• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMASARAN KEDAI KOPI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KOTA MEDAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI PEMASARAN KEDAI KOPI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KOTA MEDAN SKRIPSI"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH :

ATIKA SALWA 180304125 AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022

(2)

STRATEGI PEMASARAN KEDAI KOPI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

OLEH : ATIKA SALWA

180304125 AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang membentuk kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pemasaran kedai kopi selama pandemi Covid-19 di Medan, dan untuk mengidentifikasi strategi pemasaran kedai kopi selama pandemi Covid-19 di Medan. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja atau (purposive) dengan pertimbangan tertentu yaitu kedai kopi modern yang popular di kalangan penikmat kopi di Kota Medan, memiliki omzet minimal sebesar Rp. 300.000,-. dan berdiri sebelum masa Pandemi Covid-19. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster random sampling dengan menggunakan sampel penelitian dari 22 sampel kedai kopi di lokasi penelitian. Data survei dari data primer dan sekunder terkait strategi pemasaran kedai kopi dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan sampel memakai survei. Analisis data dilakukan dengan memakai teknik deskriptif dan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). Hasil penelitian membuktikan bahwa strategi pemasaran selama pandemi Covid 19 di Medan adalah strategi ST (Strengths/Threats) yang didefinisikan sebagai strategi yang menggunakan kekuatan untuk meminimalkan ancaman.

Kata Kunci: Kedai Kopi, Strategi Pemasaran, Pandemi Covid-19

(6)

ABSTRACT

The purpose of this study is to identify the factors that shape the strengths, weaknesses, opportunities, and threats of coffee shop marketing during the Covid-19 pandemic in Medan, and to identify coffee shop marketing strategies during the Covid-19 pandemic in Medan. The research location was chosen purposively with certain considerations, namely modern coffee shop that is popular among coffee connoisseurs, has a minimum omzet of Rp. 300.000,-, and stood before the Covid-19 Pandemi. The method of determining the sample in this study used cluster random sampling by using research samples from 22 coffee shop samples at the research location. Survey data from primary and secondary data related to coffee shop marketing strategies were collected through direct interviews with samples using surveys. Data analysis was carried out using descriptive techniques and SWOT analysis (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). The results of the study prove that the marketing strategy during the Covid 19 pandemic in Medan is the ST (Strengths/Threats) strategy which is defined as a strategy that uses strength to minimize threats.

Keywords: Coffee Shop, Marketing Strategy, Covid-19 Pandemi

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat hidayat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul dari skripsi ini adalah “STRATEGI PEMASARAN KEDAI KOPI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KOTA MEDAN”. Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kepada Bapak Ir. M. Jufri M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Ir.

Iskandarini, MM., Ph.D selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Kepada Bapak Dr. Rulianda Purnomo Wibowo SP., M.Ec, sebagai ketua Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dr. Sri Fajar Ayu, SP, MM, sebagai Sekretaris Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

3. Kepada Ibu Siti Khadijah Hidayati Nasution SP, M.Si dan Bapak Muhammad Khaliqi SP, M.Si sebagai Dosen Penguji yang telah memberi kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Kepada seluruh dosen di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmunya kepada Penulis selama Penulis menjadi mahasiswi.

(8)

5. Kepada seluruh pegawai di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara khususnya program studi Agribisnis yang membantu proses administrasi.

6. Kepada pemilik, pengelola, dan karyawan Kedai Kopi di Kota Medan yang telah memberikan izin, informasi, dan membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

Secara khusus, Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala motivasi, bantuan, serta dukungan berupa doa dan semangat, kepada Ayahanda tercinta Bapak Drg. Afiansyah M.Kes dan Ibunda tercinta Ibu Evy Yulianti SE, serta Abang tersayang Muhammad Rizky SE.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada sahabat penulis yang telah memberikan dukungan dan banyak membantu Penulis selama masa perkuliahan, yaitu Alifya, Andini, Arisa, Atika Dewi, Aqila, Febriyana, Fiqih, Ira, Jilan, Khairunnisa, Lidya, Melva, Putri, Safna, Sherina, Soraya, Syafiga, dan semua rekan- rekan di Program Studi Agribisnis angkatan 2018 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Sebagai sebuah karya ilmiah, skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki penulis. Masukan dan saran sangat membantu penelitian selanjutnya untuk mengembangkan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Januari 2022

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9

2.1 Tinjauan Pustaka ... 9

2.1.1 Pandemi Covid-19 ... 9

2.1.2 Kedai Kopi ... 9

2.2 Landasan Teori ... 10

2.2.1 Teori Pemasaran ... 10

2.2.2 Teori Strategi Pemasaran ... 11

2.2.3 Tingkatan Strategi ... 12

2.2.4 Analisis SWOT ... 16

2.2.5 Omzet ... 21

2.3 Penelitian Terdahulu ... 22

2.4 Kerangka Pemikiran ... 24

2.5 Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian ... 26

3.2 Metode Penentuan Sampel ... 27

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 29

3.4 Metode Analisis Data ... 29

3.5 Definisi dan Batasan Operasional ... 37

3.5.1 Definisi ... 37

3.5.2 Batasan Operasional ... 39

(10)

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK SUBJEK PENELITIAN ... 40

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 40

4.1.1 Luas Wilayah dan Letak Geografis ... 40

4.2 Karakteristik Kedai Kopi ... 42

4.2.1 Karakteristik Sampel Penelitian ... 42

4.2.2 Modal ... 42

4.2.3 Tenaga Kerja ... 43

4.2.4 Produk yang Dihasilkan ... 43

4.2.5 Omzet Penjualan Perbulan ... 44

4.2.6 Perkiraan Pelanggan Setia ... 44

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

5.1 Faktor Internal dan Eksternal dalam Pemasaran Kedai Kopi Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kota Medan ... 45

5.1.1 Faktor Internal ... 45

5.1.1.1 Kekuatan dalam Pemasaran Kedai Kopi Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kota Medan ... 45

5.1.1.2 Kelemahan dalam Pemasaran Kedai Kopi Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kota Medan ... 46

5.1.2 Faktor Eksternal ... 48

5.1.2.1 Peluang dalam Pemasaran Kedai Kopi Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kota Medan ... 48

5.1.2.2 Ancaman dalam Pemasaran Kedai Kopi Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kota Medan ... 49

5.2 Strategi Pemasaran Kedai Kopi Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kota Medan ... 50

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

6.1 Kesimpulan ... 63

6.2 Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1 Jumlah Kedai Kopi di Kota Medan Menurut Kecamatan

Tahun 2019 3

2 Pengelompokan Unsur SWOT 19

3 Data Kedai Kopi di Kota Medan Menurut 8 Kecamatan 26

4 Total Pemerataan Sampel di Tiap Kecamatan 28

5 Matriks Faktor Analisis Strategi Internal (IFAS) 30

6 Matriks Faktor Analisis Strategi Eksternal (EFAS) 32

7 Matriks SWOT 3 36

8 Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan Tahun 2018 41 9 Karakteristik Subjek Penelitian 42

10 Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman Pemasaran Kedai Kopi Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kota Medan 51

11 Matriks Faktor Analisis Strategi Internal (IFAS) 52

12 Matriks Faktor Analisis Strategi Eksternal (EFAS) 53

13 Penggabungan IFAS dan EFAS Pemasaran Kedai Kopi Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kota Medan 54

14 Matriks SWOT 56

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1 Konsumsi Kopi Nasional 1

2 Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Lapangan

Usaha 4

3 Kuadran Analisis SWOT 20

4 Skema Kerangka Pemikiran 25

5 Kriteria Sampel Yount 27

6 Matriks Posisi Strategi Pemasaran Kedai Kopi Pada

Masa Pandemi Covid-19 di Kota Medan 55

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

1 Karakteristik Pemilik/Pengelola Kedai Kopi 2 Karakteristik Kedai Kopi

3 Parameter Penilaian Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman

4 Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman 5 Penentuan Faktor Internal dan Eksternal Kedai Kopi 6 Matriks Evaluasi Faktor Analisis Strategi Internal (IFAS) 7 Matriks Evaluasi Faktor Analisis Strategi Eksternal (EFAS)

8 Penggabungan IFAS dan EFAS Pemasaran Kedai Kopi Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kota Medan

9 Dokumentasi Kegiatan Penelitian

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi saat ini, penikmat kopi dari masa ke masa terus bertambah seiring dengan perkembangan zaman. Penikmat kopi pada masa kini tidak lagi dari kalangan lelaki, tetapi sudah menyeluruh termasuk kalangan wanita, baik remaja hingga orang tua. Minuman kopi tidak lagi menjadi sekedar untuk dinikmati, melainkan bisa menjadi pelengkap keseharian manusia. Industri bisnis dalam bidang kedai kopi pada beberapa tahun belakangan ini memiliki peluang yang terbilang cukup baik yang ditandai dengan adanya pertumbuhan konsumsi kopi di Indonesia yang semakin meningkat. Kedai kopi tidak lagi menjadi trend musiman tetapi sudah menjadi budaya baru bagi kaum urban yang diindikasi oleh perubahan perilaku dan gaya hidup konsumen seiring dengan perubahan zaman. Hal ini dapat dilihat dari maraknya kemunculan kedai-kedai kopi pada masa sekarang ini (Monicasef, 2019).

Gambar 1.1 Konsumsi Kopi Nasional Sumber: Katadata, 2018.

0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 400.000

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Ton

Konsumsi Kopi Nasional (2016-2021)

(15)

Berdasarkan data pada Gambar 1.1, telah dipaparkan bahwa pemakaian kopi di Indonesia semakin meningkat ditunjukkan pada tahun 2021 bahwa konsumsi kopi di Indonesia meraih lebih dari 350.000 ton. Adanya peningkatan dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa kedai kopi dapat menjadi peluang usaha yang menjanjikan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Terdapat beberapa aspek yang membuat kedai kopi cukup diminati oleh berbagai kalangan di masyarakat, diantaranya adalah kedai kopi dianggap sebagai tempat publik, ditandai dengan banyaknya aktivitas yang berlangsung di kedai kopi yang berbeda-beda. Kedai kopi merupakan tempat untuk menikmati minuman hingga makanan pendamping, tempat untuk sekedar berkumpul, dan bersantai bersama teman-teman, tempat penyelesaian sebuah pekerjaan, tempat untuk mengerjakan tugas dan aktivitas-aktivitas lainnya. Hal ini mendorong minat para wirausaha untuk mulai berkecimpung dalam usaha sejenis.

Whisnu Bagus Prasetyo (2020) dalam berita satu menyampaikan bahwa pada akhir tahun 2019, jumlah kedai kopi di Indonesia meningkat tajam mencapai 3.000 outlet yang mayoritasnya berasal dari kota-kota besar salah satunya ialah Kota Medan.

Kota Medan menjadi salah satu kota yang sangat berpeluang untuk memasarkan produk akhir kopi hingga produk-produk turunan lainnya yang ditandai dengan adanya peningkatan jumlah kedai kopi tumbuh secara pesat di Kota Medan sesuai dengan data BP2RD (Badan Pengelolaan Pajak dan Redistribusi Daerah) Kota Medan terlihat pada tabel 1.1 di bawah ini sebagai berikut:

(16)

Tabel 1.1 Jumlah Kedai Kopi di Kota Medan Menurut Kecamatan Tahun 2019

Sumber : BP2RD, 2020.

Namun, pada akhir tahun 2019 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan adanya peningkatan kasus Peniumonia dimana terjadinya radang paru-paru yang disebabkan oleh infeksi di Kota Wuhan yang merupakan titik awal terindetifikasinya kasus Corona Virus. Kasus ini sangat fenomenal dan menyerang begitu cepat semua negara di dunia. Terlepas dari permasalahan tentang asal mulanya virus tersebut,

No. Nama Kecamatan Jumlah (Unit)

1. Medan Baru 26

2. Medan Area 15

3. Medan Timur 20

4. Medan Barat 25

5. Medan Polonia 26

6. Medan Sunggal 28

7. Medan Kota 30

8. Medan Marelan 5

9. Medan Petisah 43

10. Medan Johor 14

12. Medan Maimun 15

13. Medan Selayang 20

14. Medan Helvetia 7

15. Medan Deli 2

16. Medan Perjuangan 1

17. Medan Denai 2

18. Medan Tuntungan 1

19. Medan Tembung 1

20. Medan Belawan 1

Total 282

(17)

menetapnya virus Covid-19 atau biasa disebut sebagai pandemi Covid-19 menyebabkan perekonomian masyarakat saat ini sedang berada dalam kondisi tidak stabil. Pandemi Covid-19 menjadi hantaman keras terhadap berbagai sektor utama perekonomian di Indonesia terlihat pada Gambar 1.2 sebagai berikut :

Gambar 1.2 Dampak Pandemi Terhadap Lapangan Usaha Sumber: Data BPS dalam Timorria, 2020.

Berdasarkan pada Gambar 1.2 menyatakan bahwa dengan adanya pandemi Covid-19, terdapat beberapa lapangan usaha yang terkena dampak. Lapangan usaha yang diasumsikan mengalami dampak paling tinggi adalah akomodasi dan makan minum yang mencapai 92,47% dikarenakan belum pulihnya kunjungan pendatang domestik maupun mancanegara sehingga kunjungan ke tempat makan dan minum seperti kedai kopi rendah, transportasi dan pergudangan sebesar 90,34% disebabkan dengan adanya pandemi Covid-19, pergerakan masyarakat terbatas yang menyebabkan

92,47% 90,90% 90,34% 87,94% 85,98% 84,60%

Akomodasi dan Makan Minum

Jasa Lainnya Transportasi &

Pergudangan Konstruksi Industri

Pengolahan Perdagangan

Dampak Pandemi Terhadap Lapangan Usaha

Persentase perusahaan/usaha yang mengalami penurunan pendapatan menurut Lapangan Usaha (6 teratas)

(18)

sektor transportasi berkontraksi cukup tinggi, dilanjutkan oleh kontruksi sebesar 87,94%, industri sebesar 85,98% dan perdagangan sebesar 84,60%.

Menurut pendapat Aknolt Kristian Pakpahan (2020), mengungkapkan bahwa masa pandemi Covid-19 tampaknya memberikan tantangan tersendiri bagi pelaku usaha khususnya di Kota Medan. Salah satu yang terkena dampak adalah UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) dimana merupakan tumpuan ekonomi di Indonesia yang sangat mempengaruhi tingkat perekonomian khususnya sektor informal seperti usaha kedai kopi.

Untuk mencegah peningkatan kasus Covid-19 yang berakibat terjadinya pandemi Covid-19 di Kota Medan, pemerintah melayangkan berbagai kebijakan seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), menjaga jarak (physical distancing) dan memakai masker yang mengakibatkan terhambatnya aktivitas masyarakat maupun aktivitas bisnis. Berdasarkan pra survei yang dilakukan dengan beberapa pemilik kedai kopi di Kota Medan, adanya berbagai kebijakan pemerintah yang dilakukan menyebabkan bisnis berbasis Food and Beverage (FnB) skala kecil menengah ini mengalami permasalahan utama yaitu adanya penurunan omzet penjualan di zaman pandemi Covid-19. Sementara kedai kopi yang tutup karena tidak ada penjualan sama sekali. Pada kenyataannya sebelum masa pandemi Covid- 19, kedai kopi selalu menjadi target utama para milenial untuk menyantap minuman kopi dan bersantai. Namun akhirnya kedai-kedai kopi menjadi sepi hingga tidak berpengunjung sama sekali sejak masuk di zaman pandemi Covid-19. Kondisi ini mendorong pihak kedai kopi untuk merencanakan strategi dalam menghadapi

(19)

penjualan kedai kopi di zaman pandemi Covid-19. Strategi yang tepat bisa dipakai untuk memecahkan masalah tersebut dengan tujuan meningkatnya jumlah pembelian produksi maka dari itu dapat menaikkan pemasukan serta bisa menjaga upaya yang dibuat (Soegoto dan Karamoy, 2020).

Dalam menyusun strategi penjualan, hal tersebut bisa dijalankan sama menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan didalam ataupun diluar perusahaan selama masa pandemi Covid-19 saat ini. Ketika lingkungan berubah sangat cepat dan dapat menghadirkan berbagai peluang (opportunities) maupun ancaman (threats) yang mengarah pada faktor lingkungan didalam uang bertautan sama kekuatan (strengths) maupun kelemahan (weaknesses) perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, beberapa masalah dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mempengaruhi pemasaran kedai kopi pada masa pandemi Covid-19 di Kota Medan?

2. Bagaimana strategi pemasaran kedai kopi pada masa pandemi Covid-19 di Kota Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka ditetapkan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut :

(20)

1. Untuk mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mempengaruhi pemasaran kedai kopi pada masa pandemi Covid-19 di Kota Medan.

2. Untuk menentukan strategi pemasaran kedai kopi pada masa pandemi Covid-19 di Kota Medan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut : 1. Bagi Pemilik Kedai Kopi di Kota Medan

Sebagai sumbangan pemikiran atau masukan kepada pelaku usaha kedai kopi untuk dapat menentukan strategi pemasaran pada masa pandemi Covid-19.

2. Bagi Akademis

Selain pengetahuan, pengetahuan tentang faktor eksternal serta internal yang mempengaruhi strategi pemasaran kedai kopi selama pandemi Covid-19.

3. Bagi Pemerintah

Sebagai bahan acuan dalam mengambil suatu kebijakan untuk membantu pengusaha- pengusaha kedai kopi yang berkaitan dengan penjualan kedai kopi selama pandemi Covid-19.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai dasar dan literatur untuk penelitian berikutnya yang berkaitan dengan strategi pemasaran kedai kopi Covid 19 di masa pandemi.

(21)

5. Bagi Peneliti

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian dari Program Penelitian Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pandemi Covid-19

Pandemi merupakan wabah penyakit yang sudah tersebar melintasi batas dunia dan menjadi masalah bersama bagi seluruh dunia. Masrul (2020) menyampaikan bahwa pandemi merupakan wabah penyakit yang memiliki jangkauan sangat luas dan sangat cepat menyebar dan menjangkit orang- orang. Dari definisi tersebut, bisa kita simpulkan bahwa pandemi merupakan penyakit menular yang menyebar melalui manusia di dunia terutama di kawasan yang luas.

Coronavirus ialah virus yang menyerang manusia serta hewan. Pada manusia berdampak infeksi saluran pernapasan seperti flu biasa, yang umumnya terkait dengan penyakit yang berpusat pada Middle East Respiratory Syndrome (MERS) serta Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus corona pertama yang terdeteksi pada manusia di Wuhan, China pada akhir tahun 2019 disebut Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARSCOV2) serta Coronavirus Disease 2019 (COVID19).

2.1.2 Kedai Kopi

Dalam persaingan di bidang FnB, kedai kopi (coffee shop) dapat dikatakan mengalami kemajuan yang cukup baik. Ditambah lagi, untuk mencukupi

(23)

keinginan masyarakat yang sangat selektif perlu adanya sesuatu inovasi produk baru yang disajikan di kedai kopi. Lazimnya, kedai kopi lebih mengutamakan penjualan minuman dibandingkan makanan. Pengunjung kedai kopi memanifestasikan dirinya melalui keinginan untuk berinteraksi dengan komunitas sosial melalui kopi sebagai medianya, dan tidak hanya dari segi rasa yang ditawarkan.

Kedai kopi yang dimaksud adalah tempat yang nyaman untuk menawarkan kopi sebagai minuman utama, teh, minuman cokelat, mocktail dan produk terkait lainnya, serta berbagai menu pendamping yang disajikan dalam suasana santai, tempat yang nyaman, desain interior yang unik, internet koneksi internet dan wifi dan adanya live music untuk melakukan kegiatan lain seperti bersantai, berdiskusi, membaca buku, mengerjakan tugas, serta menikmati hiburan yang tampilkan di kedai kopi/coffee shop tersebut (Muawanah, 2019).

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Pemasaran

Pemasaran yang kita kenal selama ini merupakan interaksi antara penjual dan pembeli yang bertujuan menyampaikan informasi baik dalam bentuk barang atau layanan jasa, melakukan penawaran dan negosiasi antara penjual dan pembeli, distribusi barang kepada konsumen yang dilakukan oleh suatu badan usaha yang terkait dengan harga, promosi, pelaku, dan tempat.

Dalam Priansa (2017) menyatakan bahwa pemasaran berasal dari kata pasar. Pasar didefinisikan sebagai tempat bertemunya produsen dan kelompok konsumen untuk

(24)

bertukar jasa serta barang berguna melengkapi keperluan serta kemauannya. Priansa mengutip pendapat dari William J. Stanton, menyatakan bahwa pemasaran merupakan serangkaian kegiatan mulai dari merencanakan produk, promosi hingga penjualan produk/jasa yang dapat memenuhi keperluan dan keinginan pembeli.

Sedangkan menurut Sedjati (2018) menjelaskan bahwa pemasaran diartikan sebagai aktivitas dalam menyampaikan barang atau jasa kepada konsumen atas nama produsen dengan tujuan untuk melalui pertukaran untuk memenuhi keinginan pembeli. Banyak yang menganggap bidang pemasaran sama halnya dengan bidang penjualan. Namun pemasaran mempunyai lingkup yang cukup luas dibandingkan penjualan. Oleh karena itu, pemasaran ialah bentuk pertukaran yang ditujukan untuk mencukupi keinginan pembeli. Sederhananya, bahwa pemasaran merupakan suatu bentuk pertukaran yang bermaksud melengkapi keperluan serta kemauannya konsumen. Sederhananya, teori pemasaran selalu menitikberatkan pada 6 unsur, diantaranya adalah apa, siapa, dimana, bagaimana, berapa, dan kepada siapa.

2.2.2 Teori Strategi Pemasaran

Strategi memiliki dasar untuk menggapai tujuan yang ingin diraih. Maka dari itu, strategi diartikan sebagai faktor pendorong dalam memenuhi sasaran. Strategi merupakan kemampuan dengan memanfaatkan sumber daya dalam suatu organisasi/perusahaan untuk meraih tujuan yang diinginkan. Strategi merupakan suatu keterampilan memanfaatkan sumber-sumber daya dalam organisasi atau perusahaan untuk memenuhi suatu tujuannya lewat ikatan yang baik dengan lingkungan dalam keadaan yang sangat profitable. Strategi direncanakan untuk

(25)

mengetahui apa yang akan dilakukan perusahaan untuk meraih target (Budio, 2019).

Strategi pemasaran dibuat bertujuan untuk keberhasilan usaha organisasi atau perusahaan terutama di bidang pemasaran. Strategi yang ditetapkan harus di pantau berdasarkan lingkungan luar yang selalu berubah dengan maksud memberikan pandangan yang spesifik tentang apa yang akan dilakukan oleh perusahaan. Strategi yang baik dapat mengimplementasikan teknik pemasaran paling baik juga. Menurut Tijptono (2017) mengemukakan bahwa strategi pemasaran adalah suatu konsep yang menggambarkan keinginan perusahaan dengan adanya dampak dari berbagai perlakuan terhadap permintaan produk. Oleh karena itu, strategi pemasaran disebut sebagai usaha untuk menjual suatu produk/jasa dengan menggunakan suatu cara untuk meningkatkan penjualan.

2.2.3 Tingkatan Strategi

Rahman et al (2017) menemukan bahwa perusahaan multi-bisnis besar di berbagai industri memiliki tiga lapisan strategis antara lain sebagai berikut:

1. Strategi Korporasi

Ada empat elemen untuk membentuk struktur korporasi: tujuan yang ingin dipenuhi, strategi yang akan diterapkan untuk menggapainya, penggunaan dan cara sumber sarana (orang, alat, bahan, dan uang), dan kepemilikan sarana. Korporasi didefinisikan sebagai bentuk perusahaan sebagai kegiatan menguntungkan untuk menghasilkan profit dengan melakukan kegiatan yang mendapatkan jasa maupun barang. Salah satu karakteristik umum korporasi merupakan pembedaan kepemilikan

(26)

perusahaan yang membatasi tanggung jawab pemiliknya. Strategi korporasi akan menggambarkan bagaimana keputusan dan komitmen perusahaan berhubungan dengan bisnis yang dioperasikannya, pasar dan produk/jasa yang ditawarkannya.

Oleh karena itu, strategi korporasi dapat diartikan sebagai pendekatan yang dijalankan organisasi/perusahaan bisnis untuk mencapai visinya sehingga bisa memberikan nilai yang berbeda dibandingkan pesaing.

Ada tiga elemen penting dalam strategi korporasi antara lain :

a. Terkait dengan penciptaan nilai sebagai tujuan utama dari strategi perusahaan.

b. Berkaitan dengan sarana yang ada untuk mendukung usaha di bidang bisnis yang berbeda.

c. Berkaitan dengan bagaimana perusahaan mengatur semua kegiatan bisnis dalam tingkatan perusahaan untuk menciptakan nilai.

2. Strategi Bisnis

Ketika memutuskan konsep serta model bisnis yang akan dipakai, pengusaha dan perusahaan ideal-nya menggambungkan faktor internal, terutama sarana (orang, alat, bahan, dan uang) untuk melihat struktur industri dari luar dan menciptakan berbagai manfaat. Semua komponen perlu dimaksimalkan dan menyusun strategi untuk meraih target yang diinginkan.

Strategi bisnis adalah rencana keseluruhan dari perspektif penggunaan sarana-sarana untuk menciptakan kedudukan yang beruntung maka dari itu perusahaan benar-benar bisa meraih target yang ingin dicapai. Ada 3 struktur awal strategi bisnis antara lain :

(27)

a. Diferensial

Ketika membangun dan mencoba mempertahankan produk/jasa Berupaya membangun serta menjaga citra bahwa produk atupun jasa SBU (Unit Bisnis Strategis) dasar-dasar yang sama Mempertahankan produk / layanan yang unik dibedakan dengan yang lain Produk dan Layanan. Segmen pasar ada dengan kesan yang sama dengan mempertahankan kesan yang ada agar dapat membedakan dengan perusahaan lain dalam satu industri. Perbedaannya tidak terlihat dari struktur perusahaan, tetapi karena kegiatan spesifik perusahaan yang mempengaruhi pilihan pembeli seperti perbedaan dalam sistem pengiriman.

b. Kepemimpinan biaya penuh

Perusahaan bertujuan untuk beroperasi secara efisien dan biaya yang dikeluarkan lebih rendah daripada pesaingnya.

c. Fokus

Menurut Maryani et al (2019), strategi fokus terdiri dari sederajat perbuatan yang ditujukan untuk mewujudkan produk maupun jasa yang memenuhi keperluan segmen kompetitif tertentu. Strategi ini digunakan membangun keunggulan kompetitif di segmen tertentu sebagai contoh kelompok pembeli tertentu baik dari kalangan remaja/manula ataupun segmen produk yang berbeda.

3. Strategi Fungsional

Strategi fungsional dapat diartikan sebagai kegiatan jangka pendek di mana setiap unit fungsional perusahaan ikut serta didalam mengimplementasikan strategi perusahaan secara keseluruhan. Strategi ini juga dapat memaksimalkan produktivitas

(28)

sumber daya dan memberikan kemampuan yang jelas untuk memberi kelebihan dalam bersaing untuk perusahaan ataupun unit bisnis. Misalnya, departemen manufaktur sibuk meningkatkan strategi untuk membatasi biaya serta mengembangkan kapasitas output. Namun di sisi lain, pemasaran tertarik untuk menciptakan strategi yang dapat meningkatkan penjualan. Manajer fungsional perlu mengembangkan strategi tersebut untuk menerapkan strategi perusahaan dan departemen mereka dengan benar.

Strategi fungsional merupakan strategi yang tambah berkarakter terampil bukan sekedar operasi, melainkan perumusan instruksi dan kebijakan. Strategi ini terdiri dari enam jenis antara lain:

a. Strategi Produksi

Strategi ini bertujuan untuk menentukan produk unggulan sesuai kemampuannya.

b. Strategi Pemasaran

Strategi ini memiliki tujuan bagi yang menentukan pasar yang hendak diperdagangkan dan keadaan pasar yang di mau.

c. Strategi Promosi

Strategi ini ialah kelangsungan dari strategi-strategi sebelumnya yaitu pemasaran dan produksi. Dalam menentukan strategi promosi perlu diperhatikan beberapa hal diantaranya seperti menjalankan promosi, apa yang harus dimulai, dan media yang digunakan untuk promosi.

(29)

d. Strategi Keuangan

Strategi ini berhubungan dengan pendanaan dan juga kesediaan pendanaan baik untuk produk, penjualan serta bagian fungsional lainnya.

e. Strategi Sumber Daya Manusia (SDM)

Strategi ini merupakan strategi yang sangat signifikan serta perlu melibatkan fungsi- fungsi manajemen. Penentuan Sumber Daya Manusia yang sesuai pada bidang yang tepat amat dibutuhkan dalam struktur manajemen.

f. Strategi Fungsional lainnya

Strategi ini berhubungan dengan pihak eksternal ibarat penasihat, supplier, agen dengan mengamati kejelasan, keterbukaan, serta kebenaran.

2.2.4 Analisis SWOT

Secara umum, analisis SWOT merupakan teknik persiapan strategis bagi menganalisis variabel yang berakibat di suatu upaya seperti faktor internal dan faktor eksternal untuk memenuhi rencana baik dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Analisis SWOT bertujuan untuk mewujudkan kerangka keadaan dalam suatu perusahaan dari sisi SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats).

Metode analisis ini bukan untuk memberikan solusi terhadap masalah yang sedang dihadapi melainkan untuk mengilustrasikan suasana dan keadaan yang sedang ditempuh (Nazarudin, 2020).

Menurut Rangkuti (2016), analisis SWOT ialah teknik perencanaan strategi yang diperuntukkan untuk evaluasi serta mengkaji unsur-unsur SWOT diantaranya

(30)

kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) ke satu usaha bisnis. Sementara itu menurut Bilung (2016) analisis SWOT ialah metode dalam merencanakan strategi yang membolehkan perusahaan buat mengenali faktor-faktor positif maupun negatif yang memotivasi baik dari luar atau dalam perusahaan. Metode analisis SWOT yang dipakai yakni sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Menurut Rangkuti (2016), menyampaikan bahwa faktor internal dipakai untuk menganalisis serta mengetahui kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) yang ada dalam organisasi atau perusahaan.

a. Kekuatan (Strengths)

Istiqomah et al (2017) mengemukakan bahwa kekuatan (strengths) merupakan kemampuan internal yang dimiliki suatu organisasi atau perusahaan yang dapat digunakan untuk mengatasi ancaman. Kekuatan terkandung dalam berbagai faktor antara lain kemampuan khusus yang dimiliki organisasi atau perusahaan yang menghasilkan sebuah keunggulan di pasar. Berikut beberapa contoh analisis kekuatan dalam suatu perusahaan seperti popularitas yang baik, dan skill/kemampuan khusus perusahaan (Malik, D, 2019).

b. Kelemahan (Weaknesses)

Kebalikan dari kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses) meruapakan kekurangan pada keadaan internal perusahaan yang menghambat perusahaan dalam meraih tujuan dan aktivitas-aktivitas perusahaan belum dapat terlaksana secara maksimal.

(31)

2. Faktor Eksternal

Menurut Rangkuti (2016), faktor lingkungan eksternal ialah variabel dari luar perusahaan yang tidak secara langsung terlibat dalam perusahaan tersebut. Faktor eksternal terbagi atas dua indikator penting, yaitu :

a. Peluang (Opportunities)

Peluang merupakan kududukan dari lingkungan luar perusahaan yang mampu berguna perusahaan yang dapat menjadi senjata untuk meningkatkan profit dan memajukan sebuah perusahaan. Situasi yang dapat menjadi peluang (opportunities) antara lain yaitu keperluan spesifik yang selama ini belum terpenuhi dari perusahaan lain, kecenderungan pasar menyukai produk tertentu, perkembangan teknologi yang membolehkan proses produksi atau distribusi menjadi lebih praktis ataupun bisa mengembangkan kapasitas barang maupun jasa serta peraturan ataupun kebijakan pemerintah yang menunjang usaha bisnis.

b. Ancaman (Threats)

Ancaman adalah situasi dari luar lingkungan perusahaan yang tidak berguna dalam suatu perusahaan yang akan mengakibatkan penurunan Derajat perusahaan. Jika ancaman tidak segera ditangani, sementara itu akan jadi halangan untuk perusahaan bisnis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Ancaman dapat berupa pesaing yang semakin banyak, adanya produk pengganti, pertumbuhan pasar yang lambat, peraturan ataupun kebijakan pemerintah hingga perubahan sosial yang merugikan perusahaan.

(32)

Tabel 2.1 Pengelompokan Unsur SWOT

Sumber : Rangkuti (2016).

Analisis SWOT menghasilkan empat kuadran utama dengan strategi yang berbeda- beda pada setiap kuadrannya antara lain yaitu kuadran I, kuadran II, kuadran III serta kuadran IV. Di kuadran I yaitu strategi progresif (+,+), kuadran II yaitu diversifikasi strategi (+,-), kuadran III yaitu ubah strategi (-,+) serta kuadran IV yaitu strategi bertahan. Strategi yang terpilih ialah strategi yang sangat akurat yang disesuaikan dengan keadaan internal maupun eksternal perusahaan.

Beta et al. (2017) mengutip pendapat dari Pearce dan Robinson, menyatakan bahwa posisi kuadran yang dihasilkan dalam suatu analisis SWOT akan mempengaruhi

Internal Kekuatan

Kemampuan internal yang dikendalikan oleh perusahaan dan berdampak positif terhadap perusahaan.

Kelemahan

Kekurangan yang dimiliki perusahaan sehingga menghambat perusahaan dalam mencapai tujuan.

Eksternal Peluang

Situasi dari luar lingkungan perusahaan yang dapat menguntungkan perusahaan.

Ancaman

Keadaan yang tidak menguntungkan yang akan menjadi hambatan bagi perusahaan.

Positif Negatif

(33)

pemilihan strategi yang dapat diamati pada gambar diagram kuadran analisis SWOT berikut :

Gambar 2.1 Kuadran Analisis SWOT Sumber : Beta et al. (2017).

1. Kuadran I. Ialah situasi yang paling berguna. Organisasi atau perusahaan mempunyai kelebihan untuk menangkap peluang yang ada. Strategi yang diusulkan bersifat progresif. Singkatnya, organisasi/perusahaan berada pada posisi untuk terus berkembang dan berpeluang mencapai kemajuan yang maksimal.

2. Kuadran II. Sebuah organisasi atau perusahaan dalam kondisi baik tetapi menandingi ancaman yang besar. Anjuran strategi yang diberikan merupakan diversifikasi strategi. Singkatnya, organisasi atau perusahaan dalam situasi yang

(34)

baik, tetapi menandingi banyak ancaman besar, hingga organisasi atau perusahaan mungkin masih bermasalah jika hanya melihat pada strategi yang berorientasi terdahulu. Oleh sebab itu, organisasi atau perusahaan didorong untuk segera mengembangkan berbagai kegiatan strategisnya.

3. Kuadran III. Jabatan ini dimaknai sebagai organisasi/perusahaan yang buruk, namun menawarkan peluang yang besar. Proposal strategi yang di alokasikan adalah perubahan strategi. Organisasi atau perusahaan direkomendasikan untuk mengubah strategi mereka terdahulu, karena mereka mungkin merasa kesulitan untuk menangkap peluang yang ada jika hanya mengandalkan strategi mereka sebelumnya.

4. Kuadran IV. Organisasi atau perusahaan dalam kondisi buruk seta menandingi tantangan besar. Strategi yang direkomendasikan merupakan strategi bertahan.

Singkatnya, organisasi/perusahaan didorong untuk mengadopsi strategi bertahan hidup dengan mengelola faktor internal untuk mencegahnya memburuk.

2.2.5 Omzet

Omzet merupakan salah satu indikator penting dalam menjalankan sebuah bisnis.

Pratiwi (2018) mengemukakan bahwa omzet diartikan sebagai keseluruhan pendapatan yang diterima dari hasil kegiatan jual beli suatu barang ataupun jasa dalam rentang waktu tertentu. Rizal et al (2017) juga menyampaikan bahwa omzet merupakan keseluruhan hasil dalam bentuk barang/jasa dalam rentang waktu tertentu berdasarkan uang dan volume.

(35)

2.3 Penelitian Terdahulu No. Nama, Judul

dan Tahun

Metode Hasil Penelitian Perbedaan 1. Dedeh Kurniasih,

Dini Rochdiani, Budi Setia (2020)

“Strategi

Pemasaran Kedai Kopi Angkringan Irdan Coffee di Desa Pakemitan Kecamatan Ciawi Kabupaten

Tasikmalaya”

Kualitatif Deskriptif

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedai kopi memiliki kekuatan dan kuat dalam merespon peluang. Terdapat 5 alternatif strategi pemasaran yang diterapkan oleh kedai kopi AI Coffee yaitu membuka cabang, adanya pembayaran

non tunai,

meningkatkan promosi,

mempertahankan kualitas produk, dan memperlihatkan khas kedai kopi.

1. Tempat dan waktu penelitian.

2. Kondisi Pandemi Covid-19.

2. Muhammad Ainun Nasihin, Salma Egita Fitri Subagyo, Shintiya Anggi Erfariani, Siti Ning Farida (2020) “Strategi Bisnis Era New Normal Pada Kedai Kopi di Surabaya (Studi

Kualitatif Deskriptif

1. Hasil perumusan strategi matriks SWOT menunjukkan bahwa kedai kopi cenderung berbasis pada strategi SO. Hal ini diketahui dengan nilai tertinggi dari strategi SO sebesar 4,10.

1. Fokus Penelitian.

2. Tempat dan waktu penelitian.

(36)

Kasus Pada Beby’s Coffee di Jalan Srikana Timur No.

44 Surabaya)”

3. Angga Aji Nursahid (2019)

“Strategi

Pemasaran Break Cafe Semarang”

Kualitatif Deskriptif

1. Strategi pemasaran yang digunakan oleh Break Café Semarang adalah memberikan diskon di event tertentu, menggunakan digital marketing, beraliansi dengan ojol, menyediakan wifi, meja, dan stop kontak.

1. Tempat dan waktu penelitian.

2. Kondisi Pandemi Covid-19.

4. Moch Zainul Arifin, Eva Desembrianita,

Moh Agung

Surianto (2021)

“Strategi

Pemasaran Aka Coffee Gresik di Era Pandemi Covid-19 Melalui Analisis SWOT”

Kualitatif 1. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa strategi bisnis yang baik merupakan dengan memakai strategi kekuatan yang dimiliki untuk melewati bahaya seperti produk dan meningkatkan kualitas dan kuantitas media, inventaris dan perbaikan konten yang ditampilkan.

1. Tempat dan waktu penelitian.

(37)

5. Angel Yuni Kawohan,

Tinneke M.

Tumbel, Olivia Walangitan (2021) “Strategi Pemasaran Café

dan Resto

D’Talaga Desa Wioi pada Masa Pandemi Covid- 9”

Kualitatif 1. Hasil penelitian yang didapat dari matriks IFAS adalah 0,07 dan EFAS (-0,31) yang membuktikan bahwa kedudukan strategi pemasaran berada pada kuadran II dengan menggunakan strategi ST dengan melakukan strategi diversifikasi (produk/pasar).

1. Tempat dan waktu penelitian.

2.4 Kerangka Pemikiran

Dalam kerangka pemikiran ini, peneliti membuktikan memaparkan masalah penelitiannya. Kajian ini mengangkat isu pemasaran kedai kopi di zaman pandemi Covid 19 di Medan. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui strategi pemasaran yang dapat diterapkan kedai kopi selama dimasa pandemi Covid 19 di Medan.

Analisis strategi pemasaran yang dijalankan kedai kopi dimasa pandemi Covid 19 di Medan dapat diperoleh melalui analisis lingkungan yang terdiri dari faktor lingkungan internal dengan kekuatan dan kelemahan serta faktor lingkungan eksternal yang terdiri dari kesempatan serta bahaya kopi meningkat. Bisnis toko saat pandemi Covid 19 masih berlanjut di Medan Indonesia.

Setelah diketahui hasil dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman maka analisa diteruskan dengan kerangka SWOT yang bertujuan untuk menentukan strategi pemasaran pada kedai kopi selama pandemi Covid-19 di Medan.

Secara sistematis skema kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

(38)

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran Keterangan :

= Menyatakan pengaruh

2.5 Hipotesis Penelitian

Strategi pemasaran kedai kopi pada masa pandemi Covid-19 di Kota Medan berada pada Kuadran II.

Kedai Kopi

Faktor Internal 1. Varian Rasa Produk 2. Harga Produk 3. Promosi 4. Inovasi

5. Pelayanan Karyawan

Faktor Eksternal 1. Pandemi Covid-19

2. Ketersediaan Bahan Baku 3. Perusahaan Pesaing 4. Permintaan Pasar 5. Dukungan Pemerintah

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

Strategi Pemasaran

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di 8 Kecamatan di Kota Medan terlihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1 Kedai Kopi di Kota Medan Menurut 8 Kecamatan

No. Nama Kecamatan Jumlah (Populasi)

1. Medan Baru 26

2. Medan Timur 20

3. Medan Barat 25

4. Medan Polonia 26

5. Medan Sunggal 28

6. Medan Kota 30

7. Medan Petisah 43

8. Medan Selayang 20

Total 218,00

Rata-rata 27,25

Sumber : Data Primer Diolah.

Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) berdasarkan kriteria yaitu pada setiap kecamatan tersebut ditemukan kedai kopi modern yang merupakan kedai kopi kekinian yang popular di kalangan penikmat kopi atau kaum milenial dengan minimal omzet sebesar Rp. 300.000,- per bulan yang tergolong omzet penjualan terendah yang diterima di kedai kopi pada masa pandemi di Kota Medan serta kedai kopi yang berdiri sebelum masa pandemi Covid-19 dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi omzet penjualan sebelum dan sesudah masa pandemi Covid-19.

(40)

3.2 Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh kedai kopi di Kota Medan. Dalam menentukan besar sampel penelitian yang akan diteliti, maka peneliti menggunakan kriteria besar sampel Yount dalam Hertanto (2019). Terlihat dalam gambar di bawah ini sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kriteria Besar Sampel Yount dalam Hertanto (2019)

Berdasarkan Gambar 3.1 diketahui bahwa apabila besar populasi dalam interval 101- 1000, maka besar sampel yang diperoleh ialah 10% dari populasi. Dalam penelitian ini memiliki populasi sebesar 218 kedai kopi, artinya besar sampel yang diperoleh adalah sebesar 21,8 kedai kopi. Sehingga dapat diketahui besar sampel yang akan diteliti adalah sebesar 22 kedai kopi di Kota Medan.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yakni probability sampling dengan menggunakan metode cluster random sampling ialah teknik pengambilan sampel daerah yang digunakan untuk menentukan besaran sampel ketika objek penelitian sangat luas (Sugiyono, 2017).

Dimas et al (2016) menyampaikan bahwa, terdapat rumus dalam pemilihan sampel

Besar Populasi Besar Sampel

0 – 100 100 %

101 – 1000 10 %

1.001 – 5.000 5 %

5.001 – 10.000 3 %

> 10.000 1 %

(41)

menggunakan cluster random sampling ialah sebagai berikut :

!" = %"

%

Setelah untuk mendapatkan besarnya sampel pada tiap cluster, maka memakai rumus sebagai berikut :

%" = !" & ' Keterangan :

fi = Sampel pecahan cluster

Ni = Jumlah individu yang ada dalam cluster N = Jumlah populasi seluruhnya

n = Jumlah anggota yang dimasukkan dalam sampel

Dengan memakaikan metode cluster random sampling, diperoleh pemerataan jumlah sampel untuk tiap kecamatan yang memiliki kedai kopi di Kota Medan, antara lain sebagai berikut :

Tabel 3.2 Total Pemerataan Sampel di Tiap Kecamatan

No. Nama Kecamatan Populasi Sampel

1. Medan Baru 26 3

2. Medan Timur 20 2

3. Medan Barat 25 2

4. Medan Polonia 26 3

5. Medan Sunggal 28 3

6. Medan Kota 30 3

7. Medan Petisah 43 4

8. Medan Selayang 20 2

Total 218 22

Sumber : Data Primer Diolah.

(42)

Berdasarkan tabel 3.2, ditunjukkan bahwa setiap kecamatan memiliki sampel masing-masing yang didapatkan melalui rumus metode cluster random sampling dengan total sampel dalam penelitian ini sebesar 22 kedai kopi di Kota Medan.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer serta data sekunder.

Data primer didapatkan melalu metode wawancara secara langsung dengan memakai kuisioner yang telah disediakan sebelumnya. Sedangkan data sekunder didapatkan dari berbagai sumber yang sudah valid dan berkaitan dengan penelitian ini seperti BPS, literatur dan lain sebagainya.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk menjawab masalah pertama memakai analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan teknik analisis dimana data penelitian didapatkan dari hasil wawancara secara langsung, observasi langsung ke lapangan, dan hasil kuisioner terhadap pihak- pihak yang terkait yang akan dipakai buat mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) bagi perusahaan. Kemudian, langkah berikutnya adalah membuat matriks IFAS serta EFAS.

1. Matriks Analisis Faktor Internal Strategi (IFAS)

Matriks Analisis Faktor Strategi Internal (IFAS) merupakan alat perhitungan strategi yang diperuntukkan untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan seberapa besar peranan dari faktor-faktor internal yang dimiliki perusahaan yang mencerminkan

(43)

kekuatan-kekuatan (strengths) atau kelemahan-kelemahan (weaknesses) (Rangkuti, 2016). Matriks IFAS terdiri dari kolom daftar faktor, bobot, rating serta skor yang didapat dari perkalian dari bobot serta rating. Secara teknis, tabel matriks IFAS dapat dilihat di tabel 3.3 sebagai berikut :

Tabel 3.3 Matriks Analisis Faktor Strategi Internal (IFAS)

Faktor-Faktor Internal Bobot Rating Skor Kekuatan:

1.

2.

Dst

Kelemahan:

1.

2.

Dst

Total 1,00

Rangkuti (2016) mengemukakan bahwa untuk mengembangkan tabel Analisis Faktor Strategi Internal (IFAS) harus ditempuh melalui tahap-tahap sebagai berikut:

a. Menentukan faktor – faktor yang masuk ke dalam kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) perusahaan dalam kolom pertama.

b. Memberi bobot masing-masing faktor tersebut pada kolom kedua dengan skala mulai dari 1 (sangat penting) hingga 0 (tidak penting), sesuai dengan akibat faktor

(44)

tersebut terhadap kedudukan strategi perusahaan. Jumlah bobot tidak diperbolehkan melampaui skor total.

Menurut Rangkuti dalam Azwar (2018), untuk menentukan bobot tiap faktor tersebut jumlahnya tidak boleh melampaui 50% atau 0,5 sehingga total keseluruhan adalah 100% atau 1 yang terletak pada kolom 3 dengan rumus sebagai berikut :

()*)+ =,-+"'. & /)+-0 ()*)+

/)+-0 ,-+"'.

c. Hitung skor di kolom ketiga untuk setiap faktor menggunakan skala dari 4 (sangat baik) hingga 1 (buruk) dengan penilaian positif dan negatif. Variabel positif adalah fleksibel yang ikut dalam bagian kapasitas dan diberikan skor +1 hingga +4 jika dibandingkan dengan pesaing. Variabel negatif adalah kebalikannya.

Penilaian ini didasarkan pada dampak variabel tersebut tentang situasi perusahaan.

d. Dikalikan bobot sama skor untuk mendapatkan nilai bobot untuk setiap faktor yang nilainya di kolom keempat berubah dari 4.0 (sangat baik) menjadi 1.0 (buruk).

e. Tambahkan poin bobot ke kolom keempat untuk mendapatkan poin bobot total untuk perusahaan Anda. Skor agregat ini membuktikan bagaimana perusahaan tertentu menanggapi faktor internalnya. Skor total ini memungkinkan Anda untuk menyamakan perusahaan terkait sama perusahaan lain dalam kelompok industri yang sama.

(45)

2. Matriks Analisis Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

Matriks Analisis Faktor Strategis Eksternal (EFAS) mengidentifikasi dan menilai semua peluang yang saat ini sedang dikembangkan dan sedang tren, dan digunakan untuk mengidentifikasi ancaman yang signifikan bagi perusahaan.

Rangkuti (2016) mengemukakan alasan pentingnya analisis lingkungan eksternal antara lain untuk mengantisipasi peluang dan membantu pembuat strategi untuk menghindari ancaman atau mengubah ancaman menjadi kekuatan organisasi/perusahaan. Tabel matriks Analisis Faktor Strategi Eksternal (EFAS) dapat dilihat di tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4 Matriks Faktor Analisis Strategi Eksternal (EFAS)

Faktor-Faktor Eksternal Bobot Rating Skor Peluang:

1.

2.

Dst

Ancaman:

1.

2.

Dst

Total 1,00

(46)

Untuk mengembangkan tabel Faktor Eksternal Strategi (EFAS) harus dilalui dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pengenalan faktor-faktor yang terlibat ke dalam peluang dan ancaman yang sudah dianalisis. Kemudian dikelompokkan ke dalam kolom pertama.

b. Masing-masing faktor pada kolom kedua ini diberi bobot pada skala dari 1 (sangat penting) sampai 0 (tidak penting), tergantung pada dampak variabel tersebut dengan arah strategis perusahaan. Berat total tidak boleh melebihi jumlah total poin.

Menurut Rangkuti dalam Azwar (2018), untuk menetapkan bobot tiap variabel tersebut jumlah tidak diperbolehkan melampaui 50% atau 0,5 sehingga total keseluruhan adalah 100% atau 1 yang terletak pada kolom 3 dengan rumus sebagai berikut :

()*)+ =,-+"'. & /)+-0 ()*)+

/)+-0 ,-+"'.

c. Hitung skor pada kolom ketiga setiap faktor menggunakan skala dari 4 (sangat baik) sampai 1 (buruk) dengan skor positif dan negatif. Nilai evaluasi koefisien peluang adalah positif (semakin besar peluang, semakin dievaluasi sebagai +4, tetapi semakin kecil peluang, semakin dievaluasi sebagai +1). Menentukan skor ancaman ialah kesebalikan. Misalnya, nilai ancaman amat tinggi, urutannya yakni 1. Kebalikannya, jika skor ancamannya rendah, peringkatnya adalah 4. Penilaian ini berlandaskan kepada dampak dari faktor-faktor ini pada kesehatan organisasi.

(47)

d. Kalikan bobot dengan skor untuk mendapatkan nilai bobot untuk setiap faktor yang nilainya di kolom keempat berubah dari 4.0 (sangat baik) menjadi 1.0 (buruk).

e. Tambahkan poin bobot ke kolom keempat untuk mendapatkan poin bobot total untuk perusahaan Anda. Skor agregat ini membuktikan bagaimana perusahaan tertentu merespons faktor eksternal. Skor total ini memungkinkan Anda untuk menyamakan perusahaan yang bersangkutan sama perusahaan lain dalam kelompok industri yang sama.

Setelah Anda melihat hasil skor untuk faktor strategis internal serta eksternal perusahaan, langkah selanjutnya yaitu menghitung serta menganalisis menggunakan matriks SWOT. Matriks SWOT merupakan alat perumusan untuk menetapkan strategi yang akan diadopsi untuk meningkatkan kekuatan serta peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancamannya (Setyorini et al, 2016).

Menurut Rangkuti (2016), matriks SWOT diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mengurutkan dan menciptakan faktor-faktor strategis bagi suatu perusahaan.

Ini menetapkan bagaimana dampak peluang serta ancaman eksternal dapat disesuaikan dengan kekuatan serta kelemahan internal pembangunan. Empat jenis strategi, antara lain strategi SO (Strengths/opportunities), ST (Strengths/threats), WO (Weaknesses/opportunities), dan WT (Weaknesses/threats). Faktor internal serta eksternal merupakan inti dari analisis SWOT. Faktor eksternal mempengaruhi pembentukan peluang dan ancaman. Ketika faktor-faktor tersebut terjadi di luar

(48)

perusahaan dan berdampak signifikan terhadap pengambilan keputusan dan pengambilan keputusan perusahaan yang bersangkutan.

Faktor internal mempengaruhi kekuatan dan kelemahan, tetapi faktor-faktor tersebut berkaitan dengan pengambilan keputusan dan kondisi yang terjadi di dalam organisasi yang secara signifikan menyesuaikan pengambilan putusan.

Untuk menjawab identifikasi pertanyaan kedua, gunakan matriks SWOT untuk menetapkan strategi pemasaran yang paling tepat bagi bisnis kedai kopi selama pandemi Covid 19.

Menurut Rusdiansyah (2016) mengungkapkan bahwa ada 8 langkah dalam menciptakan matriks SWOT antara lain :

1. Buat daftar peluang perusahaan 2. Buat daftar ancaman perusahaan 3. Buat daftar kekuatan perusahaan 4. Buat daftar kelemahan perusahaan

5. Gabungkan masing-masing faktor kekuatan dan peluang serta masukkan hasilnya dalam sel strategi S-O

6. Gabungkan masing-masing faktor kelemahan dan peluang serta masukkan hasilnya dalam sel strategi W-O

7. Gabungkan masing-masing faktor kekuatan dan ancaman serta masukkan hasilnya dalam sel strategi S-T

8. Gabungkan masing-masing faktor kelemahan dan ancaman serta masukkan hasil

(49)

dalam sel strategi W-T Tabel 3.4 Matriks SWOT

Sumber: Rangkuti (2018)

Keterangan:

a. EFAS = Faktor Analisis Strategi Eksternal b. IFAS = Faktor Analisis Strategi Internal

IFAS

EFAS

STRENGTHS (S) Menentukan faktor dalam perusahaan yaitu kekuatan (strengths).

WEAKNESSES (W) Menentukan faktor dalam perusahaan yaitu kelemahan (weaknesses).

OPPORTUNITIES (O) Menentukan faktor dari luar perusahaan yaitu peluang (opportunities).

STRATEGI (SO) Kembangkan strategi yang memanfaatkan kekuatan Anda dan menggunakan peluang Anda.

STRATEGI (WO) Buat rencana untuk mengurangi kelemahan (weaknesses) dengan menggunakan peluang yang ada (opportunities).

THREATS (T) Menentukan faktor dari luar perusahaan yaitu ancaman (threats).

STRATEGI (ST) Mengembangkan

strategi untuk

memakaikan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

STRATEGI (WT) Mengembangkan strategi untuk mengurangi kelemahan serta menjauhi ancaman.

(50)

c. Strategi SO (Strengths and Opportunities) yaitu strategi yang dihasilkan dari menggunakan kekuatan internal yang dimiliki untuk menggunakan peluang eksternal yang ada.

d. Strategi ST (kekuatan dan ancaman) merupakan strategi yang dihasilkan dari penggunaan kekuatan internal untuk mengatasi ancaman eksternal.

e. Strategi WO (kelemahan dan peluang) adalah strategi untuk menggunakan peluang eksternal yang ada untuk meminimalkan kelemahan internal.

f. Strategi WT (Weaknesses and Threats) adalah strategi yang digunakan untuk mengurangi kerentanan dan menjauhi ancaman yang dirasakan.

3.5 Defisini dan Batasan Operasional

Untuk menjauhi kesalahpahaman dalam interpretasi penelitian ini, definisi dan batasan operasional berikut harus dibuat:

3.5.1 Definisi

1. Kedai kopi merupakan tempat yang menyediakan kopi beserta produk turunannya dan makanan pendamping serta tempat berkumpulnya orang-orang untuk menikmati kopi dan berkomunikasi.

2. Faktor internal merupakan segala faktor yang berasal dari dalam perusahaan yang berdampak langsung terhadap perusahaan.

3. Varian rasa produk adalah varian-varian menu yang ditawarkan kedai kopi kepada konsumen.

4. Harga produk adalah harga dari masing-masing produk yang ditetapkan (Rupiah).

(51)

5. Promosi adalah kegiatan dalam menginformasikan barang/jasa kepada konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya.

6. Inovasi adalah menemukan/mengimplementasikan sesuatu yang baru dan berbeda.

7. Pelayanan karyawan adalah sikap yang ditunjukkan karyawan kepada konsumen.

8. Faktor eksternal adalah segala faktor lingkungan yang berada diluar jangkauan perusahaan.

9. Pandemi Covid-19 adalah wabah penyakit yang diakibatkan oleh Corona Virus yang terjadi secara luas di seluruh dunia.

10. Ketersediaan bahan baku adalah stok bahan baku yang tersedia dalam memenuhi permintaan konsumen seperti kopi, teh, susu, dan gula.

11. Perusahaan pesaing adalah perusahaan yang berada dalam industri yang sama.

12. Permintaan pasar adalah kumpulan para konsumen yang berkunjung ke kedai kopi untuk membeli produk yang ditawarkan.

13. Dukungan pemerintah adalah suatu bentuk bantuan yang diberikan pemerintah.

14. Kekuatan (strengths) ialah kelebihan yang dipunyai oleh suatu perusahaan yang dapat menguntungkan perusahaan dan mengatasi ancaman.

15. Kelemahan (weaknesses) adalah kekurangan yang terdapat di perusahaan yang menjadi penghalang serius bagi perusahaan untuk memperoleh hasil yang lebih memuaskan.

16. Peluang (opportunities) adalah faktor-faktor eksternal yang bersifat positif dan

(52)

berpotensi berguna suatu perusahaan.

16. Ancaman (threats) adalah ancaman bagi suatu perusahaan yang berasal dari lingkungan luar serta dapat menghambat operasi suatu perusahaan.

17. Strategi pemasaran adalah taktik perusahaan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen melalui pemasaran barang/jasa sesuai dengan keinginan konsumen yang bertujuan mencapai target perusahaan.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian ini dilakukan di 8 kecamatan di Kota Medan.

2. Sampel dalam penelitian ini adalah 22 kedai kopi di 8 Kecamatan di Kota Medan.

3. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2021.

(53)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Luas Wilayah dan Letak Geografis

Secara geografis Kota Medan terletak antara 2o 27' sampai 2o 247' utara dan 98o 35' sampai 98o 44' BT. Menurut Stasiun BMG Sampali, kondisi iklim di Medan memiliki suhu minimum 23,0 ° C hingga 24,1 ° C, suhu maksimum 30,6 ° C hingga 33,1 ° C, dan kelembaban rata-rata 7882% di Medan. Secara administratif wilayah Kota Medan hampir seluruhnya berbatasan dengan Kabupaten Deris Ludan di bagian barat, timur dan selatan. Di sisi utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka, salah satu jalan tersibuk di dunia. Batas wilayah administrasi Kota Medan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka

b. Sebelah Selatan : Kecamatan Deli Tua dan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang c. Sebelah Barat : Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang

d. Sebelah Timur : Kecamatan Percut, Kabupaten Deli Serdang

Kota Medan, ibu kota Sumatera Utara, adalah kota terbesar di bagian timur Sumatera. Luas wilayah administrasi Kota Medan adalah 26.510 hektar dan terdiri dari 21 kecamatan dengan 151 kelurahan, seperti terlihat pada Tabel 4.1 dibawah ini yaitu:

(54)

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan Tahun 2018 No. Nama Kecamatan Luas Area (Km2) Kelurahan

1 Medan Tuntungan 20,68 9

2 Medan Johor 14,58 6

3 Medan Amplas 11,19 7

4 Medan Denai 9,05 6

5 Medan Area 5,52 12

6 Medan Kota 5,27 12

7 Medan Maimun 2,98 6

8 Medan Polonia 9,01 5

9 Medan Baru 5,84 6

10 Medan Selayang 12,81 6

11 Medan Sunggal 15,44 6

12 Medan Helvetia 13,16 7

13 Medan Petisah 6,82 7

14 Medan Barat 5,33 6

15 Medan Timur 7,76 11

16 Medan Perjuangan 4,09 9

17 Medan Tembung 7,99 7

18 Medan Deli 20,84 6

19 Medan Labuhan 36,67 6

20 Medan Marelan 23,82 5

21 Medan Belawan 26,25 6

Total 265,10 151,00

Rata – rata 12,62 7,19

Sumber: Medan Dalam Angka, 2019.

(55)

4.2 Karakteristik Kedai Kopi

4.2.1 Karakteristik Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini ialah 22 kedai kopi di Kota Medan. Karakteristik sampel dalam penelitian ini meliputi umur. Karakteristik sampel pemilik kedai kopi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Karakteristik Sampel Penelitian

Sampel Penelitian Satuan Rataan Range

Umur Tahun 29,82 20 – 50

Sumber: Data Primer Diolah (Lampiran 1).

Dari tabel 4.2 diketahui bahwa rata-rata umur pengusaha kedai kopi ialah 30 tahun dengan rentang antara 20 – 50 Tahun.

4.2.2 Modal

Modal merupakan faktor terpenting bagi pengusaha dalam memulai suatu usaha yang dijalankan dengan tujuan untuk mengembangkan penjualan dan keuntungan. Modal kerja terdiri dari modal dan kewajiban. Modal awal untuk memulai usaha disesuaikan dengan tempat yang digunakan sebagai warnet yaitu sewa atau real estate.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden di daerah penelitian, rata-rata sumber modal awal berasal dari modal sendiri dan modal awal yang dikeluarkan oleh pihak kedai kopi juga sangat tinggi diakibatkan beberapa perusahaan kedai kopi harus mengeluarkan biaya sewa.

(56)

4.2.3 Tenaga Kerja

Tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia (SDM), bersama dengan faktor modal dan pemasaran, merupakan salah satu faktor terpenting dalam menjalankan bisnis. Para pekerja di bisnis kedai kopi perlu melakukan berbagai hal dalam proses pengolahan kopi untuk membuat produk yang dapat dinikmati pengunjung, dan untuk mempresentasikan produk kepada pengunjung seperti bartender dan pelayan kafe.

Jika sumber daya manusia (SDM) yang ditugaskan oleh perusahaan tidak dapat dikelola dengan baik, maka akan menghambat jalannya perusahaan dan berdampak buruk bagi perusahaan.

Berdasarkan hasil survei lapangan dan wawancara dengan responden survei, rata-rata jumlah karyawan adalah 6 orang, dengan kisaran 1 sampai 12.

4.2.4 Produk yang Dihasilkan

Kedai kopi/coffee shop pada prinsipnya adalah tempat yang menyajikan layanan produk manajemen kopi, kopi siap disajikan sehingga makanan pendamping sebagai tempat untuk sekedar bersantai. Semakin banyak pilihan yang ada, maka pengunjung akan semakin tidak bosan berkunjung ke kedai kopi tersebut.

Berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan serta wawancara dengan responden di daerah penelitian, rata-rata produk yang dihasilkan oleh kedai kopi terdiri dari minuman aneka ragam kopi (coffee and manual brew), minuman selain kopi (non coffee), dan makanan pendamping (seperti nasi, mie, kentang goreng, dessert, aneka pasta, dan lain sebagainya).

(57)

4.2.5 Omzet Penjualan Perbulan

Tujuan seseorang dalam berbisnis tidak lain adalah keuntungan. Untuk mendapatkan keuntungan, Anda mendapatkan sejumlah uang dengan menjual produk / produk untuk jangka waktu tertentu.

Berdasarkan hasil wawancara menggunakan kuesioner dengan responden di daerah penelitian, omzet penjualan per bulan di kedai kopi menurun tajam pada masa pandemi Covid-19 dengan rataan sebesar Rp. 19.536.363,-. Sedangkan sebelum pandemi Covid-19 omzet penjualan kedai kopi di daerah penelitian mencapai target tertinggi dengan rataan sebesar Rp. 46.000.000,-.

4.2.6 Perkiraan Pelanggan Setia

Selain dilihat dari segi keuntungan/profit,untuk memastikan kedai kopi tetap berjalan dengan baik dapat juga dilihat dari jumlah pelanggan setia. Semakin banyak pelanggan setia yang berkunjung di suatu kedai kopi maka menunjukkan bahwa terdapat kelebihan-kelebihan dari kedai kopi tersebut yang menarik para pelanggan untuk tetap berkunjung seperti dalam hal harga yang terjangkau, desain modern sehingga pelanggan merasa nyaman berada di kedai kopi tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara menggunakan kuesioner dengan responden di daerah penelitian, perkiraan pelanggan setia rata-rata sebesar 32 orang dengan rentang 5 – 55 orang.

Gambar

Gambar 1.1 Konsumsi Kopi Nasional  Sumber: Katadata, 2018.050.000100.000150.000200.000250.000300.000350.000400.0002016 2017 2018 2019 2020 2021Ton
Gambar 1.2 Dampak Pandemi Terhadap Lapangan Usaha  Sumber: Data BPS dalam Timorria, 2020
Tabel 2.1 Pengelompokan Unsur SWOT
Gambar 2.1 Kuadran Analisis SWOT  Sumber : Beta et al. (2017).
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara dan pengolahan data yang diperoleh dari petani jagung di daerah penelitian, dapat dilihat faktor-faktor internal (kekuatan dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengkaji karakteristik konsumen dalam memilih kedai kopi, Mengkaji motivasi konsumen untuk datang ke kedai kopi, Menganalisis faktor

36 5.3 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen dalam Memilih Kedai Kopi di Kota Medan

Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengkaji karakteristik konsumen dalam memilih kedai kopi, Mengkaji motivasi konsumen untuk datang ke kedai kopi, Menganalisis faktor

Inilah kelebihan yang dimiliki kedai kopi ini, dengan semboyan “boleh murah asal tidak murah - murahan“ tetap prioritas utama yang disajikan oleh penjual agar kedai kopi

Hasil penelitian : 1) Factor internal yang terdapat dilingkungan perusahaan faktor kekuatan terdiri dari: Mutu ternak yang terjamin. Ketersedian sarana

Prapta kini berubah menjadi kedai kopi Girik , bagi pelanggan lama yang tidak.. lagi bertempat tinggal di Simalingkar tetap saja menyebutnya kedai

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN KOPI DI KEDAI KOPI SEMANGAT SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan penyelesaian program S-1 Bidang Ilmu Manajemen