EDISI III/TAHUN 2014
25
30
Pengalihan, Bukan Pencabutan Subsidi BBM
H
al ini mengemuka dalam penjelasan Gubenur NTT, saat menerima rombongan kelompok mahasiswa yang menamakan dirinya, Gerakan Tolak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (Gertak BBM). Tidak kurang dari 60 orang mahasiswa yang diterima Gubernur Frans Lebu Raya itu, menyampaikan penolakan mereka terhadap KebijakanPemerintah Pusat menaikan Tarif BBM bersubsisdi. Aksi penolakan yang dimulai sekitar pukul 09.00
Wita itu diawali dengan orasi bergantian oleh beberapa anggota aksi. Rombongan Gertak BBM diterima Gubernur bersama unsur Forkompinda Provinsi NTT. Dialog mengambil tempat di pelataran Gedung Kantor Gubernur NTT, Naikolan, Selasa siang (18/11). Masuk dalam kelompok itu antara lain adalah Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP) dari PMKRI, GMNI, HMI, PMII, LMND, Permada, Permasna,
Hipmatin dan BEM Fakultas Ekonomi Muhammadiyah Kupang.
“Untuk diketahui, penerima manfaat fasilitas Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi selama ini salah sasaran. Maksud baik pemerintah untuk menalangi beban biaya bahan bakar fosil itu, disinyalir hanyalah diikmati kalangan menengah ke atas.
Tidak kurang dari 71 persen masyarkat mampu yang merasakan Lima tahun terakhir, telah dihabiskan 714 Triliun Rupiah untuk subsidi BBM. Penikmatnya adalah 71 persen masyarakat kalangan menengah ke atas. Sementara itu, besaran anggaran untuk pendidikan hanyalah 300an Triliun Rupiah, Kesehatan
200an Triliun Rupiah