• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGGALAN SEJARAH DI KOTA TARUTUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGGALAN SEJARAH DI KOTA TARUTUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGGALAN SEJARAH DI KOTA TARUTUNG

SEBAGAI DESTINASI WISATA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah

Oleh :

WIDO DHINARDO M.

3123121063

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Wido Dhinardo M. NIM. 3123121063. Peninggalan Sejarah di Tarutung Sebagai Destinasi Wisata. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. Medan. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang setiap peninggalan sejarah yang menjadi destinasi wisata, untuk mengetahui kondisi terkini setiap peninggalan sejarah, untuk mengetahui peranan pemerintah daerah dalam mengelola peninggalan bersejarah yang menjadi destinasi wisata di Tarutung.

Penelitian ini merupakan penelitian Historis dengan data kualitatif. Dengan mengumpulkan data-data, penulis melakukan penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan buku-buku, dokumen, artikel, dan sejenisnya. Selain itu untuk mendukung data, penulis juga melakukan penelitian lapangan (Field Research) dengan observasi ke setiap lokasi penelitian dan melakukan wawancara terhadap pihak pemerintah daerah Kabupaten Tapanuli Utara dan pengelola lokasi wisata dan data dokumentasi yang berhubungan dengan Peninggalah Sejarah di Tarutung sebagai Destinasi Wisata.

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diketahui bahwa setiap peninggalan bersejarah yang menjadi objek penelitian merupakan jejak peninggalan missionaris Nommensen ketika melakukan pekabaran injil di tanah batak dan jejak pendahulu sebelum kedatangan Nommensen yaitu Henry Lyman dan Samuel Munson. Pengelolahan Pemerintah Daerah terhadap peninggalan sejarah sebagian besar dialokasikan ke Salib Kasih karena lokasi ini sudah lengkap dengan berbagai fasilitas yang menunjang kenyamanan wisatawan dan Salib Kasih merupakan destinasi wisata yang sudah dikenal secara nasional dan internasional. Sebagian kecil pengelolahan dilakukan di lokasi Memorial Lyman dan Munson namun belum secara maksimal karena fasilitas serta sarana dan prasaran yang belum lengkap. Gereja Dame telah mengalami tiga kali pembangunanan yang terjadi antara 1864-1933. Kompleks HKBP Pearaja merupakan pusat pekabaran injil sejak tahun 1873. Pengelolahan peninggalan sejarah Gereja Dame dan Kompleks HKBP Pearaja berada pada pihak gereja yakni pengurus HKBP. Walaupun pemerintah tidak ikut dalam perawatan bangunan Gereja Dame dan Kompleks HKBP Pearaja kedua lokasi ini merupakan bagian dari promosi Pariwisata di Tarutung.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia dan

anugerahnya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dengan judul

“Peninggalan Sejarah di Kota Tarutung sebagai Destinasi Wisata”.

Dalam menulis Skripsi ini penulis sudah berusaha seoptimal mungkin

untuk memberikat hasil yang terbaik, namun sebagai manusia biasa yang

memiliki keterbatasan kemapuan dan pengetahuan, penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih memiliki kelemahan. Oleh karena itu, masukan berupa saran

serta kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini kelak.

Dalam melaksanakan penelitian maupun penulisan Skripsi ini, penulis

banyak mendapat dukungun dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Bapak dan Ibu pembantu Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

4. Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

UNIMED dan bapak Syahrul Nizar, M.Hum selaku sekretaris Jurusan

Pendidikan Sejarah.

5. Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis selaku dosen pembimbing skripsi

penulis yang banyak memberikan bibimbingan, arahan, masukan, dan

(7)

iii

6. Bapak Dr. Hidayat, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan penguji

penulis yang banyak memberikan bimbingan kepada penulis selama duduk

di bangku perkuliahaan.

7. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku dosen penguji ahli yang telah

banyak memberikan pemikiran dan saran sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku dosen pembanding ahli yang banyak

memberikan pandangan serta masukan bagi penulis dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Sejarah serta tata usaha, terimakasih atas

semua ilmu yang diberikan selama penulis duduk di bangku kuliah.

10.Terkhusus kepada Orangtua penulis, Among Parsinuan Bintan Manurung

dan Inong Pangitubu Lamtiar Paulina Simanungkalit atas segala kasih

sayang yang tak terhingga dan buat segala pengorbanan yang diberikan

kepada penulis selama perkuliahan dan sampai penulisan skripsi ini dan

meraih gelar Sarjana Pendidikan. Semua ini penulis persembahkan buat

kedua orangtua penulis.

11.Kepada Adik-adik penulis, Jenyfah Sebril Manurung, Ahyuli Nelsi

Manurung, dan Steven Jhonathan Manurung terima kasih atas support dan

doannya.

12.Kepada Bapak/ibu pegawai di Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Taput dan Kantor BPS Taput atas segala bantuan dalam mengurus

(8)

iv

13.Oppung kos, oppung Panjaitan dan keluarga atas segala dukungan kepada

penulis selama ini.

14.Seluruh kawan-kawan penulis Kelas A-Reguler 2012, Wiranda, Niko,

Hendro, Imam, Sarwendy, Bayu, Damson, Arifin, Amlyansyah, Jatmiko,

Rioby, Dewi, Eva Bako, Lastrika, Jelita, Sister, Lely, Ellanda, Della,

Susan, Frieda, Aveditha, Siti Mada, Tria Ayumi, Dhiah, Neneng, Zein,

Dyna, Novika, Omy, Tria Anggiani, Yeni, Nurafni, Yosepha, Cendana,

Desy terimakasih atas kebersamaan selama ini semoga kita bisa mengejar

cita-cita masing-masing.

15.Teman-teman satu PPLT SMA N 1 Lumban Julu Florentina, Ira,

Febrianto, Yustri, Fanny, Lucia, Stepanus, Koni, Lamtiur terimakasih atas

segala kebersamaan dan dukungan yang selama ini diberikan kepada

penulis. Semoga kita dapat meraih segala kesuksesan yang kita impikan.

Skripsi ini bisa terselesaikan berkat bantuan dan doa dari semua pihak.

Dan kepada teman-teman dan pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu

namanya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini

bisa bermanfaat bagi semua pembaca.

Medan, Agustus 2014 Penulis

(9)

v

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Pembatasan Masalah ... 5

1.4 Perumusan Masalah ... 5

2.2 Kerangka Konseptual ... 10

2.2.1 Konsep Destinasi Wisata ... 10

2.2.2 Konsep Produk Wisata ... 12

2.2.3 Jenis-jenis Pariwisata ... 14

2.3 Kerangka Berpikir ... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 19

3.1 Metode Penelitian ... 19

3.2 Lokasi Penelitian ... 20

3.3 Sumber Data ... 20

(10)

vi

3.5 Teknik Analisis Data ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 25

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 25

4.1.1 Letak Geografid Kabupaten Tapanuli Utara ... 25

4.1.2 Kependudukan ... 26

4.1.3 Pendidikan ... 28

4.1.4 Kesehatan ... 30

4.1.5 Perekonomian Daerah ... 32

4.1.6 Transportasi dan Jalan ... 34

4.1.7 Sektor Pariwisata ... 36

4.2 Pembahasan Objek Kajian ... 38

4.2.1 Salib Kasih ... 38

4.2.1.1 Latar Belakang Sejarah ... 39

4.2.1.2 Kondisi Salib Kasih ... 41

4.2.1.3 Peranan Pemerintah ... 48

4.2.2 Gereja Dame ... 49

4.2.2.1 Latar Belakang Sejarah ... 49

4.2.2.2 Kondisi Gereja Dame ... 51

4.2.2.3 Peranan Pemerintah ... 53

4.2.3 Kompleks HKBP Pearaja ... 54

4.2.3.1 Latar Belakang Sejarah ... 54

4.2.3.2 Kondisi Komplek HKBP Pearaja ... 58

4.2.4 Monumen Pendeta Lyman dan Munson ... 60

4.2.4.1 Latar Belakang Sejarah ... 60

4.2.4.2 Kondisi Memorial Lyman dan Munson ... 64

4.2.4.3 Peranan Pemerintah ... 67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Statistik Geografi Tapanuli Utara ... 26

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2014 ... 28

Tabel 4.3 Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Menurut jenjang sekolah tahun ajaran 2014/2015 ... 30

Tabel 4.4 Jumlah Sarana Kesehatan menurut Kecamatan dan Jenis Sarana Tahun 2009 ... 31

Tabel 4.5. Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut lapangan Pekerjaan dan Jenis Kelamin Di KabupatenTapanuli Utara Tahun 2013 ... 34

Tabel 4.6 Panjang jalan kabupaten menurut permukaan tahun 2014... 35

Tabel 4.7. Jumlah Hotel dan Jumlah Wisatawan Asing dan Domestik yang Datang Ke Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2011-2014 ... 37

Tabel 4.8 Nama Objek dan Jenis Wisata Kabupaten Tapanuli Utara ... 38

Tabel 4.9 Variabel Penilaian Beserta Skor Salib Kasih ... 46

Tabel 4.10 Variabel Penilaian Beserta Skor Gereja Dame ... 52

Tabel 4.11 Variabel Penilaian Beserta Skor Gereja HKBP Pearaja ... 59

(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Pedoman Observasi ... 1

Lampiran 2. Daftar Pedoman Wawancara ... 2

Lampiran 3. Daftar Informan ... 4

Lampiran 4. Foto-foto penelitian ... 5

(13)

ix

DAFTAR ISTILAH

Dolok : Bukit

Huta Dame : Kampung Damai

Missionaris : Imam Kristen yang melakukan kegiatan misi

Martyr : Orang yang rela mati demi kepercayaannya

Pargodungan : Pos/tempat menyebarkan Injil

Raja Huta : Kepala Kampung

Rura Silindung : Lembah Silindung

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di negara republik Indonesia telah banyak terjadi peristiwa sejarah yang

mempengaruhi seluruh negeri. Tetapi satu hal yang tidak boleh di lupakan adalah

Negara Republik Indonesia terdiri dari berbagai wilayah-wilayah yang lebih kecil

lagi, yaitu Propinsi, Kabupaten/Kota Madya, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan.

Sebab secara umum, tidak semua peristiwa sejarah itu mempunyai pengaruh

dalam kehidupan Rakyat Indonesia. Untuk itulah penelitian dan penulisan sejarah

daerah mempunyai peranan yang sangat penting dan merupakan dasar daripada

penulisan sejarah nasional untuk memperkaya khasanah Sejarah Indonesia.

Kota Tarutung merupakan pusat pemerintahan di Kabupaten Tapanuli

Utara, dimana Tarutung disamping menjadi salah satu kecamatan di Kabupaten

Tapanuli Utara tetapi juga sebagai ibukota dari Kabupaten Tapanuli Utara.

Wilayah kota Tarutung terbilang unik, karena dikelilingi oleh pengunungan

layaknya benteng. Wilayah Tarutung berada di tengah-tengah lembah yang di

kenal sebagai Lembah Silindung/Rura Silindung.

Wilayah Kota Tarutung, dalam perkembangannya, seperti dialami

berbagai wilayah-wilayah kota lain, dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu

aspek internal dan aspek eksternal. Aspek internal merupakan faktor-faktor yang

berasal dari dalam, diantaranya pertumbuhan alami penduduk dan adanya

(15)

2

industri seperti industri tambang baik migas maupun non migas yang memicu

munculnya berbagai kegiatan lain dan akhirnya akan memacu perkembangan

wilayah kota itu sendiri. Aspek eksternal merupakan faktor-faktor yang

berasal dari luar, yaitu pertambahan penduduk akibat adanya “daya tarik” kota,

adanya sektor basis pada sektor industry skala pabrik, perdagangan dan

pendidikan, yang akan mengakibatkan semakin meningkatnya aktivitas wilayah

kota pada akhirnya menyebabkan pesatnya perkembangan wilayah kota.

Perkembangan Industri akan sangat banyak memberi dampak terhadap

suatu wilayah. Demikian halnya dengan pariwisata sebagai salah satu jenis

industri akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan kota dalam hal ini

kota Tarutung. Usaha pariwisata di Indonesia mendapat perhatian cukup

besar dari pemerintah Republik Indonesia karena sektor ini merupakan

penghasil devisa bagi negara. Untuk pengembangan pariwisata juga tidak dapat

berdiri sendiri karena manfaat secara maksimal diperoleh bila selaras dengan

pengembangan sektor-sektor lain (Spillane 1987 : 44-47).

Statistik jumlah wisatawan yang berkujung ke Indonesia beberapa tahun

terakhir mengalami peningkatan. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia

yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik secara kumulatif tahun 2013 mencapai 8,80 juta

kunjungan, meningkat ditahun 2014 mencapai 9,44 juta kunjungan yang artinya

meningkat sekitar 7,19 persen. Peningkatan jumlah selama tiga tahun terakhir menjadi

bukti bahwa penerimaan negara dari pariwisata cukup besar. Devisa yang diperoleh

negara mencapai 10 juta US Dollar. Jumlah wisatawan baik domestik maupun

(16)

3

di Indonesia. Untuk meningkatkan pariwisata diperlukan terobosan-terobosan

sperti gencarnya promosi serta pembangunan fasilitas di daerah objek wisata

maupun fasilitas menuju objek wisata.

Kota Tarutung yang merupakan daerah tujuan wisata yang ada di Sumatera

Utara memiliki berbagai potensi alam, budaya, dan sejarah. Potensi pariwisata

tersebut dapat digali serta dilestarikan menjadi salah satu aset dalam mendukung

pengembangan sektor pariwisata. Wisata yang kaya sejarahnya tersebut dapat

meningkatkan perekonomian pemerintah dan masyarakat setempat. Sejarah

perkembangan penyebaran agama Kristen melekat pada setiap peninggalan

sejarah yang ada di kota Tarutung seperti gereja, kompleks kantor pusat HKBP

dan Tugu menarik untuk kunjungi dengan berwisata sejarah. Menurut

Greenwood dalam Pitana (2005:83) hubungan wisatawan dengan penduduk

adalah resiproritas karena dengan bertambahnya jumlah wisatawan dalam artian

ekonomi lebih kearah komoditasi atau komesialisasi.

Peninggalan sejarah yang berada di Kota Tarutung yang melekat dengan

sejarah penyebaran agama Kristen di tanah Batak adalah potensi yang mendorong

daerah dalam pengelolahan tempat wisata. Namun, sebagai daerah penyebaran

Kristen di tanah Batak tentu kota Tarutung mempunyai beberapa lokasi yang

berkaitan erat dengan proses penyebaran agama Kristen. Seperti Salib Kasih,

Gereja Dame, Patung Nomensen di Saitnihuta, Tugu Missionaris Munson dan

Lyman serta Kompleks Kantor Pusat HKBP Sebagai peninggalan sejarah oleh

missionaris yang sudah berumur ratusan tahun. Objek-objek wisata tersebut ramai

(17)

4

hari-hari besar keagamaan dan hari libur. Namun dalam pengembangannya masih

kurang dibeberapa tempat wisata, seperti sarana pendukung pariwisata di beberapa

lokasi objek wisata seperti di Salib Kasih belum adanya akomodasi seperti hotel,

kemudian akses transportasi ke lokasi Tugu Munson dan Lyman yg cukup sulit

karena belum adanya trayek angkot ke lokasi. Padahal hal ini sangat perlu dalam

memberikan pelayanan kepada wisatawan. Peninggalan-peninggalan

bersejarah tersebut perlu dikelola lebih baik lagi agar peningkatan

penerimaan daerah dari sektor pariwisata nantinya le bih besar bagi

daerah. Pengembangan wisata tidak terlepas dari kerja sama dan usaha

pemerintah dan masyarakat sekitarnya untuk selalu menjaga dan melestarikan

aset yang sudah ada.

Dampaknya bagi pariwisata kota Tarutung adanya kesungguhan dalam

menggali dan mengembangakan objek-objek wisata, karena objek-objek tersebut

menjadi sumber pendapatan penting bagi daerah.

Berdasarkan latar belakang diatas, saya sebagai penulis ingin meneliti

(18)

5 1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang permasalahan diatas maka penulis

mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Latar belakang Perkembangan wisata Kota Tarutung

2. Kota Tarutung sebagai destinasi wisata

3. Proses perkembangan Pariwisata Kota Tarutung

4. Lokasi-lokasi wisata Kota Tarutung.

1.3 Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, penelitian ini dititik beratkan pada

Peninggalan Sejarah di Kota Tarutung Sebagai Destinasi Wisata”.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah di

atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana latar belakang setiap destinasi wisata di Tarutung?

2. Bagaimana kondisi lokasi wisata di Tarutung?

3. Bagaimana kontribusi destinasi-destinasi wisata tersebut?

4. Bagaimana Peranan pemerintah untuk mengembangkan

(19)

6 1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui latar belakang setiap peninggalan sejarah yang menjadi

destinasi wisata

2. Untuk mengetahui kondisi terkini peninggalan sejarah

3. Untuk mengetahui peranan pemerintah daerah dalam mengelola

peninggalan sejarah sebagai destinasi wisata.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Menambah wawasan peneliti tentang daerah Tarutung dengan wisata

rohaninya.

2. Memperkaya informasi bagi masyarakat, agar masyarakat mengetahui

tentang perkembangan kota Tarutung dengan adanya wisata rohani.

3. Memperkaya informasi bagi akademisi UNIMED, khususnya jurusan

Sejarah untuk dapat mengetahui dan memahami tentang perkembangan

kota Tarutung sebagai wisata rohani.

4.

Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya dan juga

menjadi bahan perbandingan terhadap hasil-hasil penelitian yang ada

(20)

68 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari keseluruhan uraian mengenai Peninggalan Sejarah sebagai

destinasi wisata, maka pada akhir kertas karya ini penulis memberikan

kesimpulan:

1. Salib Kasih dibangun untuk mengenang jasa Missionaris

Nommensen di Tanah Batak. Areal Salib Kasih ini dulu

merupakan tempat peristirahatan Nommensen setelah sampai di

Rura Silindung. Salib Kasih Merupakan Fokus Utama

Pembangunan Wisata di Kabupaten Tapanuli Utara.

2. Gereja Dame merupakan gereja pertama di Silindung yang

dibangun Nommesen setelah diterima di Tanah Batak. Gereja ini

masih terawat sampai sekarang dan lokasi tempat Gereja Dame

disebut dengan Huta Dame

3. Gereja HKBP Pearaja merupakan Gereja Pusat HKBP yang

tersebar di Seluruh Indonesia dan sebagian diluar negeri. Lokasi

yang berda di bukit Paearaja ini terdapat kompleks Perkantoran

Pusat HKBP, Sekolah dan juga Rumah tinggal dari Ephorus

HKBP. Gereja Dame dan Kompleks HKBP Pearaja sebagai

peninggalan bersejarah yang sudah berumur seratus tahun lebih

pengelolahan nya berda pada pihak gereja dalam hal ini campur

(21)

69

4. Monumen Lyman dan Munson yang terletak di Lobu Pining

kecamatan Adiankoting. Monumen ini dibangun untuk

mengenang Missionaris Pendeta Lyman dan Munson yang mati

Martyr di daerah ini. Tempat ini mengalami renovasi dari

pemerintah pada tahun 2002 sehingga lokasi nya nyaman untuk

dikunjungi.

5.2 Saran

Berdasarkan pengalaman saat melakukan penelitian dan analisa terhadap

hasil penelitian, penelitin mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Masyarakat Setempat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber

pengetahuan sejarah masyarakat terhadap perkembangan pekabaran

injil disetiap lokasi peninggalan-peninggalan bersejarah, sehingga

masyarakat tahu sejarah dibalik destinasi wisata tersebut.

2. Bagi Pemerintah Setempat

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi masukan dan

tambahan dalam mewujudkan Kota Tarutung, Tapanuli Utara

sebagai Kota Wisata Rohani Kristen. Secara khusus kepada Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tapanuli Utara untuk

memaksimalkan pengelolahan setiap destinasi wisata sehingga

nantinya menambah jumlah wisatawan yang berkunjung.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini

menjadi tambahan bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya

yang lebih rinci terhadap peninggalan-peninggalan sejarah sehingga

menambah wawasan mengenai jejak penyebaran agama Kristen di

(22)

70

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. 2015. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2014. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara.

Badan Pusat Statistik. 2014. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara.

Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Utara 2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara.

Bungin, Burhan.2008.Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Prenada Media Group.

DeWaard, Nellie. 1962. PERINTIS DI SUMATRA Cerita tentang Ludwig

Nommensen. Diterjemahkan Oleh: Tjandra Sasmita. London:

The Camelot Press LTD.

Fakultas Ilmu Sosial Unversitas Negeri Medan. 2015. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah.

Nazir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pasaribu, Patar M. 2005. Dr. Ingwer Ludwig Nommensen – Apostel di Tanah Batak. Medan: HKBP Nommensen

Pitana, I Gede dan I Ketut Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Pitana, I Gede dan Putu G. Gayatri. 2005. Sosisologi Pariwisata. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Spillane, James J. 1987. Ekonomi Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

(23)

71

Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: C.V Andi Offset

Tambunan, E.H. 1982. Sekelumit Mengenai Masyarakat Batak Toba dan Kebudayaannya Sebagai Sarana Pembangunan. Bandung: Tarsito

Tanjung, Flores dan Apriani Harahap. 2015. Pariwisata Kajian Ilmu dan Sejarah. Medan: Unimed Press

Sumber Lain :

Anom, I Putu. Juli 2013. “Analisis Pariwisata - Potensi Kepariwisataan Provinsi Nusa Tenggara Timur (Studi Kasus di Kawasan Pariwisata Komodo). Jurnal. Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, Vol. 13, No. 1.

HKBP| Profil Gereja di Indonesia, 2010. PPGI,”Profil Gereja di

Indonesia Huria Kristen Batak Protestan”,

http://profilgereja.wordpress.com/tag/hkbp diakses tanggal 12 Mei 2016

Wikipedia, 2016. Sejarah Masuknya Kekristenan ke Tanah Batak

“Penginjil utusan Rheinische Missionsgesellschaft”, diakses

dari http://id.wikipedia.org/wiki/sejarah_masuknya_Kekristenan ke_tanah_batak.html, pada tanggal 12 Mei 2016.

Wikipedia, 2016. Huria Kristen Batak Protestan, diaksess dari http://id.wikipedia.org/wiki/Huria_Kristen_Batak_

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka merevisi buku Sejarah Kota Cimahi ini, kami melakukan penelitian di lapangan dengan mendatangi lokasi di seputar Cimahi, baik lokasi yang telah disebut

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis melalui tahap wawancara dengan narasumber,observasi dan dokumentasi langsung di lapangan, dapat disimpulkan

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) karena data yang dianggap utama adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dilapangan,

Hasil penelitian yang selain didapatkan dari wawancara hakim juga peneliti berusaha untuk melakukan observasi putusan dengan mengumpulkan putusan setiap bulannya

Setelah dilakukan wawancara, peneliti menuju ke lokasi penelitian untuk melakukan cek lapangan dengan panduan lembar observasi dan melakukan penilaian terhadap obyek

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode pengumpulan data, observasi, wawancara dan studi pustaka. Sifat penelitian yakni

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta analisis terhadap data yang telah diperoleh maka dapat dikatakan bahwa, letak Taman Prasejarah Leang – Leang sangat strategis dengan