• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOTA DINAS Nomor : TAN.04.01/338/D.II.M.EKON.4/10/2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NOTA DINAS Nomor : TAN.04.01/338/D.II.M.EKON.4/10/2021"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

DEPUTI BIDANG KOORDINASI PANGAN DAN AGRIBISNIS

ASISTEN DEPUTI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

NOTA DINAS

Nomor : TAN.04.01/338/D.II.M.EKON.4/10/2021

Kepada Yth. : Kepala Biro Perencanaan

Dari : Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan Hal : Penyampaian Laporan Kinerja Asisten Deputi Triwulan III Tahun 2021 Tanggal : 7 Oktober 2021

Lampiran : 1 (satu) berkas

Tembusan Yth. : 1. Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis

2. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Menindaklanjuti Nota Dinas Kepala Biro Perencanaan Nomor. AK.3.1-182/SET.M.

EKON.1/09/2021 tanggal 30 September 2021, dengan hormat kami sampaikan laporan kinerja triwulan II tahun 2021 Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan untuk dapat dipergunakan dengan sebagaimana mestinya.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan arahan Bapak kami ucapkan terima

kasih.

(2)

Laporan Capaian Kinerja Triwulan III Tahun 2021

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan

A. Capaian Kinerja Triwulan III Tahun 2021

Hasil pengukuran kinerja Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan sampai dengan Triwulan III Tahun 2021 dapat ditampilkan pada Tabel 1, sebagai berikut:

Tabel 1. Ringkasan Capaian Kinerja Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan Triwulan III Tahun 2021

No Indikator Kinerja Utama Satuan Target

Tahun 2021

Realisasi Triwulan

III

Capaian (%)

I Sasaran Kegiatan 1. Terwujudnya Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Subsektor Peternakan dan Perikanan

1.1 Indikator 1.1 Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Subsektor Peternakan dan Perikanan

Persentase 0,5 – 1 8,63 100

II Sasaran Kegiatan 2. Tercapainya Kesejahteraan Petani Subsektor Peternakan dan Perikanan

2.1 Indikator 2.1 Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan dan Perikanan

Indeks 100 102,16 100

III

3.1

Sasaran Kegiatan 3. Tersusunnya Kebijakan Bidang Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan yang berkualitas

Indikator 3.1 Persentase Rekomendasi Kebijakan Bidang Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan yang diterima Deputi

Persentase 100 100 100

Kinerja Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan sampai dengan Triwulan III Tahun 2021 sebagaimana tercantum dalam ringkasan Tabel 1 dapat diuraikan sebagai berikut:

1

Sasaran Kegiatan 1: Terwujudnya Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Subsektor Peternakan dan Perikanan

Pencapaian Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Subsektor Peternakan dan Perikanan yang mampu mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi nasional ditunjukkan oleh pencapaian dua indikator kinerja yaitu:

1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Subsektor Peternakan dan Perikanan Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

(3)

1.1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Subsektor Peternakan dan Perikanan

Latar Belakang

Produk Domestik Bruto (PDB) subsektor peternakan merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di subsektor peternakan. PDB subsektor perikanan merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di subsektor perikanan.

PDB subsektor peternakan dan subsektor perikanan dihitung dengan pendekatan produksi. Pertumbuhan PDB subsektor peternakan dan subsektor perikanan adalah perubahan PDB subsektor peternakan dan subsektor perikanan atas dasar harga konstan atau PDB rill antar periode.

Data PDB subsektor peternakan dan subsektor perikanan dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Pertumbuhan PDB subsektor peternakan dan subsektor perikanan dihitung dari perbandingan antar periode (Q to Q dan Y on Y) PDB subsektor peternakan dan subsektor perikanan atas dasar harga konstan, yang bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi pada subsektor peternakan dan subsektor perikanan.

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan III Tahun 2021, Pertumbuhan PDB Subsektor Peternakan dan Perikanan yang mampu mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi nasional yang telah terealisasi sebesar 8,63 atau mencapai 100%

dari target tahun 2021 sebesar 0,5–1% dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Utama Satuan Targe

t Realisasi % Kinerja IKU-1.1

1.1.Pertumbuhan Produk Bruto (PDB) Subsektor

Peternakan dan Perikanan

Persentase 0,5–1 8,63* 100%

(Memuaskan)

Keterangan:

- * Pertumbuhan PDB Subsektor Petenakan dan Perikanan merupakan merupakan gabungan dari pertumbuhan PDB Subsektor Peternakan dan PDB Subsektor Perikanan Triwulan II Tahun 2021 yang dirilis tanggal 5 Agustus 2021

Deskripsi data pendukung:

Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2021 saat ini belum dirilis dikarenakan jadwal rillis BPS pada tanggal 5 November 2021. Namun berdasarkan laporan BPS pada tanggal 5 Agustus 2021 untuk Triwulan II 2021, nilai PDB subsektor peternakan dan perikanan pada Triwulan II 2021 tumbuh sebesar 8,63% secara year on year dibandingkan Triwulan II 2020.

Pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan karena terjadi pertumbuhan subsektor peternakan sebesar 7,07% year on year dan perikanan sebesar 9,69% year on year.

Berdasarkan hasil capaian triwulan III tahun 2021, Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan memperkirakan bahwa target Pertumbuhan PDB Subsektor Peternakan dan Perikanan

(4)

tahun 2021 mampu mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2021 dapat terpenuhi.

Pelaksanaan Rencana Aksi TW III

No Rencana Aksi TW III Status Keterangan 1 Rakor Pengembangan

Kawasan Peternakan Terintegrasi

Terlaksana dengan perubahan

Pelaksanaan Rakor Pengembangan Kawasan Peternakan Terintegrasi terlaksana namun dengan perubahan yaitu tidak dilaksanakan pada Triwukan III karena telah dilaksanakan sebelumnya pada Triwulan I yaitu Bulan Maret 2021 terkait pembahasan

pengusulan KEK Peternakan di Kab. Merauke.

2 Rapat Evaluasi dan Pelaporan Capaian PDB subsektor Peternakan Triwulan II

Tidak terlaksana

Pelaksanaan Rakor

Pembahasan PDB Subsektor Peternakan tidak terlaksana pada Triwulan III karena akan dibahas pada Triwulan IV setelah BPS merilis data PDB untuk Triwulan III.

3. Rakor Evaluasi Capaian PDB Subsektor

Perikanan Triwulan II 2021 di Bogor

Terlaksana Pelaksanaan Rakor

Pembahasan Perkembangan PDB Subsektor Perikanan Semester I dilakukan secara daring melalui zoom meeting.

4. Monev Kontribusi Subsektor Perikanan pada PDB daerah di Jawa Barat

Terlaksana dengan perubahan

Monev Kontribusi Subsektor Perikanan pada PDB daerah dilaksanakan di Provinsi DI.

Yogyakarta 5. Monev Upaya

Peningkatan PDB subsektor Perikanan di Sulawesi Tenggara

Tidak Terlaksana

Monev Upaya Peningkatan PDB subsektor Perikanan di Sulawesi Tenggara tidak terlaksana akibat adanya masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Capaian Output Kegiatan

Realisasi output untuk pencapaian IKU Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Subsektor Peternakan dan Perikanan sampai dengan Triwulan III Tahun 2021 adalah sebanyak 2 paket konsep rekomendasi atau mencapai 100% dari target output IKU 2 paket rekomendasi pada tahun 2021. Adapun ringkasan singkat mengenai realisasi output disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:

No Output Target Tahun

2021

Realisasi TWII

% Capaian

Output

(5)

1 Rekomendasi Kebijakan Bidang Pengembangan Agirbisnis Peternakan dan Perikanan

2 paket rekomendasi

2 konsep paket rekomendasi

100 %

Adapun 2 (dua) konsep paket Rekomendasi Kebijakan Bidang Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan sampai dengan Triwulan III tahun 2021 dengan rincian sebagai berikut:

1. Rekomendasi Kebijakan Pertumbuhan PDB Subsektor Peternakan - Rekomendasi stabilisasi pasokan dan harga jagung sebagai pakan

ternak untuk industri perunggasan

- Rekomendasi stabilisasi harga dan penyerapan livebird di peternak rakyat mandiri

2. Rekomendasi Kebijakan Pertumbuhan PDB Subsektor Perikanan - Rekomendasi peningkatan efisiensi sistem logistik (transportasi), dan

harga sarana produksi (BBM, pakan, obat, serta bibit).

- Rekomendasi stabilisasi harga barang dan jasa kebutuhan konsumsi rumah tangga, serta stabilisasi harga hasil produksi perikanan.

Kendala Pencapaian Target

Sampai dengan Triwulan III Tahun 2021, terdapat beberapa kendala atau hambatan yang dihadapi dalam mencapai target yang telah ditetapkan.

Adapun berikut beberapa kendala yang dihadapi dalam mencapai target tersebut:

1. Harga bahan baku pakan ternak dan harga DOC yang mengalami peningkatan sehingga merugikan sebagian peternakan perunggasan khususnya peternak ayam broiler dan peternak ayam layer.

2. Pelaksanaan monev masih belum dapat terlaksana karena masih adanya pembatasan kegiatan sebagai akibat dari pandemi Covid-19.

Rekomendasi Pencapaian Target

Adapun rekomendasi dalam mencapai target kinerja ke depan, sebagai berikut:

1. Peningkatan konsumsi protein hewani yang berasal dari komoditas peternakan dan perikanan sehingga dapat berdampak terhadap peningkatan permintaan dan produksi subsektor peternakan dan perikanan.

2. Mengintensifkan rapat-rapat koordinasi dalam upaya peningkatan pertumbuhan PDB subsektor peternakan dan perikanan.

3. Keterbatasan pelaksanaan rapat koordinasi bersama K/L terkait akan diatasi dengan mengoptimalkan rapat melalui media online mengingat pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Kebutuhan sarana untuk pelaksanaan rapat online perlu untuk dipenuhi.

4. Formula penghitungan PDB Subsektor Perikanan perlu dikaji kembali agar nilai PDB Subsektor Perikanan dapat memperlihatkan kontribusi seluruh sektor kelautan dan perikanan pada perekonomian nasional.

(6)

2

Sasaran Kegiatan 2: Tercapainya Kesejahteraan Petani Subsektor Peternakan dan Perikanan

Pencapaian Sasaran Kegiatan 2: Tercapainya Kesejahteraan Petani Subsektor Peternakan dan Perikanan ditunjukkan oleh pencapaian satu indikator kinerja yaitu:

1. Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Peternakan dan Perikanan Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1.1 Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan dan Perikanan

Latar Belakang

Nilai Tukar Petani (NTP) subsektor peternakan adalah perbandingan indeks harga komoditas peternakan yang diterima petani komoditas peternakan (It) terhadap indeks harga komoditas peternakan yang dibayar petani komoditas peternakan (Ib). Nilai Tukar Petani (NTP) subsektor perikanan adalah perbandingan indeks harga komoditas perikanan yang diterima petani komoditas perikanan (It) terhadap indeks harga komoditas perikanan yang dibayar petani komoditas perikanan (Ib).

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga. Angka NTP menunjukkan tingkat daya saing produk pertanian dibandingkan dengan produk lain. Atas dasar ini upaya produk spesialisasi dan peningkatan kualitas produk pertanian dapat dilakukan. Data NTP dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Metode Pengukuran NTP dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:

NTP Subsektor Peternakan = Indeks harga yang diterima (It) petani subsektor peternakan dibagi indeks harga yang dibayar (Ib) petani subsektor peternakan.

NTP Subsektor Perikanan = Indeks harga yang diterima (It) petani subsektor perikanan dibagi indeks harga yang dibayar (Ib) petani subsektor perikanan.

NTP Subsektor Peternakan dan Subsektor Perikanan = Indeks harga yang diterima (It) petani subsektor peternakan dan subssektor perikanan dibagi indeks harga yang dibayar (Ib) petani subsektor peternakan dan subsektor perikanan.

NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya.

NTP = 100, berarti petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya.

NTP < 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya.

(7)

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan III Tahun 2021, Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan dan Perikanan telah terealisasi sebesar 102,16 atau mencapai 100% dari target Tahun 2021 sebesar 100 dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-2.1

Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan dan Perikanan

Indeks 100 102,16 100%

(Memuaskan)

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPS (2021), rata-rata Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan dan Perikanan Bulan Juli s.d September 2021 sebesar 102,16 sehingga telah memenuhi ekspektasi dari target 100.

Tingginya nilai NTP tersebut didukung oleh NTP subsektor perikanan.

Pada subsektor peternakan, Nilai Tukar Petani mengalami penurunan dari Bulan Juli menuju Bulan September. Hal tersebut disebabkan adanya penurunan nilai lt pada komoditas telur ayam ras dan sapi potong di Bulan September, serta penurunan nilai lb akibat turunnya indeks kelompok KRT.

Sementara untuk perikanan, nilai NTP selalu stabil di atas 100 sehingga menyebabkan rata-rata NTP subsektor peternakan dan perikanan juga tinggi.

Berdasarkan hasil capaian triwulan III tahun 2021, Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan memperkirakan bahwa target Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan dan Perikanan tahun 2021 dapat terpenuhi.

Pelaksanaan Rencana Aksi TW III

No Rencana Aksi TW III Status Keterangan 1 Rapat Evaluasi

Capaian NTP

Subsektor Peternakan Triwulan II

Tidak terlaksana

Rapat Evaluasi Capaian NTP Subsektor Peternakan Triwulan II ditunda

pelaksanaannya ke Triwulan IV sekaligus evaluasi capaian NTP subsektor peternakan selama tahun 2021.

2 Rakor Pengembangan Kawasan Silvo Pasture

Tidak terlaksana

Rakor Pengembangan Kawasan Silvo Pasture tidak terlaksana dikarenakan pada TW II dan TW III tahun 2021 terjadi permasalahan perunggasan yang dinilai lebih urgent untuk menjadi fokus kegiatan yang harus dicarikan solusinya.

3 Rakor Pengembangan Kawasan Peternakan

Terlaksana dengan

Rakor Pengembangan Kawasan Peternakan (KEK

(8)

(KEK Khusus Peternakan)

perubahan Khusus Peternakan) tidak terlaksana pada Triwulan III, namun telah terlaksana pada Triwulan I yaitu Bulan Maret 2021.

4. Rakor Evaluasi Capaian NTP Subsektor Perikanan Triwulan II 2021 di Jakarta

Terlaksana Pelaksanaan Rakor

Pembahasan Perkembangan NTP Subsektor Perikanan Semester I dilakukan secara daring melalui zoom meeting.

5. Monev Upaya Peningkatan NTP Subsektor Perikanan di NTT

Tidak terlaksana

Monev Upaya Peningkatan NTP Subsektor Perikanan di NTT tidak terlaksana akibat adanya masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

6. Monev Upaya Peningkatan NTP Subsektor Perikanan di Sumatera Selatan

Terlaksana dengan perubahan

Monev Upaya Peningkatan NTP Subsektor Perikanan khususnya bidang perikanan budidaya dilaksanakan di Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah.

Capaian Output Kegiatan

Realisasi output untuk pencapaian IKU Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Peternakan dan Perikanan sampai dengan Triwulan III Tahun 2021 adalah sebanyak 2 (dua) konsep paket rekomendasi atau mencapai 100% dari target output IKU 2 paket rekomendasi tahun 2021. Adapun ringkasan singkat mengenai realisasi output disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:

No Output Target Tahun

2021

Realisasi TWIII

% Capaian

Output 1 Rekomendasi Kebijakan

bidang Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan

2 paket rekomendasi

2 konsep paket rekomendasi

100 %

Adapun 2 (dua) konsep Rekomendasi Kebijakan Bidang Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan sampai dengan Triwulan III tahun 2021 dengan rincian sebagai berikut:

1. Rekomendasi kebijakan NTP Subsektor Peternakan

- Rekomendasi penyerapan livebird di tingkat peternak rakyat mandiri dalam rangka pengendalian harga livebird dan DOC FS.

- Pengusulan langkah antisipasi untuk stabilisasi pasokan dan harga jagung dengan penyusunan neraca jagung untuk pakan ternak, mobilisasi jagung dari sentra produksi ke sentra peternakan ayam petelur dengan melibatkan BUMN dan subsidi transport.

- Rekomendasi pendampingan dan evaluasi distribusi bibit ayam KUB parent stock.

(9)

2. Rekomendasi kebijakan NTP Subsektor Perikanan

- Rekomendasi pemenuhan sarana untuk peningkatan produksi dan mutu

- Rekomendasi peningkatan kapasitas nelayan dan pembudidaya ikan.

- Rekomendasi stabilisasi biaya pengeluaran nelayan dan pembudidaya ikan melalui efisiensi sistem usaha, membangun budaya nelayan/pembudidaya dan pengembangan infrastruktur.

Kendala Pencapaian Target

Sampai dengan Triwulan III Tahun 2021, terdapat beberapa kendala atau hambatan yang dihadapi dalam mencapai target yang telah ditetapkan.

Adapun berikut beberapa kendala yang dihadapi dalam mencapai target tersebut:

1. Tingginya harga bahan baku pakan ternak yaitu jagung dan DOC menyebabkan Harga Pokok Produksi (HPP) tinggi sehingga peternak perunggasan mengalami kerugian baik peternak ayam broiler maupun peternak ayam layer.

2. Perubahan harga komoditas perunggasan berpengaruh besar terhadap perhitungan NTP subsektor peternakan karena proporsi perunggasan menempati urutan kedua dalam komponen pembentukan NTP subsektor peternakan.

3. Fluktuasi (kecenderungan inflasi) Volatile Food (VF) disebabkan karena tidak optimalnya produksi di berbagai sentra akibat cuaca, termasuk ikan segar yang diperoleh dari penangkapan juga turut dipengaruhi oleh cuaca ekstrim yang menyebabkan nelayan tidak bisa melaut.

Rekomendasi Pencapaian Target

Adapun rekomendasi dalam mencapai target kinerja ke depan, sebagai berikut:

1. Efisiensi biaya produksi melalui alternatif sumber pakan yang memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan NTP subsektor peternakan dan perikanan.

2. Mengintensifkan rapat-rapat koordinasi dalam upaya peningkatan NTP subsektor peternakan dan perikanan.

3. Keterbatasan pelaksanaan rapat koordinasi bersama K/L terkait akan diatasi dengan mengoptimalkan rapat melalui media online mengingat pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Kebutuhan sarana untuk pelaksanaan rapat online perlu untuk dipenuhi.

4. Formula penghitungan NTP Subsektor Perikanan perlu dikaji kembali agar nilai NTP Subsektor Perikanan dapat merepresentasikan tingkat kesejahteraan nelayan, dan pembudidaya ikan.

(10)

3

Sasaran Kegiatan 3: Tersusunnya Kebijakan Bidang Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan yang Berkualitas

Pencapaian Sasaran Kegiatan 3: Tersusunnya Kebijakan Bidang Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan yang Berkualitas ditunjukkan oleh pencapaian satu indikator kinerja yaitu:

1. Presentasi Rekomendasi Kebijakan Bidang Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan yang diterima Deputi

Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

3.1. Persentasi Rekomendasi Kebijakan Bidang Pengembangan Agribisnis

Peternakan dan Perikanan yang diterima Deputi.

Latar Belakang

Rekomendasi kebijakan bidang pengembangan agribisnis peternakan dan perikanan yang diterima Deputi adalah rekomendasi kebijakan yang disampaikan oleh Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan yang disetujui oleh Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis untuk ditindak lanjuti dalam bentuk regulasi/deregulasi, policy brief pada Rapat Koordinasi Terbatas/Rapat Koordinasi Teknis dan arahan/disposisi Deputi.

Metode Pengukuran dihitung dengan menggunakan formula yaitu jumlah rekomendasi kebijakan bidang peternakan dan perikanan dari Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan yang disetujui oleh Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis untuk dilaksanakan/ditindaklanjuti dibagi dengan jumlah rekomendasi kebijakan bidang peternakan dan perikanan yang diusulkan dikalikan 100%.

Rekomendasi kebijakan peternakan dan perikanan yang diterima Deputi bertujuan untuk memastikan rekomendasi kebijakan bidang peternakan dan perikanan yang disampaikan kepada Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis telah ditelaah dan dikaji secara mendalam serta dikoordinasikan dengan kementerian/lembaga dan stakeholder terkait dan implementatif untuk penyelesaian isu strategis di bidang peternakan dan perikanan.

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan III Tahun 2021, Persentasi Rekomendasi Kebijakan Bidang Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan yang diterima Deputi. terealisasi sebesar 100% atau mencapai 100% dari target Tahun 2021 sebesar 100% dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-3.1.

Persentase Rekomendasi

Kebijakan Bidang Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan yang diterima Deputi.

% 100 100 100 %

(Memuaskan)

(11)

Berdasarkan persentase disposisi yang diterima Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan, 100% disposisi Deputi atas Nota Dinas laporan baik rapat maupun monitoring dan evaluasi yang disampaikan Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan diterima/disetujui Deputi Koordinasi Pangan dan Agribisnis.

Berdasarkan hasil capaian triwulan III tahun 2021, Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan memperkirakan bahwa target persentase rekomendasi kebijakan pengembangan agribisnis peternakan dan perikanan yang diterima deputi tahun 2021 dapat terpenuhi.

Pelaksanaan Rencana Aksi TW III

No Rencana Aksi TW III Status Keterangan 1 Rakor Badan Pengelola

Dana Perunggasan di Bogor

Tidak Terlaksana

Rakor Badan Pengelola Dana Perunggasan di Bogor tertunda

pelaksanaannya di TW III 2021 karena adanya isu perunggasan yang lebih membutuhkan

pemecahan segera dan koordinasi yang intens, yaitu permasalahan harga yang turun dan

permasalahan jagung sebagai bahan baku pakan yang mahal dan sulit didapatkan.

2. Rakor Persiapan Hari Ayam dan telur dalam Peningkatan Konsumsi Protein Hewani Unggas

Tidak Terlaksana

Rakor Persiapan Hari Ayam dan telur dalam Peningkatan Konsumsi Protein Hewani Unggas tertunda pelaksanaannya di TW III 2021 karena adanya isu perunggasan yang lebih membutuhkan pemecahan segera dan koordinasi yang intens, yaitu permasalahan harga yang turun dan

permasalahan jagung sebagai bahan baku pakan yang mahal dan sulit didapatkan.

3. FGD Roadmap Perunggasan Jilid 3

Tidak Terlaksana

FGD Roadmap

Perunggasan rencananya akan dilaksanakan di penghujung tahun mengingat pelonggaran PPKM seiring penurunan level situasi Covid-19 baru terjadi beberapa waktu belakangan.

(12)

4. Monev Pengembangan Kawasan Sapi Perah

Terlaksana dengan perubahan

Monev Pengembangan Kawasan Sapi Perah tidak terlaksana pada triwulan III, namun terlaksana pada Triwulan II di Kabupaten

Banyuwangi.

5. Rakor Evaluasi Importasi Komoditas Perikanan sebagai bahan Baku dan Bahan Penolong Industri Triwulan II di Jakarta

Terlaksana Rakor pembahasan Perkembangan Impor Komoditas Perikanan dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting.

6. Rakor Evaluasi Importasi Komoditas Pergaraman sebagai Bahan Baku dan Bahan Penolong Industri Triwulan II di Jakarta

Terlaksana Rakkor pembahasan Pelaksanaan Importasi Semester I tahun 2021 dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting.

7. Monev Komoditas Perikanan sebagai bahan Baku dan Bahan

Penolong Industri di Bali

Tidak Terlaksana

Monev Komoditas Perikanan sebagai bahan Baku dan Bahan

Penolong Industri di Bali tidak terlaksana akibat adanya masa

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

8. FGD Upaya Riil Shifting Pemenuhan Garam Impor dengan Peningkatan Model Bisnis Garam Lokal

Terlaksana FGD dilaksanakan dengan

tema “Kebutuhan dan Standar Garam Industri”

yang dilaksanakan di Jakarta

9. Rakor Evaluasi Penyerapan Garam Rakyat Triwulan II 2021 di Jakarta

Terlaksana Rakor Pembahasan Perkembangan Penyerapan Garam Rakyat dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting.

10. Rakor Evaluasi Pengembangan Pasar Bahan Baku dan Produk Setengah Jadi, dan Produk Akhir Industri Rumput Laut di Dalam dan Luar Negeri di Jakarta

Terlaksana Rakor Evaluasi Pengembangan Pasar Bahan Baku dan Produk Setengah Jadi, dan Produk Akhir Industri Rumput Laut di Dalam dan Luar Negeri dilaksanakan dengan Rakor Pembahasan Hambatan Ekspor Produk Rumput Laut

11. Rakor Evaluasi

Pengembangan Budidaya Jenis Baru dan Inovasi Teknologi Produk

Setengah Jadi dan Produk Akhir serta Pasar Produk

Tidak Terlaksana

Sudah dilaksanakan oleh KKP sebagai pembina sektor dan selanjutnya akan diselenggarakan rapat koordinasi di Kemenko Perekonomian sebagai pelaksanaan

(13)

Rumput Laut Nasional dan Global di Jakarta

implementasi Perpres 33 Tahun 2019

12. Rakor Evaluas Capaian Pengembangan Program 5 P Komoditas Rumput Laut di Jakarta

Tidak Terlaksana

Sudah dilaksanakan oleh KKP sebagai pembina sektor dan selanjutnya akan diselenggarakan rapat koordinasi di Kemenko Perekonomian sebagai pelaksanaan implementasi Perpres 33 Tahun 2019

13. Monev Kemitraan dalam Pengembangan Agribisnis Rumput Laut di NTB

Tidak terlaksana

Monev Kemitraan dalam Pengembangan Agribisnis Rumput Laut di NTB tidak terlaksana akibat adanya masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Capaian Output Kegiatan

Realisasi output untuk pencapaian IKU persentase rekomendasi kebijakan pengembangan agribisnis peternakan dan perikanan yang diterima Deputi sampai dengan Triwulan III Tahun 2021 adalah sebanyak 5 (lima) konsep paket rekomendasi atau mencapai 100% dari target output IKU 5 (lima) paket rekomendasi pada tahun 2021. Adapun ringkasan singkat mengenai realisasi output disajikan ke dalam tabel berikut:

No Output Target

Tahun 2021

Realisasi TWIII

% Capaian

Output 1 Rekomendasi Kebijakan

Bidang Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan

5 paket rekomendasi

5 konsep paket rekomendasi

100%

Adapun 5 (lima) konsep paket Rekomendasi Kebijakan Bidang Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan sampai dengan Triwulan III tahun 2021 adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan Stabilisasi Perunggasan

- Rekomendasi penyerapan livebird di tingkat peternak mandiri dan pemantauannya bersama lintas kementerian.

- Rekomendasi stabilisasi pasokan dan harga livebird serta telur ayam ras di tingkat peternak.

- Rekomendasi stabilisasi pasokan dan harga jagung dengan penyusunan neraca jagung untuk pakan ternak, mobilisasi jagung dari sentra produksi ke sentra peternakan ayam petelur dengan melibatkan BUMN dan subsidi transportasi.

2. Kebijakan Pengembangan Ayam KUB

- Pendistribusian bibit ayam KUB parent stock di Kab. Cianjur, Kab.

Bogor dan Kab. Kulon Progo sebanyak 20.000 ekor kerja sama Kemenko Perekonomian dengan Kementerian Pertanian

(14)

- Rekomendasi pendampingan dan evaluasi distribusi bibit ayam KUB parent stock.

- Rekomendasi pengawasan dan pembinaan kelembagaan korporasi peternak ayam KUB sesuai dengan regulasi.

3. Kebijakan Pengaturan Supply Demand Komoditas Peternakan

- Rekomendasi penyusunan sistem nasional supply demand daging sapi untuk mendukung Sistem Nasional Neraca Komoditas (SNANK).

- Rekomendasi penetapan tim efektif penyusunan mekanisme penetapan dan evaluasi neraca komoditas peternakan, perikanan, dan pergaraman di Kemenko Perekonomian.

4. Kebijakan Pengembangan Industri Rumput Laut Nasional Peningkatan produktivitas hulu – hilir.

- Mendorong produk-produk inovatif.

- Mengembangkan berbagai jenis rumput laut bernilai ekonomis (selain Gracilaria dan Eucheuma) yang belum banyak dimanfaatkan, misalnya Caulerpa dan Ulva.

5. Kebijakan Pengembangan Komoditas Perikanan dan Komoditas Pergaraman

- Rekomendasi penyusunan sistem nasional supply demand komoditas perikanan dan garam untuk mendukung Sistem Nasional Neraca Komoditas (SNANK).

- Rekomendasi penyerapan garam rakyat oleh industri dan koordinasi sinkronisasi bersama lintas K/L.

Kendala Pencapaian Target

Sampai dengan Triwulan III Tahun 2021, terdapat beberapa kendala atau hambatan yang dihadapi dalam mencapai target yang telah ditetapkan.

Adapun berikut beberapa kendala yang dihadapi dalam mencapai target tersebut:

1. Tingginya harga dan keterbatasan pasokan bahan baku pakan ternak khususnya jagung dari dalam negeri dan DOC menyebabkan Harga Pokok Produksi (HPP) tinggi sehingga peternak perunggasan mengalami kerugian baik peternak ayam broiler maupun ayam layer.

2. Kelangkaan dan kenaikan biaya logistik (biaya kontainer) dikarenakan kondisi pandemi berdampak terhadap ekspor produk perikanan dan berkurangnya pasokan bahan baku sehingga menurunkan utilitas industri perikanan dalam negeri.

3. Terdapat usulan pemasukan ikan yang sebenarnya dapat dipenuhi dari produksi di dalam negeri, namun karea keterbatasan logistik menyebabkan kurangnya daya saing komoditas perikanan dari dalam negeri.

(15)

Rekomendasi Pencapaian Target

Adapun rekomendasi dalam mencapai target kinerja ke depan, sebagai berikut:

1. Penguatan koordinasi lintas sektor dan lintas K/L.

2. Mengintensifkan rapat-rapat koordinasi dalam upaya mencapai output kegiatan di bidang peternakan dan perikanan.

3. Keterbatasan pelaksanaan rapat koordinasi bersama K/L terkait akan diatasi dengan mengoptimalkan rapat melalui media online mengingat pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Kebutuhan sarana untuk pelaksanaan rapat online perlu untuk dipenuhi.

4. Diperlukan penyederhanaan regulasi terhadap ketentuan ekspor komoditas rumput laut untuk memberikan kemudahan berusaha bagi para pelaku usaha sehingga dapat bersaing di pasar global.

5. Data importasi komoditas perikanan yang masih berbeda antar K/L diharapkan dapat diselaraskan melalui Sistem Nasional Neraca Komoditas.

Gambar

Tabel  1.  Ringkasan  Capaian  Kinerja  Asisten  Deputi  Pengembangan  Agribisnis  Peternakan  dan  Perikanan Triwulan III Tahun 2021

Referensi

Dokumen terkait

Target persentase capaian atas IKU 10, yakni Tingkat Penerapan Manajemen Pengetahuan, sebesar 100% dengan tingkat realisasi selama tahun 2021 sebesar 112,50% atau telah

Realisasi output untuk pencapaian IKU Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan di sektor Migas, Pertambangan dan Petrokimia yang

Berdasarkan perhitungan capaian kinerja sampai dengan Triwulan IV Tahun 2021, Asisten Deputi Percepatan dan Pemanfaatan Pembangunan mencapai 100% dari target IKU-4.1

Sampai dengan Triwulan II Tahun 2021, realisasi Pendapatan Pemerintahan Umum atau pendapatan konsolidasian tingkat Wilayah Sulawesi Tengah adalah sebesar

3) Kinerja: telah dilakukan penilaian, monitoring dan evaluasi prestasi kinerja pegawai triwulan I, penilaian triwulan II dan penilaian triwulan III Tahun 2021. 4) Disiplin:

Realisasi output untuk pencapaian IKU Persentase Rekomendasi Kebijakan Bidang Pengembangan Hortikultura yang Diterima Deputi sampai dengan Triwulan III Tahun 2021

Realisasi output untuk pencapaian IKU Persentase Rekomendasi Kebijakan Bidang Prasarana dan Sarana Pangan dan Agribisnis yang diterima Deputi sampai dengan

Perbandingan Realisasi Capaian Jumlah Nelayan/Awak Kapal Perikanan yang Ditingkatkan Pengetahuan/Kompetensinya Triwulan III 2021 dengan Target Menengah