• Tidak ada hasil yang ditemukan

\MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MELALUI PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "\MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MELALUI PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

932 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

\MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MELALUI PENERAPAN MODEL

DISCOVERY LEARNING

Munirah1

Email : munirahsyaher@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar PAI di SMAN 1 Marabahan yang dilakukan secara daring pada tahun pelajaran 2020/2021 lalu yaitu hanya 57.21 % peserta didik yang mencapai KKM. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar PAI dan menganalisis penerapan model discovery learning pada pembelajaran PAI di SMAN 1 Marabahan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1 Marabahan berjumlah 30 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian (1) hasil belajar PAI di SMAN 1 Marabahan pada pra tindakan 23.33 % tuntas dengan nilai rata-rata 54.66, Siklus 1 menjadi 60 % tuntas dengan nilai rata-rata 70.17, dan Siklus 2 meningkat menjadi 90% tuntas dengan nilai- rata 86.66 (2) Aktivitas mengajar guru siklus 1 72.22 % kategori baik, aktivitas belajar peserta didik 68.75 % kategori aktif. Kemudian Siklus 2 aktivitas mengajar guru meningkat menjadi 77.78 % kategori sangat baik aktivitas belajar peserta didik meningkat menjadi 78.12 % kategori sangat aktif. Artinya hasil belajar PAI berhasil meningkat dan penerapan model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar PAI di SMAN 1 Marabahan.

Kata Kunci : Hasil Belajar PAI, Model Discovery Learning

PENDAHULUAN

Kondisi saat ini dimana pandemi covid-19 yang melanda Indonesia bahkan negara lainnya memberikan efek perubahan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Pada awal masa pandemi dan diberlakukannya sistem Belajar dari Rumah (BDR) atau belajar dalam jaringan (DARING) para guru tidak langsung dapat menyesuaikan diri, sehingga pembelajaran terkesan pasif. Guru mengirim materi dan tugas melalui google classroom atau grup whatsapp kemudian peserta didik mengerjakan secara mandiri. Cara ini dapat dikatakan tidak efektif karena guru tidak dapat

(2)

934 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

mengontrol bagaimana peserta didik belajar, dan apakah peserta didik mempelajari materinya atau tidak. Bagi peserta didik yang minat belajarnya tinggi hal demikian tidak menjadi masalah, tetapi bagi peserta didik yang minat belajarnya rendah, maka tidak akan merespon pembelajaran yang berlangsung. Berdasarkan observasi penulis dan infromasi yang didapatkan dari rekan guru PAI hasil belajar kognitif peserta didik pada materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XII semester ganjil tahun 2020 hanya 57.21

% mencapai KKM, yakni ada 89 orang dari 208 peserta didik kelas XII yang belum tuntas hasil belajarnya. Hal demikian tentu menjadi masalah bagi guru sehingga diperlukan alternatif solusi atas permasalahan tersebut.

Penerapan model-model pembelajaran yang menunjang keaktifan peserta didik menjadi salah satu alternatif yang kiranya dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik (Surawan : 2020).

Menciptakan pembelajaran yang mendorong peserta didik berpartisipasi aktif dan kreatif serta mendesain suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan diharapkan dapat membantu kesulitan belajar, meningkatkan minat peserta didik, dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar yang diharapkan. Salah satu materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerta kelas XII semester ganjil adalah materi Meyakini Qadha dan Qadar melahirkan semangat bekerja. Materi ini sering dianggap mudah karena sudah pernah dipelajari sejak Sekolah Dasar sehingga peserta didik menjadi kurang perhatian. Materi ini menitikberatkan pada pemahaman faktual, konseptual, prosedural, dan dimungkinkan sampai metakognitif serta kompetensi dasar yang akan dicapai pada materi ini mengarah pada taksononomi menganalisis dan mengevaluasi sehingga dapat diterapkan dengan model discovery learning. Menurut Budiningsih model pembelajaran discovery learning mengarahkan siswa untuk memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, yaitu Penelitian Tindakan Kelas berjudul Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI Pada Peserta Didik Kelas XI IPA.5 SMA Negeri 1 Ogan Komering Ulu yang ditulis oleh St. Karamah pada Tahun Pelajaran 2019/2020, Penelitian Tindakan Kelas berjudul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPA-1 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Perilaku Jujur dan Perintah Berbakti kepada Orang Tua dan Guru Melalui Penerapan Model Discovery Learning Pada SMA Negeri 1 Peudada yang ditulis oleh Anidar Rahman, dan Tesis berjudul Penerapan Metode Discovery Based Learning dalam

(3)

935 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

Meningkatkan Hasil Belajar PAI Peserta Didik Kelas XI SMA NEGERI 3 Parepare” yang ditulis oleh Muh Ridwan pada tahun 2019, ketiganya menunjukkan keberhasilan penerapan model discovery learning dalam meningkatkan hasil belajar. Perbedaan ketiga penelitian relevan ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah pada materi yang diajarkan dan cara pembelajarannya, ketiga penelitian ini dilakukan melalui pembelajaran tatap muka, sedangkan yang akan penulis lakukan melalui pembelajaran daring sesuai dengan kondisi saat ini.

Penerapan model discovery learning dapat meningkatkan kemampuan penemuan peserta didik, dapat merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif, dapat menghindarkan cara belajar tradisional (mutlak ceramah) dan memberikan waktu yang cukup bagi peserta didik untuk mengumpulkan dan mengolah informasi agar dapat memperdalam materi yang dipelajari sehingga mampu bertahan lama dalam ingatan. Pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning mengarahkan peserta didik untuk aktif mencari dan mengolah sendiri informasi. Pembelajaran discovery juga dapat melatih peserta didik untuk lebih kreatif menemukan suatu konsep dan mampu untuk mencari solusi dari suatu permasalahan, penemuan konsep, ide, prinsip yang dilakukan oleh peserta didik melalui proses mentalnya sendiri, sehingga melalui pembelajaran dengan model tersebut hasil belajar peserta didik dapat meningkat dari sebelumnya sesuai dengan target pencapaian KKM yang ditetapkan.

METODE PENELITIAN

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action reseach, yaitu penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut, karena dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui akibat dari tindakan penerapan model discovery learning dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi meyakini qadha dan qadar melahirkan semangat bekerja yang akan dilakukan dalam 2 siklus melalui beberapa tahapan, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Meskipun dalam penelitian ini pendekatan kualitatif dipadukan dengan sajian data-data dalam bentuk kuantitatif yang dibuat dalam bentuk angka dan persentase, tetapi kemudian data-data tersebut dideskripsikan dalam bentuk uraian.

(4)

936 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah peserta didik kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1 Marabahan dengan jumlah peserta didik 30 orang, yang terdiri dari 12 peserta didik laki-laki dan 18 peserta didik perempuan.

Pemilihan sampel peserta didik didasari bahwa kelas yang dipilih merupakan kelas yang paling rendah persentase hasil belajar PAI pada tahun sebelumnya.

Kelas tersebut juga merupakan kelas yang dianggap paling rendah tingkat keaktifan peserta didiknya dalam pembelajaran.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Marabahan Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan pada bulan Juli 2021 sampai dengan September 2021 pada kelas XII IPA 1. SMA Negeri 1 Marabahan berlokasi di tengah-tengah perkotaan Kabupaten Barito Kuala yaitu di Jln. Ais Naution Marabahan Kota.

SMA Negeri 1 Marabahan dipilih sebagai lokasi penelitian karena sekolah ini merupakan sekolah unggulan di Kabupaten Barito Kuala dengan nilai akreditasi A, tetapi kenyataannya ketika awal masa pandemi pembelajaran dilakukan secara daring sebagian besar hasil belajar peserta didik belum mencapai kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan di SMA Negeri 1 Marabahan termasuk pada mata pelajaran PAI. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan upaya meningkatkan hasil belajar, salah satunya melalui penerapan model pembelajaran tertentu. Kelas XII IPA 1 dipilih karena kelas tersebut memiliki nilai rata-rata terendah pada mata pelajaran PAI semester sebelumnya sehingga peneliti perlu mencermatinya dalam penelitian tindakan kelas ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menggali data tentang hasil belajar peserta didik dilakukan melalui tes dan untuk menggali data tentang penerapan model discovery learning dilakukan melalui observasi dan wawancara. Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk mencari data dalam dokumen tertulis atau foto-foto dokumentasi.

5. Analisis Data

Data yang diperoleh terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Data tentang penerapan model discovery learning merupakan data kualitatif, tetapi untuk mengetahui apakah dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik maka diperlukan data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu nilai atau hasil belajar peserta didik yang diketahui melalui nilai rata-rata dan persentasi keberhasilan belajar mencapai target KKM, selanjutnya data-data tersebut diolah dengan teknik analisis deskriptif, untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian

(5)

937 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

indikator keberhasilan tiap siklus. Analisis data terdiri atas proses analisis untuk mengetahui tes hasil belajar peserta didik. Untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik dalam menyelesaikan soal evaluasi analisisnya dengan cara menghitung rata-rata nilai dan ketuntasan belajar secara klasikal. Target KKM secara individual adalah 75 dan ketuntasan hasil belajar secara klasikal adalah 85 %.

Untuk menghitung rata-rata nilai digunakan rumus sebagai berikut : 𝑥̅ =∑ 𝑥

𝑁 Keterangan :

𝑥̅ = 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖

∑ 𝑥 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑁 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘

Untuk menghitung kriteria ketuntasan belajar secara klasikal digunakan rumus :

𝑃 = 𝑆

𝑁× 100%

Keterangan :

𝑃 = 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟

𝑆 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑁 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘

Analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan keadaan apa adanya mengenai data di lapangan dalam bentuk uraian. Data yang dideskripsikan memerlukan interpretasi mendalam sehingga diketahui makna dari data. Dalam hal menganalisis data ini, peneliti menggunakan tahapan analisis data sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman bahwa ada tiga tahapan yang dilakukan meliputi data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil belajar adalah kemampuan peserta didik yang muncul setelah melaksanakan suatu pembelajaran. Menurut Sudjana hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar, tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau

(6)

938 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

kata atau simbol. Sejalan dengan teori tersebut, dalam penelitian ini hasil belajar peserta didik diketahui melalui evaluasi yang dilakukan setelah melaksanakan proses pembelajaran dengan model discovery learning.

Sebelumnya dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik sebagai bahan perbandingan, kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan model discovery learning dalam 2 siklus. Hasil belajar pada setiap siklus dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Nilai Rata-Rata dan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar PAI Peserta Didik Persiklus

No Siklus

Nilai Rata-Rata

Jumlah Peserta Didik Tuntas

Jumlah Peserta Didik Belum Tuntas

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar

1. Pra Siklus

54.66 7 Orang 23 Orang 23.33%

2. Siklus 1 70.17 18 Orang 12 Orang 60 % 3. Siklus 2 86.66 27 Orang 3 Orang 90 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar pada setiap siklus. Pada siklus 1 mengalami peningkatan 36.67 % jika dibandingkan dengan tahap pra siklus yakni nilai rata-rata peserta didik 54.66 dengan persentase ketuntasan hasil belajar secara klasikal 23.33 % menjadi nilai rata-rata 70.17 dengan persentase ketuntasan hasil belajar secara klasikal 60 %.

Kemudian pada siklus 2 mengalami peningkatan 30 % jika dibandingkan dengan siklus 1 yakni nilai rata-rata 70.17 dengan persentase ketuntasan hasil belajar secara klasikal 60 % menjadi nilai rata-rata 86.66 dengan persentase ketuntasan hasil belajar secara klasikal 90 %. Sedangkan kriteria minimal ketuntasan peserta didik yang dapat mencapai nilai KKM 75 secara klasikal adalah 85 %. Dengan demikian, berdasarkan teori hasil belajar dan data yang disajikan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi meyakini qadha dan qadar melahirkan semangat bekerja kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1 Marabahan berhasil meningkat dengan mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75 dan mencapai ketuntasan hasil belajar secara klasikal dengan nilai persentase 90 %.

(7)

939 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

Perlu dibuktikan apakah peningkatan hasil belajar yang terjadi memang dipengaruhi oleh penerapan model pembelajaran yang dilaksanakan. Apakah ada kesesuaikan peningkatan aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar peserta didik dengan hasil belajar yang diperoleh. Oleh karena itu akan disajikan perbandingan nilai persentase hasil observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar peserta didik pada setiap siklus sebagai berikut:

Tabel 2. Persentase Nilai Observasi Aktivitas Mengajar Guru dan Aktivitas Belajar Peserta Didik Persiklus

No Siklus Aktivitas Mengajar Guru Aktivitas Belajar Peserta Didik

Persentase Kategori Persentase Kategori

1. 1 72.22 % Baik 68.75 % Aktif

2. 2 77.78 % Sangat baik 78.12 % Sangat aktif

Data pada tabel diatas menunjukkan adanya peningkatan aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar peserta didik dari siklus 1 aktivitas mengajar guru 72.22 persen meningkat menjadi 77.78 persen pada siklus 2. Dan aktivitas belajar peserta didik dari siklus 1 68.75 % meningkat menjadi 78.12 % pada siklus 2. Penerapan model discovery learning pada siklus 2 dilaksanakan dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1. Pada siklus 1 kekurangan dalam penerapan model discovery learning yang dilaksanakan bahwa guru masih terlihat dominan dalam memberikan komentar pada diskusi, sedangkan peserta didik masih ada sebagian besar yang belum aktif memberikan tanggapan atas problem atau pertanyaan yang dikemukakan oleh temannya dan belum berusaha untuk mencari berbagai data, sumber atau referensi lain di luar materi yang diberikan guru.

Kemudian Pada siklus 2 aktivitas mengajar guru lebih baik dalam hal pemberian motivasi dan stimulus serta sumber belajar yang lebih variatif sehingga berdampak pada peningkatan aktivitas belajar peserta didik, pada siklus 2 lebih banyak peserta didik yang terlibat aktif dalam pembelajaran dan peserta didik menggunakan data dan referensi dalam memberikan tanggapan sebagaimana tahapan pembelajaran yang seharusnya diterapkan dalam model discovery learning, yakni peserta didik menemukan solusi dari problem atau

(8)

940 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

jawaban dari suatu pertanyaan berdasarkan fakta atau data yang ia temukan melalui proses pengumpulan informasi yang dibuktikan melalui verifikasi hingga tahap penarikan kesimpulan. Hal ini sudah sesuai dengan tahapan model discovery learning yang terdiri dari Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan), Problem statemen (pernyataan/identifikasi masalah), Data collection (pengumpulan data) dan data processing (pengolahan data), Verification (pembuktian) dan Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi).

Aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar peserta didik melalui penerapan model discovery learning dalam meningkatkan hasil belajar PAI berhasil meingkat dengan kategori sangat baik. Meningkatnya keaktifan peserta didik dan meningkatnya hasil belajar PAI melalui penerapan model discovery learning ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Muhammad Takdir Ilahi bahwa model discovery learning merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dan hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

KESIMPULAN

1. Hasil belajar PAI di SMA Negeri 1 Marabahan meningkat dan mencapai indikator keberhasilan pada siklus 2, yakni 27 orang dari 30 peserta didik memperoleh nilai ≥ KKM 75 dengan rata-rata nilai peserta didik 86.66, dan kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal 90 %.

2. Penerapan model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar PAI di SMA Negeri 1 Marabahan dibuktikan melalui analisis adanya kesesuaian antara meningkatnya hasil belajar PAI dengan meningkatnya aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar peserta didik dalam penerapan model discovery learning dengan persentase nilai aktivitas mengajar guru dari 72.22

% kategori baik pada siklus 1 menjadi 77.78 % kategori sangat baik pada siklus 2, dan persentase nilai aktivitas belajar peserta didik dari 68.75 % kategori aktif pada siklus 1 menjadi 78.12 % kategori sangat aktif pada

(9)

941 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

siklus 2. Sedangkan perbandingan hasil belajar PAI dari persentase ketuntasan 23.33 % sebelum penerapan model discovery learning (pra siklus) menjadi 60 % pada siklus 1 dan meningkat menjadi 90 % pada siklus 2 sehingga dinyatakan berhasil.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2010. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Alwi Idrus, dkk. 2014. Panduan Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Saraz Publishing.

Ardyansyah, A., & Fitriani, L. (2020). Efektivitas Penerapan Metode Discovery Learning dalam Pembelajaran Imla’. Al-Ta'rib : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Palangka Raya, 8(2), 229-244.

doi:https://doi.org/10.23971/altarib.v8i2.2257

Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Jogjakarta: Diva Press.

http://novehasanah.blogspot.com/2016/06/kelebihan-kekurangan-discovery- learning.html Hasanah, Kelebihan dan Kekurangan Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan). diakses 12/08/2021.

https://www.dosenpendidikan.co.id/discovery-learning/ Dosen Pendidikan, Discovery Learning, diposting 11/06/2021, diakses 12/08/2021.

Ilahi, Takdir Mohammad. 2012. Pembelajaran Discovery, Strategi dan Mental Vocational Skill. Yogjakarta: Diva Press.

Karamah, St. Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pai Pada Peserta Didik Kelas Xi Ipa.5 Sma Negeri 1 Ogan Komering Ulu, J urnal Edukasi, Volume 5 No.2, Oktober 2019.

Khadijah, Nyanyu (2014) Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rajawali Pers.

Munadi, Yudi. 2019. Modul Perangkat dan Media Pembelajaran. Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan, Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam

Rahman, Anidar. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPA-1 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Perilaku Jujur dan Perintah Berbakti kepada Orang Tua dan Guru Melalui Penerapan Model Discovery Learning Pada SMA Negeri 1 Peudada. Jurnal Serambi Kontruktivis Vol.1

(10)

942 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

NO.2 2019 https://doi.org/10.32672/konstruktivis.v1i2.1143, Diakses tanggal 26/07/2021.

Rahyubi, Heri. 2014. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Jakarta:

Referense

Ridwan, Muh. 2019. Penerapan Metode Discovery Based Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI Peserta Didik Kelas XI SMA NEGERI

Parepare. Thesis, IAIN Parepare 2019.

http://repository.iainpare.ac.id/id/eprint/666 Diakses tanggal 26/07/2021 Sudjana, Nana. 2013. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

algesindo.

Surawan. (2020). Dinamika Dalam Belajar : Sebuah Kajian Psikologi Penelitian.

Yogyakarta : K-Media.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

(11)

943 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam

Gambar

Tabel 1. Nilai Rata-Rata dan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar PAI Peserta  Didik Persiklus  No  Siklus  Nilai  Rata-Rata  Jumlah Peserta  Didik  Tuntas  Jumlah Peserta Didik Belum  Tuntas  Persentase  Ketuntasan  Hasil Belajar  1
Tabel 2. Persentase Nilai Observasi Aktivitas Mengajar Guru dan Aktivitas  Belajar Peserta Didik Persiklus

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dibuat sebagai bentuk komitmen untuk mematuhi peraturan dan persyaratan lingkungan serta keselamatan dan kesehatan kerja

Budiman, ST., M.Comp.Sc., M.E.M beserta seluruh Staf Pengajar Pada Program Studi Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana Fakultas MIPA Universitas Sumatera

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang sikap ibu hamil TM III dalam melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di Wilayah kerja Puskesmas Japanan kecamatan

Tingkatan organisasi kehidupan dimulai dari molekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi, ekosistem, hingga ke tingkatan bioma (Campbell, et

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana ses eorang melakukan tindakan yang eorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

Setelah kita lihat uraian di atas, maka koperasi dalam statusnya sebagai badan hukum tidak luput dari perbuatan melawan hukum dan untuk pertanggung- jawabannya dapat