• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengemasan Ulang Informasi Pada Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengemasan Ulang Informasi Pada Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI)"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran I

PEDOMAN WAWANCARA

Informan: Kepala Bidang Diseminasi

1. Bagaimana kebijakan dalam penentuan topik dari kemasan yang akan dibuat?

2. Bagaimana kebijakan penentuan ruang lingkup?

3. Bagaimana kebijakan melakukan penelusuran informasi?

4. Bagaimana kebijakan pengumpulan informasi hasil dari penelusuran? 5. Bagaimana kebijakan dalam analisis informasi?

(2)

Lampiran II

PEDOMAN WAWANCARA Informan: Staf pengemas informasi

1. Bagaimana saudara melakukan penentuan topik dari kemasan yang akan dibuat?

2. Bagaimana saudara melakukan penentuan ruang lingkup? 3. Bagaimana saudara melakukan penelusuran informasi?

4. Apa yang saudara lakukan dengan hasil penelusuran informasi tersebut? 5. Bagaimana saudara melakukan analisis terhadap informasi?

6. Bagaimana saudara melakukan pengemasan ulang informasi?

(3)

Lampiran III

HASIL TRANSKRIP WAWANCARA

1. Hasil Transkrip Wawancara Informan I

Wawancara ini diambil pada tanggal 12 April 2016, pukul 10.00 WIB. Bertempat di PDII-LIPI, tepatnya di ruang kepala Diseminasi Informasi. kondisi wawancara dilakukan dengan santai, dikarenakan informan sedang tidak menjalankan aktivitas apapun. Topik yang akan ditanyakan kepada informan adalah mengenai bagaimana proses kemas ulang informasi. berikut adalah hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan informan disimbolkan dengan I1.

P: “Selamat pagi pak?” I1: “Selamat pagi mbak..”

P: “Saya mahasiswa USU, saya sedang mengadakan penelitian di sini pak, ada yang ingin saya tanyakan mengenai kemas ulang informasi.”

I1: “Oh iya mbak, disini kemas ulang informasi ditangani oleh bidang

Diseminasi Informasi.”

P: “Ada berapa orang yang melakukan kemas ulang disini pak?”

I1: “Dalam hal ini ada manajer pengemasan informasi dan tenaga intinya 7

orang”

P: “Sejak kapan kemas ulang dilakukan pak?

I1: “Sebenarnya sudah sejak lama melakukan kemas ulang informasi

sekitar 1980-an kemasan nya itu berupa indeks-indeks majalah. Kalau secara fungsional struktur organisasi sub.bidang jasa kemasan ada sejak tahun 2001.

(4)

I1: “Karena informasi yang begitu melimpah, guna membantu pemakai

informasi dapat menemukan informasi yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Dan itu semua sejalan dengan visi dan misi PDII LIPI juga.”

P: “ Kalau proses pengemasan ulang nya bagaimana pak?

I1: “ Prosesnya pertama kami tentukan topik nya, kedua kita tentukan

ruang lingkup dengan keywords tertentu, selanjutnya dilakukan penelusuran ke berbagai sumber informasi baik dalam dan luar negeri, baik yang manual atau yang digital. Dan biasanya kami lebih utamakan yang digital. Lalu setelah bahan informasi didapat, hasil penelusuran tersebut di analisis. Kemudian hasil analisis tersebut kita lengkapi dengan gambar grafis, dan selanjutnya proses pengemasan dengan berbagai software corel, design, flipping book. Lalu di dilakukan editing, kalau oke selanjutnya di cetak.”

P: “Bagaimana kebijakan dalam menentukan topik pak?

I1: “Kebijakan dalam menyeleksi dan menetapkan topik didasarkan pada

beberapa hal

a. Masuk dalam Bidang Unggulan LIPI (Pangan, obat-obatan, Kelautan, Material Maju, Bioteknologi, Transportasi, dan Industri) b. Memberi dampak yang signifikan terhadap perubahan kearah perbaikan

c. Memenuhi kebutuhan pengguna sebagai solusi terhadap suatu permasalahan

d. Isunya lagi hangat”

P: “Bagaimana kebijakan dalam penentuan ruang lingkup pak?” I1: “Strategi dalam penentuan ruang lingkup dengan kata kunci:

(5)

b. Memanfaatkan informasi ilmiah lainnya yang kelola oleh lembaga lain di Indonesia melalu jaringan kerjasama

c. Memanfaatkan langganaan akses jurnal luar negeri dan akses jurnal luar negeri yang dilanggan oleh instansi lain melalui kerjasama d. Memanfaatkan sarana open akses baik buku maupun jurnal” P: “Bagaimana dengan kebijakan kegiatan penelusuran informasi pak?” I1: “Penentuan lokasi informasi kita sesuaikan dengan bidangnya misalnya

bidang kelautan kita akses ke database yang mengelola bidang kelautan misalnya ISJD, IPI, ASFA, PROQUEST, dsb. Jadi akseske sumber informasi kita sesuaikan dengan bidangnya. Cara akses yang dilakukan secara online”

P: “Bagaimana kebijakan mengevaluasi informasi yang telah ditemukan pak?”

I1: “Evaluasi kita lakukan dengan mengadakan survei kepuasan

masyarakat pengguna, dan evaluasi pengguna terhadap pemenuhan kebutuhan baik secara manual mengisi form evaluasi bagi yang datang langsung, maupun menggunakan quesioner digital secara online bagi pengunjung online”

P: “Kalau kebijakan mengemas informasi bagaimana pak?”

I1: “Ya setelah semua terlaksana dengan baik, mulai dari menentukan topik

sampai hasil analisis, lalu dilakukan kemas ulang. Kebijakan yang dibuat dalam pengelolaan kemasan informasi yang inovatif. Kemas ulang dilakukan dengan menggunakan berbagai software corel, design, flipbook dan lainnya. Jika sudah diedit dan sudah sesuai, maka selanjutnya dicetak” dan upaya inovasi pembuatan kemasan informasi dilakukan melalui penyelenggaraan pelatihan desain grafis dan multimedia bagi petugas kemasan informasi serta penguatan promosi dan legalitas produk kemas ulang informasi lembaga.”

(6)

I1: “Pengemasan informasi dilakukan sesuai dengan segmentasi

penggunanya (penentu kebijakan  kemasannya policy brief, peneliti kemasanya analisis informasi hasil research, mahasiswa kemasan informasi abstrak hasil penenlitian per bidang; UKM kemasanya panduan usaha dan teknologi tepat guna. Kemasan tersebut terus dilakukan inovasi media, tampilan dan kemasannya.

P: “Kalau untuk pemeriksaan hasil yang dikemas sesuai atau tidak bagaimana pak?

I1: “Kami melakukan editing dengan berbagai software corel, dan design,

kemudian evaluasi pemanfaatan kemas ualng informasi. evaluasi ini mencakup pemanfaatan produk, kesesuaian topik kemasan dan nilai ekonomi bagi lembaga. Kebijakan evaluasi produk dilakukan secara langsung kepada pemustaka yang memesan produk baik yang datang langsung menggunakan quesioner tercetak, maupun yang secara onlene mengisi quesioner secara online

P: “Oh jadi begitu ya pak.. “ I1: “Iya mbk”

P: “Terima kasih banyak ya pak” I1: “Sama-sama”

2. Hasil Transkrip Wawancara Informan II

(7)

P: “Selamat siang pak?” I2: “Selamat siang mbak..”

P: “Saya mahasiswa USU, saya sedang mengadakan penelitian di sini pak, ada yang ingin saya tanyakan mengenai kemas ulang informasi.”

I2: “Oh iya , silahkan mbk”

P: “Bagaimana proses pengemasan ulang dilakukan?”

I2: “Prosesnya mudah, pertama menentukan topik, melakukan penelusuran,

melakukan analisis hasil penelusuran, mengemas informasi kemudian menyebarkan kepada pengguna” mudahkan?

P: “Emm,, bagaimana cara dalam menentukan topiknya pak?”

I2: “Emm,, biasanya diidentifikasi terlebih dahulu kebutuhan penggunanya.

Dengan mengumpulkan ide dan masukan dari berbagai kalangan seperti peniliti, ilmuan, karyawan dan lainnya. Hal tersebut agar topik yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan pengguna”

P: “Bisa dibilang semua yang bersangkutan ya pak?”

I2: “Iya begitu mbk. Karena ini kan kerja sama antar tim yang berasal dari

ilmuan,peneliti, pegawai dan pengguna juga harus ikut memberikan ide agar banyak masukan jadi lebih baik”

P: “Kalau menentukan ruang lingkup bagaimana pak?”

I2: “Menentukan ruang lingkup, emm,, pertama diharuskan membuat kata

(8)

P: “Bagaimana cara melakukan penelusuran informasi nya pak?”

I2: “Kalau itu mah mudah mbk, buka aja internet semuanya lengkap. Tapi

kami juga memperhatikan sumber informasi yang baik dan benar Seperti ISJD, eLib, Science Direct, Asfa, Proquest, Portal Garuda dan lainnya”.

P: “Bagaimana mengevaluasi informasi yang telah ditemukan pak?”

I2: “Informasi yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis, dianalisis

dengan melengkapi gambar grafis. Biasanya dilakukan penyortiran informasi, membuang yang tidak perlu dan menyimpan yang memang dibutuhkan. Dan simpan pada tempat penyimpanan pribadi.”

P: “Setelah dianalisis kemudian pengemasan kan pak, kalau mengemas informasi bagaimana pak?”

I2: “Iyaa.. setelah semua terlaksana dengan baik, mulai dari menentukan

topik sampai hasil analisis, lalu dilakukan kemas ulang kemudian membuat kemasan informasi yang inovatif. Kemas ulang dilakukan dengan menggunakan berbagai software corel, design, flipbook dan lainnya. Jika sudah diedit dan sudah sesuai, maka selanjutnya dicetak” P: “Terakhir bagaimana mengevaluasi produk yang telah dibuat dan proses

pembuatannya pak?”

I2: “Kalau mengevaluasi produk ya, biasanya kami melihat topik apa saja

yang sedang berkembang dimasyarakat. Gitu si.. biar tetap up to date jadi gak ketinggalan kita nya. Terus kalau evaluasi proses pembuatannya kita tetap ya mengikuti perkembangan teknologi. Jadi yang dulu nya manual sekarang digital. gitu mbak..”

(9)

3. Hasil Transkrip Wawancara III

Wawancara ini diambil pada tanggal 12 April 2016, pukul 14.00 WIB. Bertempat di PDII-LIPI, tepatnya di ruang Diseminasi Informasi. kondisi wawancara dilakukan dengan santai, dikarenakan informan sedang tidak menjalankan aktivitas apapun. Topik yang akan ditanyakan kepada informan adalah mengenai bagaimana proses kemas ulang informasi. berikut adalah hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan informan disimbolkan dengan I3.

P: “Selamat siang pak?”

I3: “Siang mbak.. ada yang bisa saya bantu mbk?”

P: “Begini pak saya mahasiswa USU, saya sedang mengadakan penelitian di sini pak, ada yang ingin saya tanyakan mengenai kemas ulang informasi.”

I3: “Oh iya, boleh silahkan mbak..”

P: “Kalau boleh tau bagaimana proses pengemasan ulang informasi dilakukan pak?”

I3: “Kalau proses nya itu sama macem tahapannya yak kan, nah kebetulan

saya dibagian penelusurannya mbk, jadi saya hanya bisa jawab sedikit yang secara umum saja. Pertama itu menentukan kebutuhan apa yang dibutuhkan pengguna, kemudian melakukan penelusuran, lalu hasil penelusuran nya itu biasanya sama yang lebih senior disaring mana yang lebih cocok. Jika sudah sesuai, langsung deh dibawa ke pengolahan atau tim pengemasnya. Di cek, diedit dengan menggunkan berbagai software biar tampilannya bagus. Nah dicetak deh sesuai dengan kebutuhan.”

(10)

I3: “menentukan ruang lingkup, emm,, pertama menentukan ruang lingkup

dengan kata kunci diharuskan membuat kata kunci yang sesuai dengan ruang lingkup agar tidak terjadi perluasan pencarian nantinya. dalam hal ini membuat kata kunci harus benar-benar baik dengan menggunakan bantuan menggunakan kamus, ensiclopedi atau LCSH dan lain sebagainya. Dan bisa juga menggunakan teknik penelusuran informasi dengan menggunakan Boolean seperti penambahan yes,or,not”

P: “Bagaimana dengan cara penelusuran informasi pak?”

I3: “Kalau itu biasanya dari database lokal maupun asing mbak Seperti

ISJD, eLib, Science Direct, Asfa, Proquest, Portal Garuda dan lainnya”. Dan biasanya yang lokal lebih bagus si hasilnya mbk.

P: “Bagaimana mengevaluasi informasi yang telah ditemukan pak?”

I3: “Informasi yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis, dianalisis

dengan melengkapi gambar grafis. Biasanya dilakukan penyortiran informasi, membuang yang tidak perlu dan menyimpan yang memang dibutuhkan. Dan simpan pada tempat penyimpanan pribadi.”

P: “Setelah dianalisis kemudian pengemasan kan pak, kalau mengemas informasi bagaimana pak?”

I3: “Benar.. kalau pengemasan ada juga kita pake aplikasi yang udah save,

jadi sewaktu tim kita dibutuhin ini bantuan, dokumen yang mau dikemas tinggal di scan aja, di in design, pilih tamplate, biasa sesuai dengan topik, kalau sudah sesuai bentuk cover oke udah selesai.karena kan tinggal masukkan aja htmlnya langsung interaktif.”

P: “Terakhir bagaimana mencetak kemasan informasi yang akan dibuat pak?”

I3: “Ada evaluasi produk yang telah dibuat karena produk yang telah

(11)

kemungkinan ada informasi yang lebih baru lagi. Kalau Proses pembuatannya juga harus dievaluasi misalnya dulu pohon industri dibuat dalam bentuk cetak ke mudian menjadi bentuk CD interaktif. pada intinya prosesnya selalu bekembang sesuai dengan perkembangan teknologi yang terjadi”

P: “Terimakasih banyak pak atas informasi dan waktunya” I3: “Sama-sama mbak..”

4. Hasil Transkrip Wawancara IV

Wawancara ini diambil pada tanggal 12 April 2016, pukul 15.00 WIB. Bertempat di PDII-LIPI, tepatnya di ruang Diseminasi Informasi. kondisi wawancara dilakukan dengan santai, dikarenakan informan sedang tidak menjalankan aktivitas apapun. Topik yang akan ditanyakan kepada informan adalah mengenai bagaimana proses kemas ulang informasi. berikut adalah hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan informan disimbolkan dengan I4.

P: “Selamat siang pak?” I4: “Selamat siang mbak..”

P: “Saya mahasiswa USU, saya sedang mengadakan penelitian di sini pak, ada yang ingin saya tanyakan mengenai kemas ulang informasi.”

I4: “Oh iya , silahkan mbk”

P: “Bagaimana pak proses pengemasan ulang dilakukan?”

I4: “Proses atau prosedur pengemasan nya secara umum, pertama

(12)

kita buat yang trend atau sesuai dengan permintaan, kemudian menelusur informasi keberbagai sumber, lalu hasilnya dianalisis. Lalu semua yang berkaitan akan dibuat detail gambar dan bagannya. Karena sekarang menciptakan yang interaktif jadi kita masukkan linknya, waktu diklik langsung menuju ke sumber aslinya dia.”

P: “Oh iya pak, bagaimana cara menetapkan topiknya?”

I4: “dalam menentukan topik, diharuskan mengidentifikasi kebutuhan

pengguna terlebih dahulu. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna dengan mengumpulkan berbagai masukan dan ide yang berasal dari pengguna itu sendiri atau ilmuan, karyawan dan manajemen puncak/pengambil keputusan”

P: “Kalau ide dan masukan dari semua pihak sudah bagaimana pak?” I4: “kalau sudah topik nya di tetapkan, di tentukan ruang lingkup dengan

kata kunci..”

P: “Bagaimana dengan menentukan ruang lingkup dengan kata kunci pak?” I4: “Kalau dalam menentukan ruang lingkup dengan kata kunci, atau cara ,

siasat yak kan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Tentu saja ada teknik nya. Yaitu teknik penelusuran informasi. bisa dengan menggunakan Boolean, membuat kata kunci yang tepat. Bisa pakai thesaurus, ddc dan lainnya.

P: “Bagaimana dengan melakukan penelusuran informasi pak?”

I4: “Kalau itu biasanya sesuai bidang ya. Kalau pertanian, perikanan,

(13)

I4: “Informasi yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis, dianalisis

dengan melengkapi gambar grafis. Biasanya dilakukan penyortiran informasi, membuang yang tidak perlu dan menyimpan yang memang dibutuhkan. Dan simpan pada tempat penyimpanan pribadi.”

P: “Selanjutnya pengemasan informasi nya bagaimna pak?”

I4: “Ya setelah semua terlaksana dengan baik, mulai dari menentukan topik

sampai hasil analisis, lalu dilakukan kemas ulang. Kebijakan yang dibuat dalam pengelolaan kemasan informasi yang inovatif. Kemas ulang dilakukan dengan menggunakan berbagai software corel, design, flipbook dan lainnya. Jika sudah diedit dan sudah sesuai, maka selanjutnya dicetak” dan upaya inovasi pembuatan kemasan informasi dilakukan melalui penyelenggaraan pelatihan desain grafis dan multimedia bagi petugas kemasan informasi serta penguatan promosi dan legalitas produk kemas ulang informasi lembaga.”

P: “Terakhir bagaimana mengevaluasi produk yang telah dibuat dan proses pembuatannya pak?”

I4: “Kami melakukan evaluasi pemanfaatan kemas ualng informasi.

evaluasi ini mencakup pemanfaatan produk, kesesuaian topik kemasan dan nilai ekonomi bagi lembaga. Kebijakan evaluasi produk dilakukan secara langsung kepada pemustaka yang memesan produk baik yang datang langsung menggunakan quesioner tercetak, maupun yang secara online mengisi quesioner secara online”

P: “Baik lah kalau begitu pak,makasih banyak ya pak..” I4: “Sudah cukup?” I4: “Baik mbk sama-sama”

(14)
(15)
(16)

Lampiran IV.1 contoh paket kemasan informasi di PDII

Dibawah ini beberapa contoh paket kemasan informasi PDII dalam format tercetak.

Gambar 1. Paket Informasi Teknologi

Paket informasi bertujuan memudahkan pengguna dalam memanfaatkan sumber informs siap pakai

Gambar 2. Info Baru

Info baru dibuat agar pengguna mengetahui informasi yang actual

Gambar 3.Pohon Industri

Pohon industi dibuat agar memberikan informasi tentang produk yang dihasilkan dari suatu komoditas.

(17)

Panduan usaha dibuat agar membantu usaha kecil dan menengah dalam mengembangkan usahanya

Gambar 5. Tinjauan Literatur

Tinjauan literature dibuat agar literatur yang sudah ada yang berkaitan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Gambar 6. Fokus Informasi

Fokus informasi dibuat agar memantau perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sementara itu, contoh tampilan paket kemasan informasi elektronik PDII sebagai berikut:

Gambar 7. Pohon Industri Elektronik

(18)

Terkait dengan penamaan paket kemasan informasi PDII di atas, kemungkinan dapat saja berubah, berkurang atau bertambah sewaktu-waktu sesuai perkembangan atau inovasi yang dilakukan oleh pihak yang bersangkutan.

(19)

Gambar 9: Proses pembuatan template cover CD

Gambar 10: Mesin Cetak cover CD

(20)

Gambar 12: Ruang Audiovisual dan koleksi CD/DVD

(21)

Lampiran IV.2 PDII-LIPI 1. Sejarah PDII

Cikal bakal Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah tidak lepas dari bedirinya Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (MIPI) Tahun 1956. MIPI memiliki Bagian Dokumentasi yang memiliki tugas utama untuk menyediakan informasi tentang kegiatan penelitian baik di Indonesia maupun di luar negeri, serta menyebarkan informasi tersebut ke lembaga-lembaga penelitian. Dari Bagian Dokumentasi MIPI inilah Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) berawal.

Bagian Dokumentasi MIPI ini selanjutnya berubah nama menjadi Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional (PDIN) di tahun 1965 berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Research Nasional No. 107/M/Kpts/Str/65. PDIN memiliki tugas untuk memberika layanan informasi IPTEK kepada masyarakat pada umumnya dan secara khusus kepada masyarakat.

(22)

Kepala LIPI No. 1151/M/2001 tanggal 5 juni 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja LIPI.

(23)

berikut gambar organisasi PDII LIPI tahun 2014-sekarang.

Gambar IV.2 Struktur Organisasi PDII-LIPI tahun 2014-sekarang Sumber: PDII-LIPI

Pusat dokumentasi dan informasi

ilmiah

Bagian Tata Usaha

Subbag. Kepegawaian

Subbag. Keuangan

Subbag. Umum

Bidang Dokumentasi

Bidang Diseminasi

Informasi

Bidang Sarana Akses Informasi

Kelompok Jabatan Fungsional

Subbid. Alih Media dan Preservasi

Subbid. Pangkalan data

(24)

2. Visi dan Misi

Adapun Visi dan Misi dari PDII-LIPI yaitu: 2.1Visi

Menjadi lembaga ilmu pengetahuan yang berada dalam peringkat kelompok terbaik dunia dalam mengahasilkan IPTEK guna meningkatkan kualitas SDM dan daya saing perekonomian nasional.

2.2 Misi

a. Menciptakan “great science” (ilmu pengetahuan berdampak penting) dan invensi yang dapat mendorong inovasi dalam rangka meningkatkan daya sain perekonomian nasional

b. Mendorong peningkatan pemanfaatan pengetahuan dalam proses penciptaan good govermance dalam rangka memantapkan NKRI

c. Turut serta dalam proses pencerahan kehidupan masyarakat dan kebudayaan berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan kaidah etika keilmuan

d. Memperkuat peran Indonesia (yang didukung ilmu pengetahuan) dalam pergaulan internasional

(25)

3. Tujuan

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, tujuan yang akan dicapai PDII adalah menjadi pusat repository nasional dan penyedia informasi terdepan bidang sains dan teknologi.

4. Sumber Daya Manusia

Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) LIPI pada tahun 2014 di dukung oleh 119 (seratus Sembilan belas) orang Pegawai Negeri Sipil yang terdiri atas pejabat struktural eselon II sebanyak 1 orang dengan pendidikan S2, pejabat structural eselon III sebanyak 4 orang dengan pendidikan S3, S2, dan S1. Pejabat eselon IV sebanyak 5 orang dengan tingkat pendidikan S2 dan S1. Usia dari seluruh pegawai PDII berkisar pada 25-60 tahun, diantaranya sedang dalam tugas/izin belajar di dalam negeri.

Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) memiliki pegawai dengan jabatan fungsional peneliti sebanyak 10 orang, terdiri dari Peneliti Madya sebaanyak 4 (empat) orang, Peneliti Muda sebanyak 2 (dua) orang, Peneliti Pertama sebanyak 4 (empat) orang.

Selain jabatan peneliti, PDII juga memiliki pegawai dengan jabatan fungsional lain yaitu jabatan pustakawan, jabatan fungsional arsiparis, jabatan fungsional pranata computer, jabatan fungsional analisis kepegawaian, jabatan fungsional pranata humas, dan jabatan fungsional perencana. Jumlah pegawai dengan jabatan fungsional tersebut yakni pustakawan sebanyak 27 orang, arsiparis sebanyak 15 orang, pranata computer sebanyak 3 orang, kepegawaian sebanyak 2 orang, pranata humas sebanyak 2 orang, dan 1 orang perencana, sedangkan lainnya sebanyak 50 orang masih menduduki pada jabata fungsional umum dan secara terus menerus akan diusulkan pada jabata fungsional tertentu. 5. Produk Kemasan Informasi PDII

(26)

5.1Jenis produk berdasarkan bidang ilmu

1. Paket Informasi Teknologi merupakan kumpulan informasi ilmiah mengenai perkembangan teknologi suatu bidang tertentu. Paket ini memuat informasi terseleksi mengenai ide-ide baru untuk dikembangkan yang bersumber dari buku, laporan penelitian,majalah, paten, hasil seminar, standar, dll. PDII telah berhasil memenuhi pesanan Paket Informasi Teknologi Industri (PITT) dari berbagai kalangan UKM dan peneliti sejak tahun 1987. Dengan memesan paket ini, pengguna tidak perlu membuang waktu untuk menelusur dan menyeleksi informasi yang dibutuhkan.

2. Info Ristek memuat informasi mengenai topik/permasalahan yang perlu mendapat perhatian untuk membantu pengambil kebijakan mencari solusinya.

3. Info Haki merupakan informasi yang dimaksudkan untuk mensosialisasikan masalah HaKi dikalangan para peneliti, industriawan, dan praktisi hokum agar dapat mengikuti dan mengetahui hal yang berkaitan dengan Hak atas Kekayaan Intelektual, seperti: hak paten, hak cipta, dan merk. Info HaKI disajikan dalam bentuk artikel yang diterbitkan setiap 3 bulan.

(27)

informasi full text-nya dapat memesan dengan cara memilih dari daftar isi majalah ilmiah yang dilanggan oleh PDII.

5. Buletin Astrak merupakan abstrak artikel dari majalah ilmiah luar negeri yang dipilih sesuai dengan frekuensi terbit majalah yang dipilih. Dan ini diberikan kepada pelanggan Buletin Abstrak.

6. Database suatu bidang memuat kumpulan bibliogarfi dan abstrak hasil penelusuran literature dari beberapa topic dalam suatu bidang. Sumber informasi yang digunakan antara lain: Koleksi perpustakaan PDII-LIPI, CD-ROM, Internet, Chemical Abstrak dan informasi lainnya. Karena dalam bentuk database sehingga dapat ditelusur dengan menggunakan indeks pengarang, kata kunci, dll.

7. Pohon Industri merupakan kemasan informasi yang disusun berdasarkan fungsi dan manfaat suatu komoditas yang bernilai ekonomis. Kemasan ini bertujuan memberikan gambaran tentang jenis-jenis produk yang dibuat untuk merangsang pengusaha melakukan dan mengembangkan diversifikasi produk yang bernilai ekonomis.

(28)

9. Tinjauan Literatur merupakan kemasan informasi berupa kumpulan refrensi yang dikutip dalam satu topik untuk informasi tertentu.

10. Fokus Informasi Indonesia merupakan kemasan informasi yang terdiri atas abstrak terbitan jurnal/majalah ilmiah Indonesia terbaru dlam bidang ilmu tertentu.

11. Paket Penawaran Teknologi merupakan upaya untuk memberikan wawasan bagi usaha kecil maupun menengah dan Pem-Kab/Pem-Kot dalam mengembangkan produk melalui teknologi yang telah dikembangkan oleh Lembaga Penelitian Indonesia. Disajikan dalam bentuk informasi yang mencakup tingkat pengembangan produk, uraian singkat, keuntungan ekonomis dan teknologi.

12. Seri Info TTG merupakan isi daftar tulisaan mengenai teknologi sederhana dalam berbagai bidang usaha yang dikumpulkan dari majalah, buku, kliping, Koran, standar dan paten.

13. Film Animasi merupakan kemasan informasi berupa multimedia (audio-visual) interaktif yang berisi informasi kegiatan penelitian. 5.2Bentuk Paket

Berdasarkan hasil pengumpulan data bentuk paket kemasan yang tersedia di PDII yaitu: kemasan tercetak dan elektronik.

1. Paket Kemasan Tercetak

(29)

Tabel V.1 Paket Kemasan Informasi PDII Format tercetak

No. Judul kemasan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.

Analisis Informasi Paten Bidang Pangan UKM: Aneka Produk Pangan Kemasan Informasi: Bahan Alami sebagai Bioetanol

Kemasan Informasi: Kelapa Sawit Produk dan Manfaatnya Kemasan Informasi: Produk Olahan dari Rumput Laut Panduan Teknis Usaha: Arang Aktif

Panduan Teknis Usaha: Budidaya Murbei Panduan Teknis Usaha: Genteng

Panduan Teknis Usaha: Gula Semut Panduan Teknis Usaha: Jem Jambu Mete Panduan Teknis Usaha: Kecap Air Kelapa Panduan Teknis Usaha: Keripik Bongol Pisang Panduan Teknis Usaha: Manisan Jambu Mete Panduan Teknis Usaha: Nata De Coco

Panduan Teknis Usaha: Pati Garut

Panduan Teknis Usaha: Pindang Bandeng Duri Lunak Panduan Teknis Usaha: Pupuk Bokashi

Panduan Teknis Usaha: Sabun Krim Deterjen Panduan Teknis Usaha: Santan Pasta (Krem) Panduan Teknis Usaha: Sirih Instan

Panduan Teknis Usaha: Tepung Cacing Panduan Teknis Usaha: Tepung Ikan Panduan Teknis Usaha: Tepung Tapioka Pohon Industri Hasil Samping Produk Sapi Pohon Industri Ikan

Pohon Industri Jarak Pagar Pohon Industri Kelapa Pohon Industri Kemiri Pohon Industri Lamun Pohon Industri Nanas Pohon Industri Pinang Pohon Industri Rumput Laut Pohon Industri Singkong Pohon Industri Teknologi Nano 2. Paket Kemasan Elektronik

(30)

Usaha, Fokus informasi Indonesia, HIV/AIDS:Kumpulan artikel jurnal asing, Indonesiana: Kumpulan artikel, Indonesiana: kumpulan tesis dan disertasi, Info Ristek, IPTEK Nano di Indonesia, Kasus kepustakawanan kita, Kebijakan pangan dan kearifan lokal, Kelapa sawit, Paket Informasi Khusus, Paket Informasi Panduan Usaha, Paket Informasi Teknologi Industri, Paket Informasi Teknologi Pengelolaan Sumber Daya Perairan (DAS), Paket Informasi Teknologi Penghematan Energi, Paket Informasi Teknologi lainnya.

Tabel V.2 Paket Kemasan Informasi PDII Format Elektronik

No. Judul Kemasan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11. 12. 13.

CD ROM Katalog Perpustakaan PDII CD ROM Multimedia Pohon Industri CD ROM Multimedia Panduan Usaha Fokus Informasi Indonesia

HIV/AIDS: Kumpulan Artikel Jurnal Asing Indonesiana: Kumpulan Artikel

Indonesiana: Kumpulan Tesis/Disertasi Info Ristek

IPTEK Nano di Indonesia Kasus Kepustakawanan Kita

Kebijakan Pangan dan Kearifan Lokal Kelapa Sawit: Produk dan Manfaatnya

Paket Informasi Khusus: Manajemen Perubahan 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.

Paket Informasi Khusus: Budaya Aceh

Paket Informasi Khusus: Desentralisasi Asimetris Paket Informasi Khusus: HIV/AIDS

Paket Informasi Khusus: Konferensi Asia Afrika Paket Informasi Panduan Usaha

Paket Informasi Teknologi Indutri: Minyak Kelapa Sawit

Paket Informasi Teknologi Pengelolaan Sumber Daya Perairan DAS Paket Informasi Teknologi Penghematan Energi

Paket Informasi Teknologi: Batu Bara Paket Informasi Teknologi: Buah Naga

Paket Informasi Teknologi: Energi Terbarukan Paket Informasi Teknologi: Erupsi

(31)

28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61.

Paket Informasi Teknologi: Jamu Paket Informasi Teknologi: Manggis

Paket Informasi Teknologi: Mesin Pertanian

Paket Informasi Teknologi: Mikroba pada Pengolahan Limbah Paket Informasi Teknologi: Pendidikan Anak Tunanetra Paket Informasi Teknologi: Pengawet Makanan Alami Paket Informasi Teknologi: Perikanan

Paket Informasi Teknologi: Perubahan Iklim Paket Informasi Teknologi: Peternakan Paket Informasi Teknologi: Sagu Paket Informasi Teknologi: Sirsak Paket Informasi Teknologi: Stem Cell

Paket Informasi Teknologi: Tanaman Pangan Paket Informasi Teknologi: Vitamin C Paket Informasi Teknologi: Limbah Batik Paket Informasi Teknologi: Batok Kelapa

Paket Kemasan Informasi Kekurangan Gizi pada Anak Paket Informasi Padi Toleran terhadap Penyakit Bias PITI: Fototerapi untuk Kasus Bayi Kuning

PITI: Fuel Cells

PITI: Multilayer Printed Circuit Boards PITI: Pemurnian Logam Silikon

PITI: Thermal Reduction Processes For Magnesium Production Pohon Industri Pinang

TTG: Ketahanan Pangan dan Kesehatan TTG: Membangun UKM dan IKM Daerah TTG: Pengolahan Air dan Sanitasi

TTG: Pengolahan Sabut Kelapa TTG: Pengolahan Pangan

TTG: TTG Ristek Seri Mencerdaskan Bangsa Pohon Industri Singkong

TTG: CD ROM Ristek Seri Warintek Pohon Industri Manggis

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Agada, J. 1990. Information technology and the preparation of libraries for the information society; questions for developing countries. Personel Training and Education, 7(3), 54-63.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Cresswell, Jhon W. 2010. Reseacrh Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chisita, Takaingenhamo. 2011. Role of Libraries In Promoting the Disemination and Documentation of Indegenious Agricultural Information: Case Study of Zimbabwe Informaton System for Knowledge In Agriculture

(diakses,

06/10/2015)

Darmawan, Deni. 2007. “Mengenal Teknologi Informasi” Makalah disajikan dalam pelatihan TIK guru-guru kota cimahi, kerjasama FIP dengan Dinas Pendidikan, Desember 2007, Cimahi.

Davis, Gondon B. 2009. Management Information Sytem. Conceptual Foundation, structure and development. Second Edition. New York: McGraw Hills.

Dewiyana, Himma, dkk. Kewirausahaan Informasi (Infopreuner) Studi Kasus pada Program Pengabdian Masyarakat Kelompok Mahasiswa. 2014. Djatin, Jusni. 2007. Pengemasan dan Pemasaran Informasi. Jakarta

Dongardive, Prakash. 2013. “Information Repackaging In Library Services” International Journal of Science and Reseacrh (IJSR) 2(11):204-209.

(diakses,

06/10/2015)

Fatmawati, Endang. 2014. Kemas Ulang Informasi-Suatu Tantangan Bagi Pustakawan

(diakses,

06/10/2015)

(33)

Hartinah, Sri. 2005. Kemas Ulang Informasi. Jakarta

(diakses 06/10/2015)

. 2009. Pengemasan Informasi untuk Pengguna Perpustakaan. Jakarta. https://duniaperpustakaan .blogdetik.com/2009/11/2015 (diakses 06/10/2015)

Iwhiwhu, Enemute Basil. 2008. Information Repackaging and Library Services: A Challenge to Information Professionals In Nigeria. Library Philosophy and Practice (e-journal). 4(3):16

Laloo, Bikika Tariang. 2002. Information Needs, Information Seeking, Behavior and Users. New Delhi: Ess Publication.

Maryati, Ira and Yoganingrum, Ambar. 2015. Information Packaging Process for Solving the Lack of Information Literacy in Coastal and Small Island Areas in Indonesia. The general conference congress of southeast asian librarians Bangkok Thailand

Milles, M.B. and Huberman, M.A. 1984. Qualitative data analysis. London: Sage Publication

Moleong, Lexy J.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rusdakarya Offset.

Mutongole, Wamala Eva. 2010. Information Repackaging for the Concervation of Biodiversity on Farmlands In the Central District of Uganda Scientific and Technical Information and Rural Development. information repackaging for the concervation-IAALD Congress 130_b.pdf (diakses 19/12/2015)

Reitz, Joan M. 2004. Dictionary for Library and Information Science. Westport, Connecticut London: Libraries Unlimited

Riduan. 2012. Belajar Mudah untuk Guru- Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rumani, Sri. 2009. Dokumentasi, Kearsipan, Informasi dan Perpustakaan Sankarto, S. Bambang. 2008. Pedoman Pengemasan Informasi. Jakarta: Badan

(34)

Sulistyo-Basuki. 2004. Pengantar Dokumentasi. Bandung: Rekayasa Sains. . 2006. Perpustakaan dan Informasi dalam Konteks Budaya. Jakarta: Departemen Ilmu Budaya Universitas Indonesia.

Sutopo, HS. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press

Suprapto. 2008. Pengemasan dan Pemasaran Informasi. Solo

pengemasan-dan-pemasaran-informasi (diakses 12/12/2015)

Tassel, Joan Van and Lisa Poe-Howfield. 2010. “Packaging, Rapackaging, and Marketing Content-Chapter 9”. Published By Elseveir Inc. DOI: 10.1016/B978-0-240-81020 1.00009-9

Tupan dan Wahid Nashihuddin. 2015. Kemas Ulang Informasi untuk Pemenuhan Kebutuhan Informasi Usaha Kecil Menengah: Tinjauan Analisis di PDII-LIPI. BACA: Jurnal Dokumentasi dan Informasi, 36(2) Desember 2015.

Weiner, N. 1948. Cybernetics: Or Control and Comunication in the Animal and the Machine, Boston, MA: Technology Press.

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Gambaran umum

Kegiatan pengemasan ulang informasi sudah dilakukan pada tahun 1980-an yang mana pada saat kemasan yang dibuat berupa indeks majalah dan dilakukan secara sederhana. Kemudian saat surat keputusan kepala LIPI No. 1151/M/2001 tanggal 15 juni 2001, pelaksanaan kegiatan kemasan informasi di PDII-LIPI dilakukan oleh Sub.Bidang Jasa Kemasan Informasi (Koordinasi dibawah Bidang Informasi), dengan tugas melakukan urusan pelayanan, pengemasan informasi ilmiah, menyiapkan rencana penerbitan dalam bentuk cetak maupun digital, serta melakukan pengembangan dan pengolahan.

Dan semenjak Re-Organisasi tahun 2014-Sekarang Bidang Informasi telah berubah menjadi Bidang Diseminasi Informasi tanpa Sub.Bidang, dan jasa kemasan informasi saat ini berada dalam bidang Diseminasi Informasi. dalam melakukan kegiatan kemas ulang informasi PDII-LIPI bekerja sama dengan pihak lain seperti Peneliti agar topik yang dibahas sesuai dan hasilnya baik. Jumlah pengolah yang melakukan pengemasan ulang informasi ada 7 orang dan 1 kepala bagian Diseminasi Informasi.

(36)

3.2Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di divisi Diseminasi dan Informasi bagian Kemas Ulang Informasi pada Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI) Jln. Jenderal Gatot Subroto No.10 Jakarta Selatan.

3.3Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut Cresswell (2010, 12) penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.

Sedangkan menurut Moleong (2007, 6):

Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh objek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

(37)

kata kunci, penelusuran informasi, pengumpulan informasi, analisis informasi, pengemasan informasi, pemeriksaan/editing, mencetak kemasan.

3.4 Data dan Sumber Data

Sumber data yang penulis peroleh untuk melengkapi data-data dalam kegiatan penulisan ini terdiri dari 2 sumber, antara lain:

a. Sumber data Primer

Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari hasil observasi dan wawancara yang diperoleh dari narasumber atau informan yang dianggap memiliki kompetensi dalam memberikan informasi yang relevan dan sebenarnya di lapangan. Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individu atau kelompok. Sumber data primer pada penelitian ini penulis peroleh dari informan yaitu Kepala Bagian Diseminasi dan staff yang menangani kemas ulang informasi di PDII.

b. Sumber data Sekunder

(38)

3.5Prosedur Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam penelitian untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan dan informasi yang dapat dipercaya. Menurut Basrowi (2008, 93) “metode pengumpulan data merupakan strategi untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan mengunakan teknik-teknik, prosedur-prosedur, alat-alat serta kegiatan yang nyata.” Peneliti menggunakan tiga pokok pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab untuk memperoleh jawaban yang dibutuhkan oleh seorang peneliti. Menurut Riduwan (2012, 74) “wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan melakukan percakapan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.” Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara digunakan untuk mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit.

(39)

merupakan tumpuan pengumpulan data bagi peneliti dalam mengungkapkan permasalahan penelitian (Sutopo 2002, 50).

Pemilihan informan didasarkan pada penarikan informan yang dilakukan dengan subjek berdasarkan kriteria spesifik dan purposive (tujuan). informan dalam penelitian ini yaitu kepala bidang Diseminasi (kode I1), staf penelusuran literatur (kode I2 dan I3), dan staf kemasan

informasi (kode I4). Data yang akan diambil dari informan adalah data

[image:39.595.211.465.453.598.2]

mengenai prosedur pengemasan ulang informasi meliputi: penentuan topik, penentuan ruang lingkup dengan kata kunci, penelusuran informasi, pengumpulan informasi, analisis informasi, pengemasan informasi, pemeriksaan dan cetak kemasan.

Tabel 3.1 karakteristik Informan

kode Bagian

I1 Kepala Bidang Diseminasi Informasi

I2 Staf Penelusuran

I3 Staf Penelusuran

I4 Staf Pembuat Kemasan Informasi

2. Observasi

(40)

dengan kata kunci, penelusuran informasi, pengumpulan informasi, analisis informasi, pengemasan informasi, pemeriksaan, dan sampai cetak kemasan. Pada instansi ini telah menghasilkan 13 jenis produk kemasan informasi yang terdiri dari 350 judul kemasan paket kemasan informasi. ada 2 bentuk jenis kemasan paket informasi yaitu tercetak dan elektronik.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Peneliti melakukan suatu kegiatan pengumpulan berbagai informasi dan data dari beberapa dokumen menunjang kelengkapan data yang dibutuhkan yaitu melalui buku, jurnal, hasil seminar, dan artikel baik yang tersedia dalam media online (internet) maupun yang ada di perpustakaan. Studi dokumentasi

ini dilakukan agar mengetahui setiap permasalahan yang dihadapi dan setelah itu dibandingkan keadaan yang diteliti atau survei di lokasi tempat peristiwa terjadi.

3.6Analisis Data

(41)

Menurut Milles dan Huberman (1984) analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri dari beberapa alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan penarikan kesimpulan.

1. Reduksi data

Reduksi data dapat diartikan sebagai merangkum, memilih hal-hal pokok, kompleks, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

Dalam tahap ini peneliti memfokuskan mengenai proses kemas ulang informasi yang dilakukan di PDII-LIPI, yang mana membahas bagaimana prosedur pengemasan ulang informasi meliputi: penentuan topik, penentuan ruang lingkup dengan kata kunci, penelusuran informasi, pengumpulan informasi, analisis informasi, pengemasan informasi, pemeriksaan, dan sampai cetak kemasan

2. Penyajian data

(42)

pengumpulan informasi, analisis informasi, pengemasan informasi, pemeriksaan, dan sampai cetak kemasan

3. Verifikasi data dan penarikan kesimpulan

Tahap selanjutnya setelah reduksi data dan penyajian data, maka dilakukan verifikasi dari kegiatan sebelumnya dan dilanjutkan kepenarikan kesimpulan. Pada tahap ini peneliti akan melakukan proses interpretasi data-data yang telah dikumpulkan dengan metode wawancara dan dokumentasi sambil terus menerus melakukan pencocokan terhadap kesimpulan yang akan dibuat.

3.7 Keabsahan Data (Validity of data)

Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang objektif, karena itu keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting. Melalui keabsahan data validitas penelitian kualitatif dapat tercapai. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi. Menurut Moleong (2007, 330) “triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.

Triangulasi dilakukan berdasarkan wawancara dengan informan. Teknik pengumpulan data juga dilakukan untuk melengkapi data primer dan data sekunder. Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Triangulasi Data

(43)

informan penelitian untuk mendapatkan data yang lengkap dan relevan sesuai dengan pedoman wawancara. Penulis mewawancarai Kepala Bidang Diseminasi, pegawai yang melakukan kegiatan penelusuran, dan pegawai yang menangani kemas ulang informasi PDII-LIPI.

2. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada BAB II untuk dipergunakan pada pembahasan penelitian dan menguji terkumpulnya data tersebut. Teori yang didapatkan oleh penulis tidak hanya melalui buku tercetak saja melainkan penulis juga memperkuat dengan artikel, dan jurnal, yang mengulas tentang pengemasan ulang informasi.

3. Triangulasi Metode

(44)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, penulis akan membahas tentang hasil-hasil penelitian yang dilakukan pada Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI) Jakarta Selatan, baik itu dari hasil pengamatan penulis secara langsung (observasi) maupun dari hasil wawancara dengan pegawai yang terlibat secara langsung dalam kegiatan pengemasan ulang informasi. hasil penelitian yang diperoleh menjelaskan tentang proses kemas ulang informasi yang dilakukan oleh PDII-LIPI, kegiatan ini mencakup: penentuan topik, penentuan ruang lingkup dengan kata kunci, penelusuran informasi, pengumpulan data, analisis informasi, pengemasan informasi, pemeriksaan, dan mencetak hasil kemasan yang dibuat. Setelah data diperoleh melalui wawancara, selanjutnya hasil wawancara tersebut penulis uraiakan sebagai berikut:

4.1Prosedur Pengemasan Ulang Informasi

Pengemasan ulang informasi merupakan kegiatan menyeleksi informasi yang berasal dari berbagai sumber, kemudian menganalisis informasi yang relevan, mensintesa dan menyajikannya dalam kemasan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Adapun prosedur pengemasan ulang informasi yang dilakukan pada PDII-LIPI dapat dilihat dari hasil wawaancara dengan informan sebagai berikut:

I1: “Proses atau prosedur pengemasan ulang informasi yang pertama

(45)

bahan informasi dikumpulkan, hasil penelusuran tersebut di analisis dengan melengkapi gambar grafis, selanjutnya proses pengemasan dengan berbagai software Corel Draw, Design, Flippingbook, lalu dilakukan editing, kalau sudah sesuai selanjutnya dicetak.”

Dari jawaban Kepala Bidang Diseminasi Informasi, dapat diuraikan prosedur pengemasan ulang informasi yang dilakukan PDII LIPI adalah sebagai berikut:

1. Penentuan topik

2. Penentuan ruang lingkup dengan kata kunci 3. Penelusuran informasi

4. Pengumpulan informasi 5. Analisis informasi

6. Pengemasan ulang informasi 7. Pengecekan/ editing

8. Cetak

4.1.1 Penentuan topik

(46)

yang ada. Bila kebutuhan informasi pengguna telah di identifikasi dengan baik maka pengemasan informasi akan lebih tepat sasaran. Sesuai dengan kebijakan dalam menetapkan topik didasarkan pada beberapa hal yaitu pernyataan informan I1 sebagai berikut:

“Kebijakan dalam menetapkan topik ada beberapa hal yaitu: masuk

dalam bidang unggulan LIPI, memberi dampak yang signifikan terhadap perubahan kearah perbaikan, memenuhi kebutuhan pengguna sebagai solusi terhadap suatu permasalahan, dan isunya lagi hangat”.

Seperti pernyataan informan I2 dan I3 memiliki pernyataan yang sama

tentang menetapkan topik sesuai dengan kebutuhan pengguna yaitu:

“Untuk menentukan topik, biasanya mengumpulkan berbagai masukan dan ide-ide dari pengguna maupun pihak terkait. dengan wawancara, maupun dengan pengisian form yang diberikan kepada mereka untuk memberikan masukan dan saran yang terkait”

Pernyataan lainnya menurut informan I4 sebagai berikut:

“Dalam menentukan topik perlu diperhatikan pembuatan kata kunci yang baik dan benar saat mengidentifikasi kebutuhan pengguna…”

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa informan sudah memiliki kemampuan untuk mengetahui permintaan dan kebutuhan informasi yang berkaitan dengan kebutuhan penggunanya. Informan mendefinisikan permintaan dan kebutuhan informasi penggunanya dengan menentukan topik terlebih dahulu dari ide atau masukkan baik dari pengguna itu sendiri, para ahli, ilmuan, dan pihak terkait lainnya.

4.1.2 Penentuan Ruang Lingkup dengan Kata Kunci

(47)

perlu membuat kata kunci yang sesuai. Dalam kata kunci mengandung istilah yang memiliki arti perluasan tentang pembahasan yang akan dikaji. Istilah-istilah tersebut dapat dilihat pada Ensiklopedi suatu ilmu atau Thesaurus dan lain sebagainya. Selain itu dengan membaca sumber informasi yang berkenaan dengan topik yang dicari, membuat seseorang lebih familiar dan lebih mendalam pengetahuannya dengan topik tersebut. Berikut adalah penyataan informan I2 dalam hal menentukan ruang lingkup

dan kata kunci:

“Menentukan ruang lingkup dengan kata kunci sangat penting… kata kunci yang dibuat harus benar-benar baik agar informasi yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan pengguna...”.

Sedangkan menurut I3 dan I4 mengenai menentukan ruang lingkup dengan

kata kunci yaitu:

“Menentukan ruang lingkup dengan kata kunci harus berhubungan dengan topik yang akan dicari, biasanya dalam membuat kata kunci menggunakan istilah-istilah yang ada di kamus,ensiklopedi, thesaurus dan lainnya…”

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa informan sudah memiliki kemampuan dan memahami dalam membuat ruang lingkup dengan kata kunci menggunakan istilah-istilah. Istilah-istilah tersebut, informan dapat membuatnya dengan melihat kamus, ensiklopedi, thesaurus atau karena sering membaca sumber informasi, sehingga familiar dengan istilah.

4.1.3 Penelusuran Informasi

(48)

penelusuran, informan terlebih dahulu harus mengetahui pencarian yang akan mereka gunakan. kegiatan penelusuran informasi dilakukan ke berbagai sumber. Baik yang manual atau yang digital seperti: menggunakan katalog perpustakaan, indeks majalah, atau mencari di internet. Seperti pernyataan informan I1 Kepala

Bidang Diseminasi Informasi menyatakan sesuai kebijakan penelusuran informasi:

“Penelusuran informasi kita sesuaikan dengan bidangnya misalnya bidang kelautan kita akses ke database yang mengelola bidang kelautan misalnya ISJD, IPI, ASFA, PROQUEST, dsb.. Cara akses yang dilakukan secara online..”

Dan pernyataan yang sama menurut I2, I3 dan I4 tentang melakukan

penelusuran informasi sebagai berikut:

“Penelusuran literatur biasanya dilakukan secara lokal pada koleksi PDII yang tersedia di perpustakaan, dan ada database lokal milik PDII yaitu ISJD dan eLib. Sedangkan untuk penelusuran yang diluar negeri dengan menggunakan database Science Direct, Asfa, Proquest, Portal Garuda (IPI) dan Google Scholar, karena saat ini sudah serba canggih, dengan adanya internet semua menjadi lebih mudah. Apapun yang dicari tinggal search buka internet saja...”.

Tambahan I3 mendukung pernyataan mengenai penelusuran informasi

yaitu:

“Kata kunci dan teknik penelusuran dengan menggunakan Boolean juga perlu digunakan saat penelusuran…”

(49)

informan penelusuran dengan internet lebih mudah, karena informan sudah terbiasa mengunakan situs ini. Ketika menelusur informasi dari internet, informan lebih sering menggunakan mesin pencarian Science Direct, Asfa, Proquest, Portal Garuda (IPI) dan Google Scholar. Selain kemudahannya menelusur dari internet juga perlu diperhatikan sumbernya. Tidak sembarang melakukan pencarian di Google karena banyak sumber informasi yang tidak jelas kebenarannya. Teknik penelusuran yang digunakan adalah menggunakan Boolean seperti penambahan “Yes, Or, Not”.

4.1.4 Pengumpulan Informasi

Setelah penelusuran informasi dilakukan ke berbagai sumber informasi, selanjutnya adalah mengumpulkan informasi-informasi yang telah didapat dan menyimpannya dalam suatu tempat penyimpanan kumpulan data. Pengumpulan informasi dilakukan agar mudah untuk tahap selanjutnya yaitu analisis informasi. 4.1.5 Analisis Informasi

Setelah hasil penelusuran informasi dikumpulkan, selanjutnya adalah mengevaluasi atau menganalisis informasi. pengevaluasian dilakukan dengan menyaring informasi yang sesuai, kegiatan ini sangat penting dilakukan terhadap informasi untuk menjamin kesahihan, validitas, dan realitas informasi tersebut.

(50)

pengetahuan yang baru. Menurut I1 mengenai kebijakan dalam menganalisis hasil

penelusuran informasi sebagai berikut:

“Evaluasi kita lakukan dengan mengadakan survei kepuasan masyarakat pengguna, dan evaluasi pengguna terhadap pemenuhan kebutuhan baik secara manual mengisi form evaluasi bagi yang datang langsung, maupun menggunakan quesioner digital secara online bagi pengunjung online.”

Menurut informan I3 dan I4 mengenai cara mengevaluasi informasi yang

telah diperoleh sebagai berikut:

“Setelah semua bahan telah dikumpulkan dari semua hasil penelusuran, maka selanjutnya adalah menganalisis hasil penelusuran tersebut. Dengan mensitir atau menyaring informasi, mencatat hal-hal penting yang dibutuhkan, membuang yang tidak perlu, memindai (scan), membuat abstrak, menyimpan pada tempat penyimpanan pribadi seperti folder, Selanjutnya melengkapi hasil penelusuran dengan gambar grafis”.

Sedangkan menurut informan I2 mengenai cara mengevaluasi informasi

sebagai berikut:

“Untuk menganalisis hasil penelusuran tidak cara khusus secara teknis. Yang dilakukan hanya menyiapkan kata kunci yang tepat sesuai dengan topik kemasan yang akan dibuat. Dengan menyiapkan kata kunci yang tepat, sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil penelusuran yang relevan. Jadi, untuk memperoleh hasil penelusuran yang relevan tergantung dari kata kunci yang digunakan”.

(51)

dengan topik yang berkenaan. Selanjutnya informan merangkum hasil informasi untuk dijadikan sebuah laporan.

4.1.6 Pengemasan Ulang Informasi

Setelah hasil penelusuran di analisis, kemudian adalah pengemasan ulang informasi sesuai dengan permintaan atau kebutuhan pengguna. Mengemas kembali informasi yang sudah ada sebelumnya dengan menyajikannya menjadi kemasan yang lebih menarik, mudah diterima, dibaca dan lebih efektif sesuai dengan kebutuhan pengguna. Keterampilan dalam mengemas informasi sangat penting, hal ini didukung dengan teknologi yang canggih dan kemampuan seseorang yang sangat kreatif dalam menciptakan kemasan dari segi design dan tampilan bentuk kemasan. Seperti pernyataan informan I1 dan I4 berikut:

“Pengemasan yang dilakukan dengan menggunakan berbagai Software Corel Draw, Design Photoshop, Flipbook, dan lainnya. Selanjutnya kalau sudah sesuai kemudian dicetak. Kemasan yang dihasilkan ada versi tercetak, elektronik, dan audiovisual, hanya saja untuk sekarang ini lebih dihasilkan dalam format elektronik karena melihat minat pengguna dan kemudahannya”.

Adapun kebijakan dalam melakukan pengemasan informasi menurut Kepala Bidang Diseminasi Informasi, pengemasan informasi dilakukan sesuai dengan segmentasi penggunanya yaitu sebagai berikut:

a. Pengambil kebijakan kemasannya = policy brief

b. Peneliti kemasannya = analisis informasi hasil research c. Mahasiswa kemasan = informasi abstrak hasil penelitian d. UKM kemasannya = panduan usaha dan teknologi tepat guna

(52)

dipahami oleh pengguna. Serta dikemas sesuai dengan melihat siapa penggunanya. Informan yang melakukan kemas ulang informasi sangat memahami teknik yang digunakan dalam menggunakan berbagai software corel, photoshop dan lainnya.

4.1.7 Pemeriksaan/Editting

Dalam proses editing atau pengecekan kesesuaian secara keseluruhan dilakukan dengan melengkapi gambar grafis dan menggunakan berbagai software Corel Draw dan Design lainnya. Jika sudah sesuai maka selanjutnya adalah mencetak kemasan

4.1.8 Mencetak Kemasan

Mencetak kemasan sesuai dengan kebutuhan adalah tahap terakhir yang dilakukan dalam pengemasan ulang informasi. Dan menurut informan kemasan yang dibuat saat ini adalah versi elektronik karena melihat minat pengguna serta kemudahan dan biaya yang dikeluarkan lebih murah dalam proses pembuatannya. Dari sini dapat dilihat bahwa kemas ulang informasi merupakan upaya penyajian informasi dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti, dibaca, diterima, dan dimanfaatkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan I1, I2, I3 dan I4 berikut:

“Untuk bentuk kemasannya ada yang tercetak dan elektronik. Sekarang kami fokus pada pembuatan kemasan yang elektornik digital, karena yang tercetak sudah jarang diminati dan membutuhkan biaya yang lebih besar”.

(53)

ketimbang pembuatan kemasan elektonik. Dan informan sudah mengetahui pengemasan informasi sesuai dengan segmentasi penggunanya.

Contoh proses pengemasan dengan berbagai versi dapat di lihat berikut:

I4: “Proses pengemasan biasanya pertama menetapkan topik, jenis

kemasan, dan pelaksanaan kegiatan, kedua menelusur literatur sesuai dengan topik dan judul kemasan yang telah ditetapkan, lalu hasil penelusuran tersebut di analisis, kemudian menyusun (setting) desain dan template kemasan informasi baik versi cetak maupun elektronik, dengan menggunakan berbagai software Corel, design, e-book, flipping book, kalau sudah sesuai selanjutnya dicetak dengan berbagai kemasan dan digandakan sesuai dengan kebutuhan.” Namun bedanya ada pada pembuatan paket versi apa kemasan tersebut nantinya di cetak. E-book kah, atau pohon industri dan lain sebagainya.” Format buku elektronik berupa teks polos, PDF, JPEG, LIT, HTML,OPF Flipbook”.

1. Proses pembuatan kemasan informasi bentuk E-book (buku elektronik) Proses pembuatannya:

1. Menetapkan topik dan pelaksanaan kegiatan

2. Menelusur literatur sesuai dengan topik yang telah ditetapkan 3. Menganalisis literatur hasil penelusuran

4. Memindai (scan) naskah (isi literatur yang terpilih) 5. Mengedit naskah hasil scan

6. Memotong (cropping) naskah sesuai dengan ukuran yang ditetapkan

7. Menyimpan naskah hasil cropping (dalam format PDF, exe, dan link)

(54)

10. Membuat laporan

2. Proses pembuatan kemasan informasi bentuk Multimedia (Film Animasi)

Proses pembuatannya:

1. Menetapkan topik dan pelaksanaan kegiatan

2. Menelusur literatur sesuai dengan topik yang telah ditetapkan 3. Memilih dan mengelompokkan dokumen/literatur

4. Memilih dan menganalisis bahan literatur 5. Menyusun script informasi kemasan

6. Mendesain program dan melakukan alih media

7. Menggandakan kemasan ke CD sesuai dengan kebutuhan 8. Membuat laporan

3. Proses pembuatan kemasan informasi bentuk pohon industry Proses pembuatannya:

1. Menetapkan topik dan pelaksanaan kegiatan

2. Menelusur literatur sesuai dengan topik yang telah ditetapkan 3. Menganalisis literatur hasil penelusuran

4. Membuat dan menyiapkan kata pengantar/redaksi

5. Mendesain struktur/skema informasi pemanfaatan komoditas 6. Mencari dan menyusun gambar dan literature yang relevan dengan

(55)

7. Membuat kemasan (kemasan cetak dilakukan dengan cara di-print, kemasan lektronik dilakukan dengan cara: membuat link skema format PDF;meng-copy file ke CD/DVD; mendesain cover)

8. Menggandakan paket kemasan sesuai kebutuhan 9. Membuat laporan.

(Sumber: Jurnal Baca Vol.36 No.2 2015)

(56)

hanya kumpulan kertas yang berisi teks atau gambar saja. Format buku elektronik yang dikemas berupa: teks polos, PDF, JPEG, HTML, OPF Flipbook. Open elektronik book package (OPF) adalah suatu format buku berbasis xml.

4.2 Diagram Alir Pengemasan Ulang Informasi

(57)
[image:57.595.248.536.96.736.2]

Gambar 4.1 Flowchart Prosedur Pengemasan Ulang Informasi PDII LIPI

Mulai

Penentuan Topik

Penentuan Ruang Lingkup dengan

Kata Kunci

Analisis Informasi

cetak

Selesai Penelusuran

Informasi

Pengumpulan Informasi

Sesuai dengan permintaan/kebutuhan?

Pengemasan Informasi

Ya

Tidak

Pemeriksaan/editting

Ya

Sesuai dengan permintaan/kebutuhan?

(58)

Keterangan

Proses kerja

Anak panah (mempresentasekan alur kerja)

Simbol proses (simbol yang menunjukkan pengolahan) Simbol Decision (simbol untuk kondisi yang akan menghasilkan beberapa jawaban/aksi/keputusan)

(59)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Dari pembahasan di atas mengenai kemas ulang informasi di PDII-LIPI Jakarta Pusat dapat diambil kesimpulan yaitu:

1. Proses pengemasan ulang informasi yang dilakukan PDII-LIPI melalui 8 tahapan: (1) Penentuan topik, (2) Penentuan ruang lingkup dengan kata kunci, (3) Penelusuran informasi, (4) Pengumpulan informasi, (5) Analisis hasil penelusuran, (6) Pengemasan informasi, (7) Pemeriksaan/Editting, (8) Cetak, mencetak sesuai dengan kebutuhan. 2. Informan sudah mengetahui informasi yang sesuai dengan topik yang

mereka tentukan. Kemampuan informan dalam mengidentifikasi kebutuhan pengguna sangat baik, hal tersebut dibantu juga dari ide-ide dan masukkan dari pihak terkait lainya seperti peneliti, ilmuan, maupun pengguna sebagai pemesan produk itu sendiri.

3. Setelah penentuan topik, informan menentukan ruang lingkup dengan kata kunci. informan mampu membuat kata kunci yang benar untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. 4. Setelah menetapkan ruang lingkup dengan kata kunci yang benar,

(60)

5. Setelah mendapatkan informasi, informan mengumpulkan semua bahan yang telah didapat, Untuk selanjutnya

6. Menganalisis informasi di proses kecocokan informasi yang mereka dapatkan dengan topik yang tealh ditentukan. Kemudian informan memindai (scan), dan merangkum hasil informasi untuk dijadikan sebuah laporan seperti abstrak, dengan dilengkapi template dan gambar grafis. Informan sudah bisa menentukan keakuratan informasi dengan membandingkan beberapa sumber yang didapat, kemudian memilih informasi yang akurat.

7. Pengemasan ulang informasi adalah menyajikan kembali informasi dengan tampilan yang lebih baik, dari segi tampilan maupun konten, agar penggunaan informasi membantu memudahkan pengguna dari segi waktu dan biaya.

8. Pengecekan/editting

9. Mencetak, Informan mampu mengemas informasi dengan baik dengan menciptakan kemasan yang beragam baik versi tercetak, elektronik maupun audiovisual sesuai dengan kebutuhan pengguna.

(61)

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran untuk menjadi masukkan bagi PDII-LIPI agar lebih baik lagi, yaitu sebagai berikut:

1. Hendaknya PDII-LIPI memberikan dukungan kepada staf untuk meningkatkan kualitas khususnya pada pengemasan ulang informasi, baik dengan cara mengevaluasi atau dengan kerja sama antara PDII dengan pengguna/stakeholders, dengan lebih intensif dan meningkat untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

2. Sebaiknya untuk pengemas informasi lebih memahami lagi bagaimana melakukan tindakan menciptakan suatu kemasan baik itu produk maupun paket yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Karena melihat tantangan mereka saat ini adalah internet, yang mana internet lebih digemari oleh pengguna karena kemudahan yang dapat diakses dari mana saja.

3. Sebaiknya ada tim khusus untuk melakukan survey kebutuhan pengguna. Agar informasi yang dikemas ulang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

(62)
(63)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pusat Dokumentasi

Selain perpustakaan terdapat berbagai institusi yang bergerak dalam pengelolaan informasi, yang mana tugasnya hampir sama dengan perpustakaan. Beberapa diantaranya ialah pusat dokumentasi, depo arsip, pusat referral, clearing house, pusat informasi dan pusat analisis informasi. adapun tugas yang dilakukan

institusi tersebut yaitu: mengadakan, mengolah, menyimpan, memelihara, mendayagunakan, dan juga menyebarkan informasi. (Hasugian, 2009).

Pusat dokumentasi tidak hanya milik pemerintah, tetapi ada juga milik swasta yang mana sumber informasi tersebut memiliki tugas yang dilakukan menurut institusinya.

Menurut Sulistyo-Basuki (2004) kelompok pusat dokumentasi terdiri atas: pusat dokumentasi nasional dan pusat dokumentasi swasta, yaitu:

1. Pusat dokumentasi nasional merupakan; pusat dokumentasi milik pemerintah yang meliputi semua cabang ilmu pengetahuan serta memberikan jasa bagi semua jenis pemakai. Fungsi pusat dokumentasi nasional adalah mengumpulkan dan mengolah semua dokumen yang dihasilkan di Negara masing – masing terutama dokumen ilmiah.

(64)

Menurut definisi di atas, pusat dokumentasi nasional dan pusat dokumentasi swasta sama-sama bergerak dalam bidang penyebaran informasi ilmiah.

2.1.2 Tugas dan Tujuan Pusat Dokumentasi

Pusat dokumentasi memiliki tugas dan tujuan yaitu:

Menurut Sulistyo-Basuki (2004, 89) tugas pusat dokumentasi adalah: Mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi ilmiah, menganalisis dan mengolahnya kedalam bentuk yang sesuai untuk simpan dan penelusuran, menyediakan tempat penyimpanan dan penyebaran termasuk temu balik informasi bila mana diminta.

Tujuan pusat dokumentasi yaitu:

Memberitahu fakta dan ide baru, memberikan jawaban atas pertanyaan menyangkut fakta. Pusat dokumentasi menangani masalah tersebut dan sering menyajikannya dalam bentuk rujukan, bukan data. Maka yang diberikan oleh pusat dokumentasi ialah fakta apa yang termuat dalam dokumen tertentu atau dokumen apa yang berisi informasi yang relevan. (dikutip dalam Sulistyo-Basuki, 2004, 89-90).

Menurut definisi di atas, pusat dokumentasi memiliki tugas dan tujuan yang mana Tugas nya yaitu mengumpulkan informasi ilmiah yang sesuai dan up to date, serta menyediakan tempat penyimpanan dan penyebaran agar mudah

melakukan temu balik informasi. sesuai dengan tujuan nya yaitu memberikan selalu fakta dan terobosan terbaru yang disajikan dalam bentuk rujukan dan isinya pasti dan terpercaya.

2.2 Dokumentasi

(65)

2.2.1 Pengertian Dokumentasi

Dokumentasi merupakan kegiatan yang mana melakukan pengumpulan data, pengolahan, penyimpanan, sampai penyebaran kembali.

Menurut Reitz , 2004 dokumentasi adalah:

The process of systematically collecting, storing, retrieving, and disseminating specialized documents, especiallyof a science, technical, or legal nature, usually to facilitated research or preserve institutional memory. Also refers to a collection of documents pertaining to a specific subject, especially when used to substantiate a point of fact.

Definisi ini menyatakan bahwa dokumentasi merupakan proses secara sistematis pengumpulan, penyimpanan, pemanggilan dan diseminasi berbagai dokumen-dokumen tertentu, spesial dari sebuah bidang ilmu, teknik atau ilmu alam, biasanya untuk memfasilitasi penelitian atau memelihara atau juga melindungi memori lembaga. Juga memberi petunjuk kepada koleksi dokumen berkenaan kepada suatu subjek tertentu, khususnya yang digunakan untuk memperkuat suatu fakta yang sebenarnya.

Menurut Encyclopedia Britanica yang dikutip oleh Hasugian (2009) menyatakan bahwa dokumentasi adalah: semacam pengawasan dan penyusunan bibliografi, yang menggunakan alat-alat seperti indeks dan isi bibliografi untuk membuat informasi tersebut dapat diperoleh.

Sedangkan Menurut Federasi International Dokumentasi yang dikutip oleh Hasugian (2009),

(66)

ilmi-ilmu sosial, kemanusiaan, dan pengetahuan, untuk kesejahteraan umat manusia.

Berdasarkan beberapa definisi di atas pengertian dokumentasi adalah suatu institusi yang melakukan berbagai kegiatan seperti: pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, penemuan kembali dan penyebaran dengan membuat semacam pengawasan dan berbagai teknik alat yang dapat digunakan seperti: indeks majalah, sari karangan yang dibuat agar pendayagunaan informasi untuk semua kalangan masyarakat yang membutuhkan.

2.2.2 Jenis-Jenis Dokumentasi Jenis dokumentasi terdiri dari: 1. Menurut Sifatnya

Dokumen sebagai objek menyediakan informasi yang dapat dibedakan menurut sifatnya menjadi 2 jenis yaitu:

a. dokumen tekstual, yaitu yang isinya dalam bentuk teks tertulis baik berupa huruf maupun angka

b. dokumen nontekstual, yaitu yang disajikan dalam bentuk bukan tertulis. Jenis nontekstual ini dibagi lagi atas dokumen ikonik ( peta, atlas, cetak biru, denah, grafik, poster, lukisan, foto, dan slaid), suara ( rekaman, piringan hitam, kaset), audio visual (film, video, Tv), dan dokumen yang bersifat material (bola dunia, karya artistic, huruf braile, mainan peraga). Dan sekarang ada dokumen campuran yaitu gabungan dokumen tekstual dan nontektual misal membeli buku yang dilengkapi dengan kaset dan CD.

2.Menurut Ketajaman Analisis

Pembagian ini lazim digunakan dalam dokumentasi yaitu dokumen primer, sekunder, dan tersier. Dokumen primer berisi laporan penelitian, aplikasi teori. Yang termasuk dokumen primer yaitu (majalah, makalah, disertasi, dan paten), sedangkan dokumen sekunder berisi informasi mengenai dokumen primer. Seperti: (bibliografi, katalog, majalah, indeks, majalah abstrak, dan daftar isi) ( dikutip dari Rumani, 2009)

(67)

dokumen non tekstual yang mana disajikan dalam bentuk bukan tertulis seperti rekaman, slide, video, film, foto, lukisan dan lain-lain, maka dapat dibedakan antara dokumen tekstual yang bisa dipegang dan dilihat langsung, dengan dokumen non tekstual yang dapat dilihat atau didengar. Dan jenis dokumen menurut ketajaman analisis yaitu jenis dokumen yang umum nya terdapat dalam dokumentasi seperti dokumen primer yaitu: majalah, makalah, disertasi, dan paten. Sedangkan untuk dokumen sekunder yaitu hal yang berisi informasi mengenai dokumen primer, yaitu: bibliografi, katalog, majalah, indeks, majalah abstrak dan daftar isi.

2.3 Informasi

Informasi adalah sesuatu yang disampaikan atau diterima dan dapat menambah pengetahuan bagi yang menerima informasi. Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan atau kesimpulan. Suatu kesimpulan yang tidak didukung informasi yang cukup tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan. Informasi memiliki nilai dan kualitas yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan informasi individu dalam mengambil suatu keputusan. 2.3.1 Pengertian Informasi

(68)

Menurut Reitz (2004) mendefinisikan informasi adalah: “Data presented in readily comprehensible from to which meaning has been attributed within a

context for its use”.

Dari defenisi ini menyatakan bahwa informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang mudah dimengerti yang maknanya dianggap disebabkan dalam konteks penggunaannya.

Menurut Steven yang dikutip oleh Sulistyo-Basuki (2006) menyatakan bahwa informasi sebagai kata benda bermakna pengetahuan yang diberikan pada seseorang dalam bentuk yang dapat dipahami oleh orang lain.

Dan Menurut Estrabook yang dikutip oleh Yusup (2009, 11) mendefenisikan: “Informasi merupakan suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat.”

Berdasarkan beberapa definisi di atas, informasi adalah data yang sudah diolah, lalu disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami oleh orang lain.

2.3.2 Ciri-Ciri dan Jenis Informasi

Sejumlah informasi yang diperoleh kadang memiliki karakteristik yang berbeda. Tentunya hal itu disesuaikan dengan sumber informasi, bentuk dan jenis informasi serta untuk apa informasi tersebut dicari. Darmawan (2007) menjelaskan 6 ciri dari informasi yang dapat memberikan makna bagi pengguna, diantaranya:

1. Kuantitas informas

Gambar

Gambar 4. Panduan Usaha
Gambar 6. Fokus Informasi  Fokus informasi dibuat agar memantau perkembangan ilmu pengetahuan
Gambar 8: Proses pembuatan flipping book
Gambar 10: Mesin Cetak cover CD
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yaitu pada hari ke'14 biomassa ikan koan 1500 gram dapat menghambat pertumbuhan eceng gondok paling besar (52 %) dengan pertambahan biomassa ikan sebesar 127

Kedua, Sunni moderat, yang membuka ruang bagi madzhab fikih selain Ibn Hanbal, dan memilih merujuk pada para pemikir Islam moderat, seperti Asy-Syafi`i dalam fikih

atau 4 minggu postpartum. Perubahan lokia terjadi dalam tiga tahap, yaitu lokia rubra, serosa dan alba. 1) Lokia rubra merupakan darah yang pertama yang keluar dan

iri!ciri morphologi dengan dinding test hyaline, bentuk test spherical atau o/al, bentuk kamar globural dengan jumlah kamar tiga buah yang saling  berangkuman (embracing).. perture

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa penilaian prestasi mempunyai tujuan yaitu meningkatkan prestasi guru, mendorong kinerja guru dalam menjalankan tanggung

392 PATIA BABAKAN KEUSIK 005 AHMAD FAUZI L KP BABAKAN BANDUNG. 393 PATIA BABAKAN KEUSIK 006 TOHA L

Perjuangan Rakyat Madura Menentang Pembentukan Negara Madura Semangat rakyat Madura untuk kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia terlihat ketika disiarkan berita mengenai

Unsur-unsur Administrasi Negara: Proses penyelenggaraan dalam bidang tertentu, yaitu negara Kerja sama antarberbagai lembaga negara yang terdapat dalam negara