• Tidak ada hasil yang ditemukan

AB II. KISAH MISS PRYM PADA BUKU PAULO COELHO THE

A. Buku Paulo Coelho The Devil and Miss Prym

4. Pergulatan Miss Prym dalam Pengambilan Keputusan

Tawaran orang asing itu membuat Chantal bingung cemas, takut, benci dan marah. Di satu pihak tawaran orang asing itu adalah kesempatan untuk mewujudkan impiannya, tetapi di pihak lain dengan menerima tawaran sebatang emas itu berarti Chantal harus menghianati nilai-baik dan komitmen bahwa semua penduduk Viscos baik. Mengambil keputusan menerima atau menolak tawaran orang asing itu bukanlah hal mudah baginya. Chantal mengalami berbagai pergulatan pelik selama satu minggu.

1. Malam pertama(Senin malam): Chantal gelisah dan menimbang-nimbang Sejak pertemuan dengan orang asing itu Chantal gelisah, tidak bisa tidur. Dia dan mengalami mimpi-mimpi buruk. Chantal berdoa agar Tuhan menolongnya tetapi Chantal merasa Tuhan begitu jauh. Dalam kegelisahannya Chantal teringat akan cerita almarhum neneknya yang mengatakan bahwa penduduk Viscos adalah orang-orang baik, menghargai komitmen dan dihormati di seluruh daerah dan bisa dipercayai. Maka Chantal menimbang-nimbang apakah akan memberitahu penduduk tentang tawaran orang asing itu (Coelho, 2009:41).

2. Malam kedua(Selasa malam): mengingat-ingat emas dan tawaran orang asing, Malam kedua, Chantal masih merahasiakan kepada penduduk Viscos, mengenai pertemuannya dengan orang asing itu. Malam itu Chantal sulit tidur. Dari jendela kamarnya dia memandang pegunungan tempat emas itu dikubur. Dia

mencoba berdoa, tetapi pikirannya hanya terpusat pada sebatang emas yang dia telah lihat dengan mata kepalanya sendiri (Coelho, 2009:45).

3. Hari ketiga(Rabu): gugup, merasa mendengar sesuatu, impian, panik

Pagi itu Chantal dengan jantung berdegup menyelinap masuk hutan. Chantal menggali tanah dekat batu berbentuk Y, mengambil emas itu dan menggenggamnya. Emas itu sangat menarik dan berharga bagi Chantal, sehingga dia khawatir kalau-kalau orang asing itu memutuskan pergi ke desa lain dan menyampaikan tawarannya kepada perempuan lain. Chantal takut kehilangan kesempatan untuk mewujudkan impiannya.

Chantal berniat mencuri emas itu dan pergi meninggalkan Viscos mewujudkan impiannya. Tetapi dia sangat takut dengan risiko dan konsekuensi buruk yang harus dihadapinya. Ketidak beraniannya mencuri emas itu membuatnya merasa lemah dan putus asa. Chantal pun kembali mengubur emas itu (Coelho, 2009:51).

4. Malam ketiga(Rabu malam): muncul perasaan malu, berhalusinasi, sakit Seperti biasa orang asing itu selalu hadir di bar dan bercerita bersama pengunjung bar. Malam itu dia mengatakan setiap orang bisa saja berbuat baik dan buruk, tergantung pada waktu dan situasi. Mendengar cerita orang asing itu Chantal merasa malu, dia tahu cerita itu ditujukan kepadanya. Malam itu Chantal tidak bisa tidur, dia demam dan sepanjang malam berhalusinasi (Coelho, 2009:58-59).

5. Hari keempat (Kamis): pergulatan batin, cemas, curiga, benci dan membuat keputusan.

Chantal mengalami pergulatan batin yang sangat pelik. Pergulatan antara impian, kekuasaan dan rasa takut. Chantal memutuskan mengungkapkan tawaran orang asing itu kepada semua penduduk Viscos. Chantal berharap setelah dia mengungkapkannya, penduduk akan menyerahkan orang asing kepada polisi dan Chantal bebas mengambil sebatang emas itu menjadi miliknya.

Meskipun telah membuat keputusan demikian Chantal tetap mencemaskan sebatang emas itu. Chantal tidak bisa memusatkan pikirannya. Chantal mencoba menemukan cara untuk mengungkapkan prihal tawaran orang asing kepada penduduk. Chantal membayangkan malam yang sungguh menegangkan ketika penduduk mendengarnya.

Sepanjang hari itu Chantal gelisah. Ketika bertemu dengan Berta, Chantal ingin menceritakan prihal emas itu namun ia curiga Berta mengetahui sesuatu, maka Chantal tidak mengatakan apa-apa (Coelho, 2009:68). Chantal kembali ke kamarnya, dia merasakan kebencian menyesaki dirinya. Dia tahu sesungguhnya sasaran kebenciannya terpusat pada orang asing itu. Orang asing itulah yang harus dia bunuh. Maka Chantal memutuskan tetap merahasiakan pertemuannya dengan orang asing itu kepada semua penduduk Viscos (Coelho, 2009:78).

6. Malam keempat(Kamis malam): Chantal menangkap ada ancaman dari orang asing

Chantal menerima pesan dari orang asing yang ditulis dalam secarik kertas. Orang asing itu meminta Chantal bertemu empat mata. Dari isi pesan itu Chantal menangkap ada ancaman dari orang asing itu. Chantal senang diancam, baginya ini adalah kesempatan untuk lebih mengenal orang asing itu sehingga Chantal tahu cara mengalahkannya (Coelho, 2009:80).

7. Hari kelima(Jumat): pertemuan dan desakan orang asing

Chantal memenuhi keinginan orang asing itu untuk bertemu empat mata di tempat pertemuan mereka pertama kalinya. Orang asing itu mendesak Chantal agar segera mengambil keputusan karena dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi (Coelho, 2009:97).

8. Malam kelima (Jumat malam): Chantal menceritakan prihal tawaran orang asing kepada penduduk Viscos

Setelah mengalami pergulatan selama empat malam, akhirnya Chantal tampil dihadapan penduduk Viscos dan menceritakan prihal tawaran orang asing itu. Chantal menceritakannya dengan yakin dan berani (Coelho, 2009:104).

9. Hari keenam (Sabtu pagi): tuduhan orang-orang terhadap Chantal, saling menuding dan keinginan Chantal untuk mencuri sebatang emas

Orang-orang yang telah mengetahui prihal pertemuan Chantal dengan orang asing itu, menuduh Chantal sebagai orang gila, sinting dan penghasut. Chantal tidak mau menerima tuduhan itu begitu saja, menurut Chantal

orang-orang itulah yang gila dan sinting. Tuduhan penduduk Viscos membuat Chantal, cemas, takut dan ngeri (Coelho, 2009:124).

Chantal tidak bisa berpikir, berkata dan menanggapi apapun. Keinginan berbuat baik dan jahat berkecamuk dalam pikirannya. Dalam situasi sulit dan rumit itu Chantal menerima nasehat dari Berta. Sekalipun dalam situasi lemah dan tidak dapat berpikir Chantal masih bisa mendengar. Maka Berta menyarankan agar Chantal berjalan-jalan di hutan bertanya kepada alam dan mendengarkan apa yang dikatakan alam (Coelho, 2009:124).

Chantal dengan langkah pasti pergi ke hutan sambil membayangkan keuntungan dan risiko dari tindakannya kalau dia mencuri emas orang asing itu. Chantal menghampiri batu berbentuk Y dan menggali emas itu untuk ketiga kalinya. Chantal merasa sudah siap menghadapi risiko apa pun. Tetapi ketika dia menggenggam emas itu, dia panik dan dipenuhi perasaan benci. Chantal tahu dia tidak sanggup melakukan kejahatan (Coelho, 2009:171). Chantal tidak sanggup mencurinya.

10. Malam keenam (Sabtu malam): pertemuan penduduk Viscos a. Chantal mengetahui apa yang harus dia lakukan

Pada hari Sabtu malam wanita pemilik hotel memberitahu akan diadakan pertemuan pada malam hari. Mendengar itu Chantal sebenarnya sudah tahu apa yang akan terjadi dan tahu apa yang harus dia lakukan kalau penduduk mengambil tindakan atas tawaran orang asing itu. Chantal mengatakan kepada pemilik hotel: “Kejahatan tidak pernah membawa Kebaikan” (Coelho, 2009:183).

b. Pertemuan penduduk Viscos khusus para pria

Hari Sabtu malam penduduk Viscos khusus para pria mengadakan pertemuan di tanah lapang untuk membicarakan beberapa hal berhubungan dengan tawaran orang asing:

a) Rencana atas emas tawaran orang asing

Kepala desa memberitahu dia akan menggunakan emas itu untuk memperbaiki kehidupan di Viscos. Tetapi mereka sepakat emas itu dibagi rata kepada semua penduduk. Maka semua penduduk juga harus terlibat dan bertanggung jawab (Coelho, 2009:209).

b) Memilih korban

Untuk mendapatkan sepuluh batang emas itu, kepala desa memilih dan menetapkan Berta yang akan dibunuh dan semua peserta rapat setuju (Coelho, 2009:210). Mereka yakin dengan mendapat emas itu mereka akan menjadi orang kaya dan hidup lebih baik dan menyenangkan.

c) Menyusun strategi untuk membunuh Berta

Dalam pertemuan itu diputuskan Berta akan dibunuh dengan cara ditembak oleh regu tembak. Semua penduduk pria akan membawa senapan dengan sebutir peluru di dalamnya dan dikumpulkan di sakristi. Beberapa dari senapan akan dikosongkan pelurunya oleh Pastor tanpa diketahui oleh siapa pun. Semua senapan akan ditembakkan serentak ke arah Berta sehingga tidak seorang pun tahu senapan siapa yang berisi peluru dan menembus tubuh Berta (Coelho, 2009:212). Mereka menetapkan lokasi pembunuhan di depan tugu Celtic.

11.Hari ketujuh (Minggu pagi): Chantal diberitahu oleh pemilik hotel tentang hasil pertemuan penduduk

Pagi itu Chantal diberitahu oleh wanita pemilik hotel, bahwa penduduk memilih Berta menjadi korban. Mendengar itu Chantal merasa beruntung karena sebelumnya dia menyangka dirinyalah yang akan dibunuh. Meskipun Chantal senang dan merasa senang, tetapi dia juga merasa malu bertemu dengan Berta.

12.Malam ketujuh (Minggu malam): pengambilan keputusan terakhir atas penawaran orang asing

Minggu malam adalah batas terakhir bagi Chantal untuk mengambil keputusan atas tawaran orang asing itu. Berta yang dipilih menjadi korban, ditandu menuju tugu Celtic (Coelho, 2009:230). Di sana Berta akan ditembak mati. Kematian Berta akan menjadi jawaban tawaran orang asing itu.

a. Miss Prym-Chantal memastikan keaslian emas orang asing

Tubuh Berta yang tidak berdaya diletakkan di depan tugu Celtic dekat batu dengan tangan terikat. Para regu tembak sudah siap dengan senapan terarah ke tubuh Berta. Mereka tinggal menunggu aba-aba dari kepala desa untuk membidik tubuh Berta. Tiba-tiba Chantal tampil di tengah-tengah regu penembak. Dia meminta agar dipastikan apakah emas itu benar ada (Coelho, 2009:234).

Miss Prym bersama sembilan wanita lain memeriksa setiap emas batang yang dikeluarkan dari ransel orang asing. Istri kepala desa memastikan semua

emas itu asli. Setiap batang emas ada stempel resmi, seri, tanggal cetak serta beratnya.

b. Perdebatan Miss Prym dengan kepala desa

Chantal masih ingin berbicara tetapi kepala desa menyelanya dan mendesak agar secepatnya menembak Berta. Tetapi Chantal membentak kepala desa dengan kata-kata kasar yang belum pernah dilontarkan oleh seorang penduduk Viscos pun. Chantal menegaskan orang asing itu hanya mau menjebak dan menyeret mereka ke dalam dosa. Usaha penduduk membunuh Berta demi emas, di satu sisi memang benar. Tetapi di sisi lain penduduk Viscos tidak akan pernah memperoleh emas itu (Coelho, 2009:237).

c. Chantal menceritakan legenda Midas

Selanjutnya Chantal menceritakan kisah raja Midas yang mati bergelimangan emas. Midas adalah seorang raja yang sangat kaya. Dewa selalu mengabulkan setiap permintaannya. Tetapi dia tidak pernah puas. Dia meminta kepada dewa kemampuan untuk mengubah segala sesuatu yang disentuhnya menjadi emas. Dewa pun mengabulkan permintaan raja Midas.

Hari pertama Midas mengubah istananya menjadi emas. Setelah siang dia lapar dan ingin makan, tetapi ketika dia menyentuh daging dan anggur semua berubah menjadi emas. Bahkan ketika dia menyentuh tangan istrinya, istrinya pun berubah menjadi patung emas. Akhirnya Midas mati kelaparan dan kehausan

meskipun bergelimangan emas. Midas mati karena tidak puas dengan apa yang dimilikinya (Coelho, 2009:237-238).

d. Chantal menyampaikan alasannya menyampaikan cerita raja Midas

Mendengar cerita itu istri kepala desa segera meletakkan emas yang sedang digenggamnya, dan bertanya mengapa Chantal menceritakan kisah itu. Kisah itu diceritakan Chantal karena sebenarnya emas tidak berharga. Yang berharga adalah uang. Maka emas orang asing itu harus ditukarkan dengan uang. Tetapi penduduk tidak akan pernah bisa menukarkannya.

Ketika mereka menukarkannya seketika itu juga emas itu akan hilang dari genggaman mereka, karena kalau emas itu dilebur dan dibagi rata kepada semua penduduk, ketika mereka menjualnya ke kota, pihak berwenang pasti curiga, karena Viscos tidak mengandung emas, jadi sangat aneh kalau tiba-tiba masing-masing penduduk Viscos memiliki emas. Kalau mereka mengatakan menemukan harta karun peninggalan kuno, akan ketahuan bahwa emas itu masih baru dan Viscos tidak pernah digali, dan penduduk Viscos tidak pernah memiliki emas sebanyak ini.

Pilihan kedua yang dapat dilakukan adalah emas itu dijual oleh kepala desa dengan apa adanya. Tetapi pastilah pihak bank akan meminta dokumen kepemilikan, dan kepala desa tidak memilikinya. Hal ini pasti menimbulkan kecurigaan. Maka persoalan ini akan sampai kepada pihak berwajib dan mereka akan mencari tahu dari mana sebenarnya asal emas itu. Emas itu memiliki nomor seri dan tanggal pembuatan sehingga emas itu mudah untuk diidentifikasi.

Selesai memberi penjelasan, Chantal mempersilahkan para penembak untuk menembak Berta kalau mereka mau melakukannya. Chatal meyakinkan semua ini hanyalah jebakan orang asing. Maka Chantal tidak mau terlibat dan apabila Berta dibunuh, kepala desa harus bertanggung jawab (Coelho, 2009:238-241).

e. Keputusan masing-masing penembak

Mendengar penjelasan Cantal beberapa penembak meletakkan senjatanya. Meskipun kepala desa berusaha meyakinkan mereka, tetapi satu persatu pria itu meletakkan senjatanya dan pergi. Hanya tinggal senapan kepala desa dan pastor. Satu terarah kepada Miss Prym dan satu lagi kepada Berta. Tetapi si tukang kayu melucutinya (Coelho, 2009:242).

f. Percakapan Chantal dengan orang asing

Orang asing itu menjelaskan tawaran sebelas batang emas itu bukan semata-mata hanya memberi kesempatan kepada Chantal menjadi kaya, tetapi kesempatan untuk mengambil keputusan: “Seharusnya engkau bersyukur atas semua yang terjadi, karena dengan menunjukkan emas itu padamu, aku tidak hanya memberimu kesempatan menjadi kaya, melainkan juga memaksamu untuk bertindak, untuk berhenti mengeluhkan segala sesuatu, dan mengambil sikap” (Coelho, 2009:245).

Orang asing menanyakan apakah Chantal bisa memberi jawaban atas pertanyaannya dulu tentang sifat manusia: bahwa jika dihadapkan pada

pencobaan, manusia akan selalu gagal. Jika ditempatkan pada kondisi yang tepat, setiap manusia di muka bumi ini akan bersedia melakukan kejahatan.

Menjawab pertanyaan ini Chantal menceritakan kisah pertemuan seorang kudus St. Savin dan Ahab si penjahat. Ahab berusaha menantang St. Savin dengan pertanyaan-pertanyaan:

”’Jika malam ini pelacur tercantik desa ini datang kemari, apakah kau akan sanggup memandangnya dan menganggapnya tidak cantik dan tidak menggoda?”

”’Tidak, tapi aku akan bisa mengendalikan diriku,” sahut si orang

kudus.

’”Dan jika aku menawarimu setumpuk kepingan uang emas agar kau meninggalkan guamu di gunung dan bergabung dengan kami, sanggupkah kau memandang emas itu dan menganggapnya batu kerikil?’

”’Tidak, tapi aku akan bisa mengendalikan diriku’.

”’Dan jika kau dicari-cari oleh dua bersaudara, yang satu membencimu dan yang lain menganggapmu suci, sanggupkah kau memiliki perasaan yang sama terhadap keduanya?’

”’Itu benar-benar sulit, tapi aku akan bisa mengendalikan diriku sendiri dan memperlakukan mereka dengan sama”’ (Coelho, 2009:246).

St. Savin mampu mengambil keputusan memilih salah satu dari antara kemungkinan yang disodorkan kepadanya. Setiap orang mempunyai naluri baik dan jahat bertarung di hati mereka. Apakah manusia berbuat jahat atau baik, semuanya hanya masalah pengendalian diri dan pilihan (Coelho, 2009:247). Orang harus berani memilih, membuat keputusan dan bertanggung jawab. Keputusan dipertanggungjawabkan dengan alasan yang rasional.