• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memanfaatkan kisah Miss Prym pada buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym bagi pembinaan novis kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE) Medan dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Memanfaatkan kisah Miss Prym pada buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym bagi pembinaan novis kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE) Medan dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati - USD Repository"

Copied!
210
0
0

Teks penuh

(1)

MEMANFAATKAN KISAH MISS PRYM PADA BUKU PAULO COELHO THE DEVIL AND MISS PRYM BAGI PEMBINAAN NOVIS

KONGREGASI FRANSISKANES SANTA ELISABETH (FSE) MEDAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN SUARA HATI

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh :

APRIDAWATI BR SITEPU NIM: 061124029

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada YESUS Bapa yang Baik Hati yang menjaga, merawat, mengasihi dan mencintaiku dengan sangat, serta

memberikan segala sesuatu yang terbaik.

Bapa yang menganugerahkan aku “Hati” sebagai tempat pertemuan

antara aku dengan Dia untuk berkisah tentang asa, rasa, gita dan cita.

Tempat aku untuk memulai berkata “ya” atau “tidak”

atas sesuatu.

Untuk Ibu dan Ayahku yang menjadi Sahabat terbaik, kekasihku, pengukir jiwa ragaku, wujud nyata cinta Bapa padaku, yang telah

banyak meneteskan air mata karena pilihan dan keputusan yang

kuambil dalam hidupku;

Suatu ketika pada saat dan waktu yang tepat ‘Suara’ itu akan akan

membisikkan sesuatu yang membuat Ayah dan Ibu mengerti tentang

segala sesuatu yang selama ini belum dimengerti.

Untuk para guru dan dosenku yang telah menorehkan ilmu, harapan, impian, dan cita-cita dalam hidupku.

Untuk Para Susterku, sahabat dan teman-temanku

yang ikut melukis kisah dalam kanvas hidupku, memberi semangat dan

meneguhkan langkah-langkahku.

(5)

v

MOTTO

Dengarkanlah suara hatimu, sebab di mana hatimu berada

di situlah hartamu berada,

hatimu tahu segalanya, sebab hatimu berasal dari Jiwa dunia.

Saat engkau menginginkan sesuatu, seluruh jagat raya bersatu

padu membantumu untuk meraihnya.

(6)
(7)
(8)

viii

ABSTRAK

Skripsi dengan judul MEMANFAATKAN KISAH MISS PRYM PADA BUKU PAULO COELHO THE DEVIL AND MISS PRYM BAGI PEMBINAAN NOVIS KONGREGASI FRANSISKANES SANTA ELISABETH (FSE) MEDAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN SUARA HATI, berawal dari ketertarikan penulis terhadap buku-buku fiksi khususnya novel Paulo Coelho. Dari buku tersebut penulis menemukan pesan-pesan yang bernilai dan berguna untuk pengambilan keputusan, sehingga penulis terdorong untuk memanfaatkan buku Paulo Coelho bagi pembinaan novis.

Menyadari bahwa keputusan dapat membawa perubahan dalam hidup panggilan seorang novis religius, maka dibutuhkan suatu pertimbangan, keberanian dan tanggung jawab. Penulis memilih untuk mendalami buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym secara khusus mendalami pergulatan Miss Prym dalam pengambilan keputusan, sebagai salah satu bantuan dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati bagi seorang novis religius.

Tulisan ini adalah studi kepustakaan dari buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym dan buku-buku penuntun pembinaan novis Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE). Penulis menggunakan pendekatan reflektif kritis dan sistematis untuk menemukan nilai-nilai kebenaran suara hati dalam buku The Devil and Miss Prym dalam kegunaannya untuk pembinaan atau pendampingan novis religius.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku The Devil and Miss Prym

memiliki nilai-nilai kebajikan yang sangat penting bagi seorang novis religius dalam kaitannya dengan pemurnian suara hati. Suara hati merupakan bisikan Roh, suara hati mengendalikan hawa nafsu yang tidak teratur, suara hati memberi pemurnian dalam pengambilan keputusan, suara hati membentuk orang supaya matang dalam kepribadian, suara hati mendorong seorang religius untuk lebih sungguh-sungguh dalam menghayati kaul-kaul, suara hati menuntun seorang novis untuk mengenal nilai-nilai kebenaran iman dan suara hati sebagai kekuatan untuk membangun suatu semangat cinta dan pengorbanan.

Novis FSE sebagai calon religius memiliki kemungkinan untuk memanfaatkan kisah Miss Prym dalam menjalani karya perutusan mereka nantinya. Untuk mengkaji kemungkinan permasalah tersebut, penulis mengadakan penelitian dengan cara menyebarkan kuesioner kepada semua novis FSE sejumlah 22 orang sebagai responden. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa kisah Miss Prym dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembinaan novis FSE dan novis FSE perlu memahami kisah Miss Prym untuk dapat memanfaatkan kisah tersebut. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis mengusulkan suatu program retret tahunan untuk memperkenalkan kisah Miss Prym serta memberi pemahaman dalam memanfaatkannya. Dengan kegiatan retret tersebut novis FSE diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai kisah Miss Prym, sehingga Kisah Miss Prym dapat dijadikan sebagai sarana pembinaan bagi novis FSE dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati.

(9)

ix

ABSTRACT

This thesis, which entitles THE USE OF THE MISS PRYM’S STORY IN THE BOOK OF PAULO COELHO THE DEVIL AND MISS PRYM

FOR THE NOVICE FORMATION OF FSE CONGREGATION IN MEDAN IN TAKING DECISION BASED ON CONSCIENCE, is inspired by the fiction books especially the novel of Paulo Coelho. Out of this book, the writer found valuable and useful messages in taking decision. Therefore the writer has been encouraged to use the book of Paulo Coelho for Novice Formation.

Realizing that the decision could bring changes in a novice vocation life, thus it needs consideration, courage and responsibility. The writer chose the book of Paulo Coelho The Devil and Miss Prym, especially to understand the struggle of Miss Prym in taking decision, as one aspect for the novices to take decision based on their conscience.

This writing is a research through reading the main of Paulo Coelho The Devil and Miss Prym and the guideline books for the Novices of FSE. The writer uses the critical reflective and systematic approach order to find the truth values of conscience in The Devil and Miss Prym in its usage for novice formation or accompaniment.

The result of the research shows that “The Devil and Miss Prym” novel has important virtuous values for novices in its relation for purifying the conscience. The conscience is the Spirit’s whisper, the conscience control desires, the conscience brings light in taking decision, the conscience forms someone to maturity, the conscience urges a religious in living out the vows, the conscience guides novices to know the truth of faith and finally the conscience is a power to build a spirit of loving and sacrificing.

The FSE’s novices as the candidate of religious have possibility to use the story of Miss Prym in doing through their future mission. In order to see that possibility, the writer made a research by distributing the questioner to all FSE novices, 22 novices, as the respondent. Through this research the writer found out that the story of Miss Prym could be used as an instrument for novices formation and of course that novices need to know the story of Miss Prym well before using it. Based on the result of is research, the writer proposes an annual retreat program to introduce the story of Miss Prym as well as to show the way in using its values. By is retreat program, the novices hopefully will have the knowledge and understanding about the story of Miss Prym, therefore this Miss Prym’s story could be used as the formation instrument for novices of FSE in taking decision based on their conscience.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Bapa yang Baik Hati, atas

rahmat-Nya yang memampukan penulis untuk menyelesaikan skripsi yang

berjudul MEMANFAATKAN KISAH MISS PRYM PADA BUKU PAULO COELHO THE DEVIL AND MISS PRYM BAGI PEMBINAAN NOVIS KONGREGASI FRANSISKANES SANTA ELISABETH (FSE) MEDAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN SUARA HATI

Skripsi ini berhasil ditulis berkat dukungan, perhatian dan uluran tangan

kasih dari banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu

penulis mengucapakan rasa terimakasih kepada:

1. Rm. Dr. A. B. Rukiyanto, SJ selaku dosen pembimbing utama yang dengan

sabar dan penuh kasih membimbing, mendampingi dan mencurahkan pikiran

pada penulisan skripsi ini.

2. Dra. Yulia Supriyati, M. Pd selaku dosen pembimbing kedua sekaligus dosen

pembimbing akademik, yang dengan sabar, tabah dan penuh kasih

membimbing dan mendampingi penulis dalam proses perkuliahan dan secara

khusus telah berkenan mendampingi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Y.a.C.H. Mardiraharjo selaku penguji III yang dengan penuh

perhatian menyapa dan mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini.

4. Segenap staf dosen dan karyawan Program Studi Ilmu Pendidikan

Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

(11)

xi

5. Dewan Pemimpin Umum persaudaraan Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE),

yang memberikan kesempatan, kepercayaan dan perhatian serta dukungan

kepada penulis selama kuliah samapi dengan menyelesaikan skripsi ini.

6. Sensianus yang telah memberikan buku-buku Paulo Coelho kepada penulis

untuk dibaca, direnungkan dan akhirnya menjadi inspirasi bagi penulis dalam

penulisan skripsi ini.

7. Para suster FSE komunitas St. Yohanes Bosco Yogyakarta yang menjadi

sahabat penulis menapaki hari-hari studi. Terimakasih atas sapaan, senyuman,

kehadiran dan tegur sapa kalian.

8. Sr.M. Yustina Situmorang FSE selaku Magistra Novis FSE. Terima kasih atas

kesempatan dan waktu yang telah diberikan kepada penulis selama penelitian

berlangsung.

9. Para novis FSE yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

dan memberikan waktunya untuk berbagi pengalaman hidup. Terima kasih

telah menjadi teman belajar untuk mendengarkan suara hati.

10. Keluargaku tercinta: Ayah, Ibu, kakak Hendri, Adikku Irta dan Melani.

Terima kasih atas cinta, doa dan dukungan yang tiada hentinya bagi penulis.

11. Angkatan 2006 dan 2007 semuanya, untuk kalian semua penulis sampaikan

rasa persahabatan terdalam. Terimakasih atas kebersamaan kita.

12. Sahabat dan teman-teman: Taruna Boy Sitepu, P. Remigius yang setia

mendoakan dan mendukung penulis dengan penuh kasih dan cinta, P.

Bertholomeus yang setia mendukung penulis, memberi semangat cinta dan

(12)
(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK……… viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR SINGKATAN………. xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

B 3. Jalan Cerita Buku The Devil and Miss Prym ... 17

... 20

C. Tujuan Penulisan ... 9

D. Manfaat Penulisan ... 9

E. Metode Penulisan ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 11

AB II. KISAH MISS PRYM PADA BUKU PAULO COELHO THE DEVIL AND MISS PRYM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ... 13

A. Buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym ... 14

1. Deskripsi Buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym ... 15

2. Penokohan dalam Buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym ... 15

4. Pergulatan Miss Prym dalam Pengambilan Keputusan ... 5. Keadaan Chantal (Miss Prym) ... 30

(14)

B. Keputusan ... 32

1. Arti Keputusan ... 33

B b. Pembinaan yang Mendukung Novis dalamPengambilan Keputusan 63 2. Keputusan Bebas dan Keputusan tidak Bebas ... 35

3. Mengambil Keputusan ... 35

4. Mempertanggungjawabkan Keputusan ... 41

C. Suara Hati ... 42

1. Arti Suara Hati ... 42

2. Suara Hati Ragu-ragu ... 44

3. Kemutlakan Suara Hati ... 45

4. Mempertanggungjawabkan Suara Hati ... 47

5. Pembinaan Suara Hati ... 48

6. Keterkaitan Keputusan dan Suara Hati ... 52

AB III. GAMBARAN TENTANG MEMANFAATKAN KISAH MISS PRYM PADA BUKU PAULO COELHO THE DEVIL AND MISS PRYM BAGI PEMBINAAN NOVIS KONGREGASI FRANSISKANES SANTA ELISABETH (FSE) MEDAN ... 53

A. Gambaran Umum Novis Fransiskanes Santa Elisabeth ... 54

1. Selayang Pandang Kongregasi Fransiskan Santa Elisabeth (FSE) ... 54

2. Gambaran Novis Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE) .... 56

B. Penelitian tentang Memanfaatkan Kisah Miss Prym bagi Pembinaan Novis Kongregasi FSE ... 57

1. Metodologi Penelitian ... 58

a. Tujuan Penelitian ... 58

b. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 59

c. Metode Penelitian ... 59

d. Responden ... 59

e. Instrumen Penelitian ... 59

f. Variabel Penelitian ... 60

2. Hasil Penelitian ... 61

a. Gambaran Novis FSE ... 62

(15)

c. Kisah Miss Prym bagi Pembinaan dalam Pengambilan

Keputusan ... . 66

3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

a. Gambaran Novis FSE ... 70

berdasarkan Suara Hati ... 74

BAB IV. . 110 BAB V. US b. Pembinaan yang Mendukung Novis dalam Pengambilan Keputusan ... 71

c. Kisah Miss Prym bagi Pembinaan dalam Pengambilan Keputusan PENERAPAN KISAH MISS PRYM BAGI PARANOVIS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN SUARA HATI ... ... 79

A. Mendengarkan Suara Hati ... 80

B. Suara Hati dan Hawa Nafsu ... 85

C. Suara Hati Memurnikan Pengambilan Keputusan ... 92

D. Suara hati dan Penghayatan Kaul-kaul ... 97

1. Ketaatan ... 103

2. Kemurnian ... 106

3. Kemiskinan ... 108

E. Suara Hati Petunjuk kepada Kebenaran ... F. Suara Hati Mematangkan Kepribadian ... 116

G. Suara Hati Membangun Cinta dan Pengorbanan ... 122

ULAN PROGRAM RETRET MEMANFAATKAN KISAH MISS PRYM PADA BUKU THE DEVIL AND MISS PRYM BAGI PEMBINAAN NOVIS KONGREGASI FRANSISKANES SANTA ELISABETH (FSE) MEDAN ... 128

A. Usulan Program ... 128

B. Alasan Pemilihan Program ... 128

C. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan ... 129

D. Perumusan Tema dan Tujuan ... 131

E. Petunjuk Pelaksanaan ... 133

F. Jadwal Acara ... 134

G. Penjabaran Tema dan Tujuan ... 142

(16)

xvi   

D L

1. Lam .. (1)

2. Lampiran 4. DAF 1. 2. 3. T 4. Tabel 2: Kisah Miss Prym bagi Pembinaan dalam Pengambilan Keputusan 67 H. Contoh Satuan Persiapan ... 155

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 172

A. Kesimpulan ... 173

B. Saran ... 174

AFTAR PUSTAKA ... 177

AMPIRAN piran 1: Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 2: Kuesioner Penelitian ... (2)

3. Lampiran 3: Hasil Penelitian Keseluruhan ... (5)

Lampiran 4: Ringkasan Kisah Miss Prym ... (8)

TAR TABEL Tabel 1: Variabel Penelitian ... 60

Tabel 2: Gambaran Novis FSE ... 63

abel 3: Pembinaan yang Mendukung Novis dalam Pengambilan Keputusan... 64

(17)

DAFTAR SINGKATAN

A.Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Deuterokanonika, penerbit Lembaga Alkitab Indonesia, terjemahan diterima dan diakui oleh Konferensi Wali Gereja Indonesia, Jakarta: 1999.

Kej: Kitab Kejadian

Kor: Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus Luk: Injil Lukas

Mat: Injil Matius

Rm: Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma Yoh: Injil Yohanes

B.Singkatan Dokumen Gereja

DH: Dignitatis Humanae, Pernyataan Konsili Vatikan II tentang

Kebebasan Beragama, 7 Desember 1965.

GS: Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang

Gereja di Dunia Dewasa Ini, 7 Desember 1965. Kan: Kanon.

KHK: Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II tanggal 25 Januari 1983.

(18)

xviii   

LG: Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang

Gereja tanggal 21 November 1964.

PC: Perfectae Caritatis, Dekrit Konsili Vatikan II tentang

Pembaharuan dan Penyesuaian Hidup Religius, 38 Oktober 1965.

PT: Pacem in Terris, Ensiklik Paus Yohanes XXIII tentang Perdamaian

Dunia, 11 April 1963.

VC: Vita Consecrata, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II

tentang Hidup Bakti bagi para Religius, 25 Maret 1996.

VS: Veritatis Splendor, Ensiklik Bapa Suci Yohanes Paulus II Kepada

Semua Uskup Gereja Katolik tentang Pertanyaan-pertanyaan Fundamental tertentu mengenai Ajaran Moral Gereja, 6 Agustus 1993.

C.Singkatan Lain

AngOrIIIReg : Anggaran Dasar Ordo Ketiga Regular Santo Fransiskus

Art : Artikel

Bdk : Bandingkan

FSE : Fransiskanes Santa Elisabeth Konst : Konstitusi

KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia

No : Nomor

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mengambil keputusan adalah bagian hakiki hidup tiap manusia (Chang, 2001: 149). Manusia pertama, Adam dan Hawa sejak awal telah dihadapkan pada pengalaman untuk memutuskan, menerima tawaran si ular dengan memakan buah pohon pengetahuan yang dilarang Allah atau tetap menaati apa yang diperintahkan Allah dengan tidak memakan buah pohon pengetahuan. Ketika manusia pertama memilih dan mengambil keputusan untuk memakan buah pohon pengetahuan, sejak saat itu juga terjadi perubahan atas diri mereka, keputusan yang mereka ambil merupakan suatu pilihan yang tidak dapat ditarik kembali.

Hawa tergoda oleh bujuk rayu ular, Hawa memakan buah pengetahuan itu dan memberikannya juga kepada Adam suaminya, mereka telah mengambil keputusan untuk memakan buah pohon pengetahuan yang dilarang oleh Allah. Keputusan untuk memakan buah pohon pengetahuan itu telah membuat mata mereka terbuka: “Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat” (Kej 3:7). Sejak saat itu mereka diusir dari taman Firdaus. Mereka yang semula hidup di taman yang begitu indah harus pergi meninggalkan Firdaus dan berjuang untuk hidup.

(20)

dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat…” (Kej 3: 22). Dalam buku The

Devil and Miss Prym, Paulo Coelho mengutarakan perubahan besar bisa terjadi

dalam waktu yang sangat singkat dan pada saat yang tidak kita duga:

Dalam kehidupan seseorang, seperti juga masyarakat, perubahan yang sangat besar justru bisa terjadi dalam bingkai waktu yang teramat sempit. Ketika sama sekali tidak disangka-sangka, kehidupan justru menyodorkan kepada kita tantangan untuk menguji keberanian dan kemauan kita untuk berubah; jika saat seperti itu tiba, tak ada gunanya berpura-pura sesuatu tidak terjadi, atau mengatakan kita belum siap (Coelho, 2009: 10).

Setiap orang tidak terlepas dari pengambilan keputusan dan harus berani mengambil keputusan, mulai dari keputusan sederhana misalnya memutuskan untuk belanja ke pasar atau mall, memasak ikan atau daging, berobat ke dokter umum atau dokter spesialis dan banyak pilihan yang harus diputuskan. Mengambil keputusan yang penting dalam hidup tentunya butuh waktu dan proses agar keputusan tersebut benar-benar berguna dan mendukung untuk kelanjutan perjalanan hidupnya juga berguna bagi orang lain. Oleh sebab itu seorang yang akan mengambil keputusan penting atas hidupnya mengalami pergulatan, pertimbangan baik atau buruk, berguna atau sia-sia. Banyak hal yang menjadi pertimbangan, aturan, norma, hukum, ajaran agama, tanggung jawab serta risiko dari keputusan tersebut.

(21)

yang begitu cepat mengambil keputusan tanpa pertimbangan baik buruk dari keputusannya sehingga kurang bertanggungjawab dalam keputusannya sendiri.

Kita bingung dihadapkan dengan berbagai keputusan yang bisa saja kita ambil, tetapi keputusan mana yang sebaiknya diambil? Paulo Coelho mengatakan ketika kita harus memutuskan untuk melakukan sesuatu hal, yang bisa dilakukan adalah melakukan apa yang diperintahkan hati kita, dan Tuhan akan senang (Coelho, 2009:187). Suara hati menilai baik buruknya keinginan kita, keinginan tersebut dipikirkan dan dipertimbangkan cocok atau tidak dengan suatu norma. Suara hati menggerakkan kita untuk melakukan keinginan yang dinilai baik dan tidak melakukan keinginan yang dinilai tidak baik.

Suara hati tidak sama dengan perasaan hati yang muncul spontan karena perasaan muncul tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Hawa ketika mendengar tawaran ular spontan merasa tertarik dengan buah pohon itu dan ingin memakannnya, tetapi suara hatinya mengatakan keinginannya untuk memakan buah pohon itu bertentangan dengan kehendak Allah. Meskipun Hawa tahu keinginannya bertentangan dengan kehendak Allah tetapi Hawa tidak mendengarkan suara hatinya melainkan mengikuti perasaan spontannya sehingga dia memakan buah pohon pengetahuan itu dan memberikannya juga kepada Adam suaminya.

(22)

mengambil keputusan secara bebas dan bertanggung jawab atas hidupnya. Memilih hidup sebagai religius atau kembali ke tengah-tengah keluarga.

Pada kenyataannya tidak semua novis masuk biara karena kemauan dan kehendak sendiri, ada masuk biara karena ikut-ikutan, disuruh orang tua, ingin coba-coba dan sebagainya. Tetapi ada juga yang mengambil keputusan atas kemauan dan kesadarannya secara bebas sehingga dia juga menyadari segala konsekuensi atas keputusannya serta mampu mempertanggungjawabkannya.

Mengingat masa novis merupakan tahap awal pembinaan yang teratur dan berkesinambungan maka sangatlah baik bila dalam pembinaan tersebut, novis didampingi sehingga terbantu dalam mengambil keputusan secara bebas dan bertanggungjawab, novis didampingi untuk belajar mendengarkan suara hati dan mengambil keputusan berdasarkan suara hatinya. Pengambilan keputusan berdasarkan suara hati bukanlah hal yang mudah, perlu pembinaan sejak awal sehingga pada saatnya novis mampu mengambil keputusan berdasarkan suara hatinya dan keputusan tersebut dapat dilaksanakan dengan bertanggungjawab selama hidupnya.

(23)

pilihan mereka juga harus berani mengambil keputusan menerima tawaran atau menolak tawaran tersebut dengan pertimbangan baik dan buruk dari pilihan dan keputusanya.

Pemilihan dan pengambilan keputusan seseorang tentunya dipengaruhi juga oleh tawaran pada jaman ini yang semakin menantang dan menggiurkan. Seorang religius bisa saja mengambil keputusan menurut keinginannya sendiri tetapi masalahnya adalah apakah keputusan yang dia ambil sesuai dengan aturan dan cara hidupnya sebagai religius.

Tawaran yang menggiurkan sering menyebabkan seorang religius kurang mempertimbangkan baik buruk dari keputusan yang dia ambil sehingga pengambilan keputusan didasarkan pada keuntungan diri sendiri tanpa mengindahkan aturan hidup sebagai seorang religius. Seseorang dapat terjebak dalam tawaran tersebut karena tampaknya memberi kenikmatan dan kepuasan diri sendiri sehingga meskipun dilarang dan tahu salah tetapi tetap melakukannya. Tindakan seperti ini sebenarnya merugikan dirinya sendiri. Ada juga yang masih mentaati aturan hanya karena takut.

Sama halnya dengan Hawa yang tahu tindakannya memakan buah pohon pengetahuan sebenarnya salah tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah, tetapi godaan ular sangat menggiurkan, Hawa akan menjadi serupa dengan Allah, sehingga Hawa memakannya meskipun tahu perbuatannya tersebut melanggar perintah Allah.

(24)

tersebut sangat menggiurkan maka berbagai cara juga kita lakukan untuk mendapatkan dan menikmatinya tanpa memikirkan baik buruk dari tindakan tersebut. Sekarang ini orang mudah tergiur dengan apa yang tampaknya menyenangkan, memberi rasa nikmat dan kegembiraan sehingga ada kecenderungan menerima tawaran tanpa memikirkan baik buruknya.

Oleh sebab itu sangatlah perlu sejak awal para religius yaitu sejak tahap novisiat mereka dilatih untuk mendengarkan suara hati dalam mengambil keputusan sehingga pada saat mereka dihadapkan dengan berbagai pilihan dan tawaran dalam hidup sehari-hari sebagai religius, mereka senantiasa mampu dan peka mendengarkan suara hati dan mengambil keputusan berdasarkan suara hati.

Melalui buku The Devil and Miss Prym secara khusus pergulatan tokoh utamanya Miss Prym yang juga disapa dengan Chantal, Chantal Prym, penulis ingin memberikan suatu gambaran proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Chantal atas suatu tawaran yang sulit dan menimbulkan dilema bagi dirinya. Di satu sisi dengan menerima tawaran tersebut ia dapat mewujudkan semua impiannya dalam waktu yang sangat singkat, tetapi di sisi lain ia harus menjadi seorang yang mengkhianati nilai-nilai baik yang selama ini dipegang oleh penduduk desanya dan telah tertanam di hatinya.

(25)

Chantal selama pergulatannya sering membayangkan dan memikirkan hal-hal indah yang akan ia dapatkan dengan mengambil sebatang emas yang ditawarkan orang asing itu, akan tetapi ia tidak pernah sanggup melakukannya. Berbagai pertimbangan muncul dalam hatinya, ajaran orang tuanya, neneknya, tradisi penduduk dan ajaran agama, hukum dan aturan-aturan lain menjadi pertimbangannya. Setiap tindakan dan keputusan yang ingin diambilnya dia pertimbangkan baik buruknya, tanggung jawab dan risikonya.

Paulo Coelho dalam bukunya menggambarkan Chantal seorang gadis yatim piatu miskin yang ingin sekali meninggalkan Viscos tanah kelahirannya. Chantal adalah satu-satunya penduduk termuda dan belum bersuami yang tinggal di Viscos dan bekerja di sebuah bar hotel setiap malam. Chantal mempunyai impian untuk meninggalkan desanya yang nyaris hancur untuk mengubah kehidupannya. Impian Chantal akan segera tercapai, seorang laki-laki yang mengaku bernama Carlos datang ke Viscos menawarkan sebelas batang emas masing-masing seberat dua kilogram kepada Chantal dan emas itu akan menjadi milik Chantal dan penduduk Viscos.

(26)

diberikan kepada penduduk Viscos dengan syarat seorang dari penduduk Viscos harus dibunuh, jika hal itu terjadi berarti penduduk Viscos telah melanggar perintah Allah “Jangan membunuh”. Chantal dilanda perang batin, Baik dan Jahat bertarung dalam dirinya sebagaimana hal serupa juga terjadi dalam diri setiap manusia ketika dihadapkan kepada tawaran dan harus mengambil keputusan.

Menyadari keputusan dapat membawa perubahan dalam hidup sehingga perlulah suatu pertimbangan, keberanian dan tanggung jawab, penulis memilih untuk mendalami buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym secara khusus mendalami pergulatan Miss Prym dalam pengambilan keputusan, sebagai salah satu bantuan dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati. Gagasan dan ide tersebut akan penulis tuangkan dalam skripsi berjudul:

“Memanfaatkan Kisah Miss Prym Pada Buku Paulo Coelho The Devil And

Miss Prym bagi Pembinaan Novis Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth

(FSE) Medan dalam Pengambilan Keputusan Berdasarkan Suara Hati”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pengambilan keputusan Miss Prym menurut buku The Devil and Miss Prym?

(27)

3. Apakah kisah Miss Prym dapat dimanfaatkan bagi pembinaan novis kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE) dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati.

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :

1. Menemukan proses pengambilan keputusan Miss Prym menurut buku The Devil and Miss Prym.

2. Menemukan gambaran kisah Miss Prym dalam konteks pengambilan keputusan berdasarkan suara hati.

3. Untuk mengetahui manfaat kisah Miss Prym pada buku The Devil and Miss

Prym bagi pembinaan novis Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE)

Medan dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan ini adalah:

1. Bagi para novis Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE) Medan

Skripsi ini diharapkan dapat memberi sumbangan bagi para novis agar dalam perjalanan hidupnya semakin terbiasa dan mampu mengambil keputusan berdasarkan suara hati sehingga mereka terbentuk menjadi manusia yang utuh. 2. Ilmu Pengetahuan

(28)

pengembangan pemahaman suara hati secara proporsional pada mata kuliah tertentu, seperti Teologi Moral dan Pembinaan Spiritualitas.

3. Bagi para Pembina di Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE)

Diharapkan dengan skripsi ini para suster FSE tergerak memahami dan memanfaatkan buku-buku fiksi secara proposional dalam pembinaan untuk membantu para suster mengetahui, mengerti dan memahami suara hati sehingga semakin mampu mendengarkan suara hati dalam pengambilan keputusan.

4. Bagi para Pembaca

Banyak buku fiksi yang juga merupakan hasil pengalaman pergulatan, imajinasi dan renungan penulisnya sehingga bisa menjadi sumber inspirasi yang baik bagi pembaca. Skripsi ini diharapkan menjadi inspirasi bagi penggemar buku fiksi agar tidak hanya sekedar membaca, tetapi merenungkan dan merefleksikan kisah dalam buku-buku fiksi tersebut sehingga menemukan pesan-pesan spiritualitas yang bernilai dan bermanfaat untuk membangun kehidupan rohani.

E. Metode Penulisan

(29)

pendekatan reflektif kritis dan sistematis untuk menemukan nilai-nilai kebenaran suara hati dalam pengambilan keputusan pada buku Paulo Coelho The Devil and

Miss Prym dalam kegunaannya untuk pembinaan atau pendampingan novis

religius.

F. Sistematika Penulisan

Bab I: Pada bab ini penulis akan memaparkan pendahuluan yang berisikan: latar belakang penulisan skripsi, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II: Pada bab ini penulis akan memaparkan mengenai kisah Miss Prym dalam buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym. Penulis akan menguraikan empat hal pokok. Bagian pertama memaparkan tentang buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym yaitu deskripsi buku, penokohan dan jalan cerita. Bagian kedua memaparkan pergulatan Miss Prym dalam pengambilan. Bagian ketiga memaparkan landasan teori mengenai keputusan dan bagian keempat memaparkan landasan teori mengenai suara hati.

(30)

Fransiskanes Santa Elisabeth Medan. Pada bagian kedua ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

Bab IV: Pada bab ini menggali secara lebih dalam lagi pesan kisah Miss Prym pada buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati. Pada bab ini akan dipaparkan pokok-pokok mengenai keputusan suara hati secara lebih mendalam dalam kaitannya dengan perjalanan panggilan novis menuju hidup religius. Pokok-pokok tersebut merupakan perpaduan antara kisah Miss Prym, ajaran iman Kristiani dan refleksi penulis dikaitkan dengan situasi novis. Bab V: Pada bab ini penulis memaparkan usulan program retret untuk

memanfaatkan kisah Miss Prym pada buku Paulo Coelho The Devil And Miss Prym bagi pembinaan novis kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE) Medan dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara hati. Usulan program ini meliputi alasan pemilihan program, alasan pemilihan tema dan tujuan program, perumusan tema dan tujuan, petunjuk pelaksanaan, jadwal acara, matriks program retret dan contoh satuan persiapan retret.

(31)

BAB II

KISAH MISS PRYMPADA BUKU PAULO COELHO

THE DEVIL AND MISS PRYM

DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Nenek moyang kita Adam dan Hawa diusir dari taman Eden karena telah mengambil keputusan yang keliru. Mereka memilih untuk tidak taat kepada perintah Allah. Mereka memutuskan untuk menerima tawaran si ular dan memakan buah pohon pengetahuan agar bisa menyamai Allah.

Dewasa ini kita hidup di antara berbagai tawaran dan pilihan yang menggiurkan. Tawaran yang tampaknya menyenangkan dan memberi kepuasan. Ketika kita dihadapkan dengan berbagai pilihan itu, kita dituntut agar berani memilih dan mengambil keputusan.

Sebelum mengambil keputusan, kita membutuhkan waktu untuk membuat pertimbangan-pertimbangan atas pilihan dan keputusan yang akan kita ambil. Tetapi, kita harus ingat, sekalipun kita memiliki kesempatan untuk mengambil berbagai keputusan, bukan berarti kita dengan mudah mengambil keputusan menurut keinginan, perasaan dan nafsu kita semata. Kita harus mempunyai alasan moral atas keputusan yang kita ambil, sehingga ketika orang lain bertanya mengapa kita mengambil keputusan tersebut, kita dapat memberi alasan yang rasional.

(32)

dihadapkan pada suatu tawaran. Chantal terperangkap antara impian dan ketakutan, kegelisahan dan kecemasan, kesempatan dan hukuman. Chantal bisa saja memilih dan mengambil keputusan untuk mewujudkan semua impiannya. Tetapi setiap kali ingin mengambil keputusan itu, dia selalu mengalami kegelisahan, ketakutan dan kecemasan. Chantal mengalami berbagai pergulatan batin, sampai akhirnya dia mengambil keputusan secara bebas; keputusan bukan karena pengaruh atau tekanan siapa pun; keputusan bukan karena rasa takut atau terpaksa, melainkan keputusan bebas dan bertanggung jawab.

Pengalaman Chantal adalah gambaran pengalaman kita dalam menghadapi berbagai tawaran. Kita juga dituntut berani memilih dan mengambil keputusan dari berbagai tawaran yang kita hadapi. Untuk lebih memahami pergulatan Chantal, pada bagian pertama bab ini akan dipaparkan kisah Chantal dalam pengambilan keputusan atas tawaran sebelas batang emas dari Carlos. Selanjutnya pada bagian kedua akan dijelaskan landasan teori mengenai keputusan dan suara hati.

A. Buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym

Buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym adalah buku ketiga trilogi

And on the Seventh Day. Dua buku sebelumnya adalah: By the River Piedra I Sat

Down and Wept (1994) dan Veronika Decides to Die (1998). Ketiga buku ini

(33)

diawali dengan: deskripsi buku, penokohan, jalan cerita, dan akhirnya melihat pergulatan Chantal dalam pengambilan keputusan.

1. Deskripsi Buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym

Buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym mengisahkan pengambilan keputusan Chantal berhadapan dengan tawaran seorang asing yang mengaku bernama Carlos. Buku The Devil and Miss Prym terdiri dari 256 halaman diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Rosi L. Simamora, desain dan ilustrasi sampul oleh Dina Chandra dan diterbitkan pertama kali oleh PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta pada bulan September 2005. Buku karangan Paulo Coelho diterbitkan pada tahun 2000 dalam bahasa Spain dengan judul O Demonio A Senhorita Prym olehSant Jordi Asociados, Barcelona, SPAIN.

Buku The Devil and Miss Prym mengingatkan akan pergulatan nenek moyang kita Adam dan Hawa dalam hidup mereka yang menghadapi kebimbangan untuk memutuskan menerima tawaran ular untuk memakan buah pengetahuan atau tetap berpegang pada perintah Allah. Manusia sepanjang hidupnya tidak pernah telepas dari pengambilan keputusan. Hal ini dikisahkan dengan pergulatan Chantal dalam mengambil keputusan atas tawaran orang asing yang datang ke Viscos.

2. Penokohan dalam Buku The Devil and Miss Prym

(34)

seorang penduduk Viscos yang sehari-hari disapa oleh dengan Chantal menjadi tokoh utama dalam buku The Devil and Miss Prym. Chantal adalah seorang penduduk termuda dan satu-satunya orang yang belum berkeluarga. Chantal bekerja dalam bar sebuah hotel di desanya. Ibunya meninggal dunia ketika melahirkannya sedangkan ayahnya tidak diketahui (Coelho, 2009:47). Chantal dibesarkan oleh neneknya yang akhirnya juga meninggal. Sejak kecil Chantal diajari oleh neneknya tentang nilai-nilai baik dalam hidup setiap hari.

Carlos-orang asing, Seorang tamu yang datang ke Viscos mengaku bernama Carlos kepada resepsionis hotel. Tetapi kepada Chantal dia mengakui identitas yang diberikannya kepada resepsionis semuanya palsu. Namanya bukan Carlos, maka Chantal menyebut Carlos ‘orang asing’.

Carlos datang ke Viscos untuk mencari kebenaran teori yang dia ketahui tentang sifat manusia yaitu jika manusia dihadapkan pada pencobaan, manusia selalu gagal dan setiap manusia di muka bumi ini akan bersedia melakukan kejahatan jika ditempatkan pada kondisi yang tepat (Coelho, 2009:27). Carlos menawarkan sebelas batang emas kepada Chantal dan penduduk Viscos, dengan konsekuensi mereka harus melanggar beberapa dari sepuluh perintah Allah.

Berta, seorang janda yang ditinggal mati suaminya. Berta adalah penduduk tertua di Viscos dan sehari-hari duduk di luar pintu rumahnya mengamati setiap kejadian di Viscos. Berta mempunyai kepekaan menangkap situasi dan kejadian di sekitarnya.

(35)

yang bertanggung jawab memelihara jiwa-jiwa penduduk viscos. Wanita pemilik hotel yang bertanggung jawab atas kesejahteraan para turis. Si pandai besi yang lolos dari maut meskipun sudah digigit serigala ganas; dia adalah pemilik hampir seluruh tanah di Viscos.

3. Jalan Cerita Buku The Devil and Miss Prym

Buku The Devil and Miss Prym menceritakan pergulatan perempuan muda bernama Chantal yang tinggal di desa Viscos. Pergulatannya berawal dari perjumpaannya dengan orang asing yang mengaku bernama Carlos. Carlos menunjukkan sebelas batang emas masing-masing seberat dua kilogram kepada Chantal. Sebatang emas akan menjadi milik Chantal dan sepuluh batang lagi akan diberikan kepada penduduk Viscos. Tetapi untuk mendapatkan emas tersebut Chantal dan penduduk Viscos harus melanggar beberapa dari perintah Allah.

a. Situasi Viscos dan penduduknya

(36)

Penduduk Viscos hidup dari hasil pertanian, berburu, beternak juga dari para turis. Situasi Viscos memang kurang mengguntungkan karena cuaca yang kurang mendukung. Setiap tahun penduduk Viscos hanya memiliki waktu sembilan puluh hari untuk menyelesaikan pekerjaan mereka di ladang mulai dari menanam sampai menuai hasil. Bagi Carlos, Viscos adalah tempat yang tepat untuk memperoleh jawaban dari kebenaran teori yang diketahuinya.

b. Impian Chantal (Miss Prym)

Setiap hari Chantal menanti kesempatan untuk mewujudkan impian-impiannya. Chantal ingin hidup lebih baik dan lebih menyenangkan.

Chantal memiliki banyak sekali impian: ia mengira bisa mengatasi setiap rintangan, menemukan suami, mencari pekerjaan di kota besar, ditemukan pencari bakat yang kebetulan mengunjungi tempat terpencil itu untuk mencari kedamaian, merintis karier di dunia teater, menulis buku best-seller, diteriaki fotografer yang memintanya berpose, berjalan di atas karpet merah kehidupan (Coelho, 2006:47-46).

Bagi Chantal setiap hari adalah penantian, setiap malam dipenuhi harapan bahwa dia akan bertemu dengan seseorang yang mengajaknya pergi dari Viscos untuk mewujudkan semua impiannya.

c. Tawaran untuk Chantal (Miss Prym)

(37)

Carlos memberi kesempatan kepada Chantal untuk memiliki emas seberat dua kilogram itu dengan cara mencurinya. Emas itu akan tetap dikubur di situ sehingga Chantal bisa mencurinya kapan saja dia mau.

Chantal bisa menjualnya dan mewujudkan semua impiannya. Carlos hanya mengingatkan, kalau Chantal mencurinya berarti Chantal melanggar salah satu dari sepuluh perintah Allah yaitu “Jangan mencuri”. Carlos juga mengatakan bahwa semua penduduk Viscos jujur termasuk Chantal.

Sepuluh batang emas lainnya yang dikubur dekat batu berbentuk elang akan dipindahkan oleh Carlos dan menguburnya di tempat yang hanya diketahui oleh Carlos saja. Sepuluh batang emas itu akan diserahkan Carlos kepada penduduk Viscos dengan syarat mereka bersedia melanggar perintah Allah “Jangan membunuh”. Carlos meminta Chantal untuk memberitahukan emas dan tawarannya kepada penduduk Viscos.

(38)

4. Pergulatan Miss Prym dalam Pengambilan Keputusan

Tawaran orang asing itu membuat Chantal bingung cemas, takut, benci dan marah. Di satu pihak tawaran orang asing itu adalah kesempatan untuk mewujudkan impiannya, tetapi di pihak lain dengan menerima tawaran sebatang emas itu berarti Chantal harus menghianati nilai-baik dan komitmen bahwa semua penduduk Viscos baik. Mengambil keputusan menerima atau menolak tawaran orang asing itu bukanlah hal mudah baginya. Chantal mengalami berbagai pergulatan pelik selama satu minggu.

1. Malam pertama(Senin malam): Chantal gelisah dan menimbang-nimbang Sejak pertemuan dengan orang asing itu Chantal gelisah, tidak bisa tidur. Dia dan mengalami mimpi-mimpi buruk. Chantal berdoa agar Tuhan menolongnya tetapi Chantal merasa Tuhan begitu jauh. Dalam kegelisahannya Chantal teringat akan cerita almarhum neneknya yang mengatakan bahwa penduduk Viscos adalah orang-orang baik, menghargai komitmen dan dihormati di seluruh daerah dan bisa dipercayai. Maka Chantal menimbang-nimbang apakah akan memberitahu penduduk tentang tawaran orang asing itu (Coelho, 2009:41).

(39)

mencoba berdoa, tetapi pikirannya hanya terpusat pada sebatang emas yang dia telah lihat dengan mata kepalanya sendiri (Coelho, 2009:45).

3. Hari ketiga(Rabu): gugup, merasa mendengar sesuatu, impian, panik

Pagi itu Chantal dengan jantung berdegup menyelinap masuk hutan. Chantal menggali tanah dekat batu berbentuk Y, mengambil emas itu dan menggenggamnya. Emas itu sangat menarik dan berharga bagi Chantal, sehingga dia khawatir kalau-kalau orang asing itu memutuskan pergi ke desa lain dan menyampaikan tawarannya kepada perempuan lain. Chantal takut kehilangan kesempatan untuk mewujudkan impiannya.

Chantal berniat mencuri emas itu dan pergi meninggalkan Viscos mewujudkan impiannya. Tetapi dia sangat takut dengan risiko dan konsekuensi buruk yang harus dihadapinya. Ketidak beraniannya mencuri emas itu membuatnya merasa lemah dan putus asa. Chantal pun kembali mengubur emas itu (Coelho, 2009:51).

(40)

5. Hari keempat (Kamis): pergulatan batin, cemas, curiga, benci dan membuat keputusan.

Chantal mengalami pergulatan batin yang sangat pelik. Pergulatan antara impian, kekuasaan dan rasa takut. Chantal memutuskan mengungkapkan tawaran orang asing itu kepada semua penduduk Viscos. Chantal berharap setelah dia mengungkapkannya, penduduk akan menyerahkan orang asing kepada polisi dan Chantal bebas mengambil sebatang emas itu menjadi miliknya.

Meskipun telah membuat keputusan demikian Chantal tetap mencemaskan sebatang emas itu. Chantal tidak bisa memusatkan pikirannya. Chantal mencoba menemukan cara untuk mengungkapkan prihal tawaran orang asing kepada penduduk. Chantal membayangkan malam yang sungguh menegangkan ketika penduduk mendengarnya.

Sepanjang hari itu Chantal gelisah. Ketika bertemu dengan Berta, Chantal ingin menceritakan prihal emas itu namun ia curiga Berta mengetahui sesuatu, maka Chantal tidak mengatakan apa-apa (Coelho, 2009:68). Chantal kembali ke kamarnya, dia merasakan kebencian menyesaki dirinya. Dia tahu sesungguhnya sasaran kebenciannya terpusat pada orang asing itu. Orang asing itulah yang harus dia bunuh. Maka Chantal memutuskan tetap merahasiakan pertemuannya dengan orang asing itu kepada semua penduduk Viscos (Coelho, 2009:78).

(41)

Chantal menerima pesan dari orang asing yang ditulis dalam secarik kertas. Orang asing itu meminta Chantal bertemu empat mata. Dari isi pesan itu Chantal menangkap ada ancaman dari orang asing itu. Chantal senang diancam, baginya ini adalah kesempatan untuk lebih mengenal orang asing itu sehingga Chantal tahu cara mengalahkannya (Coelho, 2009:80).

7. Hari kelima(Jumat): pertemuan dan desakan orang asing

Chantal memenuhi keinginan orang asing itu untuk bertemu empat mata di tempat pertemuan mereka pertama kalinya. Orang asing itu mendesak Chantal agar segera mengambil keputusan karena dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi (Coelho, 2009:97).

8. Malam kelima (Jumat malam): Chantal menceritakan prihal tawaran orang asing kepada penduduk Viscos

Setelah mengalami pergulatan selama empat malam, akhirnya Chantal tampil dihadapan penduduk Viscos dan menceritakan prihal tawaran orang asing itu. Chantal menceritakannya dengan yakin dan berani (Coelho, 2009:104).

9. Hari keenam (Sabtu pagi): tuduhan orang-orang terhadap Chantal, saling menuding dan keinginan Chantal untuk mencuri sebatang emas

(42)

orang-orang itulah yang gila dan sinting. Tuduhan penduduk Viscos membuat Chantal, cemas, takut dan ngeri (Coelho, 2009:124).

Chantal tidak bisa berpikir, berkata dan menanggapi apapun. Keinginan berbuat baik dan jahat berkecamuk dalam pikirannya. Dalam situasi sulit dan rumit itu Chantal menerima nasehat dari Berta. Sekalipun dalam situasi lemah dan tidak dapat berpikir Chantal masih bisa mendengar. Maka Berta menyarankan agar Chantal berjalan-jalan di hutan bertanya kepada alam dan mendengarkan apa yang dikatakan alam (Coelho, 2009:124).

Chantal dengan langkah pasti pergi ke hutan sambil membayangkan keuntungan dan risiko dari tindakannya kalau dia mencuri emas orang asing itu. Chantal menghampiri batu berbentuk Y dan menggali emas itu untuk ketiga kalinya. Chantal merasa sudah siap menghadapi risiko apa pun. Tetapi ketika dia menggenggam emas itu, dia panik dan dipenuhi perasaan benci. Chantal tahu dia tidak sanggup melakukan kejahatan (Coelho, 2009:171). Chantal tidak sanggup mencurinya.

10. Malam keenam (Sabtu malam): pertemuan penduduk Viscos a. Chantal mengetahui apa yang harus dia lakukan

(43)

b. Pertemuan penduduk Viscos khusus para pria

Hari Sabtu malam penduduk Viscos khusus para pria mengadakan pertemuan di tanah lapang untuk membicarakan beberapa hal berhubungan dengan tawaran orang asing:

a) Rencana atas emas tawaran orang asing

Kepala desa memberitahu dia akan menggunakan emas itu untuk memperbaiki kehidupan di Viscos. Tetapi mereka sepakat emas itu dibagi rata kepada semua penduduk. Maka semua penduduk juga harus terlibat dan bertanggung jawab (Coelho, 2009:209).

b) Memilih korban

Untuk mendapatkan sepuluh batang emas itu, kepala desa memilih dan menetapkan Berta yang akan dibunuh dan semua peserta rapat setuju (Coelho, 2009:210). Mereka yakin dengan mendapat emas itu mereka akan menjadi orang kaya dan hidup lebih baik dan menyenangkan.

c) Menyusun strategi untuk membunuh Berta

(44)

11.Hari ketujuh (Minggu pagi): Chantal diberitahu oleh pemilik hotel tentang hasil pertemuan penduduk

Pagi itu Chantal diberitahu oleh wanita pemilik hotel, bahwa penduduk memilih Berta menjadi korban. Mendengar itu Chantal merasa beruntung karena sebelumnya dia menyangka dirinyalah yang akan dibunuh. Meskipun Chantal senang dan merasa senang, tetapi dia juga merasa malu bertemu dengan Berta.

12.Malam ketujuh (Minggu malam): pengambilan keputusan terakhir atas penawaran orang asing

Minggu malam adalah batas terakhir bagi Chantal untuk mengambil keputusan atas tawaran orang asing itu. Berta yang dipilih menjadi korban, ditandu menuju tugu Celtic (Coelho, 2009:230). Di sana Berta akan ditembak mati. Kematian Berta akan menjadi jawaban tawaran orang asing itu.

a. Miss Prym-Chantal memastikan keaslian emas orang asing

Tubuh Berta yang tidak berdaya diletakkan di depan tugu Celtic dekat batu dengan tangan terikat. Para regu tembak sudah siap dengan senapan terarah ke tubuh Berta. Mereka tinggal menunggu aba-aba dari kepala desa untuk membidik tubuh Berta. Tiba-tiba Chantal tampil di tengah-tengah regu penembak. Dia meminta agar dipastikan apakah emas itu benar ada (Coelho, 2009:234).

(45)

emas itu asli. Setiap batang emas ada stempel resmi, seri, tanggal cetak serta beratnya.

b. Perdebatan Miss Prym dengan kepala desa

Chantal masih ingin berbicara tetapi kepala desa menyelanya dan mendesak agar secepatnya menembak Berta. Tetapi Chantal membentak kepala desa dengan kata-kata kasar yang belum pernah dilontarkan oleh seorang penduduk Viscos pun. Chantal menegaskan orang asing itu hanya mau menjebak dan menyeret mereka ke dalam dosa. Usaha penduduk membunuh Berta demi emas, di satu sisi memang benar. Tetapi di sisi lain penduduk Viscos tidak akan pernah memperoleh emas itu (Coelho, 2009:237).

c. Chantal menceritakan legenda Midas

Selanjutnya Chantal menceritakan kisah raja Midas yang mati bergelimangan emas. Midas adalah seorang raja yang sangat kaya. Dewa selalu mengabulkan setiap permintaannya. Tetapi dia tidak pernah puas. Dia meminta kepada dewa kemampuan untuk mengubah segala sesuatu yang disentuhnya menjadi emas. Dewa pun mengabulkan permintaan raja Midas.

(46)

meskipun bergelimangan emas. Midas mati karena tidak puas dengan apa yang dimilikinya (Coelho, 2009:237-238).

d. Chantal menyampaikan alasannya menyampaikan cerita raja Midas

Mendengar cerita itu istri kepala desa segera meletakkan emas yang sedang digenggamnya, dan bertanya mengapa Chantal menceritakan kisah itu. Kisah itu diceritakan Chantal karena sebenarnya emas tidak berharga. Yang berharga adalah uang. Maka emas orang asing itu harus ditukarkan dengan uang. Tetapi penduduk tidak akan pernah bisa menukarkannya.

Ketika mereka menukarkannya seketika itu juga emas itu akan hilang dari genggaman mereka, karena kalau emas itu dilebur dan dibagi rata kepada semua penduduk, ketika mereka menjualnya ke kota, pihak berwenang pasti curiga, karena Viscos tidak mengandung emas, jadi sangat aneh kalau tiba-tiba masing-masing penduduk Viscos memiliki emas. Kalau mereka mengatakan menemukan harta karun peninggalan kuno, akan ketahuan bahwa emas itu masih baru dan Viscos tidak pernah digali, dan penduduk Viscos tidak pernah memiliki emas sebanyak ini.

(47)

Selesai memberi penjelasan, Chantal mempersilahkan para penembak untuk menembak Berta kalau mereka mau melakukannya. Chatal meyakinkan semua ini hanyalah jebakan orang asing. Maka Chantal tidak mau terlibat dan apabila Berta dibunuh, kepala desa harus bertanggung jawab (Coelho, 2009:238-241).

e. Keputusan masing-masing penembak

Mendengar penjelasan Cantal beberapa penembak meletakkan senjatanya. Meskipun kepala desa berusaha meyakinkan mereka, tetapi satu persatu pria itu meletakkan senjatanya dan pergi. Hanya tinggal senapan kepala desa dan pastor. Satu terarah kepada Miss Prym dan satu lagi kepada Berta. Tetapi si tukang kayu melucutinya (Coelho, 2009:242).

f. Percakapan Chantal dengan orang asing

Orang asing itu menjelaskan tawaran sebelas batang emas itu bukan semata-mata hanya memberi kesempatan kepada Chantal menjadi kaya, tetapi kesempatan untuk mengambil keputusan: “Seharusnya engkau bersyukur atas semua yang terjadi, karena dengan menunjukkan emas itu padamu, aku tidak hanya memberimu kesempatan menjadi kaya, melainkan juga memaksamu untuk bertindak, untuk berhenti mengeluhkan segala sesuatu, dan mengambil sikap” (Coelho, 2009:245).

(48)

pencobaan, manusia akan selalu gagal. Jika ditempatkan pada kondisi yang tepat, setiap manusia di muka bumi ini akan bersedia melakukan kejahatan.

Menjawab pertanyaan ini Chantal menceritakan kisah pertemuan seorang kudus St. Savin dan Ahab si penjahat. Ahab berusaha menantang St. Savin dengan pertanyaan-pertanyaan:

”’Jika malam ini pelacur tercantik desa ini datang kemari, apakah kau akan sanggup memandangnya dan menganggapnya tidak cantik dan tidak menggoda?”

”’Tidak, tapi aku akan bisa mengendalikan diriku,” sahut si orang

kudus.

’”Dan jika aku menawarimu setumpuk kepingan uang emas agar kau meninggalkan guamu di gunung dan bergabung dengan kami, sanggupkah kau memandang emas itu dan menganggapnya batu kerikil?’

”’Tidak, tapi aku akan bisa mengendalikan diriku’.

”’Dan jika kau dicari-cari oleh dua bersaudara, yang satu membencimu dan yang lain menganggapmu suci, sanggupkah kau memiliki perasaan yang sama terhadap keduanya?’

”’Itu benar-benar sulit, tapi aku akan bisa mengendalikan diriku sendiri dan memperlakukan mereka dengan sama”’ (Coelho, 2009:246).

St. Savin mampu mengambil keputusan memilih salah satu dari antara kemungkinan yang disodorkan kepadanya. Setiap orang mempunyai naluri baik dan jahat bertarung di hati mereka. Apakah manusia berbuat jahat atau baik, semuanya hanya masalah pengendalian diri dan pilihan (Coelho, 2009:247). Orang harus berani memilih, membuat keputusan dan bertanggung jawab. Keputusan dipertanggungjawabkan dengan alasan yang rasional.

5. Keadaan Chantal (Miss Prym)

(49)

a. Bimbang

Chantal, sejak awal pertemuannya dan mendapat tawaran dari orang asing itu tahu bahwa dia sedang dalam dilema. Tawaran itu merupakan kesempatan baik baginya untuk mewujudkan impiannya tetapi ia juga harus siap mengingkari komitmen yang selama ini dipegang teguh oleh penduduk Viscos. Chantal mempunyai keinginan untuk mendapatkan sebatang emas, tetapi dia bimbang karena tahu perbuatan mencuri bukanlah perbuatan baik. Chantal tahu dia hidup di desa yang penduduknya baik dan menghargai komitmen, orang-orang yang bangga dan dihormati di seluruh daerah (Coelho, 2009:39).

b. Kacau (takut dosa)

Chantal sudah tiga kali menggali emas di dekat batu berbentuk Y dan tahu impiannya akan terwujud, namun Chantal tidak pernah berani membawa emas itu kabur karena ia takut risiko, hukuman dan dosa. Ia telah melakukan dosa itu dalam jiwanya, namun tak sanggup mewujudkannya ke dunia nyata (Coelho, 2009:170-171).

(50)

c. Kecemasan batin

Batas untuk mengambil keputusan atas tawaran orang asing itu semakin mendekat dan Chantal mengalami kecemasan, kekacauan bahkan ia tidak bisa berpikir dan berusaha menghindari orang-orang yang memanggilnya. Chantal tidak ingin mengobrol, Dia sedang tidak bisa berpikir, menanggapi, atau mengatakan apa-apa (Coelho, 2009:125).

Chantal mengambil keputusan untuk tidak mencuri dan tidak seorang pun penduduk Viscos yang membunuh atau pun terbunuh. Pergulatan selama tujuh hari tidaklah sia-sia. Chantal mengambil keputusan bebas dan bertanggung jawab. Banyak orang dan hal yang berperan dalam pengambilan keputusan Chantal maupun keputusan penduduk Viscos: kisah-kisah bijak masa lalu, nasehat orang tua, kepekaannya membaca situasi, keberanian, keterbukaan, ajaran agama dan lain sebagainya. Chantal selalu mempertimbangkan baik buruk dari setiap pilihan dan keputusan yang ingin diambilnya. Dia mendengarkan suara hatinya.

Setelah mendalami pergulatan Chantal dalam pengambilan keputusan, pada bagian berikut ini akan dipaparkan landasan teori mengenai keputusan.

B. Keputusan

(51)

Setiap orang mempunyai waktu untuk mempertimbangkan keputusan apa yang akan dia ambil. Entah waktunya lama atau atau singkat. Selama jangka waktu tersebut biasanya orang mengalami pergulatan yang tidak mudah. Apalagi tersedia berbagai pilihan yang bisa saja dia ambil dan tampaknya semua menguntungkan dan menggiurkan. Tetapi justru dalam situasi inilah orang dituntut berani mengambil keputusan. Memilih salah satu dari beberapa tawaran yang tersedia dan meninggalkan yang lain.

Mengambil keputusan memang tidak mudah. Sehingga orang sering ragu-ragu, takut, cemas dan bahkan tidak mau mengambil keputusan. Tetapi keputusan pada waktunnya harus diambil. Keputusan tidak selamanya bisa ditunda-tunda. Lalu apa yang harus kita lakukan? Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai keputusan yang meliputi: arti keputusan, pengambilan keputusan, bentuk-bentuk keputusan dan cara mengambil keputusan.

1. Arti Keputusan

(52)

Manusia dengan kebebasannya memilih untuk tidak taat kepada Tuhan dengan melanggar perintah Tuhan, bahkan manusia ingin menjadi Tuhan. Hal ini menunjukkan kecenderungan manusia yang mau menolak eksistensinya sebagai ciptaan (Indra Sanjaya, 2003:93). Manusia memutuskan menerima tawaran yang disodorkan karena merasakan prospek akan memperoleh sesuatu yang menguntungkan dan menyenangkan.

Keputusan manusia untuk tidak menaati perintah Tuhan telah merusak relasinya dengan berbagai pihak: sehingga manusia sendiri merasa tidak aman dengan dirinya sendiri, dengan sesamanya, dengan alam dan dengan Tuhan sendiri. Manusia meskipun diberi kuasa oleh Allah atas dunia ini, manusia tetap memiliki keterbatasan. Oleh sebab itu:

Manusia seharusnya selalu mendengarkan Allah, terus bertanya kepada Allah mana hal baik yang harus dilakukan dan mana hal buruk yang harus dihindari. Namun, sering kali manusia melepaskan tangan Allah dan mengikuti keinginan sendiri, seolah-olah ia tahu mana yang baik dan mana yang jahat. Pada saat manusia mulai melepaskan tangan Allah dan merasa tidak lagi memerlukan Allah, maka manusia akan bertindak sebagai Allah, tidak lagi bertindak sesuai dengan Allah. Inilah awal kejatuhan manusia ke dalam dosa (Van Beurden, 2004:17)

(53)

2. Keputusan Bebas dan Keputusan tidak Bebas

Seseorang yang ingin mengambil keputusan bisa saja dipengaruhi banyak hal, sehingga dalam pengambilan keputusan ada orang yang kurang bebas. Paul Suparno (2009:13-14) menyebutkan ada keputusan bebas dan keputusan kurang bebas.“Keputusan bebas bila orang dengan sungguh-sungguh bebas memutuskan hal yang penting dalam hidupnya, tanpa banyak tekanan dari orang lain.

Keputusan kurang bebas, bila dipengaruhi oleh pihak luar, sehingga ada sebagian kebebasan yang hilang”.

Keputusan yang paling ideal adalah bila kita dapat memutuskan apa yang penting dalam hidup kita dengan kebebasan penuh, tanpa tekanan dari orang lain sehingga kita juga bertanggungjawab. Kadang orang tidak dapat memutuskan dengan bebas karena situasi batinnya tidak seimbang (Suparno, 2009:14).

3. Mengambil Keputusan

(54)

Pilihan adalah apa yang membuat seseorang menjadi orang, yang membuat orang menjadi seseorang. Pilihan-pilihan itu membentuk kepribadian, mendefinisikan watak, dan membentuk hidupnya. Aku adalah apa pilihan-pilihanku, dan dengan demikian aku hendak mengetahui apa pilihan itu, bagaimana aku membuatnya sejauh mana pilihan-pilihanku adalah pilihan-pilihanku bukan hanya jiplakan atau sikap patuh membudak yang lemah, tetapi memang pilihanku, yang merupakan tindak manusia, komitmen pribadi, pilihan bebas. Tidak pernahlah aku merasa aku adalah aku selain ketika aku berdiri tenang, mengamati medan, menimbang-nimbang pilihan-pilihanku, menatapkan wajah ke satu arah dan melangkah maju dengan langkah tegap-mantap serta hati gembira. Mengetahui apa mauku dan melaksanakannya adalah inti hidup dan kehidupan (Valles, 1998:17 ).

Mengambil keputusan yang tepat atas berbagai pilihan bukanlah hal yang sederhana. Kita sering dihadapkan pada perkara-perkara pemilihan dalam situasi hidup setiap hari dan kita dituntut membuat keputusan atas sekian pilihan yang ditawarkan kepada kita, “Aku mempunyai ribuan pilihan dalam hidupku sehari-hari, dan kadang kala keputusan-keputusan besar dalam hidup, di mana kedua pilihan benar dari segi hukum dan moral serta sama sahnya, namun aku harus memilih satu dan meninggalkan yang lain” (Valles, 1998:18).

Jika kita memutuskan memilih salah satu dari beberapa hal yang ditawarkan, berarti kita memulai sesuatu yang baru dari keputusan kita tersebut dengan segala tuntutan, tanggung jawab serta risiko yang disebabkan dari keputusan tersebut. Oleh sebab itu Valles (1998:193) mengingatkan kita: “Bidiklah sebelum menembak, pusatkan seluruh perhatianmu sebelum membuat keputusan”.

a. Dua saat dalam mengambil keputusan

(55)

diambil secara moral memadai (Magnis-Suseno, 1985:68). Sehubungan dengan hal tersebut, Franz Magnis-Suseno (1985:69-70) menjelaskan apabila mengambil keputusan dapat dibedakan antara dua saat yaitu: Saat sebelum keputusan itu harus kita ambil saat sewaktu keputusan akhirnya saya ambil.

1) Saat sebelum keputusan itu harus kita ambil

Franz Magnis-Suseno (1985:69) menjelaskan seorang yang akan mengambil keputusan selalu memiliki waktu sebelum keputusan harus diambil, entah waktunya sedikit atau banyak. Waktu tersebutlah yang harus dipergunakan sebaik mungkin untuk menjamin sedapat-dapatnya agar keputusan yang akan diambil betul-betul setepat dan sebaik mungkin. Dalam persiapan pengambilan keputusan itulah rasionalitas kesadaran moral harus dimainkan peranannya.

Selama waktu persiapan pengambilan keputusan tersebut hal yang sangat dibutuhkan adalah sikap terbuka. Kita bersedia membiarkan pendapat kita dipersoalkan. Meskipun sudah ada kecondongan dalam hati kita ke salah satu arah, kita tidak boleh puas dengan pendapat atau kecondongan tersebut. Kita secara kritis dan terbuka harus mencari, apa yang paling baik untuk diputuskan.

(56)

keputusan yang berlaku untuk jangka waktu yang lama atau bahkan seumur hidup. Langkah-langkah yang dimaksud adalah:

a) Memeriksa segala sesuatu yang berhubungan dengan fakta dan keadaan. sedapat mungkin semua data dihimpun dan diperjelas dengan menerapkan sistem 5W + 1H. Apa masalah pokok yang sedang dihadapi (what); siapa yang sedang menghadapi masalah itu (who); kapan masalah itu terjadi

(where); mengapa masalah itu terjadi (why); dan bagaimanakah seharusna

masalah itu dihadapi dan dipecahkan? (how).

b) Mempelajari kemungkinan-kemungkinan dan akibat-akibat dari keputusan itu. c) Menjadikan Kitab Suci dan Ajaran Gereja dalam panduan dalam pengambilan

keputusan. Kalau dirasa perlu, bisa diminta pendapat pembimbing rohani dan pakar teologi.

d) Setelah semua data dikumpulkan, berusaha dengan jeli melihat apa yang seharusnya dilakukan yaitu kewajiban saya, dalam keadaan konkret ini.

Perlu dipertimbangkan tujuan kita mengambil keputusan, bagaimana kita menjalankan dan mempertanggungjawabkannya, serta perlu disadari apakah sesuai dengan kehendak Allah.

2) Saat mengambil keputusan

Saat sebelum keputusan diambil adalah saat tuntutan rasionalitas suara hati, maka saat keputusan diambil saat berada di bawah tuntutan kemutlakan suara hati. Franz Magnis-Suseno menegaskan keputusan harus diambil menurut suara hati bukan menurut pendapat orang lain:

(57)

bersedia membiarkan suara hati kita dipersoalkan, tetapi pada saat

keputusan harus diambil, kita harus mengikuti suara hati kita. Kita selalu mengambil keputusan sesuai dengan keinsafan kita pada saat itu. Jadi tidak sesuai dengan pandangan orang lain, dengan suatu tuntutan ideologis, dengan suatu perasaan, melainkan sesuai dengan apa yang pada saat itu disadari sebagai kewajiban saya, entah sesuai atau tidak dengan pendapat orang lain (Magnis-Suseno, 1985:71).

b. Kebebasan untuk memutuskan

Seorang yang ingin mengambil keputusan mempunyai kesempatan untuk memilih keputusan mana yang akan dia ambil. Sekalipun dia mempunyai kebebasan memilih dan memutuskan, tetapi tetap tidak terlepas dari risiko dan tanggung jawab. Kebebasan untuk memutuskan sebaiknya tidak menjadikan seseorang mengambil keputusan sesuka hatinya, menurut kesenangan pribadinya dan demi kenikmatan semata.

Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia mengingatkan agar jemaat jangan mempergunakan kemerdekaan sebagai kesempatan untuk berbuat dosa: “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih” (Gal 5:13).

(58)

Santo Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Korintus mengingatkan sekalipun segala sesuatu halal tetapi tidak semua berguna: “…segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diri diperhamba oleh sesuatu apa pun” (1Kor 6:12). Orang yang mengambil keputusan, diharapkan agar keputusannya tidak membawanya kepada kemerosotan moral.

Valles (1998:17) menegaskan: ”Bagi biarawan-biarawati mencari pilihan yang benar memiliki matra yang baru yang jauh lebih dalam daripada pencarian kehendak Allah bagi diri pribadinya.” Setiap keputusan yang kita ambil perlu diketahui dan disadari apakah sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah. Setiap tindakan yang kita pilih seharusnya dapat menyenangkan hati Tuhan. Bagaimana kita dapat mengetahui apakah keputusan kita sesuai dengan kehendak Allah dan menyenangkan hati-Nya? Valles menjelaskan:

Agar dapat melakukan kehendak-Nya untuk diriku, aku harus mengetahui apa kehendak-Nya itu. Aku harus mengerti perintah-perintah dan keputusan-keputusan-Nya. Aku telah mendengarkan mendengarkan nabi-nabi-Nya serta imam-imam-Nya (dan bahkan para ahli hukum serta para ahli moral). Aku tahu apa yang Ia harapan dari diriku dalam hidup moralku, dan hanya nafsu serta kelengketan-kelengketanku yang kadang kala menjauhkan diriku sehingga aku tidak melakukan apa yang-aku tahu ini-merupakan kehendak-Nya untuk aku lakukan (Valles, 1998:18).

(59)

4. Mempertanggungjawabkan Keputusan

Orang dituntut hidup secara bertanggung jawab. Begitu juga perlu mengambil keputusan secara bertanggung jawab. Menurut H. Richard Niebuhr, ciri-ciri orang bertanggung jawab adalah: mampu mencetuskan suatu perbuatan, mampu membuat respons murni atas suatu situasi di mana mereka berada di dalamnya dan berani mempertanggungjawabkan perbuatan mereka (Smedes, 1990:132).

Menanggapi Richard tersebut, Smedes (1990:132-165) menguraikan tanda-tanda dari tingkah laku orang yang bertanggung jawab dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

a. Apakah aku cukup peka? b. Apa akibat dari keputusanku?

c. Apakah perbuatanku cocok dengan situasinya? d. Apakah keputusanku sejalan dengan peranku? e. Apakah aku sudah berimajinasi?

f. Apakah aku mau bertindak secara terbuka? g. Apakah aku mau menerima konsekuensi?

(60)

Setelah membahas tentang keputusan, pada bagian berikut ini akan dipaparkan mengenai suara hati. kemudian akan dilihat bagaimana keterkaitan antara pengambilan keputusan dan suara hati.

C. Suara Hati

Untuk lebih memperdalam suara hati ini, maka akan diuraikan beberapa pokok yaitu: arti suara hati, kemutlakan suara hati, fungsi suara hati, suara hati yang keliru dan pembinaan suara hati.

1. Arti Suara Hati

Dalam Katekismus Gereja Katolik halaman 472 artikel 6, suara hati di namakan "hati nurani" dan lebih tepat lagi keputusan hati nurani. Buku Iman Katolik halaman 13, menyebut suara hati; keputusan suara hati, yang kiranya sama dengan kata hati. Yang lain lagi berbicara tentang angan-angan hati atau hati sanubari. Dalam tulisan ini penulis membatasi pada nama: keputusan suara hati sebagai terjemahan Indonesia dari istilah Latin "Judicium Conscientiae" atau istilah Inggris "(Judgment of) Conscience".

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hati diartikan sebagai sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian-pengertian; apa yang terasa dalam batin (KBBI, 1991:344). Para teolog moral sering melontarkan suara hati (conscientia)

(61)

yang berkaitan dengan hati: mendengarkan, melihat, merasakan, membau, dan menyentuh dengan hati. Bagi Agustinus, Tuhan adalah hati, mata, suara, bau, dan makanan kita. Hati merupakan “gurun batin” di mana kita sendirian, dalam ketenangan, dengan Allah (Van Bavel, 2011:77-79).

Magnis Suseno merumuskan suara hati adalah:

Kesadaran dalam batin saya bahwa saya berkewajiban mutlak untuk selalu menghendaki apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab saya, bahwa dari kehendak itulah tergantung kebaikan saya sebagai manusia, dan bahwa hanya saya sendirilah dapat-dan berhak untuk-mengetahui apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab saya itu (Magnis-Suseno, 1985:54).

Suara hati adalah suatu keinsyafan batin yang mempengaruhi hati kita masing-masing serta menyatakan kepada kita entah suatu keinginan yang telah muncul itu baik atau tidak baik bagi manusia sebagai manusia (Van Paasen, 2002:1). Dalam buku Iman Katolik (KWI, 1996:13-14) dikatakan “Suara hati ialah kemampuan manusia untuk menyadari tugas moral dan untuk mengambil keputusan moral”. Suara hati bukanlah perintah langsung dari Tuhan, yang memberitahukan seseorang untuk melakukan apa yang harus dibuat sekarang ini.

(62)

tidak benar (Magnis-Suseno, 2006:177). Manusia sendiri harus membuat pertimbangan sebelum mengambil keputusan dalam hidupnya. Suara hati mengingatkan manusia serta menilai sarana dan tujuan manusia sesuai arah hidupnya. Suara hati menjadi pedoman dan penggerak bagi tindakan manusia.

Kita hidup tidak terlepas dari tuntutan-tuntutan lembaga-lembaga normatif, aturan-aturan, perintah, larangan dan kebiasaan dari berbagai pihak yang memang harus kita perhatikan, tetapi pada akhirnya kita sendirilah yang harus memutuskan apa yang menjadi kewajiban kita sesuai dengan suara hati kita.

Suara hati adalah pangkal otonomi manusia, pusat kemandiriannya, unsur yang tidak mengizinkan manusia menjadi pembeo atau kerbau yang mudah digiring menurut pendapat orang lain. Suara hati adalah piece de

resistence, unsur perlawanan yang akan mengganggu kerukunan dengan

fihak yang tidak benar. Suara hati membuat kita sadar bahwa kita selalu berhak untuk mengambil sikap sendiri, dan bahwa kewajiban untuk taat terhadap pelbagai otoritas dalam masyarakat selalu terbatas: suatu perintah melawan suara hati, dari mana pun datangnya, wajib kita tolak (Magnis-Suseno 1985:55).

Berhard Häring berpendapat “Suara hati adalah kekuatan yang dinamis yang hadir pada kehendak dan sekaligus pada akal budi dan bahkan berakar pada seluruh keberadaan manusia. Dinamika suara hati adalah reaksi dari seluruh personalitas manusia untuk menentukan suatu keputusan: baik atau jahat” (Mali, 2009:196).

2. Suara Hati Ragu-ragu

(63)

apa-apa adalah pemecahan masalah paling buruk. Tipe orang seperti itu adalah tipe orang yang akan terus ragu-ragu dan tidak akan pernah memutuskan sesuatu. Dalam situasi tersebut dibutuhkan keberanian dan kepribadian yang kuat. Kalau memang tidak dapat ditunda lagi kita hendaknya berani mengambil keputusan.

Kalau tetap tidak jelas mana yang lebih baik dan mana yang lebih merugikan, maka kita bebas memilih salah satu. Daripada mengelak dari tanggung jawab dan menyembunyikan diri di belakang keragu-raguan itu, kita, kalau sudah tiba waktu keputusan harus diambil, memutuskan salah satu. Sekaligus kita sepenuhnya menyadari kemungkinan bahwa keputusan kita kurang baik. (Magnis-Suseno, 1985:73).

Kesadaran bahwa ada kemungkinan keputusan kita kurang baik atau mungkin berakibat negatif. Maka kita juga harus siap menanggung risiko. Kita harus bertanggung jawab dan dengan terbuka menerima teguran dan siap sedia mengambil tidankan selanjutnya untuk memperbaiki keadaan yang negatif tersebut.

3. Kemutlakan Suara Hati

Ada kalanya orang mengambil keputusan bukan menurut suara hatinya, melainkan menurut keinginan dan kesenangan orang lain. Sekali pun dia tahu keputusannya bertentang

Gambar

Tabel 2: Gambaran Novis FSE .......................................................................
Tabel 1. Variabel Penelitian
Tabel 2. Gambaran Novis FSE  (N=22)
Tabel 3. Pembinaan yang Mendukung Novis dalam Pengambilan Keputusan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Insersi atau delesi nukleotida berkelipatan tiga tidak menyebabkan mutasi pergeseran kerangka, namun akan mengakibatkan hilang atau bertambahnya asam amino

memmdahl-an barang dan tempat yang satu ke tern pat yang lam. Pengeluaran Keputusan Pres1den Republtl- lndonesta nomor I R tahun ::woo mengatur tentang Pedoman Pengadaan

Berdasarkan uraian-uraian di muka dapat disimpulkan bahwa 1) pengukuran aspek afektif adalah menjadi sangat penting untuk menunjukkan kualitas kompetensi meyeluruh

[r]

1) Membuka pelajaran. 2) Memberi apersepsi dalam mengajar. 5) Bahasa yang digunakan dalam KBM. 6) Memotivasi dan mengaktifkan peserta didik. 7) Memberikan umpan balik terhadap siswa.

Pemeriksaan atau penilaian dilakukan pada berkas permohonan izin edar untuk produk impor diagnostik in vitro yang diajukan di Subdirektorat Penilaian Produk Diagnostik

Down syndrome, Trisomy 21 atau Mongolism, diperkenalkan oleh Dr. Langdon Down pada tahun 1865. 8 Sindrom ini merupakan sindrom yang umum diantara sindrom lain yang disebabkan

Meskipun menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja, jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2013 jumlah penduduk yang bekerja di Sektor Pertanian