• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOTA DINAS NOMOR AK.3.1/ 06 /D.VII.M.EKON.3/01/2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NOTA DINAS NOMOR AK.3.1/ 06 /D.VII.M.EKON.3/01/2022"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KERJA SAMA EKONOMI INTERNASIONAL ASISTEN DEPUTI KERJA SAMA EKONOMI AMERIKA DAN PASIFIK

NOTA DINAS

NOMOR AK.3.1/ 06 /D.VII.M.EKON.3/01/2022 Kepada : Yth. Plt. Kepala Biro Perencanaan

Dari : Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik Tanggal : 10 Januari 2022

Hal : Penyampaian Laporan Kinerja Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik Triwulan IV Tahun 2021

Lampiran : 1 (satu) berkas

Merujuk Nota Dinas Karo Perencanaan Nomor AK.3.1- 249/SET.M.EKON.01/12/2021 tanggal 30 Desember 2021, dengan hormat kami sampaikan Laporan Kinerja Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik untuk Triwulan IV tahun 2021, sebagaimana terlampir.

Demikian kami sampaikan, atas perkenan perhatian dan kerja samanya, kami ucapkan terima kasih.

Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku, dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE sehingga tidak diperlukan tandatangan dengan stempel basah

(2)

Laporan Capaian Kinerja Triwulan IV Tahun 2021 Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik

A. Capaian Kinerja Triwulan IV Tahun 2021

Hasil pengukuran kinerja Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik sampai dengan Triwulan IV Tahun 2021 dapat ditampilkan pada Tabel 1, sebagai berikut:

Tabel 1. Ringkasan Capaian Kinerja Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik Triwulan IV Tahun 2021

No Indikator Kinerja Utama Satuan

Target Tahun 2021

Realisasi Triwulan

IV

Capaian (%)

I Sasaran Kegiatan 1. Terwujudnya Kesepakatan Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik

1.1 Indikator 1.1 Jumlah kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik yang disepakati

Jumlah 2 2 100%

1.2 Indikator 1.2 Jumlah forum yang dipimpin oleh Kemenko Perekonomian pada Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik

Jumlah 3 3 100%

II Sasaran Kegiatan 2. Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang Berkualitas

2.1 Indikator 2.1 Persentase Rekomendasi Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang diterima oleh Deputi

Persentase 100% 100% 100%

(3)

Kinerja Asisten Deputi Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik sampai dengan Triwulan IV Tahun 2021 sebagaimana tercantum dalam ringkasan Tabel 1 dapat diuraikan sebagai berikut:

1 Sasaran Kegiatan 1: Terwujudnya Kesepakatan Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik

Pencapaian Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Kesepakatan Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik ditunjukkan oleh pencapaian dua indikator kinerja yaitu:

1. Jumlah kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik yang disepakati

2. Jumlah forum yang dipimpin oleh Kemenko Perekonomian pada Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik

Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1.1. Jumlah kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik yang disepakati

Latar Belakang

Perjanjian kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik adalah persetujuan/perjanjian di bidang ekonomi yang disepakati antara Indonesia dengan negara mitra di kawasan Amerika dan Pasifik.

Hal ini meliputi kesepakatan yang dapat berupa persetujuan/perjanjian dalam bentuk PTA/FTA/CEPA. Adapun target yang ditetapkan sebagai berikut:

a. IC-CEPA in Services

Indonesia-Chile Comprehensive Partnership Agreement (IC-CEPA) merupakan Perjanjian Dagang pertama di Kawasan Amerika yang telah ditandatangani oleh Menteri Perdagangan RI dan Menteri Luar Negeri Chile pada 14 Desember 2017 di Chile. IC-CEPA berlaku pada tanggal 10 Agustus 2019 untuk cakupan perdagangan barang (trade in goods).

Berdasarkan kesepakatan, perundingan IC-CEPA dilakukan secara bertahap (incremental approach). Sesuai dengan Chapter 14.06 IC-CEPA, para pihak akan melakukan perundingan tahap selanjutnya yakni Perundingan Perdagangan Jasa (Trade in Services) dan Perundingan Investasi.

(4)

Pada tahun 2021, terdapat beberapa agenda pembahasan perundingan IC CEPA in Services. Para pihak telah melakukan korespondensi dan pertemuan virtual guna membahas finalisasi Scoping Paper terkait cakupan perundingan IC-CEPA in Services. Saat ini kedua negara tengah melakukan pembahasan penyusunan draft text yang berisi cakupan kerja sama perdagangan jasa.

b. Indonesia-Canada CEPA

Gagasan penjajakan perundingan Indonesia-Canada CEPA (ICA-CEPA) telah dimulai sejak tahun 2020 yang disampaikan Mendag RI kepada Mendag Kanada pada tanggal 16 Juli 2020 melalui teleconference. Pihak Kanada menyambut baik usulan Indonesia untuk melakukan penjajakan perundingan perdagangan Indonesia-Kanada.

Rencana pembentukan ICA-CEPA dilakukan dalam rangka memperluas akses pasar di Kawasan Amerika Utara, diversifikasi pasar tujuan ekspor serta meningkatkan sumber investasi, mengatasi defisit perdagangan Indonesia terhadap Kanada dan mengejar ketertinggalan Indonesia dibandingkan negara ASEAN lainnya (Vietnam, Malaysia dan Singapura) yang telah menjadi anggota CP-TPP.

Dalam rangka menindaklanjuti rencana pembentukan ICA- CEPA, terdapat beberapa agenda yang dilaksanakan pada tahun 2021 seperti: technical discussion pemerintah Indonesia dan Kanada, penerimaan mandat perundingan, serta kajian manfaat ICA-CEPA.

Hasil Pengukuran Kinerja

Target kinerja ini pada tahun 2021 sebanyak 2 hasil kesepakatan. Hingga Triwulan IV Tahun 2021, Jumlah kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik yang disepakati yang telah terealisasi 2 kesepakatan dari target Tahun 2021 dengan ringkasan sebagai berikut:

(5)

Indikator

Kinerja Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja

IKU-1.1

1.1. Jumlah kerja sama

ekonomi Amerika dan Pasifik yang disepakati

Jumlah 2 2 100%

Dalam rangka mewujudkan 2 target jumlah Kerja sama ekonomi tersebut, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik telah melakukan sejumlah proses tahapan kegiatan yaitu dengan melaksanakan berbagai Rapat Koordinasi, Rapat Inter-Kementerian, dan juga pelaksanaan Perundingan.

Persentase Rekomendasi Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang diterima oleh Deputi adalah sebanyak 100% dari target yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, capaian kinerja pada IKU 1.1 Jumlah kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik yang disepakati per triwulan IV Tahun 2021 mencapai 100% dari target yang ditetapkan yaitu 100%. Sehingga target kinerja tahun 2021 telah tercapai.

Deskripsi data pendukung:

Dalam rangka mewujudkan target 2 kesepakatan tersebut, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik telah melakukan Pertemuan Perundingan Pertama IC-CEPA in Services dan melakukan penyusunan Kajian Biaya dan Manfaat Pembentukan Perjanjian Perdagangan Indonesia- Canada CEPA.

Dengan demikian, capaian kinerja pada IKU 1.1 Jumlah kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik yang disepakati per triwulan IV tahun 2021 mencapai 100% dari target yang ditetapkan yaitu 100%.

(6)

Pelaksanaan Rencana Aksi TW IV

(berisikan penjelasan terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan rencana aksi yang telah disebutkan di dalam PK).

No Rencana Aksi TW IV

Status Keterangan

1 Penyusunan Analisa Kelayakan Indonesia-Canada CEPA

Terlaksana Kegiatan Penyusunan Analisa Kelayakan Indonesia-Canada CEPA serta Penyusunan Hasil Kajian Biaya dan Manfaat Pembentukan Perjanjian

Perdagangan Indonesia-Canada CEPA.

2 Perundingan Putaran Pertama Perjanjian IC- CEPA Trade in Services

Terlaksana Pertemuan pertama TIS ICCEPA telah dilaksanakan pada tanggal 15-16 November 2021.

Dalam pertemuan tersebut, telah dibahas 10 dari 16 Pasal draft teks TIS

Chapter/Agreement, serta langkah-langkah ke depan.

Capaian Output Kegiatan

Realisasi output untuk pencapaian IKU Jumlah kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik yang disepakati sampai dengan Triwulan IV Tahun 2021 adalah sebanyak atau mencapai 100%

dari target output IKU 1 tahun 2021. Adapun ringkasan singkat mengenai realisasi output disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:

(7)

No Output Target Tahun 2021

Realisasi TW IV

% Capaian Output 1 Rekomendasi

Percepatan Penyelesaian dan

Implementasi Perundingan Perdagangan

1 Paket Rekomendasi

1 Paket Rekomendasi

100%

2 Rekomendasi Peningkatan Diplomasi Ekonomi ke Pasar Non Tradisional

1 Paket Rekomendasi

1 Paket Rekomendasi

100%

Sehubungan dengan target yang ditetapkan, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik telah mengikuti berbagai kegiatan dalam mendukung tercapainya target kegiatan yang baru tersebut. Adapun penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:

➢ Perundingan Pertama Indonesia – Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) in Services Sebelum memulai perundingan, Indonesia dan Chile telah melakukan Joint Statement on Trade in Services (TIS) IC- CEPA pada bulan Desember 2020 dan Finalisasi Scoping Paper TIS ICCEPA pada bulan Juni 2021. Perundingan TIS IC-CEPA pertama telah dilaksanakan Pertemuan pertama TIS IC-CEPA secara virtual pada tanggal 15-16 November 2021.

Beberapa hal yang disampaikan dalam perundingan pertama antara lain:

• Chile memasukkan 3 sub sektor additional air transport service dalam draft text yaitu: airport operation services, ground handling services dan airport specialty air services.

• Terkait sektor Financial Services, pihak Chile mengusulkan agar Jasa Keuangan tidak dimasukkan

(8)

dalam pengaturan IC-CEPA TIS. Hal tersebut didasarkan pada keinginan Chile untuk membentuk aturan yang lebih komprehensif mengenai jasa keuangan, yang diperkirakan tidak cukup 1 tahun untuk negosiasi.

• Berkenaan dengan Domestic Regulation, kedua negara menyepakati cakupan keberlakuan pasal yang terbatas hanya untuk sektor jasa yang dikomitmenkan. Indonesia mengusulkan beberapa formulasi agar lebih sesuai dengan GATS, serta menambahkan provisi GATS+ yang merujuk pada hal-hal yang telah disepakati Indonesia dalam perjanjian lainnya seperti IACEPA, IKCEPA, dan RCEP

• Indonesia mengusulkan beberapa pasal baru, yakni Transparency, Monopolies and Exclusive Services Suppliers dan Cooperation.

• Indonesia juga mengusulkan adanya Annex terkait Movement of Natural Persons (MNP) dan akan disampaikan sebelum putaran perundingan berikutnya.

Chile menerima usulan Indonesia dan akan melakukan analisis secara internal atas proposal tersebut.

Draft teks TIS Agreement hasil pembahasan perundingan putaran pertama IC-CEPA TIS masih akan dibahas secara internal oleh kedua pihak untuk dinegosiasikan lebih lanjut pada perundin gan selanjutnya. Chile akan menjadi host perundingan ke-2 yang rencananya akan diselenggarakan pada tahun 2022, disesuaikan dengan kondisi domestik Chile (situasi politik dan Pandemi)

➢ Analisa Kelayakan Indonesia-Canada CEPA dan Hasil Kajian Biaya dan Manfaat Pembentukan Perjanjian Perdagangan Indonesia-Canada (ICA) CEPA

Dalam upaya meningkatkan ekspor dan menjaga neraca perdagangan dengan negara mitra dagang di kawasan Amerika, Pemri akan memulai perundingan perdagangan Indonesia-Canada CEPA.

Sebagai upaya untuk menyediakan informasi dan analisis kepada seluruh K/L, Kementerian Perdagangan bersama International Trade Analysis and Policy Studies (ITAPS) IPB telah melakukan kajian biaya dan manfaat ICA-CEPA.

(9)

Berdasarkan kajian Revealed Comparative Advantage (RCA) oleh ITAPS terkait sector jasa, hampir seluruh sub-sektor jasa Indonesia memiliki daya saing yang baik di Kanada kecuali sector keuangan, sector asuransi dan jasa bisnis.

Sektor yang diprediksi akan mendapatkan manfaat yang paling besar dalam kerjasama ICA-CEPA adalah sektor yang secara fundamental berada pada kondisi excess supply yaitu sektor construction, sektor water transport, sektor trade, sektor financial, dan sektor hotel restaurant, dan sektor air transport. Meskipun demikian, Pemerintah disarankan untuk memperkuat sub-sektor jasa yang potensial di Indonesia agar dapat bersaing di pasar Kanada dan memprioritaskan Mutual Recognition Agreement (MRA) yang dapat dijadikan salah satu entry point jasa Indonesia di Kanada.

Lebih lanjut, sektor potensial yang dapat dikembangkan dalam kerjasama ICA-CEPA berdasarkan sisi demand dan supply antara lain:

▪ Mempertimbangkan sisi demand Kanada: sektor travel (ekspor sektor travel dari kawasan Central and East Asia ke Kanada meningkat cukup signifikan)

▪ Mempertimbangkan sisi supply Indonesia: sub-sektor jasa bisnis lainnya, sub-sektor perjalanan dan transportasi, dan sub-sektor komunikasi

▪ Sektor potensial dari sisi supply yang memiliki potensi dan dapat menjadi posisi offer Indonesia ke Kanada antara lain:

jasa multimedia digital kreatif, seperti animasi, VoIP, video games, sound recording, motion recording, konferensi video, dan jasa video hiburan.

Selain kajian biaya dan manfaat ICA-CEPA yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan, Kemenko Perekonomian bersama dengan Prospera juga telah melakukan Analisis Kelayakan Indonesia-Canada CEPA.

Hasil simulasi Computable General Equilibrium (CGE) oleh Prospera menunjukkan bahwa FTA Indonesia dan Kanada dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0.085% dan investasi sebesar 0.005% dari baseline. Lebih lanjut, hasil simulasi keseimbangan parsial menunjukkan bahwa FTA Indonesia dan Kanada berpotensi meningkatkan impor Indonesia sebesar USD 107 juta dan meningkatkan ekspor Indonesia sebesar USD 188 juta.

(10)

Dengan demikian capaian output pada triwulan IV 2021 dengan rincian target yang baru telah tercapai 100% dari total target tahun 2021.

Kendala Pencapaian Target

Sampai dengan Triwulan IV Tahun 2021, terdapat beberapa kendala atau hambatan yang dihadapi dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Adapun berikut beberapa kendala yang dihadapi dalam mencapai target tersebut:

1. Perundingan Perjanjian Indonesia Chile Trade in Services Perundingan Perjanjian Chile Trade in Services baru dapat dilaksanakan pada bulan November 2021 karena menunggu konfirmasi Chile terkait waktu pelaksanaan perundingan pertama.

Selain itu, untuk sektor jasa keuangan ditangani instansi lain di Chile yang saat ini tidak memiliki mandat untuk merundingkan jasa keuangan dalam perjanjian perdagangan sehingga sektor jasa keuangan tidak dimasukkan dalam pengaturan IC-CEPA TIS.

2. Perundingan Indonesia-Canada CEPA

Saat ini kedua negara sedang menyusun Term of Reference (TOR) ICA-CEPA sebagai pedoman pelaksanaan perundingan dan perundingan pertama direncanakan akan terlaksana pada kuartal 1 tahun 2022. Kelancaran proses pembentukan pejanjian perdagangan ICA-CEPA salah satunya bergantung pada dukungan parlemen Kanada dimana dikuasai oleh pihak oposisi (partai konservatif).

1.2. Jumlah forum yang dipimpin oleh Kemenko Perekonomian pada Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik

Latar Belakang

Forum yang dipimpin oleh Kemenko Perekonomian pada Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik adalah forum di mana Kemenko Perekonomian menjadi koordinator pada forum tersebut.

(11)

Forum ini meliputi forum pada tingkat Deputi maupun tingkat Menteri. Adapun target yang ditetapkan sebagai berikut:

1. RI-Australia (CEO Forum - Annual Leaders' Meeting) Eratnya hubungan bilateral Indonesia-Australia ditandai dengan adanya pertemuan rutin antara kedua pimpinan negara melalui Annual Leaders Meeting (ALM) Indonesia- Australia.

Pada tahun ini, Presiden RI diagendakan akan menerima kunjungan Perdana Menteri Australia yang dirangkaikan dengan pertemuan the 9th Annual Leaders Meeting. Namun demikian, kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan karena outbreak pandemi Covid-19 dan akan digantikan dengan Board Meeting PROSPERA.

2. Indonesia-Australia Senior Economic Officials Meeting Indonesia-Australia Senior Economic Official Meeting (SEOM) sebagai mekanisme dialog kebijakan tingkat tinggi bidang ekonomi antar kedua negara membahas isu-isu ekonomi strategis yang menjadi kepentingan bersama yang dibentuk berdasarkan kesepakatan kedua kepala pemerintahan sebagaimana dirumuskan pada Butir 7 Joint Statement Indonesia – Australia Annual Leaders Meeting tanggal 10 Februari 2020.

SEOM bertujuan untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara khususnya pada sektor ekonomi, perdagangan, dan investasi di tengah pandemi Covid-19. Framework dari SEOM juga merupakan forum diskusi kebijakan kedua negara yang memberikan capaian konkrit yang digunakan untuk mempererat hubungan bilateral Indonesia dan Australia.

Hasil dari pelaksanaan SEOM akan dilaporkan dan dibahas pada forum bilateral tingkat menteri dengan portofolio ekonomi yang dikenal dengan Indonesia-Australia Economic Trade and Investment Ministrial Meeting.

3. Indonesia-Australia Economic Trade and Investment Ministrial Meeting

Indonesia-Australia Economic Trade and Investment Ministrial Meeting (ETIMM) merupakan tindak lanjut dari pertemuan tingkat Senior Officials’ atau SEOM yang juga

(12)

diagendakan secara tahunan sebagaimana mandat Joint Statement Indonesia-Australia Annual Leader’s Meeting tahun 2020.

Hasil pelaksanaan ETIMM akan menjadi salah satu deliverable pada pelaksaan Indonesia-Australia Annual Leader’s Meeting.

Hasil Pengukuran Kinerja

Target kinerja ini pada tahun 2021 sebanyak 3 forum. Hingga Triwulan IV Tahun 2021, Jumlah forum yang dipimpin oleh Kemenko Perekonomian pada Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik telah terealisasi 3 dari 3 target Tahun 2021, dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja

IKU-1.2

Jumlah forum yang dipimpin oleh Kemenko Perekonomian pada Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik

Jumlah 3 3 100%

Berdasarkan pada tabel diatas, target pada Triwulan IV telah terpenuhi. Kegiatan Senior Economic Officials Meeting (SEOM) telah diselenggarakan pada Triwulan IV.

Dalam rangka mewujudkan target 3 forum tersebut, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik telah melaksanakan seluruh kegiatan, antara lain dengan pelaksanaan the 1st Indonesia-Australia ETIMM, Board Meeting Prospera, Indonesia-Australia Senior Economic Officials Meeting (SEOM).

Namun demikian, pada IKU Jumlah forum yang dipimpin oleh Kemenko Perekonomian pada Kerja Sama Ekonomi Amerika

(13)

dan Pasifik kegiatan Indonesia-Australia Annual Leader Meeting (ALM) belum dapat terealisasi karena pelaksanaannya masih terkendala pandemi Covid-19.

Hal ini menyebabkan target tahun ini terpenuhi dengan perubahan dan digantikan dengan kegiatan:

1. Board Meeting PROSPERA

Board meeting adalah pertemuan tahunan yang dihadiri oleh Co-chair Prospera untuk membahas capaian kegiatan satu tahun sebelumnya dan membahas serta menyetujui rencana kegiatan untuk satu tahun ke depan baik dalam skema APS (Government to Government) maupun Advisory Activity.

Sehingga target kinerja pada tahun 2021 dapat terpenuhi.

Pelaksanaan Rencana Aksi TW IV

No Rencana Aksi TW IV

Status Keterangan

1 Rakor Teknis tingkat Eselon II terkait Persiapan the 2nd Indonesia- Australia Senior Economic

Officials Meeting (SEOM)

Terlaksana Rapat dilakukan di tingkat eselon II dalam rangka

menentukan agenda dan substansi

pelaksanaan RI- Australia SEOM

2 Rapat Tim Teknis Persiapan the 2nd Indonesia-

Australia SEOM

Terlaksana Rapat tim teknis dalam rangka persiapan RI- Australia SEOM

3 Pelaksanaan the 2nd Indonesia- Australia SEOM

Terlaksana The 2nd RI-Australia SEOM dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2021

(14)

Capaian Output Kegiatan

Realisasi output untuk pencapaian IKU Jumlah forum yang dipimpin oleh Kemenko Perekonomian pada Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik sampai dengan Triwulan IV Tahun 2021 adalah sebanyak 3 rekomendasi dari target 3 Paket Rekomendasi Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik atau mencapai 100% dari target output IKU 1.2 tahun 2021. Adapun ringkasan singkat mengenai realisasi output disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:

No Output Target Tahun 2021

Realisasi TW IV

% Capaian

Output

1 Rekomendasi Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika Pasifik

2 paket rekomendasi

2 paket rekomendasi

100%

Dalam perkembangannya sampai dengan triwulan IV 2021, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik telah melaksanakan berbagai kegiatan pendukung meliputi 1st Indonesia-Australia ETIMM, Board Meeting Prospera, Senior Economic Officials Meeting (SEOM) RI-Australia.

Pelaksanaan the 1st Indonesia-Australia ETIMM

ETIMM merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan SEOM.

Sebagai informasi SEOM RI-Australia yang pertama telah dilaksanakan pada tanggal 7 September 2020 secara virtual dengan fokus pembahasan terkait dengan upaya pemulihan ekonomi akibat Pandemi COVID-19.

Sesuai dengan Nota Diplomatik Kedubes Australia di Jakarta N P 050/2021 tanggal 18 Juni 2021, Australia telah menjadi host penyelenggaraan pertemuan ETIMM pertama yang diadakan pada tanggal 6 Juli 2021 pukul 15:00 s.d. 17.00 WIB (18:00 s.d. 20:00 AEST) melalui Aplikasi Cisco Webex. Tanggal

(15)

tersebut merupakan hasil penjadwalan ulang ETIMM yang tertunda dilakukan pada tanggal 9 April 2021.

Fokus pembahasan ETIMM terkait dengan upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19.

Board Meeting PROSPERA

Board meeting adalah pertemuan tahunan yang dihadiri oleh Co-chair Prospera untuk membahas capaian kegiatan satu tahun sebelumnya dan membahas serta menyetujui rencana kegiatan untuk satu tahun ke depan baik dalam skema APS (Government to Government) maupun Advisory Activity.

PROSPERA Board Meeting telah dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Juli 2021 Pukul 10.00 s.d 12.00 WIB atau 13:00- 15:00 AEST.

PROSPERA mengajukan Workplan untuk periode Juli 2021 s.d.

Juni 2022 yang pada intinya terdiri atas 3 (tiga) outcome, yaitu:

1) Expanding markets creating jobs, 2) Safeguarding economic and financial stability, 3) Improving public finances and government performance.

Dalam pelaksanaan Board Meeting juga menekankan kembali pembahasan berbagai upaya berkesinambungan Pemerintah RI untuk mengatasi masalah kesehatan yang sejalan dengan pemulihan ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19. Isu tersebut juga menjadi topik utama pada penyelenggaraan pertemuan pertama Economic, Trade, and Investment Ministers' Meeting (ETIMM) yang dipimpin oleh Bapak Menko Perekonomian, tanggal 6 Juli 2021.

Pelaksanaan the 2nd Indonesia-Australia SEOM

Kemenko Perekonomian memimpin Delegasi Indonesia dan mengoordinasikan partisipasi Pemerintah RI dalam pertemuan SEOM dan ETIMM tersebut. Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan SEOM kedua yang telah diadakan pada tanggal 14 Desember 2021 pukul 09:00 s.d.

12:00 WIB (13:00 s.d. 16:00 AEDT).

Tanggal tersebut merupakan hasil penjadwalan ulang SEOM yang tertunda dilakukan pada tanggal 3 Desember 2021. Fokus pembahasan SEOM terkait dengan upaya pemulihan ekonomi

(16)

akibat pandemi COVID-19 melalui peningkatan perdagangan dan investasi.

Dengan demikian capaian output pada triwulan IV 2021 telah tercapai 100% dari target 2021.

Kendala Pencapaian Target

Sampai dengan Triwulan IV Tahun 2021, terdapat beberapa kendala atau hambatan yang dihadapi dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Adapun berikut beberapa kendala yang dihadapi dalam mencapai target tersebut:

1. Beberapa kendala terkait pelaksanaan kegiatan The 2nd Indonesia-Australia SEOM, diantaranya: (a) Penetapan waktu pelaksanaan yang sangat ditentukan dengan ketersediaan dan agenda para pejabat yang akan memperkuat Delegasi RI maupun Delegasi Australia; (b) Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat yang relatif membatasi koordinasi dengan K/L; dan (c) Gangguan yang terjadi pada aplikasi virtual meeting.

2. Pandemi outbreak Covid-19 yang menyebabkan kegiatan Annual Leaders Meeting (ALM) tidak dapat dilaksanakan pada tahun ini.

2 Sasaran Kegiatan 2: Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang Berkualitas

Pencapaian Sasaran Kegiatan 2: Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang Berkualitas ditunjukkan oleh pencapaian satu indikator kinerja yaitu:

1. Persentase Rekomendasi Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang diterima oleh Deputi

Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

(17)

2.1 Persentase Rekomendasi Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang diterima oleh Deputi

Latar Belakang

Rekomendasi mengenai suatu kebijakan dalam bentuk usulan, saran, dan/atau pendapat berupa Talking Points, posisi DELRI, dan Nota Dinas terkait isu dalam hal kerja sama ekonomi di wilayah Amerika dan Pasifik yang diajukan oleh Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik kepada Deputi VII yang diterima oleh Deputi VII dan/atau ditindaklanjuti melalui disposisi Deputi VII kepada Asisten Deputi untuk ditindaklanjuti dengan penyelenggaraan Rapat Koordinasi tingkat Eselon I maupun Rapat Tingkat Menteri, serta penyampaian Rekomendasi kebijakan tersebut kepada

Menko Perekonomian maupun kepada

Kementerian/Lembaga lain, atau digunakan dalam forum kerja sama ekonomi internasional.

Hal ini meliputi isu di bidang kerjasama ekonomi wilayah Amerika dan Pasifik

Dalam melaksanakan tugasnya, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang kerja sama ekonomi dengan negara- negara di Amerika dan Pasifik;

b. pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/

Lembaga yang terkait dengan isu di bidang kerja sama ekonomi dengan negara-negara di Amerika dan Pasifik;

c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah dan kegiatan di bidang kerja sama ekonomi dengan negara-negara di Amerika dan Pasifik.

Hasil Pengukuran Kinerja

Target kinerja ini pada tahun 2021 sebesar 100%. Hingga Triwulan IV Tahun 2021, Persentase Rekomendasi Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang diterima oleh Deputi VII yang telah terealisasi sebesar 100% dari target Tahun 2021 sebesar 100% dengan ringkasan sebagai berikut:

(18)

Indikator

Kinerja Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-2.1

2.1 Persentase Rekomendasi Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang diterima oleh Deputi

Persentase 100% 100% 100%

Dalam rangka mewujudkan target 100% rekomendasi kebijakan kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik telah melakukan sejumlah tahapan kegiatan yaitu dengan melaksanakan berbagai Rapat Koordinasi, penyelenggaraan FGD, serta Monitoring dan Evaluasi.

Persentase Rekomendasi Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang diterima oleh Deputi adalah sebanyak 100% dari target yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, capaian kinerja pada IKU 2 Persentase Rekomendasi Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang diterima oleh Deputi per triwulan II Tahun 2021 mencapai 100% dari target yang ditetapkan yaitu 100%.

Sehingga target kinerja telah tercapai di akhir tahun 2021.

Pelaksanaan Rencana Aksi TW IV No Rencana Aksi

TW Iv

Status Keterangan 1 The 2nd

Exploratory Meeting Indonesia- MERCOSUR (dari TW I)

Terlaksana The 2nd Exploratory Meeting Indonesia-MERCOSUR telah dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2021.

Kedua pihak telah

menyepakati Scoping Paper on a Possible

Comprehensive Economic Partnership Agreement yang akan menjadi

pedoman bagi kedua pihak dalam menentukan ruang lingkup perundingan.

(19)

2. Rapat Koordinasi Akses Pasar Buah Tropis Indonesi ke NZ (TW I)

Terlaksana dengan perubahan

Pelaksanaan Rapat Koordinasi Akses Pasar Buah Tropis Indonesi ke NZ diganti menjadi

pelaksanaan FGD Upaya dan Mitigasi Kendala dalam Peningkatan Ekspor Buah Tropis Indonesia

3. FGD dampak dibukanya

importasi produk ayam Brasil bagi sektor

perunggasan nasional (dari TW II)

Terlaksana Pelaksanaan FGD telah dilaksanakan pada tanggal 4 November 2021 dengan tema

"Dampak dan Upaya Mitigasi Importasi Ayam Brasil

Terhadap Industri Perunggasan Nasional 4. Pertemuan TIFA

RI-AS ke 18

Terlaksana dengan perubahan

Pertemaun TIFA RI-AS ke-18 berubah menjadi

pelaksanaan Rapat Pembahasan Substansi Pertemuan TIFA RI-AS 5. Rapat Koordinasi

Penyelesaian Sengketa DS484

Terlaksana dengan Perubahan

Pelaksanaan Rakor Penyelesaian Sengketa DS484 diganti menjadi Penyampaian Rekomendasi kepada Menko Perekonomian terkait Analisa Dampak dan Upaya Mitigasi Importasi Ayam Brasil terhadap Industri Perunggasan Nasional dalam rangka Penyelesaian

Sengketa DS484 6. Rapat Koordinasi

Posisi Pemri pada Pertemuan Regulers DSB WTO atas kasus sengketa

DS477/478

Terlaksana Dilaksanakan Rakor bulanan penyusunan posisi Pemri pada Pertemuan Reguler DSB WTO DS477/478 serta rapat penyusunan jawaban atas pertanyaan Perutap AS dan SB.

(20)

Capaian Output Kegiatan

Realisasi output untuk pencapaian IKU Persentase Rekomendasi Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang diterima oleh Deputi sampai dengan Triwulan IV Tahun 2021 mencapai 100% dari target output IKU Persentase Rekomendasi Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang diterima oleh Deputi tahun 2021. Adapun ringkasan singkat mengenai realisasi output disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:

No Output Target Tahun 2021

Realisasi TW IV

% Capaian Output 1 Rekomendasi

Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika Pasifik

2 paket rekomendasi

2 paket rekomendasi

100 %

2 Rekomendasi Penyelesaian Kasus Sengketa Perdagangan Bilateral

1 paket rekomendasi

1 paket rekomendasi

100%

Sampai dengan triwulan IV 2021, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik telah melakukan beberapa kegiatan kerja meliputi penyusunan bahan, butir wicara, penyampaian Policy Brief, serta pelaksanaan FGD. Adapun penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:

1. The 2nd Exploratory Meeting Indonesia-MERCOSUR

Indonesia dan Mercosur telah melakukan penjajakan melalui Exploratory Meeting sebanyak 2 (dua) kali. Dalam exploratory meeting Indonesia-Mercosur ke-2 pada tanggal 9 Desember 2021, kedua pihak menyepakati Scoping Paper on a Possible Comprehensive Economic Partnership Agreement yang akan menjadi pedoman bagi kedua pihak dalam menentukan ruang lingkup perundingan.

Hal-hal yang disepakati dalam scoping paper antara lain terkait general principles; trade in goods; trade in services;

investasi; pengadaan pemerintah; fasulitasi perdagangan dan bea masuk, sanitary dan phytosanitary; teknis peraturan; standar dan prosedur penilaian kesesuaian;

(21)

kerjasama; trade remedies; kompetisi; HAKI; UMKM;

penyelesaian sengketa, masalah hukum dan kelembagaan;

serta perdagangan dan pembangunan berkelanjutan.

Menindaklanjuti Scoping paper yang telah final tersebut, pada tanggal 16 Desember 2021, Menteri Perdagangan RI dan Menteri Luar Negeri Common Market Council MERCOSUR telah melakukan peluncuran perundingan Indonesia-MERCOSUR Comprehensive Economic Partnership Agreement (IM-CEPA) yang dilakukan melalui Digital Video Conference. Rencananya perundingan pertama IM-CEPA akan dilaksanakan pada triwulan I tahun 2022.

2. FGD Dampak dan Upaya Mitigasi Importasi Ayam Brasil Terhadap Industri Perunggasan Nasional

Sesuai dengan Program Kerja Tahun 2021 terkait sengketa dagang WTO DS484 dan menindaklanjuti arahan Bapak Deputi VII, Keasdepan KSE Amerika dan Pasfik telah menyelenggarakan FGD dengan tema Dampak dan Upaya Mitigasi Importasi Ayam Brasil Terhadap Industri Perunggasan Nasional.

FGD dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dalam menyusun rekomendasi kebijakan Pemerintah mengenai dampak-dampak yang meungkin terjadi dan langkah- langkah antisipasi dan mitigasi yang diperlukan terkait importasi daging ayam asal Brasil dan peran industri perunggasan dalam negeri menghadapi dan mitigasi hal tersebut.

Beberapa rekomendasi dari FGD tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Rekomendasi dalam rangka mengantisipasi masuknya daging ayam Brasil.

• Produk daging ayam impor perlu memenuhi kriteria ASUH (Aman, Sehat, Utuh, Halal), standardisasi budidaya dan sertifikasi Rumah Potong Ayam

• Penerapan instrumen WTO di dalam negeri antara lain bound tariff, SPS, persyaratan halal, anti dumping, CVD dan safeguard

(22)

• Pengaturan tempat pemasukan atau impor melalui pelabuhan-pelabuhan di luar Pulau Jawa sehingga biaya transportasi akan menjadi lebih mahal dan akan menyebabkan harga jual dari daging ayam Brasil tidak kompetitif

• Mengharuskan importasi dalam bentuk whole chicken dimana Indonesia masih dapat bersaing

b. Rekomendasi perbaikan industri perunggasan dalam negeri

• Pembenahan struktur pasar perunggasan nasional, restrukturisasi industri agar lebih efisien dan berkeadilan, stabilisasi harga, ketersediaan pakan dan antisipasi kelangkaan jagung.

• Adopsi teknologi close-house meskipun inisiasi pendirian kandang tertutup membutuhkan modal yang besar.

• Peningkatan nilai tambah daging ayam dengan menggalakkan insutri produk olahan daging ayam

• Inovasi pakan, manajemen produksi ternak, penggunaan bioteknologi dan digitalisasi

• Efisiensi sistem distribusi/pemasaran melalui pembenahan rantai distribusi

3. Rapat Pembahasan Substansi Pertemuan TIFA RI-AS ke- 18

TIFA merupakan dialog strategis membahas isu perdagangan dan investasi yang menjadi kepentingan kedua negara. Penyelenggaraan TIFA RI-AS ke-18 akan diselenggarakan pada level Minister-led. Dimana Pemri akan dipimpin oleh Menteri Perdagangan dan Pemerintah AS akan dipimpin oleh Ambassador USTR

Pada rapat Persiapan TIFA tanggal 3 Desember 2021, telah terindentifikasi 4 isu utama dalam pertemuan TIFA ke-18 yaitu Labour, Environment, Digital Economy dan Strengthening Multilateral Cooperation. Selain isu utama tersebut, terdapat isu-isu potensial yang akan dibahas pada tete-a-tete meeting yaitu Intellectual Property Rights (IPR), Perizinan Impor, penyelesaian sengketa dagang WTO DS 478, kerjasama/ investasi AS dalam konteks EO 14017, dan menanyakan respon AS atas tawaran Limited Trade Deal (LTD) oleh Pemri.

(23)

Penyelenggaraan TIFA RI-AS ke-18 yang semula direncanakan pada tanggal 17 Desember 2021 ditunda hingga Februari 2022 karena adanya perkembangan virus covid-19 varian baru. Sebelum pelaksanaan pertemuan TIFA RI-AS ke-18 di tahun 2022 Kementerian Perdagangan akan menyelenggarkan rapat interkem untuk mendapatkan update concern AS dan posisi Indonesia.

4. Penyampaian Policy Brief terkait Analisa Dampak dan Upaya Mitigasi Importasi Ayam Brasil terhadap Industri Perunggasan Nasional

Kasus sengketa dagang antara Indonesia dan Brasil di WTO (DS484) terkait importasi ayam dan produk ayam Brasil ke Indonesia, telah dimulai sejak tahun 2014. Hingga saat ini, Indonesia telah melakukan upaya penyelesaian dengan tetap mengedepankan kepentingan sektor perunggasan nasional dan konsumen dalam negeri melalui proses litigasi di WTO dengan berbagai penyesuaian kebijakan dalam rangka memenuhi komitmen Indonesia di WTO.

Indonesia secara resmi telah mengajukan permohonan banding kepada Appelate Body (AB) WTO atas keputusan Compliance Panel yang menetapkan bahwa Indonesia masih belum comply terhadap measures Undue Delay dan Intended Use.

Sekiranya AB memutuskan bahwa Indonesia belum comply, Brasil berhak untuk mengajukan retaliasi dalam bentuk penarikan konsesi tarif terhadap Indonesia. Diperkirakan besaran nilai retaliasi yang dijukan Brasil berkisar antara USD 13.149 hingga USD 508.037 per tahun.

Ancaman retaliasi yang dapat mengakibatkan dibukanya pasar domestik untuk daging ayam impor, diperkirakan akan berdampak negatif terhadap industri perunggasan nasional, bahkan dapat bernilai politis. Sebagaimana diketahui, industri perunggasan sampai saat ini tetap memiliki peran penting bagi perekonomian nasional. Pada Triwulan I Tahun 2021, dari 1,71% sumbangan sub sektor peternakan pada

(24)

PDB, sebanyak 63,2% kontribusi berasal dari perunggasan dan turunannya.

Sehubungan dengan hal tersebut, Keasdepan KSE Amerika dan Pasifik telah menyampaikan Policy Brief terkait Analisa Dampak dan Upaya Mitigasi Importasi Ayam Brasil terhdapa Industri Perunggasan Nasional" kepada Bapak Menko Perekonomian beserta Deputi terkait lainnya dalam hal ini adalah Deputi I, Deputi II, dan Deputi V.

5. Rapat Koordinasi Penyusunan Posisi Pemri pada pertemuan reguler DSB WTO atas Sengketa Dagang DS477/478

Selama Triwulan IV Tahun 2021, Indonesia selalu berpartisipasi dalam sidang reguler DSB WTO. Pada sidang DSB WTO bulan Desember 2021, AS dan SB saat ini mengharapkan informasi mengenai keterkaitan antara putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai UU Cipta Kerja dengan aturan yang terkait dengan implementasi terhadap measure 18 sengketa DS477/478. AS Mengharapkan kejelasan peraturan nasional saat ini maupun di masa mendatang yang terkait dengan perizinan impor.

Berdasarkan hasil Rapat Koordinasi penyusunan posisi Indonesia pada Sidang DBS WTO pada tanggal 1 Desember 2021, terdapat beberapa hasil terkait perkembangan pasca keputusan MK antara lain:

- Perbaikan yang dimandatkan dalam putusan MK terhadap UU Cipta Kerja hanya terkait formil dan bukan secara materil. Peraturan pelaksana turunan UU Cipta Kerja yang telah berlaku sebelum keputusan MK akan tetap berlaku sedangkan untuk yang belum maka harus ditangguhkan

- Terkait Neraca Komoditas, berdasarkan hasil pembahasan dengan Kemensetneg dan Setkab maka diputuskan RPerpres yang mengatur Neraca Komoditas tetap dilanjutkan.

Dalam setiap sidang DSB WTO, Indonesia selalu menyampaikan status report yang berisi progres Indonesia mencapai full compliance. Hingga Desember 2021,

(25)

Indonesia telah menyampaikan status report ke-31 dengan pokok-pokok isi status report sebagai berikut:

➔ Indonesia kembali menekankan komitmen untuk mengimplementasikan keputusan dan rekomendasi DSB WTO.

➔ Seperti yang telah disampaikan pada pertemuan DSB sebelumnya, terkait dengan measure 18, Indonesia telah mencabut seluruh pasal dalam UU No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

➔ Terkait dengan measures 1-17, Indonesia juga meyakinkan kembali bahwa penyesuaian signifikan dengan tujuan agar konsisten dengan putusan dan rekomendasi DSB telah dilakukan melalui amandemen Permentan dan Permendag terkait. Penyesuaian tersebut termasuk mencabut measures yang disengketakan, antara lain: harvest period restriction, import realization requirements, six-months harvest requirement, dan reference price.

➔ Indonesia berkomitmen melakukan pembahasan dengan SB dan AS serta menegaskan kembali komitmennya untuk mengimplementasikan putusan dan rekomendasi DSB WTO.

Untuk setiap persiapan sidang reguler DSB WTO, KSEAP terlibat aktif dalam penyusunan posisi Pemri melalui status report dan memonitor proses penerbitan perizinan impor hortikultura dan hewan dari AS dan SB.

6. PenyampaianTanggapan Pemri atas Pertanyaan AS dan Selandia Baru (SB) Dalam Penyelesaian Sengketa Dagang DS 477/478 kepada PTRI Jenewa

Menindaklanjuti Pertanyaan pertanyaan bersama yang disampaikan oleh Selandia Baru dan Amerika Serikat melalui PTRI Jenewa dalam upaya penyelesaian sengketa DS477/478, Keasdepan KSE Amerika dan Pasifik telah menyampaikan Surat terkait Tanggapan Pemri atas Pertanyaan Amerika Serikat dan Selandia Baru terkait Penyelesaian Sengketa Dagang WTO DS 477/478 kepada PTRI Jenewa pada tanggal 30 Desember 2021.

Pemri melalui Tim Clearing House yang dikoordinasikan oleh Kemenko Perekonomian telah melakukan koordinasi untuk menanggapi pertanyaan bersama AS dan SB yang diajukan

(26)

pada tanggal 26 Juli 2021, dengan mempertimbangkan berbagai perubahan dan perkembangan penyusunan peraturan perundangan yang terkait dengan Sengketa Dagang WTO DS 477 dan DS 478.

Pada hakikatnya Pemri berkomitmen untuk mematuhi keputusan WTO melalui upaya transformasi berbagai peraturan perundangan terkait importasi produk hortikultura, yang termaktub dalam UU Cipta Kerja dan dijabarkan dalam Permendag dan Permentan terkait.

7. FGD Upaya dan Mitigasi Kendala dalam Peningkatan Ekspor Buah Tropis Indonesia

Kegiatan FGD dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dalam menyusun rekomendasi kebijakan dalam mendukung peningkatan daya saing produk hortikultura Indonesia dalam rangka optimalisasi akses asar negara mitra dan peningkatan ekspor. FGD juga bertujuan untuk meningkatkan komunikasi yang baik antar stakeholders buah segar (on farm, off farm, dan logistik) dan tukar menuka informasi terkait tantangan, hambatan, serta solusi terbaik untuk kepentingan bersama dalam peningkatan buah segar.

Beberapa rekomendasi dari FGD tersebut antara lain sebagai berikut:

→ Dari sisi upaya peningkatan kualitas dan kontinuitas buah tropis dan produk pertanian Indonesia secara umum, diperlukan peningkatan pengelolaan baik secara on farm (budidaya) maupun pengelolaan pasca panen (off farm) dengan penerapan tekhnologi yang mendukung. Peran seperti BULOG juga diperlukan untuk komoditas pertanian lainnya.

→ Sebanyak 10 s.d 20% ekspor masih terkendala teknologi. Terdapatnya lalat buah pada buah ekspor Indonesia terkait dengan proses penyortiran yang masih dilakukan secara manual. Penerapan proses iradiasi sebagai pengganti fumigasi melalui Methyl Bromida dapat diterapkan. Namun demikian, diperlukan adanya kesepakatan internal Pemri untuk menggunakan Iradiasi sebagai salah satu metode pengolahan pangan agar lebih tahan lama. Perlu pertimbangan untuk mendirikan pusat-pusat iradiasi di wilayah Indonesia.

(27)

→ Mengingat biaya relatif besar yang diperlukan dalam mendirikan fasilitas iradiasi, Pemerintah perlu melakukan kerja sama dengan pihak swasta dan pembiayaan infrakstuktur untuk kawasan industri ataupun mengundang investor asing. Fasilitas iradiasi dapat dibangun di bandar udara yang menjadi international hub di Indonesia.

→ Permasalahan Porter Bongkar Muat atau dikenal dengan istilah kawasan depan (KD) yang hanya terdapat di Cengkareng, perlu dilakukan penertiban karena keberadaan KD dapat menambah biaya logistik dan keberadaannya tidak diatur di Indonesia.

→ Pemanfaatan jalur diplomasi Indonesia kepada negara mitra atas kebijakan Non Tariff Measuares (NTM) dapat dilakukan. Pemri perlu menyampaikan kepada negara mitra atas kebijakan penerapan proses Iradiasi yang akan diterapkan terhadap produk ekspor Indonesia.

→ Terkait sulitnya komoditas pisang Indonesia untuk masuk ke pasar Australia, permasalahan SPS dan TBT dapat dibicarakan dalam Working Group on Agriculture yang terdapat dalam skema IA-CEPA. Pemri perlu menyeimbangkan kepentingan nasional dengan kepentingan Australia yang banyak diakomodasikan oleh Indonesia.

Dengan demikian capaian output pada triwulan IV 2021 telah tercapai 100% dari target 2021.

Kendala Pencapaian Target

Sampai dengan Triwulan IV Tahun 2021, terdapat beberapa kendala atau hambatan yang dihadapi dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Adapun berikut beberapa kendala yang dihadapi dalam mencapai target tersebut:

1. Rapat Koordinasi Penyelesaian Sengketa DS484

Ketiadaan AB saat ini menyebabkan proses tahapan penyelesaian sengketa DS 484 di AB tertunda pelaksanaannya hingga waktu yang belum dapat ditentukan. Selain itu belum terdapat proses hukum lanjutan dari para third parties untuk menyampaikan submisi yang diharapkan. Hal ini menyebabkan ketidakpastian waktu penyelesaian sengketa DS 484.

Gambar

Tabel 1. Ringkasan Capaian Kinerja Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika  dan Pasifik Triwulan IV Tahun 2021

Referensi

Dokumen terkait

Realisasi output untuk pencapaian IKU Persentase Rekomendasi Kebijakan Bidang Pengembangan Hortikultura yang Diterima Deputi sampai dengan Triwulan III Tahun 2021

➔ Menyusun Perpres Retaliasi Dagang sebagai dasar hukum dalam melakukan balasan retaliasi unilateral terhadap mitra dagang Indonesia. ➔ Melakukan silent retaliation,

Realisasi output untuk pencapaian IKU persentase rekomendasi kebijakan pengembangan agribisnis peternakan dan perikanan yang diterima Deputi sampai dengan Triwulan III Tahun

Realisasi output untuk pencapaian IKU persentase rekomendasi kebijakan pengembangan agribisnis peternakan dan perikanan yang diterima Deputi sampai dengan Triwulan

Realisasi output untuk pencapaian IKU Jumlah rekomendasi percepatan penyelesaian dan implementasi perundingan kerja sama ekonomi Regional dan Sub Regional yang

Realisasi output untuk pencapaian IKU Persentase Rekomendasi Kebijakan Bidang Prasarana dan Sarana Pangan dan Agribisnis yang diterima Deputi sampai dengan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti adalah untuk triwulan 3 agar difokuskan pada pencapaian target yang periode pelaporannya triwulan yaitu

Surat pernyataan ini saya buat untuk memenuhi persyaratan dalam rangka mendaftarkan diri mengikuti Seleksi Terbuka Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di