• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUBUNGAN BELANJA MODAL DAN BELANJA PEMELIHARAAN PADA ANGGARAN PEMERINTAHAN KABUPATEN GOWA SKRIPSI. Oleh ARMAN AMIRUDDIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS HUBUNGAN BELANJA MODAL DAN BELANJA PEMELIHARAAN PADA ANGGARAN PEMERINTAHAN KABUPATEN GOWA SKRIPSI. Oleh ARMAN AMIRUDDIN"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS HUBUNGAN BELANJA MODAL DAN BELANJA PEMELIHARAAN PADA ANGGARAN PEMERINTAHAN

KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Oleh

ARMAN AMIRUDDIN 105730496514

PROGRAN STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

(2)

ii

ANALISIS HUBUNGAN BELANJA MODAL DAN BELANJA PEMELIHARAAN PADA ANGGARAN PEMERINTAHAN

KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Oleh

ARMAN AMIRUDDIN 105730496514

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Akuntansi (S. Ak) Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universita Muhammadiyah

Makassar

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

(3)

iii

PERSEMBAHAN DAN MOTTO PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada:

1. Kepada kedua orang tua saya yangsenantiasa membimbing dan mendoakanku dalam setiap perjalanan hidupku.

2. Teman-teman kelas AK 8-14 yang selalu memberikan semangat, dukungan dan bantuan.

3. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan ilmu dan memberikan pelayanan yang baik selama masa perkuliahan.

4. Kepada saudara-saudaraku tercinta yang selalu memberikan motivasi, nasehat, dan dukunganhimgga saya berani melangkah sejauh ini untuk menuntut ilmu.

Motto Hidup

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal itutidak baik

bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak menfetahui ” (QS. Al-Baqarah ayat 216)

(4)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah kita patut panjatkankepada Allah SWT atas karunia, petunjuk, rahmat, dan hidaya yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya, sehinnga penulis dapat menyusun skripsi ini. Tak lupa juga shalawat dan salam kita kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Hubungan Belanja Modal dan Belanja Pemeliharaan Pada Anggran Pemerintah Kabupaten Gowa”

Skripsi yang saya buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terimah kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Drs. Amiruddin dan ibu Hj. Raswiah yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula

(5)

viii

penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE.,M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, S.E., M.Si. Ak. CA. CSP selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. H. Andi Rustam, SE., MM., AK., CA, CPA selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Muchriana Muchran, SE., M.Si, Ak. CA. selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Angkatan 2014, yang selalu meluangkan waktunya untuk belajar bersama dengan tidak sedikit bantuan dan dorongannya dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu, yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.

(6)

ix

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, ………2021

Arman Amiruddin

(7)

x

ABSTRAK

Arman Amiruddin, (2021). Analisis Hubungan Belanja Modal dan Belanja Pemeliharaan pada Anggaran Pemerintah Kabupaten Gowa.Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dimbimbing oleh Pembimbing I Bapak Andi Rustam dan Pembimbing II Ibu Muchriana Muchran.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris apakah belanja modal memiliki hubungan dengan belanja pemeliharaan pada pemerintah kabupaten gowa. Data yang dianalisis bersumber dari Laporan Realisasi APBD yang mencakup semua kabupaten gowa. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis korelasi Product Moment Pearson. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa belanja modal memiliki hubungan positif dan kuat dengan belanja pemeliharaan. Yang berarti bahwa keputusan pemerintah daerah untuk menaikkan jumlah anggaran belanja modal telah dibarengi dengan peningkatan jumlah alokasi dana untuk belanja pemeliharaan.

Kata Kunci : Belanja Modal, Belanja Pemeliharaan, Anggaran, Pemerintah Daerah

(8)

xi

ABSTRACT

Arman Amiruddin, (2021). Analysis of the Relationship between Capital Expenditures and Maintenance Expenditures on the Gowa Regency Government Budget. Thesis of Accounting Department, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Supervisor I Mr. Andi Rustam and Supervisor II Mrs. Muchriana Muchran.

This study aims to provide empirical evidence whether capital expenditures have a relationship with maintenance expenditures at the Gowa district government. The data analyzed is sourced from the APBD Realization Report which covers all Gowa districts. The data obtained were processed using Pearson Product Moment correlation analysis. The results of this study indicate that capital expenditures have a positive and strong relationship with maintenance expenditures. This means that the local government's decision to increase the amount of capital expenditure budget has been accompanied by an increase in the amount allocated for maintenance expenditure.

Keywords: Capital Expenditure, Maintenance Expenditure, Budget, Local Government

(9)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

B. Penelitian terdahulu ... 28

C. Kerangka Pemikiran ... 33

D. Hipotesis ... 34

(10)

xiii

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Desain Penelitian ... 35

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 36

D. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 37

F. Metode Analisis Data ... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 39

a. Sejarah Singkat BPKD ... 39

b. Visi Misi BPKD ... 40

c. Struktur Organisasi BPKD ... 44

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Analisis Data ... 46

B. Pembahasan ... 49

C. Perbedaan Penelitian ... 51

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Keterbatasan Penelitian ... 52

C. Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN – LAMPIRAN ...

(11)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Penelitian Terdahulu ... 28

Table 4.1 Hasil Uji Korelasi ... 46

Table 4.2 Hasil Uji Signifikansi ... 47

Tabel 4.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 49

(12)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gamabr 1. Kerangka Konseptual ... 34

(13)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedungiqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan

iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul Penelitian : “Analisis Hubungan Belanja Modal dan Belanja Pemeliharaan pada Anggara Pemerintah Kabupaten Gowa ”.

NamaMahasiswa : ARMAN AMIRUDDIN No. Stambuk/ NIM : 105730496514

Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

PerguruanTinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Telah diujiankan serta dipertahankan di hadapan penguji pada Ujian Skripsi yang dilaksanakan padatanggal 9 Agustus 2021 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Ruangan

IQ 7.1 Gedung Iqra Unismuh Makassar.

Makassar, 10 Agustus 2021 Menyetujui

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi,

Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP NBM. 1073428

Pembimbing I

Dr. H. Andi Rusram, SE., M.M, Ak. CA, CPA NIDN: 0909096703

Pembimbing II

Dr. Muchriana Muchran, SE., M. Si. Ak. CA NIDN: 0930098801

(14)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedungiqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan

vi

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi atas Nama ARMAN AMIRUDDIN, NIM: 105730496514, diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor:/1442H/2021 M, Pada tanggal 30 Zulhijah 1442 H/ 9 Agustus 2021 M, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

1 Muharram 1443 H Makassar,

10 Agustus 2021 M PANITIA UJIAN

1. PengawasUmum : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag (………….) (RektorUnismuh Makassar)

2. Ketua : Dr. H. AndiJam’an, SE.,M.Si (...………..) (Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)

3. Sekretaris : Dr. AgusSalim HR, SE.,MM (...…………) (WD I Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)

4. Penguji : 1. Ismail Rasulong, SE, MM (………….) 2. Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si. Ak. CA. CSP (………….) 3. Dr. MuryaniArsal, SE., MM., Ak. CA (………….)

4. Idrawahyuni, S.Pd.,M.Si (………….)

(15)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedungiqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan

vi

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Arman Amiruddin

No. Stambuk / NIM : 105730496514 Program Studi : Akuntansi

JudulSkripsi :“Analisis Hubungan Belanja Modal dan Belanja Pemeliharaan pada Anggara Pemerintah Kabupaten Gowa ”

Dengan ini menyatakan bahwa:

Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 10 Agustus 2021 Yang membuat Pernyataan,

ARMAN AMIRUDDIN

Diketahui oleh:

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Dr. H. AndiJam’an, SE.,M.Si NBM : 651507

Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. Ismail Badollahi., SE., M.Si. Ak. CA. CSP NBM : 1073428

(16)

ANALISIS HUBUNGAN BELANJA MODAL DAN BELANJA PEMELIHARAAN PADA ANGGARAN PEMERINTAH

KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Oleh

ARMAN AMIRUDDIN 105730496514

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S. Ak) Pada Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universita Muhammadiyah Makassar

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022

(17)

PERSEMBAHAN DAN MOTTO PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada:

1. Kepada kedua orang tua saya yangsenantiasa membimbing dan mendoakanku dalam setiap perjalanan hidupku.

2. Teman-teman kelas AK 8-14 yang selalu memberikan semangat, dukungan dan bantuan.

3. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan ilmu dan memberikan pelayanan yang baik selama masa perkuliahan.

4. Kepada saudara-saudaraku tercinta yang selalu memberikan motivasi, nasehat, dan dukunganhimgga saya berani melangkah sejauh ini untuk menuntut ilmu.

Motto Hidup

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu.

Tetapi boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal itutidak baik bagimu, Allah

mengetahui sedang kamu tidak menfetahui ” (QS. Al-Baqarah ayat 216)

(18)

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

JudulPenelitian : “Analisis Hubungan Blenja Modal dan Belanja Pemeliharaan Pada Anggaran Pemerintah Kabupaten Gowa”.

NamaMahasiswa : ARMAN AMIRUDDIN No. Stambuk/ NIM : 105730496514

Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Telah Disetujui dan diseminarkan pada Seminar Hasi lpada tanggal 7 Maret 2021 dan layak diujikan pada Ujian Skripsi

Makassar, Agustus 2021 Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Andi Rustam, SE., M.M. Ak.CA.CPA Dr. Muchriana Muchran, SE.,MSi.Ak.CA

NIDN 0909096703 NIDN 0930098801

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP NBM. 1073428

(19)

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah kita patut panjatkankepada Allah SWT atas karunia, petunjuk, rahmat, dan hidaya yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya, sehinnga penulis dapat menyusun skripsi ini. Tak lupa juga shalawat dan salam kita kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Hubungan Belanja Modal dan Belanja Pemeliharaan Pada Anggran Pemerintah Kabupaten Gowa”

Skripsi yang saya buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terimah kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Drs. Amiruddin dan ibu Hj. Raswiah yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan

(20)

yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE.,M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, S.E., M.Si. Ak. CA. CSP selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. H. Andi Rustam, SE., MM., AK., CA, CPA selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Muchriana Muchran, SE., M.Si, Ak. CA. selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Angkatan 2014, yang selalu meluangkan waktunya untuk belajar bersama dengan tidak sedikit bantuan dan dorongannya dalam aktivitas studi penulis.

(21)

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu, yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, ………2021

Arman Amiruddin

(22)

ABSTRAK

Arman Amiruddin, (2021). Analisis Hubungan Belanja Modal dan Belanja Pemeliharaan pada Anggaran Pemerintah Kabupaten Gowa.Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dimbimbing oleh Pembimbing I Bapak Andi Rustam dan Pembimbing II Ibu Muchriana Muchran.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris apakah belanja modal memiliki hubungan dengan belanja pemeliharaan pada pemerintah kabupaten gowa. Data yang dianalisis bersumber dari Laporan Realisasi APBD yang mencakup semua kabupaten gowa. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis korelasi Product Moment Pearson. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa belanja modal memiliki hubungan positif dan kuat dengan belanja pemeliharaan. Yang berarti bahwa keputusan pemerintah daerah untuk menaikkan jumlah anggaran belanja modal telah dibarengi dengan peningkatan jumlah alokasi dana untuk belanja pemeliharaan.

Kata Kunci : Belanja Modal, Belanja Pemeliharaan, Anggaran, Pemerintah Daerah

(23)

ABSTRACT

Arman Amiruddin, (2021). Analysis of the Relationship between Capital Expenditures and Maintenance Expenditures on the Gowa Regency Government Budget. Thesis of Accounting Department, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Supervisor I Mr. Andi Rustam and Supervisor II Mrs. Muchriana Muchran.

This study aims to provide empirical evidence whether capital expenditures have a relationship with maintenance expenditures at the Gowa district government. The data analyzed is sourced from the APBD Realization Report which covers all Gowa districts. The data obtained were processed using Pearson Product Moment correlation analysis. The results of this study indicate that capital expenditures have a positive and strong relationship with maintenance expenditures. This means that the local government's decision to increase the amount of capital expenditure budget has been accompanied by an increase in the amount allocated for maintenance expenditure.

Keywords: Capital Expenditure, Maintenance Expenditure, Budget, Local Government

(24)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Selama ini dalam pemikiran masyarakat anggaran yang ada dikabupaten gowa relative kecil akan tetapi anggaran yang dimaksud oleh masyarakat tersebut salah faktanya anggaran dikabupaten gowa cukup besar. Padahal faktanya yang terjadi saat ini, seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah, tiap-tiap kabupaten yang ada diIndonesia berlomba-lomba melakukan pemekaran diberbagai propinsi khususnya wilayah Kabupaten Gowa. untuk membangun wilayahnya, salah satunya dengan cara mengalokasikan belanja modal agar tercapainya belanja pemeliharaan dalam jumlah yang cukup besar untuk infrastruktur pembangunan jangka panjang karena Pemkab harus merintis agar dapat menjadi kabupaten yang maju.

Pada tahap perencanaan pembagunan, anggaran yang dikeluarkan daerah harus diketahui oleh pihak pemkab, dan beserta jajarannya.

pembagunan yang di lakukan harus mempunyai visi strategis dan mampu berfikir strategis, serta memiliki sikap yang terpuji sehingga dapat mengelola dan memperjuangkan pembangunan daerah dengan baik.

Pemerintah daerah harus berusaha melibatkan semua elemen yang ada didaerah, agar perencanaan pembangunan daerah dapat mencerminkan kebutuhan daerah.

(25)

2 Dalam menyusun rencana pembangunan, Kepala daerah dibantu oleh tim anggaran pemerintah daerah yang dikoordinasikan oleh sekretaris daerah. Draf yang disiapkan oleh sekretaris daerah akan dilaporkan ke bupati, yang akan melaksanakannya paling lambat awal Januari setiap tahun. Rencana kebijakan tersebut akan disampaikan oleh kepala daerah kepada sekretaris daerah, dan pembahasannya akan dilakukan paling lambat pertengahan Januari, pembahasannya akan dilakukan pada pembahasan pembangunan yang akan datang.

Pembahasan dilakukan bersama antara kepala daerah tim anggaran pemerintah daerah dan panitia anggaran. Setelah membahas draf kebijakan oleh paling lambat minggu pertama bulan februari.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah (Pemda) Indonesia yang dibahas dan disetujui bersama oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

APBD diatur dengan peraturan daerah. Tahun anggaran APBD adalah mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember 1 tahun..

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No.13 Tahun 2006 Pasal 15 Ayat (3)’’, APBD mempunyai fungsi yaitu :

a) Fungsi Otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.

(26)

3 b) Fungsi Perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

c) Fungsi Pengawasan, mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

d) Fungsi Alokasi, mengandung arti bahwa anggaran daerah harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.

e) Fungsi Distribusi, mengandung arti bahwa kebijakan daerah harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

f) Fungsi Stabilisasi, mengandung arti bahwa anggaran pemerintahan daerah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah.

Salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah tersedianya infrastruktur yang memadai. Tidak ada yang memungkiri betapa pentingnya peranan infrastruktur dalam aktivitas ekonomi suatu daerah. Beberapa fakta empiris menyatakan bahwa perkembangan kapasitas infrastruktur suatu daerah akan berjalan seiring dengan pertumbuhan output ekonomi daerah tersebut. Oleh karena itu

(27)

4 tiap daerah sekarang ini seolah-olah berlomba untuk meningkatkan pembangunan daerahnya. Di Indonesia sendiri pembangunan infrastruktur mendapat perhatian khusus, sehingga dalam RPJM tahun 2010 - 2014 pemerintah berkomitmen untuk melaksanakan percepatan penyediaan kuantitas dan kualitas infrastruktur yang dimilikinya. Untuk memperoleh suatu infrastruktur, pemerintah daerah harus terlebih dahulu menganggarkan dalam kelompok belanja modal. Proses penganggaran belanja modal termasuk unik. Proses ini tidak hanya melibatkan negosiasi diantara pihak eksekutif, tetapi juga sangat bergantung pada masukan dan saran dari insinyur, arsitek, dan perencana. Selain itu, dalam penganggaran belanja modal, pemerintah daerah juga harus memperhatikan perencanaan keuangan jangka panjang terutama untuk pemeliharaan aset tetap yang dihasilkan dari belanja modal tersebut.

Sebelumnya proses penentuan besarnya alokasi sumber daya untuk tiap pos belanja lebih didasarkan pada Laporan Realisasi Anggaran tahun sebelumnya dengan sedikit peningkatan pada jumlah anggaran.

Pendekatan ini disebut sistem penganggaran. Akan tetapi sejak berlakukannya otonomi daerah, pemerintah mulai melaksanakan perombakan pada proses penganggaran. Pendekatan anggaran yang digunakan bukan lagi tetapi diganti dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja. Jika pada fokus utamanya adalah maka pendekatan anggaran berbasis kinerja fokusnya lebih ditekankan pada dan organisasi sehingga dapat menciptakan efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas dalam

(28)

5 pemanfaatan anggaran belanja publik. Pada dasarnya pengalokasian anggaran pada kelompok belanja modal dimaksud untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana dan prasarana umum yang disediakan oleh pemerintah. Namun, adanya kepentingan politik dari lembaga legislatif yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran menyebabkan alokasi belanja modal terdistorsi dan sering tidak efektif dalam memecahkan permasalahan dimasyarakat. Pada praktek daerah seringkali menganggarkan sesuatu yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh masyarakat, sedangkan yang dibutuhkan masyarakat tidak ditangani.

Dalam konteks pengelolaan keuangan daerah, pengalokasian belanja modal sangat berkaitan dengan perencanaan keuangan jangka panjang, terutama pembiayaan untuk pemeliharaan aset tetap yang di hasilkan dari belanja modal tersebut. Konsep kebijakan belanja modal harus memperhatikan kemanfaatan dan kemampuan keuangan pemerintah daerah dalam pengelolaan aset tersebut dalam jangka panjang. Hal ini berarti bila suatu daerah berencana untuk menganggarkan belanja modal pada anggaran belanjanya pemerintah tersebut juga harus punya komitmen untuk menyediakan dana untuk pemeliharaan dan rehabilitasi atas aset tetap yang diperolehnya dari belanja modal tersebut.

Secara teoritis belanja modal dan belanja pemeliharaan memiliki hubungan erat. Bagaimanapun belanja pemeliharaan hanya akan muncul bila ada “sesuatu” yang harus dipelihara dan “sesuatu” itu adalah aset tetap. Aset tetap ini biasanya muncul sebagai hasil dari terealisasinya

(29)

6 belanja modal pada anggaran belanja pemerintah. Namun demikian, tidak semua aset tetap yang dimiliki oleh pemerintah berasal dari realisasi APBN/APBD. Aset tetap dapat diperoleh dari dua sumber yakni dari APBN/APBD dan dari luar pelaksanaan APBN/APBD. Aset tetap yang diperoleh dari luar APBN/APBD biasanya berasal dari pemberian pihak lain seperti lembaga donor dan masyarakat. Suatu aset tetap mungkin saja diterima oleh pemerintah sebagai hadiah/donasi dari pihak swasta.

Tanah mungkin dihadiahkan kepada pemerintah daerah oleh pengembang. Perolehan aset dengan cara seperti ini tentu saja tidak akan membebani APBN/APBD pada kelompok belanja modal. Namun disisi lain, beban anggaran pada kelompok belanja pemeliharaan tetap akan terbebani. Hal lain yang sering muncul di lapangan adalah adanya kecenderungan pemerintah mengalokasikan belanja pemeliharaannya bukan berdasarkan pada nilai aset tetap yang dimilikinya. Hal ini terlihat ketika dalam proses penyusunan APBN/APBD pemerintah tidak melihat nilai aset tetap sebagai dasar penentuan belanja pemeliharaan. Bahkan ada daerah yang belum memiliki neraca awal yang notabene digunakan sebagai dasar untuk mengetahui besarnya aset tetap yang dimiliki. Tidak sedikit pula daerah-daerah yang tetap mengalokasikan dana untuk pemeliharaan aset yang sebenarnya sudah tidak berfungsi lagi atau bahkan sudah hilang.

(30)

7 Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan data realisasi laporan anggaran (LRA) 2015 sampai dengan 2019 pada pemerintah yang ada dikabupaten gowa.

Adapun beberapa studi yang terkait dengan hubungan belanja modal dan belanja pemeliharaan telah dilakukan :

Penelitian. Mulia andirfa, Hasan Basri, M Shabri A Majid (2016)’’ Hasil penelitian menunjukkan bahwa Belanja Modal, Dana Perimbangan dan Pendpatan Asli Daerah (PAD) secara simultan memiliki terhadap kinerja keuangan. Namun hasil pengujian secara parsial menunjukkan Belanja Modal berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan daerah. Dan dana perimbangan berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan daerah.

Sedangkan pendapatan asli daerah tidak mempengaruhi kinerja keuangan pada pemerintahan’’.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Sakina Nusarifa dan Irmawati (2018) hasil dari analisis belanja modal menunjukkan bahwa pemerintah telah melakukan penghematan anggaran dengan baik’’.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul “Analisis Hubungan Belanja Modal dan Belanja Pemeliharaan pada Anggaran Pemerintah Kabupaten Gowa”.

(31)

8 B . RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar Belakang diatas maka yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah Belanja Modal memiliki hubungan dengan Belanja Pemeliharaan pada Anggaran Pemerintah Kabupaten Gowa ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memberikan bukti hubungan antara hubungan belaja modal dan belanja pemeliharaan dengan APBD Kabupaten Gowa.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan reverensi bagi peneliti lain yang mempelajari masalah ini.

2. Hasil penelitian ini membantu meningkatkan pemahaman tentang hubungan belanja modal dan belanja pemeliharaan.

3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pustaka dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti secara mendalam mengenai “Analisis Hubungan Belanja Modal dan Belanja Pemeliharaan pada Anggaran Pemerintahan Kabupaten Gowa”.

(32)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

a. Pengertian Belanja Modal

Belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk didalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya untuk mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas aset (Syaiful, 2010). belanja modal merupakan belanja yang masa manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah, serta menimbulkan konsekuensi bertambahnya belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan. Aset tetap yang diperoleh sebagai hasil terrealisasinya belanja modal.

Pada dasarnya pengalokasian anggaran untuk belanja modal dimaksudkan untuk menambah aset tetap pemerintah. Alokasi belanja modal ini didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana publik, baik untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah maupun untuk menambah fasilitas publik. Biasanya tiap tahun diadakan pengadaan aset tetap oleh pemerintah daerah sesuai dengan prioritas anggaran dan pelayanan publik yang memberikan dampak jangka panjang secara keuangan.

(33)

10 Belanja modal dibagi menjadi dua kelompok utama yakni :

1) Belanja publik yaitu belanja yang manfaatnya dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat umum. Contohnya, pembangunan jembatan dan jalan raya, pembelian alat transportasi massa dan pembelian mobil ambulans.

2) Belanja aparatur yaitu belanja yang manfaatnya tidak secara langsung dinikmati oleh masyarakat, tetapi dirasakan secara langsung oleh aparatur. Contohnya, pembelian kendaraan dinas, pembangunan gedung pemerintah, pembangunan rumah dinas.

Belanja modal sendiri termasuk salah satu jenis belanja yang memiliki karakteristik spesifik terutama terkait proses pengalokasian.

Penganggaran belanja modal tidak hanya melibatkan perundingan diantara Eksekutif, tetapi juga sangat bergantung pada pendapat perencana dan arsitek. Selain itu, alokasi dana untuk belanja modal juga harus memperhatikan kemampuan keuangan pemerintah daerah dalam jangka panjang, terutama pemeliharaan aset tetap yang diperoleh dari belanja modal. Pengeluaran untuk belanja modal harus mendapat perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran rutin. Hal ini disebabkan karena pengeluaran investasi/modal memiliki efek jangka panjang, sedangkan pengeluaran rutin lebih berdampak jangka pendek.

Kesalahan dalam melakukan pengambilan keputusan investasi tidak saja akan berdampak pada anggaran tahun berjalan, namun juga akan membebani anggaran tahun-tahun berikutnya.

(34)

11 Secara teoritis ada tiga cara untuk memperoleh aset tetap yakni dengan membangun sendiri, menukarkan dengan aset tetap lainnya atau dengan membeli. Khusus dilingkup pemerintah cara yang biasa dilakukan adalah dengan membeli. Proses pembelian yang dilakukan umumnya dilaksanakan melalui proses tender atau lelang yang cuku rumit dan terkadang sarat akan kepentingan politis.

Munculnya aset tetap sebagai hasil dari terrealisasinya anggaran belanja modal memiliki konsekuensi munculnya belanja pemeliharaan pada masa yang akan datang. Namun demikian, perlu diperhatikan karena ada beberapa belanja pemeliharaan yang memenuhi persyaratan sebagai belanja modal (Syaiful, 2010), yaitu apabila (a) pengeluaran tersebut mengakibatkan bertambahnya masa manfaat, kapasitas, kualitas, dan volume aset yang telah dimiliki dan (b) pengeluaran tersebut memenuhi batasan minimum nilai kapitalisasi aset tetap/aset lainnya.’’

Menurut Perdirjen Perbendaharaan No. PER-33/PB/2008 tentang pedoman penggunaan akun pendapatan, belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal sesuai dengan bagian akun standar, suatu belanja dikategorikan sebagai belanja modal apabila:

1).pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap, atau aset lainnya yang menambah masa umur, manfaat, dan kapasitas;

(35)

12 2).pengeluaran tersebut melebihi batasan minimum kapitalisasi

aset tetap atau aset lainnya yang telah ditetapkan pemerintah;

3).perolehan aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk dijual, tetapi digunakan untuk kegiatan operasional sehari-hari.’’

Dalam Buletin Teknis No. 4 Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, dikemukakan bahwa belanja modal meliputi belanja untuk memperoleh tanah; gedung dan bangunan; mesin dan peralatan; jalan, jembatan, dan irigasi; serta belanja modal fisik lainnya.’’

1) Belanja Modal Tanah

Belanja modal tanah adalah pengeluaran yang digunakan untuk pengadaan atau pembelian, penyelesaian balik nama dan sewa tanah, pembuatan sertifikat dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai tanah tersebut dalam kondisi siap pakai.

2) Belanja Modal Gedung dan Bangunan Adalah pengeluaran yang digunakan untuk pengadaan dan penambahan, termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan, dan pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai.

3) Belanja Modal Peralatan dan Mesin Adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk pengadaan, penambahan, atau peningkatan kapasitas peralatan dan mesin serta inventaris kantor

(36)

13 yang memberikan manfaat lebih dari dua belas bulan, sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap gunakan . 4) Belanja Modal Jalan, Jembatan, dan Irigasi

Pengeluaran / biaya yang digunakan untuk pengadaan atau penggantian, pembangunan dan pemeliharaan, termasuk biaya perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan, irigasi dan jaringan, yang dapat meningkatkan kapasitas jalan, irigasi dan jaringan tersebut bila tersedia.

5) Belanja Modal Fisik Lainnya

Pengeluaran / biaya yang digunakan untuk pengadaan atau konstruksi, dan pemeliharaan fisik lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai standar belanja modal untuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan gedung, jalan, irigasi, dan jaringan. Belanja dalam kategori ini meliputi: belanja kontrak sewa dan pembelian, pembelian karya seni, barang kuno, dan barang museum, ternak dan tumbuhan, buku dan majalah ilmiah’’.

b. Peran Belanja Modal

Belanja modal yang meliputi antara lain untuk perolehan aset tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan aset tak berwujud. untuk memperoleh asset tetap, pemerintah daerah mengalokasikan dana dalam bentuk anggaran yang dialokasi Belanja modal ditentukan sesuai dengan

(37)

14 kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana yang baik guna kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan dan sarana umum.

Asset tetap yang dimiliki sebagai akibat dari belanja modal menjadi syarat utama bagi pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan publik. Untuk memperoleh aset tetap, pemerintah daerah mengalokasikan dana dalam bentuk anggaran belanja modal sehingga dapat mengalokasikan belanja modal ini sesuai dengan kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, sehingga dapat dengan lancar melaksanakan tugas pemerintahan dan fasilitas umum. Umumnya, pemerintah daerah membeli asset tetap setiap tahun berdasarkan prioritas anggaran dan layanan publik dengan dampak finansial jangka panjang. Secara teori, ada tiga cara untuk memperoleh asset tetap, yaitu melakukan pembagunan sendiri, menukarnya dengan aset tetap lainnya, dan membeli. Cara yang biasa dilakukan adalah membeli melalui proses lelang atau penawaran yang sangat rumit.

c. Belanja Pemeliharaan.

Belanja pemeliharaan adalah belanja yang dialokasikan untuk menjaga agar aset tetap senantiasa dalam kondisi siap digunakan sesuai dengan estimasi umur ekonomisnya.

Belanja pemeliharaan yang dikeluarkan yang tidak menambah dan memperpanjang masa manfaat, dan atau kemungkinan besar tidak memberi manfaat ekonomi dimasa yang akan datang dalam bentuk

(38)

15 kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja tetap dikategorikan sebagai belanja pemeliharaan dalam laporan keuangan.

(Syaiful, 2010)’’. Anggaran pemeliharaan dihitung berdasarkan waktu atau periode penggunaan aset tetap dan biaya perolehan aset tetap.

Dengan kata lain, jika aset tetap dibeli pada awal tahun, maka alokasi biaya pemeliharaan adalah satu tahun.’’

Namun pada kenyataannya di bidang pemerintahan daerah tidak selalu mengalokasikan belanja pemeliharaan berdasarkan aset tetap yang dimilikinya. Hal ini terlihat ketika banyak pemerintah daerah yang gagal menggunakan nilai aset tetap sebagai dasar penentuan belanja pemeliharaannya. Bahkan beberapa pemerintah daerah tidak memiliki saldo awal sebagai dasar pengalokasian belanja pemeliharaan.

d. Hubungan Belanja Modal dan Belanja Pemeliharaan

Dalam konteks pengelolaan keuangan daerah, pengalokasian belanja modal sangat berkaitan dengan perencanaan keuangan jangka panjang, terutama pembiayaan untuk pemeliharaan aset tetap yang dihasilkan dari belanja modal tersebut. menyatakan bahwa kebijakan belanja modal harus memperhatikan kemanfaatan dan kemampuan keuangan pemerintah daerah dalam pengelolaan aset tersebut dalam jangka panjang. Artinya, jika suatu daerah berencana menganggarkan belanja modal dalam anggaran belanja pemeliharaan, pemerintah juga

(39)

16 harus berkomitmen menyediakan dana pemeliharaan dan pemulihan aset tetap yang diperoleh dari belanja modal.

Dalam manajemen keuangan dan akuntansi, selain menghitung jumlah penggunaan aset tersebut dalam operasional organisasi dalam bentuk penyusutan, biaya pemeliharaan aset tersebut juga harus diperhatikan agar dapat digunakan secara tepat sesuai dengan tujuannya. Biaya pemeliharaan terjadi secara berkala atau berulang setiap tahun pada asset tetap milik pemerintah daerah.

Kegiatan investasi yang dilakukan oleh pemerintah biasanya dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh fasilitas yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan tapi untuk memberikan layanan pada masyarakat selama bertahun-tahun. Menurut Govermental Accounting Standard Board, infrastruktur adalah aset yang diperoleh dari pengeluaran modal yang dimiliki dan biasanya memiliki masa manfaat yang panjang. Aspek “masa manfaat yang panjang” membantu menjelaskan mengapa pemerintah perlu menghubungkan antara pengeluaran modal dan pengeluaran operasional. Fakta bahwa keputusan modal tahun anggaran berjalan memiliki implikasi signifikan untuk operasi masa depan, termasuk pemeliharaannya, menunjukkan bahwa aspek dari keputusan modal pada anggaran operasional masa depan harus diperhitungkan dalam tiap proses penganggaran (Lee, Johnson, dan Joyce, 2011)’’.

(40)

17 Belanja modal memiliki konsekuensi diperolehnya aset tetap pada saat belanja tersebut direalisasi sepenuhnya atau output-nya sudah diperoleh. Hal ini bermakna adanya penambahan aset tetap yang dimiliki oleh pemerintah daerah. pengeluaran pemerintah tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan politiknya, tapi juga dipengaruhi oleh factor keputusan investasi tahun sebelumnya.

Meskipun belanja modal dan belanja pemeliharaan dianggarkan dengan cara terpisah, bukan berarti bahwa belanja modal diproses tanpa melihat pengaruhnya terhadap penganggaran operasional. menunjukkan konsekuensi fiskal dari pengeluaran modal adalah signifikan dan dapat mencakup jangka waktu yang lama. Hal ini berarti bahwa belanja modal saat ini memiliki pengaruh terhadap peningkatan penganggaran operasional.

Belanja modal tidak hanya berkaitan dengan perolehan aset fisik yang masa manfaatnya melebihi satu tahun, tetapi juga mencakup modal untuk pemeliharaan dan rehabiltasinya. belanja modal tidak bisa dipisahkan dari belanja operasional. Proposal investasi harus dinilai baik dari segi modal maupun dari biaya oprasional. Ketika membeli suatu item, pemerintah harus mempertimbangkan tidak hanya harga awalnya, tetapi juga biaya yang berhubungan dengan pemeliharaan item tersebut.

Proses anggaran pemerintah daerah sendiri meliputi dua komponen belanja dengan siklus yang berbeda, yaitu siklus anggaran operasional

(41)

18 digunakan untuk merumuskan rencana keuangan kegiatan pemerintah yang sedang berjalan dan siklus anggaran belanja modal digunakan untuk membeli peralatan, gedung, infrastruktur, Dan aset, peninggalan lainnya.

Meskipun kedua belanja tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, terdapat beberapa perbedaan mendasar di antara keduanya. Keduanya relatif independen satu sama lain, termasuk format dokumen anggaran.

Alokasi belanja modal biasanya didasarkan pada kebutuhan masing- masing unit kerja, dalam hal ini tidak semua unit kerja atau unit organisasi di pemerintah daerah terlibat dalam kegiatan atau proyek pengadaan aset tetap. Alokasi belanja modal disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing unit kerja. Adanya unit kerja yang memberikan pelayanan publik berupa sarana dan prasarana fisik, seperti sarana pendidikan (gedung sekolah, peralatan laboratorium, peralatan bergerak), pelayanan kesehatan (rumah sakit, peralatan kesehatan, ambulans), jalan dan jembatan. Sedangkan unit kerja lain hanya memberikan pelayanan langsung berupa pelayanan administrasi (pencatatan sipil, status ijin tinggal), pengamanan, pemberdayaan, pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan.

Dibandingkan dengan belanja modal, belanja pemeliharaan terjadi di semua unit kerja atau unit pemerintah daerah karena memiliki aset tetap.

(42)

19 Karena ini pekerjaan rutin, maka biaya perawatan tidak bergantung pada unit kerja, tapi pada jumlah aset yang dimiliki. Perbedaan lainnya adalah jumlah pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Meskipun keduanya melibatkan negosiasi antara eksekutif, departemen anggaran dan pimpinan layanan, terutama dalam hal belanja modal (terutama belanja infrastruktur), mereka telah menerima masukan yang sangat besar dari para insinyur, arsitek, dan perencana. Sumber pendanaan untuk kedua pengeluaran tersebut juga berbeda. Belanja modal biasanya didasarkan pada pemerintah, Seperti obligasi atau hibah, sedangkan anggaran operasional biasanya berasal dari sumber pendapatan tetap, seperti pajak dan royalti. Perbedaan berikutnya adalah apa yang dimasukkan dalam setiap anggaran. Anggaran operasional biasanya hanya dianggarkan untuk satu tahun, dan hampir semua belanja modal termasuk komitmen untuk menghabiskan lebih dari satu tahun.

(Abdullah & Halim, 2006)’’. Penetapan peningkatan belanja modal merupakan bagian dari keinginan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik yang diikuti dengan peningkatan belanja lainnya, seperti belanja operasional dan pemeliharaan. Namun demikian, bukan berarti belanja modal selalu menyebabkan atau memicu peningkatan belanja operasional. ''

(43)

20 e. Hubungan Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah

Dengan bertambahnya belanja modal maka akan berdampak pada aktivitas periode yang akan datang, yaitu dengan produktivitas masyarakat yang meningkat dan bertambahnya investor yang berdampak pada peningkatan pendapatan asli daerah. Setelah itu adalah pembangunan infrastruktur baik sarana maupun prasarana yang aman dan nyaman, untuk menarik investor untuk membuka usaha didaerah tersebut yang kemudian berdampak pada tersedianya lapangan kerja.

Adanya pembangunan dengan meningkatkan kualitas layanan publik, hal ini yang mencerminkan adanya peningkatan pendapatan asli daerah.

f. Belanja Modal dan Belanja Pemeliharaan dalam Anggaran Daerah

Belanja modal merupakan belanja yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah serta akan menimbulkan konsekuensi menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan. Belanja modal bertujuan untuk mendapatkan aset tetap pemerintah daerah, yakni dengan membangun sendiri, menukarkan dengan aset tetap lainnya, atau dengan cara membeli.

Dalam bentuk anggaran belanja modal APBD, alokasi belanja modal didasarkan pada kebutuhan sarana dan prasarana daerah. yang setiap tahun diadakan publik pengadaan aset tetap oleh pemerintah daerah,

(44)

21 sesuai dengan prioritas anggaran dan pelayanan publik yang akan memberikan manfaat jangka panjang secara financial.

Pada belanja pemeliharaan, bila suatu aset tetap yang diperoleh pada awal tahun maka biaya pemeliharaan yang dialokasikan adalah untuk satu tahun periode tertentu dan jika aset itu diperoleh pada pertengahan tahun, maka alokasi biaya pemeliharaan juga dialokasikan untuk setengah tahun periode tertentu atau satu semester. Dalam hal ini, belanja pemeliharaan tidak tergantung pada fungsi satuan kerja, tetapi pada jumlah aset yang dimiliki. Hal ini yang berpengaruh pada anggaran operasional apabila menghabiskan dana dari anggaran yang telah di tetapkan untuk belanja modal.

g. Anggaran Berbasis Kinerja

a. Pengertian Anggaran

Menurut keputusan Menteri dalam negeri nomor 29 tahun 2002 yang sekarang berubah menjadi Permendagi Nomor 13 Tahun 2006 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (ABPD) dalam era otonomi daerah disusun dengan pendekatan kinerja, artinya sistem anggaran yang mengutamakan pencapaian hasil kinerja atau keluaran (output) dari perencanaan alokasi biaya yang telah ditetapkan. Dengan demikian diharapkan penyusunan dan pengalokasian anggaran dapat lebih disesuaikan dengan skala prioritas dan preferensi daerah yang bersangkutan. Anggaran berbasis kinerja dikenal dalam pengelolaan

(45)

22 keuangan daerah sejak diterbitkannya PP Nomor 105 tahun 2000 yang dalam pasal 8 dinyatakanbahwa APBD disusun dengan pendekatan kinerja. Penerapan anggaran berbasis kinerja pada instansi pemerintah di Indonesia dicanangkan melalui pemberlakuan UU nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan nagara dan diterapkan secara bertahap mulai tahun anggaran 2005.

Performance budget pada dasarnya adalah sistem penyusunan dan pengolahan anggaran daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil kerja atau kinerja. Kinerja tersebut mencerminkan efisiensi dan efektifitas pelayanan publik, yang berarti berorientasi pada kepentingan public.

Pengertian efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktifitas.

Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan. Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan Sumber Daya dan Dana yang serendah-rendahnya.

Pengertian evektifitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Dalam penjelasan PP nomor 105 tahun 2000 dinyatakan bahwa anggaran dengan pendekatan kinerja adalah suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output dari alokasi biaya atau input yang ditetapkan. Berdasarkan pengertian tersebut, setiap input yang

(46)

23 ditetapkan dalam anggaran harus dapat diukur hasilnya dan pengukuran hasil bukan pada besarnya dana yang telah dihabiskan sebagaimana yang dilaksanakan pada sistim penganggaran tradisional (line-item &

incremental budget) tetapi pada tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.

Menurut Kepmendagri No.29 tahun 2002 pengertian anggaran berbasis kinerja adalah:

1). Suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerjaatau output dari perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan.

2). Didasarkan pada tujuan dan sasaran kinerja. Anggaran dipandang sebagaialat untuk mencapai tujuan.

3). Penilaian kinerja didasarkan pada pelaksanaan value for money dan efektifitas anggaran.

4). Anggaran kinerja merupakan system yang mencakup kegiatan penyusunanprogram dan tolak ukur (indicator) kinerja sebagai instrument untukmencapai tujuan dan sasaran program.

Bastian (2006;171) “Performance budgeting (anggaran yang berorentasi pada kinerja) adalah sistem penganggaran yang berorentasi pada output organisasi dan berkaitan sangat erat dengan visi, misi dan rencana strategi organisasi. Performance budgeting mengalokasikan sumber daya pada program, bukan pada unit organisasi semata dan memakai ‘output measurement’ sebagai indikator kinerja organisasi’’.

(47)

24 Berdasarkan pengertian anggaran berbasis kinerja menurut Bastian, komponen-komponen visi, misi dan rencana strategi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari anggaran berbasia kinerja.Dengan demikian penyusunan anggaran berbasis kinerja membutukan suatu sistim administrasi publik yang telah ditata dengan baik, konsisten dan tersetuktur sehingga kinerja anggaran dapat dicapai berdasarkan ukuran- ukuran yang telah ditetapkan. Melalui pengukuran kinerja manajemen dapat menentukan keberhasilan dan kegagalan suatu unit organisasi dalam pencapaian sasaran dan tujuan untuk selanjutnya memberikan penghargaan (reward) untuk keberhasilan atau hukuman (punishment) untuk kegagalan.

Menurut Mardiasmo (2009:84). Pendekatan anggaran berbasis kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebabakan oleh tidak adanya tolak ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik.Anggaran dengan pendekatan kinerja sangat menekankan konsep value for money dan pengawasan atas kinerja output. Pendekatan ini juga mengutamakan mekanisme penentuan dan pembuatan prioritas tujuan serta pendekatan yang sistimatis dan rasional dalam prosespengambilan keputusan.

Anggaran berbasis kinerja di dasarkan pada tujuan dan sasaran kinerja.Oleh karena itu anggaran digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.Penilaiananggaran berbasis kinerja didasarkan pada pelaksanaan

(48)

25 value for money danefektifitas anggaran. Pendekatan ini cenderung menolak pandangan tradisionalyang menganggap bahwa tanpa adanya arahan dan campur tangan, pemerintahakan menyalahgunakan kedudukan mereka dan cenderung boros (over spending).

Pendekatan anggaran berbasis kinerja, dominasi pemerintah akan dapat diawasi dan dikendalikan melalui penerapan internal cost awareness, audit keuangan dan audit kinerja, serta evaluasi kinerja eksternal. Selain didorong untuk menggunakan dana secara ekonomis, pemerintah juga dituntut untuk mampu mencapai tujuan yang ditetapkan.

Oleh karena itu, agar dapat mencapai tujuan tersebut maka diperlukan adanya program dan tolak ukur sebagai standar kinerja.Sistem anggaran berbasis kinerja pada dasarnya merupakan sistem yang mencakup kegiatan penyusunan program dan tolak ukur kinerja sebagai instrument untuk mencapai tujuan dan sasaran program.

Anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya pada kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas. Pengertian tersebut mengungkapkan peran strategis anggaran dalam pengelolaan kekayaan sebuah organisasi sektor publik tentunya berkeinginan memberikan pelanyanan maksimal kepada masyarakat, tetapi sering kali keinginan tersebut terhambat oleh terbatasnya sumber daya yang dimiliki. Disinilah dituntut peran penting anggaran dapat juga dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu

(49)

26 tertentu dalam ukuran finansial. Pembuatan anggaran dalam organisasi sektor publik, terutama pemerintah, merupakan sebuah proses yang cukup rumit dan mengandung muatan politis yang cukup segnifikan.

Berbeda dengan penyusunan anggaran diperusahaan swasta yang muatan politisnya relatif lebih kecil.

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk mepersiapkan suatu anggaran.

Menurut Halim (2012) meyatakan bahwa belanja modal mempengaruhi pengeluaran untuk perolehan aset tetap dan asset lainnya yang memberikan manfaat yang lebih dari satu priode akuntansi. Belanja modal yang di maksud untuk mendapatkan aset tetap pemerintah daerah yaitu peralatan, bagunan, infrastruktur, dan harta tetap lainnya.’’

Anggaran adalah dokumen yang berisi angka-angka yang diharapkan didapat dan akan digunakan dalam jangka waktu tertentu.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan alat untuk mendeskripsikan kebijakan manajemen yang mengintegrasikan seluruh sumber daya dan mengalokasikannya pada berbagai rencana dan kegiatan untuk mencapai kinerja yang diharapkan, secara sistematis dan terencana. Pada waktu tertentu. Anggaran organisasi publik yang berpotensi untuk melayani publik terbuka dan seringkali dipengaruhi oleh

(50)

27 lingkungan politik suatu negara. Ini mengarah pada anggaran publik yang lebih lengkap daripada anggaran organisasi swasta.

publik berisi rencana kegiatan yang direpersentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satu moneter. Dalam bentuk yang paling sederhana anngaran publik merupakan suatu dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas.

Anggaran dalam organisasi sektor publik merupakan tahapan yang cukup rumit dan mengandung nuansa politik yang lebih tinggi. Hal tersebut berbeda dengan anggaran pada sektor swasta yang relatif kecil dinuansa poltik.

Anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang dirahasiakan, namun disisi lain, disektor publik, anggaran harus dikomunikasikan kepada publik agar dapat dikritisi, didiskusikan, dan diinformasikan. Anggaran sektor publik merupakan sarana pertanggungjawaban untuk mengelola dana publik dan melaksanakan program-program yang didanai oleh dana publik. Anggaran sektor publik menggambarkan kegiatan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, setiap anggaran publik haruslah untuk kepentingan rakyat, bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kewenangan pemerintah. Untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui partisipasi pemerintah dalam perencanaan masyarakat, anggaran

(51)

28 menjadi sangat efektif, dan anggaran harus sesuai dengan prinsip yang diakui..’’

B. Penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan dalam melakuka penelitian sehingga dapat mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis.

Tabel 1

Penelitian terdahulu

No Nama Judul Hasil Penelitian

Perbedaan / Persamaan

Penelitian 1 Febriana

(2015)

Analisi

Faktor-Faktor yang

Mepengaruhi Belanja Modal pada Provinsi di Jawa Timur

- Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Berpengaruh terhadap belanja modal - Dana Alokasi

Khusus (DAK) dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) tidak berpengaruh

Perbedaan:

Peneliti terdahulu menggunakan Priode 2013- 2014. Sedangkan peneliti saat ini menggunakan priode 2015-2019

(52)

29 terhadap

belanja modal

2 Wandira (2013)

Pengaruh PAD, DAU, DAK, dan DBH terhadap pengalokasian Belanja modal

- DAU

berpengaruh negative secara parsial

- DAK, DBH berpengaruh signifikan

terhadap alokasi belanja modal - PAD tidak

berpengaruh signifikan

terhadap alokasi belanja modal - Secara simultan

PAD, DAU, DBH berpengaruh signifikan

terhadap alokasi belanja modal.

Persamaan:

Persamaan dengan peneliti terdahulu adalah sama-sama meneliti PAD, DAU, dan DAK terhadapap alokasi belanja modal

3 Sukmawati, Suwendra, dan

Yudiaatmaja (2016)

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Sisa Pembiayaan Anggaran Terhadap Belanja Modal Pada

Pemerintah Daerah

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) Memiliki pengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap alokasi belanja modal

Persamaan:

Sama-sama menguji PAD SiLPA yang digunakan untuk mengetahui

pengaruh terhadap alokasi belanja modal

Referensi

Dokumen terkait

menggunakan hidrograf satuan sintetik Gama I Analisis perhitungan debit banjir rancangan pada Kali Blawi dapat dimanfaatkan untuk mengurangi resiko bencana banjir

sebagainya. Kita tak perlu keluar rumah untuk jalan-jalan keliling dunia untuk mengetahui sesuatu hal di belahan bumi lain. Mungkin TENAH juga perlu membuka

Pada menjalankan kuasa yang diberikan oleh seksyen 168 Kanun Tanah Negara, notis adalah dengan ini diberi bahawa adalah dicadangkan hendak mengeluarkan hakmilik

Kedua : Semua usaha kita di negeri ini mesti terfokus untuk mewujudkan kondisi dan persekitaran yang lebih baik dalam kehidupan material dan sisi rohani bangsa.. Ketiga : Budaya

Teknik pengumpul data digunakan untuk memperoleh data yang obyektif untuk memecahkan masalah dan sub masalah dalam penelitian ini maka dipergunakan teknik

Belanja investasi / modal adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan

Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap guru kelas di SD piloting kurikulum 2013 Kabupaten Sleman, diketahui bahwa sebagian besar guru (75 guru) membuat

Pengaruh Celebrity Endorser Kanye West Terhadap Minat Beli Pada Produk Adidas Yeezy (Studi Pada Mahasiswa Universitas Telkom), e-Proceeding of Management : Vol.4,