• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUSAT DOKUMENTASI DAN INFORMASI ILMIAH LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA sebagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PUSAT DOKUMENTASI DAN INFORMASI ILMIAH LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA sebagai"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

Hal. : SK Penerbitan ISSN no. 2527-4988 Kepada Yth.,

Penanggung-jawab / Pemimpin Redaksi

“Jurnal Indonesia”

Rumah Guru Konsultan Pendidikan Yayasan Global Bakti Asih Bandar Lampung

Jl. Imam Bonjol, Komp. Perum Taman Gunter II Blok B, No. 12, BANDAR LAMPUNG Tel : (0721) 762 9028 ; 0813 7999 0922

Fax :

Surat-e : [email protected] ; [email protected]

PUSAT DOKUMENTASI DAN INFORMASI ILMIAH LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

sebagai

Pusat Nasional ISSN (International Standard Serial Number ) untuk Indonesia yang berpusat di Paris, dengan ini memberikan ISSN (International Standard Serial Number ) kepada terbitan berkala di bawah ini :

Judul : Jurnal Indonesia

ISSN : 2527-4988 (media cetak)

Mulai edisi Vol. 1, No. 1, Mei 2016

Penerbit : Rumah Guru Konsultan Pendidikan Yayasan Global Bakti Asih Bandar Lampung

Sebagai syarat setelah memperoleh ISSN, penerbit diwajibkan :

1. Mencantumkan ISSN di pojok kanan atas pada halaman kulit muka, halaman judul dan halaman daftar isi terbitan tersebut di atas dengan diawali tulisan ISSN, tanpa titik dua. Mencantumkan kodebar atau barcode ISSN di pojok kanan bawah pada halaman kulit belakang untuk terbitan ilmiah, sedangkan terbitan non ilmiah/popular di pojok kiri bawah pada halaman kulit muka.

2. Mengirimkan terbitannya minimal 2 (dua) eksemplar setiap nomor terbitan sebagai wajib simpan terbitan ke PDII LIPI.

3. Pengelola/Penerbit juga wajib mengirimkan berkas digital atau softcopy setiap nomor terbitan dalam format PDF dalam melalui email [email protected], baik untuk terbitan tercetak maupun online, agar dapat dikelola dan diakses melalui Indonesian Scientific Journal Database (ISJD).

4. Apabila judul dan atau sub judul terbitan diganti, pengelola terbitan harus segera melaporkan ke PDII LIPI untuk mendapatkan ISSN baru.

5. ISSN untuk terbitan tercetak tidak dapat digunakan untuk terbitan online. Demikian pula sebalik nya, kedua media terbitan tersebut harus didaftarkan ISSN nya secara terpisah.

6. ISSN mulai berlaku sejak tanggal, bulan, dan tahun diberikannya nomor tersebut dan tidak berlaku mundur. Penerbit atau pengelola terbitan berkala tidak berhak mencantumkan ISSN yang dimaksud pada terbitan terdahulu.

Kepala Pusat Nasional ISSN, Dr. Ir. Tri Margono

NIP 196707061991031006 Catatan :

Surat Keputusan ini diproduksi secara elektronik dan tidak membutuhkan tanda-tangan pengesahan. Konfirmasi atas keabsahan nomor ISSN ini bisa dilakukan dengan melihat kesesuaiannya dengan nomor registrasi 1463061764 di situs ISSN Online (http://issn.pdii.lipi.go.id ).

(2)

│ Vol. 6 │ No.9 │ SEPTEMBER 2021 │ ISSN : 2527-4988 │

KATA PENGANTAR

SALAM BAHAGIA

Tim Redaksi mengucapkan salam bahagia, senantiasa bahagia untuk meningkatkan imun kita. Tubuh yang sehat maka akan menjadikan segala aktivitas terlaksana dengan baik. Ayo jaga kesehatan kita, dengan tidak melupakan gerakan 3 M (Masker, Menjaga jarak, dan Mencuci tangan)

Tim redaksi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak sehingga jurnal kesayangan kita ini dapat terbit secara rutin. Khususnya kepada pihak-pihak yang senantiasa mempermudah segala urusan orang lain demi kebaikan. Semoga amal kebaikan yang kita lakukan mendapat berkah. Aamiin

Salam Redaksi

(3)

│ Vol. 6 │ No. 9 │ SEPTEMBER 2021 │ ISSN : 2527-4988 │

DAFTAR ISI

NO JUDUL PENELITI HAL

1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI PANAS PADA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENGALAMAN DI KELAS VI SD NEGERI I BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Sutejo,S.Pd

Provinsi Lampung 1

2

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN METODE BERVARIASI PADA SISWA KELAS I SDN I SADAR SRIWIJAYA KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Dasiyah, S.Pd

Provinsi Lampung 9

3 PENGARUH LATIHAN BEBAN MELALUI METODE CIRCUIT TRAINING DAN SUPER SET TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN DAN PRESENTASE LEMAK PADA MEMBER EKA GYM SPORT CENTER

Faizal Eka Nugraha S.Pd

Provinsi Jawa Barat 16

4

MENINGKATKAN DAYA KREATIVITAS BELAJAR SISWA AKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS V SD NEGERI 4 PUGUNG RAHARJO KECAMATAN PUGUNG RAHARJO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TP 2018/2019

Twi Hartatik,S.Pd

Provinsi Lampung 29

5

IMPLEMENTASI MANAJEMEN “RE” UNTUK MENGURANGI JAM KOSONG, KETERLAMBATAN GURU DATANG DI SEKOLAH, DAN KETERLAMBATAN GURU MASUK KELAS DI SEKOLAH DASAR KATOLIK IV FRATER DON BOSCO KOTA TOMOHON PROVINSI SULAWESI UTARA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Donatilo Jovita Lasut.S.Pd.

Provinsi Sulawesi Utara 36

6

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR ALAT BERAT DAN JARINGAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 BITUNG TAHUN 2019

Hadi Rohandi Banteng,S.Pd.

Provinsi Sulawesi Utara 44

7

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN PENGUKURAN PANJANG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI I SRIBHAWONO KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Sriyanti,S.Pd

Provinsi Lampung 52

8

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN METODE PEMBERIAN BALIKAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 3 BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR T. P.2019/2020

Sutoyo,S.Pd

Provinsi Lampung 60

9 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN RENCANA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) YANG PAIKEM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBINAAN INDIVIDUAL–KELOMPOK PADA GURU SD NEGERI INPRES LIRUNG

Pelma Petonengan, S.Pd, M.Pd

Provinsi Sulawesi Utara 70

10

MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR PKN MELALUI PENERAPAN DIGITAL LEARNING SECARA SYNCHRONOUS DAN

ASYNCHRONOUS SEBAGAI ALTERNATIVE MODEL MERDEKA BELAJAR DI MASA PANDEMI COVID 19 DI KELAS V SEMESTER 2 SDN 1 MENGANDUNG SARI KECAMATAN SEKAMPUNG UDIK KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Sumiyem, S.Pd. SD

Provinsi Lampung 81

11

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN PENGENDALI DAYA TEGANGAN RENDAH DI

BANGUNAN BERTINGKAT SMK NEGERI 2 BITUNG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION)

TAHUN 2019

Sukarsih,S.Pd.

Provinsi Sulawesi Utara 89

12

MENGENAL KOSAKATA DAN UNGKAPAN YANG TEPAT UNTUK PERKENALAN DIRI MELALUI METODE DRILL DI KELAS I SDN 1 TOBA KECAMATAN SEKAMPUNG UDIK

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Selimah, S.Pd.SD

Provinsi Lampung 99

13 PERSEPSI GURU TERHADAP SUPERVISI PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONALNYA DI SD GMIM V KOTA TOMOHON SULAWESI UTARA

Jeane Agnes Lasut, S.Pd.SD

Provinsi Sulawesi Utara 110

(4)

│ Vol. 6 │ No.9 │ SEPTEMBER 2021 │ ISSN : 2527-4988 │ 1

IMPROVING THE CAPABILITIES OF THE CONCEPT OF HEAT ENERGY IN SCIENCE LESSON THROUGH EXPERIENCE LEARNING

MODEL IN CLASS VI SD NEGERI I BANDAR AGUNG, BANDAR SRIBHAWONO DISTRICT EAST LAMPUNG DISTRICT FOR THE

2019/2020 ACADEMIC YEAR

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUASAAN KONSEP ENERGI PANAS PADA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

PENGALAMAN DI KELAS VI SD NEGERI I BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Sutejo,S.Pd

Sekolah Dasar Negeri I Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung

ABSTRACT

This study aims to determine whether the ability to master the concept of heat energy can improve science lessons through experiential learning models in class VI SD Negeri I Bandar Agung, Bandar Sribhawono District, Kab. East Lampung Academic Year 2019/2020. What is the effect of the ability to master the concept of heat energy on improving science lessons through experiential learning models in class VI SD Negeri I Bandar Agung, Bandar Sribhawono District, Kab. East Lampung Academic Year 2019/2020. Based on this research, it can be concluded that: 1) improve the ability to master the concept of heat energy in science lessons through an experiential learning model in class VI SD Negeri I Bandar Agung, Bandar Sribhawono District, East Lampung Regency, 2019/2020 academic year. 2) Improve the ability to master the concept of heat energy in science lessons through an experiential learning model in class VI SD Negeri I Bandar Agung, Bandar Sribhawono District, East Lampung Regency, 2019/2020 academic year.

Key Word: Ability to Master the Concept of Thermal Energy, Experience Learning Model

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: kemampuan penguasaan konsep energi panas dapat meningkatkan pada pelajaran IPA melalui model pembelajaran pengalaman di kelas VI SD Negeri I Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribhawono Kab. Lampung Timur Tahun Pelajaran 2019/2020. Pengaruh kemampuan penguasaan konsep energi panas terhadap meningkatkan pada pelajaran IPA melalui model pembelajaran pengalaman di kelas VI SD Negeri I Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribhawono Kab. Lampung Timur Tahun Pelajaran 2019/2020. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa : 1) meningkatkan kemampuan penguasaan konsep energi panas pada pelajaran IPA melalui model pembelajaran pengalaman di kelas VI SD Negeri I Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2019/2020. 2) Meningkatkan kemampuan penguasaan konsep energi panas pada pelajaran IPA melalui model pembelajaran pengalaman di kelas VI SD Negeri I Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2019/2020.

Kata Kunci : Kemampuan Penguasaan Konsep Energi Panas, Model Pembelajaran Pengalaman

(5)

│ Vol. 6 │ No. 9 │ SEPTEMBER 2021 │ ISSN : 2527-4988 │ 2

Latar Belakang Masalah

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan upaya agar melalui proses pembelajaran dan atau cara lain dikenal dan diakui oleh masyarakat. U U D RI tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) Menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat (3) Menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan saja sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan Negara Indonesia.

Gerakan reformasi di Indonesia secara umum menuntut diterapkan prinsip demokrasi, desentralisasi, keadilan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tuntutan tersebut, dalam bidang pendidikan perlu dilakukan upaya-upaya dalam pembahasan sistem pendidikan, diantaranya pembaharuan kurikulum karena dianggap sudah tidak reprehensif lagi dengan tuntutan dan perkembangan zaman.

Direktorat TK dan SD Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah mengidentifikasi adanya beberapa paradigma baru dalam bidang pendidikan dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan pendidikan/persekolahan yaitu menjadikan proses pendidikan dari Schooling ke Learning.

Menjadikan proses pembelajaran yang bersifat Instruktive je Facilitative. Memberikan materi pembelajaran berdasarkan Knowledge Based ke Competence Based. Menjadikan management yang Centralization ke Decentralitation dan Menjadikan masyarakat yang Goverment Role ke Community Role (Masyarakat Madani).

Perubahan paradigma dalalm bidang pendidikan ini terutama butir 1,2 dan 3 menuntut perubahan prilaku mengajar. Guru terutama harus dapat menempatkan diri pada posisi fasilitator belajar dari pada instruktur atau pengajar.Kunci utama keberhasilan pembaharuan pendidikan yang identik dengan perubahan kurikulum menurut penulis terletak di pundak Guru, artinya apakah guru menerima, mampu dan mau melaksanakan perubahan tersebut yang diantaranya ditandai dengan bagaimana guru menggunakan metode, strategi, model pengajaran, alat dan bahan ajar, serta pembelajaran. Ini berarti jika seorang Guru masih menggunakan ketentuan lama, misalnya model pembelajaran tradisonal atau model pembelajaran yang dianut kurikulum yang telah diubah, sama halnya belum melaksanakan pembaharuan pendidikan.

Kita menyadari tantangan dan tugas terberat bagi Guru adalah mengubah pola mengajar atas dasar uraian tersebut diatas maka penulis mencoba dan mencoba mengubah pola/model, pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2004 (KBK) dan mengadakan penelitian dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research dengan judul " Meningkatkan Kemampuan Penguasaan Konsep Energi Panas Pada Pelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Pengalaman di Kelas VI SD Negeri I Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2019/2020”.

Penulis menentukan tema tersebut diatas dengan alasan bahwa pengetahuan alam berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga pengetahuan alam bukan hanya penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan.Alasan lain penelitian ini adalah selama penulis menjadi guru menemukan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep energi karena bersifat abstrak. Energi tidak memiliki massa, tidak dapat diamati, tidak dapat diukur secara langsung, kita hanya dapat mengamati dan merasakan perubahannya. Disamping itu KBK menekankan adanya

(6)

│ Vol. 6 │ No. 9 │ SEPTEMBER 2021 │ ISSN : 2527-4988 │ 3

penilaian proses bukan hasil akhir, untuk itu sebisa mungkin siswa dibimbing atau dipandu untuk menemukan konsep bukan pembuktian.

Rumusan Masalah

Memperhatikan permasalahan adanya pembaharuan pendidikan dan karakteristik pengetahuan alam serta khususnya kesulitan siswa dalam memahami konsep energi panas, maka dalam karya tulis ini penulis mengangkat permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah meningkatkan kemampuan penguasaan konsep energi panas pada pelajaran IPA melalui model pembelajaran pengalaman di kelas VI SD Negeri I Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2019/2020? Bagaimanakah pengaruh meningkatkan kemampuan penguasaan konsep energi panas terhadap pelajaran IPA melalui model pembelajaran pengalaman di kelas VI SD Negeri I Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2019/2020 ?

Tujuan Penelitian Tindakan

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menemukan model pembelajaran yang tepat pada konsep tertentu dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa yang sesuai dengan KBK. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah: Untuk Mengetahui Bagaimanakah Meningkatkan Kemampuan Penguasaan Konsep Energi Panas Pada Pelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Pengalaman Di Kelas VI SD Negeri I Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2019/2020? Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh meningkatkan kemampuan penguasaan konsep energi panas terhadap pelajaran IPA melalui model pembelajaran pengalaman di kelas VI SD Negeri I Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2019/2020 ?

Kajian Pustaka

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research (CAR) adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh praktisi (termasuk guru) untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam melaksanakan tugas pokoknya bagi guru adalah pelaksanaan KBM (agung Purwadi : 1998). Suatu pembeda PTK dengan penelitian jenis lain adalah objeknya. Objek penelitian ini dalam pendidikan adalah pelaksanaan proses pembelajaran tersebut.

PTK bagi guru merupakan refleksi diri dengan tujuan (1) Perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas, (2) Implementasi berbagai program di sekolah dengan mengkaji berbagai indokator keberhasilan proses dan implementasi berbagai program sekolah (Notowijoyo : 1999).Untuk kepentingan itu pertama-tama guru harus menyadari adanya masalah dalam pembelajaran di kelasnya. Tindakan tertentu diperlukan untuk memecahkan masalah dalam rangka memperbaiki/meningkatkan pembelajaran di kelas. Refleksi hasil penelitian tersebut digunakan sebagai dasar berpijak untuk melakukan upaya perbaikan dari keadaan sebelumnya.

Istilah belajar menurut Gagne (1977) adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni kemampuan untuk melakukan berbagai jenis Performance (kinerja).Walaupun teori-teori belajar yang kita gunakan sekarang dibatasi oleh beberapa teori belajar yang berkembang sebelum abad ke- 20, dimana teori-teori tersebut tanpa dilandasi eksperimen, dasar orientasinya adalah filosofis atau spektakuler. Meski demikian penulis menghargai dan melihat betapa besarnya pengaruhnya terhadap pelaksanaan pendidikan. Dari sekian ragamnya teori belajar, penulis dalam hal ini merujuk utamanya pada teori ausubel.

(7)

│ Vol. 6 │ No. 9 │ SEPTEMBER 2021 │ ISSN : 2527-4988 │ 4

Menurut Ausubel belajar bermakna akan terjadi bila informasi baru dapat dikaitkan pada konsep- konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif anak. Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui anak.

Pengetahuan alam sebagai produk memiliki komponen yang terdiri atas hukum dan teori. Di dalam hukum dan teori itu terdapat komponen yang lebih kecil lagi yang disebut konsep. Konsep merupakan produk dari proses ilmiah. Secara sederhana dapat diilustrasikan sebagai berikut. Siswa melakukan pengamatan (proses), akan menghasilkan fakta. Dari berbagai fakta yang diperoleh disebut generalisasi, sehingga terjadi konsep.

Konsep dapat didefinisikan dengan bermacam-macam rumusan yang berbeda tentunya antar definisi yang satu dengan definisi yang lain tidak identik. Konsep adalah kemampuan yang memungkinkan manusia dapat berbuat sesuatu (Briggs, Gagne dan Wagner : 1988) ini dapat diartikan bahwa tanpa menguasai konsep bidang tertentu, manusia tidak akan dapat berbuat banyak, dan mungkin kelangsungan hidupnya terganggu. Contoh sederhana, apa yang akan terjadi jika kita tidak dapat membedakan air dengan minyak, atau gula dan pasir, antara madu dan racun.Anak-anak membentuk pemahamannya tentang fenomena alam. Sebelum mempelajarinya di sekolah disebut konsepsi awal (pra konsepsi). Beberapa diantara pemahaman tersebut, sepadan dengan pemahaman yang dipegang oleh pakar Sains (Konsep Ilmiah), tetapi banyak juga yang berbeda dengan konsep-konsep ilmiah,

bila anak dikembalikan ke konsep yang baru, masih tetap memperoleh mis konsepsi.

Belajar menemukan konsep artinya proses kegiatan berdasarkan apa yang telah diketahui anak (hasil pengamatan) menghasilkan fakta, dari beberapa fakta diperoleh generalisasi dan membentuk konsep, sehingga guru tidak langsung membentuk definisi. Guru bertugas memfasilitasi, membimbing dan memberikan kegiatan-kegiatan atau pertanyaan untuk mengarahkan dan memandu siswa dalam menemukan konsep secara ilmiah.

Model Pembelajaran Melalui Pengalaman

Model pembelajaran melalui pengalaman adalah model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlakukan lingkungan mereka dengan ketrampilan-ketrampilan berfikir, yang tidak berhubungan dengan bidang studi atau mata pelajaran khusus.Model ini didasarkan pada temuan-temuan Piaget yang menganggap bahwa perkembangan kognitif terjadi ketika anak-anak berinteraksi dengan aspek-aspek lingkungan mereka yang membingungkan atau nampak bertentangan. Oleh sebab itu, apabila model ini digunakan, waktu belajar harus diisi dengan kegiatan- kegiatan yang dapat menumbuhkembangkan rasa ingin tahu siswa dan yang mampu menyeret seluruh perhatian mereka. Hal ini misalnya berupa kegiatan bermain dengan atau melakukan percobaan terhadap benda-benda kongkrit atau bahan-bahan yang memungkinkan mereka melihat apa yang terjadi pada benda atau bahan tersebut.

Pengertian kita ketahui pendidikan merupakan tanggung jawab bersama baik itu keluarga, masyarakat dan negara. Didalam membicarakan masalah pendidikan kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang pengertian atau definisi dari pendidikan.Menurut Umar Tirtaraharja dan La Sula bahwa pendidikan adalah suatu untuk menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan akan datang (2000:263).

Menurut M.J. Langeveld (Tim MKDK) bahwa pendidikan adalah memberi pertolongan secara sadar dan sengaja kepada seorang anak (yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya menuju ke arah

(8)

│ Vol. 6 │ No. 9 │ SEPTEMBER 2021 │ ISSN : 2527-4988 │ 5

kedewasan dalam arti dapat berdiri dan bertanggung jawab atas segala tindakan – tindakan menurut puluhannya sendiri (1988:78).Menurut Soemadi Tjiptojoewono bahwa pendidikan sebagi suatu proses dimana pendidikan diartikan sebagai tuntunan terhadap proses pertumbuhan dan proses sosialisasi.

Yang dimaksudkan proses sosialisasi ialah proses untuk menyesuikan diri ke dalam masyarakat yang

penuh dengan problem yang senantiasa berubah atau berkembang secara dinamis (1981:43).

Rendahnya kreatifitas siswa akan mempengaruhi prestasi akademik maupun non akademik, dan sebaliknya tinggi rendahnya kreatifitas siswa akan mendorong kemaun dan pengembangan diri sehingga seseorang siswa akan menghasilkan sesuatu yang baru. Berikut ini akan dijelaskan beberapa pengertian. Menurut Semiawan, dkk (1987) kreativitas sebagai proses merupakan hal yang lebih esensial dan perlu ditanamkan pada individu sejak dini dengan cara menyibukan diri secara kreatif.

Misalnya dalam proses bermain, dengan adanya gagasan atau unsur-unsur pikiran. Akan menjadi keasyikan yang menyenangkan dan penuh tantangan bagi anak yang kreatif. Dengan kata lain, kreativitas dalam hal ini merupakan proses berfikir yang mengarah pada suatu usaha untuk menemukan hubungan-hubungan baru mendapatkan jawaban, metode atau cara baru dalam memecahakan masalah.Ditinjau dari segi product, kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, yang pada umumnya bersifat original atau unik. Secara lebih rinci Munandar (1992), menjelaskan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data informasi atau unsur-unsur yang ada sehingga menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah dengan menekankan pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman

jawaban. Kreativitas yang dimaksud adalah berfikir kreatif atau divergen.

Dimensi press (tekanan/dorongan) adalah kondisi yang dapat mendorong atau menghambat seseorang untuk bertindak kreatif. Dorongan atau hambatan tersebut dapat berasal dari luar yaitu lingkungan keluarga, sekolah, atau masyarakat, maupun dari dalam diri individu itu sendiri. Jika kedua kondisi ini menggantungkan atau menunjang, yakni adanya keinginan dari seseorang (individu) untuk melibatkan

memungkinkan individu tersebut untuk bertindak secara kreatif.

Definisi lain mengenai kreatifitas diungkapkan oleh Amien (1980) yang mengatakan bahwa kreatifitas merupakan pola berfikir atau ide yang sepontan atau imajinasi yang mencirikan hasil artistik, penemuan-penemuan ilmiah dan penciptaan-penciptaan secara mekanis. Lebih lanjut Amien menjelaskan bahwa kreatifitas meliputi hasil sesuatu yang baru atau sama sekali baru bagi dunia ilmiah atau relatif baru bagi individunya.

Berdasarkan paparan mengenai beberapa definisi kreativitas di atas dapat dilihat bahwa kreativitas mengandung arti yang luas dan mempunyai tahapan yang diawali dengan suatu pemikiran atau ide yang kreatif, kemudian melakukan kegiatan kreatif sehingga tercipta hasil yang kreatif. Namun demikian pada intinya terdapat persamaan antara definisi-definisi tersebut yaitu kreatifitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru atau relatif baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya

Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri I Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribhawono Tahun Pelajaran 2019/2020. Alasan penelitian tersebut, adalah tempat bertugas penulis, dengan jumlah siswa 20 anak dan struktur anggota kelas heterogen baik dari kemampuan akademis, skala ekonomi, hobi, serta perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan ideal.Mengingat kelas VI SD Negeri I Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribhawono Tahun Pelajaran 2019/2020 pada pembelajaran kompetensi

(9)

│ Vol. 6 │ No. 9 │ SEPTEMBER 2021 │ ISSN : 2527-4988 │ 6

dasar lainnya dengan kegiatan pembelajaran model tradisional dan metode ceramah.

Waktu pelaksanaan penelitian dimulai semester Ganjil tahun pelajaran 2019/2020 . Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) classroom based action research dengan peningkatan pada unsur desain yang memungkinkan diperolehnya gambaran keefektifan pembelajaran yang dilakukan. Model rancangan penelitian ini mengacu pada model rancangan Kemmis dan Target (1988) dengan 3 siklus. Masing-masing siklus terdiri 4 tahap kegiatan yaitu :(1 ) Tahap penyusunan rencana tindakan, (2) Tahap pelaksanaan tindakan; (3) Tahap observasi, dan (4) Tahap pengambilan kesimpulan atau refleksi.

Tehnik Analisis Data

Data hasil observasi pembelajaran dianalisa bersama-sama, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru. Hasil belajar siswa dianalisa berdasarkan ketelitian belajar siswa yakni secara klasikal 80% dari jumlah siswa sudah mencapai 60% dan secara individu dengan berpedoman ketuntasan belajar minimal 65.Data aktivitas siswa dalam menemukan konsep energi panas pada model pembelajaran melalui pengalaman dianalisa secara diskriptif kualitatif dengan melihat prosentase aktivitas siswa pada kegiatan-kegiatan utama proses menemukan konsep dan kegiatan- kegiatan utama yang menjadi karakteristik model pembelajaran melalui pengalaman pada data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran energi panas hasil observasi tiap siklus dan hasil respon siswa terhadap kegiatan proses pembelajaran.

Adapun data pada catatan bebas yang diperoleh penulis dan kolaborator selama pembelajaran berlangsung dalam satu siklus yang meliputi kelemahan/kekurangan atau keuntungan dalam pelaksanaan pembelajaran digunakan sebagai refleksi siklus berikutnya untuk diperbaiki

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan pengelolaan Belajar menentukan konsep energi panas dengan model pembelajaran melalui pengalaman sebagai upaya meningkatkan hasil belajar yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan Belajar menentukan konsep energi panas dengan model pembelajaran melalui pengalaman sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas siswa dan guru.

Ketuntasan hasil belajar siswa, melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa Belajar menentukan konsep energi panas dengan model pembelajaran melalui pengalaman sebagai upaya meningkatkan hasil belajar pada materi pelajaran memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru untuk menghadapi ujian kenaikan kelas (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 65,00%, 75,00%, dan 90,00%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses Belajar menentukan konsep energi panas dengan model pembelajaran melalui pengalaman sebagai upaya meningkatkan hasil belajar pada materi pelajaran dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

(10)

│ Vol. 6 │ No. 9 │ SEPTEMBER 2021 │ ISSN : 2527-4988 │ 7

Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran, berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan Belajar menentukan konsep energi panas dengan model pembelajaran melalui pengalaman sebagai upaya meningkatkan hasil belajar pada materi pelajaran yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru.

Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas isiwa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah Belajar menentukan konsep energi panas dengan model pembelajaran melalui pengalaman sebagai upaya meningkatkan hasil belajar pada materi pelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: Pembelajaran dengan Belajar menentukan konsep energi panas dengan model pembelajaran melalui pengalaman sebagai upaya meningkatkan hasil belajar pada materi pelajaran memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (65,00%), siklus II (75,00%), siklus III (90,00%). Penerapan Belajar menentukan konsep energi panas dengan model pembelajaran melalui pengalaman sebagai upaya meningkatkan hasil belajar pada materi pelajaran mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan Belajar menentukan konsep energi panas dengan model pembelajaran melalui pengalaman sebagai upaya meningkatkan hasil belajar pada materi pelajaran sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

Penerapan belajar menentukan konsep energi panas dengan model pembelajaran melalui pengalaman sebagai upaya meningkatkan hasil belajar pada materi pelajaran efektif untuk mengingatkan kembali materi ajar yang telah diterima siswa selama ini, sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi ujian kenaikan kelas yang segera akan dilaksanakan.

Saran

Hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar IPA lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, makan disampaikan saran sebagai berikut: untuk melaksanakan belajar menentukan konsep energi panas dengan model pembelajaran melalui pengalaman sebagai upaya meningkatkan hasil belajar pada materi pelajaran memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mempu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan Belajar menentukan konsep energi panas dengan model pembelajaran melalui pengalaman sebagai upaya meningkatkan hasil belajar pada materi pelajaran proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagi metode, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemuan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SD Negeri I Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2019/2020.

(11)

│ Vol. 6 │ No. 9 │ SEPTEMBER 2021 │ ISSN : 2527-4988 │ 8

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta Ali, Muhammad. 1996. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.

Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM.

Lee, W.R. 1985. Language Teaching Games and Contests. London: Oxfortd University Press.

Melvin, L. Siberman. 2004. Aktif Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia dan Nuansa.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.

Weed, Gretchen, E. 1971. Using Games in Teaching Children. ELEC Bulletin No. 32. Winter. Tokyo.

Japan.

Sutejo,S.Pd

Sekolah Dasar Negeri I Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung

*********

(12)

│ Vol. 6 │ No. 9 │ SEPTEMBER 2021 │ ISSN : 2527-4988 │ 9

IMPROVING MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT BY APPLYING VARIOUS METHODS TO CLASS I STUDENTS OF SDN I

SADAR SRIWIJAYA, BANDAR SRIBHAWONO DISTRICT, EAST LAMPUNG REGENCY, 2019/2020 ACADEMIC YEAR

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN METODE BERVARIASI PADA SISWA KELAS I SDN I

SADAR SRIWIJAYA KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Dasiyah, S.Pd

SD Negeri I Sadar Sriwijaya Kecamatann Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung

ABSTRACT

The objectives of this action research are: (a) To improve mathematics learning achievement by applying various methods to class I students of SDN I Sadar Sriwijaya, Bandar Sribhawono District, East Lampung Regency, for the 2019/2020 academic year? (b) To find out how is the effect of increasing Mathematics learning achievement on applying varied methods to class I students of SDN I Sadar, Bandar Sribhawono District, East Lampung Regency, 2019/2020 Academic Year? The results of the analysis showed that student achievement increased from cycle I to cycle III, namely, cycle I (36.36%), cycle II (59.09%), cycle III (86.36%). The conclusion of this study is that learning with Varied Methods can have a positive effect on student motivation at SDN I Sadar Sriwijaya, Bandar Sribhawono District, East Lampung Regency, and this learning model can be used as an alternative to learning mathematics.

Key Word: Varied Method of Mathematics

ABSTRAK

Tujuan penelitian tindakan ini adalah: (a) Meningkatkan prestasi belajar Matematika dengan menerapkan metode bervariasi pada siswa kelas I SDN I Sadar Sriwijaya Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2019/2020? (b) Untuk mengetahui bagamanakah pengaruh meningkatkan prestasi belajar Matematika terhadap menerapkan metode bervariasi pada siswa kelas I SDN I Sadar Kecamatann Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2019/2020? Hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (36,36%), siklus II (59,09%), siklus III (86,36%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan Metode Bervariasi dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa SDN I Sadar Sriwijaya Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran matematika.

Kata Kunci: Metode Bervariasi Matematika

Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran matematika di sekolah dasar merupakan salah satu program pembelajaran yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efektif.Selain membina perubahan dan harapan kehidupan pada anak, juga mempersiapkan siswa agar menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam

(13)

│ Vol. 6 │ No. 9 │ SEPTEMBER 2021 │ ISSN : 2527-4988 │ 10

kehidupan seari hari, dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.Pentingnya pembelajaran matematika disekolah dasar juga dituangkan dalam GBPP matematika SD, bahwa pengajaran matematika di SD dapat menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (Menggunakan Bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.

Keberhasilan pembelajaran matematika ditentukan oleh bagaimana guru merencanakan, melaksanakan dan menilai dan tujuan yang telah ditetapkan.Metematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan menggunakan rumus matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi mengenal segi tiga, segi empat, dan lingkaran.Salah satu tujuan pembelajaran matematika di SD adalah melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan-kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsisten dan mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, mencoba-coba serta kemampuan memecahkan masalah. Menurut Jean Peaget dan teman-temannya menunjukkan bahwa anak tidak bertindak dan berfikir sama seperti orang dewasa lebih-lebih dalam pembelajaran matematika di SD, suatu yang abstrak dapat saja dipandang sedrhana menurut kita yang sudah formal, namun dapat saja menjadi sesuatu yang sulit dimengerti oleh anak yang belum formal.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah yaitu: bagamanakah meningkatkan prestasi belajar Matematika dengan menerapkan metode bervariasi pada siswa kelas I SDN I Sadar Sriwijaya Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2019/2020? Bagamanakah pengaruh meningkatkan prestasi belajar Matematika terhadap menerapkan metode bervariasi pada siswa kelas I SDN I Sadar Sriwijaya Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2019/2020 ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui bagamanakah meningkatkan prestasi belajar Matematika dengan menerapkan metode bervariasi pada siswa kelas I SDN I Sadar Sriwijaya Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2019/2020? Untuk mengetahui bagamanakah pengaruh meningkatkan prestasi belajar Matematika terhadap menerapkan metode bervariasi pada siswa kelas I SDN I Sadar Sriwijaya Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2019/2020?

Kajian Pustaka

Apa yang dimaksud dengan Prestasi Belajar ? Sebelum dijelaskan mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang pengertian prestasi. Sudah dijelaskan dimuka bahwa yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Dengan demikian prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan / aktivitas tertentu. Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu menginginkan hasil yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap individu harus belajar dengan sebaik- baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik.

Pengertian dari dua kata prestasi dan belajar atau prestasi belajar berarti hasil belajar, secara lebih khusus setelah siswa mengikuti pelajaran dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan penilaian yang dilaksanakan guru di sekolah, maka prestasi belajar dituangkan atau diwujudkan dalam bentuk angka (kuantitatif) dan pernyataan verbal (kualitatif). Prestasi belajar yang dituangkan dalam bentuk angka

(14)

│ Vol. 6 │ No. 9 │ SEPTEMBER 2021 │ ISSN : 2527-4988 │ 11

misalnya 10, 9, 8, dan seterusnya. Sedangkan prestasi belajar yang dituangkan dalam bentuk pernyataan verbal misalnya, baik sekali, baik, sedang, kurang, dan sebagainya.Menurut the Liang Gia ( 1989, hal. 15 ) Mengatakan bahwa: Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai aktifitas yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku dalam individu, baik secara aktual maupun profesional “. Sedangkan Purwodarminto ( 1987,hal. 254 ), mengatakan bahwa : “ prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai atau dikerjakan siswa dalam belajar atau usaha untuk memperoleh suatu kepandaian “.Belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar.Karena prestasi itu sendiri merupakan hasil belajar itu biasanya dinyatakan dengan nilai. Menurut Winarno Surahmad (1997 : 88) sebagai berikut: “Hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku”. Dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau Perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru berkatpengalaman baru.

Metode bervariasi adalah penggunaan beberapa metode pembelajaran yang digunakan dalam satu proses pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan gabungan beberapa metode pembelajaran antara lain yaitu 1). Direct Instruction (Pembelajaran langsung) 2). Cooperatif Learning (Pembelajaran berbasis kelompok) dan 3) Problem Base learning (Pembelajaran berbasis masalah).

Pembelajaran langsung adalah metode pembelajaran yang mengutamakan siswa mempunyai pengalaman langsung dengan mengerjakan sendiri dalam belajar. Siswa secara langsung memperhatikan demontrasi kegiatan belajar yang dilakukan oleh guru dan secara langsung diikuti oleh siswa secara ber ulang ulang sampai pada tahapan siswa dapat mengerjakan sendiri tanpa bantuan guru.Metode yang kedua adalah cooperative Learning atau pembelajaran berbasis kelompok yaitu strategi pembelajaran yang menekankan pada sikap atau prilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur di dalam kelompok yang terdiri dari dua atau lebih siswa.

Metode yang kedua adalah Metode Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah. yaitu strategi pembelajaran yang mengutamakan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah baik secara individu maupun berkelompok.Menurut Soegito dan Nurani (2002), penggunaan metode mengajar yang bervariasi dapat meningkatkan minat siswa untuk mengikuti pelajaran, sehingga akan menigkatkan prestasi belajar.Dengan kombinasi beberapa metode pembelajaran tersebut maka perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini dinamakan Metode Bervariasi. Untuk menetapkan jenis metode apa yang akan dikombinasikan dalam proses belajar mengajar disesuaikan dengan jenis materi yang akan di sampaikan. Dalam proses perbaikan pembelajaran matematika ini peneliti menetapkan tiga strategi pembelajaran yaitu Direct Instuction, Cooperatif Learning, dan Problem Based learning.

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merujuk pada penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa tenaga pendidikan yang menggunakan metode variasi dalam perbaikan pembelajaran salah satunya adalah Novita (2006) di SMA Negeri I Bandar Sribhawono Kelas XI, dalam penelitian tindakan kelas tersebut disimpulkan bahwa Penggunaan metode variasi akan meningkatkan minat dan motivasi belajar sehingga akan meningkatkan prestasi belajar.Berdasarkan beberapa rujukan penelitian tersebut maka, peneliti bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode bervariasi untuk memperbaiki prestasi siswa SDN I Sadar Sriwijaya Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur.

(15)

│ Vol. 6 │ No. 9 │ SEPTEMBER 2021 │ ISSN : 2527-4988 │ 12

Kerangka Berfikir

Proses belajar yang dilakukan oleh para pendidik sebagian besar dilakukan dengan mengunakan metode ceramah, hal ini dilakukan karena guru karena merasa tidak ingin direpotkan dan memilih cara mudah dalam menyampaikan materi pelajaran, namun hal itu sangat merugikan siswa sebagai pihak yang menerima informasi atau objek yang akan menerima materi pelajaran. Dalam proses pembelajaran modern strategi mempunyai posisi penting dalam menghasilkan prestasi belajar karena setiap materi yang disampaikan mempunyai karakteristik yang berbeda, suatu contoh materi pelajaran eksak sangat berbeda karakteristiknya dengan materi sosial sebab materi Matematika atau eksak cenderung menekankan pada masalah psikomotorik. Jika materi yang demikian sangatlah tidak sesuai jika seorang pendidik menggunakan strategi pembelajaran yang konvensional yaitu mengunakan metode ceramah karena cara tersebut tidak memberikan pemahaman yang baik terhadap siswa karena siswa cenderung diajak berfantasi saja. Berbeda jika seorang pendidikan menggunakan berbagai macam kombinasi metode pembelajaran, contoh metode ceramah, metode Cooperatif, metode problem based instruction dan sebagaiannya. Kombinasi berbagai macam metode membuka gerak dan kreatifitas bagi pendidik untuk meningkatkan prestasi belajar melalui berbagai macam metode untuk menghindarkan kejenuhan dan kebosanan bagi siswa.

Berdasarkan argumen itulah maka, peneliti menentukan metode perbaikan pembelajaran bidang studi matematika untuk kelas I di SDN I Sadar Sriwijaya Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur.

Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

Pelaksanan perbaikan pembelajaran siklus I sampai dengan siklus III dilaksanakan di SDN I Sadar Sriwijaya Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur tanggal 01 April sampai 15 April 2020. Subjek penelitian adalah Siswa Kelas I SDN I Sadar Sriwijaya Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur pada semester Genap Tahun 2016 Berjumlah 22 Siswa.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil diskusi antara penulis, pengamat dan supervisor, setelah penyajian materi pada siklus ke 1, siklus ke-2, dan Ke-3 diperoleh data sebagai berikut :

Tabel Hasil Tes Formatif Siklus I, II, dan III

No Nama Siswa NILAI

Siklus I

NILAI Siklus II

NILAI Siklus III

1. Adya Marisha 50 70 70

2. Atik Hariyati 30 30 80

3. Alan Budi P 55 80 80

4. Ayu Permata 50 70 70

5. Cyndy Yunita 50 50 90

6. Dinda Permata 80 80 80

7. Dicky Samudra 40 40 40

8. Erina Ekania 65 55 70

9. Farnanda K 50 50 90

10. Ika Mutia F 70 70 70

11. Ida Kasiana 40 70 70

12. Ilham Kholiq 40 40 40

13. Indah Kurnia 50 70 70

14. Kelvin Ilhamsyah 40 40 40

(16)

│ Vol. 6 │ No. 9 │ SEPTEMBER 2021 │ ISSN : 2527-4988 │ 13

15. M. Amirul 50 90 90

16. Nur Indah 40 70 70

17. Pangestu adi 65 55 90

18. Puti Ajeng 65 70 70

19. Ramadhan F 70 70 70

20. Ramadhan Sahrani 65 70 90

21. Rendi H 40 40 70

22. Reri Frinanda 65 80 90

Jumlah 1170 2360 1590

Rata rata 53,18 61,81 72,27

Tabel Rata-rata Pencapaian Prestasi Siswa setiap Siklus

Siklus I Siklus II Siklus III

53,18 61,81 72,27

Grafik Peningkatan Prestasi Siswa Siklus I, II, III

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa rata-rata hasil kemampuan siswa siklus I, adalah 53,18 Siklus 2 meningkat menjadi 61,81 dan pada siklus 3, naik menjadi 71,27 sehingga ada peningkatan.

Tabel Rata-rata Keberhasilan Tindakan dari Aspek Guru

Siklus I Siklus II Siklus III

36 69,2 77

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan tindakan yang dicapai dari aspek guru untuk siklus 1 adalah 36 %, pada siklus 2 naik 69,2 % dan pada siklus 3 meningkat menjadi 77 %.

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Series1 53,18 61,81 72,27

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

(17)

│ Vol. 6 │ No. 9 │ SEPTEMBER 2021 │ ISSN : 2527-4988 │ 14

Grafik Rata-rata Keberhasilan Tindakan dari Aspek Guru

Siklus I

Berdasarkan hasil observasi ada 9 indikator yang belum berhasil. Dalam siklus 1 Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan guru baru 4 indikator dari 13 indikator yang direncanakan, atau 36%.

Sedangkan berdasarkan hasil observasi terhadap siswa menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 5,42 Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 8, dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 3. Siswa yang mendapat nilai dibawah 7 sejumlah 21 siswa yakni 75 %, Yang mencapai nilai 6 ke atas sejumlah 7 siswa yakni 25 %.

Hal ini sesuai dengan the Liang Gia ( 1989, hal. 15 ) Mengatakan bahwa: Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai aktifitas yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku dalam individu, baik secara aktual maupun profesional “. Berdasarkan hal tersebut maka, dapat di analisis dari proses pembelajaran yang dilaksanakan bahwa pencapaian prestasi tidak hanya dinilai dari nilai prestasi tes tetapi juga harus di lihat sisi lain dari perubahan prilaku dan perubahan sikap yang dimiliki oleh siswa. Jika dilihat dari data observasi menunjukan bahwa prilaku siswa dengan pencapaian prestasi adalah linier.

Siklus II

Berdasarkan hasil diskusi pada siklus 2 ada 5 indikator yang belum berhasil dalm proses pembelajarn Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan guru baru 9 indikator dari 13 indikator yang direncanakan, atau 69,2 %.Dan nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 6,17. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 9, sedangkan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 3. Siswa yang mendapat nilai dibawah 7 sejumlah 11 orang yakni 39,29 %, yang mencapai nilai 7 ke atas sejumlah 17 atau 60,71 %.Sedangkan Purwodarminto ( 1987, hal. 254 ), mengatakan bahwa “ prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai atau dikerjakan siswa dalam belajar atau usaha untuk memperoleh suatu kepandaian “.

0 10 20 30 40 50 60 70 80

PROSENTASE

SIKLUS

GRAFIK PENINGKATAN PERBAIKAN TINDAKAN

Series1 37 69.2 77

Siklus I Siklus II Siklus III

(18)

│ Vol. 6 │ No. 9 │ SEPTEMBER 2021 │ ISSN : 2527-4988 │ 15

Usaha yang maksimal dari siswa untuk memperoleh kepandaian maka jelaslah bahwa dari siklus 1 telah mengalami perubahan prilaku dan sikap dalam belajar sehingga secara konsekwensi maka terjadi perubahan prestasi belajar.

Siklus III

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 3 diketahui bahwa dalam proses pembelajaran menggunakan metode bervariasi ada 3 indikator yang belum berhasil dengan baik tetapi sudah terlaksana. Dari data yang dihimpun dari observasi pengamat didapatkan bahwa keberhasilan guru baru 10 indikator dari 13 indikator yang direncanakan, atau 77%.

Observasi didapatkan nilai rata-rata yang dicapai sisa adalah 7,17. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 9. Sedangkan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 4. Siswa yang mendapat nilai dibawah 7 sejumlah 5 siswa yakni 17,85 %, yang mencapai nilai 7 ke atas sejumlah 23 siswa atau 82,12 %.

Hal ini sangat sesuai dengan penelitian yang dilakukan Soegito dan Nurani (2002), bahwa penggunaan metode mengajar yang bervariasi dapat meningkatkan minat siswa untuk mengikuti pelajaran, sehingga akan meningkatkan prestasi belajar.

Kesimpulan

Data analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa SDN I Sadar Sriwijaya Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur Kelas 1 semester II dapat ditingkatkan melalui metode Bervariasi.

Saran

Berdasarkan hasil temuan dan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode bervariasi maka disarankan: Kepala sekolah hendaknya memberikan pembinaan kepada guru guru bidang eksakta unutuk mempertimbangkan penggunaan metode bervariasi. Bagi guru bidang studi Matematika untuk dapat menggunakan metode bervariasi dan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Bagi teman sejawat sebagai observer yang akan melaksanakan penelitian hendaknya lebih memperhatikan ketelitian dalam penyusunan langkah langkah dalam prosedur penelitian tindakan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional, 2003 "Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SD dan Madrasah Ibtidaiyah "

Karso dkk, 2003. Pendidikan Matematika I. Jakarta Universitas Terbuka

Usman, Moh. Uzer & Lilis Setiyawati, 1993. "Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar "

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wardini,Julaeha & Marsinah Ngadi, 2004 "Pemantapan Kemampuan Profesional (Panduan) "

Jakarta: Universitas Terbuka.

Wardani, Wihardit. Noehi Nasoetion, 2003, " Penelitian Tindakan Kelas (PTK) " Jakarta:

Universitas Terbuka.

Dasiyah, S.Pd

SD Negeri I Sadar Sriwijaya Kecamatann Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung

*********

(19)

│ Vol. 6 │ No. 9 │ SEPTEMBER 2021 │ ISSN : 2527-4988 │ 16

THE EFFECT OF LOAD TRAINING THROUGH CIRCUIT TRAINING AND SUPER SET METHODS ON WEIGHT LOSS AND FAT PRESENTATION ON MEMBERS OF EKA GYM SPORT CENTER

PENGARUH LATIHAN BEBAN MELALUI METODE CIRCUIT TRAINING DAN SUPER SET TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN DAN PRESENTASE LEMAK PADA MEMBER EKA GYM

SPORT CENTER

Faizal Eka Nugraha S.Pd

Program Studi Pascasarjana Pendidikan Jasmani Kampus Daerah Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia

Provinsi Jawa Barat

ABSTRACT

This study aims to: (1) determine the effect of the circuit weight training method on weight loss and fat percentage, (2) determine the effect of the super set training method on weight loss and fat percentage, (3) find out which method is the most effective between the circuit weight training method and the super set exercise method on weight loss and fat percentage in eka gym members. This research is a pre-experimental. The sample in this study were members of the eka gym sport center with a total of 20 members. The results showed that: (1) Exercise using the circuit weight training method had an effect on body weight before and after using the circuit weight training method by 9% and the percentage of fat before and after using the circuit weight training method by 36%. (2) Exercise using the super set method has an effect on body weight before and after using the super set method by 6% and the percentage of fat before and after using the super set method by 21%. (3) The circuit weight training method is more effective than the super set method to reduce body weight and fat percentage. This is evidenced by the percentage value in weight loss between the circuit weight training method and the super set method of 9% which is greater than 6% and the percentage value of the reduction in fat percentage between circuit weight training method and the super set method is 36% which is greater than 21%.

Key Word: Weight Training, Circuit Training, Super Set, Weight Loss and Fat Percentage

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui pengaruh metode latihan circuit weight training terhadap penurunan berat badan dan prosentase lemak, (2) Mengetahui pengaruh metode latihan super set terhadap penurunan berat badan dan prosentase lemak, (3) Mengetahui metode manakah yang paling efektif antara metode latihan circuit weight training dan metode latihan super set terhadap penurunan berat badan dan prosentase lemak pada member eka gym .Penelitian ini adalah pre-eksperimen. Sampel dalam penelitian ini adalah member eka gym sport center dengan jumlah 20 member. Hasil Penelitian menunjukan bahwa: (1) Latihan menggunakan metode circuit weight training ada pengaruh yaitu pada berat badan sebelum dan sesudah menggunakan metode circuit weight training sebesar 9% dan prosentase lemak sebelum dan sesudah menggunakan metode circuit weight training sebesar 36 %. (2) Latihan menggunakan metode super set ada pengaruh pada berat badan sebelum dan sesudah menggunakan metode super set sebesar 6 % dan persentase lemak sebelum dan sesudah menggunakan metode super set sebesar 21 %. (3) Metode circuit weight training lebih efektif dari pada metode super set untuk menurunkan berat badan dan prosentase lemak. Hal ini dibuktikan dengan nilai prosentase pada penurunan berat badan antara metode circuit weight training dengan metode super set sebesar 9 % yang lebih besar dari 6 % dan nilai prosentase penurunan prosentase lemak antara metode circuit weight training dengan metode super set sebesar 36 % yang lebih besar dari 21 %.

Kata Kunci: Latihan Beban, Circuit Training, Super Set, Penurunan Berat Badan dan Presentase Lemak.

(20)

│ Vol. 6 │ No. 9 │ SEPTEMBER 2021 │ ISSN : 2527-4988 │ 17

Latar Belakang Masalah

Olahraga mempunyai peran yang penting dalam kehidupan manusia dan memang tidak mengenal usia dimana Dalam kehidupan modern sekarang ini manusia tidak bisa dipisahkan dari kegiatan olahraga, baik untuk meningkatkan prestasi maupun kebutuhan dalam menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat dan bugar dimana dalam hal ini Salah satu olahraga yang digemari di kalangan masyarakat saat ini yaitu olahraga yang dilakukan di gym atau ditempat fitness centre, karena olahraga ini dapat dilakukan oleh semua kalangan, baik laki-laki maupun perempuan tua muda pun pasti selalu menyempatkan waktu untuk berolahraga di gym, Dengan olahraga dapat membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani serta mempunyai watak disiplin dan pada akhirnya akan terbentuk manusia yang berkualitas, tidak bisa di pungkiri bahwasannya olahraga sangat penting bagi tubuh kita sendiri untuk menaikan imunitas tubuh melalui berbagai macam olahraga salah satunya dengan berolahraga jenis anaerob yaitu latihan beban. Tertulis dalam ( jurnal medikora volume 8 no 2 April 2012) Latihan beban (weight training) adalah aktivitas fisik yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan beban sebagai alat untuk meningkatkan kekuatan otot untuk mencapai tujuan seperti memperbaiki kondisi fisik members, mencegah terjadinya cedera atau untuk tujuan kesehatan (Dreger, 2006, p.66).

Suhendro (2000, p.46) menyatakan bahwa weight training berbeda dengan weight lifting. Weight lifting adalah latihan yang menekankan pada beban yang berat, yang bertujuan untuk mencapai prestasi angkat berat. Jadi seorang Member harus berlatih dengan benar sesuai dengan tujuannya.

Keberhasilan seorang member dalam mencapai prestasi tinggi tidak akan tercapai tanpa latihan melalui program latihan yang sistematis, disiplin, dan motivasi diri members itu sendiri. Seperti dijelaskan oleh Sukadiyanto (2010, :.11), “Tujuan serta sasaran utama latihan atau training adalah meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan penampilan atlet dengan bimbingan pelatih.” Oleh karena itu anak latih merupakan satu totalitas sistem psikofisik yang kompleks, maka proses latihan sebaiknya tidak hanya menitikberatkan pada aspek fisik saja, melainkan juga harus melatih aspek psikis secara seimbang dengan fisik.

Dalam olahraga latihan beban diperlukan latihan yang baik dan teratur untuk mencapai hasil yang maksimum dan menuju prestasi yang lebih baik. Selain itu juga ada beberapa faktor yang harus dikuasai oleh setiap member agar mampu mencapai prestasi yang tinggi. Menurut Sukadiyanto (2010, p.5) kualitas latihan ditentukan terutama oleh keadaan dan kemampuan pelatih serta olahragawan, keduanya harus memiliki kemampuan, kemauan, dan komitmen tinggi untuk meraih hasil yang baik.

Latihan beban merupakan latihan kekuatan untuk membangun kekuatan fisik dan menambah ukuran otot rangka melalui rangsangan motorik (gerak) dan biasanya latihan ini berhubungan dengan komponen-komponen latihan, yaitu : intensitas, volume, recovery dan interval (Sukadiyanto, 2011:6) Latihan beban banyak digunakan oleh para penggemar kebugaran, bahkan menjadi daya tarik bagi beriburibu orang yang pernah menyebut dirinya sebagai orang loyo, terlalu kurus ataupun orang yang tidak memilki energy yang banyak, dan orang yang tidak bugar Tetapi dapat menyebabkan perubahan yang dramatis bagi tubuh Banyak orang melakukan latihan beban mengatakan bahwa dengan memiliki tubuh yang tegap tidak saja terasa bagus, tetapi juga berpengaruh terhadap cara anda berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain untuk menambah kepercayaan diri, meningkatkan kekuataan dan daya tahan otot, meningkatnya koordinasi otot dan syaraf. Sudah banyak yang mengetahui manfaat olahraga bagi kesehatan maupun kebugaran fisiknya. Hal ini dapat dilihat dari banyak berdirinya pusat-pusat kebugaran yaitu Fitness centre yang tidak hanya di hotel-hotel berbintang Ada beberapa cara untuk meningkatkan komponen kondisi fisik salah satunya dengan latihan beban (weight training). Latihan beban (weight training) adalah latihan yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan beban sebagai alat untuk menambah kekuatan fungsi otot guna mencapai tujuan seperti memperbaiki kondisi fisik, mencegah terjadinya cedera, atau untuk tujuan

(21)

│ Vol. 6 │ No. 9 │ SEPTEMBER 2021 │ ISSN : 2527-4988 │ 18

kesehatan. Untuk mencapai tujuan latihan atau fitness secara optimal, perlu diketahui prinsip-prinsip dasar dalam latihan fitness yang memiliki peranan yang penting terhadap aspek fisiologis maupun psikologis Latihan beban yang tepat hendaknya menerapkan prinsip-prinsip dasar latihan beban guna mencapai hasil yang maksimal bagi seseorang.

Suharjana, (2013 : 18) menyatakan bahwa perubahan akibat latihan antara lain karena terjadinya hypertrophy otot. Sucipto dan Widiyanto (2016,:12) berpendapat bahwa weight training, berbeda dengan weight lifting. Peningkatan ukuran otot menyebabkan kontraksi otot lebih kuat (power meningkat). Seiring dengan adaptasi fisiologis, latihan juga menyebabkan adaptasi pada beberapa unsur fisik. Lebih lanjut, Suharjana (2013,: 20) menyatakan latihan selain membangun kekuatan, latihan juga dapat mengembangkan kemampuan unsur kondisi fisik atau kemampuan biomotor yang lain, misalnya daya tahan otot, kecepatan, dan explosive power. Hal tersebut dikarenakan latihan menyebabkan pengulangan kontraksi lebih cepat.

Dipercaya bahwa besarnya massa otot dan hypertrophy yang dihasilkan oleh program latihan beban berhubungan dengan tingginya level hormon lakilaki atau bisa juga di sebut dengan hormon testosteron. Ini benar, karena terutama berhubungan dengan efek maskulinisasi latihan beban pada laki-laki.

Dalam hal ini level testosteron darah berbeda dan ini karena berhubungan dengan fisiologis atau fungsional. Dari jenis penelitian ini, telah ditemukan bahwa laki-laki prepubertas perubahan bentuk kekuatan belum konsisten setelah mengikuti program latihan beban. Di lain segi, pada laki-laki post- pubertas terjadi peningkatan yang sangat bermakna pada semua otot yang dites. Hasil ini menggambarkan bahwa dengan adanya testosteron paling tidak merupakan persyaratan untuk dapat meningkatkan kekuatan dan program latihan beban ini untuk tujuan meningkatkan kekuatan otot tidak efektif kalau diberikan kepada anak-anak prepubertas (Junusul (2003)

Beberapa tahun yang lalu, para ahli anatomi dan histologi mengklasifikasikan otot menjadi dua macam, yaitu otot merah dan otot putih sesuai dengan warna yang mendominasi/terkandung dalam serabut otot. Berdasarkan pengklasifikasian ini, maka serabut otot merah lebih cocok/sesuai untuk kegiatan yang berlangsung dalam waktu lama, kontraksi yang lambat, untuk menyanggah postural.

Namun belakangan ini, dengan mempergunakan alat-alat modern di bidang histokimia, pengujian unsur-unsur (pokok) kimia pada seluler memungkinkan penyediaan alat-alat yang berhubungan dengan aktivitas fungsional serabut otot menurut bentuknya. Karena itu, pengelompokan tipe serabut otot menjadi lebih teliti, sehingga hasil pengujian di laboratorium dapat membantu kita untuk mengerti, mengapa seseorang digolongkan sebagai tipe atlet daya tahan, sedangkan yang lain digolongkan sebagai atlet yang mengutamakan kecepatan dan atau kekuatan.

Dengan mengidentifikasi ketiga jenis/tipe serabut otot itu akan lebih jelas bagi kita bagaimana prinsip-prinsip energi dihasilkan oleh ST (oksidatif), FTa (oksidatif-glikolitik), dan FTb (glikolitik).

Sistem ini memberikan suatu rentangan kontinum metabolisme di dalam otot. Akan tetapi yang paling penting dari sudut pandang fisiologi olahraga, bahwa masing-masing tipe serabut otot mempunyai respon yang berbeda-beda terhadap latihan. Dengan alasan ini maka, beberapa ahli fisiologi olahraga membagi dan mengklasifikasikan struktur dan sifat-sifat fungsi antara serabut otot ST dan FT, dan masing-masing dari mereka saling melengkapi orang yang akan melakukan latihan beban di kalangan beginner maupun advance masih bimbang dalam memilih program latihan Penurunan berat badan, beranggapan bahwa menggunakan metode Circuit weight training lebih efektif dari pada menggunakan metode Super set, begitupun sebaliknya. Pemahaman ini juga berpengaruh terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Urgensi transformasi PDII-LIPI sangatlah mendesak dilakukan sebagai untuk melakukan tugas dan fungsi lembaga negara yang melakukan pengelolaan data penelitian

Judul Skripsi : Analisis Pengemasan Ulang Informasi pada Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.. Oleh :

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengemasan ulang informasi merupakan kegiatan menyeleksi informasi yang berasal dari berbagai sumber, dilanjutkan

Kemas Ulang Informasi untuk Pemenuhan Kebutuhan Informasi Usaha Kecil Menengah: Tinjauan Analisis di PDII-LIPI. Cybernetics: Or Control and Comunication in the Animal and the

Dari hasil pengumpulan data menunjukan saat ini ada 13 jenis produk kemasan informasi yang telah dibuat oleh PDII-LIPI, yaitu: Paket Informasi Teknologi, Info Ristek, Info

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi mengenai salah satu metode yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran matematika yaitu.. dengan menggunakan

Pada penelitian ini dilakukan variasi perlakuan panas terhadap paduan Al-Si-Cu-Fe meliputi solid solution treatment dan.

Salah satu ukuran keberhasilannya adalah melalui peningkatan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang berupa publikasi ilmiah. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan