• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A. Md) Pada Jurusan DIII Perbankan Syariah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A. Md) Pada Jurusan DIII Perbankan Syariah."

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PENYALURAN PEMBIAYAAN DANA BERPUTAR (PDB) OLEH PT. BANK SYARIAH MANDIRI BRANCH FINANCING OPERATION (BFO)

BUKITTINGGI TERHADAP USAHA KECIL MENENGAH (UKM) DI BUKITTINGGI

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A. Md) Pada Jurusan DIII Perbankan Syariah

Oleh

AHMAD JUNAIDI 3113.042

JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH FALKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI 2016 M / 1437 H

(2)

Engkau laksana Jendral...

Yang selalu mengingatkan ku disaat ku mulai terlena...

Engkau laksana Profesor...

Yang mengajari & membimbingku sampai ku seperti ini...

Engkau laksana ustad/zah ...

Yang slalu mendo’akan kesuksesanku...

Dan engkau laksana seorang pahlawan...

Yang siap mengorbankan apapun demi ke baikan ku...

Ayah & ibu ku minta maaf atas kesalahan yang kulakukan...

Karena sampai sekarang ku masih terus menyusahkan mu...

Terkadang ku lalaikan semua perintah baik mu...

Karena ku terlalu asik dengan dunia ku...

Ayah & ibu ku minta maaf akan semua kehilapan ku...

Dan ku mohon do’a & keridhoan mu untuk setiap langkah ku...

Karena ku tau ridho allah itu terletak atas ridho mu...

Serta murkanya allah itu, juga terletak atas ke murkaanmu...

Ya allahu ya rahman...

Kasihilah ayah & ibu ku, dan berilah nikmat kesehatan mu kepada mereka...

Ya allahu ya roz’zaq...

Limpahkanlah nikmat rizki mu atas mereka...

Ya allahu ya khafur...

Ampunilah atas dosa-dosa mereka & kehilapannya...

Ya allahu ya fattahu...

Bukakanlah pintu-pintu surga mu kepada mereka....

(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT karena berkat hidayah dan

„inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Ahli Madya perbankan syariah. Shalawat dan salam penulis doakan buat Nabi junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. Semoga beliau selalu mendapat kasih sayang Allah SWT dan tetap berada dalam naungan-Nya. Tugas akhir ini berjudul “DAMPAK PENYALURAN PEMBIAYAAN DANA BERPUTAR (PDB) OLEH PT. BANK SYARIAH MANDIRI BRANCH FINANCING OPERATION (BFO) BUKITTINGGI TERHADAP USAHA KECIL MENENGAH (UKM) DI BUKITTINGGI”

Sesungguhnya kebenaran itu hanya datang dari Allah SWT, tidak ada gading yang tidak retak. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan dalam penulisan tugas akhir ini, untuk itu penulis berharap kepada para pembaca yang budiman jika terdapat kesalahan dan kekeliruan baik isi maupun penulisan supaya dapat memperbaikinya demi kesempurnaan.

Penulis menyadari juga bahwa dalam penulisan tugas akhir ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan, dukungan, ataupun motivasi dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis pertama mempersembahkan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada Ayahanda SAAMAN Nst dan Ibunda SAKINAH Ray tercinta yang begitu tulus mendidik, membesarkan, serta

(6)

memberikan motivasi kepada penulis. Hal ini juga penulis sampaikan kepada kakak penulis: semua abang dan kakak saya yang selalu memberikan motivasi kepada penulis. Dukungan, saran, dan do‟a kalian yang membuat adikmu selalu tegar dan istiqomah dalam menggapai cita-cita. Kasih sayang penulis buat adik-adik saya yang selalu memberikan senyum lebar yang menyenangkan hati kepada penulis. Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh keluarga besar yang selalu memberikan motivasi dan dukungan demi kelanjutan studi penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibuk Ridha Ahida M.hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi beserta seluruh jajaran wakil Rektor, Dekan Fakultas Syari‟ah dan Ketua Jurusan Perbankan Syariah yang telah memfasilitasi penulis dalam menimba pengetahuan di IAIN Bukitinggi.

2. Bapak NOFRIALDI M.Ag selaku Pembimbing Akademik penulis selama menjalani pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi yang telah memberikan nasehat, saran dan motivasi kepada penulis.

3. Dr. Miswardi, SH, M.Hum selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan fikiran untuk memberikan arahan serta bimbingan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Bapak dan Ibu dosen serta Karyawan/I Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan di perguruan tinggi ini.

5. Bapak Drs. Usman selaku Kepala perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, serta karyawan/I Perpustakaan IAIN Bukittinggi yang

(7)

telah memberikan pelayanan terbaik bagi penulis dalam mencari literatur-literatur terkait penulisan skripsi ini.

6. Bapak Zulveri sebagai pimpinan Bank Syariah Mandiri Bukittinggi yang telah memberikan izin penulis untuk penelitian di perusahaan yang beliau pimpin.

7. Kepada orang tua saya Wirman z dan Mardayeti yang telah mendidik penulis dan mengingatkan penulis selama penulis menjalani masa kuliah yang telah banyak membantu penulis dari segi waktu, materi, serta kasih sayang yang selama ini mereka berikan kepada penulis, sehingga penulis bisa mencapai keadaan yang sekarang.

8. Kepada Dewi Hendri Yani yang sudah banyak membantu saya dari segi materi dan ilmu di dalam menyelesaikan tugas akhir ini serta kasih sayangnya yang membuat penulis termotivasi untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Sahabat-sahabat, kakak-kakak dan abang-abang serta adik-adik penulis di IAIN Bukittinggi yang selalu memberikan dukungannya terhadap saya dan silaturahmi yang selama ini yang sudah kita pertahankan.

10. Kepada semua sahabat yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu yang selalu memotivasi dan memberikan bantuan baik moril maupun materil.

Atas bantuan, saran dan bimbingan yang telah diberikan, penulis doakan ke hadirat Allah SWT, semoga kiranya apa yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima sebagai amal sholeh di sisi-Nya. Amiin ya Rabbal‟alamin.

Akhirnya kepada Allah SWT penulis mengucapkan Alhamdulillah dan kepada para pihak yang telah disebutkan, penulis mengucapkan terima kasih yang

(8)

sebesar-besarnya. Dengan harapan semoga tugas akhir ini memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Bukittinggi, 28 Juli 2016 Penulis

AHMAD JUNAIDI NIM. 3113.042

(9)

ABSTRAK

Tugas akhir ini berjudul: “Dampak Penyaluran Pembiayaan Dana Berputar Bagi Usaha Kecil Menengah Pada PT. Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi”. Tugas akhir ini ditulis oleh Ahmad Junaidi, Nim.

3113.042, Jurusan DIII Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Iain Bukittinggi 1437 H/ 2016 M.

Latar belakang dari penulisan berdasarkan hasil wawancara terhadap usaha nasabah, bahwasannya dengan adanya fasilitas Pembiayaan Dana Berputar (PDB) dari Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi, pendapatan usaha nasabah sedikit demi sedikit meningkat dan mengalami perkembangan.

Namun ada juga nasabah yang beranggapan bahwa, pemberian Pembiayaan Dana Berputar (PDB), tidak berpengaruh terhadap perkembangan usaha yang dijalankannya , sehingga terjadilah ketidak seimbangan didalam pembagian margin. Dan tentu saja dua pendapat tersebut tidak terlepas dari dampak pembiayaan dana berputar yang diberikan oleh PT. Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi kepada nasabah.

Jenis penelitian ini adalah penelitian field research atau penelitian lapangan karena penulis turun langsung kelapangan untuk mengetahui dampak penyaluran pembiayaan dana berputar bagi usaha kecil menengah pada PT. Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi. Serta menggunakan pendekatan deskriptif yaitu deskriptif responden yang menjadi sampel penelitian, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, dan dokumentasi baik itu sumber data perimer maupun sekunder.

Hasil dari penelitai ini menunjukan bahwa dampak dari pembiayaan PDB ini belum memberikan dampak yang positif terhadap usaha kecil menengah, dan masih belum memberikan tingkat perubahan yang maksimal terhadap usaha nasabah, karena masih kurangnya pengawasan dari pihak Bank setelah dana tersebut sampai ketangan nasabah, sehingga masih banyak nasabah yang menggunakan dana tersebut kepada kebutuhan pribadinya dan tidak sesuai dengan permohonan diawal pada saat pengajuan pembiayaan, dan masih banyak dari nasabah tersebut didalam pengalokasian dana tidak

sepenuhnya dialokasikan kepada usaha yang ia jalankan, akibatnya usaha yang dijalankan kekurangan modal dan kurang berkembang sehingga

berpengaruh kepada keuntungan yang diperoleh, dan juga berdampak kepada Bank yang pada saat pengembalian dana, nasabah mengalami kendala

(macet).

(10)
(11)
(12)

BAB III HASIL PENELITIAN

a. Monografi PT. Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi

1. Sejarah Berdirinya PT. Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi... 29

2. Visi dan Misi PT. Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi ... 30

3. Taqline BSM ... 30

4. Shared Valuas ETHIC & 10 Perilaku Utama ... 31

5. Prinsip–Prinsip Operasional PT. Bank Mandiri Syariah Mandiri... .. 32

6. Struktur Organisasi PT. Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi ... 34

7. Produk-Produk PT. Bank Syariah Mandiri ... 36

b. Dampak Pembiayaan Dana Berputar (PDB) Oleh PT. Bank Syariah Mandiri (BFO) Terhadap Usaha Kecil Menengah (UKM) di Bukittinggi 1. Bentuk-Bentuk Pengontrolan Bank... 47

2. Hasil Penelitian ... 47

BAB IV PENUTUP a. KESIMPULAN ... 53

b. Saran ... 54

Daftar pustaka ... 55 Lampiran-lampiran

(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha kecil adalah suatu segmen pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi intermediasi, karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak dimiliki oleh usaha non mikro antara lain: Perputaran usaha cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal, dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang, tidak sensitif terhadap suku bunga, tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter, dan pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu serta mudah untuk dibimbing dengan pendekatan yang tepat.

Perkembangan industri kecil adalah cara yang dinilai besar peranannya dalam perkembangan industri manufaktur dan ekonomi masyarakat.

Perkembangan industri kecil akan membantu mengatasi masalah pegangguran mengingat teknologi yang digunakan adalah teknologi padat karya, sehingga bisa memperbesar lapangan kerja dan kesempatan usaha, yang pada gilirannya dapat mendorong pembangunan daerah dan kawasan pedesaan.

Keberadaan Lembaga Perbankan tentu sangat membantu para pengusaha dalam hal penyediaan modal bagi usaha mereka. Perbankan

(14)

memegang peran penting dan strategis dalam kaitan penyediaan permodalan pengembangan sektor-sektor produktif.1

Kehadiran Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi diharapkan mampu menanggulangi masalah permodalan yang dialami oleh pengusaha kecil, sehingga distribusi modal dan pendapatan dapat dirasakan masyarakat kecil yang tidak tersentuh oleh kebijakan pemerintah dari lembaga-lembaga penyalur.2

Melalui wawancara awal yang dilakukan terhadap nasabah, bahwasanya salah seorang nasabah mengatakan dengan adanya fasilitas Pembiayaan Dana Berputar (PDB) dari Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi, pendapatan usaha nasabah sedikit demi sedikit meningkat dan mengalami perkembangan.3 Namun ada juga nasabah yang beranggapan bahwa, pemberian Pembiayaan Dana Berputar (PDB), tidak berpengaruh terhadap perkembangan usaha yang dijalankannya tersebut, dengan hal itu dapat membuat pengembalian dana tidak berjalan dengan lancar, sehingga terjadilah ketidak seimbangan di dalam pembagian margin.4

1Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, hlm. 182

2 Nitisusanto Mulyadi, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil ,(Bandung: Alfabeta, 2010), Cet ke-1, hal. 42

3Yupi sugara. Wawancara. Nasabah BSM BFO Bukittinggi, 2016

4Misrayenti. Wawancara. Nasabah BSM BFO Bukittinggi, 2016

(15)

Berdasarkan kedua pendapat nasabah tersebut dan berdasarkan kejadian di atas maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian

Pendapat mana yang betul dan apa-apa penyebab dari pendapat tersebut serta apa akibat dari pendapat tersebut, yang dituangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah dengan judul

“Dampak Penyaluran Pembiayaan Dana Berputar Oleh PT. Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi Terhadap Usaha Kecil Menengah di Bukittinggi”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Dampak penyaluran pembiayaan dana berputar bagi usaha kecil menengah.

2. Pengawasan yang dilakukan pihak Bank terhadap usaha nasabah.

3. Bentuk-bentuk penyaluran pembiayaan dana berputar yang dilakukan pihak Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi kepada nasabah.

C. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah

(16)

a. Bagaimana dampak penyaluran pembiayaan dana berputar bagi usaha kecil menengah di Bukittinggi?

b. Bagaimana pengawasan yang dilakukan pihak Bank terhadap usaha nasabah PDB di Bukittinggi?

2. Batasan Masalah

Melihat keterbatasan waktu dan tenaga yang penulis miliki, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

a. Dampak penyaluran pembiayaan dana berputar bagi usaha kecil menengah di Bukittinggi.

b. Bentuk-bentuk pengawasan yang dilakukan pihak Bank terhadap usaha yang dilakukan nasabah PDB di Bukittinggi.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan menjelaskan dampak penyaluran pembiayaan dana berputar bagi usaha kecil menengah.

b. Untuk mengetahui dan menjelaskan bentuk-bentuk pengawasan yang dilakukan pihak Bank terhadap usaha nasabah PDB di Bukittinggi.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(17)

a.Untuk memenuhi persyaratan akademis dalam menyelesaikan studi jurusan Diploma III demi mendapatkan gelar Ahli Madya (A. Md) di IAIN Bukittinggi.

b. Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermamfaat serta sebagai bahan evaluasi guna mengambil kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan pembiayaan dana berputar.

c. Penelitian ini kiranya dapat menjadi acuan bagi penelitian lain untuk mengadakan penelitian yang ada kaitanya dengan pembiayaan dana berputar.

E. Penjelasan Judul

Untuk menghindari terjadinya kesalahanpersepsipembaca, maka penulis akan menjelaskan pengertian judul yang penulis angkat diatas:

Penyaluran pendapatan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.5

Pembiayaan Dana Berputar fasilitas pembiayaan modal kerja dengan akad Musyarakah yang penarikan

5 Rahmi Diana (nim: 3112. 051) Proses Penyaluran Dana Berputar Pada PT Bank Sayariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Lubuk Basung, Tugas Akhir Tahun 2015 di IAIN Bukittinggi.

(18)

dananya dapat dilakukan sewaktu- waktuberdasarkan kebutuhan riil nasabah.6

Usaha kecil menengah istilah yang mengacu kapada jenis usahayang berskala kecilyang berdiri sendiri.7

Dengan demikian, maksud judul penelitian ini adalahDampak Penyaluran Pembiayaan Dana Berputar Bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) di Bukittinggi.

F. Kajian Terdahulu

Dalam penelitian ini penulis memaparkan penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang telah diteliti tentang pembiayaan dana berputar terhadap Usaha Kecil Menengah (UKM) di Bukittinggi, diantaranya adalah:

1. Penelitian sebelumnya pernah diteliti pada persepektif yang berbeda yang telah diteliti oleh Rahmi Diana (Nim: 3112.051) dengan judul proses penyaluran dana berputar pada PT Bank Syariah Mandiri kantor cabang pembantu Lubuk Basung. Hasil dari penelitian ini adalah PT Bank Syariah

6 Bank Syariah Mandiri (BSM) Kantor Cabang Bukittinggi, Dokumen Pribadi Berupa Brosur BSM Produk Dana dan Jasa.

7 Indri oktanorita (nim: 3111.054) strategi konpetitif dalam pencapai target pembiayaan bagi sector usaha mikro kecil menegah, IAIN Bukittinggi 2014.

(19)

Mandiri kantor cabang pembantu Lubuk Basung di dalam penyalurannya berfokus bagaimana proses penyaluran pembiayaan dana berputar kepada nasabah.8

2. Penelitian sebelumnya pernah diteliti pada persepektif yang berbeda yang telah diteliti oleh Indri Oktanovita ( Nim: 3111.054) dengan judul strategi bersaing dalam pencapaian target pembiayaan bagi sektor usaha mikro kecil menengah. Penelitian ini berfokus pada pembahasan strategi bersaing yang bagaimana yang dilakukan agar target pembiayaan terhadap usaha mikro kecil menengah dapat tercapai.9

3. Penelitian sebelumnya pernah diteliti pada perspektif yang berbeda yang telah diteliti olehRafki Rahmat Hamidi ( Nim: 3109.032 ) dengan judul strategi pemasaran produkpembiayaan musyarakah pada BPRS AL- Makmmur. Penelitian ini berfokus pembahasannya tentang bagaimana sebenarnya strategi pemasaran produknya.10

G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

8 Rahmi Diana (Nim: 3112. 051) Proses Penyaluran Dana Berputar Pada PT Bank Sayariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Lubuk Basung, Tugas Akhir Tahun 2015 Di IAIN Bukittinggi.

9 Indri Oktanorita (Nim: 3111.054) Strategi Konpetitif Dalam Pencapai Target Pembiayaan Bagi Sector Usaha Mikro Kecil Menegah, IAIN Bukittinggi 2014.

10Rafki Rahmat Hamidi ( BP: 3109.032 ) Strategi Pemasaran

Produkpembiayaan Musyarakah Pada Bprs Al-Makmur, , IAIN Bukittinggi 2012

(20)

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif yaitu menggambarkan kejadian yang terjadi di lapangan atau penelitian yang mencoba menggambarkan, menunjukan, dan menafsirkan suatu fenomena yang berkembang pada masa sekarang11. Dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan tentang Dampak Penyaluran Pembiayaan Dana Berputar (PDB) Bagi Usaha Kecil Menengah (UKM).

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi yang beralamat di Jl. Raya Bukittinggi Padang Kapeh Panji Padang Luar. Penelitian ini dilakukan pada saat kegiatan magang yang dimulai pada tanggal 05 Februari 2016 sampai dengan disetujui untuk munakasah.

3. Jenis dan Sumber Data a. Data Perimer

Data perimer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti melalui observasi, wawancara langsung dengan responden terpilih

11 Sarafiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan , ( Bandung: Ghalindo, 2004), Hal.22

(21)

melalui daftar dan wawancara tidak terstruktur.12 Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan langsung pada PT.

Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi dan melalui wawancara dengan pihak Bank pada bagian LMA Staff, nasabah, dan BFO Supervisor .

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi.13 Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari data-data yang mendukung atas permasalahan yang dibahas, seperti: Brosur, data pembiayaan nasabah, karya ilmiah terdahulu, dan buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.

4. Teknik Pegumpulan Data a. Wawancara

Wawancara yaitu pengumpulan data dalam bentuk pertanyaan secara lisan dan pertanyaan yang diajukan dalam wawancara telah

12 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Aplikasi, ( Jakarta:PT. Raja Grafindo Perseda, 1999 ),Hal 112.

13 Muhammad, Metodologi Penelitian Ekomoni Islam: Pendekatan

Kuantitatif (Dilengkapi Dengan Contoh-Contoh Aplikasi: Proposal Penelitian Dan Lapangannya), (Jakarta: Rajawali Pers, 2008),Hal 102

(22)

dipersiapkan dan dilengkapi dengan istrumennya.14 Dalam penelitian ini dilakukan wawancara pada bagian LMA Staff, BFO Supervisor dan nasabah terkait pada PT. BSM BFO Bukittinggi.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mengumpulkan data-data tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian seperti: Brosur, data pembiayaan nasabah, karya ilmiah yang terdahulu, buku-buku tentang permasalahan yang terkait, fhoto usaha nasabah, untuk mendukung kesempurnaan penelitian tugas akhir ini.

c. Teknik Analisis Data

Data mentah yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan analisis. Pada pendekatan yang digunakan dalam pemecahan masalah ini ialah menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif yaitu pendekatan yang dilakukan untuk meneliti suatu peristiwa yang terjadi, kemudian menurut kejadian tersebut kita dapat mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan kejadian tersebut.15 Dari

14 Anas Sudjono, Pengayaan Statistic Pendidikan, ( Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada), Hal 27

15 Ratih Tisanti, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007) Hal 16

(23)

pendekatan deskriptif kuantitatif ini penulis ingin memberikan gambaran tentang Dampak Penyaluran Pembiayaan Dana Berputar (PDB) Oleh PT. Bank Syariah Mandiri (BFO) Bukittinggi Terhadap Usaha Kecil Menengah (UKM) di Bukittinggi.

H. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul, metodologi penelitian, dan sistem penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Memuat tentang pembiayaan (devenisi pembiayaan, tujuan dan fungsi pembiayaan), jenis pembiayaan, pelaksanaan pemberian pembiayaan, pembiayaan dana berputar (pengertian dan landasan hukum pembiayaan dana berputar), ruang lingkup akad musyarakah (pengertian akad musyarakah, landasan hukum akad musyarakah, rukun dan syarat akad musyarakah, skema akad musyarakah, keuntungan dan kerugian akad musyarakah), usaha kecil menengah yang memuat tentang pengertian usaha mikro, kecil dan menengah, kebijakan perbankan untuk pengembangan usaha kecil menengah

(24)

kebijakan perbankan untuk pengembangan usaha kecil menengah.

BAB III :HASIL PENELITIAN

Yang akan memuat tentang monografi PT. Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi, Visi Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi, produk-produk pembiayaan di Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi.

BAB 1V :PENUTUP

Kesimpulan dan saran.

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI 1. Pembiayaan

a. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan dalam perbankan syariah atau istilah teknisnya aktiva produktif, menurut ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana Bank Syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiyaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada rekening administratife serta sertifikat wadiah Bank Indonesia.16

Secara luas pembiayaan berarti financing atau pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Sedangkan dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan

16 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), hal. 196

(26)

pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti Bank Syariah Mandiri kepada nasabahnya.

b. Tujuan Pembiayaan

Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi Bank Syariah.

Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan perbankan syariah terkait dengan stake holder, yakni:

1) Pemilik

Para pemilik mengharapkan akan memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada Bank tersebut.

2) Pegawai

Para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari Bank yang dikelolanya.

3) Masyarakat

Mereka dapat memperoleh barang-barang yang dibutuhkannya, mereka juga terbantu untuk menjalankan usahanya dari pembiayaan yang diberikan pihak Bank, sehingga mereka dapat memperoleh barang-barang yang dibutuhkannya.

4) Pemerintah

Pemerintah terbantu dalam pembiayaan pembangunan negara, disamping itu akan diperoleh pajak (berupa pajak atas keuntungan yang diperoleh Bank dan juga perusahaan-perusahaan).

5) Bank

(27)

Bagi Bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran pembiayaan, diharapkan Bank dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap survival dan dapat meluaskan jaringan usahanya, sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat dilayaninya.17

c. Falsafah Pembiayaan di Bank Syariah

Dalam pelaksanaan pembiayaan, Bank Syariah harus memenuhi:

1) Aspek Syar‟i 2) Aspek Ekonomi

Maksudnya dalam setiap realisasi pembiayaan kepada para nasabah, Bank Syariah harus tetap berpedoman pada syariat Islam (antara lain tidak mengandung unsur maysir, gharar dan ribaserta bidang usahanya halal), disamping tetap mempertimbangkan perolehan baik bagi Bank Syariah maupun nasabah itu sendiri.18

d. Penentuan Kebijakan Pembiyaan di Bank Syariah 1) Kebijakan Umum Pembiayaan Bank Syariah

Untuk pemilih/penentuan sektor-sektor sebagaimana diuraikan berikut, seharusnya ditetapkan secara bersama oleh Dewan Komisaris, Direksi serta Dewan Pengawas Syariah, baik mengenai

17Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, hal. 196

18Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, hal. 203

(28)

jenis maupun besarannya (nilai rupiahnya) sehingga atas pilihan- pilihan yang akan ditentukan diharapkan dapat memenuhi aspek syar,i disamping aspek ekonomisnya.

2) Pengambilan Keputusan Pembiayaan

Dalam realisasi suatu pembiayaan secara interen terdapat risiko yang melekat. Dalam pembiayaan bermasalah hingga kondisi terburuknya menjadi macet.Guna menghindari risiko demikian, kiranya dalam setiap pengambilan keputusan suatu permohonan pembiayaan, baik di Kantor Pusat maupun Kantor-kantor Cabang Pembantu, dapat dihasilkan keputusan yang “Objektif”. Keputusan yang dapat diperoleh, jika prosesnya melibatkan suatu tim pemutus Komite Pembiayaan, berapapun besar plafon/limit pembiayaan yang dinilai/diputuskan.19

2. Fungsi Pembiayaan

Ada beberapa fungsi dari pembiayaan yang diberikan oleh Bank syariah kepada masyarakat penerima, diantaranya:

1.Meningkatkan daya guna uang.

2.Meningkatkan daya guna barang.

3.Meningkatkan peredaran uang.

19Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, hal. 204

(29)

4.Menimbulkan kegairahan berusaha.

5.Stabilitas ekonomi.

3. Jenis-jenis Pembiayaan

Berdasarkan jenisnya pembiayaan dibagi kepada 2 jenis yaitu:

a) Pembiayaan Produktif adalah pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas yaitu, untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

b) Pembiayaan konsumtif adalah kebutuhan individu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.20

4. Pelaksanaan Pemberian Pembiayaan 1) Proses pemberian pembiayaan meliputi:

a) Surat Permohonan Pembiayaan

Dalam surat permohonan berisikan jenis pembiayaan yang diminta nasabah, untuk berapa lama, limit/plafon yang diminta, serta sumber pelunasan pembiayaan berasal dari mana. Disamping itu, surat di atas dilampiri dengan dokument pendukung yaitu,

20Muhammmad Syafi‟I Antonia, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, (Jakarta: PT. Gema Insani Press, 2001), hal. 160

(30)

identitas pemohon, legalitas (akta pendirian/perubahan, surat keputusan Menteri, perizinan-perizinan), bukti kepemilikan agunan (jika diperlukan).

b) Proses Evaluasi

Dalam penilaian suatu permohonan, Bank Syariah tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian serta aspek lainnya, sehingga diharapkan dapat diperoleh hasil analisis yang cermat dan akurat.21

2) Administrasi Pembiayaan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembiayaan di Bank syariah adalah:

a) Penerimaan keputusan.

Baik dari Kanpus/Kanwil atau Cabang yang bersangkutan.

b) Penerusan kepada nasabah pemohon.

c) Penandatanganan akad.

Apabila atas surat persetujuan tersebut nasabah pemohon menyanggupinya, maka pemohon melakukan penandatanganan akad dihadapan/pejabat petugas Bank.22

3) Kebijkan dalam Penentuan Profit Margin dan Nisbah Bagi Hasil

21Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, hal. 209

22Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, hal. 214

(31)

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan margin dan bagi hasil antara lain:

a) Komposisi pendanaan

Bagi Bank Syariah yang pendanaannya sebagian besar diperoleh dari dana giro dan tabungan, yang notabenya nisbah tidak setinggi pada deposan (apalagi bonus/athaya untuk giro cukup rendah diserahkan sepenuhnya pada kebijakan Bank Syariah yang bersangkutan), maka penentuan keuntungan (margin atau bagi hasil bagi Bank) akan lebih kompetitif jika dibandingkan suatu Bank yang pendanaannya porsi terbesar berasal dari deposito.

b) Tingkat persaingan

Jika tingkat kompetisi ketat, porsi keuntungan Bank tipis, sedangkan pada tingkat persaingan masih longgar Bank dapat mengambil keuntungan lebih tinggi.

c) Risiko pembiayaan

Untuk pembiayaan pada sektor yang berisiko tinggi, Bank dapat mengambil keuntungan lebih tinggi dibanding yang berisiko sedang apalagi kecil.

d) Jenis nasabah

Nasabah prima dan nasabah biasa. Bagi nasabah prima misal usahanya besar dan kuat, Bank cukup mengambil keuntungan tipis, sedangkan untuk pembiayaan kepada para nasabah biasa diambil keuntungan yang lebih tinggi.

(32)

e) Kondisi perekonomian

Jika perekonomian secara umum berada pada dua kondisi pertama, dimana usaha berjalan lancar, maka Bank dapat mengambil kebijakan pengambilan keuntungan yang lebih longgar, namun pada kondisi lainnya (resesi dan depresi) Bank tidak merugipun sudah bagus, keuntungan sangat tipis.

f) Tingkat keuntungan yang diharapkan Bank

Secara kondisional, hal ini (spread Bank) terkait dengan masalah keadaan prekonomian pada umumnya dan juga risiko atas suatu sektor pembiayaan, atau pembiayaan terhadap debitur dimaksud, namun demikian apapun kondisinya serta siapapun debiturnya, Bank dalam operasionalnya, setiap tahun tentu telah menetapkan berapa besar keuntungan yang dianggarkan. Angaran keuntungan inilah yang akan berpengaruh pada kebijakan penentuan besarnya margin ataupun nisbah bagi hasil untuk Bank.23

5. Pembiayaan Dana Berputar (PDB)

a. Pengertian Pembiayaan Dana Berputar (PDB)

Pembiayaan Dana Berputar (PDB) adalah fasilitas pembiayaan modal kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan nasabah. Akad yang

23Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, hal. 205

(33)

digunakan dalam pembiayaan dana berputar ini adalah akad musyarakah yakni akad kerjasama usaha patungan dua pihak atau

lebih pemilik modal untuk membiayai suatu jenis usaha yang halal dan produktif. Pembiayaan Dana Berputar ini khusus diberikan kepada usaha produktif yang mempunyai perputaran arus cashflow cepat atau untuk usaha kecil menengah.24

b. Landasan Pembiayaan Dana Berputar

Adapun yang menjadi landasan syariah Pembiayaan Dana Berputar (PDB) sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.8/DSN/MUI/IV/2000.

1) Firman Allah SWT dalam Surat Shaad ayat 24

Artinya: Daud berkata: sesungguhnya dia telah berbuat dzalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya, dan sesungguhnya kebanyakan dari orang- orang yang berserikat itu sebahagian mereka itu berbuat dzalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, dan amat sedikitlah mereka ini dan Daud mengetahui bahwa kami mengujinya, maka ia meminta ampun kepada tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.

2) Hadist Nabi SAW riwayat Abu Daud dari Hurairah

Artinya: dari abu hurairah dan ia meropa’kannya, ia berkata:

sesungguhnya Allah berfirman: “Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersekutu, selama tidak ada salah seorang diantara mereka yang berkhianat kepada sahabatnya. Apabila ia telah

24Surat Edaran Pembiayaan No. 9/012/PEM Tgl. 23 September 2004, h. 2

(34)

mengkhianatinya, maka aku keluar dari keduanya” (HR. Abu Daud).

6. Ruang Lingkup Akad Musyarakah a. Pengertian Akad Musyarakah

Al-Syirkah secara kebahasaan ialah (pencampuran)25. Sedangkan menurut istilah al-Syirkah atau Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana setiap pihak memberikan kontribusi dana atau amal (expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditangung bersama sesuai dengan kesepakatan.26

b. Landasan Hukum Akad Musyarakah Firman Allah dalam surat Shaad ayat 24

Artinya: Daud berkata: sesungguhnya dia telah berbuat dzalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya, dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka itu berbuat dzalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, dan amat sedikitlah mereka ini dan daud mengetahui bahwa kami mengujinya, maka ia meminta ampun kepada tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.

c. Rukun dan Syarat Akad Musyarakah

25Sykuri Iska, Sistem Perbankan Syariah di Indonesia dalam Pespektif Fikih Ekonomi,(Yogkarta: Fajar Media Press,2012), hal. 197

26Sykuri Iska, Sistem Perbankan Syariah di Indonesia dalam Pespektif Fikih Ekonomi, hal. 63-64

(35)

1) Rukun akad musyarakah27

a) Pelaku akad, yaitu para mitra usaha

b) Objek akad, yaitu modal (mal), kerja (dharabah, dan keuntungan (ribh)

c) Sighat, yaitu ijab dan qabul.

2) Sedangkan Syarat akad Musyarakah yaitu:

a) Mengucapkan kata-kata yang menunjukkan izin yang akan mengendalikan harta

b) Anggota serikat percaya dan mempercayai c) Mencampurkan harta yang akan diisyaratkan.

d. Skema Musyarakah

28

27 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syraiah, (jakarta:raja grafindo perseda, 2006), hal. 52

28Ascarya, Akad dan Produk Bank Syraiah, (jakarta:raja grafindo perseda, 2006), hal. 51

(36)

e. Ketentuan dan Kerugian Akad Musyarakah 1. Keuntungan Akad Musyarakah

a) Keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas untuk menghindarkan perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi keuntungan atau penghentian musyarakah.

b) Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara propesional atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan diawal yang ditetapkan bagi seorang mitra.

c) Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan melebihi jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu diberikan kepadanya.

d) Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas dalam akad.

2. Kerugian Akad Musyarakah

Kerugian harus dibagi diantara para mitra secara propesional menurut saham masing-masing dalam modal.

7. Usaha Kecil Menengah

a. Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(37)

Dalam konteks Indonesia, kriteria usaha penting dibedakan untuk penentuan kebijakan yang terkait.Skala usaha dibedakan menjadi usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar.

Penyebutan UMKM adalah untuk ketiga skala usaha lain usaha besar, yakni usaha menengah, kecil dan mikro. Sedangkan penyebutan UKM adalah untuk usaha kecil dan mikro saja. Dalam kehidupan ekonomi sehari-hari, usaha mikro dan usaha kecil mudah dikenali dan mudah dibedakan dari usaha besar.Secara kualitatif Awalil Rizky menyatakan bahwa, usaha mikro adalah usaha informal yang memiliki aset, modal, dan pendapatan yang amat kecil.Ciri lainnya adalah jenis komoditi usahanya sering berganti, tempat usaha, kurang tetap, tidak dapat dilayani oleh perbankan, dan umumnya tidak memiliki legalitas usaha.29

Defenisi legal formal masing-masing diatur dalam perundang- undangan yang berbeda. Sektor usaha Mikro menurut SK Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan WNI dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100.000.000,00 pertahun serta dapat mengajukan kredit kepada Bank paling banyak Rp 50.000.000,00.30

29Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2009), Jilid 1, hal.41

30 Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, Jilid 1, hal.42

(38)

Sedangkan menurut Hafsah, pengertian Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil memiliki kekayaan bersih sebanyak Rp 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 Miliyar.31

b. Kebijakan Perbankan untuk Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM)

1) Kebijakan Bank Indonesia

Dengan diberlakukannya Undng-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang telah diperbaharui dengan Undang- Undang No. 4 Tahun 2003, kegiatan yang masih dilakukan Bank Indonesia dalam membantu pengembangan Usaha Kecil sebagai berikut:

a) Ketentuan Kredit Usaha Kecil (KUK)

Sejak tanggal 14 Januari 2001, Bank Indonesia telah menyempurnakan ketentuan tentang Kredit Usaha Kecil (KUK) yang melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.

3/2/PBI/2001 tentang Pemberian Kredit Usaha Kecil yang pokok-pokoknya meliputi:

1) Bank dianjurkan menyalurkan dananya melalui pemberian KUK.

31 Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, Jilid 1, hal.44

(39)

2) Bank wajib mencatumkan rencana pemberian KUK dalam Rencana Kerja Angaran Tahunan (RKAT).

3) Melaporkan pelaksanaan pemberian KUK dalam Laporan Bulanan Bank Umum.

4) Mengumumkan pencapaian pemberian KUK kepada masyarakat melalui Laporan Keuangan Publikasi.

5) Plafon kredit keseluruhan maksimum Rp 500.000.000, 00 (lima ratus juta rupiah).

6) Bank yang menyalurkan KUK dapat meminta bantuan teknis dari Bank Indonesia.

b) Melanjutkan Bantuan Teknis

Bank Indonesia akan membantu pengembangan Usaha Kecil secara tidak langsung dengan meningkatkan istensitas dan efektifitas bantuan teknis. Berbagai kegiatan bantuan teknis Pengembangan Usaha Kecil dan Mikro (PUKM) melalui berbagai pelatihan kepada perbankan sebagai upaya untuk meningkatkan minat perbankan dalam membiayai Usaha Kecil Menengah (UKM).

c) Melanjutkan Proyek Kredit Mikro Bank Indonesia

Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 3/1/PBI/2001 tentang Proyek Kredit Mikro, merupakan acuan bagi pengembangan program Kredit Mikro yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesempatan kerja di pedesaan.

(40)

d) Mengembangkan Program Linkage (Linkage Program)

Antara Bank Umum, BPR, dan Lembaga Keuangan Mikro dalam penyaluran kredit/pembiayaan diakukan program kemitraan dengan model chanelling, join financing, dan executing.32

c. Peranan Perbankan Syariah Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM)

Perbankan syariah mempunyai peranan penting dalam pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM). Selain tugas Bank Syariah sebagai manajer investasi dari nasabah yang mempercayakan modalnya pada Bank Syariah, Bank Syariah juga mempunyai tugas untuk memberikan peluang bagi para pihak yang memerlukan dana (defisit unit) untuk usaha dengan cara memberikan modal usaha.

Sehingga dengan peluang tersebut dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat yang merupakan salah satu tujuan Bank Syariah.33

memberikan kemudahan dan keringanan kepada calon nasabah dalam memperoleh biaya yang dibutuhkan guna menunaikan ibadah umrah.

32Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, Jilid 1, hal. 288-289

33Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, Jilid 1, hal. 291

(41)

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Monografi PT.Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi

1. Sejarah berdirinya PT.Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi

Semenjak 2012, Bank Syariah Mandiri melakukan pemisahan fungsi dan wewenang organisasi dibidang pembiayaan. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan produktivitas control cabang untuk pertumbuhan bisnis yang prudent. Reorganisasi BSM dilakukan dengan pembentukan Branch Financing Operation berserta jaringannya. Untuk melaksanakan

fungsi dan wewenang BFO di KC Bukittinggi dan Outlet dibawah koordinasi KC Bukittinggi maka dibentuk BFO Bukittinggi.

BFO Bukittinggi diresmikan pada tanggal 15 Februari 2016. Secara Organisasi BFO Bukittinggi dibawah Koordinasi RFO Medan, berkantor sementara di gedung BSM KC Bukittinggi Jl. Jendral Sudirman No. 37 Bukittinggi, dan kemudian pindah kegedung baru Jl. Raya Bukittinggi Padang Kapeh Panji pada Agustus 2014 (kantor bersama sales outlet Padang Luar), sesuai dengan persetujuan relokasi dan renovasi direksi Maret 2014, yang dulunya dipimpin oleh seorang menager, kini hanya

(42)

dipimpin oleh seorang BFO Supervisor. Dan kini bagian administrasi yang ada dikantor cabang sekarang sudah ditarik ke kantor BFO.

2. Visi dan Misi PT.Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi Visi :

Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia.

Misi :

a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang berkesinambungan.

b. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada sektor UMKM.

c. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.

d. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

e. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.

3. Tagline BSM

“TERDEPAN,MODERN,MENENTRAMKAN”34

Terdepan: Komitmen Bank Syariah Mandiri untuk selalu menjadi Bank syariah yang terbaik dan terbesar

34 Data / Dokumen dari Customer Service PT Bank Syariah mandiri BFO Bukittinggi

(43)

Modern: Komitmen Bank Syariah Mandiri Untuk terus berinovasi baik

dari sisi produk, layanan, teknologi dan sumber daya manusia yang profesional sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan perbankan syariah.

Menentramkan: Komitmen Bank Syariah Mandiri untuk memberikan rasa

aman dan nyaman dalam melakukan aktivitas perbankan sesuai prinsip syariah bagi seluruh stakeholder.

4. Shared Valuas ETHIC & 10 Perilaku Utama Shared Values Ethic Perilaku Utama Excellence

„Mencapai hasil yang mendekati

sempurna‟(Perfect Orientied)

1. Prudence

„Menjaga amanah dan melakukan perbaikan proses terus menerus

2. Competence

„Meningkatkan keahlian sesuai tugas yang diberikan dan tuntutan profesi banker

Teamwork

„Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi

3. Trusted and Trust

„Mengembangkan perilaku dapat dipercaya dan percaya

4. Contribution

(44)

„Memberikan kontribusi positif dan optimal‟

Humanity

„Mengembangka kepedulian terhadap kemanusiaan lingkungan

5. Social and Evironment Care

„Memiliki kepedulian yang tulus terhadap lingkungan dan sosial‟

6. Inclusivity

„Mengembangkan perilaku mengayomi‟

Integrity

„ terpuji,bermanfaat dan menjaga etika profesi‟

7. Honesty

„Jujur‟

8. Good Governance

„Melaksanakan Tata kelola yang baik‟

Customer Focus

„Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya nasabah dan berupaya melampaui harapan nasabah (Internal dan Eksternal)

9. Innovation

„Mengembangkan proses,layanan,dan produk untuk melampaui harapan nasabah‟

10. Service Excellence

„Memberikan layanan terbaik yang melampaui harapan nasabah‟

5. Prinsip-prinsip Operasional PT. Bank Syariah Mandiri.

Prinsip operasional PT.Bank Syariah Mandiri dalam Pembiayaan dan penyaluran dana dibagi menjadi tiga bagian.

(45)

a. Sistem Bagi Hasil.

Sistem bagi hasil diterapkan pada suatu pembiayaan dari pemilik dan kepada pengelola dana. Sistem ini berlaku pada nasabah penabung dan Bank. Pihak nasabah penabung akan memperoleh bagi hasil dari keuntungan usaha peminjaman dana Bank. Produk bagi hasil ini adalah mudharabah dan musyarakah.

b. Sistem Jual Beli

Sistem jual beli yang diterapkan PT.Bank Syariah Mandiri harus sesuai dengan syarat-syarat jual beli yang sah. Nasabah Bank akan melakukan pembelian atas nama Bank, dalam hal ini Bank adalah sebagai pembeli. Kemudian Bank akan menjual barang yang telah dibeli tersebut kepada nasabah dengan harga pokok ditambah margin laba untuk Bank dengan sistem pembayaran ditangguhkan. Nasabah akan mencicil pembayaran pokok dan margin labanya selama periode tertentu.

c. Sistem fee (jasa)

Sistem fee yang diterapkan di PT.Bank Syariah Mandiri tidak memiliki perbedaan secara prinsip dengan Bank lainnya. Sistem ini meliputi segala jasa non pembiayaan yang diberikan oleh Bank seperti Bank garansi, kliring, transfer, inkaso, dan lain-lainnya.

Setelah keluarnya perundang-undangan perbankan, maka pada sisi pengerahan dana masyarakat atau pendanaan terdapat tiga bentuk simpanan yaitu giro, tabungan dan deposito. Penerapan tiga bentuk

(46)

simpanan tersebut yang sesuai dengan prinsip syariahadalah : simpanan giro, mengikuti prinsip Al-wadiah atau Al-mudharabah (Bagi hasil) dan deposito mengikuti prinsip Al-Mudharabah.

6. Struktur Organisasi PT.Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi Struktur Organisasi BFO PT.Bank Syariah Mandiri cabang Bukittinggi terdiri dari beberapa bagian yang dipimpin oleh seorang BFO Supervisor dan didampingi oleh FCLA sign officer dan LMA sign Officer yang masing-masing mempunyai fungsi dibidangnya masing-masing, dengan struktur organisasi sebagai berikut:

Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi BFO Supervisor

FCLA Sign Officer

CVO LMA Sign Officer

FCLA Staff LMA Staff LMA Staff

Driver/ OB

(47)

KETERANGAN STRUKTUR ORGANISASI BANK SYARIAH MANDIRI BFO BUKITTINGGI

a) BFO (Branch Financing Operation)Manager : ZULVERY

Bertugas sebagai supervisi atau memberikan persetujuan atas dokumen- dokumen nasabah yang melakukan pembiayaan.

b) FCLA (Fiancing Complience & Legal Admin) Sign Officer HOKTA SUPERMEN

Bertugas sebagai mereview kelengkapan pembiayaan, mengecek dokumen nasabah yang datang, apakah datanya sudah lengkap atau belum.

c) LMA (Loan Maintenance & Administratif)Sign Officer DEDY RAHMAD GUNAWAN

Bertugas sebagai melakukan transaksi pembiayaan dan administrasi penyimpanan dokumen.

d) CVO (Collateral Valuation Officer) RAFIKO

Bertugas sebagai melakukan penilaian atas jaminan nasabah yang melakukan pembiayaan (Taksasi/Retaksasi).

e) FCLA (Financing Complience & Legal Admin) Staff DONNI LESMANA

(48)

Bertugas sebagai membantu mereview kelengkapan pembiayaan, mengecek dokumen nasabah yang datang, apakah datanya sudah lengkap atau belum.

f) LMA (Loan Maintenance & Administratif) Staff LUSI TROVI ANNA

RONA VARISKA

Bertugas sebagai membantu melakukan transaksi pembiayaan dan administrasi penyimpanan dokumen.

g) Driver dan OB VAROQ ZAKRI

Bertugas sebagai membantu para karyawan atau mengantarkan karyawan ke kantor cabang atau kantor cabang pembantu dan membantu untuk membersihkan kantor.

7. Produk Pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri 1. Produk penghimpunan dana

a. Tabungan BSM

Tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan penyetorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam buka kas di konter BSM atau melalui ATM.35

b. BSM Tabungan Mabrur

35 Data/Dokumen dari brosur Produk-produk Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi

(49)

Tabungan dalam uang rupiah untuk membantu pelaksanaan/ibadah haji dan umrah

c. BSM Tabungan Simpatik

Tabungan berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat yang disepakati.

d. BSM Tabungan Berencana

Tabungan berjangka yang memberika nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah ditetapkan.

e. Tabunganku

Tabunganku merupakan tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh Bank yang ada di indonesia guna menumbuhkan budaya menabung dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

f. BSM Deposito

Investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah.

(50)

g. BSM Giro

Sarana penyimpanan dana dalam mata uang Rupiah untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah

2. Produk Penyaluran Dana a. PPR Syariah Bersubsidi

Pembiayaan pemilikan rumah secara syariah dalam rangka memfasilitasi kepemilikan atau pembelian rumah sederhana sehat (RS Sehat/RSH) yang dibangun oleh pengembang dengan dukungan subsidi pemerintah.Produk ini merupakan implementasi dari peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat.

b. Pembiayaan Griya BSM Optima

Pembiayaan pemilikan rumah dengan tambahan benefit dengan adanya fasilitas pembiayaan tambahan yang dapat diambil nasabah pada waktu tertentu sepanjang Coverage atas agunannya masih dapat meng-cover total pembiayaannya dan dengan memperhitungkan kecukupan debt to service ratio nasabah.

c. Pembiayaan Umrah

(51)

Pembiayaan yang bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keringanan kepada calon nasabah dalam memperoleh biaya yang dibutuhkan guna menunaikan ibadah umrah.

d. Pembiayaan Griya BSM DP 0%

Pengembangan dari produk pembiayaan pemilikan rumah secara syariah yang selama ini telah berjalan dengan tambahan fitur berupa peniadaan uang muka bagi nasabah.

e. Pembiayaan Agunan dengan Investasi Terikat SyariahMandiri Pembiayaan dengan agunan berupa dana investasi (cash collateral) dimana pemilik dana (investor) memberikan batasan kepada Bank mengenai tempat, cara dan objek Investasinya.

f. Pembiayaan Mudharabah BSM

Pembiayaan dimana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggungkan oleh Bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.

g. Pembiayaan Musyarakah BSM

(52)

Pembiayaan khusus modal kerja, dimana dana dari Bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.

h. Pembiayaan Murabahah BSM

Pembiayaan berdasarkan akad jual beli antara Bank dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati. Dapat digunakan untuk keperluan usaha (investasi, modal kerja) dan pembiayaan konsumer.

i. Pembiayaan Talangan Haji BSM

Merupakan pinjaman dana talangan dari Bank kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi haji pada saat pelunasan BPIH.

j. Pembiayaan Istishna BSM

Pembiayaan pengadaan barang dengan skema istishna adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, dan panjang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengadaan barang (obyek istishna), dimana masa angsuran melebihi periode pengadaan barang (good in process financing) dan Bank mengakui

(53)

pendapatan yang menjadi haknya pada periode angsuran, baik pada saat pengadaan berdasarkan presentase penyerahan barang, maupun setelah barang selesai dikerjakan.

k. Pembiayaan dengan skema IMBT (Ijarah Muntahiyah Bittamliik) Fasilitas pembiayaan dengan skema sewa atas suatu objek sewa antara Bank dan nasabah dalam periode yang ditentukan yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan nasabah.

l. Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet

Penyaluran dana mudharabah muqayyadah dimana Bank bertindak sebagai agen(chanelling Agent), sehingga Bank tidak menanggung resiko.

m. BSM Customer Network Financing

Fasilitas pembiayaan modal kerja yang diberikan kepada nasabah (agen, dealer, dan sebagainya) untuk pembiayaan persediaan/Inventory barang dari rekanan (ATPM, produsen/distributir, dan sebagainya) yang menjalin kerjasama dengan Bank.

n. Pembiayaan Resi Gudang BSM

(54)

Pembiayaan transaksi komersial dari suatu komoditas/produk yang diperdagangkan secara luas dengan jaminan utama berupa komoditas/produk yang dibiayai dan berada dalam suatu gudang atau tempat yang terkontrol secara indenpenden.

o. PKPA

Pembiayaan kepada Koperasi Karyawan untuk Para Anggotannya (PKPA) adalah penyaluran pembiayaan kepada koperasi karyawan untuk pemenuhan kebutuhan konsumer para anggotanya yang mengajukan pembiayaan kepada koperasi karyawan.

p. Pembiayaan Edukasi BSM

Pembiayaan jangka pendek dan menengah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang masuk sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan lainnya atau uang pendidikan pada saat pendaftaran tahun ajaran/semester baru berikutnya dengan akad ijarah.

q. BSM Implan

(55)

Pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh Bank kepada karyawan tetap/anggota/koperasi karyawan yang pengajuannya dilakukan secara massal (kolektif).

r. Pembiayaan Dana Berputar (PDB)

Fasilitas pembiayaan modal kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu- waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah.

s. Pembiayaan Pemilikan Rumah (Griya BSM)

Pembiayaan jangka pendek, menengah, atau jangka panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer) baik baru maupun bekas, dilingkungan developer ataupun tidak dengan sistem murabahah.

3. Produk Jasa a. BSM Card

Kartu yang dapat digunakan untuk transaksi perbankan melalui ATM dan mesin debit (EDC/Eloktronik Data Capture) Manfaat :

 Kemudahan tarik tunai di seluruh ATM BSM. ATM Mandiri.

ATM BCA. ATM Bersama dan ATM prima.

 Kemudahan berbelanja di lebih dari 20.000 merehant yang menyediakan mesin-mesin EDC Prima BCA & EDC Mandiri.

antara lain Carrefour, Giant, Hypermart. Toko Buku Gramedia.

(56)

Alfamart. Indomeret. Rumah Sakit Ibu & Anak Hermina. Apotik kimia Farma. SPBU

b. BSM Mobile Banking GPRS

Layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui mobile phone (handphone) berbasis GPRS.

Manfaat :

 Kenyamanan bertransaksi kapan saja dan dimana saja

 Kemudahan melakukan transaksi seperti layaknya di ATM.

 Biaya pulsa paling murah, kurang dari Rp50 per transaksi

 Dapat diaplikasikan pada semua jenis SIM Card & ponsel yang menggunakan teknologi GPRS.

 Dilengkapi fitur spesial transfer real time ke 83 bank transfer ke bukan pemegang rekening.

Fasilitas/Fitur :

 Transfer antar rekening di BSM dan transfer rekening antar Bank SKN.

 Transfer real time ke rekening di bank anggota ATM Bersama dan prima

 Transfer Uang Tunai (transfer ke bukan pemegang rekening).

 Pembelian Pulsa.

 Pembayaran premi asuransi dan zakat.

(57)

 Informasi saldo, mutasi dan sebagainya.

 Syarat Mendapatkan Layanan Bank Syariah Mandiri MBG :

 Memiliki rekening Tabungan atau Bank Syariah Mandiri Giro

 Memiliki BSM Card yang masih aktif

 Menggunakan ponsel berfasilitas GPRS.

 Mengisi formulir permohonan Bank Syariah Mandiri MBG.

c. BSM Net Banking

Layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui internet.

Manfaat :

 Kenyamanan bertransaksi kapan saja dan dimana saja.

 Dapat mengelola sendiri transaksi keuangan.

 Pengamanan berlapis untuk setiap transaksi yang dilakukan di BSM Net Banking.

 Dilengkapi fitur spesial transfer real time ke 83 bank dan transfer ke bukan pemegang rekening.

Fasilitas/fitur :

 Transfer real time ke rekening di bank anggota ATM Bersama dan prima.

 Transfer Uang Tunai (transfer ke bukan pemegang rekening).

 Transfer ke Bank lain (kliring RTGS)

(58)

 Pembayaran tagihan (telpon, listrik, dll)

 Pembelian pulsa

 Informasi saldo dan data rekening nasabah serta cetak data mutasi transaksi.

Proses pendaftaran :

 Mengisi data pribadi pada aplikasi permohonan fasilitas BSM Net Banking.

 Menerima PIN yang berisi Miler yang berisi key code (user ID, Pasword, PIN Otoritasi & TAN).

 Menandatangani lembar tanda terima PIN mailer key code, dan menyerahkan kembali Customer Service untuk proses aktivasi.

Biaya Administrasi layanan :

No Jenis Transaksi Layanan Biaya (Rp) 1 Administrasi bulanan nasabah perorangan 2.500/bulan 2 Administrasi bulanan nasabah perusahaan 10.000/bulan 3 Cetak key code (nasabah baru) Gratis

4 Raissue user ID, Password, dan PIN Otorisasi

Reissue TAN

3.000 Gratis

5 Multi Akses 100.000/bulan

6 Multi Level Account 100.000/bulan

(59)

7 Batch transfer 100.000/bulan

B. Dampak Pembiayaan Dana Berputar (PDB) Oleh PT. Bank Syariah Mandiri BFO Bukittinggi Terhadap Usaha Kecil Menengah (UKM) di Bukittinggi.

a. Bentuk-bentuk pengontrolan Bank

Adapun bentuk pengontrolan yang dilakukan pihak Bank terhadap usaha nasabah ialah dengan cara memonitoring dengan mengunjungi nasabah 1 bulan sekali sekaligus menjemput tagihan pembayaran pembiayaan yang dipinjam oleh nasabah.

b. Hasil penelitian

Pembiayaan dana berputar ialah fasilitas pembiayaan modal kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan nasabah. Maksud dari pembiayaan dana berputar ini yaitu bahwasanya nasabah yang melakukan pembiayaan kepada pihak Bank tidak akan dikenakan atau diberatkan dengan membayar angsuran pinjaman pokok setiap bulannya, akan tetapi yang disetor kepada Bank setiap bulannya hanya bagi hasil yang didapatkan setiap bulannya, sesuai dengan kesepakatan diawal akad. Sedangkan untuk pembiayaan pokok yang diberikan Bank, dilunasi pada saat jatuh tempo, kalau memang nasabah belum sanggup untuk membayar pembiayaan pokok pada saat jatuh tempo

(60)

maka dapat diperpanjang sesuai dengan kesepakatan. Tujuan penyaluran pembiayaan ini dilakukan ialah agar dapat membantu para masyarakat yang sedang berusaha, minimal 2 tahun telah menjalankannya, akan tetapi mengalami kendala di permodalan dan di

dalam keuangan, agar usaha yang telah dijalankan tidak berhenti ditengah jalan hanya karena kekurangan modal, dengan pembiayaan ini juga diharapkan agar angka pengangguran di daerah-daerah pedesaan bisa dikurangi dengan usaha-usaha yang ada.

Untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya dilapangan, penulis melakukan wawancara terkait Pembiayaan Dana Berputar kepada pihak Bank dan kepada nasabah Bank BSM, adapun pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan antara lain:

1. Kepada Pihak Bank

a. Bagaimana prosedur penyaluran pembiayaan dana berputar ini?

b. Kepada siapa saja pembiayaan dana berputar ini disalurkan?

c. Apa mamfaat dari penyaluran pembiayaan dana berputar ini?

d. Bagaimana tingkat pengembalian dana tersebut dari nasabah kepada pihak Bank?

e. Bagaimana keadaan usaha nasabah setelah diberinya pembiayaan dana berputar ini?

(61)

f. Bagaimana cara pengawasan yang dilakukan pihak Bank terhadap nasabah PDB ini?

g. Apakah pinjaman PDB ini juga dibutuhkan jaminan seperti pembiayaan yang lainnya?

Dari wawancara yang penulis lakukan kepada bagian supervisor BFO Bukittinggi adapun jawaban yang didapatkan yaitu:

a. Adapun ketetapan prosedur dana PDB yang telah ditetapkan pihak untuk kepada nasabah ialah:

1. Identitas pribadi ( pas fhoto, KTP, surat nikah bagi yang sudah berkeluarga

2. FC NPWP (untuk pinjaman di atas Rp. 50 juta)

3. FC Rekening tabungan 6 bulan terakhir

4. Surat keterangan usaha atau FC SIUP, SITU, HO, TDP, TDI

5. Jaminan berupa (Deposito BSM, BPKB Motor 6 tahun terakhir, BPKB Mobil 15 tahun terakhir, sertifikat tanah SHM+IMB)

b. Pembiayaan Dana Berputar disalurkan kepada pedagang dan pengusaha, dengan ketentuan usaha yang sudah berjalan minimal selama 2 tahun.

c. Adapun mamfaat dari dana PDB ini bagi nasabah ialah: dana dapat dicairkan sewaktu- waktu oleh nasabah, dana pembiayaan dapat dicairkan

(62)

dengan cek atau giro,bagi hasil dapat dibayar sesuai dengan kesepakatan dan keuntungan suatu perusahaaan.

d. Sedangkan tingkat pengembalian dari nasabah kepada Bank bervariasi ada yang lancar dan ada pula yang tergendala/macet.

e. Keadaan usaha nasabah setelah mendapatkan dana PDB ini juga bervariasi ada yang berkembang, ada yang masih sama dengan sebelumnya, bahkan ada yang mengalami penurunan.

f. Pengawasan yang dilakukan pihak untuk dana PDB ini yaitu memonitoring ketempat nasabah 1 bulan sekali sambil menjemput ansuran pembiayaan dari nasabah.

g. Dana PDB juga dibutuhkan jaminan seperti pembiayaan lainnya, untuk menghindari kemungkinan resiko yang akan ditimbulkan dari kemudahan- kemudahan yang diberikan kepada nasabah.

2. Kepada Nasabah Bank

a. Sudah berapa lama bapak/ibu menjalankan usaha ini?

b. Berapakah modal awal bapak/ibu untuk memulai usaha ini?

c. Berapa keuntungan yang bapak/ibu dapatkan sebelum diberikan pembiayaan dana berputar?

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, nikmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan

yang telah disahkan menjadi Calon Presiden dari hasil Rapat Pimpinan Nasional.. (Rapimnas) Juni

Perhatikanlah kriteria penilaian berikut ini, kemudian berikan tanda check list ( √ ) pada kolom Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Punya Pendapat (TPP), Tidak Setuju

Penyebabnya adalah konstuksi perkerasan tidak kuat mendukung beban lalu lintas yang ada, lapis permukaan terlalu tipis, pemilihan campuran yang terlalu kaku untuk

Mengetahui konsentrasi kombinasi tepung karaginan (Eucheuma cottonii Doty.) dan tapioka yang paling tepat untuk mendapatkan kualitas fisik, kimia, mikrobiologis, dan organoleptik

kerja yang sangat berpengaruh bagi kinerja karyawan di dalam perusahaan tahun 2012, penelitian yang dilakukan oleh Jacob Einsenberg 2011 yang meneliti motivasi

Yang harus diamati adalah penampilan umum (konselor harus berhati-hati dengan prasangka dan stereotipe pribadi sehingga mudah men- judge seseorang), perilaku, suasana hati dan

Alat pengukur tegangan permukaan zat cair ini terdiri dari dudukan, pemanas, pengatur suhu, dan bagian utama yang meliputi botol penghasil tekanan, pipa kapiler, pipa