• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOTA DINAS NOMOR AK.3.1/ 69 /D.VII.M.EKON.3/04/2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NOTA DINAS NOMOR AK.3.1/ 69 /D.VII.M.EKON.3/04/2022"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

DEPUTI BIDANG KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL ASISTEN DEPUTI KERJASAMA EKONOMI AMERIKA DAN PASIFIK

NOTA DINAS

NOMOR AK.3.1/ 69 /D.VII.M.EKON.3/04/2022

Kepada : Yth. Plt. Kepala Biro Perencanaan

Dari : Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik Tembusan : Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia/ Sesdep

Tanggal Lampiran

: :

28 April 2022 1 (satu) berkas

Hal : Penyampaian Laporan Kinerja sisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik Triwulan I Tahun 2022

Merujuk Nota Dinas Karo Perencanaan Nomor AK.3.1- 101/SET.M.EKON.1/04/2022 tanggal 11 April 2022, dengan hormat kami sampaikan Laporan Kinerja Asisten Depuri Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik untuk Triwulan I Tahun 2022, sebagaimana terlampir.

Demikian kami sampaikan, atas perkenan perhatian dan kerja samanya,

kami ucapkan terima kasih.

(2)

Laporan Capaian Kinerja Triwulan I Tahun 2022 Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

A. Capaian Kinerja Triwulan I Tahun 2022

Hasil pengukuran kinerja Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik sampai dengan Triwulan I Tahun 2022 ditampilkan pada Tabel 1, sebagai berikut:

Tabel 1. Ringkasan Capaian Kinerja Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik Triwulan I Tahun 2022

No Indikator Kinerja Utama Satuan Target Tahun 2022

Realisasi Triwulan I

Capaian (%) I Sasaran Kegiatan 1. Terwujudnya

Kebijakan di Bidang Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang berkualitas

1.1 Indikator 1.1 Jumlah Kesepakatan dalam Forum Bilateral di Kawasan Amerika dan Pasifik yang Diketuai dan Ditindaklanjuti Kemenko Bidang Perekonomian

Jumlah 3 0 0%

1.2 Indikator 1.2 Jumlah Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang disepakati oleh K/L di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian

Jumlah 4 1 25%

II Sasaran Kegiatan 2. Terwujudnya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang Efektif

2.1 Indikator 2.1Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang ditindaklanjuti

Indeks 3 dari 4 1 dari 4 25%

2.2 Indikator 2.2 Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Ekonomi Amerika dan Pasifik

Persentase 75% 25% 33,33%

III

3.1

Sasaran Kegiatan 3. Terwujudnya Tata Kelola Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang Baik

Indikator 3.1 Persentase ASN Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang Memenuhi Jam Pelatihan (JP) ASN

Persentase 70% 50% 71,4%

(3)

3.2 Indikator 3.2 Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik

Persentase 95% 19,01% 25%

Kinerja Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik sampai dengan Triwulan I Tahun 2022 sebagaimana tercantum dalam ringkasan Tabel 1 dapat diuraikan sebagai berikut:

1

Sasaran Kegiatan 1: Terwujudnya Kebijakan di Bidang Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang berkualitas

Pencapaian Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Kebijakan di Bidang Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang berkualitas ditunjukkan oleh pencapaian tiga indikator kinerja yaitu:

1. Jumlah Kesepakatan dalam Forum Bilateral di Kawasan Amerika dan Pasifik yang Diketuai dan Ditindaklanjuti Kemenko Bidang Perekonomian

2. Jumlah Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang disepakati oleh K/L di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian

Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1.1. Jumlah Kesepakatan dalam Forum

Bilateral di Kawasan Amerika dan Pasifik yang Diketuai dan Ditindaklanjuti Kemenko Bidang Perekonomian

Latar Belakang

Kesepakatan pada forum yang diketuai dan ditindaklanjuti oleh Kemenko Bidang Perekonomian pada tingkat Bilateral adalah kesepakatan yang disepakati oleh Pemerintah Indonesia dengan negara mitra di kawasan Amerika dan Pasifik di mana Kemenko Perekonomian menjadi koordinator dan pemimpin pelaksanaannya serta melakukan monitoring implementasi hasil kesepakatan tersebut kepada K/L dan/atau pihak terkait. Target yang ditetapkan sebagai berikut:

1. PROSPERA Board Meeting Tahun 2022

Prospera adalah program kemitraan pemerintah Indonesia dengan Australia, dimana dalam implementasinya, Deputi VII Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia bersama dengan Department of Foreign Affairs and Trade, Australia menjadi executing agency sekaligus sebagai Co-chairs program tersebut.

Prospera Board meeting merupakan pertemuan tahunan yang dihadiri oleh Co- chair Prospera untuk membahas capaian kegiatan satu tahun sebelumnya dan membahas serta menyetujui rencana kegiatan untuk satu tahun ke depan baik dalam skema APS (Government to Government) maupun Advisory Activity.

Board Meeting direncanakan akan dilaksanakan pada 21 April 2022 secara hybrid. Agenda utama Board Meeting tahun ini yaitu membahas dan menentukan persetujuan Co-chair untuk rencana perpanjangan Prospera selama 3 tahun setelah tahun 2023.

2. The 3rd RI-Australia Senior Economic Officials Meeting (SEOM)

Kemenko Perekonomian telah menginisiasi salah satu forum kerja sama ekonomi bilateral Indonesia-Australia pada tahun 2020. Indonesia-Australia Senior Economic Official Meeting (SEOM) merupakan forum yang diinisiasi Deputi VII Kemenko Perekonomian sebagai mekanisme dialog kebijakan tingkat tinggi bidang ekonomi antar kedua negara membahas isu-isu ekonomi strategis yang menjadi kepentingan bersama yang dibentuk berdasarkan

(4)

kesepakatan kedua kepala pemerintahan sebagaimana dirumuskan pada Butir 7 Joint Statement Indonesia – Australia Annual Leaders Meeting tanggal 10 Februari 2020. SEOM pertama telah dilaksanakan pada 7 September 2020.

SEOM bertujuan untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara khususnya pada sektor ekonomi, perdagangan, dan investasi di tengah pandemi Covid-19. Framework dari SEOM juga merupakan forum diskusi kebijakan kedua negara yang memberikan capaian konkrit yang digunakan untuk mempererat hubungan bilateral Indonesia dan Australia. Hasil dari pelaksanaan SEOM akan dilaporkan dan dibahas pada forum bilateral tingkat menteri dengan portofolio ekonomi yang dikenal dengan Indonesia-Australia Economic Trade and Investment Ministrial Meeting.

The 3rd Indonesia-Australia SEOM rencananya akan dilaksanakan pada kuartal ketiga tahun 2022, dengan Australia sebagai tuan rumah dan Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional sebagai Ketua Delri.

3. The 2nd RI-Australia Economic Trade and Investment Ministerial Meeting (ETIMM)

Indonesia-Australia Economic Trade and Investment Ministrial Meeting (ETIMM) merupakan tindak lanjut dari pertemuan tingkat Senior Officials’ atau SEOM yang juga diagendakan secara tahunan sebagaimana mandat Joint Statement Indonesia-Australia Annual Leader’s Meeting tahun 2020. Hasil pelaksanaan ETIMM akan menjadi salah satu deliverable pada pelaksaan Indonesia-Australia Annual Leader’s Meeting.

Pada pertemuan pertama ETIMM tanggal 6 Juli 2021, kedua negara sepakat untuk memperkuat kerja sama bilateral, bertukar pengalaman mengatasi pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi, kerja sama internasional (G20, WTO, dan APEC), memfasilitasi people-to-people link (perjalanan internasional), perdagangan bilateral dan regional (RCEP, peningkatan AANZFTA, dan IA-CEPA), dan Launching Economic Cooperation Program (ECP) IA-CEPA “Katalis”.

Pemerintah Indonesia dan Australia juga telah sukses menyelenggarakan the 2nd Senior Economic Officials' Meeting (SEOM) pada 14 Desember 2021. Hasil pertemuan akan dilaporkan pada Economic, Trade and Investment Ministers Meeting (ETIMM) Kedua yang diselenggarakan oleh Indonesia pada tahun 2022.

Hasil Pengukuran Kinerja

A. Hasil Perbandingan antara Target dan Realisasi

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Jumlah Kesepakatan dalam Forum Bilateral di Kawasan Amerika dan Pasifik yang Diketuai dan Ditindaklanjuti Kemenko Bidang Perekonomian yang telah terealisasi sebesar 0 atau mencapai 0% dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:

(5)

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-1.1

1.1. Jumlah Kesepakatan dalam Forum Bilateral di Kawasan Amerika dan Pasifik yang Diketuai dan Ditindaklanjuti Kemenko Bidang Perekonomian

Jumlah 3 0

0%

Deskripsi narasi:

B. Narasi atas Capaian Kinerja

1) Rapat Koordinasi Persiapan Pelaksanaan Board Meeting Prospera tingkat Eselon II

Rapat dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2022 secara virtual untuk membahas respon dari Pemerintah Indonesia terhadap perpanjangan program Prospera serta mengevaluasi Program Prospera. Rencananya, pada tanggal 19 April 2022, akan dilaksanakan Rakor Persiapan lanjutan sebelum Board Meeting Prospera.

Permintaan Masukan dan Tanggapan Resmi dari K/L penerima manfaat Program Prospera

Permintaan Masukan dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2022 melalui surat dengan Nomor KSI.03.03/ 11 / D.VII.M.EKON.3/03/2022 untuk mendapatkan posisi final Pemerintah Indonesia untuk tindak lanjut program Prospera pada Board Meeting Prospera yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 21 April 2022.

C. Kendala dalam Pencapaian Kinerja

Pencapaian kinerja triwulan I tahun 2022 telah terealisasi dengan baik. Adapun kendala yang menyebabkan belum maksimalnya capaian Jumlah Kesepakatan dalam Forum Bilateral di Kawasan Amerika dan Pasifik yang Diketuai dan Ditindaklanjuti Kemenko Bidang Perekonomian antara lain:

1) Board Meeting Prospera tahun ini juga digunakan untuk membahas persetujuan Co-chair terhadap rencana perpanjangan Program Prospera setelah tahun 2023. Oleh karenanya, Deputi VII perlu mendapatkan masukan dari 24 K/L penerima manfaat Prospera. K/L penerima manfaat memerlukan waktu yang cukup lama untuk koordinasi internal instansinya dalam memberikan keputusan, sehingga tanggapan dan evaluasi dari K/L penerima manfaat Prospera diterima kami dengan rentang waktu yang cukup lama.

2) Sulitnya menyatukan jadwal antara Bapak Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Internasional dengan Bapak Minister-Counsellorz (Economic, Investment, and Infrastructure), DFAT.

Berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan I dan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

(6)

Pelaksanaan Rencana Kinerja (Renja) dan Capaian Kegiatan TW I No Output Kegiatan Pagu

Anggaran

Realisasi Anggaran

Realisasi Output Tw I

% Capaian Output 1 Rekomendasi

Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika Pasifik

1.130.931.000 203.673.578 (18.01%)

1 Rekomendasi

Kebijakan

25%

3 Rekomendasi Percepatan Penyelesaian dan

Implementasi Perundingan Perdagangan

126.764.000 44.110.000 (34.80%)

1 Rekomendasi

Kebijakan

25%

Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Keterangan

Jumlah Kesepakatan dalam Forum Bilateral di Kawasan Amerika dan Pasifik yang Diketuai dan Ditindaklanjuti Kemenko Bidang Perekonomian

No Rencana Aksi TW I Status

Keterangan ( dapat berisikan Kendala & Rekomendasi

Perbaikan)

1

Rapat Koordinasi Persiapan Pelaksanaan ETIMM Indonesia-Australia Tingkat Eselon II

Tertunda dan Digeser

Mundurnya pelaksanaan The 2nd RI-Australia ETIMM menjadi pada TW III

2

Rapat Koordinasi Persiapan Pelaksanaan ETIMM Indonesia-Australia Tingkat Eselon I

Tertunda dan Digeser

Mundurnya pelaksanaan The 2nd RI-Australia ETIMM menjadi pada TW III

3

Rapat Koordinasi Persiapan Pelaksanaan Board Meeting Prospera tingkat Eselon II

Terlaksana

Board Meeting rencananya akan dilaksanakan pada TW IV namun dipercepat menjadi TW II sehingga telah dilakukan Rakor Persiapan Tingkat Eselon II

1.2. Jumlah Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang disepakati oleh K/L di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian

Latar Belakang

Perjanjian kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik adalah persetujuan/perjanjian di bidang ekonomi yang disepakati antara Indonesia dengan negara mitra di kawasan Amerika dan Pasifik.

Hal ini meliputi kesepakatan yang dapat berupa persetujuan/perjanjian dalam bentuk PTA/FTA/CEPA dan Bilateral. Adapun target yang ditetapkan sebagai berikut:

a. Perundingan Indonesia-Chile CEPA (IC-CEPA) in Services

(7)

Indonesia-Chile Comprehensive Partnership Agreement (IC-CEPA) merupakan Perjanjian Dagang pertama di Kawasan Amerika yang telah ditandatangani oleh Menteri Perdagangan RI dan Menteri Luar Negeri Chile pada 14 Desember 2017 di Chile. IC-CEPA berlaku pada tanggal 10 Agustus 2019 untuk cakupan perdagangan barang (trade in goods).

Berdasarkan kesepakatan, perundingan IC-CEPA dilakukan secara bertahap (incremental approach). Sesuai dengan Chapter 14.06 IC-CEPA, para pihak akan melakukan perundingan tahap selanjutnya yakni Perundingan Perdagangan Jasa (Trade in Services) dan Perundingan Investasi.

Pada tahun 2022, terdapat beberapa agenda pembahasan perundingan IC CEPA in Services. Kedua Pihak telah melakukan pertemuan putaran pertama di akhir tahun 2021. Pertemuan putaran pertama tersebut berhasil membahas teks draft TIS Chapter/Agreement sebanyak 10 Pasal dari 16 Pasal, serta langkah-langkah ke depan. Diagendakan tahun ini akan diadakan beberapa putaran pertemuan.

b. Perundingan Indonesia-Canada CEPA (ICA-CEPA)

Gagasan penjajakan perundingan Indonesia-Canada CEPA (ICA-CEPA) telah dimulai sejak tahun 2020. Lebih lanjut pada tanggal 20 Juni 2021 telah dilakukan peluncuran rencana dimulainya Perundingan ICA-CEPA antara Menteri Perdagangan RI dengan Menteri Usaha Kecil, Promosi Ekspor, dan perdagangan Internasional Kanada

Menindaklanjuti peluncuran perundingan ICA-CEPA tersebut, Pemri telah melakukan komunikasi dengan pihak Kanada sebagai persiapan perundingan putaran pertama ICA-CEPA. Indonesia dan Kanada merencanakan pelaksanaan perundingan putaran pertama pada awal tahun 2022. Cakupan perundingan akan meliputi aspek perdagangan barang, jasa, investasi dan isu lain terkait perdagangan, yang akan disepakati kedua pihak dalam proses perundingan.

c. Perundingan Indonesia-MERCOSUR CEPA (IM-CEPA)

Mercosur merupakan salah satu blok dagang di Amerika Selatan, yang beranggotakan Brasil, Argentina, Paraguay, dan Uruguay. Brasil dan Argentina merupakan mitra dagang terbesar yang menyumbang total defisit hingga USD 3,1 juta. Oleh karena itu, Indonesia membuka peluang kerja sama dengan negara blok dagang Mercosur melalui rencana penyusunan FTA dalam bentuk CEPA. Permohonan mandat perundingan perjanjian perdagangan Indonesia-Mercosur CEPA telah disampaikan Menteri Perdagangan kepada Presiden RI pada tanggal 28 April 2021.

Menindaklanjuti permohonan mandat tersebut, pada tanggal 9 Desember 2021, telah diselenggarakan The 2nd Exploratory Meeting Indonesia- Mercosur dimana kedua pihak berhasil menyepakati Scoping Paper on a Possible Comprehensive Economic Partnership Agreement yang akan menjadi pedoman bagi kedua pihak dalam menentukan ruang lingkup perundingan.

Pada tanggal 16 Desember 2021, Menteri Perdagangan RI dan Menteri Luar Negeri Common Market Council MERCOSUR telah melakukan peluncuran IM-CEPA yang dilakukan melalui Digital Video Conference. Selanjutnya akan

(8)

dilaksanakan perundingan pertama IM-CEPA yang ditargetkan dapat terlaksana pada tahun 2022.

d. The 9th Senior Official Meeting in Trade and Investment RI-New Zealand (SOMTIF RI-NZ)

SOMTIF RI-NZ merupakan forum diskusi bilateral untuk membahas beberapa isu terkait strategi mengurangi hambatan dalam perdagangan sehingga target nilai perdagangan dapat segera dicapai. Pertemuan SOMTIF ke-8 telah dilaksanakan secara virtual pada tanggal 10 Agustus 2021. Dalam SOMTIF ke-8, kedua belah pihak membahas overview hubungan dagang dan investasi kedua negara, laporan progress the 7th SOMTIF, market access, kerja sama bidang pertanian, dan kerja sama perdagangan baik multilateral maupun regional. Pada pertemuan SOMTIF ke-8, KSEAP DVII Kemenko Perekonomian menyampaikan beberapa concern diantaranya:

• Komitmen Pemri yang kuat untuk melaksanakan rekomendasi dan keputusan Panel DSB atas sengketa dagang DS 477.

• Komitmen Pemri memperbaiki iklim investasi dengan menetapkan Daftar Prioritas Investasi (DPI), membentuk Otoritas Investasi Indonesia (INA), dan meluncurkan sistem perizinan berusaha berupa Online Single Submission-Risk Based Approach (OSS – RBA).

• Diskusi terkait concern mengenai akses pasar buah Nanas dan alternative treatment untuk Sanitary and Phytosanitary (SPS) yang dipersyaratkan Selandia Baru terhadap buah manggis dan salak asal Indonesia.

SOMTIF ke-9 rencananya akan diselenggarakan pada tahun 2022 secara tatap muka di Wellington sekiranya situasi memungkinkan. Isu utama yang akan dibahas berkaitan dengan pemulihan dari pandemi dan pondasi ketahanan rezim perdagangan internasional untuk mendukung perdagangan Indonesia dan Selandia Baru.

Hasil Pengukuran Kinerja

A. Hasil Perbandingan antara Target dan Realisasi

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Jumlah Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang disepakati oleh K/L di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian yang telah terealisasi sebesar 1 atau mencapai 25% dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-1.1

1.1. Jumlah Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang disepakati oleh K/L di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian

Jumlah 4 1 25%

(Memuaskan)

(9)

Deskripsi narasi:

B. Narasi atas Capaian Kinerja

1) Rapat Koordinasi Delri dan Pelaksanaan Perundingan Pertama Indonesia-Canada CEPA (ICA-CEPA)

Pada Triwulan I, telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Delri pada Persiapan Perundingan Putaran Pertama ICA-CEPA pada tanggal 8 Maret 2022 dan pada tanggal 14 s.d. 19 Maret 2022 telah dilaksanakan perundingan pertama Indonesia- Canada CEPA secara virtual dimana Indonesia menjadi tuan rumah pada perundingan pertama tersebut.

Pelaksanaan perundingan dilakukan melalui pembahasan isu pada 17 Working Group (WG) dan 3 Expert Discussion (ED). Keasdepan KSE Amerika dan Pasifik ikut serta dalam WG on National Treatment and Market Access for Goods (NTMA) dan WG on Economic and Technical Cooperation (Ecotech).

Pasca pelaksanaan perundingan pertama tersebut, Delri akan melakukan koordinasi internal dan mempelajari kembali draft text NTMA usulan Kanada dan akan mengusulkan counter draft text kepada Kanada. Untuk chapter Ecotech, secara umum Kanada terbuka terhadap usulan non-paper Ecotech Pemri, namun Kanada perlu mempelajarinya lebih lanjut.

Pemerintah Indonesia dan Kanada telah menyepakati work plan perundingan ICA- CEPA yang ditargetkan dapat selesai selama kurun waktu 2 tahun (2022-2023) dengan mempertimbangkan dinamika perundingan.

2) Rapat Persiapan Pembahasan Draft Request dalam kerangka Perundingan Indonesia-Chile CEPA – Trade in Services (ICCEPA-TIS) Rencananya pertemuan kedua Perundingan Perdagangan Jasa dalam kerangka IC-CEPA akan diselenggarakan pada Triwulan II tanggal 4-6 April 2022.

Sehubungan dengan hal tersebut, Pemri telah melakukan rapat persiapan untuk menyusun konsep Indonesia's Request List to Chile pada tanggal 14 Maret 2022.

Kedua negara rencananya akan melalukan pertukaran request list sebelum perundingan kedua dilaksanakan.

Dasar konsep request Indonesia antara lain data WTO, kajian ITPC Santiago dan komitmen Chile pada GATS dan FTAs. Sebagai catatan, berdasarkan data WTO, ekspor jasa Indonesia pada periode 2015-2019 terdiri dari jasa transportasi, jasa perjalanan, jasa bisnis, jasa komersial lainnya, jasa telekomunikasi, serta jasa komputer dan informasi.

Beberapa hal yang mengeumuka dalam rakor tersebut antara lain:

- Pasar Chile pada Sektor Konstruksi bersama dengan sektor arsitektur dan engineering, pada umumnya dipandang memiliki potensi bagi penyedia jasa Indonesia. Namun KemenPUPR menyampaian bahwa salah satu hambatan perdagangan jasa dengan Chile adalah adanya persyaratan 85% komposisi profesional yang wajib merupakan warga negara Chile dan 15% warga asing yang tercantum dalam Horizontal Commitment Chile pada WTO. Indonesia diharapkan dapat menyertakan request agar Chile dapat melakukan relaksasi terhadap hambatan pembatasan posisi profesional dimaksud dalam berkomitmen dengan Indonesia.

(10)

- Pada Sektor Transportasi, sektor ini menjadi salah satu perhatian Indonesia, utamanya untuk transportasi laut dan transportasi udara. Pemri mengusulkan agar request Indonesia dapat mencakup aircraft repair and maintenance services; the selling and marketing of air transport services; dan computer reservation system services, merujuk cakupan jasa transportasi udara Annex on Air Transport Services di WTO.

- Pada Sektor Akuntansi dan Pembukuan, Pemri mencatatkan pencatuman sektor accounting, auditing and book-keeping services dalam request Indonesia kepada Chile.

- Terkait Tenaga Kerja Profesional, Pemri diharapkan dapat mengakomodasi kepentingan perluasan tenaga kerja Indonesia, khususnya untuk sektor pariwisata dan kesehatan dalam draft request Indonesia.

C. Kendala dalam Pencapaian Kinerja

Pencapaian kinerja triwulan I tahun 2022 terealisasi dengan baik. Adapun kendala yang menyebabkan belum maksimalnya capaian antara lain:

1) Pelaksanaan perundingan Indonesia-Mercosur CEPA belum dapat dilaksanakan pada Triwulan I karena pihak Mercosur meminta agar pelaksanaan perundingan dapat dimundurkan menjadi Semester II Tahun 2022 dikarenakan mereka sedang menyelesaikan perundingan dengan mitra lainnya .

2) Secara umum, komitmen Chile di GATS masih terbatas, dengan demikian Indonesia dapat menyampaikan request minimal mencakup sektor dimana Indonesia berkomitmen pada GATS. Dalam pertemuan pada bulan April mendatang, Indonesia dan Chile dapat menyampaikan revised request sebagai tindak lanjut.

Berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan I dan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

Pelaksanaan Rencana Kinerja (Renja) dan Capaian Kegiatan TW I No Output Kegiatan Pagu

Anggaran

Realisasi Anggaran

Realisasi Output Tw I

% Capaian Output 1 Rekomendasi

Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika Pasifik

1.130.931.000 203.673.578 (18.01%)

1 Rekomendasi

Kebijakan

25%

2 Rekomendasi Persiapan Forum bilateral Amerika Pasifik

102.243.000 0 (0%) 1

Rekomendasi Kebijakan

25%

Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Keterangan dalam Pelaksanaan Rencana Aksi

Jumlah Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang Disepakati oleh K/L di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian

No Rencana Aksi TW I Status Keterangan ( dapat berisikan Kendala &

Rekomendasi Perbaikan)

(11)

1

Rapat Penyusunan pending issues dalam draft text Chapter TIS serta proposal Pemri pada Perundingan Kedua IC-CEPA in Services

Terlaksana

Pemri telah melakukan rapat persiapan untuk menyusun konsep Indonesia's Request List to Chile pada tanggal 14 Maret 2022 sebagai bahan persiapan pertemuan kedua Perundingan Perdagangan Jasa dalam kerangka IC- CEPA.

Kedua negara rencananya akan melalukan pertukaran request list sebelum perundingan kedua dilaksanakan.

2 Perundingan ke-1 ICA-CEPA Terlaksana

Perundingan Putaran Pertama ICA-CEPA telah dilaksanakan pada tanggal 14 s.d. 19 Maret 2022 secara virtual

3 Perundingan ke-1 IM-CEPA

Tertunda dan Digeser

Perundingan Pertama IM- CEPA ditunda dan digeser ke Semester II Tahun 2022.

2

Sasaran Kegiatan 2: Terwujudnya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang Efektif

Pencapaian Sasaran Strategis 2: Terwujudnya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang Efektif ditunjukkan oleh pencapaian dua indikator kinerja yaitu:

1. Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang ditindaklanjuti

2. Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Ekonomi Amerika dan Pasifik Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

2.1. Indeks Kualitas Koordinasi,

Sinkronisasi dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang ditindaklanjuti

Latar Belakang

Persentase Kebijakan yang Ditindaklanjuti merupakan alat untuk mengukur tingkat keberhasilan atau pencapaian proses koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan bidang kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik, proses koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian dikatakan efektif dan berkualitas apabila hasil rekomendasi kebijakan yang dikeluarkan dapat ditindaklanjuti oleh K/L terkait dan K/L terkait puas dengan layanan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian yang diberikan.

Indeks kualitas koordinasi, sinkronisasi, dan kebijakan di bidang kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik dikategorikan ke dalam 4 (empat) kategori:

a. Sangat Baik, rentang nilai 85 – 100 (4) b. Baik, rentang nilai 75 – 84 (3)

c. Cukup, rentang nilai 65 – 74 (2) d. Kurang, rentang nilai <65 (1)

(12)

Hasil Pengukuran Kinerja

A. Hasil Perbandingan antara Target dan Realisasi

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang ditindaklanjuti yang telah terealisasi atau persentase kinerja mencapai 25% dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-1.1

2.1. Indeks Kualitas Koordinasi,

Sinkronisasi dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang

ditindaklanjuti

Indeks Baik (3

dari 4) 1 dari 4 25%

(Memuaskan)

Deskripsi narasi:

B. Narasi Capaian

1) Persiapan Trade and Investment Framework Agreement Ministerial Meeting (TIFA MM) RI-Amerika Serikat Tahun 2022

Dalam rangka persiapan Trade and Investment Framework Agreement Ministerial Meeting (TIFA MM) RI-AS ke-18 yang rencananya akan dilaksanakan pada tahun 2022, Kemenko Perekonomian dan KL terkait telah melakukan beberapa upaya persiapan, antara lain:

❖ Rapat Koordinasi Persiapan TIFA-MM RI-AS

Dalam rangka mempersiapkan posisi Indonesia pada pelaksanaan TIFA MM RI-AS ke-18, Kemenko Perekonomian telah menghadiri rapat interkem yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan pada tanggal 20 Januari 2022.

Beberapa possible issues substansi yang akan dibahas pada agenda Tete- a-tete antara lain sebagai berikut:

➔ Reaktivasi 4 (empat) Working Group yang dibentuk dalam TIFA RI-AS tahun 2007, yaitu WG on Services, WG on Intellectual Property Rights (IPR), WG on Investment, WG on Agricultural and Industrial Goods.

➔ Dikeluarkannya Indonesia dari Status Priority Watch List (PWL) untuk Isu Penegakan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

➔ Pembentukan Limited Trade Deal (LTD) dan Joint Task Force (JTF) on Global Supply Chain (GVC)

➔ Penutupan Sengketa Dagang DS 478

(13)

❖ Pertemuan dengan Delegasi USTR

Deputi VII Kemenko Perekonomian dan didampingi Pejabat Eselon II Kementerian Perekonomian, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perdagangan telah menerima dan melakukan pertemuan dengan Assistant U.S. Trade Representative for Agricultural Affairs and Commodity Policy pada tanggal 28 Januari 2022 dan 8 Februari 2022.

Dua agenda pertemuan tersebut membahas perkembangan UU Cipta Kerja dan peraturan pelaksanaannya, kebijakan Neraca Komoditas, perizinan impor atas produk hortikultura dan produk hewan, serta fasilitas pendaftaran untuk susu, daging dan produk olahan. Hal ini dilakukan untuk mencapai hasil yang positif sebelum pelaksanaan TIFA Ministerial Meeting yang direncanankan akan dilaksanakan pada Semester I Tahun 2022. Selain membahas beberapa concern USTR, Pemri juga menyampaikan beberapa kepentingan Indonesia.

2) Rapat Koordinasi Posisi Pemri atas kasus sengketa DS477/478 untuk Pertemuan Reguler Dispute Settlement Body (DSB) dan pertemuan bilateral AS dan SB

Selama Triwulan I Tahun 2022, Indonesia selalu berpartisipasi dalam sidang reguler DSB WTO, dimana terakhir dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2022.

Rapat penyusunan posisi Status Report Pemri dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2022.

Dalam Status Report tersebut, Pemri menyampaikan hal-hal sebagai berikut:

➔ Aturan impor nasional yang menjadi objek sengketa, yang diatur oleh Undang-Undang, telah dicabut seiring dengan pengesahan Undang–

undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UUCK).

➔ Kebijakan yang diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan dan Peraturan Menteri Pertanian, seperti pembatasan pada masa panen, persyaratan realisasi impor, persyaratan panen enam bulan, dan harga referensi, juga telah disesuaikan.

Pada sidang DSB WTO bulan Maret 2022, AS dan SB kembali menyampaikan tangggapan antara lain sebagai berikut:

➔ Mempertanyakan keterkaitan antara putusan MK dengan implementasi Indonesia terhadap Measure 18.

➔ Mencatat pengesahan Perpres No. 32 Tahun 2022 tentang Neraca Komoditas dan mengharapkan informasi dari Indonesia seputar keterkaitan pelaksanaannya dengan rezim impor daging dan produk hortikultura.

➔ Mengharapkan informasi seputar aturan impor yang terkait dengan proses perizinan serta keterkaitannya dengan mekanisme Neraca Komoditas yang baru.

➔ Meminta agar Indonesia dapat memberi kejelasan seputar produk yang diikutsertakan pada mekanisme Neraca Komoditas, metode kalkulasi Neraca Komoditas, dan waktu pengesahan aturan pelaksana mekanisme Neraca Komoditas untuk produk spesifik

(14)

➔ Indonesia dapat menginformasikan produk yang tidak membutuhkan rekomendasi impor dan apakah mekanisme tersebut terbatas pada produk yang masuk pada lingkup mekanisme Neraca Komoditas.

Untuk setiap persiapan sidang reguler DSB WTO, KSEAP terlibat aktif dalam penyusunan posisi Pemri melalui status report dan memonitor proses penerbitan perizinan impor hortikultura dan hewan dari AS dan SB.

Rakor Tim Kecil Review Perpres Neraca Komoditas

Sebagaimana diketahui, dalam beberapa pertemuan sidang reguler DSB WTO khususnya mata agenda Status Report DS 477/478, Amerika Serikat (AS) dan Selandia Baru (SB) konsisten menyoroti kebijakan Neraca Komoditas (NK) yang akan mempengaruhi perizinan impor dan mengharapkan adanya informasi lebih lanjut terkait mekanisme NK, metode kalkulasi NK, dan waktu pengesahan aturan pelaksana NK untuk produk spesifik.

Menindaklanjuti concern kedua negara tersebut dan negara mitra lainnya dengan diterbitkannya Perpres No. 32 Tahun 2022 tentang NK, Keasdepan KSE Amerika dan Pasifik bersama perwakilan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Lembaga National Single Window (LNSW), PTRI Jenewa, JWK Law Office, serta perwakilan Deputi V sebagai penanggung jawab penyusunan Perpres NK telah melaksanakan Rakor Tim Kecil Review Perpres NK pada tanggal 30 Maret 2022.

Beberapa tindak lanjut dari rapat tersebut antara lain:

➔ Menterjemahkan buku saku yang berisikan pertanyaan dan jawaban seputar implementasi NK ke dalam Bahasa Inggris untuk memberikan pemahaman pada stakeholders terkait.

➔ Menyusun narasi bersama dalam menjawab berbagai concern negara mitra berdasarkan matriks terkait pasal-pasal Perpres NK.

➔ Pusat akan melakukan konsultasi lebih lanjut dengan PTRI Jenewa terkait penyelesaian sengketa DS 477/478 dan rencana notifikasi Perpres No.32 Tahun 2022 terkait NK ke WTO.

3) Rapat Koordinasi Penyusunan Strategi Pemri dalam Memitigasi Rencana Retaliasi Brasil terkait Sengketa Dagang DS484

Merujuk pada Brafaks PTRI Jenewa tertanggal tanggal 2 Februari 2022 dan Brafax KBRI Brasilia tanggal 17 Februari 2022, diinformasikan bahwa Pemerintah Brasil telah mengesahkan peraturan nasional sebagai landasan kebijakan untuk mengenakan retaliasi dagang secara unilateral terhadap anggota WTO yang digugat oleh Brasil dan proses penyelesaian sengketa tertunda di Appellate Body WTO yang saat ini tidak berfungsi.

Merespon hal tersebut, Deputi VII selalu Ketua Tim Clearing House Penyelesaian Sengketa DS484 telah menyelenggarakan rapat koordinasi penyusunan strategi Pemri dalam memitigasi rencana retaliasi unilateral Brasil pada tanggal 1 Maret 2022.

Rakor menghasilkan strategi diplomasi sebagai berikut:

(15)

➔ Melakukan pendekatan bilateral dengan Kedubes Brasil di Jakarta, maupun pendekatan oleh KBRI Brasilia, untuk mengetahui arah dan tujuan Pemerintah Brasil dalam implementasi kebijakan MP No.

1908/2022. Diplomasi bertujuan agar Brasil tetap menghormati dan mengimplementasikan aturan WTO yang berlaku serta menghindari tindakan unilateral, serta mencegah pengesahan MP menjadi Undang- Undang (UU).

➔ Sejalan dengan upaya diplomasi bilateral, PTRI Jenewa akan melakukan pendekatan kepada Perutap Brasil di Jenewa dan mencari informasi terkait isu retaliasi unilateral Brasil kepada The Committee on Market Access WTO.

➔ Pemri dapat membangun narasi positif kepada Brasil terkait peluang peningkatan perdagangan di antara kedua belah pihak. Beberapa potensi yang dapat ditawarkan kepada Brasil sebagai agreed solution antara lain adalah pemasukan daging sapi beku, kedelai, bahan pakan asal hewan dan produk perunggasan (poultry products).

➔ Masing-masing K/L perlu melakukan skenario potensi produk yang akan terkena dampak dari rencana retaliasi tersebut. Skenario tersebut perlu dieskalasi berdasarkan seberapa berat implikasi reataliasi unilateral Brasil.

Dalam hal Brasil mengambil keputusan untuk menerapkan kebijakan retaliasi unilateral kepada Indonesia, Pemri dapat mempertimbangkan langkah- langkah sebagai berikut:

➔ Menyusun Perpres Retaliasi Dagang sebagai dasar hukum dalam melakukan balasan retaliasi unilateral terhadap mitra dagang Indonesia.

➔ Melakukan silent retaliation, dengan memberikan perlakuan yang sama kepada komoditas Brasil yang masuk ke Indonesia, namun dilakukan secara informal. Silent retaliation dapat berupa peningkatan tarif bea masuk, penerapan kuota, pencabutan kuota, maupun kebijakan teknis lainnya.

➔ Mengajukan gugatan atas tindakan retaliasi Brasil kepada DSB WTO, mengingat Brasil berpotensi melanggar ketentuan sequencing agreement dan Article 22 DSU WTO.

➔ Keputusan litigasi merupakan pilihan terakhir.

4) Pembahasan PoA Kanada – Indonesia

Sebagaimana diketahui, pada pertemuan Senior Official Meeting (SOM) Forum Konsultasi Bilateral (FKB) RI-Kanada ke-5 tanggal 27 November 2020, Indonesia dan Kanada telah menyepakati penyusunan Plan of Action (PoA) 2022-2025 menggantikan PoA 2012-2019. Pada tahun 2021, Pemri telah menyampaikan counterdraft atas zero draft usulan Kanada. Menanggapi counterdraft Pemri tersebut, Kanada kembali menyampaiakn counterdraft PoA pada bulan Februari 2022.

(16)

Untuk menyusun tanggapan atas counterdraft Kanada, pada tanggal 23 Maret 2022 telah diselenggarakan rapat interkem yang dihadiri oleh Kemenko Perekonomian. Diharapkan hasil counterdraft inidapat disampaikan ke Kanada dan diharapkan juga PoA RI – Kanada periode 2022-2025 dapat ditandatangani oleh Kedua Menlu dalam pertemuan yang akan datang.

Beberapa hal yang mengemuka sebagai masukan terhadap counterdraft PoA dari Kanada untuk kerjasama ekonomi antara lain sebagai berikut:

➔ Pada Bab Pendahuluan, Kanada mengusulkan cakupan kerja sama untuk meliputi penyelesaian isu-isu dalam lingkup Indo Pasifik dan multilateral.

Menanggapi usulan Kanada tersebut, Pemri mengusulkan untuk tetap pada usulan awal Indonesia, yaitu kerja sama di lingkup regional karena usulan Kanada membuat cakupan kerja sama menjadi terlalu luas.

➔ Pada bagian pembuka kerjasama ekonomi, Pemri mengusulkan penambahan klausul penguatan dan perluasan integrasi perdagangan bilateral, kerja sama ekonomi dan investasi, agar isi substansi dalam PoA dapat sejalan dengan perkembangan pembahasan pada negosiasi ICA- CEPA

➔ Kanada mengubah expedite negotiations for ICA CEPA menjadi advance negotiations toward a timely and high-quality ICA-CEPA. Menanggapi hal tersebut, Kemenko Perekonomian dan Kemendag mengusulkan untuk tetap menggunakan kalimat usulan Indonesia. Pemri akan meminta klarifikasi definisi “high quality” kepada Kanada.

➔ Kanada menambah usulan yang menyebutkan pendalaman hubungan ASEAN-Canada melalui perjanjian perdagangan ASEAN-Canada FTA dengan memanfaatkan Indonesia sebagai Koordinator. Menanggapi hal tersebut, K/L mengusulkan agar poin ini dapat ditempatkan pada regional cooperation di bawah kerangka ASEAN.

➔ Kanada mengusulkan untuk mendorong lebih banyak misi komersial antara Indonesia-Kanada serta mendorong partisipasi UMKM. Usulan tersebut mendapatkan respon positif karena sejalan dengan pembahasan Indonesia-Kanada CEPA.

➔ Pada bagian tujuan kerjasama ekonomi, Kanada menambahkan klausul penyelesaian isu prioritas di bidang pertanian dan akses pasar lainnya.

Pemri mengusulkan agar klausul ini dihapus. Isu pertanian tidak perlu dicantumkan secara khusus karena telah masuk ke dalam isu trade and investment secara umum.

➔ Kanada menghapus usulan Indonesia continue to hold policy dialogue on the financial sector. Pihak OJK menyarankan agar usulan Indonesia dapat dimunculkan kembali dengan mempertimbangkan diperlukannya suatu wadah untuk terjadinya dialog antar kedua otoritas regulator jasa keuangan.

➔ Kanada menghapus usulan Indonesia untuk berkolaborasi membangun ketahanan melalui investasi, khususnya percepatan pengembangan dan produksi alat tes Covid-19, pengobatan, farmasi dan vaksin untuk

(17)

mengatasi pandemi. Menurut KBRI Ottawa, Kanada menghapus usulan isu terkait health resilience karena hal tersebut lebih mengedepankan peran sektor swasta. Oleh karenanya, Pemri mengusulkan klausul pengganti yaitu berkolaborasi untuk penguatan arsitektur kesehatan global agar selaras dengan prioritas G20 Indonesia.

➔ Kanada menghilangkan kerjasama dalam penguatan capacity building dan investasi untuk percepatan industry 4.0 dengan pertimbangan hal tersebut lebih mengedepankan peran sektor swasta.

➔ Kanada mengusulkan kedua pihak mempromosikan kolaborasi pada sektor-sektor yang berpotensi tinggi dan memiliki kepentingan bersama seperti infrastruktur, ekonomi digital, teknologi komunikasi dan informasi, cleantech dan emerging technology. Menanggapi hal ini, Pemri mengusulkan penambahan cakupan kolaborasi pada sektor hilirasi pertambangan, namun dimasukkan pada butir kerjasama yang terpisah.

5) Rapat Persiapan the 1st Technical Working Group Indonesia – Fiji Preferensial Trade Agreement

Pemri telah mengusulkan kepada Fiji agar agenda pelaksanaan the 1st Technical Working Group Indonesia – Fiji Preferensial Trade Agreement dapat dilaksanakan

Mengusung konsep “Pacific Elevation” yang dicanangkan Pemerintah RI, Indonesia-Fiji PTA (IF-PTA) merupakan bentuk nyata dari engagement Indonesia ke wilayah Pasifik Selatan. Bagi Indonesia, pembentukan IF-PTA tidak hanya dilihat secara politis, namun terdapat economic benefit yang akan dicapai.

Mengingat Fiji dapat menjadi hub bagi Indonesia untuk negara-negara di Kawasan Pasifik lainnya, IF- PTA ini selain dapat merangsang pengembangan kerja sama Indonesia yang lebih luas di wilayah Pasifik perlu diidentifikasi lebih lanjut agar kerja sama antara Indonesia dan Fiji dapat terlihat nyata di tingkat regional.

Agar proses rencana kerja sama IF-PTA berjalan sesuai timeline yang telah disusun Pemri, Pemri perlu antara lain pembuatan kajian dari perspektif Fiji, dan penyusunan teks perjanjian kerja sama, TOR IF-PTA, dan dokumen lainnya.

Waktu pelaksanaan the 1st Technical Working Group pada tanggal 19 April 2022 masih bersifat tentatif dan menunggu tanggapan dari Pemerintah Fiji.

Rencananya pertemuan akan dilaksanakan secara virtual dan hybrid.

Sekiranya Fiji menyetujui waktu pelaksanaan tersebut, akan dilakukan pertemuan internal

Delegasi RI pada pertemuan Technical Working Group pada tanggal 19 April 2022 akan dipimpin oleh Dirjen Aspasaf Kemlu, dan beranggotakan para pejabat Eselon 2 dari K/L terkait.

(18)

6) Perkembangan PTA RI-PNG

A. Rapat Persiapan Kunjungan Perdana Menteri Papua Nugini ke Indonesia

Kami telah melaksanakan Rapat Persiapan Kunjungan Perdana Menteri Papua Nugini (PNG), Hon. James Marape, tanggal 25 Januari 2022. Rapat tersebut membahas isu yang akan dibahas pada kunjungan PM Marape yang telah dilaksanakan 31 Maret 2022. Kunjungan tersebut juga merupakan jawaban atas undangan yang disampaikan oleh Presiden RI melalui pembicaraan telepon dengan PM Marape pada tanggal 12 Juni 2019, saat menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Hon. Marape sebagai PM Papua Nugini. Dalam isu ekonomi, kedua kepala negara membahas upaya untuk mendorong RI-PNG Preferential Trade Agreement agar segera diselesaikan.

Beberapa isu mengemuka dalam pertemuan Presiden Jokowi dan PM Marape antara lain sebagai berikut:

➔ Isu ekonomi dan perdagangan termasuk border trade dan RI-PNG Preferential Trade Agreement.

➔ Kerja sama di bidang kelistrikan antara PLN dan PNG Power untuk memasok secara sementara listrik dari Jayapura ke Vanimo,

➔ Pembukaan rute penerbangan Jayapura ke Port Moresby dan Merauke ke Port Moresby,

➔ Kerja sama bea cukai, dan

➔ Kerja sama kemaritiman.

B. Kajian pembentukan PTA RI-PNG

Rencananya Pemri akan membantu penyusunan feasibility study dari perspektif Papua Nugini untuk disampaikan kepada pihak PNG. Menurut Kemdag, joint feasibility study tidak wajib dilakukan. Namun pembuatan kajian mengenai Indonesia oleh Pemri wajib dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab Pemri dalam melakukan perjanjian perdagangan internasional.

Rencananya Asdep KSEAP akan melakukan update hasil kajian Prospera tahun 2019 terkait pembentukan PTA RI-Papua Nugini, dalam bentuk policy paper.

7) Pertemuan Bapak Menko dengan Duta Besar New Zealand tanggal 2 Februari 2022

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, menerima kunjungan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, H.E. Kevin Burnett ONZM, di Jakarta, Rabu (02/02). Pertemuan tersebut membahas perkembangan penanganan Pandemi Covid-19 dan upaya pemulihan ekonomi pada masing-masing negara, peluang kerja sama kedua negara dalam sektor perdagangan, pertanian, industri, energi, dan sektor lainnya. Pertemuan juga membahas prioritas Indonesia dalam Presidensi G20 Tahun 2022.

Pada sektor perdagangan, Selandia Baru mengekspor berbagai dairy products seperti susu, keju, yoghurt dan lainnya. Menko Airlangga sempat menyinggung kontribusi Fonterra dalam perdagangan berbagai produk tersebut dan dukungan terhadap masyarakat Indonesia dalam meningkatkan kapasitas di bidang persusuan.

(19)

Dubes Burnett tertarik untuk mengetahui prioritas Indonesia dalam Presiden G20 Indonesia. Dubes menyampaikan terima kasih atas dukungan Indonesia atas pelaksanaan Keketuaan APEC Selandia Baru, dan menawarkan bantuan untuk Presidensi G20 Indonesia serta peluang yang dapat dikerjasamakan pada berbagai sektor antara kedua negara.

Pertemuan tersebut juga mengupas fokus pemulihan tatanan ekonomi global pascapandemi agar menjadi lebih kuat, inklusif, dan kolaboratif dengan memanfaatkan digitalisasi.

Menko Perekonomian mengundang Selandia Baru untuk dapat menjadi mitra pada transisi energi. Salah satu kerja sama yang dapat dikembangkan adalah tenaga panas bumi. Sektor energi khususnya transisi energi fosil menjadi energi baru dan terbarukan menjadi agenda prioritas G20 yang menarik perhatian dunia internasional, tak terkecuali Selandia Baru.

8) Rakortas terkait dengan potensi ekspor pupuk urea ke Australia

Duta Besar Australia di Jakarta menyampaikan permintaan ekspor urea Indonesia sekitar 5000 ton per bulan untuk memenuhi kebutuhan sektor otomotif di Australia. Untuk membahas permintaan Australia tersebut, Asdep KSEAP telah mengadakan Rapat Pembahasan Permintaan Ekspor Urea Indonesia ke Australia dilaksanakan pada tanggal 25 Januari 2022. Rapat menghasilkan beberapa kesimpulan antara lain:

➔ Realisasi ekspor dari Desember 2021 s.d. Februari 2022 mencapai 7.500 ton, namun belum ada long term contract (LTC). PT Pupuk Indonesia tidak dapat menjamin untuk mengekspor urea setiap bulan dengan jumlah 5.000 ton.

➔ PT Pupuk Indonesia (Persero) akan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan urea domestik, dimana apabila ada sisa stok yang tersedia dapat digunakan untuk melakukan supply ke Australia.

➔ Apabila supply berjalan dengan baik diharapkan dapat meningkatkan hubungan dagang antara Indonesia dengan Australia.

9) Monitoring dan Evaluasi Terkait Fasilitasi Iradiasi

Monev terkait fasilitasi iradiasi mundur ke TW II. Namun pada TW I telah dilakukan Rapat Koordinasi tentang rencana Pendirian Fasilitas Iradiator di Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal 24 Maret 2022 sebagai persiapan Monev nantinya.

Rapat menghasilkan beberapa poin penting yaitu:

• Mengingat fokus penggunaan iradiasi adalah untuk perishable goods, perlu kajian pemprov terkait potensi produk perishable unggulan yang dapat didorong untuk ekspor melalui pemanfaatan fasilitas iradiator agar produk memenuhi persyaratan SPS negara mitra dan memiliki masa simpan yang lebih panjang.

• Reputasi nuklir dan radiasi bagi masyarakat yang dianggap berbahaya sehingga dikhawatirkan pembangunan instalasi iradiasi dapat memberikan tekanan pada masyarakat. Diharapkan pada masa pembangunan fasilitas perlu melibatkan Kementerian Kesehatan.

(20)

• Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan mendukung rencana Pemprov Kaltim dengan fasilitas riset dan mekanisme pengaplikasian fasilitas iradiator.

• Perwakilan Pemprov Kaltim menyampaikan permohonan dukungan terkait skema investasi dan pembiayaan pembangunan instalasi iradiasi gamma di Provinsi Kaltim aga dapat diarahkan menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN).

• Kemenko Perekonomian diharapkan dapat mendukung koordinasi lintas K/L untuk pendirian fasilitas iradiator tersebut.

10) Monitoring dan Evaluasi Terkait Dengan Kerja Sama Peternakan Indonesia-New Zealand

Monev terkait fasilitasi iradiasi mundur ke TW II. Namun pada TWI telah dilakukan Rapat Koordinasi tentang rencana Pembentukan Dairy Academy Kota Padang Panjang pada tanggal 10 Maret 2022 sebagai persiapan Monev nantinya.

Rapat menghasilkan beberapa poin penting yaitu:

➔ Rakor merupakan pertemuan awal dalam upaya pembentukan Dairy Academy untuk meningkatkan kesejahteraan peternak dan masyarakat Padang Panjang pada umumnya serta mendukung upaya penciptaan sumber-sumber produksi dalam pemenuhan SSDN.

➔ Sebagai persiapan pembentukan Dairy Academy, seluruh stakeholders berencana untuk mendalami lebih lanjut struktur kelembagaan pengelolaan persusuan di Padang Panjang.

➔ Mengingat pembentukan Dairy Academy ini bersifat lintas sektor, perlu dilaksanakan rakor lanjutan untuk realisasi gagasan tersebut.

Sebagai tindak lanjut, pada tanggal 12 April 2022 telah dilaksanakan rapat koordinasi pembahasan lebih lanjut tentang konsep dairy academy. Rapat menghasilkan berbagai ide untuk menyempurnakan konsep Dairy Academy.

C. Kendala dalam Pencapaian Kinerja

Pencapaian kinerja triwulan I Tahun 2022 terealisasi dengan baik. Adapun kendala yang menyebabkan belum maksimalnya capaian antara lain:

1) Mundurnya pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi SKA GSP dikarenakan banyaknya kegiatan di Triwulan I sehingga perlu digeser ke Triwulan II.

2) Mundurnya Monitoring dan evaluasi terkait dengan kerja sama peternakan Indonesia-New Zealand karena harus menyusun konsep dairy academy terlebih dahulu

3) Mundurnya Monitoring dan evaluasi terkait fasilitasi iradiasi karena diperlukan persiapan yang matang sebelum dilakukannya monev.

Berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan I dan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

(21)

Pelaksanaan Rencana Kinerja (Renja) dan Capaian Kegiatan TW I No Output Kegiatan Pagu

Anggaran

Realisasi Anggaran

Realisasi Output Tw I

% Capaian Output 1 Rekomendasi

Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika Pasifik

1.130.931.000 203.673.578 (18.01%)

1 Rekomendasi

Kebijakan

25%

3 Rekomendasi Percepatan Penyelesaian dan

Implementasi Perundingan Perdagangan

126.764.000 44.110.000 (34.80%)

1 Rekomendasi

Kebijakan

25%

4 Rekomendasi Penyelesaian Kasus Sengketa Perdagangan Bilateral

81.080.000 26.176.000 (32.28%)

1 Rekomendasi

Kebijakan

25%

Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Keterangan dalam Pelaksanaan Rencana Aksi

Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang ditindaklanjuti

No Rencana Aksi TW I Status Keterangan ( dapat berisikan Kendala & Rekomendasi Perbaikan)

1

Rapat Koordinasi Posisi Pemri atas kasus sengketa DS477/478 untuk Pertemuan Reguler Dispute Settlement Body (DSB) dan pertemuan bilateral AS dan SB

Terlaksana

Telah dilaksanakan Rakor bulanan penyusunan posisi Pemri pada Pertemuan Reguler DSB WTO DS477/478 serta telah dilaksanakan Rakor Tim Kecil Review Perpres Neraca Komoditas dalam rangka penyelesaian sengketa DS477/478 pada tanggal 30 Maret 2022.

2

Rapat Koordinasi penyusunan Strategi mitigasi Pemri atas putusan banding AB dalam penyelesaian sengketa DS484

Tidak Terlaksana

dengan Perubahan

Merespon kebijakan baru Brasil yang mana dapat mempengaruhi

penyelesaian sengekta DS484, Keasdepan KSE Amerika dan Pasifik mengubah tema Rapat Koordinasi menjadi Rapat koordinasi penyusunan strategi Pemri dalam memitigasi rencana retaliasi unilateral Brasil dalam rangka penyelesaian sengketa DS484 yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2022

3

Rapat Koordinasi identifikasi isu strategis dan Pelaksanaan TIFA Ministerial led RI-AS ke 18.

Terlaksana

Telah dilaksanakan Rapat Koordinasi antara K/L dalam rangka Persiapan Isu Pelaksanaan TIFA-MM RI-AS serta pertemuan teknis dengan delegasi USTR

(22)

4 Pembahasan PoA

Kanada – Indonesia Terlaksana

Telah dilaksanakan Rapat Pembahasan counterdraft PoA RI- Kanada pada tanggal 23 Maret 2022

5 Monitoring dan evaluasi pemanfaatan SKA-GSP

Tertunda dan Digeser

Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan SKA GSP akan dilaksanakan pada Triwulan II

6

Rapat Koordinasi Pengembangan Kerja Sama Vokasi Indonesia- Australia Tingkat Eselon II

Tertunda dan Digeser

Pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengembangan Kerja Sama Vokasi Indonesia-Australia Tingkat Eselon II akan dilaksanakan pada Triwulan II

7

Rakortas terkait dengan potensi ekspor pupuk urea ke Australia

Terlaksana

Rakortas terkait dengan potensi ekspor pupuk urea ke Australia telah dilaksanakan pada TW I tanggal 25 Januari 2022 dengan bukti dukung Nota Dinas No.

KSI.03.03/11/D.VII.M.EKON.3/01/2022

8 Monitoring dan evaluasi terkait fasilitasi iradiasi

Tertunda dan Digeser

Monev terkait fasilitasi iradiasi mundur ke TW II. Namun pada TWI telah dilakukan Rapat Koordinasi tentang rencana Pembentukan Dairy Academy Kota Padang Panjang pada tanggal 10 Maret 2022 sebagai persiapan Monev nantinya

9

Monitoring dan evaluasi terkait dengan kerja sama peternakan Indonesia-New Zealand

Tertunda dan Digeser

Monev terkait fasilitasi iradiasi mundur ke TW II. Namun pada TWI telah dilakukan Rapat Koordinasi tentang rencana Pembentukan Dairy Academy Kota Padang Panjang pada tanggal 10 Maret 2022 sebagai persiapan Monev nantinya.

2.2. Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Ekonomi Amerika dan Pasifik

Latar Belakang

Kebijakan yang berkualitas dihasilkan dari proses analisis yang dalam dan komprehensif. Untuk itu, dalam rangka perumusan kebijakan bidang kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik diperlukan analisa kebijakan berupa karya tulis kedinasan (naskah akademik RUU, RPerpres, RPermen, Memo Kebijakan, Model Kebijakan, Ringkasan Kebijakan dan Advokasi Kebijakan) dan karya tulis ilmiah (policy brief, policy paper, Ringkasan Kebijakan, artikel kebijakan dan makalah).

IKU Persentase Penyelesaian Analisa Kebijakan Bidang Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik merupakan indikator untuk mengukur tingkat penyelesaian atas analisa kebijakan yang ditargetkan. Pada tahun 2022, Keasdepan Bidang

(23)

Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik menargetkan menyusun 8 (delapan) analisa kebijakan.

Dengan terpenuhinya Indikator kinerja ini, diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan kualitas koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian di lingkungan Asisten Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik namun juga diharapkan mampu berkontribusi pada peningkatan Kompetensi ASN yang merupakan “ultimate indicator” pada sasaran strategis di level Kementerian.

Hasil Pengukuran Kinerja

A. Hasil Perbandingan antara Target dan Realisasi

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang ditindaklanjuti yang telah terealisasi sebesar 25% atau mencapai 33,33% dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-1.1

2.2. Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Ekonomi Amerika dan Pasifik

Persentase 75% 25% 33,33%

(Memuaskan)

Deskripsi narasi:

A. Narasi atas Capaian Kinerja

1) Penyusunan analisis Policy Brief/Policy Paper/Ringkasan Kebijakan tentang Kerja Sama Ekonomi bidang Amerika

Telah disusun Policy Brief tentang Kerja Sama Ekonomi bidang Amerika pada TW I dengan Judul Strategi Indonesia untuk Mencapai Net Zero Emission Economy Melalui Coal Phasing Out dengan Dukungan Amerika Serikat.

Policy Brief menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu:

➔ Transisi energi menuju NZE membutuhkan infrastruktur energi, teknologi dan pembiayaan. Melalui peningkatan infrastruktur seperti interkoneksi jaringan, Indonesia berpeluang untuk mengoptimalkan pemanfaatan EBT.

Indonesia memiliki potensi sumber EBT sebesar 648,3 GW melalui Solar, Geothermal, Hydro, Bio-Energy, Wind, dan Ocean dimana pemanfaatannya saat ini baru sekitar 2%.

➔ Road map untuk menuju dekarbonisasi di tahun 2060 telah disusun dengan salah satu strategi adalah penonaktifan PLTU berbasis batu bara.

Berdasarkan 3 skenario Pemerintah RI, dana yang dibutuhkan untuk penonaktifan batu bara pada tahun 2029 antara USD 9,52 miliar hingga USD 25,72 miliar. Mengandalkan pendanaan dari dalam negeri saja tidaklah cukup sehingga perlu mencari sumber pendanaan lain dari bantuan internasional.

(24)

➔ Telah terdapat kesepakatan awal terkait bantuan AS berupa hibah sebesar USD 25 miliar dalam bentuk pilot project untuk melakukan

“pensiun dini” terhadap PLTU sebesar 5,5 GW. Terkait kesepakatan tersebut, diusulkan untuk segera dibuat MoU untuk memastikan pemberian bantuan tersebut

Rekomendasi yang dihasilkan antara lain:

➔ Keinginan AS untuk memberikan bantuan pendanaan perubahan iklim melalui MCC perlu direspon dengan cepat oleh Indonesia melalui penyusunan due diligence dan seleksi climate change related investment sebelum akhir tahun 2022.

➔ Pemri segera menyusun draft MoU untuk memastikan bantuan AS berupa hibah USD 25 miliar dalam bentuk pilot project agar “pensiun dini” terhadap PLTU sebesar 5,5 GW dapat segera terealisasi.

2) Penyusunan analisis Policy Brief/Policy Paper/Ringkasan Kebijakan tentang Kerja Sama Ekonomi bidang Pasifik

Telah disusun 2 (dua) Policy Brief tentang Kerja Sama Ekonomi Pasifik pada TW I sebagai berikut:

1. Analisa Target Peningkatan Nilai Perdagangan Dua Arah Indonesia dengan Selandia Baru senilai NZD 4 miliar. Beberapa kesimpulan dalam Policy Brief diantaranya:

➔ Kerja sama perdagangan Indonesia dengan Selandia Baru dapat menjadi bagian dari upaya mengoptimalkan peran powerhouse Indonesia.

Selandia Baru dapat menjadi sumber bahan baku, (sebagai contoh dairy dan bawang bombay) maupun sebagai tujuan ekspor produk hasil olahan seperti pasta.

➔ Dalam upaya mencapai target perdagangan dua arah, Indonesia perlu memastikan peningkatan ekspor ke Selandia Baru dan memperkecil defisit nilai perdagangan dengan mendorong ekspor produk bernilai tambah.

➔ Indonesia perlu meningkatkan ekspor produk-produk yang diminati pada pasar Selandia Baru yang dapat mengurangi ketidaksesuaian ekspor dengan permintaan pasar Selandia Baru.

➔ Dengan memetakan produk berdasarkan klasifikasi permintaan tinggi dan berdaya saing tinggi namun belum dominan di pasar SB, Pemri dapat mengoptimalisasi market intelligence untuk memasarkan komoditas yang memiliki kriteria tersebut untuk membuka pasar baru. Perwakilan RI di Wellington c.q. Atase Perdagangan perlu lebih lanjut melakukan identifikasi peluang pasar, informasi kebutuhan produk, hambatan perdagangan, jaringan distribusi dan logistik, serta menjalin hubungan dengan buyer dalam rangka mempertahankan penguasaan pasar Selandia Baru.

➔ Perlu didorong perjanjian perdagangan bilateral Indonesia – Selandia Baru yang tidak hanya fokus pada penurunan hambatan tarif, namun perlu adanya liberalisasi hambatan non-tarif untuk membantu mencapai target perdagangan tahun 2024.

2. Analisa Terhadap Penurunan Jumlah Impor Sapi Asal Australia dan Negara Alternatif di Kawasan Amerika Sebagai Sumber Pemasukan Sapi. Policy Brief menghasikan beberapa kesimpulan yaitu:

(25)

➔ Dengan mempertimbangkan biaya logistik, FTA, dan kesehatan hewan, maka Australia masih menjadi opsi terbaik sebagai negara sumber pemasukan sapi bakalan untuk memenuhi permintaan masyarakat untuk daging segar. Berdasarkan proyeksi Meat & Livestock Australia populasi sapi Australia akan kembali normal pada tahun 2023. Selagi menunggu pemulihan populasi Australia, selama setahun ke depan RI dapat mencari alternatif pemasukan sapi dari negara-negara di Amerika Latin, yang merupakan produsen sapi terbesar di dunia.

➔ Berdasarkan hasil analisis, maka negara di kawasan Amerika yang paling memungkinkan sebagai negara pemasok untuk sapi bakalan adalah Meksiko, karena telah ditetapkan bebas PMK tanpa vaksinasi. Selain itu, telah terdapat 9 (sembilan) register premises pada unit usaha Meksiko yang disetujui untuk health protocol Kementan. Alternatif lainnya adalah RI dapat mengimpor daging beku dari Uruguay, Paraguay, Argentina, dan Brazil, mengingat negara-negara tersebut belum sepenuhnya bebas dari PMK tanpa vaksinasi.

B. Kendala dalam Pencapaian Kinerja

Pencapaian kinerja triwulan I tahun 2022 terealisasi dengan baik. Adapun kendala yang dihadapi antara lain:

1) Keterbatasan akses pegawai untuk mendapatkan data ter-update yang dapat mendukung analisis dalam Policy Brief.

2) Diperlukan data yang komprehensif agar Policy Brief memberikan analisis dan rekomendasi yang tajam.

Berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan I dan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

Pelaksanaan Rencana Kinerja (Renja) dan Capaian Kegiatan TW I No Output Kegiatan Pagu

Anggaran

Realisasi Anggaran

Realisasi Output Tw I

% Capaian Output 1 Rekomendasi

Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Amerika Pasifik

1.130.931.000 203.673.578 (18.01%)

1 Rekomendasi

Kebijakan

25%

Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Keterangan dalam Pelaksanaan Rencana Aksi

Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Ekonomi Amerika dan Pasifik

No

Rencana Aksi TW I Status

Keterangan ( dapat berisikan Kendala &

Rekomendasi Perbaikan)

1

Penyusunan analisis Policy Brief/Policy Paper/Ringkasan Kebijakan tentang Kerja Sama Ekonomi bidang Amerika

Terlaksana

Telah disusun Policy Brief pada TW I dengan Judul Strategi Indonesia untuk Mencapai Net Zero Emission Economy Melalui Coal

(26)

Phasing Out dengan Dukungan Amerika Serikat

2

Penyusunan analisis Policy Brief/Policy Paper/Ringkasan Kebijakan tentang Kerja Sama Ekonomi bidang Amerika

Terlaksana

Telah disusun Policy Brief pada TW I dengan Judul Analisa Terhadap

Penurunan Jumlah Impor Sapi Asal Australia dan Negara Alternatif di Kawasan Amerika Sebagai Sumber Pemasukan Sapi

3

Sasaran Kegiatan 3: Terwujudnya Tata Kelola Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang Baik

Pencapaian Sasaran Strategis 2: Terwujudnya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang Efektif ditunjukkan oleh pencapaian dua indikator kinerja yaitu:

1. Persentase ASN Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang Memenuhi Ketentuan Jam Pelatihan (JP) ASN

2. Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik

Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

3.1. Persentase ASN Asisten Deputi Kerja Sama

Ekonomi Amerika dan Pasifik yang Memenuhi Ketentuan Jam Pelatihan (JP) ASN

Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017, pengembangan kompetensi bagi setiap PNS dilakukan paling sedikit 20 Jam pelajaran. Adapun pemenuhan 20 Jam pelajaran dapat dilakukan dengan mengikuti seminar/konferensi/sarasehan/sosialisasi, workshop/lokakarya, dan benchmarking. Persentase ASN Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang memenuhi jam pelatihan melalui keikutsertaan dalam seminar/konferensi/sarasehan/sosialisasi, workshop/lokakarya,dan benchmarking merupakan alat untuk mengukur pemenuhan pengembangan kompetensi pegawai dalam memenuhi jam pelajaran sebanyak 20 jam pelatihan melalui keikutsertaan dalam FGD/seminar/workshop mengacu pada PP No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.

Hasil Pengukuran Kinerja

A. Hasil Perbandingan antara Target dan Realisasi

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Persentase ASN Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang Memenuhi Ketentuan Jam Pelatihan (JP) ASN yang telah terealisasi sebesar 10 JP atau 50% atau mencapai 71,4% dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:

(27)

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-1.1

3.1. Persentase ASN Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik yang Memenuhi Ketentuan Jam Pelatihan (JP) ASN

Persentase 70% 50% 71,4%

(Memuaskan)

Deskripsi narasi:

B. Narasi atas Capaian Kinerja

1) Pelatihan “Analisis Dampak Ekonomi Kebijakan Liberalisasi Perdagangan”

Keasdepan KSE Amerika dan Pasifik telah menyelenggarakan Pelatihan Analisis Dampak Ekonomi Kebijakan Liberalisasi Perdagangan pada tanggal 25 Februari 2022 dengan target peserta yaitu seluruh staf keasdepan di Kedeputian VII Kemenko Perekonomian, Perwakilan Deputi di Kemenko Perekonomian, serta perwakilan dari Kementerian/Lembaga lainnya.Pelatihan tersebut dimaksudkan untuk halhal sebagai berikut:

- Memberikan pemahaman kepada peserta tentang kerangka konseptual dari kebijakan liberalisasi perdagangan

- Mengenalkan model-model ekonometri sederhana yang dapat digunakana untuk membuat analisis sederhana terkait dampak dari kebijakan perdagangan.

Pelatihan dilaksanakan dalam waktu 10 Jam Pelatihan (JP) dengan dua topik utama, yakni (I) Theoretical Framework for Trade Liberalization Policy Analysis dan (II) Method for Free Trade Agreement Impact Analysis yang disampaikan oleh narasumber dalam 4 (materi).

- Materi pertama, pengantar perdagangan internasional

- Materi kedua, kerangka teroritis analisis kebijakan liberalisasi perdagangan - Materi ketiga, indicator perdagangan dalam menganalisa data perdagangan

internasional

- Materi keempat, pengantar analisis general equilibrium untuk memperhitungkan semua interaksi penting antara pasar dan menganalisis dampak sebuah FTA

2) Keikutsertaan ASN pada FGD/Sosialisasi/Workshop tentang kerja sama Ekonomi Amerika dan Pasifik

a. Menghadiri Diseminasi Multilateral KLN-Kementan

b. Menghadiri FGD Overview Perdagangan Indonesia-Meksiko

c. Menghadiri FGD Optimalisasi Pemenuhan Kebutuan Baja Dalam Negeri dan Investasi Pabrik Baja di Indonesia: Pro Kontra

Gambar

Tabel 1. Ringkasan Capaian Kinerja Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik  Triwulan I Tahun 2022
Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Keterangan
Tabel  Pelaksanaan  Rencana  Aksi  dan  Keterangan  dalam  Pelaksanaan  Rencana Aksi
Tabel  Pelaksanaan  Rencana  Aksi  dan  Keterangan  dalam  Pelaksanaan  Rencana Aksi
+3

Referensi

Dokumen terkait

menyimpulkan bahwa tanaman yang beradaptasi terhadap cekaman air dengan baik akan memiliki kerapatan stomata yang lebih sedikit saat mengalami defisit air dan ukuran stoma

Realisasi output untuk pencapaian IKU Jumlah forum yang dipimpin oleh Kemenko Perekonomian pada Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik sampai dengan Triwulan IV Tahun

Realisasi output untuk pencapaian IKU persentase rekomendasi kebijakan pengembangan agribisnis peternakan dan perikanan yang diterima Deputi sampai dengan Triwulan III Tahun

Realisasi output untuk pencapaian IKU persentase rekomendasi kebijakan pengembangan agribisnis peternakan dan perikanan yang diterima Deputi sampai dengan Triwulan

Mata kuliah Hukum Dagang substansinya meliputi [1] Dasar-dasar hukum dagang Indonesia terkait dengan hukum perdata [2] Sumber hukum dagang yang dikodifikasi

Realisasi output untuk pencapaian IKU Jumlah rekomendasi percepatan penyelesaian dan implementasi perundingan kerja sama ekonomi Regional dan Sub Regional yang

Realisasi output untuk pencapaian IKU Presentase rekomendasi kebijakan pengembangan industri yang diterima deputi sampai dengan Triwulan I Tahun 2021 adalah sebanyak 2 rekomendasi

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mencari nilai siswa sebelum menggunakan permainan Chinese Whispers (2) Mencari nilai siswa sesudah menggunakan permainan