KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2 – 4, Jakarta 10710 Telepon : 021 352 1861, Faksimile : 021 352 1971
NOTA DINAS
Nomor : PR.2.1/ 26 /D.V.M.EKON.3/04/2021 Kepada : Kepala Biro Perencanaan
Dari : Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional
Perihal : Penyampaian Laporan Kinerja Asisten Deputi Triwulan I Tahun 2021 Tanggal : 16 April 2021
Tembusan : Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri
Menindaklanjuti nota dinas Bapak Nomor: AK.3.1-52/SET.M.EKON.01/04/2021 tanggal 14 April 2021, dengan hormat kami sampaikan laporan kinerja Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional triwulan I Tahun 2021 untuk dapat dipergunakan dengan sebagaimana mestinya.
Demikian, atas perhatian Saudara kami sampaikan terima kasih
Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional
Erwin Raza
Laporan Capaian Kinerja Triwulan I Tahun 2021 Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional
A. Capaian Kinerja Triwulan I Tahun 2021
Hasil pengukuran kinerja Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional sampai dengan Triwulan I Tahun 2021 dapat ditampilkan pada Tabel 1, sebagai berikut:
Tabel 1. Ringkasan Capaian Kinerja Asisten Deputi Pengembangan Industri Triwulan I Tahun 2021
No Indikator Kinerja Utama Satuan Target Tahun 2021
Realisasi Triwulan I
Capaian (%) I Sasaran Kegiatan
1. Terwujudnya Kebijakan Penataan Ekosistem Logistik Nasional
Persentase 50% 57% 100%
Indikator Kinerja
Persentase Implementasi Kebijakan Penataan Ekosistem Logistik Nasional II Sasaran Kegiatan
2. Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Logistik yang Berkualitas
Persentase 100% 25% 25%
Indikator Kinerja
Presentase Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Industri yang diterima Deputi
Kinerja Asisten Deputi Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional sampai dengan Triwulan I Tahun 2021 sebagaimana tercantum dalam ringkasan Tabel 1 dapat diuraikan sebagai berikut:
1
Sasaran Kegiatan
1. Terwujudnya Kebijakan Penataan Ekosistem Logistik Nasional
1.1. Implementasi Kebijakan Penataan Ekosistem Logistik Nasional
Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi, dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional, pemerintah telah menerbitkan Inpres No. 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional (National Logistics Ecosystem/NLE).
NLE adalah platform ekosistem logistik yang menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen internasional sejak kedatangan sarana pengangkut di pelabuhan hingga barang tiba di gudang (hinterland)
NLE berorientasi kerjasama antar pemerintah dan swasta melalui pertukaran data, simplifikasi proses bisnis, penghapusan repetisi dan duplikasi dengan menggunakan teknologi informasi/digital.
Ruang lingkup pelaksanaan Penataan Ekosistem Logistik Nasional terdiri dari 4 (empat) program:
1. simplifikasi proses bisnis layanan pemerintah di bidang logistik;
2. kolaborasi sistem-sistem layanan logistik, baik internasional maupun domestik;
3. kemudahan transaksi pembayaran penerimaan negara dan fasilitasi pembayaran antar pelaku usaha logistik;
4. penataan tata ruang kepelabuhan, serta jalur distribusi barang.
Hasil Pengukuran Kinerja
Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2020, total Rencana Aksi Program Penataan Ekosistem Logistik Nasional mulai tahun 2020 s.d. 2024, sebanyak 42 rencana aksi. Terdapat 13 rencana aksi yang perlu diselesaikan pada Tahun 2021. Persentase yang ditargetkan adalah tercapai sebesar 21 dari 42 total rencana aksi atau 50% dari total rencana aksi sampai tahun 2024.
Sampai Triwulan I Tahun 2021, target tersebut telah tercapai 100% dari target yang ditetapkan Tahun 2021 dengan ringkasan sebagai berikut:
No Indikator Kinerja Utama Satuan
Target Tahun 2021
Realisasi Triwulan
I
Capaian (%)
I 1. Terwujudnya Kebijakan Penataan Ekosistem Logistik Nasional
Persentase 50% 57% 100%
Indikator Kinerja
Persentase Implementasi Kebijakan Penataan Ekosistem Logistik Nasional
Pelaksanaan Rencana Aksi TW I
Pada triwulan I 2021, telah dilaksanakan 4 (empat) rencana aksi sebagai berikut:
1. Pelaksanaan piloting Sistem SSm Perizinan untuk perizinan yang diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, BPOM, dan Kementerian Kesehatan;
2. Pelaksanaan piloting Sistem SSm Pengangkutan mulai dari warta kapal;
3. Peningkatan jumlah perusahaan pergudangan yang tergabung dalam platform kolaborasi;
4. Pelaksanaan uji coba pembayaran secara online melalui Bank BUMN untuk layanan Delivery Order (D/O) dan layanan penyerahan peti kemas.
Capaian Output Kegiatan
Realisasi output untuk pencapaian IKU Implementasi Kebijakan Penataan Ekosistem Logistik Nasional sampai dengan Triwulan I Tahun 2021 adalah sebanyak 4 rencana aksi dari 13 rencana aksi pada tahun 2021. Capaian rencana aksi tersebut, apabila dihitung dengan capaian pada tahun 2020, maka telah tercapai 24 rencana aksi atau mencapai 57% dari target output IKU 50% tahun 2021. Adapun ringkasan singkat mengenai realisasi output disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:
No Output Target
Tahun 2021
Realisasi TWI
% Capaian
Output 1 Rekomendasi Kebijakan
Peningkatan Implementasi Penataan Ekosistem Logistik Nasional
50% 57% 100%
Dalam triwulan I 2021, adapun output /capaian rencana aksi dalam rangka implementasi kebijakan penataan ekosistem logistik nasional antara lain:
1. Pelaksanaan piloting Sistem Single Submission (SSm) Perizinan untuk perizinan yang diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, BPOM, dan Kementerian Kesehatan
• Telah diterapkan konsep Sistem SSm dalam pengurusan izin impor alat kesehatan dan vaksin.
• Telah dilakukan perluasan uji coba Sistem SSm untuk komoditas lain yaitu gula dan Garam antara Lembaga National Single Window (LNSW), Kementerian Perdagangan (InaTrade) dan Kementerian Perindustrian (SIINAS).
2. Pelaksanaan piloting Sistem Single Submission (SSm) Pengangkutan mulai dari warta kapal
• Telah diterbitkan payung hukum pelaksanaan SSm Pengangkut oleh masing-masing instansi terkait, yaitu:
a. Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum & HAM,
b. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan
c. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan.
• Telah dilakukan uji coba Sistem SSm Pengangkutan di Pelabuhan Tanjung Priok pada tanggal 14 April 2021 dengan menggunakan data real, yang mengikutsertakan entitas terkait di pelabuhan, seperti KPU DJBC Priok, Otoritas Pelabuhan, Syahbandar, Imigrasi, Kesehatan, dan Karantina. Uji coba tersebut, baru melibatkan satu perusahaan pelayaran, yaitu Layar Sentosa.
3. Peningkatan jumlah perusahaan pergudangan yang tergabung dalam platform kolaborasi
• Telah bergabung satu platform perusahaan pergudangan ke dalam platfom National Logistics Ecosystems (NLE) yaitu Dunex.
4. Pelaksanaan uji coba pembayaran secara online melalui Bank BUMN untuk layanan D/O dan layanan penyerahan peti kemas
• Telah dilakukan uji coba melalui sistem pembayaran online Bank Mandiri untuk satu siklus pembayaran mulai dari pemesanan D/O sampai penerbitan Surat Penyerahan Peti Kemas (SP2).
Kendala Pencapaian Target
Sampai dengan Triwulan I Tahun 2021, terdapat beberapa kendala atau hambatan yang dihadapi dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Adapun berikut beberapa kendala yang dihadapi dalam mencapai target tersebut:
1. Pandemi COVID-19 telah menyebabkan adanya keterbatasan dalam melakukan koordinasi antar K/L dan stakeholders terkait.
2. Masih kurangnya tingkat partisipasi swasta (platform logistik) untuk berintegrasi dan berkolaborasi dengan NLE.
2 Sasaran Kegiatan 2: Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Logistik Nasional yang Berkualitas
Pencapaian Sasaran Kegiatan 2: Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Logistik Nasional yang Berkualitas ditunjukkan oleh pencapaian satu indikator kinerja yaitu: presentase rekomendasi kebijakan pengembangan logistik nasional yang diterima Deputi.
Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1.1. Persentase Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Industri yang diterima Deputi
Latar Belakang
Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Logistik Nasional yang Berkualitas merupakan saran yang diberikan Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional berupa opsi/alternatif kebijakan terbaik berdasarkan hasil rangkaian kegiatan perumusan, penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian kebijakan Kementerian/Lembaga terkait dengan isu-isu di bidang pengembangan logistik nasional yang didukung dengan basis data yang akurat, lengkap, dan relevan.
Sasaran kegiatan ini menunjukkan output Keasdepan Pengembangan Logistik Nasional sebagai unit yang mempunyai tugas menyiapkan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan Kementerian/Lembaga terkait pengembangan logistik nasional.
Sasaran kegiatan ini bertujuan untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pimpinan dalam menetapkan suatu kebijakan di bidang pengembangan logistik nasional.
Hasil Pengukuran Kinerja
Hingga Triwulan I Tahun 2021, Presentase rekomendasi kebijakan pengembangan logistik nasional yang diterima deputi telah terealisasi sebesar 25% dari target Tahun 2021 sebesar 100% dengan ringkasan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi %Kinerja IKU-2.1
2.1. Persentase Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Logistik Nasional yang diterima Deputi
Persentase 100% 25% 25 %
Pelaksanaan Rencana Aksi TW I
Pada triwulan I 2021, telah dilaksanakan kegiatan rencana aksi sebagai berikut:
1. Pengesahan Nota Kesepahaman dan Peluncuran Peta Okupasi Bidang Logistik dan Supply Chain
2. Rapat Pembahasan Permasalahaan Shortage Container
3. Rapat Pembahasan Arah Kebijakan Pengembangan Sislognas ke Depan 4. Rapat Pembahasan Link and Match Dunia Kerja Logistik dengan Pendidikan
5. Rapat Pembahasan Toleransi Kelebihan Muatan Angkutan Barang Pokok, Penting dan Angkutan lainnya.
Capaian Output Kegiatan
Realisasi output untuk pencapaian IKU Presentase rekomendasi kebijakan pengembangan industri yang diterima deputi sampai dengan Triwulan I Tahun 2021 adalah sebanyak 2 rekomendasi atau mencapai 25% dari target output IKU 100% pada tahun 2021. Adapun ringkasan singkat mengenai realisasi output disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:
No Output Target Tahun
2021 Realisasi TWI % Capaian Output 1 Rekomendasi Kebijakan
Pengembangan Logistik Nasional
1 paket rekomendasi
2 rekomendasi 25%
Dalam triwulan I 2021, adapun output yang telah dihasilkan terkait rekomendasi pengembangan kebijakan logistik, antara lain:
1. Peta Okupasi Bidang Logistik dan Supply Chain Pengesahan Nota Kesepahaman dan Peluncuran Peta Okupasi Bidang Logistik dan Supply Chain
• Telah dilakukan pengesahan Peta Okupasi Bidang Logistik dan Supply Chain pada tanggal 9 Maret 2021 oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama BNSP, Kemendikbud, Kementerian PPN/Bappenas, Kemenaker, dan KADIN Indonesia.
• Peta Okupasi Nasional Bidang Logistik dan Supply Chain ini berisi informasi jabatan-jabatan pekerjaan di sektor logistik, yang menjadi instrumen dan sumber informasi untuk mendukung berjalannya proses link-and-match antara kurikulum pendidikan dan pelatihan vokasi dengan skill yang dibutuhkan industri.
• Peta Okupasi tahap pertama ini meliputi 3 (tiga) kegiatan utama, yaitu: 1) Pengadaan; 2) Penyimpanan; dan 3) Pengiriman, terdiri dari 38 okupasi:
a. Level Operasional sebanyak 23 Okupasi;
b. Level Planner sebanyak 15 Okupasi
2. Kebijakan Penyelesaian Permasalahan Kelangkaan Kontainer (Shortage Container)
• Telah disampaikan surat Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Nomor: PI- 03/D.V.M.EKON/01/2021 tanggal 14 Januari 2021 perihal usulan kebijakan pemerintah terkait penyediaan kontainer untuk ekspor kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan.
• Beberapa usulan rekomendasi dan tindak lanjut yang perlu dilakukan, antara lain:
a. Jangka pendek
• Menurunkan jumlah hari free of demurrage pada proses bongkar muat di pelabuhan dari 14 hari menjadi 7 hari untuk percepatan pergerakan pengumpulan kontainer kosong. Jangka menengah
• Mempercepat proses penyelesaian kepabeanan barang dalam status tidak dikuasai yang menggunakan banyak container 40 ft high cube
• Menghimbau eksportir merubah penggunaan kontainer 40 ft high cube ke kontainer 20 ft yang banyak tersedia.
• Mereposisi kontainer kosong khususnya untuk kontainer 40 ft high cube dari pelabuhan luar negeri terdekat dengan pemberian insentif dari pemerintah sebesar USD 300 per container.
• Pelarangan reposisi kontainer kosong ke luar dari Indonesia dalam jangka waktu sampai dengan 14 hari, dengan pemberlakuan disinsentif.
b. Jangka menengah
• Memberdayakan para pelaku bisnis UMKM Ekspor untuk melakukan negosiasi kontrak pengiriman (freight consignment contract) dengan para MLO.
• Mendorong tumbuhnya perdagangan internasional (ekspor-impor) di Indonesia.
c. Jangka panjang
• Membangun industri manufaktur kontainer untuk dapat menurunkan biaya distribusi dan transportasi.
• Menarik minat para MLO untuk mendatangkan kapal ke Indonesia secara langsung melalui pembangunan ekosistem pelabuhan yang kompetitif.
Kendala Pencapaian Target
Sampai dengan Triwulan I Tahun 2021, terdapat beberapa kendala atau hambatan yang dihadapi dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Adapun berikut beberapa kendala yang dihadapi dalam mencapai target tersebut:
1. Masih tingginya ego-sektoral antar kementerian/lembaga yang menghambat dalam proses koordinasi.
2. Pandemi COVID-19 yang menyebabkan adanya keterbatasan dalam melakukan koordinasi antar Kementerian dan Lembaga