Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 190/PMK.05/2012
tentang
TATA CARA PEMBAYARAN DALAM
RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
I
NTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN
•
KPA menyampaikan surat keputusan penetapan PPK
dan/atau PPSPM kepada Kepala KPPN selaku Kuasa
BUN beserta spesimen tanda tangan PPSPM dan
cap/stempel Satker;
•
Dalam
hal
PPK
atau
PPSPM
dipindahtugaskan/pensiun/
diberhentikan
dari
jabatannya/berhalangan
sementara,
KPA
menetapkan PPK atau PPSPM pengganti dengan
surat keputusan dan berlaku sejak serah terima
jabatan.
•
PPK dan PPSPM yang penunjukannya berakhir
bertanggungjawab untuk menyelesaikan seluruh
administrasi keuangan.
•
Penetapan PPK dan PPSPM tidak terikat periode
tahun anggaran, dalam hal tidak terdapat
penggantian PPK dan/atau PPSPM, maka pada awal
tahun anggaran, KPA menyampaikan pemberitahuan
kepada Kepala KPPN.
•
KPA menyampaikan surat keputusan penetapan PPK
dan/atau PPSPM kepada Kepala KPPN selaku Kuasa
BUN beserta spesimen tanda tangan PPSPM dan
cap/stempel Satker;
•
Dalam
hal
PPK
atau
PPSPM
dipindahtugaskan/pensiun/
diberhentikan
dari
jabatannya/berhalangan
sementara,
KPA
menetapkan PPK atau PPSPM pengganti dengan
surat keputusan dan berlaku sejak serah terima
jabatan.
•
PPK dan PPSPM yang penunjukannya berakhir
bertanggungjawab untuk menyelesaikan seluruh
administrasi keuangan.
•
Penetapan PPK dan PPSPM tidak terikat periode
tahun anggaran, dalam hal tidak terdapat
penggantian PPK dan/atau PPSPM, maka pada awal
tahun anggaran, KPA menyampaikan pemberitahuan
kepada Kepala KPPN.
Penetapan PPK dan PPSPM oleh
KPA
1. menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana berdasarkan DIPA;
–menyusun jadwal waktu pelaksanaan kegiatan termasuk rencana penarikan dananya;
–menyusun perhitungan kebutuhan UP/TUP sebagai dasar pembuatan SPP-UP/TUP
–mengusulkan revisi POK/DIPA kepada KPA
2. menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
3. membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa
4. melaksanakan kegiatan swakelola
5. memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian/ kontrak yang dilakukannya
6. mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak;
7. menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada negara
–menguji kebenaran materiil dan keabsahan surat-surat bukti mengenai hak tagih kepada negara; dan/atau
–menguji kebenaran dan keabsahan dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai
1. menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana berdasarkan DIPA;
–menyusun jadwal waktu pelaksanaan kegiatan termasuk rencana penarikan dananya;
–menyusun perhitungan kebutuhan UP/TUP sebagai dasar pembuatan SPP-UP/TUP
–mengusulkan revisi POK/DIPA kepada KPA
2. menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
3. membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa
4. melaksanakan kegiatan swakelola
5. memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian/ kontrak yang dilakukannya
6. mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak;
7. menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada negara
–menguji kebenaran materiil dan keabsahan surat-surat bukti mengenai hak tagih kepada negara; dan/atau
–menguji kebenaran dan keabsahan dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai
8. membuat dan menandatangani SPP
9. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA
pelaksanaan kegiatan
penyelesaian kegiatan
penyelesaian tagihan kepada negara
10.menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan
11.menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan 12.melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan
yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa;
memastikan telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh
pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara;
mengajukan permintaan pembayaran atas tagihan berdasarkan prestasi
kegiatan;
memastikan ketepatan jangka waktu penyelesaian tagihan kepada negara; dan menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia
barang/jasa.
8. membuat dan menandatangani SPP
9. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA
pelaksanaan kegiatan penyelesaian kegiatan
penyelesaian tagihan kepada negara
10.menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan
11.menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan 12.melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan
yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa;
memastikan telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh
pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara;
mengajukan permintaan pembayaran atas tagihan berdasarkan prestasi
kegiatan;
memastikan ketepatan jangka waktu penyelesaian tagihan kepada negara; dan menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia
barang/jasa.
a. kelengkapan dokumen tagihan b. kebenaran perhitungan tagihan
c. kebenaran data pihak yang berhak menerima pembayaran atas beban APBN
d. kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa
sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian/kontrak dengan barang/jasa yang diserahkan oleh penyedia barang/jasa
e. kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa
sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak
f. ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrakengenai hak tagih kepada negara; dan g. ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana
yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak
a. kelengkapan dokumen tagihan b. kebenaran perhitungan tagihan
c. kebenaran data pihak yang berhak menerima pembayaran atas beban APBN
d. kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa
sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian/kontrak dengan barang/jasa yang diserahkan oleh penyedia barang/jasa
e. kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa
sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak
f. ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrakengenai hak tagih kepada negara; dan g. ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana
yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak
Dalam menerbitkan SPP, PPK melakukan
pengujian yang meliputi:
•
Menteri/Ketua Lembaga menetapkan Bendahara Pengeluaran;
•
Penetapan Bendahara Pengeluaran dapat didelegasikan kepada
Kepala satker
•
Pengangkatan Bendahara Pengeluaran tidak terikat periode
tahun anggaran.
•
Surat Penetapan BP disampaikan kepada PPSPM dan PPK, serta
kepada Kepala KPPN dalam rangka penyampaian Laporan
Pertanggungjawaban (LPJ)
•
Bendahara Pengeluaran tidak dapat dirangkap oleh KPA, PPK
atau PPSPM.
•
Dalam hal tidak terdapat pergantian Bendahara Pengeluaran,
penetapan Bendahara Pengeluaran tahun anggaran yang lalu
masih tetap berlaku
•
Dalam hal Bendahara Pengeluaran dipindahtugaskan/
pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan sementara,
Menteri/Pimpinan Lembaga atau kepala Satker menetapkan
pejabat pengganti sebagai Bendahara Pengeluaran.
•
Bendahara Pengeluaran yang dipindahtugaskan/
pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan sementara
bertanggungjawab untuk menyelesaikan seluruh administrasi
keuangan;
•
Menteri/Ketua Lembaga menetapkan Bendahara Pengeluaran;
•
Penetapan Bendahara Pengeluaran dapat didelegasikan kepada
Kepala satker
•
Pengangkatan Bendahara Pengeluaran tidak terikat periode
tahun anggaran.
•
Surat Penetapan BP disampaikan kepada PPSPM dan PPK, serta
kepada Kepala KPPN dalam rangka penyampaian Laporan
Pertanggungjawaban (LPJ)
•
Bendahara Pengeluaran tidak dapat dirangkap oleh KPA, PPK
atau PPSPM.
•
Dalam hal tidak terdapat pergantian Bendahara Pengeluaran,
penetapan Bendahara Pengeluaran tahun anggaran yang lalu
masih tetap berlaku
•
Dalam hal Bendahara Pengeluaran dipindahtugaskan/
pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan sementara,
Menteri/Pimpinan Lembaga atau kepala Satker menetapkan
pejabat pengganti sebagai Bendahara Pengeluaran.
•
Bendahara Pengeluaran yang dipindahtugaskan/
pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan sementara
bertanggungjawab untuk menyelesaikan seluruh administrasi
keuangan;
Bendahara Pengeluaran
melaksanakan tugas kebendaharaan
atas uang/surat surat berharga yang
berada dalam pengelolaannya yang
meliputi:
Bendahara Pengeluaran
melaksanakan tugas kebendaharaan
atas uang/surat surat berharga yang
berada dalam pengelolaannya yang
meliputi:
2.Uang/surat berharga yang bukan berasal
dari UP, dan bukan berasal dari
Pembayaran LS yang bersumber dari
APBN
- Potongan Pajak yang belum disetor
2.Uang/surat berharga yang bukan berasal
dari UP, dan bukan berasal dari
Pembayaran LS yang bersumber dari
APBN
- Potongan Pajak yang belum disetor
1.Uang/surat berharga yang berasal dari
UP dan Pembayaran LS melalui
Bendahara Pengeluaran
1.Uang/surat berharga yang berasal dari
UP dan Pembayaran LS melalui
Pelaksanaan tugas kebendaharaan Bendahara Pengeluaran meliputi:
1. menerima, menyimpan, menatausahakan, dan membukukan uang/surat berharga dalam pengelolaannya
2. melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah PPK
3. meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh PPK yaitu:
a. pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi: pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran, nilai tagihan yang harus dibayar, jadwal waktu pembayaran, dan
menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.
b. pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran antara spesifikasi teknis yang
disebutkan dalam penerimaan barang/jasa dan spesifikasi teknis yang disebutkan dalam dokumen perjanjian/kontrak; dan
c. pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan kode mata anggaran pengeluaran (akun 6 digit).
4. menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan 5. melakukan pemotongan/pemungutan penerimaan negara dari pembayaran yang
dilakukannya
6. menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas negara 7. mengelola rekening tempat penyimpanan UP
Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan
anggaran
pada
DIPA
yang
mengakibatkan
pengeluaran
negara,
dilakukan
melalui
pembuatan
komitmen.
Pembuatan komitmen dilakukan dalam
bentuk:
–
Perjanjian/kontrak untuk pengadaan
barang/jasa; dan/atau
–
Penetapan keputusan
Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan
anggaran
pada
DIPA
yang
mengakibatkan
pengeluaran
negara,
dilakukan
melalui
pembuatan
komitmen.
Pembuatan komitmen dilakukan dalam
bentuk:
–
Perjanjian/kontrak untuk pengadaan
barang/jasa; dan/atau
–
Penetapan keputusan
PENERBITAN SURAT
PERMINTAAN
Penerbitan SPP LS :
Penerbitan SPP LS :
Belanja Pegawai
Belanja Pegawai
Langganan Daya dan Jasa
Langganan Daya dan Jasa
Perjalanan Dinas
Perjalanan Dinas
Pengadaan Tanah
Pengadaan Tanah
Honorarium
SPP LS HONORARIUM
SPP LS HONORARIUM
Dilengkapi dengan:
1. Surat Keputusan yang terdapat pernyataan bahwa
biaya yang timbul akibat penerbitan surat
keputusan dimaksud dibebankan pada DIPA;
2. Daftar nominatif penerima honorarium yang
memuat paling sedikit nama orang, besaran
honorarium, dan nomor rekening masing-masing
penerima honorarium yang ditandatangani oleh
KPA/PPK dan Bendahara Pengeluaran;
3. SSP PPh Pasal 21 yang ditandatangani oleh
Bendahara Pengeluaran.
Dilengkapi dengan:
1. Surat Keputusan yang terdapat pernyataan bahwa
biaya yang timbul akibat penerbitan surat
keputusan dimaksud dibebankan pada DIPA;
2. Daftar nominatif penerima honorarium yang
memuat paling sedikit nama orang, besaran
honorarium, dan nomor rekening masing-masing
penerima honorarium yang ditandatangani oleh
KPA/PPK dan Bendahara Pengeluaran;
3. SSP PPh Pasal 21 yang ditandatangani oleh
Bendahara Pengeluaran.
SPP LS LANGGANAN DAYA
DAN JASA
SPP LS LANGGANAN DAYA
DAN JASA
Dilengkapi dengan dokumen pendukung
berupa surat tagihan penggunaan daya dan
jasa yang sah.
SPP LS PERJALANAN DINAS
SPP LS PERJALANAN DINAS
Dilengkapi dengan:
1. perjalanan dinas jabatan yang sudah dilaksanakan,
dilampiri:
a. Daftar nominatif perjalanan dinas; dan
b. Dokumen pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas
jabatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan mengenai perjalanan dinas dalam negeri bagi
pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap.
2. perjalanan dinas jabatan yang belum dilaksanakan,
dilampiri daftar nominatif perjalanan dinas.
3. Daftar nominatif sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan
angka 2 ditandatangani oleh PPK yang memuat paling
kurang informasi mengenai pihak yang melaksanakan
perjalanan dinas (nama, pangkat/golongan), tujuan, tanggal
keberangkatan, lama perjalanan dinas, dan biaya yang
diperlukan untuk masing-masing pejabat.
4. perjalanan dinas pindah, dilampiri dengan Dokumen
pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas pindah
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
mengenai perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat
negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap.
Dilengkapi dengan:
1. perjalanan dinas jabatan yang sudah dilaksanakan,
dilampiri:
a. Daftar nominatif perjalanan dinas; dan
b. Dokumen pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas
jabatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan mengenai perjalanan dinas dalam negeri bagi
pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap.
2. perjalanan dinas jabatan yang belum dilaksanakan,
dilampiri daftar nominatif perjalanan dinas.
3. Daftar nominatif sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan
angka 2 ditandatangani oleh PPK yang memuat paling
kurang informasi mengenai pihak yang melaksanakan
perjalanan dinas (nama, pangkat/golongan), tujuan, tanggal
keberangkatan, lama perjalanan dinas, dan biaya yang
diperlukan untuk masing-masing pejabat.
SPP LS PENGADAAN TANAH
SPP LS PENGADAAN TANAH
Dilengkapi dengan:
1. Daftar nominatif penerima pembayaran uang ganti kerugian yang memuat paling sedikit nama masing-masing penerima, besaran uang dan nomor rekening masing-masing penerima;
2. foto copy bukti kepemilikan tanah; 3. bukti pembayaran/kuitansi;
4. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB) tahun transaksi;
5. Pernyataan dari penjual bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa dan tidak sedang dalam agunan;
6. Pernyataan dari Pengadilan Negeri yang wilayah hukumnya meliputi lokasi tanah yang disengketakan bahwa Pengadilan Negeri tersebut dapat menerima uang penitipan ganti kerugian, dalam hal tanah sengketa;
7. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan atau pejabat yang ditunjuk yang menyatakan bahwa rekening Pengadilan Negeri yang
menampung uang titipan tersebut merupakan Rekening Pemerintah Lainnya, dalam hal tanah sengketa;
8. Berita acara pelepasan hak atas tanah atau penyerahan tanah; 9. SSP PPh final atas pelepasan hak;
10.Surat pelepasan hak adat (bila diperlukan); dan
11.Dokumen-dokumen lainnya sebagaimana dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan tanah. Dilengkapi dengan:
1. Daftar nominatif penerima pembayaran uang ganti kerugian yang memuat paling sedikit nama masing-masing penerima, besaran uang dan nomor rekening masing-masing penerima;
2. foto copy bukti kepemilikan tanah; 3. bukti pembayaran/kuitansi;
4. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB) tahun transaksi;
5. Pernyataan dari penjual bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa dan tidak sedang dalam agunan;
6. Pernyataan dari Pengadilan Negeri yang wilayah hukumnya meliputi lokasi tanah yang disengketakan bahwa Pengadilan Negeri tersebut dapat menerima uang penitipan ganti kerugian, dalam hal tanah sengketa;
7. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan atau pejabat yang ditunjuk yang menyatakan bahwa rekening Pengadilan Negeri yang
menampung uang titipan tersebut merupakan Rekening Pemerintah Lainnya, dalam hal tanah sengketa;
8. Berita acara pelepasan hak atas tanah atau penyerahan tanah; 9. SSP PPh final atas pelepasan hak;
10.Surat pelepasan hak adat (bila diperlukan); dan
SPP-LS untuk pembayaran belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah dokumen pendukung diterima secara lengkap dan benar.
SPP-LS untuk pembayaran belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah dokumen pendukung diterima secara lengkap dan benar.
SPP-LS untuk pembayaran gaji induk/bulanan diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM paling lambat tanggal 5 sebelum bulan pembayaran.
SPP-LS untuk pembayaran gaji induk/bulanan diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM paling lambat tanggal 5 sebelum bulan pembayaran.
Dalam hal tanggal 5 sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan hari libur atau hari yang dinyatakan libur, penyampaian SPP-LS kepada PPSPM dilakukan paling lambat pada hari kerja sebelum tanggal 5.
Dalam hal tanggal 5 sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan hari libur atau hari yang dinyatakan libur, penyampaian SPP-LS kepada PPSPM dilakukan paling lambat pada hari kerja sebelum tanggal 5.
SPP-LS untuk pembayaran non belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah dokumen pendukung diterima secara lengkap dan benar dari penerima hak.
1. UP digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan
operasional sehari-hari Satker dan membiayai
pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui
mekanisme Pembayaran LS.
2. UP merupakan uang muka kerja dari Kuasa BUN kepada
Bendahara Pengeluaran yang dapat dimintakan
penggantiannya (revolving).
3. Pembayaran dengan UP yang dapat dilakukan oleh
Bendahara Pengeluaran/BPP kepada 1 (satu) penerima/
penyedia barang/jasa paling banyak sebesar
Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) kecuali untuk
pembayaran honorarium dan perjalanan dinas.
4. Pada setiap akhir hari kerja, uang tunai yang
berasal dari UP yang ada pada Kas Bendahara
Pengeluaran/BPP paling banyak sebesar
Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
UANG PERSEDIAAN (UP)
5. UP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran:
Belanja Barang;
Belanja Modal; dan
Belanja Lain-lain.
6. Bendahara Pengeluaran melakukan penggantian
(
revolving
) UP yang telah digunakan sepanjang dana
yang dapat dibayarkan dengan UP masih tersedia dalam
DIPA.
7. Penggantian UP sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
dilakukan apabila UP telah dipergunakan paling sedikit
50% (lima puluh persen).
8. Setiap BPP mengajukan penggantian UP melalui
Bendahara Pengeluaran, apabila UP yang dikelolanya
telah dipergunakan paling sedikit 50% (lima puluh
persen).
UANG PERSEDIAAN (UP)
PENGAWASAN UP OLEH KPPN
PENGAWASAN UP OLEH KPPN
Kepala
KPPN
menyampaikan
surat
pemberitahuan kepada KPA, 2 (dua) bulan
sejak SP2D-UP diterbitkan belum dilakukan
pengajuan penggantian UP.
Kepala
KPPN
menyampaikan
surat
pemberitahuan kepada KPA, 2 (dua) bulan
sejak SP2D-UP diterbitkan belum dilakukan
pengajuan penggantian UP.
1 (satu) bulan sejak disampaikan surat
pemberitahuan, belum dilakukan pengajuan
penggantian UP, Kepala KPPN memotong UP
sebesar 25% (dua puluh lima persen).
1 (satu) bulan sejak disampaikan surat
pemberitahuan, belum dilakukan pengajuan
penggantian UP, Kepala KPPN memotong UP
sebesar 25% (dua puluh lima persen).
Pemotongan dana UP dilakukan dengan cara:
memperhitungkan potongan UP dlm SPM
dan/atau
menyetorkan ke Kas Negara.
Pemotongan dana UP dilakukan dengan cara:
memperhitungkan potongan UP dlm SPM
dan/atau
menyetorkan ke Kas Negara.
Ilustrasi :
UP: 100 Juta 10 Januari
UP: 100 Juta 10 Januari
S.D 10 Maret belum ajukan
GUP
S.D 10 Maret belum ajukan GUP Kepala KPPN menyampaika n Surat Kepala KPPN menyampaika n Surat
S.D 10 April belum ajukan
GUP UP dipotong 25%
S.D 10 April belum ajukan GUP UP dipotong 25% Pemotongan pada SPM GUP atau disetor Pemotongan pada SPM GUP atau disetor Setelah dipotong/dise tor UP, pengajuan GUP berikutnya diawasi Setelah dipotong/dise tor UP, pengajuan GUP berikutnya diawasi
S.D 10 Mei belum ajukan
GUP UP dipotong
50%
S.D 10 Mei belum ajukan
GUP UP dipotong
50%
1 (satu) bulan berikutnya jika belum
dilakukan pengajuan penggantian UP, Kepala
KPPN memotong UP sebesar 50% (lima
puluh persen).
1. Persetujuan TUP dilakukan oleh Kepala KPPN (nilai berapapun) dengan disertai:
– Rincian Rencana Pengguna TUP; dan – Surat Pernyataan dari KPA bahwa TUP:
digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu)
bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan; dan
tidak digunakan untuk kegiatan yang harus dilaksanakan
dengan pembayaran LS.
2. KPA dapat mengajukan permintaan TUP untuk kebutuhan melebihi waktu 1 (satu) bulan dengan pertimbangan kegiatan yang akan dilaksanakan memerlukan waktu melebihi 1 (satu) bulan.
KETENTUAN TUP
4. TUP harus dipertanggungjawabkan dalam waktu 1
(satu) bulan dan dapat dilakukan secara bertahap.
5. Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke
Kas Negara paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah
batas waktu pengajuan pertanggungjawaban TUP.
(SPM-PTUP)
6. Kepala
KPPN
dapat
menyetujui
permohonan
perpanjangan pertanggungjawaban TUP melampaui 1
(satu) bulan, dengan pertimbangan:
–
KPA harus mempertanggungjawabkan TUP yang telah
dipergunakan; dan
–
KPA menyampaikan pernyataan kesanggupan untuk
mempertanggungjawabkan sisa TUP tidak lebih dari 1
(satu) bulan berikutnya.
KETENTUAN TUP .... (2)
PENERBITAN SPP-GUP
PENERBITAN SPP-GUP
PPK menerbitkan SPP-GUP untuk pengisian kembali UP.
Penerbitan SPP-GUP dilengkapi dengan dokumen
pendukung sebagai berikut:
a. Daftar Rincian Permintaan Pembayaran;
b. Bukti pengeluaran;
c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN; dan
d. faktur pajak (jika ada)
SPP-GUP disampaikan kepada PPSPM paling lambat
5 (lima) hari kerja setelah bukti-bukti
pendukung diterima secara lengkap dan benar.
PPK menerbitkan SPP-GUP untuk pengisian kembali UP.
Penerbitan SPP-GUP dilengkapi dengan dokumen
pendukung sebagai berikut:
a. Daftar Rincian Permintaan Pembayaran;
b. Bukti pengeluaran;
c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN; dan
d. faktur pajak (jika ada)
SPP-GUP disampaikan kepada PPSPM paling lambat
PENERBITAN SPP-GUP
NIHIL
PENERBITAN SPP-GUP
NIHIL
Dokumen pendukung SPP-GUP Nihil sama
dengan SPP-GUP
Penerbitan SPP-GUP Nihil dilakukan dalam hal:
sisa dana pada DIPA yang dapat dibayarkan
dengan UP minimal sama dengan besaran
UP yang diberikan;
sebagai pertanggungjawaban UP yang
dilakukan pada akhir tahun anggaran; atau
UP tidak diperlukan lagi.
Dokumen pendukung SPP-GUP Nihil sama
dengan SPP-GUP
Penerbitan SPP-GUP Nihil dilakukan dalam hal:
sisa dana pada DIPA yang dapat dibayarkan
dengan UP minimal sama dengan besaran
UP yang diberikan;
sebagai pertanggungjawaban UP yang
dilakukan pada akhir tahun anggaran; atau
PENERBITAN SPP-TUP
PENERBITAN SPP-TUP
PPK menerbitkan SPP-TUP dan dilengkapi dengan
dokumen meliputi:
a. Rincian penggunaan dana yang ditandatangani
oleh KPA/PPK dan Bendahara Pengeluaran;
b. Surat Pernyataan dari KPA/PPK yang menyatakan
bahwa
TUP
digunakan
dan
dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu)
bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan dan tidak
digunakan
untuk
kegiatan
yang
harus
dilaksanakan dengan pembayaran LS;
c. Surat permohonan TUP yang telah memperoleh
persetujuan TUP dari Kepala KPPN.
SPP TUP diterbitkan oleh PPK dan disampaikan
kepada PPSPM paling lambat 2 (dua) hari kerja
setelah diterimanya persetujuan TUP dan Kepala
KPPN
PPK menerbitkan SPP-TUP dan dilengkapi dengan
dokumen meliputi:
a. Rincian penggunaan dana yang ditandatangani
oleh KPA/PPK dan Bendahara Pengeluaran;
b. Surat Pernyataan dari KPA/PPK yang menyatakan
bahwa
TUP
digunakan
dan
dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu)
bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan dan tidak
digunakan
untuk
kegiatan
yang
harus
dilaksanakan dengan pembayaran LS;
c. Surat permohonan TUP yang telah memperoleh
persetujuan TUP dari Kepala KPPN.
SPP TUP diterbitkan oleh PPK dan disampaikan
PPK menerbitkan SPP-PTUP sebagai pengesahan/
pertanggungjawaban atas TUP
Dokumen pendukung penerbitan SPP-PTUP:
a. Daftar rincian penerimaan pembayaran;
b. Bukti pengeluaran:
Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan
PPK beserta fatur pajak dan SSP; dan
Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau
dokumen pendukung lainnya yang diperlukan
yang telah disahkan PPK
c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN.
SPP-PTUP disampaikan kepada PPSPM paling lambat
5 (lima) hari kerja sebelum batas akhir
pertanggungjawaban TUP.
PPK menerbitkan SPP-PTUP sebagai pengesahan/
pertanggungjawaban atas TUP
Dokumen pendukung penerbitan SPP-PTUP:
a. Daftar rincian penerimaan pembayaran;
b. Bukti pengeluaran:
Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan
PPK beserta fatur pajak dan SSP; dan
Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau
dokumen pendukung lainnya yang diperlukan
yang telah disahkan PPK
c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN.
SPP-PTUP disampaikan kepada PPSPM paling lambat
5 (lima) hari kerja sebelum batas akhir
pertanggungjawaban TUP.
PENERBITAN
SPP-PTUP
PENGUJIAN SPP DAN
PENERBITAN SURAT
PERINTAH MEMBAYAR
a. Kelengkapan dokumen pendukung SPP;
b. Kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK; c. kebenaran pengisian format SPP;
d. kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker;
e. Ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana kerja anggaran satker;
f. Kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan /kelengkapan pembayaran belanja pegawai;
g. Kebenaran formal dokumen/surat bukti yang menjadi persyaratan/ kelengkapan sehubungan dengan pengadaan barang/jasa;
h. Kebenaran pihak yang berhak menerima pembayaran pada SPP sehubungan dengan perjanjian/kontrak/surat keputusan;
i. Kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban di bidang perpajakan dari pihak yang mempunyai hak tagih;
j. Kepastian telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara; dan
k. Kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan pembayaran dalam perjanjian kontrak.
PENGUJIAN SPP OLEH
PPSPM
PENERBITAN SPM OLEH PPSPM
PENERBITAN SPM OLEH PPSPM
1. Jangka waktu penerbitan:
SPP-UP/TUP diselesaikan paling lambat 2 (dua) hari
kerja;
SPP-GUP diselesaikan paling lambat 4 (empat) hari
kerja;
SPP-PTUP diselesaikan paling lambat 3 (tiga) hari
kerja; dan
SPP-LS diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari
kerja.
2. Dalam hal PPSPM menolak/mengembalikan SPP karena
dokumen pendukung tagihan tidak lengkap dan benar,
maka PPSPM harus menyatakan secara tertulis alasan
penolakan/pengembalian tersebut paling lambat 2
(dua) hari kerja setelah diterimanya SPP.
3. Seluruh bukti pengeluaran sebagai dasar
pengujian dan penerbitan SPM disimpan oleh
PPSPM, menjadi bahan pemeriksaan bagi aparat
pemeriksa internal dan eksternal.
1. Jangka waktu penerbitan:
SPP-UP/TUP diselesaikan paling lambat 2 (dua) hari
kerja;
SPP-GUP diselesaikan paling lambat 4 (empat) hari
kerja;
SPP-PTUP diselesaikan paling lambat 3 (tiga) hari
kerja; dan
SPP-LS diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari
kerja.
2. Dalam hal PPSPM menolak/mengembalikan SPP karena
dokumen pendukung tagihan tidak lengkap dan benar,
maka PPSPM harus menyatakan secara tertulis alasan
penolakan/pengembalian tersebut paling lambat 2
(dua) hari kerja setelah diterimanya SPP.
5. Penerbitan SPM oleh PPSPM dilakukan melalui
sistem aplikasi yang disediakan oleh Direktorat
Jenderal Perbendaharaan.
6. SPM yang diterbitkan melalui sistem aplikasi SPM
tersebut memuat
Personal Identification Number
(PIN) PPSPM sebagai tanda tangan elektronik pada
ADK SPM dari penerbit SPM yang sah.
7. Dalam penerbitan SPM melalui sistem aplikasi,
PPSPM bertanggung jawab atas:
a. keamanan data pada aplikasi SPM;
b. kebenaran SPM dan kesesuaian antara data
pada SPM dengan data pada ADK SPM; dan
c. penggunaan
Personal Identification Number
(PIN) pada ADK SPM.
PENERBITAN SPM OLEH PPSPM ... (2)
1. PPSPM menyampaikan SPM dalam rangkap 2 (dua) beserta ADK
SPM kepada KPPN.
2. Penyampaian SPM-UP, SPM-TUP, dan SPM-LS diatur sebagai
berikut:
a. SPM-UP dilampiri surat pernyataan dari KPA yang dibuat sesuai
format;
b. SPM-TUP dilampiri surat persetujuan pemberian TUP dari Kepala
KPPN; atau
c. SPM-LS dilampiri Surat Setoran Pajak (SSP) dan/atau bukti setor
lainnya, dan/atau daftar nominatif untuk yang lebih dari 1 (satu)
penerima.
3. Penyampaian SPM atas beban pinjaman/hibah luar negeri,
disamping mengacu pada angka 1 dan 2 juga disertai dengan
Faktur Pajak.
4. Khusus untuk penyampaian SPM-LS dalam rangka pembayaran
jaminan uang muka atas perjanjian/kontrak, juga dilampiri dengan:
d. Asli surat jaminan uang muka;
e. Asli surat kuasa bematerai cukup dari PPK kepada Kepala KPPN
untuk mencairkan jaminan uang muka; dan
f.
Asli konfirmasi tertulis dari pimpinan penerbit jaminan uang
muka sesuai Peraturan Presiden mengenai pengadaan
barang/jasa pemerintah.
PENYAMPAIAN SPM KEPADA
KPPN
5.
PPSPM menyampaikan SPM kepada KPPN
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah SPM
diterbitkan.
6.
SPM-LS
untuk
pembayaran
gaji
induk
disampaikan kepada KPPN paling lambat tanggal
15 sebelum bulan pembayaran. Dalam hal
tanggal 15 merupakan hari libur atau hari yang
dinyatakan libur, maka penyampaian SPM-LS
untuk pembayaran gaji induk kepada KPPN
dilakukan paling lambat 1 (satu) hari kerja
sebelum tanggal 15, kecuali untuk Satker yang
kondisi geografis dan transportasinya sulit,
dengan memperhitungkan waktu yang dapat
dipertanggungjawabkan.
PENYAMPAIAN SPM KEPADA
KPPN
KPPN menerbitkan SP2D setelah penelitian dan
pengujian telah memenuhi syarat.
KPPN menerbitkan SP2D setelah penelitian dan
pengujian telah memenuhi syarat.
Dalam hal hasil penelitian dan pengujian tidak
memenuhi syarat, Kepala KPPN mengembalikan SPM
beserta dokumen pendukung secara tertulis.
Dalam hal hasil penelitian dan pengujian tidak
memenuhi syarat, Kepala KPPN mengembalikan SPM
beserta dokumen pendukung secara tertulis.
KPPN tidak dapat menerbitkan SP2D apabila Satker
belum mengirimkan:
a. Data perjanjian/kontrak beserta ADK untuk
pembayaran melalui SPM-LS kepada pihak ketiga;
atau
b. Daftar perubahan data pegawai beserta ADK
KPPN tidak dapat menerbitkan SP2D apabila Satker
belum mengirimkan:
a. Data perjanjian/kontrak beserta ADK untuk
pembayaran melalui SPM-LS kepada pihak ketiga;
atau
Sekian dan terima kasih
Ditjen Perbendahara
an
SPP-LS
UNTUK
PEMBAYARAN
PROSES BISNIS PENCAIRAN
BELANJA PEGAWAI
(BAGI SATKER YANG TELAH MELAKUKAN PENGALIHAN
PENGELOLAAN ADMINSTRASI BELANJA PEGAWAI)
PROSES BISNIS PENCAIRAN
BELANJA PEGAWAI
PPAB
P
melakukan pencatatan data kepegawaian secara
elektronik dan/atau manual secara tertib, teratur, dan
berkesinambungan
melakukan
penatausahaan
dokumen
pendukung
kepegawaian dalam dosir setiap pegawai secara tertib
dan teratur
memproses pembuatan Daftar Gaji induk, dan
pembuatan Daftar Permintaan Perhitungan Belanja
Pegawai lainnya
memproses pembuatan Surat Keterangan Penghentian
Pembayaran (SKPP)
menyampaikan Daftar Permintaan Belanja Pegawai,
ADK Perubahan Data Pegawai, ADK Belanja Pegawai,
Daftar Perubahan Data Pegawai, dan dokumen
pendukungnya kepada PPK
mencetak
Kartu
Pengawasan
Belanja
Pegawai
PROSES BISNIS PPK - PPABP
PROSES BISNIS PPK - PPABP
1. PPK:
memerintahkan PPABP untuk merekam dokumen sumber
kepegawaian sebagai dasar perubahan data pegawai.
2. PPABP:
a. merekam seluruh elemen data setiap dokumen sumber
yang berakibat pada perubahan/mutasi data kepegawaian
pada aplikasi GPP;
b. memastikan kebenaran dan keabsahan dokumen sumber
yang direkam ke dalam aplikasi GPP;
c. memproses perhitungan gaji, membuat ADK Perubahan
Data Pegawai, ADK Belanja Pegawai, dan Daftar
Perubahan Data Pegawai ;
d. menyampaikan daftar gaji, ADK Perubahan Data Pegawai,
ADK Belanja Pegawai, Daftar Perubahan Data Pegawai,
dan dokumen pendukungnya kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK).
1.
PPK:
memerintahkan PPABP untuk merekam dokumen sumber
kepegawaian sebagai dasar perubahan data pegawai.
2.
PPABP:
a.
merekam seluruh elemen data setiap dokumen sumber
yang berakibat pada perubahan/mutasi data kepegawaian
pada aplikasi GPP;
b.
memastikan kebenaran dan keabsahan dokumen sumber
yang direkam ke dalam aplikasi GPP;
c.
memproses perhitungan gaji, membuat ADK Perubahan
Data Pegawai, ADK Belanja Pegawai, dan Daftar
Perubahan Data Pegawai ;
PROSES BISNIS PPK - PPSPM
PROSES BISNIS PPK - PPSPM
1. PPK:
a. menerbitkan SPP menggunakan aplikasi SPM ;
b. menyampaikan SPP dilengkapi daftar gaji, ADK Perubahan Data Pegawai, ADK Belanja Pegawai, Daftar Perubahan Data Pegawai, dan dokumen pendukungnya termasuk SSP kepada Pejabat Penandatangan SPM(PPSPM).
2. PPSPM menguji:
a. kelengkapan dokumen pendukung SPP
b. kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK
c. kebenaran pengisian format SPP
d. kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker
e. ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker
f. kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran gaji, dan
g. kebenaran perhitungan gaji serta kewajiban di bidang perpajakan
1.PPK:
a. menerbitkan SPP menggunakan aplikasi SPM ;
b. menyampaikan SPP dilengkapi daftar gaji, ADK Perubahan Data Pegawai, ADK Belanja Pegawai, Daftar Perubahan Data Pegawai, dan dokumen pendukungnya termasuk SSP kepada Pejabat Penandatangan SPM(PPSPM).
2. PPSPM menguji:
a. kelengkapan dokumen pendukung SPP
b. kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK
c. kebenaran pengisian format SPP
d. kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker
e. ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker
f. kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran gaji, dan
2. PPSPM :
a. mencetak
dan
menandatangani
Daftar
Perubahan Pegawai;
b. membuat ADK Belanja Pegawai dan ADK
Perubahan Data Pegawai;
c. mencetak dan menandatangani SPM (dalam
rangkap 2);
d. membuat ADK SPM dan memasukkan PIN
PPSPM ke dalam ADK SPM;
e. menandatangani SSP;
f. SPM, ADK SPM, Daftar Perubahan Pegawai,
ADK Perubahan Data Pegawai, dan SSP
disampaikan ke KPPN.
2.
PPSPM :
a.
mencetak
dan
menandatangani
Daftar
Perubahan Pegawai;
b.
membuat ADK Belanja Pegawai dan ADK
Perubahan Data Pegawai;
c.
mencetak dan menandatangani SPM (dalam
rangkap 2);
d.
membuat ADK SPM dan memasukkan PIN
PPSPM ke dalam ADK SPM;
e.
menandatangani SSP;
f.
SPM, ADK SPM, Daftar Perubahan Pegawai,
ADK Perubahan Data Pegawai, dan SSP
disampaikan ke KPPN.
I. Pencatatan Perubahan Data Pegawai
Dokumen kepegawaian pada dasarnya adalah komitmen
yang harus dicatat lebih dulu sebelum tagihan diajukan.
II. Pengujian perubahan data pegawai
Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa terdapat
kesesuaian antara Daftar Perubahan Data Pegawai
dengan ADK.
III.Pengujian Perhitungan Belanja Pegawai
Proses ini untuk menguji bahwa setiap perubahan
eleman pada daftar gaji didukung dengan dokumen
kepegawaian yang telah dicatatkan.
IV.Pengujian SPM dengan Perhitungan Belanja Pegawai
Proses ini untuk memastikan bahwa tagihan yang
dituangkan dalam SPM sesuai dengan perhitungan
daftar gaji yang telah dicatatkan.
I.
Pencatatan Perubahan Data Pegawai
Dokumen kepegawaian pada dasarnya adalah komitmen
yang harus dicatat lebih dulu sebelum tagihan diajukan.
II.
Pengujian perubahan data pegawai
Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa terdapat
kesesuaian antara Daftar Perubahan Data Pegawai
dengan ADK.
III.
Pengujian Perhitungan Belanja Pegawai
Proses ini untuk menguji bahwa setiap perubahan
eleman pada daftar gaji didukung dengan dokumen
kepegawaian yang telah dicatatkan.
IV.
Pengujian SPM dengan Perhitungan Belanja Pegawai
Proses ini untuk memastikan bahwa tagihan yang
dituangkan dalam SPM sesuai dengan perhitungan
daftar gaji yang telah dicatatkan.
SATKER
KPPN
ADK BPP ADK SPM
Rekap Daftar Gaji Dokumen Pendukung Daftar Perubahan
Rekon Gaji
DB Gaji
Salah
DB
SP2D
Salah
Aplikasi Gaji
Verifikasi SPM & Cek Rekon Gaji
Benar
Aplikasi SP2D
SP2D
Hapus Data Rekon
Peng ecek
an R ekon
Gaj i
Benar
ALUR PEMBAYARAN BELANJA PEGAWAI
(EXISTING)
•
PPK
•
PPABP
PP-SPM
ALUR PENGUJIAN GAJI PADA SATKER (TA. 2013)
ALUR PENGUJIAN GAJI PADA SATKER (TA. 2013)
Rekam Perubahan Data Pegawai
1.Proses
Gaji
2.Buat SPP
Buat ADK : • Perubahan Data
Pegawai • ADK Bel.
Pegawai Peng ajua n Cetak Daftar Perubahan
Buat ADK (final) : • Perubahan Data
Pegawai • ADK Bel.
Satker
FO-KPPN
ALUR PENGUJIAN GAJI PADA KPPN (TA. 2013)
ALUR PENGUJIAN GAJI PADA KPPN (TA. 2013)
Pengajua n
Salah
ADK Perubahan Daftar Perubahan ADK Gaji ADK SPM SSPDB
Gaji
Restore ADK PerubahanSalah
1. Transfer ADK Perubahan
2. Scan Barcode Daftar
Perubahan
1. Transfer ADK SPM 2. Scan Barcode SPM 3. Pengujian kesesuaian
dengan ADK Belanja Pegawai
4. Pengujian PIN PPSPM
5. Pengujian Pagu Restore ADK
Bel. Pegawai
PROSES BISNIS PENCAIRAN
BELANJA PEGAWAI
(BAGI SATKER YANG BELUM MELAKUKAN PENGALIHAN
PENGELOLAAN ADMINSTRASI BELANJA PEGAWAI)
PROSES BISNIS PENCAIRAN
BELANJA PEGAWAI
PROSES BISNIS PPK - PPABP
PROSES BISNIS PPK - PPABP
1. PPK:
menyerahkan dokumen kepegawaian kepada
PDG sebagai dasar perubahan daftar gaji bulan
yang akan datang.
2. PPABP:
a. memastikan kebenaran dan keabsahan dokumen
sumber yang direkam ke dalam aplikasi GPP;
b.membuat daftar perubahan pegawai sesuai nomor
urut dalam daftar gaji;
c. memproses perhitungan gaji dan mencetak daftar
gaji;
d.menyampaikan
daftar
gaji
dan
dokumen
pendukungnya
kepada
Pejabat
Pembuat
Komitmen (PPK).
1.
PPK:
menyerahkan dokumen kepegawaian kepada
PDG sebagai dasar perubahan daftar gaji bulan
yang akan datang.
2.
PPABP:
a.
memastikan kebenaran dan keabsahan dokumen
sumber yang direkam ke dalam aplikasi GPP;
b.
membuat daftar perubahan pegawai sesuai nomor
urut dalam daftar gaji;
c.
memproses perhitungan gaji dan mencetak daftar
gaji;
PROSES BISNIS PPK - PPSPM
PROSES BISNIS PPK - PPSPM
1. PPK:
a. menerbitkan SPP menggunakan aplikasi SPM ;
b. menyampaikan SPP dilengkapi Daftar Gaji, Daftar Perubahan Data Pegawai, dan dokumen pendukungnya termasuk SSP kepada Pejabat Penandatangan SPM(PPSPM).
2. PPSPM menguji:
a. kelengkapan dokumen pendukung SPP
b. kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK
c. kebenaran pengisian format SPP
d. kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker
e. ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker
f. kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran gaji, dan
g. kebenaran perhitungan gaji serta kewajiban di bidang perpajakan 1.PPK:
a. menerbitkan SPP menggunakan aplikasi SPM ;
b. menyampaikan SPP dilengkapi Daftar Gaji, Daftar Perubahan Data Pegawai, dan dokumen pendukungnya termasuk SSP kepada Pejabat Penandatangan SPM(PPSPM).
2. PPSPM menguji:
a. kelengkapan dokumen pendukung SPP
b. kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK
c. kebenaran pengisian format SPP
d. kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker
e. ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker
f. kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran gaji, dan
2. PPSPM :
a. mencetak dan menandatangani SPM (dalam
rangkap 2);
b. membuat ADK SPM dan memasukkan PIN
PPSPM ke dalam ADK SPM;
c. menandatangani SSP;
d. SPM, ADK SPM, Daftar Gaji lengkap (dalam 2
rangkap), Daftar Perubahan Pegawai, dan SSP
disampaikan ke KPPN.
2.
PPSPM :
a.
mencetak dan menandatangani SPM (dalam
rangkap 2);
b.
membuat ADK SPM dan memasukkan PIN
PPSPM ke dalam ADK SPM;
c.
menandatangani SSP;
d.
SPM, ADK SPM, Daftar Gaji lengkap (dalam 2
rangkap), Daftar Perubahan Pegawai, dan SSP
disampaikan ke KPPN.
I.
Pengujian perubahan data pegawai
Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa
setiap perubahan data pegawai yang dicantumkan
dalam Daftar Perubahan Data Pegawai telah
didukung dengan dokumen kepegawaian yang sah.
II.
Pengujian Perhitungan Belanja Pegawai
Proses ini untuk menguji kebenaran perhitungan
dalam daftar gaji serta setiap perubahan eleman
pada daftar gaji sesuai dengan dokumen
kepegawaian yang dilampirkan.
III.Pengujian SPM dengan Perhitungan Belanja Pegawai
Proses ini untuk memastikan bahwa tagihan yang
dituangkan dalam SPM sesuai dengan perhitungan
daftar gaji.
I.
Pengujian perubahan data pegawai
Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa
setiap perubahan data pegawai yang dicantumkan
dalam Daftar Perubahan Data Pegawai telah
didukung dengan dokumen kepegawaian yang sah.
II.
Pengujian Perhitungan Belanja Pegawai
Proses ini untuk menguji kebenaran perhitungan
dalam daftar gaji serta setiap perubahan eleman
pada daftar gaji sesuai dengan dokumen
kepegawaian yang dilampirkan.
III.
Pengujian SPM dengan Perhitungan Belanja Pegawai
Proses ini untuk memastikan bahwa tagihan yang
dituangkan dalam SPM sesuai dengan perhitungan
daftar gaji.
1. Satker di lingkungan Kementerian Pertahanan
(TNI)
2. Satker di lingkungan Polri (diberikan batas waktu
sampai dengan bulan Juni 2013)
3. Satker yang membayar Hak Keuangan Pejabat
Negara (tidak menggunakan sebutan gaji),
Pejabat setingkat Menteri (Kepala BPN dsb.),
Wakil Menteri, Komisioner non Pejabat Negara
(KPAI, KPU, Komnas HAM dsb.)
4. Satker Kementerian Luar Negeri untuk gaji PNS
yang ditugaskan pada Perwakilan RI di Luar
Negeri
1.
Satker di lingkungan Kementerian Pertahanan
(TNI)
2.
Satker di lingkungan Polri (diberikan batas waktu
sampai dengan bulan Juni 2013)
3.
Satker yang membayar Hak Keuangan Pejabat
Negara (tidak menggunakan sebutan gaji),
Pejabat setingkat Menteri (Kepala BPN dsb.),
Wakil Menteri, Komisioner non Pejabat Negara
(KPAI, KPU, Komnas HAM dsb.)
4.
Satker Kementerian Luar Negeri untuk gaji PNS
yang ditugaskan pada Perwakilan RI di Luar
Negeri
KEMENTERIAN/LEMBAGA/SATKER YANG BELUM
MELAKUKAN
PENGALIHAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI BELANJA
PEGAWAI
KEMENTERIAN/LEMBAGA/SATKER YANG BELUM
MELAKUKAN
SATKER
KPPN
ADK SPM
Daftar Gaji lengkap Dokumen Pendukung Daftar Perubahan
Salah
DB
SP2D
Salah
Verifikasi Daftar Gaji & Dokumen pendukung
Petugas MO
SP2D
Benar
ALUR PEMBAYARAN BELANJA PEGAWAI
(SATKER YANG BELUM PENGALIHAN)
ALUR PEMBAYARAN BELANJA PEGAWAI
(SATKER YANG BELUM PENGALIHAN)
Petugas FO