• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN RESPONDEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN RESPONDEN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN RESPONDEN

4.1 Lokasi UMKM

Restotan Bumbu Wangi merupakan salah satu unit usaha mikro kecil dan menengah yang terletak di wilayah lingkar kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Restoran Bumbu Wangi terletak di Jalan Babakan Lio nomor satu, RT/RW 01/07, Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Restoran Bumbu Wangi berbatasan langsung dengan kampus IPB dan letaknya sangat dekat dengan pemukiman masyarakat dan tempat tinggal mahasiswa IPB. Restoran Bumbu Wangi terletak pada wilayah yang tergolong ramai akan usaha mikro kecil dan menengahnya. Hal ini tentu menambah tinggi persaingan antara usaha mikro kecil dan menengah yang berada pada wilayah tersebut.

4.2 Sejarah dan Perkembangan Restoran Bumbu Wangi

Restoran Bumbu Wangi dibuka pada tanggal 12 Februari 2011. Restoran Bumbu Wangi didirikan karena pemilik Restoran Bumbu Wangi melihat Kota Bogor dan IPB merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan oleh karena itu dengan potensi dunia akademik yang dilakukan ini bisa menjadikan dan melihat suatu peluang usaha yang bisa dijadikan sebagai kombinasi akademis dan entrepreneur. Menurut pemilik Restoran Bumbu Wangi salah satu usaha yang bisa dilaksanakan adalah pembuatan rumah makan tradisional multifungsi dengan konsep Sunda dan Jawa. Menurutnya, persiapan pertama untuk memulai bisnis apa saja, termasuk rumah makan, adalah mempersiapkan mental untuk menghadapi tantangan ketakutan dan keraguan akan kegagalan. Setelah langkah pertama ini, kini menyangkut masalah operasional dari rencana usaha rumah makan.

Restoran Bumbu Wangi pada dasarnya memiliki tema tradisional dan alami. Tradisional maksudnya adalah konsep usaha yang benar-benar menerapkan budaya dari Indonesia, mulai dari tempat, pelayanan, penyajian, sehingga pengunjung selain makan, mereka juga ikut menikmati kenyamanan tempat dan

(2)

betah serta merekomendasikan kepada orang lain. Kemudian alami disini adalah nuansa yang diciptakan oleh Restoran Bumbu Wangi yang terlihat dengan adanya kolam yang membuat kesan alam yang semakin kental sehingga dimaksudkan calon konsumen yang ada menjadi lebih tertarik.

Restoran Bumbu Wangi menyajikan makanan yang tidak jauh berbeda dengan usaha-usaha lainnya, seperti ikan bakar dan goreng crispi, ayam bakar dan goreng crispi, sop, mulai dari bakar dan goreng, pepes, ikan asin, lalapan, sambal dan sayur asem, nasi timbel, tumis kangkung, oseng oseng pepaya, tahu dan tempe, karedok, aneka minuman dingin dan juice. Restoran Bumbu Wangi memiliki keunikan dibandingkan dengan usaha-usaha sejenis lainnya. Keunikan ini antara lain seperti adanya wi-fi, lokasinya yang strategis, lahan parkir yang luas, jarak dari kampus IPB 200 meter, makanan dengan bumbu crispy, sambal yang unik, ikan bakar yang unik dengan memperlihatkan prosesnya.

Selain itu Restoran Bumbu Wangi juga memiliki kelebihan dari bahan baku makanannya karena memanfaatkan bahan baku yang didapat dari petani-petani dan masyarakat setempat. Bahan baku ikan segar berasal dari kolam petani-petani binaan wirausaha mahasiswa yang berada di daerah Cibuntu Kulon. Kegiatan ini adalah salah satu cara yang digunakan untuk membantu pemasaran produk perikanan yang dihasilkan oleh masyarakat petani di daerah Cibuntu, Pasir Andong dan Situdaun. Kegiatan ini tentu memiliki nilai lebih karena selain bernilai usaha, Restoran Bumbu Wangi juga sekaligus dapat menyalurkan hasil-hasil dari petani.

Restoran Bumbu Wangi memiliki kapasitas 14 ruangan berupa lesehan dan bangunan permanen dengan kapasitas 100 orang pengunjung. Karyawan yang terdapat pada Restoran Bumbu Wangi berjumlah 16 orang. Koki berjumlah dua orang, pengurus dapur berjumlah tiga orang, dan waiter/waiters berjumlah 10 orang, dimana lima orang waiters yang berasal dari mahasiswa yang tidak mampu dan membutuhkan pekerjaan sambilan, dan lima orang lagi adalah masyarakat sekitar yang dibina langsung oleh mahasiswa, sehingga terjadi transfer ilmu pengetahuan dan budaya kerja yang baik antara mahasiswa dan masyarakat sekitar. Selanjutnya satu orang juru parkir berasal dari pemuda setempat.

(3)

4.3 Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga berhubungan dengan respon mereka akan bauran pemasaran dan komunikasi pemasaran. Karakteristik responden terdiri dari lima variabel, yaitu kategori usia, tingkat pendidikan terakhir, tingkat pendapatan, lokasi geografis tempat tinggal, dan jenis kegiatan utama. Usia digolongkan menjadi lima kategori yaitu remaja (13 sampai 18 tahun), dewasa awal (19 sampai 24 tahun), dewasa lanjut (25 sampai 35 tahun), separuh baya (36 sampai 50 tahun), tua (diatas 51 tahun). Untuk variabel tingkat pendidikan terakhir dibagi menjadi enam kategori yaitu sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), diploma, sarjana (S1) dan pascasarjana (S2/S3). Variabel tingkat pendapatan dibagi menjadi empat tingkatan yang didapatkan dari rataan penghasilan responden dilapangan, keempat tingkatan itu yaitu antara 300.000 sampai 2.250.000, 2.251.000 sampai 4.150.000, 4.151.000 sampai 6.075.000, dan 6.076.000 sampai 8.000.000. variabel jenis kegiatan utama dibagi menjadi tiga kategori, yaitu mahasiswa, pegawai negeri, dan pegawai BUMN/Swasta. Sedangkan untuk lokasi geografis tempat tinggal dibagi menjadi tiga kategori berupa lingkar kampus IPB (ring satu), Kota Bogor (ring dua) dan luar Kota Bogor (ring tiga). Data penjabaran dari karakteristik responden Restoran Bumbu Wangi disajikan pada Tabel 3 .

Pada Tabel 3 terlihat bahwa responden Restoran Bumbu wangi dapat dibedakan menjadi empat sebaran usia, yaitu remaja, dewasa awal, dewasa lanjut dan separuh baya. Persentase jumlah responden paling banyak besar adalah pada usia dewasa awal sebesar 78,75 persen yang sama dengan enam puluh tiga orang responden, diikuti usia dewasa lanjut dan paruh baya sebesar 7,5 persen yang sama dengan enam orang responden dan remaja sebanyak 6,5 persen yang sama dengan lima orang responden.

(4)

Tabel 3. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Karakteristiknya pada Tahun 2011

Karakteritik Responden Jumlah (orang) Persentase (%) Usia Remaja 5 6,25 Dewasa Awal 63 78,75 Dewasa Lanjut 6 7,50 Separuh Baya 6 7,50 Tua 0 0

Tingkat Pendidikan Terakhir

Sekolah Dasar 0 0

Sekolah Menengah Pertama 0 0

Sekolah Menengah Atas 48 60,00

Diploma 3 3,75 Sarjana 27 33,75 Pascasarjana 2 2,50 Tingkat Pendapatan 300.000 - 2.250.000 69 86,25 2.251.000 - 4.150.000 7 8,75 4.151.000 - 6.075.000 2 2,50 6.076.000 - 8.000.000 2 2,50

Lokasi Geografis Tempat Tinggal

Lingkar Kampus IPB 49 61,25

Kota Bogor 26 32,50

Luar Kota Bogor 5 6,25

Jenis Kegiatan Utama

Mahasiswa 61 76,25

Pegawai Negeri 5 6,25

Pegawai BUMN/Swasta 14 17,50

Tingkat pendidikan terakhir responden didominasi oleh tingkat Sekolah Menengah Atas sebesar 60 persen yang sama dengan empat puluh delapan orang responden, diikuti dengan sarjana sebesar 33,75 persen yang sama dengan dua

(5)

puluh tujuh orang responden, kemudian diploma sebesar 3,75 persen dan pascasarjana sebesar 2,5 persen responden.

Tingkat pendapatan responden yang ditemui dilapangan didominasi oleh tingkat pendapatan terendah yang berkisar antara 300.000 sampai 2.250.000 setiap bulannya sebesar 86,25 persen yang sama dengan enam puluh sembilan responden. Sedangkan sisanya sebelas responden yang tersebar pada tiga tingkatan jumlah pendapatan.

Lokasi geografis tempat tinggal responden dibagi menjadi tiga bagian yaitu ring satu, dua dan tiga. Data yang didapat saat berada di lapangan menunjukkan sebanyak 61,25 persen responden bertempat tinggal pada wilayah ring satu yaitu lingkar kampus IPB. Jumlah responden yang bertempat tinggal pada ring satu sangat mendominasi karena berjumlah sebanyak 49 orang responden dari total 80 responden. Sisanya sebanyak 26 orang responden bertempat tinggal pada ring dua yaitu kota bogor dan sebanyak lima orang responden bertempat tinggal pada ring tiga yaitu luar kota bogor.

Jenis kegiatan utama dikategorikan berdasarkan kesibukan utama responden yang ditemui dilapangan, jenis kegiatan utama terdiri dari mahasiswa, pegawai negeri, dan pegawai BUMN/swasta. Sebanyak 76,25 persen atau sama dengan 61 orang responden memiliki kegiatan utama sebagai mahasiswa, kemudian sebanyak 17,5 persen atau sebanyak 14 orang responden memiliki jenis kegiatan utama sebagai pegawai BUMN/swasta, dan sisanya sebanyak 6,25 persen atau sebanyak lima orang responden memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri. Jenis kegiatan utama sebagai mahasiswa sangat mendominasi dari jumlah keseluruhan reponden. Hal ini disebabkan karena memang letak Restoran Bumbu Wangi yang sangat berdekatan dengan kampus IPB.

Seluruh karakteristik responden tersebut dilihat hubungannya dan dianalisis dengan penerimaan responden akan komunikasi pemasaran dan bauran pemasaran, sehingga dapat terlihat apakah ada perbedaan pada penerimaan komunikasi pemasaran dan penerimaan bauran pemasaran jika karakteristik respondennya berbeda-beda pula. Hasil akhirnya akan dilanjutkan dengan analisis hubungan komunikasi pemasaran dan bauran pemasaran dengan loyalitas konsumen yang ada.

Gambar

Tabel 3.  Jumlah dan Persentase Responden Menurut Karakteristiknya pada Tahun  2011

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian yang penulis jelaskan, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh dalam bentuk skripsi dan mengambil penelitian di lingkungan kerja Dinas Koperasi, UKM,

Pada proses pencampuran partikel keramik ke dalam matrik cair, partikel keramik SiC biasanya tidak terbasahi permukaannya oleh matrik cair atau wettability yang kurang, dan

Dengan menggunakan program komputer kita juga dapat menentukan banyaknya faktor umum berdasarkan pada banyaknya nilai eigen dari matriks korelasi R atau dari matriks varians

Gambar 4.11 merupakan Perancangan Form data transaksi, berfungsi untuk melihat total harga penawaran untuk semua barang lelang yang diajukan oleh setiap vendor.. Di

terkejut lagi ketika beberapa bulan setelah kejadian tersebut ada beberapa orang yang datang ke pasar simo untuk menawarkan penukaran uang logam tersebut dengan harga seratus

[r]

Proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan metematika realistik dalam implementasinya perlu dilakukan pembuatan perencanaan pembelajaran yang baik.

Dalam penerapannya, muqarnas dapat bertransformasi menjadi bentuk yang benar- benar tiga dimensional, seperti yang terdapat pada kubah-kubah dan relung pintu gerbang, dapat