• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1003491 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1003491 Chapter5"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Mitha Yulitasari, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab ini akan dibahas mengenai simpulan serta rekomendasi

berdasarkan hasil penelitian, analisis, refleksi, dan pembahasan mengenai

peningkatan keterampilan menyimak dan berbicara dengan menggunakan model

pembelajaran time token dari penelitianyang dilakukan di SD Negeri Cibogo 1.

A. Simpulan

Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keterampilan

menyimak dan berbicara siswa kelas V SD Negeri 1 Cibogo khususnya dalam

pokok bahasan mengomentari persoalan faktual dapat meningkat dengan

menerapkan model pembelajaran time token. Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan, ada beberapa simpulan yang diperoleh sebagai berikut.

1. Perencanaan pembelajaran mengomentari persoalan faktual dengan

menerapkan model pembelajaran time token dilaksanakan selama tiga siklus.

Perencanaan pembelajaran diawali dengan membuat RPP serta instrumen

penilaian. Sistematika yang tertulis pada RPP sama seperti RPP pada

umumnya. RPP dalam penelitian ini meliputi Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, indikator, tujuan, materi pembelajaran, metode

pembelajaran, langkah pembelajaran, sumber belajar, serta penilaian/evaluasi.

RPP dalam penelitian tindakan ini merupakan penerapan model pembelajaran

time token yang menekankan aktivitas siswa untuk mengomentari persoalan

faktual yang diberikan guru sesuai dengan waktu yang tertera pada kupn

bicara. Sehingga langkah-langkah dalam RPP sama seperti langkah-langkah

pada model pembelajaran time token. Perencaaan untuk setiap siklus pada

umumnya sama, tetapi ada beberapa perbedaan. Perbedaan pada setiap siklus

tergantung dari hasil observasi serta refleksi dari siklus sebelumnya. Sehingga

(2)

99

Mitha Yulitasari, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Secara umum pelaksanaan pembelajaran mengomentari persoalan faktual

dengan menggunakan model pembelajaran time token berjalan dengan

lancar. Langkah pembelajaran dengan menggunakanmodel pembelajaran

time token yaitu (1) guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, (2) guru

menyajikan materi dari video berupa persoalan faktual, (3) siswa menyimak

dan mengisi lembar kerja individu berdasarkan apa yang telah disimaknya,

(4) guru memberikan kupon bicara yang berisi persoalan faktual yang harus

dikomentari siswa sesuai dengan batas waktu yang ada dalam kupon bicara

yaitu 90 detik.kupon, (6) setiap siswa mengomentari persoalan faktualnya di

dalam diskusi kelompoknya sesuai dengan waktu yang tertera dalam kupon

bicara, (7) siswa boleh bicara hanya saat memiliki kupon, (8) guru dan siswa

bersama-sama menyimpulkan pembelajaran. Aktivitas siswa saat

pembelajaran terlihat aktif dan dinamis. Pembelajaran yang dilakukan

berpusat pada siswa. Suasana pembelajaran di kelas pun meningkat menjadi

lebih baik karena siswa mengalami suasana yang kondusif selama proses

pembelajaran. Dengan menerapkan model pembelajaran time token siswa

yang aktif dan pasif akan dapat diseimbangkan, siswa aktif tidak ada

kesempatan untuk mendominasi pembelajaran dan siswa pun lebih mudah

memahami materi dan lebih termotivasi untuk mengemukakan pendapatnya

di depan kelas.

3. Keterampilan mengomentari persoalan faktual mengalami peningkatan

setelah mendapatkan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

time token . Hal ini dapat terlihat dari peningkatan keterampilan menyimak

dan berbicara siswa. Rata-rata keterampilan menyimak pada siklus I sebesar

65,67 dan mencapai ketuntasan KKM sebesar 66,67% dengan kategori

terampil sebanyak 8 orang siswa atau 53,33%, nilai rata-rata keterampilan

menyimak pada siklus II sebesar 74,62dan mencapai KKM sebersar 81,25%

dengan kategori terampil menyimak 75% atau sebanyak 12 orang, dan nilai

rata-rata keterampilan menyimak pada siklus III sebesar 78,76 dan mencapai

(3)

100

Mitha Yulitasari, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13 siswa yang hadir atau 84,62%. Adapun rata-rata nilai keterampilan

berbicara yang diukur dari hasil tes mengomentari persoalan faktual yaitu

pada siklus I nilai rata-rata keterampilan berbicara sebesar 64,4 dengan

kategori siswa yang memeperoleh nilai di atas 70 atau dapat dikatakan

terampil serta mencapai KKM atau di atas nilai 65 yaitu 60%, nilai rata-rata

keterampilan berbicara pada siklus II sebesar 73,88 dengan kategori siswa

yang memeperoleh nilai di atas 70 atau dapat dikatakan terampil serta

mencapai KKM atau di atas nilai 65 yaitu 81,25%, dan nilai rata-rata

keterampilan berbicara pada siklus III sebesar 84,15 dengan kategori siswa

yang memeperoleh nilai di atas 70 atau dapat dikatakan terampil serta

mencapai nilai 65 yaitu 92,31%. Aspek yang dinilai dalam kegiatan

menyimak yaitu kesesuaian isi dengan persoalan, keefektifan kalimat, dan

kualitas komentar. Sedangkan dalam kegiatan berbicara terdapat beberapa

aspek yang menjadi penilaian antara lain aspek penggunaan diksi, kualitas

komentar, kelancaran berbicara, volume suara, dan gaya penyampaian

komentar.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang diberikan

sebagai berikut:

1. Bagi guru SD, penerapan model pembelajaran time token perlu dijadikan

model alternatif dalam upaya meningkatkan keterampilan menyimak dan

berbicara terutama dalam pokok bahasan mengomentari persoalan faktual.

Dengan menerapkan model pembelajaran time token, guru dapat

meningkatkan aktivitas siswa secara optimal, menumbuhkan minat dan

motivasi untuk berbicara di depan umum. Tidak hanya itu saja, guru pun

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif, afektif, serta

psikomotorik. Karena dengan menerapkan model pembelajaran time token

siswa yang pasif akan menjadi aktif sehingga tidak akan ada yang

(4)

101

Mitha Yulitasari, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

time token juga sangat sesuai untuk pembelajaran berbicara karena dengan

model ini tidak hanya menuntut siswa aktif dalam pembelajaran, namun juga

berani berbicara di depan kelas.

2. Bagi siswa, dapat menggunakan model pembelajaran time token dengan

menggunakan kupon bicara dan menyimak dapat memuat siswa lebih disiplin

dan kreatif serta dapat berpikir secara cepat dan optimal dengan penggunaan

waktu dalam bicara maupun menyimak. Hal ini dapat menumbuhkan

motivasi, keberanian dan kekreatifan siswa dalam mengemukakan

komentarnya terhadap suatu persoalan.

3. Bagi peneliti, dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai keterampilan

menyimak dan berbicara dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Peneliti

pun dapat menggunakan gambaran model pembelajaran time token,

mengomentari persoalan faktual sesuai dengan persoalan yang ada pada

kupon, persoalan faktual pun di sesuaikan dengan keadaan sekitar siswa, dan

dengan waktu 90 detik/kupon dirasa cukup untuk siswa mengomentari setiap

persoalannya dengan baik, selain itu dapat dijadikan bahan referensi pula

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Memecah kan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola  Menggunakan rumus luas selimut dan volume untuk. memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut

[r]

Kasus Hak Cipta yang ditangani Polri .... Faktor dan Kendala Penegakan Hukum

Kinerja manajerial kepala sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini, menurut pendapat peneliti adalah tingkat keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas, yang didasari

Analisis Makna Majas Perbandingan pada Lirik Lagu yang dipopulerkan oleh Tohoshinki Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Pada penulisan ilmiah yang berjudul Sistem Penjualan dan Pembelian Buku dilatar belakangi karena penggunaan komputer pada saat ini sangatlah dibutuhkan dalam segala bidang,

Model B adalah model antrian jalur berganda (M/M/S).Sistem ini memiliki dua atau lebih jalur stasiun pelayanan yang tersedia untuk menangani pelanggan yang