• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1003491 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1003491 Chapter1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Mitha Yulitasari, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang permasalahan,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis tindakan serta

penjelasan istilah dari penelitian yang diteliti.

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Bahasa dijadikan sebagai alat komunikasi untuk melakukan sosialisasi satu sama

lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyampaikan ide/gagasan, informasi

ataupun perasaannya kepada orang lain. Tidak hanya itu, dengan menggunakan

bahasa, ilmu dan teknologi dapat dikembangkan sehingga dapat mengembangkan

nilai-nilai moral dan kehidupan.

Sejak lahir, manusia sudah menggunakan bahasa. Bahasa diperoleh

seorang anak secara alami dari ibunya atau bisa disebut dengan “bahasa ibu”.

Banyak hal diperolehnya dari pengalaman langsung di dalam lingkungannya

berupa interaksi dengan keluarga, teman sebayanya maupun lingkungan lain yang

lebih luas dalam konteks yang alami dan tidak dibuat-buat.

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari bidang studi. Dengan pembelajaran bahasa, diharapkan dapat membantu peserta didik untuk mengenal dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Selain itu juga, bahasa digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. (Depdiknas, 2009, hlm. 100)

Dalam pelajaran Bahasa Indonesia ada empat aspek keterampilan

berbahasa yang harus dikuasai peserta didik, yaitu: keterampilan menyimak,

(2)

Mitha Yulitasari, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hubungannya satu sama lain. Biasanya dalam memperoleh keterampilan

berbahasa itu kita menjalani setiap aspek secara berurutan, mulai dari bayi kita

menyimak, kemudian berbicara, lalu membaca dan menulis.

Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup

sendiri dan memerlukan keberadaan orang lain untuk kelangsungan hidupnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari yang namanya

berbicara. Orang yang tunawicara sekalipun dapat berbicara meskipun dengan

menggunakan kode atau isyarat yang mereka gunakan agar lawan bicaranya

memahami apa yang mereka maksud.

Sebagai makhluk sosial, manusia juga harus melakukan interaksi dengan

sesamanya, dan peranan penting dalam suatu interaksi sosial itu adalah dengan

adanya komunikasi yakni salah satu sebagai pembicara dan yang lainnya adalah

penyimak. Aktivitas berbicara tidak mungkin berlangsung tanpa situasi dan

lingkungan tertentu baik formal atau sebaliknya. Berbicara dalam lingkungan

informal dapat dilakukan dalam kegiatan sehari-hari. Sedangkan dalam

lingkungan formal, berbicara haruslah menggunakan bahasa yang santun, baik

dan benar sesuai dengan lingkungan dimana kita berada.

Sejalan dengan pentingnya berbicara, aspek menyimakpun sama

pentingnya dengan kegiatan berbicara. Seseorang akan dapat berbicara ketika

dirinya telah menyimak suatu hal. Proses menyimak dan berbicara memang saling

berkesinambungan. Menyimak dan berbicara kita pelajari sejak kecil sebelum memasuki sekolah. Brooks, (dalam Tarigan, 2013, hlm. 3) “Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah secara langsung, merupakan

komunikasi tatap muka atau face to face communication”.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sendiri, kegiatan berbicara seperti

bertanya, mengemukakan pendapat/komentar sangatlah penting dalam mencapai

tujuan pembelajaran. Selain untuk menjadi ciri-ciri keaktifan dan tolak ukur

pemahaman siswa, bertanya ataupun mengemukakan pendapat/komentar juga

(3)

Mitha Yulitasari, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun, menurut hasil pengamatan peneliti selama Program Latihan

Profesi (PLP) di SD Negeri 1 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung

Barat, keterampilan berbicara dan menyimak siswa sangatlah rendah, terutama

dalam pokok bahasan mengomentari persoalan faktual sehingga tujuan

pembelajaran sering kali tidak tercapai. Kegiatan menyimak dan berbicara siswa

di Kelas V SD Negeri 1 Cibogo ini kurang baik secara menyeluruh. Hanya

minoritas siswa yang dapat mengemukakan komentar/pendapat sedangkan yang

lainya kurang dan tidak bisa sama sekali.

Sebagai contoh, ketika siswa diberi tugas mengomentari persoalan faktual

yang diberikan guru, kebanyakan dari siswa hanya diam dan hanya menyebutkan

isi dari persoalan faktual tersebut seperti tempat kejadian dan kronologisnya.

Siswa tidak bisa membedakan bagaimana mengemukakan pendapat atau komentar

dengan mengidentifikasi pokok persoalan faktual.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, khususnya di kelas V SD Negeri

1 Cibogo menunjukkan hasil belajar yang rendah. Dari 16 siswa hanya ±5 siswa

(33%) yang mampu menyimak dengan baik, dan ±11 siswa (68%) belum mampu

menyimak dengan baik atau masih berada di bawah ketentuan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM), atau memperoleh nilai di bawah 65. Adapun dalam kegiatan

berbicara, hanya ±3 siswa (25%) yang mampu menunjukkan keterampilan

berbicara dalam diskusi kelas maupun kelompok, terutama dalam memberikan

komentar, sedangkan ±13 siswa (75%) belum mampu menunjukkan keterampilan

berbicara yang memadai. Fakta tersebut menjadi bukti penguat yang menunjukan

bahwa anak belum mencapai tujuan pembelajaran yang dilaksanakan.

Kekurangan siswa ini mungkin terjadi karena beberapa penghambat

belajar misalnya kurang baiknya siswa dalam menyimak pembelajaran sehingga

berdampak pula pada kegiatan berbicaranya. Ataupun kurang menariknya media

pemebelajaran sehingga motivasi siswa dalam belajar menjadi rendah.

Dari latar belakang masalah di atas juga terdapat beberapa masalah yang

(4)

Mitha Yulitasari, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Masih banyak siswa yang kesulitan dalam mengomentari atau berpendapat

tentang persoalan faktual yang diberikan oleh guru.

2. Nilai rata-rata siswa berada dibawah KKM yaitu di bawah 65.

3. Siswa kurang dapat mengembangkan kata-kata dan menyusun kalimat saat

memberikan komentar.

4. Siswa belum terbiasa berbicara baik di depan kelas maupun dalam kelompok.

5. Pembelajaran yang monoton sehingga siswa kurang termotivasi untuk

menyimak persoalan faktual yang diberikan guru.

Oleh karena itu, sudah menjadi tugas guru untuk meningkatkan

keterampilan menyimak dan berbicara siswa dalam pokok bahasan mengomentari

persoalan faktual. Diperlukan pula suasana belajar yang lebih menyenangkan agar

siswa dapat terangsang keaktifan dan motivasi belajarnya. Strategi pembelajaran

harus dibuat semenarik mungkin, maka dari permasalahan inipun peneliti

mencoba menerapkan model pembelajaran Time Token untuk meningkatkan

keterampilan menyimak dan berbicara dalam pokok bahasan mengomentari

persoalan faktual di Kelas V SD Negeri 1 Cibogo.

Pada model pembelajaran Time Token, siswa diajak untuk memecahkan

permasalahan yang ditemui sepanjang kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa

juga dilibatkan untuk aktif sehingga keterampilan sosial siswa dapat berkembang

sehingga secara keseluruhan siswa tidak ada yang mendominasi pembicaraan atau

diam sama sekali.

Dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti akan mengkaji dalam

suatu penelitian tindakan kelas dengan judul yaitu, Penerapan Model

Pembelajaran Time Token untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan

Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas,

secara umum permasalahan yang akan diteliti adalah, “Bagaimanakah

(5)

Mitha Yulitasari, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada pokok bahasan mengomentari persoalan faktual melalui penerapan model

pembelajaran Time Token di kelas V SD Negeri 1 Cibogo?”

Untuk menjawab masalah itu, disusun beberapa pertanyaan penelitian

yang mengarahkan pada jawaban terhadap permasalahan utama penelitian itu.

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan

menerapkan model pembelajaran Time Token untuk meningkatkan

keterampilan menyimak dan berbicara dalam pokok bahasan mengomentari

persoalan faktual di kelas V SD Negeri 1 Cibogo?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan

penerapan model pembelajaran Time Token untuk meningkatkan

keterampilan menyimak dan berbicara dalam pokok bahasan mengomentari

persoalan faktual di kelas V SD Negeri 1 Cibogo?

3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan menyimak dan berbicara siswa

kelas V SD Negeri 1 Cibogo khususnya dalam pokok bahasan mengomentari

persoalan faktual setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran Time Token?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan keterampilan

menyimak dan berbicara siswa kelas V SD Negeri 1 Cibogo. Sedangkan secara

khusus, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai hal-hal

berikut.

1. Mengetahui perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan

model pembelajaran Time Token untuk meningkatkan keterampilan

menyimak dan berbicara dalam pokok bahasan mengomentari persoalan

faktual di kelas V SD Negeri 1 Cibogo.

2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan

model pembelajaran Time Token untuk meningkatkan keterampilan

menyimak dan berbicara dalam pokok bahasan mengomentari persoalan

(6)

Mitha Yulitasari, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mengetahui peningkatan keterampilan menyimak dan berbicara siswa kelas V

SD Negeri 1 Cibogo khususnya pokok bahasan mengomentari persoalan

faktual setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran Time Token.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

pihak-pihak antara lain sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

Diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran Time Token dalam

meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara ini siswa dapat lebih

termotivasi untuk mengembangkan kata-kata atau ide dalam mengomentari

persoalan faktual, selain itu juga siswa menjadi berani dan terbiasa untuk

berbicara di depan orang banyak baik dalam situasi formal ataupun informal.

2. Bagi Guru

a. Memberikan informasi mengenai model pembelajaran yang sesuai dengan

materi Bahasa Indonesia khususnya pada pokok bahasan mengomentari

persoalan faktual.

b. Memberikan sumbangan pikiran sebagai pengetahuan yang dapat dijadikan

sebagai kajian mahasiswa atau guru dalam meningkatkan hasil belajar

melalui metode pembelajaran Time Token.

c. Mendorong guru agar dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan

menyenangkan, sehingga siswa memiliki rasa ketertarikan belajar yang tinggi

dan siswa dapat menemukan makna dalam proses pembelajaran.

(7)

Mitha Yulitasari, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Time Token untuk Meningkatkan Keterampilan

Menyimak dan Berbicara bagi Siswa Sekolah Dasar” yang dilakukan oleh

peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut.

"Jika proses belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam

materi mengomentari persoalan faktual menggunakan model pembelajaran Time

Token dimungkinkan dapat menumbuhkan ide serta imajinasi siswa dalam

mengomentari persoalan faktual lebih baik serta lebih menarik dibandingkan

dengan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru sebelumnya".

F. Penjelasan Istilah

Istilah utama penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Time

Token untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara di kelas V SD.

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami masalah penelitian, maka

istilah-istilah dalam judul penelitian ini dijelaskan masing-masing batasannya

secara operasional dalam uraian berikut.

1. Model pembelajaran Time Token

Model Pembelajaran Time Token adalah model pembelajaran yang dapat

digunakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa karena dalam model

pembelajaran ini guru merangsang keterampilan berbicara siswa dengan

menggunakan kupon berbicara, dalam kupon berbicara tersebut terdapat waktu

bicara ±30 detik perkupon dan mengharuskan setiap siswa yang memiliki kupon

dapat berbicara mengomentari persoalan faktual yang tertera pada kupon sesuai

dengan waktu yang ditentukan dalam kupon itu juga. Dengan menggunakan

model pembelajaran ini, siswa secara menyeluruh akan seimbang dan tidak ada

yang mendominasi berbicara ataupun diam sama sekali.

(8)

Mitha Yulitasari, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterampilan menyimak adalah suatu keterampilan yang didalamnya

terdapat kegiatan lebih dari sekedar mendengarkan yaitu lebih memahami apa

yang diujarkan seseorang.

3. Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara adalah suatu kegiatan mengungkapkan gagasan

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penggunaan media audio visual untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara pada siswa Sekolah dasar.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN METODE KATA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR Universitas

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, terdapat empat aspek keterampilan bahasa, yaitu menyimak (listening skill), berbicara (speaking skill), membaca (reading skill), dan

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN SISWA MATERI PENGOLAHAN DATA SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia