• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

47

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah KPPN Kota Banjarmasin

Pada tahun 1974 KPPN Banjarmasin berdiri dengan nama Kantor Bendahara Negara (KBN). Pada tahun 1975 Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) mengalami reorganisasi, sehingga KBN Banjarmasin berubah menjadi dua unit kerja yaitu Kantor Kas Negara (KKN) dan Kantor Perbendaharaan Negara (KPN) masing-masing institusi tersebut berada di bawah Pembinaan Kanwil DJA Banjarmasin (Profil KPPN Banjarmasin, 2016:2).

Seiring dengan perkembangan dan penyederhanaan maka berdasarkan surat SK MenKeu RI No.645/KMK.01/1989 tanggal 12 Juni 1989 dan Surat Edaran DJA No.1077/A/1989 tanggal 14 September 1989 tentang organisasi dan tata kerja instansi vertikal DJA. Tahun 1990, KPN dan KKN digabung menjadi satu institusi dengan nama Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) Banjarmasin. KPKN merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan Republik Indonesia.

KPKN melaksanakan fungsi ordonateur dan comptabel dalam satu atap. Pada 01 Oktober 2004 berdasarkan SK MenKeu RI Nomor 32/KMK.01/2004, KPKN mengalami perubahan menjadi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Sejak 30 Juli 2007 KPPN Banjarmasin ditunjuk sebagai salah satu dari 18 KPPN Percontohan Tahap I di Indonesia berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-172/PB/2007 tanggal 26 Juli 2007 dan diresmikan oleh Menteri Keuangan pada 4 September 2007 (Profil KPPN Banjarmasin, 2016:2).

KPPN Banjarmasin beralamat di Jalan D.I. Panjaitan No.10 dan hanya berjarak sekitar 300 meter dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan (Profil KPPN Banjarmasin, 2016:4).

(2)

a. Visi KPPN Banjarmasin

Menjadi pelaksana fungsi bendahara umum negara di daerah yang profesional, transparan dan akuntabel untuk mewujudkan pelayanan prima. Visi tersebut sejalan dengan tugas Kantor Pelayanan Perbendaharaan Tipe A1 sebagaimana diatur dalam PMK Nomor 169/PMK.01/2012 tentang organisasi tata kerja direktorat jenderal perbendaharaan, yaitu melaksanakan tugas kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum negara, penyaluran pembiayaan atas beban anggaran serta penatausahaan penerimaan dan pengeluaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan.

b. Misi KPPN Banjarmasin

a) Menjamin kelancaran pencairan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) secara tepat sasaran, tepat waktu dan tepat jumlah.

b) Mengelola penerimaan negara secara professional dan akuntabel. c) Mewujudkan pelaporan pertanggungjawaban APBN yang akurat

dan tepat waktu.

Berdasarkan PMK Nomor 262/PMK.01/2016 tentang organisasi dan tata kerja instansi vertikal direktorat jenderal perbendaharaan, KPPN Banjarmasin mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:

a. Tugas KPPN

KPPN melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum negara, penyaluran pembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan.

b. Fungsi KPPN

Adapun fungsi KPPN sebagai berikut:

1) Pengujian terhadap surat perintah pembayaran berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(3)

atas nama Menteri Keuangan selaku BUN. 3) Penyaluran pembiayaan atas beban APBN.

4) Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran negara melalui dan dari kas negara.

5) Penyusunan laporan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara.

6) Pelaksanaan verifikasi transaksi keuangan dan akuntansi serta pertanggungjawaban bendahara.

7) Pembinaan dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

8) Pelaksanaan tugas kepatuhan internal. 9) Pelaksanaan manajemen mutu layanan.

10) Pelaksanaan manajemen hubungan pengguna layanan (customer

relationship management).

11) Pelaksanaan tugas dan penyusunan laporan pembina pengelola perbendaharaan (treasury management representative).

12) Pelaksanaan dukungan penyelenggaraan sertifikasi bendahara. 13) Pengelolaan rencana penarikan dana.

14) Pengelolaan rekening pemerintah.

15) Pelaksanaan fasilitasi kerja sama ekonomi dan keuangan daerah. 16) Pelaksanaan layanan bantuan (helpdesk) penerimaan negara. 17) Pelaksanaan sistem akuntabilitas dan kinerja.

18) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kredit program.

19) Pelaksanaan kehumasan dan layanan Keterbukaan Informasi Publik (KIP).

20) Pelaksanaan administrasi KPPN. 2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi KPPN Banjarmasin berbentuk vertikal, di mana untuk penyusunannya dimulai dari Kepala Kantor hingga Sub Bagian. Berikut struktur organisasi KPPN Banjarmasin:

(4)

50 Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPPN Banjarmasin

(5)

Berdasarkan pada gambar 4.1, tugas dan tanggung jawab masing - masing bagian pada KPPN Banjarmasin adalah sebagai berikut:

1. Sub Bagian Umum

Sub bagian umum mempunyai tugas melakukan pengelolaan organisasi, kinerja, Sumber Daya Manusia (SDM) dan keuangan, melakukan penatausahaan akun pengguna (user) Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) dan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI), melakukan penyusunan bahan masukan dan konsep rencana strategis, rencana kerja, Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (PK), Laporan Kinerja (LAKIN). KPPN melakukan urusan tata usaha, pengelolaan rumah tangga, melakukan penyusunan dan pelaporan beban kerja, implementasi budaya organisasi, serta melakukan urusan kehumasan dan layanan KIP (PMK Nomor 262, 2016:18).

2. Seksi Pencairan Dana

Seksi pencairan dana mempunyai tugas melakukan pengujian resume tagihan dan Surat Perintah Membayar (SPM), pengujian Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja (SP3B) Badan Layanan Umum (BLU), penerbitan surat tanggapan koreksi, melakukan pengelolaan data kontrak, data pemasok (supplier), belanja pegawai satker (satuan kerja), melakukan pengesahan hibah langsung dalam bentuk uang, serta melakukan monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran satker (PMK Nomor 262, 2016:18).

3. Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal (MSKI)

Seksi MSKI mempunyai tugas melakukan pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan perbendaharaan, supervisi teknis SPAN dan SAKTI, asistensi teknologi informasi dan komunikasi eksternal, melakukan penyelenggaraan fungsi manajemen hubungan pengguna layanan (customer relationship management), melakukan pelaksanaan tugas pembina pengelola perbendaharaan (treasury management

(6)

penarikan dana, melakukan pemantauan pengendalian intern, pengelolaan risiko, pengaduan, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, tindak lanjut hasil pemeriksaan, melakukan perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis, koordinasi penyelenggaraan manajemen mutu layanan, fasilitasi sertifikasi bendahara, fasilitasi Pemerintah Daerah dan kerjasama pihak dengan lainnya, monitoring penerimaan dana transfer, koordinasi pemberian keterangan. Saksi atau ahli keuangan negara, serta pelaksanaan program Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBK/WBBM) (PMK Nomor 262, 2016:18).

4. Seksi Bank

Seksi bank mempunyai tugas melakukan penyelesaian transaksi pencairan dana, penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), fungsi pengelolaan kas (cash management), penerbitan daftar tagihan, pengelolaan rekening pemerintah, penatausahaan penerimaan negara, penyelesaian retur, pengujian permintaan pengembalian penerimaan negara, konfirmasi dan koreksi data transaksi penerimaan, fungsi layanan bantuan (helpdesk) penerimaan negara, monitoring dan evaluasi bank/pos persepsi, pengelolaan dokumen sumber dari analisis data Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), pembinaan dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi PNBP, supervisi implementasi sistem pengelolaan kas (Cash Management System) pada rekening bendahara, serta monitoring dan evaluasi kredit program (PMK Nomor 262, 2016:18).

5. Seksi Verifikasi dan Akuntansi (VERA)

Seksi VERA mempunyai tugas untuk melakukan verifikasi dokumen pembayaran, rekonsiliasi data laporan keuangan, penyusunan laporan keuangan kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) tingkat Unit Akuntansi Kuasa Bendahara Umum Negara (UAKBUN)-Daerah, pelaporan realisasi dan analisis kinerja anggaran, pembinaan pertanggungjawaban bendahara, rekonsiliasi data rekening pemerintah,

(7)

penyusunan laporan saldo rekening pemerintah, pencatatan pengesahan hibah langsung dalam bentuk barang, serta penerbitan dokumen pengembalian penerimaan (PMK Nomor 262, 2016:18).

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Sistem informasi akuntansi pengeluaran kas negara untuk penyaluran dana desa di KPPN Banjarmasin menggunakan prinsip prosedur sistem dana kas kecil dengan sistem saldo berfluktuasi (fluctuating fund-balance system). Artinya dalam prinsip ini, ada permintaan pengeluaran kas dimana KPPN Banjarmasin meminta kas negara melalui kantor pusat. Kemudian kas negara tersebut dikeluarkan dan digunakan oleh pemda. Terakhir, adanya pertanggungjawaban pengeluaran dana dari pemda ke KPPN Banjarmasin. Pengeluaran kas untuk penyaluran dana desa di KPPN Banjarmasin 1. Deskripsi kegiatan

Pelayanan pengeluaran kas negara untuk penyaluran dana desa dilakukan dengan cara pemda menyerahkan peraturan daerah APBD dan peraturan bupati kemudian diproses oleh KPPN Banjarmasin dan dilakukan pencairan dana.

2. Fungsi yang terkait

Fungsi yang terkait dengan sistem informasi akuntansi pengeluaran kas negara untuk penyaluran dana desa yaitu:

a. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

PPK adalah Pejabat yang diberi kewenangan oleh PA BUN/ PPA BUN/ KPA BUN untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran Transfer ke Daerah (PMK Nomor 50, 2017:13). Di KPPN Banjarmasin yang diberi kewenangan menjabat sebagai PPK adalah Kepala Seksi Bank. Fungsi ini bertanggung jawab untuk memeriksa kelengkapan berkas serta membuat dan menandatangani Surat Permintaan Pembayaran (SPP). b. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

KPA adalah satuan kerja pada masing-masing PPA BUN baik di kantor pusat maupun kantor daerah atau satuan kerja di Kementerian

(8)

Negara/Lembaga yang memperoleh penugasan dari Menteri Keuangan untuk melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan anggaran yang berasal dari BA BUN (PMK Nomor 50, 2017:11). Di KPPN Banjarmasin yang diberi kewenangan menjabat sebagai KPA adalah Kepala Kantor KPPN Banjarmasin. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menetapkan PPK dan PPSPM serta KPA menyusun Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yaitu dokumen pelaksanaan anggaran yang digunakan sebagai acuan penggunaan anggaran dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN. KPA melakukan pengecekan kembali serta membuat keputusan apakah setuju atau tidak dalam melakukan pencairan, bila setuju maka akan diotorisasi.

c. Seksi Bank

Seksi bank bertanggung jawab untuk melakukan penyelesaian transaksi pencairan dana. Setelah berkas disetujui maka seksi bank membuat SPP dan mencetak SPP.

d. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) PPSPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA BUN / PPA BUN/ KPA BUN untuk melakukan pengujian atas permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran (PMK Nomor 50, 2017:13). Di KPPN Banjarmasin yang diberi kewenangan menjabat sebagai PPSPM adalah Kepala Seksi VERA. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menguji kebenaran SPP beserta dokumen pendukung dari PPK serta menolak dan mengembalikan SPP apabila SPP tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan. Apabila SPP memenuhi persyaratan PPSPM menerbitkan SPM. Setiap akhir bulan PPSPM harus menyampaikan dan membuat laporan keuangan bulanan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang kepada KPA.

e. Front Office Pencairan Dana

FO Pencairan dana bertanggung jawab untuk membuat SP2D. Dimana SPP dan SPM yang telah diterima dari PPSPM, selanjutnya FO

(9)

pencairan dana akan menerbitkan SP2D dengan catatan SPP dan SPM yang diterbitkan telah benar dan disertai dengan data dukung/lampiran sesuai peraturan yang ada.

f. Bendahara Umum Negara (BUN)

BUN adalah pejabat yang diberi tugas untuk melaksanakan fungsi bendahara umum negara (PMK Nomor 1, 2004:3).

Dalam pengelolaan perbendaharaan negara, Menteri Keuangan adalah BUN. Menteri Keuangan dalam melaksanakan tugasnya sebagai BUN selanjutnya menunjuk/mengangkat Kuasa BUN untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran dalam wilayah kerja tertentu yang telah ditetapkan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk memproses SP2D dan mengarsip laporan keuangan yang telah dibuat.

3. Informasi yang diperlukan

Informasi yang diperlukan manajemen dalam sistem informasi akuntansi pengeluaran kas untuk penyaluran dana desa yaitu:

a. Jumlah desa yang telah disalurkan dana desa b. Jumlah realisasi dana desa yang telah disalurkan c. Dokumen yang disiapkan sebagai persyaratan

d. Petugas yang bertanggung jawab atas pelayanan penyaluran dana desa e. Otorisasi fungsi bank, akuntansi dan kepala KPPN Banjarmasin

f. Tahapan dan proses dalam penyaluran dana desa 4. Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi pengeluaran kas untuk penyaluran dana desa adalah:

a. Peraturan Bupati

Dokumen ini digunakan sebagai salah satu persyaratan penyaluran dana desa yang disampaikan oleh pemda. Berikut lembar peraturan bupati seperti pada gambar 4.2.

(10)

Gambar 4.2 Peraturan Bupati Sumber: KPPN Banjarmasin

b. Permintaan Penyaluran Dana Desa

Dokumen ini digunakan sebagai salah satu persyaratan penyaluran dana desa yang disampaikan oleh pemda. Berikut surat permintaan penyaluran dana desa. Lihat gambar 4.3.

(11)

Gambar 4.3 Surat Permintaan Penyaluran Dana Desa Sumber: KPPN Banjarmasin

c. Nota Pertimbangan

Dokumen ini dibuat oleh PPK untuk diserahkan kepada KPA. Dokumen ini digunakan sebagai pertimbangan dari KPA untuk melakukan pencairan dana desa dan dokumen ini untuk menginformasikan dari PPK bahwa berkas yang diterima sudah lengkap. Berikut nota pertimbangan di gambar 4.4.

(12)

Gambar 4.4 Nota Pertimbangan Sumber: KPPN Banjarmasin

(13)

d. Routing Slip

Dokumen ini dibuat oleh PPK dan digunakan untuk tahapan-tahapan prosedur pekerjaan yang akan dilakukan. Berikut routing slip pada gambar 4.5.

(14)

Gambar 4.5 Routing Slip Sumber: KPPN Banjarmasin

e. SPM

Dokumen ini dibuat oleh PPSPM dan digunakan untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan. Berikut lembar SPM pada gambar 4.6.

(15)

Gambar 4.6 SPM Sumber: KPPN Banjarmasin

f. SPP

Dokumen ini dibuat oleh Seksi Bank dan digunakan untuk permintaan pembayaran tagihan kepada negara. Berikut lembar SPM pada gambar 4.7.

(16)

Gambar 4.7 SPP Sumber: KPPN Banjarmasin

g. Nota Dinas

Dokumen ini digunakan sebagai percepatan penyaluran dana desa. Berikut nota dinas seperti pada gambar 4.8.

(17)

Gambar 4.8 Nota Dinas Sumber: KPPN Banjarmasin

h. Surat Keputusan

Dokumen ini digunakan sebagai penetapan rincian dana desa sebagai dasar penerbitan SPP. Berikut surat keputusan pada gambar 4.9.

(18)

Gambar 4.9 Surat Keputusan Sumber: KPPN Banjarmasin

i. DIPA Dana Desa

Dokumen ini digunakan sebagai acuan penggunaan anggaran dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN. Desa yang disalurkan dana desa adalah Kabupaten Banjar dan Kabupaten Barito Kuala. Berikut DIPA Dana Desa. Berikut DIPA Dana Desa.

(19)

Gambar 4.10 DIPA Dana Desa Sumber: KPPN Banjarmasin

j. Kerta Kerja Penyaluran

Dokumen ini digunakan untuk mengetahui apakah desa tersebut layak salur atau belum layak salur. Berikut kertas kerja penyaluran.

(20)

Gambar 4.11 Kertas Kerja Penyaluran Sumber: KPPN Banjarmasin

5. Catatan akuntansi yang digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi pengeluaran kas negara untuk penyaluran dana desa adalah:

a. Aplikasi OM SPAN

PPK akan memantau dan memeriksa kelengkapan berkas melalui aplikasi OM SPAN kemudian PPK akan mencetak file peraturan daerah APBD dan peraturan bupati dimana file tersebut merupakan salah satu persyaratan dalam melakukan pengajuan dana desa. Berikut tampilannya pada gambar 4.12.

(21)

Gambar 4.12 Aplikasi OM SPAN Sumber: KPPN Banjarmasin

b. Aplikasi SAKTI

Apabila persyaratan telah disetujui oleh KPA maka selanjutnya SPP dibuat dan dicetak oleh seksi bank dengan menggunakan aplikasi sistem aplikasi keuangan tingkat instansi (SAKTI). Kemudian, SPP digabung bersama dengan peraturan daerah APBD, peraturan bupati, nota pertimbangan dan routing slip.

Selanjutnya, membuat SPM dan dicetak sebanyak 2 rangkap oleh PPSPM dengan menggunakan aplikasi SAKTI. Dokumen ini dilampiri oleh SPP yang kemudian diserahkan kepada FO pencairan dana.

c. Aplikasi SPAN

SP2D dibuat oleh FO pencairan dana dengan menggunakan aplikasi sistem perbendaharaan dan anggaran negara (SPAN). File ini kemudian di approve dan di posting untuk transfer dana ke rekening kas daerah.

(22)

6. Jaringan prosedur yang membentuk sistem

Jaringan prosedur yang membentuk sistem informasi akuntansi pengeluaran kas negara untuk penyaluran dana desa adalah:

a. Prosedur pengajuan dana desa

Dalam prosedur ini Pemda akan mengupload file dokumen persyaratan melalui aplikasi OM SPAN dan kemudian PPK akan melakukan pengecekan ulang apakah berkas tersebut sudah lengkap atau belum. Bila sudah lengkap PPK akan membuat routing slip dan nota pertimbangan. Kemudian, diserahkan kepada KPA untuk ditimbangkan apakah layak salur atau tidak. Apabila layak salur maka akan diotorisasi oleh KPA.

b. Prosedur pembentukan dana

Setelah diotorisasi oleh KPA, selanjutnya pada 5 hari sebelumnya fungsi seksi bank membuat RPD (Rencana Penarikan Dana) untuk menunjukan bahwa dalam 5 hari lagi dana akan disalurkan dan di

approved oleh PPK ke DJPB Jakarta. Setelah di konfirmasi oleh DJPB

Jakarta maka dana akan dikirimkan kepada KPPN Banjarmasin setelah itu fungsi seksi bank akan membuat SPP dan kemudian di cetak. c. Prosedur pengeluaran dana

Setelah SPP di approved oleh PPK maka PPSPM membuat SPM dan di approved kemudian di cetak lalu diserahkan kepada FO Pencairan Dana. FO Pencairan Dana akan membuat SP2D untuk perintah pencairan dana dari KPPN Banjarmasin ke Pemda. Setelah dibuat, SP2D akan di approved dan di posting ke aplikasi SPAN. Kemudian, BUN akan memproses SP2D serta menginput nomor SP2D dari aplikasi SPAN ke aplikasi SAKTI. Setelah itu, BUN akan menyalurkan dana ke Pemda.

d. Prosedur pengisian dana

Kumpulan bukti-bukti pengeluaran kas akan dikumpulkan dalam satu bundel. Pada setiap akhir bulan PPSPM akan membuat laporan

(23)

keuangan setelah itu di cetak dan diotorisasi oleh Kepala Seksi VERA dan di arsip serta diserahkan ke BUN.

7. Sistem pengendalian internal

Unsur pengendalian internal yang ada dalam sistem informasi akuntansi pengeluaran kas negara untuk dana desa, yaitu:

a. Organisasi

1) Fungsi penyimpanan kas KPPN adalah fungsi bank terpisah dari fungsi akuntansi

2) Fungsi pengeluaran kas dilaksanakan oleh fungsi bank, fungsi VERA dan fungsi pencairan dana. Dalam transaksi kas, fungsi bank adalah pemegang fungsi pengeluaran kas dan pembuat SPP. Dalam pencatatan keuangan, fungsi vera adalah fungsi akuntansi dan pembuat SPM. Dalam pengeluaran kas, fungsi pencairan dana adalah fungsi pengeluaran kas.

b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan

1) PPK mendapatkan otorisasi dari KPA KPPN Banjarmasin dengan menggunakan nota pertimbangan.

2) Dalam pembukaan dan penutupan rekening bank fungsi bank mendapatkan persetujuan dari KPA KPPN Banjarmasin.

3) Dalam pencatatan pengeluaran kas didasarkan atas bukti kas keluar dan telah mendapat otorisasi dari KPA KPPN Banjarmasin.

c. Praktik yang sehat

1) Saldo kas yang ada di KPPN Banjarmasin dilindungi oleh bendahara keuangan dengan disimpan di ruangan terpisah.

2) Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas dilakukan oleh sistem dengan ditandai approved.

3) Untuk menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi yang dicatat dalam rekening koran bank dilakukan oleh bendahara keuangan.

4) Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama satuan kerja penerima pembayaran atau dengan pemindahbukuan.

(24)

5) Setiap pengeluaran kas dalam jumlah kecil dilakukan melalui dana kas kecil, yang pencatatan akuntansinya diselenggarakan dengan

imprest system.

6) Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan.

7) Kas yang ada di KPPN Banjarmasin dan kas yang ada di perjalanan diasuransikan dari kerugian dan kehilangan.

8) Bendahara diasuransikan untuk menghindari kerugian akibat penyelewengan kas.

9) Bendahara dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada di tangan seperti lemari besi. 10) Semua nomor cek dipertanggungjawabkan oleh fungsi bank dan

memintakan otorisasi atas cek tersebut. 8. Bagan alir

Berikut adalah bagan alir dokumen sistem informasi akuntansi pengeluaran kas negara untuk penyaluran dana desa melalui KPPN Banjarmasin:

(25)
(26)

Lanjutan

Aplikasi SAKTI

(27)

Lanjutan

(28)

Lanjutan

Bagan 4.1 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas Negara untuk Penyaluran Dana Desa Melalui KPPN Kota Banjarmasin

Gambar

Gambar 4.2 Peraturan Bupati  Sumber: KPPN Banjarmasin
Gambar 4.3 Surat Permintaan Penyaluran Dana Desa  Sumber: KPPN Banjarmasin
Gambar 4.4 Nota Pertimbangan  Sumber: KPPN Banjarmasin
Gambar 4.5 Routing Slip  Sumber: KPPN Banjarmasin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keluarga adalah lingkungan pertama bagi proses pertumbuhan sikap sosial dan kemampuan hubungan sosial anak. Dalam keluarga berlangsung pengembangan sikap sosial awal yang

Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga

Grafik pada Gambar 5 menunjukkan hubungan antara nilai bilangan Dean kritis terhadap variasi rasio kelengkungan di mana dapat disimpulkan bahwa di bagian bawah kurva

Context of Economic Reform, a Paper on Gender Budgets Make Cents- Understanding Gender Responsive Budget, Gender Affairs Department,.. Commonwealth Secretariat,

Visi Rumah Sakit Umum Daerah Kelet adalah “Profesional Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Rujukan”. Untuk mewujudkan visi tersebut, dijabarkan dalam Misi dan

Berdasarkan masalah tersebut diatas dan setelah dianalisa dapat disimpulkan bahwa: Tingkat ekonomi orang tua SDN Bajeman 2 desa Tragah Bangkalan berada pada interprestasi

TUJUAN 3.  SISTEM PEMANTAUAN BERBASIS  MASYARAKAT BAGI PRT DAN PRTA DIPERKUAT  DAN DIREPLIKASI PADA KOMUNITAS BARU KEGIATAN • Training Communititas

Adapun kadar air produk-produk tepung lainnya seperti pada peneltian Irzam, (2014) kadar air tepung ubi kayu di daerah Malang berada pada rentang 7,60 % - 7,73 %,