ASKEP ANAK DGN DOWN
SYNDROME
GB KROMOSOM (23
KROMOSOM)
PENGERTIA
N
•Kelainan bawaan sejak lahir yg
terjadi pada 1 diantara 700 bayi. Mongolisme (Down’s Syndrome) ditandai oleh kelainan jiwa atau cacat
mental mulai dari yg sedang sampai berat.
•Sindrom Down adalah suatu kumpulan gejala akibat dari abnormalitas
kromosom, biasanya kromosom 21, yg tidak berhasil memisahkan diri selama meiosis shg terjadi individu dgn 47
kromosom.
• Down Syndrom merup kelainan kromosom autosomal yg paling banyak terjadi pada
manusia. Diperkirakan 20 % anak dgn down
syndrom dilahirkn oleh ibu yg berusia diatas 35 th.
• Synrom down merup cacat bawaan yg
disebabkan adanya kelebihan kromosom x.
• Syndrom ini juga disebut Trisomy 21, karena 3
dari 21 kromosom menggantikan yg normal.
• 95 % kasus syndrom down disebabkan oleh
ETIOLOGI
•Kelainan kromosom yaitu terletak pada kromosom 21 dan 15, dgn kemungkinan :
▫1. Non Disjunction sewaktu osteogenesis (Trisomi)
▫2. Translokasi kromosom 21 dan 15
Faktor yg berperan dlm terjadinya
kelainan kromosom (
Kejadian Non
Disjunctional
)
• Genetik: menurut hasil penelt epidemiologi
mengatakan ada peningkatan resiko berulang bila dalam keluarga terdapat anak dgn syndrom down.
• Radiasi: ada sebag besar penelt bhw sekitar 30 % ibu yg melahirkan anak dgn syndrom down
pernah mengalami radiasi sebelum terjadi konsepsi.
• Infeksi & Kelainan Kehamilan
•Umur Ibu: bila umur ibu diatas 35 th
diperkirakan terdapat perub hormonal yg dapat menyebabkan “non dijunction” pada kromosom. Perub endokrin seperti
meningkatnya sekresi androgen,
menurunnya kadar hidroepiandrosteron, menurunnya konsentrasi estradiolsistemik, perub konsentrasi reseptor hormon dan
peningkatan kadar LH dan FSH secara tiba-tiba sebelum dan selama menopause. Selain itu kelainan kehamilan juga berpengaruh.
•Umur Ayah: selain itu ada faktor lain spt
GEJALA KLINIS
BBL bayi kurang dari normal.
Bbrp Bentuk Kelainan Anak dgn Syndrom Down:
•Sutura Sagitalis Yg Terpisah •Fisura Palpebralis Yg Miring •Jarak Yg Lebar Antara Kaki
•“Plantar Crease” Jari Kaki I Dan II •Hiperfleksibilitas
•Peningkatan Jaringan Sekitar Leher •Bentuk Palatum Yg Abnormal
•Hidung Hipoplastik
• Mulut Terbuka Dan Lidah Terjulur
• Lekukan Epikantus (Lekukan Kulit Yg
Berbentuk Bundar) Pada Sudut Mata Sebelah Dalam
• Single Palmar Crease Pada Tangan
• Jarak Pupil Yg Lebar
• Oksiput Yg Datar
• Tangan Dan Kaki Yg Pendek Serta Lebar
• Bentuk / Struktur Telinga Yg Abnormal
• Kelainan Mata, Tangan, Kaki, Mulut, Sindaktili
GEJALA LAIN
• Anak yg menderita kelainan ini umumnya
lebih pendek dari anak yg umurnya sebaya. • Kepandaiannya lebih rendah dari normal. • Lebar tengkorak kepala pendek, mata sipit
dan turun, dagu kecil, lidah kelihatan
menonjol keluar dan tangan lebar dgn jari-jari pendek.
• Pada beberapa orang, memp kelainan
•Juga sering ditemukan kelainan sal
pencernaan seperti atresia esofagus,
atresia duodenum, juga memiliki resiko tinggi menderita leukimia limfositik akut.
•Dgn gejala seperti itu anak dapat
mengalami komplikasi retardasi mental, kerusakan hati bawaan, kelemahan
KOMPLIKASI
•Penyakit Alzheimer’s (penyakit
kemunduran susunan syaraf pusat)
•Leukimia (penyakit dimana sel darah
PENYEBAB
•Pada kebanyakan kasus karena kelebihan kromosom (47 kromosom, normal 46, dan kadang-kadang kelebihan kromosom
tersebut berada ditempat yg tidak normal)
•Ibu hamil setelah lewat umur (> 40 th) kemungkinan melahirkan bayi dgn Down syndrome.
PATOFISIOLOGI
•Penyebab yg spesifik belum diketh, tp kehamilan oleh ibu yg berusia diatas 35 th beresiko tinggi memiliki anak syndrom down.
•Karena diperkirakan terdapat perub
hormonal yg dapat menyebabkan “non-disjunction” pada kromosom yi terjadi
PROGNOSIS
• 44 % syndrom down hidup sampai 60 th dan hanya 14 % hidup sampai 68 th.
Tingginya angka kejadian penyakit jantung bawaan pada penderita ini yg m’akibatkan 80 % kematian. Meningkatnya resiko
Anak syndrom down akan
mengalami beberapa hal berikut :
•Gangguan tiroid
•Gangguan pendengaran akibat infeksi telinga berulang dan otitis serosa
•Gangguan penglihatan karena ada perub
pada lensa dan kornea
•Usia 30 th menderita demensia (hilang ingatan, penurunan kecerdasan dan
PENCEGAHAN
•Konseling Genetik maupun amniosentesis pada kehamilan yg dicurigai akan sangat membantu mengurangi angka kejadian Sindrom Down.
•Dgn Biologi Molekuler, misal dgn “gene targeting “ atau yg dikenal sbg “
DIAGNOSIS
• Pada pmx radiologi
didapatkan
“brachyaphalic” sutura dan frontale yg terlambat menutup. Tulang ileum dan sayapnya melebar disertai sudut asetabular yg lebar.
• Pmx kariotiping untuk
mencari adanya
• Diagnosis antenatal
dgn pmx cairan amnion atau vili karionik, dpt dilakukn secepatnya pd kehamilan 3 bln atau
pada ibu yg
sebelumnya pernah melahirkan anak dgn syndrom down. Bila didapatkan janin yg dikandung menderita sydrom down dpt
•Pada anak dgn Sindrom Down memp jumlah kromosom 21 yg berlebih (3
kromosom) di dlm tubuhnya yg kmd disebut trisomi 21. Adanya kelebihan kromosom
menyebabkan perub dlm proses normal yg mengatur embriogenesis. Materi genetik yg berlebih tsb terletak pada bag lengan
bawah dari kromosom 21 dan interaksinya dgn fungsi gen lainnya menghasilkan suatu perub homeostasis yg memungkinkan
terjadinya penyimpangan perkemb fisik (kelainan tulang), SSP (penglihatan,
PENATALAKSANAAN
Penanganan Secara Medis
•Pendengaran : sekitar 70-80 % anak
syndrom down terdapat gg pendengaran dilakukan tes pendengaran sejak dini.
•Penyakit jantung bawaan
•Nutrisi : akan terjadi gangguan pertumb pada masa bayi / prasekolah.
•Kelainan tulang : dislokasi patela,
Pendidikan
• Intervensi Dini
Program ini dapat dipakai sebagai pedoman bagi orang tua untuk memberi lingk yg
memadai bagi anak dgn syndrom down,
bertujuan untuk latihan motorik kasar dan halus serta petunjuk agar anak mampu berbahasa.
Selain itu agar anak mampu mandiri spt
berpakaian, makan, belajar, BAB/BAK, mandi,yg akan memberi anak kesempatan.
• Taman Bermain
Misal dgn peningkatan ketramp motorik kasar dan halus melalui bermain dgn temannya,
•Pendidikan Khusus (SLB-C)
Anak akan mendapat perasaan ttg identitas personal, harga diri &
kesenangan. Selain itu mengasah
perkembangan fisik, akademis dan dan kemampuan sosial, bekerja dengan baik dan menjalin hub baik.
ASKEP
• 1. Selama Masa Neonatal Yg Perlu Dikaji :
• a. Keadaan suhu tubuh
• b. Kebutuhan nutrisi / makan
• c. Keadaan indera pendengaran dan
penglihatan
• d. Pengkajian ttg kemampuan kognitif dan
perkembangan mental anak
• e. Kemamp anak dlm berkomunikasi dan
bersosialisasi
• f. Kemampuan motorik
• g. Kemampuan keluarga dlm merawat anak dgn
•2. Pengkajian thd kemamp motorik kasar dan halus
•3. Pengkajian kemamp kognitif dan
perkemb mental
•4. Pengkajian terhadap kemampuan anak untuk berkomunikasi
•5. Tes pendengaran, penglihatan dan adanya kelainan tulang
•6. Bgmn penyesuaian keluarga thd
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Perub nutrisi (pada neonatus) : kurang dari
kebutuhan berhub dgn kesulitan pemberian makanan krn lidah yg menjulur & palatum yg tinggi.
• Resiko terhadap cidera berhub dgn kemampuan
pendengaran yg berkurang.
• Tidak efektifnya koping keluarga berhub dgn
faktor finansial yg dibutuhkan dalam perawatan & memp anak yg tidak normal.
• Kurangnya interaksi sosial anak berhub dgn
keterbatasan fisik dan mental yg mereka miliki.
• Defisit pengeth (orang tua) berhub dgn
Implementasi
• 1. Berikan nutrisi yg memadai
• a. Lihat kemampuan anak untuk menelan
• b. Beri info pada orang tua cara yg tepat / benar dalam memberi makanan yg baik
• c. Berikan nutrisi yg baik pada anak dgn gizi yg baik
• 2. Anjurkan orang tua utk memeriksakan pendengaran dan penglihatan secara rutin
• 3. Gali pengertian orang tua mengenai syndrom down
• a. Beri penjelasan pada orang tua ttg keadaan anaknya
• 4. Motivasi orang tua agar :
• a. Memberi kesempatan anak untuk bermain dgn teman sebaya agar anak mudah
bersosialisasi
• b. Memberi keleluasaan / kebebasan pada anak utk berekspresi
• 5. berikan motivasi pada or tu agar memberi lingk yg memadai pada anak
• a. Dorong partisipasi or tu dlm memberi latihan
motorik kasar dan halus serta pentunjuk agar anak mampu berbahasa
EVALUASI
• Tidak ada kesulitan dalam pemberian makan
pada anak Anak sehingga anak mendapat nutrisi yang cukup dan adekuat
• Pendengaran dan penglihatan anak dapat
terdeteksi sejak dini dan dapat dievaluasi secara rutin
• Keluarga turut serta aktif dalam perawatan
anak syndrom down dengan baik
• Anak mampu bersosialisasi dan berinteraksi