• Tidak ada hasil yang ditemukan

Poltekkes Kemenkes Surabaya BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Poltekkes Kemenkes Surabaya BAB IV"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

A. Analisis SWOT

Analisis lingkungan ini merupakan bagian penting dalam penentuan strategi organisasi. Pemetaan dilakukan terhadap empat bidang yang dianggap mempunyai daya ungkit yang tinggi terhadap kinerja organisasi Politeknik Kementerian Kesehatan Surabaya yaitu bidang Pelayanan, Keuangan, Sumber Daya Manusia (SDM), serta Sarana dan Prasarana. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, Tim Kerja penyusun RENSTRA dengan keterbukaan dan keberanian melakukan peninjauan dan evaluasi terhadap empat faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi.

Pada prinsipnya analisis ini mencakup peninjauan dan evaluasi atas faktor-faktor yang dianggap sebagai kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weaknesess), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Dengan melalui diskusi yang melibatkan seluruh anggota Tim yang terdiri dari unsur Pimpinan (Direktur, Pembantu Direktur Bidang Akademik, Pembantu Direktur Bidang Administrasi umum dan keuangan, Pembantu Direktur Bidang Kemahasiswaan), Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian (ADUM), Administrasi Akademik dan Kemahasiwaan serta wakil dari 6 (enam) Jurusan yang ada di lingkungan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya yaitu Jurusan Keperawatan, Jurusan Kebidanan, Jurusan Kesehatan Lingkungan, Jurusan Analis Kesehatan, Jurusan Teknik Elektromedik dan Jurusan Kesehatan Gigi, kemudian dilakukan penetapan nilai bobot dan skala (rating) yang penilaiannya berdasar pada Judgement.

Gambaran posisi organisasi berdasarkan analisa SWOT dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

BAB IV

(2)

GROWTHI STABILII

DEFENSIFIII

DIVERSIFIKASIIV Kelemahan

Kekekuatan

Ancaman Peluang

X

Y Aggressive

Maintenance Stable Growth

Selective

Maintenance Rapid

Growth Turn Arround

Giurella

Conglomerat Diversification

Nice Concentric Diversification

Gambar IV.1 Anatomi Kuadran

1. Kuadran I (Pengembangan dan Pertumbuhan)

Dalam keadaan ini pengembangan dan pertumbuhan secara agresif sangat dimungkinkan karena organisasi memiliki kekuatan-kekuatan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada.

Pengembangan dan Pertumbuhan ini dapat dilakukan dengan salah satu atau kombinasi dari alternatif-alternatif berikut ini :

a. Penetrasi Pasar, yaitu meningkatkan volume usaha dengan usaha pemasaran yang lebih agresif pada pasar yang ada.

b. Pengembangan Pasar, yaitu meningkatkan volume usaha dengan meluaskan pasar.

c. Pengembangan Produk yaitu meningkatkan volume usaha dengan mengembangkan produk-produk baru yang berhubungan atau menyempurnakan produk untuk pasar yang sudah ada.

2. Kuadran II (Stabilisasi / Rasionalisasi)

Organisasi / Perusahaan pada kuadran ini tetap masih dapat berkembang/tumbuh, asal pandai/jeli dalam memilih arena untuk bersaing atas dasar kekuatan yang di milikinya.

3. Kuadran III (Defensif / Penciutan kegiatan)

(3)

Organisasi yang berada pada kuadran ini, kemungkinan untuk tumbuh / berkembang sudah sangat kecil karena banyak kelemahannya. Dalam kondisi demikian satu-satunya pilihan adalah bertahan sekedar hidup, menjaga agar apa yang sudah ada tidak hilang.

4. Kuadran IV (Diversifikasi)

Usaha diversifikasi (mengembangkan usaha-usaha baru) mungkin perlu dilakukan apabila peluang-peluang pengembangan lebih lanjut dalam usaha yang sekarang kurang menarik / terbatas.

Analisis kinerja Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya dilakukan dengan cara analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) terhadap ke empat faktor yang dianggap berpengaruh yaitu bidang Pelayanan, Keuangan, Sumber Daya Manusia serta Sarana / Prasarana.

B. Faktor Internal

Analisis internal organisasi dilakukan dengan cara mengidentifikasi ke empat faktor yaitu Bidang Pelayanan, Keuangan, Sumber Daya Manusia serta Sarana dan Prasarana sehingga dapat ditemukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi.

(4)

Tabel IV.1 Analisis Faktor Internal

No Faktor Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

1. Pelayanan a. Merupakan salah satu Poltekkes terbesar di Indonesia, karena memiliki Enam Jurusan program D3 (12 Program studi D3) dan tujuh Program Studi D4.

b. Dari 12 Program studi yang ada, sebanyak 11 Prodi sudah terakreditasi c. Memiliki Jurusan / Program studi“A”.

favorit

d. Sebagian besar dosen sudah memiliki Silabus dan Rencana Program Pembelajaran

e. Proses belajar mengajar berjalan cukup baik

f. Citra institusi terus membaik yang f. dibuktikan dengan jumlah pendaftar

semakin meningkat

g. Sudah memiliki jurnal dan bulletetin ilmiah

h. Memiliki jejaring/kemitraan yang cukup luas dengan institusi lahan praktek mahasiswa

i. Adanya BEM, HIMA, DASIPENA, Tim Siaga Bencana dan Pramuka

a. Instrument evaluasi PBM belum dilakukan uji validitas

b. Data penyerapan lulusan belum lengkap

c. Belum melakukan pengkajian kurikulum tahunan bersama user

& profesi

d. Seleksi raw input belum ketat

e. Pelayanan belum sepenuhnya prima f. Dokumen penjaminan

mutu belum lengkap g. Belum ada hasil

penelitian yang di hak patenkan

2. Keuangan a. Masih tersedia anggaran DIPA dari Pemerintah

b. Adanya pendapatan dana PNBP c. Memiliki potensi bisnis yang bisa

dikembangkan

d. Kinerja system manajemen keuangan cukup baik

a. Belum tersusunnya unit cost biaya pendidikan

b. Budaya hemat belum berkembang

3. Sumber Daya

Manusia (SDM)

a. Komitmen Pimpinan tinggi untuk pengembangan SDM.

b. Kualifikasi Pendidikan dosen sudah banyak yang linier (S2)

c. Rasio dosen dan mahasiswa cukup memadai

d. Sebagian besar dosen sudah berpengalaman mengajar lebih dari 5

tahun.

a. Reward dan Punishment belum Optimal

b. Penyediaan formasi tenaga administrasi sangat terbatas.

4 Sarana dan

Prasarana a. Memiliki sarana gedung yang memadai (55,917 M2) dan tanah seluas 5,14 ha.

b. Memiliki Lab. terpadu & Aula yang berpotensi menjadi unit bisnis c. Sebagian besar Jurusan memiliki

asrama

d. Sebagian besar bangunan sudah bersertifikat

a. Lokasi pendidikan tidak terpusat b. Peralatan praktek

masih blm memadai c. Jumlah dan jenis buku

perpustakaan belum standar

d. Kurangnya biaya pemeliharaan sarana &

prasarana Pendidikan.

C. Faktor External

Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi dua aspek yaitu peluang dan ancaman terhadap organisasi Politeknik Kesehatan Kementerian Surabaya.

Daftar peluang yang teridentifikasi merupakan kondisi untuk meningkatkan usaha

(5)

yang ada saat ini, maupun kemungkinan membuka usaha baru. Sedangkan ancaman memuat keadaan yang dirasakan saat ini maupun yang bersifat potensial.

Tabel IV. 2

Analisis Faktor Eksternal

NO Faktor Peluang ( Opportunity ) Ancaman ( Threat )

1. Pelayanan a. UU. No. 20 / 2003 tentang Sisdiknas berpeluang untuk meningkatkan status kelembagaan.

b. Perkembangan IPTEK mendorong peningkatan bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat c. Perkembangan teknologi informasi

dapat membantu memperpendek masa tunggu kerja sekaligus dapat meningkatkan daya serap lulusan.

d. Kepercayaan pengguna lulusan semakin meningkat, dengan penerapan kurikulum berbasis kompetensi profesional secara praktis

& pragmatis berdasar kebutuhanuser.

e. Pasar bebas membuka peluang untuk meningkatkan jejaring di tingkat Nasional maupun Internasional.

f. SMM ISO 9001:2008 mendorong terlaksananya program penjaminan mutu

a. Munculnya pendidikan tinggi kesehatan baik

negeri maupun swasta, sehingga Persaingan rekrutmen mahasiswa baru semakin tinggi.

b. Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kompetensi lulusan Poltekkes Kemenkes Surabaya.

2. Keuangan a. PP. Nomor 23 Tahun 2005 tentang PPK-BLU, berpeluang untuk pengelolaan keuangan lebih mandiri dan flexibel.

b. Permenkeu. No10/PMK.02/ 2006 tentang Remunerasi, membuka peluang pemberlakuan sistem remunerasi dengan prinsip proporsional, kesetaraan dan kepatutan.

c. Pasar bebas berpeluang menggali

& mengembangkan SBU yang potensial.

a. Biaya lahan praktek cenderung meningkat b. Persaingan tarif / unit cost

biaya pendidikan

3. Sumber Daya

Manusia (SDM) a. UU. Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen, mendorong pengembangan

pendidikan dosen sesuai kualifikasi dan kompetensi akademik

b. Sesuai Renstra Kemenkes Th 2010- 2014, bahwa program PPSDM Kes tahun 2014 ada 3 (tiga) jumlah INSTITUT Kes yang harus terbentuk, maka Poltekkes Surabaya berpeluang untuk meningkatkan status

kelembagaannya menjadi INSTITUT.

Status ini berdampak positif bagi SDM yaitu gol kepangkatan bisa mencapai Ive dan karir dosen bisa mencapai Guru besar/Profesor.

c. PP. No 53/2010 tentang Disiplin PNS, berpeluang dapat meningkatkan kinerja pegawai

a. Perubahan pada masa transisi menuju pola berbasis kinerja (merubah mindset) b. Pasar bebas

mendorong masuknya tenaga asing yang berdampak pada ketatnya persaingan penyerapan lulusan.

4 Sarana dan

Prasarana a. Kepmendiknas. No. 234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian Pendidikan Tinggi berpotensi dapat memenuhi persyaratan menjadi

a. Pesatnya perkembangan teknologi kususnya alat kesehatan, berdampak pada kurangnya dalam

(6)

INSTITUT, karena masih memiliki lahan yang cukup luas untuk dikembangkan.

b. Pihak ke-tiga banyak yang berminat memanfaatkan Aula, LAB terpadu dan asilitas lain yang dimilki oleh

Poltekkes Surabaya.

pencapaian skill mahasiswa.

b. Alat praktikum di lahan praktek (RS) tidak bisa memenuhi tuntutan kompetensi lulusan.

D. Pembobotan dan Skala Rating serta Perhitungan dan Grafik

Pembobotan dari rating faktor internal dan eksternal untuk setiap bidang di dasarkan pada besarnya pengaruh bidang tersebut terhadap kinerja organisasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya. Perhitungan pembobotan dan rating dilakukan dengan cara masing-masing faktor dan sub faktor diberi nilai (dalam %) serta ditentukan peringkatnya (dengan skala 1~5).

Sesuai dengan besarnya peranan terhadap kinerja Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya.

Pengukuran nilai rating masing-masing faktor dalam bidang-bidang tersebut di atas dilakukan dengan skala sebagai berikut :

5 = sangat kuat 4 = kuat

3 = cukup 2 = lemah

1 = sangat lemah

Untuk kekuatan dan peluang bernilai positif, sedangkan untuk kelemahan dan ancaman bernilai negatif.

(7)

E. HASIL ANALISIS SWOT 1. KEKUATAN

Tabel IV.3

Uraian Analisis Kekuatan

U R A I A N

Faktor Sub

Faktor Rating (1-5)

Nilai

a b c axbxc

a. Bidang Pelayanan 0.30

1) Merupakan salah satu Poltekkes tersebesar di Indonesia karena memiliki 6 Jurusan (12 Prodi DIII) dan 7 Prodi 2) Sebagian besar Prodi (11 Prodi) sudah terakreditasi ADIV 3) Memiliki Jurusan / Prodi favorit

4) Sebagian besar dosen sudah memiliki Silabus & SAP 5) Proses belajar mengajar berjalan cukup baik

6) Citra institusi terus membaik yang dibuktikan dengan jumlah peminat semakin meningkat.

7) Sudah memiliki jurnal dan buletin ilmiah

8) Memiliki jejaring/kemitraan yang cukup luas dengan institusi lahan praktek mahasiswa.

9) Adanya BEM, HIMA, DASIPENA, Tim Siaga Bencana, dan Pramuka

0.150.15 0.100.10 0.100.10

0.100.10

0.10

55 44 43

33

3

0.230.23 0.120.12 0.120.09

0.090.09

0.09

Sub Jumlah 1.00 1.18

b. Bidang Keuangan 0.20

1) Masih tersedia anggaran DIPA dari Pemerintah 2) Adanya pendapatan dana dari masyarakat 3) Memiliki potensi bisnis yang bisa dikembangkan 4) Kinerja system manajemen keuangan cukup baik

0.350.25 0.200.20

54 44

0.350.20 0.160.16

Sub Jumlah 1.00 0.87

c. Bidang Sumber Daya Manusia 0.30

1) Komitmen pimpinan tinggi untuk pengembangan SDM 2) Kualifikasi Pendidikan dosen sudah banyak yg linier/S2 2) Rasio dosen dan mahasiswa cukup memadai

3) Semua dosen sudah memiliki pengalaman lebih 5 tahun

0.250.25 0.200.30

55 45

0.380.38 0.240.45

Sub Jumlah 1.00 1.45

d. Bidang Sarana dan Prasarana 0.20

1) Tersedianya sarana gedung yang cukup memadai 2) Memiliki Laboratorium Terpadu dan Aula yang

berpotensi menjadi unit bisnis

3) Sebagian besar Jurusan memiliki asrama 4) Sebagian besar bangunan sudah bersertifikat

0.300.25

0.200.25

45

44

0.240.25

0.160.20

Sub Jumlah 1.00 0.85

TOTAL JUMLAH 4.35

(8)

2. KELEMAHAN

Tabel IV.4

Uraian Analisis Kelemahan

U R A I A N

Faktor Sub

Faktor Rating Nilai

a b c axbxc

a. Bidang Pelayanan 0.30

1) Instrument evaluasi PBM belum dilakukan uji validitas 2) Data penyerapan lulusan belum lengkap

3) Belum melakukan pengakajian kurikulum tahunan bersama user & profesi

4) Seleksi raw input belum ketat 5) Pelayanan belum sepenuhnya prima 6) Dokumen penjaminan mutu belum lengkap 7) Belum ada hasil penelitian yang di hak patenkan

0.100.10 0.20 0.200.15 0.150.10

22 3 32 22

0.060.06 0.18 0.180.09 0.090.06

Sub Jumlah 1.00 0.72

b. Bidang Keuangan 0.20

1) Belum tersusunnya unit cost biaya pendidikan

2) Budaya hemat belum berkembang 0.40

0.60 2

3 0.12

0.36

Sub Jumlah 1.00 0.48

c. Bidang Sumber Daya Manusia 0.30

1) Reward dan Punishment belum optimal 2) Penyediaan formasi tenaga administrasi sangat

terbatas

0.400.60 2

2 0.24

0.36

Sub Jumlah 1.00 0.60

d. Bidang Sarana dan Prasarana 0.20

1) Lokasi pendidikan tidak terpusat 2) Peralatan praktek belum memadai

3) Jumlah & jenis buku perpustakaan belum standar 4) Kurangnya pemeliharaan sarana dan prasarana

Pendidikan

0.200.35 0.250.20

34 33

0.120.28 0.150.12

Sub Jumlah 1.00 0.67

TOTAL JUMLAH 2.47

(9)

3. PELUANG

Tabel IV.5

Uraian Analisis Peluang U R A I A N

Faktor Sub

Faktor Rating

(1-5) Nilai

a b c axbxc

a. Bidang Pelayanan 0.30

1) UU. No.20 / 2003 tentang Sisdiknas berpeluang untuk dapat meningkatkan status kelembagaan.

2) Perkembangan IPTEK mendorong peningkatan bidang pendidikan, penelitian dan pengabmas

3) Perkembangan T.I. dapat membantu memperpendek masa tungu kerja & meningkatkan daya serap lulusan 4) Kepercayaan pengguna lulusan semakin meningkat,

dengan penerapan kurikulum berbasis kompetensi profesional secara praktis dan pragmatis berdasar kebutuhan user.

5) Pasar bebas membuka peluang untuk meningkat kan jejaring di tingkat Nasional / Internasional.

6) SMM ISO 9001:2008 mendorong terlaksananya program penjaminan mutu.

0.20 0.15 0.15 0.20

0.15 0.15

5 4 4 5

3 3

0.30 0.18 0.18 0.30

0.14 0.14

Sub Jumlah 1.00 1.24

b. Bidang Keuangan 0.20

1) PP. Nomor 23 Tahun 2005 tentang PK-BLU, berpeluang untuk pengelolaan keuangan lebih mandiri & flexible.

2) Permenkeu No.10/PMK.02/2006 tentang Remunerasi, berpeluang pemberlakukan sistem remunerasi dengan prinsip proporsional, kesetaraan dan kepatutan.

3) Pasar bebas berpeluang menggali & mengembangkan unit bisnis yang potensial

0.40 0.30 0.30

4 4 5

0.32 0.45 0.30

Sub Jumlah 1.00 1.07

c. Bidang Sumber Daya Manusia 0.20

1) Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru &

Dosen, mendorong pengembangan pendidikan dosen sesuai kualifikasi dan potensi akademik

2) Sesuai Renstra Kemenkes Th 2010-2014, bahwa salah satu program PPSDM Kes tahun 2014 harus terbentuk 3 (tiga) INSTITUT Kes, maka Poltekkes Surabaya berpeluang untuk menjadi INSTITUT. Status ini berdampak positif bagi SDM yaitu gol kepangkatan bisa mencapai Ive dan karir dosen bisa mencapai Guru besar/Profesor.

3) PP. No. 53/2010 tentang Disiplin PNS berpeluang dapat meningkatkan kinerja pegawai.

0.35

0.30

0.35

5

4

4

0.35

0.24

0.28

Sub Jumlah 1.00 0.87

d. Bidang Sarana dan Prasarana 0.20

1) Kepmendiknas No. 234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian Peguruan Tinggi, berpotensi dapat memenuhi persyaratan untuk menjadi INSTITUT, karena masih memiliki lahan yg cukup luas untuk dikembangkan 2) Pihak ketiga banyak yang berminat memanfaatan Aula,

LAB terpadu dan fasilitas lain yang dimiliki oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya.

0.40

0.60

4

4

0.32

0.48

Sub Jumlah 1.00 0.80

TOTAL JUMLAH 3.98

(10)

4. ANCAMAN

Tabel IV.6

Uraian Analisis Ancaman

U R A I A N

Faktor Sub

Faktor Rating Nilai

a b c axbxc

a. Bidang Pelayanan 0.30

1) Munculnya pendidikan tinggi kesehatan baik negeri maupun swasta, sehingga persaingan untuk merkrut mahasiswa baru semakin tinggi.

2) Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kompetensi lulusan Poltekkes Kemenkes Surabaya.

0.40

0.60

3

3

0.36

0.54

Sub Jumlah 1.00 0.90

b. Bidang Keuangan 0.20

1) Biaya lahan praktek cenderung meningkat

2) Persaingan tarif/unit cost biaya pendidikan 0.50

0.50 3

2 0.30

0.20

Sub Jumlah 1.00 0.50

c. Bidang Sumber Daya Manusia 0.30

1) Perubahan masa transisi dari pola belum berbasis kinerja menuju pola berbasis kinerja (merubah mindset) 2) Pasar bebas mendorong masuknya tenaga

asing yang berdampak pada persaingan pemanfaatan lulusan semakin ketat.

0.600.40 2

2 0.36

0.24

Sub Jumlah 1.00 0.60

d. Bidang Sarana dan Prasarana 0.20

1) Pesatnya perkembangan teknologi baik teknologi alat kesehatan maupun AVA

2) Alat praktikum di lahan praktek (RS) tidak bisa memenuhi tuntutan kompetensi lulusan.

0.50 0.50

3 3

0.30 0.30

Sub Jumlah 1.00 0.60

TOTAL JUMLAH 2.83

(11)

F. REKAPITULASI PENGHITUNGAN SWOT

Tabel IV.7

Rekapitulasi Penghitungan SWOT

No Uraian Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

1 Pelayanan 1.18 0.72 1.24 0.90

2 Keuangan 0.87 0.48 1.07 0.50

3 Sumber Daya Manusia

1.45 0.60 0.87 0.60

4 Sarana & Prasarana 0.85 0.67 0.80 0.60

Total 4.35 2.47 3.98 2.60

G. Gambaran Posisi Kuadran

Sumbu X ( S - W ) = 4.35 – 2.47 = + 1.88 Sumbu Y ( O - T ) = 3.98 – 2.60 = + 1.38

Gambar IV.2

Posisi Kuadran Hasil Penghitungan SWOT 1,38

1,88

Bertahan

(Kuadran III) Diversifikasi

(Kuadran IV) Stabil

(Kuadran II) Agresif

(Kuadran I)

Ancaman (Threats)

Kekuatan (Strenght) Kelemahan

(Weakness)

Peluang/Opportunity

(12)

Anatomi Kuadran :

1. Kuadran I : Pengembangan dan Pertumbuhan 2. Kuadran II : Stabilisasi dan Konsolidasi Intern 3. Kuadran III : Bertahan

4. Kuadran IV : Diversifikasi produk

Setelah mendapatkan suatu potret / posisi organisasi Politeknik Kesehatan Kemenkes berada pada posisi Bertumbuh Stabil (Stable Growth), maka langkah selanjutnya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi di masa mendatang adalah memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada serta berupaya untuk meminimalkan kelemahan dan mengatasi / menangkal ancaman dalam meningkatkan volume usaha dalam bentuk :

a. Penetrasi Pasar, yaitu usaha pemasaran yang agresif pada pasar yang ada.

b. Pengembangan Pasar, yaitu usaha untuk meluaskan pasar.

c. Pengembangan Produk yaitu mengembangkan produk-produk baru yang berhubungan atau menyempurnakan produk untuk pasar yang sudah ada.

Namun demikian investasi untuk peningkatan volume usaha tersebut harus memperhatikan asas efisiensi. Pengembangan dan pertumbuhan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya dapat dilakukan dengan cara mengkombinasikan strategi yaitu Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar dan Pengembangan Produk, artinya meningkatkan volume usaha pada 6 ( enam ) Jurusan / Program Studi D-III dan tujuh program studi D-IV dengan meningkatkan usaha pemasaran yang lebih agresif pada pasar yang sudah ada, dan meningkatkan volume usaha dengan meluaskan pasar, serta mengembangkan produk baru pada 7 (tujuh) Program Studi D-IV yang berhubungan atau menyempurnakan produk untuk pasar yang sudah ada, dan atau mengembangkan produk yang sama sekali baru untuk memenuhi kebutuhan lain dari pasar, serta mengembangkan versi khusus untuk segmen yang ada yaitu Program Studi Strata satu (S1).

(13)

H. Grand Strategi

Grand Strategi Poltekkes Kemenkes Surabaya adalah dengan melakukan pemetaan pada keempat prospektif yang dianggap paling berpengaruh terhadap perkembangan organisasi yaitu :

Pendidikan Tinggi Kesehatan yang Mandiri dan Inovatif dalam Menghasilkan Tenaga Kesehatan yang Profesional dan Bermartabat VisiApa Visi kami

Mendatang ?

PELAYANAN KEUANGAN S D M SARANA &

PRASARANA

-Penjaminan mutu - Pelayana prima

- Kepuasan pelanggan

- Kurikulum ber basis kompetensi

- Kemitraan

- Kinerja - Daya serap lls

- PPK-BLU - SBU

Kinerja Budaya organisasi -Profesionalisme

-Produktivitas

-Standarisasi -optimalisasi

Ketersediaan Yg memadai

-Pengemb.

Fas jangdik Dan IT

-Transparan - Akuntabilitas

- Efisien

-Kinerja - Control Perspektif

Tujuan Strategik

“jika Visi kami Sukses, bgmn Kami akan beda?

Faktor sukes kritisapa utk mencapai tujuan strategik kami ?

Tolok ukur Strategik

Gambar IV.3

Grand Strategi Poltekkes Kemenkes Surabaya

(14)

I. MATRIK TOWS

Tabel IV. 8 Matrik TOWS

IFAS Strength - S Weakness - W

EFAS Sama dengan uraian kekuatan

pada halaman 81 Sama dengan uraian kelemahan pada halaman 81

Opportunities - O Strategi SO Strategi WO 1. Poltekkes Sby tergolong

Poltekkes terbesar di Indonesia dengan memiliki Prodi favorit, memiliki sarana gedung yang memadai dan bersertifikat serta tanah yang luas memungkinkan tingginya tingkat aksesibilitas dalam meningkatkan status kelembagaan, sehingga berpeluang untuk menjadi INSTITUT.

1. Adanya program penjaminan mutu melalui penerapan SMM ISO 9001 : 2008 mendorong terealisasinya uji validitas instrumen untuk evaluasi PBM

2. Sebanyak 11 Prodi dari 12 Prodi yg ada sudah

terakredasi A dan sebagian besar dosen sudah memiliki silabus dan RPP, . Proses belajar mengajar cukup baik, serta rasio dosen dan mahasiswa cukup memadai, kondisi ini membantu mendorong terpenuhinya dokumen penjaminan mutu, sehingga mempercepat mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000, maka kebutuhan atas pelayanan prima niscaya dapat terpenuhi.

2. Adanya perkembangan teknologi informasi dapat membantu mempercepat melengkapi data penyerapan lulusan, sehingga dapat menambah kelengkapan dokumen penjaminan mutu dan memenuhi pelayanan prima.

3. Citra institusi terus membaik dan jumlah pendaftar semakin meningkat, dengan

penerapan kurikulum berbasis kompetensi profesioanal, sebagian besar dosen berpengalaman lebih 5 th , kondisi ini dapat

meningkatkan kepercayaan pengguna lulusan, sehingga dapat memperpendek masa tunggu kerja dan sekaligus meningkatkan daya serap lulusan

3. Dengan melakukan seleksi raw input secara ketat dan

pengkajian kurikulum tahunan bersama user dan pofesi, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pengguna lulusan.

4. Memliki jejaring yang cukup luas dengan institusi lahan praktek dan adanya BEM, HIMA, DASIPENA, Tim Siaga Bencana dan Pramuka, maka

4. Adanya rencana perubahan status menjadi BLU, mendorong terlaksananya tersusunnya unit cost / pola tarif biaya pendidikan sekaligus dapat menerapkan

(15)

membuka peluang untuk meningkatkan jejaring di tingkat Nasional maupun Internasional melalui perkembangan IPTEK sehingga mendorong

peningkatan di bid pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

budaya hemat, serta berkesempatan untuk dapat merkrut tenaga kontrak untuk memenuhi kekurangan tenaga administrasi.

5. Dengan tersedianya dana DIPA dan pendapatan PNBP yang didukung oleh kinerja system manajemen keuangan yang cukup baik, mendorong tereali- sasinya penerapan PK-BLU

5. Dengan adanya peningkatan bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat melalui perkembangan IPTEK, mendorong terealisasinya hasil penelitian yang di hak patenkan.

6. Adanya pendapatan PNBP dan memiliki potensi bisnis yang bisa dikembangkan, berpeluang untuk menggali dan mengembangkan SBU yang potensial, sehingga dapat mewujudkan pemberlakuan sistem remunerasi dengan prinsip proporsional, kesetaraan, dan kepatutan, sehingga dapat meningkatkan disiplin dan kinerja pegawai.

6. Dengan adanya pihak ke III yang banyak berminat untuk

memanfaatkan Aula, Lab terpadu dan fasiltas lainnya,

memungkinkan biaya pemeliharaan sarana dan prasarana dapat terpenuhi.

7. Kualifikasi pendidikan dosen yang sesuai dengan job kompetensi serta didukung komitmen pimpinan yang tinggi terhadap

pengembangan SDM serta adanya UU tentang guru dan dosen, dapat mewujudkan pelayanan multi disiplin yang berbasis kompetensi.

7. Adanya PP 53/2010, tentang disiplin PNS, dan Permenkeu 10/PMK/2008, dapat dijadikan pedoman untuk penerapan Reward dan Punishmen.

8.Dengan adanya peluang untuk menggali dan mengembangkan unit bisnis yang potensial, memungkinkan dapat membantu menambah investasi alat

pendidikan dan menambah koleksi buku perpustakaan.

(16)

Sama dengan uraian peluang pada halaman di atas

Threats - T Strategi ST Strategi WT

Sama dengan uraian ancaman pada halaman sebelumnya

1. Dengan Poltekkes

KemenkesSby Terakreditasi A dan memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2000 dapat meningkatkan tuntutan masyarakat terhadap

kompetensi lulusan, sehingga dapat memperkecil

persaingan dalam rekrutmen calon mahasiswa, sekaligus dapat mengurangi persaingan penyerapan lulusan

2. Dengan tingginya komitmen pimpinan untuk

pengembangan SDM, memperlancar perubahan masa transisi menuju pola berbasis kinerja

3. Pemanfaatan subsidi pemerintah secara efisien dan produktif serta adanya dana PNBP maupun potensi bisnis yang bisa

dikembangkan, dapat mengatasi ketinggalan penyediaan sarana pendidikan dan penerapan teknologi kesehatan,

sehingga tuntutan kompetensi lulusan dapat terpenuhi.

1. Pengembangan Pelayanan Prima untuk memenuhi tuntutan masyarakat.

2. Pola tarip yang sesuai dengan unit cost, akan memperkecil persaingan tarif / unit cost biaya pendidikan, sehingga dapat mengatasi kecenderungan meningkatnya biaya lahan praktek.

J. CRITICAL SUCCESS ISSUE

1. Undang-Undang No 14 tentang Guru dan Dosen

2. Peraturan Pemerintah No 23/2003 tentang Badan Layanan Umum

3. Dengan sebagian besar Program Studi Poltekkes Kemenkes Surabaya terakreditasi “A” dan akan memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2000, mendorong terlaksananya penjaminan mutu, sehingga dapat memenuhi tuntutan pelayanan prima dari masyarakat.

4. Pemerintah melalui Dana DIPA Rupiah Murni sudah melaksanakan bantuan biaya pendidikan bagi masyarakat tidak mampu, namun belum memperhitungkan pembiayaan pendidikan secara analisis yang nyata.

(17)

5. Poltekkes Kemenkes Surabaya sebagai salah satu Poltekkes terbesar di Indonesia akan memudahkan upaya membangun kemitraan dengan pesaing yang kreatif dan inovatif.

6. Adanya pesaing yang lebih kreatif dan inovatif mendorong tumbuhnya jiwa kewirausahaan dalam organisasi baik bagi dosen maupun mahasiswa.

7. Pengembangan dan Peningkatan Promosi Pendidikan melalui Teknologi Informasi akan memudahkan perluasan jejaring dan sekaligus meningkatkan kinerja promosi secara efektif.

8. Remunerasi dengan prinsip proporsional, kesetaraan dan kepatutan, akan mendukung program pengembangan SDM.

9. Dengan program pengembangan SDM yang terstruktur, mempermudah penataan manajemen internal (Direktorat dan Jurusan/Prodi).

10.Pemanfaatan subsidi pemerintah secara efisien dan efektif untuk mengatasi ketertinggalan penyediaan sarana pendidikan dan penerapan teknologi kesehatan.

11.Penyempurnaan Teknologi Informasi dan Sistem Akuntansi mempercepat terwujudnya pelayanan prima.

12.Pola tarip yang sesuai dengan unit cost dan pemanfaatan Laboratorium Terpadu secara optimal, akan medorong tumbuhnya jiwa kewirausahaan dan sekaligus dapat mewujudkan terealisasinya remunerasi bagi seluruh pegawai, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan pegawai.

K. CRITICAL SUCCESS FACTOR ( CSF )

1. Poltekkes Kemenkes Surabaya sudah terakreditasi “A” dan tersertifikasi ISO 9001 : 2000, pelayanan prima dapat tercapai. ( kemitraan, tempat uji kempetensi, pusat penelitian, tuntutan masyarakat pengguna lulusan)

2. Sistem remunerasi mendukung program pengembangan SDM.

3. Peningkatan kualitas dan kecukupan rasio SDM untuk mendukung upaya peningkatan volume usaha ( kesejahteraan karyawan )

4. Manajemen keuangan yang mantap : efisiensi, transparansi, akuntabel.

( subsidi, pola tarip, investasi ).

(18)

L. Analisis Daya Tarik Pasar dan Daya Saing Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya serta Posisi Poltekkes Kementerian Kesehatan Surabaya :

1. Penghitungan Pemetaan Produk : Jurusan Keperawatan a. Daya Tarik Pasar

Tabel IV. 9

Daya Tarik Pasar Jurusan Keperawatan

No U r a i a n Bobot Rating Nilai

1. Ukuran pasar 0,14 5 0,70

2. Tingkat pertumbuhan pasar 0,09 3 0,27

3. Tidak mengutamakan untung 0,12 4 0,48

4. Struktur persaingan 0,13 4 0,52

5. Persyaratan teknologi 0,12 4 0,48

6. Kebutuhan masyarakat thd pend.

keperawatan 0,12 5 0,60

7. Peraturan Pemerintah 0,10 3 0,30

8. Tingkat Inflasi 0,09 3 0,27

9. Faktor Sosial dan budaya 0,09 3 0,27

1,00 3,89

b. Kekuatan Bisnis

Tabel IV. 10

Kekuatan Bisnis Jurusan Keperawatan

No U r a i a n Bobot Rating Nilai

1. Pangsa pasar 0,15 5 0,75

2. Pelayanan untuk seluruh lapisan

masyarakat 0,12 4 0,48

3. Pertumbuhan pangsa pasar 0,06 3 0,18

4. Tidak mengutamakan untung 0,07 4 0,28

5. Kualitas Pelayanan 0,09 4 0,36

6. Subsidi Pemerintah 0,10 4 0,40

7. Citra Perusahaan 0,07 4 0,28

8. Aksessibilitas pelayanan 0,07 2 0,14

9. Jaringan Pemasaran 0,07 3 0,21

10. Efektivitas Promosi 0,07 3 0,21

11. Kinerja Diklat dan Penelitian 0,06 2 0,12

12. Efisiensi biaya / cost recovery 0,07 3 0,21

1,00 3,62

(19)

2. Penghitungan Pemetaan Produk : Jurusan Kebidanan a. Daya Tarik Pasar

Tabel IV. 11

Daya Tarik Pasar Jurusan Kebidanan

No U r a i a n Bobot Rating Nilai

1. Ukuran pasar 0,14 5 0,70

2. Tingkat pertumbuhan pasar 0,10 4 0,40

3. Tidak mengutamakan untung 0,10 4 0,40

4. Struktur persaingan 0,11 4 0,44

5. Persyaratan teknologi 0,11 3 0,33

6. Kebutuhan masyarakat thd pend

Kebidanan 0,14 4 0,56

7. Peraturan Pemerintah 0,10 3 0,30

8. Tingkat Inflasi 0,10 2 0,20

9. Faktor Sosial dan budaya 0,10 4 0,40

3,73

b. Kekuatan Bisnis

Tabel IV. 12

Kekuatan Bisnis Jurusan Kebidanan

No U r a i a n Bobot Rating Nilai

1. Pangsa pasar 0,11 5 0,55

2. Pelayanan untuk seluruh lapisan

masyarakat 0,10 5 0,50

3. Pertumbuhan pangsa pasar 0,08 4 0,32

4. Tidak mengutamakan untung 0,08 4 0,32

5. Kualitas Pelayanan 0,10 5 0,50

6. Subsidi Pemerintah 0,08 4 0,32

7. Citra Perusahaan 0,10 5 0,50

8. Aksessibilitas pelayanan 0,07 4 0,28

9. Jaringan Pemasaran 0,07 4 0,28

10. Efektivitas Promosi 0,07 3 0,21

11. Kinerja Diklat dan Penelitian 0,07 4 0,28

12. Efisiensi biaya / cost recovery 0,07 3 0,21 4,27

(20)

3. Penghitungan Pemetaan Produk : Jurusan Kesehatan Lingkungan a. Daya Tarik Pasar

Tabel IV.13

Daya Tarik Pasar Jurusan Kesehatan Lingkungan

No U r a i a n Bobot Rating Nilai

1. Ukuran pasar 0,13 4 0,52

2. Tingkat pertumbuhan pasar 0,10 3 0,30

3. Tidak mengutamakan untung 0,12 4 0,48

4. Struktur persaingan 0,12 4 0,48

5. Persyaratan teknologi 0,10 3 0,30

6. Kebutuhan masyarakat thd pend. Kesling 0,12 3 0,36

7. Peraturan Pemerintah 0,10 2 0,20

8. Tingkat Inflasi 0,10 2 0,20

9. Faktor Sosial dan budaya 0,11 3 0,33

3,17

b. Kekuatan Bisnis

Tabel IV.14

Kekuatan Bisnis Jurusan Kesehatan Lingkungan

No U r a i a n Bobot Rating Nilai

1. Pangsa pasar 0,11 5 0,55

2. Pelayanan untuk seluruh lapisan

masyarakat 0,10 5 0,50

3. Pertumbuhan pangsa pasar 0,07 3 0,21

4. Tidak mengutamakan untung 0,08 4 0,32

5. Kualitas Pelayanan 0,10 5 0,50

6. Subsidi Pemerintah 0,10 4 0,40

7. Citra Perusahaan 0,08 4 0,32

8. Aksessibilitas pelayanan 0,07 3 0,21

9. Jaringan Pemasaran 0,07 4 0,28

10. Efektivitas Promosi 0,07 3 0,21

11. Kinerja Diklat dan Penelitian 0,08 4 0,32

12. Efisiensi biaya / cost recovery 0,07 3 0,21 3,63

(21)

4. Penghitungan Pemetaan Produk : Jurusan Analis Kesehatan a. Daya Tarik Pasar

Tabel IV.15

Daya Tarik Pasar Jurusan Analis Kesehatan

No U r a i a n Bobot Rating Nilai

1. Ukuran pasar 0,12 4 0,52

2. Tingkat pertumbuhan pasar 0,12 4 0,48

3. Tidak mengutamakan untung 0,12 4 0,48

4. Struktur persaingan 0,11 4 0,44

5. Persyaratan teknologi 0,15 4 0,60

6. Kebutuhan masyarakat thd pend. Analis

Kes. 0,11 4 0,44

7. Peraturan Pemerintah 0,10 2 0,20

8. Tingkat Inflasi 0,10 2 0,20

9. Faktor Sosial dan budaya 0,08 3 0,24

3,60 b. Kekuatan Bisnis

Tabel IV.16

Kekuatan Bisnis Jurusan Analis Kesehatan

No. U r a i a n Bobot Rating Nilai

1. Pangsa pasar 0,10 5 0,50

2. Pelayanan untuk seluruh lapisan

masyarakat 0,10 5 0,50

3. Pertumbuhan pangsa pasar 0,10 3 0,30

4. Tidak mengutamakan untung 0,09 4 0,36

5. Kualitas Pelayanan 0,10 4 0,40

6. Subsidi Pemerintah 0,10 5 0,50

7. Citra Perusahaan 0,08 5 0,40

8. Aksessibilitas pelayanan 0,09 4 0,36

9. Jaringan Pemasaran 0,11 4 0,44

10. Efektivitas Promosi 0,08 4 0,32

11. Kinerja Diklat dan Penelitian 0,09 4 0,36

12. Efisiensi biaya / cost recovery 0,07 3 0,21 4,65

(22)

5. Penghitungan Pemetaan Produk : Jurusan Teknik Elektromedik a. Daya Tarik Pasar

Tabel IV.17

Daya Tarik Pasar Jurusan Teknik Elektromedik

No U r a i a n Bobot Rating Nilai

1. Ukuran pasar 0,12 4 0,48

2. Tingkat pertumbuhan pasar 0,11 4 0,44

3. Tidak mengutamakan untung 0,11 4 0,44

4. Struktur persaingan 0,13 4 0,52

5. Persyaratan teknologi 0,13 5 0,65

6. Kebutuhan masyarakat thd pend.

Tekmedik 0,12 4 0,48

7. Peraturan Pemerintah 0,09 3 0,27

8. Tingkat Inflasi 0,10 2 0,20

9. Faktor Sosial dan budaya 0,09 2 0,18

3,66

b. Kekuatan Bisnis

Tabel IV.18

Kekuatan Bisnis Jurusan Teknik Elektromedik

No U r a i a n Bobot Rating Nilai

1. Pangsa pasar 0,10 5 0,50

2. Pelayanan untuk seluruh lapisan

masyarakat 0,09 4 0,36

3. Pertumbuhan pangsa pasar 0,09 4 0,36

4. Tidak mengutamakan untung 0,07 4 0,28

5. Kualitas Pelayanan 0,10 4 0,40

6. Subsidi Pemerintah 0,09 3 0,27

7. Citra Perusahaan 0,10 4 0,40

8. Aksessibilitas pelayanan 0,07 4 0,28

9. Jaringan Pemasaran 0,07 3 0,21

10. Efektivitas Promosi 0,07 3 0,21

11. Kinerja Diklat dan Penelitian 0,08 4 0,24

12. Efisiensi biaya / cost recovery 0,07 3 0,21 3,72

(23)

6. Penghitungan Pemetaan Produk : Jurusan Kesehatan Gigi a. Daya Tarik Pasar

Tabel IV. 19

Daya Tarik Pasar Jurusan Kesehatan Gigi

No U r a i a n Bobot Rating Nilai

1. Ukuran pasar 0,12 4 0,48

2. Tingkat pertumbuhan pasar 0,12 4 0,48

3. Tidak mengutamakan untung 0,11 4 0,44

4. Struktur persaingan 0,13 4 0,52

5. Persyaratan teknologi 0,13 3 0,39

6. Kebutuhan masyarakat thd Kesehatan

Gigi 0,11 4 0,44

7. Peraturan Pemerintah 0,1 4 0,4

8. Tingkat Inflasi 0,08 2 0,16

9. Faktor Sosial dan budaya 0,1 3 0,3

3,61

b. Kekuatan Bisnis

Tabel IV. 20

Kekuatan Bisnis Jurusan Kesehatan Gigi

No U r a i a n Bobot Rating Nilai

1. Pangsa pasar 0,11 4 0,44

2. Pelayanan untuk seluruh lapisan

masyarakat 0,1 4 0,4

3. Pertumbuhan pangsa pasar 0,07 4 0,28

4. Tidak mengutamakan untung 0,08 4 0,32

5. Kualitas Pelayanan 0,1 4 0,4

6. Subsidi Pemerintah 0,07 4 0,28

7. Citra Perusahaan 0,09 4 0,36

8. Aksessibilitas pelayanan 0,07 3 0,21

9. Jaringan Pemasaran 0,08 3 0,24

10. Efektivitas Promosi 0,08 3 0,24

11. Kinerja Diklat dan Penelitian 0,08 3 0,24

12. Efisiensi biaya / cost recovery 0,07 4 0,28 3,69

(24)

7. Penghitungan Pemetaan Produk : SBU (Strategi Bisnis Unit) Poltekkes Kemenkes Surabaya

a. Daya Tarik Pasar

Tabel IV. 21

Daya Tarik Pasar Strategi Bisnis Unit Poltekkes Kemenkes Surabaya

No U r a i a n Bobot Rating Nilai

1. Ukuran pasar 0,14 5 0,70

2. Tingkat pertumbuhan pasar 0,11 3 0,33

3. Tidak mengutamakan untung 0,12 4 0,48

4. Struktur persaingan 0,10 4 0,40

5. Persyaratan teknologi 0,12 3 0,36

6. Kebutuhan masyarakat 0,11 4 0,44

7. Peraturan Pemerintah 0,12 3 0,36

8. Tingkat Inflasi 0,09 3 0,27

9. Faktor Sosial dan budaya 0,09 3 0,27

1,00 3,61

b. Kekuatan Bisnis

Tabel IV. 22

Kekuatan Bisnis Strategi Bisnis Unit Poltekkes Kemenkes Surabaya

No U r a i a n Bobot Rating Nilai

1. Pangsa pasar 0,12 5 0,60

2. Pelayanan untuk seluruh lapisan

masyarakat 0,12 4 0,48

3. Pertumbuhan pangsa pasar 0,06 3 0,18

4. Tidak mengutamakan untung 0,07 4 0,28

5. Kualitas Pelayanan 0,09 4 0,36

6. Subsidi Pemerintah 0,10 3 0,30

7. Citra Perusahaan 0,10 4 0,40

8. Aksessibilitas pelayanan 0,08 3 0,24

9. Jaringan Pemasaran 0,10 3 0,30

10. Efektivitas Promosi 0,09 3 0,27

11. Kinerja Diklat dan Penelitian 0,09 2 0,18

12. Efisiensi biaya / cost recovery 0,07 3 0,21 3,70

(25)

8. Posisi Pemetaan Produk Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Tabel IV. 23

Posisi Pemetaan Produk Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

NO PENDIDIKAN DAYA TARIK

PASAR KEKUATAN

BISNIS POSISI

1 JUR.

KEPERAWATAN 3,89 3.62 TRY

HARDER

2 JUR. KEBIDANAN 3,73 4,27 LEADER

3 JUR. KESLING 3,17 3,63 TRY

HARDER

4 JUR. ANALIS KES 3,60 4,65 GROWTH

5 JUR. TEKMED 3,66 3,72 GROWTH

6 JUR. KES. GIGI 3,61 3,69 GROWTH

7 BISNIS UNIT

POLTEKKES 3,61 3,70 GROWTH

9. Peta Posisi Produk Poltekkes Kemenkes Surabaya

Gambar IV. 4

Peta Posisi produk Poltekkes Kemenkes Surabaya

2 ,3 3 3 ,6 7

1

2

3 4 56

7 8 9 1 0

C U S T O D IA L T R Y H A R D E R

G R O W T H L E A D E R

D O U B L E O R Q U IT

C A S H G E N E R A T O R

D IS IN V E S T P H A S E D W IT H D R A W A L

P H A S E D W IT H D R A W A L

2 ,3 3 3 ,6 7

(26)

Keterangan :

a. Jurusan Keperawatan dan Jurusan Kesehatan Lingkungan berada pada posisi TRY HARDER; pada sel ini daya saing pada tingkat rata-rata, tetapi masih mempunyai daya tarik pasar yang tinggi, oleh karena itu kedua jurusan tersebut perlu meningkatkan daya saing.

b. Jurusan Kebidanan berada pada posisi LEADER ; pada sel ini Jurusan memiliki daya saing dan daya tarik pasar yang tinggi sehingga tingkat pertumbuhannya cepat, oleh karena itu harus dilakukan investasi untuk mempertahankan kinerjanya, dan langkah terobosan untuk inovasi.

c. Jurusan Analis Kesehatan, Jurusan Teknik Elektromedik, Jurusan Kesehatan Gigi dan Bisnis Unit Poltekkes Kemenkes Surabaya berada pada posisi GROWTH, diperkirakan akan mengalami tingkat pertumbuhan yang wajar.

Dengan kondisi demikian diperlukan alokasi dana yang cukup untuk mendanai kegiatan peningkatan daya tarik pasar.

M. S T R A T E G I

Dengan demikian strategi yang akan ditempuh Poltekkes Kemenkes Surabaya adalah :

1. Peningkatan daya tarik pasar dan daya saing organisasi melalui implementasi pelayanan prima yang didukung upaya inovasi, deferensiasi dan diversifikasi produk pendidikan serta promosi secara seimbang.

2. Pengembangan manajemen keuangan yang efisien, transparan dan akuntabel melalui penerapan disiplin anggaran keuangan dan penerapan efisiensi secara menyeluruh.

3. Peningkatan kinerja dan unit usaha sesuai kompetensi Jurusan dengan menanamkan jiwa kewirausahaan dan mengoptimalkan dana yang tersedia agar tercapai tingkat pertumbuhan kearah rapid growth

4. Peningkatan motivasi karyawan melalui penerapan sistem remunerasi yang berbasis kinerja yang proposional, kesetaraan dan kepatutan.

5. Penerapan SMM ISO 9001 : 2008

(27)

6. Pemenuhan kebutuhan sarana, prasarana dan peralatan menuju standar Minimal

7. Pengembangan teknologi informasi dan promosi sebagai perwujudan pelayanan prima

(28)

A. V I S I

Visi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya yang tertuang dalam rencana strategis bisnis disini merupakan pengembangan dari visi sebelumya yaitu

“Profesional, Global, Mandiri” dan disesuaikan dengan hasil pemetaan dari rekapitulasi analisis SWOT, dimana posisi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya berada pada kuadran I, maka perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian dengan menyusun visi baru yaitu :

”Pendidikan Tinggi Kesehatan yang Mandiri dan Inovatif dalam menghasilkan Tenaga Kesehatan yang Profesional dan Bermartabat ”.

Visi tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Pendidikan Tinggi Kesehatan adalah Perguruan Tinggi Kesehatan yang merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup Politeknik Kesehatan, Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan, Institut Ilmu Kesehatan dan Universitas

2. Mandiri didefinisikan kemampuan institusi dalam pengelolaan otonomi kampus berkaitan dengan pelaksanaan tri darma perguruan tinggi. Dari sisi keuangan sesuai dengan PPK-BLU (PP.23/2005, Bab 1, pasal 1, ayat 2) yaitu pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek bisnis yang sehat.

3. Inovatif didefinisikan sebagai kemampuan institusi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan tehnologi dalam proses belajar mengajar (PBM).

4. Profesional adalah pendidikan lulusan minimal DIII dan kompeten di bidangnya

5. Bermartabat adalah lulusan mempunyai perilaku yang santun dan berdasarkan etika profesi.

BAB V

Gambar

Tabel IV.6
Tabel IV.7
Gambar IV.3
Tabel IV. 8 Matrik TOWS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dimana Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Medan tahun 2015 dapat disimpulkan bahwa secara umum Poltekkes Kemenkes Medan

Dari uraian pendapat tersebut dapat disimpulkan karakteristik anak tunagrahita adalah anak yang memiliki keterbatasan dari segi intelegensi, akademik, sosial, fisik

http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/ Sistem Sosioekonomi Nasional Tujuan Pembangunan Nasional (Kebijakan) Rencana Pembangunan pada Sektor Pariwisata

Meskipun terdapat satu jenis lesi yang dominan, akne vulgaris didiagnosis dengan adanya beberapa variasi dari lesi akne (komedo, pustul, papul, dan nodul) yang erdapat pada wajah,

Praktek Kerja dan Tugas Akhir ini merupakan salah satu matakuliah yang wajib ditempuh dan disusun sebagai persyaratan kelulusan di Program Studi D3 Komputerisasi

Jenis pusat perbelanjaan ini lebih kecil dari pada pusat perbelanjaan berorientasi keluarga dan hanya menawarkan satu jenis perdagangan utama, yang dilengkapi

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap likuiditas pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten..

Dari hasil pembahasan diatas penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1.Sistem Informasi Penerbitan Surat OJT (On the Job Training) pada Program Studi Ilmu Komunikasi