• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS 5.1 Analisis Klasifikasi Beban Kerja Tabel 5. 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB V ANALISIS 5.1 Analisis Klasifikasi Beban Kerja Tabel 5. 1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

111 BAB V ANALISIS

5.1 Analisis Klasifikasi Beban Kerja

Setelah melakukan pengolahan data, berikut ini rekapan data dari 10 mesin berdasarkan katergori beban kerjanya dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5. 1 Hasil Rekap Klasifikasi Beban Kerja

No Beban Kerja Jumlah Aktivitas

1 Underload 59

2 Optimal load 31

3 Overload 10

Selanjutnya menganalisis beban kerja mental yang di kategorikan ke dalam beban kerja underload, optimal load dan overload. Kategori beban kerja ini terdapat total jumlah 100 aktivitas dari tiap proses mesinnya yang diketahui setiap proses mesinnya memiliki 10 aktivitas. Klasifikasi beban kerja memiliki ketentuan bobot beban kerja sebagai berikut:

a. Nilai Bobot ≤ 40%, aktivitas kerja termasuk kedalam klasifikasi beban kerja underload.

Dimana aktivitas proses mesin furnace, mesin induksi furnace, mesin core elektrik, mesin gravity, mesin gerinda duduk, mesin shotblasting, mesin oven powder coating, mesin six way dan tapping, mesin bor frais dan mesin bor memiliki nilai bobot ≤ 40%, dengan jumlah total aktivitas 59 aktivitas pekerjaan. Artinya bahwa ke 59 aktivitas tersebut termasuk kedalam kategori beban kerja underload (ringan) dan operator membutuhkan usaha yang normal untuk dicapai operator tiap mesin dan tidak memerlukan adanya perbaikan stasiun kerja.

b. Nilai Bobot Berkisar antara > 40% sampai ≤ 60%, aktivitas kerja termasuk kedalam klasifikasi beban kerja optimal load.

Dimana aktivitas proses mesin furnace, mesin induksi furnace, mesin core elektrik, mesin gravity, mesin gerinda duduk, mesin shotblasting, mesin oven powder coating, mesin bor frais dan mesin bor memiliki nilai bobot berkisar antara > 40% sampai ≤ 60% dengan jumlah total aktivitas 31 aktivitas pekerjaan.

(2)

Artinya bahwa ke 31 aktivitas tersebut termasuk kedalam kategori beban kerja optimal load (normal) dan operator membutuhkan usaha yang tinggi untuk mencapai kinerja yang diinginkan untuk dicapai operator tiap mesin dan tidak memerlukan adanya perbaikan stasiun kerja.

c. Nilai Bobot ≥ 60%, aktivitas kerja termasuk kedalam klasifikasi beban kerja overload.

Dimana aktivitas proses mesin furnace, mesin induksi furnace, mesin core elektrik, mesin gravity, mesin gerinda duduk, mesin shotblasting nilai bobot ≥ 60% dengan total jumlah aktivitas 10 aktivitas pekerjaan. Artinya bahwa 10 aktivitas tersebut termasuk kedalam kategori beban kerja overload (berat) dan operator membutuhkan usaha maksimum dengan tingkat beban kerja berat untuk dicapai operator tiap mesin, maka diperlukannya perbaikannya stasiun kerja untuk mengurangi beban kerja yang dirasakan oleh operator dan meningkatkan produktivitas kerja.

5.2 Analisis Pembobotan Beban Kerja

Dari hasil pembobotan beban kerja di dapatkan 10 aktivitas yang melebihi nilai bobot ≥ 60%, yaitu pada aktivitas operator mesin furnace, operator mesin induksi furnace, operator mesin core elektrik, operator mesin gravity, operator mesin gerinda duduk, operator mesin shotblasting. Hasil pembobotan beban kerja overload dapat dilihat pada Tabel 5.2, Tabel 5.4, Tabel 5.6, Tabel 5.8, Tabel 5.10 dan Tabel 5.12.

Tabel 5. 2 Hasil Pembobotan Beban Kerja Overload Operator Mesin Furnace

PROSES AKTIVITAS RATA-RATA

(%)

MESIN FURNACE

Timbang bahan baku kuningan yang akan

dilebur sesuai rumusan material. 64 Aduk dan periksa cairan kuningan

menggunakan tongkat besi 66

Ukur temperature cairan kuningan dengan

menggunakan thermocouple 75

Pada Tabel 5.2 memiliki 3 aktivitas kerja diantaranya timbang bahan yang akan dilebur sesuai rumusan material dengan bobot rata-rata 64%, aduk dan periksa cairan menggunakan tongkat besi dengan bobot rata-rata 66% dan ukur temperature cairan dengan menggunakan thermocouple dengan bobot rata-rata 75%, untuk itu ketiga aktivitas ini diperlukannya perbaikan supaya menggurangi beban kerja dari

(3)

operator tersebut. Aktivitas timbang bahan baku kuningan yang akan dilebur sesuai dengan rumusan material, pada aktivitas ini operator mesin furnace harus menimbang bahan baku kuningan dengan menggunakan timbangan manual dan operator memerlukan konsentrasi dan ketelitian yang tinggi agak tidak terjadinya kesalahan. Aktivitas aduk dan periksa cairan kuningan mengggunakan tongkat besi, pada aktvitas ini operator mesin furnace harus mengaduk dan memeriksa bahan baku kuningan yang sedang dilebur dengan menggunakan tongkat besi dan operator memerlukan ketelitian dan safety pada saat proses pengadukan bahan baku kuningan agar tidak terjadinya kecelakaan kerja. Aktivtas ukur temperature cairan kuningan dengan menggunakan thermocouple, pada aktivitas ini operator mesin furnace harus bisa membaca thermometer selain itu operator mesin furnace harus memiliki kendali dan konsentrasi yang tinggi pada saat pengukuran karna panas yang harus yang dibutuhkan mencapai 1100°C.

Penjelasan pada Tabel 5.2 mengenai tentang pengambilan nilai bobot ≥ 60%, dilihat dari pengumpulan data kuesioner 5 operator proses mesin furnace. Penentuan bobot ini diambil berdasarkan rata-rata penilaian dari 5 operator proses mesin furnace.

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai usulan rencana perbaikan aktivitas kerja operator mesin furnace dilihat dari aktivitas kerja sebelumya. Usulan rencana perbaikan aktivitas kerja operator mesin furnace dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut.

Tabel 5. 3 Usulan Rencana Perbaikan Aktivitas Kerja Operator Mesin Furnace

NO PROSES AKTIVITAS PERMASALAHAN PENYEBABNYA USULAN PERBAIKAN

1

MESIN FURNACE

Timbang bahan baku kuningan yang akan

dilebur sesuai rumusan material.

Hasil timbangan tidak akurat, timbangan error

Operator dalam melakukan pekerjaannya harus berkali-kali menimbang bahan

baku.

Menimbang bahan yang akan dilebur dengan

menggunakan tools timbangan digital dan menggunakan material handling untuk proses pengangkutan bahan

baku

2

Aduk dan periksa cairan kuningan

menggunakan tongkat besi

Safety untuk operator

Terjadinya kecelakaan kerja

Mengaduk dan melakukan pemeriksaan

pada cairain dengan menggunakan tongkat

besi yang memiliki pegangan yang tahan panas dan menyediakan

safety yang lengkap

3

Ukur temperature cairan kuningan dengan menggunakan

thermocouple

Hasil temperature tidak akurat

Operator dalam melakukan pekerjaannya dituntut mampu

membaca thermocouple

Mengukur temperature cairan dengan menggunakan infrared

thermometer

(4)

Tabel 5. 4 Hasil Pembobotan Beban Kerja Overload Operator Mesin Induksi Furnace

PROSES AKTIVITAS RATA-RATA

(%) MESIN

INDUKSI FURNACE

Timbang ingot yang akan di lebur sesuai rumusan

material 61

Ukur temperature cairan ingot 68

Pada Tabel 5.4 memiliki 2 aktivitas kerja diantaranya timbang ingot yang akan di lebur sesuai dengan rumusan material dengan bobot rata-rata sebesar 61% dan ukur temperature cairan ingot dengan bobot rata-rata sebesar 68% %, untuk itu kedua aktivitas ini diperlukannya perbaikan supaya menggurangi beban kerja dari operator tersebut. Aktivitas timbang ingot yang akan dilebur sesuai dengan rumusan material, pada aktivitas ini operator mesin induksi furnace harus menimbang ingot dengan menggunakan timbangan manual dan operator memerlukan usaha yang tinggi karena setelah proses penimbangan operator harus membawa ingot ke mesin induksi furnace tanpa menggunakan material handling.

Aktivtas ukur temperature cairan ingot dengan mengatur pada tombol panel, pada aktivitas ini operator mesin furnace harus bisa bagaimana cara menggunakan mesin induksi furnace selain itu operator mesin furnace harus memiliki kendali dan konsentrasi yang tinggi pada saat pengukuran karna panas yang harus yang dibutuhkan mencapai 1100°C.

Penjelasan pada Tabel 5.4 mengenai tentang pengambilan nilai bobot ≥ 60%, dilihat dari pengumpulan data kuesioner 5 operator proses mesin induksi furnace.

Penentuan bobot ini diambil berdasarkan rata-rata penilaian dari 5 operator proses mesin induksi furnace. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai usulan rencana perbaikan aktivitas kerja operator mesin furnace dilihat dari aktivitas kerja sebelumya. Usulan rencana perbaikan aktivitas kerja operator mesin induksi furnace dapat dilihat pada Tabel 5.5.

(5)

Tabel 5. 5 Usulan Rencana Perbaikan Aktivitas Kerja Operator Mesin Induksi Furnace

NO PROSES AKTIVITAS PERMASALAHAN PENYEBABNYA USULAN PERBAIKAN

1

MESIN INDUKSI FURNACE

Timbang ingot yang akan di lebur sesuai rumusan material

Hasil timbangan tidak akurat, timbangan error

Operator dalam melakukan pekerjaannya harus berkali-kali menimbang bahan

baku.

Menimbang bahan yang akan dilebur dengan

menggunakan tools timbangan digital dan menggunakan material handling untuk proses pengangkutan bahan

baku

2 Ukur temperature

cairan ingot

Operator membutuhkan soft

skill dalam mengatur tombol panel pada mesin induksi furnace

Operator dalam melalukan

pekerjaan mengukur temperatur di

tuntut untuk mampu mengaplikasikan

mesin induksi furnace

Diadakan pelatihan agar operator dapat mengerjakan semua

pekerjaaan sesuai dengan bidang

pekerjaanya

Tabel 5. 6 Hasil Pembobotan Beban Kerja Overload Operator Mesin Core Elektrik

PROSES AKTIVITAS RATA-RATA

(%) MESIN CORE

ELEKTRIK Masukan green sand + resin 64

Pada Tabel 5.6 memiliki 1 aktivitas kerja diantaranya masukan green sand + resin (bahan baku core) dengan bobot rata-rata sebesar 64% untuk itu aktivitas ini diperlukannya perbaikan supaya menggurangi beban kerja dari operator tersebut.

Aktivitas masukan green sand + resin (bahan baku core), pada aktivitas ini operator mesin core elektrik harus memasukan green sand dan resin ke dalam tabung bahan baku core mesin core elektrik dan operator memerlukan kendali dan konsentrasi yang ditinggi dikarena tabung bahan baku core berada di atas mesin core elektriknya dan tidak ada alat bantu, operator diwajibkan menggunakan safety yang lengkap.

Penjelasan pada Tabel 5.6 mengenai tentang pengambilan nilai bobot ≥ 60%, dilihat dari pengumpulan data kuesioner 5 operator proses mesin core elektrik. Penentuan bobot ini diambil berdasarkan rata-rata penilaian dari 5 operator proses mesin core elektrik. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai usulan rencana perbaikan aktivitas kerja operator mesin core elektrik dilihat dari aktivitas kerja sebelumya.

(6)

Usulan rencana perbaikan aktivitas kerja operator mesin core elektrik dapat dilihat pada Tabel 5.7

Tabel 5. 7 Usulan Rencana Perbaikan Aktivitas Kerja Operator Mesin Core Elektrik

NO PROSES AKTIVITAS PERMASALAHAN PENYEBABNYA USULAN PERBAIKAN

1

MESIN CORE ELEKTRIK

Masukan green sand + resin

Jatuhnya bahan baku green sand dan resin kepada operator dan stasiun

kerja sehingga banyaknya bubuk

green sand dan resin di area stasiun

kerja mesin core elektrik

Operator dalam melakukan pekerjaanya dituntut tetap fokus secara terus

menerus karena mesin core elektrik ini sendiri

masih menggunakan alat

yang manual

Memasukan green sand dan resin memerlukan alat bantu khusus seperti tangga yang tidak terlalu tinggi agar pada saat operator memasukan bubuk green sand dan resin tidak berjatuhan diarea stasiun kerja

Tabel 5. 8 Hasil Pembobotan Beban Kerja Overload Operator Mesin Gravity

PROSES AKTIVITAS RATA-RATA (%)

MESIN GRAVITY

Menuangkan ingot yang sudah

dilelehkan 70

Pada Tabel 5.8 memiliki 1 aktivitas kerja diantaranya menuangkan ingot yang sudah dilebur kedalam cetakan mesin gravity dengan bobot rata-rata sebesar 70%

untuk itu aktivitas ini diperlukannya perbaikan supaya menggurangi beban kerja dari operator tersebut. Aktivitas menuangkan ingot yang sudah dilebur kedalam cetakan mesin gravity, pada aktivitas ini operator mesin gravity harus menuangkan ingot yang sudah dilebur kedalam cetakan mesin gravity dan operator memerlukan kendali dan konsentrasi yang ditinggi dikarena apa bila operator ceroboh pada saat penuangan cairan ingot kedalam cetakan maka akan terjadinya kecelakaan kerja yang akan membahayakan operator mesin gravity tersebut dan apabila cairan ingot yang dituangkan kedalam cetakan tidak sesuai dengan takaran makan hasil cetakan akan rusak.

Penjelasan pada Tabel 5.8 mengenai tentang pengambilan nilai bobot ≥ 60%, dilihat dari pengumpulan data kuesioner 5 operator proses mesin gravity. Penentuan bobot ini diambil berdasarkan rata-rata penilaian dari 5 operator proses mesin gravity.

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai usulan rencana perbaikan aktivitas kerja operator mesin gravity dilihat dari aktivitas kerja sebelumya. Usulan rencana perbaikan aktivitas kerja operator mesin gravity dapat dilihat pada Tabel 5.9 berikut.

(7)

Tabel 5. 9 Usulan Rencana Perbaikan Aktivitas Kerja Operator Mesin Gravity

NO PROSES AKTIVITAS PERMASALAHAN PENYEBABNYA USULAN PERBAIKAN

1 MESIN

GRAVITY

Menuangkan ingot yang sudah dilelehkan kedalam

cetakan gravity

Jatuhnya cairan ingot saat penuangan cairan

ingot ke dalam cetakan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja

Pada proses ini terbilang sulit karena butuh soft

skill yang tinggi dan tidak bisa sembarangan

orang yang melakukannya,

dan proses menuang cairan

ingot kedalam cetakan masih menggunakan alat yang manual tidak menggunakan mesin sehingga memerlukan usaha

yang tinggi agar dapat mencapai target produksi

Pada proses mesin gravity ini sebaiknya menggunakan mesin agar produk mencapai target dan hasilnya pun sesuai dengan standar

Tabel 5. 10 Hasil Pembobotan Beban Kerja Overload Operator Mesin Gerinda Duduk

PROSES AKTIVITAS RATA-RATA

(%) MESIN

GERINDA DUDUK

Ratakan garis sambungan bekas getting dan

bagian lain yang tidak rata 71

Pada Tabel 5.10 memiliki 1 aktivitas kerja diantaranya ratakan garis sambung bekas getting dan bagian lain yang tidak rata dengan bobot rata-rata sebesar 71% untuk itu aktivitas ini diperlukannya perbaikan supaya menggurangi beban kerja dari operator tersebut. Aktivitas meratakan garis sambung bekas getting dan bagian lain yang tidak rata, pada aktivitas ini operator mesin gerinda duduk harus merakan bagian Body Casing yang meliliki perlukaan yang tidak rata dan operator memerlukan kendali dan konsentrasi yang ditinggi dikarena apa bila operator tidak konsentrasi dan hilang kendali maka pada saat proses penghalusan akan terjadinya kecelakaan kerja yang akan membahayakan operator mesin gerinda duduk tersebut.

Penjelasan pada Tabel 5.10 mengenai tentang pengambilan nilai bobot ≥ 60%, dilihat dari pengumpulan data kuesioner 5 operator proses mesin gerinda duduk.

Penentuan bobot ini diambil berdasarkan rata-rata penilaian dari 5 operator proses mesin gerinda duduk. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai usulan rencana perbaikan aktivitas kerja operator mesin gerinda duduk dilihat dari aktivitas kerja sebelumya. Usulan rencana perbaikan aktivitas kerja operator mesin gerinda duduk dapat dilihat pada Tabel 5.11.

(8)

Tabel 5. 11 Usulan Rencana Perbaikan Aktivitas Kerja Operator Mesin Gerinda Duduk

NO PROSES AKTIVITAS PERMASALAHAN PENYEBABNYA USULAN PERBAIKAN

1

MESIN GERINDA

DUDUK

Ratakan garis sambungan bekas getting dan bagian lain yang tidak rata

Kelelahan operator saat melakukan proses penghalusan dikarenakan proses penghalusan ini

hanya bisa dilakukan satu

persatu

Proses ini dilakukan dengan mesin tetapi mesin hanya bisa masuk

satu produk saja, sehingga operator harus mahir dalam mengerjakan pekerjaannya lalu

penyelesaian produk ditargetkan

harus cepat

Pemberian waktu istirahat setiap 2 jam

sekali agar operator tidak merasa tertebani

dan terhindar dari kecelakaan

Tabel 5. 12 Hasil Pembobotan Beban Kerja Overload Operator Mesin Shotblasting

PROSES AKTIVITAS RATA-

RATA (%) MESIN

SHOTBLASTING

Masukan Body Casing sebanyak 200 buah 65

keluarkan Body Casing 66

Pada Tabel 5.12 memiliki 2 aktivitas kerja diantaranya memasukan Body Casing sebanyak 200 buah kedalam tabung mesin shotblasting dengan bobot rata-rata sebesar 65% dan mengeluarkan Body Casing dari tabung mesin shotblasting dengan bobot rata-rata 66% untuk itu kedua aktivitas ini diperlukannya perbaikan supaya menggurangi beban kerja dari operator tersebut. Aktivitas memasukan Body Casing sebanyak 200 buah, pada aktivitas ini operator mesin shotblasting harus memasukan Body Casing sebanyak 200 buah dan operator memerlukan usaha dan konsentrasi yang ditinggi dikarena operator harus menghitung jumlah Body Casing yang masuk kedalam tabung. Aktivtas mengeluarkan Body Casing, pada aktivitas ini operator mesin shotblasting harus mengeluarkan Body Casing dari dalam tabung dengan keadaan panas dan operator memerlukan kendali dan konsentrasi yang sangat tinggi apabila operator mesin shotblasting melakukan kelalaian kerja maka akan terjadinya kecelakaan kerja.

Penjelasan pada Tabel 5.12 mengenai tentang pengambilan nilai bobot ≥ 60%, dilihat dari pengumpulan data kuesioner 5 operator proses mesin shotblasting.

Penentuan bobot ini diambil berdasarkan rata-rata penilaian dari 5 operator proses mesin shotblasting. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai usulan rencana perbaikan aktivitas kerja operator mesin shotblasting dilihat dari aktivitas kerja

(9)

sebelumya. Usulan rencana perbaikan aktivitas kerja operator mesin shotblasting dapat dilihat pada Tabel 5.13.

Tabel 5. 13 Usulan Rencana Perbaikan Aktivitas Kerja Operator Mesin Shotblasting

NO PROSES AKTIVITAS PERMASALAHAN PENYEBABNYA USULAN PERBAIKAN

1

MESIN SHOTBLASTING

Masukan Body Casing sebanyak 200 buah

Terjadinya kelelahan postur tubuh dikarenakan pengerjaan dilakukan

dengan posisi membungkuk dan

melakukan pengulangan gerakan.

Sebelum memasukan Body Casing kedalam tabung mesin shot

blasting operator membawa Body Casing yang sangat

banyak dari stasiu kerja mesin gerinda duduk ke stasiun kerja

mesin shot blasting tidak menggunakan alat bantu dan posisi kerja operator sering membungkuk pada saat memasukan Body

Casing kedalam tabung

Diadakan alat bantu untuk mempermudah

operator dalam memindahkan barang dari stasiun kerja satu ke

stasiun dan melengkapi fasilitas kerja

2 Keluarkan Body Casing

5.3 Analisis Keseluruhan

Titik ekstrim dilihat berdasarkan dari jenis pekerjaan overload yang memiliki bobot rata-rata paling tinggi dapat dilihat pada Tabel 5.14.

Tabel 5. 14 Aktivitas Overload

NO PROSES AKTIVITAS RATA-

RATA (%)

KATEGORI BEBAN KERJA 1

MESIN FURNACE

Timbang bahan yang akan dilebur sesuai

rumusan material. 64

OVERLOAD

2 Aduk dan periksa cairan menggunakan

tongkat besi. 66

3 Ukur temperature cairan kuningan

dengan menggunakan thermocouple. 75

4 MESIN

INDUKSI FURNACE

Timbang ingot yang akan di lebur sesuai

rumusan material. 61

5 Ukur temperature cairan ingot. 68

6 MESIN CORE

ELEKTRIK Masukan green sand + resin. 64

7 MESIN GRAVITY Menuangkan ingot yang sudah

dilelehkan. 70

8

MESIN GERINDA

DUDUK

Ratakan garis sambungan bekas getting

dan bagian lain yang tidak rata. 71

9 MESIN

SHOTBLASTING

Masukan Body Casing sebanyak 200

buah. 65

10 Keluarkan Body Casing. 66

Berdasarkan Tabel 5.14 didapatkan pekerjaan yang memiliki bobot rata-rata terbesar, diantaranya aktivitas pekerjaan mesin furnace, mesin induksi furnace, mesin core elektrik, mesin gravity, mesin gerinda duduk, mesin shotblasting dimana, mesin-mesin tersebut masuk kedalam bengkel foundry dan dari keenam

(10)

mesin tersebut didapatkan aktivitas pekerjaan pada mesin furnace, mesin gravity dan mesin gerinda duduk yang memiliki bobot rata-rata diatas 70% dimana, aktivitas tersebut perlu diadakannya improvement untuk setiap aktivitas mesin yang diprioritaskan. Berikut prioritas improvement untuk aktivitas yang memiliki nilai bobot rata-rata terbesar dapat dilihat pada Tabel 5.15

Tabel 5. 15 Prioritas Improvement

NO PROSES AKTIVITAS

RATA- RATA (%)

PERMASALAHAN USULAN PERABAIKAN

1 MESIN

FURNACE

Ukur temperature cairan kuningan dengan menggunakan thermocouple.

75

Operator tidak mendapatkan pelatihan kerja

Adanya pelatihan untuk operator mesin furnace kurangnya fasilitas

kerja dan safety

Menyediakan fasilitas kerja dan safety Hasil temperature

tidak akurat

Mengganti alat ukur temperature menjadi infrared thermometer

2

MESIN GERINDA

DUDUK

Ratakan garis sambung bekas getting dan bagian lain yang tidak rata.

71

Operator tidak mendapatkan pelatihan kerja

Adanya pelatihan untuk operator mesin gerinda

duduk kurangnya fasilitas

kerja dan safety

Menyediakan fasilitas kerja dan safety Operator melakukan

aktivitas pekerjaan berulang yang menimbulkan kelelahan dan kurangnya waktu

istirahat

Pemberian waktu istirahat setiap 2 jam sekali agar

operator tidak merasa tertebani dan terhindar

dari kecelakaan

3 MESIN

GRAVITY

Menuangkan ingot yang sudah dilelehkan.

70

Operator tidak mendapatkan pelatihan kerja

Adanya pelatihan untuk operator mesin furnace Kurangnya fasilitas

kerja dan safety

Menyediakan fasilitas kerja dan safety Tata letak antara

cetakan pada mesin gravity dengan crucible (wadah) pada mesin induksi furnace yang saling membelakangi sehingga dapat menimbulkan jatuhnya cairan ingot pada saat pengambilan cairan

ingot untuk dituangkan kedalam

cetakan Body Casing yang dapat

menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja

Pengaturan tata letak antar mesin dan pada proses

mesin gravity ini sebaiknya menggunakan

mesin agar produk mencapai target, hasilnya sesuai dengan standar dan dapat mengurangi barang

reject pada proses pencetakan Body Casing.

Gambar

Tabel 5. 1 Hasil Rekap Klasifikasi Beban Kerja
Tabel 5. 2 Hasil Pembobotan Beban Kerja Overload Operator Mesin Furnace
Tabel 5. 3 Usulan Rencana Perbaikan Aktivitas Kerja Operator Mesin Furnace
Tabel 5. 4 Hasil Pembobotan Beban Kerja Overload Operator Mesin Induksi  Furnace
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui besar dan tingkat persentase kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal persamaan eksponen dan logaritma pada siswa kelas II semester IV

Penelitian menggunakan 60 ekor ayam pedaging, dua puluh ekor ayam di awal penelitian diambil darahnya untuk pengamatan titer antibodi asal induk terhadap infeksi virus

2 Wakil Dekan Bidang I SALINAN TERKENDALI 02 3 Wakil Dekan Bidang II SALINAN TERKENDALI 03 4 Manajer Pendidikan SALINAN TERKENDALI 04 5 Manajer Riset dan Pengabdian

Dapat dilihat bahwa di setiap saat, grafik amplitudo sel[1,1] pada simulasi tanpa anomali (warna merah) selalu lebih tinggi daripada grafik simulasi dengan anomali.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi menopause di Perumahan Griya Cipta Laras

Pengawasan kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila dipergunakan, mempertahankan kualitas produk yang sudah tinggi dan

Maka dari model regresi ini dapat disimpul- kan bahwa corporate governance (kepemilikan institusional, kualitas audit, komisaris independen, komite audit), profitabilitas

Pertunjukan Nini Thowong merupakan salah satu kesenian yang ada di Desa Panjangrejo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul.Pada awalnya warga sekitar mempunyai keyakinan bahwa