• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOTA DINAS Nomor : AK.3.1/289/D.VII.M.EKON.1/7/2022. : Penyampaian Narasi Kinerja Triwulan II Tahun 2022 Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NOTA DINAS Nomor : AK.3.1/289/D.VII.M.EKON.1/7/2022. : Penyampaian Narasi Kinerja Triwulan II Tahun 2022 Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KERJA SAMA EKONOMI INTERNASIONAL ASISTEN DEPUTI KERJA SAMA EKONOMI ASIA

NOTA DINAS

Nomor : AK.3.1/289/D.VII.M.EKON.1/7/2022

Kepada : Plt. Kepala Biro Perencanaan

Dari : Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia

Hal : Penyampaian Narasi Kinerja Triwulan II Tahun 2022 Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia

Tanggal : 28 Juli 2022 Lampiran : 1(satu) berkas

Sehubungan dengan Nota Dinas Kepala Biro Perencanaan Nomor AK.3.1- 168/SET.M.EKON.1/07/2022 tentang Permintaan Penyusunan Laporan Kinerja Triwulan II T.A 2022, maka bersama ini dengan hormat kami sampaikan Laporan Kinerja Triwulan II T.A 2022 Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia sebagai upaya akuntabilitas dalam rangka mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik (good governance) serta membantu mengidentifikasi capaian sasaran dan pelaksanaan kinerja pada Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia.

Berkenaan dengan hal tersebut, dapat kami sampaikan juga bahwa Tim Penyusun Laporan Kinerja Triwulan II Tahun 2022 Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Asia telah melakukan pengisian dan upload bukti dukung pada link https://2021.kinerja.ekon.go.id/

Demikian disampaikan, atas perkenan Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku, dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE sehingga tidak diperlukan tandatangan dengan stempel basah

(2)

1 Laporan Capaian Kinerja Triwulan II Tahun 2022

Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

A. Capaian Kinerja Triwulan II Tahun 2022

Hasil pengukuran kinerja Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia sampai dengan Triwulan II Tahun 2022 dapat ditampilkan pada Tabel 1, sebagai berikut:

Tabel 1. Ringkasan Capaian Kinerja Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia Triwulan II Tahun 2022

No Indikator Kinerja Utama Satuan

Target Tahun 2022

Realisasi Triwulan II

Capaian (%) I Sasaran Kegiatan 1. Terwujudnya

Kebijakan Bidang Kerja Sama Asia yang Berkualitas

1.1 Indikator 1.1 Jumlah kesepakatan pada forum bilateral di Kawasan Asia yang diketuai dan ditindaklanjuti Kemenko Bidang Perekonomian

Forum 8 4 50%

1.2 Indikator 1.2 Jumlah kerja sama ekonomi (PTA/FTA/CEPA, bilateral) Kawasan Asia yang disepakati oleh K/L di bawah pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian

Kesepakatan 4 0 0%

1.3 Indikator 1.3 Jumlah ratifikasi kesepakatan/perjanjian kerja sama ekonomi Asia yang terselesaikan di bawah pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian

Ratifikasi 1 0 0%

II Sasaran Kegiatan 2. Terwujudnya Layanan Program dan Tata Kelola yang Berkualitas

2.1 Indikator 2.1 Indeks Kepuasan Layanan Kegiatan Deputi serta Administrasi Program dan Tata Kelola

Indeks 3 dari 4 N/A N/A

III

3.1

Sasaran Kegiatan 3. Terwujudnya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia yang efektif

Indikator 3.1 Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian

Indeks 3 dari 4

Baik 3 75%

(3)

2 Kebijakan di Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia

3.2 Indikator 3.2 Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan bidang ekonomi Asia

Persentase 75 50% 66,7%

IV

4.1

Sasaran Kegiatan 4. Terwujudnya Tata Kelola Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia yang Baik

Indikator 4.1 Persentase ASN Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia yang memenuhi Jam Pelajaran (JP) ASN

Persentase 70 41,18% 28,82%

4.2 Indikator 4.2 Nilai SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional

Nilai 83 N/A N/A

4.3 Indikator 4.3 Persentase Pemenuhan Nilai Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB)

Persentase 80 N/A N/A

4.4 Indikator 4.4 Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia

Persentase 92 N/A N/A

Kinerja Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia sampai dengan Triwulan II Tahun 2022 sebagaimana tercantum dalam ringkasan Tabel 1 dapat diuraikan sebagai berikut di bawah ini:

(4)

3

1 Sasaran Kegiatan 1: Terwujudnya Kebijakan di Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia yang Berkualitas

Pencapaian Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Kebijakan di Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia yang Berkualitas ditunjukkan oleh pencapaian tiga indikator kinerja yaitu:

1. Jumlah kesepakatan pada forum bilateral di Kawasan Asia yang diketuai dan ditindaklanjuti Kemenko Bidang Perekonomian

2. Jumlah kerja sama ekonomi (PTA/FTA/CEPA, bilateral) Kawasan Asia yang disepakati oleh K/L di bawah pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian

3. Jumlah ratifikasi kesepakatan/perjanjian kerja sama ekonomi Asia yang terselesaikan di bawah pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian

Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1.1. Jumlah kesepakatan pada forum bilateral di Kawasan Asia yang diketuai dan ditindaklanjuti Kemenko Bidang Perekonomian

Latar Belakang

Forum yang dipimpin oleh Kemenko Perekonomian pada tingkat Bilateral adalah forum di mana Kemenko Perekonomian menjadi koordinator dan focal point pada forum tersebut. Forum ini meliputi forum pada tingkat Deputi maupun tingkat Menteri. Adapun target yang ditetapkan sebagai berikut:

1. SOM JCEC RI – ROK

Forum JCEC merupakan implementasi dari MoU antara Kemenko Perekonomian dan MOTIE Korea yang ditandatangani pada 10 September 2018 bersamaan dengan kunjungan Presiden RI ke Korea. Forum ini merupakan kelanjutan dari Working Level Task Force (WLTF) RI-ROK yang telah berjalan sejak 2011 hingga 2018.

2. MM JCEC RI – ROK

MM JCEC RI-ROK adalah pertemuan lanjutan setelah pelaksanaan SOM JCEC RI-ROK. MM JCEC merupakan pertemuan tingkat Menteri yang dipimpin Bersama oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Minister of Trade, Industry and Energy (MOTIE) Korea Selatan untuk membahas peningkatan kerja sama di bidang perdagangan dan investasi, industri, energi, serta kerja sama e-commerce.

3. Public Private Dialogue Track 1.5 Indonesia – Jepang

Forum pembahasan potensi kerja sama Indonesia-Jepang. Isu yang dibahas pada pertemuan diantaranya yaitu kerja sama pada sektor-sektor human capital, digital technology, supply chain, green industry, economic relations for regional development, dan isu lainnya.

4. Pertemuan ke-5 TFT Baja RI-Korea

Pertemuan TFT Baja ini diselenggarakan Kemenko Perekonomian bekerjasama dengan PT. Krakatau Steel dan POSCO dalam rangka menindaklanjuti hasil Kunjungan Kenegaraan Presiden RI ke Seoul Republik of Korea tanggal 16 Mei 2016, yakni mengenai komitmen Pemerintah Indonesia dalam mendukung Pembangunan Klaster Industri Baja oleh

(5)

4

Krakatau Steel dan POSCO dengan kapasitas produksi sampai dengan 10 juta ton di Cilegon pada tahun 2025.

5. Forum Konsultasi Bilateral RI – Jepang

Forum ini merupakan wadah konsultasi bilateral antara Indonesia dengan Jepang dimana tujuan utamanya untuk meningkatkan iklim usaha/investasi di Indonesia menjadi lebih baik sehingga investasi Jepang yang sudah ada di Indonesia dapat dipertahankan dan ditingkatkan, serta dapat menarik investasi baru dari Jepang.

6. SOM ke-10 RI – Singapura

Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perekonomian bilateral, pada tahun 2010 Indonesia dan Singapura membentuk 6 (enam) Kelompok Kerja (Working Group) yakni: WG Batam, Bintan dan Karimun (BBK) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) lainnya, WG Investasi, WG Transportasi, WG Tenaga Kerja, WG Pariwisata, dan WG Agribisnis. Kerja sama ini dilakukan secara silih berganti setiap tahunnya di masing-masing negara, didahului dengan pertemuan tingkat Pejabat Tinggi (Senior Official Meeting), kemudian pertemuan tingkat Menteri (Ministerial Meeting) dan pertemuan tingkat Kepala Negara (Leaders Retreat).

7. MM ke-12 RI – Singapura

MM ke-12 RI – Singapura adalah pertemuan lanjutan setelah pelaksanaan SOM 6 WG RI-Singapura telah selesai dilaksanakan. MM 6 WG RI- Singapura merupakan pertemuan strategis tingkat Menteri dimana kedua negara mendiskusikan capaian-capaian dari kerja sama sebelumnya, solusi atas hambatan yang terjadi, serta rencana kerja sama bilateral ke depan.

Pertemuan tingkat Menteri (Ministerial Meeting) pada tahun 2022 rencananya akan dilakukan di Indonesia. Dalam pertemuan tingkat Menteri, kedua Menteri menyusun dan menandatangani laporan yang akan disampaikan kepada masing-masing kepala Negara (Joint report to Leaders), saat pertemuan tingkat Kepala Negara (Leaders’ Retreat) dilakukan.

8. SOM Trilateral RI-Timor Leste-Australia

Kerja Sama Ekonomi Trilateral antara RI – Timor Leste – Australia bertujuan untuk membahas perkembangan dan menindaklanjuti kerja sama ekonomi trilateral yang meliputi prioritas bagi Indonesia, yaitu konektivitas udara dan darat, konektivitas bidang komunikasi, peternakan, pariwisata, dan pemberlakuan bebas visa di Timor-Leste. Forum dimaksud diadakan secara reguler di tingkat pejabat tinggi/ Senior Official Meeting.

(6)

5 Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan II Tahun 2022, Jumlah forum yang dipimpin oleh Kemenko Perekonomian pada Kerja Sama Ekonomi Asia yang telah terealisasi sebesar 50% atau mencapai 4 forum dari target 8 forum di Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-1.1

1.1. Jumlah forum yang dipimpin oleh Kemenko Perekonomian pada Kerja Sama Ekonomi Asia

Forum 8 4 50%

(Memuaskan)

Deskripsi narasi:

Pada Triwulan II 2022 forum yang dipimpin oleh Kemenko Perekonomian pada Kerja Sama Ekonomi Asia yang sudah terlaksana yaitu:

1. Public Private Dialogue Track 1.5 Indonesia – Jepang

Pertemuan PPDT 1.5 Indonesia-Jepang dilaksanakan pada tanggal 25 April 2022 di Kemenko Perekonomian. Dalam pertemuan ini, Indonesia dan Jepang mendiskusikan proyek kerja sama konkret di bidang pengembangan SDM, teknologi digital, rantai pasok, industri hijau, peningkatan kerja sama regional (ASEAN, RCEP dan IPEF), serta isu lainnya terkait kebijakan sertifikat radioaktif produk Jepang, akses pasar produk perikanan ke Jepang dan pembatasan impor baja.

Hasil pelaksanaan PPDT 1.5 Indonesia-Jepang:

a. Jepang melalui Komite SDM JJC akan mempromosikan program Pemagangan untuk meningkatkan jumlah peserta magang Indonesia di Jepang.

b. Ocean Eyes perusahaan artificial intelligence (AI) kelautan asal Jepang berminat untuk berkolaborasi dengan perusahaan Indonesia dalam memanfaatkan teknologi AI di sektor perikanan.

c. Indonesia mengusulkan kerja sama kemitraan dengan UMKM sebagai bagian dari rantai pasok global perusahaan Jepang.

d. Jepang akan meningkatkan jumlah proyek kerja sama Joint Credit Mechanism dengan salah satu proyek potensial yaitu proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

e. Indonesia juga mendorong BIMP-EAGA untuk dapat dikembangkan sebagai bagian dari kerja sama kawasan Indo-pasifik.

f. Indonesia menyampaikan bahwa saat ini kebijakan sertifikat bebas radioaktif untuk produk makanan, perikanan dan pertanian Jepang sedang dalam pembahasan untuk revisi peraturannya.

g. Indonesia juga menyampaikan terkait akses pasar tuna kaleng Indonesia ke Jepang, dimana Indonesia meminta Jepang untuk mengeliminasi 4 pos tarif tuna Indonesia.

(7)

6

2. Pertemuan SOM 6 WG RI – Singapura ke-10

Pertemuan SOM 6 WG RI - Singapura yang ke-10 telah terlaksana pada tanggal 10 Juni 2022 bertempat di Sheraton Hotel Belitung, Provinsi Bangka Belitung. Pertemuan ini diselenggarakan secara luring dihadiri oleh seluruh perwakilan WG kedua negara. Dalam pelaksanaan SOM 6 WG kali ini, dilakukan kegiatan kunjungan lapangan oleh kedua Co-Chairs bersama Delri dan delegasi Singapura, setelah pelaksanaan plenary meeting. Kunjungan dilakukan ke beberapa tujuan wisata di kepulauan Belitung untuk melihat langsung peluang investasi dan pariwisata di Belitung. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini tidak hanya meningkatkan peluang bagi masuknya investasi asal Singapura ke Belitung di sektor pariwisata, tapi juga menambah kedatangan wisatawan mancanegara asal Singapura. Hal ini bisa diangkat dalam bidang kerja sama Cruise Line dan Twinning Destinations pada WG Pariwisata.

Selain itu, sektor energi baru terbarukan (EBT) dan berkelanjutan (sustainability) merupakan salah satu bidang kerja sama kedua negara yang menjadi fokus perhatian. Seperti pada WG BBK dan KEK lainnya, dapat dilaporkan terdapat investasi baru sektor EBT di wilayah Batam sebesar USD 9.2 miliar. Untuk saat ini, Kementerian ESDM sedang merumuskan regulasi terkait EBT tersebut. Selain daripada itu pada WG Investasi, dalam bidang infrastruktur dan sustainability, terdapat perkembangan positif terhadap 5 (lima) proyek infrastruktur publik yang diidentifikasikan pada tahun 2021.

Dengan demikian, pencapaian kinerja triwulan II tahun 2022 terealisasi dengan baik.

Adapun kendala dalam pencapaian kinerja triwulan II adalah adanya perubahan pelaksanaan dari target awal karena menyesuaikan jadwal pimpinan serta delegasi negara mitra. Berdasarkan target awal, pada triwulan II akan dilaksanakan forum konsultasi Indonesia-Jepang dan Pertemuan ke-5 TFT Baja RI-Korea. Namun kedua pertemuan tersebut tidak dapat terlaksana pada triwulan II karena fokus pimpinan pada pertemuan SOM RI-Singapura dan forum PPDT 1.5 Indonesia-Jepang yang seharusnya ditargetkan akan dilaksanakan pada triwulan III dan IV.

Upaya yang telah dilakukan pada triwulan II untuk menunjang pencapaian kinerja dengan mengadakan rapat koordinasi persiapan pertemuan SOM RI- Singapura dan rapat koordinasi persiapan pertemuan PPDT 1.5 Indonesia- Jepang bersama K/L terkait. Untuk mendorong realisasi di triwulan berikutnya akan dilakukan persiapan kegiatan, identifikasi permasalahan, dan koordinasi pelaksanaan forum bilateral di Kawasan Asia.

Berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan II dan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

(8)

7

A. Pelaksanaan Rencana Kinerja (RENJA) dan Capaian Kegiatan TW II

No Output Kegiatan

Pagu Anggaran

Realisasi Anggaran

Realisasi Output Tw II

% Capaian Output 1 Rekomendasi

Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Asia

677.138.000 488.5352.093 (72.12%)

0 0%

2 Rekomendasi Persiapan Forum Bilateral Asia

200.560.000 197.031.685 (98,24%)

4 Rekomen

dasi Kebijakan

50%

3 Rekomendasi Percepatan Penyelesaian dan

Implementasi Perundingan Perdagangan

484.260.000 200.171.728 (41,34%)

0 0%

B. Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Keterangan dalam Pelaksanaan

Jumlah kesepakatan pada forum bilateral di Kawasan Asia yang diketuai dan ditindaklanjuti Kemenko Bidang Perekonomian

No

Rencana Aksi TW II Status

Keterangan ( dapat berisikan Kendala &

Rekomendasi Perbaikan)

1

Rapat koordinasi 6 Working Group RI-Singapura dalam rangka tindak lanjut implementasi kerja sama dari hasil tahun

sebelumnya

Terlaksana

Substansi dari rakor dimaksud telah dibahas dalam Rakor 6 WG untuk Persiapan SOM RI- Singapura pada tanggal 3 Juni 2022

2

Rapat koordinasi 6 Working Group RI-Singapura untuk persiapan Senior Official Meeting

Terlaksana Telah dilaksanakan pada 3 Juni 2022

3

Rapat koordinasi pembahasan isu forum konsultasi Indonesia - Jepang

Tertunda dan Digeser

Rapat koordinasi pembahasan isu forum konsultasi Indonesia - Jepang tertunda karena Penyelenggaraan

(9)

8

pembahasan isu forum konsultasi Indonesia - Jepang ditunda ke TW III.

4

Penyelenggaraan forum konsultasi Indonesia – Jepang

Tertunda dan Digeser

Penyelenggaraan forum konsultasi Indonesia – Jepang tertunda karena berdasarkan kesepakatan dengan pihak Jepang akan dilaksanakan sekitar bulan Agustus atau September sehingga penyelenggaraan ditunda ke TW III.

5 Rapat koordinasi pertemuan TFT Baja

Tertunda dan Digeser

Rapat koordinasi pertemuan TFT Baja tertunda karena Penyelenggaraan TFT Baja ditunda ke TW III.

6 Penyelenggaraan TFT Baja ke-5

Tertunda dan Digeser

Pertemuan TFT Baja diselenggarakan

Kemenko Perekonomian bekerjasama dengan PT.

Krakatau Steel dan POSCO. Pertemuan ini tertunda karena PT Krakatau Steel sedang mengalami masalah internal sehingga belum memungkinkan

terlaksananya pertemuan TFT Baja.

Penyelenggaraan TFT Baja ke-5 digeser ke TW III.

7

Rapat Koordinasi Persiapan Public and Private Track 1.5: Japan- Indonesia Co-creation Partnership for Innovation and Sustainable Economic Society

Terlaksana

Rapat Koordinasi Persiapan Public and Private Track 1.5: Japan- Indonesia telah

dilaksanakan pada tanggal 13 April 2022.

8 Penyelenggaraan Public

and Private Track 1.5: Terlaksana Penyelenggaraan Public and Private Track 1.5:

(10)

9 Japan-Indonesia Co- creation Partnership for Innovation and Sustainable Economic Society

Japan-Indonesia telah dilaksanakan pada tanggal 25 April 2022.

1.2. Jumlah Kerja Sama Ekonomi Asia yang disepakati oleh K/L di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian

Latar Belakang

Perjanjian kerja sama ekonomi Asia adalah persetujuan/perjanjian di bidang ekonomi yang disepakati antara Indonesia dengan negara mitra di kawasan Asia. Hal ini meliputi kesepakatan yang dapat berupa persetujuan/perjanjian dalam bentuk PTA/FTA/CEPA dan Bilateral. Adapun target yang ditetapkan sebagai berikut:

a. Kesepakatan Kerja Sama Committee on Economic Cooperation IK- CEPA

Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK- CEPA) ditandatangani oleh Menteri Perdagangan, Republik Indonesia dan Menteri Perdagangan, Korea Selatan pada tanggal 18 Desember 2020.

Hasil penandatanganan IKCEPA mencakup perdagangan barang yang meliputi elemen penurunan/penghapusan tarif, ketentuan asal barang, prosedur kepabeanan, fasilitasi perdagangan, dan trade remedies, perdagangan jasa, investasi, kerja sama ekonomi, serta pengaturan kelembagaan.

Salah satu chapter penting bagi Indonesia dalam IKCEPA adalah chapter Economic Cooperation yang mengatur kerja sama ekonomi yang lebih luas antara Indonesia dan Korea dimana fokus utamanya adalah meningkatkan kesalingsesuaian (complementarities) ekonomi kedua negara serta memperdalam dan memperluas peran dua negara dalam rantai pasok regional dan global.

Sektor yang dikerjasamakan dalam chapter ini yaitu industri, pertanian, kehutanan, perikanan, aturan dan prosedur perdagangan; pergerakan orang perorangan; dan sektor lainnya (UMKM, health care, jasa konstruksi dll).

Dalam rangka pengaturan teknis atas kerja sama di bawah chapter IKCEPA ini maka kedua negara sepakat menuangkan pengaturan detail teknis kerja sama dalam dokumen Impementing Arrangement (IA) yang sudah ditandatangani pada 21 Desember 2020.

b. Kesepakatan Joint Committee Meeting ke-17 GR IJEPA

Perjanjian IJEPA ditandatangani pada Juli 2007 dan mulai efektif berlaku (entry into force) pada 1 Juli 2008. Setelah implementasi lebih dari lima tahun, kedua pihak sepakat untuk dilakukan General Review Indonesia- Japan Economic Partnership Agreement (GR IJEPA). GR-IJEPA telah dilaksanakan sebanyak 16 putaran sejak tahun 2017 dengan melibatkan 8 Working Group.

Tujuan dari GR IJEPA secara umum adalah untuk perluasan akses pasar perdagangan barang termasuk melalui penghapusan dan pengurangan tarif

(11)

10

yang mencakup barang industri, perikanan, kehutanan dan pertanian serta fleksibilitas prosedur dan peraturan terkait perikanan dan produk pertanian.

c. Kesepakatan Kerja Sama RI-Khazakstan

Kerja sama RI-Kazakhstan merupakan implementasi MoU antara Menteri Luar Negeri Indonesia dan Menteri Perencanaan dan Anggaran Republik Kazakhstan pada 2012.

The First Indonesia-Kazakhstan Joint Commission on Economic Cooperation (JCEC) telah diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 21 Agustus 2013 yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI dan Menteri Perencanaan dan Anggaran Republik Kazakhstan.

Pada 15 Desember 2020 telah diselenggarakan Technical Economic Consultation RI-Kazakhstan. Pertemuan diselenggarakan untuk membahas usulan agenda pertemuan JCEC RI-Kazakhstan ke-2.

Pada 29 November 2021, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional telah bertemu dengan Duta Besar Kazakhstan. Pada pertemuan ini membahas perkembangan kerja sama ekonomi Indonesia- Kazakhstan. Dalam pertemuan tersebut pihak Kazakhstan mengusulkan untuk dilaksanakannya Sidang Komite Bersama Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Kazakhstan pada level teknis.

d. Kesepakatan kerja sama RI-Pakistan (IP-TIGA) dan RI-Bangladesh (IB- PTA)

Sejak Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agreement (IP-PTA) diimplementasikan pada tahun 2013, hingga 2020 nilai perdagangan kedua negara meningkat secara signifikan yaitu tumbuh sebesar 62 persen dimana nilai ekspor Indonesia ke Pakistan meningkat sebesar 68 persen. Setelah berjalan selama lima tahun, kedua negara sepakat untuk memperluas perjanjian dagang dari IP-PTA menjadi Indonesia-Pakistan Trade in Goods Agreement (IP-TIGA). Dalam IP- PTA hanya mencakup 279 pos tarif Indonesia dan 320 pos tarif Pakistan, sedangkan IP-TIGA akan mencakup penghapusan/pengurangan terhadap keseluruhan pos tarif kedua negara yang diperdagangkan.

Kerja sama IB-PTA dibentuk pada bulan Januari 2018 dengan ditandatanganinya Joint Ministerial Statement on the Launching of the Negotiations for Indonesia-Bangladesh oleh Menteri Perdagangan kedua negara dan ditindaklanjuti dengan Preliminary Meeting on the Launching of Indonesia-Bangladesh PTA. Cakupan PTA ini hanya meliputi perdagangan barang (Trade in Goods). Dalam perundingan ini, Indonesia dan Bangladesh masing-masing akan menurunkan tarif bea masuk sekitar 300 produk.

Melalui kerja sama ini, eksportir Indonesia dapat memanfaatkan dan meningkatkan akses pasar non-tradisional Asia, khususnya bagi produk unggulan/potensi Indonesia ke Bangladesh.

(12)

11 Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan II Tahun 2022, Jumlah Kerja Sama Ekonomi Asia yang disepakati oleh K/L di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian yang telah terealisasi sebesar 0 atau mencapai 0% dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-1.2.

1.2. Jumlah Kerja Sama Ekonomi Asia yang disepakati oleh K/L di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian

Jumlah 4 0 0%

Deskripsi narasi:

Pada Triwulan II 2022 Kerja Sama Ekonomi Asia yang disepakati oleh K/L di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian belum terlaksana karena direncanakan akan mulai tercapai pada Triwulan III.

Hingga triwulan II kerjasama IP-TIGA maupun IB-PTA belum dapat terlaksana karena kedua negara tengah melakukan pembenahan dalam negeri terhadap ancaman resesi dunia. Hingga akhir bulan Juni 2022, Bangladesh dapat memenuhi dan membuka 309 pos tarif request Indonesia. Namun sebaliknya, Indonesia baru dapat memberikan/membuka 86 pos tarif dari 301 request Bangladesh. Lebih dari 70 persen, request yang diminta oleh Bangladesh berkaitan dengan industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dalam negeri. Hal ini menjadi perhatian tersendiri bagi Indonesia, dimana industri TPT merupakan industri potensial dan menjadi salah satu industri andalan yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional. Hingga saat ini, Kementerian teknis terkait masih dalam tahap pengkajian.

Selain itu untuk mencapai Kesepakatan Kerja Sama Committee on Economic Cooperation IK-CEPA diperlukan ratifikasi dokumen perjanjian IKCEPA oleh kedua negara. Ratifikasi IKCEPA oleh Pemerintah Korea Selatan telah selesai pada bulan Juni 2021 yang lalu. Sedangkan disisi Pemerintah Indonesia, proses ratifikasi IKCEPA oleh DPR RI, pada tanggal 5 Juli 2022 baru disepakati oleh sidang DPR RI tingkat I dan secara aklamasi setuju untuk dibahas dan disahkan pada sidang DPR RI tingkat II mendatang (dijadwalkan setelah reses DPR RI, diperkirakan pertengahan Agustus 2022). Hal ini mengakibatkan Kesepakatan Kerja Sama Committee on Economic Cooperation IKCEPA juga terhambat.

Upaya yang telah dilakukan pada triwulan II untuk menunjang pencapaian kinerja yaitu menyelenggarakan rapat lanjutan pembahasan stocktaking potensi kerja sama Indonesia-Kazakhstan pada tanggal 21 Juni 2022. Untuk mendorong realisasi di triwulan berikutnya akan dilakukan persiapan kegiatan, identifikasi permasalahan, dan koordinasi pelaksanaan kerja sama ekonomi Asia yang disepakati oleh K/L di bawah koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian.

(13)

12

Berdasarkan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

A. Pelaksanaan Rencana Kinerja (RENJA) dan Capaian Kegiatan TW II No Output

Kegiatan

Pagu Anggaran

Realisasi Anggaran

Realisasi Output Tw II

% Capaian Output 1 Rekomendasi

Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Asia

677.138.000 488.5352.093 (72.12%)

0 0%

2 Rekomendasi Persiapan Forum Bilateral Asia

200.560.000 197.031.685 (98,24%)

4 Rekomendasi

Kebijakan

50%

3 Rekomendasi Percepatan Penyelesaian dan

Implementasi Perundingan Perdagangan

484.260.000 200.171.728 (41,34%)

0 0%

B. Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Keterangan dalam Pelaksanaan Jumlah Kerja Sama Ekonomi Asia yang Disepakati oleh K/L di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian

No

Rencana Aksi TW II Status

Keterangan ( dapat berisikan Kendala & Rekomendasi

Perbaikan)

1

Rapat koordinasi penyusunan kesepakatan kerja sama ekonomi dalam kerangka IKCEPA tahun 2022

Tertunda dan Digeser

Rapat koordinasi penyusunan kesepakatan kerja sama ekonomi dalam kerangka IKCEPA tertunda karena menunggu selesainya proses ratifikasi IKCEPA. Rapat koordinasi direncanakan dilaksanakan pada TW III.

2

Keikutsertaan dalam perundingan Joint Negotiating

Committee (JNC) IP- TIGA dan/atau IB- PTA

Tertunda dan digeser

Belum dapat terlaksana karena kedua negara tengah melakukan pembenahan dalam negeri terhadap ancaman resesi dunia.

Perundingan Joint Negotiating Committee (JNC) IP-TIGA dan/atau IB-PTA direncanakan akan dilaksanakan TW III.

(14)

13 3

Rapat koordinasi penyusunan kesepakatan kerja sama ekonomi RI - Kazakhstan

Terlaksana

Rapat koordinasi penyusunan kesepakatan kerja sama ekonomi RI - Kazakhstan telah dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 2022.

1.3. Jumlah ratifikasi kesepakatan/perjanjia n kerja sama ekonomi Asia yang

terselesaikan di bawah pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian

Latar Belakang

Ratifikasi kerja sama ekonomi Asia adalah salah satu bentuk pengesahan atas perbuatan hukum untuk mengikatkan diri pada suatu perjanjian internasional/proses adopsi perjanjian internasional ke dalam konstitusi hukum nasional (melalui persetujuan dari badan eksekutif dan legislative) sehingga negara terkait dapat memanfaatkan perjanjian internasional tersebut pada negaranya masing-masing.

Hal ini meliputi kesepakatan/perjanjian kerja sama ekonomi internasional yang telah disahkan. Adapun target yang ditetapkan sebagai berikut:

a. Penyelesaian Proses Ratifikasi IKCEPA

Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK- CEPA) ditandatangani oleh Menteri Perdagangan, Republik Indonesia dan Menteri Perdagangan, Korea Selatan pada tanggal 18 Desember 2020. Hasil penandatanganan IKCEPA mencakup perdagangan barang yang meliputi elemen penurunan/penghapusan tarif, ketentuan asal barang, prosedur kepabeanan, fasilitasi perdagangan, dan trade remedies, perdagangan jasa, investasi, kerja sama ekonomi, serta pengaturan kelembagaan.

Parlemen Korea telah menyetujui dan meratifikasi perjanjian IKCEPA pada 29 Juni 2021. Pihak Indonesia telah menyampaikan dokumen perjanjian IKCEPA dan pendukungnya kepada DPR RI dengan melalui surat Presiden ditujukan kepada DPR tanggal 12 April 2021 dan diterima oleh DPR pada tanggal 13 April 2021. Proses ratifikasi IKCEPA oleh DPR RI, pada tanggal 5 Juli 2022 telah disepakati oleh sidang DPR RI tingkat I dan secara aklamasi setuju untuk dibahas dan disahkan pada sidang DPR RI tingkat II mendatang (dijadwalkan setelah reses DPR RI, diperkirakan pertengahan Agustus 2022).

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan II Tahun 2022, Jumlah ratifikasi kesepakatan/perjanjian kerja sama ekonomi Asia yang terselesaikan di bawah pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian yang telah terealisasi sebesar 0 atau mencapai 0% dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:

(15)

14

Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-1.3.

1.3. Jumlah ratifikasi kesepakatan/perjanjian kerja sama ekonomi Asia yang terselesaikan di bawah pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian

Jumlah 1 0 0%

Deskripsi narasi:

Pada Triwulan II 2022 ratifikasi kesepakatan/perjanjian kerja sama ekonomi Asia yang terselesaikan di bawah pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian belum terlaksana.

Adapun kendala yang dihadapi dalam upaya mewujudkan IKU ini adalah proses ratifikasi yang cukup panjang dan lama sehingga memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai IKU ini.

Upaya yang telah dilakukan pada triwulan II untuk menunjang pencapaian kinerja yaitu pada tanggal 13 April 2022, Menko Perekonomian telah mengirimkan paraf persetujuan pada naskah RUU IKCEPA kepada Menteri Sekretaris Negara.

Berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan II dan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

A. Pelaksanaan Rencana Kinerja (RENJA) dan Capaian Kegiatan TW II No Output

Kegiatan

Pagu Anggaran

Realisasi Anggaran

Realisasi Output Tw II

% Capaian Output 1 Rekomendasi

Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Asia

677.138.000 488.5352.09 3 (72.12%)

0 0%

2 Rekomendasi Persiapan Forum Bilateral Asia

200.560.000 197.031.685 (98,24%)

4 Rekomendasi

Kebijakan

50%

3 Rekomendasi Percepatan Penyelesaian dan

Implementasi Perundingan Perdagangan

484.260.000 200.171.728 (41,34%)

0 0%

(16)

15

B. Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Keterangan dalam Pelaksanaan

Jumlah ratifikasi kesepakatan/perjanjian kerja sama ekonomi Asia yang terselesaikan di bawah pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian

No Rencana Aksi TW

II Status

Keterangan ( dapat berisikan Kendala & Rekomendasi

Perbaikan)

1 Pengesahan UU Ratifikasi IKCEPA

Tertunda dan Digeser

Pada TW II proses ratifikasi IKCEPA masih dalam tahap pembubuhan paraf pada tiap lembar oleh menteri

pemrakarsa dan menteri terkait. Pengesahan ratifikasi IKCEPA direncanakan terlaksana pada TW III.

2 Sasaran Kegiatan 2: Terwujudnya Layanan Program dan Tata Kelola yang Berkualitas

Pencapaian Sasaran Kegiatan 2: Terwujudnya Layanan Program dan Tata Kelola yang Berkualitas yang ditunjukkan oleh pencapaian indikator yaitu: Indeks Kepuasan Layanan Kegiatan Deputi serta Administrasi Program dan Tata Kelola.

Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

2.1 Indeks Kepuasan Layanan Kegiatan Deputi serta

Administrasi Program dan Tata Kelola.

Latar Belakang

Terwujudnya Layanan Program dan Tata Kelola yang Berkualitas dapat diukur melalui Indeks kepuasan layanan Program dan Tata Kelola. Indeks tersebut mengukur indikator tingkat kepuasan dengan melakukan survey layanan program dan tata kelola ke internal Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional yang dilaksanakan di akhir tahun dengan empat kategori penilaian, yaitu (1) Sangat Tidak Puas, (2) Tidak Puas, (3) Puas, dan (4) Sangat Puas.

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Juni Tahun 2022, Indeks Kepuasan Layanan Kegiatan Deputi serta Administrasi Program dan Tata Kelola terealisasi sebesar N/A dari target Tahun 2022 sebesar 3 dari 4 dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator kinerja utama Satuan Target Realisasi %Kinerja 2.1 Indeks Kepuasan

Layanan Kegiatan Deputi serta Administrasi Program

dan Tata Kelola.

Indeks Baik (3 dari 4)

N/A N/A

(17)

16

Dalam rangka mencapai target indeks kepuasan pada layanan kegiatan Deputi dan administrasi program dan tata kelola, beberapa upaya telah dilakukan pada triwulan II antara lain dengan melakukan pelaporan e-monev, monitoring rutin anggaran, pengelolaan tata usaha dan persuratan di Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, dan pengelolaan arsip internal di Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Asia.

Adapun kendala yang dihadapi dalam upaya mewujudkan IKU ini adalah adanya perubahan sistem pelaporan e-monev 2022 sehingga perlu dilakukan sosialisasi pengisian ke setiap penanggung jawab pelaporan pada masing-masing keasdepan dan kendala komunikasi dalam pendisposisian melalui e-office karena belum seluruh pegawai terbiasa melakukan pengecekan e-office secara rutin.

Adanya pandemi Covid-19 juga membatasi kegiatan dalam membenahi arsip fisik yang hanya bisa dilakukan di kantor saat WFO. Serta waktu penilaian yang sangat sempit untuk melaksanakan rekomendasi perbaikan dari tim penilai menjadi tantangan tersendiri. Namun kami berhasil melaksanakan segala rekomendasi dan memenuhi permintaan dari tim penilai arsip.

Untuk mendorong realisasi pada triwulan berikutnya maka akan terus dilakukan kegiatan rutin program dan tata Kelola yang mendukung manajerial internal Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional.

Dengan demikian, berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan II dan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

A. Pelaksanaan Rencana Kinerja (RENJA) dan Capaian Kegiatan TW II Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Asia

No Output Kegiatan

Pagu Anggaran

Realisasi Anggaran

Realisasi Output

TW II

% Capaian

Output

1 Layanan Program dan Tata Kelola di lingkungan Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional

450,939,000 173,603,600 (38,50%)

Layanan Program dan Tata Kelola Deputi 7

50%

(18)

17

B. Pelaksanaan Rencana Aksi (RENAKSI) dan Capaian Kegiatan TW II Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Asia

No Rencana Aksi TW II

Status Keterangan (Kendala &

Rekomendasi Perbaikan)

1 Layanan Dukungan Administrasi Program dan Anggaran

Terlaksana Telah dilakukan pengelolaan dan pelaporan anggaran di Deputi 7 secara berkala dalam bentuk rapat evaluasi anggaran, pendokumentasian dan pelaporan SPP rutin, dan pelaporan emonev pada triwulan II. Kendala yang dihadapi ialah perubahan system pelaporan emonev 2022 sehingga perlu dilakukan sosialisasi pengisian ke setiap penanggung jawab pelaporan pada masing-masing keasdepan 2 Layanan

Dukungan Administrasi Tata Kelola

Terlaksana 1. Telah dilakukan pengelolaan tata usaha dan persuratan di Deputi 7 dengan baik, meskipun terdapat kendala komunikasi

terutama disposisi

menggunakan aplikasi e-office.

2. Telah mengikuti Bimbingan Teknis Arsip Aktif sebagai upaya peningkatan kapasitas layanan pengelolaan arsip pada tanggal 21 Maret 2022, dan penugasan tim pendamping pelaksanaan pengelolaan arsip aktif dalam rangka optimalisasi pengelolaan arsip sebagai tindak lanjut kegiatan pengawasan kearsipan Kemenko Perekonomian.

3. Telah dilakukan persiapan audit kearsipan internal tahun 2022 pada tanggal 15 Juni 2022 sebagai bagian dari upaya pengelolaan kearsipan di Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Asia. Akan tetapi, waktu penilaian yang sangat sempit untuk melaksanakan rekomendasi perbaikan dari tim penilai menjadi tantangan tersendiri. Namun kami berhasil melaksanakan segala rekomendasi dan memenuhi permintaan dari tim penilai arsip.

(19)

18

3

Sasaran Kegiatan 3: Terwujudnya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia yang Efektif

3.1. Indeks Kualitas Koordinasi,

Sinkronisasi, dan Pengendalian Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia

Latar Belakang

Indeks kualitas koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan merupakan alat untuk mengukur tingkat keberhasilan atau pencapaian proses koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan bidang Kerja Sama Ekonomi Asia.

Proses Koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian dikatakan efektif dan berkualitas apabila hasil rekomendasi kebijakan yang dikeluarkan ditindaklanjuti oleh K/L terkait dan K/L terkait puas dengan layanan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian yang diberikan.

Indeks kualitas koordinasi, sinkronisasi, dan kebijakan di bidang Kerja Sama Ekonomi Asia dikategorikan ke dalam 4 (empat) kategori:

Sangat Baik, rentang nilai 85 – 100 (4) Baik, rentang nilai 75 – 84 (3)

Buruk, rentang nilai 65 – 74 (2) Sangat Buruk, rentang nilai <65 (1)

Adapun nilai dari indeks kualitas koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan bidang Kerja Sama Ekonomi Asia diperoleh melalui penilaian dari 2 (dua) sub indikator:

Sub indikator pertama, merupakan Persentase Kebijakan Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia yang ditindaklanjuti. Persentase Kebijakan Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia yang ditindaklanjuti adalah perbandingan jumlah kebijakan yang dihasilkan oleh unit kerja sebagai hasil dari proses koordinasi dan sinkronisasi perumusan dan penetapan kebijakan, pengelolaan dan penanganan isu, dan penyelesaian permasalahan antar Kementerian, pelaksanaan pengendalian kebijakan, pengawalan program prioritas, dan yang selanjutnya ditindaklanjuti oleh K/L terkait kebijakan tersebut.

Adapun Instrumen kebijakan yang ditindaklanjuti oleh K/L antara lain:

1. Peraturan perundang-undangan yang diprakarsai oleh kantor Kemenko Perekonomian (PP, Perpres, Permenko, dll)

2. Regulasi yang dihasilkan oleh Presiden dan K/L lain sebagai dampak/tindaklanjut dari hasil proses dan koordinasi yang dikeluarkan kantor Kemenko Ekon

3. Surat dari K/L terkait

4. Kesepakatan kerjasama ekonomi internasional

5. Notula Rapat yang diselenggarakan oleh Presiden melalui Ratas atau K/L terkait sebagai tindak lanjut dari hasil pengendalian

Adapun Instrumen kebijakan yang dihasilkan oleh Menko Perekonomian antara lain:

1. Rumusan kebijakan yang telah diparaf pimpinan (Nota Dinas, Surat Keluar);

2. Siaran pers yang dikeluarkan oleh kantor Kemenko Perekonomian; dan/atau

(20)

19

3. Draft Kesepakatan kerja sama ekonomi hasil pertemuan internasional yang dipimpin/inisiasi oleh Kemenko Perekonomian

4. Risalah/notulensi/Berita Acara Kegiatan rapat koordinasi level Menteri/Deputi/Asisten Deputi

Sub indikator pertama memiliki nilai maksimal 80 dengan perhitungan jumlah rekomendasi kebijakan hasil koordinasi dan sinkronisasi yang ditindaklanjuti dibagi dengan jumlah rekomendasi kebijakan hasil koordinasi dan sinkronisasi yang dihasilkan dikali dengan 80.

Sub indikator kedua, merupakan indeks kepuasan layanan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan. Pada sub indikator kedua ini, variabel indeks kepuasan layanan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan merupakan hasil pengukuran tingkat kepuasan pelayanan Asdep Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia dengan melakukan survey pelayanan ke Kementerian/Lembaga/Stakeholder terkait. Nilai indeks diperoleh dari nilai rata- rata hasil kuesioner yang telah diisi oleh koresponden, dengan empat kategori penilaian, yaitu:(1) Sangat Tidak Puas, (2) Tidak Puas, (3) Puas, dan (4) Sangat Puas.

Untuk sub indikator kedua. Indeks kepuasan layanan koordinasi dapat dibuktikan dengan penghargaan atau apresiasi dari pihak luar yang kredibel. Apabila unit kerja telah mendapatkan penghargaan atau apresiasi tersebut, maka unit kerja tidak perlu melakukan survey kepuasan layanan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian; dan langsung memperoleh nilai bobot pengukuran secara penuh yaitu 20 point.

Hasil Pengukuran Kinerja

A. Hasil Perbandingan antara Target dan Realisasi

Pada Triwulan II Tahun 2022, Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia diharapkan mampu mengukur tingkat efektivitas dari proses koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan terkait dengan Kerja Sama Ekonomi Asia sehingga mendorong terciptanya kebijakan yang berkualitas yang telah terealisasi sebesar 3 atau persentase kinerja mencapai 75% dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-3.1

3.1. Indeks Kualitas

Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia

Indeks 3 dari 4 3 Instrumen Kebijakan

75%

Deskripsi Narasi:

Pada Triwulan II 2022 Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia yang sudah terlaksana yaitu:

(21)

20

1) Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kerja Sama Indonesia-Jepang pada CEVEST BBPLK Bekasi

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kerja Sama Indonesia-Jepang pada CEVEST BBPLK Bekasi dilaksanakan pada tanggal 1 April 2022. Kegiatan ini dilaksanakan untuk melihat secara langsung perkembangan kerja sama Indonesia-Jepang di sektor pengembangan SDM, menampung masukan potensi kerja sama baru yang bisa diusulkan ke pihak Jepang dalam pertemuan pertama PPDT 1.5, serta mengevaluasi jalannya kerja sama pengembangan SDM di CEVEST Bekasi terkait tantangan dan hambatan yang dialami untuk perbaikan ke depannya.

Hasil monitoring dan evaluasi adalah sebagai berikut:

● Dalam pertemuan Menko Perekonomian dengan METI Jepang dibahas usulan kerja sama Public Private Dialogue Track 1.5 (PPDT 1.5) antara Indonesia dan Jepang.

● Salah satu skema kerja sama yang potensial untuk dilaksanakan adalah kegiatan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM).

● Rencananya pada 25 April 2022 akan dilaksanakan pertemuan pertama PPDT 1.5 di Jakarta.

● BBPLK CEVEST didirikan pada tahun 1985 dengan bantuan dari Pemerintah Jepang sebagai bentuk kerja sama dalam rangka pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di kawasan ASEAN.

● CEVEST diresmikan oleh Perdana Menteri Jepang, Zenko Suzuki dan Sudomo selaku Menteri Tenaga Kerja dan Hartanto sebagai Menteri Perindustrian.

● CEVEST mengungkapkan bahwa kerja sama dengan Jepang baik sektor Pemerintah maupun swasta telah terbangun dengan baik meskipun mengalami penurunan semenjak pandemi.

2) Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Patuha Jawa Barat.

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kerja Sama Indonesia-Jepang pada CEVEST BBPLK Bekasi dilaksanakan pada tanggal 23 s.d 25 Juni 2022.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk melihat secara langsung perkembangan kerja sama Indonesia-Jepang di sektor pembangkit listrik terbarukan dan ramah lingkungan, menampung masukan potensi kerja sama baru di bidang ini yang bisa diusulkan ke pihak Jepang dalam Pertemuan PPDT 1.5 dan show casing transformasi enerdi di G20, serta mengevaluasi jalannya kerja sama pengembangan PLTP Patuha-1 terkait tantangan dan hambatan yang dialami untuk perbaikan ke depannya terutama dalam pengembangan PLTP Patuha- 2.

Hasil monitoring dan evaluasi adalah sebagai berikut:

- Pemerintah perlu mendorong pemanfaatan sumber energi alami terbarukan panas bumi untuk memaksimalkan lokasi strategis Indonesia serta mencapai target zero emission di 2060.

- Mengingat pengembangan energi ini memiliki risiko bisnis yang tinggi terutama pada tahap eksplorasi dan eksploitasi maka dukungan fasilitas fiskal pemerintah diperlukan untuk mendorong tumbuhnya sektor ini.

(22)

21

- Kemenko Perekonomian dapat melakukan pembahasan dengan pemerintah dan sektor swasta negara mitra untuk bekerja sama dalam peningkatan SDM dan alih teknologi pembangunan dan operasi energi panas bumi utamanya dengan negara Jepang sebagai salah satu pemimpin dalam teknologi panas bumi dunia.

Dengan demikian, pencapaian kinerja triwulan II tahun 2022 terealisasi dengan baik. Adapun kendala dalam pencapaian kinerja triwulan II adalah adanya perubahan rencana monev kerja sama Asia Tenggara (Singapura) menjadi monev kerja sama Indonesia-Jepang. Hal ini dikarenakan hasil monev diperlukan untuk persiapan pertemuan PPDT Indonesia-Jepang.

Berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan II dan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

B. Pelaksanaan Rencana Aksi (Renaksi) dan Capaian Kegiatan TW II

Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia yang ditindaklanjuti

No

Rencana Aksi TW II Status

Keterangan (dapat berisikan Kendala &

Rekomendasi Perbaikan)

1

FGD peluang kerja sama Indonesia ke pasar tradisional

Tertunda dan Digeser

FGD peluang kerja sama Indonesia ke pasar

tradisional tertunda karena saat ini fokus negara- negara di pasar non tradisional adalah melakukan pembenahan dalam negeri terhadap ancaman resesi dunia.

FGD peluang kerja sama Indonesia ke pasar tradisional digeser ke TW IV.

2

Monitoring dan evaluasi hasil kerja sama dalam forum / kesepakatan Indonesia dengan ekonomi Asia Tenggara (Singapura)

Terlaksana dengan Perubahan

Monitoring dan evaluasi hasil kerja sama dalam forum/ kesepakatan Indonesia dengan ekonomi Asia Tenggara (Singapura) terlaksana dengan mengubah isu yaitu kerja sama Indonesia-Jepang yang telah dilaksanakan pada tanggal 1 April 2022.

(23)

22 3

Monitoring dan evaluasi hasil kerja sama dalam forum / kesepakatan Indonesia dengan ekonomi Asia Timur

Terlaksana

Monitoring dan evaluasi hasil kerja sama dalam forum / kesepakatan Indonesia dengan ekonomi Asia Timur (Indonesia-Jepang) telah dilaksanakan pada tanggal 23 sd 25 Juni 2022.

3.2. Indeks Kualitas Koordinasi,

Sinkronisasi, dan Pengendalian Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia

Latar Belakang

Kebijakan yang berkualitas dihasilkan dari proses analisis yang dalam dan komprehensif. Untuk itu, dalam rangka perumusan kebijakan bidang kerja sama ekonomi Asia diperlukan analisa kebijakan berupa karya tulis kedinasan (naskah akademik RUU, RPerpres, RPermen, Memo Kebijakan, Model Kebijakan, Ringkasan Kebijakan dan Advokasi Kebijakan) dan karya tulis ilmiah (policy brief, policy paper, Ringkasan Kebijakan, artikel kebijakan dan makalah).

IKU Persentase Penyelesaian Analisa Kebijakan Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia merupakan indikator untuk mengukur tingkat penyelesaian atas analisa kebijakan yang ditargetkan. Pada tahun 2022, Keasdepan Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia menargetkan menyusun 8 (delapan) analisa kebijakan.

Dengan terpenuhinya Indikator kinerja ini, diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan kualitas koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian di lingkungan Asisten Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia namun juga diharapkan mampu berkontribusi pada peningkatan Kompetensi ASN yang merupakan “ultimate indicator” pada sasaran strategis di level Kementerian.

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan II Tahun 2022, Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia yang ditindaklanjuti yang telah terealisasi sebanyak 4 Analisa kebijakan atau sebesar 50% atau mencapai 66,7%

dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-3.2

3.2. Indeks Kualitas Koordinasi,

Sinkronisasi, dan Pengendalian Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia

Persentase 75%

4 dari 8 Analisa Kebijakan

(50%)

66,7%

(24)

23 Deskripsi narasi TW II:

Pada Triwulan II 2022 Analisis Kebijakan Bidang Ekonomi Asia yang sudah terlaksana yaitu:

1) Telaahan staf tentang Industri TPT Nasional Menghadapi Persaingan Global dengan Mesin Tua: Tantangan Bagi Indonesia

2) Bahan Presentasi Pembahasan Draft Zero Scorecard Plan of Action RI- ROK Pilar Kerja Sama Ekonomi

Adapun kendala yang dihadapi antara lain:

1) Keterbatasan akses pegawai untuk mendapatkan data ter-update yang dapat mendukung analisis dalam Telaahan staf.

2) Diperlukan data yang komprehensif agar Telaahan staf memberikan analisis dan rekomendasi yang tajam.

Berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan II dan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

A. Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Keterangan dalam Pelaksanaan Rencana Aksi

Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Ekonomi Asia No

Rencana Aksi TW II Status

Keterangan (dapat berisikan Kendala &

Rekomendasi Perbaikan)

1

Telaah staf tentang Industri TPT Nasional Menghadapi Persaingan Global dengan Mesin Tua: Tantangan Bagi Indonesia

Terlaksana

Kendala yang terjadi selama pembuatan telaah staf adalah kesulitan dan keterbatasan akses dalam memperoleh informasi serta data-data terkait industri TPT

2

Bahan Presentasi Pembahasan Draft Zero Scorecard Plan of Action RI-ROK Pilar Kerja Sama Ekonomi

Terlaksana

Telah disusun bahan presentasi Pembahasan Draft Zero Scorecard Plan of Action RI-ROK Pilar Kerja Sama Ekonomi

4 Sasaran Kegiatan 4: Terwujudnya Layanan Kegiatan Deputi serta Administrasi Program dan Tata Kelola yang Optimal

Pencapaian Sasaran Kegiatan 4: Terwujudnya Layanan Kegiatan Deputi serta Administrasi Program dan Tata Kelola yang Optimal ditunjukkan oleh pencapaian empat indikator kinerja yaitu:

1. Persentase ASN Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia yang memenuhi Jam Pelatihan (JP) ASN 2. Nilai SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional

3. Persentase Pemenuhan Nilai Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB)

(25)

24

4. Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia.

Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

4.1 Persentase ASN Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia yang memenuhi Jam Pelatihan (JP) ASN

Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Pasal 203 Ayat (4); Pengembangan kompetensi bagi setiap PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan paling sedikit 20 (dua puluh) jam pelajaran dalam 1 (satu tahun.

Persentase ASN Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia yang memenuhi Jam Pelatihan (JP) ASN melalui keikutsertaan dalam seminar /konferensi /sarasehan /sosialisasi, workshop/lokakarya dan benchmarking merupakan alat untuk mengukur pemenuhan pengembangan kompetensi pegawai dalam memenuhi jam pelajaran sebanyak 20 jam pelatihan yang mengacu pada PP No. 17 Tahun 2020.

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Juni Tahun 2022, Persentase ASN Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia yang memenuhi Jam Pelatihan (JP) ASN telah terealisasi sebesar 41,18%

pegawai yang telah memenuhi JP pada triwulan II. Jika dibandingkan Persentase Realisasi dengan Target Kinerja 70%, maka Capaian Kinerja pada IKU ini adalah 28,82% dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama

Satuan Target Realisasi %Kinerja

IKU 4.1.

Persentase ASN Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia yang memenuhi Jam Pelatihan (JP) ASN

Persentase 70 % 41,18% 28,82%

Sebagai upaya pemenuhan target Persentase ASN Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Asia yang memenuhi Jam Pelatihan (JP) ASN, maka upaya yang telah dilakukan pada triwulan pertama ialah dengan mengikutsertakan ASN pada kegiatan FGD Pemetaan Potensi Kerja Sama Pengembangan Industri Baja di Indonesia, pada tanggal 14 Maret 2022.

Selain mengikutsertakan ASN pada kegiatan FGD, dilakukan juga himbauan agar ASN di Keasdepan Asia dan Progtakel berinisiasi mengikuti berbagai workshop, seminar, webinar, maupun pelatihan di luar kantor secara mandiri, dan secara

(26)

25

rutin melakukan pencatatan pelatihan yang telah dilakukan pada matriks monitoring JP ASN. Sehingga dapat diketahui ASN yang telah memenuhi JP dan yang belum melakukan JP.

Selama triwulan kedua, himbauan dalam mendokumentasikan dan melakukan pembaruan jumlah JP secara rutin terus dilakukan sebagai upaya perbaikan dari kendala triwulan pertama. Dimana, selama triwulan pertama kegiatan pendokumentasian jumlah JP belum dilakukan secara rutin dan berkala oleh ASN di Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Asia. Berdasarkan hal ini, maka dapat disimpulkan bahwa selama triwulan kedua, belum ditemukan adanya kendala dalam upaya realisasi kinerja.

Untuk mendorong realisasi pada triwulan berikutnya maka akan terus dilakukan upaya pengikutsertaan dan mendorong ASN untuk mengikuti kegiatan FGD, workshop, seminar, webinar, maupun short course terkait kerja sama ekonomi Asia maupun keilmuan lainnya.

Dengan demikian, berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan kedua dan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

A. Pelaksanaan Rencana Kinerja (RENJA) dan Capaian Kegiatan TW II Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Asia

No Output Kegiatan

Pagu Anggaran

Realisasi Anggaran

Realisasi Output TW II

% Capaian Kinerja 1 Layanan

Dukungan Manajemen Internal

0 0 0 0

B. Pelaksanaan Rencana Aksi (RENAKSI) dan Capaian Kegiatan TW II Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Asia

No Rencana Aksi TW II

Status Keterangan (Kendala &

Rekomendasi Perbaikan) 1 Keikutsertaan ASN

pada FGD/

Sosialisasi/

Workshop/

Webinar/ Short course tentang kerja sama ekonomi Asia maupun Pendidikan Tinggi ilmu lainnya.

Terlaksana FGD: Pemetaan Potensi Kerja Sama Pengembangan Industri Baja di Indonesia, pada tanggal 14 Maret 2022 telah dilaksanakan dan diikuti oleh para pegawai/ASN di lingkungan kedeputian VII. Tidak ada

(27)

26

kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan.

4.2 Nilai SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional

Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SAKIP, adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dlam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.

Hasil dari pengukuran Evaluasi SAKIP merupakan nilai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintahan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.

Sesuai dengan Permenpan No.12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi SAKIP, penilaian evaluasi AKIP meliputi lima komponen dan bobot, yaitu: (1) perencanaan kinerja: 30%; (2) pengukuran kinerja: 25%; (3) pelaporan kinerja: 15%; (4) evaluasi internal: 10%; dan (5) capaian kinerja: 20%.

Klasifikasi Nilai evaluasi AKIP: (1) AA (Skor > 90-100); Sangat Memuaskan (2) A (Skor > 80-90); Memuaskan (3) BB (Skor > 70-80); Sangat Baik (4) B (Skor > 60- 70); Baik (5) CC (>50-60); Cukup (6) C (>30-50); Kurang (7) D (0-30); Sangat Kurang.

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Juni Tahun 2022, Nilai SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional yang telah terealisasi sebesar N/A dari target Tahun 2022 sebesar 83 persen dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama

Satuan Target Realisasi % Kinerja

IKU 4.2.

Nilai SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional

Nilai 83 N/A N/A

Sebagai upaya pemenuhan Nilai SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, maka upaya yang telah dilakukan pada triwulan II ialah dengan melaksanakan;

(28)

27

1. Dialog kinerja melalui rapat pimpinan mingguan antara deputi dengan para asdep guna membahas update/perkembangan program/evaluasi kinerja yang telah dilakukan setiap minggunya,

2. Penyusunan dan penetapan dokumen PK dan Renaksi Deputi VII Tahun 2022 sebagai acuan pelaksanaan kinerja 2022, dan

3. Dialog Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional dan Rapat Penyusunan Materi Kunjungan Kerja Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2022 dan Penyusunan Informasi Global Crisis Response Group pada 11-12 Mei 2022.

Tidak ada kendala yang ditemukan dalam upaya pemenuhan Nilai SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional selama periode triwulan II.

Untuk mendorong realisasi pada triwulan berikutnya maka dialog kinerja dan berbagai kegiatan kerja kedeputian akan dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja yang telah disusun.

Dengan demikian, berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan II dan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

A. Pelaksanaan Rencana Kinerja (RENJA) dan Capaian Kegiatan TW II Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Asia

No Output Kegiatan

Pagu Anggaran

Realisasi Anggaran

Realisasi Output TW II

% Capaian Kinerja 1 Layanan

Dukungan Manajemen Internal

0 0 0 0

B. Pelaksanaan Rencana Aksi (RENAKSI) dan Capaian Kegiatan TW II Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Asia

Nilai SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional No Rencana Aksi TW II Status Keterangan (Kendala &

Rekomendasi Perbaikan) 1 Penyusunan

dokumen perencanaan secara optimal

Terlaksana Dialog kinerja dilaksanakan melalui rapat pimpinan mingguan antara deputi dengan para asdep guna membahas update/perkembangan

program/evaluasi kinerja yang telah dilakukan setiap

(29)

28

minggunya. Tidak ada kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan.

Terlaksana Penyusunan dan penetapan dokumen PK dan Renaksi Deputi VII Tahun 2022. Kegiatan telah dilaksanakan tanpa ada kendala.

Terlaksana Pelaksanaan Dialog Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional dan Rapat Penyusunan Materi Kunjungan Kerja Menteri

Koordinator Bidang

Perekonomian Tahun 2022 dan Penyusunan Informasi Global Crisis Response Group pada 11- 12 Mei 2022.

4.3 Persentase Pemenuhan Nilai Penilaian Mandiri Pelaksanaan

Reformasi Birokrasi (PMPRB)

Latar Belakang

Nilai PMPRB adalah nilai yang diperoleh dari penilaian mandiri unit kerja melalui aplikasi pmprb.menpan.go.id atas upaya melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap system penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka mencapai good governance.

Penilaian mencakup hasil evaluasi capaian 8 (delapan) program area perubahan RB pada komponen Pengungkit baik Pemenuhan maupun Reform berdasarkan Lembar Kerja Evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi.

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Maret Tahun 2022, Persentase Pemenuhan Nilai Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) yang telah terealisasi sebesar N/A dari target Tahun 2022 sebesar 80% dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama

Satuan Target Realisasi % Capaian Kinerja

IKU 4.3.

Persentase Pemenuhan Nilai

Penilaian Mandiri

Nilai 80 N/A N/A

(30)

29 Pelaksanaan

Reformasi Birokrasi (PMPRB)

Dalam upaya pemenuhan Persentase Pemenuhan Nilai Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) di lingkungan Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, maka upaya yang telah dilakukan ialah:

1. Mengikuti kegiatan Rapat Persiapan Pembangunan WBK di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tahun 2022, pada tanggal 24 Maret 2022,

2. Pengelolaan tata usaha dan persuratan di Deputi 7 dengan baik, meskipun terdapat kendala komunikasi terutama disposisi menggunakan aplikasi e-office,

3. Pembaharuan informasi publik di berbagai website atau portal kedeputian, penyusunan dan pelaporan capaian kinerja dan pelaksanaan anggaran Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional telah dilaksanakan secara rutin setiap bulannya.

4. Pengisian LKE PMPRB 2021 yang dilaksanakan selama tanggal 31 Mei 2022 sampai dengan 15 Juni 2022.

Adapun kendala yang dihadapi dalam upaya mewujudkan IKU ini adalah belum optimalnya proses disposisi melalui aplikasi e-office dan belum dilakukan pembaharuan secara rutin pada website Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama selama triwulan II.

Untuk mendorong realisasi pada triwulan berikutnya maka berbagai kegiatan yang berkaitan dengan upaya pencapaian RB akan diikuti oleh unit kerja, juga penyusunan dan pelaporan capaian kinerja pegawai maupun kedeputian, dan pelaporan pelaksanaan anggaran akan tetap dilakukan secara rutin.

Dengan demikian, berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan II dan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

A. Pelaksanaan Rencana Kinerja (RENJA) dan Capaian Kegiatan TW II Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Asia

No Output Kegiatan Pagu Anggaran

Realisasi Anggaran

Realisasi Output TW II

% Capaian Output 1 Layanan Program

dan Tata Kelola di Lingkungan Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional

- - - -

Referensi

Dokumen terkait

• Pada 4 Maret 2022, telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Persiapan SPM di mana salah satu agendanya adalah pembahasan persiapan masing- masing Working Group (WG) serta

Dalam upaya pemenuhan Persentase Pemenuhan Nilai Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) di lingkungan Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama

Realisasi pertumbuhan industri pengolahan non migas diterbitkan setiap triwulan oleh Badan Pusat Statistik. Akan tetapi sampai dengan April belum diketahui

Penyampaian Laporan Pengolahan Data Survey Kepuasan Masyarakat Triwulan I (Januari s.d. Maret 2022) pada Bidang Pelayanan Perizinan dan Mal Pelayanan Publik Dinas

Kegiatan terkait koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian di sektor utilitas dan industri manufaktur pada Triwulan II 2022 yang telah dilaksanakan adalah berupa kegiatan

Beberapa upaya yang telah dilakukan pada triwulan II untuk mencapai target Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian Bidang Pangan dan Agribisnis dengan melakukan

Pada Triwulan II Tahun 2022, Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia diharapkan mampu mengukur tingkat efektivitas

Berkenaan dengan surat kami Nomor 2982/LL3/AK.04/2022 tanggal 4 Juli 2022 tentang Penyampaian Dokumen Kontrak Turunan Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat tahun 2022 Bersama