• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WAMENA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WAMENA"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

SATKER PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH V PROVINSI PAPUA (PUNCAK JAYA) DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WAMENA

DOKUMEN

PERENCANAAN

TAHUN 2020

(2)

i AR ISI

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan bimbinganNya sehingga Laporan Dokumen Perencaan Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah V Provinsi Papua tahun 2020 dapat diselesaikan dengan baik.

Berbagai keberhasilan yang telah dicapai merupakan hasil kerja keras dari semua pihak yang terlibat didalamnya yaitu Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah V Provinsi Papua (Puncak Jaya), Satuan Kerja yang berada dalam wilayah penanganan Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah V Provinsi Papua (Puncak Jaya), serta mitra kerja dan peran serta masyarakat. Demikian pula kekurangan yang dialami hendaknya menjadi bahan untuk kajian terhadap kebijakan pada masa yang akan datang, sehingga dapat menjadi masukan yang berharga bagi penyelenggara kegiatan Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah V Provinsi Papua (Puncak Jaya). Sebagai rujukan Laporan Dokumen Perencanaan ini akan disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait khusunya kepada Direktur Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat, sebagai bagian dari Sistem Akuntanbilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Eselon I yang selanjutnya laporan tersebut secara komprehensif akan dilaporkan kepada Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia.

Harapan kami laporan Dokumen Perencanaan Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah V Provinsi Papua (Puncak Jaya) Tahun 2020 ini menjadi media untuk membangun kebersamaan dan sinergis kesadaran dan komitmen bersama yang dilandasi sikap kekeluarga, kejujuran dan ketulusan untuk berbuat yang baik. Akhirnya semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melindungi kita semua, Amin.

Wamena, September 2020 Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional V Provinsi Papua (Puncak Jaya)

OVIDE S. MANGONTAN, ST NIP. 19811001 200912 1 001

KATA PENGANTAR

(3)

ii

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Kondisi Umum ... 1

1.2 Potensi Permasalahan ... 15

BAB II TUJUAN DAN SASARAN ... 17

2.1 Tujuan Satuan Kerja ... 17

2.2 Output Kegiatan Satuan Kerja ... 18

BAB III TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ... 21

3.1 Target Kinerja ... 22

3.2 Kerangka Pendanaan ... 27

BAB IV PENUTUP ... 33

4.1 Kesimpulan ... 33

4.2 Arahan Pimpinan ... 34

4.3 Mekanisme Evaluasi ... 34

Lampiran 1. Matriks Kineja dan Pendanaan Satuan Kerja ... 36

DAFTAR ISI

(4)

iii

Tabel 2.1 Indikator Kinerja Kegiatan 2020-2024 ... 20

Tabel 3.1 Target Pencapaian Renstra Tahun 2020 – 2024 ... 22

Tabel 3.1.1 Tabel Timeline Penanganan Rutin Jalan ... 23

Tabel 3.1.2 Tabel Timeline Penanganan Rutin Jalan ... 27

Tabel 3.2 Alokasi Pendanaan / Anggaran ... 27

Tabel 3.2.1 Kerangka Pendanaan Preservasi Jembatan ... 27

Tabel 3.2.2 Kerangka Pendanaan Pembangunan Jalan ... 32

DAFTAR TABEL

(5)

1 | P a g e

1.1 Kondisi Umum

Kondisi Umum menggambarkan kondisi eksisting infrastruktur Direktorat Jenderal Bina Marga yang terkait dengan ruang entitas Satuan Kerja. Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wamena sebagai unit pelaksana didaerah yang bertanggung-jawab langsung kepada Direktur Jenderal Bina Marga dalam pembangunan infrastruktur pekerjaan umum adalah melaksanakan fungsi integral pengejawantahan pembangunan nasional, karena infrastruktur merupakan salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Kegiatan sektor transpotasi misalnya, merupakan tulang punggung pola distribusi baik barang maupun penumpang. Infrastruktur transportasi juga berperan besar untuk membuka isolasi wilayah. Ketersediaan infrastruktur pekerjaan umum, merupakan slaah satu aspek terpenting untuk meningkatkan produktivitas sector produksi. Keseluruhan pembangunan infrastruktur produktivitas sector produksi. Keseluruhan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum terserbut perlu dilaksanakan melalui pendekatan penataan ruang yang berkelanjutan untuk menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Disamping itu, pelaksanaan pembangunan infrastruktur pekerjanaan umum juga memerlukan dukungan sumber daya manusia yang professional dan tanggap terhadap perkembangan teknologi, kondisi social masyarakat serta kepentingan strategis nasional. Untuk itu, dimasa yang akan dating BPJN Wamena dituntut untuk dapat menjawab kebutuhan masyarakat terhadap konsi infrastruktu yang handal, yaitu infrastruktur yang berkualitas dan terpercaya.

Dengan meningkatkan kinerja penyedia jasa dan akses pasar jasa yang diselenggarakan dengan menerapkan prinsip-prinsip good govermance. Dengan kondisi penyelengaraan infrastruktur demikian, maka diharapkan dapat tercipta kehidupan yang nyaman, yaitu suatu kondisi di mana masyarakat mendapatkan kesempatan yang luas untuk memiliki akses terhadap infrastruktur guna mengartikulasi nilai-nilai sosial budaya dan fungsinya sebagai mahluk social. Kehidupan yang nyaman akan menjadikan masyarakat lebih produktif, suatu kondisi di mana proses produksi dan distribusi berjalan secara efisien sehingga mampu memberikan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat sekaligus meningkatkan daya saing.

Sistem transportasi yang handal, dengan memiliki kemampuan daya dukung struktur tinggi dan kemampuan jaringan yang efektif dan efisien dibutuhkan untuk mendukung pengembangan wilayah, pembangunan ekonomi, mobilitas manusia, barang dan jasa. Infrastruktur jalan sebagai

BAB I

PENDAHULUAN

TARGET K

(6)

2 | P a g e

unsur bagian dari sistem transportasi diharapkan dapat menciptakan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memberikan pelayanan transportasi secara efisien (lancar), aman (selamat) dan nyaman.

Wilayah kerja Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah V Provinsi Papua (Puncak Jaya) berada di Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten Puncak. Dapat dilihat pada gambar berikut :

PETA LOKASI KEGIATAN

SATKER PJN WIL. V PROV. PAPUA (PUNCAK JAYA) TA. 2020

Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah V Provinsi Papua (Puncak Jaya) terdiri dari :

1. KEPALA SATUAN KERJA a. Tugas:

1) Menetapkan Pejabat Pengadaan;

2) Menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan ULP/Pejabat Pengadaan, dalam hal terjadi perbedaan pendapat;

3) Menandatangani Surat Keputusan/Surat Perintah Kerja/ Kontrak (dalam hal Kasatker merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen);

4) Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa;

5) Menetapkan Tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis (Aanwjzer) untuk

(7)

3 | P a g e

membantu pelaksanaan tugas ULP apabila diperlukan;

6) Melakukan Pengawasan agar pelaksanaan kegiatan dan pengadaan barang/jasa sesuai dengan keluaran (output) yang ditetapkan dalam DIPA;

7) Menetapkan Rencana Umum Pengadaaan;

8) Menetapan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan;

9) Menetapkan Panitia Peneliti Kontrak;

10) Mengawasi Pelaksanaan Anggaran sesuai DIPA;

11) Menetapkan Tim teknis dan Tim Juri/Tim Ahli untuk Pelaksanaan apabila diperlukan;

12) Melaksanakan seluruh tugas Satker terutama pelaksanaan rencana kerja yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam DIPA;

13) Memimpin Pelaksanaan seluruh rencana kerja yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam DIPA;

14) Memberikan pengarahan dan petunjuk-petunjuk kepada Pejabat Inti Satker dibawahnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dan pencapaian keluaran/output yang telah ditetapkan;

15) Mengusulkan Pembantu Pejabat Inti Satker sesuai kebutuhan, yang selanjutnya ditetapkan oleh Atasan Langsungnya;

16) Pelaksanaan penerapan sistem manajemen mutu;

17) Menyusun penetapan kinerja dan lakip;

18) Menetapkan tim pendukung apabila diperlukan;

19) Pelaksanaan dan pengkoordinasian pelaksanaan preservasi;

20) Pengkonsolidasian kegiatan penanganan jalan yang diusulkan oleh Sub Manajer Ruas;

21) Penyusunan dan pengajuan usulan kegiatan penanganan jalan/program kepada Balai Besar/Balai;

22) Pengkoordinasian perencanaan teknis dengan Kepala Satker;

23) Pelaksanaan proses rekruitmen tenaga penilik jalan dan tenaga lain yang dibutuhkan;

24) Pelaporan secara berkala kepada Balai Besar/Balai;

25) Memverifikasi hasil survei kondisi jalan dan jembatan;

26) Membantu memberikan rekomendasi teknis atas pemanfaatan rumija;

(8)

4 | P a g e

27) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap pengendalian

Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU yang dilakukan oleh PPK dan melaporkan setiap bulan kepada atasan langsung kasatker;

28) Menyampaikan laporan keuangan dan laporan lainnya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

29) Menandatangani Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP-UP) dan Penandatanganan SPM;

30) Menyusun DIPA;

31) Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana;

32) Mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang berkaitan dengan pelaksanaan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

33) Menyusun sistim pengawasan dan pengendalian agar proses penyelesaian tagihan atas beban APBN dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan;

34) Melakukan monitoring dan evaluasi agar pembuatan perjanjian kontrak pengadaan barang/jasa dan pembayaran atas beban APBN sesuai dengan keluaran (output yang ditetapkan dalam DIPA serta rencana yang telah ditetapkan);

35) Melakukan pengawasan, monitoring dan evaluasi atas pertanggung jawaban pelaksanaan anggaran dalam rangka penyusunan laporan keuangan;

36) Menyetujui pengajuan SPP dari PPK;

37) Mengajukan rencana kebutuhan BMN kepada pengguna Barang;

38) Menggunakan BMN untuk penyelenggaraan TUPOKSI;

39) Mengamankan BMN;

40) Melakukan Pengawasan dan Pengendalian BMN;

41) Mengajukan permohonan penetapan status untuk penguasaan dan penggunaan BMN kepada pengguna barang;

42) Mengajukan usul pemindahtanganan;

43) Menyerahkan tanah dan bangunan yang tidak digunakan kepada Pengguna Barang;

44) Memberikan persetujuan terhadap Rekonsiliasi internal;

45) Menandatangani Rekonsiliasi eksternal dengan kppn;

(9)

5 | P a g e

46) Menetapkan SK untuk petugas gudang;

47) Menyelenggarakan administrasi penghapusan barang milik negara;

48) Menyelenggarakan administrasi penetapan status penggunaan barang milik negara;

49) Menyelenggarakan administrasi pemindahtanganan barang milik negara;

50) Menyelenggarakan administrasi pemanfaatan barang milik negara;

51) Menyampaikan laporan Barang Persediaan Semesteran dan Tahunan kepada Dirjen Bina Marga;

52) Menggunakan barang milik negara yang berada dalam penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kantor;

53) Mengamankan dan memelihara barang milik negara yang berada dalam penguasaannya;

54) Mengajukan usul penghapusan barang persediaan yang rusak, susut, kadaluarsa, dan hilang;

55) Mengajukan usul pemindahtanganan dengan tindak lanjut tukar menukar berupa tanah dan bangunan yang masih dipergunakan;

56) Mengajukan usul pemindahtanganan dengan tindak lanjut penyertaan modal pemerintah pusat/daerah atau hibah yang dari awal;

57) Mengajukan usul pemindahtanganan barang milik negara berupa tanah dan bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPR;

58) Mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik negara selain tanah dan bangunan;

59) Mengajukan rencana kebutuhan barang milik negara untuk lingkungan kantor yang dipimpinnya kepada pengguna barang;

60) Mengajukan permohonan penetapan status untuk penguasaan dan penggunaan barang milik negara yang diperoleh dari beban APBN;

61) Mengajukan permohonan penetapan status tanah dan bangunan untuk penguasaan dan penggunaan barang milik negara;

62) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap pengendalian Penyelenggaraan SMK3 Kontruksi Bidang PU yang dilakukan oleh PPK;

63) Menyusun analisa, kesimpulan, rekomendasi dan rencana tindak lanjut terhadap laporan kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja

(10)

6 | P a g e

konstruksi yang di terima dari PPK untuk diteruskan kepada atasan langsung;

64) Memperhitungkan biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi bidang pekerjaan umum dalam organisasi pengguna jasa pada DIPA Satker;

65) Memperhitungkan biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi bidang pekerjaan umum oleh penyedia jasa dalam pembuatan RAB kegiatan konstruksi untuk dialokasikan dalam DIPA Satker sudah merupakan satu kesatuan dengan biaya pelaksanaan konstruksi yang diperhitungkan dalam analisa harga satuan pada setiap jenis pekerjaan yang mengandung resiko.

b. Tanggungjawab :

1) Bertanggungjawab atas tertib penatausahaan anggaran serta tertib pengadaan barang dan jasa yang dialokasikan kepada Satker yang dipimpinnya sesuai peraturan yang berlaku;

2) Bertanggungjawab atas seluruh atas pelaksanaan kegiatan/rencana kerja yang tertuang dalam DIPA;

3) Bertanggungjawab atas semua penerimaan/pengeluaran anggaran Satker yang membebani APBN;

4) Bertanggungjawab terhadap realisasi keuangan dan pencapaian keluaran/output yang telah ditetapkan;

5) Bertanggungjawab kepada Pengguna Anggaran melalui Atasan Langsung/Pelaksanaan Program;

6) Bertanggungjawab atas kebenaran materi Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca sesuai Standar Akuntansi Pemerintah;

7) Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan dan anggaran yang berada dalam pernguasaannya kepada PA;

8) Bertanggungjawab terhadap penatausahaan dan pemeliharaan Barang Milik/Kekayaan Negara Satker;

9) Bertanggungjawab atas kebenaran Laporan BMN dan LKB sesuai Standar Akuntansi Pemerintah.

2. PEJABAT YANG MELAKUKAN PENGUJIAN DAN PERINTAH PEMBAYARAN (SPM) a. Tugas :

1. Mengelola rekening tempat penyimpanan UP;

2. Membantu bendahara dalam hal melakukan konfirmasi, melalui penyediaan

(11)

7 | P a g e

bukti obyektif berkaitan dengan transaksi keuangan yang dilaksanakan oleh Satker pada Buku Kas Umum (BKU), Buku Pembantu, Buku Pengawasan Anggaran;

3. Membantu bendahara dalam hal pemeriksaan rincian jumlah pengajuan SPP-UP, SPP-TUP, SPP-GUP serta dokumen-dokumen pendukung lainnya;

4. Dalam pelaksanaan tugasnya, bertanggungjawab kepada bendahara pengeluaran Satker;

5. Dalam melakukan pengujian tagihan dan menerbitkan SPM, PPSPM :

6. Menguji kebenaran SPP beserta dokumen pendukung, menolak dan mengembalikan SPP, apabila SPP tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan, membebankan tagihan pada mata anggaran yang telah disediakan, menerbitkan SPM, menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih, melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran kepada KPA;

7. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran.

8. Dalam menerbitkan SPM PPSPM melakukan hal-hal: mencatat pagu, realisasi belanja, sisa pagu, dana UP/TUP, dan sisa dana UP/TUP pada kartu pengawasan DIPA, menandatangani SPM, memasukkan Personal Identification Number (PIN) PPSPM sebagai tanda tangan elektronik pada ADK SPM;

9. Pengujian terhadap SPP beserta dokumen pendukung yang dilakukan oleh PPSPM kelengkapan dokumen pendukung SPP; kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK, kebenaran pengisian format SPP kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker; ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker, kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai; kebenaran formal dokumen/surat bukti yang menjadi persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan pengadaan barang/jasa; kebenaran pihak yang berhak menerima pembayaran pada SPP sehubungan dengan perjanjian/kontrak/surat keputusan; kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban di bidang perpajakan dari pihak yang mempunyai hak tagih kepastian telah terpenuhinya

(12)

8 | P a g e

kewajiban pembayaran kepada negara oleh pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara; kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan pembayaran dalam perjanjian/kontrak;

10. Pengujian kode BAS termasuk menguji kesesuaian antara pembebanan kode mata anggaran pengeluaran (akun 6 digit) dengan uraiannya.

a. Tanggungjawab :

1.

Bertanggungjawab kebenaran, kelengkapan, dan keabsahan administrasi terhadap dokumen hak tagih pembayaran yang menjadi dasar penerbitan SPM dan akibat yang timbul dari pengujian yang dilakukannya, dan ketepatan jangka waktu penerbitan dan penyampaian SPM kepada KPPN;

2.

Bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan pengujian dan perintah pembayaran serta akibat yang timbul atas tindakannya meliputi aspek hukum, peraturan perundang-undangan dan tujuan pengeluaran;

3.

Bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Kerja.

3. BENDAHARA PENGELUARAN SATUAN KERJA a. Tugas :

1.

Melaksanakan tugas kebendaharaan atas uang/surat berharga yang berada dalam pengelolaannya Uang/surat berharga yang berasal dari UP dan pembayaran LS melalui Bendahara pengeluaran: dan Uang/surat berharga yang bukan berasal dari UP, dan bukan berasal dari Pembayaran LS yang bersumber dari APBN;

2.

Menerima,menyimpan, menatausahakan, dan membukukan uang/surat berharga dalam pengelolaannya;

3.

Melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah PPK;

4.

Menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan;

5.

Melakukan pemotongan/pemungutan penerimaan Negara dari pembayaran yang dilakukannya;

6.

Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada Negara ke kas Negara;

7.

Mengelola rekening tempat penyimpanan UP;

(13)

9 | P a g e

8.

Menyampaikan laporan pertanggungjawaban (LPJ) kepada Kepala KPPN selaku kuasa BUN;

9.

Menerima dan menyimpan UP;

10.

Melakukan pengujian dan pembayaran atas tagihan yang dananya bersumber dari UP;

11.

Melakukan pembayaran yang dananya bersumber dari UP berdasarkan perintah PPK;

12.

Menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk di bayarkan;

13.

Melakukan pemotongan/pemungutan dari pembayaran yang dilakukannya atas kewajiban kepada Negara;

14.

Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajibankepada Negara ke kas Negara;

15.

Menatausahakan transaksi UP;

16.

Menyelenggarakan pembukuan transaksi UP;

b. Tanggungjawab :

1.

Bertanggungjawab atas pengelolaan uang persediaan;

2.

Bertanggungjawab secara pribadi atas kerugian keuangan Negara yang berada dalam pengurusannya;

3.

Bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Kerja.

4. PELAKSANA TEKNIK (ASISTEN PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN) a. Tugas Asisten Pelaksanaan :

1.

Melakukan pengawasan terhadap ketaatan penerimaan dan penyetoran PNBP ke Kas Negara;

2.

Melakukan pengawasan terhadap pembukuan penerimaan dan penyetoran PNBP;

3.

Menyusun laporan seluruh kegiatan yang dilakukannya sesuai DIPA dan menyampaikannya kepada Kasatker selaku Atasan Langsungnya;

4.

Mengumpulkan dan dokumentasikan data dan informasi pelaksanaan kegiatan yang meliputi, data pelaksanaan fisik, data rencana, permasalahan dan

(14)

10 | P a g e

tindaklanjut dalam pelaksanaan kegiatan;

5.

Menyusun dan meyampaikan laporan progres fisik dan keuangan secara periodik sesuai ketentuan;

6.

Membantu Kasatker dalam pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan pengendalian sistem pelaksanaan dalam penerapan sistem manajemen mutu lingkup kegiatan Balai;

7.

Membantu Kasatker dalam mengawasi pelaksanaan anggaran sesuai DIPA.

b. Tanggungjawab :

1.

Bertanggungjawab atas kebenaran dalam pelaporan yang dilakukan;

2.

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, asisten Pelaksana/Pengawas bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Kerja.

5. PENELAAH DATA KEUANGAN (ASISTEN KEUANGAN, UMUM, DAN PELAPORAN)

a. Tugas Penelaah Data Keuangan (Asisten Keuangan, Umum dan Pelaporan) :

1.

Mengawasi Penyimpanan dan Pemeliharaan seluruh dokumen Pengadaan

Barang/Jasa dan menerima hasil pekerjaan pengadaan Barang/Jasa dilampiri dokumen laporan dalam bentuk hardcopy dan softcopy;

2.

Melaporkan setiap terjadinya kerugian Negara menurut bentuk dan cara yang ditetapkan, tepat pada waktunya kepada Pengguna Anggaran sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan;

3.

Menyiapkan bahan-bahan untuk menjawab pengaduan masyarakat, permohonan informasi publik, dan urusan hukum lainnya;

4.

Membantu Kasatker dalam tugas penyampaian laporan keuangan dan laporan lainnya sesuai dengan ketentuan perundang- undangan;

5.

Menyusun Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca Satker sesuai dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan;

6.

Menyampaikan LRA dan Neraca kepada unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAKPP-W);

7.

Menyampaikan LRA dan Neraca kepada Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAKPPA-E1) beserta Arsip Data Komputer (ADK) secara tepat waktu;

(15)

11 | P a g e

8.

Mengumpulkan dan mendokumentasikan data dan informasi pelaksanaan kegiatan yang meliputi : Rekaman DIPA dan POK yang telah disahkan, rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa;

9.

Mengisi data pelaksanaan kegiatan dalam aplikasi e-Monitoring setiap kali ada perubahan dan informasi dan mengirim back-up data melalui e-Monitoring on- line;

10.

Melakukan pemuktakhiran aplikasi e-Monitoring off-line;

11.

Membantu Kasatker dalam menjalankan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Kasatker, dalam hal ini pemeriksaan kelengkapan dokumen sesuai perintah Kasatker;

12.

Membuat dan mendokumentasikan risalah rapat koordinasi, membuat format usulan agenda rapat dan laporan pelaksanaan kegiatan, serta laporan penyerahan dana bulanan Satker;

13.

Membantu Kasatker dalam pemeriksaan dan penelitian terhadap penyampaian laporan keuangan dan laporan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

14.

Membantu Kasatker dalam pemeriksaan dan penelitian semua penerimaan/pengeluaran anggaran Satker yang membebani APBN;

15.

Membantu Kasatker dalam pemeriksaan dan penelitian terhadap realisasi keuangan dan pencapaian keluaran/output yang telah ditetapkan.

b. Kewajiban :

1.

Mengkoordinasikan dan memantau semua program (SPM, SAI, BMN, E- Procurenmet, Info Umum, SIPP dan E-Monotoring dll) pada Satuan Kerja;

2.

Menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan dan fisik terhadap DIPA dan kontrak (Laporan bulanan, triwulan dan laporan lain yang dianggap perlu);

3.

Melaksanakan Inventarisasi Barang Milik/Kekayaan Negara (BMKN) dalam rangka pelaksanaan pengelolaan anggaran, termasuk melaksanakan kewajiban- kewajiban dalam pelaporan BMKN;

4.

Bersama Penanggungjawab Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) mengkoordinir :

a) Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca Satuan Kerja

(16)

12 | P a g e

Tertentu sesuai dengan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan;

b) Penyampaian LRA dan neraca kepada Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W);

c) Penyampaian LRA dan neraca kepada Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eseleon I (UAPPA-E1) beserta Arsip Data Komputer (ADK) secara tepat waktu.

5.

Bersama Penanggungjawab Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) mengkoordinir :

a) Penyusunan Laporan Barang Milik Negara (BMN) dan Laporan Kondisi Barang (LKB) Satuan Kerja sesuai dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan;

b) Penyampaian Laporan BMN dan LKB kepada Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran (UAKPA) beserta Arsip Data Komputer (ADK) untuk penyusunan neraca secara tepat waktu;

c) Penyampaian Laporan BMN dan LKB kepada Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W) beserta Arsip Data Komputer (ADK).

c. Tanggungjawab :

1). Bertanggungjawab atas kebenaran materi Laporan BMN dan LKB sesuai Standar Akuntansi Pemerintah;

2). Bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Kerja.

6. PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Susunan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen terdiri dari : 1. Pejabat Pembuat Komiten

2. Unsur Pembantu Pejabat Pembuat Komitmen adalah : 1. Kaur Tata Usaha

2. Bendahara Pengeluaran Pembantu 3. Pengawas Lapangan

3. Kaur Tata Usaha PPK a. Tugas :

(17)

13 | P a g e

1) Menyusun jadwal waktu pelaksanaan kegiatan termasuk rencana penarikan dananya;

2) Menyusun perhitungan kebutuhan UP/TUP sebagai dasar pembuatan SPP- UP/TUP;

3) Menguji kebenaran materiil dan keabsahan surat-surat bukti mengenai hak tagih kepada Negara;

4) Menguji kebenaran dan keabsahan dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai;

5) Menguji syarat-syarat kebenaran dan keabsahan jaminan uang muka;

6) Menguji tagihan uang muka berupa besaran uang muka yang dapat dibayarkan sesuai ketentuan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.

b. Tanggungjawab :

1) Bertanggungjawab atas kebenaran pelaksanaan kegiatan perkantoran;

2) Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Kepala Urusan Tata Usaha bertanggungjawab kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

4. Bendahara Pengeluaran Pembantu a. Tugas :

1) Melakukan penatausahaan dokumen terkait keputusan kepegawaian dan dokumen pendukung lainnya dalam dosir setiap pegawai pada Satker yang bersangkutan secara tertib dan teratur;

2) Memproses pembuatan Daftar Gaji induk, Gaji Susulan, Kekurangan Gaji, Uang Duka Wafat, Terusan Penghasilan/Gaji, Uang Muka Gaji, Uang Lembur, Uang Makan, Honorarium, Vakasi, dan pembuatan Daftar Permintaan Perhitungan Belanja Pegawai lainnya;

3) Memproses pembuatan Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP);

4) Memproses perubahan data yang tercantum pada surat Keterangan Untuk Mendapatkan Tunjangan Keluarga setiap awal tahun anggaran atau setiap terjadi perubahan susunan keluarga;

5) Menyampaikan Daftar Permintaan Belanja Pegawai, ADK Perubahan Data Pegawai, ADK Belanja Pegawai, Daftar Perubahan Data Pegawai, dan Dokumen Pendukungnya kepada PPK;

(18)

14 | P a g e

6) Mencetak Kartu Pengawasan Belanja Pegawai Perorangan setiap awal tahun dan/atau apabila diperlukan.

b. Tanggungjawab :

Dalam melaksanakan tugasnya Bendahara Pengeluaran Pembantu bertanggung jawab kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

5. Pengawas Lapangan (Koordinator Pengawas Lapangan) a. Tugas :

1) Membantu verifikasi Kondisi jalan dan jembatan (pelaksana teknik/koord.

Waslap);

2) Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan.

b. Tanggungjawab :

1) Bertanggungjawab atas kebenaran pelaksanaan kegiatan di lapangan;

2) Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, pelaksana/Pengawas bertanggungjawab kepada pejabat pembuat Komitmen.

6. Pelaksanaa Teknik (Kepala Pelaksanaan Swakelola) a. Tugas :

1) Mengendalikan Pelaksanaan Kontrak (pelaksana teknik/kepala pelaksana swakelola);

2) Melaksanakan kegiatan swakelola.

3) Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan;

4) Menyusun dokumen pengadaan barang/jasa untuk kegiatan yang tercantum dalam DIPA dan dokumen pendukungnya yang akan dilaksanakan secara swakelola.

b. Tanggungjawab :

1) Bertanggungjawab atas kebenaran pelaksanaan kegiatan di lapangan;

2) Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, pelaksana/Pengawas bertanggungjawab kepada pejabat pembuat Komitmen.

(19)

15 | P a g e

1.2 Potensi dan Permasalahan

Puncak Jaya merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Jayawijaya dengan segala macam aspek hasil Pertanian, perikanan, dan Perkebunan untuk kemajuan ekonomi masyarakat, maka pengolahan akan potensi-potensi tersebut sangat berpengaruh. Namun dalam mengolah hingga pengdistribusiannya serta konsumsi hasil pengolahan potensi tersebut maka infrastruktur jalan yang baik sangat dibutuhkan demi kenyamanan, keselamatan, dan kesejahteraan masyarakat.

1.2.1. Potensi

1. Ruang lingkup pekerjaan pada Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah V Provinsi Papua (Puncak Jaya) cukup luas meliputi item pekerjaan di bidang jalan dan jembatan yang terbagi 5 (lima) kabupaten yang berbeda yaitu Kabupaten Jayawijaya, Kab.

Tolikara, Kab. Puncak Jaya, Kab. Puncak dan Kabupaten Yahukimo. Dari ke lima cakupan daerah tersebut, ditambah dengan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, sehingga menjadikan hal tersebut sebagai potensi pengembangan skill dan keterampilan dalam upaya penyelesaian Pekerjaan.

2. Adanya target-target yang diberikan dalam rencana pengelolaan anggaran menjadikan potensi untuk mewujudkan output yang sesuai dengan target secara optimal.

Tentunya hal ini harus sesuai dengan tentuan serta kaidah dalam penyelenggaraan jalan dan jembatan.

1.2.2. Permasalahan

Permasalahan dan tantangan Satker PJN V Provinsi Papua (Puncak Jaya) dalam penyelenggaraan jalan di Provinsi Papua, disamping kewajibannya untuk menjaga dan meningkatkan kemantapan jalan yang telah ada, tetapi juga harus mengakomodir tuntutan pembangunan jalan dalam rangka peningkatan aksesibilitas di provinsi ini. Adapun kendala dalam pelaksanaan kegiatan di Satker PJN V Provinsi Papua (Puncak Jaya) berdasarkan tahun - tahun sebelumnya, yaitu:

a. Faktor Sosial Masyarakat.

Hampir disemua paket-paket kegiatan, pada awalnya selalu dihadapkan pada masalah sosial, utamanya terkait dengan hak ulayat dan budaya masyarakat setempat. Rata-rata kontrak tidak dapat segera dilaksanakan, karena harus membayar ganti rugi terhadap tanah ulayat dan tidak jarang masyarakat memalang kantor ataupun lokasi pekerjaan untuk mendapatkan uang ganti rugi yang mereka minta.

b. Faktor Keamanan.

(20)

16 | P a g e

Di kabupaten Puncak Jaya, Kab. Puncak, Kab. Tolikara dan Kabupaten Yahukimo, masih terdapat gangguan keamanan yang cukup menghambat kegiatan proyek. Terdapat beberapa kasus, proyek harus terhenti sementara akibat gangguan keamanan. Akibat gangguan keamanan ini juga telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, serta kerugian materil yang cukup besar.

c. Topografi Wilayah.

Keadaan topografi Puncak Jaya, Kab. Puncak, Kab. Tolikara dan Kabupaten Yahukimo, ditandai dengan 5 (lima) kelas kemiringan lereng, yaitu : 0-3%, 3-8%, 8-15%, 15- 25%, dan >40%. Dengan kemiringan lereng, hal ini menjadi tantangan pembangunan tersendiri bagi Satker PJN V Provinsi papua (Puncak Jaya).

d. Faktor Alam

Kondisi cuaca di Wilayah Cakupan Satker PJN V Provinsi Papua (Puncak Jaya) yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi dan sulit di prediksi membuat pelaksanaan pekerjaan di lapangan menjadi sulit dan sering terhambat. Selain itu, jika curah hujan kurang didaerah Kab. Yahukimo pengangkutan material dari Timika terhambat dikarenakan material diangkut menggunakan kapal lewat sungai, sehingga menunggu arus sungai penuh supaya kapal dapat beroperasi.

e. Adanya Refocussing kegiatan dan realokasi anggaran dikarenakan upaya untuk pencegahan Covid-19.

(21)

17 | P a g e

2.1 Tujuan Satuan Kerja

Selaras dengan tujuan Direktorat Jenderal Bina Marga dan unit eselon diatas satker, yaitu BPJN Wamena memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Mewujudkan konektivitas jalan nasional yang andal dan prima dalam mendukung perwujudan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong;

2. Meningkatkan standar pelayanan jalan nasional sesuai kebutuhan dan standar;

3. Meningkatkan efektivitas pelaksanaan kegiatan teknis dalam program penyelenggaraan jalan nasional;

4. Meningkatkan kualitas sumber daya dan kelembagaan di Lingkungan Ditjen Bina Marga.

Masing-masing tujuan di atas, mewakili setiap perspektif dalam Balanced Scorecard (BSC), yakni:

Tujuan pertama, mewakili tujuan dari stakeholders perspectives (pemberi mandat) yang dalam periode RPJMN 2020-2024 menginginkan terwujudnya konektivitas jalan nasional (tertuang sebagai KP.1 Konektivitas Jalan dalam Agenda Pembangunan Nasional PN.5 Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar);

Tujuan kedua, mewakili tujuan dari customer perpectives, yakni pengguna jalan nasional, yang secara regulasi (sesuai UU No. 38 Tahun 2004 tentang jalan) memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan minimal sesuai SPM (standar pelayanan minimal), yang mencakup aspek:

aksesibilitas, mobilitas, kondisi jalan, keselamatan, dan kecepatan tempuh rata-rata;

Tujuan ketiga, mewakili tujuan pada level Internal Business Perspectives, yang mencerminkan keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi Ditjen Bina Marga (sesuai UU No 38 Tahun 2004 maupun Permen PUPR 03/PRT/M/2019) melalui serangkaian kegiatan yang tercakup dalam

BAB II

TUJUAN DAN SASARAN

TARGET K

(22)

18 | P a g e

program penyelenggaraan jalan, yang implementasinya dilaksanakan oleh Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah V Provinsi Papua (Puncak Jaya).

Tujuan keempat, mewakili tujuan pada level Learning and Growth Perspectives, sebagai upaya dari Ditjen Bina Marga untuk memenuhi modal dasar organisasi agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Dalam konteks manajemen kinerja, modal dasar organisasi ini mencakup aspek SDM, pendanaan, sarana dan prasarana pendukung, sistem informasi, regulasi (NSPK), dan tata kelola/kelembagaan.

Tujuan Perencanaan Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah V Provinsi Papua (Puncak Jaya) adalah mendukung tujuan Renstra Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan rumusan kondisi yang hendak dituju di akhir periode perencanaan. Tujuan ini merupakanpenjabaran dari visi serta dilengkapi dengan rencana sasaran strategis yang hendak dicapai dalam rangka mencapai sasaran nasional yang tertuang dalam RPJMN Tahun 2020-2024. Adapun tujuan sebagai representasi terukur dari visi kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat selama periode 2020-2024 yaitu Peningkatan Konektifitas dan Akses Jalan yang leih merata bagi peningkatan pelayanan system logistic nasional yang lebih efisien dan penguatan daya saing.

2.2 Sasaran

Goals Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (dampak/impact) pada level stakeholders) yang dalam hal ini merupakan kondisi yang mencerminkan dampak dari pengaruh hasil sasaran-sasaran strategis (outcame/impact pada level customer yang dilayani) yaitu meningkatnya kehandalan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam Mewujudkan : kedaulatan pangan, ketahan air, dan kedaulatan energy; konektifitas bagi penguatan daya saing; layanan infrstruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sector dan antar tingkat pemerintahan sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat.

Sasaran Program (SP) dan Indikator Kinerja Program (IKP) merupakan hasil (outcome) utama dari program penyelenggaraan jalan untuk pencapaian Sasaran Strategis dan IKSS Direktorat Jenderal Bina Marga. Oleh karenanya, SP dan IKP untuk program penyelenggaraan jalan adalah kinerja pokok yang menjadi prasyarat terwujudnya konektivitas jalan nasional yang efisien, yakni :

(23)

19 | P a g e

1. Tingkat aksesibilitas jalan nasional, menunjukkan hasil kerja Satuan Kerja dalam menyediakan aksesibilitas terhadap pusat kegiatan skala nasional, simpul transportasi nasional dan kawasan prioritas nasional yang harus diakses oleh jaringan jalan nasional sesuai ketentuan yang berlaku. Pencapaian tingkat aksesibilitas jalan nasional didukung oleh kegiatan pembangunan baru jalan dan jembatan nasional;

2. Rating kondisi jalan nasional, menunjukkan hasil kerja Satuan Kerja dlaam melaksanakan kegiatan preservasi jalan yang diukur melalui tingkat kondisi seluruhan bagian jalan (perkerasan, bahu, drainase, bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan) sesuai dengan umur rencana yang diharapkan;

3. Tingkat keselamatan jalan nasional, menunjukkan hasil kerja Satuan Kerja dalam pemenuhan pilar jalan berkeselamatan sesuai RUNK (Rencana Umum Keselamatan Nasional) Jalan, Khususnya melalui penanganan titik-titik rawan keselamatan (blackspot) di jalan nasional.

Sesuai konsep dan struktur dari sasaran Direktorat Jenderal Bina Marga sesuai pendekatan Balanced Scorecard (BSC), maka susunan Sasaran Strategis Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah V Provinsi Papua (Puncak Jaya) berikut dengan IKSS (Indikator Kinerja Sasaran Strategis) dan Sasaran Program (SP) berikut dengan Indikator Program (IKP yang akan menjadi ukuran keberhasilan program penyelenggaraanjalan selama periode 2020 –2024 sebagai berikut : 1) Sasaran Strategis (SS) : Meningkatnya Konektivitas Jaringan Jalan

Nasional.

2) Sasaran Program (SP1) : Meningkatnya Kinerja Pelayanan Jalan Nasional.

3) Indikator Kinerja Program (IKP) : a. Tingkat Aksesbilitas Output :

 Pembangunan Jembatan

 Pembangunan Jembatan Gantung

 Pembangunan Jalan b. Rating KondisiOutput :

 Pemeliharaan Rutin Jalan

 Rekonstruksi, Rehabilitasi Jalan

 Penanganan Drainase, Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan

 Preservasi Rutin Jembatan

 Preservasi Jembatan

(24)

20 | P a g e

 Penggantian Jembatan

4) Sasaran Program (SP2) : Meningkatnya Dukungan Manajemen birokrasi yang professional, tepat, cepat dan akuntabel.

5) Indikator Kinerja Program (IKP) : Tingkat Dukungan Manajemen dan Tata Kelola Output :

 Dukungan Manajemen Satker

 Layanan Perkantoran

Pada Satker PJN V Provinsi Papua (Puncak Jaya), Sasaran Kegiatan (SK) meliputi Peningkatan Pelaksanaan Preservasi dan Tingkat Kapasitas Jalan. Kemudian, Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) terhadap SK tersebut ada tiga indikator seperti pada tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.2.1 Indikator Kinerja Kegiatan 2020 – 2024

No. Indikator Kinerja Kegatan

Rating

2020 2021 2022 2023 2024

1 Tingkat Aksesibilitas Jalan Nasional; 76.2 % 76.20 % 78.6 % 78.6 % 81.00 % 2 Rating Kondisi Jalan Nasional; 3.12 3.12 3.12 3.12 3.12 3 Rating Keselamatan Jalan Nasional. 1.7 1.7 1.7 1.00 1.00

(25)

21 | P a g e

Sesuai dengan Rencana Strategi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perimahan Rakyat tahun2020 –2024 sasaran no 2 yaitu ‘Meningkatnya konektivitas jaringan jalan nasional” yang didukung oleh sasaran program Direktorat Jenderal Bina Marga yaitu ‘’Meningkatnya Pelayanan jalan Nasional”, Arah kebijakan RPJMN 2020-2024 terkait bidang jalan untuk mencapai sasaran dan indikator. Arah kebijakan tersebut merupakan bagian dari Agenda ke-5 (PN-5) yakni Memperkuat Infrsatruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar Khususnya pada :

1.

Program Prioritas ke-1 (PP1) Infrastruktur Pelayanan Dasar terutama pada Kegiatan Prioritas ke-4 (KP4) Keselamatan dan Keamana Transportasi;

2.

Program Prioritas ke-2 (PP2) Infrsatruktur Ekonomi terutama pada Kegiatan Prioritas ke-1 (KP1) Konektivitas Jalan; dan

3.

Program Prioritas ke-3 (PP3) Infrastruktur perkotaan terutama pada kegiatan Prioritas ke-1 (KP1) Transportasi Perkotaan.

Secara Umum Kebijakan dan strategi utama di dalam RPJMN 2020-2024 terkait dengan bidang jalan dapat dibagi kedalam 3 bagian, yakni :

1. Peningkatan penerapan jalan berkeselamatan sebagai salah satu pilar dari RUNK LLAJ;

2. Optimalisasi system preservasi jalan nasional yang mengutamakan kegiatan pemeliharaan.

3. Pembangunan jalan nasional untuk mendukung kawasan-kawasan prioritas nasional (KI dan KSPN prioritas, simpul transportasi nasional, jalan pendukung kawasan 3TP/DTPK);

Terdapat 7 (tujuh) indikasi Proyek Prioritas 9 termasuk di dalamnya 3 mayor project) bidang jalan dalam RPJMN 2020-2024, yakni :

1. Peningkatan jalan berkeselamatan;

2. Pembangunan jalan strategis;

3. Pembangunan jalan tol;

BAB III

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

CAPAIAN KINERJA TRIOWUILAN KEDUA

(26)

22 | P a g e

4. Pembangunan jalan nasional mendukung kawasan prioritas (KI prioritas, KEK, KSPN, dan kawasan perbatasan);

5. Preservasi jalan nasional (peningkatan/pelebaran jalan nasional);

6. Pembangunan jalan akses simpul transportasi (pelabuhan, bandara, dan terminal);

7. Pembangunan dan pemeliharaan jalan daerah;

8. Pembangunan perlintasan tidak sebidang antarajalan dan KA di perkotaan; dan 9. Pembangunan jalan perkotaan.

3.1 Target Kinerja

Target kinerja dalam hal ini sebagai target kinerja sasaran, baik sasaran strategis, sasaran program maupun sasaran kegiatan yang dilengkapi dengan indikator. Target kinerja sasaran menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik yang akan dicapai oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang meliputi program dan kegiatan dalam periode waktu yang telah ditetapkan.

Target pencapaian Renstra Tahun Anggaran 2020 - 2024 Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah V Provinsi Papua (Puncak Jaya) sebagaimana terdapat pada Perjanjian Kinerja Satker dengan BPJN Wamena Tahun 2020 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Target Pencapaian Renstra Tahun 2020 - 2024

Output Satuan Target

2020 2021 2022 2023 2024

Rutin Jalan KM 250.10 371.49 371.49 371.49 371.49

Preservasi Jalan KM 10.39 8.91 8.91 8.91 8.91

Pembangunan Jalan KM 5.80 4.50 2.30 5.00 0.00

Pembangunan Jembatan Meter 115.93 - - - -

Layanan Dukungan Manajemen Satker Layanan 1 1 1 1 1

Layanan Perkantoran Layanan 1 1 1 1 1

(27)

23 | P a g e

3.1.1. Rutin Jalan

Tabel 3.1.1 Tabel Timeline Penagangan Rutin Jalan

NAMA RUAS PANJANG SATUAN

TIMELINE PENANGANAN

2020 2021 2022 2023 2024

SEREDALA - DEKAI 15 meter Rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 22 meter Rutin Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 8 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

KARUBAGA - ILU –

MULIA 30 meter rutin penggantian Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 20 meter Rutin Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 30 meter rutin Rutin Rutin Rutin rehabilitasi

OKSIBIL - SEREDALA 15 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 10 meter Rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

KARUBAGA - ILU - MULIA 15 meter rutin penggantian Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin Rutin Rutin Rutin penggantian

OKSIBIL - SEREDALA 20 meter rutin Rutin Rutin Rutin penggantian

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin Rutin Rutin Rutin penggantian

OKSIBIL - SEREDALA 25 meter rutin Rutin Rutin Rutin penggantian

OKSIBIL - SEREDALA 10 meter rutin penggantian Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 10 meter rutin penggantian Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 20 meter rutin penggantian Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin penggantian Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin penggantian Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin penggantian Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 10 meter rutin penggantian Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin penggantian Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 20 meter rutin Rutin rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 60 meter rutin penggantian Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 10 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 10 meter Rutin Rutin Rutin penggantian Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 15 meter rutin rehabilitasi Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin Rutin Rutin penggantian Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin Rutin Rutin penggantian Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin Rutin Rutin penggantian Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 65 meter rutin Rutin penggantian Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin Rutin Rutin penggantian Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin Rutin Rutin penggantian Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin Rutin Rutin penggantian Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 10 meter rutin Rutin Rutin penggantian Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

(28)

24 | P a g e

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin Rutin rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter Rutin Rutin penggantian Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin Rutin penggantian Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin Rutin rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 15 meter rutin Rutin penggantian Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 10 meter rutin Rutin penggantian Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin Rutin penggantian Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin Rutin rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin Rutin rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin Rutin rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 10 meter rutin Rutin rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 10 meter rutin Rutin rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 10 meter rutin Rutin rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 10 meter rutin penggantian Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 100 meter rutin Rutin rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 70 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 90 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 90 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 6.5 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 26 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 40 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 64.5 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 55 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 68 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 24 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 7 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 16 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 7 meter Rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 7 meter Rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 7 meter Rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 7 meter Rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 7 meter Rutin Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 7 meter Rutin Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 223 meter Rutin Rutin rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 6 meter rutin Rutin Rutin rehabilitasi Rutin

SEREDALA - DEKAI 7 meter Rutin Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 7 meter Rutin Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 6 meter Rutin Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 24 meter Rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 84 meter Rutin Rutin rutin Rutin Rutin

(29)

25 | P a g e

SEREDALA - DEKAI 16 meter Rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 30 meter Penggantian Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 10 meter rutin Rutin Rutin rehabilitasi Rutin

SEREDALA - DEKAI 10 meter rutin Rutin Rutin rehabilitasi Rutin

SEREDALA - DEKAI 10 meter rutin Rutin Rutin rehabilitasi Rutin

SEREDALA - DEKAI 10 meter rutin Rutin Rutin rehabilitasi Rutin

SEREDALA - DEKAI 10 meter rutin Rutin Rutin rehabilitasi Rutin

SEREDALA - DEKAI 280 meter rutin Rutin Rutin penggantian Rutin

SEREDALA - DEKAI 260 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 10 meter Rutin Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 12 meter Rutin Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 7 meter Rutin Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 7 meter Rutin Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 48 meter Rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 6 meter Rutin Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 6 meter Rutin Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 30 meter Penggantian Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 36.5 meter Penggantian Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 88 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 48 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 16 meter rutin Rutin Rutin rehabilitasi Rutin

SEREDALA - DEKAI 24 meter Rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 66 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 20 meter Rutin Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 18 meter Rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 120 meter rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 80 meter Rutin Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 7 meter Rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 8 meter Rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 10 meter Rutin Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 32 meter Rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 6 meter rutin penggantian Rutin Rutin Rutin

OKSIBIL - SEREDALA 20 meter rutin Rutin Rutin Rutin penggantian

SEREDALA - DEKAI 18 meter Berkala Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 50 meter Rutin Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 10 meter Rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 15 meter Rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 18 meter Rutin Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 36 meter Rutin Rutin Rutin Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 18 meter Rutin Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

SEREDALA - DEKAI 18 meter Rutin Rutin rehabilitasi Rutin Rutin

Gambar

Tabel 2.2.1 Indikator Kinerja Kegiatan 2020 – 2024
Tabel 3.1 Target Pencapaian Renstra Tahun 2020 - 2024
Tabel 3.1.1 Tabel Timeline Penagangan Rutin Jalan
Tabel  Timeline Penanganan Pembangunan Jalan

Referensi

Dokumen terkait

Pedoman atau tata cara administrasi maupun teknis dalam melaksanakan penetapan fungsi jalan sebagaimana amanat PP No.34 tahun 2006 tentang Jalan Pasal 61 ayat (1)

Rencana umum jaringan jalan tol disusun berdasarkan rencana umum tata ruang wilayah yang mengacu pada sistem transportasi nasional dan terintegrasi dengan rencana

Direktorat Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I merupakan unit eselon II dibawah Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat yang melaksanakan

Terkait sasaran, indikator, dan target infrastruktur konektivitas pada RPJMN 2020- 2024 yang kemudian diturunkan menjadi Rencana Strategis Kementerian PUPR 2020-2024 dan Rencana

F. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997, Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota 2). Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga,

Pelaksanaan bisnis proses penyelenggaraan jalan dimulai dari pelaksanaan penyusunan rencana, program dan anggaran pembangunan dan preservasi jalan dan jembatan dan

Dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan Direktorat Jenderal Bina Marga mengacu kepada Rencana Strategis Direktorat Jenderal Bina

ASTM D471- : Standard Test Methods for Rubber Property-Effect of Liquids ASTM D395 : Standar Test Methods for Rubber Property - Compression set ASTM D545 : Standard Test