Rachmat Ramdani,2013
Pengaruh Latihan Overhead Throw Dengan Pullover Toss Menggunakan Medicine Ball Terhadap Peningkatan Power Lengan Pemain Tenis Lapangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Tujuan penelitian eksprimental adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan control untuk perbandingan.
Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian ini adalah membandingkan pengaruh latihan Overhead throw dengan latihan
pullover toss menggunakan medicine ball terhadap peningkatan power lengan
pemain tenis lapangan.
Kedua kelompok tersebut kemudian menjalani proses latihan sesuai dengan program latihan yang telah disusun oleh penulis (lihat dalam lampiran). Sebelum dan sesudah proses latihan diprogramkan penulis, dilakukan pengetesan untuk membandingkan hasil peningkatan power lengan, akibat pengaruh dari latihan Overhead throw dengan latihan pullover toss. Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, peneliti mengadakan eksperimen ini selama dua bulan. Sedangkan pertemuan atau latihan ini dilakukan 2 kali dalam seminggu. Seperti yang dijelaskan oleh Harsono (1988: 208) “Latihan 2 kali
seminggu @ 30 menit cukup untuk mempertahankan kekuatan otot kita”.
B. Populasi dan Sampel
yang terdiri dari : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tenis lapangan yang berjumlah 40 orang ( 30 orang putra, 10 orang putri). Penulis melakukan penelitian pada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tenis lapangan UPI Bandung ini karena penulis berdomisili di Bandung dan pernah mengikuti UKM tenis lapangan UPI Bandung selama aktiv jadi mahasiswa selama 2,5 tahun, sehingga komunikasi dengan mahasiswa dapat berjalan dengan lancar.
Dari jumlah populasi tersebut penulis mengambil 20 orang (19 orang putra dan 1 orang putri) yang berumur 18-21 tahun dengan kemampuan bermain tenis lapangan yang dianggap homogen untuk dijadikan sebagai sampel penelitian penulis.
Sugiyono (2011: 81) menjelaskan mengenai sampel yaitu : “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut pendapat Sudjana (1987: 73) menyatakan bahwa : “ Ada pendapat yang bisa dijadikan pegangan sekalipun bukan aturan yang pasti. Minimal 20 orang subjek…”.
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. ”. Sedangkan menurut (Depdikbud 1982: 44 ) “Dalam penentuan sampel secara random sampling semua anggota populasi secara individu atau secara kolektif, diberi peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel”.
Prosedur yang digunakan dalam random sampling untuk mengelompokan sampel tersebut adalah dengan cara undian. Pertama-tama penulis membuat
gulungan kecil yang bertuliskan “kelompok A” sebanyak 10 dan “kelompok B”
sebanyak 10 orang, dengan keterangan kelompok A adalah kelompok latihan Overhead throw dan kelompok B adalah kelompok latihan Pullover Toss, kemudian setiap sampel masing-masing mengambil satu gulungan kertas. Berdasarkan hasil pengambilan gulungan kertas tersebut, maka terbentuk dua kelompok orang percobaan yaitu kelompok A dan kelompok B.
C. Desain penelitian
Untuk mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, diperlukan suatu alur yang dijadikan pegangan agar penelitian tidak keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga tujuan atau hasil yang diperoleh akan sesuai dengan harapan.
Gambar bagan 3.1
Keterangan : R1 : Kelompok A hasil Random
R2 : Kelompok B hasil Random O1 : Tes Awal
T1 : Treatment Kel A ( Overhead Throw ) T2 : Treatment Kel B ( Pullover Toss ) O2 : Tes Akhir
Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai beirkut :
1. Menentukan populasi
2. Memilih dan menetapkan sampel 3. Mengadakan tes awal
4. Membagi dua kelompok, kelompok A dan kelompok B 5. Melaksanakan latihan
6. Melaksanakan tes akhir 7. Mengolah data
8. Memberikan data yang diperoleh pada kedua kelompok tersebut 9. Melakukan pengujian hipotesis
10. Mengambil kesimpulan
R1 O1 T1 O2
Untuk lebih jelasnya penulis menjelaskan pada bagan dibawah ini :
Gambar bagan 3.2
POPULASI
PENGOLAHAN DATA
KESIMPULAN
KELOMPOK B LATIHAN
PULLOVER TOSS
KELOMPOK A LATIHAN
OVERHEAD THROW
TES AWAL SAMPEL
D. Pelaksanaan Penelitian
Kelompok A dan Kelompok B mendapatkan selama dua bulan kurang, yaitu mulai dari tanggal 11 Spetember 2012 sampai tanggal 30 Oktober 2012 atau selama 8 minggu. Latihan dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu yaitu pada hari selasa dan kamis. Untuk lebih rinci tentang jadwal hari latihan, waktu dan tempat penelian dipaparkan dibawah ini :
No Hari Waktu Tempat
1 Selasa Pukul 15.00-17.30 Lapangan Indoor Tenis UPI Bandung
2 Kamis Pukul 15.00-17.30 Lapangan Indoor Tenis UPI Bandung
Tabel 3.1
Waktu dan tempat Penelitian
Jumlah latihan keseluruhan selama penelitian yang diberikan pada sampel sebanyak 16 kali latihan dari tanggal 11 September 2012 sampai 30 Oktober 2012, sedangkan tes power lengan dilakukan sebanyak dua kali yaitu :
1.Tanggal 6 September 2012 sebagai tes awal. 2.Tanggal 2 November 2012 sebagai tes akhir.
Dibawah ini akan dijelaskan cara pemberian volume dan pembebanan untuk kedua bentuk latihan yang berbeda.
Dalam hal ini penulis memberikan volume dan pembebanan latihan dengan memperhatikan prinsip-prinsip latihan untuk power yaitu :
1. Penulis menekankan pada pengunaan metode set, yaitu naracoba melakukan latihan sebanyak 9-14 set dan repetisi atau pengulangan yang terdiri dari 10 RM dengan diselingi istirahat setiap 3-5 menit setiap setnya.
2. Metode latihan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode latihan Pliometrik.
3. Untuk latihan Overhead Throw dan Pullover toss disesuaikan dengan jenis kelamin naracoba yang melakukan latihan. Pada umumnya, wanita menggunakan bola medicine dengan berat 4 sampai 8 pound (4 kilogram) dan laki-laki menggunakan bola dengan berat 8 sampai 12 pound (6 kilogram).
4. Densitas latihan atau kekerapan latihan dalam penelitian ini disesuaikan dengan tergantungnya kebutuhan naracoba.
5. Intensitas ditentukan dengan menghitung denyut nadi permenit.
E. Teknik Pengumpulan data
pengukuran membutuhkan suatu alat ukur”. Dengan alat ukur ini akan
mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran.
Validitas suatu alat ukur harus sesuai dengan materi tes yang diukur. Mengenai validitas suatu alat ukur, Nurhasan dan D. Hasanudin (2007: 35) mengemukakan bahwa : “Tes yang valid adalah tes yang mengukur apa yang hendak diukur”. Menurut Nurhasan dan D. Hasanudin (2007: 174) mengatakan : “Tes untuk mengukur power lengan dan gelang bahu adalah two hand
medicine ball put, dengan reliabilitas 0,81 untuk kelompok mahasiswa.
Validitas 0,77 yang diperoleh atas dasar korelasi antara jarak lemparan dengan skor power yang dihitung rumus power”. Data diperoleh dari jarak horizontal hasil lemparan bola medicine.
Pengumpulan data diperoleh dari :
1. Tes lemparan bola medicine sebagai tes awal. 2. Tes lemparan bola medicine sebagai tes akhir.
Adapun fasilitas dan tata cara pelaksanaan tes Two Hand Medicine Ball-Put menurut Nurhasan dan D. Hasanudin (2007: 192) adalah sebagai berikut : Tujuan : Mengukur komponen power (otot lengan dan bahu) Alat/fasilitas : - Bola Medicine seberat 6 pound
- Pita Ukuran/meteran - Tali
Pelaksanaan tes : Orang coba duduk tegak di kursi, sambil kedua tangan memegang Bola medicine di belakang kepala. Sehingga bola tersebut menyentuh Pundak. Kemudian kedua tangan mendorong bola tersebut ke depan Sejauh mungkin. Sebelum naracoba mendorong bola medicine,seutas. Dilingkarkan pada dada naracoba dan ditarik ke belakang, sehingga. Badan bersandar pada kursi. Hal ini untuk mencegah agar naracoba. Pada waktu mendorong tidak dibantu oleh gerakan badan ke depan. Naracoba diberi kesempatan sebanyak 3 (tiga) kali percobaan.
Skor : Jarak tolakkan yang terjauh dari 3 (tiga) kali percobaan, yang diukur mulai dari tepi luar kursi sampai batas/tanda dimana bola medicinetersebut jatuh. Jarak di ukur dengan cm.
F. Prosedur Pengolahan Data
Untuk mengolah data yang merupakan skor-skor mentah dari hasil tes awal dan tes akhir, perlu adanya pengolahan data statistik. Rumus-rumus yang
digunakan dikutip dari buku “STATISTIKA” karangan Nurhasanet al. (2008). Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Menghitung nilai rata-rata dari tiap variabel dengan rumus :
Untuk munghitung nilai rata-rata dari setiap kelompok sampel, digunakan rumus :
Artinya tanda-tanda tersebut adalah: X = Nilai rata-rata yang dicari
x = Jumlah skor yang didapat 1n = Banyaknya sampel
2. Menghitung Simpangan Baku
Untuk menghitung simpangan baku dari setiap kelompok sampel digunakan rumus :
Adapun maksud dan tujuan dari uji Homogenitas ini adalah untuk
mengetahui homogenya tidaknya dari data dua variansi atau beberapa variansi kelompok sampel. Uji Kesamaan Dua Varians ini menggunakan pendekatan uji F, yang formulasinya rumusanya adalah sebagai berikut :
terkecil
Variansi
terbesar
Variansi
S
X
X
Z
Kedua kelompok tersebut homogen apabila dihitung Fhitung lebih kecil dari
Ftabel. Dimana Ftabel dicari dalam daftar distribusi F, dengan taraf nyata α = 0,05. Dengan dk pembilang nb-1 dan dk penyebut nk-1 atau Kriteria tolak Ho
Hanya jika F ≥ F1/2α (V1, V2) dengan F1/2α (V1, V2) didapat dari distribusi F sesuai dengan dk pembilang V1 = (n1-1) dan penyebut V2 = (n1-1). Kedua kelompok homogen jika F hitung < F tabel.
4. Uji Normalitas
Mengenai uji normalitas distribusi dengan pendekatan Uji Liliefors. Uji ini bermaksud untuk mengetahui penyebaran dari distribusi data, apakah
menyebar secara normal atau tidak. Adapun Langkah-langkah pengujian yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menyusun data hasil pengamatan, dimulai dari nilai pengamatan yang paling 2. kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar.
Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z, dengan pendekatan Z-skor yaitu :
5. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.
6. Hitung selisih antara F(zi) – S (zi) dan ditentukan harga mutlaknya.
7. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel yang ada dan berilah symbol Lo.
8. Dengan bantuan table nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah nilai L.
Bandingkan nilal L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesisnya, dengan criteria :
* Terima Ho jika Lo < Lα = Normal * Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak Normal
5. Pengujian signifikansi peningkatan hasil latihan kedua kelompok,
menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (skor berpasangan) dengan rumus :
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah : t = Nilai kritis untuk uji signifikansi beda
= Rata-rata beda
2 2
6. Uji signifikansi Perbedaan Dua Rata-rata Satu Pihak
Uji Satu Pihak :