2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Arti Desain
Desain berasal dari kata design yang artinya rencana, maksud, tujuan untuk menghasilkan suatu karya yang dapat dinikmati oleh diri pribadi maupun untuk konsumsi publik disertai dengan tujuan tertentu berdasarkan oleh dasar pemikiran si perancang. Desain adalah proses panjang dalam pekerjaan yang erat kaitannya dengan seni untuk mencapai tujuan tertentu. (Thabrani, 2003). Berikut ini adalah unsur – unsur desain untuk mengetahui dasar dari setiap desain yang ada.
2.1.2. Unsur-unsur Desain 2.1.2.1. Garis (Line)
Garis atau line merupakan suatu goresan, batas limit dari suatu benda, massa, ruang, warna, dan sebagainya. Dari pengertian di atas, garis dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :
a. Garis nyata : Garis merupakan suatu goresan
b. Garis semu : Garis merupakan suatu batas limit suatu benda, massa, ruang, dan lain-lain.
Penggunaan garis sebagai berikut :
a. Garis mempunyai daya komunikatif, digunakan pada huruf, peta, grafik, kode, dan lain-lain.
b. Garis mempunyai kekuatan ekspresif, misalnya : tebal, tipis, panjang, pendek, lengkung, berombak, dan lain-lain.
c. Garis dapat menunjukkan gerak emosi, misalnya : ketakutan, kemarahan, keraguan, kekesalan, dan sebagainya.
d. Garis mempunyai irama, misalnya : gemulai, kaku, tajam, dan lain-lain.
Bahasa garis yang secara tidak langsung berkaitan dengan elemen desain yang lainnya, yaitu arah :
a. Horisontal
Dibayangkan sebagai cakrawala yang mendatar jauh. Semuanya dapat diasosiasikan dengan pasif, istirahat, tenang, dan damai. Contoh : lautan yang luas, pohon yang tumbang, dan lain-lain.
b. Vertikal
Singkatan dari benda/bentuk yang berdiri tegak, dan dalam keadaan seimbang penuh. Bentuk tersebut diasosiasikan dengan sesuatu yang dalam keadaan tegak tak bergerak, kestabilan, keagungan, kemegahan, dan kekuatan.
c. Diagonal
Seolah-oleh seperti hujan yang tertiup angin, menggambarkan suasana yang tidak seimbang, labil. Untuk menunjukkan suatu gerakan/dinamika, kelincahan, gerakan yang gesit, dan sebagainya.
d. Lengkung
Garis lengkung atau line of beauty memberi kesan indah, dinamis, dan kelincahan. Seorang desainer menganggap garis ini paling indah. Penggunaan garis lengkung yang banyak menciptakan suatu efek yang samar-samar, keluyuran tanpa tujuan.
Garis lengkung mengapung, menggambarkan kekuatan dan keringanan.
Misalnya garis pada awan, busa sabun, dan lainnya.
e. Garis zig-zag
Garis ini merupakan garis yang dibuat dengan spontanitas dan cepat sehingga mengesankan bahaya, konflik, kekerasan, dan perang.
Selain itu, garis juga dapat dibedakan berdasarkan ekspresinya, antara lain : a. Bending Up-right Line
Garis tegak yang membengkok memberi kesan sedih, lesu, dan duka.
b. Upward Swirls
Olakan-olakan keatas memberi kesan aspirasi kekuatan spirituil dan semangat yang menyala-nyala, hasrat yang keras dan berkobar-kobar.
c. Phytmic Horisontals
Horisontal-horisontal berirama memberi kesan malas, tidur, ketenangan yang menyenangkan.
d. Upward Spray
Pancaran ke atas memberi kesan pertumbuhan, idealisme, dan spontanitas.
e. Diminishing Perspective
Perspektif yang melenyap memberi kesan adanya jarak, kejauhan, dan kerinduan.
f. Invertei Perspective
Perspektif yang membalik, mengesankan keluasan tak terbatas, pelebaran ruang yang tak terhalang, dan kebebasan mutlak.
g. Waterfall
Air terjun memberi sugesti gaya berat, penurunan yang berirama.
h. Consentric Arches
Memberi kesan perluasan ke atas, gerakan mengembang, kegembiraan.
i. Rounded Arches
Kubah-kubah yang membulat, memberi kesan kuat dan kokoh.
j. Pyramid
Piramid memberi kesan stabil, megah, kuat, dan masif.
k. Gothic Arches
Lengkung-lengkung gothic memberi kesan spiritual uplift, kepercayaan, dan harapan religius.
Fungsi / tugas garis, antara lain :
a. Menciptakan bentuk garis yang indah, karena tiap-tiap garis mempunyai keindahan tersendiri sehingga disebut garis seni yang digunakan untuk pengungkapan rasa / ekspresi.
b. Untuk membatasi atau membagi luas suatu bidang.
c. Untuk menciptakan bentuk dengan garis tepi atau contour.
d. Untuk memberi warna dengan arsiran sehingga terdapat efek abu-abu atau gradasi warna.
e. Untuk menciptakan suatu rencana atau persiapan gambar.
f. Untuk menciptakan suatu pikiran atau lambing-lambang, misalnya huruf, angka, dan sebagainya.
g. Sebagai suatu penangkap dan pembimbing pandangan ke suatu arah.
Nilai suatu garis dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : a. Permukaan gambar yang licin/halus/kasar
Jika digambar di atas kertas yang mempunyai tekstur yang berbeda-beda, akan kita dapatkan efek yang lain pula.
b. Alat / media penggores
Untuk menciptakan ekspresi yang keras dapat menggunakan untuk menggoreskan warna-warna tertentu. Sedangkan untuk menghasilkan kesan lunak, menggunakan kuas yang lunak pula.
c. Mood (suasana hati) yang sedang senang, susah, atau marah
Orang yang sedang dalam keadaan marah akan membuat coretan-coretan yang cenderung garis keras dan ekspresif secara tidak teratur. Sedangkan orang yang dalam keadaan senang, kemungkinan besar akan menggoreskan garis-garis yang luwes dan spontan.
2.1.2.2. Kualitas Terang Gelap (Value)
Value merupakan salah satu dari 3 (tiga) dimensi warna. Setiap warna yang terlihat memiliki kepekaan terhadap kuat-lemahnya cahaya yang mempengaruhinya. Sebagai contoh, ada merah terang dan merah gelap. Dimensi ini mencakup gelap-terangnya warna yang disebut value. Suatu warna akan menjadi terang jika ditambah dengan putih, dan akan menjadi semakin gelap jika ditambah dengan hitam.
2.1.2.3. Bentuk dan Ruang (Shape and Space) a. Bentuk (Shape)
Istilah lain dari bentuk yaitu visual form. Bentuk merupakan suatu wujud yang dimana terdapat garis yang bersentuhan dengan dirinya sendiri, sehingga terbentuklah sebuah bidang. Bidang merupakan spot yang berpotongan dengan dirinya sendiri.
Spot, merupakan bentuk yang digolongkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :
Spot yang teratur : spot yang dengan sengaja diatur.
Spot yang tidak teratur : spot yang bebas yang dihasilkan oleh sentuhan alat gambar.
Cara mengubah bidang yang sama :
Mengubah letak
Mengubah letak dan ukuran
Mengubah letak, ukuran dan arah
Cara memecahkan masalah bentuk spot yang berbeda :
Dengan menggerombolkan objek-objek dan mengulang-ulang.
Dengan memberi warna yang sama.
b. Ruang (Space)
Ruang dalam bahasa Inggris disebut “space”, extents or area of ground, surface, etc. Artinya ruang adalah keluasan dalam suatu bidang, permukaan, dan lain sebagainya. Dalam desain elementer, ruang dikatakan sebagai bentuk dua atau tiga dimensional, bidang, atau keluasan positif atau negatif yang dibatasi limit.
Disamping mempunyai sifat-sifat yang sama seperti garis, ruang mempunyai dua dimensi tambahan, yaitu lebar dan dalam. Ruang mempunyai gerakan, arah dan ciri-ciri umum, seperti : diagonal, horizontal, melengkung, dan lain-lain. Jadi ruang merupakan keluasan dari suatu bidang atau permukaan yang mempunyai bentuk dua atau tiga dimensional.
Nilai suatu ruang
Cara membentuk ruang ke dalam dua dimensi :
Bayangkan suatu perspektif
Dengan membayangkan suatu perspektif dapat diterima adanya kesan kedalaman yang menjauh atau seolah-olah mendekat.
Overlapping
Saling menutupi, sehingga timbul kesan benda yang di belakang dan di depan yang seolah-olah saling menempel karena belum timbul kesan jarak antara benda yang berada di depan dengan yang ada di belakang.
Nilai garis
Garis yang tebal memberi kesan dekat, sedangkan semakin tipis garis tersebut, akan memberikan kesan semakin menjauh.
Bentuk dasar dua dimensi dan variasinya :
Segi tiga sama sisi, segi tiga siku-siku, segi tiga sama kaki. Memberi arti energi, kekuatan, keseimbangan, hukum. ilmu pasti, agama, referensi untuk perasaan maskulin (kekuatan, agresi, dan pergerakan yang dinamis).
Segi empat (kotak / bujur sangkar), kotak tumpul, jajaran genjang, trapesium, bintang segi empat. Memberi arti keteraturan, logis dan aman. Kotak juga memberi dasar 3 dimensi yang berarti berat, massa dan kepadatan.
Segi lima.
Segi enam.
Segi delapan.
Baling-baling, baling-baling segi banyak
Lingkaran, elips, setengah lingkaran, juring (pie).
Bintang segi 3, 4, 5, 6, 8.
Aplikasi bentuk 2D :
Memotong (crop) gambar dengan suatu cara tertentu yang menarik
Menyimbolkan sebuah ide
Membuat format baru (kombinasi)
Memperjelas informasi
Membentuk huruf.
Metode Kombinasi bentuk 2D :
Penambahan / penggabungan (addition /union /weld),
Pengurangan (subtraction),
Perpotongan (intersection).
Bentuk dasar tiga dimensi dan variasinya:
Box (Boks)
Ball (Bola)
Cone (Kerucut / Tirus)
Cylinder (Silinder / Tabung)
Tube / Pipe (Pipa)
Doughnut (Donat / Torus)
Pyramid (Piramid)
Knot (Karet simpul)
Rounded Box (Kotak Tumpul)
Capsule (Kapsul)
Spring (Per)
2.1.2.4. Pola (Pattern)
Bentukan dekoratif yang sifatnya dua dimensional, tidak menggunakan gradasi warna terang ke gelap atau sebaliknya, sehingga tidak menampilkan adanya kesan ruang, selain itu hanya akan menyerupai siluet dan meminimalisir volume objek. Tujuan dari pola ini yaitu untuk memperindah suatu karya desain, seperti pada tekstil, digunakan pola dekoratif untuk memperindah.
Pengaplikasiannya dapat berupa repetisi / pengulangan sehingga dapat membentuk suatu pola baru yang lebih menarik, tentunya dengan penempatan yang tepat.
2.1.2.5. Tekstur (Texture)
Pengertian tekstur
Ada beberapa pengertian tekstur, diantaranya yaitu :
a. Dalam “desain elementer”, tekstur adalah nilai raba suatu permukaan, baik itu nyata ataupun semu.
b. Dalam “Art and Introduction” disebutkan tentang tekstur, sebagai berikut : Texture is quality of surface : smooth, rough, silky, grainy, soft, or hard. In painting it may apply both to the textures that are depicted. The painter, the sculptur, and the architec frequently use the texture of variety, focus and unity.
Nilai tekstur
a. Tekstur memiliki nilai karakter yang berbeda-beda sesuai dengan nilai rasa. Misalnya : batu – pasir, wool – goni, kulit wanita – kulit pria, kulit bayi – kulit orang tua. Pada umumnya, tekstur kasar akan mempunyai karakter yang kuat dan kokoh, sedangkan tekstur yang halus mempunyai karakter yang halus dan lemah lembut.
b. Tekstur memiliki nilai artistic
Tekstur sangat membantu seorang desainer karena tekstur juga dapat memungkinkan untuk memperoleh nilai harmonis yang lebih dari biasanya.
c. Tekstur memiliki nilai kekuatan
Jenis-jenis tekstur
Dilihat dari cara beradanya tekstur, digolongkan sebagai berikut :
a. Tekstur alam, yaitu tekstur yang ada secara alami, terbentuk dengan sendirinya oleh alam.
Contoh : kulit kayu yang memiliki nilai artistic tinggi, zebra yang memiliki loreng-loreng yang memperindah tubuhnya.
b. Tekstur buatan, jenis ini dapat digolongkan lagi menjadi dua bagian, yaitu:
Tekstur buatan manusia. Contoh : sutera, wool, goni, dll
Tekstur buatan hewan. Contoh : sarang lebah.
2.1.2.6. Warna (Colors)
Beberapa pengertian tentang warna, antara lain :
a. Warna adalah getaran / gelombang yang tertentu dari sesuatu yang diterima oleh selaput jala mata / retina.
b. Warna adalah getaran yang dipancarkan oleh suatu benda, ada sinar yang mengenai benda; langsung diterima oleh mata.
Klasifikasi warna berdasarkan spektrum warna
Dapat dibedakan tiap warna, karena getaran / gelombang yang dipancarkan oleh sebuah benda memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda.
Warna berdasarakan spektrum warna, dibedakan menjadi : a. Warna Primer
Warna primer ini terdiri dari warna merah, kuning dan biru. Warna primer merupakan warna yang tidak tercapai melalui pencampuran berbagai warna lainnya, atau dapat juga disebut warna yang paling mendasar, yang membentuk warna-warna lainnya.
b. Warna Sekunder
Warna sekunder merupakan hasil dari percampuran warna-warna primer.
Sebagai contoh, merah yang dicampur dengan kuning akan menghasilkan warna jingga (oranye), kuning dengan biru akan menghasilkan warna hijau, dan biru yang dicampur dengan merah akan menghasilkan warna ungu.
c. Warna Tertier
Warna tertier dapat diperoleh dari percampuran warna primer dengan warna sekunder, yang nantinya akan disebut lebih dari satu warna seperti merah kekuningan, merah keunguan, hijau kebiruan, dan lain-lainnya.
d. Warna Komplementer
Warna komplementer ini merupakan warna-warna yang saling berlawanan di dalam lingkaran warna. Ciri atas perbedaan yang dapat terlihat dengan jelas di warna ini yaitu adanya perbedaan yang kontras, dan bila kedua warna ini tercampur maka akan menghasilkan warna abu-abu. Contoh warna komplementer yaitu : merah dengan hijau, ungu dengan kuning, biru dengan oranye dan sebagainya.
e. Warna Analogus
Warna analogus hampir mirip sifatnya dengan monochromatic, tetapi bedanya terletak pada penggunaan warna yang saling berdekatan untuk warna analogus.
Suasana yang tercipta dengan warna yang digunakan masih dalam satu konteks dengan warna utamanya.
Klasifikasi Warna berdasarkan Gambar / Ilustrasi a. Warna Monochrome
Warna monochrome merupakan warna yang cukup dengan menambahkan atau mengurangi intensitas dari satu warna saja. Gambar monochrome mereprentasikan keseimbangan antara cahaya dan juga gelap-terang dari sebuah objek. Jenis warna ini juga memberi kesan adanya volume dari sebuah warna, selain itu juga kesan adanya kelonggaran dan ruang gerak yang bebas bagi pengamat untuk melihat dan memperluas imajinasinya tentang objek tersebut.
b. Warna Polychrome / Optical Color
Pada ilustrasi yang menggunakan teknik warna polychrome ini, tampilan yang dihasilkan menjadi lebih realis dan ekspresif, karena banyaknya kandungan warna yang digunakan dalam pewarnaannya. Fungsinya yaitu untuk menambahkan intensitas serta kuat-lemahnya dari warna-warna yang ada.
Klasifikasi warna berdasarkan sensasinya
Secara umum, warna berdasarkan sensasi dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu :
a. Warna panas : yaitu warna yang berkisar mulai warna merah hingga kuning, beserta kombinasinya.
b. Warna dingin : yaitu warna yang dimulai dari warna hijau hingga biru / violet, beserta kombinasinya.
c. Warna netral : yaitu seperti warna abu-abu, putih dan hitam.
Klasifikasi warna berdasarkan karakteristiknya Warna berdasarkan karakteristiknya, yaitu :
a. High Major Key : mempunyai kesan positif, merangsang, bergairah dan meriah.
b. High Minor Key : memberi kesan feminin, manis, dan lain-lain.
c. Intermediate Minor : memberi kesan kuat, tegas, jantan, jujur dan terbuka.
d. Low Major Key : mempunyai kesan berat.
e. Low Minor Key : memberi kesan muram dan mengerikan, sangat cocok untuk poster protes yang bernada berteriak, demonstrasi, dan lain-lain.
Klasifikasi warna berdasarkan kualitasnya Warna berdasarkan kualitasnya dibedakan menjadi : a. Hue
Setiap warna mempunyai kepekaan berbeda terhadap harga atau nilai yang disebut hue dari warna itu sendiri, misalnya merah, hijau, biru, dan lain-lain. Dimana warna yang satu dengan warna lain mempunyai karakter tersendiri, terutama dibedakan dengan panas – dinginnya warna.
b. Value
Setiap warna yang terlihat mempunyai kepekaan terhadap kuat lemah cahaya yang mempengaruhinya. Suatu warna akan semakin terang ketika ditambah putih, sebaliknya jika ditambah hitam maka akan semakin cenderung berwarna gelap.
c. Chroma
Setiap warna yang terlihat sedikit banyak dipengaruhi oleh kepekaan terhadap kemurnian warna itu. Misalnya warna biru cerah, biru suram, dan lain-lain.
Dimensi ini merupakan dimensi cerah suramnya warna yang disebut dengan chroma. Warna pelangi adalah warna yang paling murni, paling kuat, dan paling cerah. Warna yang berkesan menjerit atau berteriak, misal : merah, tapi dapat berkesan sopan jika merahnya diubah chroma-nya. Suatu warna akan menjadi suram apabila bercampur dengan komplemennya. Misal : hijau ditambah dengan sedikit merah akan memunculkan warna hijau yang suram.
Klasifikasi warna berdasarkan maknanya Warna berdasarkan makna / filosofinya, yaitu :
a. Merah, dapat berarti kemarahan, keberanian, ganas, perang, segar, sehat, cinta, energik, agresif, bahaya, terlarang, kesalahan, nafsu, gairah, darah, setan, dan hati-hati.
b. Oranye (jingga), dapat berarti bahaya, merdeka, berkah, anugerah, panas dan gairah.
c. Kuning dapat dibedakan lagi menjadi beberapa macam, antara lain :
Kuning tua, berarti kebohongan, takut, iri, cemburu, dan rasa sakit.
Kuning cerah, berarti keramahan, supel, riang, hidup dan kehangatan.
Kuning emas, berarti glorious dan super-power.
d. Hijau, dapat berarti wangi, segar, kesuburan, pertumbuhan, pengharapan dan simbol kebangkitan.
e. Biru, dapat berarti setia, tenang, pasif, dingin, menjauhkan diri, kepercayaan, iman, kebenaran, hakekat, cerdas dan keteduhan.
f. Ungu, dapat berarti kebebasan, aristokrat, angkuh, mitis, intuisi, dan indra keenam.
g. Cokelat, dapat berarti rendah hati, sopan, bijaksana dan maskulin.
h. Hitam, dapat berarti kegelapan, mengerikan, kematian, sihir, formal, canggih dan keras hati.
i. Putih, dapat berarti bersih, suci dan damai.
j. Putih dikombinasi hitam menjadi bijak.
2.2. Fotogafi
2.2.1. Pengertian Fotografi
Dalam seni rupa, fotografi merupakan proses pembuatan lukisan dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya.
Alat paling popular untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.
Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan
identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut kamera).
2.2.1.1. Sejarah Fotografi
Kamera telah ada beberapa abad sebelumnya munculnya fotografi. Kamera pertama yang ditemukan tentunya tidak memiliki tampilan fisik seperti kamera yang umum digunakan saat ini. Kamera pertama berbentuk sebuah bilik gelap dengan lubang kecil tempat masuknya cahaya. Kamera ini dikenal dengan nama camera obscura, berasal dari bahasa Italia, yaitu camera yang artinya kamar dan obscura yang artinya gelap (Webster New World Italian Dictionary, 40). Kamera ini memproyeksikan gambar dari suatu lubang kecil pada dinding, untuk menghasilkan gambar pada dinding yang berseberangan.
Pada akhir abad ke-17, Johann Zahn (Jerman) berhasil membuat versi kecil pertama dari kamera, secara fisik kamera ini berbentuk sebuah kotak sebesar 9 inci kali 2 kaki, kamera ini memiliki lensa yang dapat difokuskan, dan juga memiliki diafragma untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera.
Pada tahun 1888, George Eastman dari London, Inggris berhasil menemukan kamera hand-held pertama, tetapi masih sederhana dan hanya untuk keperluan praktis, bukan teknis maupun seni. Lalu pada tahun 1952, Ahli Optik dari Jerman bernama E.Leitz bekerja sama dengan Oscar Barnack berhasil menemukan dan memasarkan kamera kecil dengan nama Leica (Leitz camera). Kamera ini menggunakan film 35mm, dengan lensa f/3,5. Kamera ini merupakan cikal bakal dari kamera modern yang digunakan saat ini. Kemudian seiring dengan berkembangnya teknologi, maka kamera pun juga mengalami berbagai perkembangan yang cukup signifikan dan pada akhirnya, saat ini dijumpai kamera digital.
Gambar 2.1. Contoh gambar kamera Sumber: http://www.dailyworldbuzz.com
2.2.1.2. Teknik dan Klasifikasi Fotografi
Apabila ditinjau dari jenisnya serta obyek yang dipotret, fotografi dibedakan menjadi :
a. Fotografi Komersial, meliputi :
Fotografi Fashion, Beauty Shot, Conceptual, Advertising, Produk atau Still Life, Food and Beverages, Architechtural, Interior, dan Wedding.
b. Fotografi Human Interest, meliputi :
Fotografi Portrait, Dokumentasi dan Jurnalistik.
c. Fotografi View atau Alam, meliputi : Fotografi Wildlife dan Landscape.
d. Fotografi Fine Art, meliputi : Fotografi Abstrak.
Dalam segi teknis, angle atau sudut pengambilan gambar (shot) dalam fotografi pada prinsipnya ada tiga, yaitu :
a. Eye Level
Pengambilan gambar, dengan posisi kamera sejajar dengan subyek. Menampilkan proporsi normal obyek sesuai dengan mata melihat. Eye level merupakan sudut pengambilan gambar yang paling umum dan paling sering digunakan di berbagai kelas sub fotografi.
b. High Level
Pengambilan gambar, dengan posisi kamera lebih di atas daripada obyek.
Menghasilkan gambar yang tidak biasa. Umumnya disertai distorsi di bagian atas
obyek yang paling dekat dengan kamera. High level merupakan variasi pengambilan gambar yang cukup sering digunakan.
c. Low Level
Pengambilan gambar, dengan posisi kamera lebih rendah di bawah obyek.
Menampilkan gambar dengan distorsi sebaliknya dengan high level. Bagian bawah obyek yang paling dekat dengan kamera mengalami distorsi. Parah atau tidaknya distorsi tergantung dari derajat pengambilan gambar itu sendiri. Sama halnya dengan high level, low level ini digunakan sebagai variasi pengambilan gambar.
Sedangkan jenis pengambilan gambar juga terbagi lagi, yakni : a. Long Shot
Jarak pengambilan yang cenderung luas. Menampilkan situasi dan kondisi di sekeliling obyek. Pengambilan long shot umumnya paling sering dilakukan untuk fotografi landscape bertujuan menunjukkan detail keindahan alam yang di atur dalam komposisi sedemikian rupa. Namun tidak hanya terbatas pada fotografi landscape saja, fotografi humanism juga. Untuk obyek manusia umumnya semua bagian tubuh terlihat. Dengan perbandingan 1 : 5 antara obyek dan latar.
b. Medium Long Shot
Jarak pengambilan gambar tidak seluas long shot namun untuk obyek manusia umumnya semua bagian tubuh terlihat. Dengan perbandingan 1 : 3 antara obyek dan latar. Masih memberikan ruang bagi latar atau background ikut terekam dalam hasil foto.
c. Full Shot
Ukuran obyek dalam sebuah frame dari ujung kaki hingga kepala terlihat pas.
Dengan perbandingan 1 : 2 antara obyek dan latar. Background hanya tampak sedikit saja.
d. Medium Shot
Medium shot, pada pemotretan yang melibatkan model manusia, menampilkan obyek manusia itu sendiri lebih detail dari pusar hingga kepala. Umumnya background masih dapat terlihat.
e. Medium Close Up
Medium close up, menampilkan obyek manusia itu sendiri lebih detail dari dada hingga kepala. Umumnya background sudah tidak terlihat lagi. Kalaupun ada, hanya sedikit saja. Medium close up sering digunakan pada fotografi komersial beauty shot. Biasanya untuk mempromosikan salon atau produk kosmetik dan kecantikan dengan menunjukkan detail make up.
f. Close Up
Menampilkan obyek dengan ukuran obyek dari leher hingga batas atas kepala.
Close up juga sering digunakan dalam pemotretan beauty shot namun kecenderungannya untuk menonjolkan make up dan promosi komersial produk kosmetik.
g. Extreme Close Up
Menghasilkan gambar obyek dengan penekanan pada satu anggota atau bagian tubuh. Dalam pemotretan beauty shot masih jarang digunakan, umumnya extreme close up dilakukan untuk menunjukkan detail make up dan tekstur.
2.3. Dongeng
2.3.1.Pengertian Dongeng
Dongeng dan adalah salah satu kegiatan yang banyak ditinggalkan. Selain itu dongeng merupakan pintu untuk membangun kecintaan terhadap dunia buku yang selanjutnya akan membangun minat baca pada anak – anak, mulai pada usia dini. Dongeng, merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi, dari pemikiran seorang yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Terkadang kisah dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut kedalam dunia fantasi, tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan. Kisah dongeng yang sering diangkat menjadi saduran, dari kebanyakan sastrawan dan penerbit lalu dimodifikasi menjadi dongeng ala moderen. Salah satu dongeng yang sampai saat ini diminati anak – anak ialah kisah Cinderella, kisah asli dari dongeng tersebut hanya diambil sebagian –
sebagian, kemudian dimodifikasi dan ditambah, bahkan ada yang diganti sehingga melenceng jauh dari kisah dongeng aslinya. Sekarang kisah aslinya seakan telah ditelan oleh usia zaman dan waktu.
2.3.2.Perkembangan Dongeng di Indonesia
Dongeng merupakan sebuah bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan.
Pasalnya sejak kecil kita sudah diperkenalkan orang tua kita akan berbagai cerita rakyat yang ada di Nusantara ini. Bahkan seringkali dongeng tersebut menjadi inspirasi bagi seorang anak dalam bertingkah laku dan bercita-cita.
Dongeng merupakan jenis tradisi lisan yang memiliki peran penting dalam masa pertumbuhan ahlak anak-anak. Sebab dalam dongeng terdapat unsur hiburan disamping pendidikan. Pesan-pesan mulia tersebut diharapkan mampu membawa anak-anak pada alam kehidupan sehari-hari yang lebih baik. Namun saat ini anak- anak Indonesia mulai melupakan dongeng.
Dalam dongeng terdapat pesan-pesan moral yang sangat penting bagi perkembangan pola pikir anak-anak. Selain itu dengan mempelajari dongeng seorang anak bisa dipupuk rasa percaya dirinya. Hal itu menurutnya tergantung pada pemilihan tema dan cerita yang terkandung dalam dongeng itu sendiri.
Melalui konflik-konflik yang dibangun dan tokoh-tokoh yang ditampilkan, seorang anak mampu secara imajinatif berpartisipasi dalam cerita tersebut.
Melalui simulasi konflik-konflik kongkrit dalam cerita, pertimbangan moral anak bisa dimantapkan. Selanjutnya pada tahapan yang lebih tinggi hal itu bisa ditingkatkan dan dirangsang secara efektif.
Menurut Tengsoe Tjahjono, salah satu penyebab hilangnya cerita tradisional dari hati anak-anak adalah kurangnya orang tua mendongeng kepada anak- anaknya. Padahal dahulu saat perkembangan teknologi belum semaju sekarang, mendongeng seolah menjadi budaya dikalangan orang tua. Walaupun cerita dalam dongeng tersebut fiktif, namun kesan yang ditimbulkannya bisa menciptakan daya fantasi anak.
Selain itu dongeng juga berfungsi sebagai sarana 'pengembaraan' anak.
Sebab dengan mendengar dongeng, fantasi dan daya cipta anak akan mengembara
sesuai alur cerita dalam dongeng. Saat itulah biasanya unsur pendidikan dan pembinaan moral dapat 'disusupkan' dalam benak anak-anak.
Beberapa sifat yang selalu dimiliki tokoh-tokoh pembela kebenaran dalam dongeng adalah jujur, cinta kasih, adil, dan bersahabat. Sifat-sifat tersebut jarang terdapat dalam cerita modern yang umumnya berasal dari luar negeri. Sebab seringkali unsur tersebut dikalahkan oleh fantasi kekuatan dan kesaktian yang justru membuat anak menjadi lupa pada perbuatan saling menyayangi dan menghormati orang lain. (“JawaPos, 2 Februari 2000”)
2.3.3.Dongeng Cinderella
Pada zaman dahulu di desa Disney ada seorang putri yang teramat cantik dan baik. Dia bernama Cinderella. Cinderella hidup dengan ibu tirinya yang jahat bernama Veronica dikarenakan ayahnya yang meninggal. Veronica mempunyai dua orang anak gadis yang juga licik dan jahat. Mereka bernama Vina dan Vani.
Cinderella selalu diperlakukan seperti pembantu. Dia disuruh menyapu, mengepel, dan menyeterika baju mereka, ia juga diberi tempat tidur digudang rumahnya. Dan bukan itu saja dia selalu mendapat cemooh dari saudara tirinya tersebut. Namun Cinderella tetap bersikap baik, rendah hati dan sabar.
Pada suatu ketika ada petugas dari kerajaan yang datang ke rumah Cinderella. Dan mengumumkan bahwa sang Pangeran mengadakan pesta dansa untuk mencari calon istri sang pangeran. Seluruh gadis-gadis di desa itu sangat senang dan begitu pun Cinderella. Kedua saudara Cinderella pun sudah sibuk merias tubuhnya dengan pernak-pernik yang sangat bagus dan mahal. Cinderella pun ikut disuruh menyiapkan baju mereka.
Waktu telah menunjukkan pukul 19.30 ketika kedua saudara tiri dan ibu tiri Cinderella tersebut berangkat ke pesta. Namun mereka berpesan kepada Cinderella ia tidak boleh keluar rumah sampai mereka pulang. Cinderella pun merasa sedih karena tidak bisa datang ke pesta tersebut. Ketika Cinderella menangis munculah seorang peri yang baik hati.
Ia merasa kasihan kepada Cinderella. Cinderella merasa kaget karena ada peri yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Cinderella pun mengutarakan semua kesedihanya kepada peri tersebut. Dan peri tersebut merasa tersentuh hatinya.
Peri itu lalu memerintahkan Cinderella untuk mencari 4 ekor tikus, 1 kadal dan 1 buah labu. Kemudian semua itu disihir menjadi sebuah kereta yang teramat bagus beserta pengawalnya. Cinderella pun dirubah menjadi wanita yang cantik dan berbaju anggun. Namun ketika Cinderella akan pergi dia diberi amanat oleh peri tersebut. Bahwa semua sihirnya akan lenyap setelah pukul 12:00 malam. Dan Cinderella pun mengerti kemudian ia pergi.
Sesampainya di pesta itu, semua mata tertuju ke Cinderella. Mereka sangat terkagum-kagum akan kecantikannya begitu pula sang Pangeran. Dan Sang Pangeran pun mengajak Cinderella untuk berdansa. Karena keasyikan mereka berdua Cinderella baru sadar bahwa waktu telah menunjukkan pukul 00.00.
Cinderellapun langsung pergi tanpa mengucap satu katapun kepada Pangeran.
Pangeran pun mengejarnya. Dan karena cepatnya Cinderella berlari, sepatu sebelah kirinya terlepas.
Dan ia terus berlari tanpa memperdulikan sepatunya. Keesokan harinya petugas dari kerajaan mengadakan pengumuman. Siapapun pemilik sepatu kaca tersebut maka ia akan dijadikan istri pangeran. Seluruh gadis di desa itu banyak yang mencobanya. Tetapi tidak ada kaki dari mereka yang cocok. Dan setibanya petugas kerajaan tersebut sampai dirumah Cinderella kedua saudara tirinya tersebut bergantian mencobanya namun tidak ada yang cocok. Namun dengan anggunya Cinderella mencobanya. Mereka semua sangat terkejut.
Karena kaki Cinderla pas pada sepatu tersebut. Kedua saudara tirinya tidak percaya, namun Cinderella tiba-tiba mengambil sebuah kotak berisi sepatu kaca sebelah kananya. Ternyata benar, pangeran pun sangat terkejut dan membawa Cinderella ke istana untuk dinikahi. Ibu tiri dan kedua anaknya itu meminta maaf kepada Cinderella. Namun karena kebaikannya ia dengan rela memaafkan perbuatan mereka yang teramat kejam dan pada akhirnya Cinderella bisa hidup bahagia dengan pangeran tercintanya.
Gambar 2.2. Gambar Cinderella Sumber: http://www.disneyprincess.com/cinderella
2.4. Moral
2.4.1. Pengertian Moral
Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata „moral‟ yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata
„etika‟, maka secara etimologis, kata ‟etika‟ sama dengan kata „moral‟ karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata ‟moral‟ sama dengan kata „etika‟, maka rumusan arti kata
„moral‟ adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu „etika‟ dari bahasa Yunani dan
„moral‟ dari bahasa Latin.
„Moralitas‟ berasal dari kata sifat Latin morali mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan „moral‟, hanya ada nada lebih abstrak. Berbicara tentang
“moralitas suatu perbuatan”, artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.
2.5. Remaja
2.5.1. Pengertian Remaja
Remaja dalam bahasa Latin adalah adolescence, yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Istilah adolescence sesungguhnya mempunyai arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, social, dan fisik (Hurlock, 1991). Pandangan ini didukung oleh Piaget (Hurlock, 1991) yang mengatakan bahwa secara psikologis remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat dewasa ini mengandung banyak aspek afektif, lebih atau kurang dari usia pubertas.
Masa remaja adalah waktu meningkatnya perbedaan di antara anak muda mayoritas, yang diarahkan untuk mengisi masa dewasa dan menjadikannya produktif, dan minoritas yang akan berhadapan dengan masalah besar. Masa remaja, menurut Mappiare (1982), berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12 atau 13 tahun sampai dengan 17 atau 18 tahun adalah masa remaja awal dan usia 17 atau 18 sampai dengan 21 atau 22 tahun adalah masa remaja akhir.
Remaja sebenarnya tidak memiliki tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja berada di antara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri”
atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. Namun fase remaja merupakan fase perkembangan yang berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi maupun fisik (Monks dkk; 1989).
Dari seluruh definisi remaja yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa remaja termasuk dalam kategori usia 12 tahun sampai 22 tahun, berada pada masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mengalami fase perkembangan menuju kematangan secara mental, emosi, fisik, dan sosial.
2.5.2. Perkembangan Remaja
Menurut Papalia (dalam Mukhtar dkk, 2003) remaja sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke dewasa, diawali dengan masa puber yaitu proses perubahan fisik yang ditandai dengan kematangan seksual, kognisi dan psikososial yang berkaitan satu sama lain.
2.5.2.1. Perkembangan Fisik
Perubahan fisik merupakan gejala primer dalam pertumbuhan masa remaja, yang berdampak terhadap perubahan-perubahan psikologis (Sarwono, 1994). Pada mulanya, tanda-tanda perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks pubertas. Dalam konteks ini, kematangan organ-organ seks dan kemampuan reproduktif bertumbuh dengan cepat. Baik anak laki-laki maupun anak perempuan mengalami pertumbuhan fisik yang cepat, yang disebut “growth spurt”
(percepatan pertumbuhan), dimana terjadi perubahan dan percepatan pertumbuhan di seluruh bagian dan dimensi badan (Zigler & Stevenson, 1993). Pertumbuhan cepat bagi anak perempuan terjadi 2 tahun lebih awal dari anak laki-laki.
Umumnya anak perempuan mulai mengalami pertumbuhan cepat pada usia 10,5 tahun dan anak laki-laki pada usia 12,5 tahun. Bagi kedua jenis kelamin, pertumbuhan cepat ini berlangsung selama kira-kira 2 tahun (Diamond &
Diamond, 1986).
Menurut Zigler dan Stevenson (1993), secara garis besarnya perubahan- perubahan tersebut dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu perubahan- perubahan yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan perubahan- perubahan yang berhubungan dengan perkembangan karakteristik seksual.
2.5.2.2. Perkembangan Kognitif
Masa remaja adalah suatu periode kehidupan dimana kapasitas untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya (Mussen, Conger & Kagan, 1969). Hal ini adalah karena selama periode remaja ini, proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Sistem saraf yang berfungsi memproses informasi berkembang dengan cepat. Di samping itu, pada masa remaja ini juga terjadi reorganisasi lingkaran saraf frontal lobe (belahan otak
bagian depan sampai pada belahan atau celah sentral). Frontal lobe ini berfungsi dalam aktivitas kognitif tingkat tinggi, seperti kemampuan merumuskan perencanaan strategis atau kemampuan mengambil keputusan (Carol & David, 1995).
Perkembangan frontal lobe tersebut sangat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif remaja, sehingga mereka mengembangkan kemampuan kognitif remaja, sehingga mereka mengembangkan kemampuan penalaran yang memberinya suatu tingkat pertimbangan kemampuan penalaran menuju tingkat pertimbangan moral dan kesadaran sosial yang baru. Di samping itu, sebagai anak muda yang telah memiliki kemampuan memahami pemikirannya sendiri dan pemikiran orang lain, remaja mulai membayangkan apa yang dipikirkan oleh orang tentang dirinya. Ketika kemampuan kognitif mereka mencapai kematangan, kebanyakan anak remaja mulai memikirkan tentang apa yang diharapkan dan melalui kritik terhadap masyarakat mereka, orang tua mereka, dan bahkan terhadap kekurangan diri mereka sendiri (Myers, 1996).
Kemudian, dengan kekuatan baru dalam penalaran yang dimilikinya, menjadikan remaja mampu membuat pertimbangan dan melakukan perdebatan sekitar topik-topik abstrak tentang manusia, kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan keadilan. Kalau pada masa awal anak-anak – ketika mereka baru memiliki kemampuan berfikir simbolik – Tuhan dibayangkan sebagai person yang berada di awan, maka pada masa remaja mereka mungkin berusaha mencari sebuah konsep yang lebih mendalam tentang Tuhan dan eksistensi (Myers, 1996).
2.6. Fashion Desain
Sumber Pauline Wetson dan Guy Thomas dari website www.fashion- era.com.
2.6.1. Pengertian Fashion Desain
Menurut Pauline Watson dan Guy Thomas dalam websitenya, www.fashion- era.com, individu maupun masyarakat menggunakan pakaian dan aksesoris lainnya sebagai bentuk yang non-verbal untuk mendeteksi pekerjaan, ranking, jenis kelamin, status, dan lingkungan sekitar. Fashion adalah suatu bentuk yang
bebas, tidak hanya menyangkut pakaian tetapi juga aksesoris, perhiasan, gaya rambut, kecantikan dan seni badan.
Gambar 2.3. Contoh fashion dan make up Sumber: www.fashion-era.com
2.6.2. Perkembangan Gaya Fashion
Berikut ini adalah fashion pada tahun tertentu dimana Cinderella yang dipopulerkan oleh Walt Disney muncul untuk pertama kalinya. Hal ini akan menjadi pembanding untuk jenis fashion yang dipakai pada perancangan fotografi ini.
2.6.2.1. Fashion Tahun 1930an
Pada tahun 1930, desain fashion menjadi lemah lembut dan berpenampilan anggun. Busana menjadi feminim, manis dan rapi yang digunakan sehari-hari,
sedangkan pada malam hari terkesan glamour. Muncul juga halter neck dan cowl neck yang diciptakan oleh Meddeline Vionnet sehingga gaun malam backless menjadi salah satu tren tahun ini. Perkembangan tahun 1930-an ini juga menciptakan kain baru yang disebut nylon yang ditemukan tahun 1927 dan mulai diproduksi tahun 1938. Pada tahun ini sisi feminin dan keanggunan lebih tampak.
2.6.2.2. Fashion tahun 1940
Pada perang dunia kedua, Paris memproduksi pakaian yang sesuai dengan perekonomian saat itu. Masa peperangan membuat keadaan menjadi jemu dan seragam sampai tahun 1945. Keadaan membuat orang untuk memperbaiki kembali barang-barang yang telah rusak dari bekas-bekas peperangan. Pakaian seragam menjadi pakaian wajib yang digunakan pada setiap acara, seperti pernikahan, menonton dan acara ramah tamah. Tidak ada orang yang menggunakan pakaian lain selain pakaian seragam. Tahun 1947 perang dunia berakhir masyarakat mulai merasa mengalami kejemuan serta ketidaksabaran.
British Textile pun mulai dibangun. Paris mulai memproduksi pakaian eksotik, tetapi Amerika sedang mengembangkan sebuah gaya baru, yakni rancangan dari Claire McCardell. Gaya Amerika menjadi sederhana dan klasik. Christian Dior menampilkan pakaian jaket ketat yang menjepit pinggang dan rok yang panjang.
Tampilan ini sangat berbeda dari gaya berpakaian saat perang. Kemewahan Dior menggunakan bahan yang tebal dan lembut.
2.7. Data Primer 2.7.1. Wawancara
Dari pembuatan Perancangan Fotografi Konseptual Pengajaran Moral Baik Kesabaran dan Rendah Hati Melalui Visualisasi Dongeng Anak – Anak
“Cinderella” mengadaptasi Gaya Teaterikal maka dibutuhkanlah sumber yang dapat dan telah melakukan jenis pemotretan yang hampir sama. Karena itu, dibutuhkanlah data yang dapat menjelaskan dan memberitahukan apa yang harus dilakukan dan batas-batas dalam sebuah pemotretan yang mengaktualisasi gaya hidup dengan gaya teaterikal terutama karena pemotretan ini termasuk jenis yang sulit dan membutuhkan pengalaman dan teknik. Dari sumber berita memberikan
cara-cara dan apa saja yang harus dilakukan baik dalam proses pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi. Menurut narasumber penulis yang mana adalah remaja yang menjadi target audiens, haruslah mampu mencari konsep atau tema yang menarik sehingga dapat menarik perhatian audience dan menciptakan serta menggambarkan persepsi dari setiap ekspresi, setting, dan lain-lain hanya dengan melihat hasil foto tersebut. Para model juga harus dapat membawakan karakter perannya dengan baik, juga membawakan setiap ekspresi-ekspresi sesuai scenario dengan baik pula, sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah. Kelengkapan dalam detail wardrobe dan lokasi foto juga berpengaruh terhadap tema foto-foto tersebut. Dan yang terakhir yaitu proses editing foto yang menambah dan menonjolkan kesan dan makna dalam setiap adegan.
2.7.2. Survei
Dari data survei dapat diperoleh lokasi yang tepat untuk melakukan pemotretan dan dapat disimpulkan kapan jadwal pemotretan yang tepat karena bergantung dari ijin lokasi, jadwal para model dan keadaan cuaca. Untuk mempersiapkan apa saja yang harus disiapkan dan dibawa pada setiap sesi pemotretan agar jalannya pemotretan lebih maksimal. Lalu diadakanlah uji coba untuk melihat hasil serta melatih ekspresi beberapa model agar ketika hari eksekusi, para model sudah terbiasa.
2.8. Data Sekunder 2.8.1. Internet
Pencarian data melalui dunia maya atau melalui internet dan memperoleh data-data yang menyediakan keterangan tentang konsep karya. Dan hasilnya adalah referensi – referensi yang dapat mendukung proses pengerjaan karya.
2.8.2. Referensi Visual
Referensi yang dimaksud disini adalah buku ataupun majalah yang didalamnya terdapat info dan pengertian tentang foto dan teknik fotografi konseptual ini.
Esquire Magazine edisi khusus ulang tahun kedua : Majalah khusus pria didalamnya banyak informasi mengenai trend dan gaya hidup terbaru yang memuat artikel tentang pemotretan konseptual teaterikal.
The Light Photography Free Magazine : Majalah khusus para fotografer yang didalamnya mengupas tentang fotografi konseptual teaterikal secara detail beserta dengan proses behind the scene dan latar belakang ceritanya.
2.9. Analisa Data dan Kesimpulan
Data-data yang diperoleh baik secara primer maupun sekunder dapat disimpulkan dan saling melengkapi yang dimana pada data primer didapat proses dan keterangan tentang apa saja yang harus diketahui dalam sebuah dongeng, remaja sebagai target audiens dan pemotretan konseptual teaterikal. Sedangkan pada data sekunder, didapatkan contoh-contoh data dan keterangan yang membantu.
Kesimpulan dari data-data diatas adalah pemotretan konseptual gaya teaterikal (mempunyai cerita dan adegan) di Indonesia masih menjadi hal baru dan masih perlu dikembangkan lagi, baik dalam konsep maupun tema cerita.
Dibutuhkan teknik dan peralatan yang tepat untuk mendukung hasil yang baik.