• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KOTA DAN KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KOTA DAN KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH

DOMESTIK BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KOTA

DAN KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

Andri Wicahyo

Magister Teknik Sanitasi Lingkungan Jurusan Teknik Lingkungan FTSP – ITS Kampus ITS Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111, Jawa Timur

Email: andri.wicahyo@yahoo.com ABSTRAK

Kabupaten Sumenep merupakan daerah pesisir dan salah satu penghasil garam terbesar di Indonesia. Kondisi sanitasi air limbah domestik di sekitar kawasan permukiman penggaraman belum terkelola dengan baik, yang berdampak pada lingkungan sungai dan pantai. Tingkat kesehatan masyarakat menurun yang diindikasikan dengan banyaknya penderita diare dan typus. Kondisi sosial ekonomi di wilayah studi sebagian besar merupakan masyarakat berpenghasilan rendah, dan belum mampu menyediakan kebutuhan dasar seperti jamban pribadi. Pengembangan pengelolaan air limbah domestik berbasis masyarakat berdasarkan pada kondisi eksisting wilayah studi dengan menggunakan analisis diskriptif. Pemenuhan kebutuhan prasarana berbasis masyarakat, untuk keluarga yang tidak memiliki jamban pada 6 (enam) desa. Pilihan teknologi yang tepat menggunakan sistem on site secara komunal. Pengolahan secara biologis berupa septicktank, bio-digester, anaerobic buffle rector, dan bed evapotranspiration. Kebutuhan prasarana air limbah domestik sebesar 368 unit jamban individual, 7 unit tangki septik komunal dan 18 MCK komunal pada tahun 2014. Pemenuhan target tahun 2015 dengan 44 unit jamban individual, 1 unit tangki septik komunal dan 1 unit MCK komunal. Peningkatan cakupan layanan air limbah domestik mencapai 80% pada tahun 2019. Strategi pengembangan kebutuhan prasarana dan sarana pengolah air limbah domestik berdasarkan analisis SWOT. Strategi pengembangan kebutuhan prasarana pengolahan air limbah domestik berbasis masyarakat, guna mewujudkan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan.

Kata kunci: Pengelolaan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat, Sistem on Site Secara Komunal.

PENDAHULUAN

Kabupaten Sumenep merupakan daerah pesisir di ujung timur Pulau Madura, secara administratif termasuk dalam wilayah Propinsi Jawa Timur dan penghasil garam terbesar di Indonesia. Kondisi fisiknya berupa daratan dengan ketinggian 100-500 meter (dpl), kemiringan lereng 0%-30%, penyinaran matahari 42,98%-99,11%, suhu rata-rata 21°-33°, dan penguapan 3,3% - 6,1%. Penelitian dilakukan pada 14 (empat belas) desa/ kelurahan dengan kepadatan rata-rata 1.930 jiwa/ km² dan jumlah penduduk pada tahun 2013 mencapi 72.210 jiwa. Jumlah penduduk hasil proyeksi sampai dengan tahun 2019 mencapai 75.609 jiwa.

Kondisi kawasan pesisir di Kecamatan Kalianget dipengaruhi oleh air limbah domestik dari lingkungan permukiman Kecamatan Kota dan Kecamatan Kalianget. Sesuai dengan Permen PU RI Nomor: 16/PRT/2008, hal tersebut perlu segera ditangani untuk mencegah timbulnya penyakit, meningkatkan kualitas lingkungan, dan melindungi badan air akibat pencemaran dari air limbah domestik. Pencemaran akibat air limbah domestik berdampak pada kesehatan, air limbah domestik mengandung pathogen berasal dari tinja dan

(2)

urin manusia yang terinfeksi penyakit menular (Asmadi dan Suharno, 2012). Kemampuan masyarakat menyediakan jamban pribadi masih rendah, yang diakibatkan oleh kondisi sosial ekonomi yang rendah. Prasarana MCK umum dengan pengelolaannya berbasis masyarkat belum mampu mencukupi kebutuhan masyarakat.

Upaya peningkatan cakupan layanan air limbah domestik, diperlukan strategi sesuai dengan target RPJMN (2014), MDG’s (2015), serta RTRW Kabupaten Sumenep. Studi pengembangan dengan mendiskripsikan kondisi eksisting secara sistematis sesuai apa adanya (Dantes, 2012). Pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana pengolahan air limbah domestik, memperhatikan kondisi fisik dan masyarakat di wilayah studi. Sistem pengolahan air limbah domestik sesuai kondisi sosial ekonomi MBR, dapat menggunakan sistem komunal berbasis masyarakat (Nurhidayat dan Hermana, 2009). Lokasi studi memiliki penyinaran matahari dengan suhu yang tinggi, maka pilihan teknologi pengolahan air limbah domestik dapat menggunakan jasa tanaman. Sistem Pengolahan dengan menggunakan tanaman efektif menurunkan kandungan BOD, TSS, Amonia-Nitrogen (NH3-N) dan Phospor dengan biaya yang rendah (Mangkoedihardjo, 2006, Wu et al., 2011, Slamet dan Hermana, 2012).

Pencapaian target cakupan pelayanan diperlukan suatu strategi yang tepat untuk mencapai sasaran sampai dengan tahun 2019. Pendekatan strategi pengembangan pengelolaan air limbah domestik dengan menggunakan analisis SWOT berdasarkan kondisi eksisting (faktor internal) dan memperhatikan faktor external.

METODA PENELITIAN

Metoda penelitian merupakan studi pengembangan dari kondisi exsisting tentang pengelolaan air limbah domestik berbasis masyarakat. Analisis dan pembahasan dengan menggunakan metoda diskriptif dan analisis SWOT. Tahapan penelitian dilakukan dengan pengumpulan data primer dan sekunder yang terkait dengan aspek teknis.

Data Primer

Sumber data primer didapat dari pengamatan dan observasi pada 14 (empat belas) desa/ kelurahan yang merupakan sumber pencemar Sungai Marengan. Terdapat 8 (delapan) desa/ kelurahan di Kecamatan Kota dan 6 (enam) desa/ kelurahan di Kecamatan Kalianget. Pengukuran pencemaran badan air sungai dilakukan tes kualitas air dengan uji laboratorium. Identifikasi kebutuhan prasarana dan sarana pengelolaan air limbah domestik dengan melalui wawancara dan kuisioner pada warga masyarakat, pemerintah dan swasta. Jumlah sampel untuk kuisioner sebanyak 165 KK, untuk pemerintah dan swasta dilakukan wawancara.

Data Sekunder

Data sekunder berupa kondisi fisik wilayah studi berupa peta lokasi, demografi, topografi, klimatologi dan hidrologi. Data berupa dokumen dan peraturan yaitu RTRW 2010 - 2030, Strategi Sanitasi di Perkotaan 2003 - 2015, Sumenep Dalam Angka 2012 dan Studi tentang Kawasan Kumuh di Kabupaten Sumenep. Data tersebut diperoleh dari Bappeda, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang dan Badan Lingkungan Hidup.

Analisa dan Pengolahan Data

Analisa dan pengolahan data pada aspek teknis dengan menggunakan metoda diskriptif berdasarkan kondisi eksisting untuk pengembangan pengelolaan air limbah domestik berbasis masyarakat. Berapa faktor dalam analisa dan pengolahan data yaitu (1) Identifikasi kondisi prasana dan sarana eksisting. (2) Tingkat pencemaran dengan uji kualitas air di sungai dan pantai. (3) Menentukan besaran timbulan air limbah domestik. (4) Kebutuhan prasarana dan sarana air limbah domestik. (5) Pilihan teknologi pengolahan.

(3)

PEMBAHASAN

Kondisi prasarana dan sarana air limbah domestik menggunakan sistem on site secara individual dan komunal. Terdapat 5 (lima) desa di Kecamatan Kalianget dan 1 (satu) desa di Kecamatan Kota sebagian besar belum memiliki jamban pribadi. Sarana air bersih sebagai penunjang pengelolaan air limbah domestik terpenuhi dengan sumur bor/ gali dan PDAM.

Kondisi Eksisting Wilayah Studi

Berdasarkan hasil survei tentang kondisi sosial ekonomi eksisting didapatkan perbedaan, di Kecamatan Kota lebih baik dari Kecamatan Kalianget. Tingkat penghasilan di Kecamatan Kalianget sebagian besar merupakan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yaitu kurang dari Rp. 1.000.000,00 mencapai 41,03%. Kondisi sosial ekonomi tentang jenis pekerjaan, pendapatan, pendidikan dan kesehatan di lokasi studi, secara rinci tergambar pada Diagram 1 s/d 4.

Kondisi sosial ekonomi masyarakat mempengaruhi kondisi sanitasi air limbah domestik, terkait kemampuan penyediaan prasarana dan sarananya. Prasarana air limbah domestik tinja (black water) menggunakan jamban pribadi dan MCK umum dengan sistem pengolahan tangki saptik, resapan, dan cubluk. Prosentase kondisi prasarana, teknologi pengolahan dan cakupan layanan air limbah tinja sebagaimana Tabel 1.

Tabel 1 Kondisi Prasana dan Sarana Air Limbah Domestik (Tinja)

No Lokasi

Jamban Pribadi (Individual)

MCK Umum Belum Terlayani Jamban Pribadi Pengolahan Tanpa Pengolahan TS + R Cubluk % % % % % % 1 Kecamatan Kota 94,25 31,71 62,20 6,10 3,45 2,30 2 Kecamatan Kalianget 51,28 37,50 55,00 7,50 11,54 37,18

Prosentase dari kepemilikan jamban Sumber: Hasil Survei, 2013

Diagram 1 Jenis Pekerjaan

Sumber: Hasil Survei, 2013

Sumber: Hasil Survei, 2013

Diagram 3 Tingkatan Pendidikan Diagram 4 Tingkatan Kesehatan

Sumber: Hasil Survei, 2013

Diagram 2 Tingkatan Pendapatan

(4)

Penyaluran air limbah domestik yang berasal dari kamar mandi, cuci, dapur (grey water), sebagian besar memanfaatkan drainase sebagai tempat pembuangan air limbah. Berdasarkan hasil kuisioner di Kecamatan Kota, penyaluran air limbah grey water melalui saluran sebesar 90,80%, dan 9,20% disalurkan ke tangki resapan dan kubangan. Air limbah grey water di Kecamatan Kalianget mencapai 75,64% yang langsung dibuang ke saluran, dan 24,36% disalurkan ke tangki resapan dan kubangan.

Kondisi prasarana penunjang air limbah yaitu kebutuhan air minum, sebagian besar masyarakat masih menggunakan air dari sumur bor/ gali, yang memanfaatkan PDAM sedikit. Jumlah prosentase pemenuhan kebutuhan air minum sesuai Tabel 2.

Tabel 2 Pemenuhan Kebutuhan Air Minum

No. Lokasi Sumur Bor/ Gali (%) PDAM (%)

1 Kecamatan Kota 78,16 34,48

2 Kecamatan Kalianget 26,92 71,79

Sumber: Hasil Survei, 2013

Tingkat Pencemaran Badan Air

Pengukuran tingkat pencemaran badan air di Sungai Marengan dan pantai menggunakan parameter pH, TDS, DO, salinitas, COD, BOD, TSS, minyak dan lemak, dan biologis. Pelaksanaan tes kualitas air dilakukan bersama BLH Kabupaten Sumenep dan ITS. Hasil uji kualitas badan air tidak memenuhi persyaratan untuk nilai TDS, DO, BOD dan bakteri sebagaimana Tabel 3.

Tabel 3 Hasil Tes Kualitas Badan Air

No Parameter Satuan Sungai Marengan Pantai Baku

Mutu Ket.

Hulu Tengah Hilir

I Tes Kualitas Air di Lapangan

1 pH mg/l 6,87 6,80 5,53 7,32 6 - 9 M

2 TDS mg/l 500 500 24.100 25.200 1000 TM

3 DO mg/l 4,97 4,66 4,33 4,10 3 TM

4 Salinitas ppt 0,3 0,3 15,70 21,3 -

II Tes Kualitas Air Laboratorium (ITS)

1 COD mg/l 12 20 27 20 50 M

2 BOD mg/l 7 12 16 13 6 TM

3 TSS mg/l 4 8 56 190 400 M

4 Miyk & Lmk mg/l 0 2 2 4 1000 M

II Tes Kualitas Air Biologis (BLH Kabupaten Sumenep, 2012)

1 Total koliform MPN/100 ml 49.10³ 540.10³ - - 10.10³ TM

2 Koliform tinja MPN/100 ml 13.10³ 33.10³ - - 2.10³ TM

Standar baku mutu : Perda Prov. Jatim No. 02/2008 Kelas III

M : Memenuhi

TM : Tidak Memenhi

Sumber: Hasil Survei Lokasi dan Tes Laboraturium, 2013

Besaran Timbulan Air Limbah Domestik

Timbulan air limbah domestik grey water diperhitungkan 80%, dan black water 20% dari 80% jumlah pemakian air minum yang dikonsumsi oleh penduduk 120 L/orang/hari (Mangkoedihardjo dan Samodra, 2012). Menurut Kyoukai,1975 di dalam Asmadi dan Suharno, 2012, beban polutan berupa BOD yang dikeluarkan per orang per hari 17 gram/orang hari untuk air limbah non toilet (Grey water) dan 10 gram/orang hari untuk air limbah tinja (black water). Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk di kedua kecamatan diperoleh jumlah debit air limbah balck water dan grey water pada tahun 2013 sebesar 6.836 m³/ hari atau 2.495.205 m³/ tahun.

(5)

Air Limbah Domestik Black Water

Berdasarkan data Tabel 1, diperoleh debit air limbah tinja (black water) yang perlu ditangani karena mencemari tanah dan saluran. Jumlah debit air limbah tinja yang mencemari tanah akibat jamban tidak layak (pengolahan cubluk) mencapai 616 m³/ hari (223.758 m³/ tahun). Beban BOD yang mencemari tanah sebesar 321 kg/hari (117.064 kg/ tahun). Debit air limbah yang masuk ke saluran akibat belum terpenuhinya fasilitas jamban pribadi dan jamban pribadi tanpa pengolahan sebesar 311 m³/ hari (113.648 m³/ tahun). Jumlah beban BOD yang masuk ke dalam saluran dan mencemari Sungai Marengan sebesar 162 kg/ hari (59.192 kg/ tahun).

Analisis debit air limbah dan beban BOD pada tahun 2013 tersebut akan mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2019, mencapai 124.296 kg/ th (BOD mencemari tanah). Nilai BOD yang mencemari saluran meningkat menjadi 62.849 kg/ th.

Air Limbah Domestik Grey Water

Air limbah domestik selain berasal dari tinja (black water) juga dari air buangan mandi, cuci, dapur (grey water). Sebagian besar air limbah grey water disalurkan ke drainase, mengakibat pencemaran sungai dan pantai. Berdasarkan hasil analisis, pada tahun 2013 debit air limbah yang masuk ke drianase sebesar 4.596 m³/ hr atau 1.677.447 m³/ th dengan nilai BOD sebesar 1.017 kg/ hr atau 371.310 kg/th.

Debit dan nilai BOD air limbah grey water meningkat pada tahun 2019, apabila tidak dilakukan penanganan. Peningkatan beban pencemar menjadi 4.880 m³/ hr atau 1.781.072 m³/ th untuk debit, dan untuk BOD menjadi 1.080 kg/ hr atau 394.248 kg/ th.

Kebutuhan Pelayanan dan Target Pelayanan Prasarana dan Sarana Air Limbah

Kebutuhan prasarana air limbah domestik untuk penduduk yang belum mendapatkan akses sanitasi air limbah tinja sesuai dengan target dari RPJMN, MDG’s dan program jangka menengah yaitu sebagai berikut: 1). Berkurangnya pembuangan air limbah tinja ke sungai sebesar 45% penduduk yang belum terlayani akses air limbah domestik pada tahun 2014. 2). Pemenuhan 50% penduduk yang belum terlayani pada tahu 2015. 3). Peningkatan sistem on site sekala individu mencapai 80% pada tahun 2019. Berdasarkan hasil analisis kondisi eksisiting diperoleh kebutuhan penanganan air limbah tinja yang harus dipenuhi sebagaimana Tabel 4.

Tabel 4 Kebutuhan Pelayanan dan Target Pelayanan Air Limbah Tinja Tahun Jumlah Penduduk Kebutuhan Pelayanan Target Pelayanan Keterangan

Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK

Kecamatan Kota

2013 39.412 9.853 3.171 793 - - Tidak ada target

2014 39.751 9.938 3.198 800 1.439 360 45%

2015 40.093 10.023 3.226 806 174 43 50%

2019 41.847 10.462 3.367 842 1.081 270 80%

Kecamatan Kalianget

2013 31.798 7.949 13.045 3.261 - - Tidak ada target 2014 32.071 8.018 13.158 3.289 5.928 1.482 45%

2015 32.347 8.087 13.271 3.318 715 179 50%

2019 33.762 8.441 13.851 3.463 4.451 1.113 80%

Total Target Layanan

Tahun Jiwa KK

2014 7.367 1.842 2015 889 222

2019 5.531 1.383

(6)

Pilihan Teknologi Pengolahan

Pilihan teknologi pengolahan air limbah berbasis masyarakat untuk masyarakat MBR yang menjadi pertimbangan yaitu: 1). Kepadatan penduduk dan kondisi fisik wilayah studi 2.) Ketersediaan sumber air, 3). Muka air tanah 4.) Kondisi sosial ekonomi masyarakat dan kemampuan pembiayaan. Berdasarkaan hasil survei kondisi lokasi studi melalui pengamatan, wawancara dan kuisioner diperoleh faktor - faktor untuk menentukan sistem pengolahan air limbah domestik yaitu:

 Kepadatan penduduk setiap desa antara 25 s/d 100 jiwa/ha, dan kondisi fisik dengan kemiringan lahan 0 s/d 30%, penguapan matahari tinggi, salinitas cukup tinggi.

 Kebutuhan air sebagai penunjang pengolahan air limbah sudah tersedia, melalui PDAM dan sumur bor/ gali.

 Kedalaman air tanah paling rendah dengan kedalaman 3 m, dan banyak dimanfaatkan oleh penduduk berada di Kecamatan Kota.

 Kondisi sosial ekonomi sebagian besar dengan penghasilan rendah, kondisi lingkungan permukiman cenderung kurang tertata. Masyarakat yang berpenghasilan rendah terdapat pada 5 (lima) desa di Kecamatan Kalianget dan 1 (satu) desa di Kecamatan Kota.

Sistem teknologi yang sesuai dengan kondisi wilayah studi adalah sistem setempat dan komunal yang melibatkan masyarakat sebagai pengelola. Penerapan teknologi pengolahan air limbah sesai dengan kondisi lingkungan adalah sabagai berikut:

1). Sistem individual tangki septik dan resapan dengan teknologi bed evapotranspiration. Sistem tersebut sesuai dengan wilayah studi, yang memiliki penyinaran dan penguapan matahari yang tinggi.

2). Sistem komunal

Sistem komunal dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan layanan air limbah di 6 (enam) desa yang masyarakatnya berbenghasilan rendah. Beberapa sistem komunal sesuai dengan kondisi fisik dan lingkungan studi yaitu sebagai berikut: (i) Jamban Keluarga dengan tangki septik komunal dengan pengolahan akhir dengan evapotranspirasi. (ii) MCK bersama dengan pengolahan tangki septik Bio-degester dan pengolahan Anaerobic Buffled Reactor (ABR).

Sistem pengolahan air limbah secara individual dan komunal tersebut, memerlukan pengolahan lumpurnya yaitu Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT).

Berdasarkan data TabeL 4 dan pilihan teknologi pengolahan air limbah diperoleh jenis prasarana untuk memenuhi kebutuhan layanan air limbah. Hasil analisis kebutuhan dengan asumsi 20% menggunakan tangki septik individu, 30% tangki septik komunal (kapasitas 80 KK), dan 50% MCK komunal (kapasitas 50 KK) sebagaimana Tabel 5.

Tabel 5 Kebutuhan dan Jenis Prasarana Air Limbah Domestik

Tahun Kebutuhan Pelayanan Target Pelayanan

Prasarana dan Sarana Air Limbah Jamban Individu TSK (80 KK) MCK (50 KK)

Jiwa KK Jiwa KK Unit Unit Unit

Kecamatan Kota 2013 3.171 793 - - 2014 3.198 800 424 106 72 1 4 2015 3.226 806 56 14 9 0 0 2019 3.367 842 576 144 54 1 3 Kecamatan Kalianget 2013 13.045 3.261 - - 2014 13.158 3.289 5.537 1.384 296 6 15 2015 13.271 3.318 733 183 36 1 2 2019 13.851 3.463 6.017 1.504 223 4 11

(7)

Target pelayanan air limbah cukup tinggi, sehinga diperlukan strategi yang menyeluruh dengan melibatkan pemerintah, masyarakat dan swasta. Analisis strategi menggunakan pendekatan analisis SWOT, memperhatikan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) serta faktor external kesempatan (opportunity) dan ancaman (threats). Hasil analisis pengembangan pengelolaan pada aspek teknis, peraturan dan kelembagaan, peranserta masyarakat dan swasta, pendanaan didapatkan strategi pada kuadaran I. Strategi yang diperoleh adalah SO yaitu memenfaatkan seluruh kekuatan dan menggunakan peluang yang ada. Indikasi dari strategi tersebut adalah : 1) Mempercepat pengoperasionalan IPLT, sebagai penunjang pengolahan air limbah domestik. 2) Melaksanakan rencana pembangunan dan meningkatkan prasaran eksisting sesuai dengan target RPJMN, MDG's dan teknologi yang sesuai dengan kondisi lingkungan, mengingat telah tersedianya kebutuhan air. 3) Meningkatkan kapasitas SDM pada instansi dan masyarakat sebagai pengelola dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan. 4). Menjalin kerajasama antar instansi yang tergabung dalam Pokja sanitasi dengan LSM maupun Pemerintah Provinsi dan Pusat dengan memperhatikan peraturan yang sudah ada. 5). Melaksanakan program kerjasama pemerintah, masyarakat dan swasta dengan adanya keinginan masyarakat dan swasta untuk melaksanakan pengelolaan air limbah domestik berbasis masyarakat. 6) Meningkatkan pendanaan pengelolaan air limbah domestik dengan melakukan kerjasama antara Pemerintah Daerah, Pusat dan Swasta.

KESIMPULAN

Pengembangan pengelolaan air limbah domestik berbasis masyarakat di Kecamatan Kota dan Kecamatan Kalianget perlu dilaksanakan, mengingat rendahnya cakupan layanan. Pencemaran yang cukup tinggi akibat limbah domestik dilingkungan permukiman, sungai dan pantai. Indikasi pencemaran berdasarkan nilai BOD dan bakteri koli tinja yang melebihi standar baku mutu, dan meningkat sampai dengan tahun 2019. Pemenuhan kebutuhan prasarana air limbah domestik berbasis masyarakat sesuai dengan target RPJMN dan MDG’s cukup tinggi, yaitu:

1). Jamban individual sebesar 368 unit tahun 2014, 44 unit tahun 2015 dan 277 unit dengan swadaya masyarkat.

2). Jamban keluarga dengan tangki septik komunal kapasitas 80 KK sebanyak 7 unit tahun 2014, 1 unit pada tahun 2015 dan 5 unit pada tahun 2019.

3). MCK komunal kapasitas 50 KK sebanyak 18 unit pada tahun 2014 dan 14 unit pada tahun 2019.

Pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana dilakukan bertahap per tahun anggaran mulai tahun 2014 sampai dengan tahun 2019. Strategi pengembangan pengelolaan air limbah domestik dengan analisis SWOT, mempercepat pemenuhan prasarana skala individual dan komunal. Pelaksanaan pembangunan melibatkan pemerintah, masyarakat dan swasta, dengan meningkatkan kualitas SDM dan pendanaan.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi dan Suharno, 2012, Dasar – Dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah, cetakan pertama, Gosyen Publishing, Yogjakarta.

BPS Kabupaten Sumenep, 2012, Sumenep Dalam Angka 2012, BPS Kabupaten Sumenep, Sumenep.

(8)

Mangkoedihardjo S, 2006, The Kinetics of Biodeconcentration For Nitrat : Case Study on Microbial Denitrifikation and Plant Absorption, Malaysian Journal of Soil Science, 10: 67 – 75.

Mangkoedihardjo S. dan Samudro G, 2012, Evaluasi dan Perencanaan Kebutuhan Air Minum,Cetakan Pertama, Guna Widya, Surabaya.

Nurhidayat A. dan Hermana J, 2009, Strategi Pengelolaan Air Limbah Domestik dengan Sistem Sanitasi Skala Lingkungan Berbasis Masyarakat di Kota Batu Jawa Timur, Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X, MMT – ITS.

Peraturan Daerah Kabupaten Sumenenp, 2011, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumenep 2011-2031, Pemerintah Kabupaten Sumenep, Sumenep.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor : 16/PRT/2008, Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman, Kementerian PU, Jakarta.

Slamet A dan Hermana J, 2012, Effect of light Exposure and Water Depth on The Performance of Algae Reactor During The Treatment of Surabaya Municiple Wastewater, FTSP - ITS, Surabaya, J. Appl. Environ. Biol. Sci., 615 - 619.

Wu S, Austin D, Liu L, Dong R, 2011, Performent of Integrated Household Constructed, Wetland for Domestic Wastwater Traetment in Rural Area, Scient Direct, Ecologi Engineering, 37, 948 – 954.

Gambar

Tabel 1 Kondisi Prasana dan Sarana Air Limbah Domestik (Tinja)
Tabel 2 Pemenuhan Kebutuhan Air Minum
Tabel 4 Kebutuhan Pelayanan dan Target Pelayanan Air Limbah Tinja
Tabel 5 Kebutuhan dan Jenis Prasarana Air Limbah Domestik   Tahun  Kebutuhan Pelayanan  Target Pelayanan

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pendekatan sosiologis yang kemudian akan dibandingkan dengan tingkat kekeringan

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam peneliti limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena atas rahmat yang telah diberikan, sehingga

Penelitian ini berusaha mengetahui apakah tingkat kesadaran khalayak pada penempatan produk Nokia 5800 XpressMusic di video klip Britney Spears - Womanizer

Dari uraian diatas dapat kita ambil salah satu contoh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) kabupaten HSU merupakan lembaga yang berwenang melakukan tugas

Dari data penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa investor lebih. baik tidak melakukan investasi ke perusahaan jika DER >

Kategori Sek R. Kelas Murid Kelas Sek R.. Berdasarkan Tabel 27 diketahui daya layan fasilitas pendidikan di Kabupaten Boyolali, daya layan sekolah di beberapa

Tetapi dari hasil edible film pada perbandingan tersebut memiliki hasil yang kurang elastis, sehingga akan lebih baik jika diambil penambahan kitosan sebesar 1 gr dengan