• Tidak ada hasil yang ditemukan

S MAT 1103667 Chapter 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S MAT 1103667 Chapter 5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

99

Muhammad Alfi Syahrin, 2015

STUDY ETHNOMATHEMATICS PADA KALENDER ABOGE (ALIF, REBO, WAGE) SEBAGAI PENENTU WAKTU HARI HARI BESAR ISLAM DAN UPACARA ADAT DI KERATON KASEPUHAN CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap ide-ide matematis yang terdapat

pada kalender aboge yang digunakan sebagai penentu waktu hari – hari besar Islam

dan upacara adat di Keraton Kasepuhan Cirebon. Hasil penelitian ini menunjukkan

adanya ide-ide matematis terkait dengan kehidupan berbudaya masyarakat

Kampung Naga yang ditemukan yaitu:

1. Model matematika dibentuk untuk memudahkan menghitung secara cepat hari

serta pasangan pasaran ke-n dari suatu hari pasaran (misal hari pasaran m).

Model matematika yang terbentuk adalah a b (mod 35) atau a = 35p + b, dengan a adalah hari ke – n, b adalah sisa dan p anggota bilangan asli. 2. Model matematika dibentuk untuk memudahkan perhitungan hari dan pasaran

pada kalender aboge. Untuk menentukan awal hari pada setiap bulan yakni

dengan cara menjumlahkan antara HRHT dan HRHB, jika hasilnya lebih dari 7

maka bagi dengan tujuh. Jika hasil pembagian tersebut bersisa maka lihat

sisanya jika sisa tersebut 1 maka jatuh pada hari rabu, 2 Kamis, dan seterusnya

setiap kelipatan tujuh. Model matematika yang terbentuk adalah HRHT

+HRHB b (mod 7) atau HRHT + HRHB = 7p + b, dengan b adalah sisa dan

p anggota bilangan asli. Untuk menentukan awal pasaran pada setiap bulan

yakni dengan cara menjumlahkan antara HRPT dan HRPB, jika hasilnya lebih

dari 5 maka bagi dengan 5. Jika hasil pembagian tersebut bersisa maka lihat

sisanya jika sisa tersebut 1 maka jatuh pada pasaran wage, 2 kliwon, dan

seterusnya setiap kelipatan lima. Model matematika yang terbentuk adalah

HRPT +HRPB b (mod 5) atau HRPT + HRPB = 7p + b, dengan b adalah

sisa dan p anggota bilangan asli.

3. Terdapat keteraturan pola pada cara kedua untuk mengetahui awal hari dan

(2)

99

Muhammad Alfi Syahrin, 2015

STUDY ETHNOMATHEMATICS PADA KALENDER ABOGE (ALIF, REBO, WAGE) SEBAGAI PENENTU WAKTU HARI HARI BESAR ISLAM DAN UPACARA ADAT DI KERATON KASEPUHAN CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cara menentukan tahun pada siklus windu yakni dengan cara mengurangkan Tahun

Hijriyah (TH) dengan 2, kemudian bagi dengan angka 8. Jika bersisa 1 maka tahun

Alif, bersisa 2 tahun He dan seterusnya setiap kelipatan 8. Cara tersebut dapat kita

permudah dengan menggunakan model aritmatika yakni TH - 2 b (mod 8) atau

TH - 2 = 8p + b, dengan b adalah sisa dan p anggota bilangan asli.

B. SARAN

Peneliti menyampaikan saran atau rekomendasi melalui penelitian ini yakni

sebagai berikut:

1. Perhitungan untuk menentukan nama tahun pada siklus windu

sebaiknya menggunakan rumus TH - 2 b (mod 8) atau TH - 2 = 8p +

b, dengan b adalah sisa dan p anggota bilangan asli agar perhitungan

yang dilakukan benar.

2. Kepada warga masyarakat di Keraton Kasepuhan Cirebon, penelitian ini

memberikan rekomendasi bahwa kearifan lokal Keraton Kasepuhan

Cirebon mengandung ide matematis sehingga perlu untuk dibuat

dokumen tertulisnya agar dapat menjadi bukti sejarah/artefak.

3. Kepada matematikawan, penelitian ini dapat memberikan rekomendasi

bahwa sistem penanggalan Keraton Kasepuhan Cirebon layak

dipandang sebagai salah satu hal yang memiliki keterkaitan dengan

matematika. Keterkaitan itu dapat dilihat dari cara berpikir, membuat

kesimpulan, dan sebagainya hingga pada model matematika yang

diperoleh berdasarkan penelitian ini.

4. Kepada peneliti ethnomathematics selanjutnya yang mengkaji sistem

penanggalan penanggalan Keraton Kasepuhan Cirebon diharapkan

dapat mengungkap sistem penanggalan ini terkait dengan bangsa lain

seperti penanggalan Hindu pada jaman kerajaan Hindu.

5. Penelitian ini memberikan rekomendasi bahwa budaya setempat siswa

(3)

100

Muhammad Alfi Syahrin, 2015

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status tanah Keraton Kasepuhan Cirebon setelah berlakunya Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

Pada ruang ujian teori memiliki rata-rata kedatangan sebesar 0,28 orang. per menit dengan rata-rata pelayanan seluruhnya sebesar 0,07 orang

Perubahan yang terdapat pada desain didaktis revisi yaitu situasi didaktis menghitung volume kubus digantikan dengan situasi didaktis mengenai perbandingan pada

Berdasarkan hasil dari observasi, pelaksanaan soal ulangan harian, dan pembelajaran sehari-hari, kemampuan pemecahan masalah dan penalaran matematis mereka

Study Ethnomathematics Mengungkap Aspek-Aspek Matematika Pada Penentuan Hari Baik Aktivitas Sehari-Hari Masyarakat Adat Kampung Kuta Di Ciamis Jawa Barat.. Universitas

Study Ethnomathematics Mengungkap Aspek-Aspek Matematika Pada Penentuan Hari Baik Aktivitas Sehari-Hari Masyarakat Adat Kampung Kuta Di Ciamis Jawa Barat.. Universitas

Study Ethnomathematics Mengungkap Aspek-Aspek Matematika Pada Penentuan Hari Baik Aktivitas Sehari-Hari Masyarakat Adat Kampung Kuta Di Ciamis Jawa Barat.. Universitas

Study Ethnomathematics Mengungkap Aspek-Aspek Matematika Pada Penentuan Hari Baik Aktivitas Sehari-Hari Masyarakat Adat Kampung Kuta Di Ciamis Jawa Barat.. Universitas