• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Capaian Kinerja Triwulan I Tahun 2022 Asisten Deputi Pengembangan Industri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Laporan Capaian Kinerja Triwulan I Tahun 2022 Asisten Deputi Pengembangan Industri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Capaian Kinerja Triwulan I Tahun 2022 Asisten Deputi Pengembangan Industri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

A. Capaian Kinerja Triwulan I Tahun 2022

Hasil pengukuran kinerja Asisten Deputi Pengembangan Industri sampai dengan Triwulan I Tahun 2022 dapat ditampilkan pada Tabel 1, sebagai berikut:

Tabel 1. Ringkasan Capaian Kinerja Asisten Deputi Pengembangan Industri Triwulan I Tahun 2022 No Indikator Kinerja Utama Satuan Target

Tahun 2022

Realisasi Triwulan I

Capaian (%)

I Sasaran Kegiatan 1. Terwujudnya Kebijakan di Bidang Pengembangan Industri Yang Berkualitas

Indikator

1.1 Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas

Persentase 2,58% NA* NA*

II Sasaran Kegiatan 2. Terwujudnya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Pengembangan Industri yang Efektif Indikator

2.1 Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian Kebijakan Bidang Pengembangan Industri Pengolahan Non Migas

Indeks 3 dari 4 (Baik)

NA** NA**

2.2 Persentase Analisis Kebijakan Bidang Pengembangan Industri Pengolahan Non Migas

Persentase 75% 12,5% 12,5%

III Sasaran Kegiatan 3. Terwujudnya Tata Kelola Asisten Deputi Pengembangan Industri yang Baik

Indikator

3.1 Persentase ASN Asisten Deputi Pengembangan Industri yang memenuhi Jam Pelajaran (JP) ASN

Persentase 63 NA NA

3.2 Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Pengembangan Industri

Nilai 90 16,31% 16,31%

*Data belum rilis dari Badan Pusat Statistik

**Belum dilaksanakan survey kepuasan layanan

Kinerja Asisten Deputi Pengembangan Industri sampai dengan Triwulan I Tahun 2022 sebagaimana tercantum dalam ringkasan Tabel 1 dapat diuraikan sebagai berikut:

(2)

1

Sasaran Kegiatan 1: Terwujudnya Kebijakan di Bidang Pengembangan Industri yang berkualitas

Pencapaian Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Kebijakan di Bidang Pengembangan Industri yang Berkualitas ditunjukkan oleh indikator kinerja yaitu pertumbuhan industri pengolahan non migas

Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1.1. Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas

Latar Belakang

Sektor industri pengolahan merupakan penggerak utama (prime mover) pertumbuhan ekonomi nasional. Transformasi ekonomi adalah suatu perubahan struktur ekonomi yang semula berbasis komoditas berubah menjadi berbasis industri manufaktur yang mampu memberikan value added dan multiplier effect yang luas.

Kebijakan pengembangan sektor industri pengolahan dapat mengubah suatu komoditi unggulan (CPO, mineral logam dan non-logam) setelah melalui proses lebih lanjut berupa pengolahan dan pemurnian berubah menjadi produk yang lebih tinggi nilai tambahnya. Pengembangan industri pengolahan tersebut dapat meningkatan investasi, ekspor, dan menciptakan lapangan kerja sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam rangka mendorong pencapaian indicator ini, maka disusunlah rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan nilai tambah, produktivitas dan efisiensi melalui penyelesaian masalah industri berupa input, proses produksi, regulasi yang menghambat, dan akses pasar. Penyusunan rekomendasi dilakukan melalui koordinasi intensif dengan melibatkan Kementerian/Lembaga lainnya. Hal ini perlu dilakukan sebagai upaya perbaikan, monitoring dan penyempurnaan kebijakan yang telah disusun.

Cakupan industri pengolahan non migas sangat luas, oleh karena itu indicator ini disederhanakan menjadi 3 fokus utama yaitu 1). Industri Berorientasi Ekspor yang meliputi Industri Kimia, Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Industri Otomotif, Industri Elektronik dan Industri Makanan dan Minuman, 2). Industri Substitusi Impor, 3).

Industri Hilirisasi Komoditi.

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Persentase Pertumbuhan Industri Pengolahan Non belum dapat diketahui realisasi dan persentase kinerjanya, dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja

IKU-1.1

1.1. Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas

Indeks 2,58% N/A N/A

Realisasi pertumbuhan industri pengolahan non migas diterbitkan setiap triwulan oleh Badan Pusat Statistik. Akan tetapi sampai dengan April belum diketahui realisasinya. Sepanjang periode triwulan I, Asisten Deputi Pengembangan Industri telah menghasilkan berbagai kebijakan sebagai hasil dari proses koordinasi dan sinkronisasi perumusan dan penetapan kebijakan, pengelolaan dan penanganan isu, dan penyelesaian permasalahan antar Kementerian, pelaksanaan pengendalian kebijakan, pengawalan program prioritas, dan yang selanjutnya

(3)

akan ditindaklanjuti oleh K/L maupun stakeholder terkait. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan pada Tahun 2022 antara lain:

1) Telah dilakukan rapat koordinasi terkait dengan Neraca Komoditas:

a) pembahasan mekanisme penerbitan PI dan PE untuk komoditas perikanan dan garam pasca penetapan Neraca Komoditas Tahap I b) Sosialisasi atau Penyiapan Neraca Komoditas (NK) Tahap II

c) Penyusunan NK Tahap II sector perindustrian, sector pertanian, sector perikanan, sector ESDM sector kesehatan dan sector lingkungan d) dashboard/mekanisme layanan SNANK

2) Telah dilakukan rapat koordinasi pembahasan pemberian intensif PPnBM DTP tahun 2022 untuk KBM R4

3) Telah dilakukan rapat koordinasi usulan pemberlakuan PI dengan pertimbangan komoditas elektronika dan telematika

4) Telah dilakukan koordinasi pembahasan RPerpres Peta Jalan Pengelolaan Produk Hasil Tembakau

5) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi industri elektronika dan industri otomotif 6) Telah dilaksanakan rapat koordinasi penyelesaian permasalahan

pelaksanaan layanan Pertek Impor Besi Baja

7) Telah dilaksanakan rapat koordinasi penyelesaian permasalahan PT. Lotte Indonesia

8) Telah dilaksanakan rapat koordinasi Percepatan Proses Pengalihan IUP OP Khusus Pengolahan dan/atau Pemurnian menjadi Perizinan Berusaha Sektor Perindustrian

9) Telah dilaksanakan pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Perwilayahan Industri

Dari kegiatan yang telah dilaksanakan, dihasilkan rekomendasi kebijakan sebagaimana berikut:

1) Berkaitan dengan Neraca Komoditas, dihasilkan:

a) Rekomendasi penyelesaian usulan perubahan NK untuk 5 komoditas tahap 1 (garam, gula, lembu, beras dan gula)

b) Daftar usulan komoditas pada NK Tahap II Sektor Perindustrian

Meliputi sector industri elektronika dan telematika, industri permesinan dan alat mesin pertanian, industri logam, industri kimia hulu dan hilir, industri keramik, industri TPT, industri makanan dan minuman, industri hasil hutan dan perkebunan, dan industri aneka.

c) Rekomendasi penyusunan NK Tahap II sector perindustrian, sector pertanian, sector perikanan, sector ESDM sector kesehatan dan sector lingkungan

2) Penyelesaian pemberian intensif PPnBM DTP Tahun 2022 untuk KBM R4 melalui penerbitan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Tahun 2022 tentang PPnBM DTP untuk kendaraan bermotor.

3) Draft Rancangan Peraturan Presiden tentang Roadmap Pengelolaan Tembakau

4) Penyelesaian permasalahan impor produk elektronika dan telematika

5) Laporan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Industri Otomotif dan Elektronik

6) Rekomendasi Penyelesaian Permasalahan Rekomendasi Pelaksanaan Layanan Pertek Impor Besi Baja

7) Rekomendasi penyelesaian permasalahan PT. Lotte Indonesia

8) Rekomendasi Percepatan Proses Pengalihan IUP OP Khusus Pengolahan dan/atau Pemurnian menjadi Perizinan Berusaha Sektor Perindustrian 9) Draft RPP Perwilayahan Industri

Capaian kinerja triwulan I Tahun 2022 dapat terealisasi sesuai dengan target yang telah ditetapkan, karena telah dilakukan upaya koordinasi yang intensif dalam penyusunan kebijakan maupun penyelesaian permasalahan industri pengolahan khususnya sector non migas. Mempertimbangkan upaya yang telah dilakukan maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

(4)

Adapun kendala yang terjadi dalam proses pencapaian indicator ini adalah:

a. Adanya perubahan focus kebijakan sesuai arahan pimpinan

b. Utilisasi industri orientasi ekspor, substitusi impor dan hilirisasi industri belum sepenuhnya pulih seperti kondisi normal

c. Permintaan dalam negeri belum sepenuhnya pulih

d. Adanya tantangan bagi industri seperti biaya-biaya overhead dan bahan baku industri yang relatif mahal, mesin-mesin yang mulai using maupun pemberlakuan trade remedies atau anti dumping dinegara tujuan ekspor.

Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan TW I Koordinasi Kebijakan Pengembangan Industri

No Output Kegiatan Pagu Anggaran

Realisasi Anggaran

Realisasi Output Tw I

% Capaian

Output 1 Rekomendasi

Kebijakan Pengembangan Industri

Pengolahan Non Migas

3.000.000.000 17,8% pencapaian output masih dalam proses

14,82%

Persentase Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas No Rencana Aksi

TW I Status Keterangan (dapat berisikan Kendala &

Rekomendasi Perbaikan)

1

Koordinasi pengembanga n industri berorientasi ekspor

Terlaksana

Kegiatan terlaksana melalui:

1) Rapat koordinasi usulan Pemberian Insentif PPnBM bagi kendaraan bermotor

2) Rapat koordinasi pembahasan harmonisasi Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah berupa Kendaraan Bermotor Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2022

3) Rapat koordinasi pembahasan kebijakan tarif bea masuk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai

2

Koordinasi pengembanga n industri substitusi impor

Terlaksana

Kegiatan ini terlaksana melalui:

1) Rapat koordinasi pembahasan mekanisme penerbitan PI dan PE untuk komoditas perikanan dan garam pasca penetapan 2) rapat koordinasi usulan pemberlakuan PI

dengan pertimbangan komoditas elektronika dan telematika

3

Koordinasi pengembanga n hilirisasi komoditi

Terlaksana Melalui rapat koordinasi pembahasan RPerpres Peta Jalan Pengelolaan Produk Hasil Tembakau

4

Koordinasi Kemudahan Memperoleh Bahan Baku Industri Melalui

Terlaksana

Kegiatan ini terlaksana melalui:

1) Rapat koordinasi pembahasan mekanisme penerbitan PI dan PE untuk komoditas perikanan dan garam pasca penetapan Neraca Komoditas Tahap I

(5)

Neraca Komoditas (Lanjutan)

2) Sosialisasi atau Penyiapan Neraca Komoditas (NK) Tahap II.

3) Rapat koordinasi penyusunan NK Tahap II sector perindustrian, sector pertanian, sector perikanan, sector ESDM sector kesehatan dan sector lingkungan.

4) Rapat koordinasi pembahasan dashboard/mekanisme layanan SNANK

2

Sasaran Kegiatan 2: Terwujudnya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Pengembangan Industri yang Efektif

Pencapaian Sasaran Strategis 2: Terwujudnya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Pengembangan Industri yang Efektif ditunjukkan oleh pencapaian dua indikator kinerja yaitu:

1. Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian Kebijakan Bidang Pengembangan Industri Pengolahan Non Migas

2. Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Pengembangan Industri Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

2.1. Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian di Bidang

Pengembangan Industri Pengolahan Non Migas

Latar Belakang

Kontribusi industri pengolahan dalam perekonomian nasional tidak diragukan lagi.

pada tahun 2021 kontribusi industri pengolahan mencapai 19,25%, yang mana industri pengolahan tetap menjadi penopang dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu perlu disusun suatu kebijakan pengembangan industri yang strategis dan berkualitas agar kebijakan tersebut tidak mengganggu eksistensi industri pengolahan saat ini, dan bahkan mampu memperbaiki dan menyempurnakan kebijakan yang ada saat ini.

Terwujudnya pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan yang efektif merupakan sasaran strategis prespektif internal business process yang menjadi sarana untuk terwujudnya sasaran strategis prespektif stakeholder.

Sasaran strategis ini berfokus pada pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang mencakup (a)koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang perekonomian; (b)pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga terkait dengan isu di bidang perekonomian; (c) pengelolaan dan penanganan isu yang terkait dengan bidang perekonomian; (d) pengawalan program prioritas nasional dan kebijakan lain yang diputuskan oleh Presiden dan Sidang Kabinet; (e) penyelesaian isu di bidang perekonomian yang tidak dapat diselesaikan atau disepakati antar Kementerian/Lembaga dan memastikan terlaksananya keputusan dimaksud; (f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden.

Ruang lingkup kebijakan pengembangan industri yang berkualitas meliputi industri padat karya dan industri padat teknologi dan padat modal yang dapat digolongkan dalam pengembangan industri berorientasi ekspor, substitusi impor, hilirisasi industri dan industri lainnya. Rekomendasi yang disampaikan kepada Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri telah berdasarkan serangkaian kegiatan koordinasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian kebijakan Kementerian/Lembaga terkait dengan isu-isu di permasalahan industri yang didukung dengan basis data yang valid dan relevan.

(6)

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian Kebijakan Bidang Pengembangan Industri Pengolahan Non Migas belum terealisasi dikarenakan belum dilakukan survey layanan kepuasan, dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja

IKU-3.1

3.1.Indeks Kualitas Koordinasi,

Sinkronisasi dan Pengendalian di Bidang

Pengembangan Industri Pengolahan Non Migas

indeks 3 dari 4

(baik) N/A N/A

Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian Kebijakan Bidang Pengembangan Industri Pengolahan Non Migas pada Triwulan I 2022 belum terealisasi dikarenakan belum dilakukan survey kepuasan layanan. Target output pelaksanaan indikator ini sebanyak 27 (dua puluh tujuh). Dalam rangka mencapai target tersebut, keasdepan pengembangan industri telah melaksanakan kegiatan sebagaimana berikut:

1. Telah dilakukan rapat koordinasi terkait dengan Neraca Komoditas:

a. pembahasan mekanisme penerbitan PI dan PE untuk komoditas perikanan dan garam pasca penetapan Neraca Komoditas Tahap I b. Sosialisasi atau Penyiapan Neraca Komoditas (NK) Tahap II

c. Penyusunan NK Tahap II sector perindustrian, sector pertanian, sector perikanan, sector ESDM sector kesehatan dan sector lingkungan d. dashboard/mekanisme layanan SNANK

2. Telah dilakukan rapat koordinasi pembahasan pemberian intensif PPnBM DTP tahun 2022 untuk KBM R4

3. Telah dilakukan rapat koordinasi usulan pemberlakuan PI dengan pertimbangan komoditas elektronika dan telematika

4. Telah dilakukan koordinasi pembahasan RPerpres Peta Jalan Pengelolaan Produk Hasil Tembakau

5. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi industri elektronika dan industri otomotif 6. Telah dilaksanakan rapat koordinasi penyelesaian permasalahan

pelaksanaan layanan Pertek Impor Besi Baja

7. Telah dilaksanakan rapat koordinasi penyelesaian permasalahan PT. Lotte Indonesia

8. Telah dilaksanakan rapat koordinasi Percepatan Proses Pengalihan IUP OP Khusus Pengolahan dan/atau Pemurnian menjadi Perizinan Berusaha Sektor Perindustrian

9. Telah dilaksanakan pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Perwilayahan Industri

Indeks kualitas koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan Bidang Pengembangan Industri Pengolahan Non Migas diperoleh melalui 2 (dua) sub indikator:

❖ Sub indikator pertama, merupakan Persentase Kebijakan Bidang Pengembangan Industri Pengolahan Non Migas yang ditindaklanjuti

Adapun rekomendasi kebijakan yang telah dihasilkan sebagaimana berikut:

1. Berkaitan dengan Neraca Komoditas, dihasilkan:

(7)

a. Rekomendasi penyelesaian usulan perubahan NK untuk 5 komoditas tahap 1 (garam, gula, lembu, beras dan gula)

b. Daftar usulan komoditas pada NK Tahap II Sektor Perindustrian

c. Meliputi sector industri elektronika dan telematika, industri permesinan dan alat mesin pertanian, industri logam, industri kimia hulu dan hilir, industri keramik, industri TPT, industri makanan dan minuman, industri hasil hutan dan perkebunan, dan industri aneka.

d. Rekomendasi penyusunan NK Tahap II sector perindustrian, sector pertanian, sector perikanan, sector ESDM sector kesehatan dan sector lingkungan

2. Penyelesaian pemberian intensif PPnBM DTP Tahun 2022 untuk KBM R4 melalui penerbitan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Tahun 2022 tentang PPnBM DTP untuk kendaraan bermotor.

3. Draft Rancangan Peraturan Presiden tentang Roadmap Pengelolaan Tembakau

4. Penyelesaian permasalahan impor produk elektronika dan telematika

5. Laporan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Industri Otomotif dan Elektronik

6. Rekomendasi Penyelesaian Permasalahan Rekomendasi Pelaksanaan Layanan Pertek Impor Besi Baja

7. Rekomendasi penyelesaian permasalahan PT. Lotte Indonesia

8. Rekomendasi Percepatan Proses Pengalihan IUP OP Khusus Pengolahan dan/atau Pemurnian menjadi Perizinan Berusaha Sektor Perindustrian 9. Draft RPP Perwilayahan Industri

❖ Sedangkan Sub indikator kedua, merupakan indeks kepuasan layanan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan.

Asdep Pengembangan Industri sampai dengan saat ini belum melakukan survey kepuasan layanan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan yang dihasilkan kepada Kementerian/Lembaga/Stakeholder terkait. Pelaksanaan survey kepuasan layanan Keasdepan Pengembangan Industri direncanakan pada akhir triwulan IV 2022, dengan melibatkan Kementerian/Lembaga dan stakeholder terkait.

Adapun kendala yang terjadi dalam proses pencapaian indicator ini adalah:

a. Adanya perubahan focus kebijakan sesuai arahan pimpinan b. Permintaan dalam negeri belum sepenuhnya pulih

c. Adanya tantangan bagi industri seperti biaya-biaya overhead dan bahan baku industri yang relatif mahal, mesin-mesin yang mulai using maupun pemberlakuan trade remedies atau anti dumping dinegara tujuan ekspor.

Dalam mendorong pencapaian target pertumbuhan industri pengolahan non migas maka pada triwulan berikutnya akan dilakukan koordinasi yang lebih intensif, monitoring dan pengawasan pelaksanaan kebijakan dan upaya lainnya yang mampu meningkatkan indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian Kebijakan Bidang Pengembangan Industri Pengolahan Non Migas.

Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan TW I Koordinasi Kebijakan Pengembangan Industri

No Output Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi Anggaran

Realisasi Output Tw I

% Capaian

Output 1 Rekomendasi

Kebijakan Pengembangan Industri

3.000.000.000 17,8% pencapaian output masih dalam proses

14,82%

(8)

Pengolahan Non Migas

Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian di Bidang Pengembangan Industri Pengolahan Non Migas

No Rencana Aksi TW I Status Keterangan (dapat berisikan Kendala &

Rekomendasi Perbaikan)

1

Koordinasi penyelesaian permasalahan input, produksi, regulasi dan akses pasar

Terlaksana

Telah dilaksanakan dengan kegiatan:

• Rapat Koordinasi Penyelesaian Permasalahan Rekomendasi Pelaksanaan Layanan Pertek Impor Besi Baja

• Rapat koordinasi penyelesaian permasalahan PT. Lotte Indonesia

• Dan sebagainya

3.1. Persentase Analisis Kebijakan Bidang Pengembangan Industri Pengolahan Non Migas

Latar Belakang

Terwujudnya pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan yang efektif merupakan sasaran strategis prespektif internal business process yang menjadi sarana untuk terwujudnya sasaran strategis prespektif stakeholder.

Sasaran strategis ini berfokus pada pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang mencakup (a)koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang perekonomian; (b)pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga terkait dengan isu di bidang perekonomian; (c) pengelolaan dan penanganan isu yang terkait dengan bidang perekonomian; (d) pengawalan program prioritas nasional dan kebijakan lain yang diputuskan oleh Presiden dan Sidang Kabinet; (e) penyelesaian isu di bidang perekonomian yang tidak dapat diselesaikan atau disepakati antar Kementerian/Lembaga dan memastikan terlaksananya keputusan dimaksud; (f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden.

Kebijakan yang berkualitas dihasilkan dari proses analisis yang dalam dan komprehensif. Untuk itu, dalam rangka perumusan kebijakan bidang Pengembangan Industri diperlukan analisa kebijakan berupa karya tulis kedinasan (naskah akademik RUU, RPerpres, RPermen, Memo Kebijakan, Model Kebijakan, dan Advokasi Kebijakan) dan karya tulis ilmiah (policy brief, policy paper, artikel kebijakan dan makalah) oleh para pejabat fungsional yang ada pada Keasdepan Pengembangan Industri.

Dengan terpenuhinya target jumlah analisis kebijakan di bidang pengembangan industri ini, diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan kualitas koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian di lingkungan Keasdepan Deputi Pengembangan Industri, namun juga diharapkan mampu berkontribusi pada peningkatan Kompetensi ASN terkait.

(9)

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Pengembangan Industri Pengolahan Non Migas yang telah terealisasi sebesar 33% atau mencapai 33% dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-3.2

3.2. Persentase Analisis Kebijakan Bidang

Pengembangan Industri

persentase 75% 12,5% 12,5%

Sampai dengan akhir triwulan I sudah terdapat naskah kedinasan maupun karya tulis ilmiah yang dianalisa oleh analis kebijakan madya maupun analisis kebijakan muda, yang berjudul “Implementasi Sistem Nasional Neraca Komoditas Pergaraman Tahun 2022”

Diperkirakan dengan melihat jangka waktu pemenuhan dari target 8 analisa kebijakan sampai dengan bulan Desember 2022, target Analisis Kebijakan Bidang Pengembangan Industri Pengolahan Non Migas diproyeksikan dapat tercapai di akhir triwulan IV 2022.

Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan TW I Koordinasi Kebijakan Pengembangan Industri

No Output Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi Anggaran

Realisasi Output Tw I

% Capaian

Output 1 Rekomendasi

Kebijakan Pengembangan Industri

Pengolahan Non Migas

3.000.000.000 17,8% pencapaian output masih dalam proses

14,82%

Persentase Analisis Kebijakan Pengembangan Industri Pengolahan Non Migas No

Rencana Aksi TW I Status

Keterangan (dapat berisikan Kendala & Rekomendasi

Perbaikan)

1

Koordinasi penyelesaian permasalahan industri:

input, proses, produksi, regulasi dan akses pasar (lanjutan)

Terlaksan a

Tersusunnya policy brief

“Implementasi Sistem Nasional

Neraca Komoditas

Pergaraman Tahun 2022”

(10)

3

Sasaran Kegiatan 3: Terwujudnya Tata Kelola Asisten Deputi Pengembangan Industri yang Baik

Pencapaian Sasaran Strategis 3: Terwujudnya Tata Kelola Asisten Deputi Pengembangan Industri yang Baik ditunjukkan oleh pencapaian dua indikator kinerja yaitu:

1. Persentase ASN Asisten Deputi Pengembangan Industri yang memenuhi Jam Pelajaran (JP) ASN 2. Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Pengembangan Industri

Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

3.1. Persentase ASN Asisten Deputi Pengembangan Industri yang memenuhi Jam Pelajaran (JP) ASN

Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, pengembangan kompetensi bagi setiap PNS dilakukan dengan pemenuhan Jam Pelatihan (JP) pegawai paling sedikit 20 (dua puluh) JP dalam 1 (satu) tahun. Pemenuhan jam pelatihan pegawai ini telah ditetapkan menjadi salah satu komponen penilaian IKU Unit Kerja Eselon I.

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Persentase ASN Asisten Deputi Pengembangan Industri yang memenuhi Jam Pelajaran (JP) ASN belum dapat diketahui realisasi dan persentase kinerjanya, dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja

IKU-4.1

4.1.Persentase ASN Asisten Deputi Pengembangan Industri yang memenuhi Jam Pelajaran (JP) ASN

persentase 63% NA NA

Sampai dengan akhir triwulan I, pegawai di Keasdepan Pengembangan Industri telah banyak mengikuti program atau kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kompetensi individu baik berupa program pendidikan dan pelatihan, FGD, Workshop, Sosialisasi, maupun Konferensi.

Adapun program yang telah dikoordinasikan maupun diikuti oleh pegawai terkait yang dibuktikan melalui bentuk sertifikat, surat tugas, maupun undangan, antara lain:

1. Sosialisasi “Peran Pejabat Pimpinan Tinggi dalam Optimalisasi Pejabat Fungsional Analis Kebijakan” yang diadakan oleh Biro Umum Kemenko Perekonomian

2. Sosialisasi “Tata Cara Penilaian Kinerja PNS Tahun 2021 dan Penyusunan Target Kinerja Pejabat Administrasi dan Fungsional Tahun 2022 berdasarkan PP 30 Tahun 2019 dan Peraturan Mentari PAN-RB Nomor 8 Tahun 2021”

yang diselenggarakan oleh Biro Umum Kemenko Perekonomian 3. dll

Kendala yang dihadapi dalam pemenuhan jam pelatihan melalui keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan, FGD, Workshop, Sosialisasi, maupun Konferensi belum dapat terlaksana dengan baik dikarenakan waktu pelaksanaan kegiatan seringkali bertabrakan dengan penugasan lain yang diberikan oleh pimpinan.

(11)

Diperkirakan dengan melihat jangka waktu pemenuhan 20 Jam Pelajaran (JP), target Persentase ASN Asisten Deputi Pengembangan Industri yang memenuhi Jam Pelajaran (JP) ASN diproyeksikan dapat tercapai di akhir triwulan IV 2022.

Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan TW I

Persentase ASN Asisten Deputi Pengembangan Industri yang memenuhi Jam Pelajaran (JP) ASN

No

Rencana Aksi TW I Status

Keterangan (dapat berisikan Kendala & Rekomendasi

Perbaikan)

1

Keikutsertaan ASN pada program pendidikan dan pelatihan, Workshop, FGD, Seminar, Sosialisasi, dan Konferensi

Terlaksana

Pegawai (ASN) di Keasdepan Pengembangan Industri telah banyak mengikuti program atau kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kompetensi individu melalui program pendidikan dan pelatihan, FGD, Workshop, Sosialisasi, maupun Konferensi

3.2. Persentase Kualitas Pelaksanaan

Anggaran Asisten Deputi

Pengembangan Industri

Latar Belakang

Persentase kualitas pelaksanaan anggaran adalah indikator yang ditetapkan untuk menggambarkan kualitas pelaksanaan anggaran belanja dari sisi kesesuaian terhadap perencanaan, efektivitas pelaksanaan anggaran dan penggunaan belanja secara proporsional.

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Pengembangan Industri belum dapat diketahui realisasi dan persentase kinerjanya, dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja

IKU-3.2 3.2. Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Pengembangan Industri

persentase 90 16,31% 16,31%

Persentase kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Pengembangan Industri sampai dengan triwulan I telah terealisasi sebesar 17,8% dari pagu anggaran dengan rincian realisasi anggaran sebesar Rp 534.006.864,- dari total pagu anggaran sebanyak Rp 3.000.000.000,- dan pencapaian output sebesar 14,82%. Pengukuran persentase pelaksanaan anggaran terdiri dari unsur penyerapan anggaran dan unsur pencapaian kinerja keluaran (output) yang masing-masing diberikan bobot 50%. Asisten Deputi Pengembangan Industri berusaha meningkatkan kualitas anggaran dengan melakukan pengelolaan

(12)

anggaran dan administrasi keuangan melalui penyelarasan rencana kerja dan anggaran.

Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan TW I

Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Pengembangan Industri

No Rencana Aksi TW I Status Keterangan (dapat berisikan Kendala

& Rekomendasi Perbaikan)

1 Menyusun rencana

kegiatan dan belanja Terlaksana Telah dilakukan penyusunan rencana kegiatan dan belanja yang proporsional

2

Mengidentifikasi ruang lingkup output yang diharapkan

Terlaksana Telah dilakukan identifikasi ruang lingkup output yang sesuai harapan

3 Menyusun strategi

capaian output Terlaksana

Telah dilakukan strategi capaian output agar sesuai dengan target yang diharapkan

4 Pelaporan e-monev Terlaksana Telah dilakukan pelaporan e-monev

Gambar

Tabel 1. Ringkasan Capaian Kinerja Asisten Deputi Pengembangan Industri Triwulan I Tahun 2022  No  Indikator Kinerja Utama  Satuan  Target

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa upaya yang telah dilakukan pada triwulan I untuk memastikan produk inovasi di BUMN sektor utilitas dan industri manufaktur yang meningkatkan daya saing ekonomi dapat

Hingga Triwulan I Tahun 2022, pelaksanaan Kompilasi Integrasi dan Sinkronisasi IGT serta penyelesaian Ketidaksesuaian Tata Ruang, Kawasan Hutan, Izin, dan/atau Hak Atas

Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran Triwulan I (Januari s/d Maret) 2019 Sesuai realisasi anggaran serta progres pelaksanaan kegiatan sampai dengan triwulan 1, maka

Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Insfrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian merupakan

Layanan program dan tata kelola yang berkualitas merupakan kondisi yang diharapkan dapat terwujud sebagai hasil akhir dari pelaksanaan kegiatan Asisten

Persentase paket rekomendasi kebijakan terkait bidang perekonomian daerah dan sektor riil meliputi dokumen-dokumen usulan kebijakan hasil dari kegiatan koordinasi

Kegiatan terkait koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian di sektor utilitas dan industri manufaktur pada Triwulan II 2022 yang telah dilaksanakan adalah berupa kegiatan

Berdasarkan hasil capaian triwulan III tahun 2021, Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan memperkirakan bahwa target Jumlah Wilayah Metropolitan (WM) di Luar