• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

 Pada April 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku Utara sebesar 105,34 atau mengalami peningkatan 0,39 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Maret 2016) yang sebesar 104,94.

 Menurut subsektornya, Nilai Tukar Petani Pangan (NTPP) tercatat sebesar 109,62 (naik 0,94

persen); Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 109,55 (turun 1,36 persen); Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 99,98 (naik 1,22 persen); Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 109,57 (stabil); dan untuk Nilai Tukar Perikanan (Nelayan dan Pembudidaya Ikan/NTNP) sebesar 101,94 (naik 0,39 persen) dimana untuk Nilai Tukar Nelayan (NTN) sebesar 101,27 (naik 0,42 persen) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) sebesar 108,98 (naik 0,07 persen).

 Dari 10 Provinsi di Kawasan Timur Indonesia, NTP April 2016 terhadap Maret 2016 terjadi

peningkatan NTP di enam provinsi, sementara empat lainnya mengalami mengalami penurunan NTP. Papua Barat merupakan provinsi dengan peningkatan NTP terbesar di Kawasan Timur Indonesia yaitu sebesar 0,71 persen, sementara penurunan NTP terbesar terjadi di Sulawesi Selatan sebesar 1,29 persen.

 Secara nasional NTP mengalami penurunan dari Maret 2016 ke April 2016 yaitu dari 102,23

menjadi 101,22 atau turun 0,10 persen.

 Pada April 2016, Provinsi Maluku Utara mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,33 persen.

Inflasi perdesaan di Maluku Utara ini disebabkan oleh naiknya indeks pada hampir semua kelompok pengeluaran kecuali Kelompok Transportasi dan Komunikasi (-1,59 persen).

 Inflasi perdesaan Nasional pada bulan April 2016 sebesar -0,50 persen atau mengalami deflasi,

yang disebabkan oleh turunnya indeks pada Kelompok Bahan Makanan (-0,83 persen) dan Kelompok Transportasi dan Komunikasi (-2,28 persen).

 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku Utara April 2016 sebesar

113,09 atau naik 1,05 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya (Maret 2016) yang sebesar

No. 23/05/82/Th.XV, 02 Mei 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI MALUKU UTARA BULAN APRIL 2016 SEBESAR

105,34 ATAU NAIK 0,39 PERSEN

(2)

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di tujuh kabupaten se-Provinsi Maluku Utara pada April 2016, NTP Provinsi Maluku Utara naik 0,39 persen dibandingkan NTP Maret 2016, yaitu dari 104,94 menjadi 105,34. Peningkatan NTP pada April 2016 disebabkan karena indeks harga hasil produksi pertanian mengalami kenaikan sebesar 0,51 persen, jauh lebih besar dibandingkan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian yang hanya naik sebesar 0,13 persen.

Peningkatan NTP Provinsi Maluku Utara April 2016 disebabkan oleh naiknya NTP pada tiga subsektor yaitu NTP Subsektor Tanaman Pangan naik 0,94 persen, NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,22 persen, dan NTP Subsektor Perikanan naik sebesar 0,39 persen. Sementara itu NTP Subsektor Hortikultura mengalami penurunan sebesar 1,36 persen, dan NTP Subsektor Peternakan relatif stabil.

2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada April 2016, di Maluku Utara indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,51 persen jika dibandingkan dengan It pada Maret 2016, yaitu dari 124,86 naik menjadi 125,50.

3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada April 2016, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) di Provinsi Maluku Utara naik sebesar 0,13 persen bila dibanding Ib Maret 2016, yaitu dari 118,98 menjadi 119,14.

(3)

Tabel 1.

Nilai Tukar Petani Maluku Utara Per Subsektor, Maret – April 2016 (2012=100)

Subsektor Bulan Perubahan (%) Maret 2016 April 2016 (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan

a. Indeks yang Diterima (It) 130.38 131.91 1.17

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 120.05 120.33 0.23

c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 108.60 109.62 0.94

2. Hortikultura

a. Indeks yang Diterima (It) 132.68 131.23 -1.09

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 119.47 119.79 0.27

c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 111.06 109.55 -1.36

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks yang Diterima (It) 117.69 119.33 1.39

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 119.16 119.36 0.17

c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 98.77 99.98 1.22

4. Peternakan

a. Indeks yang Diterima (It) 127.03 126.79 -0.19

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 115.93 115.71 -0.19

c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 109.57 109.57 0.00

5. Perikanan

a. Indeks yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It) 121.25 121.47 0.18

b. Indeks yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib) 119.40 119.15 -0.21

c. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) 101.54 101.94 0.39

5.1 Perikanan Tangkap

a. Indeks yang Diterima Nelayan (It) 120.40 120.61 0.17

b. Indeks yang Dibayar Nelayan (Ib) 119.39 119.09 -0.25

c. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 100.84 101.27 0.42

5.2 Perikanan Budidaya

a. Indeks yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) 130.19 130.56 0.28

b. Indeks yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) 119.55 119.79 0.21

c. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 108.90 108.98 0.07

Gabungan/Maluku Utara

a. Indeks yang Diterima (It) 124.86 125.50 0.51

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 118.98 119.14 0.13

(4)

4. NTP Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)

Pada April 2016, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) mengalami peningkatan sebesar 0,94 persen dibandingkan dengan NTPP bulan Maret 2016. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 1,17 persen, lebih besar dibanding peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang hanya sebesar 0,23 persen.

Peningkatan indeks harga yang diterima petani (It) pada Subsektor Tanaman Pangan ini disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok palawija yaitu sebesar 1,80 persen (terutama ketela pohon/ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah). Peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,23 persen disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,31 persen, sedangkan indeks BPPBM turun 0,19 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada April 2016, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Holtikultura (NTPH) mengalami penurunan sebesar 1,36 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 1,09 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami peningkatan sebesar 0,27 persen.

Penurunan indeks harga yang diterima petani Subsektor Holtikultura disebabkan turunnya indeks harga kelompok sayur-sayuran sebesar 0,13 persen (terutama cabai rawit, terong dan ketimun), kelompok buah-buahan turun sebesar 1,55 persen (terutama duku, langsat, alpukat, dan rambutan), dan kelompok tanaman obat turun sebesar 1,52 persen (terutama jahe dan lengkuas).

Indeks harga yang dibayar petani Subsektor Holtikultura mengalami peningkatan 0,27 persen yang disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,38 persen, sedangkan indeks BPPBM turun sebesar 0,35 persen.

c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada April 2016, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) mengalami peningkatan sebesar 1,22 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,39 persen, jauh lebih besar dibandingkan peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang hanya sebesar 0,17 persen.

Peningkatan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,39 persen (terutama komoditi, cengkeh, biji pala, dan kakao). Sementara itu, indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,17 persen dikarenakan naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,33 persen, sementara indeks BPPBM mengalami penurunan 0,62 persen.

(5)

d. Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada April 2016, indeks harga yang diterima petani (It) dan indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Subsektor Peternakan sama-sama mengalami penurunan sebesar 0,19 persen, sehingga nilai NTP tidak mengalami perubahan.

Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya harga secara rata-rata pada kelompok kelompok ternak kecil sebesar 1,09 persen (terutama kambing), kelompok unggas turun sebesar 0,23 persen (terutama ayam ras pedaging), dan kelompok hasil ternak turun sebesar 1,10 persen (terutama komoditas telur ayan ras dan telur itik). Penurunan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh turunnya indeks BPPBM sebesar 0,63 persen, sedangkan indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) mengalami peningkatan sebesar 0,24 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTNP)

Pada April 2016, NTNP mengalami peningkatan sebesar 0,39 persen. Hal ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,18 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,21 persen.

Peningkatan It pada April 2016 disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima pada kelompok perikanan tangkap dan perikanan budidaya masing-masing sebesar 0,17 persen dan 0,28 persen. Sementara itu, penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) Subsektor Perikanan Maluku Utara pada April 2016 disebabkan oleh turunnya indeks BPPBM sebesar 1,42 persen, sedangkan indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) mengalami peningkatan sebesar 0,44 persen.

1) Kelompok Penangkapan Ikan (Nilai Tukar Nelayan/NTN)

Pada April 2016, NTN mengalami peningkatan sebesar 0,42 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,17 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,25 persen.

Peningkatan It disebabkan oleh naiknya harga secara rata-rata pada kelompok penangkapan laut (terutama komoditas ikan tongkol, ikan kembung dan ikan teri). Sedangkan penurunan yang terjadi pada Ib dikarenakan turunnya indeks BPPBM sebesar 1,42 persen, sedangkan indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) mengalami peningkatan sebesar 0,44 persen.

2) Kelompok Budidaya Ikan (Nilai Tukar Pembudidaya Ikan/NTPi)

Pada April 2016, NTPi naik sebesar 0,07 persen. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,28 persen, lebih besar dari pada peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang sebesar 0,21 persen.

Peningkatan It disebabkan oleh naiknya harga secara rata-rata pada kelompok budidaya air tawar dan air laut masing-masing sebesar 0,35 persen dan 0,28 persen (terutama ikan kerapu, dan ikan mujair).

(6)

Sedangkan peningkatan Ib disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,44 persen, sedangkan Indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,35 persen.

Tabel 2.

Indeks Diterima dan Dibayar Petani Per Subsektor dan Perubahannya, Maret – April 2016 (2012=100)

Kelompok dan Sub kelompok

Bulan Perubahan (%) Maret 2016 April 2016 (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan

a. Indeks Diterima Petani 130.38 131.91 1.17

- Padi 122.99 122.99 0.00

- Palawija 134.73 137.16 1.80

b. Indeks Dibayar Petani 120.05 120.33 0.23

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122.19 122.57 0.31

- Indeks BPPBM 109.90 109.70 -0.19

2. Hortikultura

a. Indeks Diterima Petani 132.68 131.23 -1.09

- Sayur-sayuran 141.55 141.37 -0.13

- Buah-buahan 128.62 126.63 -1.55

- Tanaman Obat 132.13 130.12 -1.52

b. Indeks Dibayar Petani 119.47 119.79 0.27

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121.15 121.61 0.38

- Indeks BPPBM 110.55 110.16 -0.35

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks Diterima Petani 117.69 119.33 1.39

- Tanaman Perkebunan Rakyat 117.69 119.33 1.39

b. Indeks Dibayar Petani 119.16 119.36 0.17

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 120.52 120.91 0.33

(7)

Kelompok dan Sub kelompok Bulan Perubahan (%) Maret 2016 April 2016 (1) (2) (3) (4) 4. Peternakan

a. Indeks Diterima Petani 127.03 126.79 -0.19

- Ternak Besar 129.23 129.66 0.33

- Ternak Kecil 125.31 123.94 -1.09

- Unggas 125.74 125.45 -0.23

- Hasil Ternak 117.49 116.20 -1.10

b. Indeks Dibayar Petani 115.93 115.71 -0.19

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121.69 121.98 0.24

- Indeks BPPBM 110.62 109.92 -0.63

5. Perikanan

a. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It) 121.25 121.47 0.18

b. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib) 119.40 119.15 -0.21

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122.85 123.40 0.44

- Indeks BPPBM 113.80 112.28 -1.33

5.1. Perikanan Tangkap

a. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It) 120.40 120.61 0.17

- Penangkapan Laut 120.40 120.61 0.17

b. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib) 119.39 119.09 -0.25

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122.84 123.38 0.44

- Indeks BPPBM 113.97 112.35 -1.42

5.2. Perikanan Budidaya

a. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) 130.19 130.56 0.28

- Budidaya Air Tawar 124.61 125.04 0.35

- Budidaya Air Laut 131.90 132.26 0.28

b. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) 119.55 119.79 0.21

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 123.02 123.56 0.44

(8)

5. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Kawasan Timur Indonesia

Dari 10 Provinsi di Kawasan Timur Indonesia, NTP April 2016 terhadap Maret 2016 terjadi peningkatan NTP di enam provinsi, sementara empat lainnya mengalami mengalami penurunan NTP. Papua Barat merupakan provinsi dengan peningkatan NTP terbesar di Kawasan Timur Indonesia yaitu sebesar 0,71 persen. Sementara penurunan NTP terbesar terjadi di Sulawesi Selatan sebesar 1,29 persen. Secara nasional NTP mengalami penurunan dari Maret 2016 ke April 2016 yaitu dari 102,23 menjadi 101,22 atau turun 0,10 persen.

Tabel 3.

Nilai Tukar Petani (NTP) dan Persentase Perubahannya di Kawasan Timur Indonesia, April 2016 (2012=100) No. Provinsi It Ib NTP Indeks % Perubahan Indeks % Perubahan Indeks % Perubahan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Sulawesi Utara 119.38 -0.12 122.90 -0.43 97.14 0.31 2 Sulawesi Tengah 121.14 -0.16 121.77 0.02 99.48 -0.18 3 Sulawesi Selatan 127.56 -1.74 122.65 -0.45 104.01 -1.29 4 Sulawesi Tenggara 119.67 -0.54 121.35 0.15 98.62 -0.69 5 Gorontalo 129.80 -0.47 123.83 -0.41 104.82 -0.06 6 Sulawesi Barat 125.35 0.12 117.53 -0.39 106.65 0.51 7 Maluku 127.83 -0.26 122.97 -0.32 103.96 0.06 8 Maluku Utara 125.50 0.51 119.14 0.13 105.34 0.39 9 Papua Barat 122.31 0.59 121.77 -0.13 100.45 0.71 10 Papua 114.50 0.23 119.10 0.22 96.14 0.01 Nasional 124.18 -0.51 122.68 -0.41 101.22 -0.10 6. Inflasi Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi perdesaan. Provinsi Maluku Utara, pada April 2016 terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,33 persen yang disebabkan oleh naiknya indeks pada 6 kelompok pengeluaran, yaitu Kelompok Bahan Makanan (0,73 persen), Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau (0,32 persen), Kelompok Perumahan (0,10 persen), Kelompok Sandang (0,08 persen), Kelompok Kesehatan (0,12 persen) serta Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga (0,31 persen).

(9)

Dari 10 provinsi di Kawasan Timur Indonesia yang dihitung IKRT-nya pada April 2016, lima provinsi mengalami inflasi perdesaan , sedangkan lima lainnya mengalami deflasi. Inflasi perdesaan tertinggi sebesar 0,34 persen terjadi di Papua dan deflasi terbesar terjadi di Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan sebesar 0,45 persen. Secara nasional terjadi inflasi perdesaan negatif atau mengalami deflasi sebesar 0,50 persen yang disebabkan oleh turunnya indeks pada lima kelompok pengeluaran.

Tabel 4.

Persentase Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Provinsi Maluku Utara dan Nasional Menurut Kelompok Pengeluaran, April 2016 (2012=100)

Kelompok Pengeluaran

Maluku Utara Nasional

IKRT % Perubahan (Inflasi Perdesaan) IKRT % Perubahan (Inflasi Perdesaan) Maret 2016 April 2016 Maret 2016 April 2016

Konsumsi Rumah Tangga 121.31 121.71 0.33 127.72 127.08 -0.50

Bahan Makanan 125.37 126.29 0.73 138.44 137.30 -0.83

Makan Jadi, Minuman,

Rokok & Tembakau 118.95 119.33 0.32 122.59 123.05 0.38

Perumahan 116.83 116.95 0.10 119.73 119.90 0.14

Sandang 118.19 118.29 0.08 120.06 120.27 0.17

Kesehatan 117.05 117.19 0.12 116.48 116.78 0.25

Pendidikan, Rekreasi &

Olah Raga 108.53 108.87 0.31 113.48 113.60 0.10

Transportasi & Komunikasi 120.16 118.25 -1.59 122.56 119.76 -2.28

Tabel 5.

Persentase Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dan Inflasi Perdesaan Menurut Provinsi di Kawasan Timur Indonesia, April 2016 (2012=100)

Provinsi IKRT Inflasi Perdesaan Maret 2016 April 2016 (1) (2) (3) (4) Sulawesi Utara 127.88 127.30 -0.45 Sulawesi Tengah 126.08 126.27 0.15 Sulawesi Selatan 128.47 127.89 -0.45 Sulawesi Tenggara 124.20 124.52 0.26 Gorontalo 130.11 129.63 -0.37 Sulawesi Barat 120.51 120.04 -0.39 Maluku 127.56 127.28 -0.22 Maluku Utara 121.31 121.71 0.33 Papua Barat 126.04 126.26 0.17

(10)

7. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena merupakan hasil perbandingan antara hasil produksi pertanian dengan ongkos/biaya produksinya.

Pada April 2016 terjadi peningkatan NTUP secara umum sebesar 1,05 persen di Provinsi Maluku Utara. Peningkatan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP pada empat subsektor, yaitu Subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 1,36 persen; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 2,02 persen; Subsektor Peternakan naik 0,44 persen; dan Subsektor Perikanan naik sebesar 1,53 persen. Adapun Subsektor Hortikultura mengalami penurunan 0,74 persen.

Tabel 6.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Subsektor, dan Persentase Perubahannya di Provinsi Maluku Utara, Maret – April 2016 (2012=100)

Subsektor Maret 2016 April 2016 % Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan 118.63 120.25 1.36 2. Holtikultura 120.02 119.13 -0.74

3. Tanaman Perkebunan Rakyat 104.21 106.32 2.02

4. Peternakan 114.84 115.34 0.44

5. Perikanan 106.55 108.18 1.53

a. Perikanan Tangkap 105.64 107.35 1.62

b. Perikanan Budidaya 116.25 116.99 0.63

Referensi

Dokumen terkait

Karena dengan menggunakan layar sentuh maka mahasiswa dapat lebih mudah mengetahui segala informasi untuk sistem akademik dan pengumuman untuk setiap fakultas

Masyarakat Desa Meduri memilih pekerjaan sebagai pencari bonggol jati selain ada tawaran mereka juga pengrajin bonggol jati memiliki tingkat pendidikan yang

Kesesuaian ini menurut al-Faruqi didasarkan pada tiga prin- sip kesatuan kebenaran ( unity of truth ) yang mendasari semua pengetahuan Islam; a) Tidak ada pertentangan

Sedikit sekali yang dapat diketahui tentang perkembangan pesantren dimasa lalu kita hanya bisa menduga- duga tentang ciri-ciri pengaruhnya dalam kehidupan keagamaan

Indikator kinerja Renstra STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta terdiri dari tujuh bidang yaitu : Keunggulan dalam riset yang diakui masyarakat akademis internasional melalui

Intensifikasi Pembudidayaan Ikan yang selanjutnya disebut INBUDKAN adalah salah satu program pembangunan perikanan budidaya, dengan menitikberatkan pada gerakan bersama dari

Latar belakang yang mendasari prosesing benih sistem kering yaitu kondisi cuaca yang tidak menentu dalam melaksanakan prosesing benih sistem basah, seperti hujan,

bahwa dalam upaya optimalisasi tugas dan fungsi Camat dan Lurah sebagai perangkat daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta upaya peningkatan pelayanan