17 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan
Percobaan dilakukan di desa Karangwangi, dusun Selang, kecamatan Binong, kabupaten Subang. Tempat berada pada ketinggian 50 m dpl dan suhu rata-rata harian 27oC-33oC. Percobaan dilakukan dari bulan Juli 2020 sampai dengan September 2020.
3.2 Bahan dan Alat Percobaan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari : Benih Jahe Merah varietas jahira 2, Pupuk NPK 16-16-16, pupuk kandang ayam, tanah topsoil, pestisida dan ZPT.
Alat yang digunakan adalah cangkul, gunting, angka sorong, roll meter, kertas label, ember, selang, timbangan, alat tulis, hand sprayer mini dan gelas ukur, kored.
3.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor tunggal yaitu kombinasi takaran pupuk kandang dan pupuk NPK dengan sembilan perlakuan dan tiga ulangan.
Tabel 5. Kombinasi Perlakuan
No Perlakuan
Takaran Kombinasi
Pupuk NPK (kg/ha) Pupuk Kandang Ayam (ton/ha)
1 P1 (k1+a1) 100 20
2 P2 (k1+a2) 100 25
3 P3 (k1+a3) 100 30
4 P4 (k2+a1) 150 20
5 P5 (k2+a2) 150 25
6 P6 (k2+a3) 150 30
7 P7 (k3+a1) 200 20
8 P8 (k3+a2) 200 25
9 P9 (k3+a3) 200 30
Ket *) : k1 = 100 kg/ha a1 = 20 ton/ha k2 = 150 kg/ha a2 = 25 ton/ha k3 = 200 kg/ha a3 = 30 ton/ha
Jumlah ulangan dari setiap plot perlakuan dihitung menggunakan rumus Federer (1967) yaitu sebagai berikut :
(t-1)(r-1) ≥ 15 Ket :
t = banyak perlakuan r = jumlah ulangan
Berdasarkan rumus di atas maka diperoleh jumlah ulangan pada tiap kelompok (plot) perlakuan minimal adalah tiga kali pulangan. Lahan percobaan dibagi ke dalam tiga blok/ulangan dan tiap ulangan terdiri dari sembilan kelompok perlakuan. Jumlah kelompok adalah 3x9 menjadi 27 kelompok perlakuan. Tiap plot terdiri dari 4 sampel tanaman. Jumlah keseluruhan tanaman adalah 108 tanaman.
3.4 Rancangan Analisis
Penelitian yang diajukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diuji, dilakukan analisis varians (uji F) dengan uji linier. Adapun model RAK sederhana sebagai berikut :
Yij = µ + ti + βj + εij Dimana :
Yij = hasil pengamatan perlakuan ke-I dan ulangan ke-j µ = nilai tengah umum
Ti = pengaruh perlakuan ke-i Bj = pengaruh blok ke-j
ε ij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j Sumber : Gaspersz (1991).
Berdasarkan model linier diatas disusun daftar sidik ragam pada tabel berikut :
Tabel 6 Daftar Sidik Ragam Sumber
Keragaman
Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
Nilai F hitung
Nilai F table
5%
Kelompok k-1 JKK KTK KTK/KTG
Perlakuan p-1 JKP KTP KTP/KTG
Galat (k-1)(p-1) JKG KTG
Total k-1
Sumber : garverz (1991)
FK (Faktor Koreksi) = 𝒚….𝟐
𝒓𝒕
JKT (Jumlah Kuadrat Total) = Σί𝑗 𝑌 ί𝑗2− 𝐹𝐾 JKP (Jumlah Kuadrat Perlakuan) = Σ𝑡𝑦 𝑗2
𝑘 − 𝐹𝐾
JKK (Jumlah Kuadrat Kelompok) = Σ𝑗𝑦 𝑡𝑝2− 𝐹𝐾 JKG (Jumlah Kuadrat Galat) = JKT-JKK-JKP KTP (Kuadrat Tengah Perlakuan) = JKP/p-1 KTK (Kuadrat Tengah Kelompok) = JKK/k-1 KTG (Kuadrat Tengah Galat) = JKG/(p-1)(k-1) Kriteria penerimaan hipotesis sebagai berikut :
1. Jika Fhitung > Ftabel maka perlakuan mempengaruhi hasil penelitian (terima H0, terima Ha).
2. Jika Fhitung < Ftabel maka perlakuan mempengaruhi hasil penelitian (tolak H0,tolak Ha).
Analisis selanjutnya dilakukan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.
LSR (𝔞, 𝑑𝑏𝐺, 𝑃) = 𝑆𝑆𝑅(𝔞, 𝑑𝑏𝐺, 𝑝). 𝑆𝑥̅
Untuk mencari 𝑆𝑥̅ di hitung dengan cara sebagai berikut :
𝑆𝑥̅ √𝐾𝑇𝐺 𝑟 Ket :
LSR : Least Sighificant Range
SSR : Studenttized Significant Range 𝑆𝑥̅ : Galat baku rata-rata
𝔞 : Taraf nyata
P : Jarak antar perlakuan KTG : Kuadrat tengah galat dbG : Derajat Bebas Galat
r : Ulangan Sumber : gasverz ,(1991).
3.5 Pelaksanaan Percobaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
3.5.1 Persiapan Media Tanam
Lahan penelitian yang digunakan bertopografi datar dan terlebih dahulu dilakukan pengukuran dan luas lahan. Lahan yang digunakan berukuran 6 m x 10 m, kemudian lahan tersebut dibersihkan dari gulma, sisa-sisa kayu, dan akar – akar tanaman lain, lahan mendapatkan sinar matahari yang cukup. Wadah media tanam yang digunakan adalah polybag ukuran 35x40 cm. polybag diisi tanah, arang sekam dan pupuk kandang sesuai dosis perlakuan, dengan berat 5kg/polybag.
3.5.2 Persiapan Bahan Tanam
Bahan tanam yang digunakan adalah rimpang jahe merah varietas jahira 2 berumur 12 bulan. Kulit rimpang tidak terluka atau lecet dan rimpang keras.
Rimpang jahe terlebih dahulu ditumbuhkan tunas-tunasnya di media cocopeat dengan cara menyimpannya di tempat yang sejuk, lembap dan gelap selama 2 minggu kemudian dipotong dengan jumlah mata tunas sesuai perlakuan dan memiliki ukuran yang relatif sama. Jahe dikeringkan selama 2 jam dan diberi abu gosok agar bekas potongan tidak busuk.
3.5.3 Penanaman
Tanaman yang berumur satu bulan dipindahkan ke lahan yang telah diberi perlakuan. Penanaman bibit jahe dilakukan pada sore hari. Penanaman dilakukan dengan cara meletakkan jahe pada lubang sedalam 10 cm dengan arah mata tunas
menghadap ke atas. Rimpang yang sudah ditanam ditutup kembali dengan media tanam. Jarak antar tanaman adalah 40 cm x 60 cm.
3.5.4 Pemeliharaan Tanaman a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali sehari menggunakan alat penyiram (gembor). Tanaman jahe disiram hingga kondisi tanah dalam keadaan lembap.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan setiap 2 minggu sekali dilakukan dengan cara manual apabila ada gulma yang tumbuh di sekitar tanaman, sedangkan untuk gulma yang tumbuh di sekitar lahan penelitian penyiangan dilakukan menggunakan cangkul. Penyiangan dilakukan sebanyak 12 kali.
c. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan cara menggemburkan media dalam polybag hingga rimpang tertutup dengan media. Pembumbunan bertujuan untuk memperbaiki daerah perakaran dan kemudahan akar dalam menyerap unsur hara. Pembumbunan di lakukan sebanyak 12 kali.
d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan 2 jenis pupuk, pertama menggunakan pupuk kandang ayam sesuai dosis perlakuan. Pupuk kandang ayam diaplikasikan pada 0 HST, dan yang kedua pupuk NPK dengan dosis sesuai perlakuan, diberikan secara bertahap 25% saat 0 HST , 25% diberikan pada umur 1
bulan HST dan 50% pada umur 2 bulan HST (perhitungan kebutuhan pupuk sesuai perlakuan dapat dilihat di lampiran).
3.5.5 Panen
Penentuan saat panen tanaman jahe disesuaikan dengan tujuan penggunaanya. Tanaman jahe pada umumnya dipanen umur 8 – 12 bulan, untuk dijadikan bumbu dapur atau bahan baku manisan jahe baik dipanen pada umur 4-6 bulan, sedangkan rimpang muda sebagai bahan pembuat asinan dipanen pada umur 3 bulan. Pemanenan secara umum dilakukan dengan menggali atau membongkar rumpun tanaman jahe dengan cangkul atau garpu secara hati-hati, kemudian rumpun tanaman tersebut diangkat dan dikumpulkan pada satu tempat.
Ciri-ciri tanaman jahe yang siap panen umur 10-12 bulan adalah warna daun berubah dari hijau menjadi kuning dan semua batangnya mengering. Ciri-ciri panen jahe muda dengan menghitung satuan waktu (hari) dari mulai penanaman sampai dengan umur 3 bulan. Berdasarkan standar perdagangan, mutu rimpang jahe segar dikategorikan menjadi : (a) Mutu I, bobot 250 g/rimpang, kulitnya tidak terkelupas, tidak mengandung benda asing dan kapang, (b) Mutu II, bobot 150- 249 g/rimpang, kulitnya tidak terkelupas, tidak mengandung benda asing dan kapang, (c) Mutu III, bobot sesuai analisis, kulit yang terkelupas maksimum 10%, benda asing maksimum 3%, dan kapang maksimum 10% (Muchlas dan Slameto, 2008).
3.6 Pengamatan
Pengamatan terdiri atas pengamatan penunjang dan pengamatan utama, pengamatan penunjang adalah pengamatan yang datanya tidak dianalisis secara
statistik meliputi hasil analisis tanah, curah hujan selama percobaan dan 10 tahun terakhir, kelembapan dan suhu udara, hama dan penyakit, gulma serta rata-rata suhu harian. Pengamatan dilakukan pada seluruh tanaman. Pengamatan dilakukan saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam.
Variabel yang diamati adalah : a. Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari pangkal batang sampai ujung daun tertinggi dengan menggunakan meteran/penggaris, dilakukan pada saat tanaman jahe berumur satu bulan setelah pindah tanam. Pengamatan dilakukan satu kali dalam satu bulan hingga 3 bulan setelah tanaman.
b. Jumlah Daun (helai)
Penentuan jumlah daun dilakukan dengan menghitung semua daun yang telah membuka sempurna pada setiap tanaman. Pengamatan dilakukan satu kali dalam satu bulan hingga 3 bulan setelah tanam.
c. Panjang Daun (cm)
Panjang daun diukur dengan menggunakan penggaris dengan mengambil beberapa daun yang paling panjang di setiap sampel. Pengukuran dilakukan saat pemanenan.
d. Lebar Daun (cm)
Lebar daun diukur dengan penggaris dari tepi daun sampai ke tepi daun.
Pengukuran dilakukan saat pemanenan.
e. Jumlah Anakan per Rumpun
Jumlah anakan per tanaman dihitung pada setiap tanaman dengan menghitung jumlah anakan yang muncul ke permukaan tanah. Pengamatan dilakukan satu kali dalam satu bulan hingga 3 bulan setelah tanam.
f. Berat Rimpang per Tanaman (g)
Berat rimpang dihitung pada setiap tanaman dengan menimbang total bobot rimpang pertanaman. Dilakukan saat pemanenan.