• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DESA SAMBIREJO TIMUR KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DESA SAMBIREJO TIMUR KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

27

STUDI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DESA SAMBIREJO TIMUR

KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

Sari Yastuti1 dan Ali Nurman2

1Alumnus S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate Medan, 20211 Indonesia Email: yastutisari1@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1) perubahan bentuk penggunaan lahan

persawahan dilihat dari tahun 2006 sampai dengan 2011, (2) faktor-faktor

(Pertambahan jumlah penduduk, Jenis pekerjaan dan pendapatan) yang

mempengaruhi perubahan penggunaan lahan persawahan di Desa Sambirejo Timur

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah Desa Sambirejo Timur

Kecamatan Percut Sei Tuan dengan luas wilayah 429,892 Ha yang terdiri dari 11

dusun dan yang menjadi sampel yaitu dusun yang diambil paling banyak mengalami

perubahan penggunaan lahan. Teknik pengumpulan data dengan observasi, studi

dokumenter dan angket. sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah

analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penggunaan lahan terdiri dari lahan

pertanian yakni persawahan dan permukiman. Perubahan penggunaan lahan terdiri

atas luas dan bentuk, dimana perubahan luas pada tahun 2006-2011 yaitu seluas

38,844 Ha dimana lahan pertanian pada tahun 2006 seluas 244,225 Ha dan pada

tahun 2011 seluas 205,381 Ha. Perubahan luas ini diikuti dengan perubahan bentuk

penggunaan lahan dimana perubahan bentuk penggunaan pertanian tersebut

berubah menjadi lahan permukiman dengan perincihan selama tahun 2006

2011

pertanian berubah menjadi lahan permukiman seluas 21 Ha. (2) faktor yang

mempengaruhi perubahan penggunaan lahan yaitu, jumlah anggota keluarga pada

tahun 2006

2011 banyak mengalami perubahan yang dikarenakan pertambahan

jumlah anggota keluarga yaitu perubahan penggunaan lahan pertanian yang

dijadikan permukiman, jenis pekerjaan responden. Pekerjaan responden pada tahun

2006

2011 yang banyak berkurang adalah petani dan pedagang,dan yang paling

banyak mengalami penambahan adalah pegawai negeri/swasta,. Sebagian besar

responden memiliki pekerjaan sampingan adalah sebagai kuli bangunan, supir

angkot, bengkel serta pendapatan responden belum cukup untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Kata Kunci: Penggunaan Lahan, Faktor Perubahan Penggunaan Lahan

PENDAHULUAN

Pada hakekatnya kehidupan manusia selalu berkembang dari waktu kewaktu, baik perkembangan dari segi tempat tinggal maupun perkembangan dari segi mata pencaharian. Perkembangan kehidupan manusia tersebut tidak dapat dipisahkan dari keberadaan lahan sebagai wadah atau tempat berlangsungnya berbagai aktivitas manusia untuk menjamin kebutuhan

hidupnya. Dalam rangka memenuhi kelangsungan hidupnya, manusia berusaha mengolah sumber daya alam yang ada pada lingkungan, dalam hal ini adalah lahan sebagai wujud geografis, lahan selalu mengalami perubahan (aspek fisik dan nonfisik) dari waktu kewaktu. Aspek fisik yang paling menonjol antara lain adanya perubahan jenis penggunaan, sedangkan perubahan nonfisiknya meliputi

(2)

28

pertambahan jumlah penduduk. Perubahan penggunaan ini, dapat berjalan dengan baik apabila ada dukungan dari masyarakat sekitar yang terlibat didalamnya.

Lahan juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai tempat bermukim. Kebutuhan akan lahan untuk pemukiman pun semakin bertambah seiring dengan pertambahan penduduk. Aktivitis manusia terhadap lahan semakin meningkat dan beragam, baik dalam mengolah maupun memanfaatkannya. Selama ini pula terjadi perubahan-perubahan penggunaan lahan yang semakin meningkat sesuai dengan kebutuhan manusia. Semakin bertambahnya jumlah penduduk berakibat pada semakin ramainya permukiman, seiring dengan itu pengadaan berbagai fasilitas kehidupan seperti pusat perbelanjaan, tempat hiburan dan lain-lain menuntut terjadinya perubahan penggunaan lahan yang kian pesat.

Kebutuhan akan lahan tidak sekedar sebagai ruang berpijak tetapi sebagai faktor utama dalam menghasilkan bahan pangan. Setiap manusia membutuhkan lahan sebagai tempat tinggal atau tempat berusaha. Disisi lain kemampuan manusia untuk mendapatkan lahan tidak sama karena daya masyarakat untuk membeli lahan sangat lemah dan tanah yang dijual sangat mahal. Hal ini membuat penggunaan lahan atau kepemilikan lahan tidak dapat sepenuhnya diserahkan pada sekelompok orang atau mekanisme pasar.

Perubahan luas penggunaan lahan baik pengurangan atau penambahan di dalam berbagai bentuk penggunaan lahan seperti pada pertanian lahan kering, sawah, perkebunan rakyat, rawa, pemukiman dan sebagainya. Memberikan dampak terhadap bahan pangan yakni perubahan lahan yang semula digunakan untuk persawahan menjadi permukiman berdampak pada semakin menurunnya hasil produksi beras. Hal ini terlihat dari luas panen pada tahun 2005 sekitar 260 ha, menjadi 150 ha pada tahun 2010 di Desa Sena, pembangunan pemukiman, kesehatan, dan fasilitasnya. Yang pada akhirnya mengakibatkan penyempitan lahan.

Penggunaan lahan sebagai salah satu produk kegiatan manusia dipermukaan bumi yang selalu dimulai dari wilayah yang lingkungan fisiknya alami dan merupakan yang paling penting, baik setelah wilayah itu

habis dimanfaatkan, kemudian bergerak kewilayah lain dengan lahan-lahan marginal. Peningkatan penggunaan lahan terjadi pada wilayah yang mudah dicapai aksesibilitas dan mempunyai fisik yang mendukung bila dibandingkan dengan daerah lain. Hal ini tentunya akan menarik penduduk sebagai pengguna lahan, akibat terjadinya perubahan penggunaan lahan yang sejalan dengan pembangunan diluar sektor.

Kabupaten Deli Serdang terdiri dari 21 kecamatan. Salah satu dari kecamatan tersebut adalah Kecamatan Percut Sei Tuan yang memiliki 20 desa. Luas Kecamatan Percut Sei Tuan adalah 1.090.700 Ha. Di antara 20 desa tersebut salah satunya adalah Desa Sambirejo Timur yang memiliki luas 429,892 Ha. Berdasarkan letak geografis wilayah pemukiman penduduk yang bersampingan dengan kawasan perkebunan bandar klippa yang memiliki areal persawahan ± 125 Ha yang sebagian wilayah dusun dilalui oleh Saluran Listrik Tegangan Tinggi (SUTET) dan sebagian wilayah berbatasan dengan bantaran sungai Batang Kuis (kantor Desa Sambirejo Timur). Terdapat beberapa masalah di Desa Sambirejo Timur salah satunya yaitu jika hujan turun deras maupun tidak deras dalam waktu sebentar saja daerah tersebut langsung banjir karena dataran yang rendah dan resapan air tidak berjalan di saluran parit. Namun demikian banyak bangunan-bangunan yang sedang didirikan salah satunya bangunan perumahan yang masih dibuat oleh pengusaha dan masalah lainnya adalah aksesibilitas di Desa Sambirejo Timur sangat jarang dilalui oleh angkutan umum. Desa Sambirejo Timur terdiri dari 11 Dusun dengan jumlah penduduk 25.174 Jiwa pada tahun 2011. Kepadatan penduduk di Desa Sambirejo juga mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2006 dan 2007 jumlah penduduknya sekitar 18.963 Jiwa, tahun 2008 berjumlah 19.386 Jiwa dan pada tahun 2009 berjumlah 22.422 jiwa, pada tahun 2010 mengalami peningkatan yaitu 24.936 jiwa dan pada tahun 2011 juga mengalami peningkatan yaitu 25.174 Jiwa akibat dari perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Desa Sambirejo Timur.

Perubahan bentuk penggunaan lahan di Desa Sambirejo Timur dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2011 juga telah mengalami banyak pergeseran fungsi lahan.

(3)

29 Sebagai faktanya pada tahun 2006 luas

lahan persawahan seluas 244,225 Ha dari seluruh Desa Sambirejo Timur, dan dalam kurun waktu 5 tahun luas persawahan di Desa Sambirejo Timur berkurang menjadi 205,381 Ha

Dengan demikian, perumusan masalah pada peneltian ini adalah: Bagaimana perubahan bentuk penggunaan lahan area persawahan menjadi permukiman dilihat dari tahun 2006 sampai dengan 2011 di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan, Faktor-faktor (Pertambahan jumlah penduduk, Jenis pekerjaan dan pendapatan) yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan area persawahan menjadi di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan?

METODOLOGI PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan dengan luas wilayah

429,892 Ha. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan observasi, studi dokumenter dan angket. Analisis perubahan penggunaan lahan diperoleh dengan cara menunpangsusunkan peta penggunaan lahan tahu 2006 dan tahun 2011 dengan mnggunakan aplikasi sistem informasi geografi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara adaminstrasi Desa Sambirejo Timur termasuk dalam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dengan letak astronomis berada pada 395900-398200mU dan 473000-4762500mT Zona 47N UTM. Desa Sambirejo Timur berbatasan dengan Desa Sei Rotan di sebelah utara, Desa Bandar Klippa di sebalah selatan, Desa Sena Kecamatan Batang Kuis, dan Desa Tembung disebelah barat.

(4)

30

Hasil digitasi peta penggunaan lahan tahun 2006, penggunaan lahan yang paling menonjol untuk area persawahan seluas 244,225 Ha dan disusul dengan permukiman seluas 185,667. Sedangkan pada tahun 2011 penggunaan lahan yang paling luas adalah permukiman seluas 224,511 dan persawahan seluas 205,381 Ha, dengan luas dusun yang paling banyak mengalami penambahan area persawahan menjadi permukiman adalah dusun IX Seroja seluas 18,099, dan yang paling kecil adalah Dusun II Mawar 2,58 Ha. Kemudian perubahan luas penggunaan lahan yang paling mengalami pengurangan pada area persawahan yaitu Dusun IX Seroja seluas 18,185 Ha dan yang sedikit mengalami perubahan adalah dusun VII Tanjung seluas 0,545 Ha.

Penggunaan lahan persawahan di daerah penelitian selama tahun 2006 sampai 2011 mengalami perubahan, baik itu perubahan luas lahan maupun bentuk

perubahan penggunaan area persawahan dari tahun 2006 sampai 2011 yaitu 38,844 Ha, pengurangan luas lahan persawahan pada tahun 2006 yaitu seluas 244,225 Ha dan pada tahun 2011 seluas 205,381 Ha. Perubahan bentuk penggunaan lahan persawahan pada tahun 2006 sampai 2011 di daerah penelitian yaitu perubahan lahan persawahan kebentuk permukiman seluas 38,851 Ha, dimana pada tahun 2006 luas permukiman 185,667 Ha dan tahun 2011 luas permukiman 224,511 Ha.

Hal ini dapat dilihat dari hasil overlay peta penggunaan lahan di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2006 dengan peta penggunaan lahan Di Desa Sambirejo Timur Pada tahu 2011. Overlay peta dilakukan dengan cara peta penggunaaan lahan tahun 2006 dan 2011 di digitasi sesuai dengan penggunaan lahan yang ada. Peta tersebut didigitasi dengan sistem komputer dengan menggunakan perangkat lunak

Arc View

.

(5)

31 Perubahan penggunaan lahan

persawahan ini dipengaruhi oleh jumlah penduduk, mata pencaharian (jenis pekerjaan) dan pendapatan. Jumlah penduduk sangat mempengaruhi perubahan penggunaan lahan persawahan, dimana jumlah anggota keluarga responden didaerah penelitian selalu mengalami perubahan selama tahun 2006 sampai 2011. Jumlah anggota keluarga 2,3 dan 4 orang berkurang sebanyak 18 KK, jumlah anggota dan yang paling banyak bertambah adalah anggota keluarga lebih dari 5 dan 6 orang keatas yaitu 12 KK.

Selain faktor jumlah penduduk salah satu faktor penyebab perubahan penggunaan lahan persawahan adalah jenis pekerjaan. Jenis pekerjaan responden pada tahun 2006 sampai 2011 banyak mengalami perubahan dimana jenis pekerjaan pokok yang banyak mengalami perubahan adalah petani dan pedagang yaitu berkurang sebanyak 10 KK (12,5%), yang paling banyak mengalami penambahan adalah pegawai negeri yaitu 3 KK (3,74%), dan pekerjaan sampingan yang paling banyak adalah kuli bangunan dimana pada tahun 2006 sebanyak 28 KK (35%) dan pada tahun 2011 mengalami penambahan sebanyak 8 KK (10) menjadi 36 KK (45%), (lihat tabel 17,18,19 dan 20, hal 64,65,dan 66). Berkurangnya petani dan pedagang yang menyebabkan perubahan penggunaan lahan. Karena lahan persawahan yang telah banyak berkurang sehingga responden memiliki pekerjaan sampingan sebagai kuli bangunan, supir angkot, pengemudi becak dan bengkel.

Pendapatan responden juga sangat mempengaruhi perubahan penggunaan lahan persawahan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pendapatan pokok perbulannya responden yang berpenghasilan lebih dari Rp1.350.000 perbulannya hanya 19 KK (23,75%) yang bertambah selama kurun waktu 5 tahun. Mereka memiliki pendapatan sampingan yang penghasilan tambahannya rata-rata Rp 150.000 - Rp 200.000 perbulannya/ Karena pada tabel 23 dan 24 terlihat bahwa hanya 31 dari 80 yang berpendapatannya Cukup, dan paling banyak responden yang pendapatannya

kurang cukup untuk memenuhi kebuituhan sehari hari yaitu 32 responden.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal antara lain: 1. Penggunaan lahan di daerah penelitian

terdiri atas lahan pertanian yakni persawahan dan permukiman. Perubahan penggunaan lahan terdiri atas luas dan bentuk, dimana perubahan luas pada tahun 2006-2011 yaitu seluas 38,844 Ha dimana lahan pertanian pada tahun 2006 seluas 244,225 Ha dan pada tahun 2011 seluas 205,381 Ha. Perubahan luas ini diikuti dengan perubahan bentuk penggunaan lahan dimana perubahan bentuk penggunaan pertanian tersebut berubah menjadi lahan permukiman dengan perincihan selama tahun 2006 – 2011 area persawahan berubah menjadi lahan permukiman seluas 38,844 Ha.

2. Perubahan ini dipengaruhi oleh jumlah penduduk, jenis pekerjaan (mata pencaharian) dan pendapatan. Dimana jumlah anggota keluarga pada tahun 2006 – 2011 banyak mengalami perubahan yang dikarenakan pertambahan jumlah anggota keluarga. Hal ini sangat berpengaruh kepada perubahan penggunaan lahan area persawahan terutama untuk permukiman. Selain faktor jumlah penduduk, perubahan penggunaan lahan pertanian juga dipengaruhi oleh jenis pekerjaan responden. Pekerjaan responden pada tahun 2006 – 2011 yang banyak berkurang adalah petani dan pedagang, dan yang paling bayanak mengalami penambahan adalah pegawai negeri/swasta. Sebagian besar responden memiliki pekerjaan sampingan adalah sebagai kuli bangunan, supir angkot dan bengkel. Hal ini dikarenakan pendapatan responden belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka peneliti menganjurkan beberapa saran sebagai bahan masukan

(6)

32

bagi masyarakat di Desa Sambirejo Timur antara lain sebagai berikut:

1. Melihat perubahan penggunaan lahan yang begitu pesatnya terutama lahan pertanian akan mengakibatkan rusaknya keseimbangan ekosistem, oleh karena itu penulis menyarankan agar pihak terkait terutama bagi pemerintah agar merencanakan penggunaan lahan secara efektif dan terncana,

2. Diharapkan dalam hal ini perencanaan pembangunan wilayah supaya lebih memperhatikan keadaan serta kondisi wilayah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anisa. 2005. Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Di Kecamatan Padang Sidempuan 1998-2004

.

Skrips

i.Jurusan Pendidikan Geografi. Medan. FIS UNIMED

Arsyad. 2006.

Konservasi Tanah dan Air

. Institut Pertanian Bogor. Bogor : IPB Press

BPS. 2006.

Sambirejo Timur dalam angka

2007

. Deli Serdang : Badan Pusat Statisik

BPS. 2007.

Sambirejo Timur dalam angka

2008

. Deli Serdang : Badan Pusat Statisik

BPS. 2008.

Sambirejo Timur dalam angka

2009

. Deli Serdang : Badan Pusat Statisik

BPS. 2009.

Sambirejo Timur dalam angka

2010

. Deli Serdang : Badan Pusat Statisik

BPS. 2010

. Sambirejo Timur dalam angka

2011.

Deli Serdang : Badan Pusat Statisik

Bintarto, R. 1983

. Interaksi Desa Kota Dan

Permasalahannya

. Jakarta :Galia

Indonesia.

Erpina. 2008

.

Perubahan Bentuk Penggunaan Lahan Di Kecamatan Sei

Rampah Kabupaten Serdang Bedagai Sejak Tahun 2004-2007

.

Skripsi

. Jurusan Pendidikan Geografi. Medan: FIS UNIMED

Gemasih, A. 2010. Perubahan Bentuk Penggunaan Lahan Terhadap Perubahan Struktur Matapencaharian Penduduk Di Kabupaten Aceh Tengah

.

Skripsi

. Jurusan Pendidikan Geografi. Medan : FIS UNIMED

Handoyo, Surita. 1999.

Perubahan

Pemilikan Lahan dan Pendapatan

Masyarakat Akibat Pembangunan

Waduk Sermo di Desa Hargo Wilis

Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon

Progo.

Majalah Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.

Jayadinata, J, T. 1997.

Tata Guna Tanah

Dalam

Perencanaan

Pedesaan

Perkotaan dan Wilayah

. Bandung. ITB Kantor Camat Percut Sei Tuan 2010.

Kecamatan Dalam Angka

. Percut Sei Tuan 2010

Malingreau. 1978.

Penggunaan Lahan

Pedesaan, Penafsiran Citra Untuk

Interpretasi Dan Analisisnya

. Pusat Pendidikan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh Dan Survey Terpadu. Yogyakarta : UGM.

Ritohardoyo. 2002.

Penggunaan Dan Tata

Guna Lahan.

Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM

Sajogya. 1990.

Sosiologi Pedesaan

. UGM : Bulak Sumur

Sandy, I Made. 1987

. Penggunaan Tanah

di Indonesia

. Jakarta : Dirjen Agraria Sutanto. 1986.

Penginderaan Jauh Untuk

Penggunaan Lahan

. Yogyakarta :

Pustaka Umum http://etd.eprints.ums.ac.id/3236/I/E10005003 6.pdf (diakses 2012/05/07) http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678 9/17970/I/wah-apr2009-4%20%282%29.pdf (diakses 2012/05/12).

Gambar

Gambar 1. Administrasi Desa Sambireji Timur
Gambar 2.  Peta Perubahan Penggunaan Lahan Desa Sambirejo Timur Tahun 2006-2009

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada bagian News, dapat dimasukkan berita berita terkini mengenai dunia sepakbola pada khususnya agar seluruh penikmat sepakbola dapat terus mengikuti perkembangan yang

[r]

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran tipe NHT (Numbered Head Together) dapat meningkatkan hasil belajar

Fakultas Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Sumatera Utara,Medan. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian

Masing-masing limbah sayuran ditimbang sesuai kebutuhan dengan perbandingan 1:1:1. Diaduk

Permasalahan awal (pra tindakan) yang dihadapi dalam pembelajaran Matematika konsep operasi hitung perkalian dan pembagian adalah: (1) Kriteria Ketuntasan

baik untuk pelaksaanan kegiatan yang sesuai dengan sasaran ataupun tujuan

(3) Besar uang yang perlu disiapkan sebagai modal usaha untuk jenis barang dagangan tertentu, modal usaha yang dimiliki atau didapat dari “induk semang” sangat