• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MATH FLASH CARDS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PATTALLASSANG KABUPATEN GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MATH FLASH CARDS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PATTALLASSANG KABUPATEN GOWA"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MATH FLASH CARDS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI

SMP NEGERI 1 PATTALLASSANG KABUPATEN GOWA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Matematika

Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Alauddin Makassar

OLEH : INDRAWATI

20700112122

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji hanya milik Allah swt atas rahmat

dan hidayah-Nya yang senantiasa dicurahkan kepada penyusun dalam menyusun skripsi ini hingga selesai. Shalawat dan salam senantiasa penyusun haturkan kepada Rasulullah Muhammad Sallallahu’AlaihiWasallam sebagai satu-satunya suri tauladan dalam menjalankan aktivitas keseharian kita.

Melalui tulisan ini pula, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus, teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Lahuddin dan Ibunda Syamsiah serta segenap keluarga besar kedua belah pihak yang telah mengasuh, membimbing dan membiayai penyusun selama dalam pendidikan, sampai selesainya skripsi ini, kepada beliau penyusun senantiasa memanjatkan doa semoga Allah swt mengasihi, dan mengampuni dosanya. Amin.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Muhammad Yaumi, M.Hum., M.A, dan Fitriani Nur S.Pd,. M..Si. selaku pembimbing I dan II yang telah memberi arahan, pengetahuan baru dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini, serta membimbing penulis sampai selesai.

(6)

1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si. selaku Rektor UIN Alauddin Makasar beserta Wakil rektor I, II, III, dan IV.

2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc., M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar beserta wakil dekan I, II, dan III.

3. Dra. Andi Halimah, M.Pd. dan Sri Sulasteri, S.Pd, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika UIN Alauddin Makassar.

4. Drs. Thamrin Tayeb, M.Si dan Nur Salam, S.Pd, M.Si selaku validator instrument.

5. Para dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang secara konkrit memberikan bantuannya baik langsung maupun tak langsung. 6. Drs. H. Saidi, M.M. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Patalassang

Kabupaten Gowa, dan jajarannya yang dengan tangan terbuka telah menerima penulis melakukan penelitian.

7. Terima kasih kepada Ratna, Asrul dan Hamdayani selaku kakak dan adik saya serta om dan tante- tante saya, sepu – sepu saya atas doa dan dukunya selama mengerjakan skripsi.

8. Risma, Wirda Jabir, Mutiara Zela, Sasmita Indah, Andi Nela Latifah, Anissa Tulmuaziro, Firda Hari Purnama, Haslinda Said, Achmad Noor Bakri, Mutmainna Syam, Syaiful Rahman, ABD. Salam, Arismunandar Asmar, Farah karimah, Anugrah lestari atas doa dan dukunya selama mengerjakan skripsi. 9. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu penyusun dalam

(7)
(8)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI……….……….. viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR……….. ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN………... 1-9 A. Latar Belakang .. ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS ……… 10-29 A. Kajian Teori ... 10

B. Kajian Penelitian yang Relevan ... 25

C. Kerangka Pikir ... 27

(9)

BAB III METODE PENELITIAN ………. 30-45

A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian ... 30

B. Lokasi Penelitian ... 32

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Prosedur Penelitian ... 35

G. Instrumen Penelitian ... 37

H. Validitas dan Realibilitas Instrumen ... 38

I. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 46-59 A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Belajar Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Patalassang Kabupaten Gowa Sebelum Menggunakan Media Math Flash Cards ... 46

2. Deskripsi Hasil Belajar Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Patalassang Kabupaten Gowa Setelah Menggunakan Media Math Flash Cards ... 48

(10)

B. Pembahasan ... 55

BAB V PENUTUP ……….. 60-61

A. Kesimpulan ... 60 B. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL Tabel

3.1 Populasi Penelitian siswa SMP Negeri 1 Patalassang ... 33 3.2 tingkat penguasaan materi ... 41 4.1 nilai statistic deskriftif kelas VIIIA SMP Negeri 1 Patalassang

sebelummenggunakan media ... 47 4.2 nilai statistic deskriftif kelas VIIIA SMP Negeri 1 Patalassang

sebelummenggunakan media ... 49 4.3 Pernyataan peserta didik terhadap respon penggunaan media

(12)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR/BAGAN

2.1 Kerangka berfikir ... 28

3.1 Desain penelitian ... 31

4.1 Diagram lingkaran Hasil Pre Test Kelas VIIIA ... 48

(13)

ABSTRAK Nama : Indrawati

NIM : 20700112122

Fakultas/Prodi : Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Matematika

Judul :“Pengaruh Penggunaan Media Math Flash Cards Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa”.

Skripsi ini membahas “Pengaruh Penggunaan Media Math Flash Cards Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa” dengan permasalahan; (1) bagaimana hasil belajar peserta didik sebelum menggunakan media Math Flash Card kelas VIII SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa ; (2) bagaimana hasil belajar matematika peserta didik setelah menggunakan media Math Flash Cards kelas VIII SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa; (3) adakah pengaruh media Math Flash Card

terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa.

Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mendeskripsikan hasil belajar peserta didik tanpa menggunakan media Math Flash Cards pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa; (2) mengungkapkan hasil belajar peserta didik yang menggunakan media Math Flash Cards pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa; (3) menguji adakah pengaruh penggunaan Math Flash Cards terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas VIII di SMPN 1 Pattallassang Kabupaten Gowa

Penelitian ini adalah jenis penelitian Pre experimental design dengan desain penelitian One group pretest-posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Pattallassang yang terbagi dalam tiga kelas yaitu VIIIA, VIIIB, dan VIIIC. Sampel yang diambil adalah kelas VIIIA. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa berupa Tes essay belajar sebanyak 5 nomor dan penerapan penggunaan media Math Flash Card melalui lembar observasi siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sedemikian pesatnya. Oleh sebab itu manusia dituntut untuk mampu menghadapi segala perubaham yang ada dengan pendidikan. Pendidikan merupakan proses yang membantu manusia untuk berkembang kearah yang lebih baik lagi. Pendidikan diberikan kepada setiap manusia mulai tingkat dasar sampai tingkat yang lebih tinggi.

Di Indonesia dalam meningkatkan mutu pendidikan perlu adanya sesuatu yang mengatur tentang pendidikan yaitu sistem pendidikan nasional. Didalam UU No.20/2003 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1

Pendidikan memegang peran yang penting, maka dari itu setiap manusia disarankan untuk menempuh jalan pendidikan tersebut, bukan hanya setiap bangsa dan negara di dunia ini yang mengutamakan pelaksanaan pendidikan di negaranya masing-masing. Apabila semua manusia mempunyai suatu pendidikan yang baik dan benar maka suatu negara akan menjadi maju. Agama pun menghendaki setiap umat

1

(15)

manusia untuk menempuh pendidikan dan orang yang memiliki dan pengetahuan akan ditinggikan kedudukannya beberapa derajat, sebagaimana dalam QS. Al-Mujaadilah/11 :

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.2

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah swt menjanjikan derajat yang lebih tinggi bagi orang-orang yang beriman dan berilmu.

Pendidikan memerlukan berbagai ilmu untuk dapat menyelaminya lebih jauh. Persoalan umum dapat dijumpai dalam pendidikan mencangkup beberapa faktor, yaitu faktor tujuan, anak didik, pendidik, alat-alat atau fasilitas, dan faktor lingkungan.3 Ada berbagai macam ilmu pengetahuan yang dipelajari, salah satu ilmu yang memberikan kontribusi terhadap kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) adalah matematika. Selain itu matematika memberikan suatu cara berfikir yang penting sehingga kerangka penyusunan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat terwujud.

Sejak awal kehidupan manusia matematika itu merupakan alat bantu untuk mengatasi berbagai macam permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

2

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan terjamahan (Jakarta: Departemen Agama RI , 2007) h. 543.

3

(16)

Peranan matematika terhadap perkembangan sains dan teknologi sudah jelas, bahkan bisa dikatakan bahwa tanpa matematika sains dan teknologi tidak akan dapat berkembang.4 Peranan matematika sangat penting bagi peserta didik.

Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang saat ini sudah diterapkan di negara kita, maka iklim belajar dan mengajar dituntut untuk mampu menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya pelajar di kalangan masyarakat agar supaya terus dikembangkan sehingga tumbuh sikap prilaku yang kreatif, inovatif, dan berkeinginan untuk maju.

Dilihat fenomena yang ada sekarang masih banyak peserta didik dalam belajar masih memilki rasa malu karena kurang percaya diri. Dengan demikian, maka proses belajar mengajar antar pendidik dan anak didik harus berinteraksi antara keduanya, yaitu dengan adanya komunikasi yang baik, yang dapat menghasilkan nilai yang maksimal, komunikasi yang kondusif tersebut dapat dilakukan dengan cara menghadirkan media pembelajaran dalam PBM (Proses Belajar Mengajar) dengan harapan agar dalam pembelajaran tidak hanya monoton yang menyebabkan anak didik jemu dan bosan dalam belajar.

Media pembelajaran adalah alat atau perantara berfungsi sebagai penyampai pesan yang bertujuan memberikan pengalaman secara konkrit yang akan lebih mengefektifkan dan mengefisienkan komunikasi dan interaksi antara pendidik dan anak didik dalam proses belajar mengajar, sehingga mencapai tujuan pengajaran yang

4

(17)

diharapkan.5 Dengan begitu, pendidik hendaknya mengetahui dalam memilih media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan khususnya dalam memilih media flash card sehingga anak didik dapat menerima, memahami serta menguasai materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dari kurikulum yang telah ditetapkan.

Menurut Oemar Hamalik mengatakan bahwa guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pengajaran, meliputi pemahaman media sebagai alat komunikasi untuk mengefektifkan proses belajar mengajar, fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, pemilihan dan penggunaan media pengajaran dan usaha inovatif dalam media pengajaran.6 Jika seorang pendidik sudah memiliki kriteria tersebut maka siswa sudah pasti akan tercipta suasana belajar efektif.

Suatu media pembelajaran selain memiliki aspek edukatif, juga memiliki aspek kreatif, sehingga mampu menarik minat anak untuk belajar dan sekaligus membantu mereka untuk memahami materi agar lebih efektif, media pembelajaran dimaksud terdiri atas media utama dan media pendukung. Media utama yaitu buku ajar, sedangkan untuk media pendukung, digunakan story telling book, papan flannel yang dimodifikasi, Flash card dan kartu lipat yang berisi ayat hafalan. Dengan adanya berbagai media ini, maka proses belajar mengajar yang ada akan berjalan dengan

5

Saiful Bahri Jamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996) h.136.

6

(18)

lebih kondusif, karena terjadi interaksi secara aktif antara pengajar dan siswa yang pada gilirannya membuat siswa menyerap informasi dengan mudah.

Sehubungan dengan ini, penulis akan membahas media flash card. Flash card

adalah media pembelajaran visual berupa kartu kecil yang ukurannya dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi serta berisi gambar, teks atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu.7 Oleh karena itu media harus dibuat semenarik mungkin sehingga dapat meningkatkan daya ingat serta antusial dalam pembelajaran.

Mempergunakan media flash card dalam proses belajar mengajar akan mempermudah atau mempercepat pemahaman siswa. flash card sendiri sering digunakan untuk belajar, khususnya berkaitan dengan memorization (pengingat).

Flash card seringkali digunakan dalam pengajaran bahasa Inggris dan pengenalan konsep Matematika. Tetapi bukan berarti tidak dapat digunakan dalam bidang lain. Kartu ini digunakan untuk mengajarkan atau memperkenalkan berbagai konsep.

Flash card juga dapat digunakan untuk menciptakan memory games, review quizzes

(pengulangan pelajaran di sekolah), guessing games (tebak-tebakan), bahkan untuk memperkenalkan topik diskus.

Sebenarnya teorema atau konsep-konsep yang berkaitan dengan materi tersebut tidak terlalu sulit dipahami satu persatu karena rumus-rumusnya cukup sederhana hanya saja materinya cukup banyak dan hampir sama, sehingga untuk mengingat rumus-rumus yang berkaitan perlu diperhatikan bagaimana cara mereka mengingat

7

(19)

dan menyimpan ingatan mereka secara alamiah. Dengan cara peserta didik diberi penanaman konsep dan latihan menyelesaikan soal secara terus menerus jadi bukan sekedar menghafalkan rumus.

Agar peserta didik dapat dikatakan sudah mencapai indikator-indikator yang berkaitan dengan materi matematika maka tidak ada salahnya jika pendidik menggunakan sebuah media pembelajaran yang dapat membantu mereka memahami materi matematika. Disisi lain sebuah media pembelajaran yang sering digunakan untuk membantu anak-anak menghafal sesuatu terutama yang berkaitan dengan kosakata bahasa asing, rumus atau keterampilan mengoperasikan angka yaitu dengan menggunakan flash cards.

Flash Cards merupakan satu set kartu bantalan informasi, kosakata atau angka, yang digunakan dalam latihan kelas atau dalam penelitian. Biasanya bagian depan flash cards memuat pertanyaan dan gambar yang dapat mengingatkan atau menuntun seseorang kepada sesuatu yang berhubungan dengan pertanyaan tersebut sedangkan jawabannya berada di bagian belakang kartu, atau bisa saja berupa dua kartu berpasangan yang satu memuat gambar dan pertanyaan dan yang satunya lagi memuat jawabannya.8 Pada menggunakan flash cards dalam proses belajar mengajar akan mempermudah pemahaman siswa .

Uniknya flash cards ini dapat digunakan dalam berbagai model dan dapat dimainkan oleh suatu kelompok atau individu. Penggunaan flash cards lebih tepatnya untuk anak-anak usia dini, tapi karena prinsip permainannya yang

8

(20)

menyenangkan (FUN) tidak salahnya bila akan dicoba diterapkan pada peserta didik kelas VIII. Berdasarkan informasi yang ada flash cards ini dapat membantu proses mengingat dan sekaligus daya ingat peserta didik terutama membantu dalam mengingat rumus dan menganalisis soal untuk dipecahkan sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan flash cards dapat mempengaruhi hasil belajar.

Menurut penelitian Khoirul Mutiah dengan judul “Pengaruh

Penggunaan Math Flash card terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII pada Materi Pokok Sudut Pusat dan Sudut Keliling Lingkaran di MTs Puteri Sunniyah Selo”, menyatakan bahwa Math Flash card berpengaruh nyata terhadap

hasil belajar Matematika siswa kelas kelas VIII Mts Puteri Sunniyah Selo baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.9 Dari hasil penilitian Khoirul Mutiah terdapat pengaruh penggunaan media math flash card terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru matematika di SMP Negeri 1 Pattallassang pak Muh. Salim, diperoleh informasi bahwa pada umumnya kemampuan siswa untuk mengingat materi terkhusus pada materi matematika masih kurang, mereka hanya mengingat pada saat pembelajaran berlangsung dan setelah pembelajaran sudah berlalu hanya beberapa di antara mereka yang masih mengingatnya. Data yang ada menunjukkan bahwa hasil belajar matematika murid

9

(21)

masih di bawah rata-rata dan belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum).10 Hal ini harus mendapat perhatian lebih dari pihak sekolah.

Berkaitan dengan uraian di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian untuk mengetahui apakah penggunaan media Math Flash Card efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Adapun judul “Pengaruh Penggunaan Media Math Flash Card terhadap Hasil Belajar Matematika pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana hasil belajar peserta didik sebelum menggunakan media Math Flash Card kelas VIII SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa?

2. Bagaimana hasil belajar matematika peserta didik setelah menggunakan media Math Flash Cards kelas VIII SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa?

3. Apakah terdapat pengaruh media Math Flash Card terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan hasil pemikiran dari permasalahan di atas maka peneliti mempunyai tujuan yaitu:

10

(22)

1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika sebelum menggunakan media

Math Flash Cards pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa.

2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika setelah menggunakan media

Math Flash Cards pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa.

3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan Math Flash Cards terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas VIII di SMPN 1 Pattallassang Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Bagi Peserta Didik

a. Dapat menikmati pembelajaran dengan penggunaan math flash cards yang berbasis bermain sehingga mereka merasa nyaman dan senang.

b. Dapat meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan soal yang berkaitan dengan matematika .

2. Manfaat Bagi Guru

Sebagai tolak ukur dalam keberhasilan kegiatan pembelajaran di kelas dan motivasi untuk meningkatkan keterampilan memahami media yang bervariasi dengan menggunakan media Math Flash Cards.

(23)
(24)

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

E. Kajian Teori

1. Media Math Flash Cards a. Pengertian Math Flash Cards

Media berasal dari bahasa latin medius yang secara bahasa berarti perantara atau pengantar.11 Menurut Ibrahim, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk memberikan rangsangan sehingga terjadi interaksi belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan instruksional tertentu.12 Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan keamanan peserta didik, sehingga dapat mendorong terciptanya proses pada dirinya.13 Dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari seorang guru kepada siswa yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa, sehingga terjadi proses pembelajaran.

Di sisi lain suatu alat yang dapat digunakan agar peserta didik cepat mengingat dan tidak mudah lupa pelajaran atau hafalannya yaitu dengan menggunakan flash

11

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, h. 6. 12

Nur Hayati Yusuf, Media Pengajaran (Surabaya: Dakwah Digital Press, 2005) h. 6. 13

(25)

cards, dengan menggunakan alat bantu belajar flash cards seorang pendidik secara tidak sengaja juga menggunakan suatu metode mengajar tertentu misalnya game.14

Flash card berasal dari bahasa Inggris, flash (cepat), card (kartu) jadi flash card artinya kartu cepat. Flash card adalah media yang sederhana yang menggunakan kartu kecil yang berisi gambar, teks atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu.15 Flash card

adalah kartu ukuran besar, biasanya menggunakan kertas yang agak tebal, kaku dan biasanya ukurannya A4.

Flash card memperlihatkan gambar atau tulisan kata-kata, biasanya flash card

terdiri atas perangkat yang dikelompokkan menurut jenis atau kelasnya, misalnya kelompok gambar makanan, buah-buahan, dan lain-lain.

Flash cards atau kartu kilas adalah suatu kartu bolak balik yang sangat ampuh digunakan untuk mengingat dan kaji ulang dalam proses belajar, atau definisi lain menyebutkan bahwa flash cards adalah kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar tersebut.16

Flash cards biasanya berukuran 7 x 12cm atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Kartu–kartu tersebut menjadi petunjuk atau rangsangan bagi peserta didik untuk memberikan respons yang diinginkan. Sedangkan kata Math pada awal kata flash cards dipakai untuk menandai bahwa penggunaan flash cards

14

Dalyono, Psikologi Pendidikan (Cet. Ke-6; Jakarta: Rineka Cipta, 2010) h. 244. 15

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, h. 119. 16

(26)

diterapkan pada bidang matematika. Jadi penulis menyimpukan bahwa media pembelajaran flash card adalah media pembelajaran visual yang berbentuk kartu yang berisi gambar atau tulisan yang bisa mengarahkan siswa tentang materi yang dipelajari, sehingga dapat mempercepat pemahaman dan dapat memperkuat ingatan peserta didik.

Sebelum menggunakan math flash cards pembelajaran matematika juga perlu menggunakan lembar kerja peserta didik (LKPD) karena karakteristik pelajaran matematika antara lain adalah sebagai berikut:

1. Objek pembicaraannya abstrak sekalipun dalam pengajaran di sekolah anak diajarkan benda konkrit, siswa tetap didorong untuk melakukan abstraksi. 2. Pembahasan mengandalkan tata nalar, artinya info awal berupa pengertian

dibuat seefisien mungkin, pengertian lain harus dijelaskan keberadaannya dengan tata nalar yang logis.

3. Pengertian atau konsep sangat jelas berjenjang sehingga terjaga konsistensin. 4. Melibatkan perhitungan (operasi).17

b. Fungsi Media Pembelajaran Flash Cards

Adapun fungsi media pembelajaran flash cards adalah melatih kemampuan otak kanan untuk mengingat gambar dan kata-kata, sehingga perbendaharaan kata dan kemampuan membaca anak bisa dilatih dan ditingkatkan sejak usia dini. Flash card

atau kartu belajar ini merupakan terobosan baru di bidang metode pengajaran

17

(27)

membaca dengan mendayagunakan kemampuan otak kanan untuk mengingat.18 Fungsi media pembelajaran flash card antara lain : Memperkenalkan dan memantapkan siswa tentang konsep yang dipelajari serta menarik perhatian siswa dengan gambar yang menarik. Memberikan variasi kepada siswa dalam proses pembelajaran, sehingga tidak membosankan dan memudahkan guru dalam memberikan pemahaman kepada siswa. Merangsang siswa untuk memberikan respong yang diinginkan, misalnya dalam latihan memperlancar bacaan-bacaan dalam shalat dan melatih siswa untuk memperkenalkan kosa kata baru dan informasi baru dan menciptakan memori games, review quizzes (pengulangan pelajaran di sekolah),

guessing games (tebak-tebakan). c. Manfaat Math flash cards

Beberapa manfaat math flash cards sebagai alternatif agar pembelajaran matematika jadi lebih menarik yaitu:

1. Pemahaman rumus matematika dengan permainan sering mengadakan diskusi/kerja sama untuk menentukan tahap-tahap penyelesaian soal-soal secara cepat, tepat dan mudah dipahami.

2. Pelajaran matematika bisa diajarkan melalui permainan, rajin berlatih mengerjakan soal dan melatih daya tahan menyelesaikan soal matematika serta mendorong peserta didik suka mengotak-atik soal.

(28)

3. Mewajibkan peserta didik mempelajari yang sudah dijelaskan dan menyiapkan yang hendak dijelaskan dan mendorong peserta didik mengerjakan tugas hingga paham.

4. Menyuruh peserta didik bertukar kuis buatan sendiri dengan teman dan menjawabnya dan jawaban kuis diperiksa oleh masing-masing pembuat kuis serta melatih peserta didik membuat catatan lengkap dan rapi, ringkasan konsep dan rumus penting.19

d. Kelebihan dan Kekurangan Math Flash Cards

Adapun kelebihan media pembelajaran flash card, yaitu :

1. Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih nyata. 2. Mudah diperoleh, baik dari buku, majalah atau koran.

3. Sangat mudah dipakai, karena tidak membutuhkan peralatan.

4. Relatif tidak mahal dan mudah untuk membuatnya dan dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi lebih mudah dalam memberikan pengertian dan pemahaman kepada siswa dan siswa akan lebih mudah untuk mengingat, karena sambil melihat gambar.

Adapun kelemahan media pembelajaran flash card, yaitu :

1. Kadang-kadang terlampau kecil untuk ditunjukkan kelas yang besar. 2. Pelajar tidak selalu mengetahui bagaimana menginterpretasikan gambar. 3. Tidak dapat memberikan kesan yang berhubungan dengan gerak, emosi,

maupun suara.

19

(29)

e. Cara Membuat Math Flash Cards 1. Bahan-bahan yang diperlukan

a) Beberapa lembar kertas karton manila warna terang (misalnya: putih, kuning muda, hijau muda, merah muda dan sebagainya).

b) Gambar persegi. c) Gunting atau cutter 2. Cara membuatnya

a) Memotong kertas yang berisi gambar dan menempelkannya pada bagian depan kertas karton manila warna.

b) Menuliskan soal pada bagian depan kertas karton di bawah gambar dan jawaban pada bagian belakangnya dengan spidol.

c) Menuliskan kata penguat pada math flash cards bagian bawah jawaban.

d) Untuk ukuran math flash cards dapat disesuaikan dengan kebutuhan. e) Aturan membuat math flash cards yang harus diperhatikan

f) Membuat math flash cards untuk satu bab tertentu atau materi tertentu saja.

g) Setiap materi yang berbeda sebaiknya menggunakan warna math flash cards yang berbeda pula.

(30)

i) Di bagian bawah halaman jawaban dapat ditambahkan tip-tip penguat ingatan dan pemahaman.

Walaupun penggunaan math flash cards dinilai dapat membantu proses mengingat dan sekaligus daya ingat anak, penggunaan buku catatan juga masih diperlukan dalam belajar.

Berikut cara memadukan math flash cards dan buku catatan yaitu wajib membaca sumber asli (buku catatan atau buku pelajaran sekolah) terlebih dahulu, baru menggunakan math flash cards, jangan buru-buru menggunakan math flash cards, Membaca bagian depan terlebih dahulu dan tanpa melihat bagian belakangnya, peserta didik harus berusaha menjawab atau menerangkan apa yang ditanyakan sesuai yang ada di bagian belakangnya.20

Anak dapat menjawab atau menjelaskan lebih banyak dari apa yang tertera di halaman belakang math flash cards tersebut dan jika merasa kurang lengkap menjelaskannya, anak dapat melihat kembali buku catatan atau buku pelajaran sekolahnya untuk melengkapinya, Setelah menjawab atau menerangkan peserta didik dapat melihat belakangnya untuk mencocokkan atau mengetahui apakah jawabannya benar atau salah dan tepat atau tidak dan jika terdapat informasi penting di buku catatan/pelajaran sekolahyang belum dibuat math flash cards-nya, maka dapat segera ditambahkan dengan membuat math flash cards yang baru dan setelah menggunakan

math flash cards peserta didik wajib menutupnya dengan latihan soal yang ada di

20

(31)

buku catatan/cetak dan lakukan pengulangan mengingat beberapa kali, untuk mendapatkan efek ingatan jangka panjang yang permanen.

Math flash cards dapat dimainkan sambil belajar, baik sendiri maupun kelompok. Tujuannya adalah agar proses belajar menggunakan math flash cards

menjadi lebih menyenangkan, serta memberikan peluang untuk belajar bersama orang lain (belajar kelompok). Menggunakan media math flash cards dapat menambah semangat belajar peserta didik.

f. Cara Memainkan Math Flash Cards 1. Tebak Pasang

Peserta didik dikelompokkan berpasang-pasangan, kemudian pasangan ini dipisahkan menjadi 2 kubu, kubu yang satu adalah para pembawa math flash cards

soal ukuran A4 dan kubu yang satunya lagi adalah para pembawa math flash cards

jawaban ukuran A4 juga. Jika seorang anak di kubu soal membacakan soalnya maka pasangannya yang ada di kubu jawaban harus menjawab dengan benar jika salah akan dihukum, jika benar harus menjelaskan alasannya.

2. Permainan Kartu

(32)

lainnya, begitu seterusnya. Siapa yang soal miliknya habis lebih dulu maka dia pemenangnya.

3. Ciluk Ba

Pendidik menyuguhkan math flash cards dalam ukuran setengah kertas manila, untuk dijawab soal-soalnya dengan cepat bersama teman-temannya dalam kelompok diskusi (seperti permainan Ciluk Ba). Setelah permainan selesai, kelompok yang berhasil menjawab lebih cepat dan benar salah satu anggotanya yang mewakili dipersilahkan menjelaskan di depan kelas kepada semua teman-temannya.

2. Hasil Belajar Peserta Didik a. Pengertian hasil belajar

Setelah peserta didik mengalami proses belajar sebagai umpan balik mereka akan menerima dari apa yang mereka lakukan sebagai hasil belajar. Menurut Abdillah belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.21 Definisi lain menyebutkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku pada hati (jiwa) peserta didik berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki menuju perubahan baru.22

21

Aunurrohman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2009) h.35. 22

(33)

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.23 Sebagai hasil belajar perubahan perilaku-perilaku tersebut terjadi secara keseluruhan jadi bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Beberapa ciri perubahan tingkah laku yaitu meliputi:

1. Perubahan terjadi secara sadar

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah dan perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.24

b. Tipe hasil belajar

Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai peserta didik di samping diukur dari segi prosesnya. Artinya seberapa jauh tipe hasil belajar dimiliki peserta didik. Tipe hasil belajar harus tampak dalam tujuan pengajaran, sebab tujuan itulah yang akan dicapai belajar mengajar. Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar yakni:

1. Keterampilan dan kebiasaan 2. Pengetahuan dan pengertian 3. Sikap dan cita-cita. 25

23

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori Aplikasi Paikem (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009) h. 5.

24

(34)

Menurut Gagne mengemukakan lima kategori tipe hasil belajar yakni:

1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

2. Keterampilan intelektual yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.

3. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomisme gerak jasmani.

Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.26 Menurut Benjamin S. Bloom, tujuan pendidikan harus mengacu pada tiga jenis domain (sama dengan daerah binaan atau ranah) yang melekat pada peserta didik sebagai hasil belajar, yaitu ranah proses berfikir (cognitive domain), ranah nilai dan sikap (affective domain) dan ranah keterampilan (psychomotor domain).27 Dalam konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga domain atau ranah itulah yang harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi.

25

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Cet IX; Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008) h. 45.

26

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Cet. IV; Jakarta: Rineka Cipta, 2003) h. 4.

27

(35)

Berikut keterangan dari masing-masing ranah di atas: 1. Ranah kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatanmental (otak), menurut Bloom segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir. Keenam jenjang yang dimaksud adalah pengetahuan atau hafalan atau ingatan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation). Keenam jenjang berpikir pada ranah kognitif ini bersifat kontinum dan overlap (tumpang tindih) di mana ranah yang lebih tinggi semua ranah yang ada di bawahnya. 2. Ranah afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kognitif tingkat tinggi. ciri-ciri belajar afektif akan tampak pada tingkah laku peserta didik.

Ranah afektif oleh Krothwohl dan kawan-kawan ditaksonomi menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang yaitu menerima atau memperhatikan (receiving atau attending), menanggapi (responding), menghargai atau menilai (valuing), mengatur atau mengorganisasikan (organization) dan karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai (characterization by a value complex).

(36)

Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. c. Evaluasi dan Tes Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.28 Biasanya hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar sedangkan prestasi belajar merupakan indikator adanya tingkatan dan derajat perubahan tingkah laku.

Dari sekian banyak alat evaluasi, secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yakni alat tes dan nontes. Khusus untuk evaluasi hasil alat evaluasi yang paling banyak digunakan adalah tes. Tes secara harfiah berasal dari bahasa Prancis kuno “testum” artinya piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah

serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh seorang atau kelompok.29

d. Objek Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik ini mencakup:

28

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Cet. VIII; Jakarta: Bumi Aksara, 2008) h.159.

29

(37)

1. Evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran misalnya penguasaan peserta didik terhadap indikator-indikator suatu materi pokok pelajaran tertentu.

2. Evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan-tujuan umum pengajaran.30

e. Bentuk Soal Tes Hasil Belajar

Bermacam-macam bentuk soal yang dipakai dalam tes hasil belajar, bentuk soal yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

1. Pilihan ganda adalah bentuk soal yang dibuat dalam option atau pilihan. 2. Ujian uraian bebas

3. Jawaban singkat atau isian singkat dan menjodohkan

4. Performa merupakan bentuk atau alat untuk mengukur siswa

5. dalam melakukan sesuatu pekerjaan, berdasarkan mekanisme dan prosedural.

6. Portofolio adalah bentuk alat ukur untuk mengetahui perkembangan pekerjaan yang diperintah kepadanya.31

f. Kriteria Minimal Hasil Belajar

Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar pesertadidik selalu dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat

30

Sudjijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, h. 30.

31

(38)

keberhasilan peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Diantara norma-norma pengukuran tersebut ialah:

1. Norma skala angka dari 0 sampai 10 2. Norma skala angka dari 0 sampai 100

Angka terendah yang mengatakan kelulusan atau keberhasilan belajar (passing grade) skala 0-10 adalah 5,5 atau 6 sedangkan untuk skala 0-100 adalah 55 atau 60, namun demikian perlu dipertimbangkan oleh para guru sekolah penetapan passing grade yang lebih tinggi (misalnya 65 atau 70) untuk pelajaran-pelajaran inti seperti matematika dan bahasa karena merupakan kunci pintu pengetahuan-pengetahuan lainnya.

3. Pengaruh Penggunaan Math Flash Cards terhadap Hasil Belajar Matematika pada Peserta Didik Kelas VIII

(39)

hendaknya pendidik memberikan tips penguat ingatan dari materi yang telah dipahami.

Materi sudut pusat dan sudut keliling jadi lebih menarik yaitu dengan penggunaan alat bantu pembelajaran berupa math flash cards. Math flash cards yang digunakan bukan merupakan kartu kartu biasa tetapi kartu-kartu itu didesain dengan tampilan yang menarik yang memuat materi dan soal-soal latihan dan dapat dimainkan di kelas sehingga metode pembelajaran berubah dengan sendirinya.

Mengenai keunggulan dan keistimewaannya sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya. Dengan menggunakan kartu-kartu ini diharapkan peserta didik dapat memahami konsep dengan rasa senang dan tidak gampang jenuh karena mereka akan belajar sambil bermain, tanpa disadari pula mereka akan rajin mengerjakan soal-soal di kelas. Karena sering diberi soal dalam tampilan permainan di kelas dapat memicu daya tahan peserta didik dalam menghadapi dan menyelesaikan soal pada saat ujian, dapat mendorong mereka suka mengotak-atik soal di rumah karena setiap pertemuan di kelas dilakukan permainan math flash cards sehingga tanpa sengaja mewajibkan peserta didik mempelajari materi yang sudah dijelaskan dan menyiapkan materi yang hendak dijelaskan dan ketersediaan peserta didik membuat math flash cards dapat melatih mereka membuat catatan lengkap dan rapi, ringkasan konsep dan rumus penting.

(40)

dapat mencapai KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 7,00 artinya penggunaan

math flash cards berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII. F. Kajian Penelitian yang Relevan

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan Media Kartu Soal terhadap Hasil Belajar Peserta Didik dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Materi Pokok Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di Kelas VIII SMP Nusa Bangsa Demak Tahun Pelajaran 2009/2010” oleh Abdul Karis seorang mahasiswa Tadris Matematika IAIN Walisongo dan hasil dari penelitiannya adalah model pembelajaran kooperatif tipe CIRC denganmedia kartu soal sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada materi pokok sistem persamaan linier Dua Variabel (SPLDV).

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Metode Index Card Match pada Materi Pokok Bilangan Pecahan dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII di MTs Negeri 1 Pamotan” oleh Fitria Catur Wulandari seorang mahasiswi Tadris matematika IAIN Walisongo dan hasil penelitiannya adalah hasil pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Index Card Match lebih baik dan efektif digunakan dari pada pembelajaran konvensional terhadap kemampuan pemecahan masalah pada materi bilangan pecahan di MTs Negeri 1 Pamotan Rembang.

(41)

penelitian adalah metode flash card dapat meningkatkan keterampilan membaca dan menulis permulaan. Melalui metode flash card, siswa dapat mengembangkan kreativitasnya dengan menuliskan deskripsi suatu benda dengan membuat 4-6 kalimat sederhana.

Skripsi yang berjudul “Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui

penggunaan media flash card pada mata pelajaran IPS jurusan Ekonomi kelas VIII di SMP bina cendekia Cirebon” oleh Iis Istiqomah dan hasil penelitian adalah penggunaan media Flash Card merupakan salah satu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa karena siklus pertama dan kedua terus terjadi peningkatan pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas VIII𝐴 SMP Bina Cendekia Cirebon.

Skripsi yang berjudul “The Effects of Direct Intruction Flash cards on Math Perfomance With Measure of Generalization across Elementary Students with

Learning Disabilities and Autism spectrum Disorder” oleh Adam Skarr, Katie Zielinski dkk dan hasil penelitianya adalah peserta didik sangat antusias dalam belajar dengan menggunakan media flash card dibanding dengan belajar tanpa menggunakan media.

Meskipun pendekatan pembelajaran yang dipakai pada kelima penelitian di atas sama dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-

(42)

menggunakan media flash card dalam pelajaran matematika tingkat SMP dan belum pernah pihak peneliti meneliti di sekolah ini menggunakan media flash cards .

G. Kerangka Pikir

Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Namun, yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa pemecahan masalah dalam proses pembelajaran matematika belum dijadikan kegiatan utama oleh guru, karena guru sudah terbiasa langsung memberikan rumus, sehingga mengakibatkan rendahnya kemampuan pemecahan masalah pada siswa.

(43)

Bagan 1. Kerangka Pikir

belajar

H. Hipotesis penelitian

Agar dalam penelitian dapat terarah, maka dirumuskan hipotesis terlebih dahulu terhadap penyebab terjadinya masalah yaitu hipotesis. Menurut Muhammad Arif Tiro hipotesis adalah pernyataan yang diterima sementara dan masih perlu diuji.32 Menurut

32

Muhammad Arif Tiro, Dasar-Dasar Statistika, (Cet III, Makassar: State University Of Makassar, 2008) h.220.

Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan media Math Flash card terhadap hasil belajar matematika kelas VIII di Smp Negeri 1 Patalassang Kabupaten Gowa

1. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Dengan Media Kartu Soal Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Materi Pokok Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di Kelas VIII SMP Nusa Bangsa Demak Tahun Pelajaran 2009/2010” oleh Abdul Karis

2. Efektivitas Metode Index Card Match Pada Materi Pokok Bilangan Pecahan Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII di MTs N 1 Pamotan” oleh Fitria Catur Wulandari

3. Peningkatan Hasil Belajar Membaca dan Menulis Permulaan Melalui Metode Flash Card pada Siswa Kelas 1 SD Negeri Pandanwangi 4 Kecamatan Blimbing Kota Malang” oleh Dwi Wahyuni Parmaningsi

Penggunaan media math flash cards

(44)

Sugiyono hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap maslah penelitian.33 Adapun hipotesis dari penelitian ini yaitu: “Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media math flash card terhadap hasil belajar matematika kelas VIII di SMP Negeri 1 Patalassang Kabupaten Gowa”.

33

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

I. Pendekatan, Jenis, dan Desain Penelitian a. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menerapkan pendekatan penelitian kuantitatif. Metode Penelitian Kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.34 Penelitian kuantitatif pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif yaitu di mulai dari paradigma teoritik menuju data, dan berakhir pada teori yang digunakan. Penelitian kuantitatif bertumpu sangat kuat pada pengumpulan data berupa angka hasil pengukuran. Karena itu dalam penelitian ini statistik memegang peran penting sebagai alat untuk menganalisis.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan jenis penelitian Pre Experimental Design. Desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sunggguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya

34

(46)

variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen.35

3. Desain penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-group pretest-posttest design dalam desain ini terdapat pretest yaitu tes awal yang digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika sebelum diberi perlakuan. Dan posttest yaitu tes akhir yang digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika setelah diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat di ketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Pengaruh perlakuan adalah (𝑂2 - 𝑂1).Desain ini dapat di gambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan :

O1 = Hasil belajar sebelum menggunakan media flash cards X = Perlakuan

O2 = Hasil belajar setelah menggunakan media flash cards36

35

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2013) h.74.

36

Sugioyono , Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan Kombinasi (Cet.7 : Bandung : Alfabeta, 2015) h. 112.

(47)

J. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah SMP Negeri 1 Pattallassang. Sekolah ini bertempat di Desa Panaikang Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa.

K. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah hal yang sangat penting dalam subjek penelitian dalam penggambaran populasi bukan hanya dititikberatkan pada orang, akan tetapi populasi diartikan sebagai kumpulan dari beberapa objek. Populasi dapat didefinisikan sebagai keseluruhan aspek tertentu dari ciri, fenomena, atau konsep yang menjadi pusat perhatian37. Secara teknis populasi menurut statiskawan hanya mencakup individu atau objek dalam suatu kelompok tertentu sehingga populasi didefinisikan sebagai keseluruhan objek dalam suatu kelompok tertentu dari ciri, fenomena, atau konsep yang menjadi pusat perhatian.

Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri atas 3 kelas yaitu VIIIA yang terdiri dari 25 peserta didik, VIIIB yang terdiri dari 24 peserta didik, dan VIIIC yang terdiri dari 25 peserta didik, dengan jumlah populasi 74 peserta didik.

37

(48)

Tabel 3.1:

Populasi Penelitian Siswa SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa

No Kelas Jumlah Siswa

1 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐴 25

2 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐵 24

3 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐶 25

Jumlah 74

Dari pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa populasi merupakan seluruh objek yang kemudian akan diteliti. Sehingga yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pattallassang Kabupaten Gowa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi.38 Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak yang disesuaikan dengan tujuan peneliti. Peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel dari 3 kelas populasi yaitu VIIIA,

38

(49)

VIIIB, dan VIIIC yang terpilih sebagai eksperimen adalah kelas VIIIA dengan jumlah

25.

L. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu: Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu media math flash cards sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar matematika pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa.

2. Definisi Operasional Variabel

Berikut ini adalah beberapa istilah yang didefinisikan secara operasional dengan tujuan agar memperoleh persamaan persepsi mengeni konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a) Flash cards bersifat multimedia yang dikembangkan untuk pembelajaran individual dan isinya terdiri dari berbagai unsur media seperti teks, gambar, animasi.

(50)

M. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh siswa untuk mengukur aspek perilaku siswa. Prosedur sistematik dimana individual yang dites direpresentasikan dengan suatu tes stimuli jawab mereka yang menunjukkan ke dalam angka.

2. Lembar observasi

Teknik observasi langsung adalah teknik dimana penyelidik melakukan pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadinya atau berlangsungnya peristiwa. Teknik obserasi dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung di kelas saat guru mengajar..

N. Prosedur Penelitian dan Alur Penelitian

Penelitian ini melalui tiga tahap yaitu tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian dan tahap akhir.

1. Tahap Persiapan

Persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian ini dimulai dari: a) Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

b) Melakukan koordinasi dengan Jurusan Pendidikan Matematika.

(51)

penelitian akan dilaksanakan.

d) Observasi awal, meliputi wawancara dengan guru di sekolah 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian dimulai dengan:

a) Menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian yang terdiri dari satu kelas

b) Melaksanakan tes awal (Pretest) pada kelas sampel penelitian untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

c) Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menggunakan media math flash cards pada pokok bahasan yang telah ditentukan.

d) Melakukan tes akhir (Posttest) untuk mengetahui pengaruh hasil belajar sebelum dan sesudah perlakuan .

3. Tahap akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir yaitu:

a) Mengolah data hasil pretest dan post test serta menganalisis instrumen tes lainnya.

b) Membandingkan hasil analisis data instrumen tes sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan untuk melihat apakah terdapat pengaruh penggunaan media math flash cards terhadap hasil belajar peserta didik.

c) Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data.

(52)

O. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.39 Jika peneliti ingin mendapatkan data yang berkualitas maka instrumen harus di garap dengan cermat.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan Pedoman observasi.

1. Tes Hasil Belajar

Menurut Suharsimi Arikunto, pengertian tes yang dikutip dari webster collagiate bahwa tes adalah serentetan petanyaan atau latihan atau alat lauin yang digunakan untuk mengukut keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu kelompok.40

Tes Hasil belajar siswa kelas VIII1 dan SMPN 1 Pattallassang yang dianalisis adalah tes sebelum perlakuan (pre-test) dan tes setelah digunakan (Post-test) media math flash card. Bentuk tes yang digunakan adalah soal tes essai/uraian.

2. Pedoman Observasi

Observasi merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk melihat aktivitas belajar matematika siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Pattallassang saat proses permbelajaran berlangsung. Berikut data yang akan diamati :

39

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h. 149.

40

(53)

Tabel 3.2 Hal-hal yang diamati selama proses Belajar Mengajar

No Komponen yang diamati Pertemuan

I III IIII IV 1 Siswa yang hadir saat pembelajaran

2 Siswa yang fokus dan memperhatikan pembahasan materi

3 Siswa yang aktif membuat catatan materi 4 Siswa yang aktif pada saat pembahasan contoh

soal

5 Siswa yang mampu memahami materi dengan baik

6 Siswa yang masih memerlukan bimbingan

P. Validitas dan Reliabilitas Penelitian 1. Uji Validitas Tes

Validitas tes adalah ketetapan alat penilaian sehingga betul-betul dapat menilai apa yang seharusnya dinilai. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa uji validitas tes merupakan tahap pengujian terhadap instrumen tes untuk diketahui kelayakan penggunaannya sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian.Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.41 Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment

dengan rumus sebagai berikut:

41

(54)

𝑟𝑥𝑦 =

Keterangan:

𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

∑𝑋𝑌 = jumlah perkalian X dan Y

X = jumlah skor dalam distribusi X

Y = jumlah skor dalam distribusi Y

X2 = kuadrat dari X

Y2 = kuadrat dari Y.42

Pertimbangan valid atau tidaknya butir soal tes dinyatakan sebagai r-hitung dengan r-tabel. Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

a) Bila rhitung bernilai positif dan lebih besar daripada rtabel (rhitung>rtabel), maka butir atau variabel tersebut adalah valid.

b) Bila rhitung bernilai negatif dan atau dan nilai rhitung<rtabel, maka butir atau variabel tersebut adalah tidak valid.

2. Uji Realibilitas tes

Reliabilitas instrumen tes dihitung untuk mengetahui konsistensi hasil tes. Untuk menghitung reliabilitas perangkat tes ini digunakan rumus yang sesuai dengan bentuk tes uraian (esai), yaitu rumus alpha sebagai berikut:

42

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, h. 171

(55)

𝑟11 =

𝑛

𝑛 −1 1−

∑ 𝜎𝑏2

𝜎12

dengan r11 : koefisien reliabilitas perangkat tes

n : banyaknya item tes

Σσb2 : jumlah varians skor setiap butir tes

σ12 : varians total.

Q. Teknik Analisis Data

Pengolahan data hasil penelitian digunakan dua teknik statistik, yaitu deskriptif dan statistik inferensial.

1. Statistika Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk mendriskipsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang di teliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Penggunaan statistik deskriptif dalam hal ini berfungsi untuk menjawab permasalahan pertama, kedua pada data statistik deskriptif ini, disajikan dengan tabel distribusi frekuensi melalui penjelasan tabulasi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Persentase (%) nilai rata-rata

P = 𝑓

(56)

Dimana:

P = Angka persentase

f = Frekuensi yang dicari persentasenya N = Banyaknya Sampel.43

b) Menghitung rata-rata

𝑥

=

∑𝑘𝑖=1𝑓𝑖𝑥𝑖

∑𝑘𝑖=1𝑓𝑖

Dengan :

x̅ = Rata-rata data

𝑓 = Bobot nilai xi

∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖𝑘𝑖=1 = Jumlah semua bobot data 𝑥𝑖 = Nilai data ke -1.44

c) Membuat tabel kategori

Tabel 3.2 Tingkat Penguasaan Materi

Tingkat penguasaan (%)

Kategori Hasil Belajar

0 – 34 Sangat rendah

35 – 54 Rendah

43

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar mengajar (Cet VII; Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2004) h. 130

44

(57)

Tingkat penguasaan (%)

Kategori Hasil Belajar

55 – 64 Sedang

65 – 84 Tinggi

85 – 100 Sangat tinggi

45

2. Statistik Inferensial

Pada bagian statistik inferensial dilakukan beberapa pengujian untuk keperluan pengujian hipotesis. Pertama dilakukan pengujian dasar yaitu uji normalitas setelah itu dilakukan uji t-test sampel independen untuk keperluan uji hipoteisis.

a) Uji Normalitas Data

Uji normaliatas data dimaksudkan data yang digunakan untuk mengetahui distribusi normal atau tidak. Untuk pengujian tersebut digunakan rumus Kolmogrov-Smirnov yang dirumuskan sebagai berikut:

Menurut Kadir, langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Perumusan hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

45

(58)

2) Data yang diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar 3) Menentukan komulatif proporsi (KP)

4) Data ditransformasi ke skor baku : 𝑍𝑖 = 𝑋𝑖−𝑥 𝑆𝐷

5) Menentukan luas kurva 𝑍𝑖 ( z – table) 6) Menentukan 𝑎1 dan 𝑎2 :

𝑎2 : Selisih Z-tabel dan kp pada batas atas (𝑎2 = absolute (kp – Zta)

𝑎1 : Selisih Z-tabel dan kp pada batas bawah (𝑎1 = absolute (𝑎2- fi/n)

7) Nilai mutlak maksimum dari 𝑎1 dan 𝑎2 dinotasika dengan Do 8) Menentukan harga D-tabel

Untuk n = 30 dan 𝛼= 0,05 diperoleh D-tab = 0,242 sedangkan

Untuk n = 60 dan 𝛼= 0,05 diperoleh D-tab = 1,36 𝑛 =

1,36

60 = 0,17557.

9) Kriteria pengujian

Jika Jika Do ≤ D-tabel maka Ho diterima Jika Do > D-tabel maka Ho ditolak 10) Kesimpulan

Do ≤ D-tabel : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal Do > D-tabel : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

Jika kita menggunakan SPSS (statistical packaged for social science ) dalam melakukan uji normalitas, maka digunakan uji one sample kolmogrov-smirnov

(59)

H0 = angka signifikan (sig) < 0,05 , maka data tidak berdistribusi normal. H1 = angka signifikan (sig) > 0,05 , maka data berdistribusi normal. b) Uji hipotesis

Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis statistic yang diajurkan. Adapun cara untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan pada hasil belajar matematika setelah penggunaan media math flash cards

pada peserta didik SMP Negeri 1 Pattallassang , digunakan teknik statistik t (uji t) . Pengujian hipotesis menggunakan t-test. Terdapat beberapa rumus t-test kriteria data diperoleh dari 𝑛1 ≠ 𝑛2 dengan varians homogen maka untuk pengujian hipotesis digunakan uji t-test sampel related dengan rumus :

t =

(𝑥 1−𝑋 2 )

(1

𝑛1)+(

1

𝑛2)

Keterangan :

𝑥 1 = Nilai rata-rata stelah perlakuan

𝑥 2 = Nilai rata-rata sebelum perlakuan

𝑠12 = Variansi kelompok setelah perlakuan

𝑠2 2 = Variansi kelompok sebelum perlakuan

𝑛1 = Jumlah sampel kelompok setelah perlakuan

𝑛2 = Jumlah sampel kelompok sebelum perlakuan.

(60)

H0 : 𝜇1 = 𝜇2 (tidak ada pengaruh penggunaan media math flash cards terhadap

hasil belajar matematika peserta didik )

H1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2 (ada pengaruh penggunaan media math flash cards terhadap hasil

belajar matematika peserta didik Keterangan :

H0 = tidak terdapat pengaruh antara penggunaan media math flash cards terhadap

hasil belajar matematika peserta didik

H1 = terdapat pengaruh penggunaan media math flash cards terhadap hasil belajar matematika peserta didik

𝜇1 = rata-rata hasil belajar matematika peserta didik sebelum diajar menggunakan

media math flash cards terhadap hasil belajar matematika peserta didik

𝜇2 = rata-rata hasil belajar matematika peserta didik setelah diajar menggunakan

media math flash cards terhadap hasil belajar matematika peserta didik

Jika -tα/2 ≤ t ≤tα/2, maka diterima H0 dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat

pengaruh variabel X terhadap variabel Y, begitupun sebaliknya, jika t >tα/2 atau t <

(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini akan menjawab rumusan masalah yang diajukan. Dalam skripsi ini peneliti menetapkan 3 rumusan masalah yang akan dijawab. Rumusan masalah pertama bagaimana hasil belajar peserta didik tanpa menggunakan media

math flash card kelas VIII SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa dan rumusan masalah kedua bagaimana hasil belajar matematika peserta didik yang menggunakan media math flash cards kelas VIII SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa yang akan dijawab menggunakan statistik deskriptif, sedangkan rumusan masalah ketiga apakah terdapat pengaruh media math flash card terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa yang diselesaikan dengan menggunakan statistik inferensial. Analisis statistik inferensial sekaligus akan menjawab hipotesis yang diajukan. Berikut ini hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa.

1. Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa sebelum Menggunakan Media Math Flash Cards

(62)

lembar observasi sehingga memperoleh hasil belajar berupa nilai peserta didik kelas

𝑉𝐼𝐼𝐼𝐴 SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa. Data hasil belajar matematika

peserta didik kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐴 SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten Gowa sebelum menggunakan media math flash cards. Saat melakukan analisis data, penulis menganalisisnya dengan menggunakan SPSS Versi 20 yang juga dapat dilihat pada lampiran sehingga didapatlah hasil berikut.

Table 4.1 : Nilai statistic deskriptif kelas VIIIA SMP Negeri 1 Pattallassang Kabupaten gowa

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh sampel sebanyak 25 orang peserta didik dengan nilai peserta didik terendah 45 dan nilai peserta didik tertinggi 80. Nilai rata-ratanya 59,68. Sedangkan standar deviasinya adalah 9,74 . Data ini di peroleh sebelum menggunakan media math flash cards.

Berikut penulis sajikan dalam diagram lingkaran untuk memperjelas gambaran hasil belajar kelas VIIIA sebelum diberikan perlakuan yakni menggunakan media math flash card dalam pembelajaran matematika.

Statistik Nilai statistik Pretest

Jumlah sampel 25

Nilai Terendah 45

Nilai Tertinggi 80

Rata- Rata (𝑥 ) 59,68

Gambar

Tabel
Tabel 3.1:
Tabel 3.2  Hal-hal yang diamati selama proses Belajar Mengajar
tabel distribusi frekuensi melalui penjelasan tabulasi  frekuensi dengan langkah-
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan bahasa non-verbal adalah bahasa tanda (simbol) yang selain kata- kata dalam bentuk teks tertulis. Bahasa tanda non-verbal tersebut adalah tanda berupa

Permasalahan teknis dari sudut ekonometrika seperti adanya hubungan kointegrasi dan volatilitas yang bersifat asimetrik ternyata tidak membuat efektivitas lindung

Radio Elisa memiliki segmentasi usia keluarga yaitu 30 tahun keatas, sehingga dalam perkembangannya menggunakan media sosial tidak menjadi fokus utama

ditindak damai dan 8 kasus lainnya ditindak melalui jalur hukum yang berlaku sesuai yang peraturan perundang-undangan yang diatur dalam KUHP, dengan alasan 8 kasus tersebut

Dari pengujian absorptivitas dan emisivitas, disimpulkan dengan metode dipping in chemical baths (permukaan dikasarkan dengan direndam dalam larutan kimia NaOH), dengan

Keller yang dikutip oleh Ariparabowo (2007) menyatakan, faktor pembentuk citra merek (brand image) dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok terdiri dari (1) Favorability

of the experiment. an element of A ) for each real number r is not much of a restriction since the use of random variables is, in our case, to describe only events.. Example:

terhadap batu nisan ini (Hidayati dkk. Pemanfaatan nisan-nisan kuna sebagai batu asah di Aceh selama ini cukup banyak dilakukan oleh masyarakat karena bahan batuan yang digunakan