commit to user
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2003) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan maka penelitian ini mendeksripsikan pelaksanaan pengendalian kualitas proses produk gethuk goreng, serta usulan perbaikan dalam mengatasi masalah pengendalian kualitas produk gethuk goreng pada Industri Gethuk Semar Karanganyar.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan di rumah produksi Gethuk Semar di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar dengan pertimbangan Industri Gethuk Semar merupakan pelopor olahan gethuk yang terkenal di Kabupaten Karanganyar dan citra Industri Gethuk Semar yang mengalami perkembangan pesat serta semakin baik. Selain itu belum ada peneliti yang melakukan penelitian tentang pengendalian kualitas pada olahan gethuk di Industri Gethuk Semar tersebut.
Obyek penelitian ini adalah usaha Gethuk Semar milik Ibu Hj. Nurul Retno dimana usaha ini terletak di Dusun Gedangan, RT. 01 / RW. 04, Salam, Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Obyek penelitian dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Ubi kayu salah satu bahan pangan pengganti beras yang cukup penting peranaannya dalam menopang ketahanan pangan suatu wilayah. Hal ini dikarenakan peranan ubi kayu sebagai sumber bahan pangan pengganti bahan pangan utama yaitu beras. Meskipun masih banyak kendala yang dihadapi dalam merubah pola konsumsi masyarakat yang sudah terbentuk selama ini, namun demi keamanan pangan suatu wilayah perlu
38
commit to user
kiranya sosialisasi diversifikasi pangan berbahan ubi kayu atau singkong sebagai bahan pangan alternatif selain beras atau jagung, selain kreatifitas menciptakan bahan pangan pengganti berbahan dasar singkong atau ubi kayu sebagai bahan pangan alternatif.
b. Gethuk merupakan olahan pangan khas Jawa yang berasal dari ubi kayu yang diolah dengan kelapa dan gula yang terkenal sejak jaman dahulu yang digemari masyarakat dan masih dilestarikan sampai sekarang.
c. Industri Gethuk Semar milik Hj. Nurul Retno baru berjalan 2 tahun akan tetapi produknya sudah terkenal hingga luar Kota Karanganyar khususnya produk Gethuk Goreng. Gethuk yang diproduksi oleh Industri Gethuk Semar ini berbeda dari produk gethuk yang diproduksi oleh industri lain, yaitu bahwa produk Gethuk Semar tidak menggunakan bahan pengawet, maupun pewarna, sehingga produknya aman.
d. Gethuk Semar sudah memiliki ijin usaha dan sertifikasi halal. Akan tetapi, karena kurangnya pengetahuan serta sumber daya yang ada seperti tenaga kerja, dana, dan teknologi, seringkali usaha dalam skala rumah tangga kualitas produk yang dihasilkan belum maksimal.
C. Metode Penentuan Informan
Informan adalah orang yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2012). Informan kunci (key informan) dipilih secara purposive (sengaja) berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Informan yang dipilih oleh peneliti adalah informan yang dianggap memahami masalah dan juga solusi yang diteliti. Informan kunci (Key Informan) yang dipilih harus yang berkaitan langsung dengan proses produksi gethuk goreng pada Industri Gethuk Semar, yaitu:
1. Pemilik Industri Gethuk Semar
Pemilik Indutri Gerhuk Semar merupakan key informan yang mengetahui secara keseluruhan dari awal pendirian Industri Gethuk Semar hingga sekarang. Pengawasan yang rutin selalu dilakukan pemilik untuk menjaga stabilitas sumberdaya manusia guna mempertahankan kualitas
commit to user
dari produk gethuk goreng. Informasi yang di peroleh dari pemilik Industri Gethuk Semar berupa cara pengelolaan sumberdaya manusia dan evaluasi kinerja karyawan.
2. Tenaga kerja bagian produksi gethuk goreng di Industri Gethuk Semar Proses produksi gethuk goreng dilakukan di rumah produksi Gethuk Semar yang terletak di Dusun Gedangan, RT. 01 / RW. 04, Salam, Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Produksi gethuk goreng dilakukan pengawasan oleh tenaga kerja gethuk goreng dalam setiap alur/
tahapan proses produksi. Setiap alur yang dilalui dalam proses produksi gethuk goreng akan mempengaruhi kualitas produk yang akan dihasilkan, sehingga informasi dari tenaga kerja bagian produksi sangat dibutuhkan.
Informasi diperoleh dari tenaga kerja bagian bahan baku, tenaga kerja bagian pengolahan, serta tenaga kerja bagian pengemasan dimana informasi yang diperoleh adalah masalah-masalah yang terjadi pada proses produksi gethuk goreng di Industri Gethuk Semar.
D. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer menurut Umi (2008), adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data. Data primer yang diperoleh dari penelitian ini berasal dari hasil observasi peneliti kepada pemilik dan tenaga kerja bagian produksi gethuk goreng di Industri Gethuk Semar dalam mengawasi dan menjaga kualitas produknya. Data primer pada penelitian ini digunakan sebagai solusi untuk masalah pada pemilik Industri Gethuk Semar.
commit to user 2. Data Sekunder
Data sekunder menurut Sugiyono (2005), adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Data ini diperoleh dengan menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian, selain itu peneliti mempergunakan data yang diperoleh dari internet. Data yang diperoleh adalah data profil Industri Gethuk Semar, dan hal lain yang berkaitan dengan penelitian.
Tabel 5. Jenis dan Sumber Data Penelitian
No. Jenis Data Sumber Data
1.
2.
Data Primer
a. Data jumlah dan jenis produk gagal pada produk gethuk goreng
b. Informasi penyebab masalah dan perbaikan produk gethuk goreng Data Sekunder
a. Profil Gethuk Semar
b. Alur produksi gethuk goreng
Observasi Industri Gethuk Semar
Industri Gethuk Semar
Industri Gethuk Semar Industri Gethuk Semar
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara, menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013) merupakan metode dengan cara pertemuan langsung anatara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Untuk kelengkapan informasi, wawancara ini dapat dilakukan berkali-kali selama masa penelitian sesuai dengan kebutuhan peneliti. Responden pada penelitian ini adalah pemilik, tenaga kerja bagian produksi, dan tenaga kerja bagian pemasaran Industri Gethuk Semar Karanganyar untuk mengetahui
commit to user
informasi-informasi seputar Industri Gethuk Semar dan produk gethuk goreng di Industri Gethuk Semar.
2. Observasi, pada dasarnya merupakan suatu pengamatan yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki (Narbuko dan Achmadi, 2013).
Proses pengamatan dilakukan dengan mengamati proses produksi dari awal sampai akhir serta mengamati proses pengendalian kualitas.
Pengamatan dilakukan selama 30 hari produksi setiap harinya dan untuk mendapatkan data variabel dilakukan 5 kali pengamatan dalam sehari produksi. Pengamatan menggunakan check sheet untuk membantu dalam pencatatan atau pengumpulan data yang dibutuhkan selama penelitian yang nantinya akan membantu untuk pembuatan diagram pareto serta peta kendali X-Bar dan R.
3. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan dengan pencatatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain (Sugiyono, 2013).
Dokumentasi dilakukan dengan mencatat informasi baik yang berupa jawaban dari wawancara, pengamatan secara langsung maupun dokumen pada obyek penelitian. Pencatatan yang dilakukan adalah mencatat hasil wawancara kepada pemilik dan tenaga kerja Industri Gethuk Semar Karanganyar untuk mngetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan utama yang dapat digunakan dalam alat pengendalian kualitas, serta mencatat hasil pengamatan data variabel proses penggorengan yang digunakan dalam pembuatan peta kontrol, selain itu juga mencatat data tentang jenis-jenis permasalahan pada setiap kali memproduksi gethuk goreng pada bulan Februari-Maret 2018.
commit to user F. Metode Analisis Data
Untuk mengkaji pelaksanaan pengendalian kualitas produk Gethuk Goreng pada Industri Gethuk Semar dilakukan Secara deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pada tahap ini data yang sudah dikumpulkan dan diolah, kemudian dianalisis agar permasalahan yang sedang dibahas dapat terlihat lebih jelas permasalahannya, sehingga pada nantinya akan memberikan kemudahan dalam menganalisis permasalahan ini. Analisis data yang pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa alat dari metode SQC (Statistical Quality Control) yaitu check sheet, diagram pareto, diagram fishbone dan peta kendali X-Bar dan R. Dalam tahap ini, data-data yang telah terkumpul diolah dengan bantuan program Microsoft Excel dalam perhitungan pada peta kendali X-Bar dan R.
1. Penyusunan Check Sheet
Check Sheet merupakan suatu formulir dimana item-item yang akan diperiksa telah dicetak dalam formulir dengan maksud agar data dapat dikumpulkan secara mudah dan ringkas (Montgomery, 2009).
Check Sheet digunakan untuk mempermudah dalam pengumpulan atau pencatatan data dan mempermudah dalam analisis data yang dikumpulkan dalam penelitian. Check sheet berisi tanggal pengamatan, jumlah produksi, jenis kegagalan yang terjadi, dan jumlah produk gethuk goreng yang gagal selama 30 hari pengamatan. Bentuk check sheet yang akan digunakan dalam penelitian seperti pada Gambar 5.
No Tanggal Jumlah Produksi
Jenis Masalah
Total Gosong Kulit
Pecah
Bentuk tidak sesuai
Jatuh Kotor 1
2 . . 30
Total
Gambar. 5 Check Sheet Produk Gethuk Goreng
commit to user
2. Diagram pareto akan membandingkan jenis dan jumlah produk gethuk goreng yang gagal yang disusun menurut ukurannya, dari yang jumlahnya paling besar di sebelah kiri dan yang paling kecil di sebelah kanan. Masalah utama proses atau prioritas perbaikan dipilih yang memiliki jumlah paling besar. Analisis data yang dilakukan didasarkan pada hukum 80/20 yang berarti sebesar 80% pengeluaran atau kerugian didalam sebuah perusahaan dibuat hanya oleh 20% masalah. Diagram pareto juga dapat mengidentifikasikan masalah yang paling penting yang mempengaruhi usaha perbaikan kualitas produk gethuk goreng Industri Gethuk Semar. Berikut adalah langkah-langkah dalam membuat pareto chart (Nasution, 2005):
a. Gunakan data yang telah dikumpulkan dalam check sheet. Data yang digunakan mengenai jenis kerusakan dan jumlah kerusakan
b. Hitung jumlah kerusakan, jumlah kumulatif kerusakan, persentase jumlah kerusakan dari jumlah kerusakan total, dan persentase kerusakan kumulatif yang disusun ke dalam tabel seperti pada Tabel 6.
Tabel 6. Analisis Distribusi Kerusakan Produk Gethuk Goreng Industri Gethuk Semar
Jenis Kerusakan
Jumlah Kerusakan
Jumlah Kumulatif Kerusakan
Persentase Jumlah Kerusakan dari Total Kerusakan
(%)
Persentase Kerusakan Kumulatif
(%)
Total 100% 100%
commit to user
c. Gambarkan diagram pareto seperti contoh pada Gambar 6 dari data pada Tabel 5.
Gambar 6. Diagram Pareto
4. Diagram fishbone disusun berdasarkan prioritas perbaikan dari jumlah kerusakan terbanyak/ terbesar yang terjadi pada produk gethuk goreng.
Diagram Fishbone digunakan untuk menyajikan penyebab suatu masalah pada produk gethuk goreng secara grafis. Dengan diagram fishbone, sebab-sebab kerusakan akan mudah terbaca. Untuk mengetahui data apa saja penyebab-penyebab yang terjadi pada kerusakan produk, peneliti membuat daftar pertanyaan kepada informan. Tahapan penyusunan diagram sebab akibat menurut Nasution (2005), antara lain:
a. Gambarkan diagram sebab-akibat, seperti contoh pada Gambar 7.
Gambar 7. Contoh Diagram Fishbone
Jenis kegagalan produk gethuk
goreng Mesin
Lingkungan
Kerja Metode
Manusia Material
commit to user
b. Tentukan penyebab-penyebab pada cabang yang sesuai.
c. Interpretasikan diagram sebab akibat tersebut ke dalam Tabel 6.
Tabel 7. Permasalahan Sebab-Akibat
Faktor yang diamati Masalah yang terjadi Manusia
Metode Material Mesin
Lingkungan Kerja
Tabel 8. Usulan Tindakan Perbaikan Faktor yang diamati Masalah yang
terjadi
Usulan tindakan perbaikan Manusia
Metode Material Mesin
Lingkungan Kerja
3. Peta Kendali digunakan untuk melakukan pengawasan dari sebuah proses yang sedang berjalan. Peta kendali digunakan untuk membantu mendeteksi adanya penyimpangan dengan cara menetapkan batas-batas kendali. Data yang digunakan untuk penyusunan peta kendali X dan R adalah data variabel proses produksi dari sampel gethuk goreng yang mengalami kegagalan yang paling dominan. Jumlah subgrup (nomer sampel) sebanyak 30 dengan ukuran sampel 5 pada tiap subgrup (k = 30, n = 5). Langkah-langkah dalam penyusunan peta kendali X dan R, sebagai berikut (Nasution, 2005):
a. Menghitung rata-rata tiap subgroup ( ):
=
b. Menghitung kisaran (R) untuk setiap subgroup:
R = Xmaks Xmin
c. Menghitung nilai rata-rata waktu keseluruhan ( ̿ ):
̿ =
commit to user d. Menghitung nilai R rata-rata ( ):
=
e. Menentukan Center Line (CL) atau garis tengah, Upper Control Limmit (UCL) atau Batas Kendali Atas, dan Low Control Limmit (LCL) atau Batas Kendali Bawah dari peta kendali dan R
f. Menggambarkan setiap titik X dan R dengan batas-batas kendali dan garis tengah yang diperoleh. Rumus untuk menghitung UCL dan LCL peta kendali dan R adalah sebagai berikut:
1) Peta kontrol = ∑
UCL = D4 LCL = D3 Keterangan:
= Rata-rata range
Bentuk peta kontrol R dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Peta Kendali R 2) Peta kontrol
̿ = ∑
UCL = ̿ + A2 0
LCL 𝑅
Waktu UCL
Sample Mean
commit to user LCL = ̿ – A2
Keterangan:
̿ = Rata-rata X bar
Bentuk peta kontrol dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Peta Kendali
g. Membuat analisis dan kesimpulan dari peta X dan R yang sudah digambarkan. Selanjutnya dilakukan penyidikan terhadap penyebab penyimpangan yang terjadi.
0
LCL 𝑋̿
Waktu UC
L
Sample Mean