• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTANSI WAKAF TUNAI PADA ZAKAT CENTER THORIQOTUL JANNAH KOTA CIREBON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "AKUNTANSI WAKAF TUNAI PADA ZAKAT CENTER THORIQOTUL JANNAH KOTA CIREBON"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

AKUNTANSI WAKAF TUNAI PADA ZAKAT CENTER THORIQOTUL JANNAH KOTA CIREBON

A. Latar Belakang Masalah

Akuntansi Islam adalah sebagai postulat, standar, penjelasan, dan prinsip akuntansi yang menggambarkan semua hal. Karenanya secara teoritis akuntansi memiliki konsep, prinsip, dan tujuan Islam dan semua ini secara serentak berjalan bersama bidang ekonomi, sosial, politik, ideologi, etika yang dimiliki Islam, kehidupan Islam serta hukum Islam. Kesemuanya adalah satu paket yang tidak bisa dipisahkan.

Akuntansi Islam merupakan sub-sistem dari Ekonomi Islam.

Dikarenakan akuntansi Islam hanya bisa diaplikasikan pada sistem yang juga berdasarkan ajaran Islam. Akuntansi Islam juga adalah sebuah upaya dalam menjaga harta sebagai hak dan kewajiban yang melekat pada seorang muslim sekaligus upaya membumikan Islam dalam bidang akuntansi.1

Akuntansi Islam sebagai instrument akuntabilitas yang digunakan oleh manajemen kepada Tuhan dan alam.Akuntabilitas tersebut berupa penerapan keimanan kepada Allah sebagai spirit dan penyajian laporan akuntansi dalam bentuk angka-angka numerik kepada pengguna laporan(stakeholders).

Dalam penyusunan laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan yang dilaporkan akan terus beroperasi di masa yang akan datang, dinyatakan lain. Sehingga nilai yang dilaporkan tidak akan sama dengan nilai likuidasi.

Laporan keuangan bagi masyarakat sudah dikenal luas, penggunaannya, istilah yang dipakai, dan untuk sebagian orang sudah menjadi kebutuhan, baik dalam dunia bisnis maupun yang lainnya.Laporan keuangan ini merupakan istilah yang tidak bisa dipisahkan dari akuntansi, khususnya akuntansi keuangan, bahkan berbicara akuntansi orang selalu berasosiasi ke laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan bentuk produk dari akuntansi.

1 Abdul Azis, dkk, Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer (Bandung: Alfabeta, 2010), 147

(2)

Untuk memenuhi keinginan para pemakai laporan, maka akuntansi keuangan berupaya dengan berbagai cara untuk membentuk dirinya agar lebih bermanfaat dan berdaya guna. Untuk itulah maka dibuat kriteria persyaratan laporan akuntansi keuangan yang dianggap dapat memenuhi keinginan tersebut yaitu keinginan para pemakai dan pembaca laporan keuangan.2

Transaksi keuangan yang dicatat dalam tabel persamaan dasar akuntansi mengharuskan pencatatan transaksi yang berhubungan dengan modal, yaitu investasi pemilik, perolehan penghasilan, dan pengeluaran untuk beban usaha dicatat dalam satu kolom.Pencatatan transaksi selanjutnya adalah pencatatan daalam buku catatan yang berbentuk huruf T yang merupakan bentuk pencatatan awal dan paling sederhana dari transaksi keuangan yang terjadi.3

Seiring dengan meningkatnya rasa keberagamaan (religiusitas) masyarakat Muslim menjalankan syariah Islam dalam kehidupan sosial- ekonomi, semakin banyak institusi bisnis Islami yang menjalankan kegiatan operasional dan usahanya berlandaskan prinsip syariah. Untuk mengelola institusi Islami ini diperlukan pencatatan transaksi dan pelaporan keuangan.Pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan dengan karakteristik tertentu yang sesuai dengan syariah.Pencatatan transaksi dan pelaporan keuangan yang diterapkan pada institusi bisnis Islami inilah yang kemudian berkembang menjadi akuntansi syariah.Akuntansi syariah (shari’a accounting) menurut Karim (1990) merupakan bidang baru dalam studi akuntansi yang dikembangkan berlandaskan nilai-nilai, etika dan syariah Islam, oleh karenanya dikenal juga sebagai akuntansi Islam (Islamic Accounting).

Dalam kaitannya dengan kehidupan sosial-ekonomi, Islam membawa seperangkat hukum syariat, yakni antara lain syariat tentang kewarisan, syariat tentang zakat, infaq, dan shadaqah, syariat tentang hibah, dan syariat tentang waqaf. Kesemuanya merupakan metode Islam dalam pendistribusian harta kekayaan. Syariat Islam yang berkaitan dengan harta kekayaan, secara mantap juga meletakkan segi-segi sosial pada harta kekayaan yang berada ditangan

2 Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi Laporan Keuangan (Jakarta: PT Bumi Askara, 2002), 39.

3 Ratma Budi Priatna, dkk, Akuntansi Keuangan (Bogor: Ghalia Imdonesia, 2010), 23.

(3)

seseorang.4 Untuk itu, maka Islam menganjurkan kepada umat Islam untuk wakaf, karena wakaf merupakan salah satu instrumen dalam membangun kehidupan sosial ekonomi umat Islam.

Di Indonesia, wakaf lebih dikenal oleh masyarakat dalam bentuk tanah, namun pemerintah pun telah menetapkan wakaf tunai (uang) sebagai terobosan wakaf yang dapat berkontribusi dalam membantu mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia. Wakaf tunai ini telah diatur dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004, dan bahkan sebelum ditetapkan UU tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan Keputusan Fatwa Tentang Wakaf Tunai (uang) pada tahun 2002.

Wakaf benda bergerak seperti uang dan surat berharga memiliki fleksibilitas (keluwesan) dan kemaslahatan besar yang tidak dimiliki oleh benda lain, serta tidak mengenal batas pendistribusian. Pada wakaf tanah, yang dapat menikmati harta wakaf tanah dan bangunan hanya masyarakat yang berdomisili disekitarnya. Di sisi lain, rakyat miskin sudah tersebar luas di seluruh pelosok Indonesia, sehingga dibutuhkan sumber pendanaan baru yang tidak terikat ruang dan waktu. Wakaf tunai (uang) adalah salah satu alternatifnya.

Sepintas wakaf tunai (uang) itu sama dengan lembaga penghimpunan keuangan lain seperti zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS). Titik perbedaannya wakaf tunai dengan lembaga keislaman lain adalah pada uang pokoknya yang akan diinvestasikan terus menerus, baru kemudian keuntungan investasi itu dipakai untuk mendanai kebutuhan rakyat miskin. Sedangan pada ZIS uangnya bisa saja langsung diberikan kepada pihak-pihak yang berhak.5

Secara umum, lembaga wakaf dibentuk atau didirikan untuk mengelola sejumlah kekayaan wakaf, agar manfaat maksimalnya dapat dicapai untuk kesejahteraan umat umumnya, dan menolong mereka yang kurang mampu khususnya.Hingga saat ini, belum ada Perlakuan Standar Akuntansi (PSAK) yang mengatur tentang akuntansi Lembaga Wakaf. Namun, merujuk pada akuntansi konvensional serta praktik dari lembaga wakaf yang beroperasi di

4 Abu Bakar, dkk, Analisa Hukum Islam Bidang Wakaf (Jakarta: Departemen Agama, 1998 ), 6.

5 Abdul Azis, dkk, Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer (Bandung: Alfabeta, 2010), 69.

(4)

Indonesia saat ini, maka perlakuan akuntansi untuk zakat, infaq/sedekah, dengan wakaf tidak akan berbeda jauh, hal ini disebabkan akuntansi untuk zakat, infaq/sedekah harus dilakukannya pencatatan secara terpisah atas setiap dana yang diterima. Itu artinya bahwa untuk wakafpun pencatatannya akan mirip dengan zakat dan dilakukannya secara terpisah untuk setiap jenis penerimaan dan pengeluaran dana program wakaf, termasuk juga pengolahan serta pelaporan dana program wakaf.6

Selain masalah pencatatan akuntansi yang relatif sama dengan pencatatan wakaf, yang harus menjadi perhatian adalah pengolahan serta pelaporan dana wakaf tersebut oleh pengelola wakaf. Pengelola wakaf harus melakukan tentunya sesuai dengan prinsip syariah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “Akuntansi Wakaf Tunai Pada ZAKAT CENTER Thoriqotul Jannah Kota Cirebon.”

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam hal ini terbagi menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut:

1. Identifikasi Penelitian a. Wilayah Penelitian

Wilayah penelitian ini mencakup Ekonomi Fiskal mengenai Akuntansi Syariah

b. Pendekatan Penelitian

Adapun dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah adalah pendekatan empirik

c. Jenis Masalah

Adapun masalah dalam skripsi ini yaitu adanya ketidakjelasan Perlakuan Standar Akuntansi (PSAK) mengenai akuntansi wakaf d. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pada aspek akuntansi wakaf tunai dalam tinjauan ekonomi syari’ah

6 Sri Nurhayati, dkk, Akuntansi Syariah Di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat, 2013), 347.

(5)

2. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana penyajian laporan keuangan pada Lembaga Amil Zakat (ZAKAT CENTER) Thoriqotul Jannah Kota Cirebon?

b. Bagaimana proses penyusunan laporan keuangan pada Lembaga Amil Zakat (ZAKAT CENTER) Thoriqotul Jannah Kota Cirebon?

c. Bagaimana penerapan akuntansi wakaf tunai pada Lembaga Amil Zakat (ZAKAT CENTER) Thoriqotul Jannah Kota Cirebon?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui penyajian laporan keuangan pada Lembaga Amil Zakat (ZAKAT CENTER) Thoriqotul Jannah Kota Cirebon.

b. Untuk mengetahui proses penyusunan laporan keuangan pada Lembaga Amil Zakat (ZAKAT CENTER) Thoriqotul Jannah Kota Cirebon.

c. Untuk mengetahui penerapan akuntansi wakaf tunai pada Lembaga Amil Zakat (ZAKAT CENTER) Thoriqotul Jannah Kota Cirebon.

2. Kegunaan Penelitian

a. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan kajian- kajian ilmu ekonomi Islam khususnya mengenai akuntansi syariah.

b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperluas keilmuan secara lebih mendalam mengenai literatur wakaf supaya lebih dikembangkan sebaik mungkin

c. Penelitian ini sebagai sumbangan pikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan maupun bahan kebijakan institusi dalam menghadapi tantangan ilmu pengetahuan.

D. Penelitian Terdahulu

Seorang Ekonom Islam yang sangat masyhur di dunia, M. A. Mannan, telah mengemukakan idenya yang luar biasa dalam upaya pengembangan

(6)

wakaf tunai ke dalam sebuah buku “Sertifikat Wakaf Tunai Sebuah Inovasi Keuangan Islam.” Penerbitan sertifikat wakaf tunai diharapkan dapat menjadi sarana rekontruksi sosial dan pembangunan, dimana mayoritas penduduk bisa ikut berpartisipasi.

Umi Mahmudah (2007), melakukan penelitian mengenai manajemen dana wakaf terhadap lembaga LAZ. Dari hasil penelitiannya diperoleh kesimpulan tentang bagaimana penghimpunan dana setiap tahunnya, baik dari jumlah donator maupun jumlah penerimaan dana. Serta pendistribusian dan pendayagunaan dana untuk memaksimalkan program pendidikan dan sosial.

Hani Sofiani (2008), melakukan penelitian mengenai Penerapan Wakaf Tunai Dalam Ekonomi Islam. Dari hasil penelitiannya diperoleh kesimpulan dimana dalam melakukan penelitiannya lebih menitik beratkan pada teori-teori dan penerapan wakaf tunai.

Rina (2009), melakukan penelitian mengenai Prospek Wakaf Sebagai Institusi Filantropi Masyarakat Kota Cirebon. Dari hasil penelitiannya, beliau melakukan penelitian yang sama dengan Hani Sofiani, namun dalam penelitian ini lebih meneliti prospeknya kedepan.

Maisyaroh (2010), melakukan penelitian mengenaiManajemen Dana Wakaf Tunai untuk Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam. Dimana terdapat problematika yang menjadi kendala dalam pengelolaan dana baik dari segi penghimpunan dana maupun pendistribusian dana wakaf tersebut.

Dari buku dan beberapa karya ilmiah tersebut, belum ada yang membahas mengenai akuntansi wakaf tunai, sehingga penelitian dalam skripsi ini perlu dilakukan sebagai sumbangan pemikiran dalam ilmu pengetahuan, khususnya bagi perkembangan perwakafan.

E. Kerangka Pemikiran

Akuntansi syariah yang lahir dari nilai-nilai dan ajaran syariah Islam seiring dengan meningkatnya religiusitas masyarakat Islam dan semakin banyaknya entitas ekonomi yang menjalankan usahanya berlandaskan prinsip syariah. Merupakan sebuah fenomena perkembangan akuntansi sebagai

(7)

idiologi masyarakat Islam dalam menerapkan ekonomi Islami dalam kehidupan sosial-ekonominya.

Akuntansi syariah merupakan bidang baru dalam kajian akuntansi yang memiliki karakteristik unik berbeda dengan akuntansi konvensional, karena mengandung nilai-nilai kebenaran berlandaskan syariat Islam.

Perkembangan akuntansi sebagai salah satu cabang ilmu sosial telah mengalami pergeseran nilai yang sangat mendasar dan berarti, terutama mengenai kerangka teori yang mendasari dituntut mengikuti perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Demikian halnya dengan kontruksi akuntansi konvensional menjadi akuntansi Islam (syariah) yang lahir dari nilai-nilai budaya masyarakat dan ajaran Islam yang dipraktikan dalam kehidupan sosial-ekonomi (Hameed, 1997). Oleh karenanya akuntansi syariah dapat dipandang sebagai kontruksi sosial masyarakat Islam guna menerapkan praktik-praktik ekonomi Islam dalam kehidupan, seperti perwakafan.

Model Laporan Keuangan ini diharapkan menjadi Standar Akuntansi Wakaf di Indonesia bahkan di dunia, karena dapat mengakomodir kewajiban dan hak nazhir dalam rangka mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis wakaf (from liabilities to asset) dan tidak menutup kemungkinan untuk dijadikan buku akuntansi wakaf.

Metode pencatatan Badan Wakaf Indonesia ini dapat menjaga dan mengembangkan nilai wakaf sesuai konsep wakaf yaitu menahan pokoknya dan menyalurkan manfaatnya, serta sesuai dengan amanat peraturan wakaf yang menyebutkan, “Nazhir perseorangan, organisasi maupun badan hukum memiliki daftar kekayaan harta benda wakaf yang terpisah dari kekayaan lain atau yang merupakan kekayaan nazhir perseorangan, organisasi dan badan hukum”.

Dengan metode terbaru ini, laporan keuangan pengelola wakaf terlihat lebih transparan, akuntabel, mudah dimengerti stakeholder, dapat dipadukan dengan akuntansi lain (akuntansi perusahaan, perbankan, nirlaba dan zakat).

Selain itu, laporan keuangan ini juga sedang dikembangkan agar dapat menyajikan laporan keuangan pada wakaf tunai.

(8)

Secara subtansi, wakaf tunai sebenarnya telah lama muncul bahkan dalam kajian fiqh klasik, sekalipun seiring dengan munculnya ide revitalisasi fiqh muamalah dalam filosofi dan tujuan syariah yang dalam pandangan Umar Chapra (1992) bermuara pada kemaslahatan universal) termasuk upaya mewujudkan kesejahteraan sosial melalui keadilan distribusi pendapatan dan kekayaan.7

Konsekuensi dari peraturan wakaf tunai ini dalam jangka panjang akan berakibat bahwa nilai wakaf tunai tetap, tetapi daya belinya akan menyusut seiring dengan waktu yang berjalan. Oleh karenanya, para anggota BWI dan para cendikia termasuk pengamat wakaf sedang memikirkan bagaimana nilai wakaf uang mempunyai Net Present Value (NPV) tetap.

Dengan begitu, diharapkan nilai wakaf tunai (uang) sekarang ataupun di masa mendatang mempunyai daya beli yang sama. Dua diantaranya untuk menjaga NPV nilai wakaf uang tersebut adalah dengan mengkonversikan ke dalam logam mulia (emas) dan menempatkannya dalam bentuk deposito.

F. Metodologi Penelitian 1. Objek Penelitian

Narasumber yang membantu dalam melakukan penelitian ini yang pertama adalah Lembaga Amil Zakat Thoriqotul Jannah (ZAKAT CENTER) sebagai lembaga yang mengelola wakaf tunai (nadzir), yang kedua adalah masyarakat yang terdiri dari ulama, tokoh masyarakat, para donatur (muwakif), para praktisi, pprofesional, dan masyarakat umum.

2. Waktu Penelitian

Dalam melakukan penelitian mengenai Akuntansi Wakaf Tunai Pada ZAKAT CENTER, penulis memerlukan waktu kurang lebih tiga bulan.

3. Lokasi Penelitian

a. Kantor ZAKAT CENTER b. Lapangan

7 Setiawan Budi Utomo, Fiqh Aktual (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), 148

(9)

4. Metode Penelitian yang digunakan

Metode Penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode kualitatif dengan melakukan studi kasus melalui pengamatan, wawancara, dan studi kepustakaan.

5. Instrumen Penelitian

Karena peneitian ini merupakan penelitian deskriptif (kualitatif) maka instrumen yang digunakan adalah peneliti sendiri. Adapun instrumen pembantunya adalah pedoman wawancara (interview guide).

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya:

a. Teknik telaah dokumen, yakni dengan mengumpulkan data-data yang bersumber dari buku, arsip, koran, majalah, jurnal, internet serta yang lainnya

b. Teknik wawancara, yakni dengan melakukan wawancara yang mendalam langsung dengan pihak-pihak terkait yang telah disebutkan c. Teknik observasi, yakni dengan melakukan pengamatan langsung

terhadap sumber yang terkait.

7. Validitas dan reliabilitas penelitian kualitatif

Terdapat dua macam validitas penelitian yakni validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang di capai. Jika dalam desain penelitian untuk meneliti etos kerja pegawai, maka data yang diperoleh seharusnya adalah data yang akurat tentang etos kerja pegawai. Sedangkan validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat di generalisasikan atau di terapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.

Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Jadi uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility

(10)

(validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektifitas).8

a. Uji kredibilitas

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, trianggulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative, dan member check.

1) Perpanjangan pengamatan

Berapa lama perpanjangan ini dilakukan, akan bergantung kepada kedalaman, keluasan dan kepastian data. Kedalaman artinya apakah peneliti ini menggali data sampai pada tingkat makna. Makna berarti data dibalik yang tampak. Yang tampak dengan orang yang sedang menangis, tetapi sebenarnya dia tidak sedih tetapi sedang bahagia. Keluasan berarti, banyak sedikitnya informasi yang diperoleh.

Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah di cek kembali ke lapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah di cek kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.

2) Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat di rekam secara pasti dan sistematis. Sebagai contoh melihat sekelompok masyarakat sedang berolahraga pagi. Bagi orang awam olahraga adalah untuk meningkatkan kebugaran fisik. Tetapi bagi peneliti kualitatif tentu akan lain kesimpulannya. Setelah peneliti mencermati secara mendalam, olahraga pagi itu bagi sekelompok masyarakat merupakan wahana untuk transaksi bisnis.

8 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen (Bandung : Alfabeta, 2013), 367.

(11)

Dengan meningkatkan ketekunan itu, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang di peroleh telah itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian ataupun dokumen-dokumen yang terkait dengan temuan penelitian. Dengan membaca tersebut maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang di temukan itu benar/dipercaya atau tidak.

3) Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.9 Dengan demikian terdapat berbagai sumber, trianggualasi tekhnik pengumpulan data, dan waktu.

a) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah di peroleh melalui beberapa sumber. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber tersebut.

b) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan tekhnik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi, dokumentasi, atau kuisioner. Bila dengan tiga tekhnik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data

9 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen (Bandung : Alfabeta, 2013), 397.

(12)

yang bersangkutan atau yang lain. Untuk memastikan data mana yang dianggap benar, atau mungkin semuanya benar.

Karena sudut pandangnya berbeda-beda.

c) Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan tekhnik wawancara dipagi hari pada saat nara sumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

8. Analisis data

Langkah selanjutnya jika semua data telah terkumpul penyusun selanjutnya berusaha mengklasifikasikannya untuk dianalisa sehingga kesimpulan akhir dapat diperoleh.10 Adapun metode analisa yang penyusun gunakan sebagai berikut:

a. Analisis sebelum dilapangan

Yaitu melakuakan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan.

Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian.

Namun demikian fokus penelitian ini sifatnya masih sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk ke lapangan.

b. Analisis selama dilapangan

Pada saat pengumpulan data berlangsung analisis sudah mulai dilakukan dan setelah selesai pengumpulan data pada periode tertentu.

Pada saat wawancara peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang di wawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, hingga diperoleh data yang dianggap kredibel.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan yang tersusun dalam skripsi ini, penulis berusaha menyampaikan data secara terstruktur sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Pada bab pertama/pendahuluan bersifat umum yang berisi

10 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen (Bandung : Alfabeta, 2013), 402.

(13)

pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab kedua berisi tentang landasan teori yang relevan dengan penelitian ini, yakni mengenai akuntansi, wakaf tunai, serta akuntansi wakaf dilembaga wakaf.

Kemudian pada bab ketiga membahas mengenai kondisi objektif Zakat CenterThoriqotul Jannah Kota Cirebon, yang akan menjelaskan tentang gambaran umum Zakat Center serta penghimpunan dan pendayagunaan dana wakaf tunai pada Zakat Center.

Pada bab keempat berisi tentang akuntansi wakaf tunai serta analisis penerapan akuntansi wakaf tunai pada Zakat Center Thoriqotul Jannah Kota Cirebon.

Kemudian yang terakhir, bab lima/penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

Referensi

Dokumen terkait

Pemakaian bahasa pada papan nama di atas jelas tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia Pemiliktempat usaha itu menggunakan kosa kata bahasa asingt (Inggris) dan

Hasil simulasi dengan metode numerik menggunakan Computational Fluid Dynamics Software, dengan menggunakan BN 4 & BN 5 sebagai variasi keadaan gelombang serta

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI PEDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN SIKAP TOLERANSI PADA SISWA KELAS VIII SMP IT AR-ROCHMAN TAHUN

Simeon and Peter wony that their father will give the farm to his new wife instead of his sons; Eben views the new wife as an insult to his mother and is more determined than ever

Karena itu perencanaan pembangunan diharapkan bersifat implementatif (dapat dilaksanakan) dan aplikatif (dapat diterapkan ). Kegiatan perencanaan pembangunan pada

Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SPTPD, adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran

Data Dukung : 1) Adanya Mitra/ Tenant, 2) Dokumen MOU/ LOI untuk komersialisasi. • Kandidat telah memiliki calon mitra usaha. Terjadi proses alih teknologi dalam level ini.

Bagaimana merancang media promosi yang terintegrasi dalam mempromosikan Soyjoy sehingga mampu mengedukasi serta mengajak ibu hamil mengkonsumsi Soyjoy sebagai