• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBANGKRUTAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. MUSTIKA RATU, TBK PERIODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KEBANGKRUTAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. MUSTIKA RATU, TBK PERIODE"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEBANGKRUTAN

MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. MUSTIKA RATU, TBK PERIODE 2015-2019

1Arun Bagaskara

2Abednego Priyatama

1,2Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Jl. Margonda Raya No. 100, Depok 16424, Jawa Barat

1bagaskaraarun@gmail.com

2abednegopriyatama@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prediksi kebangkrutan pada perusahaan PT.

Mustika Ratu periode 2015-2019. Penelitian ini menggunakan data sekunder pada perusahaan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Altman Z- Score yang telah dilengkapi dengan titik cut-off untuk menentukan klasifikasi kebangkrutan. Altman Z-Score adalah metode yang digunakan untuk menganalisis kebangkrutan menggunakan lima rasio.

Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan metode Altman Z-Score menunjukkan bahwa Perusahaan PT. Mustika Ratu Tbk masuk dalam daerah kelabu (Grey Area) pada tahun 2015.

Pada tahun 2016, perusahaan tersebut masih memasuki daerah kelabu (Grey Area), Pada tahun 2017, perusahaan tersebut masih memasuki daerah kelabu (Grey Area) dan pada tahun 2018 dan 2019 perusahaan tersebut juga masih dalam daerah kelabu (Grey Area), yang dimana apabila manajer perusahaan tidak mengambil langkah yang efektif dalam mengatasi hal ini maka perusahaan akan mengalami kebangkrutan.

Kata Kunci: Kebangkrutan, Altman Z-Score PENDAHULUAN

Setiap perusahaan didirikan dengan harapan akan menghasilkan profit sehingga mampu untuk bertahan dan berkembang dalam jangka waktu yang sangat panjang. Hal ini berarti dapat diasumsikan bahwa perusahaan akan tetap bertahan dan diharapkan tidak mengalami likuidasi.

Dalam dunia perusahaan persaingan bisnis pasti akan semakin tinggi dan pula didukung dengan berkembang pesatnya teknologi. Kemampuan suatu perusahaan dalam persaingan ditentukan pula oleh kinerja perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang tidak mampu bersaing untuk mempertahankan kinerjanya maka seiring berjalannya waktu perusahan seperti ini akan mudah

(2)

tersingkir dan akan mengalami kebangkrutan. Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba sesuai dengan tujuan utamanya. Kebangkrutan biasanya diawali dengan naik turunnya profitabilitas yang didapatkan di masa yang akan datang. Oleh, sebab itu para manajer dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola perusahaan tersebut. jika perusahaan merasa kondisi perusahaannya sudah mengalami ketidakpastian, perusahaan harus memikirkan cara yang tepat untuk mengatasi hal ini seperti melakukan perbaikan-perbaikan dan berbagai analisis terutama analisis yang menyangkut kebangkrutan perusahaan. Agar dapat menghindari atau mengurangi risiko kebangkrutan, maka perusahaan melakukan antisipasi yang dapat menghindari atau mengurangi risiko kebangkrutan. Berbagai analisis dikembangkan untuk memprediksi awal kebangkrutan perusahaan. Analisis yang banyak digunakan untuk memprediksi awal kebangkrutan perusahaan salah satunya adalah analisis diskriminan Altman dimana analisis ini mengacu pada rasio-rasio keuangan perusahaan.

KERANGKA TEORI Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, sepert i sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Menurut Munawir (2004), laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi Keuangan (2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar penggunaan dalam pengambilan keputusan ekonomi

Analisis Laporan Keuangan

Menurut Hermanto dan Agung (2012) dalam Wulan, Selvi, dan Supriyanto (2016) analisis laporan keuangan adalah menguraikan laporan keuangan dalam unsur-unsurnya, mengkaji unsur-unsur itu mengkaji hubungan antara unsur-unsur itu untuk menarik kesimpulan atau membuat tafsiran-tafsiran yang akan diambil, karena kepentingan masing-masing pihak berbeda-beda maka alat analisis maupun ukuran yang digunakan dapat pula berbeda.

Kebangkrutan

Menurut Hanafi (2008) pengertian kebangkrutan bisa dilihat dari pendekatan aliran dan

(3)

pendekatan stok. Dengan menggunakan pendekatan stok, perusahaan bisa dinyatakan bangkrut jika total kewajiban melebihi total aktiva. Dengan menggunakan pendekatan aliran, perusahaan akan bangkrut jika tidak bisa menghasilkan aliran kas yang cukup. Dari sudut pandang stok, perusahaan dinyatakan bangkrut meskipun perusahaan masih dapat menghasilkan aliran kas yang cukup atau mempunyai prospek yang baik dimasa mendatang.

Secara umum kebangkrutan diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi untuk mencapai tujuannya. Kegagalan ekonomis berarti bahwa pendapatan perusahaan tidak mampu menutup biayanya sendiri. Sedangkan kegagalan keuangan berarti perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya ketika harus dipenuhi, walaupun total asset melebihi kewajiban totalnya. Kebangkrutan atau kegagalan keuangan perusahaan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan atau kesulitan likuiditas yang mungkin sebagai awal kebangkrutan (Rudianto: 2013).

METODE PENELITIAN

Objek dalam penelitian ilmiah ini adalah PT. Mustika Ratu, Tbk, yang bergerak dalam bidang manufaktur, perdagangan dan distribusi kosmetik herbal dan tradisional, minuman kesehatan dan kegiatan terkait lainnya. Penelitian menggunakan data sekunder dalam penyusunan penelitiannya, yaitu menggunakan laporan laba rugi dan neraca PT. Mustika Ratu, Tbk periode 2015-2019. Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyelesaian penulisan ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data metode Studi Pustaka yaitu dengan membaca buku-buku, catatan-catatan kuliah, dan referensi penulisan ilmiah lainnya serta jurnal yang berkaitan dengan penulisan ini.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatifnya yaitu berupa rumus Metode Altman Z-Score untuk perusahaan Manufaktur Go-Public dan dengan menggunakan 5 rasio yaitu:

a) Working Capital to Total Asset.

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya.

b) Retained Earning to Total Asset.

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan.

c) Earnings Before Interest (EBIT) and Taxes to Total Assets.

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktivitas perusahaan, sebelum pembayaran pajak dan bunga.

d) Market Value of Equity to Book Value of Debt.

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban dari nilai

(4)

Modal Kerja = Aktiva Lancar-Hutang Lancar

Laba Ditahan X2 =

Total Aset

Laba Ditahan = Laba yang ditentukan + Laba yang belum ditentukan pasar modal sendiri (saham biasa).

e) Sales to Total Asset.

Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan volume bisnis yang cukup dibandingkan investasi dalam total aktivanya.

Rasio X1 (Modal Kerja / Total Aset)

Rasio X1 ini mengukur likuiditas dengan membandingkan modal kerja dengan total aset.

Modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk aktiva jangka pendek. Modal kerja bersih didefinisikan sebagai aktiva lancar dikurangi dengan hutang lancar.

Untuk mencari modal kerja diperlukan rumus sebagai berikut:

Rasio X2 (Laba Ditahan / Total Aset)

Rasio X2 mengukur kemampuan laba kumulatif dari perusahaan. Pada beberapa tingkat, rasio ini juga mencerminkan umur perusahaan, karena semakin muda perusahaan, semakin sedikit waktu yang dimilikinya untuk membangun laba kumulatif. Bila perusahaan mulai merugi, tentu saja nilai dari total laba ditahan mulai turun. Bagi banyak perusahaan, nilai laba ditahan dan rasio X2 akan menjadi negatif.

Untuk menghitung laba ditahan PT. Mustika Ratu, Tbk periode 2015- 2019, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rasio X3 (Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Total Asset)

Rasio X3 mengukur kemampuan laba, yaitu tingkat pengembalian dari aktiva, yang dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak tahunan perusahaan dengan total aset pada neraca akhir tahun. Earning Before Interest and Taxes (EBIT) merupakan laba yang diperoleh perusahaan sebelum dikurangi pajak dan bunga.

Modal Kerja X1 =

Total Aset

(5)

Laba Sebelum Bunga dan Pajak X3 =

Total Aset

Nilai Pasar Modal Sendiri X4 =

Total Kewajiban

Nilai Pasar Modal Sendiri = Jumlah Lembar Saham x Harga Penutupan

Penjualan X5 =

Total Aset

Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 0,999X5

Untuk menghitung laba sebelum bunga dan pajak PT. Mustika Ratu periode 2015-2019, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rasio X4 (Nilai Pasar Modal Sendiri / Total Kewajiban)

Rasio ini merupakan bagian dari rasio leverage. Nilai pasar modal sendiri yaitu jumlah saham perusahaan dikalikan harga pasar per lembar sahamnya.

Untuk menghitung Nilai Pasar Modal Sendiri PT. Mustika Ratu, Tbk periode 2015-2019, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rasio X5 (Penjualan / Total Aset)

Rasio ini menunjukkan tingkat perputaran total aktiva dalam satu tahun. Rasio ini merupakan rasio yang mendeteksi kemampuan dana perusahaan yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu untuk menghasilkan penjualan.

Dengan Formula:

Altman Z-Score untuk perusahaan manufaktur go public (Pardomuan Sihombing, 2018) Keterangan :

Laba Sebelum Bunga dan Pajak = laba sebelum beban pajak + beban bunga

(6)

X1 = Working Capital / Total Asset X2 = Retained Earning / Total Asset X3 = EBIT / Total Asset

X4 = Market Value of Equity / Book Value of Debt X5 = Sales / Total Asset

Kriteria Cut Off Untuk Uji Z-Score Perusahaan Manufaktur Go Public

No Nilai Cut Off Keterangan

1 Z < 1,81 Bangkrut

2 1,81 < Z < 2,99 Daerah Kelabu (Grey Area)

3 Z > 2,99 Sehat

Sumber: Pardomuan Sihombing, 2018

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jika Nilai Cut Off untuk Uji Z-Score suatu perusahaan kurang dari 1,81 maka perusahaan tersebut dalam kondisi bangkrut, jika Nilai Cut Off suatu perusahaan lebih besar dari 1,81 dan lebih kecil dari 2,99 maka perusahaan tersebut masuk dalam daerah kelabu (Grey Area), Jika Nilai Cut Off perusahaan tersebut lebih dari 2,99 maka perusahaan tersebut dalam kondisi yang sehat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data laporan keuangan PT. Mustika Ratu, Tbk dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini Tabel 1

Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu, Tbk Periode 2015 – 2019 (dalam rupiah)

Nama Akun 2015 2016 2017 2018 2019

Aktiva Lancar 380.988.168.593 372.731.501.477 384.262.906.538 382.330.851.179 412.707.718.061 Kewajiban Lancar 102.898.339.772 93.871.952.310 106.813.922.324 122.929.175.890 142.931.525.716 Modal Kerja 278.089.828.821 278.859.549.167 277.448.984.214 259.401.675.289 269.776.192.345 Total Aktiva 497.090.038.108 483.037.173.864 497.354.419.089 511.887.783.867 532.762.947.995 Saldo laba yang

ditentukan 13.748.488.606 13.748.488.606 13.748.488.606 13.748.488.606 13.748.488.606

(7)

Saldo laba yang

belum ditentukan 227.357.077.040 221.807.611.362 220.487.659.512 218.230.527.092 218.361.709.481 Laba ditahan 241.105.565.646 235.556.099.968 234.236.148.118 231.979.015.698 232.110.198.087 Laba sebelum

beban pajak 2.255.976.429 -4.082.301.885 -1.355.570.984 1.877.100.535 2.429.538.219 Beban Bunga -3.665.411.293 -4.747.208.360 -5.568.603.458 -6.507.057.142 6.810.180.321 EBIT 5.921.387.722 664.906.475 4.213.032.474 8.384.157.677 9.239.718.540 Market Value Of

Equity 89.024.000.000 89.880.000.000 88.168.000.000 76.612.000.000 65.484.000.000 Book Value Of

Total Liability 120.064.018.299 113.947.973.889 130.623.005.085 143.913.787.087 164.121.422.945 Penjualan 428.092.732.505 344.361.345.265 344.678.666.245 300.572.751.733 305.224.577.860

Sumber: Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan PT. Mustika Ratu, Tbk

Tabel 2

Nilai Overall Z-Score PT. Mustika Ratu, Tbk

Variabel Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

X1 1,2 0,671 0,692 0,667 0,608 0,607

X2 1,4 0,679 0,683 0,659 0,634 0,61

X3 3,3 -0,01 -0,06 -0,046 -0,03 -0,026

X4 0,6 0,445 0,473 0,405 0,319 0,239

X5 0,999 0,86 0,712 0,692 0,586 0,572

Tabel 3

Rangkuman Hasil Penelitian PT. Mustika Ratu, Tbk

Variabel Tahun

2015 2016 2017 2018 2019 Indeks Z-Score 2,645 2,501 2,38 2,119 2,003

Rating CCC CCC CCC- CCC- CCC-

(8)

Average Em Score >2,5 >2,5 >1,75 >1,75 >1,75 1,81< 1,81< 1,81< 1,81< 1,81<

Titik Cut-Off 2,645 < 2,501 < 2,38 < 2,119 < 2,003 <

2,99 2,99 2,99 2,99 2,99

Daerah Daerah Daerah Daerah Daerah Prediksi Titik Cut- Kelabu Kelabu Kelabu Kelabu Kelabu

Off (Grey (Grey (Grey (Grey (Grey

Area) Area) Area) Area) Area) Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 2 dan 3 diketahui bahwa, pada tahun 2015, diperoleh rasio X1 sebesar 0,671, rasio X2 sebesar 0,679, rasio X3 sebesar - 0.01, rasio X4 sebesar 0,445, dan Rasio X5 sebesar 0,86, X1 sampai X5 pada tahun 2015 mendapatkan rating CCC dikarenakan indeks Z- Score lebih dari 2,5 dan memiliki titik cut off sebesar 2,645 yang dimana perusahaan tersebut memasuki Daerah Kelabu (Grey Area).

Pada tahun 2016, diperoleh rasio X1 sebesar 0,692, rasio X2 sebesar 0,683, rasio X3 sebesar -0,06, rasio X4 sebesar 0,473, dan Rasio X5 sebesar 0,712, X1 sampai X5 pada tahun 2016 mendapatkan rating CCC dikarenakan indeks Z-Score lebih dari 2,5 dan memiliki titik cut off sebesar 2,501 yang dimana perusahaan tersebut memasuki Daerah Kelabu (Grey Area). Pada tahun ini nilai cut off mengalami penurunan dari tahun 2015.

Pada tahun 2017, diperoleh rasio X1 sebesar 0,667, rasio X2 sebesar 0,659, rasio X3 sebesar -0,046, rasio X4 sebesar 0,405, dan Rasio X5 sebesar 0,692, X1 sampai X5 pada tahun 2017 mendapatkan rating CCC- dikarenakan indeks Z-Score lebih dari 1,75 dan memiliki titik cut off sebesar 2,38 yang dimana perusahaan tersebut memasuki Daerah Kelabu (Grey Area).

Pada tahun ini nilai cut off mengalami penurunan dari tahun 2016.

Pada tahun 2018, diperoleh rasio X1 sebesar 0,608, rasio X2 sebesar 0,634, rasio X3 sebesar -0,03, rasio X4 sebesar 0,319, dan Rasio X5 sebesar 0,586, X1 sampai X5 pada tahun 2018 mendapatkan rating CCC- dikarenakan indeks Z-Score lebih dari 1,75 dan memiliki titik cut off sebesar 2,119 yang dimana perusahaan tersebut memasuki Daerah Kelabu (Grey Area).

Pada tahun ini nilai cut off mengalami penurunan dari tahun 2017.

Pada tahun 2019, diperoleh rasio X1 sebesar 0,607, rasio X2 sebesar 0,61, rasio X3 sebesar -0,026, rasio X4 sebesar 0,239, dan Rasio X5 sebesar 0,572, X1 sampai X5 pada tahun 2019 mendapatkan rating CCC- dikarenakan indeks Z-Score lebih dari 1,75 dan memiliki titik cut off sebesar 2,003 yang dimana perusahaan tersebut memasuki Daerah Kelabu (Grey Area). Pada tahun ini nilai cut off mengalami penurunan dari tahun 2018 dan pada tahun ini mendapat nilai cut off terendah.

(9)

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil dari perhitungan rumus Altman Z-Score untuk perusahaan manufaktur go public pada PT. Mustika Ratu, Tbk tahun 2015 sampai dengan 2019 perusahaan mengalami keadaan keuangan tidak baik khusunya pada saat menghitung rasio X4 yaitu (EBIT/ Total Aset) yang dimana saldo EBIT berada pada posisi negatif. Oleh sebab itu, berdasarkan dari hasil perhitungan 5 rasio tersebut dapat disimpulan bahwa perusahaan berada pada Daerah Kelabu (Grey Area). Pada tahun 2015 nilai titik cut off berada di posisi paling tinggi dan pada tahun 2019 nilai titik cut off di posisi terendah.

Oleh sebab itu dapat diartikan bahwa kinerja keuangan perusahaan sedang berada pada keadaan kurang sehat dan dikhawatirkan akan mengalami ancaman kebangkrutan. Manajer harus mengambil langkah yang tepat dalam mengatasi perihal ini agar bisa menaikkan indeks Z Score agar mencapai posisi yang sehat.

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis yaitu:

1. Penelitian mengenai prediksi analisis kebangkrutan ini harus dilakukan untuk memberikan peringatan mengenai adanya kesulitan pada kinerja keuangan suatu perusahaan. Dengan adanya penelitian ini diharapkan untuk manajer perusahaan meninjau kembali kondisi perusahaan tersebut agar perusahaan terhindar dari kebangkrutan

2. Hasil Penelitian ini juga dapat berguna untuk investor dalam menilai apakah perusahaan tersebut memiliki kondisi yang baik atau tidak, dengan adanya penilaian mengenai kondisi perusahaan yang sehat, bangkrut dan Daerah Kelabu (Grey Area) dapat mempermudah investor untuk memilih perusahaan yang akan dibeli sahamnya.

3. Penulis menyarankan untuk mengembangkan penelitian ini menggunakan metode yang lain seperti metode Springate dan Zmijewski dikarenakan pada penulisan ini hanya menggunakan metode Altman Z-Score untuk dijadikan pembanding dengan penelitian ini dan untuk mengetahui apakah perusahaan ini berada dalam kondisi Sehat, Bangkrut, maupun Daerah Kelabu (Grey Area).

4. Penulis juga menyarankan untuk peneliti selanjutnya membandingkan prediksi kebangkrutan PT. Mustika Ratu bukan hanya dari segi metode saja tapi dapat dibandingkan dari industri sejenis.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadim dan Nardi Sunardi. 2018. Analisis Altman Z-Score Untuk Memprediksi Kebangkrutan Pada Bank Pemerintah (BUMN) Di Indonesia Tahun 2012-2016. Jurnal Sekuritas, Vol.1, No.3.

Bagas Alif Juyantoro. 2018. Analisis Kebangkrutan Dengan Metode Z-Score Altman, Springate, Dan Zmijewski Pada PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk dan Entitas Anak.

Penulisan Ilmiah. Universitas Gunadarma.

Batara A.S., Kertahadi, dan Siti R.H. 2013. Analisis Metode Altman (Z-Score) Sebagai Alat Evaluasi Guna Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan (Studi Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bei Periode 2007-2011). Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

(10)

Diah Isti Ridha Buari. 2017. Analisis Tingkat Kebangkrutan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, Universitas Islam Batik Surakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol.24, No.1.

Dina Mardhiana Hanifah. 2018. Analisis Kebangkrutan Dengan Menggunakan Model Altman Z-Score Pada Matahari Departement Store TBK Periode 2011-2017. Penulisan Ilmiah.

Universitas Gunadarma.

Edward, Altman. 2000. Predicting Financial Distress of Companies: Revisiting The Z- Score and Zeta ® Models. New York University. Stern School off Business.

Fitria Handayani. 2017. Analisis Kebangkrutan Pada PT. Mustika Ratu, TBK. (Periode 2013- 2017) Dengan Metode Altman Z-Score. Penulisan Ilmiah. Universitas Gunadarma.

Fitria Wulandari, Burhanudin, dan Rochmi Widayanti. 2017. Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Metode Altman (Z-Score) Pada Perusahaan Farmasi (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015). Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol.2, No.1.

Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Grasindo.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2015.

Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mamduh M. Hanafi. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi kesatu. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta.

Mar’ati N., Suhadak, dan Rustam H. 2014. Implementasi Penggunaan Metode Altman (Z- Score) Untuk Menganalisis Estimasi Kebangkrutan (Studi pada PT Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol.10 No.1.

Melati Ferdarani. 2017. Analisis Kebangkrutan Dengan Menggunakan Model Altman Z-Score Pada PT. Mustika Ratu Tbk. Penulisan Ilmiah. Universitas Gunadarma.

Octarie Pratiwi Arief. 2015. Analisis Penerapan Metode Altman Z-score Dan Zmijewski Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Sub Sektor Farmasi Periode 2009-2013. Skripsi. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Medan.

Pardomuan Sihombing. 2018. Corporate Financial Management. Cetakan Pertama.

Bogor: PT Penerbit IPB Press.

Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Strategis.

Jakarta: Erlangga.

Sofyan Syafri Harahap. 2002. Laporan Keuangan. Cetakan ketiga. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Wulan I.S., Selvi M., dan Supriyanto. 2016. Prediksi Financial Distress pada Pt. Jaya Agra Wattie Tbk dengan Menggunakan Model Altman Z-Score. Jurnal Bisnis Administrasi, Vol.05, No.02: 67-73.

https://mustika-ratu.co.id/investor-relations/annual-report/. (Diakses pada tanggal 30 Oktober 2020)

https://www.idnfinancials.com/id/mrat/pt-mustika-ratu-tbk. (Diakses pada tanggal 30 Oktober 2020)

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan fakta di atas, maka diambil judul penelitian sebagai berikut : “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika materi penjumlahan bilangan

Berdasarkan hasil penelitian dan pemabahasan, maka dapat diambil beberapa masih di lakukan dengan cara sederhana perpindahan lahan setiap periode tanam, bibit dipetik dari stek

Penyelenggara Lomba Cepat Tepat Pramuka (LCTP) Tahun 2018 adalah Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kebumen, sedangkan pelaksana adalah panitia yang telah ditentukan

Menurut Arianti (2003), fungsi dari gudang untuk mengeluarkan barang harus sesuai dengan barang yang dicatat di dalam dokumen. Dengan adanya dokumen sangat

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan hl-hal sebagai berikut: (1) Kota Batu memiliki potensi sumberdaya alam dan sosial yang baik sebagai modal pengembangan

Untuk mewujudkan peran di atas, tugas yang harus dilakukan oleh pengelola TBM sebagai berikut: (1) melakukan sosialisasi/promosi TBM kepada masyarakat sekitar melalui

Kesimpulan penelitian ini ada terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian buah pisang ambon terhadap ibu hamil pada kelompok

Hasil penelitian pada RSUD Kabupaten Morowali yang terlihat dari tanggapan responden tentang pengaruh stres kerja di RSUD Kabupaten Morowali yang terdiri dari intimidasi