melalui meldia yang merupakan informasi pengirim kepada penerima untuk memahami maksud pengirim. Sedangkan Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana suatu perusahaan atau organisasi lainnya menghasilkan keuntungan dengan mentransfer nilai-nilai (pertukaran) tentang informasi produk, layanan, dan ide antara dirinya dan pelangganya agar mendapatkan keuntungan.

Menurut Shimp, (2003:5-6) wujud utama dari komunikasi pemasaran

(30)

diantaranya :

1. Penjualan Perorangan (personal selling)

Suatu bentuk komunikasi antara individu untuk menginformasikan, mendidik, dan menjalankan persuasi kepada calon pembeli potensial untuk membeli produk atau jasa untuk dijual.

2. Iklan (advertising)

Bentuk komunikasi massa yang terjadi melalui surat kabar, majalah, radio, televisi dan media lainnya seperti billboard dan internet.

3. Promosi Penjualan (sales promotion)

Promosi penjualan adalah semua tindakan pemasaran yang ditunjukan untuk merangsang pembelian suatau produk yang cepat atau jangka pendek suatu produk. Selain itu, promosi penjualan juga dapat diperlukan untuk pedagang grosir atau pengecer untuk melakukan sebuah bisnis.

4. Pemasaran Sponsorship

Suatu bentuk kegiatan promosi untuk suatu perusahaan atau merek dengan mengaitkan salah satu dari perusahaan atau merek dengan kegiatan tertentu.

5. Publisitas

Publisitas biasanya datang dalam bentuk berita atau editorial tentang produk dan layanan perusahaan.

6. Komunikasi di tempat pembelian

Hal ini biasanya sering mencangkup alat praga, poster, tanda, dan banyak materi lainnya yang dirancang untuk memengaruhi keputusan pembelian.

Secara keseluruhan kegiatan yang diatas merupakan komponen promosi dari bauran pemasaran (markrting mix).Shimp,(2003)

2.1.3 Komunikasi Pemasaran Terpadu

Konsep IMC menurut Schultz, (2004) dalam Priansa, (2017:100) adalah sebuah program dalam proses bisnis dengan merencanakan, membuat, mengeksekusi, dan mengevaluasi program komunikasi merek dengan

(31)

18 konsumen, pelanggan atau target lainnya dengan khalayak ekternal maupaun internal secara relevan.

Shimp (2010) dalam Priansa, (2017) menerangkan bahwa Integreted Marketing Komunikasi (IMC) adalah proses untuk mengembangkan dan menerapkan berbagai bentuk program komunikasi persuasive yang menarik bagi pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjuatan. American Association of Advertising Agencies (AAAA) dalam Priansa, (2017) menerangkan bahwa IMC adalah sebuah ide atau rancangan perencanaan komunikasi pemasaran komprehensif yang mengamati dari berbagai bidang komunikasi seperti periklanan secara umum, tanggapan langsung, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat dengan menggabungkan semua bidang ini untuk menciptakan kejelasan, konsistensi, dan komunikasi yang maksimal.

Shimp (2010) dalam Priansa, (2017:102-103) menyatakan bahwa Integreted Marketing Communication (IMC) memiliki sejumlah ciri-ciri yang sangat melekat. Ciri-ciri dari IMC sebagai berikut:

1. Mempengaruhi Pelaku

Salah satu tujuan dari komunikasi pemasaran terpadu yaitu untuk mempengaruhi sasaran pasar dan cara mengimplementasikannya. Oleh karena itu, komunikasi pemasaran bukan hanya tentang kesadaran merek, tetapi harus cukup untuk meningkatkan perilaku konsumen terhadap merek.

2. Berawal dari pelanggan dan calon pelanggan (Prospect)

Proses komunikasi pemasaran dimulai dengan pelanggan atau calon pelanggan, kemudian beralih ke komunikator merek (perusahaan) untuk menentukan cara yang paling tepat dan efektif untuk mengembangkan komunikasi yang menarik.

3. Menggunakan satu atau berbagai cara untuk melakukan

“kontak”

Hal ini mencerminkan keinginan untuk menggunakan bentuk kontak komunikasi apapun yang berguna untuk menghubungkan merek (perusahaan) dengan pelanggan, sebagai saluran penyampian pesan yang potensial untuk mengkomunikasikan pesan.

(32)

4. Berusaha menciptakan sinerrgi

Semua bagian dalam komunikasi harus berkesinambungan seperti, iklan, tempat pembelian, promosi penjualan, event, dan lain-lain yang harus berjalan dalam satu kordinasi sekaligus untuk menciptakan citra merek yang kuat dan utuh agar dapat ditindaklanjuti oleh pelanggan.

5. Menjalin Hubungan

Karakteristik yang terakhir adalah keyakinan bahwa komunikasi pemasaran yang sukses membutuhkan terjalinnya hubungan antara merek (perusahaan) dengan pelanggannya.

Berdasarkan beberapa perspektif ini, yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran terpadu adalah strategi, taktik, dan aktivitas komunikasi pemasaran yang memungkinkan perusahaan untuk fokus pada saluran untuk menyampaikan pesan tunggal yang efektif melalui berbagai alat dalam bauran promosi. Pesan tersebut yang memiliki cara untuk mendapatkan perhatian segmen dan sasaran pasar yang ditujunya.

2.1.4 Komunikasi Pemasaran Terpadu Model Dwi Sapta

Ditulis dalam bukunya IMC That Sells (Watono & Watono, 2011:78), dasar - dasar yang diperlukan untuk strategi yang sukses dalam model yang komprehensif dan sistematis. Model ini disebut dengan IMC Model Dwi Sapta yang tersturuktur dalam tiga lingkaran (circle) yaitu “Discovery Cicle” (lingkaran kiri); “Intent Circle” (lingkaran tengah); “Strategy Circle” (lingkaran kanan).

Peneliti memilih menggunakan IMC model Dwi Sapta. Hal ini dikarenakan konsep IMC model Dwi Sapta tidak hanya berfokus pada elemen- elemen penting IMC seperti penggabungan antara above the line dengan below the line, antara media oneline dan offline atau antara broadcast media (one-way communication) dengan social media (two-way communication). IMC model Dwi Sapta mempertimbangkan faktor yang lebih penting dari hal-hal tersebut, yaitu model komunikasi pemasaran yang berpusat kepada konsumen (customer- focused). Dengan memahami kebutuhan konsumen maka pemasar tidak hanya dapat mengembangkan strategi komunikasi pemasaran yang fokus dari segi media dan pendekatannya saja, tetapi yang lebih penting fokus kepada strategi komunikasi pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

(33)

20 Gambar 2. 1 Integrated Marketing Communication Model Dwi Sapta

(Sumber: http://dwisapta.com/ ) 2.1.4.1. Discovery Circle

komunikasi pemasaran terpadu (Integrated Marketing Communication) adalah memeriksa dan mengetahui keadaan lingkungan bisnis guna memudahkan pencarian untuk mendapatkan ide-ide berharga (insight discovery) agar komunikasi bermerek dapat berkembang. Suatu merek akan mengeksplorasi berbagai kondisi lingkungan bisnis. Eksplorasi kondisi ini mencangkup berbagai aspek seperti analisis pasar (market review), analisis persaingan (competitor review), tinjauan konsumen (consumer review), dan analisis pasar (brand review).

Gambar 2. 2 Discovery Cicle IMC Model Dwi Sapta (Sumber : http://dwisapta.com/ )

(34)

1. Market Review

Watono & Watono, (2011:96-101) dalam discovery circle, proses analisis yang pertama adalah riset pasar, artinya menganalisis kondisi pasar termasuk aspek tren dan perubahan yang terjadi di pasar. Bidang ini mencakup tren ekonomi dan industri termasuk (analisis ekonomi makro, ana-lisis kebijakan pemerintah di bidang ekonomi, dan analisis in-dustri), analisis politik-budaya yang mencakup (analisis ranah politik, ranah regulasi, ranah sosial budaya), dan analisis teknologi.

Menurut komaruddin (2001) analisis pasar adalah kegiatan berpikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu.

2. Competitor Review

Watono & Watono, (2011:101-102) proses analisis kedua adalah evaluasi pe-saing. Analisis ini dilakukan untuk memahami keadaan, strategi, dan perge-rakan kompetitif yang dihadapi oleh perusahaan terhadap pertempuran di pasar.

Menurut Watono & Watono, (2011:102) terdapat berbagai pedeketan yang dapat dilakukan dalam melakukan analisis pesaing, yang pertama adalah membandingkan kekuatan dan daya pesaing di dalam industri (competitor benchmarking) yang dapat dilihat dari atribut, product benefit dan value proposition, Segmentasi pasar, brand positioning, pendekatan komunikasi (above the line/below the line), brand personality/character, pesan komunikasi, tone & manner komunikasinya, celebrity endorser dsb.

3. Consumer Review

Menurut Watono & Watono, (2011:104) selain melakukan market review, competitor review juga harus dilakukan untuk dapat memahami karakteristik khalayak sasaran. Untuk memiliki pandangan konsumen yang komprehesif, perlu ditelusuri tiga aspek karakteristik konsumen, yakni head (knowledge) yang mengacu pada pengetahuan yang

(35)

22 membentuk keyakinan, heart (feeling) mengacu pada perasaan konsumen terhadap produk/merek 19 dan hand (behavior) mengacu pada tindakan keinginan untuk melakukan sesuatu aksi (action) terhadap produk.

Analisis konsumen merupakan dasar dari managemen pemasaran.

Perencanaan dan strategi pemasaran harus disusun berdasarkan pemahaman akan konsumen yang menjadi target pasar bagi perusahaan.

4. Brand Review

Menurut Watono & Watono, (2011 : 107-108) Market Review, Competitor Review, dan Costumer Review adalah penelitian dan kajian yang dilakukan di luar produk/merek (bagian eksternal), sedangkan brand review adalah untuk mengetahui tentang produk atau merek itu sendiri (bagian internal). Dalam brand review menganalisis elemen penting dari kondisi internal merek yang dapat mempengaruhi strategi, taktik dan rencana komunikasi yang akan dilaksanakan. Sama seperti pemeriksaan fisik, sebelum merencanakan lebih lanjut strategi, taktik dan rencana komunikasi. Hal ini dilakukan untuk memahami status kelemahan dan kekuatannya.

2.1.4.2. Inten Circle

Menurut Watono & Watono, (2011 : 79) Inten Circle adalah lingkaran tengah atau lingkaran kedua setelah lingkaran discovery circle.

Lingkaran ini berisi prinsip-prinsip untuk menentukan masalah (problem) dan keuntungan (advantages) yang akan dihadapi produk/merek setelah menganalisis lingkungan eksternal dan internal. Berdasarkan identifikasi masalah dan keunggulan tersebut, selanjutnya memastikan tujuan dan arah (intent) pengembangan komunikasi pemasaran yang akan dilakukan terhadap merek tersebut.

(36)

Gambar 2. 3 Intent Circle IMC Model Dwi Sapta

(Sumber : http://dwisapta.com/ )

Menurut Watono & Watono, (2011 : 114) Masalah (Problem) adalah dampak negative yang di pengaruhi dari lingkungan eksternal dan internal, termasuk ancaman (threats) dan kelemahan (weekness). Dan keuntungan (advantage) adalah dampak positif, termasuk peluang (opportunity) dan kekuatan (strength) dan elemen lainnya.

Tujuan utama dari analisis pada bagian intent ini untuk menentukan masalah (problem) yang akan dihadapi merek di satu sisi, dan untuk menentukan faktor dominan di sisi lain. Setelah mengidentifikasi masalah dan keunggulan, langkah selanjutnya adalah memecahkan masalah yang dihadapi merek dan memainkan keunggulan strategis produk/merek Watono & Watono, (2011:115).

Menurut Watono & Watono, (2011 : 115-116) persoalan yang harus dipecahkan, manfaat strategis untuk digunakan, dan tujuan (objectives) untuk mengembangkan desain merek yang dirumuskan. Tujuan ini mencakup dua hal, yaitu arah pemasaran dan tujuan komunikasi. Arahan pemasaran merupakan ekspresi dari arah pemasaran yang mencakup dimensi. Pertama, harus memecahkan masalah yang dihadapi produk.

Kedua, pemasaran harus memanfaatkan produk. Pada saat yang sama, tujuan komunikasi harus mengacu pada arah pemasaran, karena arah dirumuskan setelah meninjau semua aspek.

2.1.4.3. Strategy Circle

Menurut Watono & Watono, (2011 : 124) 1 Membangun strategi

(37)

24 dimulai secara terbalik. Seperti tampak dalam Gambar 2.3, perumusan strategi dimulai dengan menetapkan target konsumen yang akan dibidik 21 (target audince). Selanjutnya merancang brand soul, berdasarkan brand soul kemudian disusun selling idea, pesan (message), contact point dan marketing communication mix.

Gambar 2. 4Strategy Circle IMC Model Dwi Sapta (Sumber : http://dwispata.com/ )

1. Target Audience

Menurut Watono & Watono, (2011 : 125) untuk memilih target audience maka harus melakukan segmentasi pasar. Segmentasi pasar yaitu pengelompokan konsumen berdasarkan kesamaan geografis (wilayah, usia, pekerjaan, pendapatan), psikologis (misalnya perkiraan konsumen, gaya hidup konsumen, dan lain - lain), sosiologi (nilai sosial dan perilaku), teknologi (adopsi perilaku), dan pola konsumsi berdasarkan pola perilaku konsumen (pola penggunaan produk, kebiasaan konsumsi produk)

2. Brand Soul

Dalam Watono & Watono, (2011 : 130-132) pada bagian ini dilakukan dengan memastikan eksistensi merek : “brand’s reason for being”. Brand Soul menjadi “nyawa” yang memungkinkan sebuah merek “hidup” dibenak konsumen (consumer’s mind), karena itu menjadi dasar dari landasan eksistensi. Brand soul adalah sumber daya

(38)

saing merek yang dibentuk untuk mencerminkan dan membentuk posisi dalam bentuk proposisi nilai yang sulit dicapai dan ditiru oleh pesaing. Brand soul juga menjadi poin yang membuat perbedaan dalam pertarungan (point of differentiation) bagi sebuah merek dalam bertempur dengan merek lain dipasaran.

3. Selling Idea

Menurut Watono dan Watono (2011 : 135-137) Selling Idea merupakan bagian dari strategi komunikasi terpadu karena setiap kampanye komunikasi yang dilakukan oleh suatu produk/merek pasti memiliki ide sentral yang terbentuk dalam Selling Idea. Oleh karena itu, ide penjualan adalah “benang merah” dan yang “menyatukan”

seluruh materi dari berbagai metode komunikasi yang terintegrasi dan terfokus mengerucut pada satu tema tertentu. Ide penjualan harus memenuhi sejumlah kriteria yaitu: Pertama, Selling Idea harus dapat menciptakan reason to believe terhadap target audience dan menciptakan pembelian terhapap produk/merek. Kedua, Selling Idea harus dapat mencerminkan personality dari produk/brand. Ketiga, Selling Idea harus mampu memberikan brand promise untuk menarik konsumen agar membeli dan menggunakan produk/merek tersebut.

Keempat, Selling Idea harus dapat membangun brand credibility dan persuasiveness. Kelima, yang terpenting bahwa Selling Idea harus dapat membedakan diri dari pesaing

4. Pesan

Menurut Watono dan Watono (2011 : 144) Walaupun cara penyampaian pesan di berbagai customer contact point berbeda, namun pesan-pesan yang akan disampaikan harus “bermuara” pada Selling Idea yang sama. Dengan demikian di berbagai contact point mana pun konsumen akan mendapatkan pesan yang dimaksud dan dapat menarik benang merah yang sama. Dengan “jangkar” Selling Idea yang sama, maka pesan dapat mempengaruhi benak konsumen dengan lebih terfokus layaknya sebuah laser. Pada intinya “how to say” (bagaimana penyampaian pesan) dapat berbeda-beda, namun “what to say”

(39)

26 (Selling Idea) harus tetap sama dan konsisten.

5. Contact Point

Watono dan Watono (2011 : 151-152) mengatakan contact Point adalah media yang digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan tentang suatu produk/merek. Selanjutnya juga dapat diketahui untuk memilih contact point yang tepat harus mengacu dan berfokus pada tujuan (objectives) komunikasi yang awalnya ditetapkan sehingga dapat diidentifikasikan. Tujuan (objectives) adalah untuk mempromosikan produk dan meningkatkan kesadaran produk, mendidik konsumen tentang unique value proposition 23 yang akan ditawarkan produk, membentuk perilaku dan kebiasaan konsumen, mendorong dan mepengaruhi konsumen untuk membeli, melakukan pembelia ulang (repeat buying), membangun loyalitas (customer loyality), memperkuat dan mendorong konsumen untuk berbicara tentang produk mereka (dari mulut ke mulut), atau menghasilkan customer referral. Setelah tujuan ditetapkan, akan lebih mudah untuk menjalin contact point yang relevan.

6. Marcomm Mix

Menurut Watono dan Watono (2011 : 153-154) setalah merancang pesan (message) dan contact point yang relevan dengan target audience yang dibidik, maka selanjutnya adalah merancang program bauran komunikasi pemasaran (marcom mix). Komunikasi pemasaran (marcom mix) adalah integrasi metode komunikasi berbasis perklanan seperti sponsorship dan acara, promosi penjualan, hubungan masyarakat, pemasaran langsung dan penjualan pribadi dengan pemasaran digital (media sosial). Semua terangkum dalam pesan yang sama tentang ide jualan. Hal ini dilakukan guna bertujuan komunikasi yaitu “ mengaktifkan” contact point, kemudian pelaksanaan marcom mix merupakan “kendaraan” (vehicle) untuk menyampaikan pesan (message) agar secara tepat “mendarat” di contact point yang sudah di identifikasikan titik-titik maupun perilakunya. Dengan kata lain, program pencocokan Marcom yang efektif harus dapat dijangkau

(40)

semua titik kontak dengan sempurna.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tentunya dalam melakukan sebuah penelitian perlu menggunakan referensi sebagai sumber pendukung. Sumber pendukung diperoleh dari teori atau hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini, peneliti menggunakan penelitian sebelumnya yang fokus membahas strategi komunikasi pemasaran. Berikut penelitian sebelumnya:

Tabel 2. 1 PENELITIAN TERDAHULU Literatur Skripsi 1

Judul Analisis Kegiatan Komunikasi Pemasaran Terpadu Fave Hotel Olo Padang Pada Masa Pandemi Covid-19

Peneliti Novia Antika, 2021

Sumber https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id

Hasil Penelitian Penelitian terdahulu ini menggunakan teori Komunikasi Pemasaran Terpadu dalam buku Philip Kotler dan Kevin Lane Keller yang berjudul Manajemen Pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan paradigma penelitian postpositivisme. Hasil penelitian yang ditemui dalam penelitian ini adalah selama masa pandemi Covid-19, Fave Hotel Olo Padang menggunakan kegiatan komunikasi pemasaran terpadu seperti promosi penjualan, hubungan masyarakat, pemasaran langsung, mulut ke mulut, dan penjualan personal.

Perbedaan Perbedaan penelitian ini terletak pada teori yang digunakan, subjek dan objek penelitian, serta lokasi penelitian.

Literatur Skripsi 2

Judul Analisis Kegiatan Komunikasi Pemasaran Terpadu Pada M Bloc Space Sebagai Creative Hub Di Jakarta

Peneliti Nisrina Fithriyah, 2021

(41)

28 Sumber https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id

Hasil Penelitian Penelitian terdahulu ini menggunakan teori hubungan masyarakat, pengalaman pemasaran, pemasaran interaktif dan media sosial, Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data primer menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi, kepada empat informan terkait. Hasil dari penelitian yang ditemukan bahwa kegiatan humas yang dilakukan M Bloc Space adalah membuat narasi yang kemudian disebarkan ke khalayak ramai.

Pemasaran melalui pengalaman diciptakan M Bloc Space melalui acara musik, edukasi, serta acara kebudayaan.

Pemasaran interaktif dilakukan melalui website resmi. Media sosial digunakan sebagai media interaksi antara pihak M Bloc Space dengan audience.

Perbedaan Perbedaan penelitian ini terletak pada teori yang digunakan, fokus penelitian, subjek dan objek penelitian, serta lokasi penelitian.

Literatur Skripsi 3

Judul Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu PT POS Indonesia Dalam Memasarkan Prangko Seri Dilan 1990

Peneliti Vini Anggraini Ayu Latifah, 2020

Sumber https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id

Hasil Penelitian Penelitian terdahulu ini menggunakan teori komunikasi pemasaran terpadu Model IMC Dwi Sapta. Sebagai hasil dari penelitian ini, analisis pada discovery circle perlu lebih meneliti kompotitor dalam berbisnis agar tetap kompetitif dipasar. Sama halnya dengan discover circle dalam menganalisis intent circle juga perlu memperhatikan daya saing produk di pasar.

Kemudian dalam pembuatan strategy circle, harus dapat memanfaatkan media online dan tradisional untuk

(42)

meningkatkan informasi atau pesan yang disampaikan kepada audiens target anda.

Perbedaan Perbedaan penelitian ini terletak pada fokus penelitian, subjek dan objek penelitian, serta lokasi penelitian

Literatur Skripsi 4

Judul Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Bandung Makuta Cake Dengan Menggunakan Imc Model Dwi Sapta

Peneliti Clarista Anjelin, 2018

Sumber https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id Hasil

Penelitian

Penelitian terdahulu ini menggunkan teori Model IMC milik Adji Watono dan Maya Watono yang terdiri dari discovery circle, intent circle, dan strategy dengan menggunkan metode Deskriptif kualitatif circle hasil dalam penelitian ini bahwa analisis pada discovery circle dapat dilakukan dengan melibatkan research agency sehingga informasi yang didapatkan akan lebih detail, dan dalam menganalisis intent circle perlu memperhatikan perkembangan merek di masyarakat baik isu positif maupun isu negatif sehingga dapat menjadi pengembangan merek. Kemudian dalam pembuatan strategy circle, melihat hasil analisis dari kedua tahapan sebelumnya yang telah dilakukan serta mengintegrasikan elemen-elemen yang ada didalamnnya untuk diaplikasikan pada beberapa bauran komunikasi pemasaran.

Perbedaan Perbedaan penelitian ini terletak pada fokus penelitian, subjek dan objek penelitian, serta lokasi penelitian

Literatur Skripsi 5

Judul Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu dalam Mempromosikan Syariah Hospitality SofyanInn Hotel Unisi Yogyakarta dan Hotel Adilla Syariah Yogyakarta

Peneliti Wildatun Naziah, 2018

(43)

30 Sumber https://dspace.uii.ac.id/

Hasil Penelitian Penelitian terdahulu ini menggunakan teori komunikasi pemasaran terpadu Model IMC Dwi Sapta. Hasil dari penelitian ini yaitu, bahwa analisis pada discovery circle harus menggali lebih jauh pesaing perusahaan agar tetap kompetitif dipasar.

Discover circle dalam menganalisis intent circle juga harus memperhatikan daya saing produk di pasar. Kemudian ketika dala membangun strategy circle, perlu memanfaatkan penggunaan media online dan media tradisional agar memperkuat informasi/pesan yang disampaikan kepada target audiens.

Perbedaan Perbedaan penelitian ini terletak pada fokus penelitian, subjek dan objek penelitian, serta lokasi penelitian

Jurnal Nasional 1

Judul Komunikasi Pemasaran Terpadu Produk Argeville Peneliti Novalia, 2020

Sumber http://www.akrabjuara.com/

Hasil Penelitian Argeville dalam melakukan pemasaran menggunakan tiga bauran komunikasi pemasaran terpadu yang diantaranya promotion, direct marketing, dan personal selling. Dalam kegiatan promotion argenville melakukan dengan cara pemberian diskon, hadiah dan melakukan expo atau pameran.

Lalu pada kegiatan direct marketing argenville melakukan beberapa cara dengan pendeketan seperti telemarketing, e-mail, whatsaap, dan sms. Dan yang terakhir adalah kegiatan personal selling argenville melakukan penjualan melalui retail selling, field selling, dan executive selling. Pada penelitian ini peniliti menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data berupa. Pengambilan data memakai teknik wawancara dan dokumentasi. Berdasrkan hasil penelitian ini bahwa produk Argeville telah menggunakan dan mengintegrasikan bauran

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara dan pengolahan data yang diperoleh dari kedai kopi di daerah penelitian, dapat dilihat faktor-faktor internal terdiri dari kekuatan (strengths) dan

Dimana dalam mendapatkan hasil yang optimal dilakukannya strategi dalam pemasaran yang memiliki ruang lingkup yang sangat luas antara lain startegi analitis

Dalam kegiatan penjualan langsung yang dilakukan oleh perusahaan pada saat setelah adanya pandemi COVID-19 ini ada perubahan dimana Nibras harus menyesuaikan keadaan yang

Karena harus mengikuti aturan dari pemerintah, Bandung Zoological Garden melaksanakan pemasaran yang bisa dilakukan di masa pandemi ini melalui pemasaran internet dan

4 Traveloka Gambar 4.5Hotel Emersia melakukan Kerja sama dengan traveloka.com sumber traveloka.com Hotel Emersia Batusangkar melakukan kerjasama dengan traveloka.com setalah adanya

40 Media Kesmas Public Health Media memang kalau keterbatasan sih ada tapi selama ini masih bisa kami handle dan memaksimalkan tenaga yang ada” IK1 Berdasarkan wawancara mendalam

b1 = 0,419, artinya apabila variabel perkembangan teknologi, kebijakan politik dan ekonomi, dan perubahan demografi sama dengan nol, maka peningkatan variabel keadaan persaingan sebesar

Debora Hutabarat selaku Manajer Penunjang Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi, meyatakan bahwa: “oke baik, ya masalah pemberdayaan masyarakat jadi banyak pasien-pasien kita dirumah