i
TUGAS AKHIR
PEMBERI PERINGATAN RISIKO KEAMANAN
RUMAH MENGGUNAKAN LAYANAN VIDEO CALL
PADA SISTEM GSM 3G
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma
Oleh :
ADHIMITRA SUBRAHMA
NIM : 075114020
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
FINAL PROJECT
HOME SECURITY RISK WARNING SYSTEM USING
VIDEO CALL SERVICE IN 3G GSM
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
To Obtain the Sarjana Teknik Degree
In Electrical Engineering Study Program
By :
ADHIMITRA SUBRAHMA
Student Number : 075114020
DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
Vi
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP
“Kemarin adalah sejarah, besok adalah misteri, lakukan yang terbaik disaat
ini”
Kupersembahkan karya tulis ini kepada:
Ayah, ibu dan saudara tercinta
Sahabat-sahabatku yang selalu memberi support
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Komunikasi bergerak Generasi ke 3 (Third Generation, 3G) menyediakan akses
berkecepatan tinggi dengan teknologi suara dan data[1]. Pada 3G, kecepatan minimum
untuk pengguna stasioner adalah 2 megabit per detik. Ketika dalam pengguna berada
dalam kendaraan yang bergerak, pengguna mendapatkan 348 kilobit per detik. Dalam
kondisi ideal, layanan 3G menyediakan kecepatan unduh 14,4 megabit per detik.
Kecepatan unggah sekitar 5,8 megabit per detik.
Kecepatan pada 3G yang cepat, memungkinkan pengguna untuk menggunakan
berbagai macam layanan. Layanan yang di sediakan pada 3G antara lain akses internet,
mobile TV dan video call.
Aplikasi video call dapat digunakan sebagai sarana komunikasi real time,
khususnya untuk dunia bisnis, kesehatan, dan pendidikan[2]. Aplikasi video call untuk
dunia bisnis, biasanya disebut video conference, yaitu semacam video call tetapi dalam
skala besar. Dalam dunia kesehatan, aplikasi ini diterapkan untuk penanganan medis dari
jarak jauh untuk komunikasi tatap muka dengan pasien. Untuk dunia pendidikan, aplikasi
video call ini digunakan untuk tatap muka dengan siswa, untuk berdiskusi, bereksperimen,
dan bereksplorasi, baik dalam maupun luar negeri tanpa adanya batasan waktu dan tempat.
Pada penelitian terdahulu sudah ada peneliti yang mengembangkan sistem
pemantauan keamanan rumah menggunakan aplikasi video call pada jaringan Global
System for Mobile Communications (GSM) 3G[3] . sistem yang dikembangkan bekerja
hanya satu arah saja yaitu dari sisi ponsel user yang bertindak sebagai pengendali dari
jarak jauh. Sistem ini akan bekerja apabila ponsel user melakukan pemanggilan video call
ke ponsel sistem. Ponsel sistem akan menerima panggilan tersebut secara otomatis karena
berada pada mode auto answer. Pada saat terjadi komunikasi antara ponsel user dengan
ponsel sistem proses pengiriman data dual tone multi frequency (DTMF) , juga terjadi.
Kemudian data DTMF tersebut diterima oleh DTMF decoder untuk diterjemahkan ke
dalam data biner. Selanjutnya data yang telah diterjemahkan tersebut dikirim ke
mikrokontroler. Mikrokontroler akan mengolah interupsi tersebut untuk menggerakkan
Berdasarkan hal – hal diatas, penulis ingin membuat sebuah sistem keamanan
rumah yang mampu untuk memberikan peringatan resiko keamanan rumah. Sistem yang
akan dibuat akan bekerja jika pintu pada rumah dibuka oleh orang yang tidak berhak. Jika
pintu rumah dibuka oleh orang yang tidak berhak, sistem akan melakukan pemanggilan
video call kepada telepon seluler (ponsel) user (pemilik rumah). Sistem yang akan dibuat
menggunakan sensor cahaya yang diletakkan pada pintu untuk mengetahui bahwa pintu
dalam keadaan tertutup atau telah dibuka. Sistem yang akan dibuat dapat dimatikan dari
jarak jauh dengan cara melakukan pemanggilan telepon dari ponsel user ke ponsel sistem.
1.2.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan suatu sistem pemberi peringatan resiko
keamanan rumah menggunakan aplikasi video call pada jaringan GSM 3G.
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai alat untuk memberi peringatan resiko
keamanan rumah kepada user (pemilik rumah)
1.3.
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Menggunakan ponsel 3G dengan layanan video call
b. Menggunakan C# Programming yang dipasang pada ponsel sistem.
c. Penempatan Ponsel sistem
1.4.
Metodologi Penelitian
Metodologi dalam penelitian ini adalah:
a. Pengumpulan bahan-bahan referensi berupa buku-buku dan jurnal-jurnal.
b. Perancangan subsistem hardware dan software.
Tahap ini bertujuan untuk merancang bentuk model yang optimal dari sistem yang
akan dibuat. Gambar 1.1 memperlihatkan diagram blok model yang dirancang.
c. Pembuatan subsistem hardware dan software.
Berdasarkan Gambar 1.1, sistem bekerja saat kondisi pintu terbuka, switch akan
berada pada kondisi off. Kondisi switch off menyebabkan ponsel tidak
mendapatkan sumber teganan. Pada kondisi ini program yang terpasang pada
Gambar 1.1. Blok model perancangan
d. Pengujian Alat.
Teknik pengujian alat dilakukan dengan cara membuat sensor cahaya pada kondisi
tidak mendapatkan cahaya, sehingga ponsel sistem melakukan pemanggilan videocall
ke ponsel user.
e. Pengambilan Data.
Teknik pengambilan data dilakukan dengan melihat tanggapan microcontroller untuk
memerintahkan ponsel sistem untuk melakukan pemanggilan videocall ke ponsel
user. Proses pengambilan data terjadi pada keluaran microcontroller port. Data yang
diambil berupa data biner oleh microcontroller. Pengujian kebenaran data dilakukan
dengan melihat tingkat keberhasilan ponsel sistem dalam melakukan pemanggilan
video call secara otomatis ke ponsel sistem.
f. Analisis dan Penyimpulan Hasil Percobaan.
Analisa data dilakukan dengan melihat kesesuaian antara data yang diperoleh saat
pengukuran dan teori. Jika terjadi perbedaan data saat pengujian, maka analisis
dilakukan dengan mengecek kesesuaian nilai-nilai komponen yang digunakan pada
perancangan dan penggunaan logika saat perancangan perangkat lunak. Untuk
mengkonfirmasi error yang terjadi, hasil perancangan dibuktikan dengan teori.
Pengambilan kesimpulan dapat dilakukan dengan merangkum hasil
pembahasan/analisis.
Switch
pada pintu
Ponsel sistem
Ponsel user
BAB II
DASAR TEORI
2.1
Teknologi 3G
Teknologi 3G atau Third Generation Technology adalah istilah untuk generasi dari
perkembangan teknologi dan standar telekomunikasi mobile yang didasarkan pada standar
yang dikeluarkan oleh lembaga International Telecommunication Union (ITU)[4].
Teknologi 3G memungkinkan kecepatan transmisi 144 Kbps, jika pengguna bergerak
dengan kecepatan 100 km/jam. Jika pengguna teknologi 3G bergerak pada kecepatan jalan
kaki, maka kecepatan transmisi datanya mencapai 384 kbps. Kecepatan transmisi data
tertinggi sebesar 2 Mbps (Mega bit per detik) dapat dicapai jika pengguna dalam keadaan
diam.
Kecepatan transmisi data pada teknologi 3G yang cepat, memungkinkan layanan
yang sebelumnya tidak dapat dilakukan, misalnya layanan video call[5]. Teknologi 3G
juga mendukung akses mobile TV untuk menonton tayangan televisi melalui telepon
seluler yang kita gunakan. Selain jenis layanan yang bertambah, teknologi 3G juga
meningkatkan kemampuan layanan akses internet sehingga memudahkan para pengguna
untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan dalam waktu yang singkat.
2.1.1
Video Call
Video call juga dikenal dengan nama videophone atau video conference, layanan ini
membuat dua orang dengan ponsel 3G yang dilengkapi dengan kamera, saling berbicara
sekaligus dapat melihat lawan bicaranya melalui video yang ditampilkan pada layar
ponsel[6].
Layanan video call membutuhkan jarigan 3G yang mendukung untuk melakukan
video calling (pemanggilan video). Ponsel yang melakukan pemanggilan video dan ponsel
yang dipanggil harus memiliki kemapuan untuk video calling.
2.2
Light Emiting Diode
LED adalah dioda berprategangan maju, dimana elektron bebas melintasi
sambungan dan jatuh ke dalam lubang (hole)[7]. Ketika elektron jatuh dari tingkat energi
dalam bentuk panas. Tetapi pada LED, energi dikeluarkan dalam bentuk sinar. Dengan
menggunakan elemen seperti gallium, arsenik, dan fosfor, pabrik dapat memproduksi LED
berwarna merah, hijau, kuning, biru, orange / jingga, dan inframerah / infrared (tak
terlihat). Gambar 2.1 menunjukkan simbol LED[7].
Gambar 2.1 Simbol LED
2.2.1
Tegangan dan Arus LED
LED mempunyai penurunan tegangan lazimnya dari 1,5 V sampai 2,5 V untuk arus
di antara 10 sampai 150 mA[7]. Penurunan tegangan yang tepat tergantung dari arus LED,
warna, kelonggaran, dan sebagainya. Kecermelangan LED tergantung dari arusnya.
Idealnya, cara terbaik untuk mengendalikan kecermelangan ialah dengan menjalankan
LED dengan sumber arus. Berikut rangkaian LED pada gambar 2.4.
Gambar 2.2 Rangkaian LED
= ( ) (2.1)
Dimana : VLED = Penurunan tegangan LED (Volt)
Vs = Tegangan sumber (volt)
Rs = Resistor yang tersusun seri dengan LED (Ohm)
I = Arus (Ampere)
Makin besar tegangan sumber, makin kecil pengaruh VLED. Dengan kata lain Vs yang besar
2.4
Pembagi tegangan
Gambar 2.5 Rangkaian pembagi tegangan[9]
Berdasarkan Hukum Ohm:
V = I.R
Dan selanjutnya dikatakan bahwa nilai resistansi, R, tidak tergantung terhadap I atau V.
Dengan demikian nilai resistansi, R, adalah bergantung terhadap nilai resistansi, R, yang
diberikan[9].
Jika dilihat dari rangkaian, nilai tegangan sumber, V, sudah ditetapkan. Dengan
demikian, variabel yang berubah adalah besar arus, I. Sehingga hukum Ohm dituliskan
menjadi:
I = V / R
Dan karena R1 dan R2 disusun secara seri, dan sistem di atas hanya terdiri atas satu loop.
Maka nilai R = R1 + R2. Sehingga:
I = V / (R1 + R2)
Dengan demikian, nilai VR1 dapat dipenuhi dengan persamaan:
VR1 = I.R1
2.7.1
Pin – pin pada Mikrokontroler ATmega8535
Gambar 2.9 Konfigurasi pin ATmega8535[13]
Mikrokontroler Atmega8535 memiliki konfigurasi pin sebagai berikut :
a. VCC (power supply).
b. GND (ground).
c. Port A (PA7..PA0).
Port A berfungsi sebagai input analog pada A/D Converter. Port A juga berfungsi
sebagai suatu Port I/O 8-bit dua arah.
d. Port B (PB7..PB0).
Port B adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up (yang
dipilih untuk beberapa bit).
Port C adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up (yang
dipilih untuk beberapa bit).
f. Port D (PD7..PD0).
Port D adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up (yang
dipilih untuk beberapa bit).
g. RESET (Reset input).
h. XTAL1 (Input Oscillator).
i. XTAL2 (Output Oscillator).
j. AVCC adalah pin penyedia tegangan untuk Port A dan ADC.
k. AREF adalah pin referensi analog untuk ADC.
2.8
Microsoft’s Visual Studio .Net
Versi terbaru dari Microsoft’s Visual Studio, disebut juga dengan Studio .Net dapat
digunakan untuk bahasa pemrograman C#, Visual Basic, Visual C++ dan .Net Framework.
Pemrograman yang dilakukan akan dijalankan menggunakan .Net framework oleh
Visual Studio .Net. Framework memungkinkan objek dengan bahasa pemrograman
berbeda untuk dioperasikan bersama – sama. Beberapa bahasa pemrograman lainnya
seperti java, .NET versi FORTRAN dan COBOL.
2.9
Visual Studio Environment
Development environment seperti Visual Studio disebut juga dengan integrated
development environment (IDE). IDE terdiri dari berbagai tools, form designer, editor,
debugger, object browser, object properties. Pada IDE versi lama setiap bahasa
pemrograman memiliki IDE sendiri. Sebagai contoh, untuk membuat projek Visual Basic
harus menggunakan IDE Visual Basic, untuk membuat projek C++ harus menggunakan
IDE C++. Pada Visual Studio .Net hanya dibutuhkan satu IDE untuk berbagai bahasa
2.9.1
IDE Start Page
Saat membuka Visual Studio IDE, tampilan awal yang dapat dilihat adalah start
page yang berisi beberapa projek yang dikerjakan. Tampilan start page ditunjukkan oleh
gambar 2.3
Gambar 2.10
Start page
2.9.2
IDE Main Window
Saat memulai sebuah projek baru, visual studio akan menampilkan
main window yang berisi beberapa window lain. Main window adalah
window utama untuk mengerjakan projek yang dikerjakan. Tampilan main
window ditunjukkan oleh gambar 2.4.
2.9.3
Toolbox
Toolbox
berisi
beberapa tool yang dapat digunakan pada form. Gambar
2.5 menunjukkan tampilan toolbox
Gambar 2.12 Toolbox
2.10
Pemrograman C#
C# adalah bahasa pemrograman baru yang diciptakan oleh Microsoft yang
dikembangkan dibawah kepemimpinan Anders Hejlsberg yang telah menciptakan berbagai
macam bahasa pemrograman termasuk Borland Turbo C++ dan orland Delphi. Bahasa C#
juga telah di standarisasi secara internasional oleh ECMA. Seperti halnya bahasa
pemrograman yang lain, C# bisa digunakan untuk membangun berbagai macam jenis
aplikasi, seperti aplikasi berbasis windows (desktop) dan aplikasi berbasis web serta
2.10.1
Cursor.Position
Untuk melakukan video call digunakan cursor.position. cursor.position dapat
memposisikan cursor pada koordinat yang di inginkan. Masukan cursor.position adalah
berupa interger titik x dan y. penulisannya adalah sebagai berikut : cursor.position (x, y);.
2.10.2
PowerBatteryState
Fungsi PowerBatteryState digunakan untuk mendapatkan status baterai ponsel,
berada pada kondisi charging atau not charging. PowerBatteryState merupakan bagian
dari Micorsoft.Windowsmobile.Status.Systemstate.
2.10.3
Pernyataan if
Pernyataan if dapat digunakan untuk pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi
yang dibutuhkan. Jika kondisi terpenuhi maka perintah dalam pernyataan if akan
dijalankan.
2.10.4
Perulangan (
Loop
)
Pada C# while dan do/while dapat digunakan sebagai perulangan. Ketika kondisi
while terpenuhi maka perintah dalam while akan terus dialkukan secara berulang.pada
while pengecekan kondisi while akan dilakukan terlebih dahulu, sedangkan pada do/while
perintah pada perulangan dilakukan terlebih dahulu, kemudian dilakukan pengecekan
kondisi while, apakah masih terpenuhi atau tidak.
2.11
Pemrograman Java
Java merupakan perangkat lunak produksi Sun Microsystem Inc.[14].Java
merupakan penrangkat lunak untuk pemrograman beberapa tujuan (multi purpose),
multiplatform (dapat berjalan di beberapa sistem operasi) dan mudah dipelajari. Aplikasi –
aplikasi yang dibuat dengan Java, meliputi web programming (pemrograman web), desktop
programming (pemrograman desktop) dan mobile programming (pemrograman
mobile/ponsel).
Perangkat lunak Java sintaknya (tulisannya) mirip dengan C, karena bahasa Java
dibuat memakai bahasa pemrograman C, tetapi bahasa Java menyempurnakan kekurangan
dikenal dengan Java2. Java2 dibagi menjadi 3 edisi, yaitu J2SE (Java 2 Standard Edition),
J2EE (Java 2 Enterprise Edition) dan J2ME (Java 2 Micro Edition).
J2SE merupakan edisi atau teknologi untuk pemrograman desktop atau aplikasi
layar (console). J2SE juga merupakan perangkat lunak dasar yang harus dipasang (install)
sebelum memakai J2EE dan J2ME.
J2EE merupakan edisi atau teknologi untuk pemrograman enterprise seperti
pemrograman database, beans dan lain sebagainya.
J2ME merupakan edisi atau teknologi untuk pemrograman mobile/ponsel dan
peralatan kecil (small device).
2.11.1
Java 2 Micro Edition
(J2ME)
Java2 Micro Edition (J2ME) adalah sekumpulan interface Java API (Application
Programming Interface) dengan JVM (Java Virtual Machine) yang didesain khusus untuk alat
[]. Kombinasi tersebut digunakan untuk membuat aplikasi yang dapat bekerja dalam suatu alat,
misalnya telepon seluler. J2ME terdiri dari tiga buah bagian utama yang terdiri dari konfigurasi,
profil, dan paket-paket opsional. Bagian utama tersebut ditunjukkan pada Gambar 2.9.
2.11.1.1
Konfigurasi
Konfigurasi merupakan bagian berisi JVM dan beberapa library class. Konfigurasi
terdiri dari dua jenis yaitu Connected Limited Device Configuration (CLDC) dan Connected
Device Configuration (CDC) [3]. CDC merupakan superset dari CLDC, sehingga semua kelas
yang didefinisikan di dalam CLDC terdapat pula dalam CDC. Konfigurasi CLDC dan CDC
ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.14 Lingkup Konfigurasi [3]
2.11.1.1.1
Connected Limited Device Configuration
Connected Limited Device Configuration (CLDC) adalah spesifikasi dasar yang
berupa library dan API yang diimplementasikan pada J2ME seperti yang digunakan pada
telepon selular, pager, dan PDA [3]. Perangkat tersebut dibatasi dengan keterbatasan memory,
sumber daya, dan kemampuan memproses. Spesifikasi CLDC pada J2ME terdiri dari paket,
kelas, dan sebagian fungsi Java Virtual Machine (JVM) yang dikurangi agar dapat
diimplementasikan dengan keterbatasan sumber daya pada alat-alat tersebut. Paket JVM yang
digunakan dalam CLDC disebut sebagai Kilobyte Virtual Machine (KVM).
KVM adalah paket JVM yang didesain untuk perangkat yang kecil. KVM mendukung
sebagian dari fitur JVM, seperti misalnya KVM tidak mendukung operasi floating-point dan
finalisasi obyek. KVM diimplementasikan dengan menggunakan C sehingga sangat mudah
2.11.1.1.2
Connected Device Configuration
Connected Device Configuration (CDC) terdiri dari virtual machine dan kumpulan
library dasar yang dipergunakan pada profil industri [3]. Implementasi dari CDC adalah source
code penghubung antar platform. Perbandingan spesifikasi dari CLDC dan CDC dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perbandingan Spesifikasi dari CLDC dan CDC [3]
CLDC CDC
Mengimplementasikan sebagian dari J2SEMengimplementasikan seluruh fitur J2SE
JVM yang digunakan adalah KVM JVM yang digunakan adalah CVM
Digunakan pada perangkat gengg
(handphone, PDA, pager) dengan mem
terbatas (160-512 KB)
Digunakan pada perangkat gengg
(internet TV, Nokia communicator, car T
dengan memori minimal 2MB
Prosesor : 16/32 bit Prosesor 32 bit
C-Virtual Machine (CVM) merupakan paket JVM optimal yang digunakan pada CDC.
CVM mempunyai seluruh fitur dari virtual machine yang didesain untuk perangkat yang
memerlukan fitur-fitur Java 2 virtual machine.
2.11.1.2
Profile
Profile merupakan bagian perluasan dari konfigurasi [3]. Selain sekumpulan kelas
yang terdapat pada konfigurasi, terdapat juga kelas spesifik yang didefinisikan lagi di dalam
profile. Dengan kata lain, profile menyediakan kelas yang tidak terdapat pada bagian
konfigurasi. Profile yang digunakan pada J2ME adalah Mobile Information Device Profile
(MIDP).
Mobile Information Device Profile (MIDP) adalah spesifikasi untuk sebuah profile
J2ME. MIDP memiliki lapisan di atas CLDC, API tambahan untuk daur hidup aplikasi,
antarmuka, jaringan, dan penyimpanan persisten. Pada saat ini, terdapat MIDP 1.0 dan MIDP
2.0. Fitur tambahan MIDP 2.0 dibanding MIDP 1.0 adalah API untuk multimedia. Pada MIDP
2.0 terdapat dukungan memainkan tone, tone sequence, dan file WAV walaupun tanpa adanya
Mobile Media Api (MMAPI).
MIDP User Interface API memiliki API level tinggi dan level rendah. API level
antara lain Alert, Form, List, dan Text Box yang merupakan ekstensi dari kelas abstrak screen.
Arsitektur antarmuka dari MIDP ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.15 MIDP User Interface [3]
2.11.1.3
Paket-paket Opsional
Paket-paket opsional merupakan paket-paket yang dibutuhkan oleh aplikasi, sehingga
pada saat proses deployment, paket-paket tersebut perlu didistribusikan juga sebagai bagian dari
aplikasi bersangkutan. Mobile Media API dan Wireless Messaging API merupakan contoh
paket-paket opsional [3].
2.11.1.4
Midlet
Midlet merupakan piranti utama yang ditulis untuk MIDP [3]. Aplikasi Midlet adalah
bagian dari kelas javax.microedition.Midlet.Midlet yang didefinisikan pada MIDP. Midlet
berupa sebuah kelas abstrak yang merupakan sub-class dari bentuk dasar aplikasi, sehingga
antarmuka antara aplikasi J2ME dan aplikasi manajemen pada perangkat dapat terbentuk.
Midlet terdiri dari tiga bagian utama yaitu startApp(), pauseApp(), dan destroyApp
(Boolean unconditional) [3]. Ketika Midlet dijalankan, seluruh variabel akan diinisialisasi
dengan kondisi pause dan dijalankan pauseApp(). Kondisi selanjutanya adalah fungsi startApp.
StartApp diimplementasikan sebagai protected dan dimaksudkan agar Midlet lain tidak dapat
memanggil metode tersebut. Pada saat Midlet benar-benar tidak bekerja, metode destroyApp()
akan dijalankan dan akan memanggil notifyDestroyed(). NotifyDestroyed() akan memberitahu
platform untuk menghentikan Midlet dan membersihkan semua sumber daya yang mengacu
Gambar2.16Daur hidup Midlet
2.11.1.5
Bekerja dengan Display
Display merupakan obyek yang mewakili pengelola layar pada telepon seluler. Pada
sebuah Midlet hanya terdapat satu obyek display. Obyek display menyediakan method untuk
menggambar dan menampilkan elemen antarmuka grafis pada layar. Obyek display juga
menyediakan method untuk mengetahui property layar mendukung layar berwarna atau tidak
pada telepon seluler.
Class Display menyediakan fungsi-fungsi untuk manajemen layer pada perangkat
telepon seluler dan menampilkan obyek screen. Akses ke layer dapat dilakukan dengan fungsi
static getdisplay() pada class Display :
Public static Display getDisplay(Midlet m)
Obyek screen yang ingin ditampilkan dapat ditentukan dengan fungsi setCurrent() setelah
mendapatkan obyek display.
Public void setCurrent(Displayable screen)
Beberapa method yang digunakan dalam class Display dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Type Method
Boolean flashBacklight( int duration)
melakukan request untuk efek flash backlight dari device.
Displayable getCurrent()
Mendapatkan obyek Displayable untuk Midlet yang aktif.
Static Display getDisplay(Midlet m)
mendapatkan obyek Display untuk Midlet.
Boolean isColor()
mendapatkan informasi mengenai color support untuk device
Void setCurrent(Alert alert, Displayable nextDisplayable)
melakukan request untuk membuat alert, dan setelah itu menampilkan
nextDisplayable.
Void setCurrent(Displayable nextDisplayable)
melakukan request obyek Displayable lain untuk ditampilkan pada layer
Boolean vibrate(int duration)
melakukan request untuk action pada device
2.11.1.6
Bekerja dengan Form
Form merupakan halaman untuk memasukkan data [4]. Form dapat terdiri dari
komponen-komponen yang biasa disebut dengan item. Kumpulan item yang terdapat pada form
akan tersimpan di dalam array, sehingga dapat diambil dengan menggunakan indeks. Beberapa
method yang terdapat pada class form ditunjukkan pada Tabel 2.3.
Type Method
Int Append(img img)
Menambahkan sebuah item image kedalam form
Int Append (str str)
Menambahkan sebuah item string kedalam form
Void Delete (int itemNum)
Menghapus item yang ditunjuk oleh itemnum
Void Deleteall()
Menghapus item yang ditunjuk oleh itemnum
Item get(int itemNum)
Mendapatkan item pada posisi yang telah ditentukan
Int getHeight()
mengembalikan nilai height item dalam pixel dari displayable area
Int getWidth()
Mengembalikan nilai width item dalam pixel dari displayable area
2.11.1.7
Kelas List
Kelas list merupakan kelas turunan dari kelas screen yang akan menampilkan daftar
item pilihan untuk melakukan scroll terhadap daftar item pilihan [4]. Scroll daftar item pilihan
tidak akan menimbulkan tanggapan aplikasi. Tanggapan aplikasi akan berjalan setelah
melakukan penekanan tombol select maupun menu command pada aplikasi yang sedang
digunakan.
Bentuk constructor dari kelas list adalah sebagai berikut :
List(String title, int listType, String [ ] choices, Image [ ] images)
Sebuah obyek List kosong yang hanya memiliki judul dan tipe dibuat dengan
menggunakan bentuk constructor di atas. Setiap item di dalam constructor tersebut dapat
melakukan jenis aksi dengan menggunakan method-method yang terdapat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Daftar Method dari Class List untuk Manipulasi Item [4]
Nama Method Kegunaan
append () Menambah item dan menempatkannya di posisi terakhir
insert () Menambah item dan menempatkannya di posisi sebelum po
itemktif (item yang sedang dipilih)
delete () Menghapus item yang sedang dipilih
deleteAll () Menghapus semua item yang terdapat di dalam obyek List
Bentuk constructor pada kelas List mempunyai dua buah parameter tambahan, yaitu
choices yang digunakan untuk melewatkan item-item yang akan diisikan dan images yang
berfungsi untuk menyimpan daftar gambar icon untuk item. Terdapat tiga tipe kelas List yang
ditunjukkan oleh Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Tipe List [4]
Tipe Keterangan
EXCLUSIVE List ni berupa radio button, yakni user hanya memilih satu pilihan
MULTIPLE List ini berupa list yang di dalamnya terdapat check box. Di sini, u
diizinkan untuk memilih beberapa (lebih dari satu) pilihan
IMPLICIT List ini berupa list standar yang umumnya banyak digunakan
2.12
Komunikasi Data Serial
Ada dua macam sistem transmisi dalam komunikasi data serial, yaitu sinkron dan
asinkron [15]. Pada komunikasi data serial sinkron, clock dikirim bersama-sama dengan data
serial. Pada komunikasi data serial asinkron, clock tidak dikirimkan bersama-sama dengan data
serial tetapi dibangkitkan secara sendiri-sendiri baik pada sisi pengirim (transmitter) maupun
pada sisi penerima (receiver). Komunikasi data serial asinkron ini dikerjakan oleh Universal
Asyncronous Receiver/ Transmitter (UART).
Pada UART, kecepatan pengiriman data (baudrate) dan fase clock pada sisi pengirim
oleh bit ’Start’ dan bit ’Stop’. Bentuk format pengiriman serial data asinkron diperlihatkan
dalam Tabel 2.1.
Faktor lain yang cukup penting dalam transfer (pengiriman) data serial asinkron adalah
kecepatan pengiriman. Besaran kecepatan pengiriman data serial adalah bit per second (bps)
dan biasa disebut baudrate atau character per second (cps). Baudrate yang biasa digunakan
adalah 110, 300, 1200, 4800, 9600, dan 19200.
Tabel 2.6 Format Pengiriman Data SerialAsinkron [15].
Bit Start D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 Bit Parity Bit Stop
2.12.1 IC MAX232 dan RS-232
IC MAX 232 merupakan IC Serial RS232 yang digunakan sebagai interface (antar
muka) dari Mikorkontroler Atmega8535 ke ponsel. Konfigurasi pin dari IC MAX232 dapat
dilihat pada Gambar 2.9.
Karakteristik dari RS-232 memiliki ketentuan level tegangan sebagai berikut [15] :
1. Level tegangan antara -3 Volt (-3V) hingga -25 Volt (-25V) untuk logika ‘1’ disebut ‘mark’
2. Level tegangan antara +3V hingga +25V untuk logika ‘0’ disebut ‘space’.
3. Level tegangan antara -3V hingga +3V adalah invalid level, yaitu level tegangan yang tidak
memiliki level logika pasti sehingga harus dihindari. Level tegangan lebih negatif dari -25V
atau lebih positif dari +25V juga harus dihindari karena tegangan tersebut dapat merusak
Gambar 2.17 Konfigurasi Pin IC MAX 232 [16]
2.12.2 Serial Port Personal Computer
Standar konektor komunikasi serial RS232 pada PC adalah konektor 9 pin (konektor
DB9) [16]. Gambar 2.10 memperlihatkan konfigurasi pin konektor DB 9.
Gambar 2.18 Konfigurasi Pin Konektor DB9 [16].
Keterangan fungsi dan deskripsi pin DB9 dapat dilihat pada Tabel 2.2. Piranti-piranti
yang menggunakan komunikasi serial adalah sebagai berikut :
2. DCE = Data Communication Equipment, yaitu eksternal hardware.
Tabel 2.7 Keterangan Pin Konektor DB9 (PC Serial Port) [16].
No. pin Nama pin Deskripsi Fungsi
1
DCD Data Carrier Detect
Saluran sinyal ini akan diaktifkan ketika DTE mendeteksi suatu carrier dari DCE.
2 RXD Received Data Sebagai penerimaan data serial.
3 TXD Transmit Data Sebagai pengiriman data serial.
3 TXD Transmit Data Sebagai pengiriman data serial.
4
DTR Data Terminal Ready Dengan saluran ini, DTE
memberitahukan kesiapan terminalnya.
5 GND Ground Saluran ground.
6
DSR Data Set Ready
Dengan saluran ini, DTE
memberitahukan bahwa siap melakukan komunikasi.
7
RST Request To Send Dengan saluran ini , DCE diminta
mengirim data oleh DTE.
8
CTS Clear To Send
Dengan saluran ini, DCE
memberitahukan bahwa DTE boleh mulai mengirim data.
9
RI Ring Indicator
Dengan saluran ini, DCE
memberitahukan ke DCE bahwa sebuah stasiun menghendaki suatu hubungan dengannya.
27
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan perancangan perangkat lunak dan keras sistem pemberi
peringatan resiko keamanan rumah menggunakan layanan video call. Pembahasan ini
meliputi:
a. Proses kerja sistem pemberi peringatan resiko keamanan rumah menggunakan layanan
video call pada sistem GSM 3G.
b. Perancangan perangkat keras (hardware).
c. Perancangan perangkat lunak (software).
3.1
Proses kerja sistem
Prinsip kerja dari sistem perangkat pemberi peringatan resiko keamamanan rumah
menggunakan aplikasi video call pada jaringan GSM 3G, ditunjukkan pada gambar 3.1
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Pemberi peringatan resiko keamanan rumah
menggunakan aplikasi Video Call.
Sistem ini bekerja satu arah saja. Sistem bekerja dimulai dengan pengecekan
kondisi pintu, kondisi pintu di cek menggunakan LED dan LDR. LED dipasang pada daun
pintu, LDR dipasang pada bingkai pintu. LED dan LDR dipasang saling berhadapan. Saat
kondisi pintu tertutup LDR akan menerima cahaya dari LED. Keluaran dari LDR akan
dimasukkan ke pengondisi sinyal. Keluaran dari pengondisi sinyal akan diteruskan ke
mikrokontroler ATmega8535.
Saat kondisi pintu terbuka LDR tidak mendapat cahaya dari LED, intensitas cahaya
yang diterima LDR akan menurun. Turunnya intensitas cahaya yang diterima LDR
menyebabkan nilai resistansi LDR naik. Saat resistansi LDR naik, tegangan keluaran dari
akan diterjemahkan oleh ATmega8535 sebagai kondisi saat pintu terbuka. Pada kondisi ini
ATmega akan memerintahkan ponsel sistem untuk melakukan pemanggilan video call ke
ponsel user.
Sistem yang akan dibuat dapat dimatikan dari jarak jauh, dengan cara melakukan
pemanggilan telepon dari telepon user ke telepon sistem. Speaker pada ponsel sistem akan
dihubungkan ke pengondisi sinyal lalu dari pengondisi sinyal akan diteruskan ke
ATmega8535. Saat pemanggilan dari telepon user ke telepon sistem dilakukan, akan
muncul tegangan pada speaker ponsel sistem, tegangan ini akan masuk ke pengondisi
sinyal, kemudian diteruskan ke ATmega8535 sebagai perintah untuk mematikan sistem
atau menyalakan kembali.
Nada dering pada ponsel sistem akan diatur agar pemanggilan telepon selain yang
dilakukan oleh ponsel user tidak ikut mematikan sistem.
3.2. Identifikasi
Kebutuhan
Perangkat
Sistem pemantauan keamanan rumah menggunakan aplikasi video call pada
jaringan GSM 3G terdiri dari beberapa perangkat utama (rangkaian) yaitu:
1. Ponsel sistem, ponsel yang akan melakukan pemanggilan video call
2. Ponsel user, ponsel yang akan di panggil oleh ponsel sistem
3. LED sebagai sumber cahaya yang akan diterima LDR
4. Sensor cahaya LDR yang akan menangkap cahaya dari LED
5. LM741 sebagai pengondisi sinyal
6. MAX232 sebagai pengubah level tegangan agar level tegangan ponsel dan
mikrokontroler sama.
7. ATMega8535 digunakan untuk pengolah data dan pengendali utama seluruh sistem.
3.3. Perancangan
Perangkat
Keras
(
hardware
)
3.3.1. Rangkaian untuk mengetahui posisi pintu
Untuk mengetahui posisi pintu akan digunakan LED dan LDR. LED akan dipasang
di daun pintu dan LDR akan di pasang di bingkai pintu. LED dan LDR akan dipasang
saling berhadapan. Saat kondisi pintu tertutup maka LDR akan mendapatkan cahaya dari
Arus maksimum LED adalah 150 mA dan VLED adalah 1,5 Volt. Dengan Vcc (catu
daya) 5 Volt, maka dapat dicari Rs maksimum dan Rs minimum dengan persamaan 2.2
sebagai berikut :
( )= − = 5 − 1,5 150 = 23 Ω
( )= − = 5 − 1,5 10 = 350 Ω
Resistor yang digunakan dalam perancangan adalah 150 Ω dikarenakan terdapat di
pasaran dan agar mendapat nilai arus yang masih termasuk dalam nilai optimum (10mA –
150mA), yaitu :
= − = 5 − 1,5100Ω = 35
Pada LDR, nilai resistansi LDR akan tinggi bila LDR tidak mendapatkan cahaya, sedangkan saat mendapatkan cahaya resistansi akan rendah. pada gambar 2.4 terlihat bahwa nilai resistansi LDR saat intensitas cahaya yang diterima sangat kecil, resistansinya mencapai 1MΩ.
Pada gambar 3.3, LDR akan digunakan sebagai Rf pada op-amp1. Nilai Ri yang akan digunakan adalah 1MΩ. resistor 1MΩdipilih sebagai nilai Ri karena 1MΩ adalah nilai resistansi
LDR maksimum. Sesuai dengan persamaan 2.2 saat kondisi resistansi LDR maksimum, nilai Rf
dan Ri akan sama.Berdasarkan persamaan 2.2 besarnya nilai Vo1 saat resistansi LDR maksimum
adalah :
1 = − ( )
1 = −10 Ω10 Ω(5) = −5
Agar nilai tegangannya 5V maka digunakan sebuah op-amp untuk membalik nilai tegangan -5V menjadi 5V. pada op-amp2 nilai Ri2 dan Rf2 dibuat sama. Nilai Ri2 dan Rf2 dibuat sama, untuk mendapatkan nilai Vo2 sebesar 5V, berikut perhitungannya :
2 = − 22(−5)
Pada gambar 2.x terlihat pada saat intensitas cahaya yang diterima LDR besar maka nilai resistansinya rendah. Saat nilai resistansi LDR rendah, nilai keluaran Vo2 akan rendah. Berikut ini perhitungan Vo2 saat resistansi LDR rendah.
2 = − 1
2 = − − 11 (5 ) = 1 (5 ) 1
Dari gambar 2.x, misalkan cahaya yang diterima LDR adalah 10 lux, nilai resistansi LDR adalah sekitar 20KΩ
2 = − −20 ∗ 1010 (5 ) = 0.1
Gambar 3.2 Rangkaian untuk mengetahui posisi pintu
3.3.2 Perancangan Minimum Sistem ATMega8535
Rangkaian sistem minimum berfungsi menjalankankan mikrokontroler
ATMega8535 yang telah diprogram untuk pengendalian sistem pemberi peringatan resiko
keamanan rumah menggunakan aplikasi video call. Mikrokontroler ATMega8535
mengolah data input yang berasal dari rangkaian untuk mengetahui kondisi pintu.
Mikrokontroler membutuhkan sistem minimum yang terdiri dari rangkaian eksternal, yaitu
resistor pullup, rangkaian osilator, dan rangkaian reset.
Mikrokontroler ATMega8535 sudah memiliki rangkaian osilator internal (On Chip
Osilator) yang dapat digunakan sebagai sumber clock bagi CPU[8]. Sebuah kristal dan dua
agar osilator internal dapat digunakan. Rangkaian osilator pada perancangan ini
menggunakan kristal 12 MHz dan dua buah kapasitor 22 pF seperti yang ditunjukkan oleh
Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Rangkaian Oscilator ATMega8535[8]
Fasilitas reset yang bertujuan untuk memaksa proses kerja pada mikrokontroler
diulang dari awal. Bila tombol reset ditekan, maka pin RESET akan mendapat input logika
rendah, sehingga mikrokontroler akan mengulang proses eksekusi program dari awal.
Gambar 3.4 menunjukkan rangkaian reset untuk ATMega8535.
Gambar 3.4 Rangkaian Reset ATMega8535[8]
Resistor dan kapasitor digunakan untuk memperoleh waktu pengosongan kapasitor.
Waktu pengosongan kapasitor minimum sesuai dengan datasheet yaitu sebesar 2uS[8].
Oleh karena itu, jika menggunakan kapasitor 10nF, maka nilai resistor minimum dapat
=
(3.1)=
= 200
Ω
Nilai resistor harus lebih besar dari 200 Ω untuk memperoleh waktu pengosongan
kapasitor lebih dari 2uS. Oleh karena itu, resistor yang digunakan sebesar 4700 Ω untuk
memperoleh waktu pengosongan kapasitor sebesar 47uS.
3.3.3 Rangkaian Komunikasi Serial
Komunikasi antara ponsel dengan Mikrokontroler dilakukan secara serial, dengan
level tegangan untuk RS232. Dikarenakan adanya perbedaan level tegangan antara mikro
dengan port kabel data serial ponsel yang telah compatible dengan standar RS232,
dibutuhkan sebuah pengubah level tegangan. IC max232 digunakan sebagai pengubah
level tegangan TTL pada mikro ke level tegangan RS232. Komunikasi dilakukan secara
asinkron dengan jumlah data 8 bit, noparity, dan menggunakan baud rate sebesar ±57600
bps.
3.4 Rangkaian
Keseluruhan
Sistem
3.5
Penempatan Kamera Sistem
Penempatan kamera sistem penting untuk diperhatikan. Kamera sistem sebaiknya
diletakkan pada tempat yang tinggi tidak mudah dijangkau oleh orang. Kamera sistem
diletakkan agak jauh dari pintu, mengingat bahwa setelah pintu dibuka ponsel sistem harus
melakukan pemanggilan video call terlebih dahulu, user membutuhkan waktu untuk
menjawab pemanggilan yang dilakukan oleh ponsel sistem. Kamera ponsel sistem
mengarah ke pintu. Berikut ini adalah gambar penempatan ponsel sistem diruangan.
3.6. Perancangan
Perangkat
Lunak
3.6.1. Perancangan program pada ATmega8535
Program pada ATmega8535 akan diawali dengan inisialisasi port. Selanjutnya
program akan melakukan proses pengecekan jumlah pemanggilan oleh user, jika
pemanggilan yang dilakukan bernilai ganjil maka sistem akan terus mengulangi proses
pengecekan jumlah pemanggialn oleh user. Saat jumlah pemanggilan bernilai genap maka
sistem akan melanjutkan proses yaitu melakukan pengecekan kondisi pintu, jika kondisi
pintu tertutup maka proses pengecekan jumlah pemanggilan oleh user akan dilakukan. Saat
kondisi pintu terbuka maka akan dilakukan proses memerintahkan ponsel sistem untuk
melakukan pemanggilan video call ke ponsel user. Diagram alir program pada
ATmega8535 ditunjukkan oleh gambar 3.8.
Gambar 3.8 Diagram alir program pada mikrokontroler ATmega8535 Tidak
Ya
Ya Pintu terbuka ? Cek kondisi pintu
Memerintahkan ponsel sistem melakukan pemanggilan video call
ke ponsel user Mulai
Selesai Inisialisasi port
Cek jumlah penggilan oleh user
Jumlah ganjil?
3.6.2 Perancangan program pada ponsel sistem
Pada ponsel sistem akan dipasang program java. Setelah program dijalankan
program akan langsung menampilkan tampilan awal, setelah selesai menampilkan tampilan
awal, program akan melakukan pengecekan, apakah ada perintah dari mikrokontroler
ATmega8535 untuk melakukan pemanggilan video call ke ponsel user. Jika tidak ada
perintah dari mikrokontroler maka program akan mengulangi proses pengecekan perintah
dari mikrokontoler. Jika ada perintah program akan melakukan proses pemanggilan video
call ke ponsel user. Diagram alir program pada ponsel sistem ditunjukkan oleh gambar 3.9.
tidak
Ada
Gambar 3.9 Diagram alir program pada ponsel sistem Apakah ada
perintah dari ATmega 8535? Cek apakah ada perintah dari mikrokontroler ATmega8535 untuk
melakukan pemanggilan video call
Melakukan pemanggilan video call ke ponsel user
Mulai
3.7 Alternatif perancangan I
3.7.1 Proses kerja sistem alternatif perancangan I
Prinsip kerja dari sistem perangkat pemberi peringatan resiko keamamanan rumah
menggunakan aplikasi video call pada jaringan GSM 3G, ditunjukkan pada gambar 3.x
Gambar 3.10 Diagram blok proses kerja sistem alternatif perancangan I.
Sistem ini bekerja satu arah saja. Sistem bekerja dimulai dengan pengecekan
kondisi pintu, kondisi pintu di cek menggunakan saklar. Pada saat kondisi pintu tertutup,
kondisi saklar akan ada pada kondisi menyala, sebaliknya saat kondisi pintu terbuka, saklar
akan berada pada kondisi mati. Saat kondisi saklar menyala, saklar akan mengalirkan
tegangan 5 volt. Tegangan ini akan dihubungkan ke ponsel, tegangan ini akan membuat
ponsel pada kondisi charging. Selanjutnya kondisi charging akan diproses oleh program
yang terpasang pada ponsel sistem. Saat ponsel pada kondisi charging, program yang
terpasang akan memerintahkan ponsel sistem untuk melakukan pemanggilan video call.
3.7.2 Perancangan untuk mengetahui kondisi pintu menggunakan saklar
Rangkaian untuk mengetahui kondisi pintu, akan menggunakan saklar. Saat kondisi
saklar menyala, saklar akan mengalirkan tegangan 5 volt. Gambar 3.11 menunjukkan
rangkaian untuk mengetahui kondisi pintu menggunakan saklar.
3.7.3 Perancangan perangkat lunak pada ponsel sistem
Pada ponsel sistem akan dipasang program C#. Setelah program dijalankan
program akan langsung menampilkan tampilan awal, setelah selesai menampilkan tampilan
awal, program akan melakukan pengecekan kondisi charging. Jika kondisi baterai ponsel
berada pada kondisi charging maka ponsel akan terus melakukan pengecekan kondisi
charging. Saat kondisi baterai ponsel not charging maka akan dilakukan pemanggilan
video call ke ponsel user.
Sistem dapat dimatikan dari jarak jauh oleh user, maka akan dilakukan pengecekan
apakah sistem dimatikan user atau tidak, jika sistem dimatikan oleh user maka
pemanggilan video call tidak akan dilakukan walaupun pintu terbuka.
Gambar 3.12 Diagram alir program pada ponsel sistem ya
ya Not Charging?
Periksa statu baterai ponsel apakah pada kondisi charging atau not charging
Melakukan pemanggilan video call ke ponsel user
Mulai
Selesai
Menampilkan tampilan awal
Periksa apakah user telah mematikan sistem atau tidak
Sistem tidak dimatikan?
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai hasil penelitian dari pemberi peringatan resiko
keamanan rumah menggunakan layanan video call pada sistem GSM 3G.
4.1. Penggunaan Bahasa Pemrograman C# Pada Ponsel Sistem
Pada perancangan ponsel sistem menggunakan bahasa pemrograman Java untuk
memungkinkan komunikasi antara ponsel dengan mikrokontroler. Pemrograman Javatidak
jadi digunakan dikarenakan bahasa pemrograman Java tidak menyediakan fungsi khusus
untuk melakukan video call.
Bahasa pemrograman C# digunakan pada ponsel sistem karena ponsel sistem yang
digunakan telah menggunakan sistem operasi windows mobile 6.1. bahasa pemrograman
C# adalah bahasa pemrograman yang diciptakan oleh Microsoft. Jadi dengan
menggunakan C# sebagai bahasa pemrogaman untuk membangung aplikasi pada ponsel
sistem akan lebih mudah dibandingkan menggunakan bahasa pemrograman Java.
Pada pemrograman C# terdapat fungsi untuk memeriksa kondisi baterai ponsel
apaka dalam keadaan mengisi atau tidak. Fungsi ini digunakan untuk memeriksa keluaran
dari rangkaian untuk mengetahui kondisi pintu. Saat rangkaian untuk mengetahui kondisi
pintu mengeluarkan tegangan 5V maka baterai ponsel sistem akan berada pada keadaan
mengisi. Pada keadaan ini ponsel akan melakukan pemanggilan video call.
4.2. Bentuk Fisik Sistem Pemberi peringatan resiko keamanan rumah
Perangkat pemberi peringatan resiko keamanan rumah menggunakan video call
pada sistem GSM 3G tersusun atas sistem minimum ATmega8535, ponsel, rangkaian
Gambar 4.1 Hasil Implementasi Pemberi Peringatan Resiko Keamanan Rumah
Menggunakan Video Call Pada Sistem GSM 3G
4.3. Hasil Data Pengujian dan Pembahasan
Sub bab ini akan membahas hasil pengujian dan pembahasan terhadap keluaran
nilai tegangan oleh rangkaian untuk mengetahui kondisi pintu saat sensor cahaya
mendapatkan cahaya dari LED dan nilai tegangan saat sensor cahaya tidak mendapatkan
cahaya dari LED.
4.3.1. Pengujian Rangkaian Untuk Mengetahui Kondisi Pintu
Tabel berikut ini menunjukkan data hasil pengujian rangkaian untuk mengetahui
kondisi pintu. Data diambil berupa tegangan keluaran dari rangkaian saat kondisi sensor
mendapatkan cahaya dan saat kondisi sensor tidak mendapatkan cahaya.
Tabel 4.1 Data hasil pengujian rangkaian untuk mengetahui kondisi pintu
Tegangan Keluaran
pengujian 1
Tegangan Keluaran
pengujian 2
Tegangan Keluaran
pengujian 3
Sensor mendapatkan
cahaya
1.24V 1.23 1.24
Sensor tidak
mendapatkan cahaya
4.4 Penggunaan
Saklar
untuk mengetahui kondisi pintu
Sensor cahaya menggunakan LDR sangat mudah terganggu oleh
cahaya lain dari luar. Cahaya lain dari luar akan sangat berpengaruh terhadap
besarnya resistansi LDR. Besarnya resistansi LDR akan mempengaruhi
besarnya tegangan yang akan dimasukkan pada ponsel. Saat kondisi pintu
terbuka, jika sensor terganggu oleh cahaya lain dari luar maka tegangan yang
akan dimasukkan ke ponsel nilainya akan berubah – ubah sesuai dengan
besarnya intensitas cahaya gangguan. Saat intensitas cahaya gangguan besar
maka pengecekan kondisi charging pada ponsel dapat terjadi kesalahan.
Untuk menghindari kesalahan pengecekan kondisi charging pada ponsel maka
digunakan saklar.
Saklar memiliki 2 keadaan, yaitu keadaan terhubung atau terputus. Saat
pintu terbuka maka saklar akan terputus sedangkan saat pintu tertutup maka
saklar akan tertutup. Saat keadaan saklar terhubung maka ponsel akan berada
pada kondisi
charging
. Sebaliknya saat saklar pada keadaan terputus maka
ponsel akan berada pada kondisi
not charging
.
4.5 Deteksi
kondisi
Charging
Deteksi kondisi charging dapat dilakukan pada ponsel sistem dengan menggunakan
bahasa pemrograman C#. Dibutuhkan pembuatan kelas baru yang diberi nama “stat” yang
termasuk pada Microsoft.WindowsMobile.Status.BatteryState. Stat akan dibandingkan
dengan Microsoft.WindowsMobile.Status.BatteryState.Charging, sebagai kondisi
pernyataan if. Saat stat dibandingkan dengan BatteryState.Charging bernilai sama, maka
kondisi if akan terpenuhi. Pada if akan diperintahkan untuk mengisi Label1 dengan
charging. Gambar 4.2 menunjukkan saat ponsel pada kondisi charging. Gambar 4.3
Gambar 4.2 Ponsel saat kondisi charging
4.6 Melakukan
Pemanggilan
video call
Setelah kondisi not charging berhasil dideteksi oleh program yang terpasang pada
ponsel sistem, selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan apakah sistem dimatikan oleh user
hal ini dilakukan dengan memeriksa pada call log apakah user melakukan missed call ke
ponsel sistem. Jika dilakukan maka sistem akan mati. Saat sistem tidak dimatikan maka
akan dilakukan pemanggilan video call dengan cara, membuat cursor pada posisi tombol
untuk melakukan pemanggilan video call. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
perintah Cursor.Position. Setelah cursor berada pada posisi untuk melakukan pemanggilan
video call, selanjutnya akan dilakukan pemanggilan event left click untuk menekan tombol
video call.
4.7 Menggunakan
Cursor.Position
Perintah Cursor.Position digunakan untuk menggerakkan cursor pada ponsel.
Perintah Cursor.Position yang digunakan untuk melakukan pemanggilan video call tidak
termasuk dalam Smart Device Project, hal ini ditunjukkan pada hasil saat program yang
dibuat dilakukan debug. Cursor.Position dapat digunakan pada Windows Project. Gambar
4.4 menunjukkan bahwa perintah Cursor.Position terdapat pada windows project, gambar
4.5 menunjukkan bahwa Cursor.Position tidak ada dalam Smart Device Project.
45
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pemberi peringatan resiko keamanan
rumah menggunakan layanan video call pada sistem GSM 3G. maka diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Program yang dipasang pada ponsel sistem belum mampu memerintahkan ponsel sistem
untuk melakukan pemanggilan video call.
2. Tegangan keluaran dari rangkaian untuk mengetahui kondisi pintu dapat digunakan
sebagai masukan untuk kondisi baterai ponsel
3. Perintah Cursor.Position yang akan digunakan tidak terdapat pada Smart Device Project.
5.2
Saran
Dicoba pada operating sistem windows mobile versi terbaru dan bahasa
46
DAFTAR PUSTAKA
[1] http://www.itu.int/osg/spu/ni/3G/technology/index.html, diakses pada tanggal 23 april 2012
[2] itoftiar.blogspot.com/2010/07/teknologi-video-call.html, diakses pada tanggal 23 april 2012
[3] Manggau, Yohanis. 2011. Tugas Akhir : Sistem Pemantauan Keamanan Rumah
Menggunakan Aplikasi Video Call pada Jaringan GSM 3G
[4] http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2007/07/anjars-teknologi-3g.pdf, diakses pada
tanggal 23 april 2012
[5] http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/TIK/Teknologi.3G/
semua.html, diakses pada tanggal 23 april 2012
[6] http://www.phonescoop.com/glossary/term.php?gid=431, diakses pada tanggal 23 april 2012
[7] http://www.howstuffworks.com/led.htm, diakses pada tanggal 23 april 2012
[8] http://www.kpsec.freeuk.com/components/led.htm, diakses pada tanggal 24 april 2012
[9] http://www.nubielab.com/elektronika/analog/sensor-cahaya-ldr-light-dependent-resistor,
diakses pada tanggal 24 april 2012
[10] RS data sheet, Light dependent resistor. 1997.
[11] http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/electronic/opamp.html, diakses pada tanggal 24
april 2012
[12] Horn, Delton (1994). Basic Electronics Theory (edisi ke-4). McGraw-Hill Professional.
hlm. 342-343.
[13] Data sheet LM741
[14] http://www.kelas-mikrokontrol.com/, diakses pada tanggal 27 april 2012
[15] http://www.atmel.com/Images/2502s.pdf, diakses pada tanggal 1 mei 2012
[16] Supardi, Yuniar. 2010. Semua Bisa Menjadi Programmer Java. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo.
[17] http://arifzakariya.blog.ugm.ac.id/2012/01/09/komunikasi-serial-mikrokontroler/, diakses
tanggal 1 mei 2012
[18] http://www.datasheetcatalog.org/datasheet/maxim/MAX220-MAX249.pdf, diakses tanggal 1
mei 2012
L1
LAMPIRAN
Listing Program C# Pada Ponsel
using System;
using System.Collections.Generic;
using System.ComponentModel;
using System.Data;
using System.Drawing;
using System.Text;
using System.Windows.Forms;
namespace SmartDeviceProject3
{
Microsoft.WindowsMobile.Status.BatteryState();
if (batt ==
Microsoft.WindowsMobile.Status.BatteryState.Charging)
{
label1.Text = "charging";
Microsoft.WindowsMobile.Telephony.Phone mitraPhone = new
Microsoft.WindowsMobile.Telephony.Phone();
Listing Program Pada ATmega8535
#include <avr/io.h> #include <stdbool.h>
int main(void) {
DDRA = 0xFF; DDRB = 0; PORTB = 0;
DDRD = 0xFF; PORTD = 0xFF;
while (true) {
PORTA = PINB;
}