• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Program Kemitraan

2.1.1 Pengertian BUMN, Program Kemitraan, Usaha Kecil dan Menengah, Unit Program Kemitraan, Mitra Binaan, BUMN Pembina.

a. Badan Usaha Milik Negara adalah Perusahaan Perseroan (PERSERO) yang segala kegitannya bertujuan untuk memperoleh laba yang maksimum.

b. Program Kemitraan adalah Program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dan dari bagian laba BUMN. (Pasal 1 KEPMEN BUMN No:

KEP/MBU/2003).

c. Usaha Kecil Menengah.

Ada dua konsep yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan fungsi UKM yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokan perusahaan ditinjau dari segi kekayaan perusahaan.

Defenisi UKM dari segi kekayaan perusahaan adalah:

• Menurut UU No. 10 tahun 1999 yang dimaksud dengan usaha kecil dan menegah adalah usaha yang mempunyai kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200 juta sampai dengan maksimum Rp 10 miliyar.

(2)

• Berdasarkan SK Menteri Deperindag No. 589 tahun 1999 usaha kecil menegah adalah usaha yang mempunyai nilai investasi seluruhnya sampai dengan Rp 1 milyar tidak termasuk tanah dan bangunan.

• Bank Indonesia menetukan batas tertinggi dari investasi, diluar tanah dan bangunan sebesar Rp 600 juta bagi pengertian industry kecil.

Sedangkan defenisi UKM dari segi tenaga kerja adalah:

• Menurut BPS Indonesia criteria usaha kecil adalah jika karyawannya 5-19 orang jika kurang dari 5 karyawan digolongkan dalam usaha rumah tangga, dan usaha menegah terdiri atas 20-29 karyawan.

• Anderson (1987) mengemukakan defenisi pengelompokan kegiatan usaha ditinjau dari jumlah pekerjaan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Pengelompokan Kegiatan Usaha Ditinjau dari Jumlah Pekerja Usaha - Kecil I – Kecil II

- Kecil II – Kecil III

1 – 9 Pekerja 10 – 19 Pekerja Usaha menengah Besar – kecil

Kecil – menengah Menengah - menengah

Besar – menengah

100 – 199 Pekerja 201 – 499 Pekerja 500 – 999 Pekerja 1000 – 1999 Pekerja

Usaha besar ………  2000 Pekerja

Sumber : Anderson, Tommy D (1987), profit in small firms, scholl of seconomics University of gotthenberg, Sweden.

(3)

Harmen Nst, Baren Ratur Sembiring, Bahri Sayono, Suadi, Rini, Pengembangan Kewiraushaan, 1997, mengungkapkan bahwa batasan perusahaan kecil menurut beberapa instansi antara lain:

Table 2.2

Batasan Pengertian Usaha Kecil Menurut Beberapa Intansi Instansi Batasan Pengusaha Kecil Keterangan Dep. Perindustrian Asset Rp 600 juta Diluar tanah dan bangunan Dep. Keuangan Asset Rp 300 juta

Dep. Perdagangan Asset Rp 600 juta

BPS Pengusaha Informal

Pengusaha Kecil

TK 1 s/d 4 orang TK 5 s/d 9 orang UU R.I No. 9 Th.

1995 Depkop &

PPK

Asset ≤ Rp 200 juta Diluar tanah dan bangunan

Sumber : Harmein Nst, Baren Ratur Sembiring, Bahri Sayono, Suadi, Rini, pengembangan Kewirausahaan, 1997.

d. Unit Program Kemitraan

Berdasarkan pasal 1 KEP-236/MBU/2003 poin 6 yang dimaksud dengan unit program kemitraan adalah unit organsasi khusus yang mengelola program kemitraan yang merupakan bagian dari organisasi BUMN Pembina serta tanggung jawab langsung kepada Direksi BUMN Pembina.

e. Mitra Binaan

Defenisi mitra binaan berdasarkan Kepmen No. Kep-236/MBU/2003 pasal 1 yaitu usaha kecil yang mendapatkan pinjaman dari program kemitraan.

(4)

f. BUMN

BUMN Pembina adalah BUMN yang melaksanakan Program Kemitraan.

2.1.2 Pelaksanaan Program Kemitraan Berdasarkan Kepmen BUMN No.

Kep.236/MBU/2003 dan SE Kementrian BUMN No. SE-433/MBU/2003.

Agar tujuan pelaksanaan program kemitraan dapat tercapai maka unit program kemitraan sekurang-kurangnya melakukan fungsi pembinaan, evaluasi, penyaluran, penagihan, pelatihan, monitoring, promosi, fungsi dan keuangan.

Unit kemitraan dikantor pusat dibentuk dengan memperhatikan jumlah dana yang dikelola, luas wilayah bianaan dan jumlah mitra binaan serta mempertimbangkan kondisi perusahaan sedangkan bentuk pelaksanaan dikantor cabang atau perwakilan disesuaikan dengan kebutuhan. Unit kemitraan atau PUKK bertanggung jawab lgsung kepada salah satu anggota direksi yang ditetapkan dalam rapat direksi. Karyawan yang ditunjuk untuk menangani unit program kemitraan memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan karyawan lain BUMN Pembina yang bersangkutan.

Bentuk program kemitraan:

a. Pemberian pinjaman dalam bentuk:

• Pinjaman untuk modal kerja dan atau untuk pembelian barang – barang modal (aktiva tetap produktif) seperti mesin dan alat produksi, alat bantu produksi, dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan produksi dan penjualan produk mitra binaan.

(5)

• Pinjaman khusus yaitu pemberian pinjaman yang dapat diberikan oleh BUMN Pembina yang bersifat jangka pendek dengan waktu maksimum satu tahun serta dengan nilai pinjaman yang cukup material bagi mitra bianaan.

• Hibah dalam bentuk:

 Meningkatkan keterampilan manajerial dan teknik produksi atau pengolahan,

 Meningkatkan pengendalian mutu produksi

 Meningkatkan pemenuhan standarisasi teknologi.

 Meningkat rancangan bangun dan perekayasaan

 Bantuan pemasaran produk mitra binaan, dalam bentuk bantuan penjualan produk mitra binaan melalui kegiatan pameran maupun penyediaan ruang pamer (showroom), pendidikan, pelatihan dan pemagangan untuk mitra binaan dapat dilakukan sendiri oleh BUMN Pembina atau menyediakan tenaga penyuluh yang berasal dari lembaga pendidikan atau pelatihan swasta professional maupun perguruan tinggi.

Jangka waktu atau masa pembinaan untuk mitra binaan dapat dilakukan terus menerus sampai mitra binaan tersebut menjadi tangguh, mandiri, dan bankable(dapat diberi pijaman).

b. Beban Operasional

Untuk mendukung pelaksanaan program kemitraan, disediakan dana operasional yang bersumber dari hasil penyumbangan dana kemitraan (bukan

(6)

dari pokok dan penyisihan laba BUMN). Dana operasional tersebut dapat digunakan untuk operasional yang meliputi, antara lain:

• Kegiatan Pembinaan:

 Beban perjalanan dinas petugas atau pengelola dalam rangka survey lokasi usaha mitra binaan, monitoring atau evaluasi perkembangan usaha mitra binaan, dan kegiatan penagihan pinjaman.

 Beban upah tenaga harian atau honorer yang membantu pelaksanaan program kemitraan.

 Beban kegiatan karyawan unit Program Kemitraan yaitu beban yang berkaitan dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan karyawan dalam melaksanakan fungsi Pembina, fungsi administrasi, dan keuangan.

 Badan administrasi meliputi beban administrasi bank, beban surat menyurat, dan sejenisnya.

 Pengadaan inventaris, yaitu pembelaian perangkat computer berserta program aplikasinya dan investaris kantor lainnya.

 Pengadaan kenderaan bermotor untuk menunjang kegiatan operasional, yang pengadaannya disesuaikan dengan kondisi dan operasional yang tersedia.

Realisasi pengadaan inventaris dan kenderaan bermotor dicatat dan dibukukan sebagai aktiva tetap dalam Negara Program Kemitraan.

Sedangkan rencana penggunaan dan operasional dijabarkan secara

(7)

terperinci dalam RKA Program Kemitraan. Usulan penghapusan pembukuan aktiva tetap di usulkan dalam RKA Program Kemitraan.

c. Penanganan Pinjaman Bermasalah

Pelaksanaan pemindahaan pencatatan pinjaman macet yang telah melalui proses pemulihan kedalam pos pinjaman bermasalah dilakukan dalam satu tahun setelah pinjaman dikategorikan macet.

Pinjaman bermasalah yang akan dihapuskan terlebih dahulu di usulkan kepada menteri/RUPS melalui mekanisme Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Program Kemitraan.

d. Prioritas program kemitraan

• Program kemitraan ditunjukan terutama bagi usaha kecil yang belum memiliki kemampuan akses perbankan.

• Program kemitraan dapat dilakukan kepada usaha kecil yang tidak memiliki kaitan usaha maupun yang memiliki kaitan usaha BUMN Pembina, namun diupayakan kearah terwujudnya keterkaitan usaha.

e. Tingkat bunga pinjaman

Tingkat bunga yang dikenakan kepada mitra binaan bersifat regresif proporsional, yaitu semakin besar jumlah pinjaman semakin besar pula tingkat bunga yang dikenakan dengan batasan sebagai berikut

(8)

Table 2.3

Jumlah Pinjaman dan Tingkat Bunganya

No Jumlah pinjaman yang diberikan Tingkat bunga

A s/d Rp 10.000.000 6%

B >Rp 10.000.000 s/d Rp 30.000.000 8%

C >Rp 30.000.000 s/d Rp 50.000.000 10%

D Diatas Rp 50.000.000 12%

Sumber: Surat Edaran Menteri BUMN No. SE-433/MBU/2003

Penetapan bunga pinjaman dihitung dengan system bunga efektif atau dapat juga dihitung dengan system flat atau system bagi hasil sepanjang nilainya setara dengan bunga efektif.

Tingkat bunga yang diperhitungkan sebelum ketetapan (keputusan) ini tetap berlaku sampai dengan berakhirnya masa pinjaman. Apabila masa pinjaman telah berhakir namun mitra binaan belum melunasi pinjamannya, maka tingkat bunga atas sisa pinjaman tersebut disesuaikan dengan ketetapan ini.

f. Pelaksanaan program kemitraan oleh BUMN Pembina

Pembinaan dan pengembangan usaha kecil merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, oleh karena itu bagi BUMN Pembina dianjurkan melaksanakan program kemitraan.

Pelaksanaan program kemitraan bagi BUMN berpedoman pada RKA program kemitraan yang telah disetujui oleh Komisaris sedangkan sumber pendanaannya berasal dari laba bersih setelah pajak yang besarnya ditetapkan RUPS. BUMN Pembina mempunyai beberapa kewajiban sebagai berikut:

(9)

• Membentuk unit program kemitraan

• Menyusun Standar Opening Prosedur (SOP) untuk pelaksanaan program kemitraan yang dituangkan dalam suarat keputusan direksi.

• Menyusun rencana kerja dan anggaran program kemitraan.

• Melakukan evaluasi dan seleksi atas kelayakan usaha dan menetapkan calon mitra binaan secar langsung.

• Menyiapakan dan meyalurakan dana program kemitraan kepada mitra binaan masyarakat.

• Melakukan pemantauan dan pembianaan terhadap mitra binaan.

• Mengadministrasikan kegiatan pembinaan.

• Melakukan pembukuan atas program kemitraan.

• Menyamakan laporan pelaksanaan program kemitraan yang meliputi laporan berkala baik triwulan maupun tahunan kepeda mentri.

• Menyampaikan laporan berkala baik teriwulan maupun tahunan kepada coordinator BUMN Pembina diwilayah masing-masing.

2.2 Posisi UKM.

UKM merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang melibatkan masyarakat secara langsung didalam perekonomian. Sumbangan UKM terhada perekonomian berupa penyerapan tenaga kerja, disamping itu mereka juga memberikan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah dan devisa ekspor non migas meskipun nilainya relatif kecil. Sehingga kegiatan ini merupakan

(10)

motor penggerak ekonomi kerakyatan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan ekonomi nasional.

Beberapa bentuk kegiatan UKM ini terdiri dari berbagai sektor mulai dari produksi dan perdagangan komoditi seperti makanan, pakaian, keperluan, rumah tangga, keperluan dapur, cenderamata sampai pada mesin- mesin peralatan produksi skala kecil. Beberapa industri kecil yang termasuk UKM memasarkan produknya tidak hanya didalam negeri saja tetapi sampai keluar negeri, bahkan ada yang melakukan kontrak dengan usaha besar.

Teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana sampai madya, penerapan manajemen sederhana, sebagian belum berbadan hokum serta memiliki keterbatasan modal, kemampuan dan keterampilan, wawasan bisnis dan kewirausahaan.

Kondisi usaha kecil menegahyang ada di Indonesia saat ini terdapat sebanyak 42 juta usaha mikro dan kecil 80% diantaranya bergerak dibidang pertanian. Sementara sektor menengah berjumlah 60 ribu usaha, dan sektor besar hanya berjumlah sekitar 2,518 unit usaha.

2.3 Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Tantangan Pengembangan, serta Permasalahan yang Dihadapi UKM Industri dan Perdagangan.

Kebijaksanaan pemerintah dalam pengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam jangka panjang untuk meningkatkan potensi dan partisipasi aktif UKM dalam proses pembangunan nasional, khususnya dalam kegiatan

(11)

ekonomi dalam rangka mewujudkan pemerataan pembagunan melalui perluasn lapangan kerja dan peningkatan pendapatan.

Sasaran dan pembinaan usah kecil adalah meningkatnya jumlah pengusaha menengah dan terwujudnya usaha yang makin tangguh dan mandiri sehingga pelaku ekonomi tersebut dapat perperan dalam perekonomian nasional, meningkatkan daya saing pengusaha nasional di pasar dunia, serta seimbangnnya persebaran investasi antar sektor dan antar golongan.

Untuk mewujudkan hal tersebut maka harus diketahui kekuatan, kelemahan, peluang serta tantangan pengembangan UKM. Secara garis besar berbagai kekuatan, kelemahan, peluang, serta tantangan yang dihadapi oleh UKM pada masa-masa mendatang antara lain adalah:

a. Kekuatan UKM

UKM memiliki beberapa kekuatan potensial yang merupakan andalan yang menjadi basis pengembangan pada masa datang adalah:

• Penyediaan lapangan kerja. Peran UKM dalam penyerapan tenga kerja patut diperhitungkan, diperkirakan mampu menyerap sampai dengan 50% tenaga kerja yang tersedia.

• Sumber wirausaha baru, Keberadaan UKM selam ini terbukti dapat mendukung tumbuh kembangnya wirausaha baru.

• Memiliki segmen pasar yang unik

• Melaksankan manjemen sederhana dan fleksibel terhadap perubahan pasar.

(12)

• Memanfaatkan sumber daya alam sekitar. UKM sebagaian besar memanfaatkan sumber daya alam yang merupakan unggulan wilayah.

Selain memanfaatkan limbah atau hasil samping dari industry besar atau industry lainnya.

• Memiliki potensi untuk berkembang. Berbagai upaya pembinaan yang dilaksankan menunjukan hasil yang menggambarkan bahwa UKM mampu untuk dikembangkan lebih jauh dan mampu untuk mengembangkan sektor-sektor lain yang terkait.

b. Kelemahan UKM.

Beberapa kelemahan UKM

• Masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia

• Kendala pemasaran produk sebagaian besar pengusaha UKM lebih memprioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi-fungsi pemasaran kurang mampu dalam mengaksesnya, khususnya dalam informasi pasar dan jaringan pasar, sehingga sebagian besar hanya berfungsi sebagai tukang saja.

• Kecenderungan konsumen yang belum mempercayai mutu produk UKM.

• Sangat terbatasnya institusi pemasaran bersama. Sebagaimana diketahui bahwa UKM kurang dapat memproduksi dalam jumlah yang besar sehingga hal ini harus ada suatu insitusi untuk menyatukan, mengumpulkannnya sehingga menjadi besar.

(13)

• Kendala permodalan usaha. Sebagian besar UKM memanfatkan modal sendiri dalam jumlah yang relative kecil. Disamping itu mereka menjual produknya secara pesanan dan banyak terjadi penundaan pembayaran.

c. Tantangan UKM

• Iklim usaha yang tidak kondusif. Iklim usaha yang tidak kondusif diwujudkan dalam adanya monopoli dalam bidang usaha tertentu, penguasaan industry dari hulu ke hilir oleh industry besar berbagi peraturan yang tidak mendukung (retribusi, perizinan, dan lain-lain).

• Pemberlakuan berbagai standar nasional mauoun internasional.

Perubahan tatahan ekonomi dunia cenderung menyebabkan pasar bersifat resistensi dan proteksi antara lain dengan diberlakukannya berbagai standar antara lain ISO 9000,ISO 14000, Hak atas kekayaan inteletual, dan lain-lain.

d. Peluang UKM

Disamping berbagai tantangan tersebut, terbuka peluang yang cukup besar untuk mendorong dan mempercepat pengembangan industry termasuk usaha kecil dan menengah seperti:

• Indonesia merupakan pasar yang besar. Indonesia sebagai Negara kepuluan dan memiliki jumlah penduduk yang besar merupakan peluang pasar yang dimanfaatkan sebagai lahan usaha.

• Melimpahnya sumber daya alam. Potensi dalam negeri berupa sumber daya alam yang dapat diolah dengan memanfaatkan teknologi yang

(14)

dimiliki serta dengan keterampilan sumber daya manusia yang ada merupakan peluang yang harus disiasati untuk menjadi keunggulan kompetitif.

e. Masalah yang dihadapi oleh UKM.

Upaya-upaya pengembangan UKM terkait dengan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh UKM antara lain:

• Perizinan

Produser perizinan di berbagai instansi masih belum transparan, birokratif dan berbagai jenis pungutan yang berakibat biaya produksi menjadi tinggi.

• Permodalan

Skim khusus untuk permodalan UKM masih harus diperjelas, terutama dengan tidak adanya kredit program. Dana di masyarakat berupa dan bergulir terbatas dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan, dan pengelolahan sering mejadi masalah. Dalam pengembangan wirausaha baru tidak ada skim khusus untuk usaha baru untuk UKM. Demikian pula kenyataa dilapangan menunjukkan bahwa peraturan kredit perbankan cenderung sulit dijangkau oleh UKM.

• Peraturan

Peraturan-peraturan yang terkait dengan pengembangan bisnis, walaupun bukan secara khusus untuk UKM, secara umum kenyataannya membawa dampak pada pengembangan UKM.

• Masalah internal perusahaan

(15)

Dalam pengembangan UKM dicirikan dengan lemahnya kondisi intern UKM itu sendiri antara lain, lemahnya penguasaan teknologi, manajemen yang sederhana, lemahnya orientasi pasar, kemampuan SDM yang terbatas, lemahnya jaringan distribusi pemasaran serta sifat ketergantungan yang kuat.

• Pemasaran

Hanya sebagaian kecil saja produk UKM yang mampu menembus pasar ekspor. Keterbatasan wawasan bisnis, kurang pengetahuan, prosedur perdagangan, kurangnya sarana dan prasarana, kurang mapu memiliki lokasi pemasaran yang potensial karena sudah dikuasai oleh pemodal yang kuat, mutu produk yang belum stabil dan lain-lain.

• Masalah disain.

Salah satu kekuatan produk UKM adalah memiliki desain khas, kelenturan perubahan desain yang tinggi, masalah yang dihadapi pada umunya adalah bahwa akses kedesain yang terkesan masih lemah, peniruan desain dan kurang mampu menguasai teknologi desain.

2.4 Kontribusi UKM Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Menurut Payaman J. Simanjuntak Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai dua pengertian yaitu pertama, Sumber Daya Manusia mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi, sedangkan pengertian yang kedua adalah menyangkut

(16)

manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut.

Yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah kelompok penduduk dalam usia kerja. Di Indonesia pengertian tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga, sehingga disimpulkan bahwa tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari golongan yang bekerja, dan golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan. Sedangkan kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga, dan golongan yang menerima pendapatan.

Tenaga Kerja = Angkatan Kerja + Bukan Angkatan Kerja

Yang dimaksud dengan Pasar Kerja adalah proses terjadinya penempatan atau hubungan kerja melalui penyedian dan permintaan tenaga kerja.

Penyediaan TK = Angkatan Kerja = Supply TK

Penyediaan atau supply tenaga kerja adalah jumlah orang yang menawarkan jasanya untuk proses produksi. Diantara mereka sebagian sudah aktif kegiatannya yang menghasilkan barang dan jasa. Mereka dinamakan golongan yang bekerja atau employed persons. Sebagai lain

(17)

tergolong yang siap bekerja dan sedang berusaha mencari pekerjaan. Mereka dinamakan pencari kerja atau penganggur. Jumlah yang bekerja dan pencari kerja dinamakan angkatan kerja.

Angkatan Kerja = Yang Berkerja + Penganggur

Produktivitas tenaga kerja mempengaruhi penyediaan tenaga kerja. Produktivitas mengandung pengertian filosofis-kuantitatif dan kuantitatif-teknis operasional. Secara filsofis-kualitatif, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan.

Pandangan hidup demikian mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas, akan tetapi terus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja. Sedangkan definisi kuantitatif, produktivitas merupakan pembandingan antara hasil yang dicapai dengan (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan persatuan waktu.

Peningkatan produktivitas dapat terwujud dalam empat bentuk yaitu:

• Jumlah produksi yang sama diperoleh dengan menggunakan sumberdaya yang lebih sedikit.

• Jumlah produksi yang lebih besar dicapai dengan menggunakan sumber daya yang kurang.

• Jumlah produksi yang lebih besar dicapai dengan menggunakan sumber daya yang sama

(18)

• Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber yang relative lebih kecil.

Sumber daya masukan dapat terdiri dari beberapa factor produksi seperti tanah, gedung, mesin, peralatan, bahan mentah, dan sumber daya manusia itu sendiri. Dalam hal ini, peningkatan produktivitas manusia merupakan sasaran strategis karena peningkatan produktivitas factor-faktor lain sangat tergantung pada kemampuan manusia untuk memanfaatkannya.

Beberapa factor yang mempengaruhi produktivitas karyawan dapat digolongkan dalam tiga kelompok yaitu:

• Yang menyangkut kualitas dan kemampuan fisik pekerja

• Sarana pendukung

• Suprasarana

Kualitas dan kemampuan karyawan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, motivasi kerja, etos kerja, mental dan kemampuan fisik pekerja yang bersangkutan. Sarana Pendukung untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan perusahaan dikelompokkan pada dua golongan, yaitu:

• Menyangkut lingkungan kerja, termasuk teknologi dan cara produksi, sarana dan peralatan produksi yang dipergunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan kerja serta suasana dalam lingkungan kerja itu sendiri.

• Menyangkut kesejahteraan pekerja yang tercermin dalam system pengupahan jaminan social, serta jaminan kelangsungan kerja.

Sedangkan yang termasuk suprasarana adalah kibijakan pemerintah, hubungan industrial serta kemampuan manajemen menggunakan

(19)

sumber-sumber secara maksimal menciptakan system kerja yang optimal, akan menentukan tinggi rendahnya produktivitas karyawan.

Sehingga factor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas pekerja perusahaan dapat di gambarkan sebagai berikut:

Peningkatan Produktivitas Pekerja di Perusahaan Supra Sarana

• Kebijakan Pemerintah

• Hubungan Industrial

• Manajemen

• Keselamatan dan Kesehatan Kerja

• Sarana Produksi

• Teknologi

Lingkungan Kerja

• Upah

• Jamsos

• Security Kesejahteraan

Sarana Pendukung Gambar 2.1

Sumber: Payaman Simanjuntak, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, 1998.

• Pendidikan

• Latihan

• Etos Kerja

• Motivasi Kerja

• Sikap Mental

• Fisik

Peningkatan Produktivitas Pekerja di Perusahan

(20)

Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan dalam masyarakat. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi dan tingkat upah.

Penganggur adalah orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan. Tingkat pengangguran adalah perbandingan jumlah penganggur dengan jumlah angkatan kerja, dinyatakan dalam persen.

Penyerapan tenaga kerja berarti jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh tiap sector. Penduduk yang bekerja terserap di berbagai sector.

Sector yang memperkerjakan banyak orang umumnya menghasilkan barang dan jasa yang relative besar. Untuk wilayah Sumut berdasarkan data BPS tahun 2011 lapangan pekerjaan utama masih didominasi oleh sector pertanian yang mencapai 56,03%, diusul sector perdagangan 16,69% sektro jasa 10,24%, dan sector industry hanya sekitar 6%.

Data Bank Indonesia menyebutkan bahwa kotribusi UKM terhadap PDB (tanpa migas) sekitar 41,25% dari PDB (migas). Dari total pertumbuhan PDB tahun 2011 sebesar 4,1%, 2,4% diantaranya merupakan kontribusi UKM dan Pada 2011 UKM mampu menyerap tenaga kerja 68,28 juta tenaga kerja atau sekitar 88,7% dari seluruh tenaga kerja yang ada.

Tingkat Pengangguran = Jumlah Pengangguran X 100%

Jumlah Angkatan Kerja

(21)

2.5 Program Kemitraan Sebagai Wadah Pengembangan UKM

Kemitraan merupakan hubungan kerjasama usaha diberbagai pihak yang sinergis, bersifat sukarela, dan berdasarkan prinsip saling membutuhkan, saling mendukung, dan saling menguntungkan dengan disertai pembinaan dan pengembangan UKM oleh usaha besar. Salah satu bentuk kemitraaan usaha yang melibatkan UKM dengan usaha besar adalah production linkage. Dimana disini UKM sebagai pemasok bahan baku dan

penolong dalam rangka mengurangi ketergantungan impor.

The Kian Wie (1992) menyatakan bahwa ada 10 bentuk keterkaitan langsung pemasok (UKM) dan perusahaan besar yaitu mulai produksi, lokasi yang berdekatan, informasi cirri dan mutu komponen, bantuan hibah keuangan atau pinjaman lunak, pembelian bahan baku, manajerial, penetapan harga, bantuan distribusi dan diversifikasi dalam rangka memperkuat keuangan. Akantetapi, keterkaitan tersebut harus bersifat mendidik untuk bisa mandiri sehingga UKM dapat meningkatkan daya saingnya.

Didalam dunia bisnis berkembang beberapa pola kemitraan usaha antara lain: pertama, Inti-Plasma. Inti berfungsi melakukan pembinaan, penyediaan sarana produksi, bimbingan teknis dan pemasaran, sedangkan plasma melakukan fungsi produksi.

Kedua, sub-kontrak. Pola ini merujuk pada usaha kecil memproduksi

komponen yang di perlukan oleh usaha menengah dan besar sebagai bagian dari produksinya. Sedangkan usaha menengah dan besar berfungsi melakukan pembelian komponen dari usaha kecil untuk keperluan

(22)

produksinya. Pola ini didorong oleh ketentuan dan peraturan yang ditetapkan untuk menyelamatkan usaha kecil sebagai bagian yang tidak terpisahkan, pola ini lebih sederhana dan mudah diterapkan bila didukung oleh suatu aturan yang jelas dari pemerintah.

Ketiga, dagang umum. Pada pola ini usaha menengah dan besar

memasarkan hasil produksi usaha atau usaha kecil sebagai pemasok kebutuhan usaha menengah dan besar. Pola ini dilakukan dalam dunia bisnis atas dasar saling menguntungkan.

Keempat, waralaba pemberian waralaba memberikan hak penguasaan

lisensi merek dagang dan saluran distribusi perusahaanya kepada penerima waralaba dengan bantuan bimbingan manajemen. Pada prinsipnya pola ini banyak digunakan dalam dunia bisnis terutama bagi merek-merek terkenal dan dikonsumsi banyak orang. Hampir setiap celah bisnis dapat menggunakan pola ini seperti fast food, industry kimia, obat-obatan dan industry jasa lainnya.

Pola ini secara bisnis lebih menjamin keberhasilan, namun dalam jangka panjang pola ini dapat menguras devisa Negara sangatlah besar karena royaliti yang dibayar secara totslitas sangatlah besar.

Kelima keagenan, pada pola ini usaha kecil diberikan hak khusus

untuk memasarkan jasa usaha menengah dan besar. Kelima pola tersebut didasarkan pada peraturan pemerintah Nomor 44 tahun 1997 tentang kemitraan dan surat Keputusan Bersama nomor 22/SKB 1998 dan Nomor 07/SKB/VII 1998.

(23)

Pemerintah menawarkan konsep Bussines Development Service (BDS) yang mengikutsertakan peran serta masyarakat baik asosiasi, himpunan, perguruan tinggi, yayasan dalam perusahaan maupun lembaga swadaya masyarakat dan lembaga non pemerintah.

Lembaga BDS memberikan jasa layanan non keuangan, bersifat dinamis, dan ruang lingkup kerja yang luas sesuai dengan kebutuhan untuk menjalankan bisnis. Layanan yang diberikan dapat berupa konsultasi, pelatihan bimbingan dan pendampingan, penyusunan proposal, kontak bisnis, dan berbagai fasilitasi terhadap akses pasar, permodalan informasi, pengembangan manajemen dan teknologi.

Program kemitraan merupakan wadah untuk pengembangan UKM dikarenakan program ini dapat menjawab dan mengatasi kelemahan- kelemahan yang selama ini dialami oleh UKM di Indonesia mengigat mekanisme dan struktur kelembagaan kemitraan diatur berdasarkan KEP- 236/MBU/200 yang merupakan peraturan yang keluar dikarenakan peraturan sebelumnya belum dapat memenuhi harapan pelaku UKM.

Referensi

Dokumen terkait

Sikula (2007:119) buku Manajemen Sumber Daya Manusia mengemukakan pengertian gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari

Pengelolaan sumber daya manusia ini merupakan hal yang penting karena sumber daya manusia berkaitan langsung dengan proses produksi dalam perusahaan, yaitu dimana manusia yang

Dari definisi di atas, dapat dikatakan bahwa pengertian manajemen sumber daya manusia secara garis besar sama yaitu bahwa suatu proses pendayagunaan tenaga

Sumber daya manusia memiliki dua pengertian, yang pertama merupakan pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat memberikan pada faktor produksi hal ini mencerminkan

Dari definisi diatas, dapat dikatakan bahwa pengertian manajemn sumber daya manusia secara garis besar sama yaitu bahwa manajemen sumber daya manusia mendayagunakan

Secara umum pengertian GIS dapat diartikan sebagai Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumber daya manusia

2.2.7 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup pegawai, buruh,

Melihat pendapat-pendapat dari para ahli diatas, maka dapat dikemukakan bahwa pengertian manajemen sumber daya manusia atau manajemen personalia adalah kegiatan perusahaan